Di Susun Oleh :
Nim : 304210002
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GORONTALO
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji saya panjatkan atas berkah rahmat yang di berikan A
llah kepada saya,sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik ta
npa ada halangan yang berarti.
Makalah ini di susun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendid
ikan anti Korupsi yang di berikan oleh Bpk.Elut Subakti. terciptanya makalah in
i,tidak hanya hasil dari kerja keras saya,melainkan banyak pihak-pihak yang me
mberikan dorongan-dorongan motivasi,untuk itu saya
1. Latar Belakang
Kemajuan suatu negara sangat ditentukan oleh kemampuan dan keberhasi
lannya dalam melaksanakan pembangunan. Pembangunan sebagai suatu proses
perubahan yang direncanakan mencakup semua aspek kehidupan masyarakat. E
fektifitas dan keberhasilan pembangunan terutama ditentukanoleh dua faktor, ya
itu sumberdaya manusia, yakni (orang-orang yang terlibat sejak dari perencanaa
n samapai pada pelaksanaan) dan pembiayaan. Di antara dua faktor tersebut yan
g paling dominan adalah faktor manusianya. Indonesia merupakan salah satu ne
gara terkaya di Asia dilihat dari keanekaragaman kekayaan sumber daya alamny
a. Tetapi ironisnya, negara tercinta ini dibandingkan dengan negara lain di kawa
san Asia bukanlah merupakan sebuah negara yang kaya malahan termasuk nega
ra yang miskin.
Hal itu terjadi salah satu penyebabnya adalah rendahnya kualitas sumber daya
manusianya. Kualitas tersebut bukan hanya dari segi pengetahuan atau intelektu
alnya tetapi juga menyangkut kualitas moral dan kepribadiannya. Rapuhnya mo
ral dan rendahnya tingkat kejujuran dari aparat penyelenggara negara menyebab
kan terjadinya korupsi. Korupsi di Indonesia dewasa ini sudah merupakan patol
ogi social (penyakit social) yang sangat berbahaya yang mengancam semua asp
ek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Korupsi telah mengakib
atkan kerugian materil keuangan negara yang sangat besar. Namun yang lebih m
emprihatinkan lagi adalah terjadinya perampasan dan pengurasan keuangan neg
ara yang dilakukan secara kolektif oleh kalangan anggota legislatif dengan dalih
studi banding, THR, uang pesangon dan lain sebagainya di luar batas kewajaran.
Bentuk perampasan dan pengurasan keuangan negara demikian terjadi hampir
di seluruh wilayah tanah air. Hal itu merupakan cerminan rendahnya moralitas d
an rasa malu, sehingga yang menonjol adalah sikap kerakusan dan aji mumpung.
Karena korupsi membawa dampak negatif yang cukup luas dan dapat membaw
a negara ke jurang kehancuran.
Rumusan Masalah
perbuatan melawanhukum,
penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana,
memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi, dan
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
Jenis tindak pidana korupsi di antaranya, namun bukan semuanya, adalah
4. Dampak Korupsi
Demokrasi
Korupsi menunjukan tantangan serius terhadap pembangunan. Di dalam d
unia politik, korupsi mempersulit demokrasi dan tata pemerintahan yang baik (g
ood governance) dengan cara menghancurkan proses formal. Korupsi di pemilih
an umum dan di badan legislatif mengurangi akuntabilitas dan perwakilan di pe
mbentukan kebijaksanaan; korupsi di sistem pengadilan menghentikan ketertiba
n hukum; dan korupsi di pemerintahan publik menghasilkan ketidak-seimbanga
n dalam pelayanan masyarakat. Secara umum, korupsi mengkikis kemampuan i
nstitusi dari pemerintah, karena pengabaian prosedur, penyedotan sumber daya,
dan pejabat diangkat atau dinaikan jabatan bukan karena prestasi. Pada saat yan
g bersamaan, korupsi mempersulit legitimasi pemerintahan dan nilai demokrasi
seperti kepercayaan dan toleransi.
Ekonomi
Korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi dengan membuat disto
rsi dan ketidak efisienan yang tinggi. Dalam sektor private, korupsi meningkatk
an ongkos niaga karena kerugian dari pembayaran ilegal, ongkos manajemen da
lam negosiasi dengan pejabat korup, dan risiko pembatalan perjanjian atau kare
na penyelidikan. Walaupun ada yang menyatakan bahwa korupsi mengurangi o
ngkos (niaga) dengan mempermudah birokrasi, konsensus yang baru muncul be
rkesimpulan bahwa ketersediaan sogokan menyebabkan pejabat untuk membuat
aturan-aturan baru dan hambatan baru. Dimana korupsi menyebabkan inflasi on
gkos niaga, korupsi juga mengacaukan “lapangan perniagaan”. Perusahaan yang
memiliki koneksi dilindungi dari persaingan dan sebagai hasilnya mempertahan
kan perusahaan-perusahaan yang tidak efisien.
Politisi terjebak di posisi lemah karena keperluan mereka untuk meminta sumba
ngan keuangan untuk kampanye mereka. Sering mereka terlihat untuk bertindak
hanya demi keuntungan mereka yang telah menyumbangkan uang, yang akhirny
a menyebabkan munculnya tuduhan korupsi politis.
2. Strategi Deduktif
Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan terutama dengan diarahkan aga
rapabila suatu perbuatan korupsi terlanjur terjadi, maka perbuatan tersebutakan
dapat diketahui dalam waktu yang sesingkat-singkatnya danseakurat-akuratnya,
sehingga dapat ditindaklanjuti dengan tepat. Dengandasar pemikiran ini banyak
sistem yang harus dibenahi, sehingga sistem-sistem tersebut akan dapat berfung
si sebagai aturan yang cukup tepatmemberikan sinyal apabila terjadi suatu perbu
atan korupsi. Hal ini sangatmembutuhkan adanya berbagai disiplin ilmu baik itu
ilmu hukum,ekonomi maupun ilmu politik dan sosial.
3. Strategi Represif
Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan terutama dengan diarahkan unt
uk memberikan sanksi hukum yang setimpal secara cepat dan tepat kepada piha
k-pihak yang terlibat dalam korupsi. Dengan dasar pemikiran ini proses penang
anan korupsi sejak dari tahap penyelidikan, penyidikan dan penuntutan sampai
dengan peradilan perlu dikaji untuk dapat disempurnakan di segala aspeknya, se
hingga proses penanganan tersebut dapat dilakukan secara cepat dan tepat. Nam
un implementasinya harus dilakukan secara terintregasi. Bagi pemerintah banya
k pilihan yang dapat dilakukan sesuai dengan strategi yang hendak dilaksanakan.
Bahkan dari masyarakat dan para pemerhati atau pengamat masalah korupsi ba
nyak memberikan sumbangan pemikiran dan opini strategi pemberantasan koru
psi secara preventif maupun secara represif antara lain :
Gerakan “Moral”
Gerakan moral yang secara terus menerus mensosialisasikan bahwa korup
si adalah kejahatan besar bagi kemanusiaan yang melanggar harkat dan martaba
t manusia. Melalui gerakan moral diharapkan tercipta kondisi lingkungan sosial
masyarakat yang sangat menolak, menentang, dan menghukum perbuatan korup
si dan akan menerima, mendukung, dan menghargai perilaku anti korupsi. Lang
kah ini antara lain dapat dilakukan melalui lembaga pendidikan, sehingga dapat
terjangkau seluruh lapisan masyarakat terutama generasi muda sebagai langkah
yang efektif membangun peradaban bangsa yang bersih dari moral korupsi.
A. Kesimpulan
Korupsi pada dasarnya ada disekeliling kita, mungkin terkadang kita tidak meny
adari itu. Korupsi bisa terjadi dirumah, sekolah, masyarakat, maupun diintansi t
ertinggi dan dalam pemerintahan. Korupsi adalah suatu tindak perdana yang me
mperkaya diri yang secara langsung merugikan negara atau perekonomian negar
a. Jadi, unsur dalam perbuatan korupsi meliputi dua aspek. Aspek yang memper
kaya diri dengan menggunakan kedudukannya dan aspek penggunaan uang neg
ara untuk kepentingannya. Adapun penyebabnya antara lain, ketiadaan dan kele
mahan pemimpin, kelemahan pengajaran dan etika, kolonialisme, penjajahan re
ndahnya pendidikan, kemiskinan, tidak adanya hukuman yang keras, kelangkaa
n lingkungan yang subur untuk perilaku korupsi, rendahnya sumber daya manus
ia, serta struktur ekonomi. Korupsi dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yai
tu bentuk, sifat, dan tujuan. Dampak korupsi dapat terjadi di berbagai bidang dia
ntaranya, bidang demokrasi, ekonomi, dan kesejahteraan negara. Dibutuhkan ke
cerdasan dan keberanian untuk mendobrak dan merobohkan pilar-pilar korupsi
yang menjadi penghambat utama lambatnya pembangunan ekonomi nan paripur
na di Indonesia. Korupsi yang telah terlalu lama menjadi wabah yang tidak pern
ah kunjung selesai, karena pembunuhan terhadap wabah tersebut tidak pernah te
pat sasaran. Oleh sebab itu dibutuhkan kecerdasan masyarakat sipil untuk meng
awasi dan membuat keputusan politik untuk mencegah makin mewabahnya pen
yakit kotor korupsi di Indonesia.
B. Saran
Sikap untuk menghindari korupsi seharusnya ditanamkan sejak dini. Dan pence
gahan korupsi dapat dimulai dari hal yang kecil.