penentuan. Penentuan untuk membuktikan bahwa wanita dalam keadaan hamil. Pada saat ini tugas psikologis pertama sebagai calon ibu untuk dapat menerima kenyataan akan kehamilanya. Selain itu akibat dari dampak terjadinya peningkatan hormon estrogen dan progesteron pada tubuh ibu hamil akan mempengaruhi perubahan pada fisik sehingga banyak ibu hamil yang merasakan kekecewaan , penolakan, kecemasan dan kesedihan. KASUS
Ibu Farida datang keklinik untuk memeriksa
kehamilanya. Dalam anamnesa yang dilakukan ibu farida menyatakan bahwa kehamilanya ini sudah direncanakan, tetapi ibu farida kelihatanya tidak peduli pada kehamilanya dan tidak pernah mengajukan pertanyaan tentang bayinya. Ibu mengatakan bahwa merasa lelah dan mual serta tidak ingin hamil untuk saat sekarang. Analisa kasus
Dalam kasus ini si ibu nampaknya menolak
kehamilanya. Dia merasa sedih dan kecewa walaupun hamilnya direncanakannya. Dalam kasus diatas apa yang dirasakan ibu ini adalah sesuatu yang sangat normal, hal ini dapat terjadi pada sebagian besar wanita akan merasakan hal yang serupa pada umur kehamilan seperti ini. TRIMESTER II Trimester II sering disebut sebagai periode pancaran kesehatan. Pada trimester ini umumnya wanita sudah merasa baik dan terbebas dari ketidaknyamanan kehamilan. Ibu sudah menerima kehamilanya dan mulai dapat menggunakan energi dan pikiranya secara lebih konstruktif. Banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakan pada trimester pertama. Lanjutan Trimester II
Ketika janin menjadi semakin jelas, yang terlihat
dengan adanya gerakan dan denyut jantung, kecemasan orangtua yang terutama adalah kemungkinan cacat pada anaknya. Orang tua mungkin akan membicarakan rasa cemasnya ini secara terbuka dan berusaha memperoleh kepastian bahwa anaknya dalam keadaan sempurna. Contoh Kasus Ibu shanty datang ke klinik untuk memeriksakan kehamilannya. Dalam anamnesa anda memperhatikan bu shanty begitu gembira dan aktif bicara. Ia mengatakan bahwa rasa mual diwaktu pagi dan kelelahannya dapat diatasi. Ia sangat senang merasakan gerak bayi untuk pertama kali. Ia menceritakan kepada anak-anaknya yang lain mengenai bayinya dan tampaknya perut bu shanty mulai membesar. Ia menyatakan bahwa bayi-bayinya yang dulu lahir sangat kecil dan lemah dan ia menanyakan bagaimana caranya agar bayi yang ada dalam kandunganya dapat umbuh sehat dan lahir normal. Analisa kasus
Pada kasus ini bu shanty nampaknya bahagia dan
menginginkan kehamilan tersebut. Dia membayangkan bahwa bayi merupakan makhluk tersendiri yang membutuhkan pertolongan ibu untuk dapt tumbuh. Dengan memberitahukan kehamilanya kepada orang lain, ia menunjukan bahwa dia sedang menghadapi kehamilanya dengan baik. TRIMESTER III
Trimester ketiga sering disebut sebagai periode
penantian. Pada periode ini wanita menanti kehadiran bayinya sebagai bagian dari diriny, dia menjadi tidak sabar untuk segera melihat bayinya. Ada perasaan tidak menyenangkan ketika bayinya tidak lahir tepat pada waktunya, fakta yang menempatkan wanita tersebut gelisah dan hanya bisa melihat dan menunggu tanda-tanda dan gejalanya. Sejumlah ketakutan terlihat selama trimester ketiga. Wanita mungkin khawatir terhadap hidupnya dan bayinya. Mimpinya menceriminkan perhatian dan kekhawatirannya. Contoh Kasus
Ibu Dyah datang ke klinik untuk memeriksakan
kehamilannya. Dalam anamnesa yang anda lakukan bu dyah menyatakan bahwa perutnya semakin hari semakin mengeras dan sering kencang-kencang, ibu khawatir bayinya (yang akan diberi nama retno kalau bayinya perempuan) sudah mencoba untuk mencari jalan keluar. Ibu ini cemas karena dia belum siap menerima kehadiran bayinya. Ibu juga mencemaskan persalinan kali ini sebab persalinanya yang pertama dulu berlangsung sangat lama dann sulit. Analisa Kasus
Pada kasus ini ibu tampak mengkhawatirkan bayinya
dan takut akan melairkan. Apa yang dirasakan bu dyah ini adalah normal. Kebanyakan ibu memiliki perasaan dan kekhwatiran yang serupa pada umur kehamilan seperti ibu ini. Adaptasi Maternal
Adaptasi terhadap peran sebagai ibu akan dilakukan oleh
semua ibu selama 9 bulan kehamilannya. Rubin 1967 Affonso dan sheptak, 1989 menyatakan bahwa adaptasi ini merupakan proses sosial dan kognitif kompleks yang bukan didasarkan pada naluri, tetapi dipelajari. Kehamilan dapat menyebabkan suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres, tetapi ini dapt diimbangi dengan kesadaran wwanita tersebut untuk menyiapkan dirii untuk memberi perawatan dan mengemban tanggung jawab yang lebih besar. Menerima Kehamilan
Langkah pertama dalam beradaptasi terhadap peran
ibu ialah menerima ide kehamilan dan mengasimilasi status hamil kedalam gaya hidup wanita tersebut (lederman, 1984) Tingkat penerimaan dicerminkan dalam kesiapan wanita dan respon emosionalnya dalam menerrima kehamilan. Kesiapan menyambut kehamilan
Ketersediaan keluarga berencana mengandung
makna bahwa kehamilan bagi banyak wanita merupakan suatu komitmen tanggung jawab bersama pasangan. Namun merencanakan suatu kehamilan tidak selalu berarti menerima kehamilan (entwistle, Doering, 1981) Ambivalensi selama masa hamil
Ambivalensi didefinisikan sebagai konflik perasaan
yang simultan atau berubah-ubah, seperti cinta dan benci terhadap seseorang, sesuatu, atau suatu keadaan. Ambivelansi adalah respon normal yang dialami individu yang mempersiapkan diri untuk suatu peran baru. Kebanyakan wanita memiliki seedikit perasaan ambivalen selama hamil. Perasaan ambivalen ini biisa muncul pada semua wanita yang menghendaki dan bahagia dengan kehamilannya. Menyiapkan Peran Ibu
Banyak wanita selalu menginginkan seorang bayi,
menyukai anak-anak dan menanti untuk menjadi seorang ibu. Mereka sangat dimotivasi untuk menjadi orang tua. Hal ini mempengaruhi penerimaan mereka terhadap kehamilan dan akhirnya terhadap adaptasi prenatal dan adaptasi prenatal dan adaptasi menjadi orang tua (Grossman, Eichler, Winckoff, 1980, lederma, 1984) Menyiapkan Hubungan Ibu - Anak
Ikatan emosional dengan anak mulai pada periode
prenatal, yakni ketika wanita mulai membayangkan dan melamunkan dirinya menjadi ibu (rubin 1975; Gaffney, 1988) Hubungan ibu anak terus berlangsung sepanjang masa hamil sebagai suatu proses perkembangan.