FILLUM ANNELIDA
Oleh :
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
makalah Avertebrata Air ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Avertebrata
Air pada Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu
menambah wawasan tentang Avertebrata Air bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
pengetahuan dan wawasan kami guna menyelesaikan makalah ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu secara
makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3 TUJUAN......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
2.1 Deskripsi Umum Filum Annelida.................................................................3
2.2 Habitat dari filum annelida...........................................................................3
2.3 Klasifikasi dari filum annelida......................................................................4
1. Kelas Hirudinea.........................................................................................4
2. Kelas Polychaeta.......................................................................................6
3. Kelas Oligochaeta......................................................................................9
2.4 Siklus hidup annelida................................................................................14
2.5 Peranan Annelida dalam kehidupan..........................................................14
BAB III PENUTUP..............................................................................................15
3.1 Kesimpulan...............................................................................................15
3.2 Saran........................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
iii
BAB I PENDAHULUAN
Annelida yang sering juga disebut Annulata adalah salah satu jenis
cacing yang bersegmen. Jika dilihat dari namanya Annelida yang berasal dari
bahasa latin, Annulus berarti cincin dan Oidos berarti bentuk. Tubuhnya yang
gelang. Annelida merupakan salah satu filum invertebrata yang memiliki struktur
dalam air tawar, air laut dan juga di darat serta ada juga yang hidup sebagai
parasit. Tubuhnya berkutikula dan licin. Filum Annelida terdiri dari cacing
mengakomodasi organ dalam yang lebih kompleks. Terdapat sekitar 12,000 jenis
di laut, air tawar dan daratan, terbagi menjadi tiga kelas yakni kelas Polychaeta
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 TUJUAN
2
BAB II PEMBAHASAN
Annelida berasal dari bahasa latin (kata annulus yang berarti cincin
dan oidos yang berarti bentuk), dari namanya Annelida dapat disebut sebagai
mempunyai sistem peredaran darah yang tertutup dan sistem saraf yang
tersusun seperti tangga tali. Pembuluh darah yang utama membujur sepanjang
bagian dorsal sedangkan sistem saraf terdapat pada bagian ventral. Annelida
memiliki sistem digesti, saraf, ekskresi dan reproduksi yang bersifat metamerik.
segmen.
Mereka hidup di dalam tanah yang lembab, dalam laut, dan dalam air
tawar, pada umumnya Annelida hidup bebas, ada yang hidup dalam liang,
beberapa bersifat komensal pada hewan-hewan aquatik, dan ada juga yang
hidupnya. Kelompok hewan ini berperan penting dalam rantai makanan, karena
Annelida salah satu mata rantai proses penguraian bahan organik dan sumber
3
2.3 Klasifikasi dari filum annelida
tidaknya batil isap, dan sistem reproduksi. Contoh spesies annelida yang terkenal
adalah cacing tanah (Lumbricus sp.) cacing ini hidup di tanah, makanannya
berupa sisa tumbuhan dan hewan. Para ahli biologi menyatakan bahwa cacing
hidup di dalam tanah, cacing ini membuat liang-liang sehingga tanah menjadi
1. Kelas Hirudinea
a. Habitat
Ditemukan dalam air tawar atau di darat. Anggota pada kelas ini tidak
Bersifat hermafrodit. Selom reduksi oleh karena terbentuknya jaringan ikat yang
dorsoventral, dengan 26 metamer tetapi dari luar nampak tiap metamer itu
mempunyai 2-5 anulasi (cicin yang melingkari tubuh). Pada lintah tidak ada setae
dan parapodia. Pada sebelah anterior terdapat sebuah pengisap oral, dan pada
sebelah posterior ada lagi sebuah. Kedua pengisap itu untuk menepel pada
inang sewaktu mengisap darah. Mulut mempunyai 3 buah rahang dari kitin yang
4
tersusun dalam segitiga. Tiap rahang tertutup dengan serasi (gigi kecil seperti
c. Sistem Digesti
Mulut dari mulut terus ke faring yang berotot (segmen 4-8) dan di kelilingi
itu kemudia bersatu lagi menjadi lambung yang di sebelah dalamnya terdapat
lipatan-lipatan spiral internal, yang berguna untuk mencerna darah yang mengalir
itu itu berguna untuk menyimpan darah. Jumlah darah yang di simpan dalam
krop dapat mencapai berat 3 kali berat lintah itu sendiri. Untuk mencerna darah
sebanyak itu diperlukan waktu 3 bulan. Dari lambung saluran digesti melanjut ke
yang berotot di sebelah lateral tubuh. Di sebelah dorsal dan ventral tubuh juga
Selom pada lintah telah tereduksi menjadi kecil. Beberapa ahli menduga bahwa
5
e. Sistem Ekskresi
Sistem saraf pada lintah sama seperti pada cacing tanah, tetapi pada
kecil. Lintah bermata 10 buah (5 pasang) dan terdapat pada 5 segmen pertama.
Lintah itu hermafrodit dengan beberapa pasang testes dan satu pasang
perkembangan terjadi dalam kokon seperti pada cacing tanah. Tiap telur yang
dibuahi menjadi zigot dan tumbuh menjadi lintah-lintah kecil dalam kokon. Kokon
h. Nilai Ekonomis
6
2. Kelas Polychaeta
Polychaeta adalah Lug worm (cacing bor), Clam worm (cacing kerang), Bristle
worm (cacing rambut/bulu) dan Sea mouse (tikus laut). Umumnya hidup di laut,
beberapa hidup di air tawar atau payau. Polychaeta ini melimpah di zona
intertidal (16.405 kakil 5.000 m). Hidupnya melekat di laut, mengapung dekat
dan Eunice sp. Warna pada umumya cemerlang atau mencolok yang warnanya
sangat dipengaruhi adanya sel pigmen Chromatophore. Sel pigmen ini sel-selnya
dengan integumen.
mulut, pharynk, esoph agus, perut dan saluran usus. Pada beberapa kelompok
mempunyai pharink yang menonjol yang dilengkapi dengan rahang (jaw) atau
gigi yang keras atau keduanya, rnernpunyai glandula yang mensekresikan bisa
permukaan tubuh mempunyai fungsi sebagai pertukaran gas, tetapi ada anggota
dari kelas ini me punyai insang yang jelas. Beberapa insang tersebut terdapat
pada bagian notop odium atau neuropodium yang dilengkapi den gan aliran
7
darah, yang lain berasal d an dinding tubuh bagian dorsal dan pada dasarnya
merupakan bagian dan noto odium juga. Tipe insang ini mempunyai filament-
filament sederhana atau bercabang-cabang seperti sisir, seperti bulu atau seperti
d ari insang merupakan hal yang penting dalam proses respirasi kelas ini. Pada
Polycaeta yang hidup di liang-liang atau di b awah permukaan pasir atau lumpur,
gerakan peristaltik tubuh dan gerakan parapod ia akan menciptakan arus atau
aliran respirasi.
d. Sistem Syaraf
Otak polychaeta terdiri dan 2 lobi yang terletak pada daerah prostom ium
bagian dorsal. Otak ini mengkoordinasikan sistem saraf pada bagian palpus, ante
nna, mata dan organ nuchal yang meru pakan organ perasa. Sepasang jaringan
spionid. Reproduksi aseksual dengan tumbuh tunas dan bagian tubuh dalam dua
sebagian besar Polychaeta. Pada banyak peristiwa fertilisasi telur oleh sperma
terjadi di luar tubuh. Fertilisasi umumnya terjadi pada malam hari saat bulan
8
f. Sistem Ekskresi
satu pasang tiap segmen. Bagian ujung anterior dan saluran nephridia (nephridia
tubule) pada rongga coelom di tengah segmen dengan saluran nephridia terbuka
sampai segmen berikutnya, saluran ini me ggulung dan kemudian terbuka keluar
yang mempu nyai sistem pembuluh darah tertutup (pada 9 familia dan semua
yang lain (81 famili) mempunyai system Metanephridia. Sistem Metan ephridia
berupa tabung sekretori yang selalu terbuka ke bagian luar melalui nephridia
g. Nilai Ekonomonis
yakni sebagai bioindikator pencemaran dan pakan alami tinggi protein bagi ikan
atau udang-udangan.
3. Kelas Oligochaeta
tersusun dalam 4 pasang. Setae pada cacing di air tawar lebih panjang daripada
cacing yang hidup di darat. Setae dan cacing sebagai alat peraba. Jumlah
segmen diantara prostomium (anterior) dan pygidium 100 - 150 segmen. Mulut
9
terdapat pada bagian ventral dan peristomium yang merupakan segmen pertama
dari cacing. Anus terdapat pada ujung dari pygidium. Pada segmen mengandung
delapan setae yang tersusun dalam empat pasang setae, dua pada bagian
ventral dan dua pasang yang terdapat pada bagian ventolateral. Pada segmen
juga terdapat lubang metanephridia (alat ekskresi) yang terdapat pada daerah
rolateral.
Saluran makanan (gut) merupakan tabung lurus yang panjang dan mulut
terletak pada bagian bawah dan kepala, dengan bentuk relatif sederhana.
Lubang buccal pendek dan mulut melalui dua segmen. Pharink berlendir dan
dinding dorsal.
pertukaran respirasi. Oksigen yang larut air tanah masuk secara difusi melalui
chloragogen di atas usus berfungsi sebagai jantung (heart). Jantung ini dengan
10
gerakan peristaltic muscular untuk memompa Pembuluh darah segmen yang
segmen yang membesar pada segmen ke-7 sampai 11 juga sebagai pengatur
tekanan darah. Darah mengalir melalui pembuluh darah ventral mengelilingi bag
Bagian-bagian yang nyata terlihat dan system saraf yaitu dua lobus otak
yang terdapat di atas pharink pada segmen ke-tiga, dan otak ini dilanjutkan
berasal dan saraf bagian depan ganglia subpharingeal. Tali saraf ventral
akhir tubuh cacing. Pada tiap segmen terdapat simpulsimpul saraf yang
besar yang mengarah ke bagian tengah sampai bagian dorsal. Tiga serabut
saraf segmen terdapat mulai dari ganglion subpharingeal ,dan muncul secara
teratur ke arah dinding lateral. Adanya serabut saraf ini akan meneruskan
dan betina dan sistem reproduksi terdapat pada beberapa segmen dekat anterior
tubuh. Oligochaeta mempunyai dua pasang testes yang terdapat pada segmen
11
pasang kantung yang disebut kantong sperma (seminal vesicle) yang sederhana
di dalam rongga tubuh (coelom) diantara segmen 9 dan 12. Sperma matang
15. Sistem reproduksi pada yang betina mempunyai dua pasang ovarium yang
terdapat pada segmen ke- 13. Pertumbuhan telur (oogonia) dilepas dan ovarium
masuk ke dalam sepasang kantung telur ,pada segmen ke-14, tetapi kantung
telur ini terbuka pada segmen ke-13. Oogonia menjadi oocyte dan mencapai
oviduct pada segmen ke13, kemudian ke lubang ventrolateral pada segmen 14.
Pada system reproduksi betina kantung sperma pada segmen 9 dan 10.
Telur dan cacing tanah terdapat pada kokon (oothecae) yang biasanya
diletakan di bawah dekat permukaan tanah. Jika tanah terlalu basah, maka
cacing tanah ini sering meletakan telurnya di permukaan tanah, tetapi jika tanah
terlalu kering maka telur diletakan di dalam tanah yang Iebih dalam. Pada
mengandung kuning telur. Oocytes akan lepas dari ovarium dan masuk ke dalam
ovisacs, dimana akan lepas sampai bagian peritoneum. Ketika oocytes matang,
maka telur akan dilepas dari oviduct ke lubang betina (female apertute) yang
Cacing mensekresikan kokon pada deposit telur dan sperma, kemudian terjadi
12
pembuahan dan perkembangan telur terjadi di dalam kokon. Ketika cacing muda
muncul mirip seperti cacing dewasa. Kokon disekresikan pada bagian glandular
dan klitelum yang terdiri dan beberapa segmen yang tipis. Klitelum dan cacing
tanah sangat menyolok mata dengan bagian berbentuk pelana dekat bagian
bahan organik pada kondisi Iingkungan yang lembab oleh sejumlah mikroba
tanah.
pakar Iingkungan. Limbah ini dapat berupa limbah rumah tangga maupun limbah
industri.
Selama ini sumber protein dalam penyusunan ransum unggas dan ikan
masih berasal dari tepung ikan. Tepung ikan ini kebanyakan diimpor dari luar
negeri karena produksi dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan yang
ada. Dan basil penelitian diperoleh bahwa tepung ikan dapat digantikan dengan
13
Sudah sejak lama obat tradisional dikenal masyarakat Indonesia. Salah
satu sumber obat tradisional tersebut adalah cacing tanah. Masyarakat telah
menggunakan cacing tanah ini sebagai obat penyakit tifus dengan pengolahan
bahan baku utama yang berkhasiat menyembuhkan sakit kepala. Makanan yang
lain adalah worm burger, worm spaghetti, crispy earthworm dan verne de terre.
reproduksi jantan dan betina. Namun, annnelida tidak dapat bereproduksi tanpa
(Lysidice oele), dan cacing palolo ( Eunice viridis). Kedua cacing tersebut biasa
14
yang memegang peranan penting bagi agroekosistem, cacing tersebut
sehingga kaya nutrisi. Cacing tersebut juga berperan sebagai dekomposer dan
contohnya untuk typhus dan bahan pembuat kosmetik. Selain itu ada juga
spesies yang biasa digunakan dalam ilmu kedokteran yaitu Hirudo medicinalis.
15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Annelida yang sering juga disebut Annulata adalah salah satu jenis
ceolomata, mempunyai sistem peredaran darah yang tertutup dan sistem syaraf
yang tersusun seperti tangga tali. Annelida memiliki system digesti, saraf,
berada di dasar laut dan perairan tawar, dan juga ada yang sebagian hidup di
membuat liang sendiri. Filum Annelida dibagi menjadi 3 (tiga) kelas berdasarkan
ekosistem, dll.
3.2 Saran
dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, untuk memperbaiki makalah tersebut
16
DAFTAR PUSTAKA
Azhari, N., dan Nofisulastri. 2018. Identifikasi jenis annelida pAda habitat sungai
Jangkok Kota Maaram. Jurnal Ilmiah Biologi. 6(2).
Soors, Jan et al. 2013. Bratislavia dadayi (Michaelsen, 1905) (Annelida: Clitellata:
Naididae): a new non-indigenous species for Europe, and other non-
native annelids in the Schelde estuary. Journal Aquatic Invasions 8(1):
37-44
17