PROSES BERBAHASA
Disusun Oleh:
Kelompok 3:
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Maha Esa yang telah memberikan kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tanpa pertolongan-Nya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Kami mengucapkan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,
sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah ini
sebagai tugas kelompok mata kuliah Psikolinguistik.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Odien Rosidin, S.Pd.,
M.Hum selaku dosen pengampu mata kuliah Psikolinguistik yang telah
membimbing dan mengajarkan kami dengan baik.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama bagi penulis
sendiri.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................3
PEMBAHASAN....................................................................................................................3
2.1 Hakikat Berbahasa....................................................................................................3
2.2 Proses Berbahasa.....................................................................................................3
2.3 Fungsi-fungsi dari Tiap-tiap Sistem dalam Sistem Pemakaian Bahasa......................6
BAB III...............................................................................................................................14
PENUTUP..........................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa sebagai alat komunikasi dapat digunakan secara tertulis dan lisan.
Sebagai alat komunikasi bahasa adalah suatu sistem yang bersifat sistematis
dan sekaligus sistemis (Chaer, 2007:4). sebagai alat interaksi verbal, bahasa
dapat dikaji secara internal maupun secara eksternal.
Berbahasa merupakan salah satu perilaku dari kemampuan manusia, sama
dengan kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara,
ataupun bersiul. Lebih spesifik lagi berbahasa ini merupakan kegiatan dan
proses memahami dan menggunakan isyarat komunikasi yang disebut bahasa.
Berbahasa merupakan gabungan berurutan cara dua proses yaitu proses
produktif dan proses reseptif. Proses produktif berlangsung pada diri
pembicara yang menghasilkan kode-kode bahasa yang bermakna dan
berguna. Sedangkan proses reseptif berlangsung pada diri pendengar yang
menerima kode kode bahasa yang bermakna dan berguna yang disampaikan
oleh pembicara melalui alat-alat artikulasi dan diterima melalui alat-alat
pendengar.
Manusia mempunyai suatu sistem penggunaan bahasa dan psikologi
bahasa mempelajari cara kerja dari sistem ini. sistem ini dapat menerangkan
misalnya Bagaimana manusia dapat menyampaikan pikiran dengan kata-kata (
produksi bahasa) dan bagaimana manusia dapat mengerti “isi pikiran” atau
makna dari suatu kalimat yang diucapkan atau ditulis (persepsi bahasa).
Ada dua cara dalam persepsi dan produksi bahasa ini, yaitu secara auditif
dan visual. Persepsi bahasa secara visual adalah membaca. Dalam produksi
bahasa kegiatannya adalah berbicara (auditif) dan menulis (visual). Proses
kognitif yang terjadi pada waktu seseorang berbicara dan mendengarkan
antara lain mengingat apa yang baru didengar, mengenali kembali apa yang
baru didengar itu sebagai kata-kata yang ada artinya, berfikir, mengungkapkan
apa yang telah tersimpan dalam ingatan dalam bentuk ujaran atau tulisan. Jadi
menyangkut verbal thinking, verbal memory, dan sebagainya.
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1) Dapat mengetahui hakikat berbahasa;
2) Dapat mengetahui terjadinya proses berbahasa;
3) Dapat mengetahui fungsi-fungsi dari tiap-tiap sistem dalam pemakaian
bahasa.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Proses dekode dimulai dengan dekode fonologi, yakni penerimaan unsur-
unsur bunyi itu melalui telinga pendengar. Kemudian dilanjutkan dengan proses
dekode gramatikal, Yakni pemahaman bunyi itu sebagai satuan gramatikal. Lalu
diakhiri dengan dekode semantik, yakni pemahaman akan konsep konsep atau
ide-ide yang dibawa oleh kode tersebut. proses dekode ini terjadi dalam otak
pendengar.
Proses enkode dan proses dekode dari pesan, amanat, atau perasaan.
terangkum dalam suatu konsep yang disebut proses komunikasi. Dalam
kehidupan kode utama dan kekreatifan dalam proses komunikasi ini adalah kode
bahasa, atau secara umum disebut bahasa. Dengan demikian, pembelajaran bahasa
sesungguhnya tidak lain dari pada pembelajaran komunikasi dengan
menggunakan kode atau isyarat bahasa. Ini berarti pula, dalam pembelajaran
bahasa, kemampuan berbahasa produktif dan berbahasa reseptif harus sama-sama
dikuasai dengan sama baiknya.
Dalam bagan pada halaman berikut tampak bahwa proses enkode dan
proses dekode, atau proses produktif dan proses reseptif, berawal pada
4
pemahaman dan berakhir juga pula pada pemahaman. Ini berarti proses berbahasa
adalah proses komunikasi yang bermakna dan berguna.
Bagan di bawah ini menunjukkan juga bahwa berbahasa itu tidak lain dari
proses mengirim berita dan proses menerima berita. Kegiatan menghasilkan
berita, pesan, dan amanat disebut proses produktif. Sedangkan proses menerima
berita, pesan atau amanat disebut proses reseptif. Kedua kegiatan ini, proses
produk dan proses reseptif merupakan satu proses yang berkesinambungan, mulai
dari proses perancangan pesan sampai pada proses penerimaan dan pemahaman
pesan itu.
