DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3/ PERIKANAN A
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
JATINANGOR
2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat
dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Planktonologi
dengan judul “Coelenterata & Mollusca” dengan baik dan tepat waktu.
Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diperlukan untuk
memperbaiki penulisan selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan bagi para pembacanya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
1.4 Manfaat...........................................................................................................3
II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Coelenterata & Mollusca..............................................................3
2.2 Morfologi Coelenterata & Mollusca...............................................................6
2.3 Ciri – Ciri Coelenterata & Mollusca ..............................................................7
2.4 Habitat Coelenterata & Mollusca .................................................................9
2.5 Cara Reproduksi Coelenterata & Mollusca ..................................................11
2.6 Klasifikasi Coelenterata & Mollusca ............................................................13
2.7 Peranan Coelenterata & Mollusca.................................................................17
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................19
3.2 Saran...............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bentuk dan ciri morfologi dari Coelenterata & Mollusca
2. Untuk mengetahui cara reproduksi dari Coelenterata & Mollusca
3. Untuk mengetahui peranan bagi kehidupan dari Coelenterata & Mollusca
1.4 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Dapat menglasifikasikan Coelenterata & Mollusca.
2. Dapat membedakan spesies dari Coelenterata & Mollusca.
3. Menambah ilmu pengetahuan tentang kehidupan Coelenterata & Mollusca.
4. Mengetahui kelebihan dari Coelenterata & Mollusca.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Gambar 1. Coelenterate
Coelenterate lebih dikenal dengan sebutan Cnidaria, yang dalam istilah Cnidaria
berasal dari bahasa Yunani dari kanta Cnida yang berarti penyengat karena sesuai
dengan namanya Cnidaria yang memiliki sel penyengat. Sel penyengat terdapat pada
5
tentakel yang ada disekitar mulut. Contoh Coelenterata (Hewan Berongga) ialah
ubur-ubur, hydra dan anemon laut. Filum Coelenterata terdiri atas empat kelas. Tiga
kelas mempunyai knidoblast, dimasukkan ke dalam kelompok Cnidaria (terdiri dari
kelas hydrozoa, scypozoa, dan kelas anthozoa).
2.1.2 Sejarah Coelenterata
Coelenterata adalah istilah yang mencakup dua filum hewan, yang
Ctenophora (ubur-ubur jengger) dan Cnidaria (karang hewan, jeli benar, anemon laut,
pena laut, dan sekutu mereka). Nama berasal dari "koilos" Yunani ("penuh bellied"),
mengacu pada rongga tubuh dua filum ini. Mereka memiliki organisasi jaringan yang
sangat sederhana, dengan hanya dua lapisan sel, simetri eksternal, internal dan radial.
Beberapa contoh adalah karang, anemon laut yang kolonial dan hydra, ubur-ubur
yang soliter. Semua karakteristik coelenterata ada di perairan, sebagian besar di laut.
Tubuh memiliki hypostome pembukaan tunggal dikelilingi oleh tentakel sensorik.
Hewan ini umumnya bereproduksi secara aseksual dengan tunas.
Sejarah Klasifikasi coelenterata tidak lagi diakui sebagai ilmiah yang valid,
sebagai Cnidaria dan Ctenophora ditempatkan di peringkat yang sama di bawah
Metazoa dengan filum hewan lainnya. Meskipun demikian, istilah coelenterate masih
digunakan dalam pengaturan informal untuk mengacu pada Cnidaria dan Ctenophora.
Rumitnya masalah ini adalah karya tahun 1997 Lynn Margulis (merevisi model
sebelumnya oleh Thomas Cavalier-Smith) yang menempatkan Cnidaria dan
Ctenophora sendiri di bawah cabang Radiata dari subregnum Eumetazoa (terakhir ini
mengacu pada semua hewan kecuali spons, Trichoplax) pengelompokan paik
diterima secara universal. Namun, keduanya sering ditemui dalam literatur
taksonomi. Terdapat sekitar 10.000 spesies Coelenterata yang sebagian besar hidup
di laut. Phylum Coelenterata termasuk dalam phylum yang masih primitif. Phylum
coelenterata kebanyakan hidup dilaut, biasanya terdapat diperairan dangkal, dan
melekat pada substrat. Coelenterata pada salah satu kelasnya yaitu hydrozoa yang
jumlahnya kurang lebih 2.700 jenis. Kelas scypozoa yang memiliki jumlah species
yang lebih dikenal dengan nama ubur-ubur, yang hampir seluruhnya hidup dilautan
6
2.1.3 Mollusca
Mollusca adalah kelompok hewan yang sifatnya tripoblastik slomata dan
invertebrata yang bertubuh lunak dan multiseluler. Istilah Moluska (filum Mollusca,
dari bahasa Latin: molluscus = lunak) merupakan hewan triploblastik selomatayang
bertubuh lunak. Ke dalamnya termasuk semua hewan lunak dengan maupun tanpa
cangkang, seperti berbagai jenis siput, kiton, kerang-kerangan, serta cumi-cumi dan
kerabatnya.. Mollusca termasuk dalam hewan yang lunak baik yang dengan cangkang
ataupun tanpa cangkang. Seperti dari berbagai jenis kerang-kerangan, siput, kiton,
dan cumi-cumi serta kerabatanya. Mollusca merupakan filum yang terbesar kedua
dari kerajaan binatang (Animalia) sesudah filum Arthropoda.
Gambar 2. Mollusca
Pada saat ini, diperkirakan terdapat 75 ribu jenis, dengan ditambah 35 ribu jenis yang
dalam bentuk posil. Molluska hidup di air laut, air tawar, payau, dan darat. Habitat
Mollusca dapat berada di palung benua laut sampai pegunungan yang tinggi, dan
bahkan dapat ditemukan dengan mudah di sekitar rumah kita. Molluska dipelajari
pada cabang zoologi yang disebut dengan malakologi (malacology).
7
tentakel
mulut
Rongga
gastrovaskuler
epidermis
Mesoglea
gastrodermis
Gambar 3. Bentuk polip
9
Medusa:
Tubuhnya berbentuk lonceng atau payung, mulut terpusat pada bagian konkav
(cekung), bagian yang cembung menghadap ke atas dan yang cekung ke bawah,
tentakel memanjang dari pinggiran payung, selalu hidup bebas, lapisan mesoglea
tebal.
Walaupun bentuk polip dan medusa sangat berbeda tetapi masing-masing mempunyai
tubuh seperti kantung yang merupakan dasar dari phylum Cnidaria.
Rongga gastrovaskuler
epidermis
mesoglea
gastrodermi
tentakel
Gambar 4. Bentuk medusa
Tentakel berfungsi untuk :
untuk menangkap mangsa
untuk pergerakan
untuk pertahanan
Nematocytes
Terdapat sekitar 20 nematocyts yang sudah ketahui dari Cnidaria yang sangat
penting dalam determinasi. Nematocyts merupakan kapsul kecil yang tersusun atas
materi yang menyerupai kitin dan mengandung filamen yang memanjang dari ujung
kapsul. Bagian ujung kapsul ditutupi oleh operkulum. Nematocyts keluar dari sel
yang mensekresikannya yaitu cnidocyt.
Fungsinya :
untuk berpegangan
untuk pelindung
untuk menangkap mangsa
10
Gambar 5. Nematocytes
2.2.2 Mollusca
2) Morfologi Bivalvia
6. Hidup di air tawar, air laut, estuaria secara solider (melekat pada dasar
perairan) dan berkoloni.
14
7. Beberapa dari anemon bersifat karnivora dengan memangsa ikan yang berada
di atasnya yang mendekati tentakel dari coelenterata.
10. Tidak memiliki otak, namun hanya impuls saraf yang berjalan melalui tubuh
mereka dan dapat mendeteki sinyal di lingkungannya.
Ciri Khusus :
1. Memiliki knidoblast, yaitu sel eksoderm yang berisi racun yang berduri
disebut dengan nematocyt. berfungsi untuk mengeluarkan filamen yang dapat
menjerat menembus mangsa atau melindungi binatang itu sendiri
2. Memiliki sel penyengat (nematosis).
15
2.3.2 Mollusca
Ciri Umum & Ciri Khusus :
1. Mollusca merupakan hewan multiseluler dan tidak mempunyai tulang
belakang.
2. Mollusca merupakan hewan tripoblastik selomata, yaitu mesoderm dipisahkan
oleh rongga tubuh yang terbentuk menjadi dua lapisan, yaitu lapisan dalam
dan lapisan luar.
3. Mollusca tubuhnya simetris bilateral yaitu, hewan yang tubuhnya tersusun
bersebelahan dengan bagian lainnya. Jika diambil garis memotong lewat
mulut dan anus hewan simetri bilateral akan didapatkan bagian yang sama
antara sisi kiri dan kanan.
4. Mollusca mempunyai tubuh yang lunak dan tidak beruas-ruas.
5. Mollusca Berkembang biak secara seksual.
6. Habitatnya di air, dan di darat. Contoh Mollusca yang hidup di laut adalah
cumi-cumi atau gurita, sednagkan mollusca yng hidup di darat adalah siput
atau bekicot
7. Termasuk organisme heterotrof (tidak bisa membuat makanan sendiri).
8. Mollusca memilki ukuran tubuh yang bervaiasi. Ada yang pipih, bulat,
memanjang, dan lain-lain
9. Mollusca memiliki sistem syaraf berupa cincin syaraf
10. Mollusca memiliki organ ekskresi berupa nefridia, yaitu organ ekskresi yang
berperan seperti ginjal. nefridia membuang sisa metabolisme berbentuk cair.
11. Hampir semua mollusca memiliki radula (lidah bergigi) yang melengkung ke
belakang.
12. Mollusca merupakan hewan hermafrodit yaitu mempunyai 2 kelamin (jantan
dan betina) dalam satu tubuh. Kelamin tersebut terletak terpisah.
13. Mollusca memilki sistem peredaran darah terbuka. Sistem peredaran
darahnya terdiri dari jantung dan pembuluh darah, jantung terdiri dari satu
atau dua atrium dan satu ventrikel.
16
14. Mollusca memilki sistem respirasi berbeda-beda, Mollusca yang hidup di air
insang, sedangkan yang hidup di darat melalui paru-paru namun juga dapat
terjadi melalui pertukaran udara dengan menggunakan terdapat di mantel,
sistem ini berfungsi mirip dengan paru-paru.
15. Tubuhnya terdiri dari kaki, masaa viseral, dan mantel.
2.5.2 Mollusca
Organ reproduksi pada mollusca terletak di massa viseral. Bentuk reproduksi
mollusca yaitu generatif sederhana dan sangat kompleks. Telur terjadi pembuahan
eksternal (kecuali sebagian dari kelas Cephalopoda) terkadang pada masa pemijahan
(telur dan sperma dalam jumlah besar dilepaskan ke air pada waktu yang sama).
Protostomia yaitu mengalami pembelahan spiral dan memerlukan jenis kelamin
18
terpisah untuk reproduksi yang dilakukan oleh mollusca. Siput karena memiliki
kemampuan untuk mengubah jenis kelamin. Setelah sel telur dibuahi, ia menjadi
larva, yang motil (dapat bergerak aktif) yang disebut larva trokofor. Larva mollusca
paling mendasar adalah trokofor, yang planktonik dan memakan makanan partikel
mengapung dengan menggunakan dua tali dari silia sekitar “ekuator” untuk menyapu
makanan ke dalam mulut, yang menggunakan lebih silia untuk mengusir mereka ke
dalam perut, dengan menggunakan silia lebih lanjut untuk mengusir sisa-sisa yang
tidak tercerna melalui anus. Jaringan baru tumbuh tumbuh pada pita dari mesoderm di
bagian dalam, sehingga seberkas apikal dan anus didorong lebih lanjut saat binatang
itu tumbuh. Akhirnya, larva tenggelam ke dasar laut dan bermetamorfosis menjadi
bentuk dewasa yang disebut larva veliger.
Meroplankton dari Coelenterata atau cnidaria umunya terjadi pada fase larva
yang disebut planula. Filum ini terdiri atas 3 kelas yaitu Hydrozoa, Scypozoa dan
Anthozoa. Namun hanya pada kelas Hydrozoa, dimana Hydra juga termasuk dan
terdiri dari specimen-specimen berupa ubur-ubur kecil dan hidup sebagai plankton
19
(Sachlan, 1982). Termasuk dalam filum Cnidaria yang holoplanktonik ialah ubur-
ubur dari kelas Hydrozoa dan Scypozoa, serta koloni-koloni yang kompleks dan aneh
dikenal dengan nama sifonofora. Ubur-ubur dari kelas Scypozoa merupakan
organisme plankton terbesar dan kadang-kadang terdapat dalam jumlah besar
(Nybakken, 1992). Contoh genus dari filum Cnidaria antara lain : Obelia, Liriope,
Bougaivillia, Diphyes ( Hutabarat dan Evans, 1986).
2.6.2 Mollusca
Moluska terdiri dari klas Gastropoda, Pelecypoda (Bivalvea) dan
Cephalopoda. Di periran air tawar, meroplankton dari Gastropoda dan Bivalvea tidak
begitu berperan penting (Sachlan, 1982). Filum Moluska biasanya terdiri dari hewan-
hewan bentik yang lambat. Namun, terdapat pula bermacam moluscka yang telah
mengalami adaptasi khusus agar dapat hidup sebagai holoplankton. Moluska
planktonik yang telah mengalami modifikasi tertinggi ialah ptepropoda dan
heteropoda. Kedua kelompok ini secara taksonomi dekat dengan siput dan termasuk
kelas Gastropoda. Ada dua tipe pteropoda, yang bercangkang (ordo Thecosomata)
dan yang telanjang (ordo Gymnosomata). Pteropoda bercangkang adalah pemakan
tumbuhan (herbivora), cangkangnya rapuh dan berenang menggunakan kakinya yang
berbentuk sayap. Pteropoda telanjang dapat berenang lebih cepat daripada yang
bercangkang. Heteropoda adalah karnivora berukuran besar dengan tubuh seperti
agar-agar yang tembus cahaya (Nybakken, 1992). Contoh genus dari filum Moluska
antara lain : Creseis, Limacina, Cavolina, Diacria, Squid ( Hutabarat dan Evans,
1986).
Menurut Dunn (1981) peranan anemone laut dalam ekosistem terumbu karang
adalah bahwa mereka saling melengkapi satu sama lainnya. Hal ini berarti bahwa
kelompok kelas Anthozoa ini dapat bersifat persaingan terbatas atau mungkin
membentuk semacam kerja sama. Selanjutnya Dunn (1981) menjelaskan bahwa
perbedaan-perbedaan lingkungan yang sukar diketahui dalam faktor-faktor tersebut,
seperti halnya kekeruhan air, perbedaan suhu, dan terlindung atau tidaknya habitat
dari kelas Anthozoa dapat menggeser keseimbangan dari keuntungan kelompok yang
satu kepada kelompok yang lain. Sedang Allen (1974) mengatakan bahwa anemon
laut menjadi tempat hidup bersama bagi 26 jenis ikan hias Anphiprion termasuk satu
jenis Premas biaculeatus. Beberapa pakar mengatakan bahwa antara kedua jenis
binatang ini terjalin merupakan simbiose yang bersifat mutualistik (Verwey 1930 dan
Dunn 1981).
Di Kepulauan Seribu menurut keterangan dari penduduk setempat bahwa anemon-
anemon ini dapat dimakan baik yang bertentakel panjang maupun yang bertentakel
pendek. Selain dimakan, yang sudah umum dilakukan adalah diambil untuk
keperluan mengisi aquarium laut.
Beberapa jenis hewan anthozoa membentuk terumbu karang yang bisa menahan
gelombang. Spesies coelenterata juga memberikan pemandangan indah di dasar
lautan dengan warna dan bentuk mereka yang unik, sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai objek yang berkaitan dengan pariwisata.
Selain banyak peranan dalam ekosistem, Coelenterata juga mempunyai peranan bagi
kehidupan manusia. Diantaranya adalah pada ubur-ubur (Aurelia aurita) juga
digunakan untuk membuat tepung ubur-ubur yang kemudian tepung ubur-ubur
tersebut diolah menjadi bahan kosmetik. Selain itu, ubur-ubur juga digunakan sebagai
bahan makanan. Di dalam dunia medis struktur jaringan dan kekerasan rangka koral
sering dimanfaatkan untuk cangkok tulang di beberapa rumah sakit.
2.7.2 Mollusca
21
3.2 SARAN
Sebagai mahasiswa khususnya mahasiswa perikanan ditekankan untuk lebih
mengenal lebih dekat tentang Coelenterata & Mollusca agar mampu mengenalinya
dan memanfaatkannya yang bermanfaat bagi diri kita dan orang lain.
19
DAFTAR PUSTAKA
Allen, G. R. 1974. Damselfishes of the south Seas. T.F.H. Publications, Inc. Sydney,
Australia P : 50-62.
Andrianna, (2016). Kelimpahan dan Keanekaragaman Gastropoda di Pantai
Sindangkerta Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. Skripsi Program
Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Pasundan Bandung: Tidak diterbitkan
Barnes RSK, P Calow, PJW Olive. 1993. The Invertebrates. A New Synthesis.
Second Edition. Blackwell Scientific Publications. Cambridge University
Press
Campbell, N. A. & J. B. Reece. (2008). Biologi, Edisi Kedelapan Jilid 3. Terjemahan:
Damaring Tyas Wulandari. Jakarta: Erlangga.
Chapman, A.D. (2009). Numbers of Living Species in Australia and the World, 2nd
edition. Australian Biological Resources Study, Canberra. Retrieved 12
January 2010. ISBN 978-0-642-56860-1 (printed); ISBN 978-0-642-56861-8
(online).
20
Sachlan, M. 1982. Planktonologi. Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas
Diponegoro : Semarang.
Rimper,J.R.T.S.L. 2008. Bioekologi Rotifera dari Perairan Pantai dan Estuari
Sulawesi Utara. Vol. 31, (1): 59-68
21