Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

COELENTERATA & MOLLUSCA


Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Tugas Mata Kuliah Planktonologi
Tahun Akademik 2019-2020

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3/ PERIKANAN A

RIVALDO T. C. TARIGAN 230110170017


MAYAPADA FAJARWATI 230110190002
VIKA NURHABIBAH 230110190003
ALIFIA AJMALA PALSA 230110190015
AGNESTHA AURELLIAN SILVIA H. 230110190016
NAURAH NAZHIFAH ZURAIDA 230110190038
EZEKIEL DANOVIC RAMBING 230110190040

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
JATINANGOR

2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat
dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Planktonologi
dengan judul “Coelenterata & Mollusca” dengan baik dan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk menambah ilmu pengetahuan tentang Coelenterata


& Mollusca bagi pembaca, serta untuk memenuhi tugas mata kuliah Planktonologi.
Dengan disusunnya makalah ini penulis mengharapkan agar pembaca dapat
memahami isi dari makalah ini. Penulis mengucapkan terima kasih, karena
terwujudnya makalah ini tidak terlepas dari bimbingan yang telah diberikan oleh
beberapa pihak.

Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diperlukan untuk
memperbaiki penulisan selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan bagi para pembacanya.

Jatinangor, April 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii

I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
1.4 Manfaat...........................................................................................................3

II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Coelenterata & Mollusca..............................................................3
2.2 Morfologi Coelenterata & Mollusca...............................................................6
2.3 Ciri – Ciri Coelenterata & Mollusca ..............................................................7
2.4 Habitat Coelenterata & Mollusca .................................................................9
2.5 Cara Reproduksi Coelenterata & Mollusca ..................................................11
2.6 Klasifikasi Coelenterata & Mollusca ............................................................13
2.7 Peranan Coelenterata & Mollusca.................................................................17

III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................19
3.2 Saran...............................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Plankton adalah makhluk (tumbuhan atau hewan) yang hidupnya mengapung,
mengambang, atau melayang di dalam air yang kemampuan renangnya sangat
terbatas, hingga selalu terbawa hanyut oleh arus. Istilah plankton diperkenalkan oleh
Victor Hensen tahun 1887, berasal dari bahasa Yunani, yaitu planktos, yang berarti
menghanyut atau mengembara. Menurut Nyabakken (1992), plankton adalah
kelompok-kelompok organisme yang hanyut bebas dalam laut dan daya renangnya
sangat lemah. Kemampuan berenang organisme-organisme planktonik demikian
lemah, sehingga mereka sama sekali dikuasai oleh gerakan air, hal ini berbeda dengan
hewan laut lainnya yang demikian gerakan dan daya renangnyacukup kuat untuk
melawan arus laut.
Zooplankton adalah plankton hewani yang tidak dapat melakukan fotosintesis
atau bersifat konsumtif dan berperan sebagai pakan alami ikan. Zooplankton
sebenarnya termasuk golongan hewan perenang aktif, yang dapat mengadakan
migrasi secara vertikal pada beberapa lapisan perairan, tetapi kekuatan berenang
mereka adalah sangat kecil jika dibandingkan dengan kuatnya gerakan arus itu sendiri
(Hutabarat dan Evans, 1986). Coelenterata dan Mollusca merupakan contoh dari
zooplankton. Masing-masing mempunyai peranan penting di perairan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan dibahas, antara
lain sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Coelenterata & Mollusca?
2. Bagaimana ciri-ciri morfologi dari Coelenterata & Mollusca?
3. Bagaimana reproduksi dari Coelenterata & Mollusca?

1
2

4. Dimana habitat dari Coelenterata & Mollusca?


5. Apa saja peranan dari Coelenterata & Mollusca?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bentuk dan ciri morfologi dari Coelenterata & Mollusca
2. Untuk mengetahui cara reproduksi dari Coelenterata & Mollusca
3. Untuk mengetahui peranan bagi kehidupan dari Coelenterata & Mollusca

1.4 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Dapat menglasifikasikan Coelenterata & Mollusca.
2. Dapat membedakan spesies dari Coelenterata & Mollusca.
3. Menambah ilmu pengetahuan tentang kehidupan Coelenterata & Mollusca.
4. Mengetahui kelebihan dari Coelenterata & Mollusca.
4

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Coelenterata & Mollusca


2.1.1 Coelenterata
Coelenterata merupakan hewan invertebrate yang memiliki rongga dengan bentuk
tubuh seperti tabung dan mulut yang dikelilingi oleh tentakel. Pada saat berenang,
pada mulut Coelenterata menghadap ke dasar laut. Pada tubuh Coelenterata (hewan
berongga) yaitu terdiri atas jaringan luar (eksoderm) dan jaringan dalam (endoderm)
serta sistem otot yang membujur dan menyilang (mesoglea). Dalam istilah
Coelenterata berasal dari bahasa Yunani dari kata Coeles yang berarti rongga dan
interon yang berarti usus. Pemberian hewan berongga sebetulnya tidak tepat karena
Coelenterata adalah hewan yang tidak mempunyai rongga tubuh sebenarnya
(acoelomata), yang tidak dimiliki hanyalah sebuah rongga sentral yang disebut
coelenteron (rongga gastrovaskuler, rongga tempat terjadinya pencernaan dan
pengedaran sari-sari makanan). Fungsi rongga tubuh pada Coelenterata ialah sebagai
alat pencernaan (gastrovaskuler).

Gambar 1. Coelenterate

Coelenterate lebih dikenal dengan sebutan Cnidaria, yang dalam istilah Cnidaria
berasal dari bahasa Yunani dari kanta Cnida yang berarti penyengat karena sesuai
dengan namanya Cnidaria yang memiliki sel penyengat. Sel penyengat terdapat pada
5

tentakel yang ada disekitar mulut. Contoh Coelenterata (Hewan Berongga) ialah
ubur-ubur, hydra dan anemon laut. Filum Coelenterata terdiri atas empat kelas. Tiga
kelas mempunyai knidoblast, dimasukkan ke dalam kelompok Cnidaria (terdiri dari
kelas hydrozoa, scypozoa, dan kelas anthozoa).
2.1.2 Sejarah Coelenterata
Coelenterata adalah istilah yang mencakup dua filum hewan, yang
Ctenophora (ubur-ubur jengger) dan Cnidaria (karang hewan, jeli benar, anemon laut,
pena laut, dan sekutu mereka). Nama berasal dari "koilos" Yunani ("penuh bellied"),
mengacu pada rongga tubuh dua filum ini. Mereka memiliki organisasi jaringan yang
sangat sederhana, dengan hanya dua lapisan sel, simetri eksternal, internal dan radial.
Beberapa contoh adalah karang, anemon laut yang kolonial dan hydra, ubur-ubur
yang soliter. Semua karakteristik coelenterata ada di perairan, sebagian besar di laut.
Tubuh memiliki hypostome pembukaan tunggal dikelilingi oleh tentakel sensorik.
Hewan ini umumnya bereproduksi secara aseksual dengan tunas.
Sejarah Klasifikasi coelenterata tidak lagi diakui sebagai ilmiah yang valid,
sebagai Cnidaria dan Ctenophora ditempatkan di peringkat yang sama di bawah
Metazoa dengan filum hewan lainnya. Meskipun demikian, istilah coelenterate masih
digunakan dalam pengaturan informal untuk mengacu pada Cnidaria dan Ctenophora.
Rumitnya masalah ini adalah karya tahun 1997 Lynn Margulis (merevisi model
sebelumnya oleh Thomas Cavalier-Smith) yang menempatkan Cnidaria dan
Ctenophora sendiri di bawah cabang Radiata dari subregnum Eumetazoa (terakhir ini
mengacu pada semua hewan kecuali spons, Trichoplax) pengelompokan paik
diterima secara universal. Namun, keduanya sering ditemui dalam literatur
taksonomi. Terdapat sekitar 10.000 spesies Coelenterata yang sebagian besar hidup
di laut. Phylum Coelenterata termasuk dalam phylum yang masih primitif. Phylum
coelenterata kebanyakan hidup dilaut, biasanya terdapat diperairan dangkal, dan
melekat pada substrat. Coelenterata pada salah satu kelasnya yaitu hydrozoa yang
jumlahnya kurang lebih 2.700 jenis. Kelas scypozoa yang memiliki jumlah species
yang lebih dikenal dengan nama ubur-ubur, yang hampir seluruhnya hidup dilautan
6

dan kebanyakan menghuni perairan pantai sehingga menimbulkan bahaya bagi


perenang (Oemardjati dan Wardana, 2000).

2.1.3 Mollusca
Mollusca adalah kelompok hewan yang sifatnya tripoblastik slomata dan
invertebrata yang bertubuh lunak dan multiseluler. Istilah Moluska (filum Mollusca,
dari bahasa Latin: molluscus = lunak) merupakan hewan triploblastik selomatayang
bertubuh lunak. Ke dalamnya termasuk semua hewan lunak dengan maupun tanpa
cangkang, seperti berbagai jenis siput, kiton, kerang-kerangan, serta cumi-cumi dan
kerabatnya.. Mollusca termasuk dalam hewan yang lunak baik yang dengan cangkang
ataupun tanpa cangkang. Seperti dari berbagai jenis kerang-kerangan, siput, kiton,
dan cumi-cumi serta kerabatanya. Mollusca merupakan filum yang terbesar kedua
dari kerajaan binatang (Animalia) sesudah filum Arthropoda.

Gambar 2. Mollusca

Pada saat ini, diperkirakan terdapat 75 ribu jenis, dengan ditambah 35 ribu jenis yang
dalam bentuk posil. Molluska hidup di air laut, air tawar, payau, dan darat. Habitat
Mollusca dapat berada di palung benua laut sampai pegunungan yang tinggi, dan
bahkan dapat ditemukan dengan mudah di sekitar rumah kita. Molluska dipelajari
pada cabang zoologi yang disebut dengan malakologi (malacology).
7

2.1.4 Sejarah Mollusca


Molusca dikenal sebagai hewan yang mempunyai tubuh lunak yang telah
dikenal dari waktu yang termuda yang mempunyai bentuk yang beragam. Sistematik
mereka pertama kali dipelajari Aristoteles yang medeskripsikan jenis – jenis yang
beragam dari Cepalophoda dan Gastrophoda, didalam bukunya: History Animalium.
Kemudian Mulosca digunakan oleh Jhonson (1650) untuk memasukan Cepalophoda
Barnacles. Taxonomis besar Lineaus Filum tertua Vermes dibagi kedalam 4 divisi.
Subdivisi Molusca adalah kelompok yang beragam yang termasuk cumi – cumi,
octopus dan molusca yang mempunyai cangkang lunak. Bentuk cangkang yang keras
di masukan kedalam subdivisi Testacea kemudian dibagi kedalam bivalve, univalve
dan multivalve.
Martin Lister (1697) memberikan bentuk deskripsi cangkang pada
beberapa Gastrophoda dan Lamellibrachiata dalam bukunya: Historia Chocholionum,
tetapi kelompok ini telah lama tidak dimengerti. Dasar klasifikasi modern Molusca
kembali kewaktu Cuvier (1795) yang membagi Molusca kedalam: Cepalophoda,
Gastrophoda, Pterophoda dan Acephala. Disamping Acephala juga dimasukan
Tunicata, Branchiophoda dan Cirripedia. Antara Cuvier dan Lamark
memperkenalkan Scapophoda sebagai Anellida. Bivalve disebut juga
Lamellibrachiata oleh Blainville (1816) dan Pelecyphoda oleh Godfuss (1821) yang
telah dikenal sekarang ini. Cirripedia dipindahkan dari Molusca setelah J. Vanghan
Thompson (1830) dan Burmeister (1834) mempelajari perkembangan metemorfosis
mereka bahwa merak adalah modofikasi Crustaceae. Tunicata dimasukan kedalam
Vertebrata oleh Kowalevsky (1866) pada kelompok yang sama. Branchiphoda
digabung dengan Polyzoa dibawah nama Molucscoidea oleh Milne Edward.
Kelas Scapophoda telah diperkenalkan oleh Bronn (1862) untuk
dentalium, yang mana sebelumnya ditempatkan dibawah kelas Amphineura oleh Von
Ihering (1877) termasuk Chiton dan Sepengel (1881) kemudian Molusca akhirnya
didirikan sebagai basis oleh Lanskester (1883). Pada edisi ke Sembilan dari
Enciclopedi Britannia, klasifikasi Molusca langsung dibagi kedalam 5 kelas yaitu:
8

Amphinuera, Gastrophoda, Scapophoda, Lamellibrachiata dan Chepalophoda oleh


Palseneer (1892) yang merupakan standar yang disimpulkan oleh Lamere (1936) dari
sejarah Molusca yang lengkap dari Simroth (1892 – 1894). Distribusi Molusca sangat
luas antara waktu dari ruang yang kaya dengan fosil sejak waktu Cambrian. Meraka
dijumpai di tanah, air tawar dan laut. Molusca ini terdapat pada garis pantai kecuali
pada daerah ekstrim yang dingin. Pada daerah tropic kelimpahan Molusca sangat
banyak dengan bentuk kualitas yang cantik.

2.2 Morfologi Coelenterata & Mollusca


2.2.1 Coelenterata
Secara umum, Coelenterata mempunyai dua bentuk morfologi yaitu bentuk
polip/ bentuk hydroid yang diadaptasikan pada kehidupan sedentari (menetap) dan
bentuk medusa/bentuk ubur-ubur yang diadaptasikan pada kehidupan bebas
Polip:
Tubuhnya berbentuk tabung dengan mulut di satu ujung yang dikelilingi
tentakel, bagian aboral (dasar) melekat pada substrat dengan pedal disk (cakram
pedal), hidup sendiri atau koloni (yang koloni kadang terdiri lebih dari satu jenis
individu yang masing-masing mempunyai fungsi khusus misalnya untuk reproduksi,
mencari makan dan pertahanan, lapisan mesoglea tipis.

tentakel
mulut

Rongga
gastrovaskuler
epidermis
Mesoglea
gastrodermis
Gambar 3. Bentuk polip
9

Medusa:
Tubuhnya berbentuk lonceng atau payung, mulut terpusat pada bagian konkav
(cekung), bagian yang cembung menghadap ke atas dan yang cekung ke bawah,
tentakel memanjang dari pinggiran payung, selalu hidup bebas, lapisan mesoglea
tebal.
Walaupun bentuk polip dan medusa sangat berbeda tetapi masing-masing mempunyai
tubuh seperti kantung yang merupakan dasar dari phylum Cnidaria.
Rongga gastrovaskuler

epidermis
mesoglea
gastrodermi
tentakel
Gambar 4. Bentuk medusa
Tentakel berfungsi untuk :
 untuk menangkap mangsa
 untuk pergerakan
 untuk pertahanan
Nematocytes
Terdapat sekitar 20 nematocyts yang sudah ketahui dari Cnidaria yang sangat
penting dalam determinasi. Nematocyts merupakan kapsul kecil yang tersusun atas
materi yang menyerupai kitin dan mengandung filamen yang memanjang dari ujung
kapsul. Bagian ujung kapsul ditutupi oleh operkulum. Nematocyts keluar dari sel
yang mensekresikannya yaitu cnidocyt.
Fungsinya :
 untuk berpegangan
 untuk pelindung
 untuk menangkap mangsa
10

Gambar 5. Nematocytes
2.2.2 Mollusca

Mollusca adalah hewan bertulang lunak, namun sebagian besar


menyekresikan cangkang pelindung keras yang terbuat dari kalsium
karbonat. Kebanyakan Mollusca hidup di laut, walaupun beberapa spesies
mendiami perairan tawar, dan beberapa siput dan siput telanjang hidup di
daratan. Siput tenjang, cumi-cumi dan gurita memiliki cangkang internal
yang tereduksi atau telah kehilangan seluruh cangkangnya selama evolusi.
Ada beberapa kelas yang terdapat pada filum Mollusca di antaranya
Gastropoda, Bivalvia, Polyplacophora, dan Cephalopoda (Campbell, 2008).
a) Polyplacophora

Kiton memiliki tubuh yang berbentuk oval dan cangkangnya yang


terbagi menjadi delapan lempengan dorsal. Akan tetapi tubuh kiton itu
sendiri tidak beruas-ruas. Anda dapat menemukan hewan laut ini melekat
pada bebatuan di sepanjang pesisir selama pasang surut. Kaki kiton berperan
sebagai alat penghisap yang sangat kuat. Kiton juga dapat menggunakan
kakinya untuk merayap perlahan di permukaan batu (Campbell, 2008).

Chiton merayap perlahan di dasar laut, pada batu-batuan yang lunak.


Bagian dorsal tubuhnya terdiri dari keeping-keping kapur. Sendi antar
keeping-keping kapur dapat dibengkokan sedemikian rupa sehingga
tubuhnya dapat dibengkokan seperti bola (Rusyana, 2010).
11

Gambar 6. Morfologi Chiton


(Sumber: Rusyana, 2010)
1) Morfologi Gastropoda

Gambar 7. Morfologi Gastropoda


(Sumber : Andriana, 2016)
Morfologi Gastropoda terwujud dalam cangkangnya yang
digunakan untuk melindungi diri dari ancaman bahaya. Umumnya
cangkang yang melingkar-lingkar itu memilin ke kanan searah putaran
jarum jam bila dilihat dari ujungnya yang runcing, namun ada pula
yang memilin ke kiri. Pertumbuhan cangkang yang melilin bagai spiral
disebabkan karena pengendapan bahan cangkang di sebelah luar
berlangsung lebih cepat dari yang sebelah dalam (Nontji, 1987).
Cangkang Gastropoda terdiri atas tiga lapisan, yaitu periostrakum,
12

prismatik, dan nakreus. Periostrakum merupakan lapisan terluar dan


tipis, prismatik merupakan lapisan tengah, tebal, dan mengandung zat
kapur, sedangkan nakreus merupakan lapisan terdalam dan tipis dan
warna cangkang Gastropoda berasal dari lapisan periostrakum
(Barnes, 1994 dalam Andrianna, 2016 ). Struktur umum cangkang
Gastropoda terdiri atas: Apex (puncak atau ujung cangkang), Aperture:
(lubang tempat keluar masuknya kepala dan kaki),Operculum (penutup
cangkang), sebelum (body whorl), Suture (garis yang terbentuk oleh
perlekatan antar spire), Umbilicus (lubang yang terdapat di ujung
kolumela (pusat putaran cangkang).

2) Morfologi Bivalvia

Cagkok terdiri atas dua bagian, kedua cangkok tersebut


disatukan oleh satu sendi elastis yang disebut hinge (terletak
dipermukaan dorsal). Bagian dari cangkok yang membesar atau
menggelembung dekat sendi disebut umbo (bagian

cangkok yang umurnya paling tua). Disekitar umbo terdapat garis


konsentris yang menunjukan garis interval pertumbuhan. Sel epitel
bagian luar dari mantel menghasilkan zat pembentuk cangkok
(Rusyana, 2010).
13

Gambar 8. Morfologi Bivalvia


(Sumber: Rusyana, 2010)

2.3 Ciri Umum & Ciri Khusus Coelenterata & Mollusca


2.3.1 Coelenterata
Ciri Umum :
1. Multiseluler, dan radial simetris (memotong bidang melalui pusat
menciptakan segmen identik, mereka memiliki bagian atas dan bawah tapi
tidak ada sisi) 
2. Merupakan hewan invertebrata. 

3. Memiliki bentuk seperti tabung

4. Dikelilingi tentakel di sekitar mulut

5. Lapisan tubuh coelenterata terdri dari jaringan luar (eksoderm), jaringan


dalam (endoderm), serta sistem otot yang membujur dan menyilang
(mesoglea)

6. Hidup di air tawar, air laut, estuaria secara solider (melekat pada dasar
perairan) dan berkoloni. 
14

7. Beberapa dari anemon bersifat karnivora dengan memangsa ikan yang berada
di atasnya yang mendekati tentakel dari coelenterata.

8. Nama lain dari coelenterata adalah Cnidaria.

9. Tidak memiliki organ atau sistem organ

10. Tidak memiliki otak, namun hanya impuls saraf yang berjalan melalui tubuh
mereka dan dapat mendeteki sinyal di lingkungannya. 

11. Sistem pencernaan coelenterata : di eksoderm terdapat tentakel berbentuk


gelembung disebut Hipnotoxin yang memiliki kait-kait dari benang. Jika
menangkap mangsa, tentakel menarik makanan ke arah mulut dan
mendorongnya ke dalam rongga tubuh. Makanan dicerna oleh enzim yang
akan beredar ke seluruh rongga tubuh dan kemudian diserap oleh endoderm.
Sistem pencernaan coelenterata disebut dengan Gastrovaskuler. 
12. Sistem pernapasan adalah sistem saraf difus (baur). 
13. Coelenterata memiliki alat gerak yang berupa tentakel 
14. Larva dari Coelenterata memiliki cilia dan bergerak bebas, pada stadia
dewasa mungkin hidup sebagai polyp yang melekat pada suatu substrat atau
sebagai suatu medusa yang berenang bebas. Perubahan bentuk ini adalah
spesifik pada siklus hidup dari hydrozoa, seperti pada Obelia di laut dan
estuaria serta pada Craspedacusta di perairan tawar
15. Terdiri dari klas Anthozoa, Scyphozoa dan Hydrozoa

Ciri Khusus :
1. Memiliki knidoblast, yaitu sel eksoderm yang berisi racun yang berduri
disebut dengan nematocyt. berfungsi untuk mengeluarkan filamen yang dapat
menjerat menembus mangsa atau melindungi binatang itu sendiri
2. Memiliki sel penyengat (nematosis).
15

2.3.2 Mollusca
Ciri Umum & Ciri Khusus :
1. Mollusca merupakan hewan multiseluler dan tidak mempunyai tulang
belakang.
2. Mollusca merupakan hewan tripoblastik selomata, yaitu mesoderm dipisahkan
oleh rongga tubuh yang terbentuk menjadi dua lapisan, yaitu lapisan dalam
dan lapisan luar.
3. Mollusca tubuhnya simetris bilateral yaitu, hewan yang tubuhnya tersusun
bersebelahan dengan bagian lainnya. Jika diambil garis memotong lewat
mulut dan anus hewan simetri bilateral akan didapatkan bagian yang sama
antara sisi kiri dan kanan.
4. Mollusca mempunyai tubuh yang lunak dan tidak beruas-ruas.
5. Mollusca Berkembang biak secara seksual.
6. Habitatnya di air, dan di darat. Contoh Mollusca yang hidup di laut adalah
cumi-cumi atau gurita, sednagkan mollusca yng hidup di darat adalah siput
atau bekicot
7. Termasuk organisme heterotrof (tidak bisa membuat makanan sendiri).
8. Mollusca memilki ukuran tubuh yang bervaiasi. Ada yang pipih, bulat,
memanjang, dan lain-lain
9. Mollusca memiliki sistem syaraf berupa cincin syaraf
10. Mollusca memiliki organ ekskresi berupa nefridia, yaitu organ ekskresi yang
berperan seperti ginjal. nefridia membuang sisa metabolisme berbentuk cair.
11. Hampir semua mollusca memiliki radula (lidah bergigi) yang melengkung ke
belakang.
12. Mollusca merupakan hewan hermafrodit yaitu mempunyai 2 kelamin (jantan
dan betina) dalam satu tubuh. Kelamin tersebut terletak terpisah.
13. Mollusca memilki sistem peredaran darah terbuka. Sistem peredaran
darahnya terdiri dari jantung dan pembuluh darah, jantung terdiri dari satu
atau dua atrium dan satu ventrikel.
16

14. Mollusca memilki sistem respirasi berbeda-beda, Mollusca yang hidup di air
insang, sedangkan yang hidup di darat melalui paru-paru namun juga dapat
terjadi melalui pertukaran udara dengan menggunakan terdapat di mantel,
sistem ini berfungsi mirip dengan paru-paru.
15. Tubuhnya terdiri dari kaki, masaa viseral, dan mantel.

2.4 Habitat Coelenterata & Mollusca


2.4.1 Habitat Coelenterata
Coelenterata meripakan zooplankton yang hidup bebas secara heterotrof
dengan memangsa plankton dan hewan kecil di air. Mangsa menempel pada knodosit
dan ditangkap oleh tentakel untuk dimasukkan kedalam mulut. Habitat Coelenterata
seluruhnya hidup di air, baik di laut maupun di air tawar. Sebagaian besar
coelenterata hidup dilaut secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat pada
bebatuan atau benda lain di dasar perairan dan tidak dapat berpindah untuk bentuk
polip, sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air.

2.4.2 Habitat Mollusca


Mollusca merupakan zooplankton yang bersifat kosmopolit, artinya ditemukan di
mana-mana, di darat, payau, di laut, di airtawar mulai dari daerah tropis hingga
daerah kutub. Dari palung benua di laut sampaipegunungan yang tinggi, bahkan
mudah saja ditemukan di sekitar rumah kita.Hal ini menunjukkan kemampuan
adaptasi Mollusca terhadap lingkungan sangat tinggi. Namun pada umumnya
moluska hidup di laut.

2.5 Cara Reproduksi Coelenterata & Mollusca


2.5.1 Coelenterata
Ada dua cara perkembangbiakan coelenterata, yaitu aseksual (begetatif) dan seksual
(generatif).
1. Aseksual (Vegatatif)
17

Proses perekembangbiakan aseksual pada coelenterata dilakukan dengan


membentuk kuncup di bagian kaki pada fase polip. Kuncup tersebut makin lama
makin membesar yang kemudian membentuk tentakel. Kuncup tumbuh disekitar kaki
sampai besar hingga induknya membuat kuncup baru. Semakin banyak lalu menjadi
koloni.
2. Seksual (Generatif)
Proses perkembangbiakan seksual pada coelenterata dilakukan dengan peleburan
sel sperma dengan sel ovum (telur) yang terjadi pada fase medusa. Letak testis di
dekat tentakel sedangkan ovarium dekat kaki. Sperma masak dikeluarkan lalu
berenang hingga menuju ovum. Ovum yang dibuahi akan membentuk zigot. Mula-
mula zigot tumbuh di ovarium hingga menjadi larva. Larva bersilia disebut Planula.
Planula berenang meninggalkan induk dan membentuk polip di dasar perairan.

Gambar 9. Reproduksi Coelenterata

2.5.2 Mollusca
Organ reproduksi pada mollusca terletak di massa viseral. Bentuk reproduksi
mollusca yaitu generatif sederhana dan sangat kompleks. Telur terjadi pembuahan
eksternal (kecuali sebagian dari kelas Cephalopoda) terkadang pada masa pemijahan
(telur dan sperma dalam jumlah besar dilepaskan ke air pada waktu yang sama).
Protostomia yaitu mengalami pembelahan spiral dan memerlukan jenis kelamin
18

terpisah untuk reproduksi yang dilakukan oleh mollusca. Siput karena memiliki
kemampuan untuk mengubah jenis kelamin. Setelah sel telur dibuahi, ia menjadi
larva, yang motil (dapat bergerak aktif) yang disebut larva trokofor. Larva mollusca
paling mendasar adalah trokofor, yang planktonik dan memakan makanan partikel
mengapung dengan menggunakan dua tali dari silia sekitar “ekuator” untuk menyapu
makanan ke dalam mulut, yang menggunakan lebih silia untuk mengusir mereka ke
dalam perut, dengan menggunakan silia lebih lanjut untuk mengusir sisa-sisa yang
tidak tercerna melalui anus. Jaringan baru tumbuh tumbuh pada pita dari mesoderm di
bagian dalam, sehingga seberkas apikal dan anus didorong lebih lanjut saat binatang
itu tumbuh. Akhirnya, larva tenggelam ke dasar laut dan bermetamorfosis menjadi
bentuk dewasa yang disebut larva veliger.

Gambar 1. Reproduksi Mollusca

2.6 Klasifikasi Coelenterata & Mollusca


2.6.1 Coelenterata

Meroplankton dari Coelenterata atau cnidaria umunya terjadi pada fase larva
yang disebut planula. Filum ini terdiri atas 3 kelas yaitu Hydrozoa, Scypozoa dan
Anthozoa. Namun hanya pada kelas Hydrozoa, dimana Hydra juga termasuk dan
terdiri dari specimen-specimen berupa ubur-ubur kecil dan hidup sebagai plankton
19

(Sachlan, 1982). Termasuk dalam filum Cnidaria yang holoplanktonik ialah ubur-
ubur dari kelas Hydrozoa dan Scypozoa, serta koloni-koloni yang kompleks dan aneh
dikenal dengan nama sifonofora. Ubur-ubur dari kelas Scypozoa merupakan
organisme plankton terbesar dan kadang-kadang terdapat dalam jumlah besar
(Nybakken, 1992). Contoh genus dari filum Cnidaria antara lain : Obelia, Liriope,
Bougaivillia, Diphyes ( Hutabarat dan Evans, 1986).

2.6.2 Mollusca
Moluska terdiri dari klas Gastropoda, Pelecypoda (Bivalvea) dan
Cephalopoda. Di periran air tawar, meroplankton dari Gastropoda dan Bivalvea tidak
begitu berperan penting (Sachlan, 1982). Filum Moluska biasanya terdiri dari hewan-
hewan bentik yang lambat. Namun, terdapat pula bermacam moluscka yang telah
mengalami adaptasi khusus agar dapat hidup sebagai holoplankton. Moluska
planktonik yang telah mengalami modifikasi tertinggi ialah ptepropoda dan
heteropoda. Kedua kelompok ini secara taksonomi dekat dengan siput dan termasuk
kelas Gastropoda. Ada dua tipe pteropoda, yang bercangkang (ordo Thecosomata)
dan yang telanjang (ordo Gymnosomata). Pteropoda bercangkang adalah pemakan
tumbuhan (herbivora), cangkangnya rapuh dan berenang menggunakan kakinya yang
berbentuk sayap. Pteropoda telanjang dapat berenang lebih cepat daripada yang
bercangkang. Heteropoda adalah karnivora berukuran besar dengan tubuh seperti
agar-agar yang tembus cahaya (Nybakken, 1992). Contoh genus dari filum Moluska
antara lain : Creseis, Limacina, Cavolina, Diacria, Squid ( Hutabarat dan Evans,
1986).

2.7 Peranan Coelenterata & Mollusca


2.7.1 Coelenterata
20

Menurut Dunn (1981) peranan anemone laut dalam ekosistem terumbu karang
adalah bahwa mereka saling melengkapi satu sama lainnya. Hal ini berarti bahwa
kelompok kelas Anthozoa ini dapat bersifat persaingan terbatas atau mungkin
membentuk semacam kerja sama. Selanjutnya Dunn (1981) menjelaskan bahwa
perbedaan-perbedaan lingkungan yang sukar diketahui dalam faktor-faktor tersebut,
seperti halnya kekeruhan air, perbedaan suhu, dan terlindung atau tidaknya habitat
dari kelas Anthozoa dapat menggeser keseimbangan dari keuntungan kelompok yang
satu kepada kelompok yang lain. Sedang Allen (1974) mengatakan bahwa anemon
laut menjadi tempat hidup bersama bagi 26 jenis ikan hias Anphiprion termasuk satu
jenis Premas biaculeatus. Beberapa pakar mengatakan bahwa antara kedua jenis
binatang ini terjalin merupakan simbiose yang bersifat mutualistik (Verwey 1930 dan
Dunn 1981).
Di Kepulauan Seribu menurut keterangan dari penduduk setempat bahwa anemon-
anemon ini dapat dimakan baik yang bertentakel panjang maupun yang bertentakel
pendek. Selain dimakan, yang sudah umum dilakukan adalah diambil untuk
keperluan mengisi aquarium laut.
Beberapa jenis hewan anthozoa membentuk terumbu karang yang bisa menahan
gelombang. Spesies coelenterata juga memberikan pemandangan indah di dasar
lautan dengan warna dan bentuk mereka yang unik, sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai objek yang berkaitan dengan pariwisata.
Selain banyak peranan dalam ekosistem, Coelenterata juga mempunyai peranan bagi
kehidupan manusia. Diantaranya adalah pada ubur-ubur (Aurelia aurita) juga
digunakan untuk membuat tepung ubur-ubur yang kemudian tepung ubur-ubur
tersebut diolah menjadi bahan kosmetik. Selain itu, ubur-ubur juga digunakan sebagai
bahan makanan. Di dalam dunia medis struktur jaringan dan kekerasan rangka koral
sering dimanfaatkan untuk cangkok tulang di beberapa rumah sakit.

2.7.2 Mollusca
21

Mollusca merupakan organisme hidup yang peka terhadap perubahan kualitas


air tempat hidupnya sehingga hal ini dapat juga menentukan kepadatan dan
keragaman populasi dari kelas tersebut (Odum 1993). Penggunaan Keragaman
mollusca (gastropoda dan bivalvia) sebagai bioindikator kualitas perairan telah
dilakukan di kawasan pesisir Pulau Tunda Banten, hasilnya menunjukan kualitas
perairan pesisir Pulau Tunda tercemar sangat ringan dengan kriteria indeks
keanekaragaman yang tinggi (Indria et al. 2017).
Mollusca yang diantaranya adalah Gastropoda dan Bivalvia merupakan salah
satu filum dari makrozoobentos yang dapat dijadikan sebagai bioindikator pada
ekosistem perairan, selain berperan di dalam siklus rantai makanan, jenis mollusca
ada juga yang mempunyai nilai ekonomi penting, seperti berbagai jenis
kerangkerangan dan berbagai jenis keong. Mollusca memiliki kemampuan
beradaptasi yang cukup tinggi pada berbagai habitat, dan dapat mengakumulasi
logam berat tanpa mengalami kematian dan berperan sebagai indikator lingkungan.
Mollusca memiliki manfaat bagi manusia yang diantaranya sebagai sumber protein,
bahan industri, bahan pakan ternak, dan digunakan sebagai perhiasan serta bahan
pupuk serta digunakan untuk obat-obatan (Wahyuni dkk. 2016).
Mollusca memiliki peranan yang sangat penting bagi lingkungan, Mollusca
bagi manusia merupakan sumber makanan bergizi, sebagai obat-obatan, sebagai
bahan dasar industri contohnya seperti pada cangkang Gastropoda dan Bivalvia yang
dapat digunakan sebagai kancing baju dan pernak-pernik lainnya (Triwiyanto dkk.
2015).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Plankton adalah makhluk (tumbuhan atau hewan) yang hidupnya
mengapung,mengambang, atau melayang di dalam air yang kemampuan renangnya
sangat terbatas, hingga selalu terbawa hanyut oleh arus.Istilah plankton diperkenalkan
oleh VictorHensen tahun 1887, berasal dari bahasa Yunani, yaitu planktos, yang
berarti menghanyut atau mengembara. Menurut Nyabakken (1992), plankton adalah
kelompok-kelompok organisme yanghanyut bebas dalam laut dan daya renangnya
sangat lemah. Kemampuan berenang organisme-organisme planktonik demikian
lemah, sehingga mereka sama sekali dikuasai oleh gerakanair, hal ini berbeda dengan
hewan laut lainnya yang demikian gerakan dan daya renangnyacukup kuat untuk
melawan arus laut.
Zooplankton adalah plankton hewani yang tidak dapat melakukan fotosintesis
atau bersifat konsumtif dan berperan sebagai pakan alami ikan. Zooplankton
sebenarnya termasuk golongan hewan perenang aktif, yang dapat mengadakan
migrasi secara vertikal pada beberapa lapisan perairan, tetapi kekuatan berenang
mereka adalah sangat kecil jika dibandingkan dengan kuatnya gerakan arus itu sendiri
(Hutabarat dan Evans, 1986). Coelenterata dan Mollusca merupakan contoh dari
zooplankton. Masing-masing mempunyai peranan penting di perairan.

3.2 SARAN
Sebagai mahasiswa khususnya mahasiswa perikanan ditekankan untuk lebih
mengenal lebih dekat tentang Coelenterata & Mollusca agar mampu mengenalinya
dan memanfaatkannya yang bermanfaat bagi diri kita dan orang lain.

19
DAFTAR PUSTAKA

Aliah, R. S. et al. 2010. Pemanfataan Copepoda Oithona sp Sebagai Pakan Hidup


Larva Ikan Kerapu. Jakarta: Pusat Teknologi Produksi Pertanian– BPPT

Allen, G. R. 1974. Damselfishes of the south Seas. T.F.H. Publications, Inc. Sydney,
Australia P : 50-62.
Andrianna, (2016). Kelimpahan dan Keanekaragaman Gastropoda di Pantai
Sindangkerta Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. Skripsi Program
Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Pasundan Bandung: Tidak diterbitkan
Barnes RSK, P Calow, PJW Olive. 1993. The Invertebrates. A New Synthesis.
Second Edition. Blackwell Scientific Publications. Cambridge University
Press
Campbell, N. A. & J. B. Reece. (2008). Biologi, Edisi Kedelapan Jilid 3. Terjemahan:
Damaring Tyas Wulandari. Jakarta: Erlangga.
Chapman, A.D. (2009). Numbers of Living Species in Australia and the World, 2nd
edition. Australian Biological Resources Study, Canberra. Retrieved 12
January 2010. ISBN 978-0-642-56860-1 (printed); ISBN 978-0-642-56861-8
(online).

Dunn, D. F. 1981. The Clownflsh Sea Anemon Sticchodactyliidae Coelenterata :


Actiniaria) and other sea Anemones symbiotic with pomacentrid Fishes. The
American Philosophical Society, 71 (1) : 113 pp.
Hamdani. 2013. Studi Percobaan Pembiakan Zooplankton Jenis Cladocera
(Macrothrix sp) Secara Eksitu. Jurnal Ilmu Perikanan Tropis 18 (2): 1-7
Little, L., Fowler, H.W., Coulson, J., and Onions, C.T., ed. (1964). "Malacology".
Shorter Oxford English Dictionary. Oxford University press.
Nontji, A. (1987). Laut Nusantara. Jakarta: Djambatan
Oemarjati, Boen S., Wisnu Wardhana. Taksonomi avertebrata. 1990. Jakarta: FKUI.
h. 112.

20
Sachlan, M. 1982. Planktonologi. Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas
Diponegoro : Semarang.
Rimper,J.R.T.S.L. 2008. Bioekologi Rotifera dari Perairan Pantai dan Estuari
Sulawesi Utara. Vol. 31, (1): 59-68

Rusyana, Adun. (2011). Zoologi Invertebrata. Bandung: Alfabeta.

21

Anda mungkin juga menyukai