Anda di halaman 1dari 50

Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui

Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

IMPLEMENTATIF PERKEMBANGAN STUDI, PSIKOMOTORIK DAN


KOGNITIF PESERTA DIDIK MELALUI KAJIAN OBSERVASI
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK PADA FASE REMAJA

KUMPULAN MATERI, KAJIAN TEORI, PRAKTIS, PROYEK STUDI DAN


HASIL OBSERVASI
MATAKULIAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
YANG DIAMPU OLEH IRENE MAYA SIMON, M.Pd.

DITULIS OLEH
MOCH. MANSYUR MAULANA IDRIS
NIM. 180242610018

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS SASTRA
DEPARTEMEN SASTRA JERMAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA MANDARIN
DESEMBER 2019

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

DETAIL MATA KULIAH


Kode : UNIV6012 Nama Mata Kuliah : Perkembangan Peserta Didik
TA : 20191 Dosen : Irene Maya Simon
SKS :3 Hari/Jam : Rabu/7-9
Kelas/Offerring : B6/B6 Ruang Kelas : D8.305
NO NIM NAMA
1 180211604580 ACHMAD FATHUR RIZQI
2 180242610019 ADI SATRIA
3 180242610014 AFIF YUFANZA PUTRA
4 180211604506 ANDHIKA AFIFAH NURJANNAH
5 180242610034 ANNISA ZUBAIDAH ARIFAH AL FATIHAH
6 180211604517 ARUM PUTRI MENTARI
7 180242610022 AYATINAH PUSPITA KARTIKA KIRANA
8 180211604538 BARIROH AUSATHUL HABIBAH
9 180242610024 CELINE MEVIA WIJAYA
10 180211604537 DENVINTA KIKI DEWI PERTIWI
11 180242610017 DYNA MELLANIA
12 180242610016 ELA EKA PUTRI TAMPUBOLON
13 180242610021 ESTER EMANUELAWATI
14 180211604539 FIKA DWI ENDAHYANTI
15 180231608021 FITROTUL ULYA
16 180211604523 HIMMATUS SHOLIKHAH
17 180211604592 LISA ZAHRO AINIE
18 180211604526 LUTFI ZIBAHNUL AZIZ
19 180211604524 MADU TRISNA DEVI
20 180242610025 MICHA SABATHANI
21 180242610018 MOCH. MANSYUR MAULANA IDRIS
22 180211604608 MONICA NUR LAILIA
23 180231608004 NAILUFAR ZAHIROH
24 180242610040 NANDIRA TAMARISKA MEGA PUTRI
25 180211604571 NINDA DWI BUDIARTI
26 170252610058 NURUL HAZIELAH
27 180211604581 NURUL SAFINA
28 170252610038 RICO FADILLAH PRATAMA
29 180211604610 RODHIAH
30 180242610048 ROSALINA AMARA ZHALSABILA
31 180242610009 SANDRA NUR KHIKMIA LUTFIYANTO
32 180211604573 SHOLICHATUL KIFTIYA
33 180242610030 SITI ZULAIKHA
34 180211604510 VENA NUR AMALIA ISKANDAR
35 180211604507 VISKA KHOLIFATUL UMMAH
36 180242600076 YEHEZKI ANGELICA RETNAYU
37 180211604587 YUDA SILMA MAUSUF
38 180242610002 YULI NUR AFIFAH
39 180211604527 YUSTIA RISKA AZZAHRA
40 180211604624 ZAKARIA KRESWANTONO

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

DAFTAR KELOMPOK DAN SUBBAB MATERI PRESENTASI

Kelom
No NIM Nama Lengkap Subbab
pok
MOCH. MANSYUR Presentasi kelompok 1 tentang
1 180242610018
MAULANA IDRIS Perkembangan fisik dan psikomotorik
2 180211604610 RODHIAH peserta didik serta problematiknya
(perolehan pengetahuan, perluasan, dan
penerapan pengetahuan dalam
3 180211604580 ACHMAD FATHUR R.
kehidupan). Diskusi kelas tentang materi
1
kelompok 1 (perluasan dan penerapan
4 180211604592 LISA ZAHRO AINIE
pengetahuan dalam kehidupan). Dosen
FIKA DWI memberikan penguatan dan penjelasan
5 180211604539 terkait materi yang telah dipresentasikan
ENDAHYANTI
oleh kelompok dan didiskusikan di kelas
6 180242610019 ADI SATRIA (penghalusan pengetahuan)
ANDHIKA AFIFAH Presentasi kelompok 2 tentang
1 180211604506
NURJANNAH Perkembangan kognitif peserta didik
2 180211604581 NURUL SAFINA serta problematiknya (perolehan
pengetahuan, perluasan, dan penerapan
ROSALINA AMARA pengetahuan dalam kehidupan). Diskusi
3 180242610048
ZHALSABILA kelas tentang materi kelompok 2
2
(perluasan dan penerapan pengetahuan
4 180211604587 YUDA SILMA MAUSUF
dalam kehidupan). Dosen memberikan
ELA EKA PUTRI penguatan dan penjelasan terkait materi
5 180242610016 yang telah dipresentasikan oleh
TAMPUBOLON
SHOLICHATUL kelompok dan didiskusikan di kelas
6 180211604573 (penghalusan pengetahuan)
KIFTIYA
Presentasi kelompok 3 tentang
1 180211604524 MADU TRISNA DEVI Perkembangan bahasa peserta didik serta
problematiknya (perolehan pengetahuan,
2 180242610030 SITI ZULAIKHA perluasan, dan penerapan pengetahuan
dalam kehidupan). Diskusi kelas tentang
VENA NUR AMALIA materi kelompok 3 (perluasan dan
3 3 180211604510
ISKANDAR penerapan pengetahuan dalam
kehidupan). Dosen memberikan
4 180242610014 AFIF YUFANZA PUTRA
penguatan dan penjelasan terkait materi
yang telah dipresentasikan oleh
5 180242610025 MICHA SABATHANI kelompok dan didiskusikan di kelas
(penghalusan pengetahuan)

1 180211604608 MONICA NUR LAILIA Presentasi kelompok 4 tentang


Perkembangan sosial peserta didik serta
AYATINAH PUSPITA problematiknya (perolehan pengetahuan,
2 180242610022 perluasan, dan penerapan pengetahuan
KARTIKA KIRANA
4 dalam kehidupan). Diskusi kelas tentang
DENVINTA KIKI DEWI materi kelompok 4 (perluasan dan
3 180211604537
PERTIWI penerapan pengetahuan dalam
NANDIRA TAMARISKA kehidupan). Dosen memberikan
4 180242610040 penguatan dan penjelasan terkait materi
MEGA PUTRI

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

yang telah dipresentasikan oleh


5 180211604526 LUTFI ZIBAHNUL AZIZ kelompok dan didiskusikan di kelas
(penghalusan pengetahuan)
RICO FADILLAH
6 170252610038
PRATAMA

1 180242610002 YULI NUR AFIFAH Presentasi kelompok 5 tentang


Perkembangan emosi peserta didik serta
2 180242610017 DYNA MELLANIA problematiknya (perolehan pengetahuan,
perluasan, dan penerapan pengetahuan
3 180211604517 ARUM PUTRI MENTARI dalam kehidupan). Diskusi kelas tentang
materi kelompok 5 (perluasan dan
5
VISKA KHOLIFATUL penerapan pengetahuan dalam
4 180211604507 kehidupan). Dosen memberikan
UMMAH
ESTER penguatan dan penjelasan terkait materi
5 180242610021 yang telah dipresentasikan oleh
EMANUELAWATI
kelompok dan didiskusikan di kelas
6 170252610058 NURUL HAZIELAH (penghalusan pengetahuan)

Presentasi kelompok 6 tentang


1 180231608004 NAILUFAR ZAHIROH Perkembangan moral-spiritual peserta
ANNISA ZUBAIDAH didik serta problematiknya (perolehan
2 180242610034 pengetahuan, perluasan, dan penerapan
ARIFAH AL FATIHAH
pengetahuan dalam kehidupan). Diskusi
BARIROH AUSATHUL kelas tentang materi kelompok 6
6 3 180211604538
HABIBAH (perluasan dan penerapan pengetahuan
dalam kehidupan). Dosen memberikan
4 180211604571 NINDA DWI BUDIARTI
penguatan dan penjelasan terkait materi
yang telah dipresentasikan oleh
YEHEZKI ANGELICA kelompok dan didiskusikan di kelas
5 180242600076
RETNAYU
(penghalusan pengetahuan)
PRA - UTS Review aspek-aspek perkembangan Peserta Didik
Problem based test: Kepada mahasiswa disajikan beberapa potongan
artikel tentang kejadian-kejadian terkini terkait perkembangan peserta
didik dan setiap mahasiswa memilih 3 potongan artikel diantaranya
UTS
serta memberikan paparan analisis terkait setiap potongan artikel
tersebut dikaitkan dengan isu-isu perkembangan, prinsip dan hukum
perkembangan, serta aspek-aspek perkembangan peserta didik
Presentasi kelompok 7 tentang asesmen
YUSTIA RISKA pemahaman individu peserta didik
1 180211604527
AZZAHRA (perolehan pengetahuan, perluasan, dan
penerapan pengetahuan dalam
ZAKARIA kehidupan)
2 180211604624 Diskusi kelas tentang materi kelompok
KRESWANTONO
7 7 (perluasan dan penerapan
3 180231608021 FITROTUL ULYA pengetahuan dalam kehidupan)
Dosen memberikan penguatan dan
HIMMATUS penjelasan terkait materi yang telah
4 180211604523
SHOLIKHAH dipresentasikan oleh kelompok dan
CELINE MEVIA didiskusikan di kelas (penghalusan
5 180242610024
WIJAYA pengetahuan)

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

Project based test: Mahasiswa mencari 2 artikel (dari internet atau


media cetak, tuliskan sumbernya):
1. Lakukan diagnosis masalah berdasarkan langkah-langkah diagnosis
masalah
2. Berikan alternatif solusi untuk kedua kondisi tersebut (disertai
penjelasan dikaitkan dengan teori-teori perkembangan peserta didik
UAS
yang telah dipelajari)
Berdasarkan salah satu artikel tersebut, mahasiswa mengembangkan
atau merancang sebuah kegiatan untuk optimalisasi perkembangan
peserta didik, yang dapat dilakukan bila mahasiswa adalah seorang guru
di jenjang sekolah tersebut atau pendidik di kelompok siswa usia
tertentu sesuai isi artikel

Mengetahui Kota Malang, 28 Agustus 2019


Dosen Mata Kuliah Koordinator Kelas

Irene Maya Simon, S.Pd. M.Pd. Moch. Mansyur Maulana Idris


NIM. 180242610018

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN INDIVIDU

Moch. Mansyur Maulana Idris1


Universitas Negeri Malang1
Pendidikan Bahasa Mandarin1
mmmaulanaidris.1802426@students.um.ac.id1

LATAR BELAKANG
Pertumbunhan merupakan suatu pola proses perubahan secara fisik yang bersifat
kuantitatif pada makhluk hidup. Sehingga pengertian pertumbuhan tercakup dalam
pengertian perkembangan, namun tidak sebaliknya. Dan berikut ialah refrensi tentang
definisi Perkembangan menurut beberapa Ahli
Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai hasil proses
pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat
pada waktu yang noemal. (Werner)
Pertumbuhan merupakan suatu penambahan dalam ukuran bentuk, berat atau
ukuran dimensif tubuh serta bagian-bagiannya. (Drs. H. M. Arifin, M. Ed)
Pertumbuhan merupakan bertambahnya ukuran(volume,massa, dan tinggi) pada
makhluk hidup yang beresifat kuantitatif dan irreversible. Pertumbuhan juga merupakan
perubahan dalam aspek jasmaniah dan bersifat kuantitatif dan evolusi.( Gut Windarsih
dan Rohana Kusumawati)
Perkembangan merupakan suatu pola perubahan secara progresif organisme baik
dalam struktur maupun fungsi(fisik atapun psikis) yang bersifat kualitatif dan kuantitatif
yang terjadi secara teratur dan berlangsung sejak masa konsepsi sampai akhir hayat,
berdasarkan pertumbuhan, kematangan, pengalaman, dan belajar. Sehingga pengertian
pertumbuhan tercakup dalam pengertian perkembangan, namun tidak sebaliknya. Dan
berikut ialah refrensi tentang definisi Perkembangan menurut beberapa Ahli
Perkembangan merupakan pola perkembangan individu yang berawal pada masa
konsepsi dan berlanjut sepanjang hayat dan bersifat involusi. Santrock ussen (1992)
Perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai
akibat dari proses kematangan dan pengalaman, dan terdiri atas serangkaian perubahan
yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.(E. B. Hurlock)
Perkembanagn merupakan perubahan-perubahan dalam bentuk bagian tubuh dan
integrasi dan hanya dapat dilihat gejala-gejalanya. (Drs. H. M. Arifin, M. Ed)
Perkembangan merupakan proses menuju keadaan yang lebih dewasa bersifat
kualitatif.(Gut Windarsih, Rohana Kusumawati)
Perkembangan sejalan dengan prinsip orthogenetis, bahwa perkembangan
berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai ke keadaan diman
diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap. (Werner; 1957)
Perkembangan merupakan pengertian dimana stuktur yang terorganisasi dan
mempunyai fungsi-fungsi tertentu, oleh karena itu bilamana terjadi perubahan stuktur
baik dalam organisasi maupun dalam bentuk, akan mengakibatkan perubahan
fungsi.(Nagel; 1957)
Perkembangan adalah perubahan-perubahan progresif dalam organisasi organisme,
dan organisme ini dilihat sebagai sistem adaptif sepanjang hidupnya. (Schneirla; 1957)
Perkembangan berhubungan dengan dua hal yaitu: Ortogenetik, yang berhubungan
dengan perkembangan sejak terbentuknya individu yang baru dan seterusnya sampai

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

dewasa, dan Filogenetik, yakni perkembangan asal-usul manusia sampai sekarang


ini.(Spiker; 1966)
Perkembangan adalah proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu
sebagai fungsi kematangan dan interaksi lingkungan.(Libert, Paulus, dan Strauss Singgih;
1990:31)
Perkembangan dapat dilukiskan sebagai suatu proses yang kekal dan tetap menuju
ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan proses
pertumbuhan,kemetangan dan belajar. (Monks; 1984)

ASPEK DAN FAKTOR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


Aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan individu adalah:
1. Pertumbuhan Fisik (Tinggi badan, Postur Tubuh)
2. Intelektualitas (Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan)
3. Emosional
4. Sosial
5. Bahasa dan Lingualitas dalam berbicara
6. Bakat Khusus
7. Sikap, nilai, dan moral tindakan budi pekerti yang baik
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan adalah:
1. Kecerdasan
2. Temperamen
3. Interaksi Keturunan lingkungan dan perkembangan
4. Anak Sebagai Suatu Totalitas
Konsep anak mengandung 3 pengertian berikut:
1. Anak adalah makhluk hidup (organisme) yang merupakan suatu kesatuan dari
keseluruhan aspek yang terdapat dalam dirinya
2. Dalam kehidupan perkembangan anak, keseluruhan aspek anak tersebut saling
terjalin satu sama lain.
3. Anak berbeda dari orang dewasa bukan sekedar secara fisik, tetapi secara
keseluruhan.
Sebagai suatu totalitas anak dipandang sebagai makhl;uk hidup yang utuh yakni
sebagai suatu kesatuan dari keseluruhan aspek fisik dan psikis yang ada pada dirinya yang
tdk dapat dipisahkan satu sama lain.
Konsep anak sebagai totalitasnatau kesatuan mengandung arti bahwa terdapat
saling keterjalinan atau keterkaitan antara seluruh aspek yang ada pada diri anak.
Keseluruhan aspek yang terdapat dalam diri anak tersebut secara terintegrasi saling
terjalin dan saling memberi dukungan fungsional satu sama lain. Sebagai contoh bentuk
perubahan perkembangan pada anak diantaranya
 Anak yang sedang sakit panas bisa memjadi lain kelakuannya.
 Anak yang marah bisa menangis menjerit-jerit
 Anak yang sedang malu kemerah-merahan pipinya.
 Anak yang sedang aktif melakukan kegiatan fisiknya bisa aktif pula kegiatan
mentalnya.
Anak cenderung didominasi oleh pola pikir yang bersifat egisentrik. Daya pikir
anak masih terbatas pada hal-hal yang konkrit. Anak sebagai totalitas yaitusebagai suatu
organisme individu yang merupakan suatu kesatuan yang terintegrasi dari keseluruhan
organ fisik dan aspek psikis yang terdapat pada dirinya yang saling terjalin satu sama lain.

