Disusun Oleh :
Yohanes Eugenius H ( 18 502 034 )
Media
NIM : 18502034
Sulawesi Utara
Peneliti Pendamping
ii
Dosen Pembimbing Lapangan 1 Dosen Pembimbing Lapangan 2
Menyetujui, Mengetahui,
Kepala Balai Penelitian Tanaman Palma Ketua Program Studi Biologi
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena
atas berkat dan perlindungan dan tuntunan – Nya sehingga dalam melaksanakan
dengan tidak ada halangan / rintangan apapun. Laporan ini merupakan bentuk
berperan dalam penyusunan laporan ini, karena kerjasamanya laporan ini dapat
1. Ibu Dr. Meity Tanor MS, Selaku Kepala Program Studi Biologi
Lapangan
Lapangan
iv
8. Teman – teman kelompok magang kerja di Balai Penelitian Tanaman
mungkin, penulis menyadari bahwa laporan magang ini masih ada kekurangan.
Oleh karena itu, penulis menyadari bahwa laporan magang ini masih ada
kekurangan dan mengharapkan kritik maupun saran yang membangun dari para
magang ini.
Yohanes Eugenius H.
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................................................. iv
DAFTAR ISI............................................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
1.3. Tujuan.......................................................................................................................... 2
1.4. Manfaat........................................................................................................................ 3
vi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................... 17
4.1. Hasil............................................................................................................................ 17
4.2. Pembahasan............................................................................................................... 17
BAB V PENUTUP.................................................................................................................. 21
5.1. Kesimpulan................................................................................................................ 21
5.2. Saran.......................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 22
LAMPIRAN............................................................................................................................ 24
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3 Jamur Aspergillus niger dan Mucor sp. pada media tahapan 2 kultur
Genjah Salak............................................................................................................18
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Kultur jaringan atau kultur in vitro atau tissue culture adalah suatu
bagian tersebut pada media buatan yang mengandung kaya nutrisi dan zat
dari satu sel, sehingga seleksi in vitro dapat dilakukan pada tingkat sel atau
jenis dan konsentrasi zat pengatur tumbuh dalam media (Bairu et al., 2011).
kondisi yang steril. Kalau kondisi terkontaminasi, kultur akan mati atau
rusak.
1
bakteri. Mikrooganisme akan tumbuh dengan cepat dan akan menutupi
putih, biru atau krem yang disebabkan jamur dan bakteri. Media tumbuh dan
termasuk bakteri (Doods dan Roberts, 1983) dan jamur (Gunawan, 1987).
dilakukan upaya pencegahan agar tidak tumbuh pada media / bahan eksplan
kultur jaringan
.3. Tujuan
berikut :
2
1. Untuk mengetahui jenis jamur kontaminan pada media kultur
1.1.4. Manfaat
Salak
nya media kultur yang sudah terkontaminasi oleh jamur maupun bakteri
langsung di bersihkan dan tidak diteliti lebih lanjut. Oleh karena itu saya
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Afrika, dan di sebagian tempat di amerika latin. Cocos dalam bahasa latin
berarti kera, mengacu pada buahnya yang “ berbulu ” disertai 3 lubang pada
bagian atas batok buah kelapa yang bentuknya mirip mata dan hidung kera.
kelapa, iklim, kondisi tanah, atau daerah tumbuh. Secara umum tanaman
tanaman yang berasal dari induk atau bibit yang sehat, berada di kondisi
lingkungan seperti iklim dan tanah yang pas, serta dirawat dengan baik dapat
begitu saja pun kelapa masih dapat menghasilkan buah, seperti yang banyak
Kelapa terdiri atas 2 tipe yaitu, tipe kelapa Dalam dan tipe kelapa Genjah.
4
Kelapa Dalam mempunyai ciri – ciri yang dapat diamati dari
varietas tanaman kelapa typical adalah mulai berbuah pada umur 6-8
tahun dan umur pohon mencapai 110 tahun. Batangnya tinggi sampai
buah ½ kg dan air ½ liter. Sebutir kelapa dapat menghasilkan kopra 200-
300 gram dan kelapa ini menghasilkan minyak sebanyak 132 gram.
Warna buah kelapa ini adalah hijau dan merah (Soedijanto, 1991).
kelapa Merah, kelapa Manis, kelapa Bali, kelapa Kopyor dan kelapa Lilin
babi. Kelapa ini mulai berbuah pada umur 3-4 tahun. Buahnya kecil-
kecil, berat rataannya 1 kg dan daging buahnya 400 gram. Sebutir kelapa
menghasilkan 150 kopra. Batang kelapa ini berukuran kecil dan pangkal
(Soedijanto, 1991).
kelapa Raja, kelapa Puyuh, kelapa Raja Malabar, kelapa Hias (Wahyuni,
2000).
5
kelapa Genjah memiliki ciri pangkal batangnya tidak membesar
atau tidak ada bole umumnya memiliki batang yang tinggi sekitar 5-10
meter, dari hasil silang kedua tipe tersebut disebut kelapa hibrida yang
memiliki ciri mirip dengan kelapa Genjah. Batang pohon kelapa banyak
Selatan. Merupakan hasil eksplorasi plasma nuftah pada tahun 1980 – an.
Genjah Salak mulai berbuah pada umur 2 tahun dengan bentuk buah bulat,
ukuran kecil dan warna hijau. Produksi buah tinggi sebesar 80 hingga 120
butir buah / pohon / tahun. Jenis ini tahan terhadap Phytopthora. Selain dapat
dimanfaatkan sebagai minuman air kelapa segar, niranya juga mulai dideres
m dpl), berumur 10 tahun, memiliki batang yang lebih besar dari kelapa
permukaan tanah 114 cm, dan 84,4 cm pada 1 cm, tinggi pohon 5,5 m,
panjang petiole 158 cm, panjang rachis 369 cm, jumlah daun 104 helai,
berbunga awal pada usia 16,5 bulan setelah di tanam atau 22,5 bulan setelah
kecambah. Fase pemantangan bunga jantan dan betina pada waktu yang
bersamaan. Buah umumnya berwarna hijau, berbentuk seperti telur, bulat bila
6
Produksi buah umumnya dimulai pada 2 – 3 tahun setelah
tandan sekitar 11 – 14 buah per tahun, jumlah buah berkisar antara 80 – 120
buah per pohon tergantung pada faktor – faktor lingkungan dan budidaya.
Komponen buah GSK adalah : berat buah 809 gram, berat daging 322 gram,
rasio daging buah 39,7 %, berat sabut 194,3 gram dengan rasio 24.0 %, berat
air 130,8 gram dengan rasio 16.2 %, dan berat kulit 162.1 gram atau 20.0 %.
et al., 2003)
GSK agak peka terhadap kekeringan. Pada musim kering yang panjang
6 bulan, produksi GSK menurun rata – rata 7.1 % (Akuba, 1988). GSK dapat
Phytophthora. Dari 238 pohon kelapa yang ditanam di Pakuwon, Jawa Barat,
(Runtunuwu, 2000).
banyak dibanding dengan Genjah lainnya. Kandungan kopra baik dan juga
dan DTA, Dalam Igoduku (DID), PYT dan RLT. Keturunannya sementara
dalam uji coba yang dilaksanakan di Kebun Percobaan Paniki, Sulawesi Utara
(Tenda et al, 1995). GSK telah disilangkan dengan Kelapa Dalam yang lain
7
al, 1999). GSK juga telah disilangkan dengan Dalam Riau untuk
somatik, yaitu suatu proses pembentukan embrio dari eksplan yang berupa
sesuai dan jika proses induksi dediferensiasinya benar, maka gen-gen yang
dari sel-sel somatik akan tumbuh dan berkembang menjadi tanaman utuh
2003).
yang awalnya merupakan jaringan penutup luka, dimana sel-sel yang pada
8
awalnya dorman (quiescent) terdiferensiasi kembali (dediferensiasi).
sel-sel membelah secara tidak terkendali membentuk massa sel yang tidak
terorganisir (kalus).
kalus tersebut ditransfer ke dalam medium yang sesuai dan tidak mengandung
terbentuk melalui dua jalur, yaitu secara langsung maupun tidak langsung
(melewati fase kalus). Keberhasilan akan tercapai apabila kalus atau sel yang
digunakan bersifat embriogenik yang dicirikan oleh sel yang berukuran kecil,
sitoplasma padat, inti besar, vakuola kecil-kecil dan mengandung butir pati
9
penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri. Sedangkan,
Kontaminan adalah zat yang hadir dalam lingkungan yang bukan tempatnya
(merugikan) kesehatan.
3. Fungi kontaminan dapat berasal dari spora fungi yang berada di udara,
beracun ini baru dimulai pada tahun 1960 dengan suatu kasus kematian
yang disebabkan karena pakan ternak tersebut telah tercemar oleh aflatoksin,
10
suatu metabolit racun yang dihasilkan oleh jamur (mikotoksin) Aspergillus
misalnya Wallemia sebi pada ikan asin, Cladosporium herbarium pada daging
11
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2.1. Alat
1. Cawan Petri
2. Aluminium Foil
3. Tabung Reaksi
4. Scalpel
5. Auto clave
6. Bunsen
7. Cling Wrap
8. Oven
9. Neraca Analitik
10. Hotplate
11. Pisau
12. Erlenmeyer
12
13. Laminar Air Flow (LAF)
.2.2. Bahan
1. 1000 ml Aquadest
2. Alkohol 70 %
3. Alkohol 95 %
5. Tissue Kering
8. 20 Gram Agar
dikeringkan. Alat – Alat seperti cawan petri, pisau bedah disterilisasi dengan
pada suhu 121ºC dengan tekanan 15 lb. Setelah itu alat – alat cawan petri,
dengan cara dimasukkan di dalam oven selama 7 jam pada suhu 100ºC.
embrio somatik kelapa Genjah Salak dilakukan pada ruangan kontaminan yang
13
Pengambilan sampel berasal pada media tahapan 1 – 4 pada media kultur
Diberi lubang sedikit untuk tempat menaruh gelas pengaduk serta untuk
4. Selanjutnya kentang di rebus di dalam panci yang berisi air hingga sari
dengan karet. Selanjutnya diberi lubang untuk sirkulasi uap air dan
10. Suspensi media direbus hingga berubah warna menjadi lebih bening serta
14
11. Setelah matang, media siap dipindahkan ke erlenmeyer yang lebih
menggunakan karet.
Kontaminan
dalam alkohol 95 % yang sebelum dipakai dibakar pada nyala api bunsen dan
didinginkan sedikit baru dipakai. Jamur yang terdapat pada media kultur di
laminar dan ditempatkan dalam ruang inkubasi, suhu ruangan diatur sekitar
27 - 30°C dan pencahayaan yang cukup dan diberi label pada pekerjaan yaitu
waktu dikultur, jenis media, dan jenis eksplan. Sampel kemudian di inkubasi
selama 72 jam.
15
.3.5. Permunian Jamur Kontaminan dari Media Kultur Embriogenesis Somatik
Kontaminan
tunggal. Koloni yang telah murni selanjutnya ditanam dalam tabung reaksi
yang berisi Potato Dextryose Agar dan disimpan pada suhu 4C. Isolat murni
Genjah Salak yang disimpan pada ruang kultur. Kemudian diamati secara
kasat mata. Untuk membedakan bakteri dan jamur mengunakan referensi Lay
bakteri dengan ciri-ciri yang diamati yaitu besar kecilnya koloni, bentuk
Morfologi jamur dengan ciri-ciri yang diamati yaitu hifa bersekat atau
tidak bersekat, miselium terang atau keruh, miselium berwarna atau tidak,
struktur spesifik: stolon, rhizoid, foot cell/ sel kaki. Setelah kultur
16
warna spora, warna miselium, propusi spora, ada tidaknya sekat miselium,
17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
persentasi kontaminasi kultur kelapa Genjah Salak adalah 3/4 x 100% = 75%.
jamur. Media tumbuh dan eksplan dapat terkontaminasi oleh jamur karena
18
Gambar 3 Jamur Aspergillus niger dan Mucor sp. pada media tahapan 2 kultur
embriogenesis somatik kelapa Genjah Salak
.2. Pembahasan
somatik kelapa Genjah Salak yang sudah terkontaminasi. Pada media tahapan
permukaan vesikel dan vesikel bulat besar. Aspergillus niger memiliki warna
koloni hitam dan bagian bawah koloni berwarna putih kekuningan. Secara
mikroskopis vesikel berbentuk bulat hingga semi bulat. Konidia bulat hingga
19
Mucor sp. Mempunyai ciri morfologi seperti berikut : tumbuh pada
permen kapas. Koloni Mucor sp. berwarna putih, krem hingga menjadi abu-
abu dan coklat pada koloni yang sudah tua karena perkembangan spora.
Jamur Mucor sp. dapat tumbuh cepat pada media, sehingga pada media PDA
memenuhi cawan petri. Adapun secara mikroskopis Mucor sp. memiliki ciri-
makroskopis koloni yang terlihat berwarna hijau kekuningan dan pada bagian
20
hijau tua atau hijau gelap dengan pinggiran putih dan permukan bawah koloni
tumbuh berwarna hijau kebiruan, diameter 1-2 cm, permukaan koloni seperti
21
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
sampel tersebut di temukan 2 jenis jamur yaitu aspergillus sp dan mucor sp.
aspergillus spp.
.2. Saran
maupun bakteri
22
DAFTAR PUSTAKA
23
Wahyuni, Mita Ir., 2000, Bertanam Kelapa Kopyor, Penebar Swadaya, Jakarta.
Wangge, E.S.A., D.N. Suprapta, G.N.A. Wirya. 2012. Isolasi dan identifikasi
jamur penghasil mikotoksin pada biji kakao kering yang dihasilkan di
Flores. J. Agric. Sci. and Biotechnol 1(1): 39-47.
Wiendi N.M.A., G.A. Wattimena. dan L.V. Gunawan. 1991. Perbanyakan
tanaman. Bioteknologi Tanaman I. PAU IPB. 507 hlm.
24
LAMPIRAN
Dokumentasi Kegiatan
25