Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

MENDALAMI ASPEK KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI


Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perkembangan Bahasa
dan Literasi AUD

Dosen Pengampu: Aulia Rahma, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 4:


Haya Mudianti 2101041004
Anantha Derbya Azzahra 2101040002

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Perkembangan Bahasa
dan Literasi AUD”. Dengan diterbitkannya makalah ini penulis dapat membantu mahasiswa
pendidikan anak usia dini dalam menyelesaikan tugas-tugasnya dan para calon guru maupun
guru atau pendidik anak usia dini serta siapa yang hendak mempelajari dan memahami
bagaimana cara mengemmbangkan desain interior dan eksterior dengan bahan alam
Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman, akan meningkat pul pola
lingkungan hidup. Seperti halnya dua mata sisi kita memandang, satu sisi mengenai profesi satu
sisi lagi pendidikan dan pelatihan, semuanya menarik para ahli dibidang masing-masing yang
terkait Perkembangan Bahasa AUD. Semoga makalah yang saya susun dapat bermanfaat bagi
yang membaca, jika terdapat kesalahan saya mohon maaf yang sebesar besarnya

Metro, 14 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
COVER

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................2

C. Tujuan Penulisan..................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. lingkungan bicara yang positif..............................................................4

B. Tahap Perkembangan Berbicara AUD ................................................5

C. Indikator kemampuan berbicara...........................................................5

D. Faktor mempengaruhi bicara................................................................10

E. Strategi/teknik kemampuan berbicara..................................................14

F. Kegiatan kelas mengembangkan kemampuan berbicara......................15

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...........................................................................................17

B. Saran.....................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbicara merupakan salah satu aspek dari keterampilan berbahasa yang sangat
diperlukan bagi perkembangan bahasa anak. Perkembangan bahasa merupakan kemampuan
khas manusia yang paling kompleks dan mengagumkan. Anak-anak memasuki awal sekolah
sudah mampu berbicara untuk mengekspresikan kebutuhannya, bertanya, dan untuk belajar
tentang dunia yang akan mereka kembangkan. Namun demikian, mereka belum mampu
untuk memahami dan memproduksi kalimat-kalimat kompleks dan belum memahami variasi
penggunaan bahasa yang didasarkan pada situasi yang berbeda. Begitu banyak peranan
berbicara pada aspek perkembangan anak, selain berperan pada kemampuan individunya,
anak yang memiliki kemampuan berbicara ini pun berpengaruh pada penyesuaian diri
dengan lingkungan sebaya, agar dapat diterima sebagai anggota kelompok.
Kurangnya pemahaman tentang aspek berbicara anak usia dini dapat menyebabkan anak
kesulitan dalam menyampaikan ide-ide atau gagasannya. Kurangnya pemberian stimulasi
anak sejak dini dari orang tua, lingkungan keluarga ataupun lingkungan sosial juga
berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa anak salah satunya yaitu aspek berbicara.
Anak yang yang sulit mengungkapkan bahasa biasanya lebih cenderung diam dan memiliki
sikap tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Salah satu bidang pengembangan
kemampuan dasar yang perlu dikembangkan adalah kemampuan berbahasa dalam hal
berbicara yang bertujuan agar anak mampu mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang
sederhana secara tepat, mampu berkomunikasi secara efektif dan membangkitkan minat
anak untuk dapat berbahasa.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan definisi lingkungan bicara yang positif?
2. Jelaskan perkembangan kemampuan berbicara AUD?
3. Jelaskan indikator kemampuan berbicara AUD?
4. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi berbicara AUD?
5. Jelaskan strategi/teknik guru untuk mengembangkan kemampuan berbicara AUD?
6. Jelaskan kegiatan kelas untuk mengembangkan kemampuan berbicara AUD?

2
C. Manfaat
1. Untuk mengetahui definisi lingkungan bicara yang positif
2. Untuk mengetahui perkembangan kemampuan berbicara AUD
3. Untuk mengetahui indikator kemampuan berbicara AUD
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi berbicara AUD
5. Untuk mengetahui strategi/teknik guru untuk mengembangkan kemampuan berbicara
AUD
6. Untuk mengetahui kegiatan kelas untuk mengembangkan kemampuan berbicara AUD

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defini Lingkungan Bicara yang Positif

Menurut Azlin (dalam Tarigan, 2001:3) mengemukakan bahwa berbicara adalah


suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya didahului
oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar
dipelajari. Berbicara sudah barang tentu erat hubungannya dengan perkembangan kosa kata
yang diperoleh oleh sang anak melalui kegiatan menyimak dan membaca. Kebelum
matangan dalam perkembangan bahasa juga merupakan suatu keterlambatan dalam
kegiatan-kegiatan berbahasa.Juga perlu disadari bahwa keterampilan- keterampilan yang
diperlukan bagi kegiatan berbicara yang efektif banyak persamaannya dengan yang
dibutuhkan bagi komunikasi efektif dalam keterampilan-keterampilan berbahasa lainnya.1
Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi artikulasi atau
pengucapan kata-kata untuk mengekspresikan, menjelaskan, menyampaikan pikiran,
gagasan dan perasaan. Pengekspresian perasaan dan penyampaian gagasan merupakan hal-
hal yang dapat disampaikan melalui kegiatan berbicara. 2 Anak pada masa pembentukan
biasanya akan dipengaruhi oleh faktor genetic dan lingkungan dalam membentuk
kepribadiannya. Dalam hal ini, anak bersifat imitative atau peniru, apa yang ia lihat, rasakan
dan lihat dari lingkungannya akan diikuti karena iabelum mengetahui batasan benar dan
salah, baik dan buruk serta pantas atau tidak pantas.Anak masih belajar untuk mencoba
dengan meralat perilaku yang dapat diterima oleh lingkungan nya. Oleh karena itu, seorang
anak harus bisa peka terhadap pengaruh dari lingkungan di sekitarnya. Dalam masalah ini
orang tua sebagai pendidik di rumah danguru sebagai pendidik di sekolah harus bisa
memberikan pengaruh edukatif (bersifat mendidik) yang seluas-luasnya kepada anak agar
dapat membantu mengembangkan perilaku anak yang positif. Memberikan pengaruh
edukatif bisa dengan cara penanaman akhlak yang baik sedini mungkin serta memberi
nasehat yang sifatnya membangunmenggunakan bahasa yang halus agar anak tidak mudah
tersinggung. Lingkungan tempat tinggal juga dapat mempenaruhi gaya bahasa
1
Azlin Atika Putri, “Studi Tentang Kemampuan Berbicara Anak Usia 4-5 Tahun di TK Pertiwi Dwp Setda
Provinsi Riau”, Dalam Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,PAUD Lectura, Vol 1, No 2, April 2018, hlm 116.
2
Karyadi, “Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Storytelling Menggunakan Media Big
Book,” Dalam Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Keguruan dan Pendidkan, hlm. 84.

4
anak,Rangsangan yang diterima oleh anak akan diproses dan ditiru serta dalam hal baik
atauburuknya bahasa anak dipengaruhi oleh baik atau buruknya stimulus yang diberikan
lingkungan nya serta bagaimana seorang anak memproses rangsangan yang
diterimanya.Disinilah pentingnya peranan orang tua, orang tua merupakan contoh teladan
bagianaknya sehingga harus memberikan peranan yang baik untuk anaknya. Selain itu
orangtua juga harus memiliki dan menguasai ilmu tentang tahap perkembangan bahasa
anakagar apa yang diberikan orang tua terhadap anaknya sesuai dengan
perkembanganusianya. Dalam proses berbicara terkadang anak sulit memahami
pembicaraan orang lain,karena kurangnya bimbingan yang didapat anak terhadap orang
tuanya.3

B. Tahap Perkembangan Kemampuan Berbicara AUD.

Perkembangan bahasa atau bicara pada anak usia dini dimulai sejak 0 sampai 6 tahun
sebagaimana menurut Dewi, R (2005) bahwa perkembangan bicara anak usia dini dibagi
dalam dua fase yakni,
1. Fase prelinguistik
Fase prelinguistik usia 0 sampai 1 tahun dimulai dengan tangisan lalu mengoceh
menurut pandangan orang dewasa mengeluarkan kata-kata atau suara yang tidak artinya
mengeluarkan suara mirip dengan erangan untuk menyatakan kesenangan atau kepuasan
dan menunjukkan keinginannya. Suara tersebut, sebenarnya berasal dari gerakan alat-alat
suara. Suara itu sangat tergantung kepada bentuk rongga mulut yang mengubah aliran
suara dari paru-paru ke tali suara proses ini tidak dipelajari dan berlaku secara
menyeluruh bahkan untuk bayi yang mengalami hambatan pada pendengarannya, pada
periode ini anak mulai peka terhadap bahasa anak mulai tahu kalau bunyi tertentu
memiliki arti tertentu. Masa ini merupakan saat menyenangkan dan tempat begitu
komunikatif dan sangat ceriwis.

3
Salis Khoiriyati dkk, peran lingkungan terhadap perkembangan bahasa anak, Institut KH. Abdul Chalim

Mojokertosalis85.sk@gmail.comrasaujaya2016@gmail.com , h 4-8

5
2. Fase linguistik
Fase linguistik dimulai sejak anak berusia 1 sampai 5 tahun yakni mulai dari
mengucap kata-kata pertama sampai ia dapat berbicara dengan lancar. Di mana periode
ini dibagi pada tiga fase yaitu :
a. Fase satu kata atau holofrase, masa ini anak menggunakan satu kata untuk
menyatakan suatu pikiran yang kompleks, baik berupa keinginan, perasaan atau
kemauan tanpa perbedaan yang jelas, misalnya kata duduk dapat berarti saya mau
duduk Orang tua harus mengamati mimik gerak serta bahasa tubuh yang lain
untuk memperjelas kata pertama dikuasai kata benda kemudian kata kerja.
b. Fase lebih dari satu kata ; fase ini anak dapat membuat kalimat yang terdiri atas
dua kata atau pokok kalimat dan ada predikat kadang-kadang dengan tata bahasa
yang tidak terlalu benar. Pada periode ini bahasa yang digunakan tidak bersifat
egoisentris yaitu diri dan untuk dirinya, komunikasi dengan orang lain mulai
lancar, mulai tanya jawab sederhana, anak mulai bercerita melalui kalimat
sederhana.
c. Fase diferensiasi
Fase diferensiasi usia 2,5 - 5 tahun keterampilan berbicara anak berkembang
pesat, bukan saja penambahan kosakata, tapi anak sudah mampu mengucapkan
kata demi kata sesuai dengan jenisnya, terutama pemakaian kata benda dan kata
kerja, anak mampu menggunakan kata ganti orang, seperti saya untuk menyebut
dirinya. Anak mampu menggunakan kata dalam bentuk jamak, awalan, akhiran.
Dimana anak mampu mengkritik, Bertanya, menjawab, memerintah, memberitahu
dan bentuk lain untuk satu pembicaraan gaya dewasa.4

C. Indikator Kemampuan Berbicara


Kemampuan berbicara merupakan indikator seluruh perkembangan anak. Karena
kemampuan berbicara sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan pada sistem lainnya
4
Nenden Ineu Herawati dkk, Dinamika Perkembangan Anak Usia Dini, Tasikmalaya ; Edu Publisher,h 29-
31.

6
sebab melibatkan kemampuan kognitif, sensori motor, psikologi, emosi dan lingkungan
sekitar anak. Seorang anak tidak akan mampu berbicara tanpa dukungan dari
lingkungannya. Mereka harus mendengar pembicaraan yang berkaitan dengan
kehidupannya sehari-hari maupun pengetahuan tentang dunia. Mereka harus belajar
mengekspresikan dirinya, membagi pengalamannya dengan orang lain dan mengemukakan
keinginannya (Soetjiningsih, 2005). Hurlock (2008) mengemukakan kriteria untuk
mengukur tingkat kemampuan berbicara secara benar atau hanya sekedar “membeo”
sebagai berikut:
a. Anak mengetahui arti kata yang digunakan dan mampu
menghubungkannya dengan objek yang diwakilinya. Jadi, anak tidak
hanya mengucapkan tetapi juga mengetahui arti kata yang
diucapkan.
b. Anak mampu melafalkan kata-kata yang dapat dipahami orang lain
dengan mudah. Hal tersebut berarti bahwa anak melafalkan dengan
jelas kata yang diucapkannya dengan bahasa yang mudah dimengerti
orang lain sehingga orang lain dapat memahami maksud apa yang
diucapkannya.
c. Anak memahami kata-kata tersebut bukan karena telah sering
mendengar atau menduga-duga
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk
mengukur kemampuan berbicara anak adalah anak mengetahui arti kata
yang diucapkannya, anak dapat melafalkan kata-kata yang dapat
dipahami orang lain dan memahami kata-kata yang diucapkannya.5

Suhartono (2005:49) menjelaskan tahapan perkembangan awal ujaran anak, yaitu


tahap penamaan, tahap telegrafis, dan tahap transformasional.6 Tahapan tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut :
5
Anestuti galuh pangestuti, Studi Deskriptif Kemampuan berbicara, Fakultas Psikologi UMP, 2014 h.14

6
Suhartono, “Pengembangan Ketrampilan Berbicara Anak Usia Dini”, (Jakarta: Depdiknas, 2005) hlm 49.

7
1. Tahap Penamaan
Pada tahap ini anak mengasosiasikan bunyi-bunyi yang pernah didengarnya dengan
benda, peristiwa, situasi, kegiatan, dan sebagainya yang pernah dikenal melalui
lingkungannya.Pada tahap ini anak baru mampu menggunakan kalimat terdiri atas satu
kata atau frase.Kata-kata yang diujarkannya mengacu pada benda-benda yang ada di
sekelilingnya.7
2. Tahap Telegrafis
Pada tahap ini anak mampu menyampaikan pesan yang diinginkannya dalam bentuk
urutan bunyi yang berwujud dua atau tiga kata. Anak menggunakan dua atau tiga kata
untuk mengganti kalimat yang berisi maksud tertentu dan ada hubungannya dengan
makna.Ujaran tersebut sangat singkat dan padat.Oleh karena itu, ujaran anak sejenis ini
disebut juga telegrafis.pada tahap ini anak berumur sekitar dua tahun.8
3. Tahap Transformasional
Pada tahap ini anak sudah mulai memberanikan diri untuk bertanya, menyuruh,
menyanggah, dan menginformasikan sesuatu. Pada tahap ini anak sudah mulai berani
mentransformasikan idenya kepada orang lain dalam bentuk kalimat yang beragam.
Berbagai kegiatan anak aktivitasnya dikomunikasikan atau diujarkan melalui kalimat-
kalimat. Yang termasuk pada tahap ini yaitu anak berumur lima tahun.9

C. Indikator Kemampuan Berbicara AUD.


Kemampuan berbicara merupakan indikator seluruh perkembangan anak. Karena
kemampuan berbicara sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan pada sistem lainnya
sebab melibatkan kemampuan kognitif, sensori motor, psikologi, emosi dan lingkungan
sekitar anak. Seorang anak tidak akan mampu berbicara tanpa dukungan dari
lingkungannya. Mereka harus mendengar pembicaraan yang berkaitan dengan
kehidupannya sehari-hari maupun pengetahuan tentang dunia. Mereka harus belajar
mengekspresikan dirinya, membagi pengalamannya dengan orang lain dan mengemukakan
keinginannya (Soetjiningsih, 2005). Hurlock (2008) mengemukakan kriteria untuk
mengukur tingkat kemampuan berbicara secara benar atau hanya sekedar “membeo”
sebagai berikut:
7
Ibid,49
8
Suhartono, “Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia”, (Yogyakarta: Depdikbud, 2015), hlm. 53.
9
Ibid,53

8
a. Anak mengetahui arti kata yang digunakan dan mampu
menghubungkannya dengan objek yang diwakilinya. Jadi, anak tidak
hanya mengucapkan tetapi juga mengetahui arti kata yang
diucapkan.
b. Anak mampu melafalkan kata-kata yang dapat dipahami orang lain
dengan mudah. Hal tersebut berarti bahwa anak melafalkan dengan
jelas kata yang diucapkannya dengan bahasa yang mudah dimengerti
orang lain sehingga orang lain dapat memahami maksud apa yang
diucapkannya.
c. Anak memahami kata-kata tersebut bukan karena telah sering
mendengar atau menduga-duga
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk
mengukur kemampuan berbicara anak adalah anak mengetahui arti kata
yang diucapkannya, anak dapat melafalkan kata-kata yang dapat
dipahami orang lain dan memahami kata-kata yang diucapkannya.10
Selain indikator diatas ada indikator lain yang terjadi pada anak usia dini yaitu
sebagai berikut:
1. Dapat berbicara dengan menggunakan kalimat sederhana 4- 5 kata.
2. Mampu melaksanakan 3-4 perintah lisan secara urut dan benar.
3. Menyebut nama, identitas diri, umur, menyebut nama orang lain.
4. Mengerti bentuk pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana.
5. Dapat mengajukan pertanyaan dengan menggunakan apa, siapa, mengapa.
6. Dapat menggunakan kata depan seperti di dalam, di luar, di atas.
7. Dapat mengulang lagu anak-anak dan dapat bernyanyi lagu sederhana.
8. Dapat berperan serta dalam suatu percakapan dan tidak mendominasi untuk selalu ingin
didengar.11

10
Anestuti galuh pangestuti, Studi Deskriptif Kemampuan berbicara, Fakultas Psikologi UMP, 2014 h.14

11
Depdiknas,“Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Bahasa di TK”, (Jakarta : Depdiknas, 2007)
hlm.5.

9
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi berbicara AUD.
Keterampilan bahasa termasuk bicara tentunya dipengaruhi oleh banyak
faktor.Bahasadipengaruhi oleh faktor biologis dan lingkungan. Santrock, (2007:369-370)
berpendapat bahwa “Manusia secara biologis telah terprogram untuk belajar bahasa pada
suatu tertentu dan dengan cara tertentu. Anak-anak dilahirkan ke dunia dengan perangkat
perolehan bahasa (language acquisition device atau LAD) yakni suatu warisan biologis yang
memampukan anak mendeteksi gambaran dan aturan bahasa, termasuk fonologi, sintaksis,
dan sematik.12”
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa dan bicara pada anak yaitu:
1. Kondisi Jasmani dan Kemampuan Motorik. Seorang anak yang mempunyai kondisi
fisik sehat, tentunya mempunyai kemampuan gerakan yang lincah dan penuh energi.
Anak yang demikian akan selalu bergairah dan lincah dalam bergerak, dan selalu ingin
tahu benda-benda yang ada di sekitarnya. Benda-benda tersebut dapat diasosiasikan
anak menjadi sebuah pengertian. Selanjutnya pengertian tersebut dilahirkan dalam
bentuk bahasa. Anak yang mempunyai kondisi jasmani dan motorik sehat tentunya
berbeda dengan anak yang mempunyai kondisi fisik-motorik yang terganggu.13
2. Kesehatan umum. Kesehatan yang baik dapat menunjang perkembangan anak,
termasuk perkembangan bahasa dan bicara. Gangguan pada kesehatan anak akan
mempengaruhi kemampuan bicara. Hal itu dikarenakan berkurangnya kesempatan
memperoleh pengalaman dari lingkungannya. Anak yang kesehatannya kurang baik
menjadi berkurang minatnya untuk aktif, sehingga kurangnya input untuk membentuk
konsep bahasa dan berbicara.14
3. Kecerdasan. Faktor kecerdasan sangat mempengaruhi perkembangan bahasa dan bicara
anak. Kecerdasan pada anak ini meliputi fungsi mental intelektual. Semakin cerdas
(pintar) anak, semakin cepat anak menguasai keterampilan berbicara.15
4. Sikap Lingkungan. Anak mampu berbahasa dan berbicara jika anak diberikan stimulasi
oleh orang-orang yang berada di lingkunganya. Lingkungan keluarga menjadi faktor

12
Santrock, E. J., “Perkembangan Anak”, (Jakarta: Erlangga, 2007) hlm. 369-370
13
Enny Zubaidah,”Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini”. (Yogyakarta: FIP UNY, 2015), hlm. 23-27
14
Mahmud, “Peningkatan Kemampuan Berkomunikasi Lisan Melalui Metode Bermain Peran Pada Anak
Kelompok B Di TK Aisyiyah Merduati Banda Aceh.”, Dalam Jurnal Metamorfosa, Vol.6 No.2, hlm. 197
15
Jheni, et al., “Meningkatkan Keterampilan Berbicara Dengan Pendekatan Story Telling Di Panti Asuhan
Al Marhamah Medan”, Dalam Jurnal Abdimas Mutiara, Vol.3 No. 2, Agustus 2022, hlm. 188.

10
utama dan pertama dalam mengembangkan kemampuan bahasa dan bicara anak.
Lingkungan yang kedua adalah lingkungan bermain baik dari tetangga ataupun
sekolah.16
5. Faktor Sosial Ekonomi. Faktor sosial ekonomi mempengaruhi perkembangan bahasa
termasuk bicara berkenaan dengan pendidikan orangtua, fasilitas yang diberikan,
pengetahuan, pergaulan, makanan, dan sebagainya.
6. Kedwibahasaan. Kedwibahasaan adalah kondisi dimana seseorang berada di
lingkungan orang yang menggunakan dua bahasa atau lebih. Anak yang dibesarkan
dalam keluarga yang menggunakan bahasa lebih dari satu, akan lebih bagus dan lebih
cepat perkembangan bahasanya ketimbang yang hanya menggunakan satu bahasa saja
karena anak terbiasa menggunakan bahasa secara bervariasi. Misalnya, di dalam rumah
anak menggunakan bahasa sunda dan di luar rumah anak menggunakan bahasa
Indonesia.
7. Neurologis. Faktor neurologis yang mempengaruhi kemampuan berbicara yaitu struktur
susunan syaraf, fungsi susunan syaraf, peranan susunan syaraf, dan syaraf yang
berhubungan dengan organ untuk berbicara. Struktur susunan syaraf berfungsi
mempersiapkan anak dalam melakukan kegiatan. Fungsi susunan syaraf apabila tidak
berfungsi maka mempengaruhi kemampuan berbicara. Begitu pula dengan peranan
susunan syaraf berperan terhadap kemampuan berbicara karena berhubungan dengan
otot yang berada di sekitar organ untuk berbicara.

Anak usia dini memiliki keterampilan yang berbeda-beda itu dikarenakan


stimulasi yang diterima, lingkungan tempat tinggal, kesehatan, jenis kelamin dan masih
banyak lagi. Keterampilan berbicara mengalami proses belajar yang unik karena
berbicara tersebut digunakan sehari-hari meskipun tanpa proses informal namun melalui
proses formal. Menurut Tarmasyah (1996: 23-31) faktor yang mempengaruhi
perkembangan berbahasa dan bicara diantaranya:
a. Kondisi jasmani dan kemampuan motorik
Mahmud, “Peningkatan Kemampuan Berkomunikasi Lisan Melalui Metode Bermain Peran Pada Anak
16

Kelompok B Di TK Aisyiyah Merduati Banda Aceh.”, Dalam Jurnal Metamorfosa, Vol.6 No.2, hlm. 198.

11
Kondisi jasmaniah anak meliputi kondisi fisik sehat, tentunya mempunyai
kemampuan gerakan yang lincah, dan penuh energi. Anak demikian anak mempunyai
rasa ingin tahu tentang benda-benda disekitarnya, kemudian benda tersebut diasosikan
anak menjadi sebuah pengertian. Untuk selanjutnya pengertian tersebut dilahirkan
dalam bentuk bahasa dan di ucapakan. Anak yang mempunyai kondisi fisik yang
normal akan mempunyai kosep bahasa yang lebih dari anak yang kondisi fisiknya
terganggu. Dengan demikian kemampuan bahasa dan keterampilan berbicara akan
berbeda.
b. Kesehatan umum
Kesehatan secara umum menujang perkembangan setiap anak termasuk
didalamya kemampuan bahasa dan keterampilan berbicara. Anak yang 20 berpenyakit
tidak mempunyai kebebasan dalam mengenal lingkungan sekitarnya secara utuh
sehingga anak kurang mampu mengekspresikannya. Namun anak yang sehat akan
mampu mengenali lingkungan dan mampu mengekspresikan secara utuh dalam bentuk
bahasa dan berbicara.
c. Kecerdasan
Kecerdasan pada anak usia dini meliputi fungsi mental intelektual. Anak yang
memiliki intelegensi tinggi akan mampu berbicara lebih awal sedangkan anak yang
memiliki intelegensi rendah akan terlambat dalam kemampuan berbahasa dan berbicara.
Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa kecerdasan atau intelegensi berpengaruh
terhadap kemampuan bahasa dan bicara.
d. Sikap lingkungan
Lingkungan yang mempengaruhi perkembangan bahasa dan bicara anak adalah
lingkungan bermain baik dari tetangga maupun dari sekolah. Oleh karena itu lingkungan
sangat mempengaruhi bahasa anak, maka lingkungan dari mana pun bagi anak
hendaklah lingkungan yang dapat menimbulkan minat berkomunikasi anak. Proses
perolehan bahasa anak diawali dengan kemampuan mendengar kemudian meniru suara
yang didengar dari lingkungan. Proses semacam ini, anak tidak akan mampu berbahasa
dan berbicara jika anak tidak diberi kesempatan untuk mengungkapkan yang pernah
didengarnya. Oleh karena itu keluarga harus memberi kesempatan kepada anak belajar
dari pengalaman yang pernah didengarnya. Kemudian berangsur-angsur ketika anak

12
mampu mengekspresikan pengalaman, baik dari pengalaman mendengar, melihat,
membaca dan diungkapkan kembali dalam bahasa lisan.
e. Sosial Ekonomi
Kondisi sosial ekonomi dapat mempengaruhi perkembangan bahasa dan bicara.
Hal ini dikarenakan sosial ekonomi seseorang memberikan dampak terhadap hal-hal
yang berkaitan dengan berbahasa dan berbicara. Makanan dapat mempengaruhi
kesehatan. Makanan yang bergizi akan memberikan pengaruh positif untuk
perkembangan sel otak. Perkembangan sel otak inilah yang akhirnya digunakan untuk
mencerna semua rangsangan dari luar sehingga rangsangan tersebut akan melahirkan
respon dalam bentuk berbahasa dan berbicara. Gambaran tersebut menujukkan bahwa
kondisi social ekonomi yang tinggi dapat memenuhi kebutuhan makan anaknya yang
memadai.
f. Kedwibahasaan
Kedwibahasaan atau bilingualism adalah kondisi dimana seseorang berada di
lingkungan orang lain yang menggunakan dua bahasa atau lebih. Kondisi demikian
dapatlah mempengaruhi atau memberikan akibat bagi perkembangan bahasa dan
berbicara anak. Meskipun ada anggapan bahwa anak usia dini dapat belajar bahasa yang
berbeda sekaligus, namun jika dalam penggunaannya bersamaan dan bahasa yang
digunakan berbeda, maka hal ini dapat mempengaruhi perkembangan bahasa dan bicara
anak.
g. Neurologi
Neuro adalah syaraf, sedangakan neurologis dalam berbicara adalah bentuk
layanan yang dapat diberikan kepada anak untuk membantu mereka yang mengalami
gangguan bicara. Oleh karena itu gangguan berbicara penyebabnya dapat dilihat dari
keadaan neurologisnya. Beberapa faktor neurologis yang mempengaruhi perkembangan
bahasa dan bicara anak menurut Tarmansyyah (1996: 59) adalah meliputi: (1)
bagaimana struktur susunan syarafnya, (2) bagaimana fungsi susunan syarafnya, (3)
bagaimana peranan susunan syarafnya, dan (4) bagaimana syaraf yang behubungan
dengan organ bicaranya.17

17
Tarmasyah, Perkembangan Kemampuan Berbahasa,1996: 23-31

13
E. Strategi/teknik guru untuk mengembangkan kemampuan berbicara AUD
Beberapa Metode Guru dalam Pengajaran Perkembangan Bahasa
Anak Berikut merupakn metode-metode , yakni:
a. Bermain
Menurut pendidikan dan ahli psikologi Gordon dan Browne, bermain merupakan
pekerjaan masa kanak-kanak dan cermin pertumbuhan anak. Bermain merupakan
kegiatan yang memberikan kepuasan bagi diri sendiri. Melaului bermain anak
memperoleh pembatasan dan memahami kehidupan. Bermain mempunyai makna bagi
pertumbuhan anak. Pemanfaatan kegiatan bermaindalam pelaksanaan program kegiatan
anak TK merupakan syarat mutlak yang sama sekali tidak bisa diabaikan (Ali, dkk,
2012:127-129).
b. Karya Wisata
Karya wisata juga berarti membawa anak TK ke objek-objek tertentu sebagai
pengayaan pengajaran, pemberian pengalaman belajar
yang tidak mungkin diperoleh anak di dalam kelas. c. Bercakap-Cakap
Gordon dan Browne mengemukakan bahwa bercakap-cakap berarti
saling mengkomunikasikan pikiran dan perasaan secara verbal atau
mewujudkan kemampuan bahasa reseptif dan ekspresif. Bercakap-
cakap dapat pula diaratikan sebagai dialog atau sebagai perwujudan
bahasa reseptif dan ekspresif dalam situasi.
d. Bercerita
Bercerita merupakan cara untuk meneruskan warisan budaya dari
suatu generasi ke generasi berikutnya. Bercerita juga dapat menjadi
media untuk menyampaikan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
Seorang pendongeng yang baik akan menjadikan cerita sebagai sesuatu yang menarik
dan hidup. Keterlibatan anak terhadap dongeng yang diceritakan akan memberikan
suasana yang segar, menarik dan menjadi pengalaman yang unik bagi anak (Rosmiyati,
2017:21).
e. Pemberian Tugas
Pemberian tugas merupakan pekerjaan tertentu yang dengan sengaja harus
dikerjakan oleh anak yang mendapat tugas. Di TK harus diberikan dalam bentuk

14
kesempatan melaksanakan kegiatan sesuai dengan petunjuk guru langsung. Dengan
memeberikan tugas anak dapat melaksanakan kegiatan secara nyata dan
menyelesaikannya secara tuntas. Metode pemberian tugas juga mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa secara optimal karena metode pemberian tugas
dapat meningkatkan kualitas belajar siswa. Metode pemberian tugas dapat melatih
kemampuan berfikir paling sederhana sampai yang paling kompleks yakni dari
kemampuan mengingat sampai kemampuan menyelesaikan masalah (Tirtayati dkk,
2014:3-5).

F. Kegiatan kelas untuk mengembangkan kemampuan berbicara AUD


Kegiatan kelas untuk mengembangkan kemampuan berbicara Anak Usia Dini yaitu:
1. Bernyanyi
Dengan bernyanyi anak dapat mengungkapkan isi pikiran dan perasaan melalui nada dan
kata-kata.Bernyanyimerupakan salah satu kegiatan yang bisa menumbuhkan semangat
untuk belajar. Melalui bernyanyi anak-anak akan banyak belajar kata-kata baru, sehingga
dapat memperkaya kosa kata dan lebih terampil dalam menggunakannya.18
2. Bermain
Menurut pendidik dan ahli Psikologis, menyatakan bahwa bermain merupakan pekerjaan
masa kanak-kanak dan cermin pertumbuhan anak.Bermain merupakan suatu kegiatan
yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian
atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi
pada anak. Bermain juga merupaka kegiatan yang memberikan kesenangan dan
dilaksanakan untuk kegiatan sendiri, yang lebih ditekankan pada caranya dari pada
hasilnya yang diperoleh dari kegiatan itu.19
3. Mendongeng
Anak di bimbing mengembangan kemampuan untuk mendengarkan dongeng.
Melalui metode pembelajaran mendongeng anak akan bisa mengembangkan
kemampuan bahasanya, bisa mengulangi bahasa yang didengarnya dengan bahasa yang

18
Yulia Alfiani danYayah Rukhiyah, “Upaya Meningkatkan Kosakata Bahasa Inggris Melalui Metode
Bernyanyi Pada Anak Usia 5-7 Tahun di TK Kharisma Global School Kec. Panunggangan Barat Kab. Tangerang”,
Dalam Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, (Universitas Muhammadiyah Tangerang), Vol.10, No. 1, Juli 2019, hlm.
47.
19
Anggani Sudono, “Pedoman Pendidikan Prasekolah”, (Jakarta: Grasindo, 1991), hlm. 1

15
sederhana, sehingga metode mendongeng berpengaruh terhadap kemampuan berbicara
anak. Hal ini sependapat dengan Rosmiyati (2017:21), bahwa mendongeng adalah
media untuk menyampaikan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Seorang
pendongeng yang baik akan menjadikan cerita sebagai sesuatu yang menarik dan hidup.
Keterlibatkan anak terhadap dongeng yang diceritakan akan memberikan suasana yang
segar, menarik dan menjadi pengalaman yang unik bagi anak.20

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kemampuan berbicara yaitu kemampuan anak dalam mengekspresikan, menyatakan,
sertamenyampaikan ide, pikiran, gagasan, atau isi hati kepada orang laindengan
melaluipengucapakn, pembentukan kosa kata dan pembentukankalimat sehingga dapat
dipahami oleh orang lain. Setiap anak memiliki tingkat kemampuan berbicara yang berbeda-
beda, ada yang tingkat kemampuan berbicara nya cepat atau ada juga tingkat kemampuan
berbicara mendukung perkembangan anak dalam kemampuan berbicara.

20
Martina Eka Putri, Skripsi Strategi pengembangan bahasa anak usia dini ditaman kana kanak Karunia,

Shultan Shultan Thaha Saifuddin Jambi Telanaipura, kota Jambi. Pada tahun 2021, H.32-34

16
B. Saran
Dari penulisan ini untuk para pembaca yang akan menjadi guru, harus memiliki
strategi yang menyenamngkan untuk menstimulus kemaampuan berbicara anak dan harus
sesuai dengan tahap perkembangan anak, makadalam mengkaji bahan ajar dalam proses
pembelajaran di buat menarik dan tidak monoton agar anak semangat dalam melakukan
pembelajaran.

17
DAFTAR PUSTAKA

Anestuti galuh pangestuti, Studi Deskriptif Kemampuan berbicara, Fakultas Psikologi UMP, 2014 h.14

Anggani Sudono, “Pedoman Pendidikan Prasekolah”, (Jakarta: Grasindo, 1991), hlm. 1

Alfiani Yulia dan Yayah Rukhiyah. “Upaya Meningkatkan Kosakata Bahasa Inggris Melalui
Metode Bernyanyi Pada Anak Usia 5-7 Tahun di TK Kharisma Global School Kec.
Panunggangan Barat Kab”. Tangerang. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol.10,
No. 1, Juli 2019.
Azlin Atika Putri, “Studi Tentang Kemampuan Berbicara Anak Usia 4-5 Tahun di TK Pertiwi
Dwp Setda Provinsi Riau”, Dalam Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,PAUD Lectura,
Vol 1, No 2, April 2018, hlm 116.
Depdiknas.“Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Bahasa di TK”. (Jakarta :
Depdiknas, 2007) .
Iceu Aisah. “Strategi Penumbuhan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Metode Bercerita
(Studi Kasus Di Pendididkan Anak Usia Dini (Paud) Matahari Rw X1v Kelurahan
Citeureup Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi)”. Jurnal EMPOWERMENT, Vol.1
No. 2, September 2012.
Jheni, “Meningkatkan Keterampilan Berbicara Dengan Pendekatan Story Telling Di Panti
Asuhan Al Marhamah Medan”, Dalam Jurnal Abdimas Mutiara, Vol.3 No. 2,
Agustus 2022, hlm. 188.
Karyadi."Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Storytelling Menggunakan
Media Big Book". Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Keguruan dan Pendidkan.
Khotijah.“Strategi Pengembangan Bahasa Pada Anak Usia Dini”. Elementary, Vol. 2 Edisi 2 Juli
2016.
Mahmud. "Peningkatan Kemampuan Berkomunikasi Lisan Melalui Metode Bermain Peran Pada
Anak Kelompok B Di TK Aisyiyah Merduati Banda Aceh". Jurnal Metamorfosa,
Vol.6 No.2.
Martina Eka Putri, Skripsi Strategi pengembangan bahasa anak usia dini ditaman kana kanak
Karunia, Shultan Thaha Saifuddin Jambi Telanaipura, kota Jambi. Pada tahun 2021,
H.32-34

18
Panni, Jheni dan Mei.“Meningkatkan Keterampilan Berbicara Dengan Pendekatan Story Telling
Di Panti Asuhan Al Marhamah Medan”. Jurnal Abdimas Mutiara, Vol. 3 No. 2,
Agustus 2022.
Putri, Azlin Atika. “Studi Tentang Kemampuan Berbicara Anak Usia 4-5 Tahun di TK Pertiwi
Dwp Setda ProvinsiRiau”. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, PAUD Lectura, Vol. 1,
No 2, April 2018.
Salis Khoiriyati dkk, peran lingkungan terhadap perkembangan bahasa anak, Institut KH. Abdul
Chalim Mojokertosalis85.sk@gmail.comrasaujaya2016@gmail.com , h 4-8
Santrock, E. J., “Perkembangan Anak”. (Jakarta: Erlangga, 2007).
Setiani Umi danMuniroh Munawar. “Pengembangan Keterampilan Komunikasi Anak”. (Jakarta,
2008).
Sudono Anggani. “Pedoman Pendidikan Prasekolah”. (Jakarta: Grasindo, 1991).
Suhartono, “Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia”, (Yogyakarta: Depdikbud, 2015).
Suhartono.“Pengembangan Ketrampilan Berbicara Anak Usia Dini”. (Jakarta: Depdiknas, 2005).
Tarmasyah, Perkembangan Kemampuan Berbahasa,1996: 23-31
Zubaidah, Enny. “Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini”. (Yogyakarta: FIP UNY, 2015).

19

Anda mungkin juga menyukai