Anda di halaman 1dari 19

FILUM ANNELIDA

Disusun untuk memmenuhi tugas

Mata Kuliah : Zoologi Invertebrata

Dosen Pengampu : Prof. Dr. M. Ali S, M.Si

Yaumil Istiqlal M.Nur, S.Pd.I., M.Pd.

Oleh Kelompok IV :

Alfiyyah Putri (2006103010072)

Adila Wulandari (2006103010016)

Cut wirta mayada (2006103010080)

Eliza Rosadi (2006103010092)

Hilya Saputri (2006103010084)

Suci Fitria (2006103010100)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BANDA ACEH

1
2022

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Alhamdulillah. Puji dan syukur kami panjatkan pada Allah SWT. Hanya kepada-Nya lah kami
memuji dan hanya kepada-Nya lah kami memohon pertolongan. Tidak lupa shalawat serta salam kami
panjatkan kepada junjungan nabi agung kita, Nabi Muhammad SAW. Risalah beliau lah yang bermanfaat
bagi kita semua sebagai petunjuk menjalani kehidupan.
Dengan pertolongan-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Filum Annelida”. Pada
isi makalah akan diuraikan pengertian, ciri-ciri annelida, cara hidup dari filum Annelida, Bagaimana
sistem organ dari filum Annelida.

Makalah “Filum Annelida” disusun guna memenuhi tugas. Mata Kuliah Zoologi Invertebrata.
Kami menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian isi. Apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf. Kami menyadari makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan Kami terima demi
kesempurnaan makalah ini.

Banda Aceh, 01 februari 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... 2

DAFTAR ISI.............................................................................................................. 3

BAB I......................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN..................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang......................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................... 4

BAB II....................................................................................................................... 5

PEMBAHASAN............................................................................................... 5

2.1 Deskripsi Umum Filum Annelida.............................................................. 5

2.2 Ciri-Ciri Umum Morfologi dann Anatomi Filum Annelida....................... 6

2.3 Peranan Filum Annelida............................................................................ 9

BAB III ..................................................................................................................... 11

3.1 Studi Kasus……………………………………………………………….. 11

BAB IV ……………………………………………………………………………... 17

PENUTUP ................................................................................................................ 17

3.2 Kesimpulan ............................................................................................... 17

3.3 Saran ......................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 18

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Annelida merupakan hewan simetris bilateral, mempunyai sistem peredaran darah yang tertutup dan
sistem saraf yang tersusun seperti tangga tali. Pembuluh darah yang utam membujur sepanjang bagian
dorsal sedangkan sistem syaraf terdapat pada bagian ventral.
Cacing-cacing anggota filum ini tubuhnya beruas-ruas. Beberapa organ (misalnya pencernaan)
membentang sepanjang tubuh. Organ yang lain seperti saluran pembuangan, ada di setiap ruas. Annelida
mempunyai rongga tubuh atau coelem. Rongga ini tidak saja berisi organ-organ yang terbentuk dari
mesoderm tetapi juga dilapisi oleh lapisan mesoderm.
Contoh Annelida adalah cacing tanah (Pheretima) cacing ini hidup di tanah, makananya berupa
sisa tumbuhan dan hewan. Charles Darwin ahli biologi yang termahsur adalah orang yang pertama kali
menyatakan bahwa cacing tanah mempunyai peranan yang penting dalam menggemburkan/menyuburkan
tanah. Karena hidup di dalam tanah, cacing ini membuat liang-liang sehingga tanah menjadi berpori dan
mudah diolah. Cacing tanah juga mencampur dedaunan dengan tanah, jadi menaikan kandungan humus
tanah. Sebagian besar Anelida hidup dilaut, yaitu diliang-liang atau dibawah karang yang dekat dengan
pantai, misalnya neries. Golongan lain dari annelida yang banyak dikenal adalah lintah pengisap darah.
Lintah mempunyai balik penghisap dikedua ujung badannya. Batil penghisap posterior dipergunakan
untuk melekatkan diri pada inang, sedangkan batil penghisap anterior dipergunakan untuk menghisap
darah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu filum Annelida?
2. Apa ciri-ciri dari filum Annelida?
3. Bagaimana cara hidup dari filum Annelida?
4. Bagaimana sistem organ dari filum Annelida?
5. Apa klasifikasi dari filum Annelida?
6. Apa peran dari filum Annelida?

1.3 Tujuan Penulisan


Dari rumusan masalah yang yang dibahas diatas, maka tujuan dari makalah kami antara lain :
1. Mengetahui apa itu filum Annelida
2. Mengenal ciri-ciri dari filum Annelida
3.  Mengetahui cara hidup dari filum Annelida
4.  Mengetahui sistem organ dari filum Annelida
5.   Mengetahui klasikasi pada filum Annelida
6.   Mengetahui peran dari filum Annelida

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Umum Filum Annelida


Annelida berasal dari bahasa latin (kata annulus) yang berarti cincinyang berarti bentuk. Dari
namanya, Annelida dapat disebut sebagai cacing yang bentuk tubuhnya bergelang-gelang atau disebut
juga cacing gelang. Pada annelida terdapat selom yang olehseptum-septum dibagi menjadi beberapa
kompartemen. Annelida merupakan hewan simetris bilateral, mempunyai sistem peredaran darah yang
tertutup dan sistem syaraf yang tersusun seperti tangga tali. Pembuluh darah yang utama membujur
sepanjang bagian dorsal sedangkan sistem syaraf terdapat pada bagian ventral. Annelida memiliki system
digesti,saraf, ekskresi dan reproduksi yang bersifat metamerik.
Annelida memiliki tiga lapisan sel (triploblastik), tubuhnya bulat dan memanjang biasanya dengan
segmen yang jelas baik eksternal maupun internal. Appendages kecil berupasetae (rambut). Tubuh
ditutupi kutikula tipis dan lembab terletak disebelah atas epitelcolumnar yang banyak mengandung sel-sel
kelenjar dan sel sensoris. Dinding tubuh disusunoleh lapisan otot circular dan longitudinal, coelom
berkembang dengan baik (kecualiHirudinea) yang disebut schizocoelom. Alat pencernaan komplit, yang
memanjang disepanjang tubuhnya. Sistem peredaran darah tertutup, dengan pembuluh darah
yangmemanjang (sinus coelom) dengan cabang-cabang lateral pada setiap ruas. Plasma darahumumnya
berisi haemoglobin dan amoebocyte yang bergerak bebas. Respirasi melaluiepidermis atau permukaan
tubuh. Sistem ekskresi dengan sepasang nephridia pada setiapruas. Sistem saraf dengan sepasang ganglia
cerebral (otak) yang dihubungkan ke tali saraf (nervecord) yang meluas disepanjang tubuhnya. Umunya
berumah satu tetapi tidak dapatmelakukan pembuahan sendiri.
Cacing-cacing anggota filum ini tubuhnya beruas-ruas, beberapa organ (misalnya pencernaan)
membentang sepanjang tubuh, organ yang lain seperti saluran pembuangan, ada di setiap ruas. Annelida
mempunyai rongga tubuh atau coelem, rongga ini tidak saja berisi organ-organ yang terbentuk dari
mesoderm tetapi juga dilapisi oleh lapisan mesoderm. Annelida merupakan hewan simetris bilateral,
mempunyai sistem peredaran darah yang tertutup dan sistem syaraf yang tersusun seperti tangga tali.
Pembuluh darah yang utama membujur sepanjang bagian dorsal sedangkan sistem syaraf terdapat pada
bagian ventral.
Cacing tersegmentasi diklasifikasikan dalam filum Annelida. Mereka termasuk lintah dan cacing pita,
serta cacing tanah. Cacing tersegmentasi secara bilateral simetris danmemiliki dua coelom dan dua
bukaan badan. Beberapa memiliki tahap larva yang miripdengan tahap larva dari moluska tertentu,
menunjukkan nenek moyang yang sama.Rancangan dasar tubuh cacing tersegmentasi adalah tabung di
dalam tabung. Itu tabung internal, tergantung di dalam coelom, adalah saluran pencernaan. Makanan
adalah diambildi mulut, lubang di ujung anterior cacing, dan Limbah dilepaskan melalui anus,
sebuahlubang di ujung posterior. Kebanyakan cacing tersegmentasi memiliki bulu kecil yangdisebut setae
(SEE tee) pada masing-masing segmen. Setae membantu cacing tersegmentasi bergerak dengan
memberikan jalan ke Jangkar tubuh mereka di tanah sehingga setiap segmen bisa menggerakkan hewan
itu. Cacing tersegmentasi dapat ditemukan di sebagian besarlingkungan, kecuali di tanah beku dari daerah
kutub dan pasir kering dan tanah padang pasir (Biggs et al, 2004: 726).
Klasifikasi dan keragaman Ada lebih dari 22.000 spesies annelida yang hidup, yangukurannya mulai
dari mikroskopis sampai raksasa cacing raksasa Australia Gippsland dan Amynthas mekongianus

5
(Cognetti, 1922), yang keduanya bisa tumbuh hingga 3 meter (9,8kaki). Meskipun penelitian sejak 1997
secara radikal telah mengubah pandangan parailmuwan tentang pohon keluarga evolusioner dari annelida,
kebanyakan buku teksmenggunakan klasifikasi tradisional ke dalam sub-kelompok berikut:

1.Polychaetes
Seperti namanya, mereka memiliki beberapa chetae (rambut) per segmen. Polychaetesmemiliki
parapodia yang berfungsi sebagai tungkai, dan organ nukrab (nuchal berarti "dileher") yang dianggap
sebagai chemosensor. Sebagian besar adalah hewan laut, meskipun beberapa spesies hidup di air tawar
dan sebagian lagi di tanah.

2. Clitellates
Ini memiliki sedikit atau tidak chetae per segmen, dan tidak ada organ nuchal atau parapodia. Namun,
mereka memiliki keunikan organ reproduksi, clitellum berbentukcincin ("pak pelana") di sekeliling tubuh
mereka, yang menghasilkan kepompong yang menyimpan dan memberi makan telur yang telah dibuahi
sampai mereka menetas atau, pada moniligastrids, telur yolky yang memberi nutrisi bagi embrio.
Klitellates meliputi: Oigochaetes dan hirudinea.
 
2.2 Ciri-Ciri-ciri Umum (Morfologi dan Anatomi) Filum Annelida
1. Ciri Morfologi
Ciri-ciri yang dapat dilihat dan diamati pada bagian luar tubuh dari hewan yang termasuk dalam
filum annelida, diantaranya tubuh tersusun atas segmen-segmen menyerupai gelang/cincin. Segmen
terdapat di bagian luar dan dalam tubuhnya. Diantara satu segmen dengan segmen lainya terdapat sekat
yang disebut septa. Pembuluh darah, sistem ekskresi, dan sistem saraf di antara satu segmen dengan
segmen lainnya saling berhubungan menembus septa, panjang tubuh bervariasi dari sekitar 1 mm hingga
3 m. Bentuk tubuhnya simetris bilateral, tubuh dilapisi kutikula.

2. Ciri Anatomi
Ciri-ciri bagian dalam tubuh hewan yang termasuk dalam filum annelida, yaitu:
a Memiliki tiga lapisan tubuh (tripoblastik) yakni, eksoderm, meksoderm dan endoderm
b.Berkutikula sehingga licin tubuhnya
c.Memiliki alat ekskresi berupa sepasang nefridia
d.Hemafrodi

3. Habitat Filum Annelida


Kebanyakan Annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang parasit (merugikan) dengan
menempel pada vertebrata, termasuk manusia. Habitat Annelida umumnya berada didasar laut dan
perairan tawar, dan juga ada yang sebagian hidup di tanah atau tempat-tempat lembab. Annelida hidup di
berbagai tempat dengan membuat liang sendiri. Adapun penyebaran terdapat di beberapa daerah,
diantaranya yaitu Indonesia, Finlandia, dan Rusia.

4. Klasifikasi Filum Anelida

6
Secara Umum, Filum Annelida dibagi menjadi 3 (tiga) kelas, yaitu Polychaeta, Oligochaeta, dan
Hirudinea, pembagian ke dalam kelas terutama didasarkan pada segmentasi tubuh. seta, parapodium,
sistem sirkulasi, ada tidaknya batil isap, dan sistem reproduksi. Contoh spesies annelida yang terkenal
adalah cacing tanah ( Lumbricus sp) cacing ini hidupdi tanah, makanannya berupa sisa tumbuhan dan
hewan. Para ahli biologi menyatakan bahwacacing tanah mempunyai peranan yang penting dalam
menggemburkan tanah. Karena hidupdi dalam tanah, cacing ini membuat liang-liang sehingga tanah
menjadi berpori dan mudah diolah

1. Kelas Polychaeta
a. Morfologi, Anatomi dan Klasifikasi Polychaeta
Polychaeta mempunyai anggota sekitar 6.000 spesies. Nama lain Polychaeta adalah Lug wor (cacing
bor),Clam worm (cacing kerang), Bristle wor (cacing rambut/bulu) dan Sea mouse (tikus laut). Umumnya
hidup di laut, beberapa hidup di air tawar atau payau. Polychaeta ini melimpah di zona intertidal (16.405
kakil 5.000 m). Hidupnya melekat di laut, mengapung dekat permukaan, di lubang atau terowongan di
pasir atau Lumpur. Ukuran tubuhnya sekitar 2 m-10 meter ada yang mencapai 70 cm-1 meter yaitu Nereis
sp dan Eunice sp. Warna pada umumya cemerlang atau mencolok yang warnanya sangat dipengaruhi
adanya sel pigmen Chromatophore. Sel pigmen ini sel-selnya memiliki banyak cabang mengandung
granula-granula pigmen yang berasosiasi dengan integumen.
Tubuhnya pada, umumnya bersegmen. Kelas ini secara umum memiliki banyak setae (chaetae) pada
tiap segmen sehingga disebut Polychaeta. Pada bagian anterior (kepala) terdapat prostomium dengan
organ perasa alat sensor (sepasang paips), antennae, sepasang mata atau lebih dan mulut pada bagian
ventral. Antennae dan mata terdapat pada bagian dorsal dan palps muncul dan sisi ventral prostornium.
Peristomium yang merupakan segmen pertama terdapat tentakel cirri yang merupakan derivate dan
bagian notopodium paropodia. Pada tiap segmen mempunyai struktur yang disebut parapodia (alat gerak).
Parapodia ini jumlahnya sepasang yang tumbuh ke arah luar lateral dan mengandung setae. Tiap
parapodia mempunyai dua bagian utama yaitu satu pada bagian atas (dorsal) yang disebut notopodium
dan bagian lebih bawah dise but neuropodium (neuro terdapat pada sisi ventral). Pada kedua lobus atau
bagian tersebut mempunyai setae yang secara khusus diperkuat dan ditopang secarakuat oleh aciculae
(jamak : aciculae) dan bentuknya ke cil ramping Pada Notopodium biasanya mempunyai sebuah jari
dorsal yang tumbuh keluar dan pada neuropodiumyang tumbuh dan bagian ventral. Struktur tersebut
diseb ut Cirri dan berfungsi sebagaisensor primer. Pada bagian Notopodium dan Neuropo dium juga
terdapat bagian yang terspesialisasi sebagai insang (Gill), biasanya m engandung pembuluh darah.

b. Sistem Pecernaan
Pada polychaeta mem punyai saluran pencernaan berupa tabung lurus dengan urutanmulut,
pharynk, esoph agus, perut dan saluran usus. Pada beberapa kelompok mempunyai pharink yang
menonjol yang dilengkapi dengan rahang (jaw) atau gigiyang keras atau keduanya, rnernpunyai glandula
yang mensekresikan bisa untukmelumpuhkan mangsanya. Pada saluran pencernaannya juga mempun yai
enzim pencernaan yang membantu propes pencernaan makanan yang diproduksi oleh glandula saluran
usus.

7
c. Sistem Pernapasan dan Sirkulasi
Sistem pernafasan Polychaeta tidak mempunyai struktur yang n ata. Pada umumnya permukaan
tubuh mempunyai fungsi sebagai pertukaran gas, tetapi ada anggota dari kelas ini me punyai insang yang
jelas. Beberapa insang tersebutterdapat pada bagian notop odium atau neuropodium yang dilengkapi
denga aliran darah, yang lain berasal dan dinding tubuh bagian dorsal dan padadasarnya merupakan
bagian dan noto odium juga. Tipe insang ini mempunyaifilam entfilamen sederhana atau bercabang-
cabang seperti sisir, seperti buluatau seperti pola semak-semak.
d. Sistem Syaraf
Otak polychaeta terdiri dan 2 lobi yang terletak pada daerah prostom ium bagiandorsal. Otak ini
mengkoordinasikan sistem saraf pada bagian palpus, ante nna, matadan organ nuchal yang meru pakan
organ perasa. Sepasang jaringan saraf di daerah pharink (circumpharyngeal) atau di daerah esophagus
(circumesophageal) mengelilingi bagian anterior saluran usus dan menghubungkan otak dengan tali sar
afventral. Kontraksi otot pada polych aeta melibatkan aktifitas neuron yang kompleksekali. Pertahanan
yang penting ba gi Polychaeta secara umum terhadap banyak predator adalah kemampuannya untuk
bergerak secara cepat. Kecepatan gerak reflek juga berkembang dengan baik pa da polychaeta yang hidup
di lubang untuk enangkapmakanannya. Kemampuan b ergerak dengan cepat mi berkaitan dengan exon
yang besar pada tali saraf ventralnya.

e. Sistem Reproduksi (Siklus Hidup)


Pada Polychaeta meliputi reproduksi aseksual dan seksual.Reproduksi aseksual terdapat pada
Cirratulids, Syllids, Sabellid dan spionid.Reproduksi aseksual dengan tumbuh tunas dan bagian tubuh
dalam dua bagian atausejumlah fragmen. Reproduksi seksual (diocious) terdapat pada sebagian
besarPolychaeta. Pada banyak peristiwa fertilisasi telur oleh sperma terjadi di luar tubuh.Fertilisasi
umumnya terjadi pada malam hari saat bulan purnama. Pada sebagianPolychaeta meletakan telumya
bebas di dalam laut. dan telur-telur menjadi planktonik.Pada beberapa Polychaeta meletakan telurnya di
dalam lubang atau terowongan. Telur polychaeta mengandung sejumlah kunin telur. Setelah terjadi perke
bangan embrio (gastrulasi), embrio berkembang secara pesat dan menjadi larva
trochophore.Perkembangan terbesar dari struktur larva adalah sampai tahap terbentuk larvatrochophore
plaktonik dan larva ini memakan plankton.

f. Sistem Ekskresi
Organ ekskresi polychaeta adalah Nephridia yang umumnya terdapat satu pasangtiap segmen.
Bagian ujung anterior dan saluran nephridia (nephridia tubule) padarongga coelom di tengah segmen
dengan saluran nephridia terbuka keluar (nephridiapore). Kanal nephridia menembus septa pemisah
segmen sampai segmen berikutnya, saluran ini me ggulung dan kemudian terbuka keluar pada
bagianneuropodium. Berdasarkan bentuknya, Polychaeta mempunyai dua macam sistemekskresi yaitu
Protonephridia atau Metanephridia. Polychaeta yang mempu nyaisistem pembuluh darah tertutup (pada 9
familia dan semua larva) mempunyai sistemekskresi Protonephndia. Anggota familia Polychaeta yang
lain (81 famili) mempunyaisystem Metanephridia. Sistem Metan ephridia berupa tabung sekretori yang
selaluterbuka ke bagian luar melalui nephridia hore yang berakhir pada suatu rongga coelom.

8
2. Kelas Oligchaeta
OligoChaeta berasal dari bahasa Yunani dari kata Oligo yang berarti sedikit, dan Chaeta yang
berarti rambut. Kelas OligoChaeta merupakan kelas filum Annelida yang mempunya sedikit rambut.
Banyak anggota dari OligoChaeta yang hidup di dalam tanah atau tempat lembab, tetapi ada juga yang
hidup di air. Karena mempunyai sedikit rambut seta dan tidak mempunyai parapodia, sehingga kepalanya
kecil, tidak memiliki alat peraba, dan tidak memiliki bintik mata. Pada lapisan kulit terdapat bagian saraf
dengan fungsi untuk menerima rangsangan. OligoChaeta bersifat hermaprodit/monoceus dengan
perkembangbiakan secara generatif dengan perkawinan, dan secara vegetatif dengan regenerasi. Terdapat
Kitellum (Selzadel) yang berfungsi sebagai alat reproduksi. Pada ruas 9-11 terdapat receptaculum seminis
yang berfungsi sebagai penampung sel-sel spermatozoa.
3. Hirudenia

Hirudenia merupakan kelas filum Annelida yang tidak memiliki seta (rambut) dan tidak memiliki
parapodium di tubuhnya. Tubuh Hirudinea yang pipih dengan ujung depan serta di bagian belakang
sedikit runcing. Di segmen awal dan akhir terdapat alat penghisap yang berfungsi dalam bergerak dan
menempel. Gabungan dari alat penghisap dan kontraksi serta relaksasi otot adalah mekanisme pergerakan
dari Hirudinea. Kebanyakan dari Hirudinea merupakan ekstoparasit yang sering didapati di permukaan
luar inangnya. Ukuran Hirudinea beragam dari 1-30 cm. Hirudinea hidup pada inangnya untuk menghisap
darah dengan cara menempel. Sebagian mereka membuat luka pada permukaan tubuh inang sehingga
dapat menghisap darahnya, sedangkan sebagian lain mensekresikan suatu enzim yang dapat melubangi
kulit, dan jika itu terjadi maka waktunya mensekresikan zat anti pembeku darah, kebanyakan tidak terasa
saat kelas ini menempel pada inangnya karena ia menghasilkan suatu zat anastesi yang dapat
menghilangkan rasa sakit. Jenis ini dikenal dengan sebutan lintah.
2.3 Peranan dari Filum Annelida

Annelida memiliki beberapa peran yang dapat dimanfaatkan atau menguntungkan dan merugikan
kehidupan manusia. Peran annelida adalah sebagai berikut.

Peranan Annelida yang mengutungkan/bermanfaat

 Makanan manusia, karena cacing memiliki sumber protein yang berpotensi dimasukkan sebagai
bahan makan manusia seperti halnya daging sapi dan ayam
 Bahan baku ternak, memiliki kandungan protein, lemak dan mineral yang tinggi, cacing tanah
dimanfaatkan sebagai makanan ternak misalnya unggas, udang, kodok, dan ikan.
 Bahan baku obat, Cacing tanah dipercaya dapat meredakan demam, menurunkan tekanan darah,
menyembuhkan bronchitis, reumatik sendi, sakit gigi dan tipus.
 Bahan baku kosmetik, Cacing tanah diolah untuk dgunakan sebagai pelembab kulit dan bahan
baku pembuatan lipstik.
 Lintah digunakan untuk membersihkan nanah pada luka yang telah terinfeksi
 Hirudin bermanfaat menyimpan darah untuk keperluan transfusi darah

9
Peranan Annelida yang merugikan

 Menimbulkan penyakit cacing pita, cacing darah, cacing hati, cacing perut, cacing kremi, cacing
tambang, cacing filaria.
 Menyebabkan anemia, seperti cacing darah, cacing tambang, pacet, dan lintah.

10
BAB III

STUDI KASUS

CATATAN MENGENAI CACING LAUT (FILUM ANNELIDA)DARI KELAS


POLYCHAETA

Filum Annelida atau cacing beruas terdiri dari tiga kelas yaitu, 1. kelas Oligochaeta atau
kelompok cacing tanah; 2. kelas Hirudinea atau kelompok lintah; dan 3. kelas Polychaeta. Kelas
Oligochaeta dan Hirudinea ini hidup di darat dan air tawar, sedangkan kelas Polychaeta terutama hidup
di laut. Filum Annelida ini terdiri dari 8700 spesies dan kelas Polychaeta sendiri diperkirakan sekitar
5300 spesies. Polychaeta tidak dapat hidup lama atau tidak berumur panjang, yaitu tidak lebih dari dua
tahun. Ada beberapa spesies yang hidup lebih pendek, yaitu sekitar 30 - 45 hari. Pada umumnya cacing
laut merupakan hewan yang memiliki metameri sempurna dengan tubuh yang lunak, langsing dan
berbentuk silindris serta mempunyai warna-warna yang menarik seperti merah, hijau, biru, coklat dan
lain-lain yang disebabkan adanya pigmen zat warna pada tubuhnya. Cacing laut yang hidup pada
terumbu karang seringkali membentuk cangkang kapur dan kerapkali berperan secara biologis sebagai
pengurai batu karang. Dari kelas Polychaeta ini ada yang cukup berbahaya bagi penyelam di laut, yaitu
cacing laut dari suku Nereidae. Salah satu jenis cacing ini menempati celah karang mati dan biasa
dikenal sebagai bulu kucing. Bila cacing laut ini tersentuh anggota badan, maka akan terasa gatal dan
membengkak.

SISTIMATIK DAN MORFOLOGI

Kelas Polychaeta berasal dari kata poly (banyak) dan chaetom (rambut) berarti mempunyai
banyak rambut pada permukaan tubuhnya. Menurut FAUHALD (1977) kelas Polychaeta ini dibagi
menjadi 17 bangsa (ordo), 81 suku (familia) dan 1540 marga (genus). Cacing laut mempunyai ukuran
tubuh mikroskopik, pada umumnya berkisar antara 2 - 3 mm dan dapat mencapai beberapa
centimeter. Tetapi ada yang mempunyai ukuran tubuh beberapa meter, salah satu contoh dari spesies
Eunice aphroditois yang hidup di pasir perairan dangkal mencapai panjang tubuh sekitar 2 meter (AZIZ
1980). Bagian tubuh cacing laut ini dibagi menjadi tiga bagian (Gambar 1).

11
Gambar 1. Morfologi Polichaeta.
Pada bagian presegmental terdapat prostomium yang biasanya dilengkapi dengan sepasang palpi
dan sepasang antena, kedua organ ini berfungsi sebagai alat peraba (sensory organ). Pada prostomium
dari kebanyakan cacing laut biasanya mempunyai beberapa buah bintik mata. Kemudian terdapat
segmental pada deretan segmen tubuh. Deretan segmen tubuh bagian depan disebut dada (thorax) dan
deretan segmen tubuh bagian belakang disebut perut (abdomen). Pada setiap segmen tubuh terdapat dua
pasang podia (kaki), sepasang podia pada sisi atas segmen tubuh (dorsolateral) disebut notopodia, sedang
podia pada sisi bawah (ventrolateral) disebut neuropodia. (Gambar 2).

Gambar 2. Potongan melintang segmen


tubuh Polychaeta.
Keterangan :
A. Presegmental
B. Segmental 6. Segmen
C. Postsegmental 7. Setiger
1. Palp 8.
Parapodium
2. Antena 9. Seta
3. Prostomium 10. Pygidium
12
4. Peristomial cirrus 11. Anus
5. Peristomium 12. Anal
cirrus

Keterangan :

A. Rongga tubuh
B. Ventral nerve
1. Setae
2. Notopodium
3. Neuropodium
4. Parapodium

Segmen paling akhir dari cacing laut ini biasa disebut postsegmental, dimana terdapat pygidium,
anus dan sepasang anal ciri.

HABITAT, SEBARAN DAN DAUR HIDUP


Cacing laut ini dapat hidup di berbagai macam habitat seperti pada dasar berlumpur, berpasir dan
berbatu. Makanan cacing laut adalah kelompok udang-udangan rendah, diatomae, cacing lain yang lebih
kecil dan sisa-sisa zat organik (detritus). Menurut TIMOTHY et al (1983) ada beberapa spesies
Polychaeta yang terdapat di dalam plankton atau sebagai plankton, yang paling dikenal di antaranya
adalah genus Tomopteris. Pada daerah tropik, Polychaeta pelagis pada umumnya menggerombol sebagai
karnivor dan biasanya memangsa zooplankton renik termasuk larva herring. Cacing ini mempunyai tubuh
yang lunak dan hidup bebas sebagai fauna dasar (benthic fauna) pada berbagai habitat di dasar laut.
Cacing ini mempunyai tubuh yang lunak dan hidup be bas sebagai fauna dasar (benthic fauna) pada
berbagai habitat di dasar laut. Cacing laut dapat hidup pada perairan dangkal sam pai kedalaman ribuan
meter. Cacing laut ini dijumpai di daerah tropis, subtropis ataupun di daerah empat musim.
Dalam rangka kerjasama Indonesia (LON LIPI) dengan Jepang, pada bulan Februari 1985 telah
dilakukan penelitian di laut Flores dengan menggunakan kapal Hakuho Maru dimana penulis ikut aktif
pada pelayaran tersebut. Dari alat 3 m Sigsby Agassiz Beam Trawl yang ditarik dari keda laman 280 m,
telah ditemukan beberapa suku cacing laut yaitu: Polynoidae, Aphro- ditidae, Maldanidae,
Chrysopetalidae. Te rebellidae, Dorvelleidae dan Serpulidae. Dari kedalaman 657 m telah ditemukan je
nis-jenis cacing laut dari familia Aphroditi- dae, Polynoidae, Capitellidae dan Onu- phidae Dari
kedalaman 960 m dengan menggunakan alat 4m Shrimp Net Beam Trawl telah ditemukan dari familia
Onuphi- dae, Chaetopteridae, Maldanidae dan Polynoidae dan dari kedalaman 2010 m de- ngan
menggunakan alat 3m Sigsby-Agassix Beam Trawl telah ditemukan familia Terbel- lidae, Lumbrineridae,
Opheliidae, Owenii- dae, dan Nephtidae. Penyebaran cacing laut ini sangat luas baik secara vertikal
ataupun horizontal.
Kelompok cacing laut ini pada umum nya mempunyai kelamin terpisah, artinya dapat dibedakan
antara betina dan jantan. Pada waktu musim kawin cacing laut jantan melepaskan sperma. Pembuahan
terjadi di air laut, kemudian membentuk zygote. Telur yang telah dibuahi ini akan menetas menjadi larva
yang dapat berenang bebas (Gambar 3). Kemudian larva cacing laut yang mempu nyai bulu getar ini akan
mengalami me tamorfosa menjadi hewan bentuk dewasa (juvenile). Terdapat beberapa kelompok ca cing
laut dimana pada tubuh betina terdapat semacam rongga khusus yang memungkin kan pembuahan terjadi
dalam tubuh betina. Selanjutnya cacing laut betina tersebut akan mengeluarkan telur yang sudah dibuahi.

13
Proses berikutnya adalah sama se perti yang sudah dijelaskan. Seekor cacing laut betina dapat bertelur
sampai beribu ribu butir.

PERAN DI DALAM RANTAI MAKANAN DAN SEBAGAI INDIKATOR PENCEMARAN

Kelompok cacing laut merupakan satu mata rantai makanan yang penting. Cacing laut ini
merupakan makanan utama dari berbagai jenis ikan demersal. Kesuburan suatu perairan secara tak
langsung dapat di perkirakan dengan mengukur kepadatan, komposisi jenis dan biomas dari cacing laut
ini. Dari berbagai penelitian mengenai fauna bentos di berbagai tempat di dunia, diketahui bahwa
kelompok cacing laut merupakan salah satu fauna dasar yang penting di samping kelompok moluska.
Dari penelitian bentos di Puget Sound, Amerika Serikat diketahui bahwa cacing laut yang ter tangkap
dengan menggunakan Van Veen Grab mendominasi dalam hal jumlah indi vidu dan jumlah jenis, yaitu
berkisar antara 49% sampai 70% dari jumlah total hasil tangkapan. Dalam hal biomas cacing laut ini
menempati peringkat kedua setelah moluska (ULF LIE 1968). Dalam penelitian mengenai pencemaran
laut (marine pollution), kelompok cacing laut juga memegang peranan penting. Mengingat tubuhnya yang
lunak tanpa pe lindung, maka hewan ini sangat sensitif terhadap pengaruh dari luar. Ada beberapa jenis
cacing laut tertentu memperlihatkan tingkah laku yang menarik seperti halnya kepadatan cacing laut yang
tinggi pada dae rah buangan industri dan perairan yang ter cemar, sedangkan pada perairan normal
kepadatannya rendah. Oleh karena adanya sifat tersebut, maka beberapa jenis cacing laut dapat dipakai
sebagai indikator pence maran, misalnya di Teluk Orido-Shimizu Jepang, cacing laut dari spesies
Capitella capitata japonica dipakai sebagai "spesies indikator" pencemaran (KOSAKA et al. dalam AIZ
1980). Contoh lain yang juga dapat dipakai sebagai spesies indikator pencemaran adalah Paraprionapsis
pinnata yang telah ditemukan di Teluk Tokyo, Teluk Ise, Teluk Osaka dan Teluk Naka Umi. Spesies
lainnya yaitu Prionospio ornata telah ditemukan di Peru (YOKOHAMA 1981). Jenis-jenis cacing ini di
laboratorium dapat dipergunakan sebagai bahan penelitian pencemaran (bio assay).

14
Gambar 3. Tahap perkembangan cacing Scdoplos armiger dari
telur hingga larva (ANDERSON 1973).

Keterangan :
1. Egg 12. Metetrochal segment
2. Prototroch 13. Chaetiger 1
2. Eye 14. Chaetiger 5
3. Prototrochol region 15. Chaetiger 9
4. Akrotroch 16. Mouth region
5. Prototroch 17. Prostomium
6. Metatroch 18. Metatrochal segment
7. Chaetiger 1 19. Chaetiger 5
8. Growth zone 20. Chaetiger 9
Prostomium 21. Gill
9. Mouth region 22. Pygidium

15
Gambar 4. Anatomi bagian dalam
dari Polychaeta.

16
Gambar 5. Potongan melintang bagian dalam dari segmen Polychaeta.
Keterangan :
1. Musculature of stomach intestine 14. Ventral nerve cord
2. Dorsal vessel 15. Ventral vessel
3. Cuticle 16. Aciculum
4. Hypodermis 17. Neuropodium
5. Circular muscles 18. Ventral cirrus
6. Longitudinal muscles 19. Inferior lingula
7. Peritocum 20. Chaeta
8. Chaetal sac 21. Setigerous lobes
9. Aciculum 22. Inferior ligula
10. Nephridium 23. Superior ligula
11. Coelom 24. Dorsal cirrus
12. Longitudinal muscles 25. Notopodium
13. Oblique muscles 26. Mucosa of stomach intestine

BAB IV

17
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Annelida berasal dari bahasa latin (kata annulus) yang berarti cincinyang berarti bentuk. Dari
namanya, Annelida dapat disebut sebagai cacing yang bentuk tubuhnya bergelang-gelang atau disebut
juga cacing gelang. Pada annelida terdapat selom yang olehseptum-septum dibagi menjadi beberapa
kompartemen. Annelida merupakan hewan simetris bilateral, mempunyai sistem peredaran darah yang
tertutup dan sistem syaraf yang tersusun seperti tangga tali. Pembuluh darah yang utama membujur
sepanjang bagian dorsal sedangkan sistem syaraf terdapat pada bagian ventral. Annelida memiliki system
digesti, saraf, ekskresi dan reproduksi yang bersifat metamerik. Cacing-cacing anggota filum ini tubuhnya
beruas-ruas. Beberapa organ (misalnya pencernaan) membentang sepanjang tubuh. Organ yang lain
seperti saluran pembuangan, ada di setiap ruas. Annelida mempunyai rongga tubuh atau coelem. Rongga
ini tidak saja berisi organ-organ yang terbentuk dari mesoderm tetapi juga dilapisi oleh lapisan mesoderm.
Contoh Annelida adalah cacing tanah (Pheretima) cacing ini hidup di tanah, makananya berupa sisa
tumbuhan dan hewan. Ciri anatomi hewan yang termasuk dalam filum annelid, yaitu memiliki tiga lapisan
tubuh (tripoblastik) yakni, eksoderm, meksoderm dan endoderm, berkutikula sehingga licin tubuhnya,
memiliki alat ekskresi berupa sepasang nefridia, hemafrodit, sebagian besar annelida hidup dengan bebas
dan ada sebagian yang parasit (merugikan karena menempel pada inangnya) dengan menempel pada
vertebrata, termasuk manusia. Habitat Annelida umumnya berada di dasarlaut dan perairan tawar, dan
juga ada yang sebagian hidup di tanah atau tempat-tempat lembab. Annelida hidup di berbagai tempat
dengan membuat liang sendiri.Filum Annelida dibagi menjadi 3 (tiga) kelas, yaitu Polychaeta,
Oligochaeta, dan Hirudinea, pembagian ke dalam kelas terutama didasarkan pada segmentasi tubuh. seta,
parapodium, sistem sirkulasi, ada tidaknya batil isap, dan sistem reproduksi.

3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang
perlu ditambah dan diperbaiki. Untuk itu penulis mengharapkan inspirasi dan masukan dari
pembaca dalam hal membantu menyempurkan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca terutama bagi penulis sendiri.

18
DAFTAR PUSTAKA
ANDERSON, D, T. 1973 Embryology and Phytogeny in Annelids and Arthropods, vol 50 Pergamo Press
Oxfod. New York. Toronto. Sydney ; 495 pp.

AZIZ. A. 1980. Cacing Laut. Pewarta Osea- na 6 (2) : 6 - 10.

BARNES, R.D. 1982. Invertebrate Zoology. Holt-Saunders International Editions. To- kyo, Japan : 1089
pp.

FAUCHALD, K. 1977. The Polychaeta Worms. Definitions and Keys to the Orders, Families and
Genera. Natural History Museum of Los Angelos County : 188 pp.

YOKOYAMA, H. 1981. Larval Development of A Spionid Polychaeta Paraprionospio pinnata (Ehlers),


Publications of The Seto Marine Biological Laboratory. 26/1/3) : 157-170.

TIMOTHY R, P. ; M. TAKAHASHI and B. HARGRAVE 1983. Biological Oceanographic Processes.


Pergamon Press. Oxford. New York. Toronto. Sydney. Paris. Frankfurt: 330 pp.

ULF LIE 1968. A Quantitative Study of Benthic infauna in Puget Sound, Washington, USA, 1963 - 1964.
Fish. Dir. Skr. Hav Unders 14 (5) : 229 - 234.

19

Anda mungkin juga menyukai