Disusun oleh :
Deryfo Reza Fahlevy
TRO/15/01042
TRO 15 A
Puji syukur kehadirat Allah Swt. karena atas segala rahmat yang dilimpahkan-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Pendidikan Budaya Anti Korupsi.
Dalam penyusunan makalah ini tidak akan lepas dari segala bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Untuk itu, saya juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada seluruh pihak yang telah membantu saya dalam pembuatan makalah ini.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran
bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi saya sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai, saya juga berharap dari pembaca mengenai kritik dan saran yang dapat membangun
pengetahuan kami dalam pembuatan makalah berikutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL………………………………………………………………………………………...1
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa dampak masif korupsi terhadap politik dan demokrasi?
2. Apa dampak masif korupsi terhadap penegakan hukum?
C. Tujuan
1. Menyebutkan dan menjelaskan dampak masif korupsİ terhadap politik dan
demokrasi.
2. Menyebutkan dan menjelaskan dampak masif korupsi terhadap penegakan
hukum.
BAB II
PEMBAHASAN
Perbuatan Koruptif atau tindak korupsi dilakukan dari tingkat yang paling
bawah dimana konstituen didapatkan dan berjalan karena adanya suap yang
diberikan Oleh calon-calon pemimpin partai,bukan karena simpati atau
petraya terhadap kemampuan dan kepemimpinannya. Hubungan transaksional
sudah berjalan dari dulu sehingga memunculkan pemimpin yang korup.
Hal ini terjadi dikarenakan tindak korupsi yang besar-besaran yang dilakukan
Oleh petinggi pemerintah, legislatif atau petinggi partai politik. Kondisi ini
mengakibatkan berkurangnya bahkan hilangnya kepercayaan publik terhadap
pemerintah yang sedang berjalan.
3. Menguatkan plutokrasi
Dengan semakin banyaknya plutokrasi yang terjadi, maka kekayaan negara ini
hanya dinikmati sekelompok tertentu saja, bukan rakyat pada umumnya.
Seharusnya kedaulatan ada di tangan rakyat. Namun sekarang ini kedaulatan
ada ditangan partai politik karena anggapan bahwa partai lah bentuk
representasi rakyat.
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran