Anda di halaman 1dari 30

Phylum Coelenterata

Makalah Biodiversitas dan Sistematika Avertebrata

Oleh :
Lilia Siswardani 1308617001
Nisrina Nurubay 1308617027
Chronika Renamaria 1308617045

BIOLOGI A 2017

BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Biodiversitas dan
Sistematika Zoologi Avertebrata tentang phylum Coelenterata. Dan juga kami berterima
kasih pada Ibu Ratna Komala selaku Dosen mata kuliah Zoologi Avertebrata yang telah
memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Jakarta, 27 September 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................. 1


Kata Pengantar ................................................. 2
Daftar Isi ................................................. 3
Bab I
Pendahuluan ................................................ 4-5
Bab II
Pembahasan

2. 1 Pengertian Coelenterata ………………………………. 6

2.2 Ciri-ciri Filum Coelenterata ……………………………… 6-7

2. 3 Klasifikasi Coelenterata ……………………………… 7-25

2.4 Mamfaat Coelenterata ………………………………. 25-26

Bab III
Penutup ................................................ 27

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

3
BAB I
PENDAHULUAN
Avertebrata merupakan golongan hewan yang termasuk kedalam kelompok yang
tidak memiliki tulang belakang atau penyokong tubuh. Kelompok hewan Avertebrata ini
sebagian atau seluruh hidupnya berada di dalam air.
Phylum Coelenterata merupakan salah satu phylum yang termasuk dalam kelompok
Avertebrata. Nama filum Coelenterata juga dikenal sebagai Cnidaria. Cnidaria berasal dari
bahasa Yunani yaitu cnido yang berarti sengat, karena hewan ini memiliki sel penyengat.
Phylum Coelenterata termasuk hewan diploblastik (tersusun dari 2 lapisan kulit), yaitu
ektoderma dan endoderma. Lapisan ektoderma disebut juga lapisan epidermis. Sedangkan
lapisan endoderm bisa disebut dengan gastrodermis ( gaster = perut, dermis = kulit). Phylum
Coelenterata berasal dari kara Coelos = rongga tubuh atau coelom dan Enteron yang artinya
usus. Hal ini menunjukkan, bahwa hewan tersebut hanya memiliki satu rongga, yaitu rongga
usus (Gastrovaskuler). Rongga usus pada Coelenterata terletak ditengah-tengah tubuhnya
sebagai organ pencernaan makanan, yang fungsinya menyerupai usus pada hewan vertebrata
dan sebagai mulut untuk menelan mangsanya, serta terdapat tentakel sebagai alat penangkap
mangsanya.
Berbeda dengan Protozoa, Coelenterata mempunyai rongga pencernaan
(gastrovascular cavity) dan mulut. Terdapat sekitar 9500 spesies, kebanyakan hidup di laut
dan hanya 14 spesies yang hidup di air tawar. Hydrozoa hidup di air tawar biasanya terdapat
di perairan dangkal dan melekat pada substrat dan terumbu karang. Coelentrata hidup mulai
dari periode Camabrian sampai sekarang. Dibandingkan dengan filum Porifera, filum
Coelenterata lebih maju tingkat filogennya. Kalau Porifera disebut sebagai parazoa maka
Coelenterata sudah disebutmetazoa, walaupun masih primitive. Hal ini didasarkan atas
kekompleksan struktur tubuhnya. Porifera tubuhnya tersusun oleh banyak sel/multiseluler,
yang berarti lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan Protozoa yang tubuhnya hanya
terdiri dengan satu sel saja dan masih bekerja secara individual. Sementara itu Coelenterata
tubuhnya juga tersusun oleh banyak sel dan sudah membentuk jaringan, dan
perkembangan organ tubuhnya jelas.
Coelenterata umumnya hidup di laut, hanya beberapa jenis yang hidup di air tawar.
Dalam siklus hidupnya ia dapat berbentuk polip yaitu hidup menempel pada  suatu substrat
atau berbentuk medusa yang bebas berenang. Bentuk polip tubuhnya berbentuk silindris,
bagian proksimal melekat, bagian distal mempunyai mulut yang dikelilingi tentakel. Mulut
bermuara ke dalam rongga gastrovaskuler atau enteron yang berfungsi untuk mencerna
makanan dan mengedarkan sari-sari makanan. Medusa umumnya berbentuk seperti paying
atau lonceng, tentakel menggantung pada permukaan paying. Tentakel berfungsi untuk
menangkap makanan, alat gerak dan mempertahankan diri. Susunan saraf berupa anyaman
sel-sel saraf yang tersebar secara difusi. Coelenterata merupakan hewan yang belum memiliki
anus (Jutje, 2006: 58).
Coelenterata merupakan spesies yang memiliki arti penting, karena memiliki manfaat
yang sangat besar bagi manusia maupun biota laut lainnya. Coelenterata merupakan tempat
hidup ikan dan biota laut lainnya sehingga hal tersebut sangat mempengaruhi budidaya yang
dilakukan di suatu tempat. Apabila dalam perairan tersebut banyak terdapat phylum ini, maka

4
perairan tersebut pasti akan didatangi oleh biota-biota laut lainnya, termasuk ikan. Sehingga
hal tersebut akan memberikan dampak yang baik untuk budidaya.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Coelenterata


Filum Coelenterata merupakan pylum hewan yang memiliki tubuh sangat sederhana
dan tidak bertulang belakang (invertebrata). Istilah Coelenterata berasal dari bahasa Yunani
dari kata “coeles” yang berarti rongga dan “interon” yang berarti usus. Fungsi rongga tubuh
pada Coelenterata adalah sebagai alat pencernaan (gastrovaskuler) yang terletak di sepanjang
sumbu kutub hewan dan terbuka ke luar disatu ujung untuk membentuk mulut (Barnes,
1997). Coelenterata lebih dikenal dengan sebutan Cnidaria. Istilah Cnidaria berasal dari
bahasa Yunani dari kata “cnida” yang berarti penyengat karena sesuai dengan namanya
cnidaria yang memiliki sel penyengat. Sel penyengat terdapat pada tentakel yang ada
disekitar mulut. Contoh Coelenterata (hewan berongga) adalah ubur-ubur (Aurelia aurita),
hydra, dan anemon laut.
Jadi, Coelenterata adalah hewan yang memiliki rongga. Coelenterata kebanyakan
hidup di laut, hanya beberapa jenis yang hidup di air tawar. Coelenterata termasuk metazoan
(masih sederhana) yang bersifat diplobastik artinya tubuh Coelenterata hanya terdiri dari 2
lapisan yaitu lapisan epidermis (epitel luar) dan lapisan gastrodermis (melapisi rongga
gastrovaskular) serta diantara kedua lapisan tersebut terdapat mesoglea (Barnes,
1997). Habitatnya di perairan dangkal, contoh : Hydra. Sedangkan di air laut contohnya :
Obelia dan ada yang melekat pada substrat dan terumbu karang (sesil) contohnya : karang
merjan, karang otak (meandrina). Dan ada yang motil (berpindah-pindah), contohnya :
anemon laut.

2.2  Ciri Umum Filum Coelenterata


Coelenterata memiliki ciri khas dengan karasteristik dari hewan seluruh hewan
coelenterata, antara lain sebagai berikut :
a.  Hewan bersel banyak (multiseluler).
b.  Hewan ini ada yang hidup berkoloni di laut, misal ubur-ubur dan anemon. Namun, ada
pula yang hidup soliter di air tawar, contoh anggota dari kelas Hydrozoa.                   
c.    Hidupnya bersifat polymorphisme atau metagenesis, terdiri atas bentuk polip dan
medusa. 

6
- Polip : berbentuk tabung,menetap pada suatu objek dan umumnya tidak berpindah tempat
dan berkembang biak secara vegetatif.
- Medusa : berbentuk payung, hidup bebas, umumnya berkembang biak secara generatif.
d. Memiliki rongga gastrovaskuler yang berfungsi untuk mencerna makanan.
e.  Tidak mempunyai kepala, anus, alat peredaran darah,alat ekskresi, dan alat respirasi.
Tetapi tubuhnya hanya memiliki satu lubang yang berfungsi sebagai mulut sekaligus anus.
f.   Mempunyai mulut yang dikelilingi tentakel.
g.  Belum mempunyai pusat susunan saraf sehingga sistem pernapasan dengan cara difusi
(seluruh permukaan tubuh), kecuali Anthozoa dan Sifonoglia.
h.  Sistem pencernaan makanan dilakukan secara intrasel dan ekstrasel.
i.    Jenis kelamin: monoecious atau dioecious, larvanya disebut planula.
j.    Tubuhnya simetri radial. Jika dipotong tubuhnya melalui sumbu tubuh maka akan
mendapatkan beberapa bagian yang sama.
k.  Merupakan hewan diploblastik : ektodermis (epidermis) dan endodermis
(gastrodermis),berfunfsi sebagai alat sekresi dan pencernaan makanan. Dianatara kedua
lapisan tersebut terdapat mesoglea. Lapisan mesoglea bersifat non seluler seperti agar-agar
dan berfungsi sebaga tempat lalu lintasnya serabut saraf. Lapisan epidermis terdiri atas: sel
epitel otot, sel interstisial, sel cnidocyte, sel kelenjar lendir, sel saraf indera.
l.    Coelenterata bersifat karnivora, makanan utamanya adalah crustacean,zooplankton dan
ikan kecil ataupun larva Insekta.
m.  Sistem gerak dilakukan oleh sel-sel epitelomuskuler yeng terdapat pada lapisan
ekstoderm dan pada bagian dasar gastrodermis .
n.  Gerakan pada polip biasanya terbatas, merayap atau meliuk-liuk, sedang pada medusa
dapat berenang bebas.
o.  Rangka tubuh Coelenterata mengandung zat kapur atau zat kitin. 

2.3  Klasifikasi Filum Coelenterata


Berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus hidupnya, Filum Cnidaria dibagi
menjadi tiga kelas, yaitu Hydrozoa, Scyphozoa, dan Anthozoa. Kelas Hydrozoa memiliki
bentuk polip dan medusa, pada Kelas Scyphozoa tipe medusa lebih dominan, sedangkan pada
Kelas Anthozoa hanya memiliki tipe polip saja. Berikut uraian masing-masing kelas tersebut.
1.  Kelas Hydrozoa
Hydrozoa merupakan kelas dari Filum Coelenterata. Hydrozoa berasal dari bahasa
Yunani, “hydro” artinya air, “zoon” artinya hewan sebagian besar hidup di laut, hanya

7
sebagian spesies yang hidup di air tawar. Menurut (Winarni. 2011) Kelas Hydrozoa berasal
dari kata hydra, artinya hewan yang berbentuk seperti ular. Umumnya berbentuk soliter atau
berkoloni.Soliter berbentuk polip dan koloni berbentuk polip dan medusa. Lebih sering
ditemukan dalam bentuk koloni polip sedankan dalam bentuk medusa jarang banyak
ditemukan. Contohnya hydra dan obelia.
a. Karakteristik Hydrozoa
Contoh1.1: Hydra sp
Tubuhnya berbentuk seperti tabung (panjang 5-10 mm, garis tengah kurang lebih 2
mm); hidup berbentuk polip; permukaan mulut disebut ujung oral, dan permukaan tempat
melekatkan diri disebut ujung aboral. Mulut dikelilingi oleh tentakel (setiap spesies tidak
sama jumlahnya, ada yang 6 atau 7 buah tentakel, panjang 1-20 mm). Reproduksi dilakukan
secara aseksual (dengan pembentukan tunas) dan seksual (pembentukan testes di bagian atas
dan ovum di bagian bawah). Persatuan anatara spermatozoid dengan ovum membentuk zigot,
zigot akhirnya tumbuh menjadi individu baru.
Baik spermatozoid maupun ovum dibentuk dalam satu tubuh sehingga disebut
hermafrodit. Dinding tubuh terdiri atas dua lapis (dipoblastik), yaitu lapisan luar (epidermis)
dan lapisan dalam (gastrodermis).
 Struktur tubuh Hydra
Lapisan luar (epidermis) tersusun atas sel-sel kubus dan ditutupi dengan kutikula yang
tipis serta transparan, kecuali epidermis di bagian aboral.

1) Lapisan Luar (Epidermis)


Lapisan luar (epidermis) tersusun atas lima buah tipe sel, yaitu:
a)  Sel epiteliomuskuler
Sel epiteliomuskuler berfungsi untuk proteksidan kontraksi. Sel epiteliomuskuler pada
ujung bebas melekat satu dengan yang lain. Ujung yang melekat pada mesoglea
mengandung beberapa serabut kontraktil. Sel-sel epiteliomuskuler tersusun secara
longitudinal (mengikuti sumbu panjan tubuh, menonjol ke luar pada kedua belah sel,
sehingga sel tersebut berbentuk seperti huruf T.
b) Sel interstitial
Sel interstitial bentuknya oval, berukuran kecil, terletak di bagian dasar diantara sel-
sel epiteliomuskuler. Fungsi sel interstitial adalah (1) pembentukan knidoblast, (2))
pembentukan tunas (bertindak sebagai sel formatif), (3) pembentukan sel-sel kelamin, (4)
regenerasi dan perbaikan sel-sel yang rusak.

8
c)  Knidoblast (sel jelatang)
Di dalam knidoblast terdapat nematokist. Biasanya sel jelatang terletak antara sel-sel
epiteliomuskuler, tetapai sel jelatang yang terdapat dibagian tentakel terletak di dalam sel
epiteliomuskuler. Sel-sel epiteliomuskuler yang memiliki sel jelatang khusus diberi nama sel
induk semang atau sel baterai. Nematokist terdiri dari 4 tipe, yaitu:
(1) Penetran: mempunyai benang yang panjang , pada bagian pangkal terdapat 3 duri
yang panjang dan 3 baris duri.
(2) Volvent: mempunyai benang yang pendek dan tebal.
(3) Streptilne glutinant: mempunyai benang yang panjang dan duri kecil.
(4) Stereoline glutinant: mempunyai benang yang lurus dan tidak berduri.
Penetran dan volvent berfungsi untuk menangkap mangsa, sedang streptoline dan
stereoline glutinant berfungsi untuk membantu pergerakan.
d)   Sel sensori dan sel saraf
Sel sensori terutama terdapata pada bagian tentakel dan knidoblast dan diantara sel-sel
epiteliomuskuler. Sel-sel saraf kurang lebih sama dengan multipolar neuron, terletak di
bagian dasar epidermis.
e)  Sel-sel sekresi kelenjar mukus
Sel-sel sekresi kelenjar mukus terletak terutama pada bagian basal (ujung aboral)Hydra.
2) Lapisan Gastrodermis
Sel-sel yang terdapat pada lapisan gastrodermis adalah:
a)Sel epiteliomuskuler (disebut juga sel-sel nutrisi, mempunyai flagel dan dapat membentuk
pseudopodia).
b) Sel-sel kelenjar (terletak diantara sel-sel nutrisi, berfungsi menghasilkan enzim
pencernaan).
c)  Sel-sel sensoris (sel-sel sensoris pada lapisangastrodermis sama seperti di dalam lapisan
epidermis tetapi jumlahnya lebih sedikit).
d) Sel-sel interstitial (jumlahnya tidak banyak.

 Sistem Metabolisme
Hydra bersifat holozoik, makanannya berupa Cyclops,Daphnia, larva
insekta,Annelida atau zooplankton lain. Zooplankton ditangkap tentakel dan dilumpuhkan
oleh nematikist, kemudian ditelan masuk kedalam ronggan gastrovaskuler. Di dalam rongga
gastrovaskuler makanan tadi akan dicerna dengan bantuan enzym tripsin yang dikeluarkan
oleh sel kelenjar (pencernaan ekstrasel). Sel-sel nutrisi membentuk pseudopodia dan

9
menangkap zat-zat makanan yang telah diolah secara ekstrsel. Makanan tadi dicerna lagi di
dalam vakuola makanan (pencernaan intrasel), kemudian zat-zat makanan diedarkan ke
seluruh tubuh secara difusi. Sisa-sisa zat metabolisme dan makanan yang tidak dapat dicerna
dikeluarkan kembali melalui mulut.
 Sistem Respirasi Dan Ekskresi
Belum memiliki organ khusus untuk respirasi dan ekskresi, sehingga pada bagian
basal (ujung aboral) banyak penumpukan sisa-sisa ekskresi. Respirasi dan ekskresi dilakukan
secara difusi melalui seluruh permukaan tubuhnya.
 Sistem Reproduksi
Reproduksi dilakukan secara seksual dan aseksual.
1)      Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan membentuk testes dibagian atas
dan ovarium di bagian bawah. Dalam reproduksi secara seksual beberapa spesies ada yang
bersifat dioecius dan ada juga yang bersifat monoecius (hermaprodit)
kebanyakan Hydra bersifat dioecious.
2)      Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan pembentukan tunas pada dinding
tubuhnya yang kemudian melepaskan diri menjadi Hydra baru.
Contoh 1.2: Obelia
Obelia merupakan coelenterata laut yang berkoloni. Bentuk kehidupannya dapat
berupa polip dan medusa. Obelia memiliki dua jenis polip, yaitu:
1) Hydranth (merupakan polip yang berfungsi untuk mengambil za-zat makanan. Hydranth
terdiri atas bagian-bagian: (1)tentakel, (2)mulut, (3)hipostom, dan  (4) hidroteka.
2) Gonangium (merupakan polip yang berfungsi untuk melakukan reproduksi, dimana
dihasilkan medusa. Gonangium terdiri atas: (1) gonopor, (2) gonotheka, (3) blastostil.
Rangka jernih di bagian luar disebut perisark, menutupi jaringan lunak di bagian
dalam disebut koenosark. Medusa dilepaskan ke dalam air dan menjadi bentuk ubur-ubur
yang dapat berenang. Kemudian akan berkembang biak secara seksual. Persatuan antara sel
telur dengan sperma menghasilkan zigot yang akan tumbuh menjadi individu baru.

 Sistematika
Hydrozoa tidak memiliki stomodeum, enteron tidak bersepta dan tidak bernematokist,
mesoglea non seluler, medusa biasanya kecil dengan velum, habitatnya air laut atau air tawar,
hidup soliter atau berkoloni, terdiri atas 3700 spesies.

10
2. Kelas Scyphozoa
Scyphozoa (dalam bahasa yunani, scypho = mangkuk, zoa = hewan) memiliki bentuk
dominan berupa medusa dalam siklus hidupnya. Medusa Scyphozoa dikenal dengan ubur-
ubur. Semuanya hidup di laut, terdapat 200 spesies.
Pada kelas ini, medusa dapat bertahan lebih lama. Medusanya hidup di antara
plankton sebagai ubur-ubur. Sebagian besar hewan dari kelas ini hidup di pantai dalam
bentuk polip selama hidupnya. Contohnya Aurelia aurita.

a. Karakteristik Scyphozoa
Bersifat soliter, bermetagenesis (mengalami pergiliran keturunan antara fase polip
dengan fase medusa (fase medusa lebih menonjol, fase polip mengalami reduksi atau jarang
sekali ditemukan). Bentuknya seperti payung yang tidak begitu cembung, transparan,
berdiameter berkisar 7,5-30 cm. Dari tengah-tengah permukaan tubuh sebelah bawah
(permukaan oral atau permukaan sub umbrella) terdapat kerongkongan yang menggantung ke
bawah yang disebut manubrium. Di ujung distal manubrium terdapat lubang mulut. Setiap
sisi atau sudut mulut dilengkapi tangan mulut (4 buah). Rongga mulut bersambungan dengan
manubrium dan bermuara ke dalam rongga perut, yang terdiri atas sebuah rongga sentral dan
4 buah  kantung gastrik. Masing-masing kantung gastrik dilengkapi tentakel internal
endodermal lengkap dengan nematokistnya yang dapat digunakan untuk melumpuhkan
mangasa. Dari kantung gastrik dapat menjulur saluran mesoglea untuk berhubungan dengan
saluran cincin yang ada di tepian ubur-ubur.
b. Sistem Pencernaan Makanan
Sistem pencernaan makanan aurelia aurita terdiri atas pencernaan ekstrasel dan
intrasel. Pada pencernaan ekstrasel, zooplankton yang telah melekat atau terkumpul di bawah
tubuh akan di sapu oleh flagel yang selanjutnya akan ditangkap oleh tangan mulut untuk
dimasukkan ke dalam mulut. Bulu-bulu getar yang menghiasi tangan mulut cukup selektif
dalam hal memilih makanan. Bahan makanan kemudian masuk ke dalam rongga
gastrovaskuler melalui manubrium. Di dalam rongga gastrovaskuler makanan yang belum
mati akan dilumpuhkan oleh nematokist, selanjutnya makanan dicerna dengan bantuan
enzym yang dihasilkan oleh sel-sel kelenjar.pada pencernaan intrasel, zat-zat makanan yang
belum berubah bentuk menjadi molekul-molekul sederhana akan dicerna lebih lanjut di
dalam vakuola makanan.
c. Sistem Pernafasan Dan Ekskresi

11
Sistem pernafasan dan ekskresi dilakukan secara langsung melalui seluruh permukaan
tubuh secara difusi-osmosis.
d. Sistem Syaraf
Susunan syaraf terdiri atas: (1) jaringan syaraf utama, (2) jaringan syaraf difus, dan
(30 delapan buah ganglia rhopalia.
e. Alat Indera
Alat indera terdiri atas: (1) tentakulokist/rhopalia, berfungsi untuk indera
keseimbangan, dan mengontrol ritme gerak mengembang-kempisnya badan payung pada
waktu berenang (2) oselli, berfungsi untuk membedakan gelap dan terang (3) celah
olfaktorius, berfungsi sebagai alat pembau untuk menyeleksi bahan-bahan makanan.
f. Sistem Reproduksi
Organ kelamin terpisah. Proses fertilisasi terjadi di dalam rongga enteron betina.
Zigot yang merupakan hasil peleburan antara ovum dengan spermatozoid selanjutnya akan
dikeluarkan dari dalam tubuh betina melaui mulutnya dan berkembang menjadi larva
berambut getar (planula). Dengan rambut getarnya, planula ini akan mengembara kemudian
mengikatkan diri pada suatu substrat di dasar laut, pada saat itu rambut-rambut getarya lepas
dan tumbuh menjadi polip baru yang disebut skipistoma. Bila telah mencaopai ukuran
maksimal (kl 12 mm) skipistoma mengalami strobilasi (membelah secara transversal
sehingga terbentuk setumpukan ruas-ruas yang masing-masing berbentuk cakram).
Selanjutnya ruas-ruas strobila (ephyra) yang telah tua, yaitu terletak di bagian ujung strobila
melepaskan diri dan berenang-renang bebas untuk hidup secara mandiri menjadi ubur-ubur/
medusa muda dan selanjutnya menjadi dewasa.
Daur hidup Aurelia aurita
g. Sistematika
1)    Ordo Discomedusae
Ciri-ciri
– Phase polyp nya kecil + beberapa cm saja dan terikat pada suatu obyek didasar laut.
–  Phase Medusae (generatif) terbentuk seperti payung atu mangkuk dengan diameter + 1 – 7
feet.
–  Pada bagian pinggir Medusae terdapat tentakel-tentakel
–  Medusae ini biasanya diketemukan. Berenang dipermukaan laut, Dibawa ombak dipantai
–  Dibagian tengah sisi cekungnya / konkatnya) ditemukan mulut yang terletak diantara 4
buah tangan yang berbentuk pipih seperit pita dan dibagian pinggir dilengkapi dengan
Mematocyst.

12
Dibagi menjadi 2 sub ordo :
(1)   Rhizostomae, memiliki cirri-ciri :
1. lengan oral menyatu dan masing-masing beranda
2.  memiliki delapan lengan
3. Tidak memiliki mulut pusat tapi punya mulut kecil dibagian oral.
4. Tidak bertentakel
Contoh spesies :
Domain: Eukaryota – Whittaker & Margulis,1978 – eukaryotes
Kingdom: Animalia  – C. Linnaeus, 1758 – animals
Subkingdom: Radiata – (Linnaeus, 1758) Cavalier-Smith, 1983
Infrakingdom: Coelenterata  – Leuckart, 1847
Phylum: Cnidaria  – Hatschek, 1888 – Cnidarians
Subphylum: Medusozoa  – Petersen, 1979
Subclass: Scyphomedusae  – Lankaster, 1877
Order: Rhizostomeae – Cuvier, 1799
Family: Cassiopeidae  – L. Agassiz, 1862
Genus: Cassiopea  – Péron & Lesueur, 1810
Specific name: andromeda – (Forskål, 1775)
Scientific name:  Cassiopea andromeda (Forskål, 1775)

Mereka ditemukan di daerah pesisir hangat di seluruh dunia, termasuk hutan bakau
dangkal, rawa. Medusa biasanya hidup dengan posisi terbalik dengan payung di bagian
bawah . Ada banyak individu dengan berbagai warna putih, biru, hijau dan coklat.
Mereka memiliki sengatan yang ringan karena mereka mengutamakan fotosintesis, tetapi
individu yang sensitif mungkin memiliki reaksi kuat. Fotosintesis terjadi  seperti kebanyakan
karang, mereka menjamu zooxanthellae dalam jaringan mereka . Sengatan, muncul dalam
bentuk iritasi ruam-seperti kulit merah, terkenal karena luar biasa gatal. Kadang-kadang ubur-
ubur ini dijemput oleh kepiting Dorippe Frascone (keluarga Dorippidae) dan dibawa di
punggungnya. Kepiting menggunakan ubur-ubur untuk mempertahankan diri terhadap
predator mungkin.
(2)    Semaeostomae, memiliki ciri-ciri :
1. dikenal dengan sebutan “flag mouth”
2. merupakan ubur-ubur yang sangat besar

13
3. sering ditemui  memiliki system gastrovaskular yang terdiri dari empat kantong
bercabang yang memancar keluar dari perut pusat
4.  tidak memiliki canal.
5. biasanya memiliki delapan tentakel di antaranya empat per-radikal dan 4 saling-
radikal.
Contoh spesies :
Domain: Eukaryota – Whittaker & Margulis,1978 – eukaryotes
Kingdom: Animalia  – C. Linnaeus, 1758 – animals
Subkingdom: Radiata  – (Linnaeus, 1758) Cavalier-Smith, 1983
Infrakingdom: Coelenterata – Leuckart, 1847
Phylum: Cnidaria  – Hatschek, 1888 – Cnidarians
Subphylum: Medusozoa – Petersen, 1979
Subclass: Scyphomedusae – Lankaster, 1877
Order: Semaeostomeae
Family: Ulmaridae – Haeckel, 1879
Genus: Aurelia  – Péron and Lesueur, 1810
Subgenus: coastal
Species name: Aurelia aurita – (Linnaeus, 1758)
Ciri-ciri:
 medusa berukuran garis tengah 7 – 10 mm,
 pinggiran berlekuk-lekuk 8 buah
 mengalami pergiliran keturunan seksual dan aseksual.
 memiliki alat kelamin yang terpisah pada individu jantan dan betina.
 pembuahan ovum oleh sperma secara internal di dalam tubuh individu betina
 Hasil pembuahan adalah zigot yang akan berkembang menjadi larva bersilia yang
dapat berenang disebut planula.
 Setelah menempel, silia dilepaskan dan planula tumbuh menjadi  polip muda
disebut skifistoma.
 Skifistoma  membentuk tunas-tunas lateral sehingga Aurellia tampak  seperti
tumpukan piring dan disebut strobilasi.
 Kuncup dewasa paling atas akan melepaskan diri dan menjadi  medusa muda
disebut Efira.
 Selanjutnya efira berkembang menjadi medusa dewasa.

14
2)      Cubomedusae (Carydeida)
Merupakan ubur-ubur yang berbentuk paying atau genta, namun bentuknya agak
persegi . sering disebut dengan sebutan “box jelly” . ubur-ubur ini memiliki tentakel pada
sudut-sudutnnya. Ubur-ubur ini merupakan perenang yang kuat dan pemangsa yang buas.
Memiliki nematosis yang mengandung racun yang bisa mematikan. Habitatnya di laut tropis
ataupun subtropics. Memakan ikan-ikan kecil.
contoh spesies :
kingdom : animalia
filum : cnidaria
subfilum : cnidaria
kelas: cubuzoa
ordo : carybdeida
family : tamoyidae
genus : tamoya
spesies : Tamoya gargantuan
Memiliki panjang tentakel sebesar 22 cm, dan lebar bel adalah 13 cm. Tamoya
gargantua  sering ditemukan di tepi Afrika Timur, Samoa, dan beberapa pulau di Samudera
Hindia. Mereka dapat ditemukan di teluk di daerah tersebut.
3)      Stauromedusae (Lucernariida), memiliki ciri-ciri :
1. Berbentuk seperti piala pada tepi tubuh
2. Tidak punya indra peraba atau bentuk modifikasi tentakel
3. Hidup sesil ( melekat pada suatu tempat )
4. Habitatnya teluk atau pantai yang airnya dingin
5. tubuh umumnya berbentuk terompet, berorientasi terbalik dibandingkan dengan ubur-
ubur lainnya, dengan tentakel memproyeksikan ke atas, dan tangkai yang terletak di
tengah payung.
6. hampir semua stauromedusae berkembang langsung ke bentuk dewasa.

Contoh spesies
Domain: Eukaryota – Whittaker & Margulis,1978 – eukaryotes
Kingdom: Animalia – C. Linnaeus, 1758 – animals
Subkingdom: Radiata  – (Linnaeus, 1758) Cavalier-Smith, 1983
Infrakingdom: Coelenterata  – Leuckart, 1847
Phylum: Cnidaria – Hatschek, 1888 – Cnidarians

15
Subphylum: Medusozoa  – Petersen, 1979
Suborder: Eleutherocarpida  – Clark, 1863
Family: Lucernariidae – Johnston, 1847
Subfamily: Lucernariinae
Genus: Haliclystus – Clark, 1863
Subgenus: mesopelagic
Specific name: Haliclystus stejnegeri – Kishinouye, 1899

Biasanya ditemukan pada bilah rumput laut atau eelgrass. Kedalaman Rentang
Memakan krustasea kecil. Pada system reproduksi, Haliclystus stejnegeri  memproduksi telur
kecil mikron 35. Telur berkembang menjadi larva, merayap non-bersilia, nguler yang
mengendap setelah beberapa hari dan mengembangkan nematocysts pertama dalam
seminggu.  Pada saat Remaja mungkin dapat encyst dan melewati musim dingin.
Total panjang hingga 2,5 cm. Variabel dalam warna, mulai kuning ke oranye, hijau zaitun,
atau coklat kemerahan.

3. Kelas Anthozoa
Anthozoa berasal dari bahasa yunani, anthos = bunga, zoon = hewan merupakan
hewan laut yang memiliki bentuk mirip bunga. Anthozoa hidup sebagai polip soliter atau
berkoloni dan tidak memiliki bentuk medusa. Ada Anthozoa yang membentuk rangka dalam
atau rangka luar dari zat kapur, namun ada pula yang tidak membentuk rangka. Rongga
gastrovaskuler pada Anthozoa bersekat-sekat dan mengandung nematosista.
Sel epitelial cnidaria pembangun koral mengeluarkan dinding kalsium karbonat
(CaCO3)dimana polip menyembunyikan dirinya. Senyawa yang dikeluarkan polip inilah yang
menjadi terumbu karang. Kelas anthozoa terdiri atas 6.100 spesies. Anthozoa meliputi
anemon laut, koral batu, koral tanduk (koral gorgonian) , bulu laut atau pena laut. .

 Karakteristik  Anthozoa
Anthozoa merupakan Coelenterata yang memiliki bentuk tubuh menyerupai bunga.
Dalam hidupnya tidak memiliki medusa hanya berbentuk polip saja. Polip pada anthozoan
lebih terspesialisasi daripada polip hydrozoan. Pada umumnya bentuk polyp ini berkembang
dengan amphigoni (Radiopoetro,1983). Rongga gastrovaskular bersekat dan gonad
gastrodermal menunjukkan hubungan filogenetik yang lebih dekat dengan Scyphozoa
dibandingkan dengan Hydrozoa (Barnes, 1997). Memiliki alat pernafasan yang disebut

16
sifonoglifa. Hidup dilaut dangkal secara soliter atau berkoloni. Reproduksi secara seksual dan
aseksual. Kelas ini merupakan pembentuk anemon laut atau terumbu karang yang dapat
menambah keindahan pemandangan di laut.
Contoh: Metridium marginatum
1) Morfologi
Metridium marginatum  hidup di pantai hingga kedalaman 99 m, airnya hangat dan
jernih, melekatkan pada objek tertentu (batu karang, tumbuhan laut, bekas cangkok
gastropoda, menguburkan diri setengah tubuhnya pada pasir atau lumpur).
Tubuhnya silindris, panjang 5 atau 7 cm, ada juga yang berukuran raksasa (1 m), radial
simetri. Tubuhnya terbagi menjadi tiga bagian utama yaitu: (1) cakram pedal (kaki), (2)
kolumna/skapus/batang tubuh, dan (3) cakram oral (kapitulim). Antara cakaram pedal dengan
bagian skpaus dihubungkan olehbagianyang disebut limbus, sedangkan antara bagian skapus
dengan bagian cakram oral dihubungkan oleh bagian yang disebut kollar.

2) Sistem pencernaan makanan


Sistem pencernaan makanan dimulai dari mulut-stomodeum(kerongkongan/faring)-
rongga gastrovaskuler. Disepanjang sisi stomodeum dilengkapi alur cincin bersilia yang
disebut siphonogliph. Alur ini merupakan jalan masuknya air ke dalam koelenteron. Air dapat
mengalir dari ruang yang satu ke ruang yang lain melalui celah yang disebut ostia. Di bagian
bawah stomodeum berkembang menjadi bentuk yang tebal disebut filamen pencernaan, di
dalamnya mengandung sel-sel kelenjar penghasil getah pencernaan yang mengandung
enzym. Di dekat bagian dasar sistem filamen ditemukan benang-benang akontia yang di
dalamnya dilengkapi dengan sel-sel kelenjar dan nematokist. Nematokist pada Anthozoan
tidak seperti Hydrozoan atau Scyphozoan yaitu tidak memiliki Anthozoan.
Sistem pencernaan makanan dilakukan secara ekstrasel dan intrasel. Pada pencernaan
makanan secara ekstrasel, mangsa dilumpuhkan oleh nematokist. Dengan bantuan tentakel,
makanan ditarik ke dalam mulut, kemudian ke stomodeum, lalu ke rongga gastrovaskuler.
Didalam rongga gastrovaskuler makanan tersebut dicerna secara ekstrasel dilakukan oleh
enzym yang dikeluarkan oleh getah pencernaan. Sari-sari makanan diserap oleh dinding
gastrodermis, sedangkan bagian atau partikel-partikel yang tidak dicerna dikeluarkan kembali
melalui mulut.
3) Sistem respirasi dan ekskresi
Sistem respirasi dan ekskresi berlangsung secara difusi dan osmosis (belum memiliki
oragan khusus).

17
4) Sistem gerak
Pada sitem gerak anemon laut telah memperlihatkan bentuk gerak yang bervariasi,
karena sitem otot telah mengalami perkembangan lebih sempurna bila dibandingkan dengan
anggota kelas sebelumnya. Sistem otot terdapat pada bagian epidermis dan bagian
gastrodermis. Pada bagian epidermis (bagian tentakel = terdapat serabut memanjang
(longitudinal), pada bagian cakral oral = terdapat serabut radial. Pada bagian gastrodermis
terdiri atas serabut-serabut sirkular. Serabut-serabut sirkular ini dijumpai pada bagian
tentakel, cakramoral, skapus, dan cakram pedal. Di bagian dinding kollar serabut sirkular ini
menebal dan membentuk apa yang disebut sphinkter.
5) Sistem syaraf
            Susunan syaraf disebut syaraf difus karena belum nampak danya susunan syaraf
pusat. Sistem syaraf terdiri atas pleksus epidermaldan pleksus gastrodermal, yang masing-
masing tersusun atas serabut syaraf dan sel ganglion yang besar. Pleksus tersebut makin
intensif terutama di bagian tentakel, diskus oral maupun stomodeum.
6) Sistem reproduksi
Anthozoa memiliki gonad seperti pada scyphozoans yaitu gastrodermal. Anthozoa
memperbanyak diri secara amphigoni gonochoristis. Gonocyt-gonocyt terdapat didalam
gastrodermis. Spermatozoa dilepaskan kedalam coelenteroon untuk kemudian keluar melalui
ostium. Spermatozoa tersebut kemudian masuk ke dalam Anthozoa betina melalui
stomodium untuk menuju ke ovaria dan terjadi fertilisasi pada ova betina.
Ovum yang telah di fertilisasi kemudian mengalami pembelahan dan menjadi planula
yang berbentuk bulat memanjang dengan bagian luar dilapisi oleh ektoderm bersilia dan
bagian dalam dilapisi oleh sel endoderm yang besar dan membatasi suatu enteron yang
tertutup dan terisi oleh lecith.
Dalam keadaan demikian embryo meninggalkan induknya melalui mulut, bergerak
bebas, kemudian melekat dengan ujung yang lebar. Pada ujung yang bebas terjadiinvaginasi,
sehingga terjadi stomodeum. Pada dasarnya terjadi luang sehingga rongga stomodeum
berhubungan dengan coelenteron.
Kemudia terjadi mesentrium, sepasnag demi sepasang. Acontia terjadi semula dari
ektoderm, kemudian dari endoderm. Tentakel terjadi sepasang demi sepasang.
 Klasifikasi  Anthozoa
Klasifikasi berdasar atas:
- Banyaknya dan sifat tentakel
- Banyaknya mesentrium

18
- Banyaknya siphonoglypha
- Ada tidaknya dan sifatnya skeleton
- Ada tidaknya koloni
a. Subkelas Octocorallia atau Alcyonaria
Polip dengan delapan tentakel dan delapan mesentrium. Tentakel bercabang-
cabang. Hampir seluruhnya berkoloni dan polip biasanya terhubung oleh
coenenkim. Hanya terdapat satu siphonoglyph.
1. Ordo Stolonifera
- Tidak memiliki masa coenenkimal
- Polip merambat atau stolon
- Kerangka tabung berkapur
- Berada di perairan dangkal, lautan tropis dan beriklim sedang.
- Contoh : Tubipora (karang pipa) dan Clavularia
2. Ordo Telestacea
- Polip lateral pada batang sederhana atau bercabang
- Kerangka spikula berkapur
- Contoh: Telesto
3. Ordo Alcyonacea
- Karang lunak
- Kebanyakan berkoloni dengan cara gemmatio ke samping, sehingga terjadi
bentuk sebagai pohon
- Ada skeleto yang tersusun dari spikula CaCO3 atau benda-benda yang
kecil di dalam mesoglea, tetapi mungkin dibuat oleh sel-sel epidermis
yang terlepas. Kadang kadang spikula itu tersusun rapat atau melekat,
sehingga terbentuk pipa yang bercabang-cabang. Kadang-kadang juga
skeleton tidak disusun dari spikula yang lekat-melekat tetapi sejak semula
sudah berbentuk pipa
- Coenenkim terasa kenyal
- Koloni, memiliki bentuk seperti jamur besar
- Sebagian besar diperairan tropis
- Contoh : Alcyonium palmatum, Gersemia, Sarchophyton.
4. Ordo Helioporacea
- Karang biru di Indo-Pasifik
- Memiliki kerangka berkapur besar dan bewarna biru

19
- Contoh : Heliopora
5. Ordo Gorgonacea
- Karang gorgonia atau karang tanduk, dengan substansi kolagen kecoklatan
- Berkoloni berbentuk pohon
- Umumnya subtropis dan tropis
- Seperti tanaman
- Ada skeleton dari chitinoid atau kalsium karbonat yang dibuat oleh
epidermis yang mengalami invaginasi dari basis koloni
- Ada spikula di dalam mesoglea
- Tidak ada siphonoglyph
- Contoh: Gorgonia umbrella(Kipas laut), Leptogorgia (cambuk laut),
Corallium (Karang merah), Muricea (batang laut)
6. Ordo Pennatulacea
- Koloni, tubuh berdaging, pipih atau memanjang
- Ada skeleton dari CaCO3 atau chitinoid sebagai batang yang tidak
bercabang-cabang, dan dilapisi oleh epithelium yang asalnya belum
diketahui
- Spikula terdapat di mesoglea
- Contoh: Stylatula (pena laut), Veretillum, Renilla (banci laut), Umbellula
b. Subkelas Hexacorallia atau Zoantharia
Tentakel dan mesentrium banyak dan sering tersusun dalam kelipatan dari lima
atau enam. Tentakel sederhana, tidak bercabang, sebagai conus yang berongga.
Ada dua siphonoglypha dan terdapat dua pasang mesenterium direktif.
Mesenterium tersusun sepasang-sepasang dengan sebelah, dimana otot
longitudinal menonjol dan berhadapan.
1. Ordo Zoanthidea
- Soliter atau berkoloni dengan cara membuat cabang horizontal yang
disebut stolon dimana polip baru terjadi.
- Sebagian besar berdiameter 1 hingga 2 cm
- Beriklim tropis
- Seperti anemon memiliki satu sphinoglyph
- Tentakel tidak bercabang
- Kadang-kadang ada skeleton yang bersifat chitinoid

20
- Contoh: Palythoa dan Zoanthus. Beberapa seperti Epizoanthus dan
Parazoanthus
2. Ordo Actiniaria
- Anemon laut
- Berkisar antara 1,5 hingga 10 cm dan berdiameter 1 hingga 5 cm
- Biasanya berwarna cerah, yaitu putih, hijau, orange dan merah atau
kombinasi warna tersebut
- Memiliki 2 siphonoglyphs
- Polip soliter, kadang kadang membentuk koloni kecil. Polip jauh lebih
besar dan berat daripada polip hydrozoan.
- Tidak ada skeletpn atau kutikula yang tebal
- Terdapat 2 jenis septa, septa lengkap dan septa tidak lengkap. Septa
lengkap terhubung ke dinding tubuh satu sisi dan ke dinding faring di sisi
lain, sedangkan septa yang tidak lengkap hanya terhubung ke dinding
tubuh dan memperpanjang sebagian kedalam rongga gastrovaskular.
Setiap septum terdiri dari dua lapisan gastrodermis dan dipisahkan oleh
lapisan mesoglea
- Memiliki nematocyst dan spirocyst sebagai alat untuk menangkap mangsa
yang memiliki permukaan keras.
- Menghuni perairan dalam atau pesisir diseluruh dunia, tetapi banyak juga
di lautan tropis.
- Hidup melekat pada batu, karang, kayu yang tenggelam namun beberapa
spesies bersembunyi di lumpur atau pasir
- Kebanyakan bersifat hermafrodit tetapi hanya menghasilkan satu jenis
gamet selama satu periode produksi. Telur dibuahi didalam rongga
gastrovaskular dengan perkembangan yang terjadi di ruang septum.
Pembuahan juga dapat terjadi di luar tubuh (di air laut)
- Polip muda mengendap, menempel dan membentuk tentakel
- Contoh: Halcampoides, Edwardsia, Metridiu, Epiactis, Stichodactyla
3. Ordo Scleractina atau Madreporaria
- Karang batu
- Merupakan urutan terbesar anthozoan
- Sebagian besar berkoloni, dengan cara gemmatio ke samping, sehingga
terjadi bentuk sebagai pohon dengan banyak zooid yang berpangkal pada

21
satu cenosarc. Kadang-kadang hgemmae terjadi terkumpul sehingga terjadi
koloni yang padat
- Karang batu menghasilkan kerangka kalsium karbonat (ada skeleton) yang
dibuat oleh epidermis dan berbentuk seperti mangkok. Bila dibuat satu
polip, skeleton disebut corallit, bila oleh satu koloni disebut corallum.
Skeleton yang dibentuk oleh cenosarc disebut coenenchyma
- Tidak memiliki siphonoglyphs
- Sclerosepta tersusun pada siklus heksamerous.
- Contoh: Fungia, Acropora, Porites, Astrangia, Oculina.
4. Ordo Corallimorpharia
- Soliter dan beberapa spesies berkoloni
- Memiliki tentakel
- Menyerupai karang yang sebenarnya tetapi tidak memiliki kerangka
- Contoh: Corynactis, Discosoma, Ricordea
5. Ordo Ceriantharia
- Seperti anemon dengan tubuh yang panjang, hal ini sesuai untuk hidupnya
didalam pasir atau lumpur
- Memiliki satu sphinoglyph
- Tidak berkoloni atau soliter
- Semua mesentrium bersifat primer
- Terdapat dua macam tentakel, yaitu tentakel marginal pada tepi discus dan
tentakel oral pada tepi ostium.
- Ujung aboral yang meruncing mempunyai porus
- Tidak membuat skeleton
- Contoh: Cerianthus, Ceriantheopsis
6. Ordo Anthipatharia
- Karang hitam atau berduri
- Mirip gorgonian
- Berkoloni dan berbentuk pohon
- Tentakel dan mesentrium relatif sedikit
- Ada skeleton chitinoid yang bercabang-cabang yang dibuat oleh ektoderm.
Epithelium yang membuat skeleton tersebut menutupinya dan terjadi oleh
karena invaginasi dari basis koloni.

22
- Polip tersusun di sekitar kerangka aksial yang terdiri dari tanduk, duri dan
warna hitam
- Perairan yang sangat dalam, di daerah tropis
- Contoh: Antipathes

 Daur Hidup Anthozoa
Daur hidup Anthozoa diawali dengan pembuahan. Pembuahan di luar terjadi di laut
dan pembuahan di dalam terjadi pada rongga gatrovaskular. Pembuahan tersebut
menghasilkan zygot. Zygot akan berkembang menjadi coeleblastula. Kemudian blastula akan
menjadi grastula dan akan menjadi larva planula yang akan berenang bebas. Selama berenang
akan terjadi pharink, hingga bentuknya seperti bola bercilia. Kemudian akan menempel pada
substrat. Setelah itu akan terbentuk tentakel yang dikuti oleh tumbuhnya sekat.

4. Kelas Cubozoa 
Cubozoa dirincikan dari medusanya yang berbentuk kotak (kuboid) sehingga dikenal
sebagai box jellyfish. Cubozoa  lebih maju sehingga dipisahkan dari Scyphozoa (Ubur-ubur
mangkuk). Tentakel terdapat pada empat sudut yang keluar dari struktur mirip pendulum.
Semua Cubozoa hidup dilaut dan merupakan perenang yang hebat. Ikan adalah makanan bagi
cubozoa. Box jellyfish seperti spesies-spesies Chironex fleckeri (marine
stringer)  dan Carukia barnest (irukanjingt sangat beracun dan sengatannya dapat berakibat
fatal terhadap manusia, chironex racunnya lebih potensial di bandingkan kobra. Namun tidak
semua spesies box jellyfish berbahaya bagi manusia.
Cubozoa  hanya mempunyai 1 bangsa, 2 suku, 8 marga, dengan kurung lebih 30 jenis .
cubozoa dapat ditemukan di hampir semua perairan tropis di seluruh dunia tetapi di Indonesia
belum ada dokumentasi lengkap tentang kasus sengatan cubozoa pada manusia, apalagi
penelitian kasus mengenai hewan ini.

Ubur-ubur kotak (kelas Cubozoa) adalah invertebrata cnidaria dibedakan oleh medusa


berbentuk kubus. Ubur-ubur kotak terkenal karena racun yang sangat kuat dihasilkan oleh
beberapa spesies: Chironex fleckeri, Carukia barnesi dan Malo kingi adalah salah satu
makhluk yang paling berbisa di dunia. Sengatan dari ini dan beberapa spesies lain di kelas
sangat menyakitkan dan kadang-kadang fatal bagi manusia. "Ubur-ubur kotak" atau "tawon
laut" juga merupakan nama umum untuk Chironex fleckeri yang terkenal berbahaya. Istilah
ambigu tapi umum digunakan "tawon laut" dan "penyengat laut" kadang-kadang digunakan
untuk merujuk pada spesies yang lebih berbisa dari ubur-ubur kotak.

23
Ubur-ubur kotak (Tripedalia cystophora). Ubur-ubur dengan nama Inggris merupakan
ubur-ubur terkecil yang berukuran sekitar 0,7-1 cm. Meski kecil, di habitatnya di laut lepas,
ubur-ubur kotak menjadi salah satu ubur-ubur yang sangat mematikan dengan bisa sengatnya.

Ubur-ubur Kotak (kelas Cubozoa) adalah invertebrata cnidarian mereka berbeda


dengan bentuk ubur-ubur kebanyakan, mereka berbentuk kubus. Ubur-ubur
Kotak dikenal karena racun yang sangat kuat yang dihasilkan oleh beberapa spesies yaitu
Chironex fleckeri, Carukia barnesi  dan Malo kingi adalah salah satu makhluk
yang paling berbisa di dunia.

Anatomi cubozoa

        Ubur-ubur Kotak yang paling tampak berbeda dari ubur-ubur Scyphozoan dalam bahwa


mereka berbentuk payung, bukan berkubah atau berbentuk mahkota. Bagian bawah payung
termasuk flap, atau velarium, berkonsentrasi dan meningkatkan aliran air dikeluarkan dari
payung. Akibatnya, ubur-ubur kotak bisa bergerak lebih cepat dari ubur-ubur lainnya.
Bahkan, kecepatan hingga enam meter per menit telah dicatat.  Sistem saraf ubur-ubur kotak
juga lebih berkembang dibandingkan dengan ubur-ubur lainnya. Khususnya, mereka
memiliki cincin saraf di sekitar dasar payung yang koordinat mereka berdenyut; fitur
ditemukan di tempat lain hanya dalam ubur-ubur mahkota. Sedangkan beberapa ubur-ubur
lainnya memang harus sederhana pigmen-cangkir ocelli, ubur-ubur kotak yang unik yang
dimiliki oleh mata lengkap dengan retina, kornea dan lensa. Mata mereka berada pada setiap
dari empat sisi bel mereka dalam kelompok. Hal ini memungkinkan mereka untuk melihat
titik-titik tertentu cahaya, sebagai lawan hanya membedakan antara terang dan gelap. Ubur-
ubur kotak juga mempertahankan jenis yang lebih kecil dari mata, karena mata yang kuat
hanya salah satu dari empat subset. Oleh karena itu mereka memiliki 24 mata. Tambahan lain
yang menarik adalah bahwa kotak sebenarnya memiliki ubur-ubur hal yang paling dekat
dikenal otak ubur-ubur. Pengujian telah menunjukkan bahwa mereka memiliki memori
terbatas, dan memiliki kemampuan terbatas untuk belajar. Tentakel beberapa spesies dapat
mencapai hingga 10 ft (3 meter) panjangnya. Ubur-ubur kotak beratnya bisa mencapai 4.4 lb
(2 kg).

Siklus hidup cubozoa (Ubur-ubur kotak)

Siklus hidup dari Cubozoa kelas didominasi oleh bentuk medusa, yang bagi mereka
tampak kubus atau persegi berbentuk, bila dilihat dari atas. Anggota Cubozoa, Hydrozoa,
Scyphozoa dan kadang-kadang dikelompokkan bersama sebagai "Medusozoa" karena fase
medusa hadir di semua tiga (Fautin dan Romano 1997).

Bisa Atau Sengatan Cubozoa( ubur-ubur kotak)

24
Dibalik kecantikan, ternyata ubur-ubur memiliki sisi yang sungguh menakutkan.
Beberapa jenis ubur-ubur memiliki senjata pamungkas berupa racun yang sangat mematikan,
salah satu jenisnya adalah ubur-ubur kotak (box jellyfish).  Racun ini pada dasarnya
merupakan alat pertahanan diri pengganti cahaya. 

Pada umumnya dalam berburu  ubur-ubur tergolong pasif, dia hanya berdiam diri
menunggu mangsa datang menghampiri tentakelnya. Tentakelnya ini mengandung
5000nematocysts (sel penyengat). Ketika mangsa datang tentakel itu akan segera
melancarkan aksinya dan melumpuhkan mangsa dengan seketika. Lain halnya dengan ubur-
ubur kotak, dia tergolong aktif dalam mencari mangsa, ubur-ubur jenis ini memiliki
kecepatan hingga 4 knot (1,8 m / s).

Kematian oleh sengatan cubozoa (ubur-ubur kotak).

Banyak sekali kejadian yang menunjukan bahwa orang yang disengat oleh ubur-ubur
hidupnya tidak akan bertahan lama, dan akan berakhir di kamar mayat. Orang yang disengat
akan menderita luka luar berupa luka perutan bekas hisapan tentakel dan luka dalam yang
diakibatkan oleh racun yang masuk kedalam aliran darah. Racun ubur-ubur
memiliki cardiotoxic, neurotoksik dan komponen dermatonecrotic yang tinggi. Ketika racun
tersebut disuntikkan, maka dengan cepat diserap dalam sistem sirkulasi, yang pada akhirnya
dapat merusak kerja sistem yang ada dalam tubuh misalnya sistem pernafasan, dan sistem
saraf.

Korban yang baru saja disengat oleh ubur-ubur, masih dapat diberikan pertolongan
pertama. Pertolongan tersebut berupa  pemberian cuka selama paling sebentar 30 detik pada
bagian yang disengat oleh tentakel. Cuka memiliki acetic acid, yang dapat menonaktifkan
tentakel agar mudah dilepaskan sebelum menyuntikan racun kedalam tubuh. Pada
kenyataannya cuka memang tidak akan menghilangkan rasa sakit bekas sengatan, namun
paling tidak upaya ini dapat meminimalisir akibat yang akan terjadi. 

2.4  Manfaat Filum Coelenterata


Coelenterata terutama kelas Anthozoa yaitu koral atau karang merupakan komponen
utama pembentuk ekosistem terumbu karang.Ekosistem terumbu karang merupakan tempat
hidup beragam jenis hewan dan ganggang.Keanekaragaman organisme terumbu karang yang
paling tingg terdapat di Asia Tenggara, dari Filipina dan Indonesia hinggaq Great Barier Reef
di Australia.Dua puluh lima persen ikan yang dikonsumsi manusia juga hidup pada ekosistem
ini.Selain itu, terumbu karang sanga indah sehingga dapat di jadikan objek wisata.
Karang di pantai sangat bermanfaat sebagai penahan ombak untuk mencengah
pengikisan pantai.Melindungi pantai dari hantaman gelombang, tempat berkembangbiak

25
berbagai jenis ikan, ada yang dipakai sebagai perhiasan, misalnya akar bahar dank oral, ada
yang dipakai sebagai bahan kapur misalnya batu karang, dan sebagai taman laut untuk
rekreasi. Selain itu Coelenterata dari kelas Scypozoa seperti Aurelia digunakan sebagai bahan
baku makanan di negara Jepang.

26
BAB III
PENUTUP

Anthozoa
Anthozoa memiliki banyak tentakel yang berwarna warni. Anthozoa tidak memiliki bentuk
medusa, ia hanya berbentuk polip. Polip anthozoa itu lebih besar
dari hydrozoa maupun scyphozoa. Anthozoa bereproduksi secara aseksual dengan tunas dan
fragmentasi serta reproduksi seksual dengan menghasilkan gamet yang meliputi anemon laut
serta hewan-hewan karang. Anthozoa hidup sebagai polip.
Tubuh Anthozoa berbentuk silinder pendek. Pada salah satu ujungnya terdapat mulut
berupa celah yang dikelilingi oleh tentakel yang mengandung nematosista. Ujung yang lain
berupa lempeng untuk melekatkan diri pada suatu dasar. Di bawah mulut terdapat
kerongkongan yang disebut stomodeum. Sepanjang stomodeum, pada satu sisi atau pada
kedua sisi terdapat saluran sempit yang bersilia dan disebut sifonoglifayang merupakan alat
pernapasan yang paling sederhana. Di bawah stomodeum terdapat
rongga gastrovaskuler yang terbagi menjadi ruang-ruang kecil oleh sekat-sekat yang berasal
dari dinding kerongkongan. Pada sekat ini terdapat nematosista yang mengeluarkan racun
untuk melumpuhkan mangsanya. Makanannya berupa udang-udangan kecil
dan invertebrata lain (Oktavian, 2014).
Berdasarkan banyaknya sekat-sekat di dalam rongga tubuh, kelas Anthozoa dibedakan
menjadi dua subkelas, yaitu Hexacorallia (bersekat enam) dan Octocorallia (bersekat
delapan).
Hexacorallia
Hexacorallia memiliki sedikit tentakel yang kadang-kadang bercabang. Selain memiliki
tentakel, ada Hexacorallia memiliki enam sekat yang masing-masing terdiri dari dua lembar.
Ada Hexacorallia yang tidak memiliki rangka kapur, misalnya Metridium sp.(mawar laut).
Kebanyakan Hexacorallia berkoloni dan membentuk karang,
misalnya Fungia sp., Acropora sp., Oculina, Meandrina sp., dan Epiactis sp.
Octocorallia
Octocorallia memiliki delapan tentakel yang bercabang-cabang seperti bulu dan memiliki
delapan sekat. Selain itu, Octocarallia juga memiliki satu sifonogfila ventralis. Rangka
Octocarallia terbuat dari kapur dan zat induk. Contohnya karang suling(Tubipora musica),
karang kulit (Alcyonium sp.), akar bahar (Euplexaura sp.), dan koral(Coralium
medea) (Pandu, 2010).

27
DAFTAR PUSTAKA

Barnes, R. D. and E.E. Rupert. 1997. Invertebrata zoology 6th edition. Sanders college
publisihing, Fort Wort. pp: 103-104;143-149;157-164.
Jutje  S Lahay. Zoologi Invetebrata. Makassar: Universitas Negeri   Makassar, 2006.
Rusyana, Adun. 2011, Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktik ), Ciamis, Alfabeta,cv.
Sutarno, N, dkk. (2010). Petunjuk Praktiku Zoologi Invertebrata. Bandung: Jurusan
Pendidikan Biologi UPI.
Hickmand, C.P. (1961). Integrated Principles of Zoology. London: C.V. Mosby Company.
Campbelll, N.A. & Reece, J.B. (2002). Biology. New York: World Student Series-Addison
Wesly.
Prayor, Helpo. 2014. Makalah Avertebrata Air Filum Coelenterata (Laporan Biologi
Akuatik).https://www.academia.edu/9598143/MAKALAH_AVERTEBRATA_AIR_FILUM
_COELENTERETA_LAPORAN_BIOLOGI_AKUATIK_OLEH_HELPO_PRAYOR_1414
111030_JURUSAN_BUDIDAYA_PERAIRAN_FAKULTAS_PERTANIAN.

28
LAMPIRAN
2. Kelas Scyphozoa

Aurelia aurita 

Cassiopea andromeda 

29
Tamoya gargantuan

Haliclystus stejnegeri  

30

Anda mungkin juga menyukai