Anda di halaman 1dari 5

MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAHASA/SASTRA

INDONESIA BAGI PENUTUR ASING

Tugas : Mini Paper untuk Ujian Akhir Semester


Nama : ANDRILIWAN MOHAMAD
NIM : 703620001
Prodi : S3 Pendidikan Bahasa, Pascasarjana UNG
Dosen Pengampu : Dr. Harto Malik, M.Hum.

A. Pendahuluan
Program BIPA adalah program khusus pembelajaran bahasa
Indonesia bagi penutur asing. Penyelenggaraan program ini membutuhkan
persyaratan yang cukup banyak terkait dengan sumber daya tenaga
pengajar, penataan kurikulum dan silabus, penyiapan materi ajar, promosi,
perijinan, legalitas dan tata kelola kelembagaan.
Program BIPA merupakan program pendidikan nonformal yang
diselenggarakan bagi penutur asing yang ingin mempelajari bahasa
Indonesia dengan tujuan khusus. Dengan karakteristik tersebut, pengelola
BIPA harus berusaha menemukan desain pengelolaan program yang benar-
benar efektif dan sesuai untuk mencapai target pemelajar BIPA yang
beragam, antara lain pengajaran BIPA untuk bisnis, diplomasi, kepentingan
individu, akademik, hingga transfer budaya.
Upaya penataan manajemen dan tata kelola kelembagaan program
BIPA ternyata bukan hal yang mudah. Hampir banyak tempat di berbagai
perguruan tinggi penyelenggaraan program BIPA masih dilirik sebelah mata.
Manajemen pengelolaan program BIPA di perguruan tinggi masih menemui
banyak kendala. Kendala-kendala tersebut antara lain terbatasnya dukungan
dari pimpinan dan kurangnya manajemen yang baik terhadap pengelolaan
program BIPA. Selain itu, potensi besar yang dimiliki oleh pengajaran BIPA
belum dapat terwadahi dengan baik karena alasan penutur asing belajar
BIPA sangat beragam, yaitu dari alasan bisnis, diplomasi, kepentingan
individu, akademik, sampai pada transfer budaya. Banyaknya ragam
kebutuhan para pemelajar BIPA yang berbeda-beda tersebut menuntut
manajemen pengelolaan program BIPA yang baik di perguruan tinggi. Sejauh
ini manajemen pengelolaan progam BIPA di perguruan tinggi secara umum
belum mendapatkan dukungan penuh dari pimpinan lembaga sehingga
manajemen pengelolaan BIPA tidak dapat berfungsi secara maksimal.
Pengajaran BIPA masih memiliki banyak potensi untuk dikembangkan.
Salah satu upaya pengembangan pengajaran BIPA yaitu membuka kursus-
kursus Bahasa Indonesia bagi tenaga kerja asing, sekaligus pelatihan dan
ujian keterampilan bahasa Indonesia (UKBIPA) bagi tenaga kerja asing yang
membutuhkan sertifikat keterampilan berbahasa Indonesia.
Berdasarkan uraian pada pendahuluan di atas dapat diidentifikasi
berbagi masalah yang dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimana bentuk manajemen pengelolaan BIPA yang baik?
2. Bagaimana mengoptimalkan manajemen pengelolaan BIPA di
Indonesia?

B. Bahasa Indonesia untuk Penurut Asing (BIPA)


Bahasa merupakan alat komunikasi yang memiliki peran penting
sebagai identitas suatu bangsa. Selain itu, bahasa Indonesia merupakan
bahasa nasional dan bahasa persatuan bagi bangsa Indonesia. Bukan
hanya bangsa Indonesia yang menggunakan bahasa Indonesia, tetapi di luar
negeri bahasa Indonesia juga digunakan, sehingga bahasa Indonesia juga
dipelajari oleh masyarakat di luar negeri. Hal ini dibuktikan dengan adanya
mahasiswa asing yang datang ke Indonesia untuk mempelajari bahasa
Indonesia dibeberapa kampus di Indonesia. Untuk inilah, mereka belajar
bahasa Indonesia untuk mencapai tujuan yang diinginkannya.
Program bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) ini merupakan
program yang memfasilitasi mahasiswa asing untuk belajar bahasa
Indonesia. Program BIPA ini memiliki beberapa kelas atau tingkatan, yaitu
kelas beginning, intermediate dan advance. Pembelajaran yang dilakukan
oleh pengajar di setiap kelas berbeda. Kelas beginning sebagai kelas
pemula, pembelajaran yang dilakukan oleh pengajar lebih menekankan pada
metode drilling. Hal ini dikarenakan, kelas beginning merupakan kelas
pemula bagi mahasiswa yang baru mengenal bahasa Indonesia. Kegiatan
belajar mengajar BIPA di dalam kelas, tidak terlepas dari peran pengajar
dalam mendidik mahasiswa asing. Kegiatan pembelajaran di dalam kelas
yang dilakukan oleh pengajar, haruslah dilakukan dengan baik. Perencanaan
pembelajaran yang baik akan menghasilkan pembelajaran yang baik.
Dengan beragamnya tujuan pembelajar tersebut, perlu diimbangi
dengan kesiapan pengajaran BIPA, seperti strategi pembelajaran bahasa
yaitu alat-alat untuk mencapai tujuan pembelajaran, materi yang diajarkan,
maupun metode pengajarannya. (Zulkifli, 2014:5). Dalam praktiknya, banyak
juga ditemukan variasi strategi pembelajaran bahasa, tergantung pada tujuan
pembelajar bahasa. Hal tersebut menunjukkan bahwa mengajarkan bahasa
asing (termasuk bahasa Indonesia) tidak sederhana dan memerlukan banyak
pertimbangan (Wojowasito, 1976:1).

