Anda di halaman 1dari 11

Masalah Korupsi

Di Indonesia

Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas yang di berikan

oleh guru mata pelajaran bahasa Indonesia, Bu Ruhaeni S.Pd

Disusun oleh :

Nama : Dian Setia Ningsih

Kelas : 9c

Dian Setia Ningsih, SMPN 1 KABAWO


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan karunia-Nya sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata pelajaran bahasa Indonesia tentang " Masalah Korupsi Di
Indonesia".

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah


membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah ini. Terutama kepada
teman saya yang membantu saya untuk mencari materi tentang makalah ini.

Penulis sadar makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai


perbaikan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dapat membantu.

Dian Setia Ningsih, SMPN 1 KABAWO


DAFTAR ISI

Kata pengantar...........................................................................................2

Daftar isi.....................................................................................................3

Bab 1Pendahuluan.....................................................................................4

A.Latar Belakang.......................................................................................4

B.Perumusan Masalah.............................................................................5

Bab 2 Pembahasan...................................................................................6

1. Pengertian Korupsi................................................................................6

2. Presepsi Masyarakat Tentang Korupsi................................................7

3. Faktor Penyebab Korupsi......................................................................7

4. Fenomena Korupsi Di Indonesia...........................................................7

5. Peranan KPK Dalam Pemberantasan Korupsi....................................8

6. Langkah Pemberantasan Korupsi........................................................9

Bab 3 Penutupan......................................................................................10

Kesimpulan...............................................................................................11

Saran.........................................................................................................11

Daftar Pusaka

Dian Setia Ningsih, SMPN 1 KABAWO


Bab 1 Pendahuluan

A. Latar Belakang
Kemajuan suatu negara sangat ditentukan oleh kemampuan dan
keberhasilannya dalam melaksanakan pembangunan. Pembangunan
sebagai suatu proses perubahan yang direncanakan mencakup semua aspek
kehidupan masyarakat. Efektivitas dan keberhasilan pembangunan
terutama ditentukan oleh dua faktor, yaitu sumber daya manusia, yakni
(orang-orang yang terlibat sejak dari perencanaan sampai pada
pelaksanaan) dan pembiayaan. Diantara dua faktor tersebut yg paling
dominan adalah faktor manusiaannya. Indonesia merupakan salah satu
negara terkaya di Asia dilihat dari keanekaragaman kekayaan sumber daya
alamnya. Tetapi ironisnya, negara tercinta ini dibandingkan dengan negara
lain di kawasan Asia bukanlah merupakan sebuah negara yang kaya
malahan termasuk negara miskin. Mengapa demikian? Salah satu
penyebabnya adalah rendahnya kualitas sumber daya manusianya. Kualitas
tersebut bukan hanya dari segi pengetahuan atau intelektualnya tetapi juga
menyangkut kualitas moral dan kepribadiannya. Rapuhnya Moran dan
rendahnya tingkat kejujuran dari aparat penyelenggara negara
menyebabkan terjadinya korupsi.

Korupsi di Indonesia dimasa ini sudah merupakan patologi


social(penyakit sosial) yang sangat berbahaya yang mengancam semua
aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Korupsi telah
mengakibatkan kerugian materiil keuangan negara yang sangat besar.
Namun yang lebih memprihatinkan lagi adalah terjadinya perampasan dan
pengurasan keuangan negara yang dilakukan secara kolektif oleh kalangan
anggota legislatif dengan dalih studi banding, THR, uang pesangon dan lain
sebagainya di luar batas kewajaran. Bentuk perampasan dan pengurasan

Dian Setia Ningsih, SMPN 1 KABAWO


keuangan negara demikian terjadi hampir di seluruh wilayah tanah air. Hal
itu merupakan cerminan rendahnya moralitas dan rasa malu, sehingga yang
menonjol adalah sikap kerakusan dan aji mumpung. Persoalannya adalah
dapatkah korupsi itu diberantas? Tidak ada jawaban lain kalau kita ingin
maju, adalah korupsi harus di berantas. Jika kita tidak berhasil
memberantas korupsi, atau paling tidak mengurangi sampai pada titik nadir
yang paling rendah makan jangan harap negara ini akan mampu mengejar
ketertinggalan nya dibandingkan negara lain untuk menjadi sebuah negara
yang maju. Karena korupsi membawa dampak negatif yang cukup luas dan
dapat membawa negara ke jurang kehancuran.

B. Perumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan korupsi.

2. Presepsi masyarakat tentang korupsi.

3. Faktor penyebab adanya korupsi.

4. Fenomena korupsi di Indonesia.

5. Peran KPK dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.

6. Bagaimana cara pemberantasan korupsi.

Dian Setia Ningsih, SMPN 1 KABAWO


Bab 2 Pembahasan
1. Pengertian Korupsi

Kata korupsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti


penyelewengan atau penggelapan (uang negara atau perusahaan) dan
sebagainya untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Perbuatan
korupsi selalu mengandung unsur "penyelewengan" Atau dis-honest
(ketidak jujuran). Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999
tentang penyelewengan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme disebutkan bahwa korupsi adalah tindakan pidana
sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan yang mengatur tentang pidana korupsi.

Dalam prakteknya, korupsi lebih di kenal sebagai menerima uang


yang ada hubungannya dengan jabatan, disadari atau tidak, adalah
kelonggaran aturan yang semestinya diterapkan secara ketat. Kompromi
dalam pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan jabatan tertentu
dalam jajaran birokrasi di Indonesia inilah yang dirasakan sudah sangat
mengkhawatirkan.

Dian Setia Ningsih, SMPN 1 KABAWO


2. Presepsi Masyarakat Tentang Korupsi
Rakyat kecil yang tidak memiliki alat pemukul guna melakukan
koreksi dan sanksi pada umumnya bersikap acuh tak acuh. Namun yang
paling menyedihkan adalah sikap rakyat menjadi apatis dengan semakin
meluasnya praktik-praktik korupsi oleh beberapa oknum pejabat lokal,
maupun nasional.

Kelompok mahasiswa sering menanggapi permasalahan korupsi


dengan emosi dan demonstrasi. Tema yang sering diangkat adalah
"penguasa yang korupsi" dan "derita rakyat". Mereka memberikan
saran kepada pemerintah untuk bertindak tegas kepada para koruptor.
Hal ini cukup berhasil terutama saat gerakan reformasi tahun 1998.
Mereka tidak puas terhadap perbuatan manipulatif dan koruptif para
pejabat. Oleh karena itu, mereka ingin berpartisipasi dalam usaha
rekonstruksi terhadap masyarakat dan sistem pemerintahan secara
menyeluruh, mencita-citakan keadilan, persamaan dan kesejahteraan
yang merata.

Dian Setia Ningsih, SMPN 1 KABAWO


3. Faktor Penyebab Korupsi

Salah satu teori korupsi menurut Jack Bologne Gone Theory


menyebutkan bahwa faktor penyebab korupsi adalah keserakahan,
kesempatan, kebutuhan, dan pengungkapan. Keserakahan berpotensi
dimiliki setiap orang yang berkaitan dengan individu pelaku korupsi. Ada
dua faktor penyebab korupsi, yakni faktor internal dan faktor eksternal.
Penyebab korupsi secara internal berasal dari diri sendiri dan dorongan
keluarga. Sedangkan penyebab korupsi secara eksternal berasal dari luar
kehidupan pribadi seseorang.

4. Fenomena Korupsi Di Indonesia

Fenomena umum yang biasa terjadi di negara berkembang


contohnya Indonesia ialah:
1. Proses modernisasi belum ditunjang oleh kemampuan sumber daya manusia pada
lembaga-lembaga politik yang ada.

2. Institusi-institusi politik yang ada masih lemah disebabkan oleh mudahnya


"oknum" lembaga tersebut dipengaruhi oleh kekuatan bisnis/ekonomi, sosial,
keagamaan, kedaerahan, kesukuan, dan profesi serta kekuatan asing lainnya.

3. Selalu muncul kelompok sosial baru yang ingin berpolitik, namun sebenarnya
banyak diantara mereka yang tidak mampu.

4. Mereka hanya ingin memuaskan ambisi dan kepentingan pribadinya dengan dalih
"kepentingan rakyat".

Dian Setia Ningsih, SMPN 1 KABAWO


5. Peranan KPK Dalam Pemberantasan Korupsi Di Indonesia

Partisipasi dan dukungan dari masyarakat sangat dibutuhkan dalam


mengawali upaya-upaya pemerintah melalui KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
dan aparat hukum lain.

KPK yang ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002


Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi untuk mengatasi,
menanggulangi, dan memberantas korupsi, merupakan komisi independen yang
diharapkan mampu menjadi "martil" bagi para pelaku tindak Korupsi Keuangan
Negara (KKN).

Adapun agenda KPK adalah sebagai berikut:

1. Membangun kultur yang mendukung pemberantasan korupsi.

2. Mendorong pemerintah melakukan reformasi publik sektor dengan mewujudkan


good governance.

3. Membangun kepercayaan masyarakat.

4. Mewujudkan keberhasilan penindakan terhadap pelaku korupsi besar.

5. Memacu aparat hukum lain untuk memberantas korupsi.

6. Penggantian pejabat yang mementingkan kepentingan kelompok/ pribadi/


golongan.

Dian Setia Ningsih, SMPN 1 KABAWO


6. Penggantian pejabat yang mementingkan kepentingan kelompok/ pribadi/ golongan.

Cara lain menanggulangi korupsi adalah dengan menegakkan hukum itu sendiri.
Adapun Undang-Undang yang mengaturnya yaitu:

- Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999, tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih


dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.

- Rumusan RUU KUHP

Tindak pidana korupsi dalam RUU KUHP ini diatur dalam Bab XXXI, Pasal 681
sampai dengan 690. Tindak pidana korupsi dalam Rancangan KUHP dibagi dalam dua
jenis tindak pidana yakni, suap dan penyalahgunaan wewenang yang merugikan
keuangan negara. Secara garis besar, Rancangan KUHP dalam perumusan pasal-
pasalnya mengambil pokok-pokok rumusan tindak pidana dalam Undang-undang
Korupsi (Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 dan Undang-undang Nomor 20 Tahun
2001).

Dian Setia Ningsih, SMPN 1 KABAWO


Bab 3 Penutup

Kesimpulan
Korupsi adalah suatu tindak pidana yang memperkaya diri yang secara langsung
merugikan negara atau perekonomian negara. Jadi, unsur dalam perbuatan korupsi
meliputi dua aspek. Aspek yang memperkaya diri dengan menggunakan kedudukannya dan
aspek penggunaan uang Negara untuk kepentingannya. Adapun penyebabnya antara lain,
ketiadaan dan kelemahan pemimpin, kelemahan pengajaran dan etika, kolonialisme,
penjajahan, rendahnya pendidikan, kemiskinan, tidak adanya hukuman yang keras,
kelangkaan lingkungan yang subur untuk perilaku korupsi, rendahnya sumber daya
manusia, serta struktur ekonomi. Korupsi dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu
bentuk, sifat, dan tujuan. Dampak korupsi dapat terjadi di berbagai bidang diantaranya,
bidang Demokrasi, ekonomi, dan kesejahteraan negara.

Saran
Sikap untuk menghindari korupsi seharusnya ditanamkan sejak dini. Dan pencegahan
korupsi dapat dimulai dari hal yang kecil.

Dian Setia Ningsih, SMPN 1 KABAWO

Anda mungkin juga menyukai