Anda di halaman 1dari 11

e-Journal Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha

Volume : Vol: 5 No: 3 Tahun:2016

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR


ASING (BIPA) DI SEKOLAH CINTA BAHASA, UBUD, BALI

Ni Pt Apita Widya Sari, I Md Sutama, I Dw Gd Budi Utama

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: apitawidya@gmail.com, imadesutamaubd@gmail.com,


idgbudiutama@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan perencanaan pembelajaran


BIPA, (2) mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran BIPA, (3) mendeskripsikan
evaluasi pembelajaran BIPA, dan (4) mendeskripsikan alasan guru memilih prosedur
tertentu dalam pembelajaran BIPA di Sekolah Cinta Bahasa, Ubud, Bali. Penelitian ini
menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini
adalah pengajar BIPA di Sekolah Cinta Bahasa, Ubud, Bali dan objek penelitian adalah
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran BIPA serta alasan guru memilih
prosedur tertentu dalam pembelajaran BIPA di Sekolah Cinta Bahasa, Ubud, Bali.
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah metode observasi,
dokumentasi, dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) perencanaan
pembelajaran BIPA yang disusun oleh pengajar sudah sesuai dengan silabus yang
ditetapkan oleh lembaga Sekolah Cinta Bahasa, Ubud, Bali,(2) pelaksanaan
pembelajaran BIPA yang dilaksanakan pengajar sudah mengarah pada kemampuan
untuk mengembangkan kemampuan bahasa Indonesia siswa, (3) evaluasi pembelajaran
BIPA yang dilaksanakan pengajar berupa tes lisan atau tes tulis (4) metode-metode
pembelajaran BIPA yang digunakan oleh pengajar di Sekolah Cinta Bahasa bervariasi,
seperti metode tata bahasa terjemahan, metode langsung, metode membaca, metode
suggestopedia, metode eklitik, dan metode audiolingual. Pemilihan metode tersebut
disesuaikan dengan kebutuhan atau tujuan pembelajar BIPA belajar bahasa Indonesia.

Kata kunci: pembelajaran, bahasa Indonesia, penutur asing

Abstract

This research aims to (1) describe the BIPA's lesson plan, (2) describe the BIPA
learning implementation, (3) describe the learning evaluation of the BIPA, and (4)
describe the reason teachers choose a certain procedure in the BIPA learning at Cinta
Bahasa school, Ubud, Bali. This research used descriptive qualitative research design.
The subject in this study is BIPA at teachers Cinta Bahasa school, Ubud, Bali and the
object of research is the planning, implementation, and evaluation of learning BIPA as
well as the reason for selecting a particular procedure in BIPA learning at the Cinta
Bahasa school, Ubud, Bali. The methods used to collect data are methods of
observation, documentation, and interviews. The results of this study suggest that (1)
BIPA learning planning compiled by teachers already in accordance with the syllabus set
by the institution of the Cinta Bahasa school, Ubud, Bali, (2) implementation learning
e-Journal Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha
Volume : Vol: 5 No: 3 Tahun:2016

BIPA teachers already carried out lead to the ability to develop Indonesian Language or
Bahasa ability of students, (3) the evaluation of the learning of teaching be implemented
BIPA test of oral or written, (4) learning methods which are used by teachers at the Cinta
Bahasa school like the varied language, as the grammar translation method, direct
method, reading method, suggestopedia method, eclectic method, and audiolingual
method. The selection of these methods are adapted to the needs or purpose BIPA
learners learn Indonesian Language or Bahasa.

