Fonem adalah satuan bunyi bahasa terkecil yang dapat membedakan arti.
Ilmu yang mempelajari tentang fonem disebut fonemik. Fonemik
merupakan bagian dari fonologi. Fonologi ini khusus mempelajari bunyi
bahasa.
Contoh : harus – arus ? /h/ adalah fonem karena membedakan arti kata
harus dan arus
Macam perubahan fonem antara lain :
•Alofon adalah variasi fonem karena pengaruh lingkungan suku kata. Contoh :
simpul-simpulan. Fonem /u/ pada kata [simpul] berada pada lingkungan suku
tertutup dan fonem /u/ pada kata [simpulan] berada pada lingkungan suku terbuka.
Jadi, fonem /u/ mempunyai dua alofon, yaitu [u] dan (u).
•Asimilasi adalah proses perubahan bunyi dari tidak sama menjadi sama atau hampir
sama. Contoh: in + moral ? immoral ? imoral.
•Desimilasi adalah proses perubahan bunyi yang sama menjadi tidak sama. Contoh :
sajjana menjadi sarjana.
•Diftongisasi adalah perubahan monoftong menjadi diftong. Contoh: anggota menjadi
anggauta.
•Monoftongisasi adalah proses perubahan diftong menjadi monoftong. Contoh:
ramai, menjadi rame.
•Nasalisasi adalah persengauan atau proses memasukkan huruf nasal (n, m, ng, ny)
pada suatu fonem. Contoh : me/m/ pukul menjadi memukul.
•
Melafalkan Fonem
Vokal Konsonan
Ø Bunyi yang tidak disertai Ø Bunyi yang dibentuk dengan
hambatan pada alat bicara. menghambat arus udara pada
Hambatan hanya terdapat sebagian alat bicara.
pada pita suara. Ø Terdapat artikulasi.
Ø Tidak terdapat artikulasi Ø Konsonan bersuara adalah
Ø Semua vocal dihasilkan dengan konsonan yang dihasilkan
dengan bergetarnya pita
bergetarnya pita suara. suara. Konsonan tidak bersuara
Dengan demikian, adalah konsonan yang dihasilkan
semua vokal adalah bunyi tanpa bergetarnya pita suara.
suara.
Klasifikasi vokal
1) Konsonan hambat letup bilabial. Konsonan ini terjadi jika
artikulator aktifnya bibir bawah dan artikulator pasifnya bibir atas.
Bunyi yang dihasilkan [ p, b ].
2) Konsonan hambat letup apiko-dental. Konsonan ini terjadi jika
artikulator aktifnya ujung lidah dan artikulator pasifnya gigi atas.
Bunyi yang dihasilkan [ t, d ].
Klasifikasi konsonan
3) Konsonan hambat letup apiko-palatal. Konsonan ini terjadi
jika artikulator aktifnya ujung lidah dan artikulator
pasifnya langit- langit keras (langit-langit atas). Bunyi yang
dihasilkan [ t , d ]. [ t ] . . . ditulis th sedangkan [ d ] ditulis
dh. .
4) Konsonan hambat letup medio-palatal. Konsonan ini terjadi
jika artikulator aktifnya tengah lidah dan artikulator
pasifnya langit- langit keras. Bunyi yang dihasilkan [ c, j ].
5) Konsonan hambat letup dorso-
velar. Konsonan ini terjadi jika artikulator aktifnya pangkal
lidah dan artikulator pasifnya langit- langit lunak (langit-
langit bawah). Bunyi yang dihasilkan [ k, g ].
6) Konsonan hamzah. Konsonan ini terjadi dengan menekan rapat
yang satu terhadap yang lain pada seluruh pita suara, langit-
langit lunak beserta anak tekak di tekan ke atas sehingga arus
udara terhambat beberapa saat. Bunyi yang dihasilkan [ ? ].
b. Konsonan Nasal (Sengau)
Konsonan nasal (sengau) ialah konsonan yang dibentuk dengan menghambat rapat (menutup)
jalan udara dari paru-paru melalui rongga hidung. Bersama dengan itu langit-langit lunak
beserta anak tekaknya diturunkan sehingga udara keluar melalui rongga hidung. Berdasarkan
tempat artikulasinya, konsonan nasal dibedakan sebagai berikut.
1) Konsonan nasal bilabial. Konsonan ini terjadi jika artikulator
aktifnya bibir bawah dan artikulator pasifnya bibir atas. Nasal
yang dihasilkan [ m ].
2) Konsonan nasal medio-palatal. Konsonan ini terjadi jika artikulator
aktifnya tengah lidah dan artikulator pasifnya langit-langit keras.
Nasal yang dihasilkan ialah [ ñ ].
3) Konsonan nasal apiko-alveolar. Konsonan ini terjadi jika artikulator
aktifnya ujung lidah dan artikulator pasifnya gusi. Nasal yang
dihasilkan ialah [ n ].
4) Konsonan nasal dorso-velar. Konsonan ini terjadi jika artikulator
aktifnya pangkal lidah dan artikulator pasifnya langit-langit lunak.
Nasal yang diberikan [ h ].
c. Konsonan Paduan
d. Konsonan Sampingan
• Konsonan sampingan dibentuk dengan menutup arus udara
di tengah rongga mulut sehingga udara keluar melalui kedua
samping atau sebuah samping saja. Tempat artikulasinya
ujung lidah dengan gusi. Bunyi yang dihasilkan [ I ].
e. Konsonan Geseran atau Frikatif
Konsonan geseran atau frikatif adalah konsonan yang dibentuk dengan menyempitkan jalan
arus udara yang diembuskan dari paru-
paru, sehingga jalan udara terhalang dan keluar dengan bergeser. Menurut
artikulasinya, konsonan geseran dibedakan sebagai berikut.
1) Konsonan geseran labio-dental. Konsonan ini terjadi jika artikulator
aktifnya bibir bawah dan artikulator pasifnya gigi atas. Bunyi yang
dihasilkan [ f , v ].
2) Konsonan geseran lamino-alveolar. Konsonan ini terjadi jika
artikulator aktifnya daun lidah (lidah bagian samping) dan ujung lidah
sedangkan artikulator pasifnya gusi. Bunyi yang dihasilkan [ s , z ].
3) Konsonan geseran dorso-velar. Konsonan ini terjadi jika artikulator
aktifnya pangkal lidah dan artikulator pasifnya langit-langit lunak. Bunyi
yang dihasilkan [ x ].
4) Konsonan geseran laringal. Konsonan ini terjadi jika artikulatornya
sepasang pita suara dan glotis dalam keadaan terbuka. Bunyi yang
dihasilkan [ h ].
f. Konsonan Getar
Konsonan getar ialah konsonan yang dibentuk dengan menghambat jalan arus udara
yang diembuskan dari paru-paru secara berulang-ulang dan cepat. Menurut tempat
artikulasinya konsonan getar dinamai konsonan getar apiko-alveolar. Konsonan ini
terjadi jika artikulator aktif yang menyebabkan proses menggetar adalah ujung lidah
dan artikulator pasifnya gusi. Bunyi yang dihasilkan [ r ].
g. Semivokal
Bunyi semivokal termasuk konsonan. Hubungan antarpeng- hambat dalam
mengucapkan semivokal adalah renggang terbentang
atau renggang lebar. Berdasarkan hambatannya, ada dua jenis semivokal
sebagai berikut.
1) Semivokal bilabial, semivokal ini terjadi jika artikulator aktifnya bibir bawah dan
artikulator pasif adalah bibir atas. Bunyi yang dihasilkan adalah bunyi [ w ].
• 2) Semivokal medio-palatal, semivokal ini terjadi jika artikulator aktifnya
tengah lidah dan artikulator pasifnya langit-langit keras. Bunyi yang dihasilkan [
y].
Cara mengucapkan atau melafalkan bunyi dalam bahasa Indonesia
dapat dituliskan dengan lambang fonetis.