Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH AVERTEBRATA AIR

“CRUSTASEA 2 (MALACOSTRACA)

Disusun Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Avertebrata Air

Oleh :

ALSAROBERT YESAYA SIDAURUK 205080500111009


SALSABILAH NOVI RAMADHAN 205080500111039
RICARD HERU PRAYOGA 205080500111043

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan

makalah Avertebrata Air ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan

makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Avertebrata Air pada

Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas

Brawijaya. Penyusunan makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan

tentang Avertebrata Air bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami sangat berterima kasih kepada dosen Avertebrata Air yang telah

memberikan sedikit ilmunya sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan

kami guna menyelesaikan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun secara tidak

langsung sehingga kami dapat menyusun makalah ini. Kami menyadari bahwa

laporan yang saya susun ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami

sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan

makalah ini kedepannya.

Situbondo, 20 April 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................6
1.3 Tujuan.............................................................................................................. 6
BAB 2 PEMBAHASAN..............................................................................................7
2.1 Struktur Tubuh Malacostraca............................................................................7
2.2 Sistem Pernapasan..........................................................................................8
2.3 Sistem Pencernaan..........................................................................................8
2.4 Sistem Saraf.....................................................................................................9
2.5 Siklus Hidup......................................................................................................9
2.6 Klasifikasi Malacostraca.................................................................................10
2.7 Peranan Malacostraca....................................................................................16
BAB 3 PENUTUP....................................................................................................17
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................17
3.2 Saran.............................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................18
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam bahasa Latin, crusta berarti cangkang. Sehingga Crustacea disebut

juga hewan bercangkang. Crustacea telah dikenal kurang lebih 26.000 jenis.

Jenis crustacea yang paling umum adalah udang dan kepiting. Habitatnya

sebagian besar di air tawar dan air laut, hanya sedikit yang hidup di darat. Tubuh

crustacea terdiri atas 2 bagian pokok, yaitu: sefalothoraks (kepala dan dada

yang menyatu) dan badan bagian belakang (abdomen atau perut). Setiap ruas

tubuhnya terdapat sepasang kaki. Pada bagian perut, terdapat 5 kaki renang.

Pada bagian sefalothoraks terdapat sepasang antena, sepasang rahang atas

(maksila), dan sepasang rahang bawah (mandibula). Di bagian kepala - dada

terdapat 5 pasang kaki (1 pasang capit dan 4 pasang kaki jalan). Memiliki kulit

keras (karapaks) di daerah kepala. Di bagian anterior terdapat sepasang mata

majemuk yang bertangkai. Badan belakang pada udang melengkung diakhiri

dengan ekor. Sistem pencernaannya dimulai dari mulut ke kerongkongan ke

lambung lalu usus dan yang terakhir ke anus. Crustacea bernapas dengan

insang. Sistem sarafnya merupakan susunan saraf tangga tali. Sistem peredaran

darah terbuka. Mengalami fertilisasi internal. Pada umumnya perkembangan

melalui fase larva. Crustacea mempunyai 2 lubang kelamin dibelakang dada.

Habitat terutama di air tawar maupun air laut dan sedikit di darat

Klasifikasi Crustacea dibagi menjadi 2 subkelas :

1. Enormostraca (Udang-udangan kecil)


Ciri: berukuran kecil, serta merupakan zooplankton yang banyak terdapat di

perairan air laut atau tawar.

Anggotanya terdiri dari: Ordo Copepoda, Ordo Cladocera, Ordo Ostracoda, dan

Ordo Amphipoda

2. Malacostraca (Udang-udangan besar)

Anggotanya terdiri dari:

- Ordo Isopoda (berkaki seragam) yang biasa hidup dilaut, air tawar maupun

darat. Contohnya yaitu udang belalang

- Ordo Decapoda (berkaki sepuluh) yang mempunyai 5 pasang anggota gerak

pada segmen dada sebagai kaki. Jenisnya seperti udang, ketam, kepiting,

rajungan, yuyu.

Malacostracan setiap anggota lebih dari 29.000 spesies dari kelas

Malacostraca (subphylum Crustacea , filumArthropoda ), sebuah kelompok

didistribusikan secara luas dari laut, air tawar, dan terestrial invertebrata.

Lobsters, kepiting, umang-umang, udang, dan isopoda semua krustasea

malacostraca. Malacostraca paling banyak dan paling sukses dari empat kelas

utama Crustacea. Anggotanya merupakan lebih dari dua-pertiga dari semua

spesies Crustacea hidup. Mereka menunjukkan kisaran terbesar ukuran (kurang

dari satu milimeter, atau 0,04 inci, dengan penyebaran ekstremitas lebih dari tiga

meter, atau 10 kaki) dan keragaman terbesar dari bentuk tubuh. Malacostraca

melimpah di seluruh perairan permanen dunia: di laut dari daerah tropis ke kutub

dan dari zona pasang surut ke jurang; di permukaan dan air bawah tanah segar

dari semua benua kecuali Antartika (di mana mereka pernah ada); dan

terrestrially pada semua daratan benua dan pulau-pulau tropis dan subtropis.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana struktur tubuh Malacostraca?

2. Bagaimana system pernapasan Malacostraca?

3. Bagaimana system pencernaan Malacostraca?

4. Bagaimana system saraf Malacostraca?

5. Bagaimana siklus hidup Malacostraca?

6. Bagaimana subordo pada kelas Malacostraca?

7. Bagaimana peranan Malacostraca?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui struktur tubuh Malacostraca

2. Mengetahui system pernapasan Malacostraca

3. Mengetahui system pencernaan Malacostraca

4. Mengetahui system saraf Malacostraca

5. Mengetahui siklus hidup Malacostraca

6. Mengetahui subordo pada kelas Malacostraca

7. Mengetahui peranan Malacostraca


BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Struktur Tubuh Malacostraca

Tubuh Malacostraca bersegmen dengan jumlah segmen yang bervariasi.Pada

tiap segmen tubuh tersebut terdapat sepasang kaki yang beruas.Segmen bergabung

membentuk bagian tubuh, yaitu Kaput (kepala), toraks (dada), dan abdomen (perut).

Dibagian sefalotoraks dilindungi oleh eksoskeleton yang keras berupa karapaks.

Karapaks memiliki duri di ujung anterior yang disebut rostrum.Di dekat rostrum

terdapar mata faset (majemuk) yang bertangkai. Pada kaput sefalotoraks

merupakan penyatuan lima segmen. Dibagian kaput terdapat sepasang antenula,

sepasang antena, dan tiga pasang bagian mulut. Antenula berfungsi sebagai alat

peraba, sedangkan antena sebagai alat keseimbangan tubuh. Tiga pasang mulut

terdiri dari sepasang mandibula dan dua pasang maksila. Pada bagian toraks terdiri

dari delapan segmen, terdapat tiga pasang maksiliped, sepasang seliped, dan

empat pasang kaki jalan (periopod). Maksiliped tersebut berfungsi sebgai penyaring

makanan. Seliped berfungsi untuk mencari makanan dan melindungi diri dari musuh.

Pada bagian abdomen terdapat lima pasang kaki renang (pleopod). Pada ujung

posterior terdapat telson dan sepasang alat kemudi untuk berenang (urupod).
2.2 Sistem Pernapasan

Malacostraca bernapas dengan insang, trakea, atau paru-paru buku.Sisa

metabolisme berupa cairan dikeluarkan oleh organ ekskresi yang disebut

saluran/tubula Malpighi, kelenjar ekskresi, atau keduanya. Sistem sirkulasi

Arthropoda bersifat terbuka.Sistem sirkulasi terdiri dari jantung, pembuluh darah

pendek, dan ruang disekitar organ tubuh yang disebut sinus atau hemosol.Darah

Arthropoda disebut juga hemolimfa.

2.3 Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan Malacostraca terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus,

dan anus.Mulutnya dilangkapi dengan berbagai alat tambahan yang beragam,

misalnya mandibula dan maksila pada belalang. Mulut dan esofagus terletak di

bagian bawah sefalotoraks.Lambung (terletak di sefalotoraks) dan usus (terletak di

abdomen) berada disepanjang bagian dorsal tubuh. Hati yang merupakan kelanjar

pencernaan terletak di bagian toraks dan abdomen. Makanan udang berupa berudu,

larva, serangga, dan ikan-ikan kecil. Sisa metabolisme dikeluarkan melalui alat
kelenjar hijau yang terletak di kepalanya. Pernapasan dilakukan dengan insang yang

terdapat di bagian ventral tubuhnya dekat kaki.

2.4 Sistem Saraf

Sistem saraf Malacostraca berupa sistem saraf tangga tali berjumlah

sepasang yang berada di sepanjang sisi ventral tubuhnya. Pada berbagai tempat di

segmen tubuh, ada pembesaran saraf tangga tali yang disebut ganglia. Ganglia

berfungsi sebagai pusat refleks dan pengendalian berbagai kegiatan.Ganglia bagian

anterior yang lebih besar berfungsi sebagai otak.

2.5 Siklus Hidup

Seperti hewan air lainnya, reprodusi Malacostraca terjadi di luar tubuh, hanya

saja sebagian Malacostraca meletakkan telur-telurnya pada tubuh sang betina.

Betina biasanya segera melepaskan telur sesaat setelah kawin, tetapi sang betina

memiliki kemampuan untuk menyimpan spema sang jantan hingga beberapa bulan

lamanya. Telur yang akan dibuahi selanjutnya dimasukka pada tempat (Bagian

tubuh) penyimpanan sperma. Jumlah telur yang dibawa tergantung pada ukuran

hewan. Beberapa spesises dapat membawa puluhan hingga ribuantelur ketika

pemijahan. Telur ini akan menetas setelah beberapa hari kemudian menjadi larva

(Individu baeu) yang dikenal dengan zoea. Ketika melepaskan zoea keperairan,

sang induk menggerak-gerakkan perutnya untuk membantu zoea agar dapat dengan

mudah lepas dari abdomen. Larva selanjutnya hidup sebagai planton dan

melakukan moulting beberapa kali hingga mencapai ukuran tertentu agar dapat

tinggal di dasar perairan sebagai hewan dasar. Daur hidup Malacostraca meliputi

telur, larva (Zea dan megalopa), post larva atau juvenile, anakan dan dewasa. Larva

ynag baru ditetaskan bentuknya lebih mirip udang dari pada kepiting. Di Kepalanya
terdapat semacam tanduk yang memanjang, matanya besar dan diujung kaki

kakinya terdapat rambut-rambut. Larva berenang dan terbawa arus serta hidup

sebagai plankton. Beberapa penelitian mengatakan bahwa larva kepiting hanya

mengkonsumsi phytoplankton. Beberapa saat setelah menetas dan segera setelah

itu lebih cenderung memilih zooplankton sebagai makanan. Keberadaan larva

kepiting diperairan dapat menentukan kualitas air tersebut, karna larva kepiting

sangat sensitive terhadap perubahan kualitas perairan.

2.6 Klasifikasi Malacostraca

a. Superordo Phyllocarida

Ordo Leptostraca

b. Superordo Hoplocarida

Ordo Stomatopoda

c. Superordo Syncarida

Ordo Anaspidacea; Ordo Stygocaridacea; Ordo Bathynellacea

d. Superordo Peracarida

Ordo Mysidacea; Ordo Cumacea; Ordo Tanaidacea; Ordo Isopoda;

Ordo Amphipoda

e. Superordo Eucarida

Ordo Euphasiacea; Ordo Decapoda

1. Superordo Phyllocarida

Mencakup 10 spesies, terdapat di laut, berukuran sekitar 10 mm, mempunyai

8 ruas abdomen (berbeda dengan Malacostraca lain yang mempunyai 6 ruas

abdomen). Kebanyakan terdapat di daerah litoral. Hanya ada satu ordo Leptostraca
atau Nebaliaceae, contoh spesiesnya Nebalia bipes yang hidup dalam lumpur dan di

antara ganggang laut sepanjang pantai Atlantik dan bagian lain di dunia.

2. Superordo Hoplocarida

Sering disebut sebagai Mantis Shrimp atau udang ronggeng. Umumnya

terdapat di daerah tropis dan kebanyakan spesies hidup dalam lubang di dasar laut

atau dalam celah batu koral. Umumnya berwarna cerah, hijau, biru dan merah

dengan bercak-bercak atau garis-garis warna gelap. Bentuk tubuh seperti belalang

sembah (walang kekek); tubuh panjang dan pipih dorsoventral, karapaks lebar

seperti perisai dan menyatu dengan 2 ruas thorax pertama, 5 pasang apendix thorax

pertama uniramus dan seperti pengapit, pasangan ke-2 besar sekali, 3 pasang

berikutnya biramus dan tidak bercapit, 5 pasang pleopod, mengandung insang,

uropod dan telson besar sekali seperti kipas, berukuran 5 – 36 cm, mata besar dan

bertangkai, di antaranya terdapat sebuah mata nauplius. Udang ronggeng

meninggalkan lubang untuk mencari makan atau bila diganggu. Semua udang

ronggeng karnivora dengan memakan ikan kecil, Crustacea atau avertebrata air lain.

Mangsa ditangkap dengan apendik thorax ke-2 yang sangat besar, bergerigi dan

sangat tajam. Reproduksi seksual, diocious, telur dierami oleh betina. Sekali

memijah, seekor Squilla sp. menghasilkan sekitar 50.000 butir telur. Telur menetas

menjadi larva zoea yang berenang bebas sebagai plankton dan stadium larva

berlangsung sampai 3 bulan, kemudian turun ke dasar laut dan hidup dalam lubang.

Hanya ada satu ordo yaitu Stomatopoda. Nilai ekonomisnya yaitu sejak tahun 1995

udang ronggeng dijadikan barang perniagaan dan mulai digemari sebagai santapan

yang lezat dengan harga mahal.


3. Superordo Syncarida

Merupakan kelompok Malacostraca yang tidak mempunyai karapaks,

apendix thorax biramus dan serupa, pada ekspodit tiap apendix terdapat dua helai

insang sederhana, uropod dan telson lebar. Terdiri atas 3 ordo Crustacea spesies air

tawar yang primitif, yaitu Anaspidaceae, Stygocariaceae dan Bathynellaceae.

Spesies laut hanya dijumpai dalam bentuk fosil. Anaspidaceae mempunyai 5

spesies dan terdapat di Tasmania dan Australia Selatan. Stygocaridaceae dan

Bathynellaceae merupakan spesies interestrial, berukuran kurang dari 2 mm, dan

buta. Anaspidaceae dapat mencapai 5 cm, omnivora, memakan ganggang, detritus,

berudu katak dan cacing.

4. Superordo peracarida

Superordo Peracarida adalah kelompok besar krustasea malacostraca,

memiliki anggota di laut, air tawar, dan habitat darat. Mereka terutama didefinisikan

oleh kehadiran kantong pengeraman, atau marsupium, terbentuk dari piring pipih

tipis (oostegit) ditanggung pada segmen paling basal dari kaki. Peracarida adalah

salah satu taksa krustasea terbesar dan mencakup sekitar 12.000 spesies.

Kebanyakan anggota panjangnya kurang dari 2 cm, tetapi yang terbesar mungkin

adalah kutu laut raksasa (Bathynomus giganteus) yang bisa mencapai 76 cm.

5. Superordo Eucarida

Memiliki bentuk dasar tubuh carinoid (tubuh seperti udang pada umumnya).

Karapas berkembang baik dan menutup seluruh ruas thorax; mata bertangkai dan

dapat digerakkan; tidak punya kantung pengeraman, perkembangan embrio tidak


langsung (terdapat stadium larva zoea). Terdiri dari 2 ordo: Euphasiacea dan

Decapoda.

ORDO DECAPODA

Meliputi jenis udang, kepiting, dan kelomang. Memiliki 3 pasang apendik ruas

thorax pertama yang termodifikasi menjadi maksiliped dan 5 pasang apendik thorax

berikutnya sebagai kaki jalan (pereiopod). Pasangan kaki jalan pertama seringkali

berukuran besar dan bercapit, disebut cheliped. Decapoda, terutama jenis laut,

memiliki warna yang indah karena adanya pigmen dalam eksoskeleton. Berdasarkan

bentuk, cara hidup dan habitatnya, ordo Decapoda dibagi menjadi subordo Natantia

dan Reptantia.

1. SUBORDO NATANTIA

Meliputi berbagai jenis udang. Natant berarti berenang. Tubuh panjang, langsing,

agak pipih secara lateral, teradaptasi untuk berenang. Abdomen berkembang

sempurna; rostrum tampak jelas; pereiopod panjang dan langsing, 2 atau 3 pasang

yang pertama bercapit; pleopod sebagai alat renang. Udang dewasa umumnya

hidup di dasar perairan dan berenang sesekali, namun beberapa jenis ada yang

hidup pelagis dan bathypelagis.

Beberapa jenis Subordo Natantia yang dikonsumsi manusia dan bernilai ekonomis

tinggi:

a. Udang windu : panjang maksimum 30meter, pada karapas tidak terdapat

lekukan pada tonjolan tengah bagian atas, lekukan sisi dangkal dan hanay
terlihat jelas pada setengah bagian atas, udang muda warna abu-abu, udang

dewasa tua hijau kehitam hitaman.

b. Udang putih : panjang karapas 3cm, warna dasar putih kekuningan dihiasi

dengan corak tidak beraturan berwatna hijau tua, lempengan rostrum dan

tonjolan di daerah punggung berwarna coklat keunguan, pada bagian tepi

dari uropod berwarna coklat kemerahan dan ditumbuhi oleh bulu atau rambut

berwarna krem.

c. Udang bunga : dicirikan dengan garis lebar melintang berwarna coklat tua

pada karapas dan garis besar melintang pada setiap ruas perut, pada bagian

sisinya terdapat lekukan yang dalam, lebih smepit dari tonjolan yang berada

ditengah, memanjang sampai hampir mencapai tepi atas karapas.

d. Metapeneus ensis (offshore greasyback prawn) : ukuran sedang dengan

panjang total 10-15cm minus rostrum, permukaan karapas bergelombang

tidak beraturan, dibagian cekung ditumbuhi bulu atau rambut, bagian yang

menonjol licin, rostrum lurus, terdapat 8-9 gigi pada bagian atas, ekor tanpa

duri.

e. Udang galah : udang air tawar (habitat di sungai), dicirikan dengan cheliped

yang panjang dan besar.

2. SUBORDO REPTANTIA

Mencakup udang karang (lobster), kepiting, rajungan, dan kelomang. Reptant berarti

merayap. Umumnya tubuh pipih dorsoventral dan lebih pendek dari natantia.

Pasangan pleopod pertama sampai ke-5 acapkali mengecil dan bukan alat renang;

pereiopod kuat dan pasangan pertama biasanya besar dan bercapit.


Beberapa jenis Subordo Ratantia yang di konsumsi manusia dan bernilai ekonomi

tinggi:

a. Udang karang (lobster) : habitat di ekosistem terumbu karang, karnivor,

scavenger, omnivore, aktif malam hari, alat kelamin jantan terletak pada kaki

jalan ke-5, alat kelamin betina pada kaki jalan ke-3, fase larva 3-7 bulan.

b. Kepiting bakau : habitat ekosistem mangrove, tambak, menggali udang,

warna hijau kotor, bentuk tubuh membulat, di kiri dan kanan mulut terdapat 9

duri.

c. Rajungan

Beberapa jenis Subordo Ratantia yang jarang/tidak dikonsumsi oleh manusia:

a. Charibdis helleri : hidup di perairan dangkal

b. Charibdis oriebtalis : mempunyai kaki renang

c. Matuta victor

d. Astoret lunaris

e. Micippa cristata

f. Kelomang : kelomang di bedakan dengan kepiting lain oleh ketidakadaan

cangkang di abdomen. Karenanya, kelomang harus menemukan cangkang

keong yang kosong untuk menempatinya sementara. Saat berjalan atau

memakan kelomang mengeluarkan antenna, capit dan dua pasang kaki

jalannya dari bukaan cangkang. Ketika ketika merasa terancam oleh

predator, kelomang segera memasukkan tubuhnya ke dalam cangkang untuk

berlindung. Capid yang besar adalah bagian tubuh terakhir yang dimasukkan

ke dalam cangkang, seringkali berfungsi sebagai sebuah pintu yang menutup


bukaan cangkang untuk berlindung dari predator. Ketika kelomang tumbuh

semakin besar, mereka harus menemukan cangkang baru yang lebih besar

untuk di tempati.

2.7 Peranan Malacostraca

Malacostraca menguntungkan sebagai Sumber makanan yang mengandung

protein hewani tinggi. Misalnya Udang windu. Sedangkan yang merugikan Merusak

galangan kapal (perahu) oleh anggota Isopoda. Merusak pematang sawah atau

saluran irigasi misalnya ketam.


BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam bahasa latin crustacea berarti “cangkang” jadi, secara umum

Crustacea adalah hewan yang kepalanya tertutup lapisan rangka luar

(endoskeleton) yang keras disebabkan adanya endapan kalsium karbonat pada

kutikula.Crustacea terdiri dari + 52.000 spesies yang terdeskripsikan dan umumnya

dianggap sebagai sub-filum. Malacostracan setiap anggota lebih dari 29.000 spesies

dari kelas Malacostraca (subphylum Crustacea, filumArthropoda ), sebuah kelompok

didistribusikan secara luas dari laut, air tawar, dan terestrial invertebrata. Lobsters,

kepiting, umang-umang, udang, dan isopoda semua krustasea malacostraca.

Malacostraca dapat menguntungkan manusia dan juga dapat merugikan.

3.2 Saran

Pada tugas makalah ini diharapkan mahasiswa dapat tepat waktu agar tidak

mengulur-ngulur waktu pengumpulan tugas. Diharapkan mahasiswa dapat lebih aktif

lagi saat pemberian materi seperti bertanya atau menjawab pertanyaan-pertanyaan

singkat yang diberikan dosen. mahasiswa juga diharapkan mengecek koneksi

internet agar meminimalisir keluar tiba-tiba saat materi sedang berlangsung.

Diharapkan pada tugas makalah selanjutnya mahasiswa dapat merealisasikan

secara langsung mengenai materi yang telah didapat.


DAFTAR PUSTAKA

Febriani, Ema. 2013. Aspek Biologis Kepiting

http://emafebriani.blogspot.com/2013/10/aspek-biologis-kepiting.html.

(diakses pada tanggal 10 November 2014)

Elizabeth Conlan, Kathleen. 2014. Malacostracan.

http://www.britannica.com/EBchecked/topic/359445/malacostracan&us

g=ALkJrhjI2kDZ l0JWMaKK0MNIhOA34lLYPA.. (diakses pada tanggal

10 November 2014)

Anonim. 2008. Phyllum Arthropoda. http://gurungeblog.com/2008/11/12/phylum-

arthropoda/. (diakses pada tanggal 10 November 2014)

Anda mungkin juga menyukai