Keywords: learning, Indonesian language, foreign student

PENDAHULUAN pembelajar asing menjadi salah satu


Bahasa Indonesia mengalami faktor dalam perkembangan bahasa
perkembangan yang sangat pesat, tidak Indonesia. Menurut Rohayani (2013:2),
hanya di Indonesia tapi juga di luar negeri. berdasarkan data yang diperoleh dari
Terbukti banyak penutur asing berminat badanbahasa.kemendikbud.go.id pada
mempelajari bahasa Indonesia atau yang tahun 2011 tercatat sekitar 92 lembaga
kita kenal dengan sebutan BIPA yaitu yang menyediakan program BIPA.
Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing. Lembaga-lembaga tersebut terdiri atas
BIPA adalah istilah untuk program universitas, lembaga kursus, sekolah,
pembelajaran bahasa Indonesia yang maupun perusahaan asing yang ada di
dikhususkan untuk warga negara asing. Indonesia.
Pembelajaran Bahasa Indonesia Banyaknya lembaga pengajaran
bagi Penutur Asing sudah dikenal, baik di BIPA muncul untuk merespon minat orang
Indonesia maupun di beberapa negara di asing belajar BIPA karena pembelajar
luar negeri. Berdasarkan data yang memiliki berbagai tujuan dan kepentingan
diperoleh dari unpad.co.id pada tahun yang melatarbelakangi mempelajari
2013 (dalam penelitian Rohayani, 2013), bahasa Indonesia. Sofyan (dalam Suyitno:
bahasa Indonesia telah dipelajari di 72 2007) menjelaskan bahwa ada tiga
negara. Beberapa negara tersebut di kebutuhan yang mendorong seseorang
antaranya adalah Maroko, Jerman, belajar bahasa, yakni (1)mengikuti kuliah
Australia, Polandia, dan Thailand. Di di perguruan tinggi Indonesia, (2)
negara-negara tersebut bahasa Indonesia membaca buku dan surat kabar guna
telah dijadikan program studi yang dapat keperluan penelitian, dan (3)
dipelajari di tingkat universitas. Di berkomunikasi secara lisan dalam
Thailand, misalnya, berdasarkan data dari kehidupan sehari-hari di Indonesia. Ketiga
KBRI Bangkok, pada tahun 2012 terdapat tujuan itu masing-masing masih dapat
sekitar tujuh universitas yang diperluas lagi menjadi beberapa tujuan
menyelenggarakan program bahasa khusus, misalnya, untuk mengikuti kuliah
Indonesia. Universitas tersebut adalah di perguruan tinggi di Indonesia
Mae Fah Luang University, Chiang Mai memerlukan pengetahuan bahasa
University, Naresuan University, King Indonesia sesuai dengan bidang ilmu
Mongkut University of Technology, Pundit yang diikuti (ilmu sosial, ilmu teknik,
University, Rmakhamhaeng University, ekonomi, dan sebagainya). Begitu pula
dan Burapha University, (Rohayani, untuk keperluan penelitian tergantung dari
2013:1). bidang apa yang akan diteliti. Kemudian,
Banyaknya lembaga penyelenggara untuk belajar bahasa Indonesia lisan guna
BIPA mengindikasikan meningkatnya keperluan komunikasi dengan penduduk
minat pembelajar asing untuk mempelajari diperlukan pula pengkhususan, misalnya
bahasa Indonesia. Bertambahnya komunikasi formal atau informal.
e-Journal Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha
Volume : Vol: 5 No: 3 Tahun:2016
Dengan beragamnya tujuan sehingga dapat berbagi pengalaman,
pembelajar tersebut, perlu diimbangi perasaan dan pengetahuan dengan orang
dengan kesiapan pengajaran BIPA, lain, serta mencintai bahasa, sastra, dan
seperti strategi pembelajaran bahasa yaitu budaya Indonesia.
alat-alat untuk mencapai tujuan Ada beragam tujuan pembelajar
pembelajaran, materi yang diajarkan, belajar bahasa Indonesia di Sekolah Cinta
maupun metode pengajarannya. (Zulkifli, Bahasa. Tujuan yang dimaksud, antara
2014:5). Dalam praktiknya, banyak juga lain: pengkajian tentang Indonesia
ditemukan variasi strategi pembelajaran (misalnya pengkajian budaya Indonesia),
bahasa, tergantung pada tujuan memperoleh kesempatan (sekaligus
pembelajar bahasa. Hal tersebut kelancaran) bekerja di Indonesia, dan
menunjukkan bahwa mengajarkan bahasa kelancaran perjalanan wisata. Dipilihnya
asing (termasuk bahasa Indonesia) tidak Sekolah Cinta Bahasa, Ubud, Bali sebagai
sederhana dan memerlukan banyak tempat melakukan penelitian karena dari
pertimbangan, (Wojowasito, 1976:1). survey yang dilakukan, diperoleh
Selain strategi pembelajaran informasi bahwa pembelajar Sekolah
bahasa, keberhasilan pengajaran BIPA Cinta Bahasa mengatakan bahwa dengan
juga ditentukan oleh pelaksanaan belajar di lembaga tersebut mereka bisa
manajemen atau pengelolaan yang menguasai bahasa Indonesia dengan
dilakukan oleh lembaga penyelenggara cepat pada tingkatan tertentu dan jadwal
pengajaran BIPA. Widodo (2012), dalam belajar dapat disesuaikan dengan waktu
penelitiannya, menyebutkan ada dua hal pembelajar. Selain itu, lembaga
pokok yang perlu mendapat perhatian. pendidikan ini memiliki kurikulum yang
Pertama, yang menyangkut keberadaan tepat dan up to date serta telah
lembaga penyelenggara pengajaran BIPA. dimodifikasi berdasarkan tujuan
Kedua, yang menyangkut pelaksanaan pembelajar. Kurikulum dan silabus yang
manajemen atau pengelolaan pengajaran digunakan dimodifikasi sendiri oleh
BIPA. Dengan kata lain, untuk lembaga Cinta Bahasa berdasarkan
penyelenggaraan pengajaran BIPA tujuan dan latar belakang pembelajar, baik
dibutuhkan adanya lembaga sebagai usia maupun budaya pembelajar. Pada
penyelenggara dan bagaimana lembaga hakikatnya, silabus pengajaran BIPA di
ini bisa menjalankan fungsinya. Sekolah Cinta Bahasa bertujuan agar
Aspek kelembagaan (termasuk pembelajar memiliki pengetahuan
manajemennya) merupakan salah satu kebahasaan bahasa Indonesia dan
