Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ARTHROPODA FILUM CRUSTACEA

DISUSUN OLEH :
1. Sitti Aisyah Nim: 215080500111048
2. Dea Nur’ainina Hasanah Nim: 215080500111044
3. Felyta Dian Permatasari Nim: 215080501111030
4. Luqman Hakim Nim: 215080500111046

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


PROGAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
TAHUN AJARAN 2021-2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas izin dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul ‘Arthropoda Filum Crustacea’ dengan tepat waktu. Dengan nama Allah SWT dan
bantuan Allah SWT akhirnya apa yang kami harapkan bisa selesai serta berbagai nikmatnya, hidayah-Nya
kepada kami, hingga akhirnya makalah yang kami susun ini dapat berjalan sesuai rencana. Penulisan
makalah yang berjudul ‘Arthropoda Filum Crushtacea’ bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Avertebrata Air.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dari kerja keras kelompok kami sehingga dapat
memperlancar pembuatan Makalah. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam makalah ini.
Tentu kami juga sangat menyadari bahwa makalah ini terdapat berbagai kekurangan didalamnya, tentu
pasti banyak kekurangan. Demikian laporan ini kami susun dalam waktu yang telah direncanakan. Besar
harapan kami agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa kritik dan saran agar penyusun
makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi. Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi berbagai pihak.
Aamiin.
Wassalamualaikum wr.wb.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. DEFINISI ARTHROPODA (CRUSTACEA)
B. SISTEM POKOK TUBUH ARTHROPODA (CRUSTACEA)
C. CIRI POKOK ARTHROPODA (CRUSTACEA)
D. PERAN ARTHROPODA (CRUSTACEA)
E. JENIS-JENIS UDANG
F. DAUR HIDUP UDANG
G. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF DARI ARTHROPODA (CRUSTACEA)
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG ARTHROPODA (CRUSTACEA)
Hewan merupakan bentuk makhluk hidup yang dapat beradaptasi di berbagai lingkungan. ada hewan yang
dapat hidup di laut, di air tawar, di kutub, bahkan di gurun. Hewan sendiri di kelompokkan menjadi dua
yaitu hewan vertebrata dan hewan invertebrata. Berdasarkan persamaan dan perbedaannya, hewan
invertebrata di golongkan menjadi beberapa filum. Hewan tersebut di kelompokkan menjadi 9 filum yaitu,
Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Arthropoda, dan Chordata.
Populasi Arthropoda sendiri diperkirakan berjumlah sekitar 10 individu yang terdiri dari Crustacea, Laba-
laba, dan serangga.

Dalam bahasa latin, Crusta sendiri memiliki arti cangkang. Sehingga, Crustacea disebut juga dengan hewan
bercangkang. Ada lebih dari 26.000 jenis Crustacea dan jenis yang paling umum ialah udang dan kepiting.
Crustacea sendiri berhabitat di air laut atau air tawar, ada juga yang tinggal di darat namun hanya sedikit.
Hewan crustacea ini biasanya bernafas menggunakan insang. Tubuhnya terdiri dari atas kepala (cephalo),
dada (thorax), dan perut (abdomen). Bagian kepalanya biasanya terdiri atas lima ruas yang tergabung
menjadi satu. Mereka juga mempunyai dua pasang antena, sepasang mandibel (mandible) atau rahang dan
dua pasang maksila (maxilla). Beberapa diantaranya biasanya digunakan untuk berjalan. Ruas abdomen ini
biasanya lebih sempit dan lebih mudah bergerak dari pada kepala dan dada. Bagian -ruas tersebut
mempunyai embelan yang ukurannya sering mengecil.

Crustacea memiliki beberapa peran bagi kehidupan. Karena dalam tubuh crustacea memiliki banyak gizi
sehingga peran yang paling digunakan manusia ialah dagingnya yang dijadikan sebagai makanan yang
memiliki gizi tinggi. Ada pula berbagai peran lain dari crustacea ini. dengan peran tersebut tentunya
menjadikan Crustacea memiliki dampak negatif dan positif. Namun, dengan adanya hal tersebut
diharapkan agar manusia bisa mengelolanya dengan benar supaya Crustacea ini tetap bisa berkembang
biak dengan baik.

RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu definisi arthropoda crustacea ??
2. Terdiri dari apa saja sistem pokok arthropoda crustacea ??
3. Apa saja ciri pokok arthropoda crustacea ??
4. Peran apa yang dimiliki arthropoda ??
5. Jenis-jenis udang apa saja ??
6. Daur hidupnya seperti apa ??
7. Dampak positif dan negatif dari arthropoda crustacea ??

TUJUAN : Untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai Arthropoda Crustacea (udang)


BAB II PEMBAHASAN
DEFINISI ARTHROPODA CRUSTACEA
Arthropoda sendiri berasal dari Bahasa Yunani yaitu arthro yang memiliki arti “ruas,buku,segmen” dan
podos yang memiliki arti “kaki” sedangkan arti crustacea berasal dari Bahasa Latin yang berarti “kulit”.
Jadi arthropoda crustacea dapat diartikan sebagai hewan arthropoda yang memiliki eksoskeleton kulit
tubuh atau kutikula yang keras.
Secara umum kelompok ini terbagi manjadi 3 ordo yaitu:
1. Isopoda, ialah salah satu kelompok crustacea terbesar(sekitar 10.000 spesies) sebagian besarnya
ialah spesies kecil yang banyak hidup di laut maupun di dalam dasar laut. Isopoda juga meliputi
serangga pill yang tinggal di darat, atau caplak kayu yang umumnya terdapat pada sisi bawah kayu
dan daun yang basah.
2. Kopepoda, ialah salah satu diantara kelompok yang paling banyak. Mereka merupakan anggota
penting dalam komunitas plankton laut dan air tawar, yang biasanya memakan ganggang
mikroskopik, protista dan bakteri, dan menjadi makanan oleh banyak ikan.
3. Dekapoda, semua jenis udang ini seperti udang galah, udang karang, udang kepiting, dan lain
sebagainya yang relatif besar adalah juga termasuk dalam kelompok ini. Eksoskleton atau kutikula
mengeras oleh kalsium karbonat, bagian yang menutupi sisi dorsal sefalotoraks itu membentuk
perisai yang disebut karapas(carapace). Sebagian besar kelompok dekapoda ialah hewan laut akan
tetapi udang karang(crayfish) hidup di dalam air tawar dan beberapa kepiting tropis hidup di darat.
SISTEM POKOK ARTHROPODA CRUSTACEA
Tubuh udang ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kepala dan bagian badan. Bagian kepala udang
menyatu dengan bagian dada dan biasa disebut cephalothorax. cephalothoraxc ini terdiri dari 13 ruas
yaitu, 5 ruas di bagian kepala dan 8 ruas di bagian dada. Bagian badan dari udang dan abdomen terdiri
dari 6 ruas, yang tiap-tiap ruas (segmen) mempunyai sepasang anggota badan (kaki renang) yang beruas-
ruas pula. Pada ujung ruas keenam udang terdapat ekor kipas 4 lembar dan satu telson yang berbentuk
runcing.
Bagian kepala udang pada umumnya dilindungi oleh cangkang kepala atau carapace. Bagian depan udang
bisa meruncing dan melengkung dan biasanya membentuk huruf S yang disebut cucuk kepala atau
rostrum. Pada bagian atas rostrum udang terdapat 7 gerigi dan bagian bawahnya 3 gerigi untuk P.
Monodon(udang windu). Berikut bagian-bagian kepala udang lainnya adalah :
• Sepasang mata majemuk(mata facet) yang bertangkai dan dapat digerakkan.
• Mulut udang terletak pada bagian bawah kepala dengan rahang(mandibula) yang kuat.
• Sepasang sungut besar/antena.
• Dua pasang sungut kecil/antennula.
• Sepasang sirip kepala(scophocerit).
• Sepasang alat pembantu yaitu rahang(maxilliped).
• Lima pasang kaki jalan(periopoda), kaki jalan yang pertama, kedua dan ketiga.
• Bercapit yang biasa dinamakan chela.
• Pada bagian dalam juga terdapat hepatopankreas, jantung dan insang.
Di lihat dari luar tubuhnya, tubuh udang sendiri terdiri atas dua bagian, yaitu bagian depan dan bagian
belakang. Bagian depan ialah bagian kepala, yang sebenarnya terdiri atas bagian kepala dan dada yang
menyatu. Bagian kepala tertutup kerapak, di bagian perut terdiri dari lima ruas yang masing-masing ruas
mempunyai pleopod dan ruas terakhir terdiri dari ruas perut, dan ruas telson serta uropod(ekor kipas).
Tubuh udang juga mempunyai rostrum, sepasang mata, sepasang antena, sepasang antenula bagian dalam
dan dibagian luar, terdapat tiga buah maksilipied, lima pasang cholae(periopod), lima pasang pleopod,
sepasang telson dan uropod. Berikut beberapa sistem pada tubuh udang:
1. Sistem Digesti
Udang ialah hewan-hewan akuatis yang mempunyai tubuh kecil, tetapi juga bahan organis busuk.
Mulutnya dikelilingi oleh beberapa pasang alat tambahan biasanya disebut alat-alat mulut. Dari mulut
berlanjut ke esofagus, lambung terdiri dari bagian kardiak dan bagian pilorik, terus ke usus dan anus.
Lambung kardiak mengandung alat-alat penggerus makanan. Kelenjar digesti (kelenjar hepatik)
mengeluarkan sekret enzimatis ke dalam lambung pilpilori.
2. Sistem Respirasi
Insang berbulu(insang dalam), insan ini juga bertaut pada segmen basal dari maksiliped kedua
dan ketiga, dan bertaut pula dengan empat kaki untuk berjalan yang pertama. Barisan insang kedua dan
ketiga(pada beberapa jenis, antara lain Astacus s.p) juga bertaut dengan barisan insang bagian luar.
Insang-insang didalam itu terendam didalam air dalam ruang insang(ruang di sebelah bawah tiap
karapase). Insang-insang itu mengandung pembuluh darah. Aliran air dalam ruang insang itu terjamin
oleh adanya “ember” air yang merupakan cabang dari maksila kedua.
3. Sistem Sirkulasi
Jantung ada di sebelah bagian dorsal, dalam sebuah perikardium. Darah memasuki jantung
melalui 3 pasang ostium, yaitu lubang-lubang bentuk valvular. Darah itu dipompa ke luar melalui 7 buah
arteri, yang mengeluarkan isinya ke dalam ruang terbuka yang disebut sinus. Sinus-sinus itu mengalirkan
darah ke dalam kapiler-kapiler insang, dan dari kapiler-kapiler itu darah memasuki jantung melalui
Perikardium.
4. Sistem Ekskresi
Crustacea memiliki alat ekskresi. Alat ekskeresi pada udang terdiri atas dua buah kelenjar hijau
yang membuat cairan berwarna hijau, strukturnya seperti Nefridium, dan terbuka pada dasar antena-
antena.
5. Sistem Saraf
Pada udang terdapat “otak” di sebelah dorsal, dengan dua buah penghubung sirkumesofageal, dan
sebuah rantai ganglion-ganglion di sebelah ventral. Ganglion Ventral pertama besar, berhubungan dengan
beberapa persatuan ganglion. Saraf bercabang dari otak dan korda ventral.
6. Sistem Indera.
Sistem indera pada udang ini dibagi menjadi dua yaitu, perasa sentuhan dan perasa Kimia
(pembau dan peraba). Perasa sentuhan dan kimia (pembau dan peraba) pada hewan ini sangat kuat, dan
organ-organnya terdapat pada alat-alat tambahan anterior. Ada 2 buah mata majemuk yang tersusun dari
banyak unit optik disebut ommatidium. Tiap mata majemuk itu terdapat pada sebuah tangkai. Organ
keseimbangan, statokis, terdapat pada dasar antenul-antenul.
7. Reproduksi dan Perkembangan
Proses kawin udang meliputi pemindahan spermatophore dari udang jantan ke udang betina.
Peneluran bertempat pada daerah lepas pantai yang lebih dalam. Telur-telur dikeluarkan dan difertilisasi
secara eksternal di dalam air. Seekor udang betina mampu menghasilkan setengah sampai satu juta telur
setiap bertelur.
CIRI POKOK ARTHROPODA CRUSTACEA
Karakteristik utama dari arthhropoda adalah memiliki tubuh yang beruas-ruas atau bersegmen dengan
sepasang kaki pada setiap ruas tubuhnya. Arthropoda juga memiliki eksoskeleton(kerangka luar/dinding
tubuh) pada bagian tubuhnya yang mengandung zat kitin yang mengelupas dan diperbaharui secara
periodik. Eksoskeleton ialah kerangka eksternal yang mengandung zat chitin pada arthropoda.
Ciri-ciri pada arthropoda crustacea :
A. Chepalon(kepala) tersusun dari 5 segmen, yaitu:
1.Segmen-segmen kepala cenderung selalu berfungsi dan membentuk semacam lembaran penutup
yang disebut dengan karapaks
a. Segmen-segmen tubuh menunjukkan kecenderungan untuk membentuk tagma. Tagma adalah
fusi beberapa segmen yang berurutan untuk menjalankan fungsi yang sama.
b. Pada arthropoda crustacea terdapat 3 tagma, yaitu, tagma kepala(chepalon), tagma dada
(toraks), dan tagma bagian perut(abdomen). Pada crustasea tagma kepala dan tagma dada
berfungsi membentuk satu struktur yang disebut dengan chepalotoraks.
c. Tungkai pada crustacea secara embriologis bersifat biramous, pada kebanyakan jenis crustacea
sifat ini hanya bertahan hingga stadium dewasa.
d. Setiap anggota tubuh pada masing-masing tagma menunjukkan kecenderungan untuk
mengalami spesialisasi fungsi.
e. Perkembangan anamorfik crustacea dimulai dari nauplius, namun terkadang perkembangannya
menjadi epimorfik.
CIRI KHUSUS ARTHROPODA CRUSTACEA
A. Memiliki tubuh bilateral simetris.
B. Mempunyai bagian tubuh luar, atau perpanjangan secara alami, yang menonjol keluar dari tubuh
suatu organisme(appendage) yang beruas, yaitu :
 2 pasang antennae
 1 pasang mandibular
 2 pasang maxilla
C. Tubuhnya di selimuti oleh zat kitin.
D. Tubuh terdiri atas beberapa segmen dengan sepasang kaki yang melepat pada setiap segmennya
E. Coelom “selom” pada hewan dewasa dewasa berukuran kecil dan merupakan suatu rongga berisi
darah disebut homocoel (Coelom adalah sebuah badan rongga berisi cairan yang ditemukan di
ebagian besar hewan).
B. Sistem saraf tangga tali.
Pada mulut arthropoda yang beruas dan juga dapat beradaptasi untuk makan sesuai dengan
makanan mereka masing-masing. Pada sistem pencernaan Arthropoda, merupakan sistem pencernaan
yang sempurna biasanya dilengkapi dengan alat pencernaan yang lengkap dan terdiri atas mulut,
kerongkongan, usus, dan anus. Bagian mulut ini dilengkapi dengan alat-alat mulut dan anus terdapat
di segmen posterior.
Arthropoda juga memiliki sistem peredaran darah terbuka dengan pembuluh darah berbentuk tabung yang
terletak di sebelah dorsal saluran pencernaan dengan lubang-lubang lateral di daerah abdomen(perut).
Sedangkan pada sistem eksresinya, berupa pembuluh malphigi dimana bahan-bahan yang diekskresikan
dikeluarkan dari tubuh melalui anus. Sistem sarafnya terdiri dari ganglion anterior (otak), sepasang
penghubung dan saraf-saraf berganglion yang saling berpasangan.
PERAN ANTHROPODA
Arthropoda sendiri juga memiliki peran yang sangat penting dalam ekosistem atau pada organisme lain,
termasuk manusia. Arthropoda adalah organisme yang memiliki masa tumbuh cepat serta masa hidup
yang singkat. Serta, sangat peka terhadap perubahan sekecil apapun dalam lingkungan sekitarnya.
Arthropoda juga sering di manfaatkan oleh manusia. Dengan populasi Arthropoda yang sangat banyak ini
tentu juga sangat menguntungkan apabila di gunakan dengan bijak dan benar. Berikut beberapa peran
arhtopoda:
1. Digunakan sebagai sumber protein dan makanan yang lezat.
2. Dalam bidang ekologi, hewan yang tergolong zooplankton menjadi sumber makanan ikan.
3. Sebagai makanan bagi organisme lain yang lebih besar.
4. Menjadi komoditas ekspor dunia.
5. Pemasok nilai ekonomi masyarakat.
6. Harga jual yang sangat tinggi bisa menjadi pemasok komoditas udang terbesar.
JENIS-JENIS UDANG

1. Udang Jerbung(Penaeus merguiensis) Udang jerbung disebut juga dengan udang putih “White
Shrimp”. Ciri-ciri udang ini biasanya memiliki kulit tipis dan licin, warna putih agak kekuningan
dengan bintik hijau dan ada pula yang berwarna kuning kemerahan. Udang ini mempunyai beberapa
jenis, diantaranya yaitu:
 Udang Peci, yang warna kulitnya lebih gelap dan mempunyai bintik hitam.
 Udang Bambu, kulitnya berwarna kuning, mempunyai bercak merah seperti bambu.
 Udang Banana , mempunyai warna kulit kuning seperti kulit pisang.

2. Udang Flower(Penaeus s.p) Udang ini biasanya berwarna hijau kehitaman dengan garis melintang
yang warnanya coklat, kulit dan kakinya agak kemerahan. Corak warnanya seperti bunga dengan
nama dagang“Flower Shrimp”.

3. Udang Windu/Pacet/Tiger(Penaeus monodon) Udang ini memiliki kulit yang tebal dan keras,
umumnya berwarna hijau kebiruan dengan garis melintang lebih gelap, ada juga yang berwarna
kemerahan dengan garis melintang berwarna coklat kemerahan.

4. Udang Cokong/Tokal/Galah/Fresh Water(Macrobrachium s.p) Udang ini ialah udang air tawar.
Memiliki warna yang bermacam-macam, ada yang hijau kebiruan, hijau kecoklatan, kuning
kecoklatan dan berbercak seperti udang windu tetapi bentuknya lebih bulat.

5. Udang Dogol(Metapenaeus monoceros) Udang ini biasanya memiliki kulit yang tebal dan kasar,
berwana agak merah muda dan kekuningan. Nama dagangnya ialah Pink Shrimp, ada yang berwarna
kuning kehijuan disebut yellow White Shrimp.
DAUR HIDUP UDANG
Daur hidup udang ini meliputi beberapa tahapan yang membutuhkan habitat yang berbeda pada setiap
tahapan. Udang yang melakukan pemijahan di perairan yang relatif dalam. Setelah menetas, biasanya
larva yang bersifat planktonis terapung-apung dibawa arus, kemudian berenang mencari air dengan
salinitas rendah disekitar pantai atau di muara sungai. Di kawasan pantai, larva udang tersebut dapat
berkembang. Menjelang dewasa, udang tersebut berupaya kembali ke perairan yang lebih dalam dan
memiliki tingkat salinitas yang lebih tinggi untuk pemijahan. Tahapan tersebut berulang-ulang untuk
membentuk siklus hidup udang. Udang penaeid dalam pertumbuhan dan perkembangannya juga
mengalami beberapa fase, diantaranya yaitu nauplius, zoea, mysis, post larva, juvenile (udang muda), dan
udang dewasa. Setelah telur-telur itu menetas, larva hidup di laut lepas dan menjadi bagian dari
zooplankton. Saat stadium, post larva bergerak ke daerah yang dekat pantai dan perlahan-lahan turun ke
dasar di daerah estuari dangkal. Perairan dangkal ini juga memiliki kandungan nutrisi, salinitas dan suhu
yang sangat bervariasi dibandingkan dengan laut lepas. Setelah beberapa bulan hidup di daerah estuari,
udang dewasa akan kembali ke lingkungan laut dalam dimana kematangan sel kelamin, perkawinan dan
pemijahan terjadi.
DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF ARTHROPODA CRUSTACEA
Secara umum, arthropoda ialah hewan yang memiliki kaki berbuku-buku atau beruas-ruas. Arthropoda ini
termasuk dalam kelompok kingdom Animalia. Subfilum arthropoda ini sendiri adalah crushtacea.
Crushtacea sendiri adalah hewan akuatik(air) yang biasanya terdapat di air laut maupun air tawar.
Tubuhnya sendiri terdiri atas 5 ruas kepala(plus acron), torak dan abdomen. Salah satu contoh filum
crushtacea ini yaitu udang. udang ialah salah satu komoditas perikanan yang banyak mengandung gizi
dan nutrisi. Komoditas udang ini membuat permintaan cukup tinggi baik untuk impor maupun ekspor.
Dampak positif dari meningkatnya komoditas ini yaitu menjadi peluang usaha bagi beberapa masyarakat,
khususnya daerah pesisir. Keberadaan suatu usaha ini pasti akan menimbulkan suatu dampak baik
terhadap kondisi social ekonomi. Potensi yang baik dari budidaya udang ini membuat beberapa daerah di
bagian pesisir tertarik mengembangkan sistem budidaya udang. Salah satu contoh budidaya udang yang
sangat diminati masyarakat adalah budidaya udang jenis vaname.
Selain itu, keberadaan suatu usaha tidak dapat dipungkiri bahwa usaha-usaha baru pasti akan
menimbulkan suatu dampak baru bagi suatu lingkungan sekitar baik itu dalam fisik. Keberadaan usaha
tambak udang ini pasti menyebabkan suatu dampak negative terhadap lingkungan. Dampak terhadap
lingkungan usaha budidaya udang tambak vaname secara intensif juga perlu diperhatikan. Misalnya, pada
pembuangan limbah bekas pakan udang memiliki dampak yang kurang baik bagi lingkungan perairan,
tentu hal ini menjadi suatu hal yang perlu diperhatikan oleh petani udang. Pesatnya perkembangan
kegiatan budidaya udang di beberapa kawasan dapat mengakibatkan kerusakan habitat ataupun ekosistem
laut, jika tidak dikelola dengan baik. Kerusakan ini terjadi akibat dari limbah yang tidak termanfaatkan
sehingga menyebabkan racun bagi organisme di sekitar budidaya udang. Oleh karena itu, pengembangan
budidaya udang harus dikelola secara baik dan benar agar tidak menyebabkan kerusakan pada ekosistem
laut maupun tambak.
BAB III PENUTUP

KESIMPULAN
1. Arthropoda crustacea secara umum memiliki 3 ordo dengan ordo terbesar adalah bagian
dari ordo isopoda
2. Pada arthhropoda crustacea memiliki bagian tubuh yang beruas-ruas atau bersegmen dengan
sepasang kaki pada setiap ruas tubuhnya dengan eksoskeleton yang mengandung zat chitin.
3. Dengan banyaknya jenis udang maupun jenis arthropoda crustacea lainnya dapat
dimanfaatkan sebagai sumber pangan dan sumber ekonomi masyarakat
4. Dalam siklus daur hidup udang, mereka mempunyai daur hidup yang mudah di
budidayakan namun pembudidayaan tersebut harus memperhatikun iklim
5. Udang membutuhkan pasokan nutrisi esensial untuk keberlangsungan hidupnya

SARAN

Agar dapat memanfaatkan arthropoda crustacea secara maksimal kita harus memperhatikan cara
membudidayakannya dengan baik dan benar termasuk dengan memperhatikan dampak positif dan negatif
yang telah kita buat. Bagi manusia kelompok dari arthropoda crustacea memang memiliki banyak manfaat
dan memiliki nilai yang tinggi, maka dari itu kita tidak diperbolehkan untuk berburu secara berlebihan, dan
sudah seharusnya kita mengambil sesuai kebutuhan dan tidak lupa untuk melestarikan keberadaannya untuk
menjaga keseimbangan ekosistem dari kelompok arthropoda crustacea.
DAFTAR PUSTAKA
1. Afifah, Halwa. 2018. Morfologi, Siklus Hidup Serta Epidemiologi Crustacea(Udang).
Banjarbaru: Yayasan Borneo Lestari Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestari.
2. Syafrudin, Syafrudin, 2016. Identifikasi Jenis Udang(Crustacea) di Daerah Aliran Sungai(DAS)
Kahayan Kota Palangka raya Provinsi Kalimantan Tengah. Palangka Raya: IAIN Palangka
Raya.
3. Yulitasari, Nurma. 2020. Modul Taksonomi Invertebrata. Lampung: Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan.
4. Rifsanjani, Venora Elisa Launa. 2018. Studi Keanekaragaman dan Kelimpahan Crustacea Pada
Area Padang Lamun Pantai Bama dan kajang, Taman Nasional Baluran. Surabaya: Institut
Teknologi Sepuluh Nopember.
Waspodo, saptono, dkk. 2013. Budidaya Lobster(Panulirus homarus) dan Abalon(Haliotis .sp.)
Dengan Sistem Integrasi di Perairan Teluk . Ekas Mataram: Universitas Mataram.

Anda mungkin juga menyukai