DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................ i
Daftar isi................................................................... iii
Bab V Filum Platyhelminthes
5.1 Definisi Platyhelminthes.................................... 1
5.2 Ciri Umum.......................................................... 1
5.4 Morfologi dan Anatomi..................................... 3
5.5 Fisiologi Platyhelminthes.................................. 5
5.4.1 Sruktur Tubuh.............................................. 5
5.4.2 Sistem Respirasi........................................... 6
5.4.3 Sistem Digesti.............................................. 6
5.4.4 Sistem Reproduksi....................................... 7
5.4.5 Sistem Ekskresi............................................ 7
5.4.6 Sistem Saraf................................................. 8
5.4.7 Sistem Sirkulasi........................................... 9
5.4.8 Sistem Gerak................................................ 9
5.4.9 Habitat dan Penyebaran............................... 9
5.4.10 Peranan Coelenterata................................. 11
5.6 Klasifikasi Platyhelminthes............................... 12
5.5.1 Kelas Turbellaria........................................ 12
5.5.2 Kelas Trematoda......................................... 29
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas rahmat Allah SWT karena berkat
rahmat dan limpahan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan buku yang berjudul “Zoologi
Invertebrata” sebagai pelengkap tugas akhir yang
diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah Zoologi
Invertebrata. Buku ini membahas tentang berbagai ilmu
pengatahuan tentang hewan yang tidak bertulang
belakang. Membahas tentang pengartian, cirri umum,
morfologi, anatomi, fisiologi, habitat, peranan/manfaat
dan sistematika dari Sembilan filum mulai dari filum
Protozoa sampai filum Artrhopoda.
Dengan segala kerendahan hati, saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada dosen
pembimbing selaku penanggung jawab mata kuliah
Zoologi Invertebrata, Ibu Dr. Chairunnisah J.
Lamangantjo, M.Si, Bapak Ilyas H. Husain, S.Pd.,M.Pd
dan Ibu Regina Valentine Aydalina, S.pd., M.Sc, serta
rekan-rekan yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan buku ini. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan buku ini masih terdapat banyak kekurangan
Penulis
BAB VII
FILUM PLATYHELMINTHES
7.1 Pengertian Platyhelminthes
Platyhelminthes berasal dari Bahasa Yunani, dari
kata Platy berarti pipih dan helminthes berarti cacing.
Jadi, Platyhelmintes atau cacing pipih merupakan cacing
yang memiliki bentuk pipih (Rusyana, 2011).
7.2 Habitat dan Penyebaran
Platyhelminthes ada yang hidup bebas maupun
parasit. Platyhelminthes yang hidup bebas memakan
hewan-hewan dan tumbuhan kecil atau zat organik
lainnya seperti sisa organisme. Platyhelminthes parasit
hidup pada jaringan atau cairan tubuh inangnya. Habitat
Platyhelminthes yang hidup bebas adalah di air tawar,
laut, dan tempat-tempat yang lembap. Platyhelminthes
yang parasit hidup di dalam tubuh inangnya (endoparasit)
pada siput air, sapi, babi, atau manusia (Kastawi, 2005).
Platyhelminthes tersebar luas diseluruh dunia. Untuk
penyebarannya cacing pita lebih banyak didaerah tropis,
terutama didaerah yang banyak mengkonsumsi daging
babi seperti di Asia Tenggara, India, Afrika Selatan, dan
Mulut
Ujung posterior Ujung anterior
Aurikel
4. Struktur Anatomi
a. Mulut, tempat masuknya makanan, terletak di
bagian ventral. Pada mulut, terdapat saluran
yang dapat dijulurkan yang disebut faring untuk
menyedot makanan.
b. Saluran pencernaan untuk mencerna makanan.
c. Bintik Mata, alat indera digunakan untuk
mendeteksi cahaya.
d. Aurikel, organ penciuman.
e. Protonefridia yaitu saluran yang
menghubungkan pori-pori dengan sel api
sebagai organ ekskresi (Kastawi, 2005).
5. Struktur Fisiologi
a. Sistem Gerak
b. Sistem Pencernaan
Filum : Platyhelminthes
Kelas : Turbellaria
Ordo : Acoela
Filum : Platyhelminthes
Kelas : Turbellaria
Ordo : Allecoella
Gambar 8. Prorhynchus sp. (Jasin, 1992).
3) Ordo Polycladida
Ciri-ciri:
a) Cacing Polycladida hidup di laut.
b) Ukuran tubuh Polycladida beberapa mm sampai
dengan 1 cm.
c) Mempunyai banyak cabang pokok pada
intestinum. Mempunyai banyak testis dan
ovarium, telur Polycladida bersegmen dan
membentuk spiral. Contoh: Tyzanozoon,
Yungia, Prostheceraeus vittatus, Cyclophorus,
bermata banyak.
Kingdom : Animalia
Filum : Platyhelminthes
Kelas : Turbellaria
Ordo : Polycladida
Famili : Polycladaceae
Genus : Prostheceraeus
Spesies : Prostheceraeus sp.
Gambar 9. Prostheceraeus sp. (Jasin, 1992).
4) Ordo Rhabdocoella
Ciri-ciri:
a) Hidup Rhabdocoella di laut, air tawar atau di
tanah.
b) Intestinum Rhabdocoella sederhana dan lurus
(tubuler), dan tanpa sekum.
c) Mulut Rhabdocoella terletak dekat ujung
anterior. Ukuran tubuh Rhabdocoella kecil,
kurang dari 1 mm dan berbentuk silindris,
fusiform atau pipih.
d) Sistem reproduksi ordo Rhabdocoella aseksual.
Contoh : Hidup bebas di laut: Plagiostomum,
Dalyellia, Mesostoma, Microstomum,
Filum : Platyhelminthes
Kelas : Turbellaria
Ordo : Rhabdocoella
Gambar 10. Gyratrix sp. (Jasin, 1992).
5) Ordo Tricladid (Planaria )
Ciri-ciri:
a) Termasuk Turbellaria berukuran besar, dan
sebagian besar hidup di daerah tropis
b) Mempunyai intestinum dengan tiga cabang pokok.
c) Habitat Tricladid bervariasi, hidup di air tawar:
Planaria , Crenobia, Dugesia, Polycelis,
Dendrocoelum. Hidup di tanah: Rhynchodemus,
ukurannya 6-8 mm, hidup di laut: Procerodes, dan
Bdelloura.
d) Hidup di tempat yang lembab, di bawah daun-
daun, kayu dari pohon yang mati (Jasin, 1992).
Kingdom : Animalia
Filum : Platyhelminthes
Kelas : Turbellaria
Ordo : Tricladid
Gambar 11. Dugesia tigrina (Rusyana, 2011).
7.3.2 Kelas Trematoda
Kelas trematoda disebut sebagai cacing isap karena
cacing ini memiliki alat pengisap. Alat pengisap terdapat
pada mulut di bagian anterior tubuhnya. Kegunaan alat
isap adalah untuk menempel pada tubuh inangnya. Pada
saat menempel cacing ini mengisap makanan berupa
jaringan atau cairan tubuh inangnya. Dengan demikian
Trematoda merupakan hewan parasit. Ciri-ciri :
a) Tubuh cacing Fasciola hepatica berbentuk pipih
dorsoventral oval atau seperti daun, tidak
bersegmen, kecuali famili Schistosomatidae.
b) Kutikulanya halus atau berduri. Biasanya
mempunyai saluran pencernaan yang buntu
(sekum) dilengkapi dengan satu atau dua alat
penghisap untuk menempel.
2. Struktur Anatomi
a. Sistem pencernaan sederhana, tanpa anus.
b. Organ ekskresi berupa protonefridia.
c. Memiliki satu ovarium dan 2 atau banyak testis.
3. Struktur Fisiologi
a. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan cacing pipih disebut sistem
gastrovaskuler, dimana peredaran makanan tidak melalui
darah tetapi oleh usus. Sistem pencernaan cacing pipih
dimulai dari mulut, faring, dan dilanjutkan ke
kerongkongan. Di belakang kerongkongan ini terdapat
usus yang memiliki cabang ke seluruh tubuh. Dengan
demikian, selain mencerna makanan, usus juga
mengedarkan makanan ke seluruh tubuh (Kastawi, 2005).
Pencernaan sederhana di mulai dari Mulut, faring,
esofagus, usus. Tidak memiliki sistem sirkulasi maka
bahan makanan di edarkan oleh pencernaan itu sendiri.
Alat hisap di lengkapi dengan otot-otot, sehingga
menempel dengan erat pada hospes (Kastawi, 2005).
Sistem pencernaan sederhana dimulai dari mulut,
faring, yang merupakan saluran pendek, osofagus, usus
yang terdiri dari dua cabang utama yang menjulur dari
anterior ke posterior sebelah-sebelah dalam tubuh.
Selanjutnya cabang utama itu akan bercabang-cabang
lagi seperti halnya pada Planaria. Tidak memiliki sistem
Filum : Platyhelminthes
Kelas : Cestoda
Ordo : Tetraphyllidea
Gambar 14. Gyrocotyle sp. (Kastawi, 2005).
b. Ordo Diphyllodia
Kingdom : Animalia
Filum : Platyhelminthes
Kelas : Cestoda
Ordo : Diphyllodia
Gambar 15. Echeneibothrium sp. (Jasin, 1992).
c. Ordo Trypanorhynchydea
Skoleks Trypanorhynchydea terdiri dari 2 atau 4
bothria dan 4 rektraktil, proboscoides berduri dan tubuh
yang memanjang. Pori alat kelamin Trypanorhynchydea
terletak di pinggir. Ketika dalam keadaan larva
merupakan parasit pada ikan teleoste dan setelah dewasa
menjadi parasit pada ikan elasmobranchii.
d. Ordo Pseudophyllida
Cacing pita yang kecil atau besar, skoleks tidak begitu
jelas mempunyai bothria 2-6, beberapa tidak mempunyai
perekat, contohnya: Triaenophorus. Parasit pada ikan,
burung dan mamalia.
Siti Ainun Mabuia |Filum Platyhelminthes 37
ZOOLOGI INVERTEBRATA 2020
Kingdom : Animalia
Filum : Platyhelminthes
Kelas : Cestoda
Ordo : Pseudophyllida
Gambar 16. Triaenophorus sp. (Jasin, 1992).
e. Ordo Nippothaenida
Soleks Nippothaenida memiliki 1 sucker di bagian
anterior, punya beberapa proglotid dan parasit pada ikan
di jepang dan rusia.
f. Ordo Cyclophyllida
Scoleks Cyclophyllida mempunyai 4 alat penghisap
dan juga dilengkapi oleh rostellum, memiliki kait di
ujung kepala, lubang seks terbuka secara lateral,
proklotid tersambung satu sama lain sehingga
tersambung bebas dan pada saat telah masak akan
dilepaskan. Salah satu yang termasuk ordo Cyclophyllida
adalah Taenia solium yang merupakan parasit pada
manusia, Taenia fisiform pada kucing dan anjing yang
memproduksi larva ketika pada tubuh inang.
g. Ordo Apotida
Siti Ainun Mabuia |Filum Platyhelminthes 38
ZOOLOGI INVERTEBRATA 2020
DAFTAR PUSTAKA