Anda di halaman 1dari 5

Nama : Iqbal Agustiana

NPM : 180110210007

Mata Kuliah : Pengantar Linguistik Umum

Dosen : Dr. H. Agus Nero Sofyan, M. Hum

FONOLOGI 2

A. Klasifikasi Bunyi
Bunyi dibedakan menjadi vokal dan konsonan, bunyi vokal dihasilkan
dengan pita suara terbuka sedikit, kemudian menjadi bergetar ketika dilalui
arus udara yang dipompakan dari paru-paru, selanjutnya arus udara itu keluar
melalui rongga mulut tanpa mendapat hambatan apa-apa, kecuali bentuk
rongga mulut yang berbentuk tertentu sesuai dengan jenis vokal yang
dihasilkan. Sedangkan penghasilan bunyi konsonan tidak jauh berbeda dengan
bunyi vokal, hanya saja terdapat hambatan atau gangguan pada arus udara.

a. Jenis Vokal/Vokoid
1. Atas atau Tinggi : [ i ] dan [ u ]. Contoh kata ikut dan untuk.
2. Tengah : [ e ], [ o ] dan [ ə ]. Contoh kata beda, rongga dan
lebih.
3. Bawah atau Rendah : [ a ]. Contoh kata asah.
4. Depan : [ i ] dan [ e ]. Contoh kata ilalang dan sehat.
5. Pusat : [ ə ] dan [ a ]. Contoh kata sebut dan akan.
6. Belakang : [ o ] dan [ u ]. Contoh kata pokok.

b. Jenis Konsonan/Kontoid
1. Bilabial, adalah konsonan yang terjadi pada kedua belah bibir, bibir
bawah merapat pada bibir atas. Yang termasuk konsonan bilabial
adalah [b], [p], dan [m]. [b] dan [p] termasuk bunyi oral (dikeluarkan
melalui rongga mulut), sedangkan [m] termasuk bunyi nasal
(dikeluarkan melalui rongga hidung).
2. Labiodental, adalah konsonan yang dihasilkan dengan
mempertemukan gigi bawah dan bibir atas (gigi bawah merapat pada
bibir atas). Yang termasuk konsonan ini adalah [f] dan [v]
3. Alveolar, adalah konsosnan yang dihasilkan dengan ujung lidah dan
lengkung kaki gigi. Yang termasuk konsonan ini adalah [s], [z], [r] dan
[l].
4. Palatal, adalah konsonan yang dihasilkan bagian tengah lidah dan
lengkung kaki gigi. Yang termasuk konsonan ini adalah [c], [j], [Ŝ],
[ň] dan [y].
5. Laringal, adalah konsonan yang dihasilkan dengan membuka lebar pita
suara, sehingga udara yang kaluar digesekkan melalui glotis. Yang
termasuk konsonan ini adalah [h].
6. Dental, adalah konsonan yang dihasilkan dengan ujung lidah dan
daerah antar gigi. Yang termasuk konsonan ini adalah [t], [d] dan [n].
7. Glotal, adalah konsonan yang dihasilkan dengan posisi pita suara sama
sekali merapat sehingga menutup glotis.

c. Semivokal/Semivakoid/Diftong
- Semivokal adalah bunyi bahasa di antara konsonan dan vokal. Hanya
ada dua yaitu [y] dan [wb]. Bunyi vokal [ǐ] (pada bunyi [y]) begitu
tinggi sehingga bila dijadikan hanya sedikit lebih tinggi saja maka jarak
antara lidah dan langit-langit akan menjadi begitu sempit sehingga
udara pada jalan sempit itu bergetar. Sama halnya dengan bunyi [u]
(pada bunyi [wb]) adalah vokal bundar, artinya bibir-bibir diberikan
bangun bundar. Apabila lalu kedua bibir itu lebih saling didekatkan
lagi, maka saluran di antaranya menjadi begitu sempit sehingga udara
di antaranya mulai bergetar dan hasilnya adalah bunyi [wb].
- Diftong (vokal rangkap) adalah posisi lidah ketika memproduksi bunyi
ini pada bagian awalnya dan bagian akhirnya tidak sama. Contohnya
[au] pada kata harimau dan kerbau, [ai] pada kata landai dan cukai, dan
[oi] pada kata sepoi.
B. Unsur Suprasegmental
a. Tekanan atau Stres, tekanan menyangkut masalah keras lunaknya bunyi.
Tekanan ini mungkin terjadi secara sporadis (mungkin juga terlah terpola)
dan mungkin juga bersifat distingtif (dapat membedakan makna).
b. Nada atau Pitch, nada berkenaan dengan tinggi rendahnya suatu bunyi.
Dalam bahasa tonal, biasanya, dikenal adanya 5 macam nada diantaranya :
1. Nada naik atau meninggi / ՛ /
2. Nada datar / ̶ /
3. Nada turun atau merendah / ՝ /
4. Nada turun naik / ̌ /
5. Nada naik turun / ̂ /
c. Jeda atau Persendian, jeda berkaitan dengan hentian bunyi dalam arus
ujar. Disebut persendian karena di tempat perhentian itulah terjadinya
persambungan antara segemn yang satu dengan segmen yang lain.
Persendian ini dibedakan menjadi dua yaitu sendi dalam dan sendi luar.
1. Sendi dalam menunjukkan batas antara satu silabel dengan silabel yang
lain, biasanya pembatas silabel tersebut menggunakan tanda tambah
(+).
2. Sendi luar menunjukkan batas yang lebih besar dari segmen silabel.
Dibedakan menjadi 3 yaitu, menggunakan ( / ) jeda antarkata dalam
frase, menggunakan ( // ) jeda antarfrase dalam klausa, dan
menggunakan ( # ) jeda antar kalimat dalam acana.
d. Intonasi, intonasi dapat berupa nada, tekanan dan tempo. Menurut Kamus
Linguistik (Harimurti Kridalaksana), Intonasi adalah pola perubahan nada
yang dihasilkan pembicara pada waktu mengucapkan ujaran atau bagian-
bagiannya.
C. Gejala Bahasa
Gejala bahasa adalah peristiwa yang menimbulkan terjadinya
penyimpangan dari aturan-aturan bahasa. Menurut Budiman (1987) gejala
bahasa terdapat beberapa macam, yaitu :
a. Gejala asimilasi, adalah gejala perubahan penyesuaian dari fonem yang
berbeda menjadi sama.
b. Gejala disimilasi, adalah gejala perubahan fonem dari fonem yang sama
menjadi berbeda.
c. Gejala Metatesis, adalah gejala pertukaran fonem pada sebuah kata.
d. Gejala kontraksi, adalah gejala pemendekan kata dari kata yang lebih
panjang menjadi kata yang lebih pendek.
DAFTAR PUSTAKA

Chaer, A. 2012. Linguistik Umum. Rineka Cipta : Jakarta.

Kridalaksana, H. 2008. Kamus Linguistik. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

Prasetyo, A. (2016). Macam-Macam Gejala Bahasa.


https://www.linguistikid.com/2016/11/macam-macam-gejala-bahasa/

Verhaar, J.W.M. 1996. ASAS-ASAS LINGUISTIK UMUM. Gadjah Mada University


Press : Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai