Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MATERI PERPAJAKAN

Di susun oleh:
XI MIPA 2
Berikut nama-nama nya:
1. Ach Faizin Sujarwadi
2. Adinda Ramadhil Anwar
3. Ainun Kharisma
4. Aliatul Hikmah
5. Ananda Ersha Syawal Rahmatia
6. Anisa Amalia
7. Arya Apriliansyah
8. Az Zahra Putri Bayu Nirmala
9. Aziz Fathur Rizal Suroso
10.Bayu Seto Utomo
11.Chintya Azzahra Damayanti
12.Chusnul Ramadani
13.Deswinta Maharani
14.Daiana Alaya Putri Islami
15.Dinda Ramadhani
16.Faidah Firti Zam Zami Haniadi
17.Fawaz Din Ibrahim
18.Galang Estu Prastya
19.Handariyatul Masruroh
20.Jelita India Bungsu Cantika
21.Laili Fitria
22.Maritza Anindita Elysia Hasna
23.Miftakhul Rendika
24.Mohamad Nur Arifin
25.Muchammad Hilmi Hibatullah
26.Muhammad Farhan Fauzan
27.Nabila Fairuza Alifah
28.Nor Rofiqoh
29.Putri Anggraini
30.Rendy Avrizal Vegantara
31.Robiatul Adawiyah
32.Sofiah Ramadhita
33.Yahya Abidin
34. Zuhrotul maisah
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat waktu yang
tersusun secara sederhana dengan kalimat yang sederhana pula. Makalah ini dibuat dengan
tujuan dapat memahami pengertian pajak, pembagian pajak, fungsi pajak, jenis pajak, unsur
unsur dan sanksi kelalaian membayar pajak, khususnya di kalangan Pelajar SMA Tingkat IPS
maupun IPA
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada guru pembimbing kami yang telah memberikan
bimbingan kepada kami, dengan penuh harapan semoga makalah ini dapat dipahami dan
berjalan sukses sampai akhir.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami dengan
rendah hati meminta maaf sebesar-besarnya apabila terdapat salah penulisan.

Surabaya, 28 Maret 2022

Guru Pembimbing
DAFTAR ISI

Nama – nama anggota


Kata pengantar
Daftar isi
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masalah
2.1 Definisi dan Asas Pemungutan Pajak
1. Pengertian pajak
2. Definisi hukum pajak
3. Fungsi pajak
4. Asas menurut Adam Smith
5. Karakteristik pajak
2.2 Prinsip dan Asas pemungutan pajak
2.3 Jenis pajak di Indonesia
2.4 Pajak bumi dan bangunan
2.5 Unsur dan sanksi dalam pajak
2.6 PPH dan PPN
Penutupan
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Pajak merupakan sumber pembiayaan terbesar negara dalam menyelenggarakan Pemerintahan. Dari
tahun ke tahun, penerimaan dari sektor pajak terus menunjukkan Peningkatan. Hal ini dapat dilihat
dari kenaikan realisasi penerimaan pajak untuk beberapa Tahun terakhir yang cukup signifikan.
Dalam nota keuangan 2011, pada tahun 2008 Penerimaan pajak mencapai 571,1 triliun rupiah, tahun
2009 menjadi 565,7 triliun rupiah, Tahun 2010 sebesar 649 triliun rupiah, tahun 2011 meningkat
menjadi 872,6 triliun rupiah. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
Imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya Kemakmuran
rakyat. Mengingat pajak merupakan pendapatan terbesar negara, tentu saja Pemerintah berupaya
untuk meningkatkan jumlah pendapatan dari sektor yang sangat Potensial ini.

Dalam rangka upaya peningkatan penerimaan pajak, pemerintah melakukan perubahan Mendasar
dengan dikeluarkannya UU Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
merubah sistem pemungutan pajak yang digunakan di Indonesia yaitu Digunakannya self assessment
system yang menggantikan official assessment system. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor
28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan serta Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, sistem pemotongan dan pemungutan pajak di Indonesia
khususnya pada Pajak Penghasilan (PPh) menganut sistem self assessment. Sistem pemungutan pajak
ini Memberikan kepercayaan penuh kepada Wajib Pajak untuk menghitung, Memperhitungkan,
menyetor dan melaporkan pajaknya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu pajak ?


2. Ada apa saja pajak itu ?
2.1 DEFINISI DAN ASAS PEMUNGGUTAN PAJAK

Pajak adalah konstribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang. Dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat. Lebih singkatnya pajak itu adalah tanggungan masyarakat kepada negara yang harus
dibayar dengan ketentuan yaitu jika memiliki kendaraan, rumah, lahan, usaha pribadi, CV,
Firman dan sebagainya.

1. Pengertian Pajak Menurut P. J. A. Adriani


Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh
yang wajib membayar nya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan
tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah
untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum yang berhubung dengan tugas negara
untuk Penyelenggarakan pemerintahan.

2. Definisi Hukum Pajak


Hukum pajak adalah sekumpulan peraturan yang mengatur hak dan kewajiban, serta
hubungan antara wajib pajak dan pemerintah selaku pemunggut pajak. Pemerintah dalam hal
ini diwakilkan oleh diroktorat jendral pajak, yang berwenang untuk mengambil kekayaan
seseorang dalam bentuk pembayaran pajak. Hukum pajak juga mengatur hubungan antara
pemerintah dengan wajib pajak.

3. Fungsi Pajak
1. Sebagai acuan dalam menciptakan dalam menciptakan sistem pemunggutan pajak
yang berlandaskan keadilan, efisien, serta diatur sejelas-jelas nya dalam undang-
undang tentang hukum pajak tersebut.
2. Sebagai sumber yang menjelaskan tentang siapa subjek dan objek yang perlu atau
tidaknya dijadikan sumber pemunggutan pajak demi meningkatkan potensi pajak
secara keseluruhan.
4. Asas Menurut Adam Smith
Dengan berdasar pada bukunya yang berjudul “WealthofNations” Adam Smith dikenal
dengan 4 asas pemungutan pajak menurut pendapatnya sendiri, yaitu:
A. Asas Equality (Keseimbangan atau Keadilan)

Pada asas ini menyatakan bahwa dalam hal pemungutan pajak, negara harus menyesuaikan
dengan kemampuan dan juga penghasilan yang diperoleh atau diterima dari wajib pajak.
Negara tidak boleh bertindak diskriminatif atau seenaknya sendiri dalam hal melakukan
pemungutan pajak terhadap wajib pajak.
Jadi, dalam asas ini menyiratkan bahwa wajib pajak yang memiliki kemampuan lebih dan
harta yang dimiliki juga banyak, maka pemungutan pajak yang dibebankan kepada nya juga
dengan tarif yang tinggi disesuaikan dengan kemampuan ekonomis yang dimilikinya.
B. Asas Certainty (Kepastian Hukum)

Asas ini menunjukkan bahwa semua pungutan pajak harus didasarkan padaUndang-Undang
(UU) yangberlaku, sehingga bagi pihak-pihak yang melanggar atas pungutan pajak ini akan
dikenakan sanksi hukum yang sesuai dengan Undang-Undang (UU).
Penetapan pajak ini harus dilakukan secara transparan sesuai dengan hukum yang berlaku,
yaitu Undang-Undang (UU).
C. Asas Convinience of Payment (TepatWaktu)

Dalam asas ini, pungutan pajak harus berdasarkan dengan waktu yang tepat bagi wajib pajak
(saat yang paling baik). Misalnya adalah disaat wajib pajak baru menerima penghasilannya
atau menerima hadiah. Hal ini bertujuan agar wajib pajak tidak merasa dibebani atau
keberatan atas pajak yang dipungut.

5. Karakteristik Pajak
Ada beberapa karakterikstik pajak, berikut diantaranya :
1. Pajak merupakan kontribusi wajib pajak kepada negara

Karena wajib maka jika wajib pajak tidak membayar pajak akan dikenakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Bersifat memaksa

Pemungutan pajak bersifat memaksa, sehingga pemerintah bisa memaksa konstribusi


pajak kepada negara dan denda sesuai dengan kententuan perundang-undangan. Meski
memaksa, tapi tetap dibatasi oleh aturan.
3. Disetorkan kepada negara atau daerah

Pajak harus disetorkan kepada negara atau daerah, bukan kepada orang pribadi/ golongan/
organisasi.
4. Diatur dalam undang-undang

Dalam pasal 23A UUD 1945 disebutkan, pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa
untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang.
5. Tidak ada imbalan langsung

Saat membayar pajak, Anda tidak akan mendapatkan imbalan secara langsung dari pajak
yang dibayarkan. Namun imbalan yang diterima oleh wajib pajak dapat berupa subsidi,
bantuan sosial, perbaikan infrastruktur, bantuan pemerintah, dan lainnya.
6. Digunakan untuk keperluan negara

Pajak merupakan sumber utama pendapatan negara. Pajak yang terkumpul akan
digunakan untuk keperluan negara atau belanja negara.
2.2 PRINSIP DAN ASAS PEMUNGUTAN PAJAK

 Prinsip pemungutan pajak


a. Prinsip Keadilan (Equity)

Keadilan vertikal maupun keadilan horizontal dalam pemungutan pajak harus


dipenuhi. Prinsip keadilan intinya memperhatikan pengenaan pajak secara umum serta
sesuai dengan kemampuan Wajib Pajak atau sebanding dengan tingkat
penghasilannya. Keadilan horizontal yaitu pembayar pajak dengan kondisi sama atau
sejajar akan dikenai beban pajak yang sama. Sementara keadilan horizontal yaitu
ketika pembayar pajak dengan jumlah penghasilan lebih besar akan menanggung
beban pajak lebih besar dibanding pembayar pajak dengan penghasilan kecil.

b. Prinsip Kepastian (Certainty)

Pemungutan pajak harus dilakukan dengan tegas, jelas, dan terdapat kepastian dan
jaminan hukum. Prinsip kepastian memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak
mengenai objek pengenaan pajak, besaran pajak atau dasar pengenaan pajak, serta
segala tata cara dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Hal tersebut dimaksudkan
agar mudah dimengerti oleh Wajib Pajak dan memudahkan administrasi.

c. Prinsip Kecocokan/Kelayakan (Convience)

Pajak yang dipungut hendaknya tidak memberatkan Wajib Pajak serta hendaknya
sejalan dengan sistem self assessment. Artinya, pemerintah mengutamakan serta
memperhatikan layak atau tidaknya seseorang dikenakan pajak, sehingga orang yang
dikenai pajak akan senang hati dan tulus memenuhi dan membayar kewajiban
pajaknya.

d. Prinsip Ekonomi (Economy)

Pada saat menetapkan dan memungut pajak harus mempertimbangkan biaya


pemungutan pajak dan harus proporsional. Pemerintah akan menerapkan sistem
perpajakan yang efektif dan efisien, seperti biaya pemungutan pajak yang rendah.
Jangan sampai biaya pemungutan lebih tinggi dari beban pajak yang dikenakan.

Demikian pembahasan singkat tentang keempat prinsip pajak yang harus diterapkan
di Indonesia. Agar pemungutan pajak terlaksana secara efektif dan efisien, alangkah
baiknya keempat prinsip pemungutan pajak ini tetap dikedepankan. Bangga Bayar
Pajak! Tentunya setelah bayar, proses selanjutnya adalah untuk melaporkan pajak itu
sendiri. Anda kini dapat melaporkan pajak dengan mudah melalui eFiling di
Klikpajak, aplikasi lapor pajak resmi dari Direktorat Jenderal Pajak Indonesia.
 Asas pemungutan pajak
a. Asas wilayah

Asas ini berlaku berdasarkan wilayah tempat tinggal wajib pajak. Contohnya, Bu
Laila merupakan WNI yang tinggal di Taiwan, maka menurut asas wilayah, baik
rumah maupun barang yang digunakan Bu Laila tidak wajib dikenai pajak oleh
pemerintah Indonesia. Sebaliknya, jika ada WNA yang tinggal di Indonesia dalam
jangka waktu tertentu, WNA tersebut wajib dikenai pajak berdasarkan hukum yang
berlaku di negeri ini.

b. Asas sumber

Asas sumber merupakan dasar pemungutan pajak sesuai dengan tempat perusahaan
berdiri atau tempat tinggal wajib pajak. Jadi, pajak yang dipungut di Indonesia hanya
diberlakukan untuk orang yang tinggal dan bekerja di Indonesia.

c. Asas kebangsaan

Berdasarkan asas kebangsaan, setiap orang yang lahir dan tinggal di Indonesia, wajib
membayar pajak sesuai ketentuan yang berlaku di negeri ini. Berdasarkan asas
kebangsaan pula, warga asing yang tinggal atau berada di Indonesia selama lebih dari
12 bulan tanpa pernah sekalipun meninggalkan negara ini wajib dikenai pajak selama
penghasilan yang mereka dapatkan bersumber dari Indonesia.

2.3 JENIS PAJAK DI INDONESIA

Jenis pajak di indonesia dapat dibedakan berdasarkan pihak yang menanggung,


pihak yang memungut, dan sifatnya
A. BERDASARKAN PIHAK YANG MENANGGUNG
Berdasarkan pihak yang menanggung, pajak dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:
1. pajak langsung adalah pajak yang pembayarannya harus ditanggng
sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dialihkan kepada pihak lain
serta dikenakan secara berulang-ulang pada waktu tertentu. Misal
Pajak Penghasilan (PPH) serta Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
2. pajak tidak langsung adalah yang pembayarannya dapat dialihkan
kepada pihak lain dan hanya dikenakan pada hal-hal tertentu atau
peristiwa-peristiwa tertentu saja. Misal Pajak Pertambahan Nilai
(PPN), bea materai, cukai, dan Pajak Penjualan Atas Barang-barang
mewah (PPnBM)
B. BERDASARKAN PIHAK YANG MEMUNGUT
1. Pajak Negara adalah pajak yang dikelola oleh pemerintah pusat yang
dalam hal ini sebagian dikelola oleh DIREKTORAT JENDERAL
PAJAK dan KEMENTERIAN KEUANGAN, Misalnya Pajak
Penghasilan (PPH), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak
Pertambahan Nilai (PPN), Bea materai, Cukai, dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah (PPnBM)
2. Pajak daerah adalah pajak-pajak yang dikelola oleh pemda, baik di
tingkat provinsi maupun kabupaten berdasarkan UU NO 28 TAHUN
2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah yang dikelola oleh
DINAS PENDAPATAN DAERAH. Contoh pajak daerah diantaranya
retribusi parkir, pajak tontonan, pajak reklame dan retribusi terminal

C. BERDASARKAN SIFATNYA
1. Pajak subjektif adalah pengenaan pajak dengan pertama-tama
memperhatikan keadaan pribadi wajib pajak, setelah diketahui
keadaan subjeknya, barulah diperhatikan keadaan objektifnya sesuai
gaya pikul apakah dapat dikenakan atau tidak.
2. Pajak objektif adalah pengenaan pajak dengan pertama-tama
memperhatikan/melihat objeknya. Baik berupa keadaan atau
perbuatan atau peristiwa yang menyebabkan timbulnya kewajiban
membayar pajak.

2.4 PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

A. Objek Pajak Bumi dan Bangunan


1. Objek Bumi
Permukaan bumi meliputi tanah dan perairan pedalaman:
 Sawah
 Ladang
 Kebun
 Tanah
 Pekarangan dan
 Tambahan
2. Bangunan
Termasuk dalam objek bangunan adalah:
 Rumah tinggal
 Bangunan usaha
 Gedung bertingkat
 Pusat perbelanjaan
 Pagar mewah, dll
Adapun objek tanah atau bangunan yang tidak dikenakan PBB, yaitu:
 Untuk kepentingan umum
 Situs peninggalan purbakala, hutan lindung, dan suaka margasatwa
 Hutan wisata
 Gedung-gedung pemerintah

B. Tarif Pajak PBB


Besar kecilnya pembayaran PBB ditentukan oleh empat factor, yaitu:
1. Luasnya tanah dan bangunan
2. Besarnya nilai jual objek pajak (NJOP), luas objek dikalikan harga jual per
meter persegi
3. Besarnya nilai jual kena pajak (NJKP)
4. Besarnya tarif yaitu sebesar 0,5%

Dasar pengenaan pajak


1. NJOP , yaitu hingga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang
terjadi secara wajar. Selain itu, terdapat dasar penentuan NJOP saat tidak ada
transasksi jual beli, yaitu:
a. Perbandingan harga dengan objek lainnya
b. Nilai perolehan baru
c. Nilai jual pengganti

2. NJOPTKP
Nilai jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP) merupakan batas nilai
jual objek pajak atas bumi dan bangunan yang tidak kena pajak. Besarnya
NJOPTKP di masing-masing wilayah memang berbeda-beda.
Adapun ketentuannya:
 Setiap wajib pajak memperoleh pengurangan NJOPTKP sebanyak satu
kali
 Jika wajib pajak memiliki lebih dari satu objek pajak , maka yang bisa
atau mendapat pengurangan NJOPTKP hanya satu objek pajak yang
nilainya paling besar dan satu tahun pajak tidak bisa digabungkan dengan
objek pajak lainnya yang wajib pajak miliki

3. Nilai jual kena pajak (NJKP) sebagai dasar perhitungan pajak bumi dan
bangunan (PBB), sebagai berikut:
a. Objek pajak perkebunan dan kehutanan sebessr 40% serta penambahan
sebesar 20% dari nilai jual objek pajak (NJOP)
b. Objek pajak lainnya
(1) sebesar 40% dari NJOP jika NJOP nya 1 miliar atau lebih
(2) sebesar 20% dari NJOP nya kurang dari 1 miliar rupiah
4. Pajak PBB terutang. Besarnya pajak yang terutang dihitung dengan cara
mengalikan tariff pajak dengan NJKP.
Contoh perhitungan PBB:
Pak farhan mempunyai tanah yang lausnya 800m2 dengan harga jual
Rp.300.000,00/m2. Diatas tanah terdiri bangunan yang luasnya sebesar 400m2
dan mempunyai nilai jual Rp. 350.000,00/m2. Selain bangunan pak farhan
mempunyai taman mewah seluas 200m2 dengan nilai jual Rp. 50.000,00/m2.
Apabila ditetapkan nilai jual kena pajak sebesar 20% maka berapakah tarif
pajak PBB yang ditanggung pak farhan?
Jawab:
- nilai jual tanah 800m2 x Rp. 300.000,00/m2 =Rp.240.000.000,00
- nilai jual bangunan 400m2 x Rp. 350.000,00/m2 = Rp. 140.000.000,00
- nilai jual taman mewah 200m2 x Rp. 50.000,00 = Rp. 10.000.000,00
_________________+
-nilai jual sebagai dasar pengenaan pajak = Rp. 390.000.000,00
-NJOPTKP = Rp. 12.000.000,00
__________________-
-NJOPKP = Rp. 378.000.000,00
-NJKP= 20% x Rp. 378.000.000,00 = Rp. 75.600.000,00
Pajak PBB yang terutang = 0,5% x Rp. 75.600.000,00 = Rp. 378.000,00
Jadi, besarnya pajak PBB yang harus dibayar pak farhan sebesar Rp. 378.000,00

C. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)


PPnBM merupakan pajak yang dikenakan pada barang yang tergolong mewah
yang dilakukan oleh produsen (pengusaha) untuk menghasilkan atau
mengimpor barang tersebut dalam kegiatan usaha atau pekerjaanya.
a. Subjek pajak
PPnBM dikenakan kepada pengusaha, pengimpor, atau pedagang yang menjual
barang mewah. Pada kenyataannya PPnBM dilimpahkan kepada konsumen atau
pembeli, maka konsumenlah yang membayar PPN dan PPnBM atas barang
yang dibeli.
b. Objek pajak
barang mewah yang bukan merupakan barang kebutuhan pokok, barang yang
hanya dikonsumi oleh masyarakat tertentu, masyarakat berpenghasilan tinggi,
dan barang yang dikonsumdi untuk mrnunjukkan status atau kelas sosial.
c. tarif pajak
menurut pasal 8 undang-undang nomor 42 tahun 2009, tarif PPnBM ditetapkan
paling rendah 10%, paling tinggi 200%. Jika pengusaha melakukan ekspor
barang kena pajak yang tergolong mewah akan dikenakan pajak dengan tarif
sebesar 0%.
d. perhitungan PPnBM
contoh:
seorang pengusaha membeli barang mewah seharga Rp. 50.000.000,00 dan
dikenakan tarif PPnBM sebesar 25%. Hitung PPN dan PPnBM barang mewah
tsb!
Jawab:
Dasar pengenaan pajak Rp. 50.000.000,00
PPN 11% x Rp. 50.000.000,00 = Rp. 5.500.000,00
PPnBM 25% x Rp. 50.000.000,00 = Rp. 12.500.000,00
__________________+
= Rp. 18.000.000,00
Jadi, seorang pengusaha harus mengeluarkan pajak sebesar Rp. 18.000.000,00

2.5 UNSUR DAN SANKSI DALAM PAJAK

 UNSUR UNSUR PAJAK.


1. Subjek Pajak.
Subjek pajak adalah orang pribadi atau lembaga yang di tuntut untuk
melaksanakan kewajban perpajakan. Subjek pajak kemudian dibagi
menjadi dua yakni, subjek pajak dalam negeri dan subjek pajak luar
negeri. Subjek pajak dalam negeri adalah orang pribadi yang
bertempat tingal di Indoneisa. Subjek pajak di luar negeri adalah orang
pribadi yang bertempat tinggal di luar Indonesia.
2. Wajib pajak.
Wajib pajak adalah subjek pajak yang sudah memiliki kewajiban dan
dianggap layak untuk membayar pajak. Mereka mendapat beban
pungutan pajak dan wajib membayarnya. Jika tidak, maka wajib pajak
dapat di kenai sanksi atau denda deeennngan besaran yang telah
ddditentukan pemerintah. Contoh ; Koperasi, Perseroan Terbatas (PT),
Perseroan Komanditer (CV) dan Firma.
3. Objek Pajak.
Objek pajak adalah penghasilan atau tambahan kemampuan ekonomis
yang diterima wajib pajak. Contoh ; Hadiah yang diperoleh dari
undian, Laba usaha, Penerimaan kembali pembayaran pajak.
4. Tarif Pajak.
Tarif pajak adalah suatu dasar pengenaan pajak atas objek pajak yang
menjadi tanggung jawab para wajib pajak. Tarif pajak dibagi menjadi
menjadi 4 yaitu ;
a) Tarif Pajak Progresil merupakan tarif pemungutan pajak dengan
persentase yang akan bertambah bersama dengan semakin besarnya
jumlah yang digunakan sebagai dasar pengenaan pajak, dan
kenaikan persentase untuk setiap jumlah tertentu setiap kali naik.
b) Tarif Degresif Merupakan jenis tarif pajak yang nilai persentasenya
semakin kecil apabila nilai objek pajaknya semakin besar.
c) Tarif Proporsional adalah tarif pajak yang persentasenya akan terus
sama walaupun terjadi perubahan terhadap dasar pengenaan pajak.
d) Tarif Tetap atau Regresif adalah tarif pajak yang nominalnya tetap
tanpa memerhatikan jumlah yang dijadikan dasar pengenaan
pajaknya.

 PERTIAN SANKSI.
Sanksi pajak diterapkan atau dikenakan kepada para Wajib Pajak yang
melakukan pelanggaran atau tidak mengikuti ketentuan Undang-Undang
Perpajakan. Sanksi pajak terbagi menjadi 2 macam sanksi Administratif
dan sanksi Pidana. Sanksi Administrasi adalah sanksi berupa denda yang
dikenakan terhadap pelanggaran ketentuan Undang-undang yang bersifat
administratif. Sanksi Pidana adalah ancaman hukuman yang bersifat
penderitaan dan siksaan.

 JENIS JENIS SANKSI PAJAK.


1. Ketidaklengkapan pelaporan SPT.
2. Sanksi telat membayar pajak.
3. Sanksi tidak membayar pajak.
4. Sanksi Kurang Bayar Pajak

2.6 PPH DAN PPN


· PPH
Pajak penghasilan atau PPh ialah pajak yang dikenakan terhadap tiap tambahan nilai
kemampuan ekonomis yang diterima oleh Wajib Pajak. Wajib Pajak bisa perorangan atau
suatu badan usaha

Kemudian sebagaimana telah diubah dalam pasal 17 ayat (1) UU PPh bahwa besarnya tarif
pajak yang berlaku bagi Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri (PPh 21) adalah sebagai
berikut:
5% untuk penghasilan tahunan sampai dengan Rp. 60.000.000
15% untuk penghasilan diatas Rp 60.000.000 sampai dengan Rp 250.000.000.
25% untuk penghasilan di alas Rp 250.000.000 sampai dengan Rp 500.000.000 30% untuk
penghasilan di atas Rp 500.000.000 sampai dengan Rp 5.000.0000.0000 35% untuk
penghasilan di atas Rp 5.000.000.000
PPh atau pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan
atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu tahun pajak Penghasilan yang
dimaksud dapat berupa keuntungan usaha, qaji, honorarium, hadiah, dan yang lainnya.

· PPN
Pajak Pertambahan Nilai atau PPN adalah pungutan yang dibebankan atas transaksi jual-beli
barang dan jasa yang dilakukan oleh wajib pajak pribadi atau wajib pajak badan yang telah
menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKN)ladi, yang berkewajiban memungut.
Menyetor dan melaporkan PPN adalah para Pedagang/Penjual. Namun, pihak yang
berkewajiban membayar PPN adalah Konsumen Akhir.

· OBJEK PPN
1 BKP dan JKP yang dilakukan pengusahan
2 impor barang kana pajak
3 Pemanfaatan barang kana Pajak tidak berwujud
4 Pemanfaatan jasa kana pajak
5. Ekspor barang kana pajak

· TARIF PPN
Tarif PPN (Pajak Pertambahan Nilai) adalah 11%. PPN (Pajak Pertambahan Nilai) paling
lambat 1 januari 2025
Perubahan tarif PPN (Pajak Pertambahan Nilai) diatur dalam PP (bersama DPR dalam
RAPBN)
PENUTUPAN

3.1 KESIMPULAN
Dari penjelasan materi di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pajak adalah
pembayaran yang dilakukan rakyat, dan merupakan sumber dana untuk pembangunan. Selain
itu pajak berbeda dengan retribusi dan sumbangan. Pajak sendiri memiliki banyak jenis dan
asas yang digunakan pun beraneka ragam. Tarif pajak berbeda tergantung dasar yang
digunakan. Selain itu pemerintah telah memberikan batasan segala hal yang berkaitan dengan
pajak di dalam UU perpajakan nasional.

3.2 SARAN
Setelah mempelajari materi ini hendaklah kita sadar akan kewajiban kita untuk membayar
pajak, agar pembangunan dapat terus berjalan.

Anda mungkin juga menyukai