Anda di halaman 1dari 15

1

BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran bahasa asing pada hakikatnya adalah proses pembelajaran
bahasa lain, disamping bahasa sendiri atau bahasa ibu dengan memperhatikan
banyak aspek di dalamnya. Pelajar BIPA adalah pelajar asing yang memiliki latar
belakang bahasa dan budaya berbeda dengan budaya bahasa yang dipelajarinya.
Perbedaan bahasa dan budaya tersebut memiliki konsekuensi pada pemilihan materi
bahasa Indonesia yang akan diajarkan kepada mereka karena pemerolehan bahasa
kedua, termasuk bahasa Indonesia untuk penutur asing, dipengaruhi secara kuat oleh
bahasa pertama (Ellis 1986:19). Lebih lanjut, Lee mengatakan bahwa satu-satunya
penyebab kesulitan dan kesalahan dalam belajar bahasa kedua atau bahasa asing
adalah pengaruh bahasa pertama pelajar (Ellis 1986:23).
Tingkat kemampuan pelajar BIPA berbeda-beda, mulai pelajar dengan tingkat
pemula hingga dengan pelajar tingkat lanjut. Berdasarkan tingkatan kemampuan
pelajar BIPA tersebut, muncul berbagai macam materi BIPA. Pada materi tersebut
tercatat beberapa penulis buku, baik penulis asing maupun penulis Indonesia, yang
menulis bahasa Indonesia untuk penutur asing. Tujuan yang hendak mereka capai
ialah mempermudah pelajar menguasai bahasa Indonesia. Walaupun demikian,
terdapat banyak variasi yang ditemukan baik dalam hal pendekatan, teknik
pengajaran, bahan ajar maupun urutannya. Masing-masing penyusun buku teks
tersebut berasumsi bahwa buku yang disusunnyalah yang paling efisien dan efektif
untuk pelajaran bahasa Indonesia.
Pelajar BIPA pada umumnya adalah orang dewasa. Yang dimaksud dengan
orang dewasa di sini adalah mereka yang berusia 17 tahun ke atas. Oleh karena itu,
Sugino (1995:6) menjelaskan bahwa ada beberapa sifat yang harus diperhatikan
dalam pemilihan materi BIPA. Yang pertama, orang dewasa sudah memiliki cukup
banyak pengetahuan dan wawasan, sehingga kebutuhan mereka juga kebutuhan
orang dewasa bukan lagi kebutuhan anak-anak. Oleh karena itu, topik aktual yang
ingin mereka pelajari adalah topik umum seperti misalnya, masalah lingkungan,

Masayu Rochma Agustia Anwar , 2016


Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing | Mata Kuliah: Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing
Magister Pendidikan Bahasa Indonesia | Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya

hubungan antarmanusia, peristiwa dunia, dan sebagainya. Yang kedua, bahwa orang
asing (orang Barat) suka mengekpresikan diri mereka, mempresentasikan sesuatu,
mengemukakan pendapat, sehingga tugas di luar kelas atau membuat proyek
sederhana akan sangat menarik. Terakhir, untuk mengakomodasi minat dan
kebutuhan yang mungkin berbeda dari yang satu dengan yang lain perlu disiapkan
materi yang bervariasi.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Apa hakekat belajar bahasa asing?
1.2.2
Apa tujuan Bahasa Indonesia bagi penutur asing?
1.2.3
Bagaimana kondisi pelajar BIPA?
1.2.4
Bagaimana media pembelajaran BIPA yang baik?
1.3 Tujuan
1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4

Mendeskripsikan hakekat belajar bahasa asing.


Mendeskripsikan tujuan Bahasa Indonesia bagi penutur asing.
Menyampaikan kondisi pelajar BIPA.
Mendeskripsikan media pembelajaran BIPA yang baik.

BAB II
Pembahasan

Masayu Rochma Agustia Anwar , 2016


Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing | Mata Kuliah: Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing
Magister Pendidikan Bahasa Indonesia | Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya

2.1 Hakekat Pembelajaran Bahasa Asing


Bahasa sebagai alat untuk interaksi antar sesama baik berupa bahasa verba
maupun nonverba. Seseorang dalam berkomunikasi tidak

hanya menggunakan

bahasa ibu, tetapi juga menggunakan bahasa asing. Menurut Iskandarwassid dan
Sunedar (2009: 89) bahasa asing adalah bahasa yang bukan asli milik penduduk
suatu negara, tapi kehadirannya diperlukan dengan status tertentu. Richards dan
Schmidt (dalam Parwanti, 2012: 6) menyatakan bahwa
. . . foreign language is a language which is not the native language of
large numbers of people in a particular country or region, is not used as a
medium of instruction in schools, and is not widely used as a
medium

of

communication

in

government,

media,

etc.

Foreign

languages are typically taught as school subjects for the purpose of


communicating with foreigners or for reading printed materials in the
language.

Pernyataan di atas artinya bahwa bahasa asing adalah bahasa yang


bukan berasal dari bahasa asli kebanyakan orang di negara atau wilayah tertentu,
tidak digunakan sebagai media pengajaran di sekolah, dan tidak banyak digunakan
sebagai media komunikasi di pemerintahan, media dan lain-lain. Bahasa asing
biasanya

diajarkan

sebagai

mata

pelajaran

di

sekolah

untuk

tujuan

berkomunikasi dengan orang asing atau untuk bahan bacaan yang dicetak
dalam lingkup kebahasaan.
Selanjutnya menurut Erdmenger (via Parwanti, 2012: 7) The foreign
language is the medium of communicative exchange; it carries information and
allows reactions in a communicative context. Artinya bahasa asing adalah media
pertukaran komunikasi, ini menyediakan informasi dan mempermudah berbagai
reaksi dalam konteks komunikatif. Jadi penggunaan bahasa asing itu sebagai
alat atau media pertukaran komunikasi yang dapat membawa informasi dan
dapat memungkinkan terjadi berbagai reaksi dalam konteks komunikatif. Bahasa
asing dalam proses pembelajaran biasanya digunakan sebagai
berkomunikasi.

Peserta

didik

belajar

bahasa

alat

untuk

asing hendaknya mampu

mempraktikkan bahasa tersebut untuk berkomunikasi.

Masayu Rochma Agustia Anwar , 2016


Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing | Mata Kuliah: Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing
Magister Pendidikan Bahasa Indonesia | Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya

Pembelajaran bahasa asing pada hakikatnya adalah proses pembelajaran


bahasa lain, disamping bahasa sendiri atau bahasa ibu dengan memperhatikan
banyak

aspek

di

dalamnya.

Rombepajung

(1988:

8) menyatakan

bahwa

pembelajaran bahasa asing adalah proses mempelajari suatu bahasa selain bahasa
ibu secara sadar atau tidak sadar, baik di lingkungan tidak formal maupun dalam
lingkungan

yang

formal.

Mempelajari

bahasa asing

hendaknya

juga

memperhatikan aspek-aspek tertentu, seperti fonologi, leksikon, tata bahasa dan


pengetahuan praktisnya. Secara umum tujuan pembelajaran bahasa asing adalah agar
seseorang dapat berkomunikasi dengan orang lain serta

mampu mengusai

keterampilan berbahasa.
2.2 Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing
Pembelajaran BIPA memiliki karakteristik dan norma pedagogik yang
berbeda dengan pembelajaran bahasa Indonesia pada penutur asli. Perbedaan tersebut
terjadi karena (a) pelajar BIPA pada umumnya telah memiliki jangkauan dan target
hasil pembelajaran secara tegas, (b) dilihat dari tingkat pendidikannya, pada
umumnya pelajar BIPA adalah orang-orang terpelajar, (c) para pelajar BIPA memiliki
gaya belajar yang khas dan kadang-kadang didominasi oleh latar belakang budaya,
(d) sebagian besar pelajar BIPA memiliki minat, dan motivasi yang tinggi terhadap
bahasa Indonesia, (e) para pelajar BIPA memiliki latar belakang keilmuan yang
berbeda-beda, dan (f) karena perbedaan sistem bahasa, menyebabkan pelajar BIPA
banyak menghadapi kesulitan terutama dalam masalah pelafalan dan penulisan
(Suyitno 2000).
Pemahaman terhadap karakteristik pelajar asing diperlukan, terutama dalam
upaya memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran BIPA. Untuk itulah
pembelajaran BIPA ditentukan oleh berbagai unsur yang masing-masing memiliki
batasan fungsi dan peran di dalam mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. Unsurunsur yang terlibat dalam proses pembelajaran tersebut, antara lain tujuan, materi,
prosedur

didaktik

(metode/teknik),

media,

evaluasi,

siswa(pelajar),

(tutor/pamong), dan pengelolaan kelas.

Masayu Rochma Agustia Anwar , 2016


Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing | Mata Kuliah: Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing
Magister Pendidikan Bahasa Indonesia | Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya

guru

Sebagai sebuah sistem proses, optimalisasi pembelajaran BIPA bergantung


pada ketuntasan di dalam pengelolaan keseluruhan unsurnya, baik secara bebas
maupun secara simultan. Pengelolaan tersebut harus disertai dengan pola dan
langkah yang sistematis dengan tetap memperhatikan dan mempertimbangkan tujuan
sebagai target dan tuntutannya. Oleh karena itu, diperlukan sejumlah pola dan
langkah yang jelas dan terarah agar dapat mempercepat pencapaian tujuan
pembelajaran dan pengimplementasian kualitas isi dan muatan kompetensi
pembelajaran. Upaya untuk mengelola materi pembelajaran yang sedemikian rupa
tidaklah mudah. Hal itu memerlukan sejumlah wawasan, keterampilan, dan kiat
khusus, karena pengelolaan materi pembelajaran BIPA berkaitan dengan cara
memilih, memilah, mengembangkan, dan mengemasnya secara proposional dan
fungsional.
2.3 Kondisi Pelajar BIPA
Pelajar BIPA berasal dari berbagai negara, sehingga mereka memiliki latar
belakang bahasa dan budaya yang berbeda-beda. Di samping itu, mereka secara
keseluruhan juga memiliki perbedaan bahasa dan budaya dengan bahasa dan budaya
Indonesia yang akan dipelajarinya. Hal itu berdampak pada pemilihan materi bahasa
Indonesia yang akan diajarkan kepada mereka. Pemilihan materi yang tidak sesuai
dapat menjadi penyebab kesulitan dan kebosanan pelajar asing dalam belajar.
Pelajar asing yang belajar BIPA memiliki tingkat kemampuan yang berbedabeda. Mereka ada yang sudah belajar selama dua tahun di universitas asalnya, ada
pula yang belum pernah belajar bahasa Indonesia sama sekali. Di antara mereka, ada
beberapa pelajar asing yang sudah pernah ke Indonesia dan ada pula yang belum
pernah ke Indonesia. Bagi mereka yang sudah pernah belajar bahasa Indonesia,
materi belajarnya pun juga berbeda-beda, yakni ada yang memfokuskan pada belajar
struktur bahasa lndonesia dan ada pula yang belajar keterampilan berbahasa
Indonesia.
2.4 Alternatif Media Pembelajaran BIPA

Masayu Rochma Agustia Anwar , 2016


Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing | Mata Kuliah: Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing
Magister Pendidikan Bahasa Indonesia | Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya

Media pendidikan menurut Santoso S. Hamidjojo (1977: 5) digolongkan


menurut metode penggunaannya. Penggolong tersebut ada tiga jenis:
A. Metode penggunaan secara masal, yaitu:
1) Televisi, terdiri dari:
a) siaran terbuka atau broadcast, dan
b) siaran tertutup atau closed circuit.
2) Film dan slide yang terdiri dari:
a) film dan slide otonom yaitu yang dibuat dan diajarkan secara terpisah, tidak
dihubungkan kepada bahan atau media lainnya. Film instruksional yang
dipergunakan sebagai audio visual aids adalah dari jenis ini,
b) film dan slide yang berintegrasi yaitu dibuat dan diajarkan dalam hubungannya
dengan media-media lain termasuk buku pelajaran. Misalnya beberapa jenis film dari
Ensychlopedia Britanica dari Mc. Graw-Hill, dan Sumber: Sudiman, 2005: 26
3) Radio terdiri dari:
a) siaran radio melalui pemancar umum, dan
b) siaran radio melalui pemancar sekolah atau universitas.
B. Metode penggunaan secara individual, yaitu:
1) Kelas atau laboratorium elektronik, terdiri dari:
a) laboratorium bahasa,
b) laboratorium bahasa dengan media visual, dan
c) laboratorium, tanpa atau dengan mempergunakan media visual.
2) Alat-alat Auto Instruktif, yaitu:
a) alat-alat pemeriksa dan pendengar individual,
b) buku pelajaran berprogram, dan
c) mesin pengajaran.
3) Kotak unit pengajaran
Semacam kotak bacaan, yang merupakan satu unit pelajaran berupa teks atau buku
pelajaran berikut dengan media folder, film slide, gambar, tape recorder, kadangkadang berikut bahan latihan evaluasinya.
C. Metode penggunaan secara konvensional, dimana setiap guru secara individual
memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar. Dengan segenap bentuk
media pendidikan dan sumber belajar yang bisa dipergunakan membantu guru dalam

Masayu Rochma Agustia Anwar , 2016


Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing | Mata Kuliah: Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing
Magister Pendidikan Bahasa Indonesia | Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya

mengajar di ruang kelas, kepada siswa baik dalam kelompok kecil maupun dalam
kelompok besar. Mulai dari bentuk pengalaman tiruan sampai dengan jenis
pengalaman langsung.
Keberagaman pengklasifikasian tersebut disebabkan oleh keragaman media
yang dibuat oleh pengajar dalam memenuhi kebutuhan belajar dalam kegiatan
pembelajar. Tentunya pembuatan media ini disesuai dengan tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai. Masih ada yang memanfaatkan media tradisional atau
konvensional tapi ada juga yang sudah menggunakan kecanggihan teknologi
informatika. Berdasarkan hasil pengamatan pengajar BIPA ada beberapa alternatif
media pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran seperti yang
dijelaskan di bawah ini.
1. Media Catatan
Harian Media ini digunakan sebagai media yang dapat memfasilitasi
kemampuan bahasa tulis pembelajar. Catatan harian menjadi wadah untuk
mengembangkan kemampuan kosakata dan dapat mengukur kemampuan bahasa tulis
pembelajar dalam menuangkan isi pikirannya. Bagi pengajar media ini dapat
menunjukkan perkembangan pemerolehan bahasa yang dimiliki pembelajar dari
aktivitas pembelajaran yang didapatkannya. Media ini dapat digunakan mulai jenjang
dasar hinggi tinggi. Perbedaannya adalah dari jumlah kosakata yang dikuasai dan
jumlah kalimat yang dirangkainya.
2. Lingkungan
Lingkungan yang dapat dimanfaatkan oleh pengajar dalam kegiatan
pembelajaran sangatlah beragam. Lingkungan sederhana yang dapat dimanfaatkan
oleh seorang pengajar adalah ruang kelas. Di dalam sebuah ruang kelas biasanya ada
benda-benda yang dapat dikaitkan dengan materi pelajaran yang berlangsung.
Benda-benda yang ada dalam ruangan tersebut dapat dijadikan sebagai suatu
stimulus pembelajaran bahasa Indonesia. Alternatif lain sekait dengan penggunaan
media lingkungan selain ruang kelas adalah lingkungan sekitar. Misalnya saja
perpustakaan, penutur asing dapat membaca literatur berbahasa Indonesia. Tentunya
pembelajaran yang memanfaatkan ruang kelas dan perpustakaan disesuaikan dengan
tujuan dan materi pembelajaran.
3. Realia

Masayu Rochma Agustia Anwar , 2016


Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing | Mata Kuliah: Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing
Magister Pendidikan Bahasa Indonesia | Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya

Media realia merupakan media dalam bentuk benda peninggalaan asli atau
nyata, yang ditampilkan adalah bentuk benda apa adanya, tanpa ada rekayasa atau
manipulasi. Media ini dianggap media tepat guna karena keasliannya. Namun media
ini memiliki kekurangan. Kekuarangannya adalah sulitnya menampilkan media yang
berkaitan dengan situs budaya dan kepercaya apalagi apabila benda itu besar. Media
realia tidak melulu benda mati tapi juga ada yang hidup. media realia hidup tersebut
misalnya manusia, tumbuhan, dan hewan.
4. Komik Strip
Komik strip adalah rangkaian gambar yang diberi teks, dari teks tersebutlah
pembelajar dapat memahami isi gambar yang ditampilkan. Komik strip sendiri
memiliki konsep dasar yang sama dengan gambar seri. Pengemasan gambar dengan
perpaduan gambar dan kata-kata akan mempermudah pembelajar untuk memahami
konten dari suatu materi ajar.
5. Surat Kabar
Banyak di antara pembelajara BIPA yang tertarik dengan informasi-informasi
yang sedang hangat di Indonesia apakah informasi mengenai perkembangan ilmu
pengetahuan, ekonomi, politik, budaya, dan lainnya. Akan mudah bagi pembelajar
untuk mendapatkan informasiinformasi yang diingkannya melalui surat kabar karena
sifatnya yang selalu hangat dan baru. Keunggulan pembelajaran dengan
menggunakan surat kabar bagi seorang pembelajar BIPA dapat:
(1) menemukan kosa kata untuk dipahami,
(2) membaca peristiwa,
(3) mennyampaikan informasi secara lisan maupun tulis,
(4) dan dapat menulis berdasarkan kata-kata yang ada.
6. Teka Teki Silang
Teka-teki silang ini dianggap dapat membantu pembelajar asing untuk
mempelajari kosakata seperti halnya scrable. Teka-teki silang ini juga dapat
diterapkan pada pembelajaran menulis sekaligus berbicara. Media ini diberikan
dalam bentuk permainan dengan cara mengisi huruf dalam perak-petak gambar.
Karena media ini dikemas dalam bentuk mainan maka media ini lebih baik
digunakan secara berkelompok. Dalam kelompok tersebut pembelajar akan saling

Masayu Rochma Agustia Anwar , 2016


Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing | Mata Kuliah: Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing
Magister Pendidikan Bahasa Indonesia | Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya

mengingatkan atau memberitahukan kosakata yang mungkin saja terlupakan atau


bahkan baru.
7. Slide show
Slide show dapat berbentuk 1) Slide film, dan 2) Non Slide film. Untuk kedua
media ini dibutuhkan kemampuan seorang pengajar untuk menguasai dan
mengoperasikan alat pendukung lainnya seperti, komputer, kamera, dan alat lainnya
agar media ini dapat terwujud. Apabila media ini sudah tersedia dan sesuai dengan
materi pembelajaran maka pengajar akan dengan mudah mengarahkan kegiatan
pembelajarannya. Slide ini dapat digunakan mulai dari tingkat dasar hingga atas
8. Film ataupun Video
9. Lagu
Pemanfaat media ini bermula dari banyaknya penutur asing yang senang
mendengarkan lagu dengan syair berbahasa Indonesia. Oleh karena itu lagu dapat
dimanfaatkan sebagai salah satu media pembelajaran. Media ini dapat membantu
pembelajar untuk menambah kosata. Selain kosakatanya bertambah, pembelajaran
pun dapat mengoptimalkan indera pendengarannya sebagai salah satu komponen
menyimak.
10. Foto
Foto (phos) artinya cahaya. Pengertian lain dari foto adalah tampilan dua
dimensi yang menggunakan cahaya sebagai sifat dan medium utamanya. Keunggulan
dari penggunaan media foto adalah: 1) sifatnya nyata, 2) foto dapat mengatasi
batasan ruang dan waktu, 3) dapat memperluas pengamatan, dan 4) dapat
memperjelas suatu permasalahan.
Dalam pengajaran BIPA, yang perlu mendapatkan perhatian adalah para
pelajarnya sehingga pembelajaran berorientasi pada siswa sebagai pusat (learner
centered) (Robinson 1980:10). Munby (1980:2) menjelaskan bahwa pemusatan
perhatian pada siswa dalam pembelajaran bahasa merupakan ciri yang membedakan
pengajaran bahasa untuk penutur asing dengan pengajaran bahasa untuk penutur asli
(yang membedakan BIPA dari yang bukan BIPA). Oleh karena itu, materi
pembelajaran harus berupa materi yang fungsional.
2.5 Tujuan Belajar Bahasa (bagi Penutur Asing)

Masayu Rochma Agustia Anwar , 2016


Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing | Mata Kuliah: Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing
Magister Pendidikan Bahasa Indonesia | Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya

10

Penekanan pengajaran BIPA perlu dibedakan sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai. Soewandi (1994:46) menjelaskan bahwa tujuan pengajaran BIPA yang
sangat menonjol adalah (1) untuk berkomunikasi keseharian dengan penutur bahasa
Indonesia (tujuan umum), dan (2) untuk menggali kebudayaan Indonesia dengan
segala aspeknya (tujuan khusus). Tujuan yang pertama, penekanannya pada
penguasaan bahasa sehari-hari yang dapat dipakai untuk kepentingan praktis, seperti
menyapa, menawar, menolak, mempersilakan, mengucapkan terima kasih, minta
izin, mengajak, mengeluh, memuji, memperkenalkan, berpamitan, dan sebagainya.
Ciri khas bahasa untuk kepentingan ini adalah lebih sering (1) dipergunakannya
bentuk bentuk kata yang nonformal, (2) dipergunakannya kosakata yang tidak baku,
(3) dihilangkannya imbuhan, dan (4) digunakannya susunan kalimat yang sederhana
Adapun ciri bahasa untuk tujuan kedua adalah penggunaan (1) bentuk kata baku, (2)
kosakata teknis, (3) imbuhan secara lengkap, (4) kaidah penulisan yang benar, dan
(5) susunan kalimat yang baku.
Tujuan pelajar asing belajar BIPA adalah mereka ingin lancar berbahasa
Indonesia dan mengenal budaya Indonesia dari dekat. Kelancaran berbahasa
Indonesia tersebut diperlukan oleh mereka karena (a) mereka mengambil program
tentang Indonesia di universitas asalnya, (b) mereka akan melakukan penelitian di
Indonesia, (c) mereka akan bekerja di Indonesia, (d) mereka akan meneliti masalah
bahasa Indonesia, dan (e) mereka akan tinggal di Indonesia dalam waktu lama.
Gambaran tentang tujuan belajar BIPA tersebut berimplikasi pada penyiapan materi
belajar yang sesuai dengan tujuan tersebut. Dengan demikian, materi pembelajaran
BIPA ini memiliki kaitan yang erat dengan masalah pemenuhan kebutuhan pelajar
asing.
Secara terperinci Pringgawidagda (2002: 13) menyebutkan tujuan belajar
bahasa, antara lain adalah tujuan praktis, tujuan estetis, tujuan filologis dan tujuan
lingustik.
a. Tujuan secara praktis
Seseorang mempelajari bahasa karena ingin dapat berkomunikasi dengan pemilik
bahasa
b. Tujuan secara estetis

Masayu Rochma Agustia Anwar , 2016


Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing | Mata Kuliah: Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing
Magister Pendidikan Bahasa Indonesia | Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya

11

Agar seseorang meningkatkan kemahiran dan penguasaannya dalam keindahan


bahasa
c. Tujuan filologis
Seseorang

mempelajari

bahasa

agar

dapat

mengungkapkan

nilai-nilai

kebudayaan yang terkandung dalam bahasa tersebut, karena perlu disadari bahwa
bahasa merupakan produk budaya
d. Tujuan linguistik
Mempelajari bahasa dengan bahasa itu sendiri sebagai objeknya.
Tujuan-tujuan tersebut juga berlaku dalam pembelajaran bahasa Asing. Dalam
pembelajaran bahasa asing di Indonesia (Depdiknas, 2003: 6), tujuan dari
pembelajaran bahasa asing adalah agar siswa dapat berkembang dalam hal:
a. Kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis secara baik,
b. Berbicara secara sederhana tapi efektif dalam berbagai konteks untuk
menyampaikan informasi, pikiran dan perasaan, serta menjalin hubungan sosial
dalam bentuk kegiatan yang beragam, interaktif dan menyenangkan, menafsirkan
isi berbagai bentuk teks tulis pendek sederhana dan merespon dalam bentuk
kegiatan yang beragam, interaktif dan menyenangkan.
c. Menulis kreatif meskipun pendek sederhana berbagai bentuk teks untuk
menyampaikan informasi, mengungkapkan pikiran dan perasaan,
d. Menghayati dan menghargai karya sastra, dan
e. Kemampuan untuk berdiskusi dan menganalisis teks secara kritis.
Tujuan pembelajaran dalam pembelajaran bahasa Asing adalah agar siswa
mampu mengembangkan keterampilannya yang meliputi empat keterampilan
berbahasa, yaitu keterampilan menyimak , berbicara, membaca, dan menulis serta
siswa mengaplikasikan keempat keterampilan berbahasa dalam bentuk lisan maupun
tulis.

BAB III
Penutup

Masayu Rochma Agustia Anwar , 2016


Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing | Mata Kuliah: Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing
Magister Pendidikan Bahasa Indonesia | Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya

12

Pelajar asing yang belajar bahasa Indonesia memiliki latar belakang bahasa
dan budaya berbeda-beda, tujuan belajar dan tingkat kemampuan yang beragam, dan
bidang keahlian yang beragam. Untuk itu, disarankan kepada pengelola dan pengajar
BIPA agar dalam pengelolaan pembelajaran BIPA, faktor diri pelajar mendapat
perhatian secara sungguh-sungguh. Dalam hal ini, pembelajaran BIPA hendaknya
berpusat pada kebutuhan pelajar. Materi ajar yang dibutuhkan oleh pelajar BIPA
sangat bergantung pada tujuan belajar atau kebuluhan belajar pelajar asing. Oleh
karena itu, disarankan kepada pengelola dan pengajar BIPA, dalam memilih materi
BIPA hendaknya memilih materi bacaan dengan topik yang lebih variatif sehingga
dapat memenuhi kebutuhan belajar pelajar asing. Di samping itu, materi belajar yang
dipilih hendaknya juga memenuhi materi keterampilan berbahasa, tata bahasa,
pelafalan, dan budaya.
Pada umumnya, pendekatan yang diminati dan sesuai untuk pembelajaran
BIPA adalah pendekatan komunikatif. Oleh karena itu, disarankan kepada para
pengelola dan pengajar BIPA agar memanfaatkan pendekatan komunikatif dalam
pembelajaran dengan berupaya mengembangkan berbagai strategi untuk menjadikan
kegiatan pembelajaran lebih menarik.

DAFTAR RUJUKAN

Masayu Rochma Agustia Anwar , 2016


Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing | Mata Kuliah: Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing
Magister Pendidikan Bahasa Indonesia | Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya

13

Nurhadi. 2006. Peran Bahasa Indonesia untuk Orang Asing. IKIP PGRI Semarang.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PERAN%20BAHASA%20INDONESIA
%20UNTUK%20ORANG%20ASING.pdf (diakses pada 6 September 2016, pukul
11.40 WIB).
Suyitno, Imam. 2007. Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia untuk Penutur
Asing (BIPA) berdasarkan Hasil Analisis Kebutuhan Belajar.
wacana.ui.ac.id/index.php/wjhi/article/download/223/212 (diakses pada 6 September
2016, pukul 12.03 WIB).
Widia, Ida. -. Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing. Universitas
Pendidikan Indonesia.
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESI
A/197310062008012IDA_WIDIA/MEDIA_PEMBELAJARAN_BAHASA_INDONESIA.pdf (diakses
pada 6 September 2016, pukul 15.41 WIB).

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Masayu Rochma Agustia Anwar , 2016


Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing | Mata Kuliah: Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing
Magister Pendidikan Bahasa Indonesia | Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya

14

Pengajar BIPA

: Masayu Rochma A. A, S.Pd.

Program

: Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing

Waktu

: 1x30 menit

Tingkatan Pelajar

: Dasar - menengah

Umur

: Semua umur

Peserta

: Seluruh peserta didik dalam kelas

I. Standar Kompetensi
Penguasaan Bahasa Indonesia tingkat dasar.
II. Kompetensi Dasar
Kemampuan menggungkapkan perasaan dan memberikan alasannya.
III.Tujuan Pembelajaran
Kognitif: Mampu mengucapkan ungkapan perasaan dalam bahasa Indonesia.
Produk: Mampu memberikan alasan mengapa peserta didik merasakan hal yang
diungkapkan.
Proses: Mampu menulis perasaan yang diungkapkan.
IV. Karakter yang diharapkan:
1. Percaya diri
2. Berani
3. Tanggungjawab
4. Jujur
V. Materi Pembelajaran
Pengenalan kata ungkapan perasaan
Senang
Mengantu

Sedih
Lapar

Marah
Khawatir

Bosan
Malu

Terkejut
Capek

Takut
Haus

k
VI. Media Pembelajaran
Lcd proyektor, Laptop, video, slide show, kartu perasaan, papan tulis, spidol.

VII.

Metode Pembelajaran

Menggunakan metode permainan : ungkapan perasaan.


Cara bermain:
1. Setiap peserta didik mendapat kartu perasaan.
2. Para peserta didik akan saling bertanya tentang perasaan mereka saat ini. Setiap
peserta didik yang ditanya harus menjawab sesuai dengan perasaan yang tertera pada

Masayu Rochma Agustia Anwar , 2016


Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing | Mata Kuliah: Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing
Magister Pendidikan Bahasa Indonesia | Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya

15

kartu masing-masing. Peserta didik kemudian juga ditanya tentang penyebab dia
merasakan hal tersebut.
Contoh:
Dalam kartu peserta didik A tertulis SEDIH
Peserta didik B : Bagaimana perasaanmu sekarang?
Peserta didik A : Saya sedih.
Peserta didik B : Mengapa kamu sedih?
Peserta didik A : Karena kucing saya hilang.
3. Peserta didik bebas mencari alasan yang menyebabkan dia memiliki perasaan itu.
4. Setelah peserta didik saling bertanya jawab, kedua peserta didik bertukar kartu,
lalu mencari orang lain untuk saling bertanya jawab lagi.

Masayu Rochma Agustia Anwar , 2016


Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing | Mata Kuliah: Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing
Magister Pendidikan Bahasa Indonesia | Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai