Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktika Pemberdayaan

Disusun Oleh

NAMA : RAHMI AMALIA

NPM : 170204180093

KELAS: A

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PRODI ADMINISTRASI PEMERINTAHAN


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..i

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang..............................................……………………………..1

1.2. Manfaat Penulisan.......................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Secara Umum............................................................................2

2.2. Pengertian Menurut Para Ahli..............................................................2

2.3. Konsep Pemberdayaan............................................................................3-5

2.4. Tujuan Pemberdayaan.............................................................................5-6

2.5. Upaya Pemberdayaan..................................................................................6

2.6. Tahap Pemberdayaan...............................................................................7-8

BAB III PENUTUP

3.1. Buah Pikiran................................................................................................9

3.2. Kesimpulan...............................................................................................10

3.3. Saran.........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pemberdayaan (empowerment) dapat dipahami berdasarkan dua sisi, yaitu makro dan
mikro. Pada sisi makro, pemberdayaan berkenaan dengan konstruk yang mengaitkan
kekuatan dan kompetensi individual, sistem bantuan ilmiah, dan perilaku proaktif
terhadap kebijakan sosial dan perubahan sosial (Perkins dan Zimmerman, 1995). Pada sisi
mikro, pemberdayaan berkenaan dengan aspek keperilakuan individu dalam organisasi.
Pemberdayaan adalah suatu proses untuk memberikan daya/kekuasaan (power)
kepada pihak yang lemah (powerless) dan mengurangi kekuasaan (disempowered) kepada
pihak yang terlalu berkuasa (powerful) sehingga terjadi keseimbangan.
Dalam Pelaksanaan Pemberdayaan diperlukan konsep pemberdayaan agar suatu
pembangunan atau pemberdayaan dapat berlangsung dengan berhasil dan menghasilan
sebuah proses dan hasil yang baik dan bermanfaat.
Kosep pemberdayaan merupakan bentuk pembangunan yang sangat penting serta
untuk mencapai suatu keberhasilan. Oleh karena itu, konsep pemberdayaan masyarakat
dalam setiap aspek kehidupan masyarakat sangat berpengaruh karena pemberdayaan
merupakan hal yang sangat tepat.

1.2. Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan makalah ini adalah agar pembaca dan penulis dapat memperkaya
pengetahuan tentang pemahaman Konsep Pemberdayaan dalam Ilmu Pengetahuan,
kemudian penulis dapat menyelesaikan tugas berkaitan mata kuliah Praktika
Pemberdayaan Masyarakat dan Dosen pengampu dapat mengoreksi dan menilai
seberapa besar kemampuan yang dimiliki oleh penulis.

1
BAB II

ISI

2.1. Pengertian Secara Umum

Pemberdayaan (empowernment) merupakan konsep yang berkaitan dengan kekuasaan


(power). Istilah kekuasaan seringkali identik dengan kemampuan individu untuk
membuat dirinya atau pihak lain melakukan apa yang diinginkannya. Kemampuan
tersebut baik untuk mengatur dirinya, mengatur orang lain sebagai individu atau
kelompok/organisasi, terlepas dari kebutuhan, potensi atau keinginana orang lain. Dengan
kata lain, kekuasaan menjadikan orang lain sebagai objek dari pengaruh atau keinginan
dirinya.

Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu  sistem
adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas
bersama.

Jadi pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk memulihkan atau meningkatkan


kemampuan suatu komunitas untuk mampu berbuat sesuai dengan harkan dan martabat
mereka dalam melaksanakan hak-hak dan tanggung jawabnya selaku anggota masyarakat.

2.2. Pengertian Pemberdayaan Menurut Para Ahli

2.2.1. Menurut Sumodiningrat

Pemberdayaan sebenarnya merupakan istilah yang khas Indonesia daripada


Barat. Di barat istilah tersebut diterjemahkan sebagai empowerment, dan istilah
itu benar tapi tidak tepat. Pemberdayaan yang kita maksud adalah memberi “daya”
bukan “kekuasaan” daripada “ pemberdayaan” itu sendiri. Barangkali istilah yang
paling tepat adalah “energize” atau katakan memberi “energi” pemberdayaan
adalah pemberian energi agar yang bersangkutan mampu untuk bergerak secara
mandiri. (Sumodiningrat, 2000 dalam Ambar Teguh, 2004: 78-79)
2

2.2.2. Menurut Tri Winari

Pada hakikatnya pemberdayaan merupakan penciptaan suasana atau iklim


yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang. Logika ini didasarkan pada
asumsi bahwa tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa memiliki daya. Setiap
masyarakat pasti memiliki daya, akan tetapi kadang-kadang mereka tidak
menyadari atau daya tersebut masih belum diketahui secara eksplisit. Oleh karena
itu daya harus digali dan kemudian dikembangkan. Jika asumsi ini berkembang
maka pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya, dengan cara
mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang
dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya. Di samping itu hendaknya
pemberdayaan jangan menjebak masyarakat dalam perangkap ketergantungan,
pemberdayaan sebaliknya harus mengantarkan pada proses kemandirian. (Tri
Winari, 1998: 76).

2.3. Konsep Pemberdayaan

Paradigma pemberdayaan adalah pembangunan yang berpusat pada rakyat dan


merupakan proses pembangunan yang mendorong prakarsa masyarakat yang berakar dari
bawah. (Alfitri, 2011:21) Pemberdayaan tidak hanya menumbuhkan dan mengembangkan
nilai tambah ekonomi, tetapi juga nilai tambah sosial dan nilai tambah pemberdayaan
adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Jadi
konsep pemberdayaan termasuk dalam pengembangan masyarakat dan terkait dengan
konsep:
 Kemandirian (self help),
 Partisipasi (participation),
 Jaringan kerja (networking),dan
 Pemerataan (equity).
Literatur dari pemberdayaan mendefinisikan pemberdayaan dengan cara berbeda. Dua
definisi umum yang diidentifikasi dalam literatur merujuk pada pemberdayaan sebagai
konsep pembagian kekuasaan (empowerment as a power sharing concept) dan
pemberdayaan sebagai konsep motivasional kognitif (empowerment as a cognitive
motivational concept). Pengertian pemberdayaan (empowernment) tersebut menekankan
3
pada aspek pendelegasian kekuasaan, memberi wewenang, atau pengalihan kekuasaan
kepada individu atau masyarakat sehingga mampu mengatur diri dan lingkungannya
sesuai dengan keinginan, potensi dan kemampuan yang dimilikinya.
1) Pemberdayaan sebagai Konsep Pembagian Kekuasaan
Konsep awal mengenai pemberdayaan menetapkan term kekuasaan (power)
sebagai sesuatu yang umum dalam definisi pemberdayaan. Pada dasarnya, definisi
berbasis kekuasaan mengkonsentrasikan pemberdayaan sebagai manajemen
partisipatif sebagai sarana pembagian kekuasaan. Partisipasi masyarakat merupakan
proses dimana kekuasaan dibagi antar individual yang secara hirarkis tidak setara.
Masyarakat biasanya diberikan kebebasan yang lebih besar mengenai bagaimana
mereka melaksanakan tugas rutin dan menyelesaikan masalah yang tidak diperkirakan
sebelumnya.
Jadi konsep ini mengandung arti bahwa konsep pemberdayaan masyarakat
adalah Trasfer kekuasaan melalui penguatan modal social kelompok untuk
menjadikan kelompok produktif untuk mencapai kesejahteraan social. Modal sosial
yang kuat akan menjamin suistainable didalam membangun rasa kepercayaan di
dalam masyarakat khususnya anggota.
Oleh karena itu, ide utama dari suatu pemberdayaan bersentuhan dengan
konsep mengenai modal soaial dan kekuasaan. Kekuasaan seringkali dikaitkan dan
dihubungkan dengan kemampuan individu untuk membuat individu melakukan apa
yang diinginkan, terlepas dari keinginan dan minat mereka.
Artinya memberi kekuasaan atau mendelegasikan kewenangan memiliki
tujuan agar masyarakat memiliki kemandirian dalam pengambilan keputusan untuk
membangun diri dan lingkungannya.

2) Pemberdayaan Sebagai Konsep Motivasional Kognitif


Konsep ini memandang pemberdayaan sebagai masalah kemampuan bukan
pendelegasian, pemberdayaan merupakan suatu proses motivasional dalam diri
pegawai. Perspektif psikologis ini menekankan pada persepsi dan pengalaman
pegawai terhadap pemberdayaan.
Konsep ini merupakan usaha untuk memberi kemampuan atau keberdayaan.
Hal tersebut secara eksplisit menerangkan bagaimana menciptakan peluang untuk
mengaktualisasikan keberdayaan seseorang.
4
Konsep ini memberikan tujuan untuk meningkatkan kemampuan, melalui
pelaksanaan program pemberdayaan, agar kondisi kehidupan mencapai tingkat
kemampuan yg diharapkan

Adapun Konsep pemberdayaan masyarakat lain terdiri atas :

a. Proses
Proses yakni suatu pemberdayaan yang menekankan pada proses struktural
kekuasaan, kekuatan, atau kemampuan kepada masyarakat agar individu yang
bersangkutan menjadi lebih berdaya satu sama lainnya. Keberdayaan ini dibentuk
dengan kerjasama dan saling mendorong antar kehidupan masyarakat.

b. Sekunder
Sekunder yakni suatu kosep pemberdayaan masyarakat yang menekankan
pada proses menstimulasi dalam mendorong masyarakat untuk meningkatkan
kemampuan atau keberdayaan melalui dialog yang interkatif, antara pihak satu
dengan lainnya yang sesaui dengan kepentingan masyarakat.

c. Keberdayaan Masyarakat
Keberdayaan masyarakat adalah konsep pemberdayaan yang dilakukan
dengan mengali potensi serta kreatifitas masyarakat dalam meningkatkan
kemandiariannya. Langkah ini dilakukan setelah serangkaian dialog serta
prosesi sosialisasi dilakukan.

2.4. Tujuan Pemberdayaan

Menurut Mardikanto (2014:202), terdapat enam tujuan pemberdayaan masyarakat yaitu:

1. Perbaikan Kelembagaan “Better Institution”


Dengan perbaikan kegiatan/tindakan yang dilakukan, diharapkan akan
memperbaiki kelembagaan, termasuk pengembangan jejaring kemintraan usaha.
2. Perbaikan Usaha “Better Business”
Perbaikan pendidikan “semangat belajar”, perbaikan aksesibisnislitas, kegiatan
dan perbaikan kelembagaan, diharapkan akan memperbaiki bisnis yang dilakukan.
5
3. Perbaikan Pendapatan “Better Income”
Dengan terjadinya perbaikan bisnis yang dilakukan, diharapkan akan dapat
4. memperbaiki pendapatan yang diperolehnya, termasuk pendapatan keluarga dan
masyarakat.
5. Perbaikan Lingkungan “Better Environment”
Perbaikan pendapatan diharapkan dapat memperbaiki lingkungan “fisik dan
sosial” karena kerusakan lingkungan seringkali disebabkan oleh kemiskinan atau
pendapatan yang terbatas.
6. Perbaikan Kehidupan “Better Living”
Tingkat pendapatan dan keadaan lingkungan yang membaik, diharapkan dapat
memperbaiki keadaan kehidupan setiap keluarga dan masyarakat.
7. Perbaikan Masyarakat “Better Community”
Kehidupan yang lebih baik yang didukung oleh lingkungan “fisik dan sosial”
yang lebih baik, diharapkan akan terwujud ke kehidupan masyarakat yang lebih baik
pula.
2.5. Upaya Pemberdayaan

1. Enabling,

Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat


berkembang. Titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia, setiap
masyarakat memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Pemberdayaan adalah upaya
untuk membangun daya itu dengan cara mendorong, memotivasi dan membangkitkan
kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya.

2. Empowering

Meningkatkan kapasitas dengan memperkuat potensi atau daya yang dimiliki


oleh masyarakat. Perkuatan ini meliputi langkah-langkah nyata seperti penyediaan
berbagai masukan (input) serta pembukaan akses kepada berbagai peluang yang dapat
membuat masyarakat menjadi makin berdayaan. 

3. Protecting
Melindungi kepentingan dengan mengembangkan sistem perlindungan bagi
masyarakat yang menjadi subjek pengembangan. Dalam proses pemberdayaan harus

dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, oleh karena kekurangberdayaan dalam
menghadapi yang kuat. Melindungi dalam hal ini dilihat sebagai upaya untuk
mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang serta eksploitasi yang kuat atas
yang lemah.

2.6. Tahap Pemberdayaan

Pemberdayaan masyarakat memiliki tujuh tahapan atau langkah yang dilakukan, yaitu
sebagai berikut (Soekanto, 1987:63):

1. Tahap Persiapan

Pada tahapan ini ada dua tahapan yang harus dikerjakan, yaitu: pertama,
penyimpanan petugas, yaitu tenaga pemberdayaan masyarakat yang bisa dilakukan
oleh community woker, dan kedua penyiapan lapangan yang pada dasarnya
diusahakan dilakukan secara non-direktif. 

2. Tahapan Pengkajian (Assessment)

Pada tahapan ini yaitu proses pengkajian dapat dilakukan secara individual
melalui kelompok-kelompok dalam masyarakat. Dalam hal ini petugas harus berusaha
mengidentifikasi masalah kebutuhan yang dirasakan (feel needs) dan juga sumber
daya yang dimiliki klien. 

3. Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan

Pada tahapan ini petugas sebagai agen perubahan (exchange agent) secara
partisipatif mencoba melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang mereka
hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam konteks ini masyarakat diharapkan
dapat memikirkan beberapa alternatif program dan kegiatan yang dapat dilakukan. 

4. Tahap Pemfomalisasi Rencanaaksi

Pada tahapan ini agen perubahan membantu masing-masing kelompok untuk


merumuskan dan menentukan program dan kegiatan apa yang mereka akan lakukan
untuk mengatasi permasalahan yang ada. Di samping itu juga petugas membantu
untuk memformalisasikan gagasan mereka ke dalam bentuk tertulis, terutama bila ada
kaitannya dengan pembuatan proposal kepada penyandang dana. 

5. Tahap Pelaksanaan (Implementasi) Program atau Kegiatan

Dalam upaya pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat peran


masyarakat sebagai kader diharapkan dapat menjaga keberlangsungan program yang
telah dikembangkan. Kerja sama antar petugas dan masyarakat merupakan hal penting
dalam tahapan ini karena terkadang sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik
melenceng saat di lapangan. 

6. Tahap Evaluasi

Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas program


pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan sebaiknya dilakukan dengan
melibatkan warga. Dengan keterlibatan warga tersebut diharapkan dalam jangka
waktu pendek biasanya membentuk suatu sistem komunitas untuk pengawasan secara
internal dan untuk jangka panjang dapat membangun komunikasi masyarakat yang
lebih mendirikan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. 

7. Tahap Terminasi

Tahap terminasi merupakan tahapan pemutusan hubungan secara formal


dengan komunitas sasaran. Dalam tahap ini diharapkan proyek harus segera berhenti.
8

BAB III

PENUTUP

3.1. Buah Pikiran


Menurut saya pemberdayaan masyarakat itu merupakan bentuk dari suatu
pembangunan yang berpusat pada manusia. Pemberdayaan masyarakat juga merupakan
bentuk pembangunan yang direncanakan, sesuai dengan potensi, masalah dan kebutuhan
masyarakatnya itu sendiri. Pemberdayaan ditujukan agar masyarakat mandiri untuk
berfikir, berdaya, memiliki daya saing, serta bagaimana membuat masyarakat mampu
membangun dirinya dan memperbaiki kehidupannya.
Pemberdayaan masyarakat itu tidak mudah dilakukan. Karena kita akan mengubah
komunitas tertentu. Untuk terciptanya keberhasilan pembedayaan pertama kita harus
mempunyai kesadaran dari diri sendiri, memulainya dari dalam diri sendiri terlebih
dahulu. Karena jika kita memiliki kesadaran untuk berubah menjadi yang lebih baik
dengan menjadi disiplin itu akan mengajarkan kita untuk berbuat yang lebih baik dari
sebelumnya, agar bisa menjadi contoh, kemudian memunculkan perilaku gotong royong
agar memiliki pribadi yang baik di masyarakat. Sehingga nantinya pribadi kita sudah siap
dengan konsep pemberdayaan itu sendiri.
Dalam pemberdayaan kita harus bisa melakukan pendekatan. Pendekatan dalam
melakukan pemberdayaan harus mengatahui bagaimana prosesnya. Kemudian kita harus
mengetahui strateginya.
1. Pembuatan Kelompok
Pembuatan kelompok merupakan hal kecil yang menjadi dasar pembentukan
sosial. Karena orang tersebut mau melakukan perubahan. Jika hal ini berhasil maka
proses selanjutkan akan mudah berjalan.
2. Pendampingan
Pendampingan sangan perlu karena pendamping harus mampu menjadi
fasilitator, motivator, dll agar pendamping tersebut dapat merubah motivasi
masyarakat agar nantinya pembardayaan ini bukan hanya menjadi kebiasaan mereka
saja tetapi menjadi kebudayaan yang terus menerus dilakukan.
3. Perencanaan
9
Perencanaan ini merupakan kegiatan kepercayaan, kebersamaan, agar
munculnya suatu sikap kemandirian dari masyarakat itu (pribadi yg utama).
Konsep pemberdayaan menurut saya secara garis besar yaitu merupakan suatu proses
yang membangun masyarakat melalui pengembangan kemampuan, perubahan perilaku
masyarakat dan perlakuan masyarakat itu sendiri sehingga masyarakat mampu bertahan
dan mampu berkembang secara mandiri.
Jadi di dalam pemberdayaan, masyarakat itu tidak dijadikan sebagai Objek, tetapi
masyarakat dijadikan sebagai Subjek dari upaya pembangunan itu. Sehingga
pemberdayaan itu bisa dikatakan suatu program yang ditujukan kepada masyarakat yang
pada akhirnya masyarakat itu memiliki kemampuan untuk mengatasi suatu masalah itu
berdasarkan kemapuan dalam diri sendiri.
Pemberdayaan juga menekankan pada proses, jadi tidak ada yang langsung
menghasilkan hasil. Tetapi berawal dari sebuah proses barulah menghasilkan hasil. Oleh
karena itu, ukuran dari keberhasilan suatu pemberdayaan adalah seberapa besar
partisipasi atau keberdayaan yang dilakukan oleh individu atau masyarakat itu sendiri.
Jadi semakin banyak masyarakat yang terlibat dalam proses tersebut, berarti semakin
berhasil kegiatan pemberdayaan tersebut. Begitupun sebaliknya jika tidak ada masyarakat
yang terlibat maka proses dari suatu pemberdayaan itu sendiri tidak akan berjalan dengan
semestinya atau gagal tidak menghasilkan hasil yang memuaskan.

3.2. Kesimpulan
Konsep pemberdayaan adalah sebuah proses berkelanjutan yang mengupayakan
transfer kekuasaan yang didasari penguatan modal social  (Kepercayaan), Patuh
Aturan, dan Jaringan, disambut partisipasi dan komunikasi aktif dengan metode bottom-
up yang dilandasi sikap saling percaya dari masyarakat untuk mengubah dan mementukan
nasibnya untuk pencapaian suatu tujuan tertentu (kesejahteraan ekonomi).
Pemberdayaan ditujukan untuk mengubah perilaku masyarakat agar mampu berdaya
sehingga ia dapat meningkatan kualitas hidup dan kesejahteraannya. Namun keberhasilan
pemberdayaan tidak sekedar menekankan kepada hasil, tetapi juga pada prosesnya
melalui tingkat partisipasi yang tinggi, yang berbasis kepada kebutuhan dan potensi
masyarakat.
Tujuan dari pemberdayaan ini adalah untuk membentuk suatu individu atau
masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir,
bertindak dan

10

mengendalikan apa yang mereka lakukan iturrppppuu.


Jadi pemberdayaan itu melakukan pembangunan yang berpusat pada rakyat
mendorong prakarsa masyarakat, berakar dari bawah, serta menumbuhkan nilai tambah
ekonomi, sosial dan budaya.

3.3. Saran

Di dalam pemberdayaan masyarakat, Pemerintah harus lebih mengambil peran


dengan bermitra kepada pihak swasta, pengusaha, pekerja sosial, organisasi, yayasan dan
lain-lain, untuk lebih memungkinkan masyarakat itu mendapatkan kesejahteraan. Baik
itu kesejahteraan fisik, maupun batin.

Karena masyarakat tidak dapat diberi “hasil”, melainkan “proses”, sehingga apabila
pola pikir mereka hanya kepada hasil nantinya didalam diri mereka akan tertanam
sendiri, maka dari itu akan menjadikan masyrakat bergantung kepada sesuatu yang
dipikirkannya itu, tetapi jika dengan proses, mereka dapat berpikir, berinovasi, kreatif
dan patinya mereka akan berkembang dalam mengembangkan potensi yang terdapat
didalam dirinya.

Oleh karena itu dalam pemberdayaan masyarakat harus benar-benar memperhatikan


dan membedakan antara sesuatu yang dikerjakan itu apakah sudah baik ataukah sudah
benar, karena, apabila sesuatu itu baik, belum tentu itu benar, tetapi, kalau sesuatu itu
benar, sudah pasti sesuatu itu baik.
11

DAFTAR PUSTAKA

Hadita Akmala. 2011. “Konsep Pemberdayaan Motivasional Kognitif”. Jurnal Sains


Manajemen & Akuntansi Vol. III No. 1

Wibowo. 2005. Manajemen Kinerja. Hlm 350. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Riant Nugroho. 2008. Gender dan Strategi Pengarus : Utamanya Di Indonesia. Hlm 163 -164
6. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Muhammad. 2005. Bank Syariah Problem dan Perkembangannya di Indonesia. Hlm 111.
Yogyakarta: PT. Raja Grafindo Persada Graha Ilmu.

Hikmat, Harry. 2006. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora.

Muchlisin Riadi. 2017. Tujuan, Prinsip dan Tahapan Pemberdayaan Masyarakat.

https://www.kajianpustaka.com/2017/11/tujuan-prinsip-dan-tahapan-pemberdayaan-
masyarakat.html

Sosiologi Dosen. 2018. Pemberdayaan Masyarakat Pengertian Konsep Jenis dan Tujuan

http://dosensosiologi.com/pemberdayaan-masyarakat-pengertian-konsep-jenis-dan-
tujuannya-lengkap/

Prasetyo. 2015. Konsep dan Teori Pemberdayaan Masyarakat

https://prasfapet.wordpress.com/2015/05/07/konsep-dan-teori-pemberdayaan-masyarakat/
Unknow http://eprints.uny.ac.id/18096/4/PDF%20BAB%202%2009.10.040%20Rif%20p.pdf

Unknow

http://repository.uin-suska.ac.id/3704/2/BAB%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai