Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

MENGAMATI PERNAPASAN CACING TANAH

DI SUSUN OLEH

NAMA :WA ODE MARNIA

KELAS : XI MIA B

GURU PEMBIMBING : SYAFARIA S.Pd

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PROVINSI SULAWESI TENGGARA

SMA NEGERI 2 PARIGI

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita limpahkan untuk Tuhan yang maha kuasa karena hanya dengan
hidayahnya kita masih dapat menjalankan kehidupan ini. Tak lupa pula shalawat serta salam
kita curahkan pada sahabat-sahabatnya dan para pengikutnya serta kita semua sebagai
umatnya hingga akhir zaman. Dengan demikian, sudah merupakan kewajiban dan tanggung
jawab seorang siswa untuk selalu belajar. Bukan hanya itu saja, tetapi juga dengan memenuhi
tugas-tugas sekolah yang diberikan oleh guru pembimbing mata pelajaran. Hal ini yang
mendorong saya untuk menyusun laporan praktikum.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat dalam membantu kegiatan belajar mengajar,
bermanfaat bukan untuk saya saja tetapi juga bermanfaat bagi kita semua.

LAIBA , 20 Maret 2023

WA ODE MARNIA
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................

A. Latar Belakang......................................................................................

B. Tujuan....................................................................................................

BAB II. KAJIAN TEORI......................................................................................

BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM...............................................................

A. Waktu dan Tempat..............................................................................

B. Alat dan Bahan.....................................................................................

C. Cara Kerja.............................................................................................

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................

A. Hasil pengamatan...............................................................................

B. Pembahasan........................................................................................

BAB V. PENUTUP.............................................................................................

A. Kesimpulan..........................................................................................

B. Saran....................................................................................................

LAMPIRAN.......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Biologi berasal dari dua kata yaitu blos yang artinya makhluk hidup dan logos artinya
ilmu, sehingga biologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup.
Aspek kajian dalam biologi sangatlah luas, mencakup semua mkhluk hidup baik yang berada di
darat, air maupun udara. Kualitas tanah yang merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan sektor senjata kini sudah jarang diperhatikan. Tanah sebagai tempat hidup
berbagia mikroorganisme yang di dalamnya juga termasuk cacing. Cacing merupakan binatang
avertebrata yang berperan penting dalam menjaga kesuburan tubuh. Selain itu, cacing dapat
membantu sirkulasi udara yang ada didalam tanah sehingga pernapasan tumbuhan melalui akar
dapat terjadi secara normal.

Cacing berdasarkan lapisan tanah tempat hidupnya terbagi menjadi tiga jenis yaitu
Epigeik, Endogeik dan Anesik. Masing-masing tipe cacing ini memiliki beberapa perbedaan ciri.
Cacing sangat bermanfaat, namun terkadang ada syarat-syarat hidup cacing yang tidak
terpenuhi sehingga keberadaan cacing disuatu tempat sangat sulit ditemukan.

Cacing tanah adalah nama umum untuk anggota terbesar dari Oligochaeta (yang
merupakan kelas atau upkelas tergantung pada penulis). Dalam sistem klasik, mereka
ditempatkan dalam ordo Opisthopora, atas dasar pori-pori jantan membuka posterior betina,
meskipun segmen jantan internal interior ke betina. Studi kladistik teoritis telah menempatkan
mereka, sebaliknya dalam subordo Lumbricina dari ordo haplotaxida, tapi ini mungkin lagi
segera berubah. Cacing tanah darat yang lebih besar juga disebut megadriles (cacing besar),
yang bertentangan dengan microdriles (cacing kecil) di familia semiakuatik Tubificidae,
Lumbriculidae dan Enchytraediae. Megadriles ditandai dengan memiliki klitelum yang berbeda
(yang lebih luas daripada microdriles) dan sistem vaskular denga kapiler benar. Cacing tanah
jauh lebih melimpah dilingkungan terganggu dan biasanya aktif hanya jika air hadir.

B . Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah mengamati cara pernapasan cacing tanah.

BAB II

KAJIAN TEORI
Cacing tanah adalah cacing berbentuk tabung dan tersegmentasi dalam filum
Annelida. Mereka umumnya ditemukan hidup ditanah, memakan bahan organik hidup dan
mati. Sistem percernaan berjalan melalui panjang tubuhnya. Cacing tanah melakukan respirasi
melalui kulitnya. Cacing tanah memiliki sistem transportasi ganda terdiri dari cairan selom yang
bergerak dalam selom yang berisi cairan dan sistem peredaran darah tertutup sederhana.
Memiliki sistem saraf pusat dan perifer. Sistem saraf pusat terdiri dari dua ganglia atas mulut,
satu dikedua sisi, terhubung ke tali saraf berlari kembali sepanjang-panjangnya ke neuron
motor dan sel-sel sensorik disetiap segmen. Sejumlah besar kemoreseptor terkonsentrasi
didekat mulutnya. Otot melingkar dan longitudinal di pinggiran setiap segmen memungkinkan
cacing untuk bergerak. Set yang sama otot garis usus dan tindakan mereka memindahkan
makanan mencerna menuju anus cacing.

Cacing tanah adalah hermafrodit masing-masing individu membawa kedua organ seks
pria dan wanita. Mereka tidak memiliki kerangka internal atau eksoskeleton, tetapi
mempertahankan struktur mereka dengan ruang coelom cairan yang berfungsi sebagai rangka
hidrostatik.

Cacing memiliki sistem pernapasan yang berbeda dari sistem pernapasan pada
manusia dan mamlia lainnya. Pernapasan pada cacing melibatkan pemahaman tentang struktur
anatomi cacing, mekanisme pernapasan, serta pengaruh lingkungan terhadap pernapasan
cacing.

● Anatomi Cacing

Cacing memiliki tubuh yang panjang dan berbentuk silinder. Tubuh cacing terdiri dari beberapa
segmen yang disebut metamer dan pada tiap metamer terdapat sepasang pori-pori bernama
spirakel. Pori-pori ini berfungsi sebagai organ pernapasan cacing.

● Mekanisme Pernapasan Cacing

Pernapasan pada cacing terjadi melalui proses difusi gas.Oksigen diambil melalaui pori-pori
spirakel yang terdapat pada setiap metamer tubuh cacing. Oksigen yang masuk melalui spirakel
kemudian didistribusikan ke seluruh tubuh cacing melalui sistem sirkulasi cairan. Selain spirakel,
cacing juga memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut clitellum. Clitellum berfungsi
untuk membantu pengambilan oksigen dan lingkungan serta untuk menyerap kelembapan.

● Pengaruh lingkungan terhadap pernapasan cacing

Lingkungan yang lembab dan berair sangat penting bagi pernapasan cacing. Kondisi lingkungan
yang kering dapat membuat spirakel pada cacing menjadi tersumbat dan menghambat proses
pernapasan. Selain itu, air juga membantu dalam proses difusi gas yang terjadi pada
pernapasan cacing.

Pernapasan cacing tanah adalah suatu proses respirasi yang terjadi pada organisme ini. Pada
umumnya cacing tanah bernapas melalui kulitnya. Proses pernapasan pada cacing tanah melibatkan
beberapa faktor, antara lain lingkungan hidup, struktur tubuh, dan sifat biologis. Secara umum, cacing
tanah bernapas melalui kulitnya. Dalam proses pernapasan ini, oksigen (O2) diambil dari lingkungan
sekitar dan diangkut kedalam tubuh cacing melalui kulitnya. Kemudian, oksigen ini bereaksi dengan zat
makanan dalam tubuh cacing melalui proses respirasi seluler, menghasilkan energi yang dibutuhkan
untuk menjalankan aktifitas biologis.

Selain itu, cacing tanah juga memerlukan karbon dioksida (CO2) untuk menghasilkan
energi dalam tubuhnya. CO2 dihasilkan dari proses respirasi seluler dan dikeluarkan dari tubuh
cacing melalui kulitnya. Proses pertukaran gas ini terjadi secara terus-menerus, dan
memerlukan lingkungan yang tepat untuk dapat berlangsung dengan baik.

Cacing tanah memiliki struktur tubuh yang memungkinkan untuk bernapas melalui
kulitnya. Kulit cacing tanah sangat tipis dan dilengkapi dengan banyak pembuluh darah kecil
yang memungkinkan oksigen dan karbon dioksida untuk berdifusi secara efisien. Selain itu,
kelembapan lingkungan juga memainkan peran penting dalam proses pernapasan cacing tanah.
Karena kulitnya yang tipis, cacing tanah membutuhkan lingkungan yang lembab agar kulitnya
tetap basah dan tidak mengalami dehidrasi. Jika kulitnya kering, maka proses pertukaran gas
akan terlambat dan dapat menyebabkan cacing akan mati.
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

A . Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin 20 Maret 2023, dilaboratorium Biologi SMA
Negeri 2 Parigi.
B . Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu sebagai berikut

1. Dua ekor cacing tanah


2. Lup
3. Kaca
4. Kertas isap (tisu)

C . Cara Kerja

Adapun cara kerja dalam praktikum ini yaitu sebagai berikut

1. Meletakan seekor cacing tanah diatas kaca dan seekor lagi pada kertas isap (tisu)
2. Mengamati permukaan tubuh dan gerakan cacing tanah tersebut selama 15 menit
3. Menggunakan lup agar kita dapat mengamati lebih jelas

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A . Hasil Pengamatan

Adapun hasil yang didapatkan dari pengamatan tersebut yaitu sebagai berikut

No. Tempat Kondisi Tubuh Pergerakan

1. Kaca Awal : berlendir 5 menit pertama : cepat dan aktif

Akhir : berlendir 5 menit terakhir : bergerak tapi mulai


lambat

2. Kertas isap/ Awal : berlendir 5 menit pertama : aktif dan cepat

Tisu Akhir : kering 5 menit terakhir : bergerak tetapi hanya


terdapat sedikit gerakan

3. HVS Awal : berlendir 5 menit pertama : aktif tapi lambat

Akhir : kering 5 menit terakhir : tidak bergerak sama sekali

B . Pembahasan

Cacing tanah melakukan pernapasan melalui permukaan kulit. Karena pada


permukaan kulit cacing tanah terdapat banyak sekali pembuluh darah dan menghasilkan lendir.
Kondisi kulit yang selalu lembab inilah yang membuat proses penyerapan oksigen berlangsung
dengan lebih baik atau dalam kata lain proses bernapas.

Oksigen yang diserap oleh kulit kemudian akan diikat langsung oleh hemoglobin yang
terdapat dalam darah cacing tanah itu sendiri baru kemudian diedarkan ke seluruh tubuhnya.
Sementara gas hasil respirasi yakni karbondioksida juga di keluarkan kembali melalui
permukaan kulit. Karena proses pernapasan cacing tanah dilakukan melalui permukaan kulitnya
(integument), maka dari itu proses pernapasan pada cacing tanah disebut juga dengan Respirasi
Integumente. Pernapasan dengan permukaan kulit juga merupakan suatu proses adaptasi
penyesuaian dengan lingkungan yang merupakan habitat bagi cacing tanah. Menggunakan kulit
lebih efektif dari pada sistem pernapasan khusus.

Kondisi permukaan tubuh cacing tanah ketika diatas kaca, tisu dan HVS menyusut dan
meregang, karena cacing tanah tidak memiliki kaki untuk berjalan sehingga cacing tanah
menyusutkan dan meregangkan tubuhnya untuk dapat bergerak.

Cacing diatas kaca cepat dan tidak lengket, karena lendir pada tubuh cacing tidak
terserap oleh kaca sehingga cacing tersebut lebih lincah bergerak diatas kaca.

Cacing diatas tisu yaitu lambat dan lengket, karena lendir pada tubuh cacing diserap
oleh tisu sehingga cacing tersebut bergerak lambat.

Cacing diatas kertas HVS agak cepat (tidak cepat dan tidak lambat) dan tidak terlalu
lengket, karena lendir pada tubuh cacing tidak terlalu diserap oleh kertas HVS sehingga cacing
tersebut dapat bergerak tetapi tidak terlalu lincah dan tidak terlalu lambat.
Dalam kesimpulannya, cacing tanah bernapas melalui kulitnya dan memerlukan
lingkungan yang lembab untuk menjaga kulitnya agar tetap basah. Proses pernapasan ini sangat
tergantung pada suhu lingkungan dan proses pertukaran gas terjadi secara terus-menerus.

BAB V

PENUTUP

A . Kesimpulan

Cacing tanah tidak mempunyai kaki untuk berjalan, cacing tanah hanya menyusutkan dan
meregangkan tubuhnya untuk bergerak. Tubuh cacing tanah berlendir, jika cacing tanah
ditempatkan di atas benda yang mudah menyerap seperti tisu, maka cacing tanah akan
bergerak lambat di atas benda tersebut, sedangkan jika cacing tanah ditempatkan di atas benda
yang tidak mudah menyerap seperti kaca, maka cacing tanah akan lincah bergerak di atas
benda tersebut.

B . Saran
Adapun saran pada praktikum ini yaitu dalam mengamati pernapasan pada cacing
tanah, harus dilakukan secara teliti dan benar agar mendapatkan hasil yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. A.2009. Pernapasan Cacing Tanah.www. google.com. Diakses 7 Desember 2007

Anonymous. B.2009. Cacing Tanah.Id.wikipedia.org. Diakses 7 Desember 2007

Modul praktikum DIT.2010.Fakultas Pertanian.Universitas Brawijaya.Malang.

Soegiman.1982.Ilmu Tanah.Bharata Karya.Jakarta


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai