Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI

MENGAMATI PERNAPASAN CACING TANAH

DI SUSUN OLEH

WAHYU DERMAWAN
KELAS XI MIA.B
GURU PEMBIMBING : SYAFARIA S.Pd

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
SMA NEGERI 2 PARIGI
2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat
serta karunia-Nya sehingga laporan dengan berjudul “Mengamati Pernapasan Cacing
Tanah” dapat selesai.

Laporan ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas dari Ibu Guru pada mata
pelajaran biologi.Saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Guru selaku
guru mata pelajaran biologi. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah
wawasan saya berkaitan dengan topik yang diberikan.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan


banyak kesalahan. Oleh karena itu saya memohon maaf atas kesalahan dan
ketaksempurnaan yang Ibu Guru temukan dalam laporan ini.

Lamaeo, 22 Maret 2023

Wahyu Dermawan
DAFTAR ISI

SAMPUL ..................................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................
LATAR BELAKANG ........................................................................................
TUJUAN .............................................................................................................

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................

BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM ................................................................


WAKTU DAN TEMPAT..............................................................................
ALAT DAN BAHAN ..................................................................................
CARA KERJA ..............................................................................................

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................


HASIL ...........................................................................................................
PEMBAHASAN............................................................................................

BAB V. PENUTUP ..................................................................................................


KESIMPULAN .............................................................................................
SARAN .........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................


LAMPIRAN-LAMPIRA................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara garis besar, kingdom animalia dibagi menjadi dua, yaitu vertebrata
dan invertebrata. Veretebrata adalah istilah untuk hewan yang mempunyai tulang
belakang, sedangkan invertebrata adalah istilah untuk hewan yang tidak
mempunyai tulang belakang. Hewan atau animal yang kita kenal selama ini dapat
dibagi menjadi sepuluh macam filum(phylum) yaitu protozoa, porifera,
coelenterata, platyhelminthes, nemathelminthes, annelida,mollusca,
echinodermata, arthropoda dan chordata. Pembagian filum tersebut berdasarkan
pada beberapa hal, antara lain adalah simetri tubuh (simetri radial atau bilateral),
lapisan tubuh (aselomata, pseudoselomata, dan selomata). Salah satu contoh
kingdom animalia tersebut adalah filum annelida. Annelida yang sering juga
disebut Annulata adalah cacing yang bersegmen, hidup di dalam air tawar, air
laut, dan di darat. Beberapa diantaranya hidup sebagai parasit. Selain itu, annelida
memiliki berbagai sistem organ tubuh yang baik dengan sistem peredaran darah
tertutup. Annelida sebagian besar memiliki dua kelamin sekaligus dalam satu
tubuh atau hermafrodit. Contohnya cacing tanah, cacing pasir, cacing kipas,
lintah / leeches. Dalam filum annelid terdapat 3 kelas, yaitu kelas Polychaeta,
Oligochaeta, dan Hirudinae. Seringkali terjadi kekacauan pengertian antara
annelida dan nematoda.

Filum Annelida merupakan cacing selomata berbentuk gelang yang


memiliki tubuh memanjang, simetri bilateral, bersegmen, dan permukaannya
dilapisi kutikula, dinding tubuh dilengkapi otot, memiliki prostomium dan sistem
sirkulasi, saluran pencernaan lengkap, sistem ekskresi sepasang nefridia di setiap
segmen, sistem syaraf tangga tali, sistern respirasi terdapat puda epidermis,
reproduksi monoesis atau diesis dan larvanya trokofor atau veliger.Kebanyakan
cacing Annelida hidup akuatik di laut dan terestrial di air tawar atau darat.

Cacing anggota filum ini tubuhnya beruas-ruas, beberapa organ (misalnya


pencernaan) membentang sepanjang tubuh, organ yang lain seperti saluran
pembuangan, ada di setiap ruas. Annelida mempunyai rongga tubuh atau coelem,
rongga ini tidak saja berisiorgan-organ yang terbentuk dari mesoderm tetapi juga
dilapisi oleh lapisan mesoderm. Annelida merupakan hewan simetris bilateral,
mempunyai sistem peredaran darah yang tertutup dan sistem syaraf yang tersusun
seperti tangga tali. Pembuluh darah yang utama membujur sepanjang bagian
dorsal sedangkan sistem syaraf terdapat pada bagian ventral.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini yaitu mengamati pernapasan cacing tanah.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Hewan filum Annelida berasal dari kata latin “annul/annelus = cincin,


gelang” dalam bahasa Yunani “eidos = bentuk” yang dikenal sebagai cacing gelang.
Tubuh anggota filum ini bersegmen tertutup kutikula yang merupakan hasil sekresi
dari epidermis, sudah ada ronnga tubuh (coelom), dengan metamerisme sebagai ciri
utamanya: pembagian rongga tubuh, sistem persyarafan, peredaran darah, dan sistem
ekskresinya metamerik. Saluran pencernaan lengkap (mulut-usus-anus), berbentuk
tubular, memanjang sumbu tubuh. Respirasi dengan epidermis ataupun insang (pada
cacing tabung, misalnya) pada somit tertentu. Organ reproduksi hermafrodit (kelas
olygochaeta dan hirudinea), dengan hewan langsung berbentuk hewan dewasa, atau
berumah dua (kelas archiannelida dan polychaeta), dengan melalui fase larva
trokofor. Hidup di dalam tanah yang lembab, dalam laut dan dalam air. Umumnya
annelida hidup bebas, ada yang hidup dalam liang, beberapa bersifat komensal pada
hewan akuatis, dan ada juga yang bersifat parasit pada vertebrata.

Cacing dari filum annelida memiliki segmen, artinya tubuhnya terdiri atas
satuan yang berulang-ulang. Meskipun beberapa struktur, seperti saluran pencernaan
terdapat di sepanjang tubuh cacing tersebut, tetapi yang lain seperti organ ekskresi
terulang pada segmen demi segmen. Dari luar segmentasi ini tampak seperti cincin.
Ciri khas lain annelida adalah simetri bilateral, suatu sistem peredaran yang efisien
dengan darah yang dipompa melalui sistem pembuluh darah tertutup dan sistem saraf
yang cukup rumit. Pembuluh saraf utama terdapat di bagian ventral. Ciri lain pada
cacing annelida yang tidak terdapat pada hewan yang lebih primitif adalah adanya
rongga tubuh yang besar berisi cairan. Hal ini memungkinkan organ-organ dalam
bergesekan satu sama lain dengan mudah, sehingga memudahkan gerakan tubuh
yang ekstensif. Rongga ini yang disebut selom (John W. Kimball, dkk.1983).

Hewan-hewan annelida mempunyai sistem digesti, saraf, ekskresi, dan


reproduksi yang majemuk. Sistem-sistem tersebut biasanya bersifat metamerik baik
seluruhnya atau sebagian. Sistem perototan biasanya diatur segmental. Sebagian
besar annelida mempunyai sistem pembuluh yang didalamnya terdapat darah yang
bersirkulasi. Hewan-hewan itu bersifat diesius atau hermafrodit. Walaupun pada
beberapa jenis terjadi reproduksi aseksual. Kebanyakan annelida menghasilkan larva
yang bersilia disebut larva trokofor.

Annelida hidup di dalam laut, sebagian di air tawar, dan tanah-tanah yang
lembab. Tubuh annelida bersegmen pada bagian luar dan bagian dalam tubuhnya.
Antara tiap segmen dan segmen lainnya terdapat sekat yang disebut Septa. Pembuluh
darah, sistem saraf, dan sistem ekskresi di tiap segmen saling berhubungan melewati
septa. Annelida telah memiliki sistem pencernaan yang terdiri atas mulut, faring,
kerongkongan (esophagus), usus, dan anus. Sistem peredaran darahnya tertutup
karena telah memiliki pembuluh darah. Darah annelida juga telah mengandung
hemoglobin sehingga berwarna merah. Untuk sistem saraf, annelida memiliki sistem
saraf tangga tali.

Reproduksi annelida dilakukan secara seksual. Annelida jantan memiliki


organ testis dan annelida betina memiliki ovarium. Kedua organ ini bisa terdapat
pada satu hewan yang hermafrodit atau terdapat pada individu yang berbeda.
Annelida dibagi atas tiga kelas, yaitu Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinae
(Rikky Firmansyah, dkk.2004).
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Pratikum ini dilaksanakan pada hari SENIN, 20 Maret 2023 di dalam
ruang laboratorium Biologi SMAN 2 PARIGI.

B. Alat Dan Bahan


1. Dua ekor cacing tanah
2. Lup
3. Kaca
4. Kertas isap(Tisu)

C. Cara Kerja
1. Melettakan seekor cacing tanah di atas kaca, di atas kertas HVS dan seekor
lagi pada kertas isap( tisu).
2. Mengamati permukaan tubuh dan gerakan cacing tanah tersebut selama 15
menit.
3. Menggunakan lup agar dapat mengamati lebih jelas.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

No Tempat Kondisi Tubuh Pergerakan


.

1. Kaca Basah/berlendir Cepat dan aktif

2. Kertas isap/tisu Kering Kurang aktif dan lambat

3. HVS Kering Aktif tapi lambat

B. Pembahasan

Cacing tanah bernapas melalui permukaan kulitnya. Di permukaan kulit


cacing tanah terdapat banyak sekali pembuluh darah, dan menghasilkan lendir.
Kondisi kulit yang sangat lembab inilah yang membuat proses penyerapan
oksigen berlangsung dengan baik. Oksigen yang diserap melalui kulit akan
langsung diikat oleh hemoglobin yang terkandung dalam darah cacing untuk
diedarkan ke seluruh tubuhnya. Gas hasil respirasi yaitu karbon dioksida
dikeluarkan kembali juga melalui permukaan kulit. Karena respirasi cacing
dilakukan melalui permukaan kulitnya (integument) maka respirasi cacing
disebut respirasi integumenter. Pada pengamatan yang telah dilakukan kami
memperoleh data sebagai berikut :

1. Wadah Kaca

Pada wadah kaca kondisi cacing sama seperti semula, yaitu berlendir
dengan pergerakan badan yang lincah, pergerakan cacing yang lincah di
sebabkan oleh lendir pada cacing yang sangat banyak dan juga merasa
terancam dengan makhluk di sekitarnya. Pernapasan cacing pada wadah kaca
sama seperti biasanya, karena suhu pada permukaan kaca lembab sehingga
proses penyerapan oksigen berlangsung dengan baik

2. Wadah Kertas Isap/Tisu


Pada wadah tisu kondisi cacing sangat berbeda dengan kondisi
semula, kondisi cacing pada tisu adalah kering dan menyusut serta
pergerakannya lambat hal ini disebabkan oleh sifat tisu yang mampu
menyerap air, cacing yang memiliki banyak lendir, kehilangan banyak lendir
akibat diserap oleh tisu sehingga pergerakannya melambat dan proses
pernapasannya tidak berjalan dengan baik.

3. Wadah HVS

Pada HVS kondisi cacing agak berbeda meskipun tidak jauh berbeda
dengan kondisi semula, kondisi cacing pada HVS agak berlendir atau sedang
dibandingkan dengan kondisi di wadah yang lain. Hal tersebut menyebabkan
pergerakan cacing melambat walaupun pergerakannya melambat tetapi
pergerakan cacing pada HVS lebih cepat dari pada cacing di wadah tisu.
Sedangkan pernapasan cacing pada HVS kurang berjalan dengan baik akibat
ada sedikit cairan yang terserap oleh HVS.

.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Cacing tanah tidak mempunyai kaki untuk berjalan, cacing tanah hanya
menyusupkan dan merenggangkan tubuhnya untuk bergerak. Tubuh cacing tanah
berlendir, jika cacing tanah ditempatkan di ditempatkan yang mudah menyerap
seperti tisu, maka cacing tanah akan bergerak lambat di atas benda tersebut,
sedangkan jika cacing tanah di tempatkan di atas benda yang tidak mudah
menyerap seperti kaca, maka cacing tanah akan lincah bergerak di atas benda
tersebut. Cacing tanah bernapas melalui permukaan kulitnya. Di permukaan kulit
cacing tanah terdapat banyak sekali pembuluh darah, dan menghasilkan lendir.
Kondisi kulit yang selalu lembab inilah yang membuat proses penyerapan
oksigen berlangsung dengan lebih baik.

B. Saran
Dalam melakukan pengamatan kita harus mengikuti petungjuk yang ada
sehingga dalam pembuatan laporan bisa berjalan dengan baik, sedangkan pada
pembuatan laporan hal yang harus di lakukan adalah banyak mencari sumber-
sumber materi yang ada baik dari buku, internet maupun yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Cronodon. 2017. “Earthworm

Nervous System”. [Online]

http://cronodon.com/BioTech/Earthworm_NS.html

diakses pada 18 Februari 2017 pukul 15:47 WIB.Firmansyah, M. A., Suparman,


Harmini, Wigena, I. G. P., & Subowo. 2014.

“Karakterisasi Populasi dan Potensi Cacing Tanah untuk Pakan Ternak dari
TepiSungai Kahayan dan Barito”.

Berita Biologi,

13 (3) : 333-341.Fraenkel, G. S., & Gunn, D. L. 1961.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai