Anda di halaman 1dari 16

PERKEMBANGAN BELAJAR BAHASA

Mata Kuliah Perkembangan Belajar Bahasa

Dosen Pembimbing:

Ridho Kurniawan M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 3:

1. Nurhayati Hasibuan
2. Nurul syaidah fitri
3. Efridayana ritonga
4. Tia andini

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS AL-WASHLIYAH LABUHAN BATU

T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan nafas kehidupan, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perkembangan Belajar
Bahasa. Tak lupa juga tim penyusun mengucapkan terimakasih kepada dosen selaku
pembimbing mata kuliah ini serta segala pihak dan sumber yang telah membantu
terwujudnya makalah ini. Tim penyusun berharap semoga makalah ini bermanfaat baik bagi
diri penulis sendiri maupun pembaca pada umumnya.

Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala
kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat kami harapkan dari para
pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu
mendatang.

Rantauprapat, September 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang................................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah............................................................................................ 1
1.3 Tujuan Masalah................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................... 3

2.1 Hakikat Perkembangan Bahasa....................................................................... 3


2.2 Teori Perkembangan Bahasa........................................................................... 4
2.3 Tahap-Tahap Perkembangan Bahasa.............................................................. 5
2.4 Fungsi Bahasa.................................................................................................. 7
2.5 Perkembangan Bahasa yang Terlambat........................................................... 8
2.6 Karakteristik Perkembangan Bahasa  Remaja................................................. 9
2.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa.............................. 10
2.8 Pengaruh Kemampuan Berbahasa Terhadap Kemampuan Berpikir............... 11
BAB III PENUTUP....................................................................................................... 12

3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 12
3.2 Saran................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Masa bayi atau masa balita (di bawah lima tahun) adalah masa yang paling signifikan
dalam kehidupan manusia. Seorang bayi dari hari ke hari akan mengalami perkembangan
bahasa dan kemampuan bicara, namun tentunya tiap anak tidak sama persis perncapaiannya,
ada yang cepat berbicara dan ada pula yang membutuhkan waktu yang agak lama. Untuk
membantu perkembangannya, ibu dapat membantu memberikan stimulasi yang disesuaikan
dengan keunikan masing-masing anak. Sejalan dengan perkembangan kemampuan serta
kematangan jasmani terutama yang bertalian dengan proses bicara, komunikasi tersebut
makin meningkat dan meluas.

Perkembangan bahasa tersebut selalu meningkat sesuai dengan meningkatnya usia


anak. Orang tua sebaiknya selalu memperhatikan perkembangan bahasa tersebut, sebab pada
masa ini sangat menentukan proses belajar. Hal ini dapat dilakukan dengan memberi contoh
yang baik, memberikan motivasi pada anak untuk belajar dan sebagainya.

Perkembangan bahasa terbagi atas beberapa teori dan dalam perkembangannya pun
melewati tahap-tahap tertentu. Perkembangan bahasa selalu terkait dengan perkembangan
kognitif yang berarti faktor intelek/kognisi sangat berpengaruh terhadap perkembangan
kemampuan berbahasa. Seseorang yang tingkat intelektualnya belum berkembang dan masih
sangat sederhana, bahasa yang digunakannya juga sangat sederhana.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, yang menjadi pokok permasalahan
dalam makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan perkembangan bahasa?
2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan bahasa?
3. Apa saja teori-teori perkembangan bahasa?
4. Apa saja tahap-tahap perkembangan bahasa anak?
5. Apa saja fungsi bahasa?

1
1.3  Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini agar mahasiswa dapat mendeskripsikan :

1. Untuk mengetahui Pengertian Perkembangan Bahasa


2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang berpengaruh terhadap perkembangan
bahasa.
3. Untuk mengetahui teori-teori perkembangan bahasa
4. Untuk mengetahui tahap-tahap perkembangan bahasa anak
5. Untuk mengetahui fungsi bahasa.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Perkembangan Bahasa


Perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat
berkomunikasi, baik alat berkomunikasi secara lisan, tertulis maupun menggunakan tanda-
tanda isyarat. Perkembangan bahasa yang menggunakan model pengekspresian secara
mandiri, baik lisan maupun tertulis, dengan mendasarkan pada bahan bacaan akan lebih
mengembangkan kemampuan bahasa anak (Khairanis, 2006 : 78).
Bahasa adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini
tercakup semua cara untuk berkomunikasi, di mana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam
bentuk lisan, tulisan, isyarat, atau gerak dengan menggunakan kata-kata, simbol, lambang,
gambar atau lukisan. Melalui bahasa, setiap manusia dapat mengenal dirinya, sesamanya,
alam sekitar, ilmu pengetahuan, dan nilai-nilai moral atau agama (Syamsu, 2011 : 62).
Usia sekolah dasar merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan
menguasai perbendaharaan kata (vocabulary). Pada awal masa ini, anak sudah menguasai
sekitar 2.500 kata, dan pada masa akhir ( kira-kira usia 11-12 tahun ) anak telah dapat
menguasai sekitar 5.000 kata.
Di sekolah, perkembangan bahasa anak (Syamsu, 2011 : 63) ini diperkuat dengan
diberikannya mata pelajaran bahasa ibu dan bahasa Indonesia ( bahkan di sekolah-sekolah
tertentu diberikan bahasa Inggris ). Dengan diberikannya pelajaran bahasa di sekolah, para
siswa diharapkan dapat menguasai dan menggunakannya sebagai alat untuk (1)
berkomunikasi secara baik dengan orang lain; (2) mengekspresikan pikiran, perasaan, sikap,
atau pendapatnya; (3) memahami isi dari setiap bahan bacaan ( buku, majalah, koran, atau
referensi lain ) yang dibacanya.
Untuk mengembangkan kemampuan berbahasa atau keterampilan berkomunikasi
anak melalui tulisan, sebagai cara untuk ekspresikan perasaan, gagasan atau pikirannya, maka
sebaiknya kepada anak dilatihkan untuk membuat karangan atau tulisan tentang berbagai hal
yang terkait dengan pengalaman hidupnya sendiri, atau kehidupan pada umumnya, seperti
menyusun autobiografi, kehidupan keluarga, cara-cara memelihara lingkungan, cita-citaku,
dan belajar untuk mencapai sukses (Syamsu, 2011 : 63).
Perkembangan bahasa (Christiana, 2012:203) meliputi :
a) Perkembangan fonologis, berkaitan dengan penguasaan sistem suara/bunyi.
b) Perkembangan morfologis, berkaitan dengan penguasaan pembentukan kata-kata.

3
c) Perkembangan sintaksis, berkaitan dengan penguasaan tata bahasa.
d) Perkembangan leksikal, berkaitan dengan penguasaan dan perluasan kekayaan kata-kata
serta pengetahuan mengenai arti kata-kata.
e) Perkembangan semantis, berkaitan dengan penguasaan arti bahasa.
f) Perkembangan pragmatik, berkaitan dengan penguasaan aturan-aturan berbicara.

2.2 Teori Perkembangan Bahasa


Ada beberapa teori dalam perkembangan bahasa, yaitu
a. Teori Belajar (Learning Theory)
Prinsip dari teori ini, perkembangan bahasa adalah bentukan atau hasil dari pengaruh
lingkungan (nurture) dan bukan karena bawaan (nature). Teori ini bertitik tolak pada
pendapat bahwa anak dilahirkan tidak membawa kemampuan apa-apa, sehingga perlu
melakukan proses belajar. Proses belajar ini melalui imitasi, modeling, dan atau belajar
dengan reinforcement (Christiana, 2012:204).
Skinner memakai teori stimulus-respons dalam menerangkan perkembangan bahasa, yaitu
bahwa bila anak mulai belajar berbicara yang merupakan bukti berkembangnya bahasa anak,
maka orang yang berada disekelilingnya memberikan respons yang positif sebagai penguat
(reinforcement). Dengan adanya respons positif tersebut maka anak akan cenderung
mengulang kata tersebut atau tertarik untuk mencoba kata lain. Ahli lain, Albert Bandura
mencoba menerangkan dari sudut teori belajar sosial. Dia berpendapat bahwa anak belajar
bahasa karena menirukan suatu model. Tingkah laku imitasi ini tidak mesti harus menerima
reinforcement sebab belajar model dalam prinsipnya lepas dari reinforcement yang berasal
dari luar. Meskipun pendapat ini dapat menerangkan banyak, namun belum dapat
menerangkan mengapa anak pada satu saat membuat kalimat-kalimat baru yang belum
pernah dibuat sebelumnya dan mengapa ia membuat suara-suara baru dalam awal
perkembangan bahasa yang tidak dipelajarinya melalui imitasi dari luar (Christiana,
2012:204).
b. Teori Nativistis (Nativistic Approach)
Menurut pandangan ini (Christiana,2012:205) menyatakan bahwa struktur bahasa merupakan
bawaan lahir, telah ditentukan secara biologis, bersifat ilmiah, dan bukan bentukan. Pelopor
pandangan ini adalah Chomsky, seorang ahli linguistik yang menyatakan bahwa manusia
memiliki mekanisme otak bawaan yang khusus untuk belajar bahasa. Jadi dalam diri manusia
sudah ada innate mechanism, yaitu bahwa bahasa seseorang itu ditentukan oleh sesuatu yang
ada di dalam tubuh manusia atau sudah diprogram secara genetik.

4
Bukti dari pendapat tersebut adalah bahwa seorang anak dalam menyusun kata-kata sesuai
dengan aturan-aturannya sendiri yang terkadang tidak terdapat dalam aturan orang dewasa.
Sejak lahir anak manusia sudah di bekali dengan alat yang disebut alat penguasaan /
pemerolehan bahasa (language acquisation device, LAD), dan hanya manusia yang
mempunyai LAD. LAD ini mendapatkan inputnya dari data bahasa dari lingkungan.
Kemudian LAD menjabarkan aturan tata bahasa dari data bahasa ini. Penjabaran ini dapat
dilakukan karena LAD memiliki struktur yang sama dalam semua bahasa, dan yang juga ada
dalam data bahasa yang masuk tadi. Dengan perkataan lain, sistem LAD tadi mempunyai
sifat-sifat yang diperlukan untuk dapat mengadakan penjabaran atau ekstrasi. Perlu dpahami
bahwa LAD dari Chomsky ini hanyalah konstruksi teoretis, bukan bagian fisik yang ada di
dalam organ otak (Christiana, 2012:205).
c. Teori Kognitif
Perkembangan bahasa tergantung pada kemampuan kognitif tertentu, kemampuan
pengolahan informasi, dan motivasi. Piaget dan pengikutnya menyatakan bahwa
perkembangan kognitif mengarahkan kemampuan berbahasa, dan perkembangan bahasa
tergantung pada kemampuan kognitif (Christiana, 2012:206).

2.3 Tahap-Tahap Perkembangan Bahasa


Tahap-tahap perkembangan bahasa anak menurut Mackey (Iskandarwassid, 2011 :
85-86) secara kronologis adalah sebagai berikut :
a) Umur 3 bulan
Anak mulai mengenal suara manusia ingatan yang sederhana mungkin sudah ada, tetapi
belum tampak. Segala sesuatu masih terkait dengan apa yang dilihatnya; koordinasi antara
pengertian dan apa yang diucapkannya belum jelas. Anak mulai tersenyum dan mulai
membuat suara-suara yang belum teratur.
b) Umur 6 bulan
Anak sudah mulai bisa membedakan antara nada yang “halus” dan nada yang “kasar”. Dia
mulai membuat vokal seperti “Aee.ae.aeeaee”
c) Umur 9 bulan
Anak mulai bereaksi terhadap isyarat. Dia mulai mengucapkan bermacam-macam suara dan
tidak jarang kita bisa mendengar kombinasi suara yang menurut orang dewasa suara yang
aneh.
d) Umur 12 bulan

5
Anak mulai bereaksi terhadap perintah. Dia gemar mengeluarkan suara-suara dan bisa
diamati, adanya beberapa kata tertentu yang diucapkannya untuk mendapatkan sesuatu.
e) Umur 18 bulan
Anak mulai mengikuti petunjuk. Kosakatanya sudah mencapai sekitar dua puluhan. Dalam
tahap ini komunikasi dengan menggunakan bahasa sudah mulai tampak. Kalimat dengan satu
kata sudah digantinya dengan kalimat dengan dua kata.
f) Umur 2-3 tahun
Anak sudah bisa memahami pertanyaan dan perintah sederhana. Kosakatanya (baik yang
pasif maupun yang aktif) sudah mencapai beberapa ratus. Anak sudah bisa mengutarakan isi
hatinya dengan kalimat sederhana.
g) Umur 4-5 tahun
Pemahaman anak makin mantap, walaupun masih sering bingung dalam hal-hal yang
menyangkut waktu (konsep waktu belum bisa dipahaminya dengan jelas). Kosakata aktif bisa
mencapai dua ribuan, sedangkan yang pasif sudah makin banyak jumlahnya. Anak mulai
belajar berhitung dan kalimat-kalimat yang agak rumit mulai digunakannya.
h) Umur 6-8 tahun
Tidak ada kesukaran untuk memahami kalimat yang biasa dipakai orang dewasa sehari-hari.
Mulai belajar membaca dan aktifitas ini dengan sendirinya menambah perbendaharaan
katanya. Mulai membiasakan diri dengan pola kalimat yang agak rumit dan B1 pada dasarnya
sudah dikuasainya sebagai alat untuk berkomunikasi.
Berkaitan dengan perkembangan semantik anak, menurut Rice (Christiana, 2012:206) ketika
anak-anak melalui tahap dua kata, pengetahuan mereka tentang makna juga bertambah
dengan pesat. Dan dari penelitian yang dilakukan Core menunjukkan hasil bahwa
perbendaharaan kata saat anak berusia enam tahun terentang dari 8.000 – 14.000 kata.
Dari beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa ternayata walaupun terdapat banyak
perbedaan antara bahasa seorang anak yang berusia dua tahun dengan anak yang berusia
enam tahun, yang lebih menonjol adalah perbedaan yang menyangkut pragmatik. Pada usia
tiga tahun, anak-anak meningkatkan kemampuan berbicaranya tentang sesuatu yang tidak ada
secara fisik, yaitu mereka mengembangkan penguasaan karakteristik bahasa yang dikenal
sebagai pemindahan (displacement). Sebagai contoh : pada anak usia dua tahun sudah
mengetahui kata “meja”, tetapi tidak mungkin menggunakan kata itu untuk mengacu pada
suatu meja imajiner yang ia anggap berdiri didepannya. Namun pada anak yang berusia lebih
tiga tahun kemungkinan telah memiliki kemampuan ini, walaupun ia belum sering
menggunakan kata tersebut(Christiana, 2012:206-207).

6
Pada masa kanak-kanak awal ini, penguasaan kata juga bertambah. Pada usia tiga tahun,
perbendaharaan katanya sekitar 1.000 kata dan sekitar 80 persen diucapkan dengan jelas
bahkan untuk yang masih asing. Tata bahasa yang lebih kompleks juga dapat diucapkan
walaupun tidak seperti pada orang dewasa dan masih sering terjadi kesalahan. Ciri lain, anak
sudah dapat mengatakan kata-kata yang menggambarkan waktu yang akan datang, misalnya
“nanti aku akan sekolah”, “besok kalau besar aku akan menjadi pilot pesawat terbang”.
Setelah anak mencapai usia tiga tahun, anak sudah mengetahui perbedaan kata ganti,
misalnya saya, kamu, dan kita (Christiana, 2012:207).
Antara usia 4 – 5 tahun kalimat anak sudah terdiri dari 4 – 5 kata, juga mereka sudah mampu
menggunakan kata depan,seperti “di bawah”, “di atas”, “di samping”. Mereka lebih banyak
menggunakan kata kerja daripada kata benda. Dapat dikatakan pada usia kurang lebih empat
tahun ini. Menurut Mussen dkk, pembicaraan anak lebih lama dan kompleks, dapat
menggunakan dua ide dalam satu kalimat, kata-kata saling berhubungan, serta lebih
menyerupai pembicaraan orang dewasa. Misalnya “Ani mau makan, dan aku enggak mau”.
Perbedaan dengan orang dewasa terletak pada gaya pengucapannya saja. Anak juga sudah
mulai menggunakan kata : “di sini”, “di sana”, “jarang”,”kadang-kadang”, serta telah dapat
menggunakan kata benda dan kata kerja sebagaimana mestinya (Christiana, 2012:207-208).
Pada usia 5 – 6 tahun, kalimat anak sudah terdiri dari enam sampai dengan delapan kata.
Anak-anak ini biasanya memiliki kosakata pembicaraan sekitar 2.600 kata dan memahami
lebih dari 20.000 kata. Mereka sudah dapat menjelaskan arti kata-kata yang sederhana,
mengetahui lawan kata, serta sudah dapat menggunakan kata penghubung, kata depan, dan
kata sandang. Hetherington dan Park, menyatakan bahwa pada masa prasekolah ini anak
mempunyai kemampuan mempelajari setiap bahasa dengan lebih mudah dibandingkan usia
sebelum maupun bila ia telah dewasa. Menurut Carey dan Clark (Christiana, 2012:208), pada
usia enam tahun kosakata pembicaraannya berkisar antara 8.000 sampai dengan 14.000 kata,
dan rata-rata mereka mempelajari 22 kata baru perhari.

2.4 Fungsi Bahasa.


Menurut Halliday (Christiana, 2012:210), bahasa mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Fungsi instrumental.
Bahasa dapat melancarkan anak untuk mendapatkan kepuasan tentang apa yang diinginkan
dan untuk mengekspresikan keinginannya. Hal ini disebut juga fungsi “saya ingin”.
b. Fungsi pengatur.

7
Melalui bahasa anak dapat mengontrol perilaku orang lain, karena itu disebut dengan fungsi
“kerjakan itu”.
c. Fungsi interpersonal.
Bahasa digunakan untuk berinteraksi satu sama lainnya dalam dunia sosial anak. Disebut juga
fungsi “saya dan kamu”.
d. Fungsi pribadi.
Anak mengekspresikan pandangannya yang unik, perasaan, dan sikap melalui bahasa.
Melalui bahasa anak mengembangkan identitas pribadi.
e. Fungsi heuristik.
Setelah anak dapat membedakan dirinya dari lingkungan, anak menggunakan bahasa untuk
menjelajahi dan memahami lingkungannya. Hal ini disebut pula fungsi “ceritakan padaku
mengapa”.
f. Fungsi imajinasi.
Bahasa memperlancar anak untuk lari dari realitas dan masuk dalam dunia yang dibuatnya.
Hal ini disebut pula fungsi “mari pura-pura”.
g. Fungsi informatif.
Anak dapat mengkombinasikan informasi-informasi baru melalui bahasa, karena itu disebut
“saya mempunyai sesuatu untuk diceritakan padamu”.

2.5 Perkembangan Bahasa yang Terlambat


Sekitar tiga persen anak usia prasekolah mengalami keterlambatan bahasa / bicara, walaupun
tingkat kecerdasannya normal atau lebih baik. Masih belum jelas mengapa sebagian anak-
anak mengalami keterlambatan ini. Dibandingkan dengan anak perempuan, anak laki-laki
cenderung mengalami late talker. Perkembangan bahasa yang terlambat dapat memengaruhi
perkembangan kognitif, sosial, dan emosional yang lebih luas karena mereka cenderung
dinilai negatif oleh orang-orang di sekelilingnya. Salah satu cara untuk mengatasi
keterlambatan bahasa ini adalah dengan dialogic reading ( membaca buku bersama-sama ).
Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan hasil bahwa anak yang memiliki ibu yang telah
dilatih menggunakan dialogic reading mengalami peningkatan yang lebih banyak dalam
bicaranya ketimbang kelompok yang dilatih dengan cara mirip dialogic reading tetapi tanpa
buku. Cara ini lebih efektif karena membaca bersama akan meningkatkan peluang alamiah
untuk menambah informasi dan meningkatkan kosakata, memberi kesempatan untuk lebih
perhatian, bertanya, dan merespons pertanyaan. Selain itu cara ini juga akan menguatkan
ikatan emosional dan meningkatkan perkembangan kognitif (Christiana, 2012:212).

8
Perkembangan bahasa sebagian besar anak-anak dapat diprediksi karena mempunyai pola
perkembangan bahasa yang serupa. Kata pertama biasanya muncul pada tahun kedua. Pada
usia dua tahun, umumnya anak sudah mempunyai perbendaharaan kata sebanyak 50 kata dan
dapat mengombinasikan dalam kalimat pendek. Pada saat memasuki sekolah, anak-anak
sudah mampu menggunakan perbendaharaan kata dan struktur gramatikal yang lebih
kompleks.
Namun ada sebagian anak yang mengalami hambatan perkembangan bahasa. Di Amerika dan
Kanada, sebanyak 8 hingga 12 persen anak prasekolah mengalami hambatan dalam
keterampilan bicara dan mendengarkan dibandingkan dengan teman-teman sebayanya. Riset
melaporkan akibatnya pada anak-anak, yaitu dapat mengalami peningkatan risiko mengalami
problem-problem perilaku ( khususnya attention deficit disorder atau ADHD ), academic
difficulties, learning disabilities, rasa malu, dan gangguan kecemasan. Juga, anak-anak ini
mengalami kesulitan berteman dan bergaul dengan orang-orang di luar keluarganya
(Christiana, 2012:213).

2.6 Karakteristik Perkembangan Bahasa  Remaja

Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang ia telah banyak belajar dari
lingkungan, dan dengan demikian bahasa remaja terbentuk dari kondisi lingkungan.
Lingkungan remaja mencakup lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya pergaulan
teman sebaya, dan lingkungan sekolah. Pola bahasa yang dimiliki adalah bahasa yang
berkembang di dalam keluarga atau bahasa  itu.

Perkembangan bahasa remaja dilengkapi dan diperkaya oleh lingkungan masyarakat di mana
mereka tinggal. Hal ini berarti pembentukan kepribadian yang dihasilkan dari pergaulan
masyarakat sekitar akan memberi ciri khusus dalam perilaku bahasa. Bersamaan dengan
kehidupannya di dalam masyarakat luas, anak (remaja) mengkutip proses belajar disekolah.
Sebagaimana diketahui, dilembaga pendidikan diberikan rangsangan yang terarah sesuai
dengan kaidah-kaedah yang benar.

Proses pendidikan bukan memperluas dan memperdalam cakrawala ilmu pengetahuan


semata, tetapi juga secara berencana merekayasa perkembangan sistem budaya, termasuk
perilaku berbahasa. Pengaruh pergaulan di dalam masyarakat (teman sebaya) terkadang
cukup menonjol, sehingga bahasa anak (remaja) menjadi lebih diwarnai pola bahasa
pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya.

9
Dari kelompok itu berkembang bahasa sandi, bahasa kelompok yang bentuknya amat khusus,
seperti istilah baceman dikalangan pelajar yang dimaksudkan adalah bocoran soal ulangan
atau tes. Bahasa prokem terutama secara khusus untuk kepentingan khusus pula.

Pengaruh lingkungan yang berbeda antara keluarga  masyarakat, dan sekolah dalam
perkembangan bahasa, akan menyebabkan perbedaan antara anak yang satu dengan yang
lain. Hal ini ditunjukkan oleh pilihan dan penggunaan kosakata  sesuai dengan tingkat sosial
keluarganya. Keluarga dari masyarakat lapisan pendidikan rendah atau buta huruf, akan
banyak menggunakan bahasa pasar, bahasa sembarangan, dengan istilah-istilah yang kasar.
Masyarakat terdidik  yang pada umumnya memiliki status sosial lebih baik, menggunakan
istilah-istilah lebih selektif dan umumnya anak-anak remajanya juga berbahasa lebih baik.

2.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa

Berbahasa terkait erat dengan kondisi pergaulan. Oleh karena itu perkembangannya
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1)      Umur anak

Manusia bertambah umur akan semakin matang pertumbuhan fisiknya, bertambahnya


pengalaman, dan meningkatkan kebutuhan. Bahasa seseorang akan berkembang sejalan
dengan pertambahan pengalaman dan kebutuhannya. Faktor fisik dan ikut mempengaruhi
sehubungan semakin sempurnanya pertumbuhan organ bicara, kerja otot-otot untuk
melakukan gerakan-gerakan dan isyarat. Pada masa remaja perkembangan biologis yang
menunjang kemampuan berbahasa telah mencapai tingkat kesempurnaan, dengan dibarengi
oleh perkembangan tingkat intelektual, anak akan mampu menunjukkan cara berkomunikasi
dengan baik.

2)      Kondisi lingkungan

Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi andil untuk cukup besar dalam
berbahasa. Perkembangan bahasa dilingkungan perkotaan akan berbeda dengan dilingkungan
pedesaan. Begitu pula perkembangan bahasa di daerah pantai, pegunungan dan daerah-daerah
terpencil menunjukkan perbedaan.

Pada dasarnya bahasa  dipelajari dari lingkungan. Lingkungan yang dimaksud termasuk
lingkungan pergaulan dalam kelompok, seperti kelompok bermain, kelompok kerja, dan
kelompok sosial lainnya.

10
3)      Kecerdasan anak

Untuk meniru bunyi atau suara, gerakan dan mengenal tanda-tanda, memerlukan kemampuan
motorik yang baik. Kemampuan intelektual atau tingkat berpikir. Ketepatan meniru,
memproduksi perbendaharaan kata-kata yang diingat, kemampuan menyusun kalimat dengan
baik dan memahami atau menangkap maksud suatu pernyataan fisik lain, amat dipengaruhi
oleh kerja pikir atau kecerdasan seseorang anak.

4)      Status sosial ekonomi keluarga

Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu menyediakan situasi yang baik
bagi perkembangan bahasa anak-anak dengan  anggota keluarganya. Rangsangan untuk dapat
ditiru oleh anak-anak dari anggota keluarga yang berstatus sosial tinggi berbeda dengan
keluarga yang berstatus sosial rendah. Hal ini akan tampak perbedaan perkembangan bahasa
bagi anak yang hidup di dalam keluarga terdidik dan tidak terdidik. Dengan kata lain
pendidikan keluarga berpengaruh terhadap perkembangan bahasa.

5)      Kondisi fisik

Kondisi fisik di sini kesehatan anak. Seseorang yang cacat yang terganggu kemampuannya 
untuk berkomunikasi, seperti bisu, tuli, gagap, dan organ suara tidak sempurna akan
mengganggu perkembangan alam berbahasa.

2.8 Pengaruh Kemampuan Berbahasa Terhadap Kemampuan Berpikir

Kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir saling mempengaruhi satu sama lain.
Bahwa kemampuan berpikir berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa dan sebaliknya
kemampuan berbahasa berpengaruh terhadap kemampuan berpikir. Seseorang rendah
kemampuan berpikirnya, akan mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat yang baik, logis
dan sistematis. Hal ini akan berakibat sulitnya berkomunikasi.

Bersosialisasi berarti melakukan konteks dengan yang lain. seseorang menyampaikan ide dan
gagasannya dengan berbahasa dan menangkap ide dan gagasan orang lain melalui bahasa.
Menyampaikan dan mengambil makna ide dan gagasan itu merupakan proses berpikir yang
abstrak. Ketidaktepatan menangkap arti bahasa akan berakibat ketidaktepatan dan kekaburan 
persepsi yang diperolehnya. Akibat lebih lanjut adalah bahwa hasil proses berpikir menjadi
tidak tepat benar. Ketidaktepatan hasil pemprosesan pikir ini diakibatkan kekurangmampuan
dalam bahasa.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat kita ambil dari pembahasan di atas adalah :

1. Perkembangan bahasa anak adalah  meningkatnya kemampuan penguasaan alat


berkomunikasi.
2. Teori-teori perkembangan bahasa terbagi tiga yaitu : teori belajar, teori nativistic,
dan teori kogntif.
3. Perkembangan bahasa anak melalui tahapan-tahapan tertentu, sejak ia lahir sampai
dewasa perkembangan bahasanya selalu meningkat.
4. Fungsi bahasa bagi anak meliputi fungsi instrumental, fungsi pengatur, fungsi
interpersonal, fungsi pribadi, fungsi heuristik, fungsi imaginasi, dan fungsi
informatif.
5. Beberapa anak yang tingkat kecerdasannya normal atau lebih baik mengalami
perkembangan bahasa yang terlambat. Dimana penyebabnya belum dapat diketahui
belum jelas.

3.2 Saran

1. Sebagai orang tua/pendidik kita sebaiknya memperhatikan peningkatan kemampuan


berbahasa anak.
2. Sebagai orang tua/pendidik kita seharusnya memahami teori-teori perkembangan
bahasa itu sendiri dan mempraktekkannya dalam kegiatan pembelajaran.
3. Sebagai orang tua/pendidik kita sebaiknya menyesuaikan pembelajaran kepada anak
yang sesuai dengan tahap-tahap perkembangan bahasanya.
4. Sebagai orang tua/pendidik kita senantiasa harus memperhatikan agar
perkembangan bahasa anak berfungsi dengan baik.
5. Sebagai orang tua/pendidik kita sebaiknya ikut berperan dalam membantu
perkembangan bahasa anak yang terlambat dengan berbagai strategi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Iskandarwassid dan Dadang Sinandar. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung : Upi

& Rosda

Soetjiningsih, Christina Hari. 2012. Perkembangan Anak Sejak Pertumbuhan Sampai dengan

Kanak-Kanak Akhir. Jakarta : Prenada Media Group.

Yusuf, Syamsu. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : RajaGrafindo Persada

13

Anda mungkin juga menyukai