Anda di halaman 1dari 9

KEMAMPUAN EKSPRESI BAHASA

(KEMAMPUAN BAHASA PRODUKTIF)

Oleh:

Kelompok 10

1. Siti Rohimah 06021282025045


2. Juwita Pangesti 06021282126017
3. Kevin Prayogo 06021282126035
4. Wanti Susanti 06021182025001

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Mulyadi Eko Purnomo M.Pd

Dr. Agus Saripudin M.Ed.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Kemampuan Ekspresi Bahasa (Kemampuan Bahasa Produktif)” dengan tepat waktu.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Psikolinguistik. Penulis uga
mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Mulyadi Eko Purnomo, M,Pd. Dan Dr. Agus
Saripudin, M.Ed. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Psikolinguistik

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena
itu, dengan segala keterbatasan yang kami miliki, kami sangat berharap para pembaca untuk
sekiranya dapat memberikan saran dan kritik sebagai evaluasi penulis untuk pembuatan
makalah kedepannya. Demikian yang dapat kami sampaikan, kami ucapkan terima kasih.

Indralaya, 5 April 2023

Kelompok 10
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................... iii

PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1

A. Latar belakang ................................................................................................................... 1

B. Rumusan masalah… .......................................................................................................... 1

C. Tujuan ............................................................................................................................... 1

PEMBAHASAN .......................................................................................................................... 2

A. Pengertian Bahasa Produktif ............................................................................................. 2

B. Proses Bahasa Produktif .................................................................................................... 2

C. Aspek Berbahasa Produktif ............................................................................................... 3

PENUTUP ......................................................................................................................................

A. Kesimpulan........................................................................................................................ 5
B. Saran .................................................................................................................................. 5

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 6


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa mempunyai empat ketrampilan berbahasa yakni ketrampilan menyimak,
ketrampilan berbicara, ketrampilan membaca, dan ketrampilan menulis. Keempat
ketrampilan berbahasa ini dikelompokan kedalam istilah kemampuan reseptif dan produktif
Bahasa. Ketrampilan berbahasa produktif meliputi berbicara, dan menulis. Keduanya ini
sangat berkaitan erat dengan pola eksplorasi, elaborasi, dan sintesis. Pemahaman mengenai
penguasan ketrampilan produktif para siswa harus disesuaikan dengan perkembangan
bahasanya guna untuk menimbulkan daya rangsang untuk mengeksplorasi kemampuan
berbicara dan tulisannya dengan memahami kemampuannya sendiri.

Dalam berkomunikasi si pengirim akan menyampaikan pesan yang berupa pikiran dan
perasaan dengan lambang-lambang bunyi Bahasa yang diucapkan. Dalam proses komunikasi
si pengirim mengubah pesan menjadi bentuk-bentuk Bahasa yang berupa bunyi yang
diucapkan selanjutnya pesan yang diformulasikan dalam wujud Bahasa lisan tersebut
disampaikan kepada penerima.

Kenyataannya aktivitas komunikasi dalam wujud berbicara dan menulis tidaklah


hanya bersifat satu araf melainkan sering juga bersifat dua arah. Seseorang dpat dikatakan
memiliki ketrampilan berbicara apabila yang bersangkutan terampil dalam memilih bunyi
Bahasa (berupa kata, kalimat, serta nada) secara tepat guna menyampaikan pikiran dan
gagasan dalam suatu konsep komunikasi tertentu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu bahasa produktif?
2. Bagaimana proses bahasa produktif?
3. Apa saja aspek keterampilan berbahasa produktif?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian bahasa produktif.
2. Mengetahui bagimana proses bahasa produktif.
3. Mengetahui aspek-aspek keterampilan berbahasa produktif.
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahasa Produktif

Kata produktif jika dihubungakan dengan bahasa mempunyai kemampuan produktif.


Bahasa produktif merupakan kemampuan berbahasa yang dipakai guna menyampaikan
informasi secara lisan maupun tulisan. Adapun yang termasuk dalam kemampuan produktif
yaitu kegiatan menulis dan berbicara. Menulis merupakan kegiatan berkomunikasi guna
menyampaikan informasi secara tertulis dengan menggunakan bahasa tulisan sebagai media
penyampaianya. Sedangkan berbicara merupakan kemampuan mengeluarkan bunyi artikulasi
berupa kata guna mengekspresikan, menyampaikan pikiran, dan perasaan.

Secara umum manusia mempunyai system psikologi bahasa dan bahasa itu sendiri
yang mempelajari bagaimana manusia bisa menyampaikan pikirannya dengan kata-kata
(produksi bahasa) dan juga bagaimana manusia itu bisa mengerti ‘isi’ makna dari suatu
kalimat yang diucapkan maupun ditulis (Persepsi Bahasa). Aspek produktif bersifat
pengeluaran atau pemroduksian Bahasa baik secara lisan maupun tulisan sebagaimana yang
tampak pada kegiatan berbicara dan menulis.

B. Proses Bahasa Produktif

Proses produktif berlangsung pada diri pembicara yang menghasilkan kode-kode


bahasa yang bermakna dan berguna. Sedangkan proses reseptif berlangsung pada diri
pendengar yang menerima kode-kode bahasa yang bermakna dan berguna yang disampaikan
oleh pembicara melalui alat-alat artikulasi dan diterima melalui alat-alat pendengaran. Proses
produksi disebut enkode sedangkan proses penerimaan, perekaman, dan pemahaman disebut
dekode.

Proses rancangan berbahasa produktif dapat dibagi menjadi tiga tahapan yakni:

1) enkode semantik, yaitu proses penyusunan ide, gagasan, atau konsep.

2) enkode gramatikal, yaitu penyusunan konsep atau ide dalam bentuk satuan

gramatikal.

3) enkode fonologi, yaitu penyusunan bunyi dari kode tersebut yang kemudian
dilontarkan kepada lawan bicara dengan pemahaman.

Proses produksi dimulai dengan tahap idealisasi yakni tahap kemunculan ide-ide atau
gagasan dalam pemikiran manusia. Tahap kedua adalah tahap perancangan yaitu tahap
pemilihan bentuk-bentuk bahasa sebagai wadah ide yang muncul pada tahap idealisasi, selain
itu tahap perancangan juga meliputi komponen bahasa yang lain. Tahap selanjutnya adalah
pelaksanaan, pada tahap ini lahir kode verbal linguistik yang melahirkan ujaran. Jika lebih
disederhanakan lagi maka proses berbahasa produktif dimulai dengan enkode semantik yakni
proses penyusunan konsep, ide, atau pengertian. Kemudian dilanjutkan dengan proses dekode
gramatikal yakni pemahaman bunyi itu sebagai satuan gramatikal. Proses selanjutnya adalah
dekode semantik yaitu tahap pemahaman akan konsep-konsep dari ide dan gagasan yang
dibawah oleh kode tersebut. Proses ini berlangsung dalam otak pendengar dan kemudia
diproduksi oleh alat-alat bicara atau artikulasi.

Jadi proses bahasa produktif dimulai dengan tahap memunculkan ide, gagasan,
perasaan, atau segala yang ada dalam pemikiran seorang pembicara. Tahap awal ini disebut
sebagai tahap idealisasi yang dilanjutkan oleh tahap pemilikan bentuk-bentuk Bahasa untuk
menampung gagasan, ide atau perasaan yang akan disampaikan. Perencanaan ini meliputi
komponen bahasa sintaksis, semantik, dan fonologi. Berikutnya adalah tahap pelaksanaan
atau aplikasi yang mana pada tahap ini secara psikologis orang akan melahirkan kode-kode
verbal atau secara linguistik orang melahirkan arus ujaran (Setiyadi, 2009:181-183).

C. Aspek Keterampilan Berbahasa Produktif

Aspek keterampilan berbahasa produktif menurut Albantani (2016: 6-7) terbagi


menjadi dua, yaitu sebagai berikut:

1) Berbicara

Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengekspresikan ide atau gagasan


melalui lambang-lambang bunyi. Berbicara merupakan keterampilan berbahasa lisan yang
bersifat produktif. Kehidupan manusia dihadapi dengan berbagai kegiatan yang menuntut
keterampilan berbicara. Contohnya percakapan antara ayah dan ibu, orang tua dengan anak,
anak dengan orang tua, dan sebagainya. Adapun jenis situasi dalam berbicara meliputi:

1) Situasi interaktif, misalnya percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat telepon
yang memungkinkan adanya aktivitas pergantian antara berbicara dan mendengarkan;
2) Situasi semi-interaktif, misalnya sitiuasi berpidato dihadapan umum secara langsung.
Audiens memang tidak dapat melakukan interupsi terhadap pembicara, namun
pembicara dapat melihat reaksi pendengar dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh
mereka;
3) Situasi non-interaktif, misalnya berpidato lewat radio/TV. Audiens sama sekali tidak
bisa melakukan komunikasi secara langsung dengan narasumber karena berada dalam
dua dimensi media yang berbeda.

2) Menulis

Menulis merupakan salah satu aspek kemampuan berbahasa yang bersifat produktif.
Kemampuan ini biasanya hadir setelah seseorang diidentifikasi mampu menguasai tiga
kemampuan berbahasa lainnya. Kemampuan membaca seseorang biasanya sangat
berpengaruh terhadap tingkat kemampuan menulis seseorang. Menulis merupakan kegiatan
berbahasa yang dilakukan dalam bentuk kegiatan produktif tulis. Menulis dapat diartikan
sebagai kegiatan mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk tulis.
Keterampilan menulis juga memegang peranan penting bagi keberhasilan belajar siswa.
Fenomena-fenomena di atas biasa kita sebut dengan fenomena psikolinguistik yang terjadi
pada setiap manusia, yakni fenomena berbahasa yang terjadi sebelum diucapkan/diproduksi
dan berproses di dalam diri manusia.
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahasa produktif merupakan kemampuan berbahasa yang dipakai guna
menyampaikan informasi secara lisan maupun tulisan. Adapun yang termasuk dalam
kemampuan produktif yaitu kegiatan menulis dan berbicara. Menulis merupakan kegiatan
berkomunikasi guna menyampaikan informasi secara tertulis dengan menggunakan bahasa
tulisan sebagai media penyampaianya. Sedangkan berbicara merupakan kemampuan
mengeluarkan bunyi artikulasi berupa kata guna mengekspresikan, menyampaikan pikiran,
dan perasaan. Proses berbahasa produktif berlangsung pada diri pembicara yang
menghasilkan kode-kode bahasa yang bermakna dan berguna. proses bahasa produktif
dimulai dengan tahap memunculkan ide, gagasan, perasaan, atau segala yang ada dalam
pemikiran seorang pembicara. Tahap awal ini disebut sebagai tahap idealisasi yang
dilanjutkan oleh tahap pemilikan bentuk-bentuk Bahasa untuk menampung gagasan, ide atau
perasaan yang akan disampaikan. Perencanaan ini meliputi komponen bahasa sintaksis,
semantik, dan fonologi. Berikutnya adalah tahap pelaksanaan atau aplikasi yang mana pada
tahap ini secara psikologis orang akan melahirkan kode-kode verbal atau secara linguistik
orang melahirkan arus ujaran

B. Saran
Pada penyusunan serta penulisan makalah ini, tentu masih memiliki kekurangan
khususnya pada sumber referensi yang minimal. Oleh sebab itu, sumber rujukan dan teori
yang berkaitan dengan “Kemampuan Ekspresi Bahasa (Kemampuan Bahasa Produktif)” ini
masih membutuhkan lagi sumber referensi. Dengan demikian, perlu dilakukan
pengembangan dan pencarian materi terkait “Kemampuan Ekspresi Bahasa (Kemampuan
Bahasa Produktif)” secara lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA

Albantani, A. M. (2016). Proses Berbahasa Produktif dan Reseptif.


Setiyadi, A. C. (2009). Bahasa dan Berbahasa. At-Ta'dib: Journal of Pesantren Education.

Anda mungkin juga menyukai