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

Sesuai dengan konsep anak sebagai suatu totalitas atau sebagai individu,
perkembangan juga merupakan suatu proses yang sifatnya holistik ( menyeluruh).
Artinya, perkembangan itu terjadi tidak hanya dalam aspek tertentu, melainkan
melibatkan keseluruhan aspek yang saling terjalin (interwoven) satu sama lain.
Pola gerakan perkembangan itu kompleks karena merupaka hasil (produk) dari
beberapa proses:
 Proses biologis: Proses ini meliputi perubahan-perubahan fisik individu.
Pencerminan peranan proses biologi dalam perkembangan terdiri dari:
 Gen yang diwarisi dari orang tua
 Perkembangan otak
 Penambahan tinggi dan berat
 Ketrampilan motoric
 Perubahan-perubahan hormon pada masa puber
 Proses Kognitif: Proses ini meliputi perubahan-perubahan yang terjadi pada induvidu
mengenai pemikiran, kecerdasan dan bahasa. Pencerminan peranan proses kognitif
dalam perkembangan anak antara lain seabgai berikut:
 Mengamati gerakan mainan bayi yang digantung
 Menghubungkan dua kata menjadi kalimat
 Menghafal puisi, sajak, dan do’a
 Memecahkan soal matematika
Perbedaan antara perkembangan kognitif dengan perubahan dalam arti belajar.
Perkembangan kognitif mengacu kepada perubahan-perubahan penting dalam pola dan
kemampuan berpikir serta kemahiran berbahasa. Belajar cenderung lebih terbatas pada
perubahan-perubahan sebagai hasil dari pengalaman atau peristiwa yang relatif spesifik.
Pekembangan kognitif anak dan pengalaman belajar ini sangat erat kaitannya dan
saling berpengaruh satu sama lain. Perkembangan kognitif anak akan memfasilitasi
kemampuan belajar anak , dan sebaliknya.
Perubahan pada perkembangan merupakan produk dari proses-proses biologis,
kognitif, dan sosial. Proses itu terjadi pada perkembangan manusia yang berlangsung
pada keseluruhan siklus hidupnya dan inilah yang disebut perkembangan sebagai peroses
holistik dari ketiga aspek tersebut.
Perkembangan dibagi berdasarkan waktu yang dilalui manusia dengan sebutan fase.
Santrock dan Yussen membagi atas lima fase yaitu:
 Fase pra natal (saat dalam kandungan) : waktu terletak antara masa pembuahan dan
masa kelahiran
 Fase Bayi : Adalah saat perkembangan yang berlangsung sejak lahir sampai 18
atau24 bulan, masa ini adalah masa yang sangat bergantung pada orang tua.
 Fase Kanak-kanak Awal( masa pra sekolah) : Adalah fase perkembangan yang
berlangsung sejak akhir masa bayi sampai 5 atau 6 tahun.
 Fase Kanak-kanak tengah dan akhir ( masa usia sekolah dasar) : Adalah fase
perkembangan yang berlangsung sejak kira-kiora umur 6 sampai 11 tahun
 Fase Remaja : Adalah masa perkembengan yang merupakan transisi dari masa anak-
anak ke masa dewasa awal, yang dimulai kira-kisa umur 10 sampai 12 tahun dan
beakhir kira-kira umur 18 sampai 22 tahun.
Keterjalinan proses-proses biologis kognitif dan sosial menghasilkan fase-fase
perkembangan.Para ahli yang menekankan segi kesinambungan(continuity) dalam

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

perkembangan menjelaskan bahwa perkembangan itu merupakan perubahan kumulatif


yang berlangsung secara bertahap dari masa konsepsi hingga meninggal dunia.
Perkembangan adalah perubahan yang sifatnya bertahap dan merupakan akumulasi
dari perolaku dan kualitas pribadi yang sama yang sudah diperoleh sebelumnya.Dalam
proses ini terjadi pengayaan, penambahan, dan pengurangan melalui pengalaman atau
interaksi individu dengan lingkungan.Setiap perkembangan individu dianggap melalui
suatu pola urutan perubahan yang berbeda secara kualitatif, tidak sekedar berbeda secara
kuantitatif.
Perkembangan individu dianggap berlangsung melalui terjadinya perubahan-
perubahan perilaku yang tiba-tiba dari stu tahap ke tahap berikutnya(peristiwa transisi
relatif tajam).Para ahli yang mendukung pandangan diskontinuitas biasanya beranggapan
bahwa secara prinsip perkembangan diarahkan oleh faktor-faktor internal biologis.

KESIMPULAN
Pertumbuhan adalah suatu proses pertumbuhan ukuran dan volume serta jumlah
secara irreversibel, yaitu tidak dapat kembali ke bentuk semula. Sedangkan
perkembangan merupakan suatu proses menuju kedewasaan yang bersifat kualitatif.
Perkembangan merupakan suatu pola perubahan secara progresif organisme baik dalam
struktur maupun fungsi(fisik atapun psikis) yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang
terjadi secara teratur dan berlangsung sejak masa konsepsi sampai akhir hayat,
berdasarkan pertumbuhan, kematangan, pengalaman, dan belajar. Sehingga pengertian
pertumbuhan tercakup dalam pengertian perkembangan, namun tidak sebaliknya.

SARAN
Diharapkan kepada para pembaca memahami materi yang disampaikan penulis ini,
pembaca dapat mengerti dan menambah ilmu serta wawasannya. Dengan dibentuknya
makalah ini kami berharap kita semua dapat lebih menghargai seberapa pentingnya
tumbuhan tumbuhan bagi kehidupan kita. Untuk kritik dan saran bisa berisi kritik atau
saran terhadap penulisan untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan
pembelajaran yang telah di jelaskan sehingga penulis bisa menjadikan hal tersebut
sebagai bahan evaluasi untuk pembelajaran yang lebih baik kedepannya.

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

HAKIKAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

Moch. Mansyur Maulana Idris1


Universitas Negeri Malang1
Pendidikan Bahasa Mandarin1
mmmaulanaidris.1802426@students.um.ac.id1

LATAR BELAKANG
Pertumbunhan merupakan suatu pola proses perubahan secara fisik yang bersifat
kuantitatif pada makhluk hidup. Sehingga pengertian pertumbuhan tercakup dalam
pengertian perkembangan, namun tidak sebaliknya. Dan berikut ialah refrensi tentang
definisi Perkembangan menurut beberapa ahli. Pertumbuhan merupakan perubahan
secara fisiologis sebagai hasil proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung
secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang noemal. (Werner). Pertumbuhan
merupakan suatu penambahan dalam ukuran bentuk, berat atau ukuran dimensif tubuh
serta bagian-bagiannya. (Drs. H. M. Arifin, M. Ed). Pertumbuhan merupakan
bertambahnya ukuran(volume,massa, dan tinggi) pada makhluk hidup yang beresifat
kuantitatif dan irreversible. Pertumbuhan juga merupakan perubahan dalam aspek
jasmaniah dan bersifat kuantitatif dan evolusi.( Gut Windarsih dan Rohana Kusumawati)
Perkembangan merupakan suatu pola perubahan secara progresif organisme baik
dalam struktur maupun fungsi(fisik atapun psikis) yang bersifat kualitatif dan kuantitatif
yang terjadi secara teratur dan berlangsung sejak masa konsepsi sampai akhir hayat,
berdasarkan pertumbuhan, kematangan, pengalaman, dan belajar. Sehingga pengertian
pertumbuhan tercakup dalam pengertian perkembangan, namun tidak sebaliknya. Dan
berikut ialah refrensi tentang definisi Perkembangan menurut beberapa ahli.
Perkembangan merupakan pola perkembangan individu yang berawal pada masa
konsepsi dan berlanjut sepanjang hayat dan bersifat involusi. Santrock ussen (1992).
Perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat
dari proses kematangan dan pengalaman, dan terdiri atas serangkaian perubahan yang
bersifat kualitatif dan kuantitatif.(E. B. Hurlock). Perkembanagn merupakan perubahan-
perubahan dalam bentuk bagian tubuh dan integrasi dan hanya dapat dilihat gejala-
gejalanya. (Drs. H. M. Arifin, M. Ed). Perkembangan merupakan proses menuju keadaan
yang lebih dewasa bersifat kualitatif. (Gut Windarsih, Rohana Kusumawati).
Perkembangan sejalan dengan prinsip orthogenetis, bahwa perkembangan
berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai ke keadaan diman
diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap. (Werner; 1957).
Perkembangan merupakan pengertian dimana stuktur yang terorganisasi dan mempunyai
fungsi-fungsi tertentu, oleh karena itu bilamana terjadi perubahan stuktur baik dalam
organisasi maupun dalam bentuk, akan mengakibatkan perubahan fungsi.(Nagel; 1957).
Perkembangan adalah perubahan-perubahan progresif dalam organisasi organisme, dan
organisme ini dilihat sebagai sistem adaptif sepanjang hidupnya. (Schneirla; 1957).
Perkembangan berhubungan dengan dua hal yaitu: Ortogenetik, yang berhubungan
dengan perkembangan sejak terbentuknya individu yang baru dan seterusnya sampai
dewasa, dan Filogenetik, yakni perkembangan asal-usul manusia sampai sekarang
ini.(Spiker; 1966)
Perkembangan adalah proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu
sebagai fungsi kematangan dan interaksi lingkungan.(Libert, Paulus, dan Strauss Singgih;
1990:31). Perkembangan dapat dilukiskan sebagai suatu proses yang kekal dan tetap

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan
proses pertumbuhan,kemetangan dan belajar. (Monks; 1984)

ASPEK DAN FAKTOR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


Aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan individu adalah:
1. Pertumbuhan Fisik
2. Intelek
3. Emosi
4. Sosial
5. Bahasa
6. Bakat Khusus
7. Sikap, nilai, dan moral
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan adalah:
1. Kecerdasan
2. Temperamen
3. Interaksi Keturunan lingkungan dan perkembangan
4. Anak Sebagai Suatu Totalitas
Konsep anak mengandung 3 pengertian berikut:
1. Anak adalah makhluk hidup (organisme) yang merupakan suatu kesatuan dari
keseluruhan aspek yang terdapat dalam dirinya
2. Dalam kehidupan perkembangan anak, keseluruhan aspek anak tersebut saling
terjalin satu sama lain.
3. Anak berbeda dari orang dewasa bukan sekedar secara fisik, tetapi secara
keseluruhan.
Sebagai suatu totalitas anak dipandang sebagai makhl;uk hidup yang utuh yakni
sebagai suatu kesatuan dari keseluruhan aspek fisik dan psikis yang ada pada dirinya yang
tdk dapat dipisahkan satu sama lain.
Konsep anak sebagai totalitasnatau kesatuan mengandung arti bahwa terdapat
saling keterjalinan atau keterkaitan antara seluruh aspek yang ada pada diri anak.
Keseluruhan aspek yang terdapat dalam diri anak tersebut secara terintegrasi saling
terjalin dan saling memberi dukungan fungsional satu sama lain.
1. Pertumbuhan dan Perkembangan
1. Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan
No Pertumbuhan Perkembangan

1 Bersifat Kuantitatif Bersifat Kualitatif


Tidak Dapat diukur dan
Dapat diukur dan dinyatakan dinyatakan dengan satuan. Namun
2
dengan satuan bias digambarkan dengan Kalimat
atau Penjelasan
No Pertumbuhan Perkembangan
Prosesnya terjadi pada masa awal Prosesnya terjadi dalam setiap
3
kehidupan fase kehidupan
4 Bersifat Irreversible Bersifat Reversible

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

Keberadaannya terlihat secara Keberadaannya tidak terlihat


5
Spesifik secara kasat mata
Tidak memiliki batasan
6 Memiliki batasan
(Unlimited)
Prosesnya pasti berhenti seiring Prosesnya tidak pernah berhenti
7
waktu berjalan seiring waktu berjalan
2. Persamaan Pertumbuhan dan Perkembangan
1. Keberadaannya memberikan perubahan yang baik secara signifikan, maupun
secara tidak signifikan.
2. Keberadannya mampu diukur dan dievaluasi meski menggunakan parameter
yang berbeda.
3. Keberadannya merupakan proses perubahan progresif. Maksudnya berjalan
secara bersamaan. Dan bersifat maju, meningkat dan menjadi lebih baik
4. Keberadaannya menjelaskan hakikat dasar manusia sebagai makhluk yang
mampu menganalisa dan membedakan dalam berbagai hal
3. Contoh Aplikatif Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan Perkembangan
 Perubahan yang terjadi pada balita  Perkembangan otak dan penggunaan
menjadi kanak kanak pasca kelahiran fungsi syaraf pada manusia
dan dibantu dengan pengasuhan  Daya ingat dan belajar serta
 Pertumbuhan Tumbuhan pada Pohon/ tindakannya mulai memasuki ruang
Nabati yang ditanam dan dirawat kosong dalam otak
dengan tepat  Pubertas pada manusia dan
 Pertumbuhan dan pembesaran Tulang Kematangan pada organ reproduksi
pada manusia seiring pertambahan manusia
waktu dan usia  Perubahan fungsi hormon
 Pertambahan Berat badan pada  Kematangan pola berpikir dari manusia
manusia setelah mengonsumsi  Keterampilan Inteligent Quotient,
kebutuhan primer dalam kehidupan Spiritual Quotient , dan Emotional
sehari hari Quotient
 Perubahan susunan organ-organ yang  Kemampuan melatih daya fikir dan
berada dalam tubuh manusia mengasah kecerdasan
 Perubahan Postur tubuh manusia  Pembelajaran yang semakin membaik
setelah mengalami perjalanan dan meningkat dibantu dengan jadwal
kehidupan yang teratur dan seimbang
 Pergerakan dalam menggunakan  Watak, tabiat, dan Budi Pekerti pada
anggota tubuh semakin cepat dan manusia sebelum berada pada angka
teratur usia 30 tahun
 Perubahan Emosional pada manusia
setelah mengenal dunianya yang telah
dilihat
 Watak, tabiat, dan Budi Pekerti pada
manusia setelah memasuki usia 30
tahun ke atas

PENUTUP
1. Kesimpulan

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

Pertumbuhan adalah suatu proses pertumbuhan ukuran dan volume serta


jumlah secara irreversibel, yaitu tidak dapat kembali ke bentuk semula. Sedangkan
perkembangan merupakan suatu proses menuju kedewasaan yang bersifat kualitatif.
Perkembangan merupakan suatu pola perubahan secara progresif organisme baik
dalam struktur maupun fungsi(fisik atapun psikis) yang bersifat kualitatif dan
kuantitatif yang terjadi secara teratur dan berlangsung sejak masa konsepsi sampai
akhir hayat, berdasarkan pertumbuhan, kematangan, pengalaman, dan belajar.
Sehingga pengertian pertumbuhan tercakup dalam pengertian perkembangan, namun
tidak sebaliknya.
2. Saran
Diharapkan kepada para pembaca memahami materi yang disampaikan
penulis ini, pembaca dapat mengerti dan menambah ilmu serta wawasannya. Dengan
dibentuknya makalah ini kami berharap kita semua dapat lebih menghargai seberapa
pentingnya tumbuhan tumbuhan bagi kehidupan kita. Untuk kritik dan saran bisa
berisi kritik atau saran terhadap penulisan untuk menanggapi terhadap kesimpulan
dari bahasan pembelajaran yang telah di jelaskan sehingga penulis bisa menjadikan
hal tersebut sebagai bahan evaluasi untuk pembelajaran yang lebih baik kedepannya.

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

ISU – ISU DALAM PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Moch. Mansyur Maulana Idris1


Universitas Negeri Malang1
Pendidikan Bahasa Mandarin1
mmmaulanaidris.1802426@students.um.ac.id1

NATURE – NURTURE
 Perdebatan seputar apakah perkembangan terutama dipengaruhi oleh faktor bawaan
atau lingkungan?
 Nature (bawaan)  warisan biologis
 Nurture (lingkungan)  pengalaman lingkungannya

CONTINUITY – DISCONTINUITY
Fokus pada sejauh mana pertumbuhan mencakup perubahan secara bertahap dan
kumulatif (kontinuitas) atau berlangsung secara sendiri-sendiri (diskontinuitas).

CRITICAL PERIODS – PLASTICITY


Isu bahwa perkembangan tertentu hanya dapat mengalami perkembangan dalam
periode tertentu, dan jika melewati periode itu maka tidak akan bisa berkembang secara
maksimal (critical periods). Ada pandangan bahwa beberapa hal bisa berkembang setiap
saat (plasticity). Contoh: perkembangan bicara usia 1-5 th

UNIVERSALITY – SPECIFICITY
Universality: umum, Specificity: spesifik. Ada beberapa perkembangan bersifat
umum, namun ada yg memandangnya secara spesifik berdasarkan pada konteks budaya.
Misalnya: perbedaan rentang usia menurut budaya, pertumbuhan rambut secara umum
dan khusus

KUALITATIF – KUANTITATIF
Perkembangan  Perubahan. Beberapa teori memandang sesuatu dikatakan
mengalami transformasi (perubahan) bila dilihat dari segi kualitatif. Ada fokus
pandangannya pada kuantitatif sebagai perubahan yang bersifat maju. Bagaimanapun
juga perkembangan merupakan “petunjuk dalam perubahan” suatu jenis kemajuan

ACTIVITY – PASIVITY
Ada naluri manusia untuk “membantu” “penajaman” kehidupan mereka  individu
memiliki self-organizing, secara aktif berpartisipasi membangun pengetahuan dan
pengalamannya  Activity. Pengalaman atau lingkunganlah yang menjadi penentu
perubahan pengetahuan, perilaku dan perkembangan  Pasivity

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

PRINSIP DAN HUKUM PERKEMBANGAN

Moch. Mansyur Maulana Idris1


Universitas Negeri Malang1
Pendidikan Bahasa Mandarin1
mmmaulanaidris.1802426@students.um.ac.id1

PRINSIP DAN HUKUM PERKEMBANGAN


Hukum masa peka, artinya bahwa setiap fungsi organisme dalam individu,
memiliki saat yang paling tepat untuk dapat dikembangkan secara optimal. Tugas
perkembangan pada suatu tahapan perkembangan harus dapat dipenuhi pada masanya,
sebab pada tahapan berikutnya, individu menghadapi tugas perkembangan yang berbeda
lagi. Jika suatu tugas perkembangan ditunda atau dipercepat, maka tidak akan dapat
berkembang secara optimal, dan itu akan sangat berpengaruh terhadap proses
perkembangan berikutnya.
Perbedaan individu (Individual defferences), maksudnya adalah proses
perkembangan setiap individu memiliki sifat dan karakteristiknya sendiri, berbeda satu
dengan yang lain. Baik menyangkut kecepatan atau kelambatannya, ada individu yang
lebih cepat pada tahapan tertentu, akan tetapi lebih lambat pada tahapan atau aspek yang
lain. Konsekuensinya adalah tidak ada dua individu yang sama, meskipun lahir kembar.
Hukum kesatuan organis, artinya bahwa keseluruhan organisme dalam individu, baik
psikis maupun fisik, keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu
dengan yang lain. Kondisi dan perubahan pada salah satu komponen akan sangat
mempengaruhi dan menentukan secara langsung pada kondisi dan perubahan pada
komponen yang lain.

PRINSIP - PRINSIP DALAM PERKEMBANGAN


Perkembangan mengikuti pola umum dan teratur, maksudnya adalah bahwa proses
perkembangan itu berjalan mengikuti suatu pola yang berlaku umum untuk semua
individu. Proses perkembangan berjalan secara teratur sesuai dengan pola yang ada.
Deferensiasi dan integrasi, maksudnya adalah bahwa proses dan arah perkembangan itu
menuju pada spesifikasi fungsi dari masing-masing organisme. Namun demikian,
masing-masing fungsi organisme tersebut akhirnya diarahkan pada suatu aktivitas yang
satu/tertuju pada satu tujuan. Bertahap dan kontinyu, maksudnya adalah bahwa proses
perkembangan berjalan secara tahap demi tahap, tidak bersifat mendadak. Di samping itu
antara tahap satu dengan tahap berikutnya saling berkaitan. Tahap sebelumnya
memberikan pengaruh terhadap proses perkembangan pada tahapan berikutnya. (Lihat
Teori Piaget, Kohlberg, Eric Erikson)
Hukum mempertahankan diri, pada dasarnya terjadinya proses pertumbuhan dan
perkembangan dalam diri individu itu merupakan dorongan untuk dapat mempertahankan
eksistensi dirinya. Hal ini mengingat bahwa kehidupan individu selalu menghadapi
berbagai tantangan dan persoalan. Dengan mengembangkan diri, individu akan dapat
menghadapi dan menyelesaikan tantangannya dan berarti dapat mempertahankan
eksistensi dirinya.

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

HUKUM – HUKUM PERKEMBANGAN


Hukum mengembangkan diri, dalam diri setiap individu terdapat kecenderungan
untuk mengalami perubahandan perkembangan, terdapat keinginan merasakan dan
megalami hal-hal baru yang belum pernah dialami sebelumnya. Individu megnhadapi diri
dan lingkungannya yang juga selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Dengan
demikian, individu dituntut untuk mengembangkan diri sesuai dengan lingkungan yang
dihadapinya. Hal ini penting agar individu tidak mengalami kesulitan mengadakan
penyesuaian diri.
Psiko-phisis paralelisme, maksudnya adalah bahwa antara aspek fisik dan aspek
psikis memiliki fungsi, posisi, dan peran secara paralel dalam proses perkembangan
individu. Perubahan pada salah satu aspek akan berpengaruh terhadap aspek yang lain.
Antara aspek phisik dan psikis memiliki kaitan reciprocal (timbal balik).
Hukum irama perkembangan, artinya bahwa masing-masing tahapan
perkembangan itu memiliki pola/gaya yang berbeda satu dengan yang lain. Hal ini juga
dapat digunakan untuk melihat secara inter maupun intra individu. Artinya, jika dilihat
antar individu, akan tampat perbedaan pola/gaya antara individu satu dengan individu
lain. Demikian juga jika dilihat dalam diri individu sendiri, maka akan tampak adanya
perbedaan pola/gaya antara tahapan satu dengan yang lain.
Hukum tempo perkembangan, artinya bahwa masing-masing tahapan
perkembangan memiliki faktor kecepatan atau kelambatan sendiri. Hal ini dapat
digunakan untuk merlihat secara inter maupun intra individu. Artinya, jika dilihat secara
inter-individu maka antara individu satu dengan yang lain, akan menunjukkan kecepatan
atau kelambatan yang berbeda-beda. Demikian juga jika dilihat dalam individu sendiri,
maka akan tampak perbedaan kecepatan antara tahapan satu dengan tahapan yang lain.

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

ASPEK PERKEMBANGAN FISIK DAN PSIKOMOTORIK PESERTA DIDIK

Irene Maya Simon, M.Pd1 Adi Satria2 Ahmad Fathur Rizqi3 Fika Dwi Endahyanti4 Lisa
Zahro Ainie5 Moch. Mansyur Maulana Idris6 Rodhiah7
Universitas Negeri Malang
Program Studi Bimbingan dan Konseling1 Pendidikan Bahasa Mandarin2, 6 Pendidikan
Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah3, 4, 5, 7
Irenemayasimon.fip@um.ac.id1 adi.satria.1802426@students.um.ac.id2
ahmadfathur.1802116@students.um.ac.id3 fikadwie@.1802116@students.um.ac.id4
lisa.zahro.1802116@students.um.ac.id5 mmmaulanaidris.1802426@students.um.ac.id6
rodhiah.1802116@students.um.ac.id7

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada dasarnya, perkembangan merujuk kepada perubahan sistematis tentang
fungsi-fungsi fisik dan praktis. Perubahan sistematik tentang fungsi-fungsi fisik dan
pisikis. Perubahan fisik meliputi perkembangan biologis dasar sebagai hasil dari
konsepsi, dan hasil dari interaksi proses biologis dan genetika dengan lingkungan.
Sementara perubahan psikis menyangkut keseluruhan karakteristik psikologis
individu, seperti perkembangan kognitif, emosi, sosial, dan moral.
Perkembangan kemampuan fisik pada anak kecil ditandai dengan mulai
mampu melakukan bermacam macam gerakan dasar yang semakin baik, yaitu
gerakan-gerakan berjalan, berlari, melompat dan meloncat, berjingkrak, melempar,
menangkap, yang berhubungan dengan kekuatan yang lebih besar sebagai akibat
pertumbuhan jaringan otot lebih besar. Selain itu perkembangan juga ditandai dengan
pertumbuhan panjang kaki dan tangan secara proporsional. Perkembagan fisik pada
masa anak juga ditandai dengan koordinasi gerak dan keseimbangan berkembang
dengan baik.
Masa dewasa, yang merupakan masa tenang setelah mengalami berbagai
aspek gejolak perkembangan pada masa remaja. Selain itu, kebutuhan berinteraksi
dengan orang lain telah dirasakan sejak usia enam bulan, disaat itu mereka telah
mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak mulai
mampu membedakan arti senyum dan perilaku lainnya, seperti marah (tidak senang
mendengar suara keras) dan kasih sayang, dengan seiring berkembangnya dalam
segi fisik dan psikomotor. Oleh karena itu, masa dewasa merupakan masa
pematangan kemampuan dan karakteristik yang telah dicapai pada masa remaja.
Interaksi dengan orang lain, tidak hanya dialami anak di lingkungan keluarga.
Proses pembelajaran di sekolah mau atau tidak mau pasti di pengaruhi oleh substansi-
substansi seperti kurikulum pengajar atau guru, lingkungan belajar, dan evaluasi.
Sering kali kita lupa dengan substansi-substansi ini dalam mendesain suatu
pembelajaran.Desain pembelajaran adalah tata cara yang di pakai untuk
melaksanakan proses pembelajaran. Dalam mendesain pembelajaran guru harus
memperhatikan substansi -substansi ini agar siswa mengalami proses belajar dan
pada akhirnya memperoleh hasil belajar yang menyenangkan.
Oleh kerena itu guru harus melihat, memperhatikan, mempertimbangkan, dan
memprioritaskan tetang ciri siswa atau peserta didik, tujuan yang akan di capai,
materi, pendekatan atau metode yang di gunakan, lingkungan belajar, dan evaluasi.

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

Peserta didik adalah organisme yang unik dan berkembang sesuai dengan
tahap perkembangannya (Wina Sanjaya, 2006: 54). Perkembangan anak adalah
perkembangan seluruh aspek kepribadiannya akan tetapi tempo dan irama
perkembangan masing-masing anak tidak sama. Proses pembelajaran dapat di
pengaruhi oleh perkembangan dan pertumbuhan anak yang tidak sama itu, di
samping karakteristik yang melekat pada diri anak, seperti sikap, penampilan,
pemahaman, dan latar belakang.
Sebagai seorang guru, sangat perlu memahami pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik. Perkembangan pesta didik meliputi: perkembangan
fisik, perkembangan pisikomotorik, dan perkembangan intelektual. Perkembangan
fisik dan perkembangan psikomotorik mempunyai kontribusi yang kuat
terhadap perkembangan intelektual/kongnitif siswa.
Rancangan pembelajaran yang konduktif akan mampu meningkatkan
motivasi belajar peserta didik sehingga dapat meningkatkan proses dan hasil
pembelajaran yang diinginkan.
2. Rumusan Masalah
a. Apakah pengertian perkembangan fisik dan psikomotorik?
b. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan fisik dan
psikomotorik?
c. Apa saja bentuk karakteristik perkembangan fisik dan psikomotorik?
d. Problematika apa saja yang terdapat dalam perkembangan fisik dan
psikomotorik?
e. Bagaimana bentuk pengaplikasian perkembangan fisik dan psikomotorik dalam
kehidupan sehari hari?
3. Tujuan
a. Memaparkan pengertian perkembangan fisik dan psikomotorik.
b. Menjelaskan faktor pengaruh perkembangan fisik dan psikomotorik.
c. Memaparkan karakteristik perkembangan fisik dan psikomotorik.
d. Menjelaskan problematika perkembangan fisik dan psikomotorik.
e. Memaparkan implikasi perkembangan fisik dan psikomotorik.

PEMBAHASAN
1. Pengertian Perkembangan Fisik dan Psikomotorik
1. Pengertian Perkembangan
Perkembangan tidaklah terbatas pada pengertian pertumbuhan yang
semakin membesar, melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian
pembahan yang berlangsung secara terus-menerus dan bersifat tetap dari fungsi-
fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahap
kematangan melalui pertumbuhan, pemasakan, dan belajar. Perkembangan
menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kernampuan baru yang bedangsung
dari tahap aktivitas yang sederhana kc lahap yang lebih tinggi. Perkembangan
itu bergerak secara berangsurangsur tetapi pasti, melalui suatu bentuk/tahap ke
bentuk/tahap berikutnya, yang kian hari kian bertambah maju, mulai dari masa
pembuahan dan berakhir dengan kematian. Ini menunjukkan bahwa sejak masa
konsepsi sampai meninggal dunia, individu tidak pernah statis, melainkan
senantiasa mengalami perubahan-perubahan yang bersifat progresif dan
berkesinambungan.

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

Selama masa kanak-kanak sampai menginjak remaja misalnya, ia


mengalami perkembangan dalam struktur fisik dan mental, jasmani dan rohani
sebagai ciri-ciri memasuki jenjang kedewasaan. Demikian seterusnya,
perubahan-perubahan diri individu itu terus berlangsung tanpa henti meskipun
kemudian laju perkembangannya semakin hari semakin pelan, setelah ia
mencapai titik puncaknya. Ini berarti bahwa dalam konsep perkembangan juga
tercakup makna pembusukan (decay) seperti kematian.
2. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik atau pertumbuhan biologis (biological growth)
merupakan salah satu aspek penting dari perkembangan individu. Pertumbuhan
fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala
primer dalam pertumbuhan remaja.
Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan
sangat mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada periode pranatal (dalam
kandungan). Berkaitan dengan perkembangan fisik ini Kuhlen dan Thompson
mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi empat aspek,
yaitu:
1. Sistem syaraf, yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan
emosi.
2. Otot-otot, yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan
motorik.
3. Kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku
baru, seperti pada usia remaja berkembang perasaan senang untuk aktif
dalam suatu kegiatan, yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis.
4. struktur fisik/tubuh, yang meliputi tinggi, berat, dan proporsi.
Menurut Seifert dan Hoffnung (1994), perkembangan fisik meliputi
perubahan-perubahan dalam tubuh (seperti : pertumbuhan otak, sistem saraf,
organ-organ indrawi, pertambahan tinggi dan berat, hormon, dan lain-lain), dan
perubahan-perubahan dalam cara individu dalam menggunakan tubuhnya
(seperti perkembangan keterampilan motorik dan perkembangan seksual), serta
perubahan dalam kemampuan fisik (seperti penurunan fungsi jantung,
penglihatan dan sebagainya).
Menurut Muss yang dikutip oleh Sarlito Wirawan (Sarlito, 1991: 51),
urutan perubahan-perubahan fisik dibagi menjadi dua, yaitu perubahan pada
anak perempuan dan perubahan pada anak laki-laki. Adapun perbandingan
perubahan pada anak perempuan dan laki-laki yang diantaranya ialah:
Perempuan Laki- Laki
1. Pertumbuhan tulang - tulang 1. Pertumbuhan tulang-tulang
(badan menjadi tinggi, anggota- 2. Testis, dan (atau) buah zakar
anggota badan menjadi panjang) membesar
2. Pertumbuhan payudara 3. Tumbuh bulu kemaluan yang
3. Pertumbuhan bulu halus berwarna halus, lurus, dan berwarna gelap
gelap di area alat kelamin, dan 4. Awal perubahan suara
(atau) wilayah kemaluan 5. Ejakulasi
4. Mencapai pertumbuhan 6. Bulu kemaluan menjadi keriting
ketinggian badan yang maksimum 7. Pertumbuhan tinggi badan
setiap tahunnya mencapai tingkat maksimum
5. Bulu kemaluan menjadi keriting setiap tahunnya

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

6. Menstruasi, atau Haid 8. Tumbuh rambut-rambut halus di


7. Tumbuh rambut yang terletak wajah
pada area ketiak 9. Tumbuh bulu ketiak
10. Akhir perubahan suara
11. Rambut-rambut diwajah
bertambah tebal dan
gelapumbuh bulu di dada.
Bagi anak-anak usia sekolah dan remaja, pertumbuhan dan
perkembangan fisik yang optimal adalah sangat penting, sebab
pertumbuhan/perkembangan fisik anak secara langsung atau tidak langsung akan
mempengaruhi perilakunya sehari-hari. Secara langsung, pertumbuhan fisik
akan menentukan keterampilan anak dalam bergerak. Sedangkan secara tidak
langsung, pertumbuhan/perkembangan fisik akan mempengaruhi cara anak
memandang dirinya sendiri dan orang lain.
3. Perkembangan Psikomotorik
Ranah pskomotorik merupakan ranah yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima
pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotorik ini sebenarnya
merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan hasil
belajar efekif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan – kecenderungan
berperilaku).
Ranah psikomotorik adalah berhubungan dengan aktivitas fisik,
misalnya: lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya. Hasil
belajar keterampilan (psikomotorik) dapat diukur melalui
 Pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses
pembelajaran praktik berlangsung.
 Sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada
peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
 Beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan
kerjanya.
Perilaku psikomotorik memerlukan adanya koordinasi fungsional
antara neuronmuscular system (persyarafan dan otot) dan fungsi psikis (kognitif,
afektif, dan konatif). Loree menyatakan bahwa ada dua macam perilaku
psikomotorik utama yang bersifat universal harus di kuasai oleh setiap individu
pada masa bayi atau awal masa kanak-kanaknya ialah berjalan (walking) dan
memegang benda (prehension). Kedua jenis keterampilan psikomotorik ini
merupakan basis bagi perkembangan keterampilan yang lebih kompleks seperti
yang kita kenal dengan sebutan bermain (playing) dan bekerja (working).
Dua prinsip perkembangan utama yang tampak dalam semua bentuk
perilaku psikomotorik ialah
 Bahwa perkembangan itu berlangsung dari yang sederhana kepada yang
kompleks
 Dari yang kasar dan global (gross bodily movements) kepada yang halus dan
spesifik tetapi terkoordinasikan (finely coordinated movements).
4. Berjalan dan Memegang Benda
Keterampilan berjalan diawali dengan gerakan-gerakan psikomotor
dasar (locomotion) yang harus dikuasainya selama tahun pertama dari
kehidupannya. Keterampilan memegang benda, sampai dengan enam bulan

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

pertama dari kelahirannya barulah merupakan gerakan meraih benda-benda yang


ditarik ke dekat badannya dengan seluruh lengannya. Masa enam bulan kedua
dari kelahirannya, jari-jemarinya dapat berangsur digunakan memungut dan
memegang erat-erat benda, seraya memasukkan ke mulutnya. Setelah
keterampilan berjalan bebas dikuasai, keterampilan memegang secara bebas
dapat dicapai.
5. Bermain dan Bekerja
Mulai usia empat sampai lima tahun bermain konstruksi yang fantastik
seperti menyusun alat-alat mainan tertentu, dapat beralih kepada berbagai betuk
gerakan bermain yang ritmis dan dinamis, tetapi belum terikat dengan aturan-
aturan tertentu yang ketat. Pada usia anak sekolah, permainan fantastik
berkembang ke permainan yang realistik yang melibatkan gerakan yang lebih
kompleks disertai aturan tertentu yang ketat. Pada usia remaja, kegiatan motorik
sudah tertuju pada persiapan kerja, keterampilan menulis, mengetik, menjahit,
dan sebagainya.
6. Proses Perkembangan Motorik
Faktor-faktor lingkungan alamiah, sosial, kultural, nutrisi dan gizi
serta kesempatan dan latihan adalah hal-hala yang sangat berpengaruh terhadap
proses dan produk perkembangan fisik dan perilaku psikomotorik.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik dan Psikomotorik

Pertumbuhan fisik peserta didik usia SD/MI berlangsung lebih lambat


dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan pada masa sebelumnya (masa bayi dan
kanak-kanak awal) dan sesudahnya (masa puber dan remaja). Pada masa anak akhir,
pertumbuhan fisik relatif seimbang, meskipun masih tetap ada perbedaan individual
setiap peserta didik. Jadwal waktu pertumbuhan fisik tiap anak tidak sama, ada yang
berlangsung cepat, sedang, atau lambat. Banyak faktor yang mempengaruhi
perkembangan fisik anak, baik secara umum maupun individual. Diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Pengaruh Keluarga

Baik faktor keturunan maupun lingkungan keluarga dapat membuat


anak menjadi lebih gemuk daripada anak lainnya sehingga lebih berat tubuhnya.
Demikian juga ras suku bangsa yang merupakan salah satu keturunan membuat
perkembangan fisik seseorang berbeda. Orang-orang Amerika, Eropa dan
Australia cenderung lebih tinggi daripada orang dan anak Asia. Faktor
lingkungan akan membantu menentukan tercapai tidaknya perwujudan potensi
keturunan yang dibawa anak tersebut. Pada setiap tahap usia termasuk usia
SD/MI, lingkungan lebih banyak pengaruhnya terhadap berat tubuh daripada
tinggi tubuh.
2. Jenis Kelamin

Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dibandingkan


dengan anak perempuan, kecuali pada usia 12 – 15 tahun, yang terjadi
sebaliknya. Kecenderungan ini terjadi karena bangun tulang dan otot pada anak
laki-laki memang berbeda daripada anak perempuan.
3. Gizi dan Kesehatan

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

Anak yang memperoleh gizi cukup biasanya lebih tinggi tubuhnya dan
relatif lebih cepat mencapai masa puber dibandingkan dengan yang memperoleh
gizi kurang. Demikian pula, anak yang sehat dan jarang sakit biasanya memiliki
tubuh sehat dan lebih berat dibandingkan dengan anak yang sering sakit.
Lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat dapat membantu mereka
memberikan gizi yang cukup agar terjadi perkembangan fisik yang baik dan
sehat sehingga pada akhirnya akan berdampak pada perkembangan aspek-aspek
lainnya.
4. Status Sosial-Ekonomi

Fisik anak dari kelompok keluarga sosial ekonomi rendah cenderung


lebih kecil daripada anak dari keluarga dengan status sosial ekonomi yang cukup
atau tinggi. Keadaan status sosial ekonomi mempengaruhi peran keluarga dalam
memberikan makanan, gizi dan pemeliharaan kesehatan, serta kegiatan
pekerjaan yang dilakukan oleh anak-anak tersebut.

5. Gangguan Emosional

Anak yang sering mengalami gangguan emosional akan menyebabkan


terbentuknya steroid adrenalin yang berlebihan. Hal ini menyebabkan
berkurangnya hormon pertumbuhan pada kelenjar pituitary, dan akibatnya anak
mengalami keterlambatan perkembangan/pertumbuhan memasuki masa puber.
Demikian juga bentuk tubuh endomorf (gemuk), mesomorf (sedang) atau
ektomorf (kurus) juga mempengaruhi besar kecilnya tubuh anak, yang pada
gilirannya berpengaruh pula terhadap aktivitas, sosialisasi, emosi, dan konsep
diri/kepribadian anak secara keseluruhan.
3. Karakteristik Perkembangan Fisik dan Psikomotorik
1. Karakteristik Perkembangan Fisik
1. Keadaan Berat dan Tinggi Badan Anak Usia Sekolah
Sampai dengan usia sekitar 6 tahun terlihat bahwa badan anak bagian
atas berkembang lebih lambat daripada bagian bawah. Anggota-anggota
badan relatif masih pendek, kepala dan perut relatif masih besar. Selama masa
akhir anak-anak, tinggi bertumbuh sekita 5 hingga 6 persen dan berat
bertambah sekitar 10 persen setiap tahun. Pada usia 6 tahun tinggi rata-rata
anak adalah 46 inci dengan berat 22,5kg. kemudain pada usia 12 tahun tinggi
anak mencapai 60 inci dan berat 40 hingga 42,5kg (Mussen Conger & Kagan,
1969)
Pada masa ini peningkatan berat badan anak lebih banyak daripada
panjang badannya. Peningkatan berat badan anak selama masa ini terjadi
terutama karena bertambahnya ukuran sistem rangka dan otot, serta ukuran
beberapa organ tubuh. Pada saat yang sama, massa dan kekuatan otot-otot
secara berangsur bertambah. Pertambahan otot ini adalah karena faktor
keturunan dan lahitan.
Menurut Seifert & Hoffung (1994), pertumbuhan fisik selama masa
ini, di samping memberikan kemampuan bagi anak-anak untuk berpartisipasi
dalam berbagai aktivitas baru, tetapi juga dapat menimbulkan permasalahan-
permasalahan dan kesulitan-kesulitan secara fisik dan psikologis bagi
mereka.

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

2. Masa Pubertas (10-14 tahun)


Pada akhir usia sekolah, anak segera memasuki masa yang disebut
dengan "pubertas" (berasal dari bahasa Latin “pubescere”, artinya mendapat
rambut kemaluan), yakni masa awal terjadinya pematangan seksual Dalam
rangkaian proses perkembangan seseorang, masa puber tidak mempunyai
tempat yang jelas. Sulit membedakan antara masa puber dengan masa remaja
karena masa puber adalah bagian dari masa remaja dan pubertas sering
dijadikan sebagai pertanda awal seseorang memasuki masa remaja. Ketika
seorang anak mengalami pubertas, berarti dia anggap sudah memasuki masa
remaja, yakni masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.
Meskipun sering tidak mempunyai tempat yang jelas dalam
rangkaian proses perkembangan manusia, masa pubertas mempunyai arti
khusus dalam kehidupan seseorang. Betapa tidak, pada masa pubertas inilah
terjadi perubahan-perubahan besar dan dramatis dalam perkembangan
seorang anak, baik dalam pertumbuhan/perkembangan fisik, kognitif,
maupun dalam perkembangan psikososial anak
Waktu datangnya masa pubertas tidak dapat diketahui secara pasti.
Ada anak-anak yang memulai masa pubertasnya pada usia yang lebih awal
dan ada pula yang lebih belakangan. Biasanya, anak perempuan mulai
memasuki masa pubertas lebih awal 2 tahun dibandingkan dengan anak laki-
laki. menurut sejumlah ahli perkembangan, pada anak perempuan pubertas
terjadi sekitar usia 10 tahun, sedangkan pada anak laki-laki pubertas terjadi
pada usia sekitar 12 tahun.
3. Perubahan Fisik
Pada masa pubertas terjadi perubahan fisik secara dramatis atau
disebut dengan “growth spurt” (percepatan pertumbuhan), dimana terjadi
perubahan dan percepatan pertumbuhan di seluruh bagian dan dimensi fisik
(Zigler & Stevenson, 1993). Secara umum, perubahan-perubahan fisik dalam
masa pubertas disebabkan oleh matangnya kelenjar pituitari (pituitary gland),
yakni kelenjar endoktrin yang berhubungan dengan otak, tepat di bawah
hipotalamus. Kelenjar ini mengeluarkan beberapa hormon, yaitu hormon
pertumbuhan, hormon gonadotropik (hormon yang merangsang kegiatan di
dalam gonad), dan hormon kortikotropik (hormon yang mengatur fungsi-
fungsi kulit adrenal).
Hormon gonadotropik mempercepat pematangan sel-sel telur dan
sel-sel sperma, sehingga mempengaruhi produksi hormon seks. Sedangkan
hormon kortikotropik mempengaruhi kelenjar suprarenalis (kelenjar anak
ginjal). Hormon-hormon seks, yaitu testoteron pada anak laki-laki dan
estrogen pada anak perempuan, bersama-sama dengan hormon pertumbuhan
dan hormon suprarenalis mempengaruhi pertumbuhan anak sedemikian rupa,
yang pada gilirannya terjadilah apa yang disebut dengan percepatan
pertumbuhan (growth spurt).
Percepatan pertumbuhan yang terjadi selama masa pubertas hanya
berlangsung sekitar 2 tahun, dan segera setelah masa tersebut berakhir maka
anak tersebut mencapai kematangan seksual. Karena anak perempuan
mengalami percepatan pertumbuhan fisik lebih awal 2 tahun dibandingkan
dengan anak laki-laki, maka anak perempuan pada usia sekitar 10 atau 11
tahun lebih tinggi dan lebih kuat dibandingkan anak laki-laki pada usia yang

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

sama. Tinggi rata-rata anak perempuan pada saat ia memulai percepatan


pertumbuhan adalah sekitar 54 atau 55 inci, sedangkan tinggi rata-rata anak
laki-laki adalah sekitar 59 atau 60 inci. (Seifert & Hoffnung, 1994).
Di samping tinggi badan, selama masa pubertas lcrjadi juga
pcrlumhahun berat badan, yakni sekitar 13 kg bagi anak laki-Iaki dan 10 kg
bagi anak-anak perempuan (Malina, 1990). Pada anak laki-laki, selain
pertumbuhan kerangka, pertambahan berat badannya terutama disebabkan
oleh semakin bertambahnya susunan urat daging dan otot-otot. Hal itulah
yang menyebabkan anak laki-laki mempunyai bentuk tubuh khas laki-laki,
terutama karena bertambah lebarnya bahu. Sedangkan pada anak perempuan,
penambahan berat badannya lebih disebabkan bertambahnya jaringan lemak,
terutama pada paha, pantat, lengan atas, dan dada. Dengan pertambahan
jaringan lemak pada bagian-bagian tertentu dalam tubuh tersebut
menyebabkan badan anak perempuan mempunyai bentuk yang khas wanita,
seperti berpinggul besar, berpayudara.
4. Proporsi Tubuh
Seiring dengan pertambahan tinggi dan berat badan, percepatan
pertumbuhan selama masa pubertas juga terjadi pada proporsi tubuh. Bagian-
bagian tubuh tertentu yang sebelumnya terlalu kecil, pada masa pubertas
menjadi terlalu besar. Hal ini terlihat jelas pada pertumbuhan tangan dan kaki,
yang sering terjadi tidak proposional. Perubahan proporsi tubuh yang tidak
seimbang ini menyebabkan anak merasa kaku dan canggung, serta khawatir
bahwa badannya tidak akan pernah serasi dengan tangan dan kakinya.
Perubahan-perubahan dalam proporsi tubuh selama masa pubertas
juga terlihat pada perubahan ciri-ciri wajah, dimana wajah anak-anak mulai
menghilang, seperti dahi yang semulanya sempit menjadi lebih luas, mulut
melebar, dan bibir lebih penuh. Di samping itu, dalam perubahan struktur
kerangka, terjadi percepatan pertumbuhan otot, sehingga mengakibatkan
terjadinya pengurangan jumlah lemak dalam tubuh. Perkembangan otot dari
kedua jenis kelamin terjadi dengan cepat ketika tinggi meningkat. Akan
tetapi, perkembangan otot anak laki-laki lebih cepat, dan mereka memiliki
lebih banyak jaringan otot, sehingga anak laki-laki lebih kuat daripada anak
perempuan.
2. Karakteristik Perkembangan Psikomotorik Peserta Didik
1. Karakteristik Perkembangan Psikomotorik pada Masa Kanak-Kanak
 Usia 3 tahun: Tidak dapat berhenti dan berputar secara tiba-tiba atau
secara cepat, dapat melompat 15-24 inchi, dapat menaiki tangga tanpa
bantuan, dengan berganti kaki, dapat berjingkrak.
 Usia 4 tahun: Lebih efektif mengontrol gerakan berhenti, memulai, dan
berputar, dapat melompat 24-33 inchi, dapat menuruni tangga, dengan
berganti kaki, dengan bantuan, dapat melakukan jingkarak 4 sampai 6
langkah dengan satu kaki.
 Usia 5 tahun: Dapat melakukan gerakan start, berputar, atau berhenti
secara efektif, dapat melompat 28-36 inchi, dapat menuruni tangga tanpa
bantuan, berganti kaki, dapat melakukan jingkrak dengan sangat mudah.
2. Karakteristik Perkembangan Psikomotorik Pada Masa Anak
Pada masa anak perkembangan keterampilan dapat diklasifikasikan
menjadi empat kategori

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

 Keterampilan menolong diri sendiri; Anak dapat makan, mandi,


berpakain sendiri dan lebih lebih mandiri
 Keterampilan menolong orang lain; Keterampilan berkaitan dengan
orang lain, seperti membersihkan tempat tidur, membersihkan debu dan
menyapu
 Keterampilan sekolah; mengembangkan berbagai keterampilan yang
diperlukan untuk menulis, menggambar, melukis, menari, bernyayi, dan
lain sebagainya.
 Keterampilan bermain; anak belajar keterampilan seperti melemper dan
menangkap bola, naik sepeda, dan berenang.
3. Karakteristik Perkembangan Psikomotorik Pada Remaja
Keterampilan psikomotorik berkembang sejalan dengan
pertumbuhan ukuran tubuh, kemampuan fisik, dan perubahan fisiologi. Pada
masa ini, laki-laki mengalami perkembangan psikomotorik yang lebih pesat
dibanding perempuan. Kemampuan psikomotorik laki laki cenderung terus
meningkat dalm hal kekuatan, kelincahan, dan daya tahan. Secara umum,
perkembangan psikomotorik pada perempuan terhenti setelah mengalami
menstruasi. Oleh karna itu, kemampuan psikomotorik laki-laki lebih tinggi
dari pada perempuan.
4. Karakteristik Perkembangan Psikomotorik Pada Masa Dewasa
Pada usia dewasa keterampilan dalam hal tertentu masih dapat
ditingkatkan. Puncak dari perkembangan psikomotorik terjadi pada masa ini.
Latihan merupakan hal penentu dalam perkembangan psikomotorik. Melalui
latihan yang teratur dan terprogram, keterampilan yang maksimal akan dapat
ditingkatkan dan dipertahankan. Karakteristik perkembagan psikomotorik
ditandai dengan peningkatan keterampilan dalam bidang tertentu. Semua
sistem gerak dan koordinasi dapat berjalan dengan baik.

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

4. Problematika Perkembangan Fisik dan Psikomotorik


Permasalahan fisik pada anak berkaitan dengan sistem koordinasi dan
pancaindra anak. Anak yang mengalami gangguan pada pancaindra, sistem
koordinasi gerak, atau mengalami hambatan dalam perkembangan fisik motorik
dapat dikatakan mengalami masalah secara fisik. Beberapa permasalahan fisik pada
anak antara lain:
1. Masalah Motorik
Masalah motorik terbagi menjadi dua bagian yakni motorik kasar dan
motorik halus. Motorik kasar merupakan keterampilan menggerakkan tubuh
secara harmonis seperti contohnya berlari, dan mempengaruhi perkembangan
motorik halus. Motorik halus sendiri dapat diartikan sebagai keterampilan dalam
mengkoordinasikan otot-otot halus seperti menggunting, mewarnai, meronce,
menggambar, dan lain sebagainya.
Permasalahan yang sering muncul pada anak adalah belum
sempurnanya koordinasi sistem gerak sehingga anak belum mampu mengontrol
motorik kasarnya. Kemampuan anak menguasai keterampilan motorik kasar dan
halus dibutuhkan anak untuk persiapan menulis, menggunting, menari,
mewarnai dan sebagainya.
2. Masalah Penglihatan
Indra penglihatan berpengaruh besar terhadap perkembangan anak,
apabila indra penglihatan mengalami gangguan maka perkembangan anak akan
terhambat. Melalui indra penglihatan anak dapat membedakan warna dan bentuk
yang akan menunjang perkembangan kognitifnya. Permasalahan yang
ditimbulkan dari gangguan penglihatan juga menyebabkan gangguan ingatan.
Gangguan ingatan tersebut antara lain:
 Tidak mampu menyebutkan benda tanpa ada bendanya
 Tidak mampu menguraikan benda-benda yang dilihat dari beberapa aspek,
misalnya bentuk, warna, fungsi dan sebagainya.
 Tidak mampu mencari bagian yang hilang dari suatu bentuk atau gambar.
 Tidak mampu mengurutkan kembali satu seri gambar yang diacak.
3. Masalah Pendengaran
Gangguan pendengaran pada anak bukan berarti anak mengalami tuli,
akan tetapi anak mengalami kesulitan dalam membedakan suatu bunyi atau
suara. Sebagian besar orangtua menganggap masalah pendengaran adalah
masalah yang sepele, sehingga masalah yang awalnya kecil justru menjadi
gangguan yang sulit disembuhkan.
4. Masalah Berbahasa
Masalah berbahasa dan berbicara pada anak diawali dari
ketidakmampuan mendengar dan memahami bahasa lisan yang diucapkan
orang-orang disekelilingnya. Selain itu budaya yang masih menjamur
dikalangan orangtua adalah seringnya orang tua tidak memberi kesempatan
kepada anak untuk mengutarakan isi hatinya, sehingga secara tidak langsung hal
tersebut menghambat perkembangan bahasa anak. Masalah lain yang terkait
dengan gangguan berbahasa adalah berbicara tidak jelas dan gagap.

5. Permasalahan Psikososial

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

Permasalahan psikis berkaitan dengan psikologis anak, sedangkan


permasalahan sosial berkaitan dengan kemampuan anak dalam membangun
interaksi dengan lingkungannya, terutama teman sebayanya. Ada berbagai
permasalahan psiko-sosial yangsering dialami oleh anak usia dini yakni:
1. Masalah Sosial-Emosi
Secara umum masalah sosial-emosi pada anak ditunjukkan dengan
tanda-tanda sebagai berikut :
 Sukar berhubungan dengan orang lain
 Mudah menangis
 Suka membantah
 Sulit bergaul dengan teman sebayanya
 Mau menang sendiri (Egois)
 Belum bisa mengikuti secar penuh aturan-aturan yang ada
2. Agresivitas
Agresivitas adalah istilah umum yang dikaitkan dengan adanya
perasaan marah atau permusuhan, tindakan melukai orang lain, baik dengan
tindakan kekerasan secara fisik, verbal, maupun dengan menunjukkan
ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang mengancam atau merendahkan (Rita
Eka Izzaty:2005).
3. Kecemasan
Kecemasan merupakan keadaan emosi yang tidak menyenangkan
yang meliputi interpretasi subyektif dan rangsangan fisiologis (Ollendick
dalam Rita Eka Izzaty : 2005), misalnya jantung berdetak lebih cepat,
keringat dingin, bernafas lebih cepat dan yang lain sebagainya.
4. Ketakutan
Ketakutan merupakan suatu keadaan alamiah karena merasa tidak
aman terhadap suatu situasi tertentu. Bentuk-bentuk ekspresi rasa takut
bermacam-macam, misalnya jeritan, tangisan, bersembunyi atau tidak mau
lepas dari orangtuanya.
5. Pemalu
Pemalu merupakan suatu keadaan dalam diri seorang anak dimana
anak sangat peduli terhadap penilaian orang lain terhadap dirinya dan
merasa cemas terhadap penilaian sosial tersebut, sehingga anak lebih
cenderung menarik diri
6. Temper Tantrum
Temper tantrum merupakan luapan emosi yang meledak-ledak dan
tidak terkontrol. Kejadian ini seringkali muncul pada anak usia 15 bulan
sampai 6 tahun. Salah satu penyebabnya adalah anak tidak mampu
mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata ataupun ekspresi yang
diinginkannya, sehingga anak mengalami frustasi atas keadaannya. (Hasan,
Maimunah : 2009).

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

5. Pengaplikasian Perkembangan Fisik dan Psikomotorik


Pemahaman terhadap pekembangan fisik dan psikomotorik berkaitan erat
dengan perencanaan pendidikan. Pemahaman terhadap perkembangan ini dapat
membantu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih efektif dan
efisien.
1. Implikasi Pendidikan pada Anak
Anak memiliki rasa ingin tahu yang besar. Mereka merasa tertantang
untuk melakukan hal baru. Anak-anak belajar berbuat terhadap lingkungannya
sebelum ia mampu berpikir mengenai apa yang sedang ia perbuat. Masa bermain
anak merupakan masa mereka berlatih dan mempelajari segala hal. Metode
pendidikan yang cocok adalah belajar sambil bermain dengan menggunakan
permainan yang menantang dan menarik bagi anak-anak serta mampu memicu
munculnya kreatifitas anak. Orientasi pendidikan lebih ditekankan pada aspek
sikap dengan materi yang digunakan banyak berkaitan dengan fakta yakni
berkaitan dengan penggalian kasus atau peristiwa serta pengalaman empirik
peserta didik sebagai realitas kehidupan.
2. Implikasi Pendidikan pada Remaja
Lingkungan sekolah mempunyai pengaruh besar terhadap
perkembangan jiwa remaja. Sekolah selain mengemban fungsi pengajaran juga
fungsi pendidikan. Dalam kaitan pendidikan sekolah dalam istilahnya ‘rumah
kedua’ bagi siswa, merupakan tempat rujukan dan perlindungan jika remaja
mengalami masalah. Upaya-upaya yang dapat dilakukan pengajar dalam hal
memahami siswa sebagai sosok remaja, yaitu:
Membantu siswa dalam menemukan jati diri dan menghadapi kegagalan
yang dihadapinya.
Emosi yang memuncak adalah karakteristik dari remaja. Guru dapat
membimbing remaja untuk pengendalian emosi negatif.
Mengajari cara memahami orang lain dan toleransi merupakan cara guru
dalam mendidik remaja.
Dengan mempelajari berbagai karakteristik remaja akan sangat
membantu siswa yang masih dalam masa remaja, untuk keberhasilan proses
pengajaran. Karena setiap remaja berbeda,maka guru mau tidak mau harus bisa
menjadi teman dan orang tua bagi remaja itu sendiri. Diperlukan sikap polos,
objektif terhadap siswa,adil dan menunjukkan perhatian serta rasa simpatik
dalam menghadapi remaja.
3. Implikasi Pendidikan pada Orang Dewasa
Orang dewasa mampu menilai diri dan situasi secara realistis, mampu
menerima dan melaksanakan tanggung jawab, memiliki kemandirian
(autonomi), dapat mengontrol emosi, penerimaan sosial dan memiliki
pandangan hidup. Masa awal dewasa individu termotivasi untuk berhasil melalui
perkembangan social dan membentuk relasi. Ketidakmampuan melakukan
hubungan sosial menjadikan individu merasa terisolasi dan frustasi. Kita sudah
dianggap dewasa dan kita dituntut untuk bertanggung jawab penuh atas segala
keberhasilan dan kegagalan kita. Orientasi pendidikan lebih ditekankan pada
aspek pengetahuan dengan fokus pada materi generalisasi, yaitu kerangka
pengambilan kesimpulan dan formulasi ketentuan serta bagaimana solusi
pemikiran dan tindakan yang dilakukan.

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

Peserta didik dituntut untuk berpikir kritis agar mampu mengambil


kesimpulan rasional. Pada periode pertengahan dewasa muncul keinginan
membantu generasi muda mengembangkan dan mengarahkan kehidupan yang
berguna melalui generativitas/bangkit. Memberikan asuhan dan bimbingan pada
anak-anak dengan mengajarkan pengetahuan, keahlian dan keterampilan.

PENUTUP
1. Kesimpulan
Perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kernampuan baru
yang bedangsung dari tahap aktivitas yang sederhana kc lahap yang lebih tinggi.
Perkembangan itu bergerak secara berangsurangsur tetapi pasti, melalui suatu
bentuk/tahap ke bentuk/tahap berikutnya, yang kian hari kian bertambah maju, mulai
dari masa pembuahan dan berakhir dengan kematian. Ini menunjukkan bahwa sejak
masa konsepsi sampai meninggal dunia, individu tidak pernah statis, melainkan
senantiasa mengalami perubahan-perubahan yang bersifat progresif dan
berkesinambungan.
Perilaku psikomotorik memerlukan koordinasi fungsional antara
neuronmuscular system (persyarafan dan otot) dan fungsi psikis (kognitif, afektif,
dan konatif). Loree menyatakan bahwa ada dua macam perilaku psikomotorik utama
yang bersifat universal harus di kuasai oleh setiap individu pada masa bayi atau awal
masa kanak-kanaknya ialah berjalan (walking) dan memegang benda (prehension).
Kedua jenis keterampilan psikomotorik ini merupakan basis bagi perkembangan
keterampilan yang lebih kompleks seperti yang dikenal dengan sebutan bermain
(playing) dan bekerja (working).
2. Saran
Menyadari bahwa kami masih jauh dari kata sempurna, kedepannya akan
lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang Aspek Perkembangan Fisik dan
Psikomotorik Peserta Didik dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang
tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik maupun sanggahan terhadap penulisan juga bisa
untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan Makalah yang telah di
jelaskan.

DAFTAR PUSTAKA
Desmita. 2014. Psikologi Perkembangan Peserta Didik Panduan bagi Orang Tua dan
Guru dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP, dan SMA. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Gunarsa, S.D. 1996. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: PT BPK
Gunung Mulia.
Gunarsah, Singgih D., dan Yulia Singgih D. Gunarsah. (Editor). 1995. Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Hasan, Maimunah. 2009. Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Diva Press.
Hurlock, Elizabeth B., 1994. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Mansur, Herawati. 2012. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta: Penerbit
Salemba Medika.

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

Masganti. 2012. Perkembangan Peserta Didik (pdf).


(https://core.ac.uk/download/pdf/53036876/) diakses tanggal 7 September 2019.
Nurjanna, N. Karakteristik Psikomotorik Peserta Didik. Online,
(https://www.slideshare.net/nhoe_nurjanna/karakteristik-psikomotorik-peserta-
didik/) diakses pada 9 September 2019.
Sanjaya, Wina. (2006). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Seifert K.L. dan Hoffnung R.J. Child and Adolescent Development. Boston: Houghton
Mifflin Company. 1994.
Tjahyono, Adjie. 2016. Psikologis dan Faktor Penghambat Perkembangan Manusia.
Malang: Universitas Brawijaya.

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

CONTOH APLIKATIF TUGAS PERKEMBANGAN PADA FASE BAYI (0-6


TAHUN)

Irene Maya Simon, M.Pd1 Adi Satria2 Ahmad Fathur Rizqi3 Fika Dwi Endahyanti4 Lisa
Zahro Ainie5 Moch. Mansyur Maulana Idris6 Rodhiah7
Universitas Negeri Malang
Program Studi Bimbingan dan Konseling1 Pendidikan Bahasa Mandarin2, 6 Pendidikan
Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah3, 4, 5, 7
Irenemayasimon.fip@um.ac.id1 adi.satria.1802426@students.um.ac.id2
ahmadfathur.1802116@students.um.ac.id3 fikadwie@.1802116@students.um.ac.id4
lisa.zahro.1802116@students.um.ac.id5 mmmaulanaidris.1802426@students.um.ac.id6
rodhiah.1802116@students.um.ac.id7

PERKEMBANGAN REFLEKS
Pada masa bayi terlihat gerakan-gerakan spontan, yang disebut “refleks”. Refleks
adalah gerakan-gerakan bayi yang bersifat otomatis dan tidak terkoordinasi sebagai reaksi
terhadap rangsangan tertentu serta memberi bayi respon penyesuaian diri terhadap
lingkungannya. Sepanjang bulan pertama kehidupannya, kebanyakan refleks menghilang
dan menyatu dengan gerakan yang relatif disengaja dan penuh arti. Pada saat anak
menguasai kemampuan tersebut, maka ia disebut sudah memiliki skill atau keterampilan.
Refleks dan skill disebut juga kemampuan motorik (motoric abilities). Seifert Huffnung
(1994) menyebutkan ada gerak refleks yang dimiliki oleh anak baru lahir yaitu sebagai
berikut.
1. Refleks Mengisap dan Mencari
Refleks mencari terlihat ketika pipi bayi disentuh dan diusap dengan lembut,
maka ia langsung merespons dengan memalingkan kepalanya ke arah pipi yang
disentuh. Refleks mencari inilah yang membantu bayi menemukan payudara ibunya
sebagai sumber makanan. Di samping refleks mencari, bayi baru lahirjuga
memperlihatkan refleks mengisap. Bayi baru lahir secara otomatis akan mengisap
benda yang ditempatkan di mulutnya. Jika kemudian bayi menemukan puting susu
ibu, maka ia akan langsung mengisap secara kuat dan berirama tanpa belajar terlebih
dahulu. Refleks mencari dan mengisap akan menghilang setelah bayi berusia kira-
kira 3 hingga 4 bulan. Kemudian pada usia 1 tahun refleks mengisap menyatu dan
diperluas dengan aktivitas makan yang disengaja.
2. Refleks Moro (Mororeflex).
Refleks moro adalah suatu respons tiba-tiba dari bayi yang baru lahir sebagai
akibat adanya suara atau gerakan yang mengejutkannya. Refleks moro ini juga
merupakan suatu upaya mempertahankan hidup. Oleh karena itu, refleks tersebut
merupakan hal yang normal bagi semua bayi yang baru lahir. Respons ini akan
menghilang ketika bayi mendekati usia 6 bulan.
3. Refleks Menggenggam (Grasping reflex).
Refleks menggenggam terjadi ketika sesuatu menyentuh telapak tangan bayi,
dan bayi akan merespons dengan cara menggenggam dengan kuat. Refleks
menggenggam merupakan langkah awal bayi untuk lebih memudahkan melakukan
aktivitas menggenggam selanjutnya yang lebih disengaja. Refleks menggenggam ini
akan berkurang pada bulan ketiga.
4. Kemampuan Merangkak

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

Kemampuan merangkak diartikan sebagai keterampilan bergerak maju


dengan tangan dan kaki, sambil mengangkat badan dari dasar tempat menelungkup.
Dengan tercapainya kemampuan merangkak, sibayi mulaibereksplorasi menjelajahi
tempat bermain dan rumahnya, sambil memperkukuh otot-ototnya.
5. Kemampuan Duduk
Kemampuan duduk itu bertujuan untuk mendapatkan kebebasan bergerak
bagi kepala, tubuh, dan kedua belah tangan. Dengan fasilitas kebebasan ini, bayi bisa
memperhatikan gerakan-gerakan tangan dan jari-jari sambil memanipulasikan
kepalanya.
6. Kemampuan Berdiri dan Bejalan
Tegak berdiri dan berjalan pada dua kaki itu merupakan keterampilan khas
manusiawi.
7. Pola Tidur dan Bangun
Bayi yang baru lahir menghabiskan lebih banyak waktunya untuk tidur. Rata-
rata bayi baru lahir tidur selama 16-17 jam sehari, walaupun ada beberapa bayi yang
rata-rata tidurnya lebih sedikit, yaitu sekitar 10 jam hingga 11 jam per hari, dan ada
pula yang lebih lama, yaitu sampai 21 jam per hari. Biasanya jumlah tidur bayi akan
berkurang secara teratur setiap bulan. Pada usia kira-kira 1 bulan umumnya bayi
mulai tidur lebih lama pada malam hari. Pada usia 6 bulan, kebutuhan tidur bayi
rata-rata 13-14 jam per hari, dan pada usia 24 bulan 11 hingga 12 jam per hari.
8. Pola Makan dan Minum
Perkembangan fisik bayi bergantung pada makanan yang baik selama 2 tahun
pertama. Bayi membutuhkan makanan yang mengandung sejumlah protein, kalori,
vitamin, dan mineral. Bagi bayi usia 6 bulan pertama, ASI merupakan sumber
makanan dan energi yang utama, karena ASI adalah susu yang bersih dan dapat
dicerna serta mengandung zat antibodi bagi bayi. Setelah usia 6 bulan, secara
berangsur-angsur bayi dapat diperkenalkan dengan makanan padat seperti bubur
susu, buah saring, dan nasi tim saring.
9. Pola Buang Air
Buang air yang terkendali atau terlatih merupakan suatu bentuk keterampilan
fisik dan motorik yang harus dicapai oleh bayi. Kemampuan untuk mengendalikan
buang air ini sangat bergantung pada kematangan otot dan motivasi yang dimiliki.
Ketika baru lahir bayi belum mampu mengendalikan buang airnya, sehingga buang
air dilakukan setiap saat. Pada usia 4 bulan, interval buang airnya sudah dapat
diramalkan. Pengendalian buang air besar rata-rata dimulai pada usia 6 bulan, dan
kebiasaan pengendalian buang air besar baru terbentuk pada akhir masa bayi.
Sedangkan pengendalian buang air kecil dimulai pada usia 15 hingga 16 bulan,
namun sampai akhir masa bayi pengendalian buang air kecil ini belum sempurna
(Hurlock, 1980).
10. Perkembangan Inteligensi
Sejak tahun pertama dari usia anak, fungsi inteligensi sudah mulai tampak
pada tingkah lakunya, umpamanya dalam tingkah laku motorik dan berbicara. Anak
yang cerdas menunjukkan gerakan-gerakan yang lancar, serasi dan terkoordinasi.
Sedangkan anak-anak yang kurang cerdas, gerakan-gerakannya kaku dan kurang
terkoordinasi.

Dilihat dari perkembangankognitif, menurut Piaget pada usia ini bayi berada
pada periode sensorimotorik. Bayi mengenal objek-objek yang berada di

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

lingkungannya melalui sistem pengindraan (penglihatan dan pendengaran) dan


gerakan motoriknya.
11. Perkembangan Emosi
Emosi adalah perasaan atau afeksi yang melibatkan kombinasi antara gejolak
fisiologis dan perilaku yang tampak. Untuk dapat memahami secara pasti mengenai
kondisi emosi bayi bukanlah hal mudah, sebab informasi mengenai aspek emosi
yang subjektif hanya dapat diperoleh dengan cara introspeksi, sedangkan bayi
masih sangat muda tidak dapat menggunakan cara tersebut denganbaik. Beberapa
tahapan perkembangan emosi pada bayi secara umum adalah sebagai berikut:
1. Usia 2 bulan pertama: Kepekaan bayi meningkat dan telah mampu menemukan
cara untuk menentramkan dirinya sendiri. Pada usia ini tipikal emosinya ialah
heran, senang, kejijikan dan kesukaran (disgust and distress). Bayi pada usia ini
juga menunjukkan minatnya yang meningkat terhadap berbagai orang dan
benda-benda di sekitarnya.
2. Usia 2-4 bulan: Bayi sudah mampu tersenyum dan menunjukkan
kesenangannya terhadap orang tua, terutama ibunya. Jika ia tidak menyukai
suatu objek, ia akan memalingkan muka dari objek tersebut dan menarik diri.
Kesenangan dan kemarahan adalah tipikal emosi yang paling sering muncul ke
permukaan pada usia ini.
3. Usia 3-10 bulan: Anak-anak yang normal akan memainkan permainan yang
sederhana, seperti “memberi dan menerima” (give and take), misalnya saling
melempar bola dengan ibunya serta menunjukkan bahwa ia sangat menyenangi
permainan ini. Pada tahap ini, banyak anak mulai menampakkan kesedihan dan
ketakutan dalam penampilan emosional mereka. Pada usia ini, semua emosi
dasar (basic emotions) akan muncul kepermukaan, seperti: marah, senang, jijik,
sedih, terkejut, takut atau cemas.
4. Usia tahun kedua: Pada usia ini selain menangis ketika dia lapar, anak yang
normal sering kali menuntun tangan ibunya ke tempat penyimpanan makanan
(misalnya, lemari makan atau kulkas).Anak juga akan mulai menampakkan
tingkah laku dan emosi yang semakin canggih. Perasaan ingin disayangi mulai
muncul bersamaan dengan perasaan malu dan harga diri. Pada usia ini anak-anak
sering kali menunjukkan sifat-sifat “negativisme”. Mereka sering kali melarikan
diri ketika seseorang memanggilnya, terutama jika orang yang memanggil
tersebut mengejarnya. Mereka juga sering melemparkan benda apa saja,
membangkang, senang melawan orang tua, memukul, meremas atau bahkan
menggigit teman-temannya.
12. Perkembangan Bahasa
Kemampuan dan kesiapan belajar bahasa pada manusia segera mengalami
perkembangan setelah kelahirannya. Menurut Havighurst (1984), kemampuan
menguasai bahasa, dalam arti belajar membuat suara-suara yang berarti dan
berhubungan dengan orang lain melalui penggunaan suara-suara itu, merupakan
salah satu tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa bayi.

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

13. Perrkembangan Moral


Seorang anak yang baru dilahirkan belum memiliki konsep tentang apa itu
baik atau apa itu buruk. Pada masa ini tingkah laku bayi hampir semuanya didominasi
oleh dorongan naluriah belaka. Oleh karena itu, tingkah laku anak belum bisa dinilai
sebagai tingkah laku bermoral atau tidak bermoral. Pada masa ini anak cenderung
suka mengulangi perbuatan yg menyenangkan, dan tidak mengulangi perbuatan yang
menyakitkan (tidak menyenangkan).Dengan melihat kecenderungan perilaku anak
tersebut, maka untuk menanamkan konsep-konsep moral pada anak, sebaiknya
dilakukan hal-hal sebagai berikut.
 Berilah pujian, ganjaran atau sesuatu yang menyenangkan anak (seperti
mencium,dipeluk, dan diberi kata-kata pujian), apabila dia melakukan
perbuatan yang baik. Ganjaran ini akan menjadi faktor penguat (reinforcement)
bagi anak untuk mengulangi perbuatan yang baik itu.
 Berilah hukuman atau sesuatu yang mendatangkan perasaan tidak senang,
apabila dia melakukan perbuatan yang tidak baik. Hukuman tersebut akan
menjadi pelajaran (punishment) bagi anak, untuk tidak mengulangi perbuatan
yang tidak baik itu.

DAFTAR PUSTAKA
Mansur, Herawati. 2012. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika.

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

TEORI PERKEMBANGAN

Moch. Mansyur Maulana Idris1


Universitas Negeri Malang1
Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin1
mmmaulanaidris.1802426@students.um.ac.id1

TEORI PERKEMBANGAN FREUD


Teori perkembangan Freud berfokus pada masalah alam bawah sadar, sebagai salah
satu aspek kepribadian seseorang. Penelitian terhadap pasien: peristiwa pada masa kanak
- kanak sangat mempengaruhi kehidupan pasien di masa – masa selanjutnya.
Impresi: pentingnya periode awal kehidupan manusia - informasi tertanam dalam
alam bawah sadar. informasi dalam alam bawah sadar sangat penting karena dari situ
muncul berbagai gangguan emosi. Kepribadian: 3 struktur (ID, EGO, SUPEREGO) &
tuntutan stuktur kepribadian yang saling bertentangan menyebabkan kecemasan.

Yakin: masalah berkembang karena pengalaman masa anak – anak sebelumnya.


Indvidu melampaui 5 tahap psikoseksual: Oral, Anal, Phalic, Latency, dan Genital
1. Oral (Lahir – 18 bulan): aktivitas melibatkan mulut (mengunyah, menggigit,
menghisap)  sumber kenikmatan. Jika terhalang  konsekuensi dimasa yang akan
datang: mengunyah permen karet, merokok, makan, menggigit jari, menggigit benda.
2. Anal (18 bulan – 3 tahun): pemuasan kenikmatan sensual berasal dari retensi dan
pengeluaran feses. Konflik: toilet dan nampak pada saat konstipasi, kelambatan dan
kesakitan.
3. Phalic (3 – 5 tahun): fokus utama libido adalah alat kelamin, anak memahami
perbedaan antara pria dan wanita, terjadi oedipus kompleks.
4. Latency (6 – 12 tahun): masa sekolah, periode tenang, kegiatan seksual tidur karena
fokus dengan aktivitas belajar dan perolehan keterampilan.
5. Genital (12 – 21 tahun): minat seksual yang tinggi terhadap lawan jenis, tidak egois
pada kebutuhan individu.

TEORI PERKEMBANGA PSIKOSOSIAL


Teori perkembangan berfokus tahap – tahap kehidupan seseorang dari lahir
sampai mati dibentuk oleh pengaruh – pengaruh sosial yang berinteraksi dengan suatu
organisme yang menjadi matang secara fisik dan psikologis. Teori perkembangan
Psikososial dalam pandangn Erikson ialah kepribadian terbentuk ketika seseorang

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

melewati tahap psikososial sepanjang hidupnya. Adapun 8 tahap perkembangan


Psikososial yang diantaranya ialah:
1. Trust VS Mistrust (0-1 th) (Kepercayaan VS Kecurigaan): Bayi bergantung pada
orang lain, keberhasilan: rasa percaya pada lingkungannya. Kegagalan: selalu curiga
pada orang lain
2. Autonomy VS Shame and Doubt (1-3 th) (Otonomi Vs Malu & Ragu): Anak aktif,
pembatasan ruang gerak & kemandirian anak. Pembatasan: mudah menyerah & tidak
mandiri (bergantung pada orang lain). Keseimbangan antara pembatasan dan kontrol:
kontrol diri & harga diri yg baik
3. Initiative VS Guilt (4-5 th Preschool Age) (Inisiatif VS Kesalahan): Anak mulai
interaksi dengan lingkungan dan rasa ingin tahu tinggi, inisiatif yang tinggi. Pola
asuh salah: merasa bersalah & berdiam diri.
4. Industry VS Inferiority (6-12 th School Age) (Kerajinan VS Inferioritas): Anak
keluar dari lingkungan rumah ke lingkungan sekolah sehingga semua aspek harus
berperan agar anak dapat sukses. Kegagalan: anak merasa tidak mampu & rendah
diri.
5. Identity VS Identity Confusion (12-18 th remaja) (Identitas VS Kekacauan
Identitas): Masa pubertas dan remaja, masa mencari identitas diri. Keberhasilan:
identitas yang baik Kegagalan: kekacauan Identitas
6. Intimacy VS Isolation (18/20-30 th) (Keintiman VS Isolasi; masa dewasa awal):
Keberhasilan dalam menjalin hubungan yang intim dengan teman dan lawan jenis:
keintiman pertemanan & hubungan dengan lawan jenis. Kegagalan: isolasi diri
7. Generativity VS Stagnation (30-55 th) (Generatifitas): Interaksi yang baik dengan
para penerusnya. Stagnasi: tidak ada hubungan yang baik karena ada batasan –
batasan, dan lain sebagainya.
8. Integrity VS Despair (55 - meninggal) (Usia Lanjut, Masa introspeksi diri;
kegagalan & keberhasilan: Bila masa sebelumnya integritas tinggi: menghasilkan
kepuasan & kebahagiaan. Kegagalan: menimbulkan keputusasaan bila masa
sebelumnya mengalami banyak kegagalan.

TEORI PERKEMBANGAN KOGNITF


1. Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Teori perkembangan Kognitif Piaget merupakan salah satu teori yang
menjelaskan bagaimana anak beradaptasi dengan & menginterpretasikan objek &
kejadian – kejadian disekitarnya. Dalam teori perkembangan kognitif Piaget, anak –
anak melampaui 4 tahap perkembangan kognitif yang diantaranya ialah:
1. Sensorimotor (0-2 th): Refleks dan dorongan untuk mengeksplorasi dunianya
2. Praoperasional (2-7 th): Anak dapat mengelompokkan benda - benda
(klasifikasi rendah), mampu memahami dan menggunakan simbol - simbol
3. Operasional konkret (7-11 th): Mampu berpikir logis dan konkret, kemampuan
klasifikasi, kemampuan hipotesis
4. Operasional formal (11 th – dewasa): Mampu berpikir abstrak, menganalisis
masalah dan menyelesaikannya
2. Teori Perkembangan Pemrosesan Informasi
Teori perkembangan Pemrosesan Informasi berkaitan dengan mengenai
bagaimana individu memproses informasi tentang dunianya, yang meliputi:
bagaimana informasi masuk ke dalam pikiran, bagaimana informasi disimpan dan

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

disebarkan, dan bagaimana informasi diambil kembali untuk memungkinkan kita


berpikir dan memecahkan masalah.
Behaviorisme menekankan bahwa kognisi tidak penting dalam memahami
perilaku  untuk mempelajari indvidu  menguji dan mengamati perilakunya dan
bukan mengamati kegiatan bagian dalam tubuh.

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

ANALISA ABK DAN GANGGUAN PERKEMBANGAN YANG DIALAMI


ISHAAN DALAM FILM “EVERY CHILD IS SPECIAL”

Irene Maya Simon, M.Pd1 Moch. Mansyur Maulana Idris2


Universitas Negeri Malang
Program Studi Bimbingan dan Konseling1 Pendidikan Bahasa Mandarin2
irenemayasimon.fip@um.ac.id1 mmmaulanaidris.1802426@students.um.ac.id2

Film “Every Child is Special” menceritakan kisah seorang anak laki-laki yang bernama
Ishaan Awasthi. Ishaan adalah anak yang tidak bisa membaca dan menulis karena dia
kesulitan mengenal huruf-huruf, penyakit ini disebut dengan dislexia, dan Ishaan juga
tidak bisa mengikuti banyak instruksi karena ada masalah dengan kemampuan saraf
motoriknya. Ishaan gagal dalam semua hal, itu yang membuatnya kehilangan semangat,
kepercayaan dirinya runtuh, terus bersembunyi untuk ketidakmampuannya, setiap hari
dia mendapatkan ejekan dari teman-temannya.
Namun orang tua Ishaan tidak mengetahui hal itu, orang tuanya mengiri Ishaan
adalah anak yang malas suka membolos untuk tidak masuk belajar, sebagian orang-orang
mengatakan bahwa Ishaan itu idiot bahkan papanyapun mengatakan hal yang sama.
Dikarenakan orang tua Ishaan berpikir seperti itu, Ishaan di pindahkan ke sekolah khusus
supaya dia bisa berubah. Namun hal itu malah membuatnya semakin turpuruk dan
semakin di ejekin oleh teman-temannya dan semakin di merahin oleh guru-gurunya.
Walaupun Ishaan memiliki seorang teman yang baik namun hal itu tidak dapat
merubahnya. Sampai akhirnya, ada seorang guru baru yang mengajar di sekolah khusus
itu, Ishaan awalnya mengira kalau guru baru itu sama halnya dengan guru-guru yang
mengajarinya pada umumnya. Ishaan mulai menyadari bahwa guru itu yang telah
memberinya semangat lagi saat si guru bercerita mengenai orang-orang hebat dan
terkenal yang dulunya adalah orang-orang yang tidak bisa membaca dan menulis, dan
Ishaan sadar bahwa bukan hanya dirinya yang seperti dia, banyak orang yang dulunya
seperti dia namun akhirnya sukses karena kemauan dan tekad yang kuat.
Ishaan mulai diajari membaca, menulis, manghitung, dan membedakan huruf-
huruf yang hampir sama. Ishaan akhirnya menjadi orang yang pandai melakukan semua
hal itu. Dan sampai akhirnya Ishaan mengikuti ajang kompetisi lomba melukis untuk
sampul buku tahunan di sekolah khusus tersebut Ishaan menang, bahkan Ishaan
mengalahkan guru seninya sendiri, semua orang berdiri dan memberikan tepuk tangan
yang sangat meriah, namun Ishaan merasa malu dan tak percaya, dia naik ke atas
panggung dan langsung memeluk dan menangis didalam pelukan gurunya.
Berdasarkan analisa Film “Every Child is Special” dan melandasai permasalahan
yang dialami oleh Ishaan dengan materi ABK dan Gangguan Perkembangan, dapat
dijelaskan, Hakikat dasar Gangguan Perkembangan dan ABK (Anak Berkebutuhan
Khusus) ialah suatu hal yang menyebabkan hambatan dalam tumbuh kembang anak
tersebut. Ciri – Ciri Gangguan Perkembangan diantaranya ialah memiliki keterbatasan
dalam merawat diri, bahasa reseptif dan ekspresif, belajar, mobilitas, dan kemampuan
untuk hidup mandiri.
Sedangkan ABK, atau kependekan dari Anak Berkebutuhan Khusus adalah anak
yang secara signifikan (bermakna) mengalami kelainan atau penyimpangan (fisik,
mental-intelektual, sosial, emosional) dalam proses pertumbuhan atau perkembangannya
dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya sehingga mereka memerlukan pelayanan

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

pendidikan khusus. ABK dapat diistilahlam dengan sebutan Anak Luar Biasa dan Anak
Cacat. Spesifikasi ABK, Anak Luar Biasa, dan Anak Cacat diantaranya ialah:
 Tunanetra
 Tunarungu
 Tunagrahita
 Tunadaksa
 Tunalaras
 Kesulitan Belajar
 Anak Berbakat,
 Anak Dengan Gangguan Komunikasi
Dalam Film “Every Child is Special”, dapat dijustfikasi bahwa Ishaan mengalami
Gangguan Perkembangan jenis “Kesulitan Belajar”. Dalam Klasifikasi “Kesulitan
Belajar” memiliki dua jenis pencabangan “Kesulitan Belajar”
 Anak yang Mengalami Kesulitan Membaca (Disleksia): Disleksia ialah
perkembangan kemampuan membaca terlambat, kemampuan memahami isi bacaan
rendah, bilamana membaca suatu bacaan ataupun tulisan sering terdapat banyak
kesalahan.
 Anak Yang Mengalami Kesulitan Belajar Menulis (Disgrafia): Disgrafia ialah
Gamgguan Perkembangan yang bilamana pada saat menyalin tulisan sering
terlambat selesai, sering salah menulis huruf “b” dengan “p”, “p” dengan “q”, “v”
dengan “u, angka dua (2) dengan angka lima (5), angka enam (6), angka sembilan
(9), dan sebagainya, hasil tulisannya jelek dan tidak dapat terbaca, di dalam
tulisannya terdapat banyak jenis keslaahan, seperti penulisan yang salah, bentuk
huruf yang terbalik, guratan huruf hilang, sulit menulis dengan lurus pada kertas tak
bergaris.
Setiap anak adalah spesial dengan berbagai keunikan harapan dan impian yang
berbeda-beda. Oleh sebab itu tidak tepat kiranya jika kita (para orang tua dan guru)
memasung impian dan harapan mereka. Ijinkan mereka hidup dengan potensi dan
keunikan, hargailah apa yang mereka lakukan, maka mereka pun akan tumbuh dan
berkembang menjadi pribadi yang sehat dan cerdas serta mengesankan semua orang.

TATA CARA DIAGNOSA


1. Definisi Dan Manfaat
Diagnosis/di·ag·no·sis/ n [1] penentuan jenis penyakit dengan cara meneliti
(memeriksa) gejala-gejalanya; [2] Sos pemeriksaan terhadap suatu hal; -- medis
penentuan jenis penyakit berdasarkan tanda dan gejala dengan menggunakan cara
dan alat seperti laboratorium, foto, dan klinik; -- pembanding diagnosis yang
dilakukan dengan membanding-bandingkan tanda klinis suatu penyakit dengan tanda
klinis penyakit lain; mendiagnosis/men·di·ag·no·sis/ v menentukan jenis penyakit
dengan cara meneliti atau memeriksa gejalanya.
Diagnosis atau bisa disebut dengan Diagnosa ialah identifikasi mengenai
sesuatu hal yang berkaitan dengan subjek yang akan diperhatikan. Manfaat diagnosa
(Suherman, 2011) diantaranya:
 Untuk menemukan atau mengidentifikasi kelemahan atau kondisi yang dialami
seseorang
 Untuk dapat menemukan karakteristik atau kesalahan dari gejala/fakta tentang
suatu hal

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

 Sebagai pertimbangan dalam upaya pengendalian penyakit di lapangan,


sehingga upaya dalam pengendalian kondisi tertentu di lingkungan
 Upaya mencegah serta menanggulangi penyebaran suatu penyakit atau wabah,
sehingga dalam hal ini, Diagnosa sebagai usaha prefentif dalam mengamati
Subjek.
2. Tata Cara Diagnosa
Adapun tahapan langkah dalam mendiagnosis suatu subjek, diantaranya
 Analisis: langkah mengumpulkan informasi yang memuat data diri, minat,
motif, kesehatan, dan data lain yang diperlukan.
 Sintesis: usaha merangkum, menggolongkan, dan menghubung-hubungkan
data yang telah terkumpul, sehingga memperoleh gambaran keseluruhan
tentang individu yang menggambarkan kekuatan & kelemahan.
 Diagnosis: tahap menginterpretasikan data, lalu tercipta penyimpulan yang
logis.
 Prognosis: upaya memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi
berdasarkan data dengan kondisi di lapangan.
 Treathment: Pemberian Intervensi.
 Follow Up: Upaya Tindak Lanjut Setelah Diberikan Treatment.
3. Tahap Langkah Diagnosa Ishaan Dalam Film “Every Child is Special”
Berdasarkan analisa Film “Every Child is Special” dan melandasai
permasalahan yang dialami oleh Ishaan dengan materi Diagnosis, dapat dijelaskan,
Hakikat dasar Diagnosis/Diagnosa ialah suatu tindakan yang mengidentifikasi suatu
hal yang menyebabkan hambatan dalam tumbuh kembang anak tersebut. Berikut
tahapan langkah Diagnosa Ishaan tentang Latar belakang Disleksia dan Disgrafia
 Analisis: Penjelasan: Langkah awal untuk mendiagnosa Subjek yaitu
mengumpulkan Informasi Subjek yang didalamnya memuat data diri Ishaan,
minat bakat, motif belajar dan pola kehidupan sehari – hari Ishaan, keadaan fisik,
mental, dan kesehatan, serta Latar Belakang Ishaan
 Sintesis: Penjelasan: Setelah menyelesaikan tahap “Analisis”, berikutnya ialah
merangkum data yang sudah terkumpul berupa sesuatu hal yang menjelaskan
seorang Ishaan. Setelah merangkum, lalu menghubungkan rangkuman tesebut
dengan keadaan dilapangan pada saat ini. Sehingga tindakan Analisis dan Sintesis
yang dikerjakan dengan tepat menghasilkan gambaran keseluruhan tentang Ishaan
yang menggambarkan kekuatan dan kelemahan dari Ishaan itu sendiri
 Diagnosis: Setelah menyelesaikan Tahap Analisa dan Sintesis, berikutnya ialah
menginterpresentasikan data tentang gambaran kekuatan dan kelemahan Ishaan,
sehingga tercipta kesimpulan yang logis, yaitu Ishaan mengalami Gangguan
Perkembangan jenis “Kesulitan Belajar”. Dalam Klasifikasi “Kesulitan Belajar”
memiliki dua jenis pencabangan “Kesulitan Belajar”, dan kedua jenis tersebut
memang dialami Ishaan, yaitu Disleksia (Definisi: Perkembangan kemampuan
membaca terlambat, kemampuan memahami isi bacaan rendah, bilamana
membaca suatu bacaan ataupun tulisan sering terdapat banyak kesalahan) dan
Disgrafia (Definisi: Gamgguan Perkembangan yang bilaman pada saat menyalin
tulisan sering terlambat selesai, sering salah menulis huruf “b” dengan “p”, “p”
dengan “q”, “v” dengan “u, angka dua (2) dengan angka lima (5), angka enam (6),
angka sembilan (9), dan sebagainya, hasil tulisannya jelek dan tidak dapat terbaca,
di dalam tulisannya terdapat banyak jenis keslaahan, seperti penulisan yang salah,

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

bentuk huruf yang terbalik, guratan huruf hilang, sulit menulis dengan lurus pada
kertas tak bergari)
 Prognosis: Setelah menyelesaikan Tahap Analisa, Sintesis, dan Diagnosa,
berikutnya ialah memprediksi kemungkinan – kemungkinan yang akan terjadi
pada Ishaan berdasarkan data yang sudah terkumpul dengan kondisi di lapangan.
Bilamana Disleksia dan Disgrafia yang dialami Ishaan tidak segera ditangani,
kemungkinan yang terjadi ialah Ishaan akan semakin kesulitan dalam belajar dan
memahami sebuah materi, sehingga terpicunya malas belajar, rendah diri,
pesimis, dan turunnya semangat belajar sangatlah mungkin terjadi, akibatnya
tumbuh kembang Ishaan terhambat, dan terlambat, juga akan mempengaruhi
keadaan Ishaan di masa mendatang. Bilamana Disleksia dan Disgrafia yang
dialami Ishaan segera ditangani, maka kemungkinan yang terjadi ialah Ishaan
akan mengalami perubahan yang besar atas tindakan tersebut, apalagi pasca
Ishaan dikeluarkan dari sekolah yang lama, dan dimasukkan ke sekolah yang baru
membuat Ishaan semakin menutup diri, diantaranya ialah usaha Ishaan untuk
menentang kelemahan Disleksia dan Disgrafia yang Ia miliki, kemauan belajar
yang tinggi, tumbuhnya semangat yang signifikan dan semakin meningkat, serta
rasa percaya diri Ishaan yang semakin bagus, sehingga tumbuh kembang Ishaan
perlahan mengalami perkembangan secara perlahan dan signiifikan, bahkan bisa
berkembang pesat, sehingga penanganan yang cepat dan tepat secara tidak
langsung juga membantu Ishaan akan dirinya percaya bahwa masa depannya yang
lebih cerah dan lebih baik, terlepas dari Ia mengalami Kesulitan Belajar berupa
Disleksia dan Disgrafia.
 Treathment: Setelah menyelesaikan Tahap Analisa, Sintesis, Diagnosa, dan
Prognosis, berikutnya ialah memberi Intervesi yang tepat kepada Ishaan,
diantaranya ialah
1. Memahami Keadaan Ishaan: Upaya untuk tidak membandingkan anak yang
mengalami gangguan Disleksia - Disgrafia dengan anak lain yang normal.
Membanding – bandingkan anak dengan Latar Belakang ABK (Anak
Berkebutuhan Khusus) dan Gangguan Perkembangan hanya akan membuat
anak merasa malas belajar, rendah diri, pesimis, turunnya semangat belajar
minder, stress dan frustasi.
2. Menyajikan tulisan cetak: Memberikan kesempatan kepada anak untuk
belajar menuangkan ide-idenya dengan menggunakan media komputer.
Penggunaan komputer memungkinakan anak bisa memanfaatkan sarana
korektor ejaan agar dia mengetahui kesalahannya secara langsung
3. Membangun rasa percaya diri anak: Memberi pujian pada saat yang tepat
dan wajar pada setiap usaha yang dilakukan anak. Selain itu, jangan sekali-
kali menyepelekan atau melecehkan hal-hal yang sedang dilakukan anak
karena itu akan membuatnya merasa rendah diri dan frustasi. Jika ini yang
terjadi, akan terjadi kontradiksi dengan upaya penanggulangan hambatannya
dan ini akan sulit kembali membangun rasa percaya diri anak)
4. Melatih anak terus menulis: Mengupayakan setiap peristiwa menjadi
pengalaman, latih anak untuk terus menulis. Memberikan tugas-tugas yang
menarik, seperti: menulis surat untuk teman, untuk orang tua, menulis dalam
selembar kartu pos, dan yang sejenisnya. Upaya-upaya tersebut akan
meningkatkan kemampuan menulis anak disgrafia dan membantunya
menuangkan konsep abstrak tentang huruf dan kata dalam bentuk tulisan

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

nyata). Anak-anak yang mengalami kesulitan belajar spesifik Disleksia dan


Disgrafia pada umumnya bisa terdiagnosa pada saat menginjak usia 10 tahun
ke atas. Oleh karena itu pada saat usia awal masuk sekolah, jika anak belum
bisa mencoba menulis dan berhitung adalah hal yang wajar. Mereka akan
mengalami perkembangan pesat jika sudah menduduki Pendidikan Sekolah
Dasar.
 Follow Up: Penjelasan: Setelah menyelesaikan Tahap Analisa, Sintesis,
Diagnosa, Prognosis, dan Treathment, berikutnya ialah Selalu, selalu, selalu, dan
terus menerus memberikan support dan dukungan kepada Ishaan untuk terus dan
lanjut belajar meski dengan kekurangan Disleksia dan Disgrafia yang dialami
Ishaan, sehingga terlepas dari Ishaan mengalami Disleksia dan DIsgrafia, Ishaan
memiliki harapan dan semangat dalam Belajar. Dari tindakan tersebut juga dapat
mengalihkan fokus Disleksia dan DIsgrafia Ishaan menjadi Dorongan semangat
belajar yang tiada henti. Selain itu, perlunya menerapkan sistim 3S= Serius,
Santai, Sukses. Dalam Treathment belajar Ishaan, perlunya sistim 3S dilakukan
untuk menciptakan suasana yang kondusif. Pengamatan dan Treathment yang
dilakukan secara Serius, Upaya Follow Up terhadap Ishaan yang dilakukan secara
Santai, serta Tujuan Treathmen yang dilakukan berjalan dengan Sukses, sehingga
dapat mengatasi permasalahan Disleksia dan Disgrafia yang dialami oleh Ishaan.
Sebagai pendidik, hendaknya bisa, dan mampu menjadi rumah untuk peserta didik
dari segala aspek. Khususnya seperti Ishaan yang mengalami Disleksia dan
Disgrefia, sudah menjadi hal yang harus segera ditangani dengan cepat, sigap,
tanggap, dam tepat, untuk menghindari tindakan yang tidak tepat terhadap Ishaan.
Sehingga hubungan Pendidik dengan Peserta Didik tidak hanya sebatas Tugas
Rumah, Ulangan Harian, UTS, UAS, dan Nilai Akhir. Namun sebagai Pendidik,
pasti ingin dijadikan hal istimewa oleh peserta didik kita, maka dari itu perlakukan
mereka dengan baik terlebih dahulu. Pasti Peserta didik dengan sendirinya bisa
menjalin hubungan baik dengan kita (Calon Pendidik).

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

APRESIASI, ANALISA, DAN DIAGNOSA FILM “THE FREEDOM WRITERS


DIARY”

Irene Maya Simon, M.Pd1 Moch. Mansyur Maulana Idris2


Universitas Negeri Malang
Program Studi Bimbingan dan Konseling1 Pendidikan Bahasa Mandarin2
irenemayasimon.fip@um.ac.id1 mmmaulanaidris.1802426@students.um.ac.id2

Film “The Freedom Writers Diary” menceritakan tentang seorang guru Bahasa
Mata Pelajaran Inggris bernama Erin Gruwell yang mengajar di sebuah SMA. Pada
awalnya Rating SMA tersebut berakreditasi “A”, namun semenjak Pemerintah setempat
menerapkan sistim Reformasi Suka Rela, SMA tersebut mengalami penurunan jumlah
siswa sebanyak lebih dari 75%. Selain itu, Sistim Pendidikan yang tidak tepat, seperti
seorang guru hanya alakadarnya mengajar di kelas, memberikan tugas, dan tidak
memperhatikan Psikologis, Perkembangan dan Softskill dari Peserta Didiknya membuat
Siswa di SMA tersebut tidak memiliki kualitas yang baik. Disaat Erin Gruwell
diwawancarai oleh Kepala Departemen, ia menunjukkan Kurikulum yang Ia ciptakan.
Sangat disayangkan ketika Kepala Departemen tidak mengapresiasi Kurikulum yang
ditulis oleh Erin Gruwell dikarenakan pasca SMA menjadi Reformasi suka rela, Sistim
Pendidikan yang berantakan dan tak teratur secara tidak langsung meningkatkan sikap
pesimis para pendidik di SMA tersebut, lalu beranggapan bahwa Peserta Didik di SMA
tak lain hanyalah sebatas manusia yang tak membutuhkan Pendidikan, namun terpaksa
membuang waktunya untuk mengisi presensi, duduk di kelas, dan pulang ke rumah tidak
membawa apapun yang mereka dapatkan selama memperhatikan celotehan Pendidik
memberikan materi.
Erin Gruwell mendapatkan kelas di ruang 203 yang berisi berbagai Peserta Didik
dengan bermacam latar belakang, watak, karakter, dan tabiat. Suasana kelas dan
Lingkungan sosial pada awalnya sangatlah tidak sehat, dikarenakan perbedaan warna
kulit menjadi penyebab utama ketidakharmonisan kelas. Tak berhenti sampai disini.
Setiap Erin Gruwell mengajarkan, menjelaskan materi pembelajaran, semua Peserta
Didik yang berada didalam kelas 203 tidak memperhatikan sama sekali, bahkan beebrapa
Peserta Didik melakukan tindakan anarkis, seperti bully teman yang berbeda warna kulit,
dan berujung pada pertengkaran. Suatu waktu, pembelajaran berjalan seperti biasanya
sebelum satu anak mulai melakukan tindakan anarkis secara terang terangan,
menggambar salah satu peserta didik yang memiliki makna rasis terhadap bentuk wajah
dan warna kulit. Erin Gruwell mengetahui tindakan tersebut, mulailah Erin Gruwell
paham akan pokok, atau akar permasalahan yang ada dalam kelas 203, tidak lain ialah
perbedaan suku, ras, dan warna kulit. Setelah melihat gambaran salah satu peserta didik,
mulailah Erin memberi gambaran dan nasehat tentang dampak bullying melalui sindiran
dan sejarah pemusnahan kaum Yunani. Setiap Peserta Didik yang mendapat kalimat
“pedas” dari Erin Gruwell tidak menerimanya, dan memaki Erin Gruwell dengan
umpatan kalimat yang sangatlah tidak pantas diucapkan. Erin Gruwell sendiri juga
membela Peserta Didik yang wajahnya digambar, dengan memberi perlindungan mental
dan wawasan baru kepada Peserta Didik di kelas 203, meskipun pada awalnya semua
Peserta Didik kelas 203 bimbingannya tidak menerima, ataupun menghiraukan nasehat
Erin Gruwell. Hari kedua pun tiba, Erin Gruwell menciptakan metode pembelajaran yang
baru, dengan cara menciptakan pembatas berupa selotip besar berwarna merah yang
terpasang membelah kelas 203. Setelah terpasang, Erin Gruwell mulai melakukan Analisa

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

kelas 203, setiap yang dikatakan Erin Gruwell sesuai dengan apa yang dialami oleh
Peserta Didik di kelas 203, mereka harus maju dan mendekati Garis merah yang sudah
tercipta, bilamana pada pertanyaan berikutnya tidak sesuai, Peserta Didik dipersilahkan
menjauhi Garis merah tersebut. Hal yang sangat luar biasa terjadi ialah saat setiap
pertanyaan yang dilontarkan oleh Erin Gruwell kepada peserta didiknya selalu sama dan
pernah dialami oleh peserta didiknya. Secara tidak tampak, analisa yang dilakukan Erin
Gruwell menciptakan kesan pendekatan awal setiap peserta didik kepada peserta didik
yang lain, meskipun belum ada perubahan yang terlihat jelas, Erin Gruwell berhasil
mendekatkan batinnya kepada peserta didik, serta batin antara peserta didik dengan
peserta didik yang lainnya. Pendekatan hati ke hati pun terealisasikan dengan maksimal,
setelah itu Ia juga memberi tugas atau Proyek khusus kepada semua Peserta Didik di kelas
203 tersebut, berupa sebuah buku Diary dan bulpen. Erin Gruwell mewajibkan kepada
semua peserta didiknya setiap hari mengisi buku Diary yang Erin Gruwell berikan,
terlepas yang ditulis itu berupa curhatan, isi hati, peristiwa apapun yang tampak didepan
matanya, Erin Gruwell tidak memberi tema kepada Peserta Didiknya dalam mengisi buku
Diary. Dari tindakan tersebut pula dapat dijelaskan bahwa Erin Gruwell menciptakan dan
menumbuhkan kembali semangat kepercayaan diri dan berani mengungkapkan segala hal
kepada semua Peserta Didik. Erin Gruwell sangat memahami betul disaat Peserta Didik
tidak bisa menyampaikan apa yang seharusnya ingin mereka sampaikan dikarenakan
Pendidik yang hanya berfokus dengan Pembelajaran di kelas, tumbuh kembang kognitif
peserta didik tersebut semakin terkikis, dan menurunnya semangat belajar.
Dari Analisa yang Erin Gruwell lakukan memiliki dampak yang signifikan dan
berkembang dengan pesat. Erin Gruwell semakin bersemangat untuk melakukan follow
up atas Treathment yang ia lakukan kepada peserta didiknya, diantaranya mengajak
semua Peserta Didik untuk melakukan Pembelajaran diluar sekolah, melalui kunjungan
museum dan Erin Gruwell dengan para peserta didik melakukan sharing session bersama
para mantan tindak rusuh anarkis terhadap kaum Yunani yang selamat dari penindasan
yang keji. Dari sharing session ini pula, para peserta didik mendapat gambaran, disaat
mereka merasa bahwa dirinya berada di titik yang paling rendah, ataupun merasa dirinya
menjadi orang yang terpuruk di muka bumi, Erin Gruwell menyadarkan semua peserta
didik bahwa masih ada orang yang jauh lebih terpuruk dari mereka (Peserta Didik). Erin
Gruwell memberi nasehat kepada Para Peserta Didiknya, meskipun diatas langit masih
ada langit, namun dibawah tanah masih ada timbunan mayat yang sudah lama terpendam.
Berdasarkan kalimat yang terpapar, pernyataan tersebut memiliki makna bahwa disaat
manusia berada pada titik terendah sekalipun, setidaknya mereka harus bersyukur, karena
Tuhan memberikan cobaan dalam hidup sesuai kemampuannya.
Follow up berikutnya yang dilakukan oleh Erin Gruwell ialah memberikan semua
peserta didik berupa satu buah buku yang mengandung cerita penindasan, penganiayaan,
anarkis dan rasis terhadap suku, ras, dan warna kulit. Semua peserta didik pun mulai
mengikuti alur pembelajaran yang diterapkan oleh Erin Gruwell melalui metode
terbarunya yang ia ciptakan demi masa depan peserta didiknya yang lebih cerah dan
memiliki harapan yang besar. Dari berbagai metode Diagnosa sampai Follow Up yang
dilakukan oleh Erin Gruwell menghasilkan dampak yang signifikan dan semakin
meningkat semakin membaik, semua peserta didik yang pada awalnya memiliki
lingkungan yang tidak sehat serta interaksi yang tidak baik menjadi saling memiliki rasa
kekeluargaan, saling menyayangi satu sama lain, saling merhargai perbedaan dalam
segala hal. Dari sini pula dapat disimpulkan, penanganan yang tepat dan benar, serta
memperhatikan latar belakang, watak, tabiat Peserta Didik, juga melakukan pendekatan

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

kepada Peserta Didik melalui hati ke hati, batin ke batin, tindakan ke tindakan
menciptakan hasil yang maksimal dan menjadikan perubahan tersebut ke arah yang lebih
baik. Setidaknya pula melalui tindakan yang dilakukan oleh Erin Gruwell, Pendidik juga
dituntut harus bisa menyayangi dan memperhatikan Peserta Didiknya sebisa mungkin.
Bahkan sebagai Pendidik sekalipun juga belum mengetahui akan beberapa diantara
Peserta Didiknya memiliki latar belakang keluarga yang buruk, sehingga peserta didik
tersebut beraharap kasih sayang keluarga yang tidak ia dapatkan bisa ditemukan melalui
bangku pendidikan yang tengah ia jalani saat ini, sehingga peserta didik tidak terjerumus
ke arah yang tidak benar dan tidak tepat.

TAHAPAN DIAGNOSA PESERTA DIDIK KELAS 203 DALAM FILM “THE


FREEDOM WRITERS DIARY”
1. Analisis (Mengumpulkan data dan Informasi Peserta Didik)
Melalui media Pembatas garis merah dan Proyek menulis buku Diary setiap
hari, Erin Gruwell mendapatkan data tentang peserta didiknya dengan latar belakang
yang buruk. Berikut adalah sample Peserta Didik di kelas 203
1. Peserta Didik A: Ia mengalami traumatik terhadap manusia dengan ras kulit
putih dikarenakan pada masa kecilnya Ia melihat tindakan kaum kulit putih
menembak kaum kulit hitam tanpa alasan, serta menangkan Ayahnya tanpa dasar
hukum yang jelas, tak jauh dari faktor penyebab, Ia juga sering mendapatkan
intervensi yang tidak adil dari kaum putih atas anggapan tentang kaum hitam
berada dibawah kaum putih
2. Peserta Didik B: Ia memiliki seorang sahabat, ditengah zaman reformasi pada
masa itu, mereka mendapatkan sepasang pistol untuk dipakai bersama dengan
tujuan supaya mereka berdua bisa melindungi diri bilamana ada kaum putih yang
menyerang mereka. Sebelum hal itu terjadi, sahabatnya tewas tertembak oleh
kaum putih. Ia menemani jasad sahabatnya sampai malam, sampai polisi telah
tiba, dan menghukumnya atas tindakan yang tidak ia lakukan. Polisi tersebut
beranggapan bahwa Ia adalah kaum Negro, dan kaum Negro selalu salah dimata
kaum putih
3. Peserta Didik C: Pada masa kecilnya, Ia melihat sendiri dengan mata kepalanya
saat keluarga tercinta diserang mendadak oleh kaum putih, bahkan diusir dari
rumahnya sendiri oleh kaum putih tersebut, Ia juga disiksa dengan hempasan
ikat pinggang. Traumatik atas kejadian tersebut menimbulkan rasa benci yang
berlebihan kepada kaum putih
4. Peserta Didik D: Saat Ia mengenali seorang teman dengan latar belakang
gelandangan, Ia diusir oleh sang Ibu dikarenakan anggapan sang Ibu atas
pergaulan sosialnya yang kurang sehat, kurang baik, dan dikhawatirkan akan
menimbulkan tindakan negatif kepadanya. Setelah diusir sang Ibu, Ia menjalani
kehidupannya sebagai Gelandangan dibawah Jembatan Beton
5. Peserta Didik E: Ia mengalami brokenhome, pertengkaran antara kedua orang
tuanya, membuat Ia tak nyaman atas pertengkaran itu. Kedua orang tua berpisah,
Ia tidak menemukan “Rumah” yang sebenarnya, ditambah dengan keberadaan
kelas yang ia duduki memiliki lingkungan sosial yang tidak baik, dan tidak sehat,
semakin membuat dirinya terpuruk, putus asa, bahkan tidak memiliki siapapun
dimuka bumi

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

6. Peserta Didik F: Ia mengalami trauma suara tembakan, dikarena Ia mendengar


dan menyaksikan sahabatnya tewas tertembak dengan punggung dan bibir
sahabatnya mengeluarkan darah yang tidak sedikit
2. Sintesis: Merangkum, Menggolongkan, dan menghubungkan data yang telah
terkumpul, beserta penyimpulan singkat gambaran data analisa, baik dari sisi
Positif, maupun Negatif.
Dapat disimpulkan bahwa dalam kelas 203, Peserta Didik terbagi menjadi 2
golongan. Golongan kaum (kulit berwarna) putih dan golongan kaum (kulit
berwarna) hitam
Sisi Positif
- Kaum Putih : Disanjung oleh semua Kalangan
- Kaum Hitam : Keberaniannya dalam menentang penindasan
Sisi Negatif
- Kaum Putih : Ringan tangan, mudah menganiaya terhadap kaum (kulit
berwarna) hitam, atas dasar strata dan tingkatan yang terkriteria dan
disepakati oleh kaum putih sendiri
- Kaum Hitam : Anarkis, emosi cepat meluap, tidak bisa menahan sabar,
tidak bisa mengutamakan penyelesaian secara kekeluargaan, serta gramatika
kalimat yang digunakan dalam percakapan sangatlah tidak baik untuk
digunakan dalam lingkungan bermasyarakat
3. Diagnosis: Menginterpretasikan data yang terkumpul melalui Analisa dan
Sintesa
Dapat disimpulkan, Peserta Didik dalam kelas 203 mengalami permasalahan
lingkungan sosial Social Problem, Social Error, Racism (Rasis), Antisocial.
Berdasarkan tindakan kelas yang tidak kondusif, serta pertarungan hebat antara kaum
putih dengan kaum hitam, bahkan kaum hitam dengan kaumnya sendiri karena
bermacam faktor dan penyebab menjadi pondasi kuat untuk mendiagnosis
permasalahan yang dialami oleh Peserta Didik kelas 203
4. Prognosisi: Memprediksi kemungkinan yang terjadi berdasarkan data yang
sudah tersedia
Kemungkinan I: Bilamana Erin Gruwell pada saat itu tidak memahami dan
mencari tahu akar permasalahan Peserta Didiknya di kelas 203, yang akan terjadi
ialah Rasisme terus terjadi, dan berjalan tidak berhenti, dikarenakan tidak ada
jembatan sebagai penengah antara kaum Putih dengan kaum Hitam atas
permasalahan yang dihadapi. Lingkungan sosial semakin memburuk,
Perkembangan Kognitif peserta didik menurun, Semangat belajar menurun,
Keterpurukan semakin terjadi dan menjadi jadi, rasa kekeluargaan yang tidak
tercipta juga menjadikan suasana kelas dan lingkungan sosial tidak mendukung
sepenuhnya terhadap perkembangan peserta didik di kelas 203
Kemungkinan II: Bilamana Erin Gruwell pada saat itu memahami dan mencari
tahu akar permasalahan Peserta Didiknya di kelas 203, yang akan terjadi ialah
stigma rasisme akan lenyap dengan sendirinya seiring perjalanan waktu, peserta
didik merapatkan bangku dan persahabatannya antara satu salam lain. Sebagai
jembatan penengah antara kaum Putih dengan kaum Hitam atas permasalahan
yang dihadapi, munculnya kemungkinan untuk saling akur dikarenakan
penengah bersifat Netral, tidak mendukung kaum (kulit berwarna) putih maupun
kaum (kulit berwarna) hitam. Situasi – kondisi Lingkungan sosial semakin
membaik, Perkembangan Kognitif peserta didik meningkat, Semangat belajar

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

berkembang secara signifikan dan jauh lebih membaik dari keadaan sebelumnya.
Rasa kekeluargaan yang tercipta juga menjadikan suasana kelas dan lingkungan
sosial mendukung sepenuhnya terhadap perkembangan peserta didik di kelas
203 itu sendiri.
5. Treathment: Pemberian Intervensi atas Diagnosis dan Prognosis menggunakan
data yang terkumpul secara sistematis, cepat, dan tepat.
Intervensi Erin Gruwell atas Diagnosa Kelas 203 diantaranya ialah
1. Memberi edukasi dan wawasan kepada peserta didik tentang dampak bullying
secara fisik, mental, dan psikologis
2. Melakukan tindakan pendekatan diri antara Peserta didik dengan Pendidik
melalui media Batas Garis Merah dan Pendekatan berdasarkan pengalaman
yang ditanyakan Erin Gruwell sesuai ataupun tidak sesuai
3. Mengarahkan peserta didik untuk mengungkapkan isi hati dan segala hal yang
ingin disampaikan melalui media buku Diary
4. Erin Gruwell memberi setiap peserta didik berupa sebuah buku yang berisi
tentang Geng, Rasisme, dan Penindasan yang dialami oleh kaum Yahudi.
Diharapkan melalui buku yang diberikan Erin Gruwell, peserta didik mampu
memahami kondisi diri sendiri, mensyukuri apa yang sudah ada, juga
menyadarkan diri bahwa disaat mereka berada pada titik terbawah, masih ada
orang yang lebih terpuruk dari mereka
5. Erin Gruwell mengajak seluruh peserta didik untuk melakukan kunjungan dan
Sharing Session bersama mantan korban penindasan kaum Yahudi
6. Erin Gruwell mengajak semua Peserta Didiknya untuk berpesat dan bersulam
sebagai bentuk perubahan yang lebih baik dari sekarang. Karena masa lalu
sudah terjadi, namun masa depan masih didepan mata, cahayanya yang cerah
gemilang, serta masih bisa disusun dengan rapi.

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

DAFTAR KELOMPOK OBSERVASI DAN ANALISA TUGAS


PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK PADA FASE REMAJA

Kelompo
No NIM Nama Lengkap Populasi
k
1 180242610018 MOCH. MANSYUR MAULANA IDRIS
2 180211604517 ARUM PUTRI MENTARI
3 180211604608 MONICA NUR LAILIA
1 SMA
4 180211604524 MADU TRISNA DEVI
5 180211604523 HIMMATUS SHOLIKHAH
6 180211604571 NINDA DWI BUDIARTI
1 180231608004 NAILUFAR ZAHIROH
2 180211604538 BARIROH AUSATHUL HABIBAH
3 180211604539 FIKA DWI ENDAHYANTI
2 SMP
4 180231608021 FITROTUL ULYA
5 180211604573 SHOLICHATUL KIFTIYA
6 180211604507 VISKA KHOLIFATUL UMMAH
1 180211604526 LUTFI ZIBAHNUL AZIZ
2 180211604624 ZAKARIA KRESWANTONO
3 180211604580 ACHMAD FATHUR RIZQI
3 SMK
4 180211604587 YUDA SILMA MAUSUF
5 180211604506 ANDHIKA AFIFAH NURJANNAH
6 180211604527 YUSTIA RISKA AZZAHRA
1 180211604510 VENA NUR AMALIA ISKANDAR
2 180211604592 LISA ZAHRO AINIE
4 3 180211604581 NURUL SAFINA SMA
4 180211604610 RODHIAH
5 180211604537 DENVINTA KIKI DEWI PERTIWI
1 180242600076 YEHEZKI ANGELICA RETNAYU
2 180242610025 MICHA SABATHANI
5 3 180242610014 AFIF YUFANZA PUTRA SMA
4 180242610017 DYNA MELLANIA
5 180242610016 ELA EKA PUTRI TAMPUBOLON
1 180242610024 CELINE MEVIA WIJAYA
2 180242610021 ESTER EMANUELAWATI
AYATINAH PUSPITA KARTIKA
6 3 180242610022 SMK
KIRANA
4 180242610002 YULI NUR AFIFAH
ANNISA ZUBAIDAH ARIFAH AL
5 180242610034
FATIHAH

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

NANDIRA TAMARISKA MEGA


1 180242610040
PUTRI
2 180242610019 ADI SATRIA
7 3 170252610058 NURUL HAZIELAH SMP
4 170252610038 RICO FADILLAH PRATAMA
5 180242610030 SITI ZULAIKHA
6 180242610048 ROSALINA AMARA ZHALSABILA

Mengetahui Kota Malang, 13 November 2019


Dosen Mata Kuliah Koordinator Kelas

Irene Maya Simon, M.Pd Moch. Mansyur Maulana Idris


NIM. 180242610018

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Implementatif Perkembangan Studi, Psikomotorik dan Kognitif Peserta Didik Melalui
Kajian Observasi Perkembangan Peserta Didik Pada Fase Remaja; (I) Moch. Mansyur
Maulana Idris; (II) Irene Maya Simon, S.Pd., M.Pd.

RIWAYAT HIDUP

MOCH. MANSYUR MAULANA


IDRIS. (Laki-laki) Kelahiran kota Malang pada hari
Minggu, tanggal 31 Januari 1999 adalah seorang
Penerjemah 10 bahasa dan Hyperpolyglot 15 bahasa
(Jepang, Rusia, Perancis, Mandarin, Portugal,
Cekoslowakia, Serbian, Polandia, Taiwan, Latin,
Hindi, Slovakia, Slovenia, Kroasia, dan Belarus).
Bertempat tinggal di Dusun Ndoro RT.21/RW.03,
Desa Karang Widoro, Kecamatan Dau, Kabupaten
Malang. Menempuh pendidikan formal di SMA
Negeri 8 Malang (2014–2017), dan melanjutkan
jenjang perguruan tinggi di Universitas Negeri
Malang program studi S1 Pendidikan Bahasa
Mandarin, Jurusan Sastra Jerman, Fakultas Sastra (2018–2021). Peneliti memiliki minat
yang sangat tinggi dio bidang ilmu filologi, bahasa dan kesusastraan, kajian puisi, ilmu
psikologi kesehatan mental, manajemen pendidikan, dan kepenulisan ilmiah. Peneliti
memulai kemampuan berbahasa sejak menduduki bangku sekolah menengah pertama,
dimulai dari mempelajari bahasa Jepang, Rusia, dan Perancis. Peneliti meningkatkan
kemampuan berbahasa secara otodidak mempelajari berbagai bahasa dengan penggunaan
sistem kepenulisan lambang bahasa non-alfabet (Abugidas, Cyrillic, Devanagari,
Syllabaries, Logo-Syllabaries) hingga saat ini mampu menguasai 15 bahasa.
Peneliti aktif dalam bidang kepenulisan, seperti ilmu penerjemahan, kepenulisan
puisi dan kajian kesusastraan dengan beberapa karya puisi telah diterbitkan dan
dibukukan dalam sebuah projek nasional. Ketertarikan peneliti terhadap kepenulisan di
bidang riset ilmiah dan pendalaman ilmu bahasa digunakan untuk meningkatkan literasi
dan wawasan dalam mempersiapkan riset dan penelitian di pendidikan pascasarja
program magister dan doktoral dengan konsentasi riset ilmu filologi dan penerjemahan
interpretasi. Ketertarikan dalam dunia seni turut menjadi kemampuan tersendiri dalam
menciptakan kualitas diri yang berkompeten, mendalami bidang seni peran dan theatre.
Peneliti aktif dalam ilmu penerjemahan konsentrasi benua Asia-Eropa.
Riwayat karir dan pekerjaan peneliti dimulai saat beperan menjadi Guru
Bimbingan Belajar Pribadi bidang Kebahasaan dan Ilmu Pengetahuan Dasar (SD-SMP)
(2014 hingga sekarang), dilanjut dengan Analisator data dan korektor (2015-2017),
merintis karir di bidang kuliner, beperan sebagai Chef di Cokelat Klasik Café PT. Klasik
(Januari-Juli 2018), dan hingga hari ini telah mendirikan jasa kebahasaan dengan nama
“Essupérfecito” melayani Penerjemahan 10 Bahasa (Jepang, Rusia, Perancis, Mandarin,
Portugal, Cekoslowakia, Serbian, Polandia, Taiwan, Latin), Pembelajaran 10 Bahasa
Tingkat Dasar, dan Pembelajaran Lanjutan (Khusus bahasa Mandarin, Jepang, dan Rusia)
Saat ini peneliti melanjutkan studi pascasarjana program Magister Русский
Письменный и Устный Перевод, Высшая Школа Перевода (Magister of Russian
Translation and Interpretation, Higher School of Translation) melalui beasiswa
Стипендия Правительства Российский Федерации (Russian Government
Scholarship) di M.V. Lomonosov Moscow State University (Moskow, Rusia) Tahun
Akademik 2022/2023.

Perkembangan Peserta Didik (UNIV6012); Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,


Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Anda mungkin juga menyukai