penentu dalam mencapai keberhasilan menerapkan pengetahuan tersebut dalam
pengajaran BIPA. Salah satu lembaga setiap tindak berbahasa Indonesia
pengajaran BIPA di Indonesia yang sudah berdasarkan tujuan dan kebutuhan
diakui oleh pemerintah RI dan pemerintah mereka belajar bahasa Indonesia. Tidak
daerah adalah Sekolah Bahasa Indonesia hanya itu, sekolah Cinta Bahasa juga
di lembaga khusus. Sekolah Bahasa menyiapkan pengajar-pengajar
Indonesia atau Indonesian Language profesional. Lulusan para pengajar Cinta
School tersebut terdapat di Ubud, Bali Bahasa adalah lulusan perguruan tinggi
yang bernama “Cinta Bahasa”. Cinta ternama di Indonesia bahkan di luar
Bahasa adalah sebuah organisasi negeri serta berasal dari berbagai jurusan
pendidikan yang disebut “Yayasan” di seperti jurusan ekonomi, bahasa
Indonesia, sama seperti Non- Indonesia, sastra Indonesia, bahasa
Governmental Organizations (NGO). Cinta Inggris, sastra Inggris, arsitektur, dan
Bahasa didirikan pada 14 Februari 2011 pariwisata. Keragaman latar belakang
oleh Yoshida Chandra dan Stephen De pendidikan pengajar tersebut menjadi
Meulenaere. Nama “Cinta Bahasa” kekayaan tersendiri bagi Cinta Bahasa
berasal dari frase “Cintailah Bahasa karena akan membantu proses belajar
Indonesia” yang berarti “Cinta Bahasa mengajar di kelas untuk berbagi
Indonesia”. Hal ini adalah tujuan akhir pengalaman dengan menyesuaikan
pelatihan bahasa di sana, yaitu tujuan pembelajar belajar bahasa
mengajarkan pembelajar untuk berbicara Indonesia. Di samping itu, pelaksanaan
e-Journal Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha
Volume : Vol: 5 No: 3 Tahun:2016
pembelajaran yang dilakukan oleh Cinta tertentu dalam pembelajaran BIPA di
Bahasa sangat variatif dan fleksibel baik Sekolah Cinta Bahasa?
dari layanan kelas yang disediakan, Sesuai dengan rumusan masalah di
metode-metode yang digunakan, serta atas, tujuan penelitian ini adalah 1)
strategi-strategi pembelajarannya. Oleh mendeskripsikan pembelajaran BIPA di
sebab itu, tepat jika peneliti melakukan Sekolah Cinta Bahasa, Ubud, Bali,
penelitian di sekolah ini agar hasil meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan
penelitian dapat menjadi cerminan bagi evaluasi pembelajaran BIPA 2)
lembaga pengajaran BIPA lain. mendeskripsikan alasan guru memilih
Penelitian mengenai pembelajaran prosedur tertentu dalam pembelajaran
BIPA pernah dilakukan oleh pertama, BIPA di Sekolah Cinta Bahasa, Ubud,
Rifca Farih Azizah, Widodo, dan Hs Ida Bali.
Lestari yang berjudul “Pembelajaran Penelitian ini memberikan dua
Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing manfaat, yakni manfaat teoretis dan
(BIPA) Program CLS (Critical Language praktis. Secara teoretis, hasil penelitian ini
Scholarship) di Fakultas Sastra dapat memberikan sumbangan ilmu
Universitas Negeri Malang Tahun 2012”. pengetahuan tentang pembelajaran BIPA,
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2012. berupa model-model perencanaan,
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pelaksanaan, evaluasi, dan metode-
perencanaan, pelaksanaan, dan metode pembelajaran. Selain itu,
problematika pembelajaran BIPA program penelitian ini juga dapat dijadikan acuan
CLS 2012. Kemudian, penelitian kedua, oleh peneliti lain dalam melaksanakan
dilakukan oleh Dr. Gusdi Sastra yang penelitian lanjutan yang relevan dengan
berjudul “Pembelajaran BIPA di penelitian ini. Manfaat praktisnya meliputi,
Universitas Hamburg, Jerman”. Penelitian 1) bagi Sekolah Cinta Bahasa, hasil
ini dilakukan pada tahun 2009. Penelitian penelitian ini dapat memberikan
ini bertujuan mendeskripsikan suasana sumbangan yang positif terhadap
dan cara belajar siswa ketika metode kemajuan sekolah yang tercermin dari
pembelajaran tertentu digunakan dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru,
pelaksanaan pembelajaran BIPA di perbaikan proses, dan kebermaknaan
Universitas Hamburg, Jerman. hasil belajar siswa dalam pembelajaran
Kedua penelitian di atas memiliki BIPA di Sekolah Cinta Bahasa; 2) bagi
persamaan dan perbedaan dengan lembaga Universitas Pendidikan Ganesha
penelitian yang dilakukan. Persamaannya (Undiksha), penelitian ini dapat
adalah sama-sama mengkaji memberikan sumbangan bagi pelayanan
pembelajaran BIPA. Meskipun objek yang pengajaran BIPA di UNDIKSHA atau
diteliti sama, namun subjek penelitian Undiksha Indonesian Language and
peneliti dengan kedua penelitian tersebut Culture Programe (UILCP). Dari tujuan
berbeda karena subjek penelitian peneliti tersebut, hasil penelitian ini dapat
adalah Sekolah Cinta Bahasa, Ubud, Bali. dijadikan sebagai bahan pertimbangan
Tidak hanya itu, perbedaan juga terdapat dalam pengembangan kurikulum dan
pada tujuan penelitian. Tujuan penelitian silabus pengajaran BIPA baik dari segi
peneliti yaitu mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pembelajaran BIPA, baik dari serta prosedur-prosedur yang dapat
perencanaan, pelaksanaan, maupun digunakan dalam pembelajaran BIPA,
evaluasi pembelajaran dan alasan guru sehingga kebutuhan pembelajar dapat
memilih prosedur tertentu dalam terpenuhi sesuai dengan tujuan mereka
pembelajaran BIPA di Sekolah Cinta belajar bahasa Indonesia; 3) bagi guru
Bahasa, Ubud, Bali. BIPA, hasil penelitian ini dapat dijadikan
Sehubungan dengan pemaparan gambaran dalam merencanakan,
pada bagian latar belakang di atas, ma- melaksanakan, dan mengevaluasi
