Anda di halaman 1dari 6

NAMA: RISWANDI PAJAR LESMANA

NPM: 8820123069
PBSI
Pengertian Fonem
Fonem merupakan satuan linguistik yang membedakan makna. Menurt
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) fonem adalah satuan bunyi terkecil yang
mampu menunjukkan kontras makna (misalnya /i/ dan /u/ adalah fonem karena
membedakan makna kata bisa dan busa, /b/ dan /p/ adalah dua fonem yang
berbeda karena baku dan paku beda maknanya.
Dalam bahasa Indonesia ketiga fonem suprasegmental tersebut tidak
termasuk yang dapat membedakan arti (fonemis), tetapi apabila bergabung
bersama akan membentuk intonasi yang dapat membedakan arti.
Jenis-jenis Fonem
Fonem secara garis besar terbagi vokal dan konsonan, selain itu juga
terdapat diftong dan kluster. Agar lebih jelas, simak penjelasan berikut ini:
Vokal
Vokal adalah bunyi bahasa yang dihasilkan oleh suara tanpa hambatan. Vokal
merupakan bunyi yang sonoritasnya (kenyaringan) tinggi. Vokal menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki beberapa pengertian, dalam hal ini yang
dimaksud dengan vokal adalah
 Bunyi bahasa yang dihasilkan oleh arus udara dari paru-paru melalui pita
suara dan penyempitan pada saluran suara di atas glotis
 Satuan fonologis yang diwujudkan dalam lafal tanpa pergeseran, seperti
[a], [i], [u], [e], [o]
Vokal dibagi menjadi dua, yaitu vokal tunggal (monoftong) yang meliputi a,
i, u, e, o dan vokal rangkap (diftong), yang meliputi ai, au, oi. Vokal dapat
dibedakan berdasarkan tinggi rendahnya lidah, bagian lidah yang bergerak,
striktur (stricture), dan bentuk bibir.
1. Berdasarkan tinggi rendahnya lidah
 Vokal tinggi : [i, u]
 Vokal madya : [e, ǝ, ԑ, o, ɔ]
 Vokal rendah : [a, ɑ]
2. Berdasarkan bagian lidah yang bergerak
 Vokal depan, yaitu vokal yang dihasilkan oleh gerakan turun naiknya lidah
bagian depan, misalnya: [i, e, ԑ, a]
 Vokal tengah, yaitu vokal yang dihasilkan oleh gerakan lidah bagian
tengah, misalnya: [ǝ]
 Vokal belakang, yaitu vokal yang dihasilkan oleh gerakan turun naiknya
lidah bagian belakang (pangkal lidah), misalnya: [u, o, ɔ, ɑ]
3. Berdasarkan striktur (stricture)
Striktur merupakan hubungan posisi antara artikulator aktif yaitu lidah dan
artikulator pasif yaitu langit-langit. Dengan demikian, striktur vokal ditentukan
oleh jarak lidah dengan langit-langit.
Berdasarkan strikturnya, vokal dibedakan menjadi vokal tertutup, vokal semi-
tertutup, vokal semi-terbuka, dan vokal terbuka.
 Vokal tertutup
Close vowels atau vokal tertutup adalah vokal yang dibentuk dengan
posisi lidah yang diangkat setinggi mungkin mendekati langit-langit. Yang
termasuk vokal tertutup adalah fonem [i] dan [u]
 Vokal semi-tertutup
Half-close atau vokal semi-tertutup adalah vokal yang dibentuk dengan
posisi lidah yang diangkat sepertiga di bawah tertutup atau dua pertiga di
atas vokal yang paling rendah. Yang termasuk vokal semi-tertutup adalah
fonem [e] dan [o].
 Vokal semi-terbuka
Half-open atau vokal semi-terbuka adalah vokal yang dibentuk dengan
posisi lidah diangkat dalam ketinggian sepertiga di atas vokal yang paling
rendah atau dua pertiga di bawah vokal tertutup. Yang termasuk vokal
semi-terbuka adalah fonem [ԑ] dan [ɔ]
 Vokal terbuka
Open vowels atau vokal terbuka adalah vokal yang dibentuk dengan posisi
lidah serendah mungkin, kira-kira pada garis yang menghubungkan antara
vokal [a] dan [ɑ]. Dengan demikian kedua fonem tersebut merupakan
vokal terbuka.
4. Berdasarkan bentuk bibir
 Vokal bulat : yaitu diucapan dengan bentuk bibir bulat. Terbuka bulat
contohnya [ɔ], tertutup bulat contohnya [u]
 Vokal netral: yaitu diucapkan dengan bentuk bibir dalam posisi netral.
Misalnya vokal [ɑ].
 Vokal tak bulat: yaitu yang diucapkan dengan bentuk bibir terbentang
lebar. Misalnya vokal: [i, e, ǝ, ԑ, a]
Diftong
Diftong menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bunyi vokal
rangkap yang tergolong dalam satu suku kata (seperti ai dalam kata rantai,
au dalam kata imbau). Diftong terbagi menjadi diftong naik (rising dipthtongs),
diftong turun (falling diphtongs) dan diftong memusat (centring diphtongs).
1. Diftong naik (rising diphtongs)
Diftong naik (rising dipthtongs) adalah vokal yang diucapkan dengan posisi
lidahvokal kedua lebih tinggi daripada yang pertama. Diftong ini juga disebut
diftong menutup (closing diphtongs). Bahasa Indonesia memiliki tiga jenis diftong
naik, yaitu:
 Diftong naik-menutup-maju [aI], misalnya pakai, tupai.
 Diftong naik-menutup-maju [oi], misalnya amboi, sepoi-sepoi.
 Diftong naik-menutup-mundur [aU], misalnya kacau, saudara.
Dalam bahasa Indonesia, hanya terdapat jenis diftong naik saja, sedangkan
jenis diftong yang lain tidak ada.
2. Diftong turun (falling diphtongs)
Diftong turun (falling diphtongs) adalah kebalikan dari diftong naik, yaitu
ketika posisi lidah vokal kedua lebih rendah dari vokal pertama. Contoh diftong
turun pada bahasa Inggris, diftong [iǝ] pada kata ear.
3. Diftong memusat
Diftong memusat adalah vokal yang diucapkan dengan menggerakkan
lidah ke vokal tengah sentral. Diftong memusat terdiri dari diftong naik-menutup-
memusat [ɔǝ] misalnya more [mǝɔ] dan diftong naik-menutup-memusat [ɛә],
misalnya dalam: there [ðɛә].
Konsonan
Konsonan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI):
 Bunyi bahasa yang dihasilkan dengan menghambat aliran udara pada salah
satu tempat di saluran suara di atas glotis
 Bunyi bahasa yang dapat berada pada tepi suku kata dan tidak sebagai inti
suku kata
 Fonem yang mewakili suatu bunyi kontoid
Secara umum, konsonan dapat diartikan sebagai fonem yang dihasilkan
dengan menghambat udara pada sebagian alat bicara. Konsonan menurut Marsono
(1999:60) konsonan dapat dibedakan berdasarkan:
 Cara dihambat (cara artikulasi)
 Tempat hambatan (tempat artikulasi)
 Hubungan posisional antara artikulator aktif dan artikulator pasif
 Bergetar tidaknya pita suara.
Agar lebih jelas, berikut ini jenis-jenis konsonan tersebut:
1. Konsonan Hambat Letup
Konsonan hambat letup adalah konsonan arus udara dihambat secara penuh
dan dilepaskan secara tiba-tiba. Berdasarjan tempat hambatan atau artikulasinya,
konsonan hambat letup dapat dibedakan menjadi:
 Konsonan hambat letup bilabial : [p, b]
 Konsonan hambat letup apiko dental : [t, d]
 Konsonan hambat letup apiko alveolar : [t, d]
 Konsonam hambat letup apiko-palatal : [t, d]
 Konsonan hambat letup medio palatal : [c, j]
 Konsonan hambat letup dorso velar : [k, g]
 Konsonan hamzah (glottal plosive, glottal stop) : (?)
 Konsonan geser atau frikatif: [f, v, s, z, x]
2. Konsonan Nasal
Nasal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan bunyi
bahasa yang dihasilkan dengan mengeluarkan udara melalui hidung.
Dengan demikian, konsonan nasal dapat diartikan sebagai konsonan yang
dibentuk dengan menutup jalan udara secara rapat dari paru-paru melalui rongga
mulut, anak tekak dan langit-langit lunak diturunkan sehingga udara akan
dikeluarkan melalui rongga hidung. Berdasarkan tempat artikulasinya, konsonan
nasal dapat dibedakan menjadi:
 Nasal bilabial : [m]
 Nasal apiko-alveolar : [n]
 Nasal medio-palatal : [ñ]
 Nasal dorso-velar : [ŋ]
 Konsonan sampingan/lateral : [l]
3. Konsonan Paduan
Konsonan paduan adalah konsonan yang terbentuk dengan menghambat
arus udara dari paru-paru secara penuh dan kemudian dilepaskan pelan-pelan.
Ujung lidah dan gusi merupakan tempat artikulasi konsonan ini. Konsonan
yang dihasilkan adalah paduan apiko-prepalatal seperti dalam kata bahasa Inggris
riches.
4. Konsonan Sampingan (laterals)
Konsonan sampingan merupakan konsonan yang dibentuk dengan
menghambat rapat arus udara dari tengah rongga mulut sehingga udara keluar dari
samping. Konsonan yang dihasilkan disebut sampingan apiko alveolar: [l]
5. Konsonan Frikatif atau Geseran
Konsonan geseran merupakan konsonan yang dihasilkan dengan
menyempitkan arus udara dari paru-paru. Berdasarkan tempat artikulasinya,
konsonan ini dibagi menjadi:
 Konsonan geseran labio dental: [f,v]
 Konsonan geseran apiko-dental: [Ө, ð]
 Konsonan geseran apiko-palatal: [r]
 Konsonan geseran lamino-alveolar: [s,z]
 Konsonan geseran dorso-velar: [x] pada [khilaf]
 Konsonan geseran laringal: [h]
6. Konsona Getar/trill
Konsonan getar merupakan konsonan yang dibentuk dengan menghambat
udara dari paru-paru dengan cepat dan berulang-ulang. Berdasarkan tempat
artikulasinya, konsonan getar terbagi menjadi:
 Konsonan getar apiko-alveolar: [r]
 Konsonan getar uvular: [R] dalam bahasa Prancis
7. Konsonan Sentuhan
Konsonan sentuhan merupakan konsonan yang dibentuk dengan
menghambat udara dari paru-paru satu kali.
Konsonan sentuhan hampir sama dengan dengan konsonan getar, bedanya
konsonan sentuhan hanya satu kali. Dalam bahasa Indonesia tidak ada konsonan
sentuhan.
8. Konsonan Sentuhan Kuat
Konsonan sentuhan kuat sama seperti konsonan sentuhan, hanya saja
konsonan sentuhan diserta ancang-angcang sehingga sentuhan antara artikulator
pasif dengan aktif lebih kuat. Dalam bahasa Indonesia tidak ada konsonan
sentuhan kuat.
9. Semi-vokal
Semi vokal merupakan konsonan yang ketika diartikulasikan belum
membentuk konsonan murni. Berdasarkan termpat artikulasinya, semi-vokal
dibagi menjadi:
 Semi-vokal bilabial dan labio dental: [w]
 semi-vokal medio-palatal: [y]
Kluster
Kluster adalah gugusan konsonan dalam batas silibel. Kluster merupakan
dua konsonan yang dibaca satu bunyi. Contohnya: drama, struktur.

Anda mungkin juga menyukai