Anda di halaman 1dari 92

BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


REPUBLIK INDONESIA

PANDUAN

Implementasi Bimbingan
dan Konseling
untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah
BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA

PANDUAN

Implementasi Bimbingan
dan Konseling
untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah

2022
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk jenjang
Pendidikan Dasar dan Menengah
Penanggung Jawab
Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran
Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Zulfikri

Penyusun
Fajriatul Hidayah (SDS Pantara)
Maulana Rezi Ramadhana (Telkom University)
Tejarukmi Mutiara (Tim Taskforce SMK)
Nina Purnamasari (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)

Penelaah
Yogi Anggraena (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Rika Rosvianti (Tim Teknis Staf Khusus Menteri Bidang
Awaluddin Tjalla (Universitas Negeri Jakarta) Kompetensi dan Manajemen)
Ardanti Andiarti (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan) Vita Rachim Yudhani (Tim Teknis Staf Khusus Menteri
Bidang Kompetensi dan Manajemen)
Indriyati Herutami (Pusat Studi Pendidikan dan
Kebijakan) Ian Lapoh Simarmata (Pusat Penguatan Karakter)
Ana Susanti (BBGP Jawa Barat) Rusprita Putri Utami (Pusat Penguatan Karakter)
Dhianita Kusuma Pertiwi (Tim Teknis Staf Khusus Menteri Dian Srinursih (Pusat Penguatan Karakter)
Bidang Komunikasi dan Media) Lany Fitriana (Pusat Penguatan Karakter)
Aprida Sondang (Tim Teknis Staf Khusus Menteri Bidang Yulaika Ernawati (Pusat Penguatan Karakter)
Kompetensi dan Manajemen)
Naila Rizqi Zakiah (Tim Teknis Staf Khusus Menteri Bidang
Kompetensi dan Manajemen)

Kontributor
Yudo Hato Balibo T (SALT Academy) Wiwi Yuningsih (TK Mutiara Hati)
Indri Savitri (Sekolah Cikal) Nela Farricha (SLB B YPAC Banda Aceh)
Eny Usmawati (BBGP Jawa Barat) Ria Apriyanti (SMKN 9 BANDUNG)
Sri Kurniati (Tim Taskforce SMK) Yekti Wulancahyani (PKBM Homeschooling Primagama)
Eka Wahyuni (Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia) Abd. Hafid Iskandar (SD Runiah School)
Elih Sudipermana (Universitas Pendidikan Indonesia) Minsih (TK Aisyiyah 21)
Stien Matakupan (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan) Fany Sulistyowati (SMP Negeri 6 Sidoarjo)
Dion Ginanto (UIN Jambi) Heriana (TK Runiah School)
Ari Aryanto (SMAN 2 Cibinong) Wuri Handayani (SMA N 2 Playen)
Aisyah Yuhanida Noor (SD Gagas Ceria) Ni Ketut Sunarti (TK Sai Prema Kumara)
Nyi Mas Ratu Rema (SMP Mutiara Bunda) Wawan Setiawan (PKBM SEKAR)
Ranti Widiyanti (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Julius Denny Kurnia Pratama (SMK Katolik St. Mikael
Lesyani Yuniarsih (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Surakarta)
Maria Chatarina (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Weni Widyaningsih (SMP Muhammadiyah Al Mujahidin)
Feisal Ghozali (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Dedeh Rohayati (SLBN Cicendo kota Bandung)
Narayana Sasrawiguna (Pusat Kurikulum dan Ita Ariyanti (SMPN 2 Cibinong)
Pembelajaran) Diyah Fitriasti Khoirunnisa (SMP M Al Mujahidin)
Safitri Eka Bakti Saputri (SD Negeri Wonosari I) Riky Pangestu Purwanto (SMA Negeri 1 Lembang)
Sapta Mahendra (SMK Pariwisata Metland School)
Ratna Megawati Widharna (PKBM Homeschooling
Bintang Harapan)

Ilustrator
Silvi Pratiwi

Layout
M. Firdaus Jubaedi
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas terbitnya Panduan Implementasi
Bimbingan dan Konseling (BK) ini. Panduan ini disusun dalam rangka memberikan inspirasi
dalam implementasi BK pada Kurikulum Merdeka.

Implementasi layanan BK yang bersifat komprehensif sejalan dengan prinsip Kurikulum


Merdeka, yaitu berpusat pada peserta didik untuk mencapai perkembangan optimal dan
kemandirian secara utuh yang meliputi aspek pribadi, belajar, sosial, dan karir. Dengan
demikian. Setiap komponen layanan sudah disertai dengan rencana dan implementasi yang
terintegrasi dengan pencapaian profil pelajar Pancasila. Profil pelajar Pancasila menjadi
tujuan jangka panjang dan memayungi keseluruhan layanan bimbingan dan konseling dalam
mewujudkan peserta didik menjadi pembelajar sepanjang hayat, yang kompeten, berkarakter,
dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.

Panduan implementasi BK merupakan dokumen yang berisi prinsip, strategi, dan contoh-
contoh yang dapat memandu guru dan satuan pendidikan dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi layanan BK. Layanan yang dimaksud meliputi layanan dasar, peminatan dan
perencanaan individual, responsif, dan menguatkan tumbuhnya sistem, strategi satuan
pendidikan dalam pencegahan serta penanganan isu penting, termasuk melalui pemberdayaan
keluarga, dan mitra sekolah lain.

Panduan ini merupakan bagian dari panduan pelaksanaan Kurikulum Merdeka, sehingga perlu
digunakan bersama dokumen regulasi tentang Kurikulum Merdeka, Panduan Pembelajaran dan
Asesmen, Panduan Kurikulum Operasional Sekolah, dan Panduan pengembangan Projek Profil
Pelajar Pancasila.

Panduan implementasi BK pada Kurikulum Merdeka ini akan terus disempurnakan berdasarkan
evaluasi dan umpan balik dari berbagai pihak. Sejalan dengan proses evaluasi tersebut, Panduan
ini juga akan mengalami revisi dan pembaruan secara berkala. Akhir kata, saya mengucapkan
selamat dan terima kasih kepada seluruh tim penyusun, penelaah, dan kontributor, beserta tim
Kurikulum Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, yang telah bekerja dengan sepenuh hati untuk
menghasilkan sebuah panduan yang menginspirasi.

Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran

Zulfikri Anas, M.Ed

iii
Daftar Isi

Kata Pengantar................................................................................. iii


Daftar Isi............................................................................................. iv
Pendahuluan..................................................................................... 1

1 Filosofi dan Prinsip Dasar Bimbingan dan Konseling


dalam Transformasi Kurikulum Merdeka........................... 2
A. Filosofi Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum Merdeka ...... 2
B. Prinsip Dasar Layanan Bimbingan dan Konseling............................... 3
C. Etika Kerja Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi di
Sekolah............................................................................................................. 4
D. Tujuan Layanan BK....................................................................................... 4

2 Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan


Konseling.................................................................................. 6
A. Strategi Implementasi di Satuan Pendidikan........................................ 6
B. Strategi Satuan Pendidikan dalam Pencegahan dan
Penanganan Isu Tiga Dosa Besar Pendidikan....................................... 18

3 Strategi Kerja Sama Keluarga dan Mitra ............................ 25


A. Strategi Pemberdayaan Keluarga............................................................. 25
B. Strategi Kerja Sama dengan Mitra........................................................... 31

Lampiran............................................................................................ 36
Referensi ........................................................................................... 85

iv


Pendahuluan

Panduan Bimbingan dan Konseling (BK) Penerapan layanan bimbingan dan konseling
merupakan dokumen yang berisi prinsip, yang komprehensif menunjukkan keberpihakan
strategi dan contoh-contoh yang dapat kepada kepentingan peserta didik melalui
memandu satuan pendidikan dan pendidik, pemberian layanan yang terintegrasi. Hal ini
terutama guru Bimbingan dan Konseling sejalan dengan prinsip Kurikulum Merdeka,
dalam perencanaan, pelaksanaan, serta yaitu berpusat kepada peserta didik. Dengan
evaluasi bimbingan dan konseling. Panduan ini demikian, implementasi layanan bimbingan dan
bersifat umum karena dibuat dengan prinsip konseling akan semakin utuh karena di setiap
bahwa satuan pendidikan dan pendidik atau komponen layanan sudah disertai dengan
Guru BK adalah pihak yang mengenali dan rencana dan implementasi yang terintegrasi
memahami situasi peserta didik, dan terus dengan pencapaian profil pelajar Pancasila.
mengembangkan kapasitas untuk membuat
keputusan terbaik sesuai perannya (professional
judgement) secara berkomitmen, mandiri, dan
reflektif.

Sasaran Pengguna
Panduan Bimbingan dan Konseling disusun • Bagi pengawas, panduan ini menjadi
sebagai sumber inspirasi bagi satuan referensi untuk membantu proses
pendidikan, baik Guru BK maupun kepala pendampingan satuan pendidikan.
sekolah dan pendidik lainnya, dalam melakukan Pengawas bersama kepala satuan pendidikan
bimbingan dan konseling bagi peserta didik. perlu mendiskusikan dan merefleksikan
keseluruhan proses pelaksanaan layanan
• Bagi kepala satuan pendidikan, panduan bimbingan dan konseling.
ini menjadi acuan untuk fungsi pemimpin
pembelajaran (instructional leader) yakni Selain peran di atas, panduan ini juga dapat
mendampingi agar proses pembelajaran dijadikan sebagai referensi bagi mitra satuan
berjalan dengan optimal, termasuk di pendidikan atau komunitas belajar dalam
dalamnya memberikan layanan bimbingan mendukung layanan bimbingan dan konseling.
dan konseling bagi para peserta didik.
Sebagai bagian dari panduan pelaksanaan
• Bagi Guru BK, panduan ini menjadi referensi
Kurikulum Merdeka, dokumen ini perlu
dalam memberikan layanan, termasuk dalam
digunakan bersama dokumen lainnya, antara
mengkoordinasikan layanan yang diberikan
lain:
oleh pendidik, orang tua, atau tenaga ahli
yang dilibatkan. • Regulasi tentang Kurikulum Merdeka
• Bagi pendidik secara umum, panduan • Panduan Pembelajaran dan Asesmen
ini menjadi referensi dalam memberikan • Panduan Kurikulum Operasional Sekolah
layanan bimbingan dan konseling bagi para
• Panduan pengembangan Projek Profil Pelajar
peserta didik.
Pancasila

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 1
Filosofi dan Prinsip Dasar Bimbingan dan Konseling dalam Transformasi Kurikulum Merdeka

1 Filosofi dan Prinsip Dasar


Bimbingan dan Konseling
dalam Transformasi
Kurikulum Merdeka

Ringkasan Bab
Filosofi Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum Merdeka

Prinsip Dasar Layanan Bimbingan dan Konseling

Etika Kerja Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi di Sekolah

Tujuan Layanan BK

A. Filosofi Bimbingan dan Konseling dalam


Kurikulum Merdeka
Konsep Kurikulum Merdeka sebagai bersama ialah memerdekakan manusia sebagai
transformasi kebijakan Merdeka Belajar bagian dari persatuan rakyat (Ki Hadjar
mengedepankan pendekatan yang berpusat Dewantara, 1928). Oleh karena itu, setiap
pada minat, bakat, dan kemampuan peserta satuan pendidikan memiliki keleluasaan dalam
didik dalam pembelajarannya. Di tingkat menyesuaikan kurikulum dengan keragaman
satuan pendidikan, bimbingan dan konseling dan kebutuhannya.
diharapkan dapat mengakomodasi peserta
didik untuk mampu memahami dan Dengan kemerdekaan yang telah diberikan
menerima diri sendiri dan lingkungannya, untuk mengelola manajemennya, satuan
mengembangkan potensi, merencanakan masa pendidikan berkewajiban untuk membantu
depan, dan menyelesaikan permasalahan, peserta didik mencapai tujuan pendidikan
untuk mencapai kemandirian dan kemaslahatan nasional. Salah satunya adalah dengan
peserta didik. mengimplementasikan profil pelajar Pancasila
sebagai bagian dari pendidikan dan penguatan
Kurikulum Merdeka yang bersifat fleksibel karakter peserta didik. Profil pelajar Pancasila
didasarkan pada pemikiran Ki Hajar Dewantara, ini merupakan dasar bagi satuan pendidikan
yakni bahwa maksud pengajaran dan untuk memberikan layanan bimbingan dan
pendidikan yang berguna untuk perikehidupan konseling.

2
Filosofi dan Prinsip Dasar Bimbingan dan Konseling dalam Transformasi Kurikulum Merdeka

Gambar 1. Karakteristik Profil Pelajar Pancasila (Kepka BSKAP, 2021)

Hal ini sejalan dengan filosofi pendidikan mangun karsa; menginspirasi, menguatkan
yang dicetuskan oleh Ki Hadjar Dewantara, motivasi, serta memfasilitasi setiap peserta didik
bahwa sebagai orang dewasa, pendidik, baik untuk mencapai tingkat perkembangan yang
Guru BK dan guru lain, harus menjadi teladan optimal (perkembangan cipta, rasa, dan karsa).
bagi peserta didik (ing ngarsa sung tuladha); Selain itu, bimbingan dan konseling berperan
bersama-sama dengan peserta didik sebagai sebagai penyambung suara peserta didik tut
sahabat untuk membangun karsa ing madya wuri handayani.

B. Prinsip Dasar Layanan Bimbingan dan


Konseling
Dalam melaksanakan layanan BK dengan capaian terwujudnya profil pelajar Pancasila, berikut
adalah beberapa prinsip yang perlu menjadi acuan.

Membangun Inklusivitas

• Setiap peserta didik berhak mendapat diberikan melalui proses individual maupun
pelayanan secara profesional sebagai kelompok sesuai dengan kebutuhan dan
tanggung jawab bersama antara kepala layanan tambahan bagi peserta didik dengan
satuan pendidikan, guru bimbingan dan disabilitas.
konseling, pendidik, serta tenaga pendidik
dalam satuan pendidikan. Layanan ini dapat

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 3
Filosofi dan Prinsip Dasar Bimbingan dan Konseling dalam Transformasi Kurikulum Merdeka

• Layanan bimbingan dan konseling • Setiap peserta didik memiliki hak untuk
merupakan bagian integral dari proses dihargai dan diperlakukan sama. Layanan
pendidikan; diperuntukkan bagi semua dan tidak
diskriminatif.

Mencapai Perkembangan yang Optimal

• Setiap peserta didik memiliki nilai-nilai positif • Peserta didik didorong untuk mengambil
yang perlu dioptimalkan. dan merealisasikan keputusan secara
• Setiap peserta didik berhak mendapatkan bertanggung jawab sesuai dengan situasinya.
layanan Bimbingan dan Konseling guna • Bersifat fleksibel dan adaptif serta
mengembangkan diri secara optimal menuju berkelanjutan sesuai kebutuhan
capaian profil pelajar Pancasila • Setiap peserta didik berhak memiliki pilihan
yang difokuskan pada pengembangan
minat, bakat, dan karir di masa depan.

C. Etika Kerja Bimbingan dan Konseling dalam


Implementasi di Sekolah
Dalam implementasi di sekolah pada setiap jenjangnya, layanan bimbingan konseling oleh Guru
BK, wali kelas, atau guru lainnya yang memberikan layanan BK, diharapkan mengikuti standar
profesional dan etika sebagai berikut:

■ Kerahasiaan. Menjaga informasi tentang diri ■ Responsif. Tidak menunda-nunda dalam


peserta didik yang menyangkut kehidupan memberikan bantuan dengan berbagai
pribadi maupun permasalahan yang sedang alasan;
dialami. Sesi berbagi informasi tentang
■ Keaktifan. Terus berusaha membangkitkan
peserta didik harus dilakukan seizin peserta
semangat dan kemandirian peserta didik
didik yang bersangkutan sesuai dengan asas
untuk mampu menyesuaikan diri serta
kerahasiaan atau pertimbangan etika profesi
menghadapi tantangan di lingkungan;
dan/atau hukum, serta dilakukan seizin
orang tua/wali dan peserta didik; ■ Kedinamisan. Menguatkan tekad agar
terjadi perubahan pada diri peserta didik ke
■ Kesukarelaan. Tidak ada unsur paksaan
arah yang lebih baik;
kepada peserta didik untuk mengikuti
program layanan; ■ Kemandirian. Mendorong peserta didik
untuk mengenal dan menerima diri dan
■ Keterbukaan. Memberikan dan menerima
lingkungan, serta mampu mengambil
informasi untuk pemecahan masalah peserta
keputusan;
didik selama proses layanan;

4
Filosofi dan Prinsip Dasar Bimbingan dan Konseling dalam Transformasi Kurikulum Merdeka

■ Keterpaduan. Menjalin kerja sama dan kebiasaan sehari-hari, serta sesuai dengan
saling membantu antar satuan pendidikan, visi dan misi satuan pendidikan yang selaras
keluarga, maupun pihak lain yang terlibat dengan tujuan pendidikan; dan
guna penyelesaian masalah peserta didik
■ Keahlian. Mengembangkan diri menjadi
berdasarkan data yang terkumpul secara
pribadi konselor yang memiliki pengetahuan,
utuh;
keterampilan, serta sikap dan kepribadian
■ Normatif. Menggunakan prosedur dan yang profesional dan menunjang proses dan
teknik yang tidak menyimpang dan sesuai hasil layanan.
dengan norma agama, adat, hukum dan

D. Tujuan Layanan BK
Secara umum, tujuan layanan BK adalah membantu peserta didik mencapai perkembangan
optimal dan kemandirian secara utuh yang meliputi aspek pribadi, belajar, sosial, dan karir. Dalam
mewujudkan peserta didik menjadi pembelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan
berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila, profil pelajar Pancasila menjadi tujuan jangka panjang yang
memayungi keseluruhan layanan bimbingan dan konseling. Dalam menyelaraskan dimensi dan
elemen profil pelajar Pancasila dengan layanan, satuan pendidikan tidak perlu memetakan dimensi
dan elemennya untuk masing-masing layanan.

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 5
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling

2 Strategi Implementasi
Layanan Bimbingan dan
Konseling

Ringkasan Bab
Strategi Implementasi di Satuan Pendidikan

Strategi Satuan Pendidikan dalam Pencegahan dan Penanganan Isu Tiga Dosa Besar
Pendidikan

Dalam upaya memberikan layanan terbaik Oleh karena itu implementasi layanan BK di
bagi peserta didik dan mendukung pencapaian satuan pendidikan menggunakan tiga strategi
profil pelajar Pancasila di berbagai lingkup besar yang meliputi:
pembelajaran, selain menggunakan sumber
daya yang ada dalam satuan pendidikan secara 1. Strategi implementasi di satuan pendidikan
optimal, penting juga untuk menyelaraskan 2. Strategi pemberdayaan keluarga
dengan peran keluarga sebagai pendidik utama 3. Strategi kerja sama dengan mitra
serta berkolaborasi dengan mitra.

A. Strategi Implementasi di Satuan Pendidikan


Strategi pelaksanaan BK perlu dirancang secara Berbagai layanan BK bertujuan untuk
komprehensif untuk menjawab kebutuhan memfasilitasi perkembangan peserta didik
peserta didik dengan mengoptimalkan seluruh agar mampu memelihara dirinya secara efektif,
sumber daya yang dimiliki satuan pendidikan. independen, kreatif dan bertanggung jawab
Desain strategi ini dapat berupa program di dalam kehidupan dan budayanya. Sesuai
baru, penguatan program yang ada, atau dengan prinsip inklusif layanan BK adalah hak
mengubah program yang ada dengan tujuan semua peserta didik. Jika satuan pendidikan
yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta tidak memiliki Guru BK atau guru yang memiliki
didik. Layanan BK dilakukan dengan memahami latar belakang pendidikan BK, tugas dan peran
peserta didik sesuai dengan usia dan tahap BK dapat diampu oleh wali kelas atau pendidik
perkembangannya, dan perlu ada strategi lain yang ditugaskan oleh pimpinan satuan
diferensiasi untuk memenuhi kebutuhan pendidikan, dengan tetap terus mengupayakan
peserta didik yang beragam. ketersediaan Guru BK yang memadai.

6
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling

Beberapa peran yang dapat diampu Guru BK, sebagaimana diadaptasi dari The Texas Model for
Comprehensive School Counseling (2018), adalah sebagai berikut:

1. Pengelola program. Guru BK bersama 4. Konselor. Guru BK membuka akses


wali kelas atau guru mapel merencanakan, praktik konseling bagi para peserta didik
melaksanakan, dan mengevaluasi layanan guna membantu penyelesaian masalah,
secara kolaboratif dalam rangka memenuhi penyembuhan, perbaikan, dan pencegahan
dimensi dan elemen profil pelajar Pancasila. masalah yang terkait dengan kehidupan
2. Pembimbing. Guru BK membimbing pribadi, belajar, sosial, maupun karir.
peserta didik untuk mengenal diri, 5. Konsultasi. Guru BK memberikan informasi
memfasilitasi perkembangan dan tentang perkembangan potensi, minat
pertumbuhan, penyesuaian diri, serta dan kebutuhan lainnya kepada peserta
pengembangan potensi dan minat secara didik, wali kelas, dan orang tua/ wali dalam
optimal. rangka pencapaian profil pelajar Pancasila.
3. Penilai. Dalam ruang lingkup praktik 6. Koordinasi. Untuk mendukung
layanan, Guru BK menggunakan alat pengembangan akademik, dan karir masa
penilaian formal dan informal, dan dapat depan peserta didik secara optimal, Guru
menjalin kemitraan dengan psikolog atau BK dapat bekerja sama dengan bidang
tenaga ahli lainnya untuk menafsirkan hasil akademik di sekolah, keluarga, dan
tes dalam rangka pengambilan keputusan masyarakat.
rencana pengembangan peserta didik.

Satuan pendidikan yang tidak memiliki guru BK atau guru yang telah mengikuti pelatihan BK
perlu berkoordinasi dengan pakar untuk menjalankan peran yang membutuhkan kompetensi
khusus seperti konseling, penggunaan instrumen, analisis psikologis, dan lain-lain.

Terdapat 4 (empat) komponen besar dalam layanan bimbingan dan konseling yang meliputi:

1. Layanan Dasar 2. Layanan Peminatan dan Perencanaan


Layanan dasar ditujukan bagi semua peserta Individual
didik bersifat preventif dan developmental. Layanan peminatan dan perencanaan
Implementasinya dapat dilaksanakan secara individual dapat dilakukan secara klasikal
klasikal dalam kelas besar (minimal 1 JP) melalui bentuk bimbingan kelompok,
atau di luar kelas secara terbuka dengan konseling kelompok, dan/atau secara
alat bantu/media tertentu, dan/atau pribadi melalui konseling individual dan
dilakukan secara berkelompok 4-8 orang layanan konsultasi. Umumnya layanan
peserta didik dengan membahas topik- ini juga memerlukan kolaborasi dengan
topik aktual. tim kurikulum, wali kelas, guru mapel
atau dapat melibatkan orang tua untuk
mendiskusikan tentang arah dan pilihan
minat anaknya.

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 7
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling

3. Layanan Responsif 4. Layanan Dukungan Sistem


Berbeda dengan layanan dasar dan layanan Dukungan sistem merupakan jenis layanan
peminatan, layanan responsif dirancang yang terkait dengan kegiatan manajemen,
untuk memenuhi kebutuhan peserta didik tata kerja infrastruktur, dan pengembangan
yang memerlukan penanganan mendesak profesionalisme Guru BK atau konselor
dan segera. Layanan responsif diberikan secara berkelanjutan dalam mendukung
dengan tujuan menuntaskan masalah proses memberikan bantuan kepada
yang dialami peserta didik. Layanan ini peserta didik.
dapat dilakukan melalui bentuk konseling
individual, konseling kelompok, dan
konseling krisis yang sewaktu-waktu dapat
didukung oleh tindakan referal ahli, atau
mediasi yang berkolaborasi dengan orang
tua.

Secara umum, setiap layanan ini dilakukan melalui siklus berikut

Pemetaan
Kebutuhan

Evaluasi dan
Analisis
Refleksi Program
Kebutuhan
atau Kegiatan

Pelaksanaan
Perencanaan
Program atau
Layanan
Kegiatan

Gambar 2.1. Gambaran siklus layanan dalam Bimbingan dan Konseling

8
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling

Terlaksananya bentuk dan siklus tahapan dari berkolaborasi dengan guru kelas atau guru
keempat layanan tersebut diatas diharapkan mapel dan koordinator projek penguatan profil
dapat membantu peserta didik untuk mencapai pelajar Pancasila dalam intrakurikuler atau
perkembangan optimal yang kompeten, dalam projek. Masing-masing implementasi
berkarakter, dan berperilaku selaras dengan layanan dijelaskan pada sub-bab berikut ini.
profil pelajar Pancasila. Sehingga dalam
implementasinya, pelaksanaan layanan dapat

1. Layanan Dasar
Layanan dasar merupakan proses memperoleh pemahaman tentang berbagai
membantu peserta didik secara sistematis isu pribadi, belajar, dan sosial, termasuk
untuk mengembangkan pemahaman dan perundungan, kekerasan seksual/pelecehan,
keterampilan peserta didik sesuai tugas dan intoleransi. Hal tersebut untuk mencegah
perkembangannya dan dalam mencapai profil terjadinya tiap bentuk kekerasan di satuan
pelajar Pancasila sesuai fasenya. Layanan pendidikan. Layanan dasar ini bersifat preventif,
ini dapat diberikan dalam kelompok besar, termasuk juga untuk membantu peserta didik
kelompok kecil, atau individu. Tujuan layanan baru melalui masa orientasi.
dasar ini salah satunya agar peserta didik dapat

Untuk memberikan layanan dasar sesuai dengan kebutuhan, Guru BK berkoordinasi dengan
pendidik dan tenaga kependidikan untuk

1. Membuat pemetaan kebutuhan. Pada Guru BK atau kepala satuan pendidikan


dasarnya, peserta didik memiliki situasi juga menganalisis hasil rapor pendidikan
dan kondisinya masing-masing. Idealnya, (survei karakter dan survei lingkungan
situasi peserta didik dapat ditangani belajar) untuk ditindaklanjuti dalam
dengan dampingan wali kelas dan guru program
mapel. Namun, dilihat dari jenis situasi, ada
peserta didik yang perlu diamati khusus
2. Membuat analisis kebutuhan. Berdasarkan
dan ditangani secara lebih spesifik. Situasi
hasil pemetaan kebutuhan peserta didik,
inilah yang perlu dipetakan oleh peran
dipilih topik yang berlaku umum di setiap
BK. Pemetaan kebutuhan dapat dilakukan
fase (misalnya sebagian besar peserta
melalui pengamatan atau observasi, atau
didik membutuhkan pengembangan di
menggunakan berbagai instrumen yang
topik tersebut). Satuan pendidikan juga
sesuai dengan kebutuhan, termasuk
dapat memetakan kebutuhan peserta didik
survei atau angket. Pemetaan ini dapat
berdasarkan dimensi, sub elemen, atau
mencakup berbagai kebutuhan peserta
elemen dari profil pelajar Pancasila yang
didik, seperti aspek pribadi, sosial, belajar,
perlu dikembangkan.
dan karir. Pemetaan kebutuhan juga dapat
menggunakan elemen atau sub elemen dari
profil pelajar Pancasila.

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 9
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling

3. Membuat perencanaan layanan dalam direncanakan. Penting bagi peserta didik


bentuk tahunan lalu menurunkannya untuk melakukan refleksi pada akhir
menjadi perencanaan operasional tahunan, kegiatan untuk menguatkan pemahaman
bulanan sampai mingguan dengan alokasi mereka atas topik yang dibahas. Beberapa
sesuai kebutuhan. pendekatan yang dapat dipakai saat
Selain menentukan topik dan jenis layanan melakukan refleksi antara lain:
untuk masing-masing komponen, satuan a. Memberikan pemantik berdasarkan
pendidikan dapat memetakan topik-topik hal-hal yang terjadi dalam kehidupan
yang penting untuk menjadi perhatian peserta didik sesuai dengan tahapan
seluruh pendidik. Misalnya topik tentang perkembangannya, sehingga peserta
intoleransi dan perundungan perlu didik merasakan keterkaitan antara
disosialisasikan kepada seluruh pendidik dirinya dengan topik bahasan.
agar mereka dapat lebih memperhatikan
b. Peserta didik dapat melakukan
dan memberikan respons yang tepat saat
bermain peran ketika melakukan
ada kejadian yang berkaitan. Contoh
refleksi untuk menumbuhkan rasa
perencanaan layanan terlihat pada
empati atau mengetahui tingkat
lampiran 9.
pemahaman peserta didik terhadap
satu situasi tertentu.

Dalam layanan dasar, satuan pendidikan c. Menggunakan pertanyaan terbuka


dapat bekerja sama dengan koordinator yang terarah, sesuai dengan konteks
dan/atau fasilitator projek penguatan topik bahasan, untuk mendorong
profil pelajar Pancasila sesuai kebutuhan peserta didik memberikan tanggapan
peserta didik. Contoh : bila peserta didik secara deskriptif yang membutuhkan
membutuhkan penguatan tentang ekspresi jawaban pelajar lebih panjang
toleransi dalam beragama, satuan dan mendalam.
pendidikan dapat membuat projek d. Pendidik perlu peka terhadap
dengan tema Bhinneka Tunggal Ika. kebutuhan-kebutuhan individu ketika
Untuk penguatan tentang kesehatan ada peserta didik yang mengalami
mental atau mencegah kekerasan seksual, situasi atau memiliki pemahaman
satuan pendidikan dapat membuat yang berbeda dengan teman-teman
projek dengan tema Bangunlah Jiwa sekelasnya. Untuk itu pendidik perlu
dan Raganya. Namun perlu diperhatikan melakukan pendekatan individu agar
bahwa tidak semua kegiatan pada layanan tujuan dari layanan ini tercapai.
dasar secara langsung diakomodasi dalam 5. Evaluasi program atau kegiatan. Setelah
projek profil. Satuan pendidikan bisa program atau kegiatan ini berlangsung,
menentukan integrasi yang dianggap satuan pendidikan melalui Guru BK dan/
paling relevan, sesuai antara tema dan atau pendidik lain yang terlibat perlu
tujuan kegiatannya. melakukan evaluasi dan refleksi program
guna memastikan pelaksanaan program
telah sesuai dengan tujuan. Terkadang
4. Pelaksanaan program atau kegiatan.
diperlukan kegiatan atau program lanjutan
Program atau kegiatan dapat
sebagai respons dari kebutuhan peserta
memanfaatkan berbagai metode dan
didik.
media berdasarkan topik yang sudah

10
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling

Pemantauan secara rutin dilakukan oleh wali kelas bekerja sama dengan guru mata pelajaran
serta berkoordinasi dengan guru BK. Salah satu fungsi pemantauan ini adalah untuk
mengidentifikasi peserta didik yang membutuhkan layanan khusus atau lebih diperhatikan.
Tindak lanjut dari pemantauan ini adalah pemetaan dan analisis yang lebih mendalam, untuk
kemudian menentukan bentuk bantuan yang dibutuhkan oleh peserta didik, baik layanan dasar
maupun layanan responsif.

2. Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual


Pada Kurikulum Merdeka, peserta didik pengenalan minat dan bakat terutama bila
diharapkan dapat mengenal serta jenis kegiatannya merupakan pilihan mereka.
mengembangkan diri sesuai minatnya secara Selain untuk pengenalan minat, bakat, dan
proaktif di semua dimensi profil pelajar kemampuan, penelitian dari Nandana, Maksum,
Pancasila. Untuk itu, layanan peminatan dan & Priambodo (2020); Syam (2021), dan Irmawati
perencanaan individual diharapkan dapat (2022) pun menunjukkan bahwa anak yang
mengakomodasi kebutuhan peserta didik dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler memiliki
mengenali minat, bakat, dan kemampuannya pencapaian yang lebih baik, percaya diri yang
sejak dini. Peserta didik perlu didorong untuk lebih tinggi, disiplin dan terdorong untuk
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Hal ini melakukan aktivitas produktif dalam keseharian
merupakan salah satu cara terbaik untuk mereka secara umum.

Untuk layanan Peminatan dan Perencanaan Individual, Guru BK beserta guru wali kelas dapat
melakukan beberapa hal berikut:

1. Melakukan pemetaan kebutuhan peserta baik melalui ekstrakurikuler di dalam


didik. Pemetaan dapat dilakukan melalui satuan pendidikan maupun di luar satuan
berbagai cara, termasuk mengamati dan pendidikan. Satuan pendidikan juga dapat
mencatat hal-hal yang dilakukan peserta memberikan kesempatan kepada peserta
didik saat kegiatan bermain-belajar didik dalam mengembangkan minat
maupun kegiatan yang antusias dilakukan dengan mengikuti kegiatan kompetisi atau
di kegiatan bermain-belajar dan di waktu kegiatan lain di luar sekolah seperti festival,
luang, ciri pribadi, atau potensi kemampuan konferensi peserta didik, dan lain-lain.
yang teramati lainnya. Satuan pendidikan 3. Pelaksanaan pengembangan diri.
dapat pula menggunakan asesmen minat Setelah mendapatkan masukan dari
ataupun menggunakan data asesmen diri satuan pendidikan melalui Guru BK
peserta didik mengenai minatnya. dan wali kelas, peserta didik dapat
2. Merumuskan tujuan area pengembangan melakukan pengembangan diri sesuai
diri. Berdasarkan hasil pemetaan tersebut, dengan kebutuhan dan minatnya dengan
Guru BK dan wali kelas bersama-sama dampingan orang tua. Untuk keutuhan
dengan peserta didik merumuskan dalam proses pengenalan diri, peserta
tujuan area yang perlu dikembangkan. didik perlu mendapatkan wawasan luas
Pengembangan diri ini dapat dilakukan tentang berbagai bidang. Minat peserta

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 11
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling

didik dapat berkembang dari waktu ke kunjungan ke berbagai perguruan tinggi


waktu, untuk itu perlu keluasan wawasan atau kunjungan ke berbagai industri dapat
dan eksplorasi agar peserta didik dapat dilakukan pula untuk peserta didik SMA/
menguatkan pemahaman mengenai SMK dan sederjat.
minat, bakat, dan kemampuannya.
Dengan pendampingan, peserta didik Untuk peserta didik jenjang SMA/SMK
perlu membuat perencanaan-perencanaan dan sederajat, layanan konsultasi akan
pengembangan diri yang sesuai dengan lebih banyak mengarah kepada kebutuhan
tujuannya. Beberapa kegiatan yang dapat peserta didik untuk menentukan keputusan
dilakukan oleh satuan pendidikan adalah setelah lulus, apakah akan bekerja
mengundang narasumber dari berbagai atau melanjutkan studi sesuai dengan
profesi, karya wisata, kunjungan lapangan, kompetensi dan kebutuhannya.
dan sebagainya. Kegiatan magang,

Konsep pemilihan mata pelajaran pada jenjang SMA, di mana peserta didik tidak lagi
memilih kelompok peminatan tapi mata pelajaran pilihan, peserta didik perlu mengenali
dirinya secara utuh dan mendalam. Proses ini membutuhkan waktu yang sangat panjang,
berupa eksplorasi dan pengalaman belajar dalam berbagai bidang dan metode agar
peserta didik dapat mengenali proses-proses belajar yang terjadi dalam dirinya. Untuk itu,
pendidik perlu memperhatikan keragaman metode dan kekayaan konteks dalam mengampu
pembelajarannya, bahkan sejak jenjang PAUD dan SD.

Melalui layanan peminatan dan perencanaan individual, peserta didik secara bertahap membangun
kompetensi pembelajar sepanjang hayat, seperti:

■ membuat tujuan atau tantangan untuk ■ menganalisis dan mengelola kekuatan dan
pengembangan diri baik dalam lingkup kelemahan untuk mencapai tujuan-tujuan
pribadi maupun sosial. Tujuan dan tantangan diri, serta mengenali proses yang tengah
ini dapat dibuat jangka pendek, menengah, dijalani menuju tujuan tersebut; dan
maupun jangka panjang;
■ membuat keputusan-keputusan sesuai
■ merencanakan masa depan seperti pilihan dengan rencana dan merefleksikan
kelanjutan studi, pilihan sekolah, dan bidang keputusan-keputusan tersebut.
karir;

Berbagai contoh kegiatan dalam layanan peminatan dan individual terlihat pada lampiran
3, 4, 5 dan 10

12
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling

3. Layanan Responsif
Layanan responsif merupakan bantuan kepada menyelesaikan masalah kebiasaan belajar yang
peserta didik yang sedang mengalami kondisi kurang mendukung, mengatasi kecemasan
darurat atau membutuhkan pertolongan akademik, mendampingi peserta didik dalam
segera. Tujuan bantuan ini adalah agar peserta menghadapi konflik dengan teman sebaya,
didik memiliki strategi dalam mengatasi kesulitan penentuan kelanjutan studi, rasa tidak
masalah sehingga mereka dapat memenuhi percaya diri atau mengentaskan peserta didik
tahapan perkembangan psikologis dan kognitif. dari masalah perilaku seperti tindak kekerasan,
yang di antaranya meliputi intoleransi,
Pelaksanaan layanan responsif pada satuan perundungan, kekerasan seksual, dan masalah
pendidikan dilakukan untuk membantu peserta lainnya. Melalui konseling individual, peserta
didik menghadapi masalah belajar, pribadi, didik juga didampingi jika mereka menghadapi
dan sosial, misalnya membantu peserta didik stres.

Dalam memberikan layanan responsif, satuan pendidikan perlu melakukan beberapa hal berikut.

1. Melakukan pemetaan kebutuhan 2. Analisis kebutuhan untuk penanganan


peserta didik. Fokus dari layanan responsif yang tepat. Guru BK, guru wali kelas, dan
tergantung dari permasalahan peserta pimpinan satuan pendidikan perlu memilah
didik. Guru BK dan wali kelas dapat masalah sesuai dengan jenisnya karena
melakukan identifikasi masalah atas laporan tidak semua masalah dapat diselesaikan di
dari wali kelas, guru mata pelajaran, teman satuan pendidikan. Oleh karena itu, dalam
sebaya, maupun diperoleh dari asesmen layanan responsif ada alih penanganan
yang dilakukan di awal, dan mengklasifikasi masalah serta bekerja sama dengan pihak
permasalahan peserta didik yang meliputi: yang berkepentingan. Proses perencanaan
a. Area akademik. Permasalahan yang layanan responsif dapat berkolaborasi
terkait dengan motivasi diri yang dengan pihak ketiga seperti psikolog,
mempengaruhi prestasi belajar psikiater, lembaga terapi, dan pihak lain
dan strategi dalam meningkatkan yang memiliki keahlian.
kemampuan belajar pada area bidang 3. Pelaksanaan layanan. Layanan responsif
studi tertentu. dapat dilaksanakan melalui beberapa
b. Area sosial. Permasalahan yang bentuk yaitu:
terkait dengan keterbukaan a. Konseling Individu. Pelaksanaan
diri, kemampuan adaptasi, dan konseling individu ditujukan untuk
kedewasaan menghadapi masalah di meningkatkan kesadaran peserta
keluarga dan pertemanan. didik dalam memperbaiki diri serta
c. Area kepribadian. Permasalahan mencari solusi. Dalam meningkatkan
yang berkenaan dengan kecemasan, kesadaran diri, dibutuhkan
peningkatan kepercayaan diri dan pendekatan reflektif secara individu
kemampuan regulasi diri. antara wali kelas dan/atau Guru
BK dengan peserta didik untuk

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 13
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling

mengenali persepsi dan perasaan. pada prinsip dan asas bimbingan dan
Strategi yang dapat digunakan konseling yang disampaikan di Bab 1.
dalam layanan ini misalnya, Guru c. Layanan Rujukan. Layanan ini adalah
BK atau guru lain yang membantu bentuk kerja sama sekolah dengan
dapat menggunakan berbagai cara pihak lain yang membantu menangani
dan media untuk penanganan yang masalah peserta didik secara lebih
optimal sesuai dengan kebutuhan menyeluruh. Masalah yang ditangani
dan tahap perkembangan peserta dalam layanan ini adalah masalah yang
didik. Misalnya peserta didik pada dipandang berat atau membutuhkan
usia dini dapat menggunakan media proses penyelesaian yang panjang
seperti menggambar, bermain dan spesifik sehingga perlu ditangani
peran, berbicara, dan lainnya. oleh pihak profesional. Setelah proses
Media menggambar ini juga dapat penanganan selesai, diperlukan tindak
diterapkan untuk peserta didik yang lanjut dari Guru BK dan/atau sekolah
lebih dewasa. untuk penanganan peserta didik di
b. Konseling kelompok. Serupa satuan pendidikan. Contoh layanan
dengan konseling individu, rujukan adalah jika ada peserta didik
konseling kelompok dilakukan yang mengalami masalah keluarga
untuk meningkatkan kesadaran yang membutuhkan penanganan
peserta didik secara kelompok. Hal ahli untuk memperbaiki komunikasi
ini biasanya terjadi bila ada kasus diantara anggota keluarganya.
yang berkaitan dengan sekelompok Dalam membuat rujukan, diperlukan
peserta didik. Pendidik perlu peka kejelasan tujuan untuk peserta didik
dalam menentukan dan melakukan dan keluarga serta pihak yang akan
pendekatan, di titik mana pendekatan menangani.
perlu dilakukan secara individu dan di 4. Refleksi. Dalam setiap layanan, penting
titik mana pendekatan perlu dilakukan sekali untuk mengajak peserta didik
dalam kelompok. Hal ini dikembalikan merefleksikan permasalahan yang dihadapi
serta mencari solusinya.

Berbagai contoh pemetaan dan analisis kebutuhan, serta strategi dalam memberikan
layanan responsif dapat dilihat pada lampiran 1, 2, 6, dan 7.

Strategi dalam Menangani Konflik pada Peserta Didik


Kasus-kasus konflik di sekolah biasanya akan menyebabkan satu atau kedua belah
meliputi perbedaan kebutuhan, harapan, atau pihak merasa tidak nyaman serta berujung pada
kurangnya kemampuan penyelesaian masalah keberulangan masalah jika tidak dituntaskan
yang efektif. Konflik yang menyebabkan kontak dengan strategi yang tepat.
fisik, serangan verbal, sampai dengan kekerasan

14
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling

Peran satuan pendidikan dalam mengatasi konflik adalah sebagai berikut.

1. Pada saat terjadi konflik, pendidik atau hal ini, pendidik dan tenaga pendidik perlu
tenaga pendidik dari satuan pendidikan mengambil peran sebagai mediator yang
harus segera menengahi konflik tersebut. netral.
Pelibatan secara kolaboratif wali kelas, 3. Setelah masing-masing pihak memahami
orang tua, dan pimpinan sekolah menjadi masalah dan emosi yang dialami, serta
prioritas. Bila diperlukan, satuan pendidikan memiliki kesadaran untuk memperbaiki
perlu melibatkan tenaga ahli seperti situasi, semua pihak yang berkonflik
psikolog, psikiater, konselor, dokter, dll. dipertemukan. Satuan pendidikan dapat
2. Satuan pendidikan perlu memahami situasi melanjutkan penanganan berupa konseling
secara komprehensif dari berbagai sudut individu, konseling kelompok, layanan
pandang. Pengenalan ini bisa dilakukan rujukan, atau pendekatan lain sesuai
melalui berbagai macam pendekatan, baik kebutuhan.
melalui pengamatan, mengajak diskusi 4. Pada akhir penanganan, penting dilakukan
pihak yang berkonflik, atau meminta refleksi oleh seluruh pihak yang berkonflik
informasi terkait konflik dari berbagai pihak agar situasi tidak berlanjut.
yang mengetahui kejadian tersebut. Dalam

Tips dalam memediasi peserta didik yang berkonflik adalah


sebagai berikut:

• Kesepakatan tujuan dan sikap yang harus ditampilkan selama mediasi. Kedua belah pihak
mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan: sudut pandang mereka terhadap masalah.
• Mendorong peserta didik merefleksikan penyebab dan dampak dari konflik tersebut
terhadap kedua belah pihak atau dampak terhadap orang lain
• Peserta didik yang terlibat didorong untuk memberikan usulan solusi yang dilanjutkan
dengan komitmen untuk perbaikan.
• Memberikan waktu untuk pertemuan lanjutan bagi kedua belah pihak untuk mengevaluasi
dan merefleksikan tindak lanjut tersebut.
• Memberikan ruang aman, dan memvalidasi perasaan anak
• Melakukan pengamatan dan mencari tahu yang terjadi dari masing-masing anak yang
berkonflik
• Peserta didik dibantu untuk memilih perilaku tepat/tidak tepat dari yang dilakukan, (jika
langsung ke refleksi penyebab dan dampak, lebih sesuai untuk anak yang lebih besar)

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 15
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling

Privasi dan kerahasiaan perlu ditekankan karena peserta didik tidak ingin dilihat lemah atau
tidak mampu di hadapan teman-temannya. Perlu perhatian pada perkembangan remaja yang
berada pada masa paling rentan dalam kehidupan manusia baik dari sisi kognitif, psikologis
maupun fisik/seksual. Untuk itu, sensitivitas guru BK atau pendidik lain yang menangani sangat
penting.

4. Layanan Dukungan Sistem


Dalam membangun lingkungan sekolah yang hingga membangun budaya satuan pendidikan
sehat dan mendukung proses belajar yang yang sehat secara menyeluruh. Sebagai sentral
optimal bagi peserta didik, tiga layanan yang dari peran bimbingan dan konseling, Guru BK
dijelaskan sebelumnya perlu didukung oleh atau guru yang ditunjuk sebagai koordinator
sistem yang dikelola dengan baik, kegiatan layanan bimbingan dan konseling di satuan
manajemen, tata kerja, infrastruktur (misalnya pendidikan menjadi pemegang kunci koordinasi
dukungan teknologi informasi dan komunikasi), dan kolaborasi ini.
serta pengembangan diri pendidik dan tenaga
kependidikan yang berkelanjutan. Hal ini secara Dalam mewujudkan satuan pendidikan
tidak langsung membantu perkembangan yang sebagai lingkungan belajar yang aman
peserta didik dan mendukung efektivitas dan dan nyaman serta berpihak pada peserta
efisiensi pelaksanaan layanan BK. didik, Guru BK bersama jajaran pendidik
serta pimpinan satuan pendidikan secara
Pada layanan sistem, semua pihak di satuan kolaboratif terlibat dalam menjaga iklim satuan
pendidikan perlu berkolaborasi dalam pendidikan, terutama dalam mengatasi masalah
menjalankan peran bimbingan dan konseling perundungan, intoleransi, dan berbagai bentuk
secara menyeluruh baik langsung maupun tidak kekerasan. Ketika satuan pendidikan belum
langsung guna memastikan perkembangan memiliki Guru BK, peran ini diampu oleh kepala
peserta didik mencapai profil pelajar Pancasila. satuan pendidikan dibantu wakil kepala satuan
Dukungan ini dilakukan mulai dari pemetaan pendidikan dan berkolaborasi bersama wali
kebutuhan, analisis, pelaksanaan, evaluasi, kelas dan pengampu mata pelajaran.

Secara sistem, satuan pendidikan perlu melakukan

1. Identifikasi sumber daya. Dalam 2. Koordinasi dan kolaborasi sumber daya.


memberikan layanan bimbingan dan Dari hasil pemetaan sumber daya, satuan
konseling, satuan pendidikan perlu pendidikan perlu membuat perencanaan
memetakan sumber daya di dalam dan di untuk mengoptimalkan layanan BK.
luar satuan pendidikan. 3. Pengelolaan data. Data yang terkelola
dengan baik akan meningkatkan efektivitas
layanan.

16
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling

Beberapa pertanyaan yang dapat membantu merefleksikan


inklusivitas satuan pendidikan

• Sistem: Apa saja kebijakan dan sumber daya yang dialokasikan untuk mendukung
inklusivitas?
• Pendukung: Apa saja dukungan yang diberikan kepada pendidik dan peserta didik untuk
belajar di lingkungan yang inklusif?
• Budaya: Bagaimana warga sekolah membangun budaya menghargai keragaman?
• Kemitraan: Bagaimana melibatkan orangtua dan mitra lainnya termasuk organisasi atau
tokoh yang bergerak di bidang disabilitas?
• Monitoring dan Refleksi: Bagaimana strategi untuk memantau dan berefleksi secara
berkala?

Penggunaan Media/Teknologi Informasi dan Komunikasi


sebagai Pendukung Layanan
Dalam mengoptimalkan layanan BK, satuan telekomunikasi seperti short message service
pendidikan dapat menggunakan berbagai (sms), telpon, dan video call. Media luring
media untuk merespons berbagai kondisi. meliputi komputer atau perangkat elektronik
Layanan BK merupakan interaksi dua arah, lain yang digunakan sebagai media pengolah
sehingga satuan pendidikan perlu mengenali data serta alat bantu dalam layanan bimbingan
latar belakang dan kebutuhan peserta didik dan dan konseling, dengan didukung peralatan lain
keluarga untuk dapat memberikan alternatif misalnya video player, media informasi seperti
layanan yang sesuai. poster, leaflet, brosur, papan bimbingan, dan
lain sebagainya
Alternatif layanan yang dapat dimanfaatkan
adalah media daring (online) dan luring Pemilihan media untuk memberikan
(offline). Media online/dalam jaringan (daring) layanan bimbingan dan konseling perlu
adalah pemanfaatan gawai (komputer, mempertimbangkan berbagai aspek, antara
laptop) yang terhubung dengan jaringan lain: 1) mengaktifkan peserta didik secara fisik,
internet. Aplikasi yang dapat dipakai antara mental dan emosional; 2) alat bantu peraga
lain situs, chatting, email, video conference, harus membantu pendidik dalam menjelaskan
ruang kelas daring, perpesanan, atau jaringan suatu konsep; 3) mudah digunakan oleh guru.

Media yang bisa dimanfaatkan dalam layanan BK antara lain:

1. Teknologi informasi dan komunikasi serta 2. Sistem e-counseling (electronic counseling).


media interaktif yang mudah diakses oleh Layanan dengan sistem ini dapat dilakukan
peserta didik seperti ,film, video, permainan tanpa bertatap muka dengan Guru BK,
edukatif, dan sebagainya; misalnya dengan menggunakan media
sosial.

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 17
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling

Media dan Teknologi hanya merupakan salah satu pendukung layanan BK. Penting diperhatikan
kecakapan guru, guru BK, dan guru lainnya dalam memberikan layanan dengan memanfaatkan
media, agar tujuan dari layanan dapat tetap tercapai dengan baik.

B. Strategi Satuan Pendidikan dalam Pencegahan


dan Penanganan Isu Tiga Dosa Besar
Pendidikan
Saat ini, sistem pendidikan Indonesia Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
mengalami tantangan besar dengan Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan
adanya “tiga dosa besar pendidikan”, yaitu Penanganan Tindak Kekerasan di Lingkungan
perundungan, kekerasan seksual, dan Satuan Pendidikan (Permendikbud No.82/2015)
intoleransi (Kemdikbudristek, 2021). Ketiganya sebagai:
ialah tindak kekerasan yang didefinisikan dalam

“perilaku yang dilakukan secara fisik, psikis, seksual, dalam jaringan


(daring), atau melalui buku ajar yang mencerminkan tindakan
agresif dan penyerangan yang terjadi di lingkungan satuan
pendidikan dan mengakibatkan ketakutan, trauma, kerusakan
barang, luka/cedera, cacat, dan atau kematian.”

Tidak hanya menghambat proses belajar peserta didik, tiga hal tersebut juga menimbulkan trauma
besar dan jangka panjang pada peserta didik yang mengalaminya. Pendidik, tenaga kependidikan,
hingga peserta didik perlu mengenali definisi dan bentuk dari setiap kekerasan tersebut.

18
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling

Tabel 2.1. Definisi dan Bentuk Kekerasan

No. Bentuk kekerasan Definisi Jenis dan Bentuk

1. Perundungan Perundungan atau bullying Secara umum, terdapat


merupakan perilaku agresif 4 (empat) jenis bentuk
yang dilakukan seseorang perundungan:
atau kelompok ke orang atau
kelompok lain 1. Perundungan verbal,
artinya: mengatakan atau
Tiga pemeran utama dalam aksi menuliskan sesuatu kepada
perundungan, meliputi: korban yang sifatnya
mempermalukan atau
1. Pelaku – orang yang merendahkan
melakukan aksi
2. Perundungan sosial atau
perundungan
relasional, artinya: merusak
2. Korban – orang yang reputasi atau hubungan
menjadi target aksi seseorang di lingkungan
perundungan sosial tertentu
3. Penonton (bystander) – 3. Perundungan fisik, artinya:
orang yang menyaksikan aksi tindakan yang dilakukan
perundungan terjadi. dengan menyakiti korban
secara fisik
4. Perundungan daring
(cyberbullying), artinya:
penggunaan media
sosial, pesan singkat,
e-mail, atau media digital
untuk merendahkan atau
mengucilkan seseorang

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 19
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling

No. Bentuk kekerasan Definisi Jenis dan Bentuk

2. Kekerasan Seksual Definisi mendalam mengenai Dalam Permendikbudristek


(Permendikbudristek kekerasan seksual di lingkungan No.82/2015, tindak kekerasan
No.30 Tahun 2021) pendidikan dapat mengacu yang dapat dikategorikan dalam
pada Peraturan Menteri kekerasan seksual, yaitu
Pendidikan, Kebudayaan, Riset
dan Teknologi no. 30 tahun 1. pelecehan;
2021 mengenai Pencegahan 2. pencabulan; dan
dan Penanganan Kekerasan 3. pemerkosaan.
Seksual di Lingkungan Perguruan
Tinggi (Permendikbudristek
Melalui Permendikbudristek
No.30/2021). Hal ini dikarenakan
No.30/2021 beberapa jenis
Permendikbud No.82/2015
kekerasan seksual juga diakui
mendefinisikan tindak kekerasan
berdasarkan cara, yaitu
secara umum.
1. verbal dengan contoh:
• berperilaku atau
mengutarakan ujaran
bernuansa seksual yang
mendiskriminasi atau
melecehkan penampilan
fisik, tubuh ataupun
identitas gender orang
lain (misal: lelucon
bernuansa seksual, siulan,
dan panggilan yang
bernuansa rayuan, intim,
atau personal);

20
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling

No. Bentuk kekerasan Definisi Jenis dan Bentuk

Menurut Permendikbudristek 2. non fisik dengan contoh:


No.30/2021, Kekerasan Seksual • membujuk, menjanjikan,
adalah setiap perbuatan seksual menawarkan sesuatu, atau
yang bertujuan untuk mengancam seseorang
untuk melakukan transaksi
• merendahkan,
atau kegiatan seksual yang
• menghina, sudah tidak disetujui oleh
• melecehkan, orang tersebut;
• dan/atau menyerang tubuh, • memandang bagian
• dan/atau fungsi reproduksi tubuh orang lain secara
seseorang terus menerus sehingga
membuat orang tersebut
karena ketimpangan relasi tidak nyaman;
kuasa dan/atau gender, yang • menunjukkan atau
berakibat atau dapat berakibat memperlihatkan bagian
penderitaan psikis dan/atau fisik alat kelamin kepada
termasuk yang mengganggu seseorang tanpa
kesehatan reproduksi seseorang persetujuan.
dan hilang kesempatan
melaksanakan pendidikan 3. fisik dengan contoh:
dengan aman dan optimal. • menyentuh, mengusap,
meraba, memegang,
dan/atau menggosokkan
bagian tubuh pada area
pribadi seseorang; dan
• memaksakan orang untuk
melakukan aktivitas
seksual atau melakukan
percobaan pemerkosaan.

4. dalam jaringan/daring atau


melalui teknologi informasi
dan komunikasi (TIK), dengan
contoh:
• mengirimkan teks, foto,
video, audio atau materi
lainnya yang bernuansa
seksual tanpa persetujuan
penerimanya dan/atau
meskipun penerima materi
sudah menegur pelaku

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 21
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling

No. Bentuk kekerasan Definisi Jenis dan Bentuk

3. Intoleransi Definisi toleransi:


Sikap saling menghormati,
saling menerima dan saling
menghargai di tengah
keragaman budaya, berekspresi
dan karakter manusia (United
Nations Educational, Scientific
and Cultural Organization
(UNESCO))

Definisi intoleransi:
Menurut Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 82
Tahun 2015 tentang Pencegahan
dan Penanggulangan Tindak
Kekerasan di Lingkungan Satuan
Pendidikan, tindak kekerasan
atas dasar diskriminasi terhadap
suku, agama, ras, dan/atau antar
golongan (SARA) merupakan
segala bentuk pembedaan,
pengecualian, pembatasan, atau
pemilihan berdasarkan pada
SARA yang mengakibatkan
pencabutan atau pengurangan
pengakuan, perolehan, atau
pelaksanaan atas hak asasi
manusia dan kebebasan dasar
dalam suatu kesetaraan

Tindak kekerasan yang dilakukan di lingkungan Dalam menanggulangi situasi tersebut,


satuan pendidikan maupun antar satuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
pendidikan dapat menimbulkan trauma bagi Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)
peserta didik. Dibutuhkan perhatian dan menyediakan inovasi melalui program
kolaborasi serta komitmen bersama oleh semua pencegahan dan penanganan tindak
pihak untuk mewujudkan penyelenggaraan kekerasan di satuan pendidikan. Salah satu
pembelajaran yang aman, nyaman, dan kegiatan tersebut adalah dengan penguatan
menyenangkan melalui upaya-upaya karakter melalui “memerangi tiga dosa besar
pencegahan dan penanganan tindak kekerasan pendidikan”. Dalam aspek pencegahan,
di lingkungan satuan pendidikan. Kemendikbudristek berupaya dengan

22
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling

memproduksi dan menyebarluaskan materi Untuk dapat belajar di lingkungan yang sehat,
edukasi, sosialisasi, dan kampanye sosial aman dan nyaman, ada beberapa hal yang
melalui media sosial dan laman (website) penting untuk dilaksanakan dalam mencegah
yang dapat dilihat di Laman Pusat Penguatan dan menangani isu-isu tersebut. Pertama,
Karakter (Puspeka) Kemendikbudristek upaya tersebut perlu berpegang pada Prinsip
(https://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id). Penanggulangan di Satuan Pendidikan dalam
Sedangkan, dalam aspek penanganan, salah tabel 2.2. Prinsip ini juga harus ditopang
satu langkah konkret penyediaan kanal dengan Prinsip Membantu Korban. Hal tersebut
laporan tindak kekerasan melalui Laman Lapor dikarenakan prioritas penanganan kasus
Kemendikbudristek (https://kemdikbud.lapor. kekerasan adalah pemulihan bagi korban yang
go.id). Bersama 2 (dua) kegiatan tersebut, selaras dengan kebutuhan, keamanan dan
langkah-langkah pencegahan dan penanganan keamanan korban. Kedua, prinsip tersebut
tindak kekerasan secara menyeluruh juga perlu didukung dengan keberadaan
dilakukan secara paralel di lintas satuan kerja persetujuan orang tua atau wali korban anak.
Kemendikbudristek yang bekerja sama dengan Dalam penanganan kasus kekerasan yang
pengelola sekolah, pendidik, dan tenaga menimpa anak, pendampingan dan persetujuan
kependidikan. orang tua atau wali korban anak menjadi
diperlukan. orang tua atau wali tersebut
meliputi orang tua, keluarga, maupun orang
dewasa lainnya yang dapat dipercaya oleh
korban anak.

Tabel 2.2. Prinsip Penanggulangan di Satuan Pendidikan

Prinsip Penanggulangan di Satuan Pendidikan

kepentingan pertumbuhan persamaan pendapat tindakan yang perlindungan


terbaik bagi dan hak (tidak peserta didik bersifat edukatif terhadap
peserta didik; perkembangan diskriminatif); dan rehabilitatif hak-hak anak
peserta didik; dan hak asasi
manusia
sebagaimana
diatur dalam
peraturan
perundang-
undangan.

Sumber: Permendikbud No.82 Tahun 2015

Kemudian, prinsip tersebut diintegrasikan dengan beberapa layanan yang dapat menunjang
pencegahan dan penanganan, antara lain:

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 23
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling

Layanan Dasar Layanan Responsif Dukungan Sistem

• Menumbuhkan dan • Bersegera menangani • Kebijakan sekolah yang


menjaga budaya sekolah isu yang terjadi di satuan ramah bagi peserta didik,
yang dilandaskan profil pendidikan, dimulai dari tercermin dari budayanya.
pelajar Pancasila pencarian informasi yang • Ada prosedur yang jelas
• Memberikan wawasan dan menyeluruh. dalam menangani isu-isu
pemahaman tentang isu-isu • Bersikap netral dan objektif penting dan dilakukan
intoleransi, kekerasan, dan dalam penanganan isu. secara konsisten oleh
perundungan, baik melalui • Pendampingan secara seluruh warga sekolah
kegiatan khusus maupun intensif bagi peserta didik • Sosialisasi kebijakan
membahas topik tersebut yang berkaitan dengan sekolah kepada semua
saat berkaitan dengan isu permasalahan dan pihak
materi yang dipelajari di melibatkan keluarga, • Sosialisasi dan
kelas. dan profesional dalam pemanfaatan
• Mengajak peserta didik penanganan bila diperlukan berbagai program
untuk merefleksikan dan • Komitmen bersama Kemendikbudristek
secara proaktif menjaga berkomunikasi dan sehingga upaya
lingkungan belajar yang memantau untuk perbaikan mewujudkan “Pelajar
sehat di satuan pendidikan yang berkelanjutan Sepanjang Hayat” dengan
• Mengajak dan • Komitmen program dan harapan “Banyak Karya,
Mengupayakan secara komunikasi kolaborasi agar Banyak Coba, dan Banyak
bertahap, bertingkat, nantinya satuan pendidikan, Tanya”
dan berkelanjutan bagi keluarga, dan masyarakat
peserta didik, keluarga, dan mau sadar, paham,
masyarakat untuk dapat bergabung, dan melakukan
merubah paradigma dan penguatan karakter
perilaku dengan penguatan
karakter

Catatan Penting

Dalam Kasus kekerasan (baik perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi) yang dilakukan
oleh peserta didik atau seorang anak, anak tersebut juga diperlakukan seperti korban dalam
melaksanakan layanan bantuan dan rehabilitas. Hal tersebut diasumsikan bahwa seseorang
yang berada di bawah usia 18 Tahun dianggap belum mampu mengambil keputusan atas
dirinya sendiri, termasuk dalam melakukan kekerasan

Dalam penanganan kasus seperti ini ini, kasus kekerasan seksual yang melibatkan pelaku anak,
perlu dipastikan diproses menggunakan Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA).

Pelaksanaan penanganan kekerasan dapat diintegrasikan dengan langkah-langkah layanan dasar


dan responsif bersama dukungan secara sistem yang dijabarkan pada lampiran 11.

24
Strategi Kerja Sama Keluarga dan Mitra

3 Strategi Kerja Sama Keluarga


dan Mitra

Ringkasan Bab
Strategi Pemberdayaan Keluarga

Strategi Kerja Sama dengan Mitra

Melalui konsep tri sentra Pendidikan, Ki Hadjar hanya belajar di satuan pendidikan saja. Untuk
Dewantara membagi tiga wadah dasar proses itu, satuan pendidikan perlu berkolaborasi
pembentukan pendidikan yang terdiri dari dengan keluarga juga komunitas/masyarakat.
Alam Keluarga, Alam Perguruan dan Alam Satuan pendidikan, keluarga, dan komunitas/
Pergerakan Pemuda (Komunitas/Masyarakat). masyarakat memiliki peran penting dalam
Dilakukan secara sinergis, ketiganya berperan membangun profil pelajar Pancasila dan
dalam mengembangkan pengetahuan, nilai- mengembangkan minat, bakat, serta
nilai dan keterampilan peserta didik. Dalam kemampuan peserta didik.
proses belajarnya, peserta didik tidak cukup

A. Strategi Pemberdayaan Keluarga


Salah satu sumber belajar utama dan mendasar waktu berinteraksi, memfasilitasi kebutuhan,
peserta didik tentang interaksi positif yang membimbing dan memberi teladan, termasuk
mengedepankan rasa empati dan kepedulian juga menyediakan lingkungan belajar yang
adalah lingkungan keluarga. Oleh karena sehat bagi anak-anaknya. Selain orang tua,
itu, keluarga memiliki fungsi sosialisasi dan wali dan orang dewasa lain juga bertanggung
pembelajaran yang penting untuk membentuk jawab memberikan pendampingan, mengingat
pengembangan diri anak yang mendukung beberapa peserta didik juga ada yang tinggal di
pendidikannya di sekolah. Orang tua perlu asrama atau tinggal bersama kerabat.
membangun komunikasi, menyediakan

Agar proses pembelajaran berjalan optimal, satuan pendidikan memastikan keterlibatan dan
pendampingan orang tua sesuai dengan tahapan perkembangan dan kondisi keluarga peserta
didik. Penting bagi satuan pendidikan untuk berempati dan memahami kondisi keluarga,
sehingga dapat menjalankan kolaborasi atau memberikan bimbingan yang tepat bagi orang
tua.

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 25
Strategi Kerja Sama Keluarga dan Mitra

Orang tua juga berperan penting dalam peserta didik agar didapatkan pengenalan
mengenali potensi minat, bakat, dan peserta didik yang utuh antara proses belajar di
kemampuan anak dengan mengamati perilaku sekolah maupun di rumah. Nilai, visi, dan misi
anak, memberikan dampingan dan motivasi satuan pendidikan dan keluarga perlu terus
serta sarana dan prasarana yang mendukung diselaraskan selama proses belajar peserta didik
proses belajar anak. Pendampingan orang berlangsung. Beberapa hal yang penting untuk
tua yang tepat juga dapat membantu peserta terus diingat saat mengatasi permasalahan
didik menentukan pilihan-pilihan dan rencana bersama orang tua/keluarga:
masa depan sebagai bekal mereka menjadi
pembelajar sepanjang hayat. 1. Menghargai dan berempati
2. Memiliki hati dan pikiran terbuka
Satuan pendidikan dan keluarga perlu saling
3. Antusias dalam memecahkan persoalan
berbagi informasi mengenai perkembangan

Contoh Pertanyaan untuk Refleksi Bersama

Menghargai dan • Apakah pendidik menunjukkan pemahaman tentang tantangan yang


berempati dihadapi orang tua dalam hidup mereka, dan mampu melihat situasi dari
sudut pandang mereka?
• Apakah satuan pendidikan dan keluarga terus membangun hubungan
yang saling menghargai?
• Apakah satuan pendidikan menghargai orang tua sebagai individu, percaya
pada kemampuan mereka membuat keputusan dalam kehidupan keluarga
mereka?
• Apakah pendidik atau Guru BK menahan dahulu pandangan alternatif, dan
menawarkan pandangan lain bila diperlukan?

Memiliki hati dan • Apakah satuan pendidikan dan keluarga memiliki dorongan untuk saling
pikiran terbuka mendengar dan belajar?
• Apakah orang tua merasa mendapat perlindungan, dipahami, dan diterima
bila bercerita secara terbuka terkait permasalahan peserta didik?
• Apakah orang tua merasa mendapatkan dukungan yang efektif dari pihak
satuan pendidikan?
• Apakah pendidik mendorong adanya evaluasi dan refleksi selama
mengatasi permasalahan?
• Apakah satuan pendidikan membawa energi positif yang bersahabat ke
dalam hubungan dan pendekatan yang tenang, dan hangat?

26
Strategi Kerja Sama Keluarga dan Mitra

Antusias dalam • Apakah satuan pendidikan meyakini bahwa setiap keluarga dan peserta
memecahkan didik memiliki potensi untuk memecahkan permasalahannya?
persoalan • Apakah satuan pendidikan terus berupaya mencari jalan untuk melibatkan
keluarga yang kesulitan mendapatkan layanan?
• Apakah satuan pendidikan memastikan setiap orang tua mendapatkan
layanan dasar, dan memberikan kesempatan untuk memberikan dukungan
yang lebih intens saat dibutuhkan?

Satuan pendidikan perlu melakukan seperti angket, observasi dan wawancara.


pengenalan dengan orang tua atau keluarga Setelah peserta didik menjadi bagian dari
sejak awal peserta didik mulai proses satuan pendidikan, keterlibatan orang tua
pembelajaran di satuan pendidikan. Identifikasi perlu didukung oleh berbagai bentuk strategi
ini dapat dilakukan melalui berbagai metode pelibatan dan pemberdayaan.

Dalam bermitra dengan orang tua/keluarga, satuan pendidikan perlu melakukan beberapa hal di
bawah ini secara konsisten.

1. Menjalin komunikasi, baik yang dilakukan pubertas), pendidikan seksual


secara periodik maupun insidental, yang (sex education), perundungan,
bertujuan untuk: penggunaan media sosial, dsb.
a. Memastikan keselarasan visi, misi, dan Pertemuan ini sebaiknya berkolaborasi
kebiasaan baik di sekolah maupun di dengan pihak ahli yang memahami
rumah; topiknya, atau melibatkan orang tua
yang berprofesi sebagai psikolog atau
b. Membantu orang tua memahami
dokter; dan
potensi, minat, dan bakat serta
kebutuhan peserta didik sesuai e. Menyediakan sarana untuk berbagi
karakteristiknya; pengetahuan dan pengalaman
dengan orang lain.
c. Memberikan kesempatan kepada
orang tua/keluarga untuk 2. Menjalin kerja sama dengan orang tua
menyampaikan berbagai kendala untuk:
dalam mengajar dan mendidik anak a. Menjaga kesehatan fisik dan jiwa anak
serta bersama-sama mencari solusi dan agar peserta didik siap menerima
pemecahannya; pembelajaran dan pendidikan;
d. Mengembangkan wawasan b. Menjalin komunikasi dengan peserta
orang tua mengenai topik-topik didik;
seputar pengasuhan, pemahaman c. Melakukan pengamatan terhadap
perkembangan anak pada usia- perilaku peserta didik. orang tua
usia tertentu (misalnya bagaimana dapat dilatih untuk mengembangkan
mendampingi remaja dalam masa kemampuan observasi, kegiatan

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 27
Strategi Kerja Sama Keluarga dan Mitra

untuk mengisi waktu luangnya, kemampuannya. Hal ini penting


kebiasaan, atau hal-hal lain yang untuk dilakukan sejak dini sehingga
berkaitan dengan proses belajar. peserta didik mendapatkan wawasan
Hasil pengamatan orang tua dapat dan pengalaman yang kaya dalam
dibagikan kepada guru atau pihak lain memahami dirinya sendiri. Penting
yang membutuhkan; bagi satuan pendidikan untuk
d. Menumbuhkan karakter atau menyesuaikan ajakan ini dengan
keterampilan hidup peserta didik kondisi orang tua;
sesuai dengan tahapan usianya, f. Menghadirkan lingkungan yang aman
misalnya sopan santun, kemandirian, dan kondusif; dan
keterampilan sosial, keterampilan g. Menjalankan aktivitas yang disarankan
bekerja dan sebagainya; satuan pendidikan atau pihak
e. Mendorong orang tua memberikan yang terlibat sebagai program
ruang eksplorasi bagi anak untuk pengembangan di rumah.
mengenali bakat, minat, dan

Dalam upaya memberdayakan orang tua terhadap potensi, bakat, minat dan karakteristik
dalam peningkatan dan pengembangaan anak juga berbeda-beda, ada yang menolak,
potensi, bakat, dan minat peserta didik, mengalihkan atau pemberian kompensasi yang
terkadang reaksi atau respons orang tua berlebihan atau menerima anak apa adanya.
tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini Kondisi tersebut menyebabkan orang tua atau
juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor keluarga memberikan respons yang berbeda
misalnya tingkat pendidikan, sosial ekonomi, terhadap komunikasi dan kerjasama yang
dan kepribadiannya. Penerimaan orang tua hendak dibangun.

Beberapa strategi yang dapat digunakan ketika orang tua atau keluarga kurang responsif terhadap
komunikasi atau kerja sama yang diharapkan antara lain:

a. Mencari informasi mengenai kondisi orang c. Mendengarkan secara aktif; dan


tua atau keluarga peserta didik; d. Meyakinkan orang tua bahwa pertemuan
b. Menyampaikan tujuan komunikasi atau harus dipandang sebagai kesempatan
kerja sama yang akan dilakukan. Tujuan ini berbagi pengalaman untuk memperbaiki
perlu fokus pada penyelesaian masalah dan proses belajar peserta didik.
membantu peserta didik;

Pelibatan orang tua dalam layanan BK oleh dan orang tua, terutama dalam membangun
satuan pendidikan hendaknya dilakukan tidak kepercayaan. Menurut Epstein (2009), ada 6
hanya saat peserta didik memiliki masalah. (enam) strategi pelibatan orang tua di satuan
Keterlibatan orang tua sepanjang peserta didik pendidikan yaitu:
belajar menjadi kunci relasi satuan pendidikan

28
Strategi Kerja Sama Keluarga dan Mitra

Strategi pelibatan Hal yang dapat dilakukan satuan pendidikan

1. Parenting Memberikan kelas-kelas untuk orang tua. Satuan pendidikan


dapat membuat ruang belajar bersama untuk orang tua tentang
keterampilan mengasuh anak, pentingnya dukungan keluarga,
perkembangan anak dan remaja, dan konteks rumah yang
meningkatkan pembelajaran di setiap tingkat kelas. Wali kelas
dapat menjadi kunci antara satuan pendidikan dan keluarga, dan
dapat mengetahui topik-topik yang dibutuhkan orang tua dalam
mendampingi proses belajar peserta didik.

Membuat kegiatan untuk memberikan kesempatan bagi orang tua


dapat mengenal satu sama lain, tidak hanya mengenal wali kelas atau
warga satuan pendidikan saja.

2. Menjadi relawan di Membuka kesempatan bagi orang tua untuk menjadi sukarelawan.
satuan pendidikan Satuan pendidikan dapat mencoba mencocokkan keterampilan
orang tua sebagai relawan dengan kebutuhan kelas. Di beberapa
satuan pendidikan, orang tua diberi kesempatan untuk membuat
perencanaan program keterlibatan orang tua maupun perencanaan
kontribusi yang mendukung pembelajaran. Pengenalan profesi orang
tua dapat bermanfaat untuk membuka wawasan peserta didik dalam
pengembangan minat, bakat, dan karir, bahkan sejak usia dini. orang
tua juga dapat menjadi relawan untuk menyediakan atau memasak
makanan bergizi di satuan pendidikan untuk para peserta didik.

3. Membantu Libatkan keluarga dalam kegiatan belajar di rumah. Satuan


pembelajaran di pendidikan dapat merancang kegiatan-kegiatan interaktif termasuk
rumah pekerjaan rumah, atau merancang program yang mendorong
peserta didik untuk meminta bantuan dan/atau berkolaborasi
dengan orang tua mereka. Dalam hal ini, satuan pendidikan perlu
mempertimbangkan bentuk-bentuk kegiatan yang tidak membebani
orang tua, untuk memudahkan keterlibatan orang tua. Penting pula
pendidik menginformasikan orang tua tentang tujuan setiap tugas,
memberikan arahan, dan meminta komentar.

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 29
Strategi Kerja Sama Keluarga dan Mitra

Strategi pelibatan Hal yang dapat dilakukan satuan pendidikan

4. Membangun Komunikasi rutin dan efektif dengan orang tua tentang program
komunikasi dengan satuan pendidikan dan kemajuan peserta didik. Satuan pendidikan
satuan pendidikan dapat mendorong orang tua untuk menghadiri pertemuan atau
kegiatan bersama dengan orang tua. Komunikasi ini bisa dilakukan
melalui berbagai cara seperti buku komunikasi orang tua dengan
satuan pendidikan, pesan singkat melalui gawai, surat elektronik, atau
cara lain sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.

Komunikasi secara individu juga dapat dilakukan tidak hanya saat


peserta didik memiliki masalah, namun pada berbagai kesempatan.
Pendidik perlu mengupayakan waktu pertemuan dengan orang tua
yang nyaman agar orang tua benar-benar dapat hadir.

5. Terlibat dalam Satuan pendidikan dapat melibatkan orang tua dalam pengembangan
pengambilan satuan pendidikan. Sertakan orang tua dalam membuat kurikulum
keputusan di satuan operasional di satuan pendidikan sebagai narasumber atau mitra
pendidikan berdiskusi, misalnya menjadi narasumber dalam analisis karakteristik
satuan pendidikan.

6. Berkolaborasi dengan Satuan pendidikan dapat membuka kesempatan bagi orang tua
masyarakat untuk ikut membantu dalam kegiatan kolaborasi dengan komunitas
atau masyarakat, seperti membantu menghubungkan pekerjaan
dan sumber daya komunitas bisnis, lembaga, perguruan tinggi dan
universitas, dan kelompok lain untuk memperkuat program satuan
pendidikan, praktik keluarga, dan pembelajaran peserta didik.

Menjalin komunikasi yang baik dengan orang efisien, penting bagi satuan pendidikan
tua sangatlah penting. Keberhasilan proses untuk membuat kebijakan atau memberikan
belajar peserta didik dapat dipengaruhi oleh pemahaman tentang cara berkomunikasi yang
hubungan antara satuan pendidikan dengan tepat dengan orang tua. Beberapa hal yang
keluarga. Bila satuan pendidikan mengetahui perlu diperhatikan satuan pendidikan dalam
bahwa ada cara-cara komunikasi pendidik berkomunikasi dengan orang tua adalah
dengan orang tua yang kurang efektif atau sebagai berikut.

30
Strategi Kerja Sama Keluarga dan Mitra

Daripada melakukan... Lebih baik lakukan...

Menggunakan pendekatan otoritarian atau Menguatkan pentingnya peran orang tua


instruktif dalam proses belajar peserta didik. Orang
tua tidak hanya memberikan ekspektasinya
kepada anak dan atau guru, tetapi juga
ikut serta dalam proses mencapai tujuan
pembelajaran yang disepakati.

Menunda-nunda dan mengabaikan Berkomunikasi secara berkala dan


komunikasi dengan/dari orang tua memberikan informasi sejak dini bila
pendidik mulai melihat ada permasalahan

Membatasi komunikasi saat ada Sediakan diri untuk berkomunikasi dalam


permasalahan, dan hanya berkomunikasi jika kondisi apapun
ada situasi baik saja

Menggunakan bahasa kompleks Gunakan bahasa yang mudah dipahami dan


dan berpotensi untuk menimbulkan tidak menimbulkan kesalahpahaman
kesalahpahaman

Membatasi komunikasi hanya dengan satu Buatlah kebijakan berkomunikasi dengan


atau dua cara saja orang tua

Untuk selanjutnya, satuan pendidikan dapat membuat program kegiatan dalam pemberdayaan
keluarga setelah melakukan analisis dan kebutuhan layanan bimbingan konseling. Contoh program
pemberdayaan keluarga dapat dilihat pada lampiran 8.

B. Strategi Kerja Sama dengan Mitra


Kunci keberhasilan dalam pembelajaran di baik dapat terjalin jika masing-masing pihak
satuan pendidikan salah satunya adalah memiliki keselarasan pada pemahaman visi
kemitraan yang dijalin dengan berbagai pihak. dan misi sehingga dapat memberikan layanan
Kemitraan merupakan salah satu langkah yang yang tepat untuk peserta didik. Harapannya,
dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan kemitraan ini menciptakan kebermanfaatan
peserta didik ketika satuan pendidikan memiliki secara maksimal melalui berbagai sumber daya
keterbatasan sumber daya. Kemitraan yang dan kontribusi.

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 31
Strategi Kerja Sama Keluarga dan Mitra

Berikut adalah contoh kemitraan yang dapat dibangun oleh satuan pendidikan.

■ Kemitraan dalam Layanan Dasar dan Dukungan Sistem

Mitra Contoh Kontribusi

Tokoh masyarakat/ adat Memberikan wawasan dan pembinaan tentang kearifan lokal dan
peran yang dapat dilakukan oleh peserta didik dalam melestarikan
dan menjaga kearifan lokal/sosial budaya setempat

Tokoh agama Memberikan penguatan dan pembimbingan sesuai dengan keyakinan


peserta didik

Psikolog/dokter Memberikan wawasan kepada peserta didik ataupun orang tua


tentang tugas perkembangan atau isu-isu yang relevan

Lembaga Swadaya Memberikan wawasan atau mengajak peserta didik untuk


Masyarakat berkontribusi di lingkungan/komunitas

Ahli Pendidikan Memberikan wawasan dan penguatan terkait keterampilan belajar


sebagai persiapan masa depan

Perguruan Tinggi Memberikan wawasan lebih mendalam mengenai berbagai fakultas


dan jurusan ilmu, proses, dan persiapan yang perlu dilakukan peserta
didik untuk pendidikan lanjutan sesuai dengan minat dan potensinya

Pengusaha/Dunia Kerja Memberikan wawasan mengenai peluang kerja atau usaha sesuai
dengan minat dan potensi yang dimiliki oleh peserta didik, dan
kompetensi (hard skills dan soft skills) yang dibutuhkan peserta didik
pada pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dan rekrutmen di dunia
kerja.

Memberikan wawasan mengenai proses bisnis yang terdapat


di dunia kerja, dan memberikan kesempatan peserta didik untuk
mengembangkan soft skill untuk bekerja dengan orang dewasa saat
Praktik Kerja Lapangan dan lulus sekolah.

32
Strategi Kerja Sama Keluarga dan Mitra

■ Kemitraan dalam Layanan Responsif dan Perencanaan Individu

Mitra Contoh Kontribusi

Psikolog/biro psikologi Membantu satuan pendidikan melakukan identifikasi minat, bakat,


dan kemampuan peserta didik

Memberikan konseling yang bersifat kuratif/penyelesaian terhadap


peserta didik yang memerlukan (referal penanganan)

Dokter/ Tenaga Kesehatan Memberikan penanganan dan tindakan lebih lanjut terkait
kematangan tumbuh kembang (referal penanganan)

Terapis Memberikan arahan dan perlakuan khusus terkait pengembangan


kondisi yang diperlukan oleh peserta didik berkebutuhan khusus
(referal penanganan)

■ Kerja Sama dengan Tenaga Ahli (Psikolog, Konselor, dan/atau Terapis)


di Luar Sekolah

Kemitraan dengan konselor atau terapis merupakan langkah lanjutan ketika peserta didik memiliki
masalah di luar kemampuan profesional Guru BK (terkait batas antar profesi) atau satuan pendidikan.

Langkah-langkah kerja sama dengan tenaga ahli tersebut digambarkan sebagai berikut :

1. Melakukan identifikasi dan analisis lebih berkompeten untuk menyelesaikan


kebutuhan melalui observasi mendalam masalah psikologis peserta didik seperti
dan menggunakan beberapa instrumen depresi, kepribadian ganda, skizofrenia,
yang sesuai dengan situasi atau kebutuhan fobia sosial, cemas berlebih, dan lain-lain;
oleh wali kelas dan/atau Guru BK; • Informasi ini menjadi bahan
2. Dari hasil analisis tersebut, dipetakan pertimbangan dalam merencanakan dan
kebutuhan layanan untuk peserta didik. menentukan bimbingan konseling yang
Bentuk layanan dapat berupa bimbingan sesuai dengan peserta didik dalam upaya
(preventif), konseling (kuratif) yang bisa membantu proses perkembangannya
dilakukan bersama dengan profesi lain secara optimal; dan
seperti terapis, psikolog (konselor) dan • Peserta didik dengan disabilitas
psikiater. Contoh: intelektual dapat diberi rekomendasi
• Peserta didik yang memerlukan layanan layanan bantuan yang berkaitan proses
psikolog akan diberikan layanan belajar dengan tujuan pembelajaran
psikologi. Hal ini penting karena yang lebih sesuai dengan minat, bakat,
diperlukan referal penanganan yang dan kemampuannya.

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 33
Strategi Kerja Sama Keluarga dan Mitra

3. Evaluasi dan tindak lanjut program atau orang tua/wali. Guru BK memberikan
dengan tenaga ahli untuk mengetahui informasi perkembangan peserta didik
keberhasilan program misalnya dengan kepada pihak-pihak yang membutuhkan
memberikan angket perubahan perilaku, untuk membantu proses perkembangan
angket motivasi belajar, angket tingkat peserta didik di masa depan.
kecemasan kepada peserta didik dan/

Tenaga ahli berkewajiban menginformasikan berbagai jenis profesi, lingkup pekerjaan,


perkembangan peserta didik kepada Guru dan perkembangan pekerjaan terkini dapat
BK/pihak sekolah. Guru BK berkewajiban memberikan perspektif yang lebih luas
mendampingi proses kerja sama dengan tenaga kepada peserta didik dalam menentukan
ahli. Selain itu, Guru BK juga harus memberikan rencana jangka pendek bahkan jangka
informasi kepada guru-guru lain agar seluruh panjang akademiknya. Bukan hanya peserta
pihak membantu proses pengembangan didik, kepala satuan pendidikan, Guru BK,
peserta didik. wali kelas dan guru mata pelajaran lainnya
juga dapat memperoleh informasi mengenai
Kemitraan dengan industri atau dunia kerja perkembangan industri dan dunia kerja saat ini
memiliki peranan penting dalam mendukung sehingga dapat menyelaraskan layanan BK yang
pengembangan minat dan bakat peserta didik. diberikan kepada peserta didik.
Semakin terpaparnya peserta didik dengan

Berikut ini adalah beberapa contoh kemitraan dengan industri dan dunia kerja yang dapat dilakukan.

1. Mengajak industri dan dunia kerja untuk 2. Membangun kemitraan dengan industri
menjadi narasumber berbagi pengetahuan dan dunia kerja untuk dapat bekerja sama
dan pengalaman sesuai dengan profesi dan dalam kegiatan magang dan Praktik Kerja
lingkup pekerjaannya. Dalam hal ini, dapat Lapangan bagi peserta didik SMA dan
juga bekerja sama dengan orang tua untuk SMK guna menyiapkan kompetensi yang
berbagi di sekolah. dibutuhkan dunia industri dan dunia kerja.

34
Lampiran

Lampiran

Pemetaan Sebab
Lampiran 1 Akibat
Contoh alur melakukan refleksi ketika peserta didik melanggar aturan

Sebab: Akibat:

• •
Peristiwa
• •

Apa yang sudah Bagaimana Apa yang harus


kamu lakukan perasaanmu dilakukan/solusi

1. Peserta didik diajak diskusi tentang peristiwa yang


terjadi/kegiatan Buat perjanjian untuk
2. Peserta didik diajak untuk mengidentifikasi hal-hal menerapkan solusi/
yang menjadi akibatnya konsekuensi
3. Peserta didik dipandu untuk menyebutkan akibatnya
4. Bimbing peserta didik untuk menemukan solusinya

Pendekatan dan contoh-contoh dialog berbasis humanistik oleh wali kelas, guru BK atau guru lainnya
dapat memberikan konseling dengan membantu peserta didik:

1. mengidentifikasi masalah yang dihadapi;


2. fokus pada masalah yang dihadapi;
3. menemukan alternatif solusi;
4. dapat mendengar dan menerima masukan atau pendapat orang lain;
5. mengevaluasi solusi yang akan diambilnya;
6. menerapkan solusinya; dan
7. mengevaluasi hasilnya.

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 35
Lampiran

► Lampiran 2 Contoh Lembar Refleksi

Judul: LEMBAR RENCANA AKSI

Ini adalah lembar yang dapat digunakan dalam membantu peserta didik membuat rencana aksi
dalam upaya mencapai situasi yang diinginkan.

Penjelasan Penggunaan

1. Minta peserta didik mengidentifikasi situasi langkah konkrit sebagai rencana aksi dan
yang dihadapi saat ini. detilkan dengan menjawab pertanyaan di
2. Minta peserta didik menuliskan situasi yang dalam kolom rencana aksi.
ia inginkan berbeda atau lebih baik dari 5. Jika peserta didik kesulitan dalam
situasi saat ini. memutuskan rencana aksi dalam bentuk
3. Minta peserta didik memikirkan apa saja tertulis, peserta didik bisa menggunakan
hal-hal yang bisa ia lakukan berbeda agar ilustrasi BK-04 untuk menggambarkan dulu
situasi saat ini dapat berubah menjadi saja apapun yang ia pikirkan tentang aksi
situasi yang diinginkan. yang akan dilakukan. Satu kotak berupa
satu ide rencana aksi.
4. Berdasarkan jawaban dari langkah 3 di
atas, minta peserta didik memutuskan satu

36
Lampiran

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 37
Lampiran

38
Lampiran

Judul: PIKIRAN/PERASAANKU

Ini adalah lembar yang dapat digunakan untuk membantu peserta didik mengekspresikan pikiran
dan perasaannya mengenai persoalan/masalah yang sedang terjadi.

Instruksi

1. Minta peserta didik menuliskan masalah 3. Minta peserta didik untuk menggambarkan
yang saat ini terjadi. Masalah tidak selalu pikiran atau perasaannya di dalam
berupa situasi negatif, tapi bisa juga berupa lingkaran. Sampaikan bahwa semua coretan
harapan yang ingin diwujudkan. Untuk benar. Ia boleh menggambarkan apapun
peserta didik yang lebih kecil, dapat dibantu disana, meskipun hanya ia yang akan
dengan visualisasi ekspresi emosi terlebih mengerti apa yang akan digambar. Jika ia
dahulu kemudian menggali situasi yang mau menggambar hal lain di luar lingkaran,
dihadapi. Untuk peserta didik yang lebih diperbolehkan. Semua bagian kertas itu
kecil, dapat dibantu dengan visualisasi boleh ia manfaatkan sesukanya.
ekspresi emosi terlebih dahulu kemudian 4. Minta peserta didik untuk menceritakan
menggali situasi yang dihadapi. hasil gambarnya dan elaborasi lewat
2. Siapkan alat tulis yang beragam seperti pertanyaan terbuka untuk membantu
spidol, krayon, pensil warna, cat air, dll peserta didik bisa bercerita lebih banyak lagi
dengan ragam warna dan biarkan peserta tentang gambarnya.
didik memilih alat tulis mana dan warna apa
yang akan ia gunakan.

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 39
Lampiran

40
Lampiran

Judul: YANG KUINGINKAN

Ini adalah lembar yang dapat digunakan untuk membantu peserta didik mengekspresikan apa yang
ia inginkan dari suatu situasi/kondisi/kejadian.

Instruksi

1. Siapkan alat tulis yang beragam seperti menggambarkan apapun disana, meskipun
spidol, krayon, pensil warna, cat air, dll hanya ia yang akan mengerti apa yang akan
dengan ragam warna dan biarkan anak digambar. Jika ia mau menggambar hal lain
memilih alat tulis mana dan warna apa yang di luar lingkaran, diperbolehkan. Semua
akan ia gunakan. bagian kertas itu boleh ia manfaatkan
2. Minta peserta didik untuk mengingat sesukanya.
situasi/kondisi/kejadian yang akan dibahas 4. Minta peserta didik menceritakan hasil
3. Minta peserta didik menggambarkan apa gambarnya dan elaborasi lewat pertanyaan
yang sebenarnya ia inginkan dari situasi/ terbuka untuk membantu peserta didik
kondisi/kejadian tersebut. Sampaikan bisa bercerita lebih banyak lagi tentang
bahwa semua coretan benar. Ia boleh gambarnya.

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 41
Lampiran

42
Lampiran

Judul: AKSIKU

Ini adalah lembar yang dapat digunakan untuk membantu peserta didik mengeksplorasi dan
memunculkan ide terkait aksi yang akan ia lakukan dalam menindaklanjuti suatu situasi. Dapat
digunakan sendiri atau digunakan bersamaan setelah ilustrasi BK-03.

Instruksi

1. Siapkan alat tulis, lebih baik jika spidol. dorongan dengan adanya batasan waktu
2. Minta peserta didik untuk menuliskan dan 1 menit untuk menggambar setiap kotak,
mengingat situasi/kondisi/kejadian yang sehingga setiap waktu satu menit habis ia
akan dibahas. perlu memaksa diri menggambarkan ide
lainnya.
3. Minta peserta didik menggambarkan apa
rencana aksi yang akan dilakukan untuk 4. Minta peserta didik untuk menceritakan
menindaklanjuti situasi/kondisi/kejadian setiap ide rencana aksinya tersebut.
tersebut. Satu kotak menggambarkan Elaborasi lewat pertanyaan, sampai rencana
satu ide rencana aksi. Ia diminta untuk aksi itu jadi lebih konkrit baginya.
menggambarkan 6 ide rencana aksi di 6 5. Minta peserta didik untuk memutuskan
kotak yang berbeda tersebut. Jika peserta mana rencana aksi yang akan ia lakukan
didik kesulitan untuk memunculkan ide, beri terlebih dahulu.

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 43
Lampiran

44
Lampiran

Judul: DIRIKU

Ini adalah salah satu contoh apa saja yang perlu anak kenali dan deskripsikan tentang dirinya. Hal
yang dituliskan di tiap bagiannya bisa diubah sesuai dengan kebutuhan.

Instruksi

1. Gambarkan dirimu, atau sediakan gambar mencapai tujuan, dan dukungan yang kamu
orang seperti contoh ini dimana anak perlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
tinggal menuliskan jawaban di setiap Anak yang berusia lebih muda juga dapat
aspeknya. Untuk anak yang lebih kecil, dibantu untuk mendeskripsikan hal yang
dapat diberikan kegiatan seperti mewarnai disukai dari dirinya.
atau melengkapi figur tertentu. 3. Ceritakan dengan lebih mendetail misi,
2. Ini adalah diriku di kelas ini. Silakan minat dan kelebihanmu, strategi dan
tuliskan apa misi pribadimu, minat dan dukungan yang kamu perlukan untuk
kelebihanmu, strategi yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 45
Lampiran

46
Lampiran

Judul: Lembar Kenal Emosi

ini adalah media yang dapat anak manfaatkan agar dapat lebih mengenali emosi yang mendasari
perilakunya

Instruksi

1. Tuliskan apa perilaku yang akan dibahas 5. Ceritakan apa yang sudah dituliskan dan
saat ini elaborasi lewat pertanyaan, sehingga di
2. Ingat-ingat saat perilaku itu muncul, apa hal akhir anak bisa mendapatkan pemahaman
yang dipikirkan kala itu yang utuh tentang dirinya saat melakukan
perilaku tertentu. Tuliskan pemahaman
3. Tuliskan apa emosi yang dirasakan
tersebut di bagian kesimpulan tentang
4. Tuliskan apa yang dirasakan di tubuh saat
dirinya
merasakan emosi tersebut

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 47
Lampiran

48
Lampiran

Judul: Emosi dan Caraku Mengelolanya/Bersahabat dengan Emosi

Ini adalah media yang dapat membantu anak lebih kenal dengan emosinya dan menemukan ragam
cara yang dapat dilakukan untuk mengelola setiap jenis emosi tersebut

Instruksi

1. Gambarkan 3 jenis emosi yang paling sering 2. Tuliskan apa saja yang biasa dilakukan
kamu rasakan saat ini, dan tuliskan apa untuk mengelola emosi tersebut dan
nama emosinya. Untuk anak yang lebih membuat diri kembali nyaman. Anak juga
muda, mulai dengan memberikan visualisasi dapat diberikan pilihan visualisasi hal
ekspresi 6 emosi dasar (senang, marah, yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat
sedih, takut, jijik, dan terkejut). Visualisasi merasakan emosi negatif. Selanjutnya, anak
dapat disertai dengan deskripsi singkat dapat didampingi untuk menyampaikan
misalnya senang: wajah tersenyum, tertawa. dengan baik saat merasakan emosi tertentu
Ajak anak untuk memilih emosi yang dan memilih kegiatan yang tidak merugikan
dirasakan. diri sendiri maupun orang lain.

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 49
Lampiran

50
Lampiran

Judul: Lembar Asesmen Hidup Sehat Seimbang

Ini adalah lembar yang dapat membantu anak mengukur seberapa baik ia sudah melakukan
aktivitas-aktivitas yang penting untuk hidup sehat seimbang.

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 51
Lampiran

52
Lampiran

► Lampiran 3 Contoh Refleksi Selama Konseling Berdasarkan


Glasser (1965) sebagai Berikut:
1. Menjalin hubungan baik c. Dukungan seperti apa yang diperlukan
2. Fokus pada perilaku saat ini dengan dari orang tua atau guru dalam
pertanyaan “ Apa yang terjadi?” melakukan langkah-langkah untuk
memperbaiki diri?
3. Membantu peserta didik dalam
mengevaluasi perilaku yang ditampilkan 5. Membuat komitmen atas solusi yang
apakah perilaku tersebut membantu disepakati. Pendekatan dalam membuat
peserta didik dalam bersikap lebih baik atau komitmen bukan berdasarkan paksaan
tidak, dengan pertanyaan : dari Guru BK atau orang dewasa lain.
Pertanyaan-pertanyaan yang membantu
a. Apakah yang mungkin kamu lakukan
adalah:
untuk mencapai situasi yang kamu
inginkan?” atau a. Kapan kamu akan memulai melakukan
langkah-langkah itu?
b. Apakah situasi yang kamu inginkan
dari masalah ini? b. Apakah kamu sudah memikirkan
rencanamu secara lebih detail?
4. Membantu peserta didik dalam
mengembangkan strategi mencari solusi. 6. Mengajak peserta didik menyepakati
Pertanyaan yang dapat diberikan antara konsekuensinya jika peserta didik tidak
lain: melakukan rencana yang telah dibuat.

a. Apa saja yang langkah-langkah yang 7. Orang dewasa perlu memiliki kesabaran
perlu dilakukan untuk menyelesaikan dalam menghadapi pelajar, apalagi yang
masalah ini? memasuki usia remaja,. Oleh karena itu,
tetaplah mendekati mereka, mengajak
b. Apa cara yang berbeda yang dapat
mengobrol, dan melakukan pemantauan
kamu lakukan untuk memperbaiki?
berkala.

► Lampiran 4 Contoh Kegiatan Pengembangan Minat yang


Dapat Dilakukan di jenjang SD sampai SMA/SMK (Layanan
Peminatan dan Perencanaan Individual)

Fokus bantuan layanan pengembangan minat di jenjang SD sampai SMA dapat men-
gacu pada:

1. Teori perkembangan karier oleh Donald b. Fase Eksplorasi (usia 14 sampai 24


E. Super, dkk. (1996) melalui dua fase usia tahun atau peserta didik SMA sampai
peserta didik, yaitu: usia 19/20 tahun)
a. Fase Pertumbuhan (usia 4 sampai 13 2. Teori minat karier oleh John Holland (1959)
tahun), dan yang mengelompokkan enam tipe minat
diri, antara lain:

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 53
Lampiran

a. Realistic (contoh: minat rumpun d. Social (contoh: minat rumpun ilmu-


keteknikan dan lapangan), ilmu sosial),
b. Investigative (contoh: minat rumpun e. Enterprising (contoh: minat
bidang sains), bidang manajemen, wirausaha dan
c. Artistic (contoh: minat rumpun seni kepemimpinan), dan
dan bahasa), f. Conventional (contoh: minat bidang
keadministrasian, akuntansi dan
komputerisasi).

(pembahsan lebih lanjut tentang RIASEC pada lampiran 10)

Pada fase pertumbuhan, Guru BK dan wali untuk berprestasi pada mata pelajaran yang
kelas berperan memotivasi peserta didik menjadi minat dan keunggulan maupun
untuk memiliki orientasi pada masa depan, pengembangan kualitas kepribadian yang
mengembangkan ciri kepribadian dan sikap mempersiapkan peserta didik untuk memiliki
belajar yang penuh motivasi, bersemangat, cara kerja yang efektif.
dan optimistis, serta mendorong peserta didik

Contoh-contoh kegiatan bagi peserta didik meliputi antara lain:

■ Memperkenalkan konsep kehidupan masa ■ Interaksi dengan peserta didik di jenjang


depan melalui berbagai media dengan SD dapat menggunakan media visual yang
materi pembelajaran yang sudah disetujui menarik dan mudah dipahami peserta didik,
oleh sekolah; seperti foto-foto tentang jenis dan tempat
kerja atau video singkat tentang pekerjaan
■ Memperkenalkan tentang profesi-profesi
tertentu;
yang ada di sekitar kehidupan peserta didik
sampai dengan profesi-profesi yang kekinian; ■ Setiap akhir kegiatan selalu disertai dengan
refleksi untuk mengukur pemahaman dan
■ Mengajak peserta didik melakukan
proses belajar peserta didik; dan
kunjungan lapangan (field trip) dalam
memahami konteks dunia kerja; ■ Dalam pengembangan minat, mendorong
peserta didik di setiap jenjang untuk aktif
■ Memperkenalkan peserta didik dengan
mengikuti ekstrakurikuler yang diminati dan
profesi-profesi dengan mengundang
dipilih sendiri.
narasumber dari profesi tertentu untuk
berbagi pengetahuan dan pengalaman
kepada peserta didik sejak usia SD;

■ Perlu memperhatikan aspek rasio peserta


didik dan narasumber seperti yang
sebagaimana dibahas pada Layanan Dasar,
serta peran fasilitator pendamping guru;

54
Lampiran

Pada Fase Eksplorasi: Peran Guru BK dan wali didik jenjang SMP dan SMA/SMK tentang
kelas adalah memberikan paparan terhadap kegiatan ekskul yang diminati, kesempatan
hal yang dapat menjadi minat peserta didik. mengikuti kompetisi, serta penguatan
Umumnya peserta didik sudah memiliki kemampuan akademik pada mata pelajaran
minat spesifik ketika memasuki jenjang SMP. yang dikuasai dan diminati akan mempertajam
Oleh karena itu, pemaparan kepada peserta perkembangan minatnya.

Berikut ini adalah contoh kegiatan yang sesuai untuk peserta didik SMP dan SMA/SMK:

■ Pengenalan diri peserta didik yang dikaitkan mengamati pekerjaan salah satu orang
dengan rencana masa depan; tuanya selama beberapa hari. Selanjutnya,
peserta didik mendapatkan kesempatan
■ Pemaparan tentang masa depan dalam
untuk melakukan satu atau dua peran di
konteks karier;
pekerjaan tersebut;
■ Pengenalan beragam profesi oleh
■ Kegiatan magang bagi peserta didik kelas
narasumber praktisi yang relevan. Bagi
XI dan XII perlu diarahkan ke bidang yang
peserta didik SMP awal masih memerlukan
menjadi aspirasi pilihan karir mereka.
contoh-contoh konkret yang dapat disajikan
Dalam hal ini, satuan pendidikan dapat
dengan bantuan media visual seperti foto
berkolaborasi bersama pihak ketiga agar,
dan video;
peserta didik mendapatkan pengalaman
■ Perlu memperhatikan aspek rasio peserta magang di bidang yang diminati;
didik dan narasumber seperti yang telah
■ Guru BK perlu melaksanakan sosialisasi
didiskusikan pada Layanan Dasar serta peran
bidang-bidang perkuliahan melalui
fasilitator pendamping guru;
kolaborasi dengan perguruan tinggi terkait
■ Saat diskusi mengenai karir masa depan untuk peserta didik kelas X sampai XII;
dengan peserta didik, narasumber perlu
■ Khusus kelas XII Guru BK dapat berkolaborasi
menekankan pada perjalanan karier dan
dengan untuk melaksanakan uji coba
pesan-pesan penting yang menumbuhkan
persiapan peserta didik dalam persiapan
motivasi peserta didik mengenai pentingnya
studi lanjut;
mengembangkan potensi dan membangun
karier. Oleh karena itu, refleksi pada fase ini ■ Guru BK, wali kelas, dan/atau guru
perlu dilakukan secara lebih mendalam; mapel lain yang memberikan layanan BK
perlu memberikan pendampingan dan
■ Bagi peserta didik kelas IX SMP dan jenjang
rekomendasi dalam pemilihan konsentrasi
SMA, perlu diperkenalkan kegiatan magang
keahlian oleh peserta didik kelas XI di jenjang
dengan berkolaborasi bersama orang tua.
SMK;
Bagi peserta didik SMP kelas IX dan SMA
kelas X, pengenalan kegiatan magang ■ Pada jenjang SMK sebagai kelanjutan studi
ditujukan untuk memberikan pemahaman dari jenjang SMP, Guru BK perlu mengamati
tentang situasi dunia kerja. Pengenalan dan berkomunikasi dengan peserta didik
ini dapat dimulai dengan memberikan dan/atau orang tua untuk mengidentifikasi
kesempatan bagi peserta didik untuk minat peserta didik memilih SMK. Berangkat

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 55
Lampiran

dari identifikasi minat peserta didik, ■ Pada jenjang SMK, Praktik Kerja Lapangan
Guru BK dapat merancang tindak lanjut (PKL) dilakukan saat peserta didik berada
pendampingan yang dapat dilakukan agar di kelas XII. Guru BK perlu melakukan
potensi peserta didik dapat berkembang pendampingan seperti mengajak dialog
secara optimal; dan reflektif agar peserta didik dapat
mengidentifikasi kompetensi (hard skill/soft
skill) yang terasah melalui PKL.

► Lampiran 5 Contoh Skenario Dampingan Penggalian Minat


dan Bakat

Catatan: untuk Sekolah Luar Biasa (SLB), guru dapat membantu dengan menyederhanakan
bahasanya dan disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. Penggalian minat dan bakat
menekankan pengamatan pada kegiatan belajar sehari-hari atau kegiatan di waktu luang
yang senang dilakukan anak, dengan memberikan kesempatan anak untuk mengeksplorasi
lingkungannya.

Beberapa prinsip dasar yang berlaku untuk semua skenario.

A. Sikap Guru
1. Melihat dan mendengarkan. Guru perlu 3. Tidak terlalu cepat atau mudah
melihat karakteristik setiap peserta didik. memberikan nasihat. Dalam proses
Remaja usia SMP, SMA/SMK perlu untuk konseling, hal yang perlu ditekankan
didengarkan aspirasi. Dengan melihat dan adalah bagaimana peserta didik mampu
mendengarkan, guru telah membantu mencari dan menemukan sendiri cara
‘menyelesaikan’ sebagian permasalahan pemecahan atas masalahnya. Oleh karena
remaja yang sangat perlu untuk itu, hendaknya guru tidak memposisikan
didengarkan. diri menjadi orang yang merasa lebih
2. Menahan diri untuk bicara. Guna dewasa atau berpengalaman, sehingga
memahami peserta didik secara mendalam, langsung memberikan saran dan nasihat
guru perlu mengendalikan keinginan untuk peserta didik. Dengan cara ini,
untuk cepat menanggapi atau bahkan peserta didik diharapkan dapat tumbuh
memotong cerita. Oleh karena itu, biarkan menjadi individu yang mandiri, mampu
peserta didik berbicara dan menuntaskan mengelola permasalahan yang ia hadapi
apa yang ingin dia sampaikan. Peserta didik saat ini maupun di masa mendatang, dan
akan lebih menghargai guru yang sabar tidak bergantung kepada orang lain untuk
mendengarkan cerita atau permasalahan menyelesaikan masalah yang ia hadapi.
yang dihadapinya.

56
Lampiran

B. Teknik Konseling
1. Konseling perlu menggali permasalahan memahami peristiwa atau permasalahan
menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang terjadi.
yang terbuka sehingga peserta didik dapat
Akan lebih baik jika pertanyaannya seperti:
bercerita dengan bebas dan tidak hanya
“Menurutmu, apa yang membuat kamu
menjawab dengan singkat dan menyulitkan
tertarik masuk SMK? Coba ceritakan.”
guru untuk menelaah peristiwa yang
Jawaban dari pertanyaan ini akan lebih
terjadi. Hindari pertanyaan-pertanyaan
memperlihatkan alasan dan minat peserta
yang menggunakan kata: apa, siapa, ya atau
didik terhadap pilihannya masuk ke
tidak, atau mengapa?
jenjang SMK. Kemudian jawaban tersebut
Contoh: “mengapa kamu memilih sekolah dapat membantu peserta didik dalam
SMK?” Pertanyaan tertutup seperti ini akan mengeksplorasi minat yang sebenarnya ia
membuat peserta didik hanya menjawab miliki.
dengan singkat. Atau, “siapa yang memulai
Fokus dari konseling adalah membantu
pertengkaran ini?” Jawaban dari pertanyaan
peserta didik untuk memahami proses
ini cenderung mengarah pada saling tuding
kehidupan yang ia alami, cara ia bersikap,
sehingga kurang membantu guru dalam
dan konsekuensi dari setiap keputusan dan/
atau tindakan yang diambil.

C. Membuat Profil
1. Untuk memahami peserta didik, peserta 2. Data peserta didik atau profil peserta didik
didik hendaknya Guru BK atau wali kelas ini bersifat hidup yakni dapat terus menerus
mempunyai data diri peserta didik. Data diperbaharui berdasarkan pengamatan
diri tersebut berisikan informasi mengenai guru.
perilaku sehari-hari peserta didik dan proses 3. Catatan guru terkait peristiwa-peristiwa
perkembangannya, seperti bagaimana yang terjadi, misal pencapaian maupun
peserta didik bersikap di dalam atau di luar kegagalan peserta didik dalam bidang
kelas dan sekolah kepada guru, tenaga akademis dan sosial.
kependidikan, dan sesama teman.

D. Beberapa Langkah yang Dapat Dilakukan oleh Guru dan


Peserta Didik untuk Mengeksplorasi Minat dan Bakat Peserta
Didik:
1. Guru mengamati hobi yang dilakukan tentang hobi mereka dan bagaimana cara
peserta didik. Cara yang dapat dilakukan mereka menjalankan hobi tersebut. Guru
salah satunya adalah menggunakan angket dapat melihat minat dan bakat peserta
sederhana untuk menggali bakat dan minat didik melalui bagaimana mereka melakukan
peserta didik. Peserta didik menuliskan hobinya.

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 57
Lampiran

2. Tanyakan kepada peserta didik apa yang 4. Melakukan evaluasi dan analisis Kegiatan
menjadi minat dan ketertarikannya. seperti yang mengandung unsur kompetisi
renjananya (passion). Dari jawaban peserta ditindaklanjuti dengan meminta peserta
didik, guru bisa membuat pemetaan minat didik membuat evaluasi dan analisis atas
dan renjana peserta didik di kelasnya. kegiatan yang sudah mereka lakukan.
3. Buat kegiatan-kegiatan di kelas yang 5. Mengundang pembicara tamu atau
mengandung unsur kompetisi dengan narasumber untuk berbagi pengalaman
mengangkat beragam tema berdasarkan hidup. Pembicara bisa merupakan orang
pemetaan minat dan renjana dari peserta tua peserta didik, pelaku UMKM, pegawai
didik yang telah dibuat. Tema-tema yang pemerintah, pemilik usaha/toko/bengkel
dapat dieksplorasi meliputi seni dan sastra, di sekitar sekolah, dan lain-lain. Peserta
matematika, sains, dan lain-lain. Sementara didik juga dapat diajak untuk mencari,
untuk jenjang SMK, tema yang dapat mengontak, dan mengundang narasumber
dieksplorasi seperti membuat kompos dari pilihan mereka. Sesi dengan narasumber
sampah rumah tangga, membuat materi dapat dilakukan secara rutin, misalnya satu
promosi untuk produk tertentu, dan lain- kali dalam sebulan.
lain.

CONTOH KASUS 1:

Situasi: sekolah tidak memiliki Guru BK, peserta didik masuk SMK sebagai pilihan terakhir,
peserta didik merasa ragu untuk menyampaikan permasalahannya kepada guru kelas

Ruswandi adalah peserta didik kelas XI di sebuah SMK Otomotif di daerah Jawa Tengah. Di
sekolah Ruswandi tidak terdapat Guru BK dan memiliki sarana dan prasarana yang terbatas.
Ruswandi memiliki cita-cita awal untuk masuk SMA dan meneruskan ke Fakultas Teknik di
jenjang perkuliahan karena ia ingin menjadi sarjana dan insinyur pertama di keluarganya.
Orang tua Ruswandi bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di kantor pemerintah daerah.
Meskipun ekonomi keluarga terbatas, orang tua Ruswandi mau berupaya untuk membiayai
pendidikan anaknya sampai perguruan tinggi. Saat tidak diterima di SMA di kotanya, Ruswandi
memutuskan untuk masuk SMK Otomotif.

Contoh Pendekatan yang Dapat Dilakukan:

Guru kelas dapat mengajak Ruswandi dan apa yang seharusnya mereka lakukan.
melakukan sesi diskusi dengan teman-teman Peserta didik perlu diberi tantangan untuk
di kelasnya tentang apa itu sekolah SMK, membuat surat lamaran pekerjaan yang
bagaimana perasaan peserta didik bersekolah meyakinkan sebuah kantor atau perusahaan
di SMK sesuai jurusan yang saat ini mereka untuk dapat menerimanya. Guru bersama
pilih. Apa yang sudah mereka lakukan yang seluruh peserta didik di kelas kemudian
berhubungan dengan pilihan jurusan di SMK membahas surat lamaran pekerjaan tersebut

58
Lampiran

dan menggali aspirasi mereka. Hal apa saja yang Selepas diskusi, dorong peserta didik untuk
akan mereka sampaikan saat wawancara atau membuat rencana masa depan dengan
lampirkan dalam daftar riwayat hidup. Kegiatan menuliskannya dalam bentuk cerita. Dengan
ini diharapkan dapat menguatkan motivasi cara seperti ini, diharapkan peserta didik terus
dan semangat mereka belajar di SMK. Peserta termotivasi dalam mengejar cita-citanya.
didik juga diminta pendapatnya tentang
bagaimana persiapan melaksanakan PKL di Melalui proses diskusi dan penulisan cerita ini,
beberapa tempat kerja yang tersedia di sekitar guru bisa melihat apakah ada peserta didik
daerah mereka. Saat berdiskusi sebaiknya guru yang mengalami kesulitan untuk membuat
berperan sebagai fasilitator yang memandu perencanaan karir masa depan sehingga
proses diskusi dan memastikan semua peserta membutuhkan pendampingan lebih lanjut.
didik mendapatkan giliran berbicara. Biarkan
Dalam menyelesaikan kasus Ruswandi, guru
cerita peserta didik mengalir tanpa interupsi
telah melaksanakan pendekatan dengan
dari guru. Apabila peserta didik mengalami
cara diskusi dan menulis cerita tentang
kesulitan, guru bisa meminta peserta didik
rencana masa depan sehingga diharapkan
lainnya untuk membantu. Proses ini bisa
guru memahami apa yang dialami Ruswandi.
berlangsung lebih dari satu kali pertemuan
Langkah selanjutnya guru harus mendorong
untuk memastikan bahwa semua peserta
Ruswandi untuk merefleksi pengalaman
didik mendapat kesempatan mengemukakan
belajar apa yang ia peroleh selama di SMK.
pendapatnya oleh karena itu, guru sebaiknya
Apakah pengalaman belajar di SMK membantu
tidak terburu-buru atau mempercepat proses
Ruswandi untuk lebih mempunyai kepercayaan
diskusi ini.
diri akan potensi, bakat dan minatnya. Guru
Alokasikan waktu minimal 10 menit untuk juga perlu membantu memikirkan apa yang
mendorong setiap peserta didik menggali dan akan didapat Ruswandi saat mengikuti PKL,
menceritakan situasi dirinya secara maksimal. kegiatan yang dapat memperkaya wawasan
Bila total peserta didik dalam 1 (satu) kelas ada dan meningkatkan keterampilan.
30 (tiga puluh) orang, maka diperlukan waktu
sedikitnya 300 (tiga ratus) menit. Total alokasi
waktu tersebut perlu dibagi dengan baik agar
dapat memberi ruang bagi peserta didik
melakukan diskusi atau melempar pertanyaan
kepada sesama temannya. Sesi diskusi ini
disarankan untuk dibagi menjadi 3 (tiga)
sesi, masing-masing 10 peserta didik per sesi
dengan alokasi waktu per sesi 100 (seratus) jam.
Upayakan untuk dapat melakukan 1 (satu) sesi
dalam 1 (satu) hari, dan menyelesaikan 3 (tiga)
sesi dalam 1 (satu) minggu. Pengaturan waktu
ini penting untuk menjaga suasana hati dan
keterlibatan semua peserta didik.

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 59
Lampiran

CONTOH KASUS 2:

Situasi: Nur Iman, tidak tahu apa yang mau dilakukan selepas SMA dan berpikir bahwa dia akan
ikut saja keinginan keluarganya untuk melanjutkan usaha dagang sang ayah mengingat usaha
tersebut telah cukup berhasil memberi penghidupan yang layak bagi keluarga mereka. Sekolah
memiliki 1 orang Guru BK yang melayani semua kelas X, XI, dan XII. Sekolah pernah melakukan
sesi penggalian minat dan bakat serta penyebaran informasi tentang perguruan tinggi.

Nur Iman adalah peserta didik kelas XII di sebuah SMA yang berada di satu kota cukup
besar di Sulawesi Selatan. Orang tua Nur Iman adalah pedagang yang berhasil sehingga
mampu menguliahkan anaknya. Namun, dalam keluarga mereka belum ada yang bersekolah
hingga perguruan tinggi karena merasa pendidikan SMA sudah cukup memberi bekal
untuk meneruskan usaha. Tiga orang kakak Iman bersekolah hingga tamat SMA. Dua kakak
perempuannya sudah menikah dan membantu usaha dagang sang ayah, satu kakak laki-laki
menjalankan usaha dagang bersama sang ayah. Ayah Nur Iman merupakan lulusan SMP,
sementara ibunya lulusan SD.

Contoh Pendekatan yang Dilakukan:

Guru BK dapat meminta bantuan guru kelas Guru kelas dan Guru BK perlu bekerja sama
untuk membuat profil dari setiap peserta untuk merancang sesi eksplorasi minat dan
didik kelas XI (lihat pedoman Membuat Profil bakat peserta didik, terutama 5 (lima) minat
Peserta Didik), kemudian mengelompokkannya besar seperti yang dijelaskan di atas.
menurut minat besar (sastra, seni, ilmu sosial,
ekonomi/bisnis, sains, dll). Untuk studi kasus Nur Iman, melalui
pengelompokkan minat ia terbantu untuk
Guru BK kemudian membuat sesi-sesi mengetahui ketertarikan dan aspirasinya.
pendalaman minat untuk peserta didik yang Apakah ia memang tertarik untuk meneruskan
sesuai dengan masing-masing peminatan usaha dagang ayah dan keluarganya, atau
besar tersebut. Guru BK juga perlu meminta mempunyai minat yang lain. Selain itu, Nur
kehadiran guru-guru kelas XI pada sesi Iman juga terbantu untuk mengidentifikasi
pendalaman bersama dengan peserta didik. risiko dari keputusan yang diambilnya. Apakah
akan ada masalah dengan keluarga bila dia
Sebagai tindak lanjut dari sesi pendalaman, mengambil pilihan untuk tidak meneruskan
peserta didik diminta membuat tulisan tentang usaha keluarga dan mendalami minatnya
apa yang mereka dapatkan dari sesi tersebut pada bidang lain? Dalam hal ini, Guru BK
dalam kaitannya dengan minat mereka masing- dapat membantu Nur Iman untuk menjalin
masing. Peserta didik juga dapat diminta untuk komunikasi dan memberikan pemahaman
mencari tokoh lokal yang mewakili bidang kepada keluarganya. Melanjutkan studi ke
minat yang mereka pilih untuk diwawancarai. perguruan tinggi dapat menjadi pilihan yang
Orang-orang yang diwawancarai tersebut perlu dipastikan bahwa hal tersebut memang
nantinya dapat menjadi narasumber pada merupakan aspirasi Nur Iman dan mendapat
kegiatan “Mengundang Pembicara Lokal”. dukungan keluarga.

60
Lampiran

CONTOH KASUS 3

Situasi: Dewanto dianggap sebagai peserta didik bermasalah. Pada saat yang sama, ia
menunjukkan capaian pembelajaran yang baik. Sekolah hanya memiliki 1 (satu) Guru BK yang
melayani seluruh peserta didik dari kelas X sampai XII, sehingga Dewanto tidak mendapatkan
prioritas khusus.

Dewanto adalah peserta didik kelas XI di sebuah SMA di salah satu kota besar di pulau
Sumatera. Ia merupakan siswa yang pandai tetapi cukup sering membuat masalah dengan
teman-teman di sekolahnya. Orang tua tidak mengerti mengapa anaknya berperilaku seperti
itu di sekolah karena hal tersebut tidak terjadi di rumah. sehingga orang tua Dewanto
menyerahkan hal ini pada pihak sekolah berdasarkan anggapan bahwa masalahnya berkaitan
dengan sekolah.

Dewanto sudah beberapa kali dipanggil ke ruang Guru BK sejak kelas X untuk ditegur dan
diberi nasihat agar tidak mengulang perbuatannya. Anto menganggap panggilan ke ruang
Guru BK sebagai selingan dari kegiatan belajar di kelas dan semua teguran dan nasihat tidak
berarti baginya. Anto tetap merasa tidak ada yang peduli alasan sebenarnya dari tindakannya.

Bimbingan Konseling yang Disarankan:

Guru kelas membuat profil untuk semua peserta mencari perhatian, sampai ingin membuktikan
didik. Guru BK dapat mempelajari semua profil diri bahkan ada peserta didik tidak merasa
peserta didik dan mengelompokkannya dalam bahwa telah melakukan kenakalan sehingga
kelompok kelas X, XI, dan XII, serta melihat guru harus mendengarkan semua cerita
apakah ada kesamaan profil dengan Dewanto. mereka tanpa menyela, cermati cerita mereka
dan berperan sebagai fasilitator selama
Berdasarkan hasil reviu profil dan proses konseling kelompok. Guru dapat
pengelompokkan kesamaan profil dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka
Anto, Guru BK bisa melakukan konseling yang disarankan untuk membuka percakapan.
kelompok dengan Anto dan teman-temannya. Contoh pertanyaan terbuka yang dapat
Guru dapat menggunakan pendekatan diajukan misalnya “Bagaimana perasaanmu jika
yang dianjurkan terkait 3 (tiga) sikap guru kamu kehilangan uang, sedangkan uang itu
pada awal lampiran ini. Peserta didik diberi adalah uang yang sudah dikumpulkan orang
kesempatan untuk menceritakan apa yang tuamu dengan susah payah untuk membayar
mereka pikirkan dan rasakan setelah dianggap kegiatan sekolah? Apa yang akan kamu
melakukan kesalahan atau kenakalan. Beberapa lakukan jika temanmu juga merasakan hal yang
peserta didik kadang merasa kesulitan untuk sama ?” Selanjutnya, biarkan peserta didik saling
menyampaikan perasaan atau pendapatnya bercerita. Jika ada peserta didik yang terlihat
secara lisan, oleh karena itu sebaiknya peserta menonjol dan mampu merangkul teman-
didik diperbolehkan untuk menyampaikannya temannya, maka peserta didik tersebut dapat
secara tertulis. Alasan yang disampaikan dijadikan sebagai rekan fasilitator.
peserta didik bisa bervariasi, mulai dari iseng,

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 61
Lampiran

Selanjutnya, minta peserta didik untuk berdasarkan kesepakatan bersama setelah


memikirkan bersama langkah-langkah yang kelompok merasa telah mengutarakan hal-hal
ingin mereka ambil. Saat sesi ini, Guru BK perlu yang ingin mereka sampaikan dan didengarkan
mengobservasi dan mencatat dinamika yang dengan baik.
terjadi selama proses konseling kelompok, serta
menahan diri untuk tidak memberikan nasihat. Pada kebanyakan kasus, peserta didik seperti
Buatlah laporan observasi individual untuk Dewanto ingin didengar dan dipahami oleh
diberikan kepada masing-masing guru kelas orang-orang di sekitarnya. Oleh karena itu,
sebagai referensi untuk memahami peserta penting bagi Guru BK memberikan kesempatan
didik secara lebih mendalam. baginya untuk menyampaikan pemikiran dan
aspirasinya sebagai upaya untuk menyadarkan
Proses untuk melakukan konseling kelompok Dewanto tentang tindakannya. Guru BK
memerlukan waktu yang cukup panjang. sebaiknya menjalin kerja sama dengan orang
Idealnya, pertemuan ini dilakukan secara rutin tua untuk menyamakan persepsi bagaimana
setiap 2 (dua) minggu dengan alokasi waktu penyikapan yang tepat terhadap perilaku
per sesi minimal 30 (tiga puluh) menit sampai Dewanto.
1 (satu) jam. Konseling kelompok dihentikan

► Lampiran 6 Contoh Pemetaan Situasi Peserta Didik (Individu


dan Kelompok)
Contoh pemetaan berikut dilakukan setelah Penting untuk diingat bahwa yang menjadi
dilakukan pengamatan menyeluruh melalui fokus adalah perkembangan peserta didik
pengamatan rutin atau insidental. dalam proses pembelajaran. Guru perlu
berperan sebagai fasilitator yang mendampingi
Situasi khusus adalah kondisi ketika peserta peserta didik dalam menghadapi situasi
didik mengalami kesulitan untuk mencapai dan tantangan dalam proses pembelajaran.
sasaran pembelajaran dengan optimal di Guru BK atau pihak lain yang menjalankan
sekolah. Tujuan dari pemetaan ini adalah peran BK perlu melakukan observasi untuk
memfokuskan pendampingan peserta didik mengonfirmasi laporan wali kelas atau guru
, bukan untuk melabeli peserta didik. Kode sehingga ada sudut pandang lain dalam melihat
pewarnaan digunakan untuk memudahkan kondisi peserta didik.
penentuan alokasi waktu dan intensitas
penanganan sekolah dalam penanganan situasi.

Berikut ini adalah faktor penting dalam kriteria status situasi.

1. Peserta didik. Apakah aspek perkembangan dalam proses pembelajaran yang terhambat
bersifat mendasar? perkembangan cepat, lambat, atau mundur?

62
Lampiran

2. Kelas. Apakah dampaknya berkisar di 3. Porsi dampingan guru. Apakah dapat


lingkup individu atau mulai berdampak ditangani melalui program kelas dan/
pada kelas? Apakah diperlukan atau sesi diskusi individual. Perlu
penanganan/kesepakatan khusus dengan dipertimbangkan apakah diperlukan
peserta didik yang bersangkutan? perhatian yang lebih besar dari guru dalam
mendampingi kelas secara utuh.

Hijau Kuning Merah

Frekuensi dan Insidental Sering muncul Selalu atau konsisten


intensitas perilaku muncul
situasi khusus

FAKTOR

Peserta didik • Secara umum, • Aspek yang • Aspek yang


perkembangan terhambat terhambat adalah
peserta didik baik. merupakan aspek aspek yang mendasar
• Hanya ada satu atau mendasar dan mulai dan banyak/sangat
sedikit aspek yang mempengaruhi memengaruhi aspek
terhambat, dan aspek lainnya. lainnya.
bukan merupakan • Perkembangan • Perkembangan
aspek mendasar. belum terlihat sangat lambat atau
• Perkembangan konsisten pada bahkan mundur.
cepat/mudah peserta didik.
ditangani.

Kelas Dinamika kelas tidak Perlu pengkondisian/ Sangat mengganggu


banyak terpengaruh kesepakatan khusus atau konsisten
terkait situasi peserta memengaruhi dinamika
didik kelas

Penanganan guru Situasi masih bisa Perlu penanganan/ Perlu perhatian intensif
ditangani melalui pendampingan khusus yang mengurangi porsi
program kelas dan individu pendampingan kelas
obrolan ringan oleh guru
individual

PENDAMPINGAN/PENDEKATAN

Cakupan Wali kelas/guru lain, Pegangan khusus Guru Ajuan kerja sama
pendampingan berkonsultasi dengan BK dengan pihak ahli
Guru BK (psikolog, terapis, dll.)

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 63
Lampiran

► Lampiran 7 Contoh Lembar Koordinasi Layanan Responsif


(Rumah Belajar Semi Palar, Bandung)

BAGAN ANALISIS SITUASI


Nama: Kelas: Disusun tanggal: Wali Kelas Guru BK

Panduan pengisian Bagan Analisis Situasi

Lembar ini merupakan lembar satu halaman yang digunakan untuk berkoordinasi dalam layanan
responsif peserta didik. Lembar ini berisi:

• Penyebab internal, terdiri dari penyebab • Dugaan penyebab lain yang perlu
aspek fisik/motorik, karakter, dan kognitif dikonfirmasi;
yang terkonfirmasi dengan data; • Harapan/target setelah permasalahan
• Penyebab eksternal, terdiri dari penyebab terselesaikan. Dapat berisi harapan/target
dari lingkungan rumah/keluarga dan/atau jangka pendek, jangka menengah, atau
lingkungan sekolah yang terkonfirmasi jangka panjang; dan
dengan data; • Strategi terdiri dari strategi peserta didik
• Perilaku yang teramati terkait dengan yang akan dijalankan dengan dampingan
permasalahan peserta didik; orang tua di rumah atau dampingan guru /
• Dampak yang ditimbulkan dari perilaku pihak lain di sekolah.
tersebut;

64
Lampiran

Alur layanan responsif

Saat seorang peserta didik teridentifikasi mengalami masalah, wali kelas mengajukan kepada Guru
BK untuk melakukan tindak lanjut. Pertama, wali kelas perlu melakukan pemetaan masalah dengan
menuliskan hal-hal berikut:

1. Perilaku yang saling berkaitan ditulis dalam 2. Dampak dari perilaku yang dimunculkan
satu kelompok. Catatan perilaku ini ditulis peserta didik. Dampak ini dapat
secara berurut sesuai dengan prioritas mempengaruhi individu peserta didik dan/
penanganan. Untuk perilaku terkait yang atau dinamika pembelajaran di kelas;
menjadi kekuatan/keunggulan peserta 3. Dugaan sementara dapat dilengkapi jika
didik, beri tanda (+), sedangkan perilaku Guru BK sudah mampu menduga penyebab
yang diduga menjadi pokok permasalahan dari perilaku yang muncul. Kolom ini
diberi tanda (-). Kriteria penulisan perilaku: bersifat opsional;
• Sudah merupakan pola perilaku 4. Faktor penyebab. Tuliskan faktor internal
(frekuensi kerap muncul dalam dan faktor eksternal, terutama yang diduga
keseharian, bukan sesekali); dan berkaitan dengan perilaku yang menjadi
• Berdampak besar bagi dirinya dan/atau permasalahan. Sesuaikan dengan nomor
orang di sekitarnya. Kelompok Perilaku yang terkait. Faktor ini
terdiri dari:
Contoh penulisan
• Faktor internal, bila penyebab berupa

1 Fokus mudah teralih (-), kondisi jasmaniah, karakter tertentu (kuat


pendirian, soliter), atau berkaitan dengan
Sering salah menangkap instruksi (-) kemampuan kognitif. : seperti mudah
lelah, emosi tidak stabil, sulit fokus dst.
Pemahaman materi tidak utuh (-)
• Faktor eksternal, terdiri dari:
Masih sangat tergantung minat
→ Faktor rumah/keluarga. Penyebab
Kapasitas olah pikir baik namun yang berasal dari situasi rumah (pola
belum optimal (+/-) asuh, kebiasan/rutin di rumah). Pihak
yang terlibat meliputi orang tua, atau
2 Sering melakukan gerakan tidak jika ada anggota keluarga lain yang
terarah (-) berperan dalam pendampingan anak
seperti nenek/kakek, paman/bibi,
Energi tinggi (+/-)
pengasuh, dan lain-lain.
Spontan berkomentar yang tidak → Faktor sekolah. Penyebab yang berasal
kontekstual (-) dari situasi sekolah (kegiatan rutin di
sekolah, pengkondisian kelas, relasi
Ekspresif, dominan di kelas (+/-)
dengan warga sekolah). Pihak yang
Kerap terlibat konflik karena terlibat meliputi teman (sekelas,
mengejek teman (-) berbeda kelas satu angkatan, atau
kakak/adik kelas), guru-guru, tenaga
kependidikan, atau pihak-pihak lain
yang beraktivitas di lingkungan satuan
pendidikan.

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 65
Lampiran

Contoh penulisan: • Peserta didik di sekolah. Tuliskan ide/


gagasan upaya yang bisa dilakukan
Faktor internal:
oleh pihak sekolah kepada peserta didik
Suasana hati mudah berubah untuk mencapai sasaran yang tertulis
di Harapan/Target. Cantumkan pihak
Tulang punggung tidak kuat sekolah yang terlibat langsung dalam
pelaksanaannya;
Faktor eksternal:
• Anak di rumah. Tuliskan ide/gagasan
Rumah: Pengkondisian belajar yang upaya yang bisa dilakukan orang tua/
belum konsisten dan optimal di rumah pendamping di rumah bersama anak
(orang tua bekerja, lingkungan sekitar untuk mencapai sasaran yang tertulis di
bising) Harapan/Target. Cantumkan orang yang
terlibat dalam pelaksanaannya: anak dan
Sekolah: Teman dekat sering mengajak
orang tua, atau anggota keluarga lain
ngobrol saat pembahasan materi di kelas
yang berperan dalam pendampingan
anak (nenek/kakek, paman/bibi,
5. Harapan/target. Tuliskan harapan/target pengasuh); dan
spesifik berdasarkan situasi anak. Hal • Rumah dan sekolah. Tuliskan ide/
ini akan menjadi fokus sasaran utama gagasan upaya yang bisa dilakukan
perbaikan situasi anak. Kaitkan harapan/ pihak sekolah dengan orang tua atau
target dengan Faktor Penyebab situasi, baik pendamping utama anak. Tujuan dari
internal maupun eksternal. Bagian ini bisa kolaborasi ini adalah penyelarasan
dibagi menjadi 2 (dua) bagian berdasarkan prinsip-prinsip konseptual dan bentuk
jangka waktu yang realistis, yakni jangka pendampingan yang sesuai dengan
pendek (< 6 bulan/1 semester) dan jangka kebutuhan anak. Cantumkan pihak-pihak
panjang (> 6 bulan); yang terlibat dalam pelaksanaannya,
6. Strategi. Strategi terbagi menjadi 3 (tiga) antara lain orang tua dan/atau anggota
bagian berdasarkan ruang kerja sama, yakni: keluarga lain yang berperan dalam
pendampingan anak, serta pihak sekolah
yang terlibat.

Proses Tindak Lanjut

Setelah mendapat informasi dari wali kelas, Setelah terkonfirmasi, Guru BK bersama
Guru BK perlu melakukan observasi dan wali kelas dan orang tua berdiskusi untuk
berdiskusi dengan pihak-pihak terkait untuk menentukan strategi dan realisasinya,
mengonfirmasi pemetaan masalah dan data- serta pihak-pihak yang perlu terlibat secara
data tersebut. Hal-hal yang perlu dikonfirmasi intensif dalam melakukan strategi tersebut.
meliputi termasuk ketepatan amatan Dalam diskusi juga dapat ditentukan apakah
perilaku, analisis perilaku dan penyebab, serta penanganan situasi membutuhkan pihak ketiga,
kesimpulan akar permasalahan. yakni pihak ahli yang dapat membantu peserta
didik menyelesaikan masalahnya.

66
Lampiran

► Lampiran 8 Alternatif Kegiatan untuk Pelibatan dan


Pemberdayaan Orang Tua

Bentuk Tujuan Materi Pihak yang terlibat

Pertemuan

Seminar • Mengenalkan profil Sesuai kebutuhan, Guru koordinator


pelajar Pancasila misalnya kelas, komite, ahli
sebagai capaian yang berkompeten di
besar peserta didik • pendidikan seks bidangnya
• Meningkatkan • cara membimbing
pemahaman orang anak di rumah
tua terhadap tumbuh dalam belajar,
kembang, potensi mengembangkan
dan bakat minimum sikap sesuai Profil
anak Pelajar Pancasila
(misalnya: mandiri,
Diskusi Saling berbagi kreatif, bergotong-
Kelompok pengalaman dalam royong, berakhlak
Terpumpun pendidikan dan mulia, dsb)
penanganan masalah • cara mengenali bakat
peserta didik dan minat anak

Lokakarya Meningkatkan
tentang keterampilan orang tua
parenting untuk membimbing,
mendidik, menemukenali
dan mengembangkan
potensi, bakat, dan minat
putra-putrinya

Kerja sama

Memeriksa Memantau kegiatan Misalnya kegiatan yang Orang tua/wali, guru


buku peserta didik akan dilakukan anak di kelas, dan peserta
komunikasi sekolah, perlengkapan didik
yang harus dibawa,
catatan kejadian yang
berhubungan dengan
anak

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 67
Lampiran

Bentuk Tujuan Materi Pihak yang terlibat

Sharing Menentukan Sesuai kebutuhan, Guru, orang tua/


Session bentuk intervensi misalnya tentang wali, serta ahli yang
atau solusi bersama problem belajar, berkompeten
untuk menangani penyalahgunaan
atau memecahkan narkoba, tindak
permasalahan peserta kekerasan, perundungan,
didik karir masa depan, dan
lain-lain

Pemeriksaan Meningkatkan atau Pemeriksaan kesehatan UKS Puskesmas


Kesehatan mencari pemecahan mata, telinga, gigi,
solusi belajar, potensi, paru-paru, jantung, dan
serta minat dan bakat aspek kesehatan jasmani
yang berhubungan lainnya
dengan kesehatan

Kunjungan Pemberdayaan Pemanfaatan sumber Guru, orang tua/wali,


rumah lingkungan rumah daya yang sudah dimiliki dan peserta didik
sebagai lingkungan atau pemberdayaan
pembelajaran dan keterbatasan yang ada
peningkatan potensi dan untuk mendukung
bakat minat peserta didik terwujudnya lingkungan
belajar yang sesuai
kebutuhan peserta didik

… …

► Lampiran 9 Contoh Rencana Aksi Layanan Bimbingan dan


Konseling
1. Satuan pendidikan melalui Guru BK (bila 2. Hasil pemetaan digunakan untuk
ada) atau kepala satuan pendidikan menyusun program kerja satu tahun ajaran.
membuat pemetaan kebutuhan. Pemetaan 3. Dalam pelaksanaan program kerja, Guru BK
ini bisa melalui angket, survei, maupun perlu berkoordinasi dengan wali kelas, guru
wawancara dan ajuan dari wali kelas atau mata pelajaran, dan pendidik lainnya.
guru lainnya.

68
Lampiran

Program/kegiatan Sasaran Q1 Q2 Q3 Q4
Observasi rutin I Koordinasi dengan
seluruh wali kelas dan
guru mapel
Pemetaan kebutuhan kelas peserta Peserta didik Agt
didik
Pemetaan kebutuhan kelas orang tua orang tua Agt

Pembekalan tentang pubertas orang tua kelas 7


(diselaraskan dengan program untuk
peserta didik)
Seminar I (topik dari hasil pemetaan) Seluruh orang tua

Observasi rutin II, cek tindak lanjut Koordinasi dengan


observasi rutin I seluruh wali kelas dan
guru mapel
Kelas orang tua: pengenalan profesi orang tua
(dilaksanakan pada minggu kedua
dan keempat setiap bulan)
Kelas pembekalan (dengan topik Peserta didik
sesuai pemetaan)

Penyebaran angket tentang bakat


dan minat peserta didik
Analisis hasil angket

Pelaksanaan konseling berdasarkan


hasil analisis angket
Observasi rutin III, cek tindak lanjut Koordinasi dengan
observasi rutin II seluruh wali kelas dan
guru mapel
Seminar II (topik hasil pemetaan, Seluruh orang tua
opsional)
… (isi dengan kegiatan lain)
Observasi IV, cek tindak lanjut Koordinasi dengan
observasi rutin III, persiapan untuk seluruh wali kelas dan
komunikasi akhir tahun. guru mapel
… (isi dengan kegiatan lain)

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 69
Lampiran

► Lampiran 10 Pemetaan Minat dan Bakat Peserta Didik


Menggunakan Metode RIASEC
Bakat dan minat dapat dikatakan sesuai ketika kemampuan dan minat kesenangan bersatu. Pahami
jenis keterampilan yang sesuai dengan kemampuan bakat dan minat diri sendiri.

Peserta didik yang termasuk kategori Realistic umumnya terampil


R Realistic secara mekanik dan/atau pekerjaan yang mengutamakan keterampilan
fisik, dan kekuatan otot.

Peserta didik yang termasuk kategori Investigative cenderung memiliki


I Investigative ketertarikan/minat untuk mengobservasi, belajar, menganalisis dan
memecahkan masalah.

Peserta didik yang termasuk kategori Artistic memiliki minat bekerja


A Artistic pada situasi-situasi yang tidak terstruktur, dimana mereka dapat
dengan leluasa memanfaatkan kreativitas mereka.

S
Peserta didik yang termasuk kategori Social memiliki minat bekerja
Social
dengan individu lain dibandingkan dengan peralatan.

Peserta didik yang termasuk kategori Enterprising memiliki minat


E Enterprising bekerja dengan individu lain, serta mempersuasi orang lain dan tampil
di muka umum.

Peserta didik yang termasuk kategori Conventional memiliki minat


C Conventional terhadap hal-hal yang mendetail, terorganisir, dan berkaitan dengan
data.

70
Lampiran

REALISTIC

Doers

IN
NA

VE
TI O

ST
EN

IG
AT
NV

IV
CO

E
Organizers Thinkers

Persuaders Creators
EN

TIC
TE
RP

TIS
RIS

AR
IN
G

Helpers

SOCIAL

Gambar 1. Dimensi RIASEC

Contoh Instrumen RIASEC 1

1. Peserta didik mengisi kuesioner bagian A, 2. Cantumkan jumlah kotak yang dicentang
ingatkan untuk menekankan bahwa hal-hal sesuai kolomnya : kolom 1 = R, 2 = I, 3 = A, 4
ini adalah hal yang mereka “suka”, bukan = S, 5 = E, 6 = C
mereka “bisa” (yang akan ditanyakan di 3. Identifikasi 3 poin yang terbesar ada di
bagian B). tipe yang mana, dan cek pada tabel untuk
minat/bakat dan profesi yang sesuai

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 71
Lampiran
72
Lampiran

Contoh Instrumen RIASEC 2

Instrumen ini adalah opsi atau pilihan bagi guru BK atau wali kelas untuk mendukung hasil yang
peserta didik peroleh dari instrumen RIASEC 1. Hasil dari instrumen kedua ini dapat dibandingkan
dengan hasil identifikasi instrumen pertama. Bila ada perbedaan hasil dari kedua instrumen tersebut,
pendidik dapat mengajukan pertanyaan kepada peserta didik untuk menggali kode mana yang lebih
sesuai.

Langkah pengisian:

1. Minta peserta didik untuk memilih 8 hal yang mereka rasa paling bisa dilakukan tanpa kesulitan.
2. Dengan bantuan kunci jawaban (bisa dibantu oleh guru), hitung berapa banyak untuk masing-
masing kode dari 8 hal yang dipilih tersebut, isikan pada bagian bawah form.
3. Identifikasi 3 kode peminatan yang skornya paling tinggi.

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 73
Lampiran

74
Lampiran

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 75
Lampiran

76
Lampiran

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 77
Lampiran

Interpretasi bidang profesi sesuai dengan kode peminatan

Bidang profesi yang mendukung


Jalur bimbingan karir yang terkait:
minat dan bakat antara lain:

• Pertanian • Sumber daya alam


• Asisten kesehatan • Pelayanan kesehatan
• Komputer • Teknik industri
R • Konstruksi • Rekayasa teknologi
• Mekanik • Seni pertunjukan
• Pariwisata

• Ilmuwan kelautan • Layanan kesehatan


• Teknik • Bisnis
• Ilmuwan Kimia • Pekerja sosial
• Kedokteran hewan • Teknik Industri
• Peternakan • Rekayasa teknologi
• Kedokteran
I • Ekonomi
• Psikologi
• Ilmuwan fisika
• Matematika
• Ilmuwan biologi
• Hukum

• Komunikasi • Pekerja sosial


• Kecantikan • Seni
• Seni • Komunikasi
• Sastra
A • Fotografi
• Penyiaran
• Desain interior
• Arsitektur
• Desain komunikasi visual

78
Lampiran

Bidang profesi yang mendukung


Jalur bimbingan karir yang terkait:
minat dan bakat antara lain:

• Konseling • Layanan kesehatan


• Keperawatan • Pekerja sosial
• Terapi fisik
S • Layanan wisata
• Periklanan
• Public Relation
• Pendidikan

• Bisnis • Bisnis
• Real Estate • Pekerja sosial
• Pemasaran • Seni
E • Hukum • Komunikasi
• Sosial Politik
• Perdagangan internasional
• Finansial/perbankan

• Akuntansi • Layanan kesehatan


• Asuransi • Bisnis
C • Administrasi • Teknik Industri
• Banking • Teknologi Informasi
• Data processing

► Lampiran 11 Pencegahan dan Penanganan 3 (Tiga) Dosa


Besar di Satuan Pendidikan

Pencegahan

Dalam aspek pencegahan, pengelola sekolah, keselamatan, dan kenyamanan peserta didik
pendidik, dan tenaga kependidikan perlu untuk dalam pelaksanaan kegiatan/pembelajaran di
memastikan upaya menciptakan lingkungan lingkungan satuan pendidikan.
satuan pendidikan yang bebas dari tindak
kekerasan melalui berbagai kegiatan. Seluruh
unsur sekolah wajib menjamin keamanan,

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 79
Lampiran

Pada tahap ini, pengelola sekolah, pendidik kekerasan. Perlu dipahami bahwa masing-
dan tenaga kependidikan perlu terbuka masing bentuk kekerasan memiliki karakteristik
dengan orang tua/wali untuk berbagi informasi pencegahannya masing-masing.
mengenai mekanisme pencegahan tindak

Perundungan (Bullying)

Pencegahan aksi perundungan membutuhkan peran aktif seluruh pihak di lingkungan satuan
pendidikan melalui:

1. Peningkatan pemahaman warga sekolah 3. Jalur komunikasi yang terbuka untuk


tentang perundungan. Melaksanakan pelaporan kasus. Menetapkan mekanisme
kegiatan untuk mendiskusikan bentuk- dan standar operasional untuk jalur
bentuk serta cara pencegahan dan komunikasi pelaporan yang aman dan
penanganan perundungan di sekolah sensitif;
2. Peningkatan pemahaman dan sensitivitas 4. Kebijakan sekolah terkait aksi
terhadap situasi dan kebutuhan korban. perundungan; dan
Tindakan pencegahan dan penanganan 5. Inisiatif atau kegiatan pencegahan
perlu mengedepankan perlindungan kekerasan. Melaksanakan program-
korban dengan memberikan perhatian lebih program sekolah yang menyebarkan pesan
terhadap sikap dan tingkah laku peserta dan perilaku kebaikan untuk membangun
didik. Penawaran bantuan kepada korban norma anti perundungan.
juga perlu dilakukan tanpa paksaan dan
menjaga kerahasiaan korban;

Kekerasan Seksual

Dalam upaya mencegah tindak kekerasan seksual terhadap peserta didik, langkah penting yang
perlu diambil adalah membuka ruang diskusi mengenai definisi dan bentuknya. Beberapa langkah
yang dapat diterapkan untuk peserta didik dalam lingkup satuan pendidikan dasar dan menengah
berkenaan dengan pencegahan kekerasan seksual adalah sebagai berikut:

1. Mengajarkan batasan tubuh dan pubertas 3. Memberikan pemahaman tentang


yang akan atau sedang dialami peserta kekerasan dan pelecehan seksual dengan
didik; bahasa yang mudah dipahami peserta didik
2. Mengajarkan cara berkomunikasi dan dan warga sekolah lain.
berperilaku yang tepat dalam konteks relasi
teman sebaya; dan

Intoleransi

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dilakukan satuan pendidikan untuk mencegah intoleransi di
lingkungan satuan pendidikan:

80
Lampiran

1. Membuat kegiatan perjumpaan dan dialog serta menghargai perbedaan dan


antar peserta didik dengan latar belakang keberagaman. Pelajar Pancasila
berbeda yang menciptakan interaksi yang mampu mengapresiasi perbedaan dan
positif dan menyenangkan; keberagaman serta menjadikannya
2. Membuat kegiatan-kegiatan kolaboratif sebagai pemersatu ketika ada
yang meruntuhkan prasangka (pandangan perdebatan atau konflik. Ia juga
negatif terhadap kelompok tertentu); mendengarkan dengan baik pendapat
yang berbeda dari pendapatnya,
3. Mengembangkan keterampilan sosial
menghargainya, dan menganalisisnya
seperti empati, kemampuan komunikasi dan
secara kritis tanpa memaksakan
rekonsiliasi, dsb.;
pendapatnya sendiri.
4. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis
peserta didik dengan mengacu pada Modul b. Berkebinekaan Global
6 Keterampilan Jitu Menuju Masyarakat
Abad 21 untuk Memperkuat Proyek Profil Pelajar Indonesia mempertahankan
Pelajar Pancasila; dan budaya luhur, lokalitas dan
5. Mengembangkan kegiatan-kegiatan identitasnya, dan tetap berpikiran
dengan tema Profil Pelajar Pancasila guna terbuka dalam berinteraksi dengan
memastikan tahap perkembangan anak budaya lain, sehingga menumbuhkan
sesuai dengan elemen-elemen profil Pelajar rasa saling menghargai dan
Pancasila. Di antara enam profil Pelajar kemungkinan terbentuknya dengan
Pancasila, tiga di antaranya berkaitan erat budaya luhur yang positif dan tidak
dengan pencegahan intoleransi, antara lain: bertentangan dengan budaya
luhur bangsa. Elemen dan kunci
a. Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang kebhinekaan global meliputi mengenal
Maha Esa dan Berakhlak Mulia, sub- dan menghargai budaya, kemampuan
elemen akhlak kepada manusia) komunikasi interkultural dalam
berinteraksi dengan sesama, dan
Pelajar Indonesia yang beriman, refleksi dan tanggung jawab terhadap
bertakwa kepada Tuhan YME, dan pengalaman kebhinekaan.
berakhlak mulia adalah pelajar yang
berakhlak dalam hubungannya c. Bernalar Kritis
dengan Tuhan Yang Maha Esa. Pelajar yang bernalar kritis mampu
Ia memahami ajaran agama dan memproses informasi kualitatif
kepercayaannya serta menerapkan dan kuantitatif secara objektif,
pemahaman tersebut dalam membangun keterkaitan antara
kehidupannya sehari-hari. Sebagai berbagai informasi, menganalisis
anggota masyarakat, Pelajar Pancasila informasi, mengevaluasi dan
menyadari bahwa semua manusia menyimpulkannya. Elemen-
setara di hadapan Tuhan. Akhlak elemen dari bernalar kritis adalah
mulianya bukan hanya tercermin memperoleh dan memproses
dalam rasa sayangnya pada diri sendiri informasi dan gagasan, menganalisis
tetapi juga dalam budi luhurnya pada dan mengevaluasi penalaran,
sesama manusia. Dengan demikian merefleksikan pemikiran dan proses
ia mengutamakan persamaan dan berpikir, dan mengambil keputusan.
kemanusiaan di atas perbedaan

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 81
Lampiran

Untuk menunjang aktivitas-aktivitas pencegahan dan penanganan tindak kekerasan di satuan


pendidikan, sekolah dan peserta didik juga dapat mengakses materi-materi kampanye anti-
perundungan yang terdapat di laman/media sosial berikut.

Media Sosial Puspeka

Facebook YouTube
Cerdas Berkarakter Kemdikbud RI Cerdas Berkarakter Kemdikbud RI

Instagram Tiktok
@cerdasberkarakter.kemdikbudri @cerdasberkarakter

APK E-Learning APK


belajarbersama Portal Praktik Baik
cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/
sahabatkarakter

Laman
cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id

Pusat
Penguatan
Karakter
Laman
puspeka.kemdikbud.go.id

Laman
merdekadarikekerasan.kemdikbud.go.id

Sumber: Pusat Penguatan Karakter Kemendikbudristek, 2022

Penanganan

Dalam upaya penanganan, tindak kekerasan di lingkungan satuan pendidikan dapat dilaporkan oleh
semua lapisan masyarakat melalui laman Portal Lapor, yaitu https://kemdikbud.lapor.go.id. Alur
proses pengaduan adalah sebagai berikut.

82
Lampiran

Gunakan layanan LAPOR di tautan:

https://kemdikbud.lapor.go.id

Klik
“Pilih Kategori Laporan Anda”

Sumber: Pusat Penguatan Karakter Kemendikbudristek, 2022

Di samping pengaduan melalui Portal Lapor 1. Memberikan pertolongan terhadap korban


Kemendikbudristek, penanganan tindak tindakan kekerasan di satuan pendidikan;
kekerasan di Satuan Pendidikan dapat 2. Melaporkan kepada orang tua/wali
menerapkan langkah-langkah penanggulangan peserta didik setiap tindak kekerasan yang
yang diatur dalam Peraturan Menteri melibatkan peserta didik baik sebagai
Pendidikan dan Kebudayaan No. 82 Tahun 2015 korban maupun pelaku;
tentang Pencegahan dan Penanggulangan
3. Melakukan identifikasi fakta kejadian
Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan
tindak kekerasan, menindaklanjuti kasus
Pendidikan. Langkah-langkah tersebut meliputi:
tersebut secara proporsional;
4. Berkoordinasi dengan pihak/lembaga
terkait dalam rangka penyelesaian tindak
kekerasan;

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 83
Lampiran

5. Menjamin hak peserta didik untuk 6. Melaporkan kepada


a. mendapatkan Pendidikan, memfasilitasi a. Dinas Pendidikan setempat dengan
peserta didik (baik sebagai korban segera apabila terjadi tindak kekerasan
maupun pelaku) untuk mendapatkan yang mengakibatkan luka fisik yang
hak perlindungan hukum, dan cukup berat/berdampak pada fungsi
b. memberikan rehabilitasi dan/atau tubuh/kematian untuk dibentuknya tim
fasilitasi kepada peserta didik yang independen oleh Pemerintah Daerah;
mengalami tindakan kekerasan; b. aparat penegak hukum (APH) setempat
apabila terjadi tindak kekerasan yang
mengakibatkan luka fisik yang cukup
berat/berdampak pada fungsi tubuh/
kematian.

Langkah-langkah tersebut wajib untuk dilaksanakan oleh pihak pengelola sekolah, pendidik, dan
tenaga kependidikan apabila terjadi kasus kekerasan di lingkungan satuan pendidikan. Pelaksanaan
penanganan kekerasan dapat diintegrasikan dengan langkah-langkah layanan dasar dan responsif
bersama dukungan secara sistem yang dijabarkan pada subbab 2.2 panduan ini.

84
Referensi

Referensi

Buku dan Jurnal Ilmiah Glasser, W. (1965). Super, D. E., Savickas, M. L., & Super, C. M.
Reality Therapy: A new approach to (1996). “The life-span, life-space approach
psychiatry. New York: Harper & Row. to careers” dalam D. Brown & L. Brooks
(Eds.), Career choice and development (Edisi
Holland, J. L. (1959). “A theory of vocational ketiga, hal. 121-178). San Francisco: Jossey-
choice” dalam Journal of Counseling Bass.
Psychology, 6(1), 35.
Syam, S. (2021). Pengaruh Kegiatan
Irmawati, R. H. (2022). Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler terhadap Pembentukan
Ekstrakurikuler Pramuka terhadap Karakter peserta didik SMPN 22 Makassar
Kedisiplinan Peserta Didik di Madrasah (Disertasi …, Universitas Negeri Makassar)
Tsanawiyah Roudlotul Hidayah Kota Bangun
(Disertasi …, Universitas Islam Negeri Sultan Hawaii public schools. (2022) Which Career
Kasim Riau). Pathway is right for you? The RIASEC Test.
https://www.hawaiipublicschools.org/
Nandana, D. D., Maksum, A., & Priambodo, A. DOE%20Forms/CTE/RIASEC.pdf. Diakses
(2020). “Pengaruh latihan pencak silat pada 22 Juli 2022 pukul 9.00 wib
terhadap pembentukan konsep diri dan
kepercayaan diri peserta didik” dalam Laman Dalam Jaringan Pusat Penguatan
Multilateral Jurnal Pendidikan Jasmani dan Karakter Kemendikbudristek. (2022).
Olahraga, 19(1), 23-31. “Apa itu Kekerasan Seksual?” https://
merdekadarikekerasan.kemdikbud.go.id.
Kemendikbudristek. (2021). Diakses pada 13 Juli 2022.
“Kemendikbudristek Hadirkan Pokja
Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Pusat Penguatan Karakter Kemendikbudristek
di Bidang Pendidikan”. https://www. (2022). Merdeka dari Perundungan, https://
kemdikbud.go.id/main/blog/2021/12/ cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/
kemendikbudristek-hadirkan-pokja- merdekadariperundungan/. Diakses pada
pencegahan-dan-penanganan-kekerasan- 14 Juli 2022.
di-bidang-pendidikan. Diakses pada 1 Juli
2022 pukul 9.00 wib

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 85
Referensi

Peraturan Perundang-Undangan Kementerian


Pendidikan dan Kebudayaan. Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2015
tentang Pencegahan dan Penanggulangan
Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan
Pendidikan.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,


Riset, dan Teknologi. Peraturan Menteri
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Republik Indonesia Nomor
30 Tahun 2021 tentang Pencegahan
dan Penanganan Kekerasan Seksual di
Lingkungan Perguruan Tinggi.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,


Riset, dan Teknologi. Keputusan Kepala
Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen
Pendidikan Nomor 009/H/KR/2022 Tahun
2022 tentang Dimensi, Elemen, dan
Subelemen Profil Pelajar Pancasila Pada
Kurikulum Merdeka

86

Anda mungkin juga menyukai