BIOLOGI KELAUTAN
OLEH
KELOMPOK 1
1. Adal 2018.01.04.001
2. Elisabeth Bela 2018.01.04.007
3. Helen Tresiana M. Mau 2018.01.04.009
4. Natalia Erista 2018.01.04.015
2021
1
KATA PENGANTAR
Kelompok I
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
I.1. Latar Belakang........................................................................................... 1
I.2. Rumusan Masalah...................................................................................... 2
I.3. Tujuan Penulisan........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
II.1. Pengertian Nekton..................................................................................... 3
II.2. Komposisi Nekton..................................................................................... 4
II.3. Klasifikasi Nekton..................................................................................... 4
II.4. Peranan Nekton Di LAut........................................................................... 6
II.5. Interaksi Nekton Dengan Lingkungannya................................................ 6
BAB III PENUTUP......................................................................................... 11
III.1. Kesimpulan.............................................................................................. 11
III.2. Saran........................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 12
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
II.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian nekton ?
2. Apa saja yang menjadi karakteristik nekton ?
3. Bagaimana komposisi nekton ?
4. Apa klasifikasi nekton ?
5. Apa peranan nekton di laut ?
6. Bagaimana interaksi nekton dengan lingkungannya ?
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
II.2. Komposisi Nekton
Organisme nekton terdiri dari berbagai jenis ikan, yang hidup tersebar dari
epipelagik sampai pada zona dekat dasar laut, dengan demikian kelompok ikan
merupakan yang terbesar jumlahnya seperti ikan hiu, ikan tuna, lemuru, ikan
terbang dll (Nybakken., 1992).
Kelompok kedua terbesar adalah mamalia laut termasuk diantaranya
anjing laut, singa laut, paus, duyung. Kelompok ketiga terbesar adalah reptil,
hampir semua yang mendominasi merupakan penyu, ular laut, penyu laut
menggunakan sebagian waktu untuk menuju pantai dan mendarat didaratan pasir
untuk bertelur, telur-telurnya kemudian disimpan dalam timbunan pasir yang
sebelumnya telah digali, sedangkan buaya yang terdapat di perairan Indo-Pasifik
dan Iguana hanya terdapat di perairan kepulauan Galapagos (Nybakken., 1992).
Secara teknis burung laut tidak dimasukkan dalam grup organisme nekton,
karena mereka hanya terbang diatas samudra dan tidak menembusnya, tetapi
mereka juga mempunyai peranan ekonomi dalam kelompok tersebut, seperti
Cormorant dan burung laut lainnya, menyelam dan mencari makan sampai
menghabiskan banyak waktunya sebagai perenang. Grup Molluska terdapat dua
jenis yang bersifat nekton adalah gurita Octopus dan golongan cumi-cumi
(Magdalena,dkk., 2014).
7
Nekton seperti ikan yang berkelompok dapat diklasifikasikan dalam dua
golongan yaitu sebagai berikut (Darmadi., 2013) :
1. Golongan Holoepipelagik
Holoepipelagik adalah golongan ikan yang menghabiskan seluruh
waktunya di daerah epipelagik. Kelompok ikan ini mencakup ikan-ikan hiu
tertentu, kebanyakan ikan terbang, tuna, ikan lemuru, ikan dayung, dan lain-lain.
2. Golongan Meroepilagik
Meroepipelagik adalah golongan ikan yang menghabiskan sebagian waktu
hidupnya di daerah epipelagik. Meropelagik dapat dibagi lagi berdasarkan pola
hidup masing-masing organisme, diantaranya :
a. Kelompok Organisme yang menghabiskan sebagian waktu hidupnya di
daerah epipelagik, kelompok ini beragam dan mencakup ikan yang
menghabiskan masa dewasanya di epipelagik tetapi memijah di daerah
pantai. Contohnya : haring, geger lintang jinak, dolpin, kacang-kacang.
b. Kelompok Organisme yang hanya memasuki daerah epipelagik pada
waktu-waktu tertentu, seperti ikan perairan-dalam semacam ikan lentera
yang bermigrasi ke permukaan pada malam hari untuk mencari makan.
c. Kelompok Organisme yang menghabiskan awal daur hidupnya di
epipelagik, tetapi masa dewasanya di daerah lain. Contohnya : juvenile.
8
II.4. Peranan Nekton Dilaut
Organisme nekton dilaut menduduki posisi dalam rantai makanan yang
cukup penting, dengan jumlah individu dan komposisi jenis yang sangat banyak
menyebabkan nekton berperanan penting dalam ekonomi dan ekologi samudra.
Sebagai jembatan penghubung antara kelompok herbivora dan kelompok tropik
selanjutnya, nekton berada pada posisi yang strategis dalam rantai makanan
(Nybakken., 1992).
Sifat khas rantai makanan mempunyai pengaruh yang penting dalam
menentukan jumlah produksi ikan di beberapa wilayah. Sebagai contoh secara
ekonomis produksi ikan dibeberapa wilayah dimana terjadi proses upwelling
menunjukkan hasil yang melimpah jika dibandingkan dengan bagian lautan yang
lain. Hal ini disebabkan karena hasil produksi primer yang tinggi oleh banyaknya
fitoplankton, didaerah upwelling ini terjadi perpindahan bahan yang cepat dari
satu level tropik ke level tropik berikutnya (Magdalena,dkk., 2014).
Pada wilayah dimana terjadi upwelling, komposisi kelompok tropik dalam
rantai makanan umumnya sedikit sehingga jarak antara fitoplankton dengan ikan
hanya dua atau tiga tropik level, sehingga makin pendek rantai makanan akan
menghasilkan produksi ikan yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena mereka
dapat menghindari kehilangan bahan-bahan organik yang seharusnya dapat
digunakan untuk kelompok tropik yang ada, akibatnya makin besar jumlah bahan
yang dihasilkan dari produksi fitoplankton menjadi terikat dalam tubuh kelompok
tropik selanjutnya yakni ikan (Magdalena,dkk., 2014).
9
Cahaya yang jatuh ke permukaan perairan sebagian dipantulkan dan
sebagian lagi diteruskan, cahaya yang diteruskan terdiri dari dua yaitu diabsorbsi
(diserap) dan didispersikan (disebarkan), yang didispersikan kemudian disebut
kecerahan air, hal ini terkait dengan ketersediaan cukup cahaya untuk kegiatan
fotosintesis fitoplankton, sementara cahaya yang diserap akan menyebabkan
meningkatnya suhu air. Adanya perbedaan suhu antara lapisan air yang satu
dengan lapisan air lainnya bisa menimbulkan upwelling, selain itu meningkatnya
suhu (faktor fisik) air menyebabkan proses penguapan meningkat yang akhirnya
meningkatkan pula salinitas (faktor kimia), tetapi justru viskositas dan berat jenis
(aspek fisik) menurun, implikasi lingkungannya yaitu berdampak pada
kemampuan mengapung organisme khususnya nekton (Magdalena,dkk., 2014).
Untuk tetap eksis, nekton memiliki kemampuan untuk mengatasi pengaruh
itu, yakni dengan sistem penggantian senyawa berat kesenyawa ringan,
menambah bagian tubuh seperti sirip, duri, dll untuk tetap mengapung, selain itu
ada pula yang memiliki gelembung renang yang berisi udara sehingga
menyebabkan nekton dapat mengapung dengan baik (Nybakken., 1992).
Mamalia laut umunya telah memiliki sistem repon terhadap lingkungan,
mengatasi masalah respirasi, mereka akan muncul dalam periode tertentu
kepermukaan air untuk menghisap oksigen, selain itu respon lainnya yaitu
mengatasi kehilangan suhu yang drastis juga dapat diatasi dengan adanya formasi
sistem peredaran darah dimana pembuluh arteri dikelilingi oleh pembuluh vena
(Nybakken., 1992).
Dari segi faktor biologi seperti adanya predator atau pemangsa dari
kelompok nekton berukuran besar, nekton laut telah memiliki kemampuan untuk
itu yakni dengan kecepatan renang yang ditingkatkan, seperti pada ikan tumna,
ikan hiu yang terkenal sebagai perenang cepat, selain itu dapat memiliki bentuk
tubuh yang unik sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan bayangan bila
berada di atas pemangsanya (Nybakken., 1992).
Dengan gerakan cepat cumi-cumi (loligo) dapat menyerang predatornya
dengan semprotan tinta, sehingga predator kelabakan dan tidak dapat melihat
mangsanya, kesempatan inilah digunakan oleh cumi untuk berlindung atau berlalu
meninggalkan pemangsanya, selain itu hewan ini juga mengatasi keadaan atanpa
10
cahaya dilaut dengan formasi serta sedemikian rupa sehingga satu mata dapat
menyerap cahaya lalu mata yang lain diarahkan untuk melihat dikegelapan
(Magdalena,dkk., 2014).
Pergerakan nekton yang paling spektakuler adalah migrasi horizontal yang
dilakukan secara besar-besaran, dari satu trempat ke tempat lain yang jauh,
bahkan antar samudra. Aktivitas migrasi ini mereka lakukan untuk tiga alasan
(Magdalena,dkk., 2014) yaitu sebagai berikut :
1. Nekton membutuhkan makan yang memadai untuk kelanjutan
hidupnya, sihingga bila di tempat asalnya tidak atau kjurang terdapat
makanan, maka mereka melakukan migrasi.
2. Tempat perlindungan dengan kata lain nekton butuh keamanan untuk
kehidupannya, keamanan ini diartikan jauh atau terhindar dari
predator.
3. Perkembang biakan, nekton adalah morganisme yang secara naluriah
membutuhkan keturunan untuk mempertahankan spesies.
Untuk tetap dapat eksis di perairan maka organisme nekton harus
melakukan adaptasi terhadap lingkungannya. Adapun bentuk-bentuk adaptasi
pada nekton adalah sebagai berikut :
A. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi merupakan proses penyesuaian diri makhluk hidup
yang memperlihatkan perubahan bentuk dan struktur tubuh. Ciri adaptasi hewan
air yaitu (Darmadi., 2013) :
1. Tubuhnya berbentuk torpedo (stream line).
Contohnya pada ikan tuna dan ikan hiu :
11
Gambar 3. Bentuk Ttubuh Streamline Pada Ikan Hiu
Sumber : http:// darmadi's_nekton.blogspot.com
B. Adaptasi Fisiologi
Merupakan proses penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungan
sekitarnya yang memperlihatkan perubahan sistem metabolisme dalam tubuhnya.
Adapun ciri adaptasi fisiologi ikan yaitu sebagai berikut :
Ciri adaptasi Ikan air laut Ikan air tawar
Pengeluaran urine Sedikit Banyak
Urine yang diekskresikan Pekat Encer
Minum air Banyak Sedikit
Tekanan osmosis sel tubuh Lebih rendah dari pada air Lebih tinggi dari pada air
ikan laut tawar
Dinding sel tubuh Lebih tebal Laebih tipis
12
Gambar 4. Cumi – Cumi Dapat Mengeluarkan Tinta Untuk Pertahanan Diri
Sumber : http:// darmadi's_nekton.blogspot.com
13
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Nekton adalah kelompok organisme yang tinggal di dalam kolom air, baik
di perairan tawar maupun laut. Kata nekton diberikan oleh Ernst Haeckel tahun
1890 yang berasal dari kata Yunani yaitu greek yang artinya berenang. yang
meliputi (biofluidynamics, biomechanics, functional morphology of fluid
locomotion, locomotor physiology). Ilmunya disebut Nektology. Orangnya
disebut Nektologist. Secara umum karakteristik dari nekton yaitu :
1. Organisme yang dapat bergerak atau berenang dengan aktif.
2. Organisme konsumer di daerah pelagik, aktif berenang umumnya
invertebrata.
3. Memiliki masa hidup lebih panjang daripada plankton (invertebrata : 1
tahun, ikan : 5 – 10 tahun).
4. Migrasi biasanya berkaitan dengan siklus reproduksi, ikan tuna migrasi
dari feedingground ke breeding ground (ribuan kilometer).
Nekton (hewan) laut sebagian besar terdiri dari tiga kelas yaitu vertebrata,
moluska, dan crustacea. Untuk tetap dapat eksis di perairan maka organisme
nekton harus melakukan adaptasi terhadap lingkungannya, berupa adaptasi
morfologi, fisiologi, maupun tingkah laku.
III.2. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
15