DOSEN PENGAMPU :
Waluyo Zulfikar, S.IP., M.Si
Kelompok : 4
Disusun Oleh :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa
keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat
kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah
dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta teman-
teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun materil,
sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Kami menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun
dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian, yang kadangkala
hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran
yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makah kami dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan
apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang
lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul
ini ( masyarakat desa dan masyarakat kota ) sebagai tambahan dalam menambah referensi
yang telah ada.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Kesejahteraan Sosial . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Pengertian Menurut Para Ahli . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C. Tujuan Kesejahteraan Sosial . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
D. Tinjauan Tentang Kesejahteraan Sosial. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
E. Kesejahteraan Sosial Di Kota Cimahi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Saran-saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB I
PENDAHULUAN
“Kesejahteraan sosial adalah kekhawatiran yang diselenggarakan dari semua orang untuk
semua orang”
Walter Friedlander
“Kesejahteraan sosial adalah sistem yang terorganisir dari institusi dan pelayanan sosial yang
dirancang untuk membantu individu atau kelompok untuk mencapai standar hidup dan
kesehatan yang lebih baik”.
Elizabeth Wickenden
“Kesejahteraan sosial, termasuk undang-undang, program, manfaat dan jasa yang menjamin
atau memperkuat layanan untuk memenuhi kebutuhan sosial dasar rakyat dan menjaga
ketertiban dalam masyarakat”.
“Kesejahteraan sosial adalah usaha sosial secara keseluruhan yang terorganisir dan memiliki
tujuan utama untuk meningkatkan kehidupan orang berdasarkan konteks sosial. Ini termasuk
kebijakan dan layanan yang berkaitan dengan berbagai kehidupan di masyarakat seperti
pendapatan, jaminan sosial, kesehatan , perumahan, pendidikan, rekreasi, tradisi budaya, dll “.
Fungsi-fungsi kesejahteraan sosial menurut Friedlander dan Apte, (1982) dalam Fahrudin,
(2012: 12) adalah sebagai berikut :
a. Fungsi Pencegahan (preventive)
Kesejahteraan sosial ditujukan untuk memperkuat individu, keluarga, dan masyarakat supaya
terhindar dari masalah-masalah sosial baru.
b. Fungsi penyembuhan (curative)
Kessejahteraan sosial ditujukan untuk menghilangkan kondisi-kondisi ketidakmampuan fisik,
emosional, dan sosial agar orang yang mengalami masalah tersebut daapat berfungsi kembali
secara wajar dalam masyarakat.
Berdasarkan definisi diatas bahwa masalah sosial yang terjadi akan berdampak
pada terganggunya aktivitas ataupun hal lain yang menyebabkan tidak berjalannya
mobilitas atau sosialisasi dengan normal sehingga merugikan bagi banyak orang dan
mengganggu keberfungsian sosialnya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut
dibutuhkan seorang pekerja sosial agar keberfungsian sosial yang sebelumnya terganggu
dapat berjalan sebagaimana mestinya dan masalah-masalah sosial tersebut dapat teratasi.
Definisi masalah sosial juga dikemukakan oleh Rubbington et al (1981) dalam bukunya
The Study Of Social Problem yang dikutip oleh Rudito (2008: 44), dalam hal itu
Rubbington mendefinisikan masalah sosial adalah :
Sebuah situasi yang diduga bahwa situasi tersebut tidak cocok atau bertentangan
dengan nilai-nilai sejumlah orang atau komuniti,dan orang dalam komuniti
tersebut sepakat bahwa harus ada aksi yang dilakukan untuk merubah situasi
tersebut.
Definisi diatas menjelaskan bahwa masalah sosial merupakan suatu situasi yang
tidak diharapkan orang atau komuniti, namun dalam kehidupan bermasyarakat masalah
sosial tidaklah dapat terpisahkan begitu saja. Tentunya masyarakat haruslah memiliki
cara untuk dapat mengatasi permasalahan sosial tersebut, salah satunya adalah dengan
adanya aksi ataupun kegiatan untuk dapat merubah hal tersebut.
Masalah sosial timbul karena adanya nilai-nilai ataupun perilaku yang tidak sesuai
setiap masalah sosial tentunya terdapat juga sumber-sumber permasalahan yang akan
tentu menjadi suatu akar permasalahan sehingga menjadi suatu masalah sosial. Masalah
sosial juga memiliki kualifikasi-kualifikasi seperti yang dikutip dalam Soekanto (2012:
keagamaan)
masalah sosial memiliki berbagai macam klasifikasi yang berdasarkan dengan berbagai
sumber-sumber yang ada dalam kehidupan bermasyarakat. Tentunya hal tersebut menjadi
Indikator miskin
Adapun indikator keluarga yang dianggap fakir miskin yakni dari sisi kepemilikan aset,
pekerjaan, dan penghasilan perbulan yang jika diakumulasikan skornya di bawah 10
persen dari Basis Data Terpadu (BDT) Kementerian Sosial.
Berdasarkan BDT, skor 25 persen ke bawah masuk kategori miskin, dan 40 persen ke
bawah rentan miskin, yang bisa jadi langsung masuk kategori miskin karena banyak
faktor.
"Mesti dipantau terutama kategori 40%. Mereka punya pekerjaan tapi tidak memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Atau mereka bekerja tapi malas dan akhirnya mengalami PHK,
jadi banyak kemungkinan,"
berdasarkan data saat ini ada 17.463 jiwa masyarakat yang masuk kategori PMKS.
Angka permasalahan sosial tertinggi ada di sektor kemiskinan yang mencapai 10.646
orang. Tertinggi kedua, lanjut usia terlantar sebanyak 2.955 orang, disusul perempuan
rawan sosial ekonomi yang mencapai 1.931 orang, penyandang disabilitas sebanyak
1.166 orang, dan anak terlantar 619 orang.
Faktor yang menyebabkan penurunan jumlah PMKS setiap tahunnya biasanya karena
banyak yang sudah meninggal atau pindah domisili.
penyebab kemiskinan yaitu tidak adanya kesempatan bekerja, kondisi kesehatan yang
memburuk, ketergantungan kepada orang lain, kemiskinan dan tidak mempunyai
kesempatan meningkatkan wawasan pengetahuan untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
"Ada juga yang sudah sejahtera, jadi otomatis tidak lagi terdata sebagai PMKS,"
Dengan jumlah terbanyak, PMKS kategori fakir miskin perlu penanganan serius dari
pemerintah, lantaran keluarga penyandang status fakir miskin rentan menjadi
penyumbang gelandangan dan pengemis.
"Mengemis bagi keluarga fakir miskin itu bisa jadi jalan pintas, karena mereka harus
secepat mungkin memenuhi kebutuhan sehari-hari. Perlu ada peran pemerintah, selain
memberikan bantuan baik materil maupun pembekalan keterampilan,"
"Solusinya adalah memberi mereka kesempatan untuk lebih sehat, lebih mandiri, lebih
berdaya, dan lebih berpengetahuan,"
"Saat ini apabila ada yang miskin, tapi tidak mendapatkan akses kesehatan, diusulkan
ke Dinsos agar di SK-kan atau ditetapkan oleh wali kota sebagai PBI (Penerima
Bantuan Iuran) setelah diverivali terlebih dahulu,"
Untuk menekan jumlah permasalahan social Cimahi memiliki beberapa program, baik
yang bersumber dari pemerintah pusat maupun dari Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi.
Untuk bantuan dari pemerintah pusat, ada yang namanya Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT), serta Kelompok Usaha Bersama (KUBE).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
penyebab kemiskinan yaitu tidak adanya kesempatan bekerja, kondisi kesehatan yang
memburuk, ketergantungan kepada orang lain, kemiskinan dan tidak mempunyai
kesempatan meningkatkan wawasan pengetahuan untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat
B. Saran - saran
"Solusinya adalah memberi mereka kesempatan untuk lebih sehat, lebih mandiri,
lebih berdaya, dan lebih berpengetahuan,"
Abidin, Said Zainal, 2008, Strategi Kebijakan dalam Pembangunan dan Ekonomi Politik,
Jakarta: Suara Bebas.
Baiquni M. 2005, Sesat Pikir Perencanaan Pembangunan Regional: Refleksi Kritis di Era
Otonomi, Forum Perencanaan Pembangunan – Universitas Gadjah Mada Jogjakarta: Edisi
Khusus, Januari 2005. hal. 1-10.
Bryant, Corallie, Louis G.White 1987. Manajemen Pembangunan Untuk Negara Berkembang.
Jakarta: LP3S.
Baidaie, Chatim. 2013. Corporate Governance dan Kebijakan Audit. Jakarta: Yayasan
Pendidikan Internal Audit