C. Manajemen Pembelajaran Bahasa/Sastra Indonesia untuk Penutur


Asing
Banyaknya lembaga pengajaran BIPA muncul untuk merespon minat
orang asing belajar BIPA karena pembelajar memiliki berbagai tujuan dan
kepentingan yang melatarbelakangi mempelajari bahasa Indonesia. Sofyan
dalam (Suyitno, 2007) menjelaskan bahwa ada tiga kebutuhan yang
mendorong seseorang belajar bahasa, yakni (1) mengikuti kuliah di
perguruan tinggi Indonesia, (2) membaca buku dan surat kabar guna
keperluan penelitian, dan (3) berkomunikasi secara lisan dalam kehidupan
sehari-hari di Indonesia. Ketiga tujuan itu masing-masing masih dapat
diperluas lagi menjadi beberapa tujuan khusus, misalnya, untuk mengikuti
kuliah di perguruan tinggi di Indonesia memerlukan pengetahuan bahasa
Indonesia sesuai dengan bidang ilmu yang diikuti (ilmu sosial, ilmu teknik,
ekonomi, dan sebagainya). Begitu pula untuk keperluan penelitian tergantung
dari bidang apa yang akan diteliti. Kemudian, untuk belajar bahasa Indonesia
lisan guna keperluan komunikasi dengan penduduk diperlukan pula
pengkhususan, misalnya komunikasi formal atau informal.
Pengelolaan kelas BIPA harus dilakukan secara efektif, kelas ini
merupakan kelas multikultural yang peserta didiknya berasal dari berbagai
negara dan budaya yang berbeda. Istilah multikultural sangat melekat pada
peserta didik asing karena mereka berada pada satu tempat yang sama
namun tidak memiliki kesamaan dalam latar belakang, bahasa, kebiasaan,
agama, dan lain sebagainya. Perbedaan aspek-aspek tersebut secara tidak
langsung menuntut guru untuk mengelola kelas sedemikian rupa yang dapat
mengakomodir perbedaan aspekaspek yang sudah disebutkan sebelumnya.
Saddhono (2017) menyatakan, mengelola kelas BIPA terkadang dibutuhkan
strategi dan model pembelajaran yang inovatif, salah satu contohnya dengan
mengintegrasikan budaya.

D. Kesimpulan
Pelaksanaan manajemen pembelajaran bahasa/sastra Indonesia bagi
penutur asing (BIPA) level dasar terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi dan hasil. Perencanaan kegiatan dilakukan setahun sebelum
kegiatan. Perencanaan mengacu pada program-program yang ingin dicapai.
Pelaksanaan kegiatan program pengelolaan kelas BIPA harus berlangsung
dengan efektif dikarenakan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan
perencanaan yang dituangkan dalam kalender akademik yang telah
dirancang sebelumnya, Pelaksanaan Program pengelolaan kelas BIPA dapat
berlangsung selama 8 bulan setiap tahunnya. Masalah yang dihadapi berupa
masalah akademik (Pembelajar, masalah kademik (profesionalisme guru)
dan maslaha non akademik. Evaluasi yang dilakukan pada kegiatan
dilaksanakan ketika berlangsungnnya dimulai dengan palcement test, mid
test dan final test.
Manajemen pengelolaan BIPA perlu dioptimalkan agar dapat
memenuhi berbagai kebutuhan pemelajar BIPA yang beragam, khususnya
bagi tenaga kerja asing yang membutuhkan sertifikat keterampilan berbahasa
Indonesia. Apabila optimalisasi pengelolaan BIPA berhasil, maka secara
tidak langsung income generating khususnaya perguruan tinggi juga akan
meningkat.

Daftar Pustaka

Saddhono, K. (2017). Manajemen Multikultural dalam Pembelajaran BIPA di


Indonesia. Conference on Language and Language Teaching. 562

Suyitno, Imam. (2007)). Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia untuk


Penutur Asing (BIPA). Jurnal Sumber Belajar. Kajian Teori dan
Aplikasi. 5 Juli 2016.

Wojowasito, S. (1976). Perkembangan Ilmu Bahasa (Linguistik) Abad 20.


Bandung: Shinta Dharma.

Zulkifli. (2014). Tinjauan Strategis Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia


Bagi Penutur Asing. Lampung: FKIP Unlam.

Anda mungkin juga menyukai