salah yang dibahas dalam penelitian ini pembelajaran BIPA serta ketepatan
adalah 1) bagaimanakah pembelajaran pemilihan prosedur dalam pembelajaran
BIPA dilaksanakan di Sekolah Cinta BIPA untuk memenuhi kebutuhan
Bahasa? 2) mengapa dipilih prosedur pembelajar. Guru dapat memperoleh
e-Journal Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha
Volume : Vol: 5 No: 3 Tahun:2016
deskripsi mengenai perencanaan, kelas private pre-intermediate (pribadi
pelaksanaan, evaluasi, dan metode lanjutan), 4) kelas group pre-intermediate
pembelajaran yang baik dalam (kelompok lanjutan), 5) kelas private
melaksanakan pembelajaran BIPA. advance (pribadi mahir), dan 6) kelas
Pengetahuan mengenai pelaksanaan kelompok anak-anak.
pembelajaran BIPA di Cinta Bahasa dapat Berdasarkan pencatatan dokumen
digunakan untuk meningkatkan kualitas yang penulis lakukan di Cinta Bahasa
pembelajaran BIPA; 4) bagi peneliti lain, ditemukan bahwa guru membuat
penelitian ini dapat dijadikan referensi perencanaan pembelajaran sudah
atau bandingan untuk melakukan berdasarkan silabus yang diterapkan di
penelitian yang berkaitan dengan sekolah tersebut dan sudah disesuaikan
pembelajaran BIPA. dengan tujuan atau kebutuhan siswa
belajar bahasa Indonesia. Silabus
METODE PENELITIAN dimanfaatkan guru sebagai pedoman
Rancangan penelitian yang peneliti dalam pembuatan rencana pembelajaran,
gunakan adalah rancangan penelitian pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan
deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif ku- pengembangan sistem penilaian.
alitatif digunakan untuk mendeskripsikan Dalam RPP dimuat penggalan-
mengenai perencanaan, pelaksanaan, penggalan kegiatan atau komponen-
evaluasi, serta alasan guru memilih komponen yang menggambarkan segala
prosedur tertentu dalam pembelajaran sesuatu yang akan dilakukan oleh guru
BIPA di Sekolah Cinta Bahasa. dan siswa pada saat proses belajar
Subjek penelitian pada penelitian ini mengajar. Sesuai dengan data di
adalah pengajar BIPA di Sekolah Cinta lapangan, dalam penyusunan RPP
Bahasa, sedangkan objek penelitian pembelajaran BIPA di enam jenjang/kelas
dalam penelitian ini adalah perencanaan, tersebut guru sudah berpedoman pada
pelaksanaan, evaluasi, serta alasan guru silabus dan merujuk buku pelajaran yang
memilih prosedur tertentu dalam dirancang oleh Cinta Bahasa. Dengan
pembelajaran BIPA di Sekolah Cinta demikian, guru dapat mengetahui materi
Bahasa. yang tertera dalam silabus dan buku
Metode pengumpulan data yang pelajaran yang digunakan sehingga
digunakan adalah metode observasi, penyampaian materi yang akan dipelajari
dokumentasi, dan wawancara. Instrumen siswa menjadi sistematis. Komponen-
dalam penelitian ini adalah catatan komponen yang terdapat dalam RPP,
lapangan, catatan dokumen, dan dalam pelaksanaannya sudah saling
pedoman wawancara. berkaitan. Komponen-komponen tersebut
Teknik analisis data yang digunakan meliputi: identitas sekolah, alokasi waktu,
peneliti adalah teknik analisis deskriptif indikator pembelajaran, tujuan
kuantitatif. Aktivitas analisis data dalam pembelajaran, materi pembelajaran,
penelitian ini dilakukan melalui (1) tabulasi metode, langkah-langkah pembelajaran,
data (2) reduksi data, (3) penyajian data, sumber belajar, dan penilaian. Hal ini
dan (4) penarikan simpulan. sejalan dengan Mansur Muslich,
(2008:53) yang menyatakan bahwa
HASIL DAN PEMBAHASAN rencana pelaksanaan pembelajaran
Hasil penelitian ini mencakup meliputi beberapa komponen, yaitu
(1) perencanaan pembelajaran,(2) identitas, alokasi waktu, indikator, tujuan,
pelaksanaan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran,
(3) evaluasi pembelajaran, dan (4) alasan langkah-langkah, sumber belajar serta
guru memilih prosedur tertentu dalam evaluasi pembelajaran. Pengembangan
pembelajaran BIPA di Sekolah Cinta komponen RPP dalam pembelajaran
Bahasa, Ubud. Ada enam jenjang/ level BIPA di enam jenjang/level kelas tersebut,
kelas pembelajaran BIPA di Sekolah Cinta belum maksimal karena ada beberapa
Bahasa terdapat, di antaranya 1) kelas komponen yang harus diperbaiki.
private beginner (pribadi pemula), 2) kelas Komponen-komponen yang dimaksud
group beginner (kelompok pemula), 3) adalah alokasi waktu, materi
e-Journal Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha
Volume : Vol: 5 No: 3 Tahun:2016
pembelajaran, dan sumber belajar (media kemampuan, keterampilan, dan sikap
pembelajaran). Dalam RPP yang dibuat, yang harus dimiliki siswa sebagai akibat
guru tidak mencatumkan judul sumber dari hasil pembelajaran yang dinyatakan
(teks bacaan) yang digunakan dalam dalam bentuk tingkah laku yang dapat
proses pembelajaran yang akan diamati dan diukur. Pelaksanaan
dilaksanakan. Guru hanya mencantumkan pembelajaran adalah operasionalisasi
jenis sumber belajar yang digunakan. perencanaan pembelajaran, sehingga
Pada RPP-RPP di semua jenjang/kelas tidak lepas dari perencanaan
tersebut, guru juga belum merumuskan pembelajaran yang sudah dibuat. Oleh
dan tidak membagi alokasi waktu untuk karena itu, dalam pelaksanaannya akan
setiap tahap suatu kegiatan pembelajaran, sangat tergantung pada perencanaan
seperti membagi waktu berapa menit pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran
untuk kegiatan awal, berapa menit untuk merupakan implementasi dari RPP,
kegiatan inti, dan berapa menit untuk meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan
kegiatan akhir. penutup.
