Anda di halaman 1dari 7

Outing Class Budaya dalam Industri Pariwisata bagi pemelajar BIPA UNY

Cultural Outing Class in the Tourism Industry for BIPA UNY students

Bernika Maha Lini Wijaya


bernikamhll@gmail.com
Universitas Veteran Bangun Nusantara
Abstract
BIPA learning is an activity to study the understanding and presentation of Indonesian
culture for foreigners who study Indonesian. This is because it is necessary to understand the
cultural background of BIPA students involved in BIPA learning. This research focuses on
learning strategies and learning processes in the tourism industry. This research adopts a
descriptive qualitative approach. Data was collected through observation and interviews as a
method of gathering information. The sample was determined with the objectives and
formulation of research problems related to learning strategies in BIPA and the results
obtained from PBSI students at Bantara Sukoharjo Univet through outing classes.
Implementation of a BIPA learning outing class at Yogyakarta State University provides a
learning experience for foreign students to be directly involved in introducing Indonesian
culture.
Keywords : Outing class, Tourism Industry, BIPA Students

Abstrak
Pembelajaran BIPA yaitu kegiatan mempelajari pemahaman dan pemaparan tentang budaya
Indonesia bagi orang asing yang mempelajari bahasa Indonesia. Sebab, perlu dipahami latar
belakang budaya mahasiswa BIPA yang terlibat dalam pembelajaran BIPA. Penelitian ini
berfokus pada strategi pembelajaran dan proses pembelajaran dalam industri pariwisata.
Penelitian ini mengadopsi pendekatan kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan melalui
observasi dan wawancara sebagai metode pengumpulan informasi. Sampel ditentukan dengan
tujuan dan rumusan masalah penelitian yang berkaitan dengan strategi pembelajaran dalam
BIPA dan hasil yang diperoleh dari mahasiswa PBSI Univet Bantara Sukoharjo melalui
Outing class. Pelaksanaan outing class pembelajaran BIPA di Universitas Negeri Yogyakarta
memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa asing untuk terlibat langsung dalam
pengenalan budaya Indonesia.
Kata Kunci : Outing class, Industri Pariwisata, Pemelajar BIPA

Pendahuluan
Menurut Harawati (2019), bahasa asing digunakan sebagai wadah untuk saling
berkomunikasi antara individu dari berbagai negara, lalu akan dapat mempelajari bahasa
asing dianggap penting dalam konteks komunikasi. Demikian pula, Malinovska et al. (2017)
menyatakan bahwa mempelajari bahasa asing menjadi esensi kehidupan di era modern.
Selain itu, mempelajari dan menguasai bahasa asing juga memiliki manfaat lain, seperti
mengasah kemampuan dalam diri, paham dengan budaya negara lain, menumbuhkan sikap
inisiatif, kemampuan beradaptasi dan berinteraksi dalam tim yang berbeda bahasa dan
budayanya, serta membuka pikiran dan pengetahuan yang luas (Kondrateva et al., 2015).
Kenyataannya, bahasa asing di dunia memang beragam, termasuk bahasa Indonesia yang
merupakan bahasa negara ini.
Bahasa Indonesia telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi bangsa Indonesia
dalam perkembangannya. Faktanya, minat dari bangsa lainnya untuk belajar bahasa Indonesia
semakin meningkat (Melati et al., 2022) . Menurut data dari Kementerian Luar Negeri pada
tahun 2012, bahasa Indonesia menempati peringkat kelima sebagai bahasa dengan jumlah
penutur asli terbesar di dunia, dengan mencapai angka 4.463.950 orang yang tersebar di luar
negeri. Selain itu, bahasa Indonesia juga mendapatkan perhatian internasional melalui
program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) seperti yang disebutkan oleh Melati et
al. (2022), Ramadloni (2022), dan Sinta et al. (tanggal tidak diketahui). Kepala Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu
Mahsun, menyatakan bahwa setidaknya 45 negara berpartisipasi dalam program BIPA
ini.Lebih dari itu, terdapat 174 tempat penerapan BIPA di berbagai negara, dengan
keberadaan terbanyak di Australia
(Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing et al., 2019; Saputro & Arikunto, 2018)
.
Peningkatan signifikan terjadi dalam pertumbuhan pengikut Bahasa Indonesia bagi
Penutur Asing (BIPA), baik di dalam negeri maupun di luar negeri, seperti yang dikemukakan
oleh Mardasari et al. (2022). Pembelajaran BIPA tidak hanya berperan dalam membawa
budaya, tetapi juga memberikan manfaat bagi mahasiswa internasional yang belajar di
Indonesia, dengan memberikan dukungan lingkungan akademik dan pemanfaatan dalam
penelitian dan kegiatan lainnya, sesuai yang diungkapkan oleh Kusmiatun et al. (2017).
Perkembangan pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai bahasa asing saat ini mengalami
kemajuan pesat, bukan hanya di kawasan ASEAN, melainkan juga telah menyebar ke negara-
negara di benua Eropa. Bahkan, bahasa Indonesia menjadi objek yang dipelajari di Finlandia,
seperti yang dijelaskan oleh Arumdyahsari et al. (2016).
Dengan adanya program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) yang telah
diimplementasikan di beberapa perguruan tinggi di Indonesia, ini menunjukkan bahwa bahasa
Indonesia telah menjadi populer di seluruh belahan dunia. Oleh sebab itu, pembelajaran
bahasa Indonesia menjadi bahasa asing yang popular dan viral yang tak terhindarkan di
jaman sekarang. Oleh karena itu, penting untuk menciptakan inovasi dalam pembelajaran
bahasa Indonesia sesuai dengan tingkat kemampuan pembelajar agar dapat membantu siswa
dalam memahami bahasa Indonesia dengan lancar. Pembelajaran terpadu berbasis pengenalan
antar budaya adalah salah satunya.
Konsep kebudayaan secara luas mencakup seluruh hasil karya manusia, termasuk
pikiran dan karya yang tidak berakar pada nalurinya, sehingga hanya dapat dipahami melalui
proses belajar (Rahmawati & Sulistyono, 2021; Violensia et al., n.d.). Konsep budaya yang
luas ini dapat dipecah menjadi beberapa komponen, termasuk sistem religi seperti upacara
keagamaan, sistem dan organisasi sosial, sistem informasi, seni, Bahasa, sistem subsisten,
serta sistem teknologi dan peralatan. Sebuah budaya itu mencerminkan jati diri dari pemilik
kebudayaan tersebut (Rudi & Mujianto, 2021; Susilana et al., 2022). Aktivitas sosial memiliki
kecenderungan untuk memengaruhi penggunaan bahasa secara berbeda pada setiap individu,
termasuk pengaruh status penutur terhadap penggunaan bahasa, seperti yang diungkapkan
oleh Sahril (2016:46). Faktor sosial juga berperan dalam mempengaruhi penggunaan bahasa
Indonesia oleh orang asing, terutama pada para mahasiswa BIPA yang berasal dari banyaknya
negara dengan latar belakang sosial yang banyak dan berbeda.
Strategi pembelajaran merujuk pada metode yang dilaksanakan oleh guru untuk
memilih sebuah kegiatan saat pembelajaran dalam proses belajar-mengajar, seperti yang
dinyatakan oleh Aqib (2013:71). Dalam konteks pembelajaran bahasa Indonesia, strategi
pembelajaran ini merupakan model kemampuan belajar yang dipilih oleh dosen atau guru
untuk mencapai tujuan program kecakapan berbahasa Indonesia. Berdasarkan pandangan
beberapa ahli sebelumnya, bisa ditarik disimpulkan yakni strategi pembelajaran yaitu
serangkaian tindakan strategis yang dilaksanakan oleh guru selama dalam proses
pembelajaran agar tercapainya tujuan pembelajaran (Iskandarwassid dan Sunendar, 2013).
Pengajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) perlu direncanakan dengan
manajemen dan strategi yang tepat, yang mencakup pengorganisasian isi dan pelaksanaan
pengajaran yang efektif dan efisien. Hal ini memiliki tujuan untuk mencapai tujuan
pembelajaran dan memudahkan pemelajar dalam menerima informasi secara komprehensif.
Minat untuk belajar bahasa asing juga menunjukkan dan mengarah ke yang positif.
Perkembangan ini tidak hanya terjadi di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri, seperti yang
dinyatakan oleh Purwiyanti (2017). Menurut Kusmiatun (2017), setiap tahun, terjadi
peningkatan jumlah siswa dari luar Indonesia yang mendaftarkan di sekolah atau universitas
di Indonesia.
Kelas Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) memiliki karakteristik khusus,
namun sebenarnya proses pengajaran BIPA tidak dapat dipisahkan dari proses pengajaran
secara umum, seperti yang disampaikan oleh Andayani dan Gilang (2015:198). Pengajaran
BIPA pada dasarnya memiliki kesamaan dengan pengajaran bahasa Indonesia pada
umumnya. Kelas bahasa Indonesia dibagi menjadi beberapa tingkatan sesuai dengan
kemampuan mahasiswa BIPA itu sendiri. Pemerintah telah mengembangkan kurikulum dan
bahan ajar, serta panduan belajar BIPA baik di dalam maupun di luar negeri, termasuk di
Finlandia. Tingkat kemahiran mahasiswa BIPA dibagi menjadi beberapa tingkatan, seperti
tingkat dasar, menengah, dan lanjutan. Hal ini memungkinkan mahasiswa BIPA untuk lebih
terintegrasi dalam lingkungan sosial budaya Indonesia dan merasa nyaman serta kompeten
dalam berinteraksi dengan masyarakat setempat, seperti yang diungkapkan oleh Ramadloni
(2022) dan Wahyuningsih & Surbakti (2018).
Penelitian ini memiliki tujuan utama yaitu mengamati strategi pembelajaran umum
yang dipakai oleh pendidik. Dengan adanya pelaksanaan kuliah lapangan, dapat memberikan
pemahaman kepada masyarakat tentang kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh
mahasiswa asing dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang mengikuti program BIPA
(Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing). Dengan pendekatan pembelajaran yang digunakan
oleh pendidik dan mengetahui bagaimana pembelajaran industri pariwisata, penelitian ini
diharapkan mampu memberikan gambaran menyeluruh proses pembelajaran bahasa
Indonesia bagi mahasiswa asing di UNY. Hasil penelitian ini bisa memberikan manfaat untuk
masyarakat dalam hal memahami proses pembelajaran BIPA yang dilakukan oleh mahasiswa
asing, sehingga dapat meningkatkan apresiasi terhadap bahasa dan budaya Indonesia.

Metode
Penelitian ini memakai metode penelitian deskriptif kualitatif, berdasarkan
permasalahan yang diteliti. Menurut Sucardi (2013:158), penelitian deskriptif juga dapat
diperluas menjadi penelitian naturalistik dengan menerapkan studi kasus-kasus khusus
melalui penelitian lingkungan deskriptif atau fenomenologis yang lebih mendalam dengan
pendekatan fenomenologis.
Metode kualitatif digunakan untuk memberikan penjelasan lebih analisis dan bersifat
subjektif. Objek penelitian di fokuskan kepada mahasiswa asing UNY dari Tiongkok dalam
melaksanakan pembelajaran serta penugasan dalam pembelajaran BIPA dibimbing oleh dosen
pengampu mata kuliah Dr. Ari Kusmiataun, M.Pd dalam memberikan tugas.
Observasi dan Wawancara dilakukan kepada salah satu mahasiswa asing yang sedang
melakukan penugasan mempelajari BIPA dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman
mereka terhadap pembelajaran BIPA mengenai kebudayaan di Keraton Yogyakarta. Data
yang dikumpulkan meliputi kata-kata atau kalimat yang dihasilkan dari pengamatan dan
interaksi dengan pemelajar asing. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode
observasi terstruktur, yang melibatkan pencatatan, standarisasi kondisi pengamatan, dan
deskripsi sistematis. Melalui metode observasi ini, peneliti mengamati dan terlibat aktif
(Basori & Maharany, 2021; Melati et al., 2022).

Hasil dan Pembahasan


Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) yaitu salah satu mata
kuliah yang ada dalam Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Univet
Bantara Sukoharjo yang bekerja sama dengan Universitas Negeri Yogyakarta yang
melaksanakan kuliah lapangan dan kegiatan sit in class dengan mahasiswa BIPA asing yang
berasal dari China. Kuliah lapangan tersebut dilaksanakan pada Selasa, 9 Mei 2023
mahasiswa PBSI UVBN yang dibimbing oleh Dr. Dewi Kusumaningsih, S.S., M.Hum.
Dalam kuliah lapangan tersebut strategi pembelajaran yang digunakan berbasis industri
budaya dengan berkunjung ke Keraton Yogyakarta. Mengamati, mengenal, mempelajari apa
saja yang ada di dalam Keraton Yogyakarta. Melalui kegiatan pembelajaran ini, dapat
memberi rmanfaat bagi mahasiswa BIPA untuk menjadi mahiran berbahasa Indonesia.
Dalam pelaksanaan kegiatannya, dosen pembimbing Dr. Ari Kusmiatun, M.Hum
memberikan arahan kepada mahasiswa BIPA UNY. Lembar kerja dibagikan kepada
mahasiswa BIPA UNY yang berisi tugas lapangan yang disusun sebagai tugas tertulis yang
bertujuan untuk memberikan pengalaman kegiatan belajar secara langsung atau nyata.
Mahasiswa BIPA diminta mewawancarai abdi dalem untuk mencari tahu informasi identitas
(nama, umur, dan alamat), tugas abdi dalem, dan mengenal bagian dan fungsi bangunan di
keraton. Tujuan dari wawancara tersebut untuk mempraktikkan kemahiran berbicara
mahasiswa BIPA. Dapat dilihat dari kosa kata yang dapat mereka ketahui, pahami dan
katakan saat berkomunikasi, untuk mengukur tingkat kemahiran berbahasa indonesia.
Mahasiswa BIPA melaksanakan tugas lapangan, bimbingan dari Dr. Ari Kusmiatun,
M.Hum serta dibantu oleh Mbak Alya sebagai tutor. Peran Mbak Alya sangat berpengaruh
karena secara langsung dapat merangsang mahasiswa BIPA untuk menjadi aktif. Dengan cara
ini siswa dapat dengan mudah dan detail mencari, memperoleh dan mengingat informasi
yang diterimanya. Selain melakukan wawancara dengan Abdi Dalem keraton, pemelajar
BIPA melakukan wawancara dengan pedagang di halaman luar Keraton. Mereka melakukan
tawar menawar agar bisa memperoleh kesepakatan harga antara penjual dengan pembeli.
Tidak hanya itu, mereka tentu saja akan mendapatkan kosa kata baru untuk dipahami dan
diterapkan. Kosa kata yang mereka peroleh dari hasil wawancara baik berupa Bahasa
Indonesia maupun Bahasa Jawa akan mereka susun sesuai perintah, mejadi daftar kosa kata
melalui kalimat-kalimat pendek. Penyusunan ini sebagai bentuk penerapan keterampilan
menulis dan menyimak.
Strategi pembelajaran BIPA yang digunakan dalam Outing Class di Keraton
Yogyakarta adalah Direct Method (Metode Langsung). Metode langsung ini dilakukan
dengan berkomunikasi secara langsung menggunakan bahasa indonesia selama proses
mengajar. Dengan menggunakan strategi Direct Method yang berbasis pariwisata dan
kebudayaan agar pembelajaran tidak membosankan. Pembelajaran dengan Metode Langsung
ini menjadikan proses pembelajaran menjadi asik dan menyenangkan selain itu juga
menambah wawasan kebudayaan di Keraton Yogyakarta tersebut. Dengan begitu, mahasiswa
asing dapat mengenal berbagai maam kebudayaan di Indonesia, termasuk di Keraton
Yogyakarta. Strategi belajar bahasa dapat diamati dalam kegiatan belajar bahasa pembelajar
bahasa. Penggunaan strategi pembelajaran bahasa dapat berbeda-beda dari waktu ke waktu.
Perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan karakteristik pembelajar bahasa. Selain itu,
juga karena berbagai tantangan yang dihadapi seseorang untuk menyelesaikan tugas belajar
bahasa.
Salah satu mahasiswa asing UNY yaitu bernama Jenar. Ketika di Keraton
Yogyakarta, Jenar bisa dikatakan sebagai mahasiswa yang pasif, karena saat berinteraksi dan
masih kurang pemahamannya mengenai penugasan tersebut. Dalam percakapannya Jenar
tidak terlalu paham mengenai soal yang ditanyakan dan saat menjawab pertanyaannya masih
merasa bingung selain itu juga selalu menggunakan “eee” sebelum menjelaskan atau
menanyakan sesuatu. Mahasiswa Univet Bantara Sukoharjo melakukan wawancara dengan
mahasiswa pemelajar BIPA UNY, untuk mengetahui bagaimana pemahaman mahasiswa asing
mengenai penugasan kebudayaan di Keraton Yogyakarta. Setelah melakukan wawancara
terlihat bahwa mahasiswa asing yaitu Jenar sudah fasih berbicara menggunakan kosa kata
Bahasa Indonesia. Namun, ada beberapa percakapan Jenar tidak paham mengenai maksud
dari pertanyaan dalam penugasan tersebut. Dalam konteks ini, kemahiran berbahasa tetap
menjadi prioritas utama. Budaya berperan sebagai sarana untuk menguasai bahasa dan juga
sebagai penguat pengetahuan bagi pemelajar asing.

Simpulan
Outing class pembelajaran BIPA di Universitas Negeri Yogyakarta memberikan
pengalaman belajar bagi mahasiswa asing untuk secara langsung terlibat dalam pembelajaran
budaya Indonesia. Mahasiswa asing dapat mempelajari kebudayaan Indonesia melalui
kegiatan lapangan, sehingga mereka dapat mengimplementasikan budaya tersebut dalam
kehidupan sehari-hari di Indonesia. Hasil penelitian ini memiliki manfaat yang berarti bagi
siswa, guru, dan peneliti dalam bidang mata pelajaran yang sama. Menggunakan strategi
komunikasi mahasiswa BIPA dapat menjadi salah satu cara untuk mengembangkan materi
pembelajaran BIPA. Dalam penelitian ini, permasalahan yang ditemukan diharapkan dapat
membantu BIPA untuk belajar mengatasi permasalahan yang ditemukan.
Pembimbing BIPA memiliki peran penting dalam menjelaskan penggunaan strategi
komunikasi yang digunakan oleh siswa BIPA. Para pelajar BIPA perlu mengembangkan
pemahaman tentang budaya dan karakteristik masing-masing pelajar internasional agar
proses belajar BIPA, saat di dalam ataupun saat di luar negeri, agar dapat berjalan dengan
lancar. Strategi komunikasi menjadi sarana bagi mahasiswa BIPA untuk menyampaikan
maksud dan pesan kepada lawan bicara memiliki tujuan agar pesan atau maksud yang
disampaikan bisa tersampaikan dengan baik.

Daftar Pustaka
Andayani dan L. Gilang (2015). “The Effectiveness of Integrative Learning Based Text book
toward the Local Culture Comprehension and Indonesian Language Skill of Foreign
Students”. Journal Humanities and Social Science, 5 (10), 197—207.
Aqib, Zainal. (2013). Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual
(Inovatif). Bandung: Yrama Widya.
Arumdyahsari dkk., S. W. (2016). Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia bagi Penutur
Asing (BIPA) Tingkat Madya. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan ,
828-834.
Basori, & Maharany, E. R. (2021). Genre-based approach in teaching bipa. Jurnal
Pendidikan Luar Sekolah, 9(2), 73–82. http://kolokium.ppj.unp.ac.id/
Harawati, I. N. (2019). Pembelajaran Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Asing Pertama,
Kedua, dan Ketiga. Kongres Bahasa Indonesia. Jakarta: Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa Kemendikbud.
Iskandarwassid, Sunendar D. 2013. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Kondrateva dkk., I. G. (2015). Technology of Students’ Professional Competences Formation
While Teaching a Foreign Language. Procedia - Social and Behavioral Sciences 191,
2250 – 2253.
Kusmiatun, A., Suyitno, I., Widodo H.s., & Basuki, I.A. (2017). Identifying Features of
Indonesian for Speakers of Other Languages (Bipa) Learning for Academic Purposes.
International Journal of Social Sciences & Educational Studies, 3(4), 197–207.
Malinovska et al, O. L. (2017). ICT in teaching foreign languages to adult people with
acquired severe visual impairment. Procedia - Social and Behavioral Sciences 237 , 311-
318.
Mardasari, O. R., Susilowati, N. E., Luciandika, A., Minerva, P., & Yanhua, Z. (2022). New
Designed Technology-Based Textbook of Indonesian for Foreign Speakers (BIPA).
Journal of Higher Education Theory & Practice, 22(8).
Melati, I. K., Iswatiningsih, D., & Wurianto, A. B. (2022). Pembelajaran bipa dengan
pendekatan komunikatif-kontekstual berbasis kearifan lokal. Basastra: Jurnal Kajian
Bahasa Dan Sastra Indonesia, 11(2), 163–173.
Rahmawati, L. E., & Sulistyono, Y. (2021). Assessment and evaluation on text readability in
reading test instrument development for bipa-1 to bipa-3. Asian Journal of University
Education, 17(3), 51–57.
Ramadloni, S. (2022). Pemanfaatan laman bipa daring dalam konteks multimodalitas bagi
pemelajar bipa. Madah: Jurnal Bahasa Dan Sastra, 13(1).
https://doi.org/10.31503/madah.v13i1.431
Rudi, & Mujianto, G. (2021). Tuturan ekspresif pengajar bipa dalam pembelajaran
keterampilan berbicara dengan metode dengar pandang. Alinea: Jurnal Bahasa, Sastra,
Dan Pengajaran, 10(1), 67–84. http://jurnal.unsur.ac.id/ajbsi
Saputro, E. P., & Arikunto, S. (2018). Keefektifan manajemen program pembelajaran bipa
(bahasa indonesia bagi penutur asing) di kota yogyakarta the effectiveness of bipa
(indonesian language for foreigner) program management in yogyakarta. Jurnal
Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, 6(1), 123–138.
http://journal.uny.ac.id/index.php/jamp
Sahril. (2016). “Pemertahanan Bahasa Ibu melalui Grup WhatsApp”. Jurnal Ranah, 5 (1), 46
—55. DOI: https://doi.org/10.26499/rnh.v5i1.37
Sinta, T., Keputusan Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, berdasarkan,
Riset, K., dan Pendidikan Tinggi, T., Pemelejar Bipa Tingkat, B. A., Ayu Fajar Utami, D.,
& Etika Rahmawati, L. (n.d.). Kredo 3 (2020) KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan
Sastra PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MODUL INTERAKTIF BAGI
PEMELAJAR BIPA TINGKAT A1. https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index
Susilana, R., Dewi, L., Rullyana, G., Hadiapurwa, A., & Khaerunnisa, N. (2022). Can
microlearning strategy assist students’ online learning? Cakrawala Pendidikan, 41(2),
437–451. https://doi.org/10.21831/cp.v41i2.43387
Violensia, I., Susanto, G., Andajani, K., Artikel Abstrak, I., & Korespondensi, A. (n.d.).
Bahan ajar keterampilan berbicara tingkat menengah untuk pembelajaran bipa daring.
http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/
Wahyuningsih, S. K., & Surbakti, A. H. (2018). Perubahan bahasa dan budaya jawa di
yogyakarta pada era globalisasi. Jurnal As-Salam, 2(2), 53–59.

Anda mungkin juga menyukai