Anda di halaman 1dari 33

 Ilmu yang mempelajari bunyi Bahasa.

Mengkaji dan menganalisis bunyi ujaran pada


 Ilmu yang mengkaji tentang pola bunyi suatu bahasa dengan cara mempelajari
bahasa, yaitu bunyi-bunyi yang bagaimana bunyi ujaran tadi dihasilkan oleh alat
berfungsi dalam suatu Bahasa. ucap manusia, bagaimana bunyi ujaran tadi
 Cabang fonologi yang menyelidiki sebagai getaran udara, bagaimana bunyi ujaran
bunyi bahasa menurut cara pelafalan, tadi diterima oleh telinga manusia, dan bagaimana
sifat-sifat akustiknya, dan cara bunyi ujaran itu dalam fungsinya sebagai pembeda
penerimaannya oleh telinga manusia. makna.
Dari ketiga area
tersebut, area
mana yang
menjadi
wilayah kajian
fonologi? reka adegan proses bunyi terjadi
cabang ilmu fonetik yang mempelajari
dan menyelidiki bagaimana
pengartikulasian bunyi-bunyi di dalam
bahasa,
cabang ilmu fonetik yang menyelidiki
Dari ketiga area
bunyi bahasa sebagai getaran udara
tersebut, area
mana yang cabang ilmu fonetik yang menyelidiki
menjadi cara-cara penerimaan bunyi bahasa
wilayah kajian oleh telinga manusia.
fonologi?
Pada saat dua orang terlibat interaksi/pembicaraan, tiga macam fonetik menjadi
aktif. Disaat yang bersamaan juga terdapat kemungkinan terjadi distorsi Komunikasi
yang menyebabkan terjadinya salah terima, diantaranya ialah:

Kesalahan Artikulasi Permasalahan auditoris


Pengucap/Pemberi Suara penerima artikulasi
Permasalahan pada Permasalahan di kedua
area/wilayah artikulasi dan (atau) ketiga area
Daerah Artikulasi (Pasif & Aktif)
(1) Paru-paru; (2) Tenggorokan; (3) Pangkal tenggorokan; (4) Pita suara;
(5) Krikoid; (6) Tiroid; (7) Aritenoid; (8) Dinding rongga kerongkongan;
(9) Epiglotis; (10) Akar lidah; (11) Pangkal lidah; (12) Tengah lidah;
(13) Daun lidah; (14) Ujung lidah; (15) Anak tekak; (16) Langit-langit lunak;
(17) Langit-langit keras; (18) Gusi; (19) Gigi atas; (20) Gigi bawah;
(21) Bibir atas; (22) Bibir bawah; (23) Mulut; (24) Rongga mulut;
(25) Rongga hidung;
Bunyi berasal dari dorongan Saat mendeskripsikan bunyi
udara dari paru-paru yang [p] dalam bahasa Indonesia,
dialirkan ke mulut. bunyi tersebut adalah bunyi
Melalui proses penghambatan yang dilafalkan dengan cara
oleh satu atau beberapa alat menutup kedua bibir, lalu
ucap, baik secara individual, melepaskannya secara
berurutan, atau bersama- mendadak sehingga udara
sama udara tersebut keluar dengan letupan.
kemudian dilepas dan Deskripsi seperti itu adalah
dikeluarkan. deskripsi fonetis.
celah di antara pita suara yang merupakan pintu keluar
masuknya udara dari batang tenggorokan ke tenggorokan.

TAK BERSUARA BERSUARA

Kondisi udara bisa keluar dengan bebas, Kondisi jalur keluar udara terhambat oleh
apabila posisi pita-pita suara berjauhan celah glotis yang menyempit, sehingga
sehingga glotis terbuka cukup lebar. menimbulkan getaran pada pita-pita suara.
Contoh bunyi: [s], [f], [p], [t], [k]. Contoh bunyi: [o], [i], [z], [m], dan [g].
Rangkaian bunyi yang dapat dipakai untuk Analisis suku kata menghasilkan segmen yang
menganalisis bunyi adalah suku kata, karena terdiri dari dua kelas, yaitu vokal dan konsonan.
suku kata adalah bentuk yang paling kecil
yang dapat diucapkan.
Segmen vokal ditandai oleh tidak adanya
hambatan terhadap udara yang keluar, sehingga
segmen vokal akan menghasilkan suara yang lebih
nyaring dibandingkan dengan segmen konsonan.
Konsonan adalah bunyi bahasa yang ketika dihasilkan mengalami
hambatan-hambatan pada daerah artikulasi tertentu.

TEMPAT ARTIKULASI PITA SUARA CARA ARTIKULASI

BUNYI BERSUARA BUNYI TAK BERSUARA


Segmen konsonan ditandai dengan adanya hambatan atau penyempitan pada alat-alat ucap.
Apabila glotis dalam keadaan terbuka, maka Apabila glotis menyempit dan pita suara
konsonan yang dihasilkan adalah konsonan bergetar maka konsonan yang dihasilkan
tak bersuara. konsonan bersuara.

Artikulator aktif adalah alat ucap yang Bibir bawah menghasilkan bunyi konsonan labial [p], [b], dan [m].
secara aktif bergerak menghalangi
perjalanan udara, yaitu bibir bawah dan Lidah menghasilkan bunyi konsonan apikal [Ø] (dengan ujung lidah),
lidah. konsonan laminal [c] dan [j] (dengan daun lidah), konsonan dorsal [g]
dan [k] (dengan punggung lidah).
Artikulator pasif adalah alat ucap yang tidak Artikulator pasif bibir atas disebut konsonan labial,
bergerak yang disentuh atau didekati oleh alat misalnya [b] dan [m].
ucap aktif.

Artikulator pasif adalah alat ucap yang tidak


Artikulator pasif langit-langit keras disebut bergerak yang disentuh atau didekati oleh alat
konsonan palatal, misalnya [c] dan [j]. ucap aktif.

Artikulator pasif langit-langit lunak disebut Artikulator pasif gigi atas disebut konsonan dental,
konsonan velar, misalnya [k] dan [g]. yaitu [Ø].
Bunyi bersuara terjadi apabila pita suara Bunyi tak bersuara terjadi apabila pita
hanya terbuka sedikit, sehingga terjadilah suara terbuka agak lebar, sehingga tidak
getaran pada pita suara tersebut. ada getaran pada pita suara tersebut.

Contoh Bunyi: [b], [d], [g], [m], [n], [ñ], Contoh Bunyi: [k], [p], [t], [f], [s], dan
[j], [z], [r], [w] dan [y]. [h].
Berdasarkan tempat artikulasinya, dikenal empat macam konsonan

Konsonan
Konsonan Bilabial Konsonan Labiodental Konsonan Dorsovelar
Laminoalveolar
konsonan yang terjadi bunyi yang terjadi bunyi yang terjadi bunyi yang terjadi
dengan cara merapatkan dengan cara merapatkan dengan cara dengan cara
kedua belah bibir gigi atas dan bibir menempelkan ujung menempelkan pangkal
Contoh: bunyi [b], [p], bawah. lidah ke gusi. lidah ke langit-langit
[m] Contoh bunyi: [f] Contoh bunyi: [t], [d] lunak
Contoh bunyi: [k], [g]
Menurut cara pengucapan dan artikulasinya dibedakan sebagai berikut

Bunyi letupan [plosive]: bunyi Bunyi Nasal: bunyi yang


yang dihasilkan dengan dihasilkan dengan menutup Bunyi Lateral: bunyi yang
menghambat udara alur udara keluar melalui dihasilkan dengan mengham-
sepenuhnya di tempat rongga mulut tetapi bat udara sehingga keluar
artikulasi lalu dilepaskan. dikeluarkan melalui rongga melalui kedua sisi lidah seperi
Contoh bunyi: [b], [p], [t], [d], hidung seperti fonem [n, m, ñ, [l].
[k], [g], dan lain-lain. ]
Menurut cara pengucapan dan artikulasinya dibedakan sebagai berikut

Bunyi frikatif: bunyi yang Bunyi getar: bunyi yang


Bunyi afrikatif: bunyi yang dihasilkan dengan
dihasilkan dengan
dihasilkan dengan melepas mengartikulasikan lidah pada
menghambat udara pada titik
udara yang keluar dari paru- lengkung kaki gigi kemudian
artikulasi lalu dilepaskan secara
paru secara frikatif. dilepaskan secepatnya dan
frikatif.
Contoh bunyi: [c] dan [z]. diartikulasikan lagi seperti [r]
Contoh bunyi: [f], [s].
pada /jarang/.
Bilabial dengan mendekatkan bibir dengan gigi atas tapi tidak sedemikian dekat. Contoh: bunyi [ŵ]; digolongkan
sebagai bunyi semi-vokal. Menurut posisi lidah yang membentuk rongga resonansi, vokal-vokal digolongkan
sebagai berikut

Vokal Tinggi Depan Vokal Tinggi Belakang Vokal Sedang

Dihasilkan dengan menggerakkan


Dihasilkan dengan menggerakkan
bagian depan dan belakang lidah ke
bagian depan lidah ke langit-langit Dihasilkan dengan kedua bibir agak
arah langit-langit sehingga
sehingga membentuk rongga maju dan sedikit membundar.
terbentuk ruang resonansi antara
resonansi. Contoh: pengucapan bunyi [u].
tengah lidah dan langit-langit.
Contoh: pengucapan bunyi [i].
Contoh: pengucapan bunyi [e].
Bilabial dengan mendekatkan bibir dengan gigi atas tapi tidak sedemikian dekat. Contoh: bunyi [ŵ]; digolongkan
sebagai bunyi semi-vokal. Menurut posisi lidah yang membentuk rongga resonansi, vokal-vokal digolongkan
sebagai berikut

Vokal Belakang Vokal Sedang Tengah Vokal Rendah

Dihasilkan dengan menggerakkan


bagian belakang lidah ke arah langit-
dengan agak menaikkan bagian Dihasilkan dengan posisi lidah
langit sehingga terbentuk ruang
tengah lidah ke arah langit-langit. mendatar.
resonansi antara bagian belakang
Contoh: pengucapan bunyi []. Contoh: pengucapan bunyi [a].
lidah dan langit-langit.
Contoh: pengucapan bunyi [o].
Letupan Geseran Paduan Sengauan Getaran Sampingan Hampiran
Bilabial [b], [p] [m] [w]
Labio-dental [f], [v]
Apiko-dental [e], [ö]
Lamino-alveolar [d], [t] [s], [z] [n] [r] [l]
Lamino-palatal [ʃ], [ʒ] [c], [j] [ñ] [y]
Dorso-velar
Faringal [g], [k] [x] [ƞ]
Glotal [h]
Apabila unit [p] diganti dengan unit [m],
maka kata [palu] bertukar bunyi menjadi

Unit bahasa terkecil yang berfungsi


dan bermakna. Terdiri dari beberapa
unit bunyi penyusun dari setiap kata
Oleh sebab itu, [p] dan [m] adalah unit
Contoh terkecil yang berfungsi, karena unit
tersebut membedakan makna ujaran.

terdiri dari 4 unit bunyi penyusun: Semua unit penyusun tersebut


disebut fonem, unit terkecil
yang berfungsi
Huruf Huruf Huruf Huruf Huruf Huruf Huruf Huruf
IPA IPA IPA IPA
Besar Kecil Besar Kecil Besar Kecil Besar Kecil
A a /a:/ H h /ha:/ O o /o:/ V v /faʊ/
B b /be:/ I i /i:/ P p /pe:/ W w /ve:/
C c /tse:/ J j /jɔt/ Q q /ku:/ X x /ɪks/
D d /de:/ K k /ka:/ R r /ɛr/ Y y /'ʏpsilɔn/
E e /e:/ L l /ɛl/ S s /ɛs/ Z z /tsɛt/
F f /ɛf/ M m /ɛm/ T t /te:/
G g /ge:/ N n /ɛn/ U u /u:/
Bahasa Jerman memiliki tambahan alfabet, yaitu:
• Umlaut: ä, ö, ü (dibaca panjang); Transliterasi: [ae, oe, ue]
• Ligatur: ß (dibaca "ss"); Transliterasi: [ss]
Anggota dan varian dari setiap komponen fonem yang tersusun.

[CITA] [LUPA] [LUAP]

Bunyi [p] diujarkan sebagai letupan bibir yang sempurna bunyi [p] diujarkan sebagai
letupan bibir yang tidak
sempurna, yakni tidak
diletupkan
Dari ketiga contoh kata di atas, maka
fonem [p] mempunyai dua alofon.
Anggota dan varian dari setiap komponen fonem yang tersusun.

[CITA] [TARIK] [INGKAR] [KALI]


[c] [i] [t] [a] [t] [a] [r] [I] [k] [î] [n] [g] [k] [a] [r] [k] [a] [l] [i:]

Dari keempat contoh kata di atas, maka


fonem [i] mempunyai empat alofon.
Perhatikan bunyi cetak miring dalam dua kata berikut!

Berdasarkan komposisi fonemis dari dua Dalam bahasa Indonesia perbedaan


kata tersebut, terdapat perbedaan antara [R] dan [L] adalah perbedaan
makna yang didasari dengan dua kata yang penting, karena dapat
yang memiliki perbedaan pelafalan, mempengaruhi perbedaan makna.
yaitu pada bunyi [R] dan [L].
Rangkaian fonem yang membentuk satuan fonologis yang lebih besar, misalnya suku kata.
Setiap bahasa memiliki ciri dan gaya tersendiri dalam fonotaktiknya. Pola suku kata dalam
bahasa Indonesia adalah V (Vokal) dan K (Konsonan) dengan pola penyusunan sebagai berikut.
V a.yam; e.kor; i.kan; o.rang; u.dang KKV is.tri; gra.m;
VK as.taga; en.ak; il.mu; or.gan; un.sur pra.sma.nan
KV ra.pi; pe.lan; bi.sa; no.mor; su.ka KKKV stra.tegi;
stra.ta
KVK ung.gah; un.duh; sas.tra; sos.ial
V + KV a.ku; e.ra; i.bu; o.li; u;ji VK + KVK bu.kan;
V + VK a.ib; a.ir; a.us; i.on; u.ap de.kat;
de.kan;
V + KVK a.dat; a.sal; e.mas; i.kan; u.sil sa.kit;
VK + KV an.da; as.li; il.mu; in.ti; un.ta; su.rat;
VK + KVK as.bak; an.tar; or.gan; un.tuk tu.mis
KV + V + KV bi.a.sa; cu.a.ca; su.a.ra
V + KV + V a.ba.i; u.si.a
KV + KV + VK hi.na.an; ma.ki.an
KV + KVK + KVK ke.lom.pok; ku.man.dang
KV + KV + KV + KV pa.no.ra.ma
KV + KKV + KV + KVK ma.sya.ra.kat
KVK + KV + KV + VK per.be.da.an
V + KV + KVK + KV + KVK u.ni.ver.si.tas
KV + KV + KVK + KV + KV fa.ta.mor.ga.na
Rangkaian bunyi vokal (biasanya terdiri dari dua buah) dengan segmen pertama berupa
vokal dan segmen kedua berupa hampiran yang selalu berada dalam satu kata.

HARIMAU HARIMAU
(binatang berkaki empat) (hari mau gelap)

GULAI GULAI
(Masakan bersantan) (“gulai/tambahkan gula ke dalam kopi itu”)
Panjang/Pendek Bunyi Keras/Lemahnya Tekanan Frekuensi Getaran Nada

Menandakan lama waktu ditandai oleh gerak alat-alat ucap


dihasilkan oleh pita suara. Dalam
dipertahankannya posisi alat ucap. yang lebih bertenaga dan
tulisan fonetis biasanya ditandai
Dalam tulisan fonetik bunyi menggunakan otot-otot yang lebih
dengan angka 1, 2, 3, dan 4 yang
panjang ditandai dengan titik dua tegang dalam menghasilkan bunyi.
menunjukkan nada rendah,
(:) atau lambang rangkap /ss/ atau Dalam tulisan fonetik ditandai
normal, tinggi, dan amat tinggi.
/tt/. dengan simbol ︠ atau ︡ atau ^.

Anda mungkin juga menyukai