Materi pembelajaran yang akan Pada kegiatan awal guru
disampaikan guru pada beberapa memberikan pembelajaran yang ditujukan
jenjang/level kelas perlu diuraikan dan untuk membangkitkan motivasi dan
dikembangkan sehingga uraian materi memfokuskan perhatian siswa untuk
dapat mendukung pencapaian tujuan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
pembelajaran secara Kemudian, guru memberikan salam
optimal.Jenjang/level kelas yang pembuka dan menyapa siswa. Setelah itu,
dimaksud yaitu kelas private beginner, guru memberikan apersepsi untuk
group beginner, group pre-intermediate, memotivasi siswa agar semangat dan
dan kelas anak-anak. Bahri (2006:43) tertarik untuk mengikuti pembelajaran.
menerangkan materi pembelajaran adalah Apersepsi yang diberikan guru berupa
substansi yang akan disampaikan dalam cerita singkat, yaitu meminta siswa untuk
proses belajar mengajar, tanpa materi menceritakan aktivitas yang dilakukannya
pembelajaran proses belajar mengajar kemarin atau meminta siswa bercerita
tidak akan berjalan. pengalamannya selama tinggal di
RPP sebenarnya bertujuan Indonesia.
mempermudah dan memperlancar Kemudian, pembelajaran berlanjut
pembelajaran, tetapi RPP terkesan hanya pada kegiatan inti (isi) pembelajaran.
sebagai kepentingan administrasi sekolah Pelaksanaan pembelajaran yang
(formalitas). Untuk menghilangkan kesan dilakukan guru pada tahap ini memilki
tersebut, hendaknya guru memperhatikan perbedaan di masing-masing jenjang/level
dan melengkapi komponen dalam RPP kelas. Hal itu karena perbedaan situasi
yang masih kurang lengkap. Oleh karena kondisi kelas, indikator atau tujuan
itu, komponen yang dicantumkan pada pencapaian pembelajaran, metode
RPP masih perlu diperbaiki dan pembelajaran yang digunakan, dan jumlah
disempurnakan. siswa yang diajar. Namun, di semua
Kedua, pelaksanaan pembelajaran jenjang/level kelas tersebut, guru sudah
BIPA di enam jenjang/level kelas tersebut, melaksanakan pembelajaran secara
sudah mengacu pada langkah-langkah interaktif, menyenangkan, dan memotivasi
pembelajaran dalam RPP yang telah siswa untuk berpartisipasi aktif. Pada
disusun oleh guru. Namun, dalam proses ini guru melaksanakan
pembelajaran ada yang belum pembelajaran dan memberikan materi
disampaikan oleh guru yaitu tujuan atau sesuai indikator pembelajaran yang harus
indikator pembelajaran yang hendak dicapai siswa.
dicapai oleh siswa. Tujuan pembelajaran Dalam pelaksanaan pembelajaran,
perlu disampaikan oleh guru agar siswa guru tidak banyak melakukan ceramah
bisa mempersiapkan diri dalam belajar. saat menyampaikan materi. Pembelajaran
Daryanto (2005) menyatakan tujuan dilakukan dengan mengajak siswa
pembelajaran adalah tujuan yang berkomunikasi dalam bahasa Indonesia
menggambarkan pengetahuan, secara langsung. Hal itu senada dengan
e-Journal Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha
Volume : Vol: 5 No: 3 Tahun:2016
pendapat Sumiati dan Asra, (2009:67) proses pembelajaran. Transformasi
yang menyatakan bahwa jika dalam adalah segala unsur yang terkait dengan
pembelajaran di kelas guru hanya proses pembelajaran, yaitu: guru, materi,
mengajar dalam bentuk ceramah atau bahan ajar, metode pembelajaran, sarana
menerangkan yang berarti siswa hanya penunjang, dan sistem administrasi.
mendengarkan, siswa tersebut hanya Output adalah capaian yang dihasilkan
mampu mengingat 20% dari yang proses pembelajaran. Seperti telah
didengarnya. Sebaliknya, apabila guru dikemukakan sebelumnya bahwa, proses
dalam pembelajaran di kelas mengemas belajar secara garis besar melibatkan tiga
kegiatan pembelajaran dalam bentuk hal yaitu input, transformasi, dan output.
siswa mengerjakan tugas-tugas dan Terkait dengan hal tersebut, evaluasi yang
melaporkan hasilnya, siswa tersebut akan dilakukan oleh guru adalah tes lisan atau
mampu mengingat sampai dengan 90% tes tulis. Guru memberikan tes yang
dari yang dikerjakan dan dikatakannya berbeda pada setiap jenjang/level kelas
dalam bentuk laporan lisan ataupun tersebut sesuai dengan kebutuhan siswa
tulisan. Selain itu, hanya di kelas private belajar bahasa Indonesia, indikator
advance, guru memberikan materi pembelajaran, dan situasi kondisi kelas
kosakata kepada siswa. Hal itu dilakukan yang diajar. Hal yang sesuai dengan
guru dengan memberikan bahan bacaan tujuan pembelajaran terkait evaluasi yang
berupa artikel yang berisi kosakata- diberikan, yaitu alat ukur yang digunakan
kosakata baru. Hal ini bertujuan untuk sudah jelas karena semua siswa sudah
menambah penguasaan kosakata bahasa mampu mempraktikan materi yang
Indonesia siswa karena di kelas tersebut diberikan oleh guru. Namun, ada
siswa dianggap sudah mahir beberapa guru yang tidak memberikan
menggunakan bahasa Indonesia. evaluasi berdasarkan indikator
Berdasarkan hasil wawancara yang pembelajaran, yaitu guru yang mengajar
dilakukan dengan guru di kelas tersebut, di kelas anak-anak dan kelas private
diperoleh informasi bahwa setiap materi beginner.
ajar yang diberikan berpotensi untuk Keempat, pemilihan metode
menyelipkan pembelajaran kosa kata pembelajaran yang digunakan guru dalam
bahasa Indonesia. Jumlah kosa kata yang pembelajaran BIPA di masing-masing
diajarkan tidak terlalu banyak, tetapi jenjang/level kelas tersebut berbeda. Guru
setidaknya guru bisa memenuhi menggunakan metode tata bahasa
kebutuhan belajar siswa yaitu terjemahan dan metode langsung di kelas
mengenalkan dan mengajarkan kosakata private beginner dan kelas private pre-
bahasa Indonesia yang akan sering intermediate. Metode tata bahasa
digunakan oleh siswa dalam terjemahan digunakan oleh guru dengan
berkomunikasi. Kemudian, pada tahap alasan, antara lain: 1) dengan
kegiatan penutup, evaluasi yang dilakukan menggunakan metode ini, guru berharap
guru berbeda di masing-masing tujuan pokok mengajarkan bahasa
jenjang/level kelas, tergantung dengan indonesia untuk mengembangkan
situasi kondisi kelas dan indikator kemampuan membaca literatur dan
pembelajaran. Guru memberikan evaluasi menerjemahkannya dalam bahasa
berupa tes lisan atau tes tulis. indonesia dapat terpenuhi. Berdasarkan
Ketiga, evaluasi pembelajaran yang hasil wawancara, diperoleh informasi
dilakukan guru dalam pembelajaran di bahwa guru mengatakan dengan cara itu
semua jenjang/level kelas tersebut, sudah siswa lebih mudah memahami isi bacaan;
sistematis dan terstruktur. Tujuan evaluasi 2) siswa akan menguasai banyak kaidah-
adalah untuk melihat dan mengetahui kaidah tata bahasa indonesia melalui hasil
proses yang terjadi dalam pembelajaran. terjemahan yang telah dilakukannya; 3)
Proses pembelajaran memilki tiga hal guru dapat memperkuat kemampuan
penting, yaitu input, transformasi, dan siswa dalam mengingat dan menghafal
output, (Sumiata dan Asra, 2009:34). karena siswa pada kelas ini adalah siswa
Input adalah peserta didik yang telah pemula. Kemudian, guru
dinilai kemampuannya dan siap menjalani menggunakan metode langsung dengan
e-Journal Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha
Volume : Vol: 5 No: 3 Tahun:2016
beberapa pertimbangan, di antaranya: 1) bahasa dan kosakata dalam bahasa
karena proses belajar mengajar bahasa indonesia; 2) dengan menerjemahkan isi
asing (bahasa indonesia) sama dengan bacaan, kemampuan membaca literatur
belajar bahasa ibu atau bahasa pertama, siswa dalam bahasa indonesia bisa
yaitu dengan penggunaan bahasa secara terpenuhi; 3) selain itu, guru juga
langsung dalam komunikasi; 2) agar siswa mengatakan bahwa pembelajaran pada
bisa mempelajari cara berkomunikasi kelas ini adalah kelas kelompok sehingga
dalam bahasa sasaran, seperti menguasai interaksi kelas akan heterogen. oleh
pelafalan bahasa indonesia dengan baik, karena itu, dengan menggunakan metode
mengetahui lebih banyak kosakata dan ini kelas lebih mudah diatur dan suara
pemakaiannya dalam kalimat, serta siswa gaduh dapat diminimalisir. Hal tersebut
juga memiliki keberanian dalam sesuai dengan pendapat Fachrurrozi dan
berkomunikasi karena sejak awal telah Erta, (2010:42), yang mengatakan bahwa
dilatih untuk berpikir dalam bahasa target; salah satu asumsi pembelajaran bahasa
3) dalam mengajar bahasa, terutama yang disampaikan dengan menggunakan
private seperti ini kita tidak bisa metode tata bahasa terjemahan yaitu
memposisikan diri hanya sebagai guru siswa lebih mudah memahami kosakata
yang mengajari siswa, tapi kita juga bisa dalam bahasa target bila diterjemahkan ke
mengambil sebuah peran sebagai dalam bahasa Inggris.
seorang mitra bagi para siswa dalam Selain itu, penggunaan metode
kegiatan komunikasi. Hal ini senada membaca di kelas tersebut dilakukan
dengan Fachrurrozi dan Erta, (2010:56) karena 1) agar siswa bisa memahami
yangmengungkapkan bahwa salah satu kandungan isi bacaan dan bisa
peranan guru dalam metode langsung mengambil kesimpulan mengenai inti teks
yaitu guru dan para siswa seperti mitra yang dibaca melalui konteks; 2) untuk
dalam pembelajaran, guru juga sebagai mengenalkan kosakata baru dalam
fasilitator, guru akan menunjukkan kepada bahasa indonesia, sehingga guru bisa
para siswa apa kesalahan yang mereka mengetahui tingkat penguasaan kosakata
lakukan. siswa dalam bahasa indonesia; 3) siswa
Kemudian, guru menggunakan mempunyai kemampuan membaca. Hal
metode langsung, metode tata bahasa tersebut sesuai dengan pendapat
terjemahan, dan metode membaca dalam Coleman (dalam Fachrurrozi dan Erta,
pembelajaran BIPA di kelas group pre- 2010:65) tujuan metode membaca adalah
intermediate dan kelas private advance. agar pelajar bahasa asing mempunyai
Metode langsung digunakan guru dalam kemampuan membaca bahasa asing
pembelajaran tersebut karena beberapa dengan kecepatan relatif tinggi dan bisa
pertimbangan, di antaranya 1)makna menikmati yang mereka baca sehingga
kosakata akan lebih mudah dipelajari jika mereka mampu menghasilkan kalimat-
digunakan dalam kalimat-kalimat daripada kalimat yang benar ketika menulis dan
hanya dengan hafalan saja; 2) selain itu, bisa melafalkannya dengan tepat ketika
guru juga mengatakan dalam mengajar berbicara.
bahasa, kita mengambil sebuah peran Di samping itu, di kelas anak-anak,
sebagai seorang mitra bagi para siswa guru juga menggunakan metode langsung
dalam kegiatan komunikasi; 3) agar siswa dan metode suggestopedia. Guru
bisa menghubungkan makna bahasa menggunakan metode langsung dalam
sasaran secara langsung. untuk pembelajaran ini karena 1) makna bahasa
melakukan hal ini, ketika guru akan lebih jelas bila disajikan dengan
memperkenalkan suatu kata atau frasa memberikan isyarat-isyarat; 2) agar siswa
baru, ia akan mendemontrasikan bisa mempelajari cara berkomunikasi
maknanya melalui pemakaian realita. dalam bahasa indonesia, sehingga siswa
Selain itu, metode tata bahasa terampil berbicara karena mereka
terjemahan digunakan di kedua kelas mendapat banyak latihan bercakap-cakap,
tersebut karena 1) melihat situasi kondisi khususnya mengenai topik-topik yang
siswa belajar pada saat itu, yaitu para sudah dilatih; 3) selain itu, siswa akan
siswa perlu mempelajari aturan tata mengetahui banyak kosakata dan
e-Journal Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha
Volume : Vol: 5 No: 3 Tahun:2016
pemakaiannya dalam kalimat, sehingga guru hendaklah merasa bebas dalam
siswa akan memiliki keberanian dan memilih metode yang akan digunakannya
spontanitas dalam berkomunikasi karena sesuai dengan kondisi pembelajar,
sejak awal telah dilatih untuk berpikir dengan tidak menutup mata dari berbagai
dalam bahasa target. Kemudian, penemuan baru dalam metodologi
pembelajaran dengan metode pengajaran.
suggestopedia digunakan karena
mempertimbangkan beberapa hal, di PENUTUP
antaranya: 1) untuk menciptakan suasana Ada enam jenjang/level kelas
menyenangkan karena guru menyadari pembelajaran BIPA di Sekolah Cinta
bahwa ia sedang mengajar anak-anak Bahasa, di antaranya 1) kelas private
dan pembelajaran berlangsung pada beginner (pribadi pemula), 2) kelas group
siang hari; 2) para siswa bisa memupuk beginner (kelompok pemula), 3) kelas
perasaan kerjasama yang kuat karena private pre-intermediate (pribadi lanjutan),
mereka saling tolong menolong dalam 4) kelas group pre-intermediate (kelompok
menyerap semua pelajaran yang diterima. lanjutan), 5) kelas private advance (pribadi
Terakhir, di kelas group beginner mahir), dan 6) kelas anak-anak. Hasil
guru menggunakan metode eklektik. kajian terhadap pembelajaran Bahasa
Metode ini digunakan karena 1) siswa- Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA) di
siswa pada kelompok ini dianggap Sekolah Cinta Bahasa, Ubud, Bali dapat
memiliki antusias belajar yang berbeda, disimpulkan sebagai berikut.
yaitu ada siswa yang sangat aktif, aktif, Pertama, perencanaan pembelajaran
dan bahkan adapula siswa yang pasif; 2) guru di semua jenjang kelas tersebut
dengan menggunakan bahasa inggris, sudah mencakup komponen-komponen
pembelajaran akan dapat memberi hasil yang sesuai dengan kurikilum dan silabus
yang jelas karena penggunaan bahasa Cinta Bahasa yaitu identitas sekolah,
indonesia dilakukan secara langsung; 3) indikator pembelajaran, alokasi waktu,
para siswa juga memerlukan rasa aman tujuan pembelajaran, materi
sehingga dengan pemakaian bahasa pembelajaran, metode, langkah-langkah,
inggris, guru mampu memberikan sumber belajar, media pembelajaran, dan
perasaan aman karena siswa akan dapat penilaian. Namun, ada beberapa
lebih mudah memahami materi pelajaran komponen yang harus diperbaiki dan
dan penjelasan guru; 4) menurut guru dikembangkan lebih jauh lagi, terutama
tidak ada satu metode yang mampu yang menyangkut alokasi waktu, materi
mewujudkan semua tujuan yang pembelajaran, sumber belajar, dan media
diinginkan dengan karakter para siswa pembelajaran.
dan tujuan pembelajaran yang tidak Kedua, pelaksanaan pembelajaran
seragam dan bisa berubah-ubah. artinya, BIPA yang dilakukan oleh guru sudah
pada saat yang sama tidak ada satu sesuai dengan perencanaan
metode pun yang sempurna, pembelajaran yang telah dibuat.
sebagaimana halnya tidak ada satu Pelaksanaan pembelajaran BIPA ini
metode pun yang sama sekali tidak bisa terdapat kegiatan pendahuluan, inti, dan
dimanfaatkan dalam pembelajaran. penutup. Pelaksanaan pembelajaran yang
Berdasarkan hasil wawancara dilakukan oleh guru disesuaikan dengan
peneliti dengan guru, bagi guru prinsip tujuan atau kebutuhan belajar siswa.
utama dalam pengajaran terpusat pada Pembelajaran yang dilaksanakan guru
siswa dan kebutuhannya, bukan pada pada semua jenjang kelas tersebut sudah
metode tertentu tanpa memperhitungkan mengarah untuk mengembangkan
kebutuhan siswa. Artinya, yang terpenting kemampuan bahasa Indonesia siswa. Hal
dalam pembelajaran adalah memenuhi ini terlihat dari beberapa komponen
kebutuhan siswa belajar bahasa pembelajaran, yaitu 1) materi pelajaran
Indonesia, bukan tuntutan suatu metode. yang disampaikan sudah sesuai dengan
Pernyataan tersebut sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan disesuaikan
pendapat Fachrurrozi dan Erta, dengan kebutuhan siswa belajar bahasa
(2010:164) yang mengungkapkan seorang Indonesia; 2) metode pembelajaran yang
e-Journal Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha
Volume : Vol: 5 No: 3 Tahun:2016
digunakan sudah variatif, guru telah metode pun yang sama sekali tidak bisa
mengkombinasikan beberapa macam dimanfaatkan dalam pembelajaran, 2)
metode yaitu metode tata bahasa metode langsung digunakan dengan
terjemahan, metode langsung, metode beberapa alasan, di antaranya
membaca, metode suggestopedia, dan diantaranya: a) karena proses belajar
metode eklektik; 3) strategi pembelajaran mengajar bahasa asing (bahasa
yang digunakan oleh guru sudah sesuai indonesia) sama dengan belajar bahasa
dengn materi yang disampaikan, guru ibu atau bahasa pertama; b) agar siswa
menggunakan strategi yang bervariasi bisa mempelajari cara berkomunikasi
serta disesuaikan dengan materi dan dalam bahasa sasaran, seperti menguasai
keadaan siswa di kelas; 4) penilaian pelafalan bahasa indonesia dengan baik,
pembelajaran yang dilaksanakan guru mengetahui lebih banyak kosakata dan
sudah meliputi penilaian proses dan pemakaiannya dalam kalimat, serta siswa
penilaian hasil. juga memiliki keberanian dalam
Ketiga, evaluasi yang dilaksanakan berkomunikasi karena sejak awal telah
oleh guru pada semua jenjang kelas dilatih untuk berpikir dalam bahasa target,
tersebut sudah dilakukan secara 3) guru menggunakan metode membaca
sistematis dan terstruktur sesuai dengan dengan alasan karena a) agar siswa
tujuan yang ingin dicapai dalam mempunyai kemampuan membaca; b)
pembelajaran. Namun, ada beberapa metode ini digunakan untuk memahami isi
kelas yang belum melakukan evaluasi bacaan dan siswa akan mengenal
berdasarkan tujuan pembelajaran yang kosakata-kosakata baru serta bisa
hendak dicapai, yaitu kelas anak-anak menikmati apa yang mereka baca, 4)
dan kelas private beginner. Penilaian metode tata bahasa terjemahan
yang diberikan guru dalam pembelajaran digunakan oleh guru karena a) siswa
berupa tes lisan atau penilaian tes tulis. mampu menerjemahkan isi bacaan yang
Keempat, guru menggunakan dipelajarinya dan memahami isi bacaan
metode yang variatif dan telah secara detail; b) siswa menguasai banyak
dikombinasikan dengan beberapa macam kaidah-kaidah tata bahasa pada tata
metode. Hal ini terlihat dari alasan-alasan bahasa indonesia; c) metode ini
guru memilih metode tertentu dalam memperkuat kemampuan siswa dalam
pembelajaran, di antaranya: 1) metode mengingat kosakata serta maknanya dan
eklektik digunakan karena metode ini menghafal materi yang dipelajarinya, 5)
karena a) siswa-siswa pada kelompok ini metode suggestopedia digunakan dengan
dianggap memiliki antusias belajar yang beberapa pertimbangan, di antaranya: 1)
berbeda, yaitu ada siswa yang sangat untuk menciptakan suasana
aktif, aktif, dan bahkan adapula siswa menyenangkan karena guru menyadari
yang pasif; b) dengan menggunakan bahwa ia sedang mengajar anak-anak
bahasa inggris, pembelajaran akan dapat dan pembelajaran berlangsung pada
memberi hasil yang jelas karena siang hari. oleh karena itu, guru ingin
penggunaan bahasa indonesia dilakukan menciptakan pembelajaran dalam
secara langsung; c) para siswa juga suasana santai agar siswa tidak bosan
memerlukan rasa aman sehingga dengan belajar dan tetap antusias untuk
pemakaian bahasa inggris, guru mampu mengikuti pelajaran; 2) para siswa bisa
memberikan perasaan aman karena siswa memupuk perasaan kerjasama yang kuat
akan dapat lebih mudah memahami karena mereka saling tolong menolong
materi pelajaran dan penjelasan guru; d) dalam menyerap semua pelajaran yang
menurut guru tidak ada satu metode yang diterima.
mampu mewujudkan semua tujuan yang Ada beberapa hal yang dapat
diinginkan dengan karakter para siswa peneliti sarankan yaitu 1) berdasarkan
dan tujuan pembelajaran yang tidak perencanaan pembelajaran diharapkan
seragam dan bisa berubah-ubah. artinya, lebih memperhatikan komponen-
pada saat yang sama tidak ada satu komponen pembelajaran yang harus
metode pun yang sempurna, dimuat dalam RPP dan lebih menekankan
sebagaimana halnya tidak ada satu perencanaan pembelajaran BIPA di
e-Journal Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha
Volume : Vol: 5 No: 3 Tahun:2016
semua jenjang kelas tersebut agar tujuan Keterampilan Menulis BIPA
pembelajaran dapat tercapai secara Tingkat Dasar di Jurusan
optimal.; 2) berdasarkan pelaksanaan Pendidikan Bahasa dan Sastra
pembelajaran BIPA, guru disarankan lebih Indonesia Universitas Pendidikan
meningkatakan keterampilannya dalam Indonesia”. e-journal.Jakarta:
mengajarkan bahasa Indonesia bagi Universitas Pendidikan Indonesia.
penutur asing. Dengan kata lain, guru Sastra, Gusdi. 2012. “Pembelajaran BIPA
diharapkan terus berusaha menciptakan di Universitas Humburg, Jerman”.
berbagai metode, media, dan strategi e-journal.Padang: Universitas
pembelajaran untuk meningkatkan Andalas.
motivasi siswa dan mencapai Sumiati dan Asra, M. 2009. Metode
keberhasilan dalam proses pembelajaran; Pembelajaran. Bandung: CV
3) guru disarankan lebih kreatif dalam Wacana Prima.
melaksanakan evaluasi pembelajaran Suyitno, Imam. 2007. Pengembangan
BIPA dan sebaiknya mengadakan Bahan Ajar Bahasa Indonesia
evaluasi pembelajaran sesuai dengan untuk Penutur Asing (BIPA). Jurnal
indikator pembelajaran yang harus dicapai Sumber Belajar. Kajian Teori dan
4) kepada pihak lembaga Sekolah Cinta Aplikasi. 5 Juli 2016.
Bahasa diharapkan bisa menambah Wojowasito, S. 1976. Perkembangan Ilmu
sarana dan prasarana yang lebih Bahasa (Linguistik) Abad 20.
menunjang pelaksanaan pembelajaran, Bandung: Shinta Dharma.
misalnya, buku pelajaran yang dijadikan Zulkifli. Tinjauan Strategis Dalam
pegangan siswa dan media-media (alat Pembelajaran Bahasa Indonesia
peraga) pembelajaran.; 5) peneliti lain Bagi Penutur Asing. Lampung:
disarankan untuk melakukan penelitian FKIP Unlam.
yang sejenis terkait dengan pembelajaran
BIPA.

DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Rifca Farih.2012. “Pembelajaran
Bahasa Indonesia Bagi Penutur
Asing (BIPA) Program CLS
(Critical Language Scholarship) di
Fakultas Sastra Universitas
Negeri Malang Tahun 2012”. e-
journal. Malang: Universitas Negeri
Malang.
Bahri, Syaiful dan Zain, Aswan. 2010.
Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Daryanto. 2005. Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Fachrurrozi, Aziz dan Erta, Mahyuddin.
2010. Pembelajaran Bahasa
Asing. Jakarta: Bania Publishing.
Masnur, Muslich.2008. Pembelajaran
Bahasa Kompetensi dan
Kontekstual. Jakarta: Bumi
Aksara.
Rohayani, Novia Siti.2013. “Penggunaan
Kartu Data Pada Pembelajaran
Kosakata Berafiks Dalam

Anda mungkin juga menyukai