Di susun oleh :
Mike Prasetyaningtyas
(20022000148)
KELAS D
PRODI S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG
DAFTAR ISI
BAB I.........................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.....................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
2.1 Pengertian KKN................................................................................................................3
2.2 Pencegahan KKN di Indonesia.........................................................................................4
2.3 Di Indonesia masih banyak pelaku KKN.........................................................................7
BAB III......................................................................................................................................9
PENUTUP.................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................9
3.2 Saran.................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini agar pembaca mengetahui pendalaman tentang KKN dan
untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil, makmur, sejahtera, dan tertib, perlu
secara terus-menerus ditingkatkan usaha-usaha pencegahan dan pemberantasan
perbuatan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
BAB II
PEMBAHASAN
Pelaku KKN
Praktik KKN tidak hanya mungkin dilakukan antar-penyelenggara negara tetapi juga
antara penyelenggaraan negara dan pihak lain seperti keluarga, para pengusaha dan
lainnya.
Adanya UU No. 28 Tahun 1999 dimaksudkan sebagai upaya mencegah para
penyelenggara negara dan pihak lain melakukan praktik KKN. Maka sasaran pokok UU
tersebut adalah para penyelenggara negara, yang meliputi:
Pejabat negara pada lembaga tertinggi negara
Pejabat negara pada lembaga tinggi negara
Menteri
Gubernur
Hakim di semua tingkatan peradilan
Pejabat negara yang lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
Pejabat lain yang memiliki fungsi strategis terkait penyelenggaraan negara
Yang dimaksud dengan pejabat lain yang memiliki fungsi strategis adalah pejabat yang
tugas dan wewenangnya dalam melakukan penyelenggaraan negara rawan terhadap
praktik KKN, antara lain:
Direksi, komisaris dan pejabat struktural lain pada BUMN dan BUMN
Pimpinan Bank Indonesia dan Pimpinan Badan Penyehatan Perbankan Nasional
Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri
Pejabat Eselon I dan pejabat lain yang disamakan di lingkungan sipil, militer dan
Kepolisian Negara RI
Jaksa
Penyidik
Panitera pengadilan
Pemimpin dan bendaharawan proyek
Sanksi KKN
Adanya sanksi sebagai jaminan atas ditaatinya ketentuan tentang asas-asas umum
penyelenggaraan negara, hak dan kewajiban penyelenggara negara dan ketentuan
lainnya. Sehingga dapat diharapkan memperkuat norma kelembagaan, moralitas individu
dan sosial.
UU No. 28 Tahun 1999 mengatur sanksi bagi penyelenggara negara yang melanggar
ketentuan. Jenis sanksi yang berlaku ada tiga jenis yaitu:
Sanksi administratif
Sanksi pidana
Sanksi perdana
Berikut ini sanksi dan denda yang akan dikenakan pada pelaku KKN, yaitu:
1. Sanksi pelaku korupsi
Pembahasan mengenai pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) berdasarkan
UU No. 31 Tahun 1999 yang disahkan dan diundangkan pada 16 Agustus 1999 di
Jakarta oleh Presiden ke-3 RI Bacharuddin Jusuf Habibie.
Dalam Pasal 2 UU No. 31 Tahun 1999 disebutkan setiap orang yang secara hukum
melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain yang suatu korporasi
dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, akan mendapatkan
sanksi berupa:
Pidana penjara seumur hidup atau minimal 4 tahun dan maksimal 20 tahun
Denda minimal RP 200 juta dan maksimal Rp 1 miliar
3.1 Kesimpulan
KKN adalah suatu tindakan yang sangat merugikan bagi setiap kalangan masyarakat dan
negara, dikarenakan KKN hanya menguntungkun suatu pihak tertentu yang memiliki
kekuasaan berlebih sehingga orang-orang kecil dan jujur akan dirugikan. Oleh karena
setiap hal yang berhubungan dengan KKN harus cepat di hilangkan dan dihapuskan dari
kebiasaan masyarakat, khususnya negara Indonesia. KKN sendiri adalah gabungan dari
kata Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.
Korupsi adalah perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok
dan lain sebagainya untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi, yang
mengakibatkan kerugian keuangan pada negara. Korupsi merupakan suatu tindakan yang
sangat tidak terpuji yang dapat merugikan suatu bangsa dan negara.
Kolusi adalah tindakan persekongkolan, persekutuan, atau permufakatan untuk urusan
yang tidak baik. Pengertian ini muncul mengingat kolusi berasal dari bahasa Latin
collusio yang artinya persekongkolan untuk melakukan perbuatan tidak baik. Biasanya
diwarnai dengan korupsi yaitu penyalahgunaan wewenang yang dimiliki oleh salah satu
pihak atau pejabat negara. Kolusi paling sering terjadi dalam satu bentuk pasar oligopoli,
dimana keputusan beberapa perusahaan untuk bekerja sama, dapat secara signifikan
mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Kartel adalah kasus khusus dari kolusi
berlebihan, yang juga dikenal sebagai kolusi tersembunyi.
Lalu bagaimana dengan nepotisme? Nepotisme berarti lebih memilih saudara atau teman
akrab berdasarkan hubungannya bukan berdasarkan kemampuannya. Kata ini biasanya
digunakan dalam konteks derogatori. Sebagai contoh, kalau seorang manajer
mengangkat atau menaikan jabatan seorang saudara, bukannya seseorang yang lebih
berkualifikasi namun bukan saudara, manajer tersebut akan bersalah karena nepotisme.
Pakar-pakar biologi telah mengisyaratkan bahwa tendensi terhadap nepotisme adalah
berdasarkan naluri, sebagai salah satu bentuk dari pemilihan saudara.
3.2 Saran
Walaupun KKN seakan hampir tidak mungkin dipahuskan, bangsa Indonesia harus tetap
optimis dalam memberantas KKN. Sekalipun tidak dapat menggunakan cara efektif dan
efisien, setidaknya masih bisa merangkak sedikit demi sedikit menuju negara bebas
KKN. Cara paling mjudah adalah dengan memulai dari diri sendiri. Seperti : Perbaiki
moral dan mental diri, Tumbuhkan semangat anti-KKN dalam diri, Praktikkan anti-KKN
dalam setiap perbuatan, Pengaruhi orang lain agar semangat anti-KKN tumbuh dalam
kepribadiannya, Buat atau ikuti komunitas anti-KKN untuk mengumpulkan maupun
berkumpul dengan orang-orang yang memiliki ideologi serupa, Bersama, adakan
kegiatan seperti penyuluhan, workshop, pembelajaran, atau lainnya sebagai upaya
mengurangi KKN di Indonesia, dan Teruslah aktif dalam mengurangi KKN.
DAFTAR PUSTAKA
http://e-journal.uajy.ac.id/4153/2/1MIH00900.pdf
https://www.kompasiana.com/elleonoraellen/59f3a4e0ed4ed6713a6299c2/kkn-korupsi-
kolusi-nepotisme-merupakan-benalu-sosial#:~:text=KKN%20adalah%20suatu%20tindakan
%20yang,kecil%20dan%20jujur%20akan%20dirugikan.
https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/14/140000269/korupsi-kolusi-dan-
nepotisme-kkn-pengertian-pencegahan-dan-sanksi?page=all
http://repository.unib.ac.id/7808/1/1.pdf
https://www.neliti.com/id/publications/5142/korupsi-kolusi-dan-nepotisme-kkn-dan-upaya-
pemecahannya