Anda di halaman 1dari 14

IMPLIKASI REKONSTRUKSI

Mata Kuliah: Perbandingan Bahasa Nusantara


Your Picture Here And Send To Back

KELOMPOK 6

1.Atikah
2.Tisa Betadara
3.Novryan Fiqriansyah
Tipe Perubahan Fonetis

Macam-macam perubahan bunyi IMPLIKASI


Perubahan Morfemis

Usia unsur bahasa


REKONSTRUKSI
Status bentuk rekonstruksi
Tipe – tipe Perubahan Fonemis

01 Pewarisan Linear
Pewarisan Linear adalah pewarisan sebuah fonem protoke dalam bahasa
sekarang dengan tetap mempertahankan ciri-ciri fonetis fonem protonya.
Misalnya fonem proto */p/ menurunkan fonem /p/ dalam bahasa A, fonem
*/d/ menurunkan fonem /d/ dan sebagainya.

02 Pewarisan dengan Perubahan


Pewarisan ini terjadi bila suatu fonem proto mengalami perubahan dalam
bahasa sekarang. Misalnya fonem proto Austronesia Purba */i/ dalam kata
*/ikur/ ‘ekor’ berubah menjadi fonem /e/ dalam kata /ekor/ bahasa Melayu.

03 Pewarisan dengan Penghilangan


Pewarisan dengan penghilangan adalah suatu tipe perubahan fonem
di mana fonem proto menghilang dalam bahasa sekarang.

04 Pewarisan dengan Penambahan


Pewarisan dengan penambahan adalah suatu proses perubahan berupa
munculnya suatu fonem baru dalam bahasa sekarang
Tipe – tipe Perubahan Fonemis

05 Penenggalan Parsial
Penenggalan parsial atau penghilangan sebagian adalah suatu proses
pewarisan di mana sebagian dari fonem proto menghilang dalam bahasa
kerabat sedangkan sebagian lain dari ciri fonem proto bertahan dalam
bahasa kerabat tersebut.

06 Perpaduan (Merger)
Perpaduan atau merger adalah suatu proses perubahan bunyi di mana dua
fonem proto atau lebih berpadu menjadi satu fonem baru dalam bahasa
sekarang.

07 Pembelahan (Split)
Pembelahan atau split adalah suatu proses perubahan fonem di mana suatu
fonem proto membelah diri menjadi dua fonem baru atau lebih, atau suatu
fonem proto memantulkan sejumlah fonem yang berlainan dalam bahasa
kerabat atau dalam bahasa yang lebih muda.
Macam-macam perubahan bunyi

Asimilasi merupakan suatu


proses perubahan bunyi di mana
dua fonem yang berbeda dalam
bahasa proto mengalami peru- Perubahan bunyi yang bersifat
bahan dalam bahasa sekarang asimilatif dan disimilatif dilihat dari
menjadi fonem yang sama. sudut perubahan kualitas bunyi.
Penyamaan kedua fonem itu dapat Berdasarkan tempatnya dapat
berwujud fonem yang mendahului diperoleh beberapa macam
disamakan dengan fonem yang perubahan bunyi, yaitu: metatesi,
menyusulnya, atau fonem kedua apheresis (apheresis), sinkop
disamakan dengan fonem yang (syncope), apokop (apocope),
mendahuluinya. protesis, epentesis, dan paragog.
4. Perubahan-perubahan
1. Asimilasi 2. Disimilasi 3. Perubahan Berdasarkan Tempat
lain
Disimilasi adalah suatu proses Bila suatu proses merger terjadi
perubahan bunyi yang merupa- atas dua vocal proto dan
kan kebalikan dari asimilasi. mengubah kedua vocal itu
Proses ini berwujud perubahan menjadi sebuah vokal tunggal,
serangkaian fonem yang sama maka perubahan itu disebut
menjadi fonem-fonem yang ber- monoflongisasi. Sebaliknya bila
beda. Disimilasi juga merupakan satu fonem proto (dalam hal ini
suatu kecenderungan untuk vokal) berubah sehingga
meyederhanakan bentuk-bentuk menghasilkan dua vokal maka
yang ada sehingga efeknya ter- proses itu disebut diftongisasi.
jadi bunyi-bunyi yang tidak
sama.
Perubahan Morfemis
Perubahan yang terjadi pada sebuah kata atau sebuah
morferm sejauh hanya menyangkut perubahan bunyi
tidak merupakan obyek perubahan morfemis.

bila perubahan-perubahan itu terjadi berdasarkan percontohan bentuk-bentuk morfem


yang lain, maka perubahan itu dimasukan dalam perubahan morfemis.

Dalam hal ini, sejak jaman Yunani kuno sudah dikenal suatu proses perubahan
morfemis yang sangat penting yaitu anologi atau keteraturan dengan lawannya
anomaly atau ketak-teraturan.

anologi merupakan suatu proses yang mengubah morf-morf atau kombinasi morf-
morf atau pola-pola linguistik berdasarkan bentuk-bentuk yang sudah ada, atau
menciptakan morfem-morfem baru berdasarkan morfem-morfem yang sudah ada.

Suatu peristiwa perubahan yang lain terjadi karena analogi adalah perubahan
bentuk yang terjadi karena pencampuran antara dua perubahan bentuk yang terjadi
karena pencampuran antara dua bentuk yang berlainan yang memiliki bidang
semantik yang berbeda. Peristiwa ini disebut kontaminasi perancuan.

Kurylowics mengajukan sejumlah kaidah berdasarkan prinsip Linguistik Umum dan


hubungan antara bentuk-bentuk untuk menjelaskan terjadinya anologi dalam
bahasa.
Mengenai timbulnya anologi, Kurylowics mengajukan dalil-dalilnya sebagai berikut:

1. Penanda-penanda morfologis ganda


cenderung menggantikan yang tunggal.
2. Analogi bergerak dari bentuk dasar ke
bentuk-bentuk turunan.
3. Sebuah konstruksi yang terdiri dari sebuah bentuk
tetap dan sebuah variable dipakai sebuah pola bagi
sebuah bentuk isolasi dengan fungsi yang sama. 4. Sebuah bentuk analogi yang baru mengambil alih fungsi
utama sebuah konstruksi, sementara bentuk yang
digantikannya itu dipakai untuk fungsi sekunder.
Usia unsur bahasa
Hubungan antara sebuah bahasa proto dengan bahasa-bahasa kerabat secara metodologi
bermanfaat untuk suatu tujuan lain yaitu menetapkan usia unsur-unsur bahasa.
Hubungan antara bahasa proto dan bahasa-bahasa pantulannya itu merupakan hasil
observasi empiris, yang menghasilkan kesimpulan-kesimpulan:

1. Bahasa-bahasa berubah secara teratur, sekurang-


kurangnya sejauh menyangkut sistem fonologinya;

2. Perubahan semacam itu dalam sebuah bahasa


terjadi dalam jangka waktu tertentu;

3. Perubahan dalam jangka waktu tertentu itu dapat


dirumuskan dalam kaidah-kaidah yang berlaku bagi tiap
segmen dengan tidak memandang soal makna,
frekuensi, dan status gramatikal dari kata atau morfem
tempat terdapatnya fonem tadi.
1. Bahasa-bahasa Eropa

Hal itu terbukti dari kenyataan lain di


Dalam sejarah bahasa Belanda dan luar bahasa Inggris sendiri yaitu:
Jerman disatu pihak dan bahasa Glos Belanda Jerman Inggris
bahwa kata-kata seperti mūtus ‘bisu’
Inggris dipihak lain, terdapat Minuman хәdraŋ gәdrank θrͻŋ
dalam bahasa Latin, ketika masuk
korespondensi fonemis antara /a/ Pangganga brandәn brantәn brͻθ
dalam bahasa Inggris bukan berubah
dan /ͻ/. Kesimpulan ini dibuktikan oleh menjadi /ou/ tetapi menjadi /ū/.
rekuensi berikut:

Berdasarkan keterangan sejarah dan Penetapan usia unsur bahasa dapat juga
sebagainya dapat ditentukan bahwa dilakukan dalam sebuah bahasa, misalnya
urutan berlakunya korespondensi antara Inggris kuno dan Inggris modern.
antara bahasa Inggris dan Belanda- Masa berlangsungnya fonem /ū/ dalam
Jerman adalah mula-mula /a/ - /a/, bahasa Inggris kuno hanya akan berlangsung
kemudian /a/ - /o/, dan terakhir dalam waktu tertentu, sampai diganti oleh
antara /a/ - /ae/. fonem lain yaitu /ou/ dalam bahasa Inggris
modern.
2. Bahasa-bahasa Austronesia Barat
PowerPada waktu membicarakan masalah ko-okurensi sudah
dikemukakan masalah menghilangnya fonem /r/ antar vokal
dalam bahasa Jawa, Bali, dan Lamalera. Dalam ketiga bahasa
itu fonem /r/ menghilang secara bertahap. Ada bentuk-bentuk
yang menunjukkan bahwa fonem /r/ mula-mula diganti dengan
/h/; kemudian fonem /h/ menghilang tetapi kedua vokal masih
dipertahankan, dan akhirnya menjadi vokal pendek karena
mengalami sandi dalam. Point Presentation

Jawa: maŋhuri -> * maŋhuhi -> maŋwi

Kesimpulan:
1. Berdasarkan korespondensi fonemis kita dapat menentukan
secara relatif usia dari unsur-unsur tertentu dalam suatu bahasa.
2. Dalam menetapkan korespondensi fonemis untuk menentukan
usia unsur-unsur bahasa, kita harus mempergunakan bahan-
bahan dari linguistik deskriptif.
Status Bentuk Rekonstruksi
Rekonstruksi akar katanya adalah *es, sedangkan untuk bentuk jamak,
adalah *s. Dalam hal ini sebuah alomorf akar untuk bentuk tunggal
presens lebih banyak mengandung vokal, sedangkan alomorf akar
untuk bentuk jamak presens dan perfek kurang vokalnya berdasarkan
prinsip ablaut.

Contoh:
Yunani : hi-stam-mi ‘saya berdiri’
hi-stā-men ‘kami berdiri’
Contoh:
Sanskerta : dá-dā-mi ‘saya memberi’
da-d-más ‘kami memberi’
Contoh:
Inggris : sing-sung
bite-bit

Dari bentuk-bentuk rekonstruksi dapat disusun sebuah Tata bahasa Indo-


Eropa, yang pada gilirannya sering dapat menerangkan bentuk-bentuk
gramatikal dari bahasa-bahasa kerabat yang secara sinkronis dianggap tak
teratur (irregular).
Pertanyaan

1. Apa saja tipe-tipe perubahan fonetis?


2. Bagaimana peristiwa terbentuknya split parsial?
3. Sebutkan dan jelaskan penggolongan asimilasi berdasarkan sifat asimilasi itu sendiri!
4. Mengapa bisa terjadi asimilasi?
5. Apa yang dimaksud dengan disimilasi?
6. Sebutkan dan jelaskan macam-macam perubahan berdasarkan tempatnya!
7. Sebutkan perbedaan dari Monoflongisasi dengan diftongisasi!
8. Apa yang dimaksud dengan perubahan morfemis?
9. Sebutkan kesimpulan dari hasil observasi empiris dalam hubungan antara bahasa proto dan bahasa pantulannya!
10. Bagaimana penjelasan Kurylowics mengenai analogi dalam bahasa?
Thank You

Anda mungkin juga menyukai