Anda di halaman 1dari 11

CRITICAL BOOK REPORT

FILUM CNIDARIA
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Taksonomi Hewan Ivertebrata

Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
Daniel Bobby Tarigan 4181141021
Forentina Limbong 4181141038
Maryati Yusdarni Tanjung 4181141027
Umi Kalsum nasution 4181141021

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat serta
hidayah-Nya sehingga penyusunan pada tugas ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tugas
ini disusun dan diajukan sebagai laporan Critical Book Review (CBR) pada mata Taksonomi
Hewan Invertebrata.

Dalam penyusunan makalah ini, penyusun tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Dosen mata kuliah Taksonomi Hewan Invertebrata yang telah memberikan tugas sehingga
penyusun dapat memahami lebih jauh mengenai apakah sebenarnya yang di bahas dalam mata
kuliah “THI”.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami
berharap saran dan kritik dari semua pihak yang membangun untuk menyempurnakan makalah
ini. Kiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi semua orang yang membacanya.

Medan, 07 september 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................1

BAB II IDENTIFIKASI BUKU.....................................................................2

BAB III ISI BUKU.........................................................................................3

BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................7

BAB V PENUTUP........................................................................................8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Critical Book Report adalah salah satu dari keenam tugas yang wajib dikerjakan dalam
perkuliahan Universitas Negeri Medan. Critical Book report adalah hasil kritikan dari materi
yang pada umumnya di perkuliahan terhadap buku yang akan di review. Mahasiswa diwajibkan
mencari kekurangan dan kelebihan yang terdapat pada buku tersebut. Kelayakan suatu buku
dapat diketahui jika kita melakukan resensi terhadap buku tersebut
.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja kelas yang terdapat pada filum cnidaria?
2. Bagaimana system pernafasan dan ekresi pada filum cnidarian?
3. Bagaiman cara membedakan kelas yang satu dengan kelas lain?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kelas-kelas yang terdapat pada filum cnidarian.
2. Untuk mengetahui system pernafasan dan ekresi pada cnidaria.
3. Untuk mengetahui cara-cara membedakan kelas cnidaria.
BAB II

BIOGRAFI BUKU

Judul : Invertebrata
Penulis : Richard C. Brusta dan Gary J Brusta
Tahun : 2003
Penerbit : Sinauer Associates.Inc
Halaman : 888
BAB III

ISI

FILUM CNIDARIA

Ada serangkaian istilah dalam zoology yang bebas disalahgunakan dan umunya berantakan.
Ketentuan ini termasuk mesenchyme, mesoglea, collenchyme, parenchyma, koenenkime.
Mesenkim adalah tipikal lapisan tengan spons dan anggota filum Cnidaria dan Ctenophora.
Dalam beberapa cnidaria colonial, terutama polip anthozoa, individu yang muncul dari massa
mesa enzim berlubang dengan saluran gastrovaskular yang terus menerus diantara anggota
koloni.

 Kelas Hydrozoa

Pergantian generasi terjadi disebagian besar genera (biasanya polip bentuk aseksual
bergantian dengan seksual medicotonik), walaupun satu atau generasi yang lain mungkin ditekan
atau kurang, medusoid sering dipertahankan dalam polip, polip biasanya colonial. Coelenterons
polip dan medusa tidak memiliki faring dan mesenteries, mesoglea acellular, tentakel yang solid
atau berongga. Cnidae hanya terjadi pada epidermis, gamet muncul dari sel epidermis medusa
sebagian besar kecil dan transparan, dengan kanal cincin. Sekitar 3200 spesies dalam 5 pesanan
yang ada termasuk beberapa kelompok air tawar. Ordo yang termasuk dalam kelas Hydrozoa :

1. Ordo Hydroid, polip generasi poid sering dominan, polip mungkin memiliki rangka luar,
tetakel atau kapit, jarang dan tidak ada yang bercabang, koloni sering polimorfik, banyak
yang tidak memiliki medusa gratis tetapi melepaskan gamet dari sporosa dan medusoid yang
menempel sesil.
2. Ordo Trachylina, gen polipoid sangat berkurang atau tidak ada, medusa menghasilkan
planula larva yang biasanya berkembang langsung menjadi larva antikula, yang
bermetamorfosis menjadi medusa dewasa, dengan tentakel yang muncul dipermukaan.
Trachyline adalah kelompok polifiletik termasuk tiga subordo yakni : Laingiomedusae,
Narcomedusae, Trachymedusae.
3. Ordo Siphonophora, polimorfik koloni renang atau mengambang, dengan jumlah berbeda
jenis polip dan medusa modifikasi yang terlampir, kebanyakan pula zooid flotasi penuh gas.
4. Ordo Chondrophora, kelompok di pandang baik sebagai kooni yang terdiri dari grastozoid,
gonozoid, dan dactylozoid, atau sebagai soliter tetapi sangat individu polip khusus “Zooids”.
5. Ordo Actinulida, hidup bebas, menyendiri, motil, hidrozoan polipoid, menggunakan silia
untuk berenang dan merangkak diantara butiran pasir, dan belum tercatat ada reproduksi
seksual.
 Kelas anthozoa
1. Subkelas Octocorallia, polip dengan 8 tentakel berongga, marginal, menyirip. Masing
masing dengan otot rekraktor pada sul sisi, menghubungkan polip biasanya baru polip baru
bertunas dari stolons. Semua kecuali satu dari 8 ordo adalah colonial. Yang termasuk ordo
dari subkelas ini adalah :
a. Ordo Alcyonacea
b. Ordo Gastraxonacea
c. Ordo Gorgonacea
d. Ordo Helioporacea
e. Ordo Pennatulacea
f. Ordo Protoalcyonaria
g. Ordo Stolonifera
h. Ordo Telestacea
2. Subkelas Hexacorallia, anemone dan karang yang sebenarnya, soliter atau colonial,
telanjang atau dengan berkapur berkarang atau kutikula,. Yang termasuk ordo dari subkelas
ini adalah :
a. Ordo Actiniaria
b. Ordo Scleractinia
c. Ordo Zoanthidea
d. Ordo Corallimorpharia
3. Subkelas Ceriantipatharia, yang termasuk ordo dari subkelas ini adalah :
a. Ordo Antipatharia
b. Order Ceriantharia

 Kelas Cubozoa
Tawon laut dan ubur ubur kotak. Medusa setinggi 15-25 cm, sebagian besar tidak berwarna,
polip masing masing menghasilkan satu medusa dengan metamorphosis lengkap, bel medusa
hampir berbentuk persegi pada penampang tentakel interradial berongga menggantung dari
pedalia bladelike.
 Kelas Scyphozoa

Individu polypoid kecil dan tidak mencolok tetapi sering berumur panjang, polip kurang
dalam bebrapa kelompok. Polip menghasilkan medusa oleh tunas aseksual, yang dilapisi dengan
mesoglea yang tebal, pigme berbeda menyebutkan tentakel atau kapitari. Yang termasuk ordo
dari kelas ini adalah :

a. Ordo Stauromedusae
b. Ordo Coronatae
c. Ordo Semaeotomae
d. Ordo Rhizostomae

Badan Dinding Cnidaria

Epidermis luar dan dalam trodermis. Dalam epidermis, sel sel ini disebut sebagai sel
epitelomuskuler dan gastrodermis disebut sel sel nutrisi. Cnidaria tersusun oleh jaringan sejati
tubuhnya singkat radial simetris, hewan multi sel diploblastik dengan jaringan terorganisasi.
Habitat air tawar atau bentuk soliter atau koloneal lautbang mungkin bebas atau menetap. Tubuh
memiliki mulut diujung mulut yang mengarah kedalam rongga luas yang disebut rongga
gastrovaskular. Kehadiran panjang, struktur berongga siebut tentakel yang digunakan untuk
bergerak dan menangkap makanan. Tubuh cnidaria terdiri dari 3 lapisan yakni

1. Epidermis, merupakan lapisan tubuh paling luar, epidermis tersusun atas 5 macam sel,
yaitu sel epitel otot, sel interstisial, sel knidosit atau knidoblas, sel kelenjar lender dan sel
saraf indra. Didalam knidosit atau knidoblas terdapat kapsul penyengat
nematosista.nematosista paling banyak terdapat ditentakel dan ujung oral. Racun yang
dikeluarkan dari nematosista pada umumnya tidak membahayakan manusia. Namun ada
pula yang menyebabkan rasa sakit, panas, dan bahkan dapat menyebabkan kematian.
2. Mesoglea, merupakan rongga yang berisi bahan seperti gelatine dan tidak mengandung
sel sel. Mesoglea terletak di antara epidermis dan gastrodermis.
3. Gastrodermis, terdiri atas beberapa macam sel, yaitu sel otot pencernaan berflagela. Sel
kelenjar enzim, dan sel kelenjar lender. Sebagian besar Cnidaria memiliki nematosista
pada gastrodermisnya, tetapi Hydra tidak.

Sistem saraf dan indra

Cnidaria tidak punya otak atau sistem saraf pusat. Akan tetapi mereka punya jaring saraf
yang terdiri dari neuron yang dapat merespon pada berbagai rangsangan. Knidositnya memiliki
silia yang dapat mendeteksi kontak fisik dan indra yang dapat mendeteksi zat kimia seperti bau,
kombinasi ini memungkinkan knidosit menembak sasaran yang tepat. Knidosit juga terangsang
dan ikut menembak apabila knidosit di dekatnya juga menembak.

Medusa dan hewan berkoloni seperti sifonofor dan chondrofor mempunyai indra
keseimbangan untuk mengontrol kecepatan dan kemiringan tubuh yaitu statosista, ruangan penuh
rambut yang mendeteksi gerakan mineral statolit. Jika tubuh miring, statolit akan bergerak dan
merangsang rambut di statosista untuk mengirim sinyal agar hewan tersebut menyeimbangkan
tubuhnya kembali. Kebanyakan spesies memiliki oseli atau organ mirip mata namun lebih
sederhana yang mampu mendeteksi sumber cahaya. Akan tetapi Cubozoa memiliki mata sejati
lengkap dengan retina, kornea, dan lensa. Walaupun matanya mungkin tidak mampu membuat
gambar, tapi Cubozoa dapat dengan jelas mendeteksi arah datangnya cahaya dan mendeteksi
objek berwarna polos.

Sintem Pernafasan dan Ekskresi

Cnidaria mendapat makanan dengan berbagai cara: predasi atau berburu mangsa, menyerap
zat organik yang larut di air, menyaring partikel makanan di air, dan mendapatkan nutrisi dari
alga simbiotik di dalam selnya. Kebanyakan Cnidaria mendapatkan makanan lewat predasi,
beberapa Cnidaria yang bersimbiosis dengan alga memberikan perlindungan, karbon dioksida
dan tempat yang terkena cahaya matahari bagi alganya.
Cnidaria menggunakan knidositnya untuk melumpuhkan mangsanya kemudian dimasukkan
kedalam mulut menggunakan tentakelnya, setelah masuk rongga pencernaan, sel kelenjar di
gastroderm mensekresikan enzim untuk mencerna makanan, nutrisi yang didapatkan disalurkan
ke seluruh tubuh menggunakan aliran air yang dikontrol silia di gastroderm atau gerakan otot.
Nutrisi dikirimkan ke lapisan sel terluar lewat difusi. Sisa makanan yang tidak dapat dicerna
dikeluarkan lewat mulut juga menggunakan aliran air.
BAB IV

PEMBAHASAN

A. KELEBIHAN
 Pembahasan mengenai filum cnidaria sangat jelas dan sangat rinci penjelasannya,
penjelasannya lengkap tentang kelasnya, sub kelasnya, ordo, sub ordonya
 Buku ini disertai gambar gambar sehingga memudahkan kita dan membuat kita menjadi
paham
B. KEKURANGAN
 Karna pada buku tersebut menggunakan Bahasa asing sehingga para pembaca sebagian
tidak mengerti Bahasa itu, dan berakibat kurang berminat untuk membaca buku tersebut.
 Bahasa inggris yang digunakan tidak mudah dimengerti karna terdapat kalimat atau kata
yang baru dilihat.
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Cnidaria menggunakan knidositnya untuk melumpuhkan mangsanya kemudian
dimasukkan kedalam mulut menggunakan tentakelnya, setelah masuk rongga pencernaan, sel
kelenjar di gastroderm mensekresikan enzim untuk mencerna makanan, nutrisi yang didapatkan
disalurkan ke seluruh tubuh menggunakan aliran air yang dikontrol silia di gastroderm atau
gerakan otot. Nutrisi dikirimkan ke lapisan sel terluar lewat difusi. Sisa makanan yang tidak
dapat dicerna dikeluarkan lewat mulut juga menggunakan aliran air.

B. SARAN
Buku tersebut lebih baik jika ada menggunakan Bahasa Indonesia. Karna banyak
pembaca yang kurang mengerti menggunakan buku brbahasa inggris.

Anda mungkin juga menyukai