Proses reseptif dimulai dengan tahap rekognisi atau pengenalan akan arus
ujaran yang disampaikan. mengenal (rekognisi) berarti menimbulkan kembali
kesan yang pernah ada. Tahap pengenalan dilanjutkan dengan tahap identifikasi,
yaitu proses mental yang dapat membedakan bunyi yang konstrasif, frase,
kalimat, teks dan sebagainya. Setelah tahap identifikasi ini dilalui, maka
sampailah pada tahap pemahaman, sebagai akhir dari suatu proses berbahasa.
5
berkomunikasi yang sebenarnya proses tersebut bisa terjadi bolak-balik atau dua
arah. Maksudnya, pada awalnya, misalnya, si A menjadi pembicara, si B
menjadi pendengar. Kemudian proses ini berganti, si B menjadi pembicara dan si
A menjadi pendengar. Proses ini pun terjadi dengan cepat, tidak “selambat”
seperti Penjelasan diatas. Selain itu, dalam berbahasa yang sebenarnya konteks
situasi dan unsur para linguistik turut membangun makna yang akan dipahami
oleh partisipan dalam tindakan atau perilaku berbahasa itu (l ihat Chaer dan
Agustina, 1995).
Proses mental yang terjadi pada waktu kita berbicara ataupun proses
mental yang menjadi dasar pada waktu kita mendengar mengerti dan mengingat
dapat diterangkan dalam suatu sistem kognitif yang ada pada manusia.
6
Fungsi-fungsi dari tiap-tiap sistem Dalam sistem pemakaian bahasa tersebut
adalah untuk mengenal bunyi-bunyi, analisis kalimat, sistem konseptual,
artikulator, dan leksikal. selanjutnya dapat dijelaskan sebagai berikut.
Fungsi analisis kalimat adalah untuk menganalisis struktur kalimat. dalam hal ini,
ia harus mendeteksi Bagaimana hasil proses kerjasama antara tiga sistem dalam
CPU (Central Processing Unit), yaitu antara speech recognizer (pengenalan
7
bunyi), sistem konsepsi dan leksikan (kamus dalam sistem kognisi). setelah itu
berhasil mendeteksi, maka ia harus membuat suatu analisis tentang deteksi itu.
analisis nya sebagai berikut: Mula-mula kesatuan fonologi dari bunyi ujaran
diidentifikasi oleh speech recognizer menjadi berarti, cara menentukan termasuk
kategori kata apakah hal yang didapat dalam tatabahasa.
untuk penempatan itu menurut G.kempen ada dua proses analisis yang terjadi
secara stimulan, yakni:
Sistem konseptual merupakan inti dari penggunaan bahasa oleh manusia, oleh
karena proses berpikir Yang mendasari tingkah laku manusia arti problem
solving ( pemecah masalah), membuat keputusan ( decision making) ,
penggunaan bahasa dan lain-lain terdapat dalam sistem konseptual.
Sistem konseptual terdiri atas titik-titik dan garis-garis yang merupakan suatu
Network
(jaringan). ada beberapa kategori dari konsep-konsep dalam jaringan tersebut,
yaitu:
8
konsep nominal ( nominal concept) =N
konsep penentu aksi = A
konsep penentu aksi = AP
konsep penentu nominal = PN
Buku biru adalah dua konsep. Hubungan antara keduanya dapat digambarkan
sebagai berikut:
Buku biru
Atribut
9
Dapat pula ditulis lebih sederhana, menjadi:
Buku biru
Atribut
Buku saya
Meskipun tadi dikatakan bahwa A dan N Dapat berdiri sendiri,b namun dalam
kasus-kasus tertentu terjadi hubungan ketergantungan antara keduanya, dan
ketergantungan itu terjadi timbal balik. misalnya ketergantungan antara aktor dan
aktivitasnya yang digambarkan sebagai berikut:
Umar Memukul
Aktor
hubungan ketergantungan tersebut di atas tidak saja terjadi antara konsep dengan
konsep ( Ayah- sakit atau ayah- takut) melainkan juga antara konseptualisasi
dengan konseptualisasi, misalnya:
Ayah sakit
Ayah kehujanan
10
ketergantungan itu menjadi “ Ayah sakit karena kehujanan”. hubungan
antarkonseptualisasi dapat digambarkan sebagai berikut:
Jaringan (network) ini terdiri dari titik dan garis. titik merupakan konsep
dan garis menunjukkan hubungan. dengan demikian, konsepsi jaringan ini
mempunyai dwifungsi, yakni:
11
burung adalah binatang
o Binatang
Gelatik o
o Burung
12
5. Artikulator
6. Leksikon
Tugas leksikon ialah mengerti arti dari suatu pengertian yang ingin atau
akan kita ucapkan. untuk itu akan dicarinya dalam “kamus mental” yang ada
dalam sistem kognitif kita. Disamping itu, Ia juga harus memperhatikan
informasi-informasi apa saja yang sudah ada, misalnya:
Informasi tentang fonologi, yaitu bagi Iya itu bagaimana hari diucapkan.
Informasi tentang sintaksis, yaitu jenis kata dan tempatnya dalam suatu
kalimat.
Informasi semantik, yaitu suatu petunjuk (clue) untuk struktur konsep
konseptual
Informasi tentang pengejaan kata.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
14
DAFTAR PUSTAKA
15