Anda di halaman 1dari 5

KELOMPOK 1

Mata Kuliah : Fonologi Bahasa Lampung

Disusun Oleh :

1. Ashabul Irvan (2113046042)


2. ma Permata Sari (2113046060)
3. Salwa Syifa Syahirah (2113046070)
4. Serly Ferdila (2113046014)
VARIASI FONEM

Variasi fonem terjadi karena posisi atau letak suatu fonem


dalam suatu kata atau suku kata yang merupakan
lingkungannya. Variasi fonem disebut juga variasi
alofonis, yaitu alofon atau realisasi fonem dalam suatu
lingkungan. Variasi fonem ditentukan oleh lingkungan
dalam distribusi yang komplementer disebut variasi
alofonis. Variasi fonem yang tidak membedakan bentuk
dan arti kata disebut alofon.
1. Alofon
2. Alomorf (morfem alternan)
GEJALA FONEMIS
J. S. Badudu (1986 : 47) mengatakan gejala bahasa ialah
peristiwa yang menyangkut bentukan-bentukan kata atau
kalimat dengan segala macam prosesnya ..."]

Perubahan bunyi yang dimaksud adalah proses anaptiksis


(swarabakti), proses pelepasan atau penghilangan fonem,
proses pergantian bunyi atau asimilasi, (Tupa, 2009:296).

1. Anaptiksis atau swarabakti


a. Protesis
b. Epentesis
c. Paragoge
2. Proses pelesapan (penghilangan fonem)
a. Aferesis
b. Sinkope
c. Apokope (penghilangan bunyi di ujung kata)
3. Asimilasi
METATESIS

Muslich (2009: 107) mengungkapkan bahwa metatesis suatu


pertukaran, adalah perubahan kata yang fonem-fonemnya
bertukar tempatnya. Badudu (1985: 64) mengungkapkan
bahwa gejala metatesis memperlihatkan pertukaran tempat
satu atau beberapa fonem.

Metatesis ini juga bisa dilihat secara diakronis (perkembangan


suatu bahasa dari masa ke masa). Misalnya: almari dari
bahasa portugis jadi lemari dan dalam bahasa Lampung
"lemaghi". Arba dari bahasa arab menjadi rabu dalam bahasa
Indonesia dan "ghabo” dalam bahasa Lampung.
Sekian
&
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai