Anda di halaman 1dari 7

1

BAHAN AJAR (HAND OUT)


MATA KULIAH: FONETIK/FONOLOGI BAHASA INDONESIA

Pokok Bahasan : Cara Berartikulasi


Pertemuan : Ke-5
Subpokok Bahasan :
1. Pengertian artikulasi
2. Syarat terjadinya pengartikulasian
3. Hasil pengartikulasian
Sasaran pembelajaran:
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa dapat/mampu:
1. Menjelaskan pengertian artikulasi
2. Menyebutkan hal-hal yang menjadii syarat dalam
mengartikulasikan bunyi
3. Mengenali berbagai ragam bunyi sebagai hasil dari cara
pengartikulasiannya

Uraian Materi
1. Pendahuluan/Pengertian Artikulasi
Sebelum memasuki inti bahasan, ada baiknya kita pahami
terlebih dahulu apa itu artikulasi. Terdapat dua istilah yang
berhubungan dengan kata artikulasi, yakni artikulator dan titik
artikulasi. Dalam proses pengartikulasian suatu bunyi diperlukan kerja
sama keduanya. Oleh karena itu, di sini artikulasi diartikan sebagai
gerakan-gerakan otot bicara yang digunakan untuk mengucapkan
lambang-lambang bunyi bahasa yang sesuai dengan pola-pola yang
standar sehingga dapat dipahami oleh orang lain.
2

Dengan merujuk kepada pengertian artikulasi di atas, kita dapat


mendefinisikan bahwa cara berartikulasi adalah cara aliran udara
disempitkan atau dilepaskan dalam alat ucap untuk menghasilkan
bunyi bahasa. Konsep ini dipakai untuk mengklasifikasikan bunyi
bahasa atas beberapa jenis seperti plosif (letupan), frikatif (geseran),
afrikat (paduan), nasal (sengau), lateral (sampingan), geletar (trill),
sentuhan (flap), hampiran (approximant), semivokal, dan vokal
sebagaimana akan diuraikan di bawah nanti. Setiap daerah artikulasi
memiliki beberapa cara berartikulasi sehingga menghasilkan beberapa
bunyi homorgan. Ada mekanismenya masing-masing. Perealisasian
artikulasi dilakukan dengan berbagai mekanisme.

2. Syarat Terjadinya Pengartikulasian


Pengartikulasian bunyi bahasa akan terbentuk apabila adanya
koordinasi ketiga unsur, yakni:
a. Unsur motoris (pernafasan),
b. Unsur yang bervibrasi (tenggorokan dengan pita suara), dan
c. Unsur yang beresonansi (rongga penuturan: rongga hidung, mulut
dan dada).
Selain ketiga syarat di atas, Pengartikulasian bunyi bahasa
dapat pula terjadi apabila ada model bunyi bahasa yang akan
diartikulasikannya. Untuk mendapatkan model bunyi bahasa
diperlukan adanya kemampuan mengakses bunyi bahasa tersebut.

3. Hasil Proses Artikulasi


Setelah melalui proses dan mekanisme berartikulasi, bunyi
segmental suatu bahasa (baik konsonan maupun vokal) dapat dirinci
lebih lanjut. Meskipun demikian persoalan bunyi vokal tidak
3

dibicarakan lebih lanjut karena bunyi-bunyi vokal tidak membutuhkan


banyak proses dan mekanisme sebagaimana halnya dengan bunyi-
bunyi konsonan. Berikut klasifikasi konsonan berdasarkan cara
pengucapan atau cara artikulasi tampak seperti uraian berikut.
a. Konsonan Hambat/Letup (Stops, Plosives) yaitu
konsonan yang terjadi dengan hambatan penuh arus udara.
Kemudian, hambatan itu dilepaskan secara tiba-tiba.
Berdasarkan tempat artikulasi, konsonan hambat letup dibedakan
seperti berikut.
1) Konsonan hambat letup bilabial. Konsonan ini terjadi jika
artikulator aktifnya bibir bawah dan artikulator pasifnya bibir
atas. Bunyi yang dihasilkan [ p, b ].
2) Konsonan hambat letup apiko-dental. Konsonan ini terjadi jika
artikulator aktifnya ujung lidah dan artikulator pasifnya gigi atas.
Bunyi yang dihasilkan [ t, d ].
3) Konsonan hambat letup apiko-palatal. Konsonan ini terjadi jika
artikulator aktifnya ujung lidah dan artikulator pasifnya langit-
langit keras (langit-langit atas). Bunyi yang dihasilkan [t, d].
4) Konsonan hambat letup medio-palatal. Konsonan ini terjadi jika
artikulator aktifnya tengah lidah dan artikulator pasifnya langit-
langit keras. Bunyi yang dihasilkan [ c, j ].
5) Konsonan hambat letup dorsovelar. Konsonan ini terjadi jika
artikulator aktifnya pangkal lidah dan artikulator pasifnya langit-
langit lunak (langit-langit bawah). Bunyi yang dihasilkan [
k, g ].
6) Konsonan hamzah. Konsonan ini terjadi dengan menekan rapat
yang satu terhadap yang lain pada seluruh pita suara, langit-
4

langit lunak beserta anak tekak ditekan ke atas sehingga arus


udara terhambat beberapa saat. Bunyi yang dihasilkan [Ɂ].
b. Konsonan Geseran atau Frikatif
Konsonan geseran atau frikatif adalah konsonan yang
dibentuk dengan menyempitkan jalan arus udara yang dihembuskan
sehingga jalan udara terhalang dan keluar dengan bergeser.
Menurut artikulasinya, konsonan geseran dibedakan sebagai berikut.
1) Konsonan geseran labio-dental. Konsonan ini terjadi jika artikulator
aktifnya bibir bawah dan artikulator pasifnya gigi atas. Bunyi yang
dihasilkan [ f , v ].
2) Konsonan geseran lamino-alveolar.
Konsonan ini terjadi jika artikulator aktifnya daun lidah (lidah
bagian samping) dan ujung lidah sedangkan artikulator pasifnya
gusi. Bunyi yang dihasilkan [ s , z ].
3) Konsonan geseran dorso-velar. Konsonan ini terjadi jika artikulator
aktifnya pangkal lidah dan artikulator pasifnya langit-langit lunak.
Bunyi yang dihasilkan [ x ].
4) Konsonan geseran laringal. Konsonan ini terjadi jika artikulatornya
sepasang pita suara dan glotis dalam keadaan terbuka. Bunyi yang
dihasilkan [ h ].
c. Konsonan Paduan
Konsonan paduan adalah konsonan hambat jenis khusus.
Tempat artikulasinya ialah ujung lidah dan gusi belakang. Bunyi yang
dihasilkan [ts , dʓ].
d, Konsonan Nasal (Sengau)
Konsonan nasal (sengau) ialah konsonan yang dibentuk
dengan menghambat rapat (menutup) jalan udara dari paru-paru
melalui rongga hidung. Bersama dengan itu langit-langit lunak beserta
5

anak tekaknya diturunkan sehingga udara keluar melalui rongga


hidung. Berdasarkan tempat artikulasinya, konsonan nasal dibedakan
sebagai berikut.
1) Konsonan nasal bilabial. Konsonan ini terjadi jika artikulator
aktifnya bibir bawah dan artikulator pasifnya bibir atas. Nasal yang
dihasilkan [ m ].
2) Konsonan nasal medio-palatal. Konsonan ini terjadi jika artikulator
aktifnya tengah lidah dan artikulator pasifnya langit-langit keras.
Nasal yang dihasilkan ialah [ ñ ].
3) Konsonan nasal apiko-alveolar. Konsonan ini terjadi jika
artikulatoraktifnya ujung lidah dan artikulator pasifnya gusi. Na
sal yang dihasilkan ialah [ n ].
4) Konsonan nasal dorso-velar. Konsonan ini terjadi jika artikulator
aktifnya pangkal lidah dan artikulator pasifnya langit-langit lunak.
Nasal yang diberikan [h].
e. Konsonan Sampingan
Konsonan sampingan dibentuk dengan menutup arus udara di
tengah rongga mulut sehingga udara keluar melalui kedua samping
atau sebuah samping saja. Tempat artikulasinya ujung lidah dengan
gusi. Bunyi yang dihasilkan [ I ].
f. Konsonan Getar
Konsonan getar ialah konsonan yang dibentuk dengan
menghambat jalan arus udara yang diembuskan dari paru-paru secara
berulang-ulang dan cepat. Menurut tempat artikulasinya konsonan
getar dinamai konsonan getar apiko-alveolar. Konsonan ini terjadi jika
artikulator aktif yang menyebabkan proses menggetar adalah ujung
lidah dan artikulator pasifnya gusi. Bunyi yang dihasilkan [ r ].
g. Semivokal
6

Bunyi semivokal termasuk konsonan. Hubungan antarpengham


bat dalam mengucapkan semivokal adalah renggang terbentang
atau renggang lebar. Berdasarkan hambatannya, ada dua jenis
semivokal sebagai berikut.
1) Semivokal bilabial, semivokal ini terjadi jika artikulator aktifnya bibir
bawah dan artikulator pasif adalah bibir atas. Bunyi yang dihasilkan
adalah bunyi [w].
2) Semivokal mediopalatal, semivokal ini terjadi jika artikulator
aktifnya tengah lidah dan artikulator pasifnya langit-langit keras.
Bunyi yang dihasilkan [y].

Bahan Bacaan
Chaer, Abdul. 2009. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

___________. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Marsono. 1996. Fonetik. Yogyakarta: Gadjah Mada Unipersity Press.

Muslich, Masnur. 2009. Fonologi Bahasa Indonesia Tinjauan Deskriptif


Sistem Bunyi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Samsuri. 1987. Analisis Bahasa. Jakarta: Erlangga.

Verhaar, J.W.M. 1981. Pengantar Linguistik Jilid I. Yogyakarta: Gadjah


Mada University Press.

___________, 2006. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah


Mada University Press.
7

Tugas/Latihan ke-5
Nama : ……..……………………………..
Nomor Stambuk : …………………………………….
Fakultas/jurusan : …………………………………….
Pertanyaan:
1. Deskripsikanlah bagaimana proses pengartikulasian bunyi-bunyi
bersuara.
2. Gambarlah keempat posisi pita suara dengan jenis bunyi yang
dihasilkannya masing-masing!
3. Mengapa bunyi [c] dan [j] dikategorikan sebagai bunyi paduan?
Jelaskan alasannya!

Anda mungkin juga menyukai