(Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Pada Ujian Akhir Semester Mata
Kuliah Struktur dan Perkembangan Hewan 2)
Disusun Oleh :
Yohanes Eugenius H
NIM : 18502034
A. Latar belakang
Kelas Amphibia mencakup sekitar 4000 spesies. Kelompok hewan ini umumnya hidup di
dua tempat, yaitu air dan darat selama metamorfosisnya. Banyak jenis katak di air saat
masih berupa larva. Larva katak yang disebut kecebong atau berudu ini tidak memiliki
kaki namun memiliki insang dan berekor. Dalam metamorfosis selanjutnya, dua pasang
kaki katak berkembang, sedangkan insang dan ekornya menghilang. Setelah kakinya
berkembang, katak hidup di darat dan bernafas dengan paru-paru. Sebagian besar
amphibian memiliki ciri-ciri khusus lainnya, yakni berkulit licin tidak bersisik,
menggunakan energi lingkungannya untuk mengatur suhu tubuhnya sehingga tergolong
hewan eksoterm, fertilisasi secara eksternal di air, genangan air, atau tempat yang lembap
seperti di bawah daun, menghasilkan telur (bersifat ovipar) yang tidak bercangkang.
Tidak semua amphibia hidup di dua tempat kehidupan. Beberapa jenis katak, salamander,
dan ceacilia ada yang hanya hidup di air dan ada yang hidup di darat. Namun, sebagian
besar amphibian hidup di dekat air dan tempat yang lembap seperti rawa dan hutan hujan
tropis. Amphibian terdiri dari tiga ordo yaitu Anura, Urodela, dan Apoda.
Pemukiman kota yang padat merupakan salah satu masalah yang ada di suatu negara.
Kepadatan disebabkan oleh banyaknya manusia yang tinggal dan adanya kekurangan
lahan untukbertempat tinggal. Padatnya tempat ini menimbulkan banyak masalah yang
terjadi pada kehidupan manusia. Penataan ruang yang kurang baik, kekurangan lahan
untuk mendesain rumah, kekurangan lahan menyebabkan tidak adanya lahan yang
seharusnya digunakan semisal jamban dan banyak masalah yang lain.
Faktor lain yang dapat menjadi masalah adalah kesehatan. Dengan kekurangan
lahan inilah masalah kesehatan dapat muncul. Kekurangan lahan dapat menyebabkan
kekurangan tempat menyimpan sehingga semua diletakkan dalam satu tempat.
Ketidakrapian terjadi, dapat menyebabkan kesemrawutan sehingga banyak vektor senang
untuk ikut bernaung semisal dalam suatu rumah. Serangga dan binatang pengganggu
dapat juga menjadi masalah akibat kekurangan lahan. Salah satu dari vektor penyebab
dari masalah tersebut adalah tikus.
Tikus identik dengan lingkungan manusia yang tidak sehat dan dekat dengan
sawah atau dekat dengan hutan. Tikus merupakan hewan pengerat yang mengganggu
kehidupan manusia dan juga dapat menularkan penyakit. Penyakit yang ditularkan oleh
tikus dilakukan secara tidak sengaja seperti halnya kuman yang menempel di badan tikus,
kutu yang hidup di kulit dan penyakit yang ada di dalam pencernaan tikus. Hewan ini
merupakan hewan yang menjijikkan menurut manusia disebabkan karena perilakunya
yang mengganggu dan bau yang dihasilkan oleh beberapa jenis tikus.
Tikus dapat dijadikan indikator kesehatan dan baiknya manajemen suatu tempat.
Semisal rumah sakit yang ada beberapa diantaranya hidup banyak tikus. Kebersihan,
kenyamanan, dan kesehatan rumah sakit tersebut terganggu akibat adanya vektor ini.
Selain itu di restoran kelas dunia, kebersihan dapurnya dari adanya tikus menjadi hal
penting dan menjadi tolok ukur manajemen dalam restoran tersebut. Tikus yang
selama ini kita tahu selalu membawa masalah kemudian dengan melakukan
praktikum penangkapan dan identifikasi tikus ini diharapkan kita nanti mampu untuk
mengetahui informasi tentang tikus yang lebih mendalam. Sehingga kita bisa
melakukan pengendalian terhadap tikus yang dapat menyebabkan masalah-masalah
kesehatan dan juga masalah-masalah gangguan yang dilakukan oleh tikus.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Morfologi katak dan tikus?
2. Bagaimana cara membedakan morfologi dan anatomi katak dengan tikus?
3. Organ apa saja yang terdapat pada katak dan tikus?
C. Tujuan
Siswa dapat melakukan pembedahaan dan pengamtan secara langsung macam-macam
organ, struktur dan letaknya di dalam tubuh hewan.
D. Manfaat
Siswa dapat melakukan pembedahaan dan pengamtan secara langsung macam-macam
organ, struktur dan letaknya di dalam tubuh hewan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Kodok (bahasa Inggris: frog) dan katak alias bangkong (b. Inggris: toad) adalah hewan
amfibia yang paling dikenal orang di Indonesia. Anak-anak biasanya menyukai kodok
dan katak karena bentuknya yang lucu, kerap melompat-lompat, tidak pernah menggigit
dan tidak membahayakan. Hanya orang dewasa yang kerap merasa jijik atau takut yang
tidak beralasan terhadap kodok. Kedua macam hewan ini bentuknya mirip. Kodok
bertubuh pendek, gempal atau kurus, berpunggung agak bungkuk, berkaki empat dan tak
berekor (anura: a tidak, ura ekor). Kodok umumnya berkulit halus, lembab, dengan kaki
belakang yang panjang. Sebaliknya katak atau bangkong berkulit kasar berbintil-bintil
sampai berbingkul-bingkul, kerapkali kering, dan kaki belakangnya sering pendek saja,
sehingga kebanyakan kurang pandai melompat jauh. Namun kedua istilah ini sering pula
dipertukarkan penggunaannya. Dalam mempelajari ciri-ciri amphibi Bufo sp dan Rana sp
dibedakan atas kepala, badnag dan anggota gerak tidak mempunyai leher dan ekor. Pada
kepala berbentuk segitiga dengan moncong yang tumpul, celah mulut lebar, bentuknya
lebih kurang seperti bulang sabit. Rahan bawah tidak bergerigi, rahan atas bergerigi atau
tidak. Didalam mulut terdapat lidah yang melekat pada dasar bawah bagian entreroir,
ujung berbelah atau tidak utuh, runcing atau tumpul, lubang hidung satu pasang
dilengkapai kelopak mata atas yang tebal. Dan pada anggota gerak tungkai depang lebih
pendek, dibedakan atas humerus, radio, ulna, karpus dan dilengkapai dengan 4 buah jari,
tungkai belakang lebih panjamg. Diantara jari-jari pada umumnya terdapat selaput tipis,
ujung jari dapat tumpul atau dilengkapai bantalan yang lebar dan tebal. Ampibi memiliki
dua siklus hidup yaitu di air dan di darat amphibi yang masih muda biasanya hidup di air
dan yang telah dewasa akan berpindah hidup di darat, ampibi tetap membutuhkan air.
Tanpa air maka kulit akan kekeringan. Telur - telur ampibi harus diletakkan dealam air
dan tidak boleh dalam kondisi kering. Ampibi betina kana menempetkan sejumlah telur-
telurnya di air, kemudian ampibi jantan akan memberikan spermanya juga di air. Hanya
sebagian dari telur-telur itu terbuahi oleh sperma. Ampibi yang masih muda memiliki
berbedaan bentuk dengan yang telah dewasa, ampibi yang masih muda disebut dengan
kecebong, dan mempunyai struktur yang berbeda dengan ampibi yang dewasa. Kecebong
hidup di air dan bernafas dengan menggunakan ingsan. Katak dewasa mempunyai paru-
paru dan dapat mengambil oksigen yang ada di udara. Katak akan mengambil oksigen
melalui kulit yang selalu basah dan lurus ke mulutnya. Katak maupun kodok tidak
mempunyai ekor. Mereka juga mempunyai mulut yang lebar, lidah yang panjang, dan
mempunyai dua pasang kaki, pada kaki yang terdapat dibalakang lebih panjang dan kuat
dari pasang kaki depan yang digunakan untuk melompat pada jarak jauh. Katak adalah
hewan yang mengalami peralihan tempat hidup, yaitu dari air berpindah kedarat. Adanya
peralihan hidup dari air kedarat, memerlukan adanya daya adaptasi tubuh terhadap
lingkungannya. Perubahan yang terjadi pada katak adalah bentuk tubuh dan organ
pernafasan, pada katak sistem pernafasan di dalam air, tetapi pada saat dewasa katak
lebih banyak di darat. Sistem pernafasan katak sesuai dengan kebiasaan hidup semacam
itu, alat penafasan katak berupa: insang, rongga mulut, kulit dan paru-paru, berudu
sepenuhnya bernafas dengan selaput rongga mulut, kulit dan paru-paru. Permukaan kulit
yang selalu basah, memungkinkan udara berdifusi.
Tikus adalah mamalia yang termasuk dalam suku Muridae. Spesies tikus yang paling
dikenal adalah mencit (Mus spp.) serta tikus got (Rattus norvegicus) yang ditemukan
hampir di semua negara dan merupakan suatu organisme model yang penting dalam
biologi.
Tikus merupakan binatang pengerat yang sudah menjadi musuh masyarakat karena
sebagai faktor penyakitdan identik dengan image kotor. Selain itu tikus sering merusak
property rumah kita karena sifat pengeratnya danmenjadi musuh para petani karena
sering merusak tanaman/sawah mereka. Berbagai tindakan sering kita lakukan
untukmembasmi tikus ini seperti dengan jebakan, lem ataupun dengan racun.
BAB III METODE PRAKTIKUM
c. Cara Kerja
Pembedahan kodok
1. Bius Katak dengan menggunakan alkohol atau formlin
2. Letakkan katak dengan posisi bagian punggung (dorsal) pada sterofom
3. Tusuklah bagian tungkai dan belakang sehingga bagian lainnya dengan jarum
penusuk sehingga terlentang
4. Gunting kulit dari bagian perut tengah (medio posterior) ke arah atas (anterior)
tubuh bagian atas digunting agar dapat dilihat organ bagian dalamnya
5. Amati organ-organ yag nampak dan catattanpa mengubah posisinya.
B. Pembahasan
1.Pembedahan Katak
Dalam pembedahan katak, organ yang kami temukan dengan jelas adalah:
a) Paru-paru : saat mebelah, paru-paru katak langsung muncul. Bentuknya seperti
buah stroberi dan berupa gelembung/balon. Lokasi paru-paru berada di dekat
ujung tubuh katak.
b) Jantung : jantung katak berukuran kecil dan terletak dibalik paru-paru. Warna
jantung merah kehitaman, sekilas terlihat seperti kecoklatan.
c) Hati : hati katak terlihat yang paling besar dari organ lainnya. Terdapat 2 katup
hati, letaknya dibawah dekat paru-paru. Warna merah gelap.
d) Pankreas : pankreas berada dibalik hati. Berukuran sedikit lebih kecil dari pada
hati. Warnanya nyaris mirip hati. e. Lambung: Lambung katak berada satu posisi
dengan usus, berada di bawah hati. Warnanya cokelat pucat dan berada diatas
tumpukan usus.
e) Usus : berada di dekat lambung dan di bawah hati. Warnanya putih pucat.
Dalam pembedahan tikus putih, kami mendapatkan tikus putih betina,organ yang
ditemukan adalah:
Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran