Anda di halaman 1dari 17

D

I
S
U
S
U
N
OLEH : KELOMPOK 7

NAMA : 1. SISANTI GE’E


2. WELINA LAIA
KELAS : 2 (DUA)
MATA KULIAH : TAKSONOMI HEWAN INVERTEBRATA
DOSEN PENGAMPU : YOHANNA THERESIA VENTY FAU, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NIAS RAYA
T.A. 2021202

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala
limpahan rahmatnya dan karunianya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik tentang
FILUM ANNELIDA.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai FILUM ANNELIDA yang sangat dibutuhkan oleh seorang
peserta didik.

Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran serta
adanya usulan demi perbaikan makalah-makalah yang akan penulis buat di masa yang akan
datang.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Telukdalam, 22 Maret 2022

Kelompok 7

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ . 1
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian annelida ............................................................................ 3

B. Ciri-ciri annelida………........................................................ 4
C. Habitat Annelida………………………............................................ 5
D. Klasifikasi Annelida…………………………………………………… 5
E. Morfologi dan Anatomi Annelida……………………………………. 9
F. Fisiologi Annelida …………………………………………………….. 9
G. Siklus Hidup Annelida…………………………………………………. 10
H. Peranan Annelida ……………………………………………………… 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 12

B. Saran……………………………………………………………………. 12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 13

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Annelida yang sering juga disebut Annulata adalah salah satu jenis cacing
yang bersegmen. Jika dilihat dari namanya Annelida yang berasal dari bahasa latin
(annulus yang berarti cincin). Tubuhnya yang bersegmen menyerupai cincin itu
sehingga banyak yang menyebutnya cacing gelang. Annelida merupakan salah satu
filum invertebrate yang memiliki struktur tubuh yang jauh lebih sempurna
dibandingkan filum-filum invertebrate lainnya. Tubuhnya berongga (celomata) dan
tripoblastik. Beberapa spesies cacing yang termasuk ke dalam filum Annelida hidup
di dalam air tawar, air laut dan juga di darat serta ada juga yang hidup sebagai parasit.
Tubuhnya berkutikula dan licin.
Filum Annelida terdiri dari cacing berbuku-buku seperti cacing tanah.
Perkembangan buku-buku badan ini memungkinkan adanya pembentukan fungsi yang
berbeda dalam ruas badan (segmentasi) yang berbeda. Annelida memiliki coelom
yang besar untuk mengakomodasi organ dalam yang lebih kompleks. Terdapat sekitar
12,000 jenis di laut, air tawar dan daratan, terbagi menjadi tiga kelas.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan filum annelida?
2. Bagaimana ciri-ciri umum (morfologi dan anatomi) dari filum annelida?
3. Dimana habitat tempat hidup annelida?
4. Bagaimana klasifikasi dari filum annelida?
5. bagaimana morfologi dan anatomi annelida?
6. Bagaimana fisiologi annelida?
7. Bagaimana siklus hidup annelida?
8. Bagaimana peranan annelid bagi kehidupan sehari-hari?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian fium annelida
2. Untuk mengetahui karakteristik atau cirri umum dari filum annelid
3. Untuk mengetahui habitat dari filum annelida
4. Untuk mengetahui dan memahami pengklasifikasian yang ada dalam filum annelid
5. Untuk mengetahui morfologi dan anatomi annelida
6. Untuk mengetahui fisiologi annelida
7. Untuk mengetahui siklus hidup dari filum annelid
8. Untuk mengetahui peranan annelida bagi manusia.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Filum Annelida


Annelida berasal dari bahasa latin (kata annulus yang berarti cincin
dan oidos yang berarti bentuk). Dari namanya, Annelida dapat disebut sebagai cacing
yang bentuk tubuhnya bergelang-gelang atau disebut juga cacing gelang. Pada
annelida terdapat selom yang oleh septum-septum dibagi menjadi beberapa
kompartemen. Annelida merupakan hewan simetris bilateral, mempunyai sistem
peredaran darah yang tertutup dan sistem syaraf yang tersusun seperti tangga tali.
Pembuluh darah yang utama membujur sepanjang bagian dorsal sedangkan sistem
syaraf terdapat pada bagian ventral. Annelida memiliki system digesti, saraf, ekskresi
dan reproduksi yang bersifat metamerik.
Annelida memiliki tubuh memanjang, simetri bilateral, bersegmen, dan
permukaannya dilapisi kutikula, dinding tubuh dilengkapi otot, memiliki prostomium
dan sistem sirkulasi, saluran pencernaan lengkap, sistem ekskresi sepasang nefridia di
setiap segmen, sistem syaraf tangga tali, sistern respirasi terdapat pula epidermis,
reproduksi monoesis atau diesis dan larvanya trokofor atau veliger.
Cacing-cacing anggota filum ini tubuhnya beruas-ruas, beberapa organ
(misalnya pencernaan) membentang sepanjang tubuh, organ yang lain seperti saluran
pembuangan, ada di setiap ruas.  Annelida mempunyai rongga tubuh atau coelem,
rongga ini tidak saja berisi organ-organ yang terbentuk dari mesoderm tetapi juga
dilapisi oleh lapisan mesoderm. Annelida merupakan hewan simetris bilateral,
mempunyai sistem peredaran darah yang tertutup dan sistem syaraf yang tersusun
seperti tangga tali. Pembuluh darah yang utama membujur sepanjang bagian dorsal
sedangkan sistem syaraf terdapat pada bagian ventral.
B. Ciri-ciri Umum (Morfologi dan Anatomi) Filum Annelida
1. Ciri Morfologi
Ciri-ciri yang dapat dilihat dan diamati pada bagian luar tubuh dari hewan
yang termasuk dalam filum annelida, diantaranya:
a)      Memiliki tubuh yang bersegmen
b)      Tubuh berbentuk tubular memanjang atau gilig
c)      Memiliki tubuh yang simetri bilateral
d)     Memiliki septa yang memisahkan setiap ruas segmen
e)      Tubuhnya licin
f)       Mengandung rambut-rambut kaku (setae)
g)      Memiliki alat untuk berenang (parapodia)

2. Ciri Anatomi
Ciri-ciri bagian dalam tubuh hewan yang termasuk dalam filum annelid, yaitu:
a) Memiliki tiga lapisan tubuh (tripoblastik) yakni, eksoderm, meksoderm dan
endoderm.
b) Berkutikula sehingga licin tubuhnya
c) Memiliki alat ekskresi berupa sepasang nefridia
d) Hemafrodit

C. Habitat dan Penyebaran Filum Annelida


Sebagian besar Annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang parasit
(merugikan karena menempel pada inangnya) dengan menempel pada vertebrata,
termasuk manusia. Habitat Annelida umumnya berada di dasar laut dan perairan
tawar, dan juga ada yang sebagian hidup di tanah atau tempat-tempat lembab.
Annelida hidup di berbagai tempat dengan membuat liang sendiri. Adapun
penyebaran terdapat di beberapa daerah, diantaranya yaitu Indonesia, Finlandia, dan
Rusia.

D. Klasifikasi Filum Annelida


Filum Annelida dibagi menjadi 7 (tujuh) kelas, yaitu Polychaeta, Oligochaeta,
Archiannelida, Echiroidea, Myzostoma, Gephyrea dan Hirudinea, pembagian ke
dalam kelas terutama didasarkan pada segmentasi tubuh.  seta, parapodium, sistem
sirkulasi, ada tidaknya batil isap, dan sistem reproduksi. Contoh spesies annelida yang
terkenal adalah cacing tanah (Lumbricus sp.) cacing ini hidup di tanah, makanannya
berupa sisa tumbuhan dan hewan. Charles Darwin ahli biologi yang termahsur adalah
orang yang pertama kali menyatakan bahwa cacing tanah mempunyai peranan yang
penting dalam menggemburkan tanah.  Karena hidup di dalam tanah, cacing ini
membuat liang-liang sehingga tanah menjadi berpori dan mudah diolah.

a.  Kelas Polychaeta
Polychaeta, dalam bahasa Yunani “poly” = banyak, “chaetae” = rambut
kaku, merupakan Annelida berambut banyak. Anggota kelas polychaeta dikenal
dengan sebutan umum cacing laut, cacing sikat, cacing ruas. Umumnya hidup
di air. Seluruh permukaan tubuh polychaeta mengandung rambut-rambut kaku atau
setae yang dilapisi kutikula sehingga licin dan kaku. Tubuhnya berwarna menarik,
seperti ungu kemerah-merahan. Setiap segmen tubuh polychaeta dilengkapi dengan
sepasang alat gerak atau alat berenang yang disebut parapodia.

Cacing polychaeta bertubuh memanjang dapat lebih dari 30 cm, silindris (agak
pipih dorsoventral) dan bersegmen. Hidup dalam pasir atau menggali batu-batuan
di daerah pasang surut dan aktif di waktu malam. Kepala jelas, dengan faring yang
ditonjolkan keluar. Faring itu berahang dan dikelilingi peristomium dan yang
beratap disebut prostomium. Prostomium dilengkapi 4 mata sederhana, 2 tentakel
pendek dan palpus. Mempunyai alat gerak seperti dayung (parapodia) yang
mengandung setae (rambut kaku) kecuali di bagian segmen terakhir. Ruas terakhir
(pigidium) mengandung anus. Warna tubuhnya banyak yang menarik (merah,
merah muda, hijau ataupun kombinasi warna-warna). Metamerisme pada
umumnya sempurna, dengan tiap segmen silindris identik, kecuali bagian kepala
dan ekor. Dibagian anterior terdapat kepala yang sempurna, disebut prostomium.
Pada kepala  terdapat mata, antena, sepasang palpus dan mulut di bagian ventral.
Polychaeta dibagi dalam dua Ordo : Erratia dan Sedentaria. Penggolongan itu
di dasarkan perkembangan anterior dan cara hidup hewan dari masing-masing
kelompok.

 Ordo Sedentaria, segmen tubuh & parapodium tidak sama; faring tidak punya


rahang, bersembunyi dalam lumpur/hidup dalam tabung di lumpur, parapodia
dan organ saraf mereduksi bentuk kepala mengalami berbagai modifikasi
sesuai fungsinya sebagai ciliary feeder.
1)   Famili Sabella (cacing kipas), struktur dikepala seperti bulu yang disebut
radiola.
2)   Famili Chaetopterus, hidup dalam tabung berbentuk huruf U notopodium
mengsekresi kantong lendir yang menjaring makanan dari air. Kantong
secara periodik akan masuk ke dalam mulut ventral suckers.
3)    Famili Arenicola, hidup dalam tabung berbentuk huruf J.

 Ordo Errantia, segmen tubuh sama dari kepala hingga ekor parapodia sama
dari depan hingga belakang pelagis merayap lubang organ indera berkembang
baik.
1)  Famili Tomopteris, berenang bebas dan bioluminescen.

Contoh polychaeta, diantaranya:


 Sabellastarte indica (cacing kipas)
 Marphysa sanguine
 Eunice viridis (cacing wawo)
 Lysidice oele (cacing palolo)

b. Oligochaeta
Oligochaeta berasal dari bahasa Yunani, yaitu “oligo” yang berarti sedikit
dan “chaetae” yang artinya rambut kaku. Jadi, Oligochaeta adalah annelid yang
berambut sedikit. Oligochaeta tidak memiliki parapodia, namun memiliki beberapa
setae pada tubuhnya yang bersegmen. Habitat cacing ini umumnya di air tawar dan
tempat lembab. Namun, ada pula yang hidup di darat. Tubuhnya bersegmen-
segmen dengan jumlah segmen mencapai 200 buah. Setae tidak membentuk
berkas, tunggal dan membentuk rangkaian tertentu, tidak memiliki parapodia,
jarang mempunyai insang (kecuali yang akuatik), prostomium kecil, berbentuk
kerucut, tanpa mata atupun tentakel. Organ reproduksi hermafrodit (pembuahan
silang) artinya susunan gonad dan saluran-saluran reproduksi khas, metamerisme
terbatas, sejumlah segmen membentuk clitellum untuk menyekresikan cocoon.

c. Archiannelida
Anggota-anggota kelas ini hidup di laut, struktur tubuh masih sederhana,
tanpa setae atau parapodia. Bersifat diesius atau hermafrodit. Merupakan cacing
primitive, cacing kecil marga utama Polygordius, banyak terdapat di pantai. Ciri-
ciri mirip larva polychaeta yang hidup di dasar pasir. Memiliki sepasang tentakel
pada prostomiumnya. Pada sisi prostomium terdapat celah berbulu getar sebagai
alat pengindera. Tubuhnya bersekat dan tiap sekat memiliki rongga tubuh, otot
longitudinal, sepasang nefridia, sepasamg gonad, bagian saluran pencernaan dan
bagian syaraf. Pertumbuhannya melalui perpanjangan anus.
Ciri-ciri archiannelida secara umum, yaitu:
 Memiliki cangkang kapur (shell), simetri bilateral, tidak beruas, sebagian besar
berbulu getar dengan kelenjar lender
 Tidak mempunyai parapodia & seta
 Bagian kepala membesar (kec. Scaphopoda dan Pelecypoda)
 Kaki berotot sebagai alat merayap, meliang atau berenang

d. Myzostoma
Anggota-anggota kelas ini merupakan parasit echinodermata. Bentuk
tubuhnya seperti cakram, dengan segmentasi yang tidak begitu jelas. Mempunyai
parapodia. Tidak ada system peredaran darah. Kebanyakan hermafrodit. Dalam
perkembangannya melalui stadium larva trokofor. Sebagai contoh Myzostomum
sp. Hidup sebagai ektoparasit pada echinodermata.

e.  Echiurida
Ciri-ciri dan fisiologi, yaitu:
 Kelompok yang mempunyai bekas peruasan pada hewan dewasa (cacing
senduk).
 Berbentuk silindris, tidak beruas, dinding tubuh tipis dan penuh cairan dalam
rongga tubuh, memiliki prestomium (belalai).
 Memiliki mulut, usus dan anus.
 Habitat di dasar lumpur atau pasir di bawah garis pasang surut, membuat liang
berbentuk ‘U’.
 Hidup secara komensalisme dengan beberapa jenis hewan dalam lubang yang
sama.

f. Gephyrea
Beberapa ahli memasukkan Gephyrea ke dalam filum terpisah
yaitu Sipunculoidea. Anggota Gephyrea adalah cacing-cacing laut yang
mempunyai sebuah struktur anterior di sekeliling mulut yang dapat ditarik ke
dalam dan dapat pula ditonjolkan keluar, tidak terdapat parapodia dan setae.
Hewan dewasa tidak bersegmen, namun pada beberapa jenis terdapat segmenentasi
eksternal parsial. Contohnya, Phacolosoma sp. dan Sipunculus sp..

g.  Hirudinea
Anggota kelas ini hidup parasitis atau bahkan sebagai predator. Ditemukan
dalam air tawar atau di darat.
Anggota pada kelas ini tidak mempunyai parapodia atau setae-setae. Tubuhnya
dengan 33 segmen ditambah lagi dengan prostomium. Mempunyai alat pengisap
posterior atau anterior. Bersifat hermafrodit. Selom reduksi oleh karena
terbentuknya jaringan ikat yang berlebihan. Contoh pada kelas ini adalah Hirudo
medicinalis (lintah).

E. Morfologi dan Anatomi Annelida


Dalam keadaan biasa, lintah mencapai panjang 5-8 cm, pipih dorsoventral,
dengan 26 metamer tetapi dari luar nampak tiap metamer itu mempunyai 2-5 anulasi
(cicin yang melingkari tubuh). Pada lintah tidak ada setae dan parapodia. Pada sebelah
anterior terdapat sebuah pengisap oral, dan pada sebelah posterior ada lagi sebuah.
Kedua pengisap itu untuk menepel pada inang sewaktu mengisap darah. Mulut
mempunyai 3 buah rahang dari kitin yang tersusun dalam segitiga. Tiap rahang
tertutup dengan serasi (gigi kecil seperti pada gergaji). Segmen 9-11 berfungsi sebagai
klitelum.

F. Fisiologi Filum Annelida


Annelida memiliki segmen di bagian luar dan dalam tubuhnya. Antara satu
segmen dengan segmen lainya terdapat sekat yang disebut septa. Pembuluh darah,
sistem ekskresi, dan sistem saraf di antara satu segmen dengan segmen lainnya saling
berhubungan menembus septa. Rongga tubuh Annelida berisi cairan yang berperan
dalam pergerakkan annelida dan sekaligus melibatkan kontraksi otot. Ototnya terdiri
dari otot melingkar (sirkuler) dan otot memanjang (longitudinal).

Respirasi yang terjadi pada Annelida dengan cara aerob, O2 & CO2 berdifusi via
kulit menggunakan epidermis pada seluruh permukaan tubuh, namun ada juga yang
menggunakan insang pada polychaeta. Hanya terjadi ketika kulit dalam kondisi
lembab.

Sistem pencernaan annelida sudah lengkap, terdiri dari mulut, faring, esofagus
(kerongkongan), usus, dan anus. Annelida sudah mempunyai alat pencernaan makanan,
mereka mencerna makanannya secara ekstraseluler. Sistem pencernaan annelida sudah
lengkap, terdiri dari mulut, faring, esofagus (kerongkongan), usus, dan anus. Mulut
dilengkapi gigi kitin yang berada di ujung depan sedangkan anus berada di ujung
belakang.
Cacing ini sudah memiliki pembuluh darah sehingga memiliki sistem peredaran
darah tertutup. Darahnya mengandung hemoglobin, sehingga berwarna merah.
Pembuluh darah yang melingkari esophagus berfungsi memompa darah ke seluruh
tubuh.

Sistem saraf annelida adalah sistem saraf tangga tali. Ganglia otak terletak di
depan faring pada anterior.  Sistem saraf Annelida adalah sistem saraf tangga tali.
Terdiri dari ganglion otak dihubungkan dengan tali saraf yang memanjang sehingga
berupa tangga tali. Ganglia otak terletak di depan faring pada anterior. Susunan syaraf
terdiri atas anterior, dorsal ganglionic mass, disebut otak. Atau sebuah benang syaraf
yang panjang dengan ganglionic swelling dan syaraf lateral pada tiap ruas.

Ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari nefridia, nefrostom,
dan nefrotor. Nefridia (tunggal-nefridium) merupaka organ ekskresi yang terdiri dari
saluran. Nefrostom merupakan corong bersilia dalam tubuh. Nefrotor merupaka pori
permukaan tubuh tempat kotoran keluar. Terdapat sepasang organ ekskresi tiap segmen
tubuhnya.

Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan gamet.


Namun ada juga yang bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian
beregenerasi.Organ seksual annelida ada yang menjadi satu dengan individu
(hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris). Annelida
umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan gamet, memiliki klitelum
sebagai alat kopulasi. Klitelum adalah struktur reproduksi yang mengsekresi cairan &
membentuk kokon tempat deposit telur. Namun ada juga yang bereproduksi secara
fregmentasi, yang kemudian beregenerasi. Organ seksual Annelida ada yang menjadi
satu dengan individu (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain
(gonokoris) melalui larva trochophore berenang bebas.

G. Siklus Hidup Annelida


Annelida adalah hewan hemafrodit. Setiap individunya memiliki organ
reproduksi jantan dan betina. Namun, annnelida tidak dapat bereproduksi tanpa
kontribusi dari pasangan. Berikut ini siklus hidup annelid, yaitu:
 Telur Peletakan
Cacing tanah, mungkin Annelida paling akrab, sebelum bertelur dua cacing
mengikatkan diri satu sama lain, sementara cacing setiap melewati paket sperma
yang lain. Setelah kawin, itu luas pelana seperti band pada cacing (disebut
clitellum) mengeluarkan selubung lendir yang mulai bergerak ke arah kepala dari
worm. Ketika bergerak maju, cacing mengeluarkan sperma dan telur ke dalam
sarungnya, yang akhirnya membentuk kepompong telur. Annelida Terestrial
bertelur di dalam tanah, sedangkan annelida akuatik  deposit atau melampirkan
kokon telur mereka untuk tanaman atau pada substrat tanah. Polychaetes laut
berubah menjadi tahap reproduksi disebut epitoke sebelum kawin. Epitokes Para
polychaete jantan dan betina melepaskan sperma dan telur ke dalam air.

 Tahap Larva
Polychaetes laut memiliki tahap larva yang hidup bebas, yang disebut "trokofor”.
Trokofor akhirnya berubah menjadi bentuk dewasa.
 Tahap dewasa habitat
larva baru menetas atau bermetamorfosis akan menjadi habitat dewasa. Annelida
dewasa Sebagian besar hidup dalam tanah. Polychaetes laut hidup di substrat
tanah dari habitat perairan mereka. Beberapa polychaetes laut membuat tabung di
lumpur, dan tabung ini agak kaku memberikan perlindungan. Annelida parasit
lainnya adalah hidup bebas.
 Tahap dewasa sesungguhnya
Annelida paling dewasa menelan tanah, mencerna nutrisi organik dan
mengeluarkan sisa makanan anorganik, misalnya pasir. Beberapa spesies parasit
seperti lintah, bagaimanapun, memakan organisme lain. Beberapa spesies bahkan
memangsa invertebrata lainnya.

H. Peranan Annelida dalam kehidupan


Annelida ada yang bersifat merugikan dan menguntungkan, namun sebagian
besar Annelida bersifat menguntungkan bahkan ada yang dapat dijadikan sebagai
bahan konsumsi di beberapa daerah, contohnya cacing wawo (Lysidice oele), dan
cacing palolo ( Eunice viridis). Kedua cacing tersebut biasa dikonsumsi oleh manusia
di beberapa tempat di Indonesia. Selain itu, beberapa contoh spesies Annelida yang
menguntungkan antara lain: Lumbricus rubella yang memegang peranan penting bagi
agroekosistem, cacing tersebut memproses sampah tanaman dan mengubahnya
menjadi permukaan tanah sehingga kaya nutrisi. Cacing tersebut juga berperan
sebagai dekomposer dan menghasilkan senyawa-senyawa bioaktif dan enzim-enzim
penghancur benda mati sehingga tidak mengherankan jika cacing dijadikan bahan
pengobatan contohnya untuk typhus dan bahan pembuat kosmetik. Selain itu ada juga
spesies yang biasa digunakan dalam ilmu kedokteran yaitu Hirudo
medicinalis. Annelida berperan sebagai detritivor dalam ekosistem. 

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Annelida hidup air tawar, air laut dan darat. Sebagian ada yang bersifat parasit.
Simetri tubuhnyabilateral simetris. Sistem saraf terdiri dari ganglion otakdihubungkan
dengan tali saraf yang memanjang sehingga berupa tangga tali. Alateksresi disebut
nephridium. Respirasi dengan menggunakan epidermis padaseluruh permukaan tubuh dan
berlangsung secara difusi. Sistem peredaran darahtertutup.
Habitat cacing tanah hidup di dalam liang dalam tanah yang lembab, subur
dansuhunya tidak rendah.
Klasifikasi Annelida berdasarkan ada tidaknya seta dibagi menjadi kelas
yaituPolychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea.
Beberapa jenis Annelida berguna sebagai bahan makanan. Cacing wawo dan palolo
dapat digunakan sebagai sumber protein hewani bagi manusia, cacingtanah bermanfaat
untuk menyuburkan tanah pertanian. Lintah dapat digunakanuntuk membersihkan nanah
pada luka yang telah terinfeksi. Selain itu, hirudin bermanfaat dalam penyimpanan darah,
yaitu untuk keperluan transfusi darah.
 
B. Saran
 
Dengan memiliki pengetahuan tentang Annelida, disarankan untuk :
1. Lebih meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar agar cacing
tanahtetap lestari.
2. Memanfaatkan cacing tanah sebaik mungkin sehingga dapat berguna
bagimasyarakat luas.
 

DAFTAR PUSTAKA

Brotodjoyo, Hikayat Djarubito. 1989. Zoologi Dasar. Erlangga: Jakarta


Pujiyanto, Sri. 2008. Menjelajahi Dunia Biologi. Jakarta: Tiga Serangkai
Rusyana, Adun. 2011. Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktikum). Alfabet: Ciamis
Gurungblog. 2008. Annelida Avertebrata. http://www.gurungblog.com diakses pada Jum’at,
5 September 2013 pukul 12.00
Anonim 1. 2008.Annelida, (online), (http://cacingtanahqu.blogspot.com/p/lumbricus
rubellus.html), diakses 25 ferbruari 2016
Anonim 2. 2010.Filum Annelida, (online), (http://biologi-kintan.blogspot.com/
2010/05/annelida.html), diakses 25 ferbruari 2016

Anda mungkin juga menyukai