Anda di halaman 1dari 5

Nama : Iqbal Agustiana

NPM : 180110210007

Mata Kuliah : Morfologi

Dosen : Dr. H. Agus Nero Sofyan, M.Hum

KONSTRUKSI MORFOLOGIS DAN MORFOFONEMIK

A. Konstruksi Morfologis
Samsuri (1982:195) Konstruksi morfologis adalah bentukan daripada
kata yang mungkin merupakan morfem tunggal atau gabungan antara morfem
yang saru dengan morfem yang lain. Bentukan yang merupakan morfem
tunggal disebut konstruksi sederhana, dan bentukan yang merupakan gabungan
antara morfem yang satu dengan yang lain disebut konstruksi rumit.

1. Konstruksi sederhana bisa dibagi menjadi dua, yang pertama yaitu kata-
kata yang merupakan morfem-morfem tunggal (akar), dan yang kedua
adalah konstruksi yang terdiri atas morfem-morfem tunggal pula, tetapi
umunya berwujud kecil, secara morfologis berdiri sendiri, namun secara
fonologis biasa mendahului atau mengikuti morfem-morfem lain. Bentuk
tersebut disebut klitik. Yang mendahului kata-kata lain disebut proklitik,
dan yang mengikuti kata-kata lain disebut enklitik. Contoh:
- yang murah lah
- yang di sini lah
yang bukanlah klitik, sedangkan lah adalah enklitik.

2. Konstruksi rumit adalah hasil proses penggabungan antara dua morfem


atau lebih. Bentuk ini bisa berupa gabungan antara:
a. pokok dan afik. Contoh:
- ber + juang
- ter + tawa
b. akar dan afik. Contoh:
- gula + i
- ke + hujan + an
c. pokok dan pokok. Contoh:
- gelak + tawa
d. pokok dan akar. Contoh:
- daya + juang
e. akar dan akar. Contoh:
- meja + makan

3. Derivasi dan Infleksi


a. Derivasi adalah konstruksi yang berbeda distribusinya daripada
dasarnya. Contoh:
- Ibu Ria menggoreng keripik
goreng
Maka kalimat Ibu Ria goreng keripik adalah derivasi.
b. Infleksi adalah konstruksi yang menduduki distribusi yang sama
dengan dasarnya. Contoh:
- Aku mendengar suara musik
dengar
Maka kalimat Aku dengar suara musik adalah infleksi.

4. Pemajemukan
Majemuk adalah konstruksi yang terdiri atas dua morfem atau dua kata atau
lebih, konstruksi ini bisa berupa: akar+akar, pokok+pokok, akar+pokok
(pokok+akar), yang memiliki pengertian. Contoh:
I II
anak sakit rumah sakit
anak yang sakit rumah yang sakit
Pada deretan I dapat disisipkan morfem lain, tetapi pada deretan II tidak
bisa. Deretan II lah yang dapat disebut majemuk, sedangkan pada deretan
I disebut frasa.
5. Endosentrik dan Eksosentrik
a. Endosentrik. Suatu bentukan dapat dikatakan endosentrik, apabila
konstruksi distribusinya sama dengan kedua (ketiga) atau salah satu
unsur-unsurnya. Contoh:
/rumah sakit/
Rumah sakit itu baru dibangun
Rumah itu baru dibagun
Contoh di atas merupakan konstruksi endosentrik, karena distribusinya
sama dengan unsur yang pertama.
b. Eksosentrik. Bentukan itu disebut eksosentrik, apabila konstruksi itu
berlainan distribusinya dari salah satu dari pada unsur-unsurnya.
Contoh:
/jual beli/
Kedua orang itu mengadakan jual beli
Kedua orang itu mengadakan jual
Kedua orang itu mengadakan beli
Contoh di atas merupakan konstruksi eksosentrik, karena distribusinya
berlainan dari distribusi unsur-unsurnya.

B. Morfofonemik
Samsuri (1982:201) Morfofonemik adalah studi tentang perubahan-
perubahan pada fonem-fonem yang disebabkan oleh hubungan dua morfem
atau lebih itu serta pemberian tanda-tandanya. Chaer (2015:43) Morfofonemik
(morfonologi) adalah kajian mengenai terjadinya perubahan bunyi atau
perubahan fonem sebagai akibat dari adanya proses morfologi, baik proses
afiksasi, reduplikasi, maupun komposisi.
Dapat disimpulkan bahwa morfofonemik atau morfofonologi adalah
kajian mengenai proses terjadinya perubahan bunyi atau fonem-fonem.
Dalam Bahasa Indonesia yang terkenal ialah perubahan-perubahan
fonem nasal, seperti /m/ di depan /b/, /n/ di depan /d/, /n/ di depan /j/, dan /n/
di depan /g/. Itu adalah contoh perubahan nasal menjadi nasal sealat dengan
hambat yang mengikutinya.
Daftar Pustaka

Samsuri. (1982). ANALISIS BAHASA. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Chaer, A. (2015). MORFOLOGI BAHASA INDONESIA (Pendekatan Proses). Jakarta:


Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai