2. ma Permata Sari (2113046060) 3. Salwa Syifa Syahirah (2113046070) 4. Serly Ferdila (2113046014) VARIASI FONEM
Variasi fonem terjadi karena posisi atau letak suatu fonem
dalam suatu kata atau suku kata yang merupakan lingkungannya. Variasi fonem disebut juga variasi alofonis, yaitu alofon atau realisasi fonem dalam suatu lingkungan. Variasi fonem ditentukan oleh lingkungan dalam distribusi yang komplementer disebut variasi alofonis. Variasi fonem yang tidak membedakan bentuk dan arti kata disebut alofon. 1. Alofon 2. Alomorf (morfem alternan) GEJALA FONEMIS J. S. Badudu (1986 : 47) mengatakan gejala bahasa ialah peristiwa yang menyangkut bentukan-bentukan kata atau kalimat dengan segala macam prosesnya ..."]
Perubahan bunyi yang dimaksud adalah proses anaptiksis
(swarabakti), proses pelepasan atau penghilangan fonem, proses pergantian bunyi atau asimilasi, (Tupa, 2009:296).
1. Anaptiksis atau swarabakti
a. Protesis b. Epentesis c. Paragoge 2. Proses pelesapan (penghilangan fonem) a. Aferesis b. Sinkope c. Apokope (penghilangan bunyi di ujung kata) 3. Asimilasi METATESIS
Muslich (2009: 107) mengungkapkan bahwa metatesis suatu
pertukaran, adalah perubahan kata yang fonem-fonemnya bertukar tempatnya. Badudu (1985: 64) mengungkapkan bahwa gejala metatesis memperlihatkan pertukaran tempat satu atau beberapa fonem.
Metatesis ini juga bisa dilihat secara diakronis (perkembangan
suatu bahasa dari masa ke masa). Misalnya: almari dari bahasa portugis jadi lemari dan dalam bahasa Lampung "lemaghi". Arba dari bahasa arab menjadi rabu dalam bahasa Indonesia dan "ghabo” dalam bahasa Lampung. Sekian & Terima Kasih