Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENYEBAB TERJADINYA KORUPSI

OLEH:
NAMA KELOMPOK 4

1. Angreni Rosiani Djami Hau (1810030095)


2. Julhendri Pelata (1810030053)
3. Miati Afanti Bianome (1810030059)
4. Desriana Nino (1810030135)
5. Maria Selviani Mally (1810030196)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG
JURUSAN MANAJEMEN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan kekuatan dan kemampuan sehingga makalah paper ini bisa selesai tepat
pada waktunya.Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Pendidikan Anti Korupsi yang membahas mengenai Korupsi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dan mendukung dalam penyusunan makalah ini.
Kami sadar makalah paper ini belum sempurna dan memerlukan berbagai
perbaikan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua
pihak.

Kupang, 26 februari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................


DAFTAR ISI ..................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN................................................................................
1.1. Latar Belakang..................................................
1.2. Rumusan
Masalah………………………………………………………
1.3. Tujuan........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................


2.1. Pengertian Korupsi ..................................................................................
2.2. Macam-Macam Korupsi…………………………………………………
2.3. Penyebab terjadinya korupsi……………………………………………

BAB III PENUTUP.........................................................................................


 3.1.Kesimpulan................................................................................................
 3.2.Saran..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Korupsi merupakan fenomena yang masih memerlukan perhatian lebih
karena merupakan kejahatan luar biasa yang dampaknya sangat merugikan
masyarakat. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang
perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, tindak pidana korupsi tidak hanya
merugikan keuangan negara, tetapi juga pelanggaran terhadap hak-hak
sosial dan ekonomi masyarakat secara luas. Menurut Lopa (1996: 1) dalam
Nurdjana (2005: 31-32), ketidakberdayaan upaya pemberantasan korupsi
yang dilakukan oleh pemerintah dan penegak hukum bukan disebabkan oleh
lemahnya undang-undang, melainkan karena faktor kelemahan sistem.
Faktor kelemahan sistem merupakan produk integritas moral. Upaya yang
seharusnya dilakukan dalam perbaikan sistem tergantung pada integritas
moral, karena yang memiliki pemikiran bahwa sistem harus diperbaiki
adalah orang yang bermoral. Orang yang berilmu namun tidak bermoral
tidak akan terdorong untuk memperbaiki sistem, bahkan akan menggunakan
kesempatan dari kelemahan sistem tersebut. Upaya pemberantasan korupsi
memerlukan keteladanan yang dimulai dari kalangan atas. Dewasa ini kasus
korupsi sudah terjadi diberbagai 2 kalangan mulai dari kalangan eksekutif,
legislatif, yudikatif, dan swasta.

1.2.Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Korupsi?
2. Apa Macam-Macam Korupsi?
3. Apa penyebab terjadinya korupsi?
1.3.     Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Korupsi.
2. Untuk Mengetahui Macam-Macam Dari Korupsi
3. Untuk Mengetahui faktor penyebab terjadinya korupsi
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Korupsi secara Teoritis


Kata Korupsi berasal dari bahasa latin, Corruptio-Corrumpere yang artinya
busuk, rusak, menggoyahkan, memutar balik atau menyogok. Menurut Dr. Kartini
Kartono, korupsi adalah tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan
jabatan guna mencari keuntungan,  dan merugikan kepentingan umum. Menurut kami
sendiri tindakan korupsi merupakan tindakan dimana para pejabat public
menggelapkan uang untuk kepentingan pribadi sebagai pemuas kebutuhan dalah
kehidupannya.Jadi korupsi merupakan gejala salah pakai dan salah urus dari
kekuasaan, demi keuntungan pribadi, salah urus terhadap sumber-sumber kekayaan
negara dengan menggunakan wewenang dan kekuatan-kekuatan formal (misalnya
denagan alasan hukum dan kekuatan senjata) untuk memperkaya diri sendiri.
Korupsi terjadi disebabkan adanya penyalahgunaan wewenang dan jabatan yang
dimiliki oleh pejabat atau pegawai demi kepentingan pribadi dengan mengatas
namakan pribadi atau keluarga, sanak saudara dan teman. Hal itu akan masuk dalam
dalam pembahasan saya mengenai tindak korupsi Masyarakat Pancasila Dalam
Persepektif Paradigma Konflik Dan Sruktural Fungsional.

2.2.Macam-macam Korupsi
Korupsi telah didefinisikan secara jelas oleh UU No 31 Tahun 1999 dan UU No 20
Tahun 2001 dalam pasal-pasalnya. Berdasarkan pasal-pasal tersebut, terdapat 33 jenis
tindakan yang dapat dikategorikan sebagai korupsi. 33 tindakan tersebut
dikategorikan kedalam 7 kelompok yakni :
1. Korupsi yang terkait dengan merugikan keuangan Negara
2. Korupsi yang terkait dengan suap-menyuap
3. Korupsi yang terkait dengan penggelapan dalam jabatan
4. Korupsi yang terkait dengan pemerasan
5. Korupsi yang terkait dengan perbuatan curang
6. Korupsi yang terkait dengan benturan kepentingan dalam pengadaan
7. Korupsi yang terkait dengan gratifikasi.

2.3. Penyebab Terjadinya Korupsi


Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi, antara lain :

a. Faktor politik

Adanya Money Politic merupakan tingkah laku negatif karena uang digunakan untuk
membeli suara atau menyogok para pemilih atau anggota-anggota partai politik
supaya memenangkan si pemberi uang. Praktik politik uang pada saat ini masih sering
kali terjadi hal ini disebabkan karena belum adanya undang-undang yang mengatur
secara tegas dalam pelaksanaan kampanye. Pada dasarnya ketika terjadi adanya
indikasi politik uang, pihak penegak hukum tampaknya ragu-ragu untuk mengambil
keputusan. Hal tersebut menandakan bahwa hukum yang berlaku di Indonesia masih
lemah.

b. Faktor Hukum
Faktor hukum menjadi penyebab korupsi, dikarenakan banyak produk hukum yang
tidak jelas aturannya, pasal-pasalnya multitafsir, dan ada kecenderungan aturan
hukum dibuat untuk menguntungkan pihak-pihak tertentu meskipun orang awam
tidak bisa melihatnya. Selain itu, sanksi yang tidak ekuivalen dengan perbuatan yang
dilarang, sehingga tidak tepat sasaran dan dirasa terlalu ringan atau terlalu berat.

Susila (dalam Hamzah, 2004), tindakan korupsi itu mudah timbul karena ada
kelemahan dalam perundang-undangan yang mencakupi :

1). Adanya peraturan perundang-undangan yang bermuatan kepentingan


pihak-pihak tertentu.

2). Kualitas peraturan perundang-undangan kurang memadai.

3). Peraturan kurang disosialisasikan

4). Sanksi terlalu ringan

5). Penerapan sanksi yang tidak konsisten dan pandang bulu.


6). Lemahnya bidang evaluasi dan revisi peraturan perundang-undangan.

Lemahnya penegakan hukum, rendahnya mental aparatur, rendahnya kesadaran


masyarakat, serta kurangnya political will pemerintah, menurut Saleh (2006) juga
menjadi pemicu terjadinya korupsi. Dalam aspek hukum, pnelitian Ezung (2012) juga
memberikan kesimpulan yang tidaklah berbeda, bahwa terjadinya korupsi disebabkan
oleh lemahnya penegakan hukum.

c. Faktor ekonomi

Faktor ekonomi berkaitan erat dengan factor birokrasi


yang diterapkan di Indoensia. Dimana dalam suasana
demikian kebijakan ekonomi pemerintah diimplementasikan,
dikembangkan dan dimonitor dengan cara yang tidak
partisipatif, tidak transparan dan tidak akuntabel. Dalam
realitanya juga menunjukan bahwa korupsi tidak hanya
dilakukan oleh orang yang ekonominya pas-pasan untuk
bertahan hidup, tetapi saat ini korupsi juga dilakukan oleh
orang-orang kaya dan berpendidikan tinggi.

Rendahnya pendapatan dan gaji teidak serta merta


mendorong orang untuk melakukan korupsi. Banyaknya
pemimpin nasional dan daerah, serta para anggota legislatif
di tingkat nasional dan di level daerah yang dipidana, karena
telah terbukti secara sah melakukan tindak pidana korupsi.
Mereka korupsi tidak karena kekurangan atau untuk
mmenuhi kebutuhan yang kurang. Mereka melakukan
korupsi karena mental buruk, tidak bermoral sehingga
berjiwa serakah untuk mengambil harta Negara guna
menambah pundi-pundi kekayaan.

d. Faktor Transnasional
Faktor transnasional amat terkait dengan perkembangan
hubungan ekonomi lintas Negara yanga tidak jarang
menambah lahan sumber bagi tumbuhnya korupsi
dikalangan birokrasi pemerintahan. Korupsi mudah terjadi,
karena perusahaan-perusahaan asing (transnasional) dapat
beroperasi di suatu Negara tanpa harus masuk ke lini
birokrasi pusat. Mereka bias masuk ke lini birokrasi
pemerintah daerah dengan cara memberi uang pelican agar
dapat berinvestasi di daerah.

Korupsi berlangsung bagai simbiosis mutualisme, di


mana pengusaha asing memiliki uang yang dapat digunakan
untuk menyogok pejabat agar memperoleh izin untuk
melakukan usaha di daerah, sedangkan elit daerah
mempunyai otoritas untuk memutuskan. Dalam sebuah
organisasi, korupsi biasa terjadi, akan memberi andil
terjadinya korupsi, karena membuka peluang atau
kesempatan untuk berlangsungnya korupsi (Tunggal, 2000).

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi dari sudut pandang organisasi,


yaitu:

a. Kurangnya ketauladanan dari pemimpin

b. Tidak adanya kultur organisasi yang benar

c.Sistem akuntabilitas di instansi pemerintah kurang memadai

d. Manajemen cenderung menutupi korupsi di dalam organisasinya

MENGUTIP PANDANGAN MAURO, MASHAL (2011) MENYEBUTKAN ENAM


HAL YANG MENYEBABKAN KORUPSI BIAS BERLANGSUNG, YAITU :

•Motivasi untuk mencari penghasilan


•Aanya kesempatan untuk terlibat dalam korupsi.

•Sistem legislatif dan peradilan yang lemah

•Penduduk sedikit dengan jumlah sumber daya alam yang melimpah

•Hukum dan prinsip-prinsip etika yang lemah

•Instabilitas politik dan lemahnya kemauan politik.

BAB III
PENUTUP
 
3.1. Kesimpulan
Korupsi adalah suatu tindak perdana yang memperkaya diri yang secara langsung
merugikan negara atau perekonomian negara.Jadi, unsur dalam perbuatan korupsi
meliputi dua aspek. Aspek yang memperkaya diri dengan menggunakan
kekuasaannya dan aspek penggunaan uang Negara untuk kepentingannya.Adapun
penyebabnya antara lain, ketiadaan dan kelemahan pemimpin,kelemahan pengajaran
dan etika, kolonialisme, penjajahan rendahnya pendidikan, kemiskinan, tidak adanya
hukuman yang keras, kelangkaan lingkungan yang subur untuk perilaku korupsi,
rendahnya sumber daya manusia, serta struktur ekonomi.Korupsi dapat
diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu bentuk, sifat,dan tujuan. Dampak korupsi
dapat terjadi di berbagai bidang diantaranya, bidang demokrasi, ekonomi, dan
kesejahteraan negara.  

3.2. Saran
Sikap untuk menghindari korupsi seharusnya ditanamkan sejak dini.Dan
pencegahan korupsi dapat dimulai dari hal yang kecil. Ada 3 hal menurut saya yang
harus dilakukan guna mengurangi sifat dan perilaku masyarakat untuk korupsi,
anatara lain;
(1) menaikkan gaji pegawai rendah dan menengah,
(2) menaikkan moral pegawai tinggi, serta
(3) legislasi pungutan liar menjadi pendapat resmi atau legal.

DAFTAR PUSTAKA

Dewantara, A. (2017). Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini. Dewantara, A. (2017).


Alangkah Hebatnya Negara Gotong Royong (Indonesia dalam Kacamata Soekarno).
SUMBER: http://makalainet.blogspot.com/2013/10/korupsi.html.

Anda mungkin juga menyukai