Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Kelompok : II (Dua)
Kelas : 04
Disusun Oleh:
Kelompok II
Menyetujui,
Asisten Meja
Mengetahui,
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt serta salawat dan salam kita
sanjungkan kepada Nabi Besar Muhammad Saw. Yang telah membawa kita ke alam
ilmu pengetahuan. Pada kesempatan ini, kami telah menyelesaikan laporan mengenai
Terimakasih kami ucapkan kepada Pembimbing Mata Kuliah dan Asisten yang
telah memberikan bimbingan dan arahan dalam melakukan observasi hingga kami dapat
menyelesaikan laporan ini. Apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan laporan ini,
Demikianlah,
Semoga bisa menjadi inspirasi dan pembelajaran lebih baik ke depan serta
Penyusun
3
ABSTRAK
4
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………………….2
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….3
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………4
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………...5
ABSTRAK………………………………………………………………………………6
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………7
5
3.4 Objek Penelitian ..................................................................................................25
6
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1...........................................................................................................................
Gambar 2...........................................................................................................................
Gambar 3...........................................................................................................................
Gambar 4...........................................................................................................................
Gambar 5...........................................................................................................................
7
BAB I
PENDAHULUAN
hayati yang sangat tinggi. Indonesia menduduki posisi tingkat ketiga di dunia untuk
benua yaitu Asia dan Australia. Letak geografis yang strategis yang menyebabkan
indonesia menjadi salah satu pusat keanekaragaman di dunia dan dikenal dengan negara
megabiodiversiti.
wilayah tertentu. Keanekaragaman dapat berubah setiap saat karena berbagai faktor luar
dan faktor dalam. Pelestarian keanekaragaman adalah investasi penting yang sangat
menguntungkan, baik secara manusiawi maupun secara ekologi. Salah satu contoh
tumbuhan lumut (Bryophyta), ganggang (Algae), cendawan atau jamur (Fungi), dan
Tumbuhan paku (Pteridophyta) merupakan salah satu jenis flora yang memiliki
subtropis maupun tropis, pada ketinggian yang bervariasi, hidup secara terestrial atau
akuatik, merambat atau epifit. Tumbuhan paku selain memiliki keanekaragaman yang
tinggi juga berperan penting bagi ekosistem hutan dan manusia. Tumbuhan paku pada
ekosistem hutan dapat melindungi tanah dari erosi serta berperan dalam pembentukan
8
humus, sedangkan bagi manusia tumbuhan paku-pakuan berpotensi sebagai kerajinan
2020).
meluas di daratan. Lumut sejatinya tumbuhan kecil yang tumbuh menempel pada
substrat (batu, pohon, kayu, dan tanah). Kehidupan lumut dipengaruhi oleh faktor
lingkungan seperti suhu, kelembaban dan cahaya. Perbedaan toleransi tiap spesies
adaptasi, komposisi jenis, dan distribusi tumbuhan lumut. Secara ekologi lumut
berperan penting dalam ekosistem, terutama pada daerah hujan hutan tropis lumut
berperan dalam menjaga keseimbangan air, siklus hara dan merupakan habitat penting
bagi organisme lain serta dapat dijadikan sebagai bioindikator karena tumbuhan ini
tumbuhan perintis yang menjadi pembuka ruang untuk ditumbuhi tanaman lainnya
(Endang, 2020).
secara seksual dan aseksual, jamur berdasarkan ukuran tubuhnya ada yang makroskopis
yaitu jamur yang berukuran besar, sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang dan ada
juga jamur yang mikroskopis yaitu jamur yang berukuran kecil dan hanya dapat dilihat
umum yang terdiri atas bagian tubuh yaitu bilah, tudung, tangkai, cincin, dan volva.
Namun ada juga jamur makroskopis yang tidak memiliki salah satu bagian seperti tidak
9
dekomposer (pengurai) dan menjadi penyeimbang keanekaragaman jenis hutan. Jamur
mampu menguraikan bahan organik seperti selulosa, hemiselulosa, lignin, protein, dan
senyawa pati dengan bantuan enzim. Jamur menguraikan bahan organik menjadi
senyawa yang diserap dan digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan. Jamur
memiliki nilai gizi dan pengobatan, memiliki lemak yang rendah, protein tinggi dan
vitamin. Jamur mengandung beberapa mineral dan elemen, serta sejumlah serat
makanan. Jamur banyak dijumpai pada tempat dengan kondisi lingkungan yang lembab,
pada batang tumbuhan, di halaman rumah setelah hujan, pada sisa makanan yang sudah
basi dan di tempat-tempat basah atau tempat yang kaya akan zat organik. Jamur
biasanya tumbuh pada kondisi lingkungan yang teduh dan tingkat kelembapan yang
cukup tinggi, arus angin dan pencahayaan. Beberapa faktor lainnya adalah kebutuhan
sinar matahari tidak langsung, pada kondisi ini jamur dapat tumbuh dengan cepat, suhu
dan sirkulasi udara yang sejuk, dan kondisi lingkungan dataran rendah sangat cocok
bumi. Lichen seringkali dijumpai pada pohon, bebatuan dan tanah, terkadang menempel
pada berkas properti buatan manusia seperti beton, besi tua mobil yang sudah tidak
adalah organisme yang sebenarnya berasal dari dua organisme yang berbeda yang saling
bersimbiosis. Organisme tersebut yaitu fungi dan satu lagi adalah organisme
10
sehingga dapat bertahan dan menempati habitat yang sangat luas di muka bumi. Lichen
dapat dijumpai secara luas di dataran rendah hingga ke dataran tinggi dari kutub utara
hingga ke daerah tropis. Tumbuhan ini dapat tumbuh di berbagai permukaan tanah,
benda, daun, batu, material bekas, besi tua, kulit kayu, pohon, di pinggir sungai maupun
di tepi pantai. Tubuh lichen dinamakan dengan thallus, ini sangat penting untuk
identifikasi. Pada umumnya lichen yang menempel pada pohon berwarna hijau keabu-
abuan, kuning, hijau, biru, oranye, kuning cerah, coklat, dan bahkan hitam. Lichen yang
umumnya ditemukan terbagi menjadi beberapa tipe yaitu berbentuk foliose, fruticose
golongan tumbuhan yang tidak berpembuluh atau Thallophyta. Alga terdiri dari 2
kelompok yaitu makroalga dan mikroalga. Untuk membedakan anatara makroalga dan
mikroalga dapat dilihat dari perbedaan warna thallus dapat menggambarkan ciri dari
setiap divisi makroalga. Makroalga mempunyai warna indah yang disebabkan oleh
umum makroalga (alga berukuran besar) terdiri atas 3 divisi yaitu chlorophyta (alga
cokelat). Pada alga hijau umumnya mempunyai thallus berbentuk filamen yang
bercabang dan tidak bercabang dan ada juga yang berbentuk daun. Alga tersebut
mengandung klorofil a dan b yang memberikan warna hijau, alfa dan beta karoten,
lutein serta zeaxanthin. Alga merah merupakan kelompok alga yang spesiesnya
memiliki berbagai bentuk daun dengan variasi warna. Ukuran thallus pada alga merah
umumnya tidak begitu besar, dan bentuk thallus silindris, gepeng dan lembaran. Sistem
11
percabangannya ada yang sederhana (berupa filamen) dan ada berupa percabangan yang
kompleks. Alga ini mengandung klorofil a dan d serta mengandung pigmen fotosintetik
berupa fikoeritrin, karoten, xantofil, dan fikobilin yang menyebabkan warna merah pada
alga tersebut. Alga cokelat memiliki thallus dengan morfologi luas yang tersusun dari
filamen bercabang sampai susunan yang sangat kompleks. Alga ini memiliki klorofil a
dan c, alfa karoten, dan xantofil (flavoxantin dan violaxantin) yang memberi warna
cokelat pada alga ini. Makroalga dapat dijumpai hidup dan melekat pada tipe substrat
seperti pasir, berlumpur, bahkan pada tipe substrat keras seperti karang dan batu.
Makroalga hidup dengan menancapkan dirinya pada substrat berlumpur, pasir, karang,
karang mati, kulit kerang, batu, kayu bahkan sebagai epifit dengan menancapkan dirinya
12
4. Bagaimanakah ciri-ciri dan klasifikasi keanekaragaman tumbuhan paku, lumut,
jamur, alga dan lichen yang terdapat di kawasan Fakultas Pertanian Univeritas
dan lichen yang terdapat di kawasan Fakultas Pertanian Univeritas Syiah Kuala
lumut, jamur, alga dan lichen yang terdapat di kawasan Fakultas Pertanian
D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam
proses pembelajaran pada mata kuliah botani tumbuhan rendah mengenai materi tentang
tumbuhan paku, lumut, lichen, jamur dan alga. Dapat menambah wawasan peneliti
mengenai jenis tumbuhan tingkat rendah. Serta sebagai sarana informasi kepada
masyarakat mengenai manfaat tumbuhan paku, lumut, jamur, lichen dan alga.
13
1.4 Kerangka Pikiran
(Pteridophyta), lumut (Bryophyta), jamur (Fungi), alga (Algae) dan Lichen dalam suatu
mempengaruhi keadaan tumbuhan tersebut meliputi suhu udara, kelembapan udara dan
dan Lichen adalah jenis tumbuhan tingkat rendah yang dapat dikelompokkan
berdasarkan ciri-ciri anatomi dan morfologi. Dalam hal ini, terdapat upaya untuk
mempelajari dalam sistem pengetahuan terhadap tumbuhan tingkat rendah yang terdapat
1. Tumbuhan tingkat rendah yang digunakan dalam penelitian ini adalah tumbuhan
paku (Pteridophyta), lumut (Bryophyta), jamur (Fungi), alga (Algae) dan Lichen
14
3. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi ciri-ciri morfologi
15
BAB II
LANDASAN TEORI
membelah diri (binary fission), dan selnya bersifat prokariota. Dalam kelompok ini
Bakteri memiliki ciri uniseluler, dalam biakan hidup berkoloni, bentuknya dapat
berupa bulat, batang atau spiral, ada yang berflagel Pembiakan secara aseksual Kadang-
transpormasi, dan transduksi. Beberapa bakteri dapat mengikat N dari udara, yaitu:
merah, dan kuning. Tidak memiliki sel pembiakan berflagel, tidak dibentuk zoospora
berflagel dan pembiakan secara aseksual (pembelahan sel, aplanospora, akineta, dan
endospora). Hidup di air tawar dan tempat yang lembab, sebagian kecil di air laut
Beberapa cyanophyta dapat mengikat N dari udara, yaitu: Nostoc dan Anabaena.
susunan kerangka seperti alat pelekat (holdfast), batang (stipe) dan daun (blade)
16
Algae merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki tingkat
keanekaragaman yang tinggi. Istilah algae berasal dari bahasa Latin "alga" yang
berarti ganggang laut atau yang lebih populer dengan istilah rumput laut Ilmu yang
mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan algae disebut algologi. Padanan kata
untuk algae dalam bahasa Yunani adalah "phycos", sehingga ilmu yang mempelajari
hal-hal yang berkaitan dengan algae juga disebut fikologi. Beberapa istilah lain yang
biasa digunakan untuk algae, misalnya "pond scums", "frog spittle", "water mosses",
dan "seaweeds". Salah satu manfaat algae yang sangat penting adalah sebagai
perairan, keberadaan algae merupakan bagian utama dari rantai makanan. Hal ini
berkaitan dengan aktivitas fotosintesis yang terjadi pada algae. Sebab aktivitas
yang hidup dalam air. Proses fotosintesis dapat berlangsung dalam ekosistem
perairan karena adanya sinar matahari. Sebagaimana kita ketahui bahwa semua
energi berasal dari matahari dan hanya tumbuh-tumbuhan hijau yang dapat
hewan dalam air sangat tergantung pada algae yang merupakan sumber utama energi
17
Koloni senobium (tersusun dari beberapa sel dengan jumlah tertentu dan
Koloni agregat (tersusun dari beberapa sel dengan jumlah dan ukurannya
tidak tetap untuk setiap jenis). Ada 3 tipe agregat: bentuk palmeloid, koloni
Filamen
Parenkimateus
karenanya tidak dilengkapi organela. Sel eukaryotik dilindungi dinding sel yang
d. Dinding sel algae terdiri dari dua komponen; fibriler dan non-fibriler.
f. Pigmentasi. Pigmen paling banyak adalah klorofil. Selain itu juga terdapat
g. Pirenoid (organella yang tersusun oleh senyawa protein terletak di dalam atau
h. Ada yang mempunyai flagella. Jumlah, letak, dan struktur flagella mempunyai
(Hasanuddin, 2014).
18
pada kedalaman dimana cahaya matahari masih dapat tembus. Di perairan yang
jernih, beberapa jenis alga laut dapat hidup sampai pada kedalaman 150 m. Alga
dapat dijumpai dalam bentuk filamen yang sangat halus dan berbentuk membran dan
dapat ditemukan pada daerah yang cukup dalam. Alga juga dapat bertumbuh dan
tersebar di berbagai daerah pantai dan pulau-pulau karang. distribusi alga dapat
dibagi berdasarkan kedalaman yaitu pada perairan dangkal didominasi oleh alga
hijau, kemudian diikuti oleh alga cokelat dan yang sering ditemukan pada perairan
yaitu ganggan secara periodic muncul kepermukaan karena naik turun air akibat pasang
surut. c. Ganggang Subritorsal, yaitu ganggang yang berada dibawah permukaan air, d.
Ganggang Edafik, yaitu ganggang yang hidup diddalam tanah pada dasar perairan.
2.3 Fungi
senyawa organik untuk nutrisinya. Selain itu jamur juga merupakan organisme
jamur berdasarkan ukuran tubuhnya ada yang makroskopis yaitu jamur yang
berukuran besar, sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang dan ada juga jamur
yang mikroskopis yaitu jamur yang berukuran kecil dan hanya dapat dilihat dengan
19
2.3.2 Ciri-ciri Fungi
berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut sebagai epifit. Jika pada hutan
banyak pohon dijumpai epifit maka hutan demikian disebut hutan lumut. Jamur
secara luas dihargai di seluruh dunia untuk nilai gizi dan pengobatan. Mereka
memiliki rendah lemak, protein tinggi dan vitamin. Jamur mengandung beberapa
Jamur makroskopis memiliki struktur umum yang terdiri atas bagian tubuh
yaitu bilah, tudung, tangkai, cincin, dan volva. Namun ada juga jamur makroskopis
yang tidak memiliki salah satu bagian seperti tidak bercincin. Jamur mempunyai
secara aseksual secara umum adalah melalui pembentukkan spora, sehingga untuk
berturut-turut hingga didapat spora yang paling padat untuk dijadikan kultur kerja
(Pangesti, 2012).
Cara hidup jamur adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup
bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat
tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman
20
kacangkacangan atau pada liken. Jamur berhabitat pada bermacam-macam lingkungan
beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur
yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas
2.4 Lichenes
fungi dan alga. Secara morfologi dan fisiologi simbiosis tersebut merupakan satu
Ciri-ciri umum yang dimiliki liken ialah tubuh berupa thallus yang memiliki
kemiripan dengan alga. Bila diamati, liken terdiri atas hifa jamur dan sel ganggang,
memiliki bentuk yang menyerupai daun, berbentuk rambut, dan sebagainya. Liken
akumulasi bahan-bahan pencemar menjadi lebih banyak dan langsung menuju pada
bagian lapisan medula yang terdiri dari alga-alga yang mempunyai klorofil (Chandra,
2015).
21
Tumbuhan lumut adalah tumbuhan darat sejati. Dalam hidupnya liken tidak
memerlukan syarat hidup yang tinggi dan tahan terhadap kekurangan air dalam jangka
waktu yang lama. Liken yang hidup pada batuan dapat menjadi kering karena teriknya
matahari, tetapi tumbuhan ini tidak dapat mati, dan jika turun hujan bisa hidup
kembali.
Kelas Hepaticae (Lumut Hati), Kelas Anthocerotae (Lumut tanduk), dan Kelas Musci
(Lumut Sejati).
Lumut merupakan tumbuhan darat pertama dengan susunan tubuh yang masih
Mereka tidak memiliki organ tubuh sebenarnya. Tumbuhan tersebuh hanya memiliki
organ yang menyerupai akar, batang dan daun. Misalnya, rizoid merupakan organ
pengganti akar pada lumut. Organ tersebut memungkinkan lumut dapat menempel
Tumbuhan lumut memiliki ciri, tidak mempunyai jaringan uniseluler, sel tidak
perlu media berair untuk persenyawaan berlaku (zigot), gametofit merupakan fasa
dominan, berklorofil dan berfotosintesis, dalam bentuk talus atau tumbuhan berdaun.
22
2.5.3 Habitat Hidup Lumut
Lumut tumbuh secara luas di darat, lumut juga banyak dijumpai pada wilayah
dengan kondisi lingkungan yang masih terjaga kealamiannya seperti hutan hujan
tropis di daerah pegunungan. Lumut tumbuh optimal pada suhu 15-25°C dengan
kelembapan udara diatas 50% dan hidup menempel pada berbagai macam substrat.
Substrat tempat menempelnya lumut diantaranya batu, pohon, kayu, dan tanah.
suhu, kelembaban serta intensitas cahaya matahari. Setiap jenis lumut memiliki
toleransi terhadap faktor lingkungan yang akan mempengaruhi sebaran lumut, derajat
sistem pembuluh sejati (kormus) tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksinya.
generasinya, sama seperti lumut dan fungi. Persebarannya di seluruh bagian dunia,
kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun). Total spesies yang diketahui
tumbuh di daerah tropika basah yang lembab. Tumbuhan ini cenderung tidak tahan
Secara garis besar tumbuhan paku terbagi dalam beberapa kelas yaitu:
Psilotinae (paku puba), Lycopodinae (paku kawat), Equisetiinae (paku ekor kuda). dan
Filicinae (paku sejati). Dalam satu kelas saja bisa memiliki beragam jenis tumbuhan
23
paku. Pada umumnya jenis-jenis paku yang ada, hidup terestrial (paku tanah), paku
epifit, paku air Sebagian besar bersifat higrofit Mereka lebih menyukai tempat-tempat
yang kehadirannya hampir tidak mendapat perhatian, jenisnya sangat beraneka ragam
mulai dari algae, lumut, jamur, paku-pakuan, anggrek hingga tumbuhan berkayu.
pohon, kayu mati, kayu lapuk, sersah, tanah, dan batuan. Di dalam kehidupannya,
tumbuhan paku dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Setiap jenis tumbuhan paku
memerlukan kondisi lingkungan abiotik untuk dapat hidup. Tumbuhan ini hidup subur
dan banyak dijumpai pada lingkungan yang lembab dan beriklim tropis. Jenis
tumbuhan yang dapat hidup sebagai epifit mencapai 30.000 jenis yang merupakan
sekitar 10% dari seluruh jenis tumbuhan berpembuluh di muka bumi yang terbagi
dalam 850 marga dan 65 suku. Jumlah terbanyak dari suku Orchidaceae yang
mencakup 25 000 jenis, dari kelompok paku-pakuan terdapat 3000 jenis, dan kelas
Dikotiledonae sekitar 3000 jenis, dan banyak lagi dari suku termasuk Gymnospermae
(Musriadi, 2017).
Daun tumbuhan paku terdiri dari dua bagian, yaitu tangkai dan helaian daun
Helaian daun berupa daun tunggal dan daun majemuk bersirip. Setiap sirip disebut
pina. Pertumbuhan daun paku-pakuan merupakan salah satu cirinya yang paling
24
melalui pertumbuhan ujung yang lama dan terus menerus. Selama pertumbuhan.
perpanjagan lebih cepat pada sel-sel bagian dalam menyebabkan ujung tersebut
lambat membuka gulungannya. Proses membukanya daun ini memberikan ciri khas
bagi tumbuhan paku. Daun tumbuhan paku muda yang menggulung setelah dewasa
spora; b) Sporofil daun penghasil spora, dan c) Trofosporofil dalam satu tangkai
daun, anak daun ada yang menghasilkan spora dan ada yang tidak menghasil spora
Daun tumbuhan paku pembawa spora disebut ental. Tulang daun mungkin bebas atau
terbuka yaitu bercabang tetapi tidak bersatu kembali, atau kadang-kadang membentuk
jala. Dalam hal ini kedua tulang daun disebut berurat jala (reticulate). Bagian bawah
kebanyakan daun paku berbintik dengan struktur disebut sorus. Setiap sorus terdiri
atas sekelompok kotak yang berisi spora yang dikenal sebagai sporangium. Spora
paku yang dilengkapi dengan tutup pelindung yang kuat. Spora ini sangat ringan
Tumbuhan paku dapat ditemukan diberbagai habitat, ada yang tumbuh di daratan
yang tanahnya netral, tanah berkapur, tanah asam, dan ada juga yang hidup di air.
Biasanya tumbuhan ini menyukai tempat yang lembab dan teduh. Adapun ciri-ciri
tumbuhan paku yaitu: memiliki akar, batang dan daun sejati, memiliki pembuluh
angkut dengan ikatan pembuluh, memiliki klorofil, berkembang biak dengan spora
Tumbuhan paku juga banyak memiliki manfaat bagi kehidupan manusi sehari-hari
misalnya sebagai bahan obat-obatan, tanaman hias dan sayuran (Indah: 2007).
25
BAB II
LANDASAN TEORI
membelah diri (binary fission), dan selnya bersifat prokariota. Dalam kelompok ini
dibedakan atas bakteria dan cyanobacteria. Bakteri memiliki ciri uniseluler, dalam
biakan hidup berkoloni, bentuknya dapat berupa bulat, batang atau spiral, ada yang
merah, dan kuning. Tidak memiliki sel pembiakan berflagel, tidak dibentuk zoospora
berflagel dan pembiakan secara aseksual (pembelahan sel, aplanospora, akineta, dan
endospora). Hidup di air tawar dan tempat yang lembab, sebagian kecil di air laut
Beberapa cyanophyta dapat mengikat N dari udara, yaitu: Nostoc dan Anabaena.
dalam 3 bagian utamnya, yaitu: akar, batang, dan daun. Tubuh anggotanya dapat bersel
satu maupun bersel banyak. Perkembangbiakan dapat terjadi secara vegetatif maupun
Pembiakan seksual dapat terjadi dengan cara: isogami, anisogami, gametangiogami, dan
26
oogami. Cara hidupnya dapat dibedakan atas: autotrof, heterotrof, dan simbiosis.
Berdasarkan cara hidupnya, Tumbuhan Talus dibedakan dalam bentuk 3 anak divisi,
yaitu: ganggang (Algae), cendawan atau jamur (Fungi) dan lumut kerak (Lichenes).
Alga merupakan tumbuhan tingkat rendah yang tidak memiliki perbedaan susunan
kerangka seperti alat pelekat (holdfast), batang (stipe) dan daun (blade) meskipun
wujudnya tampak seperti ada perbedaan, tetapi sesungguhnya merupakan bentuk thallus
Algae merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki tingkat
keanekaragaman yang tinggi. Istilah algae berasal dari bahasa Latin "alga" yang berarti
ganggang laut atau yang lebih populer dengan istilah rumput laut Ilmu yang
mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan algae disebut algologi. Padanan kata untuk
algae dalam bahasa Yunani adalah "phycos", sehingga ilmu yang mempelajari hal-hal
yang berkaitan dengan algae juga disebut fikologi. Beberapa istilah lain yang biasa
digunakan untuk algae, misalnya "pond scums", "frog spittle", "water mosses", dan
"seaweeds". Salah satu manfaat algae yang sangat penting adalah sebagai penghasil
keberadaan algae merupakan bagian utama dari rantai makanan. Hal ini berkaitan
dengan aktivitas fotosintesis yang terjadi pada algae. Sebab aktivitas fotosintesis
memberikan keuntungan secara langsung terhadap organisme lainnya yang hidup dalam
air. Proses fotosintesis dapat berlangsung dalam ekosistem perairan karena adanya sinar
27
matahari. Sebagaimana kita ketahui bahwa semua energi berasal dari matahari dan
hanya tumbuh-tumbuhan hijau yang dapat mengubah energi tersebut menjadi makanan
hewan. Itulah sebabmya, kehidupan hewan dalam air sangat tergantung pada algae yang
2.2. Fungi
senyawa organik untuk nutrisinya. Selain itu jamur juga merupakan organisme
eukariotik, berspora, tidak berklorofil, bereproduksi secara seksual dan aseksual, jamur
berdasarkan ukuran tubuhnya ada yang makroskopis yaitu jamur yang berukuran besar,
sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang dan ada juga jamur yang mikroskopis
yaitu jamur yang berukuran kecil dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan alat
Jamur makroskopis memiliki struktur umum yang terdiri atas bagian tubuh yaitu
bilah, tudung, tangkai, cincin, dan volva. Namun ada juga jamur makroskopis yang
tidak memiliki salah satu bagian seperti tidak bercincin. Jamur mempunyai peranan
jenis hutan. Jamur mampu menguraikan bahan organik seperti selulosa, hemiselulosa,
lignin, protein, dan senyawa pati dengan bantuan enzim. Jamur menguraikan bahan
organik menjadi senyawa yang diserap dan digunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangan (Hasanuddin, 2014). Jamur secara luas dihargai di seluruh dunia untuk
nilai gizi dan pengobatan. Mereka memiliki rendah lemak, protein tinggi dan vitamin.
28
Jamur mengandung beberapa mineral dan elemen, serta sejumlah serat makanan
(Badalyanan, 2012).
terhadap peningkatan jumlah atau volume sel. Perkembangbiakan fungi secara aseksual
spora yang paling padat untuk dijadikan kultur kerja (Pangesti, 2012).
2.2.3 Lichenes
aktifitas metabolism seperti penyerapan air dan mineral serta akumulasi bahan-bahan
pencemar menjadi lebih banyak dan langsung menuju pada bagian lapisan medula yang
Tumbuhan lumut kerak (Lichen) merupakan tumbuhan tingkat rendah yang termasuk
kedalam divisi thallophyta. Lichen merupakan tumbuhan symbiosis antara fungi dan
alga. Secara morfologi dan fisiologi simbiosis tersebut merupakan satu kesatuan dari
Tumbuhan lumut memiliki ciri, tidak mempunyai jaringan uniseluler, sel tidak
mmempunyai kutikula, tanpa akar sejati, menghasilkan gamet jantan berflagelum, perlu
29
media berair untuk persenyawaan berlaku (zigot), gametofit merupakan fasa dominan,
Devisio Bryophyta menurut sistem Elchlen (1883) dibedakan 3 kelas, yaitu: Kelas
Hepaticae (Lumut Hati), Kelas Anthocerotae (Lumut tanduk), dan Kelas Musci (Lumut
Sejati).
Lumut tumbuh secara luas di darat, lumut juga banyak dijumpai pada wilayah
dengan kondisi lingkungan yang masih terjaga kealamiannya seperti hutan hujan tropis
di daerah pegunungan. Lumut tumbuh optimal pada suhu 15-25°C dengan kelembapan
udara diatas 50% dan hidup menempel pada berbagai macam substrat. Substrat tempat
menempelnya lumut diantaranya batu, pohon, kayu, dan tanah. Pertumbuhan dan
serta intensitas cahaya matahari. Setiap jenis lumut memiliki toleransi terhadap faktor
lingkungan yang akan mempengaruhi sebaran lumut, derajat adaptasi dan komposisi
generasinya, sama seperti lumut dan fungi. Persebarannya di seluruh bagian dunia,
kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun). Total spesies yang diketahui
30
tumbuh di daerah tropika basah yang lembab. Tumbuhan ini cenderung tidak tahan
Secara garis besar tumbuhan paku terbagi dalam beberapa kelas yaitu: Psilotinae
(paku puba), Lycopodinae (paku kawat), Equisetiinae (paku ekor kuda). dan Filicinae
(paku sejati). Dalam satu kelas saja bisa memiliki beragam jenis tumbuhan paku. Pada
umumnya jenis-jenis paku yang ada, hidup terestrial (paku tanah), paku epifit, paku air
Sebagian besar bersifat higrofit Mereka lebih menyukai tempat-tempat yang teduh
Daun tumbuhan paku terdiri dari dua bagian, yaitu tangkai dan helaian daun
Helaian daun berupa daun tunggal dan daun majemuk bersirip. Setiap sirip disebut pina.
Pertumbuhan daun paku-pakuan merupakan salah satu cirinya yang paling menonjol
pertumbuhan ujung yang lama dan terus menerus. Selama pertumbuhan. perpanjagan
lebih cepat pada sel-sel bagian dalam menyebabkan ujung tersebut lambat membuka
gulungannya. Proses membukanya daun ini memberikan ciri khas bagi tumbuhan paku.
Daun tumbuhan paku muda yang menggulung setelah dewasa dapat dibedakan: a)
Tropofil: daun khusus untuk fotosintesis, tidak mengandung spora; b) Sporofil daun
penghasil spora, dan c) Trofosporofil dalam satu tangkai daun, anak daun ada yang
menghasilkan spora dan ada yang tidak menghasil spora Daun tumbuhan paku pembawa
spora disebut ental. Tulang daun mungkin bebas atau terbuka yaitu bercabang tetapi
tidak bersatu kembali, atau kadang-kadang membentuk jala. Dalam hal ini kedua tulang
daun disebut berurat jala (reticulate). Bagian bawah kebanyakan daun paku berbintik
dengan struktur disebut sorus. Setiap sorus terdiri atas sekelompok kotak yang berisi
31
spora yang dikenal sebagai sporangium. Spora paku yang dilengkapi dengan tutup
pelindung yang kuat. Spora ini sangat ringan sehingga mudah terbawa oleh angin
tersebar kemana-mana.
Epifit merupakan salah satu kelompok tumbuhan penyusun komunitas hutan yang
kehadirannya hampir tidak mendapat perhatian, jenisnya sangat beraneka ragam mulai
dari algae, lumut, jamur, paku-pakuan, anggrek hingga tumbuhan berkayu. Tumbuhan
paku merupakan kelompok tumbuhan yang termasuk dalam divisi Pteriodophyta dan
merupakan kelompok tumbuhan yang tumbuh menempel pada pohon, kayu mati, kayu
lapuk, sersah, tanah, dan batuan. Di dalam kehidupannya, tumbuhan paku dipengaruhi
oleh faktor lingkungan. Setiap jenis tumbuhan paku memerlukan kondisi lingkungan
abiotik untuk dapat hidup. Tumbuhan ini hidup subur dan banyak dijumpai pada
lingkungan yang lembab dan beriklim tropis. Jenis tumbuhan yang dapat hidup sebagai
epifit mencapai 30.000 jenis yang merupakan sekitar 10% dari seluruh jenis tumbuhan
berpembuluh di muka bumi yang terbagi dalam 850 marga dan 65 suku. Jumlah
terbanyak dari suku Orchidaceae yang mencakup 25 000 jenis, dari kelompok paku-
pakuan terdapat 3000 jenis, dan kelas Dikotiledonae sekitar 3000 jenis, dan banyak lagi
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini yaitu alga, jamur, lichen, lumut dan tumbuhan
paku di Fakultas Pertanian USK, sedangkan sampel yang diambil dalam penelitian ini
adalah beberapa spesies dari semua populasi yang ditemukan di kawasan tersebut.
Objek penelitian ini adalah keanekaragaman spesies dari populasi alga, jamur,
1. Observasi.
mendapatkan berbagai jenis alga, jamur, lichen, lumut dan tumbuhan paku.
2. Pengambilan Sampel
33
Diambil beberapa sampel dari berbagai jenis alga, jamur, lichen, lumut dan
3. Identifikasi Sampel
identifikasi tersebut didasarkan pada ciri-ciri yang dimiliki dari setiap sampel
1. Alat
f. Sarung tangan
g. Plastik gula
h. Pisau
2. Bahan
a. Sampel yang didapatkan di lapangan (alga, jamur, lumut, paku, dan liken)
Parameter yang diteliti dalam penelitian ini adalah spesies alga, paku, lumut,
jamur dan liken yang berada di kawasan Fakultas Hukum, Kecamatan Syiah Kuala,
34
3.8 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian observasi
langsung.
Data yang diperoleh secara deskriptif, yaitu didentifikasi satu persatu dan
35
BAB IV
berpembuluh)
Kelas : Pteridopsida
Ordo : Salviniales
Famili : Marsileaceae
Genus : Marsilea
36
Spesies : Marsilea crenata
Deskripsi :
Semanggi atau paku bernama ilmiah Marsilea crenata adalah tanaman yang
adalah tumbuhan dengan daun berdiri sendiri atau dalam berkas, menjari
berbilang 4, tangkaidaun panjang dan tegak, panjang 2-30 cm, anak daun
gundul, dengan panjang 3-22 cm dan lebar 2-18 cm, urat daun rapat
berbentuk kipas, pada air yang tidak dalam muncul diatas air. Biasanya di
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Filicopsida
Bangsa : Polypodiales
37
Suku : Thelypteridaceae
Marga : Thelypteris
Deskripsi :
tumbuhan lain (paku epifit). Tumbuhan ini terdapat pada tempat yang
terkena sinar matahari langsung atau agak teduh dan tahan terhadap angin.
tumbuhan ini tangkai daun maupun batangnya berair. Akar tebal, tegak,
herba, bergerigi pada batas di bagian atas. Stipe sampai 50 cm, bersisik
sampai 20 cm, bertangkai, malai dan malai pinna, beralur pada sorface atas,
padat pada saat muda, lanset pinnules, berekor di pucuk, bertangkai atau
atau sedang tajam pada sebagian pucuk atau bergigi pada tepi, 7-13 hingga
38
Kerajaan : Plantae
Klade : Trakeofit
Divisi : Polipodiophyta
Kelas : Polipodiopsida
Memesan : Polipodiales
Subordo : Polipodiineae
Keluarga : Dryopteridaceae
Marga : Polistikum
Jenis : P. acrostichoides
Deskripsi :
musim dingin, daun yang subur mati; daun-daun yang steril tetap bertahan
39
selama musim dingin, dan sering kali rata dengan tanah oleh suhu rendah
dan lapisan salju. Daunnya ditopang oleh stipe, atau batang berwarna coklat
berwarna hijau tua dan teksturnya agak kasar; bagian bawah mereka
memiliki tepi bergerigi halus atau berduri, dan berbentuk lonjong hingga
terlihat lebih kecil dari pinnae steril di bawah pelepah. Pinna subur ini dapat
40
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Viridiplantae
Superdivisi : Embryophyta
Divisi : Bryophyta
Kelas : Bryopsida
Subkelas : Bryidae
Ordo : Grimmiales
Famili : Grimmiaceae
Genus : Racomitrium
Deskripsi :
hijau kusam yang menjadi abu-abu dan keabu-abuan saat kering. Batangnya
yang panjang dan pendek. Daunnya rapat saat kering, menyebar saat
41
lembab, bulat telur sampai bulat telur-lanset, berakhir dengan awn hialin
yang mencolok, bergigi, (titik rambut). Tepi daun sangat melengkung, saraf
lemah dan berakhir pada atau tidak jauh di atas pertengahan daun. Sel-sel
daun memiliki dinding sel yang tebal dan berliku-liku yang menjadi ciri
genus, dengan papila berbentuk kerucut yang tinggi di bagian atas daun.
Kapsul berbentuk ellipsoid sempit, tegak dan muncul pada seta yang tinggi.
Kerajaan : Plantae
Divisi : Bryophyta
Anak-divisi : Musci
Kelas : Bryopsida
Anak-kelas : Bryidae
Bangsa : Bryales
Suku : Mniaceae
42
Marga :Mnium
Jenis :M.aculeatum
Deskripsi :
Mnium sp. merupakan salah satu jenis lumut yang paling indah diantara
jenis lumut, berdaun tipis, lebar, bening serta berkilau mirip permata.
Memiliki gametofit jantan dan betina yang terpisah, yang secara berturut-
suatu organ berupa gigi-gigi (peristom) yang menutupi lubang kapsul spora.
Warna daun hijau kekuningan, sempit dan pendek. Ujung daun meruncing,
Terdapat spora pada tumbuhan lumut ini, bentuk spora bulat dan berwarna
43
Kingdom : Plantae
Clade : Tracheophytes
Clade : Angiosperms
Clade : Eudicots
Order : Saxifragales
Family : Saxifragaceae
Genus : Saxifraga
Species : S. bryoides
Deskripsi :
Saxifrage berlumut adalah tanaman tahunan yang tumbuh rendah dan selalu
hijau membentuk tikar dedaunan lebat yang tingginya jarang melebihi 2,5
ini merupakan ciri khas tanaman yang tumbuh di dataran tinggi dan dalam
44
sekitar 5 mm (0,2 inci) sedangkan yang ditemukan di batang berbunga
saxifrage kasar yang agak mirip, Saxifraga aspera. Kedua spesies ini juga
sungai. Bunganya ditanggung sendiri pada batang tegak dan relatif besar.
Batangnya sedikit berbulu dan sering diwarnai merah, seperti lima lobus
oval dan tidak saling tumpang tindih. Mereka berwarna putih dengan bagian
dengan kepala sari oranye berada dalam dua lingkaran, dengan benang sari
unggul, stilus memiliki dua stigma dan buah adalah kapsul bersel dua.
45
Kerajaan : Plantae
Divisi : Bryophyta
Kelas : Bryopsida
Subkelas : Bryidae
Ordo : Bryales
Famili : Bryaceae
Genus : Bryum
Deskripsi :
Bryophyta lebih dikenal dengan lumut sejati, hal ini dikarenakan bentuk
Ini adalah salah satu lumut perkotaan yang paling umum di dalam kota dan
dapat dengan mudah dikenali tanpa mikroskop. Lumut paling umum dari
beton, tanah, dan bahkan di atap rumah pribadi, tetapi juga melimpah di
46
atau putih kehijauan, dan menghasilkan tikar seperti beludru yang lebat.
Batangnya tipis, tinggi 3-10 mm, tumpang tindih padat, bulat telur lebar,
tampak putih.
Divisi : Ascomycota
Kelas : Lecanoromycetes
Ordo : Lecanorales
Famili : Stereocaulaceae
Genus : Lepraria
Deskripsi :
47
dengan medulla berwarna putih. Dapat hidup pada bebatuan, dinding dan
luas termasuk di daerah perkotaan, Lumut debu adalah lumut kerak steril
yang hanya terdiri dari lapisan soredia (bola-bola kecil ganggang yang
semua kelembaban mereka langsung dari udara. Tidak ada mechaisms yang
spesiasi.
Kingdom : Fungi
Divisi : Ascomycota
Kelas : Lecanoromycetes
Ordo : Pertusariales
Famili : Pertusariaceae
48
Genus : Pertusaria
Deskripsi :
jenis ini tersebar luas di pepohonan dan terkadang menempel pada batu
yang terlindung. Talus yang berwarna abu-abu dapat tumbuh dengan dia
bergelombang dan bergaris. Habitat ini dari liken yang terdapat banyak di
Divisi : Ascomycota
Kelas : Lecanoromycetes
Ordo : Acarosporales
Famili : Acarosporaceae
49
Genus : Acarospora
Deskripsi :
Jenis dari liken ini yaitu memiliki bentuk tubuh yang menyebar pada substrat
nya yaitu pada pohon besar, memiliki warna yang terang hijau kekuning-
kuningan, dan habitat dari liken ini dapat kita temukan pada pohon-pohon
besar.
4.1.4 Alga
Kingdom : Plantae
Divisio : Chlorophyta
Classis : Chlorophyceae
Ordo : Sphaeropleales
Familia : Scenedesmaceae
50
Genus : Tetrastum
Deskripsi :
terdiri dari dua lapisan, atau katup, yang saling menutupi. Bentuk umum sel
4.1.5 Jamur
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Agaricales
51
Famili : Agaricaceae
Genus : Leucocoprinus
Spesies : L. fragilissimus
Deskripsi :
adalah spesies jamur gilled dalam keluarga Agaricaceae. Tutup tubuh buah
lebarnya mencapai 4,5 cm (1,8 inci), berbentuk lonceng saat muda dan
tumbuh cembung saat dewasa. Ini memiliki warna kuning pucat yang
memudar seiring bertambahnya usia, dan insang putih. Tangkai yang sempit
tanaman yang sangat membusuk (humus atau kompos). Tumbuh soliter atau
selatan, Amerika Selatan, Eropa bagian selatan, Afrika, Asia bagian selatan
4.2 Pembahasan
rendah. Tumbuhan tingkat rendah adalah tumbuhan yang belum memiliki akar,
batang, dan daun sejati. Terdapat beberapa spesies yang ditemukan yaitu yang
tergolong ke dalam fungi, alga, liken, lumut, serta paku. Pada observasi ini
52
peraira. kemudian daerah bukit. Pada setiap daerah-daerah yang dilakukan
pengamatan terdapat beberapa spesies yang berbeda, hal ini dikarenakan bedanya
rhizoma dan tersusun rapat. Pangkal rimpangnya tegak dan warnanya coklat tua
lalu rimpangnya menjalar pada permukaan batuan dan akar- akarnya masuk ke
celah-celah batu. Memiliki ruas yang panjang dengan tipe percabangan lateral dan
berdaun majemuk. Pada bagian ental terdapat stipe yang berwarna hitam dan
ditumbuhi sisik-sisik halus, serta memiiliki bentuk umum daun yaitu pinnate.
Bagian terlebar di tengah pinnula, bentuk tepinya rata dan ujung pinnulanya
runcing. Permukaan pinnulanya halus dan tidak terdapat rambut, serta terdapat
lembab dan basah, misalnya di hutan dan hidup menempel pada berbagai substrat,
antara lain misalanya tanah dalam rimba, batu-batu, cadas-cadas, gambut, kulit
pohon, dan lain lain. umut tidak mempunyai akar, batang dan daun sejati. Lumut
merupakan salah satu bagian kecil dari flora yang belum banyak tergali dan
53
bagian penyokong keanekaragaman flora. Lumut termasuk tumbuhan kecil yang
tingginya hanya sekitar 1-2 cm, dan bahkan yang paling besarpun umumnya
fotosintetik (alga). Likene hidup sebagai epifit pada pohon – pohonan tetapi dapat
juga diatas tanah. Terutama didaerah tundra disekitar kutub utara. Likene
tanah. Likene dapat kita temukan di tepi pantai sampai di atas gunung – gunung
yanng tinggi. Penyatuan fungi dan alga adalah sedemikian sempurnanya sehingga
liken tersebut sesungguhnya diberikan nama genus dan spesies seolah – olah
mereka adalah organisme tunggal. Kerja sama ini demikian eratnya sehingga
nama ilmiah seolah – olah merupakan organisme tunggal, mungkin lebih masuk
ilmiah liken adalah nama fungi tersebut. Lebih dari 25.000 spesies liken diketahui.
lembaran dan talus dengan semak – semak. Contoh dari bentuk – bentuk itu
54
vegetatif, karena bila sebagian talus terpisah, lalu tumbuh merupakan indivu baru.
soredium, yaitu kelompok kecil sel – sel ganggang yang sedang membelah dan
diselubungi benang – benang miselium menjadi suatu badan yang dapat terlepas
dari induknya.
Peranan likene digunakan dalam pembuatan pewarna dan parfum, serta obat
sekitar kutub utara dan merupakan makanan utama bagi rusa kutub. Digunakan
juga sebagai bahan untuk kosmetik, dan menarik dalam ekonomi alam karena
baru diciptakan. Pada observasi yang telah dilakukan ditemukan spesies liken
dengan jumlah 8 spesies, rata-rata dari masing spesies ini di temukan di daerah
daratan dan menempel pada substrat batang kayu yang sudah kering dan yang
sudah mati.
4.2.4 Alga
Tumbuhan ganggang merupakan tumbuhan talus yang hidup di air, baik air
tawar maupun air laut. Semua sel mempunyai plastida dan di dalam plastida
terdapat zat- zat warna derivat klorofil, yaitu klorofil-a dan klorofil-b atau kedua-
duanya. Selain itu terdapat pula zat- zat warna lain dan zat warna inilah yang
secara relatif tidak terdeferensiasi, tidak membentuk akar, batang, dan daun.
55
Tubuh ganggang secara keseluruhan disebut talus. Hidupnya di air, baik air tawar
Alga hidup di air. Alga renik yang terapung-apung merupakan bagian dari
fitoplankton (flora laut tersuspensi) dan berguna sebagai sumber makanan yang
secara relatif tidak berdiferensiasi, tidak membentuk akar batang dan daun. Tubuh
Alga atau ganggang secara keseluruhan disebut dengan talus ganggang dan
golongan Thallopyta yang lain dianggap sebagai bentuk tumbuhan rendah yaitu
organisme lain yang paling primitif dan mulai muncul pertama di bumi sifat
hidup dilaut, species yang hidup diair tawar kelihatannya mempunyai arah
perkembangan yang lebih leluasa, jika dibandingkan dengan bentuk yang hidup
didarat. Pada observasi yang dilakukan ditemukan jumlah spesies alga sebanyak 3
spesies.
4.2.5 Fungi
56
Jamur merupakan mikroorganisme utama yang berperan penting dalam
proses pembuatan dan pembusukan roti. Beberapa jenis jamur yang sering
Mucor sp dan Geotrichum sp serta juga bisa terdapat Aspergillus sp dan lainnya.
Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa. Hifa dapat membentuk
dengan cara vegetatif ada juga dengan cara generatif. Jamur menyerap zat organik
maka dari itu jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat,
protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari
yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga
mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang
hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken. Jamur berhabitat pada
57
bermacam-macam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme.
Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan
berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat
parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes. Jamur dibedakan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Maka ditemukan spesies jamur tidak ada,
lumut sebanyak 4 spesies, paku sebanyak 3 spesies, liken sebanyak 1 spesies dan
5.2 Saran
diberikan saran yang bertujuan untuk kebaikan dan kemajuan laboratorium FKIP
58
2. Berdasarkan observasi yang dilakukan, maka disarankan untuk melakukan
DAFTAR PUSTAKA
Atho, M. A. T., Akmal, M. A. S., Riza, R. E. N., Sinta, S. D. R., Fatim, S. F., Dian, D.
N. M. R., & Lianah, L. 2020. The diversity of fern species (Pteridophyta) and
Chandra R.H. 2015. Akumulasi Timbal (Pb) dan Keanekaragaman Jenis Lichen di
Fitriani, L., Krisnawati, Y., Anorda, M. O. R., & Lanjarini, K. 2018. Jenis-Jenis dan
59
Lestari dan Pt Djuanda Sawit Kabupaten Musi Rawas. Jurnal Biosilampari:
Hasanuddin. 2014. Jenis Jamur Kayu Makroskopis sebagai Media Pembelajaran Biologi
76.
Kepel, R. C., Mantiri, D. M., & Manu, G. D. 2015. Pertumbuhan Alga Cokelat Padina
Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal LPPM Bidang Sains dan
Mulyani, E., Perwati, L. K., & Murningsih, M. 2014. Lumut Daun Epifit di Zona Tropik
16:2, 76-82.
Molase pada Produksi Enzim Xilanase oleh Fungi Aspergillus Niger dengan
60
Roziaty, E. 2016. Review Lichen: Karakteristik Anatomis dan Reproduksi Vegetatifnya.
Jurnal Pena Sains. 3:1, 44-53.
61