Anda di halaman 1dari 45

TATA BUNYI DAN EYD

OLEH NURLIS SURYANI

BOGOR, OKTOBER 2014


FONOLOGI

Merupakan suatu ilmu yang membahas tentang


perbendaharaan fonem sebuah bahasa dan
distribusinya.
Merupakan ilmu yang membahas tentang bunyi
Fonologi berasal dari kata fon (bunyi) dan logos
(ilmu)
Fon merupakan satuan bunyi yang dihasilkan oleh
alat ucap
Bunyi yang dipelajari dalam fonologi bukan asal
bunyi, tetapi bunyi bahasa yang dapat membedakan
arti, baik secara lisan maupun tulisan.
Bunyi yang dipelajari dalam fonologi adalah fonem
Fonem dalam ilmu lingusitik merupakan satuan
terkecil sebuah bahasa yang masih bisa
menunjukkan perbedaan makna. Fonem berbentuk
bunyi. Fonem adalah satuan bunyi bahasa terkecil
yang bersifat fungsional, artinya satuan memiliki
fungsi untuk membedakan makna.
Fonem apabila penulisan dan pengucapannya
dipisah tidak akan memiliki makna, misalnya fonem
r, k, d an lain sebagainya.
Tetapi jika digabung dengan fonem lainnya, maka
fonem-fonem tersebut dapat memiliki makna.
Misalnya dengan fonem (m), (a), (r), (l), (h) akan
memberikan makna marah/malah/.
Secara lingustik, fonem dapat dipengaruhi oleh
asimilasi yakni perubahan bunyi yang mirip atau
sama dengan bunyi lain yang ada di dekatnya,
seperti kata sabtu diucapkan saptu
Asimilasi di dalam fonem terdapat dua bagian
yakni(1) fonemis contoh sabtu biasa dibaca saptu,
yang menyebabkan berubahnya identitas suatu
fonem, dan (2) fonetis, yang tidak menyebabkan
perubahan identitas suatu fonem. Contoh mandi
tetap dilafalkan mandi
Menurut letak bunyi yang diubah, asimilasi dibagi
tiga yaitu (1) progresif, jika bunyi yang diubah
terletak di belakang bunyi yang mempengaruhinya,
(2) regresif, jika bunyi yang diubah terletak di
depan, serta (3) resiprokal, jika perubahan terjadi
pada kedua bunyi yang saling mempengaruhi.
Artikulasi penyerta

Proses pengaruh bunyi yang disebabkan oleh


artikulasi ini dibedakan menjadi :
a. Labialisasi, yaitu pembulatan bibir pada artikulasi
primer sehingga terdengar binyi semi-vokal [w] pada
bunyi utama tersebut. Misalnya, bunyi [t] pada kata
tujuan terdengar sebagai bunyi [tw].
b. Retrofleksi, yaitu penarikan ujung lidah ke
belakang pada artikulasi primer, sehingga terdengar
bunyi [r] pada bunyi utama. Misalnya, [kr] dari
bunyi [k] pada kata kardus.
c. Palatalisasi, yaitu pengangkatan daun lidah ke
arah langhit-langit keras pada artikulasi primer.
Misalny bunyi [p] pada kata piara terdengarsebagai
[py].
d. Velarisasi, yaitu pengangkatan pangkal lidah ke
arah langit-langit lunak pada artikulasi primer.
Misalnya, bunyi [m] pada kata mahluk terdengar
sebagai [mx].
e. Glotalisasi, yaitu proses penyerta hambatan pada
glottis atau glottis tertutup rapat sewaktu artikulasi
primer diucapkan. Vokal dalam bahasa Indonesia
sering diglotalisasi. Misalnya, bunyi [o] pada kata
obat terdengar sebagai [?o].
Pengaruh bunyi karena distribusi

a. Aspirasi, yaitu pengucapan suatu bunyi disertai


dengan hembusan keluarnya udara dengan kuat
sehingga terdengar bunyi [h]. Misalnya, konsonan
letup bersuara [b,d,j,g] terdengar sebagai
[bh,dh,jh,gh].
d. Pelepasan, yaitu pengucapan bunyi hambat letup
yang seharusnya dihambat tetapi tidak dihambat
dan dengan serentak bunyi berikutnya diucapkan.
Pelepasan dibedakan menjadi tiga, yaitu : lepas
tajam, nasal, sampingan
Istilah Yang Berkaitan
Dengan Artikulasi

Bilabial, dua bibir (atas dan bawah) bertemu/rapat.


Misalnya huruf p (pe), m (em), w (we)
Labioantal, bibir bawah bertemu dengan ujung gigi
atas. Contoh, f (ef), v (ve)
Dental-alveolar, ujung lidah bertemu dengan ujung
gigi atau gusi. Contoh, d (de), l (el), n (en), r (er)
s(es), t (te), z (zet)
Palatal, jika ujung lidah mendekati langit-langit
keras. Contoh, j (je), ny (eny), y (ye)
Velar, jika bagian belakang lidah mendekati langit-
langit lunak. Contoh, g, k, X (eks), ng (eng)
Glotal, jika pita suara dekat atau rapat ke tepi udara
yang keluar, misalnya h (eh)
TRANSKRIPSI BUNYI BAHASA

Transkripsi adalah penulisan tuturan atau


perubahan teks dengan tujuan untuk menyarankan
lafal bunyi, fonem, morfem atau tulisan sesuai
dengan ejaan yang berlaku dalam suatu bahasa yang
menjadi sasarannya. Transkripsi dibedakan menjadi.
a. Transkripsi fonetis, yaitu penulisan pengubahan
menurut bunyi. Tanda []
b. Transkripsi fonemis, yaitu transkripsi bahasa
menurut fonem. Tanda //
c. Transkripsi fonemis, yaitu penulisan pengubahan
menurut morfem. Tanda {}
d. Transkripsi ortografis, yaitu penulisan
pengubahan menurut huruf atau ejaan bahasa yang
menjadi tujuannya. Tanda <>
BEBAN FUNGSIONAL FONEM

Dalam kajian fonologi sering dipaparkan beban


fungsional dari oposisi fonemis tertentu. Beban
oposisi rendah terdapat pada bunyi /p/ dan /f/ pada
katakapan dan kafan, sedangkan beban oposisi
tinggi terdapat pada bunyi /k/ dan /g/ pada kata
gita dan kita.
REALISASI FONEM

Realisasi fonem adalah pengungkapan sebenarnya


dari ciri atau satuan fonologis, yaitu fonem menjadi
bunyi bahasa
1. Realisasi vokal
Berdasarkan pembentukannya, realisasi fonem vokal
dibedakan sebagai berikut :
a. Fonem /i/ adalah vokal tinggi-depan-tak bulat.
b. Fonem /u/ adalah vokal atas-belakang-bulat.
c. Fonem /e/ adalah vokal sedang-depan-bulat.
e. Fonem /o/ adalah vokal sedang-belakang-bulat
f. Fonem /a/ adalah vokal rendah-tengah-bulat.
2. Realisasi konsonan
Berdasarkan cara pembentukannya, realisasi fonem
konsonan dibedakan sebagai berikut :
a. Konsonan hambat
b. Konsonan Frikatif
c. konsonan getar-alveolar
d. konsonan lateral-alveolar
e. konsonan nasal
f. semi-vokal .
VARIASI FONEM

Variasi fonem ditentukan oleh lingkungan dalam distribusi


yang komplementer disebut variasi alofonis. Variasi
fonem yang tidak membedakan bentuk dan arti kata
disebut alofon.
a. Alofon vokal
- Alofon fonem /i/
- Alofon fonem //,
- Alofon fonem /o/
- Alofon fonem /a/, yaitu
- Alofon fonem /u/
b. Alofon konsonan
GEJALA FONOLOGIS

A. NETRALISASI DAN ARKIFONEM


Netralisasi adalah alternasi fonem akibat pengaruh
lingkungan atau pembatalan perbedaan minimal fonem
pada posisi tertentu. Alternasi fonem adalah perubahan
fonem menjadi fonem lain tanpa membedakan makna.
Adanya bunyi /t/ pada akhir lafal kata [babat] untuk
/babad/ adalah hasil netralisasi.
Arkifonem adalah golongan fonem yang kehilangan
kontraspada posisi tertentu dan biasa dilambangkan
dengan huruf besar seperti/D/ yang memiliki alternasi
atau varian fonem /t/ dan fonem /d/ pada kata [babat]
untuk /babad/ .
B. PELEPASAN FONEM DAN KONTRAKSI
Pelepasan bunyi adalah hilangnaya bunyi atau fonem
pada awal, tangah dan akhir sebuah kata tanpa
mengubah makna. Contoh : /tetapi/ menjadi /tapi/.
Pelepasan dibagi menjadi tiga, yaitu
a. Aferesis, yaitu pelepasan fonem pada awal kata.
/tetapi/ menjadi /tapi/, /baharu/ menjadi /baru/
b. Sinkope, yaitu pelepasan fonem pada tengah kata.
/silahkan/ menjadi /silakan/, /dahulu/ menjadi /dulu/
c. Apokope, yaitu pelepasan fonem pada akhir kata.
/president/ menjadi /presiden/, /standard/ menjadi
/standar/
C. DISIMILASI
Disimilasi adalah perubahan bentuk kata karena salah
satu dari dua buah fonem yang sama diganti dengan
fonem yang lain. Contoh disimilasi :
a. Disimilasi sinkronis
Contohnya : ber + ajar belajar. Fonem /r/ pada awalan
ber- diubah menjadi /l/.
b. Disimilasi diakronis
Contohnya : kata cipta berasal dari bahasa Sansekerta
yaitu citta. Jadi terdapat perubahan dari fonem /tt/
menjadi /pt/.
D. METATESIS
Dalam proses metatesis yang diubah adalah urutan
fonem-fonem tertentu yang biasanya terdapat
bersama dengan bentuk asli, sehingga ada variasi
bebas. Misalnya, jalur menjadi lajur, almari menjadi
lemari.
E. PENAMBAHAN FONEM
Berdasarkan letaknya, penambahan fonem
dibedakan menjadi :
a. Protesis, yaitu penambahan fonem di awal kata.
b. Epentesis, yaitu penambahan fonem di tengah
kata.
c. Paragoge, yaitu penambahan fonem di akhir kata.
DASAR DALAM BERBHASA

Bebicara bunyi
Mendengarkan menyimak
Menulis lambang
Membaca memahami lambang
Contoh variasi fonem dan konsonan

a. Alofon vokal
- Alofon fonem /i/, yaitu
[i] jika terdapat pada suku kata terbuka. Misalnya,
[bibi] /bibi/
[I] jika terdapat pada suku kata tertutup. Misalnya,
[karIb] /karib/
[Iy] palatalisasi jika diikuti oleh vokal [aou]. [kiyos]
/kios/
[] nasalisasi jika diikuti oleh nasal. [ndah] /indah/
- Alofon fonem /u/, yaitu
[u] jika terdapat pada posisi suku kata terbuka.
[aku]/aku/, [buka]/buka/
[U] jika terdapat pada suku kata tertutup.
[ampUn]/ampun/, [kumpul]/kumpul/
[uw] labialisasi jika diikuti oleh[I,e,a].
[buwih]/buih/, [kuwe]/kue/
- Alofon fonem /o/, yaitu
[o] jika terdapat pada suku kata akhir terbuka.
[soto]/soto/
[] jika terdapat pada posisi lain. [jebls]/jeblos/
- Alofon fonem /a/, yaitu
[a] jika terdapat pada semua posisi suku kata.
[aku]/aku, [sabtu]/sabtu/
- Alofon fonem //, yaitu
[e] jika terdapat pada suku kata terbuka dan tidak
diikuti oleh suku kata yang
mengandung alofon []. Misalnya, [sore] /sore/
[] jika terdapat pada tempat-tempat lain. Misalnya,
[psta]/pesta/
[] jika terdapat pada posisi suku kata terbuka.
[pta]/peta/
[] jika terdapat pada posisi suku kata tertutup.
[sentr]/senter/
b. Alofon konsonan
- fonem /p/
[p] bunyi lepas jika diikuti vocal.
[pipi]/pipi/, [sapi]/sapi/
[p>] bunyi tak lepas jika terdapat pada suku kata
tertutup.
[atap>]/atap/, [balap>]/balap/
[b] bunyi lepas jika diikuti oleh vocal.
[babi]/babi/, [babu]/babu/
[p>] bunyi taklepas jika terdapat pada suku kata tertutup,
namun berubah lagi menjadi [b] jika diikuti lagi vokal.
[adap>]/adab/, [jawap>]/jawab/
- Fonem /t/
[t] bunyi lepas jika diikutu oleh vokal.
[tanam]/tanam/, [tusuk]/tusuk/
[t>] bunyi tak lepas jika terdapat pada suku kata tertutup.
[lompat>]/lompat/,[sakit>]/sakit/
[d] bunyi lepas jika diikuti vocal.
[duta]/duta/, [dadu]/dadu/
[t>] bunyi hambat-dental-tak bersuara dan tak lepas jika
terdapat pada suku kata tertutup atau pada akhir kata.
[abat>]/abad/,[murtat>]/murtad/
- Fonem /k/
[k] bunyi lepas jika terdapat pada awal suku kata.
[kala]/kala/, [kelam]/kelam/
[k>] bunyi tak lepas jika tedapat pada tengah kata
dan diikuti konsonan lain.
[pak>sa]/paksa/, [sik>sa]/siksa/
[?] bunyi hambat glottal jika terdapat pada akhir
kata.
[tida?]/tidak/, [ana?]/anak/
- Fonem /g/
[g] bunyi lepas jika diikuti glottal.
[gagah]/gagah/, [gula]/gula/
[k>] bunyi hambat-velar-tak bersuara dan lepas jika
terdapat di akhir kata.
[beduk>]/bedug/,[gudek>]/gudeg/
- Fonem /c/
[c] bunyi lepas jika diikuti vocal.
[cari]/cari/, [cacing]/cacing/
- Fonem /j/
[j] bunyi lepas jika diikuti vocal.
[juga]/juga/, [jadi]/jadi/
- Fonem /f/
[j] jika terdapat pada posisi sebelum dan sesudah
vocal.
[fakir]/fakir/, [fitri]/fitri/
- Fonem /p/
[p] bunyi konsonan hambat-bilabial-tak bersuara
[piker]/piker/, [hapal]/hapal/
- Fonem /z/
[z] [zat]/zat/, [izin]-/izin/
- Fonem //
[] umumnya terdapat di awal dan akhir kata
[arat]/syarat/, [ara]/arasy/
- Fonem /x/
[x] berada di awal dan akhir suku kata.
[xas]/khas/, [xusus]/khusus/
- Fonem /h/
[h] bunyi tak bersuara jika terdapat di awal dan
akhir suku kata.
[hasil]/hasil, [hujan]/hujan/
[H] jika berada di tengah kata
[taHu]/tahu/, [laHan]/lahan/
- Fonem /m/
[m] berada di awal dan akhir suku kata
[masuk]/masuk/, [makan]/makan/
- Fonem /n/
[n] berada di awal dan akhir suku kata.
[nakal]/nakal/, [nasib]/nasib/
- Fonem //
[] berada di awal suku kata
[baak]/banyak/, [bui]/bunyi/
- Fonem //
[] berada di awal dan akhir suku kata.
[arai]/ngarai/, [pakal]/pangkal/
- Fonem /r/
[r] berada di awal dan akhir suku kata, kadang-
kadang bervariasi dengan bunyi getar uvular [R].
[raja] atau [Raja]/raja/, [karya] atau
[kaRya]/karya/
- Fonem /l/
[l] berada di awal dan akhir suku kata.
[lama]/lama/, [palsu]/palsu/
- Fonem /w/
[w] merupakan konsonan jika terdapat di awal suku
kata dan semi vocal pada
akhir suku kata.
[waktu]/waktu/, [wujud]/wujud/
- Fonem /y/
[y] merupakan konsonan jika terdapat di awal suku
kata dan semi vocal pada
akhir suku kata.
[santay]/santai/, [ramai]/ramai/

Anda mungkin juga menyukai