Anda di halaman 1dari 3

2.7.

HIRARKI BAHASA

Dengan deretan morfologik dapat ditentukan bahwa suatu satuan, misalnya terjauh,
terdiri dari dua morfem, ialah ter- dan jauh; berpakaian terdiri dari tiga morfem, ialah ber-,
pakai, dan –an; berperikemanusiaan terdiri dari empat morfem, ialah ber-, peri, ke-an, dan
manusia.

Jika dilihat sepintas lalu, kelihatan seolah-olah morfem yang menjadi unsur daripada
satuan yang lebih besar itu sekaligus dalam satu deretan membentuk satuan itu. Memang
demikian hal nya pada terjauh, tetapi tidak demikian halnya pada berpakaian. Pada berpakaian
morfem –an melekat dahulu pada morfem pakai, menjadi pakaian, kemudian baru morfem ber-
melekat padanya menjadi berpakaian. Dengan kata lain, unsur yang langsung membentuk kata
berpakaian bukannya ber-, pakai, dan –an. Melainkan ber- dan pakaian. Selanjutnya pakaian
terdiri dari unsur yang langsung membentuknya, ialah pakai dan –an.

Pada contoh berperikemanusiaan hirarki pembentukannya lebih banyak lagi


dibandingkan dengan pada berpakaian. Satuan berperikemanusiaan terbentuk dari unsur ber-
dan perikemanusiaan. Satuan perikemanusiaan terbentuk dari unsur peri dan kemanusiaan.
Selanjutnya kemanusiaan terbentuk dari unsur ke –an dan manusia. Jadi proses terbentuknya
satuan berperikemanusiaan demikian : manusia – kemanusiaan – perikemanusiaan –
berperikemanusiaan.

Timbul pertanyaan, Bagaimana unsur itu dapat ditentukan? Apabila satuan yang
diselidiki itu hanya terdiri dari dua satuan, dengan mudah dapat ditentukan bahwa kedua satuan
itu merupakan unsurnya . Tetapi apabila satuan yang diselidiki itu terdiri dari tiga satuan atau
lebih, haruslah diperhatikan dua taraf tersebut dibawah ini :

Taraf 1

Pada taraf ini, dicari kemungkinan adanya satuan yang satu tingkat lebih kecil daripada
satuan yang diselidiki. Pada berperikemanusiaan, satuan yang satu tingkat lebih kecil ialah
perikemanusiaan. Satuan *berperikemanusia tidak ada. Maka dapat ditentukan bahwa
berperikemanusiaan terdiri dari unsur ber dan perikemanusiaan. Selanjutnya, satuan yang satu
tingkat lebih kecil dari perikemanusiaan ialah kemanusiaan; *perikemanusia tidak ada, dan
*rikemanusiaan juga tidak ada. Maka dapat ditentukan bahwa satuan perikemanusiaan terbentuk
dari unsur peri dan kemanusiaan. Selanjutnya mengenai satuan kemanusiaan, satuan ke manusia
memang ada, tetapi ke di situ sebagai kata depan. Bila ke merupakan afiks, satuan *kemanusia
tidak ada; demikian pula pada *manusiaan, juga tidak ada. Maka dapat ditentukan bahwa satuan
yang satu tingkat lebih kecil daripadanya ialah manusia. Jadi, kemanusiaan terdiri dari unsur ke-
an dan manusia.

Banyak satuan dapat ditentukan unsurnya hanya dengan mempergunakan taraf pertama.
Misalnya kata-kata kehujanan, kenamaan, peradaban, peradilan, keberlangsungan, pengairan,
berpemimpin, yang masing-masing terdiri dari unsur-unsur ke- an dan hujan, ke- an dan nama,
per- an dan adab, per –an dan adil, ke- an dan berlangsung, peN- an dan air, ber- dan pemimpin.
Tetapi di samping itu banyak pula satuan yang belum dapat ditentukan unsurnya dengan taraf
pertama. Misalnya kata pembacaan, satuan yang satu tingkat lebih kecil daripadanya ialah
pembaca dan bacaan. Keduanya terdapat dalam pemakaian bahasa. Kesimpulannya,
berdasarkan taraf pertama, pembacaan mungkin terbentuk dari unsur pembaca dan –an, mungkin
pula terdiri dari unsur peN- dan bacaan.

Untuk menentukan unsur kata pembacaan, diperlukan taraf kedua, ialah faktor arti atau
makna. Kata pembacaan mempunyai arti ‘hal membaca, atau suatu abstraksi dari perbuatan
membaca’. Kalau pembacaan terbentuk dari unsur peN- dan bacaan, tentulah makna peN- tidak
sesuai dengan arti yang dinyatakan oleh kata pembacaan, karena afiks peN- pada umumnya
menyatakan :

1. ‘orang yang (biasa melakukan perbuatan yang tersebut pada bentuk dasar, atau mungkin
pula menyatakan alat yang biasa dipakai untuk melakukan perbuatan yang tersebut pada
bentuk dasar’. Misalnya pemimpin, pencukur, penulis, pemangkas, pencipta, penggaris,
dan sebagainya.
2. ‘orang yang memiliki sifat yang tersebut pada bentuk dasar’. Misalnya pemalas, penakut,
pemalu, pemberani, pengasih, penyayang, dan sebagainya.
3. ‘sesuatu yang menyebabkan adanya sifat yang tersebut pada bentuk dasar’. Misalnya
penyakit, penguat, penawar, penghalus, (kaca) pembesar, pemerah, pengering, dan
sebagainya.
4. ‘orang yang biasa melakukan tindakan berhubung dengan benda yang tersebut pada
bentuk dasar’. Misalnya peladang, pelaut, penyair, dan sebagainya.

Demikian pula apabila kata pembacaan terbentuk dari unsur pembaca dan –an, tentu
makna –an tidak sesuai dengan arti yang dinyatakan oleh kata pembacaan karena afiks –an
pada umumnya menyatakan:

1. ‘Sesuatu benda yang berhubungan dengan perbuatan yang tersebut pada bentuk dasar’.
Misalnya timbangan, tulisan, makanan, minuman, cucian, karangan, bawaan, masukan,
dan sebagainya.
2. ‘Yang berhubungan dengan benda yang tersebut pada bentuk dasar’. Misalnya harian,
bulanan, mingguan, literan, botolan.

Dari faktor arti jelaslah bahwa pembacaan terbentuk dari unsur peN-an dan baca.

Contoh lain, misalnya kata pemikiran, satuan yang satu tingkat lebih kecil daripadanya
ialah pemikir atau pikiran. Berdasarkan taraf pertama kata pemikiran mungkin terdiri dari unsur
pemikir dan –an, mungkin pula terdiri dari unsur peN- dan pikiran. Tetapi dari taraf kedua, ialah
faktor arti, jelaslah bahwa kata pemikiran terbentuk dari unsur peN-an dan pikir.

Kata mengambilkan berbeda dengan kata pembacaan dan kata pemikiran. Disamping
mengambilkan terdapat mengambil dan ambilkan. Maka pada taraf pertama dapat ditentukan
bahwa kata tersebut mungkin terdiri dari unsur mengambil dan –kan. Dan mungkin pula terdiri
dari unsur meN- dan ambilkan. Taraf kedua, ialah faktor arti, memungkinkan pula kita
berpendapat demikian. Maka kesimpulannya, kata mengambilkan mungkin terdiri dari unsur
mengambil dan –kan dan mungkin pula terbentuk dari unsur meN- dan ambilkan. Tetapi, tidak
meungkinkah kata mengambilkan terdiri dari unsur meN-kan dan ambil? Jawabnya tidak
mungkin karena pada taraf pertama telah ditegaskan bahwa yang dicari ialah satuan yang satu
tingkat lebih kecil. Satuan yang satu tingkat lebih kecil daripadanya ialah mengambil dan
ambilkan.

Anda mungkin juga menyukai