Anda di halaman 1dari 6

SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK STELSEL DAN

KENDALA SERTA PENGGOLONGAN PAJAK

Disusun Oleh :
 
Nama : Nida Usofie
Prodi : Ekonomi Syariah
Semester : VI (Enam)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


YAYASAN PEMBANGUNAN KALIANDA
JL. Lettu Rochani No. 1 Kedaton Kec. Kalianda Kab. Lampung
Selatan
TA. 2021/2022
SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK STELSEL DAN
KENDALA SERTA PENGGOLONGAN PAJAK

A. Stelsel Dalam Pemungutan Pajak

Pajak merupakan suatu sistem yang diatur dalam undang-


undang. Undang-undang salah satunya juga mengatur tata
cara pemungutan.
1. Stelsel Nyata atau Riil
2. Stelsel Anggapan (Fictieve Stelsel)
3. Stelsel Campuran
B. Jenis Pajak Berdasarkan Kewenangan

Pajak Pusat, yakni pajak  yang kewenangan pemungutannya


berada pada pemerintah pusat. Tergolong jenis pajak ini
antara lain :
1. Pajak Penghasilan (PPh)
2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
3. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM)
4. Bea Meterai
5. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
6. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
C. Hal-hal yang Melemahkan Pemungutan Pajak Daerah

Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 Pasal 7 ayat (1)


pemungutan pajak daerah dilakukan dengan penetapan Kepala
Daerah atau dibayar sendiri oleh Wajib Pajak. Disini terlihat,
bahwa ada 2 (dua) pilihan dalam pemungutan pajak, yaitu :
1. Dilakukan dengan penetapan Kepala Daerah dengan
menggunakan Surat Ketetapan Pajak Daerah
2. Dibayar sendiri oleh Wajib Pajak dengan menggunakan Surat 
Pemberitahuan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah
Kurang Bayar dan atau Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang
Bayar Tambahan.
D. Kendala dalam Pemungutan Pajak secara Umum

Dalam pemungutan pajak secara umum baik pajak pusat maupun pajak
daerah, seringkali terdapat kendala-kendala yang melemahkan dalam
pemungutan pajak. Kendala-kendala tersebut antara lain:
1. Berbagai peraturan pelaksanaan undang-undang yang sering kali
tidak konsisten dengan undang-undangnya.
2. Kurangnya pembinaan antara pajak daerah dengan pajak nasional.
3. Database yang masih jauh dari standar Internasional.
4. Lemahnya penegakan hukum (law enforcement) terhadap
kepatuhan membayar pajak bagi penyelenggara negara.
5. Kurangnya atau tidak adanya kesadaran masyarakat.
Sekian
&
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai