PANDUAN
Implementasi Bimbingan
dan Konseling
untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah
BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA
PANDUAN
Implementasi Bimbingan
dan Konseling
untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah
2022
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk jenjang
Pendidikan Dasar dan Menengah
Penanggung Jawab
Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran
Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Zulfikri
Penyusun
Fajriatul Hidayah (SDS Pantara)
Maulana Rezi Ramadhana (Telkom University)
Tejarukmi Mutiara (Tim Taskforce SMK)
Nina Purnamasari (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)
Penelaah
Yogi Anggraena (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Rika Rosvianti (Tim Teknis Staf Khusus Menteri Bidang
Awaluddin Tjalla (Universitas Negeri Jakarta) Kompetensi dan Manajemen)
Ardanti Andiarti (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan) Vita Rachim Yudhani (Tim Teknis Staf Khusus Menteri
Bidang Kompetensi dan Manajemen)
Indriyati Herutami (Pusat Studi Pendidikan dan
Kebijakan) Ian Lapoh Simarmata (Pusat Penguatan Karakter)
Ana Susanti (BBGP Jawa Barat) Rusprita Putri Utami (Pusat Penguatan Karakter)
Dhianita Kusuma Pertiwi (Tim Teknis Staf Khusus Menteri Dian Srinursih (Pusat Penguatan Karakter)
Bidang Komunikasi dan Media) Lany Fitriana (Pusat Penguatan Karakter)
Aprida Sondang (Tim Teknis Staf Khusus Menteri Bidang Yulaika Ernawati (Pusat Penguatan Karakter)
Kompetensi dan Manajemen)
Naila Rizqi Zakiah (Tim Teknis Staf Khusus Menteri Bidang
Kompetensi dan Manajemen)
Kontributor
Yudo Hato Balibo T (SALT Academy) Wiwi Yuningsih (TK Mutiara Hati)
Indri Savitri (Sekolah Cikal) Nela Farricha (SLB B YPAC Banda Aceh)
Eny Usmawati (BBGP Jawa Barat) Ria Apriyanti (SMKN 9 BANDUNG)
Sri Kurniati (Tim Taskforce SMK) Yekti Wulancahyani (PKBM Homeschooling Primagama)
Eka Wahyuni (Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia) Abd. Hafid Iskandar (SD Runiah School)
Elih Sudipermana (Universitas Pendidikan Indonesia) Minsih (TK Aisyiyah 21)
Stien Matakupan (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan) Fany Sulistyowati (SMP Negeri 6 Sidoarjo)
Dion Ginanto (UIN Jambi) Heriana (TK Runiah School)
Ari Aryanto (SMAN 2 Cibinong) Wuri Handayani (SMA N 2 Playen)
Aisyah Yuhanida Noor (SD Gagas Ceria) Ni Ketut Sunarti (TK Sai Prema Kumara)
Nyi Mas Ratu Rema (SMP Mutiara Bunda) Wawan Setiawan (PKBM SEKAR)
Ranti Widiyanti (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Julius Denny Kurnia Pratama (SMK Katolik St. Mikael
Lesyani Yuniarsih (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Surakarta)
Maria Chatarina (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Weni Widyaningsih (SMP Muhammadiyah Al Mujahidin)
Feisal Ghozali (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Dedeh Rohayati (SLBN Cicendo kota Bandung)
Narayana Sasrawiguna (Pusat Kurikulum dan Ita Ariyanti (SMPN 2 Cibinong)
Pembelajaran) Diyah Fitriasti Khoirunnisa (SMP M Al Mujahidin)
Safitri Eka Bakti Saputri (SD Negeri Wonosari I) Riky Pangestu Purwanto (SMA Negeri 1 Lembang)
Sapta Mahendra (SMK Pariwisata Metland School)
Ratna Megawati Widharna (PKBM Homeschooling
Bintang Harapan)
Ilustrator
Silvi Pratiwi
Layout
M. Firdaus Jubaedi
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas terbitnya Panduan Implementasi
Bimbingan dan Konseling (BK) ini. Panduan ini disusun dalam rangka memberikan inspirasi
dalam implementasi BK pada Kurikulum Merdeka.
Panduan implementasi BK merupakan dokumen yang berisi prinsip, strategi, dan contoh-
contoh yang dapat memandu guru dan satuan pendidikan dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi layanan BK. Layanan yang dimaksud meliputi layanan dasar, peminatan dan
perencanaan individual, responsif, dan menguatkan tumbuhnya sistem, strategi satuan
pendidikan dalam pencegahan serta penanganan isu penting, termasuk melalui pemberdayaan
keluarga, dan mitra sekolah lain.
Panduan ini merupakan bagian dari panduan pelaksanaan Kurikulum Merdeka, sehingga perlu
digunakan bersama dokumen regulasi tentang Kurikulum Merdeka, Panduan Pembelajaran dan
Asesmen, Panduan Kurikulum Operasional Sekolah, dan Panduan pengembangan Projek Profil
Pelajar Pancasila.
Panduan implementasi BK pada Kurikulum Merdeka ini akan terus disempurnakan berdasarkan
evaluasi dan umpan balik dari berbagai pihak. Sejalan dengan proses evaluasi tersebut, Panduan
ini juga akan mengalami revisi dan pembaruan secara berkala. Akhir kata, saya mengucapkan
selamat dan terima kasih kepada seluruh tim penyusun, penelaah, dan kontributor, beserta tim
Kurikulum Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, yang telah bekerja dengan sepenuh hati untuk
menghasilkan sebuah panduan yang menginspirasi.
iii
Daftar Isi
Lampiran............................................................................................ 36
Referensi ........................................................................................... 85
iv
Pendahuluan
Panduan Bimbingan dan Konseling (BK) Penerapan layanan bimbingan dan konseling
merupakan dokumen yang berisi prinsip, yang komprehensif menunjukkan keberpihakan
strategi dan contoh-contoh yang dapat kepada kepentingan peserta didik melalui
memandu satuan pendidikan dan pendidik, pemberian layanan yang terintegrasi. Hal ini
terutama guru Bimbingan dan Konseling sejalan dengan prinsip Kurikulum Merdeka,
dalam perencanaan, pelaksanaan, serta yaitu berpusat kepada peserta didik. Dengan
evaluasi bimbingan dan konseling. Panduan ini demikian, implementasi layanan bimbingan dan
bersifat umum karena dibuat dengan prinsip konseling akan semakin utuh karena di setiap
bahwa satuan pendidikan dan pendidik atau komponen layanan sudah disertai dengan
Guru BK adalah pihak yang mengenali dan rencana dan implementasi yang terintegrasi
memahami situasi peserta didik, dan terus dengan pencapaian profil pelajar Pancasila.
mengembangkan kapasitas untuk membuat
keputusan terbaik sesuai perannya (professional
judgement) secara berkomitmen, mandiri, dan
reflektif.
Sasaran Pengguna
Panduan Bimbingan dan Konseling disusun • Bagi pengawas, panduan ini menjadi
sebagai sumber inspirasi bagi satuan referensi untuk membantu proses
pendidikan, baik Guru BK maupun kepala pendampingan satuan pendidikan.
sekolah dan pendidik lainnya, dalam melakukan Pengawas bersama kepala satuan pendidikan
bimbingan dan konseling bagi peserta didik. perlu mendiskusikan dan merefleksikan
keseluruhan proses pelaksanaan layanan
• Bagi kepala satuan pendidikan, panduan bimbingan dan konseling.
ini menjadi acuan untuk fungsi pemimpin
pembelajaran (instructional leader) yakni Selain peran di atas, panduan ini juga dapat
mendampingi agar proses pembelajaran dijadikan sebagai referensi bagi mitra satuan
berjalan dengan optimal, termasuk di pendidikan atau komunitas belajar dalam
dalamnya memberikan layanan bimbingan mendukung layanan bimbingan dan konseling.
dan konseling bagi para peserta didik.
Sebagai bagian dari panduan pelaksanaan
• Bagi Guru BK, panduan ini menjadi referensi
Kurikulum Merdeka, dokumen ini perlu
dalam memberikan layanan, termasuk dalam
digunakan bersama dokumen lainnya, antara
mengkoordinasikan layanan yang diberikan
lain:
oleh pendidik, orang tua, atau tenaga ahli
yang dilibatkan. • Regulasi tentang Kurikulum Merdeka
• Bagi pendidik secara umum, panduan • Panduan Pembelajaran dan Asesmen
ini menjadi referensi dalam memberikan • Panduan Kurikulum Operasional Sekolah
layanan bimbingan dan konseling bagi para
• Panduan pengembangan Projek Profil Pelajar
peserta didik.
Pancasila
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 1
Filosofi dan Prinsip Dasar Bimbingan dan Konseling dalam Transformasi Kurikulum Merdeka
Ringkasan Bab
Filosofi Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum Merdeka
Tujuan Layanan BK
2
Filosofi dan Prinsip Dasar Bimbingan dan Konseling dalam Transformasi Kurikulum Merdeka
Hal ini sejalan dengan filosofi pendidikan mangun karsa; menginspirasi, menguatkan
yang dicetuskan oleh Ki Hadjar Dewantara, motivasi, serta memfasilitasi setiap peserta didik
bahwa sebagai orang dewasa, pendidik, baik untuk mencapai tingkat perkembangan yang
Guru BK dan guru lain, harus menjadi teladan optimal (perkembangan cipta, rasa, dan karsa).
bagi peserta didik (ing ngarsa sung tuladha); Selain itu, bimbingan dan konseling berperan
bersama-sama dengan peserta didik sebagai sebagai penyambung suara peserta didik tut
sahabat untuk membangun karsa ing madya wuri handayani.
Membangun Inklusivitas
• Setiap peserta didik berhak mendapat diberikan melalui proses individual maupun
pelayanan secara profesional sebagai kelompok sesuai dengan kebutuhan dan
tanggung jawab bersama antara kepala layanan tambahan bagi peserta didik dengan
satuan pendidikan, guru bimbingan dan disabilitas.
konseling, pendidik, serta tenaga pendidik
dalam satuan pendidikan. Layanan ini dapat
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 3
Filosofi dan Prinsip Dasar Bimbingan dan Konseling dalam Transformasi Kurikulum Merdeka
• Layanan bimbingan dan konseling • Setiap peserta didik memiliki hak untuk
merupakan bagian integral dari proses dihargai dan diperlakukan sama. Layanan
pendidikan; diperuntukkan bagi semua dan tidak
diskriminatif.
• Setiap peserta didik memiliki nilai-nilai positif • Peserta didik didorong untuk mengambil
yang perlu dioptimalkan. dan merealisasikan keputusan secara
• Setiap peserta didik berhak mendapatkan bertanggung jawab sesuai dengan situasinya.
layanan Bimbingan dan Konseling guna • Bersifat fleksibel dan adaptif serta
mengembangkan diri secara optimal menuju berkelanjutan sesuai kebutuhan
capaian profil pelajar Pancasila • Setiap peserta didik berhak memiliki pilihan
yang difokuskan pada pengembangan
minat, bakat, dan karir di masa depan.
4
Filosofi dan Prinsip Dasar Bimbingan dan Konseling dalam Transformasi Kurikulum Merdeka
■ Keterpaduan. Menjalin kerja sama dan kebiasaan sehari-hari, serta sesuai dengan
saling membantu antar satuan pendidikan, visi dan misi satuan pendidikan yang selaras
keluarga, maupun pihak lain yang terlibat dengan tujuan pendidikan; dan
guna penyelesaian masalah peserta didik
■ Keahlian. Mengembangkan diri menjadi
berdasarkan data yang terkumpul secara
pribadi konselor yang memiliki pengetahuan,
utuh;
keterampilan, serta sikap dan kepribadian
■ Normatif. Menggunakan prosedur dan yang profesional dan menunjang proses dan
teknik yang tidak menyimpang dan sesuai hasil layanan.
dengan norma agama, adat, hukum dan
D. Tujuan Layanan BK
Secara umum, tujuan layanan BK adalah membantu peserta didik mencapai perkembangan
optimal dan kemandirian secara utuh yang meliputi aspek pribadi, belajar, sosial, dan karir. Dalam
mewujudkan peserta didik menjadi pembelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan
berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila, profil pelajar Pancasila menjadi tujuan jangka panjang yang
memayungi keseluruhan layanan bimbingan dan konseling. Dalam menyelaraskan dimensi dan
elemen profil pelajar Pancasila dengan layanan, satuan pendidikan tidak perlu memetakan dimensi
dan elemennya untuk masing-masing layanan.
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 5
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling
2 Strategi Implementasi
Layanan Bimbingan dan
Konseling
Ringkasan Bab
Strategi Implementasi di Satuan Pendidikan
Strategi Satuan Pendidikan dalam Pencegahan dan Penanganan Isu Tiga Dosa Besar
Pendidikan
Dalam upaya memberikan layanan terbaik Oleh karena itu implementasi layanan BK di
bagi peserta didik dan mendukung pencapaian satuan pendidikan menggunakan tiga strategi
profil pelajar Pancasila di berbagai lingkup besar yang meliputi:
pembelajaran, selain menggunakan sumber
daya yang ada dalam satuan pendidikan secara 1. Strategi implementasi di satuan pendidikan
optimal, penting juga untuk menyelaraskan 2. Strategi pemberdayaan keluarga
dengan peran keluarga sebagai pendidik utama 3. Strategi kerja sama dengan mitra
serta berkolaborasi dengan mitra.
6
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling
Beberapa peran yang dapat diampu Guru BK, sebagaimana diadaptasi dari The Texas Model for
Comprehensive School Counseling (2018), adalah sebagai berikut:
Satuan pendidikan yang tidak memiliki guru BK atau guru yang telah mengikuti pelatihan BK
perlu berkoordinasi dengan pakar untuk menjalankan peran yang membutuhkan kompetensi
khusus seperti konseling, penggunaan instrumen, analisis psikologis, dan lain-lain.
Terdapat 4 (empat) komponen besar dalam layanan bimbingan dan konseling yang meliputi:
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 7
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling
Pemetaan
Kebutuhan
Evaluasi dan
Analisis
Refleksi Program
Kebutuhan
atau Kegiatan
Pelaksanaan
Perencanaan
Program atau
Layanan
Kegiatan
8
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling
Terlaksananya bentuk dan siklus tahapan dari berkolaborasi dengan guru kelas atau guru
keempat layanan tersebut diatas diharapkan mapel dan koordinator projek penguatan profil
dapat membantu peserta didik untuk mencapai pelajar Pancasila dalam intrakurikuler atau
perkembangan optimal yang kompeten, dalam projek. Masing-masing implementasi
berkarakter, dan berperilaku selaras dengan layanan dijelaskan pada sub-bab berikut ini.
profil pelajar Pancasila. Sehingga dalam
implementasinya, pelaksanaan layanan dapat
1. Layanan Dasar
Layanan dasar merupakan proses memperoleh pemahaman tentang berbagai
membantu peserta didik secara sistematis isu pribadi, belajar, dan sosial, termasuk
untuk mengembangkan pemahaman dan perundungan, kekerasan seksual/pelecehan,
keterampilan peserta didik sesuai tugas dan intoleransi. Hal tersebut untuk mencegah
perkembangannya dan dalam mencapai profil terjadinya tiap bentuk kekerasan di satuan
pelajar Pancasila sesuai fasenya. Layanan pendidikan. Layanan dasar ini bersifat preventif,
ini dapat diberikan dalam kelompok besar, termasuk juga untuk membantu peserta didik
kelompok kecil, atau individu. Tujuan layanan baru melalui masa orientasi.
dasar ini salah satunya agar peserta didik dapat
Untuk memberikan layanan dasar sesuai dengan kebutuhan, Guru BK berkoordinasi dengan
pendidik dan tenaga kependidikan untuk
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 9
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling
10
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling
Pemantauan secara rutin dilakukan oleh wali kelas bekerja sama dengan guru mata pelajaran
serta berkoordinasi dengan guru BK. Salah satu fungsi pemantauan ini adalah untuk
mengidentifikasi peserta didik yang membutuhkan layanan khusus atau lebih diperhatikan.
Tindak lanjut dari pemantauan ini adalah pemetaan dan analisis yang lebih mendalam, untuk
kemudian menentukan bentuk bantuan yang dibutuhkan oleh peserta didik, baik layanan dasar
maupun layanan responsif.
Untuk layanan Peminatan dan Perencanaan Individual, Guru BK beserta guru wali kelas dapat
melakukan beberapa hal berikut:
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 11
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling
Konsep pemilihan mata pelajaran pada jenjang SMA, di mana peserta didik tidak lagi
memilih kelompok peminatan tapi mata pelajaran pilihan, peserta didik perlu mengenali
dirinya secara utuh dan mendalam. Proses ini membutuhkan waktu yang sangat panjang,
berupa eksplorasi dan pengalaman belajar dalam berbagai bidang dan metode agar
peserta didik dapat mengenali proses-proses belajar yang terjadi dalam dirinya. Untuk itu,
pendidik perlu memperhatikan keragaman metode dan kekayaan konteks dalam mengampu
pembelajarannya, bahkan sejak jenjang PAUD dan SD.
Melalui layanan peminatan dan perencanaan individual, peserta didik secara bertahap membangun
kompetensi pembelajar sepanjang hayat, seperti:
■ membuat tujuan atau tantangan untuk ■ menganalisis dan mengelola kekuatan dan
pengembangan diri baik dalam lingkup kelemahan untuk mencapai tujuan-tujuan
pribadi maupun sosial. Tujuan dan tantangan diri, serta mengenali proses yang tengah
ini dapat dibuat jangka pendek, menengah, dijalani menuju tujuan tersebut; dan
maupun jangka panjang;
■ membuat keputusan-keputusan sesuai
■ merencanakan masa depan seperti pilihan dengan rencana dan merefleksikan
kelanjutan studi, pilihan sekolah, dan bidang keputusan-keputusan tersebut.
karir;
Berbagai contoh kegiatan dalam layanan peminatan dan individual terlihat pada lampiran
3, 4, 5 dan 10
12
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling
3. Layanan Responsif
Layanan responsif merupakan bantuan kepada menyelesaikan masalah kebiasaan belajar yang
peserta didik yang sedang mengalami kondisi kurang mendukung, mengatasi kecemasan
darurat atau membutuhkan pertolongan akademik, mendampingi peserta didik dalam
segera. Tujuan bantuan ini adalah agar peserta menghadapi konflik dengan teman sebaya,
didik memiliki strategi dalam mengatasi kesulitan penentuan kelanjutan studi, rasa tidak
masalah sehingga mereka dapat memenuhi percaya diri atau mengentaskan peserta didik
tahapan perkembangan psikologis dan kognitif. dari masalah perilaku seperti tindak kekerasan,
yang di antaranya meliputi intoleransi,
Pelaksanaan layanan responsif pada satuan perundungan, kekerasan seksual, dan masalah
pendidikan dilakukan untuk membantu peserta lainnya. Melalui konseling individual, peserta
didik menghadapi masalah belajar, pribadi, didik juga didampingi jika mereka menghadapi
dan sosial, misalnya membantu peserta didik stres.
Dalam memberikan layanan responsif, satuan pendidikan perlu melakukan beberapa hal berikut.
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 13
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling
mengenali persepsi dan perasaan. pada prinsip dan asas bimbingan dan
Strategi yang dapat digunakan konseling yang disampaikan di Bab 1.
dalam layanan ini misalnya, Guru c. Layanan Rujukan. Layanan ini adalah
BK atau guru lain yang membantu bentuk kerja sama sekolah dengan
dapat menggunakan berbagai cara pihak lain yang membantu menangani
dan media untuk penanganan yang masalah peserta didik secara lebih
optimal sesuai dengan kebutuhan menyeluruh. Masalah yang ditangani
dan tahap perkembangan peserta dalam layanan ini adalah masalah yang
didik. Misalnya peserta didik pada dipandang berat atau membutuhkan
usia dini dapat menggunakan media proses penyelesaian yang panjang
seperti menggambar, bermain dan spesifik sehingga perlu ditangani
peran, berbicara, dan lainnya. oleh pihak profesional. Setelah proses
Media menggambar ini juga dapat penanganan selesai, diperlukan tindak
diterapkan untuk peserta didik yang lanjut dari Guru BK dan/atau sekolah
lebih dewasa. untuk penanganan peserta didik di
b. Konseling kelompok. Serupa satuan pendidikan. Contoh layanan
dengan konseling individu, rujukan adalah jika ada peserta didik
konseling kelompok dilakukan yang mengalami masalah keluarga
untuk meningkatkan kesadaran yang membutuhkan penanganan
peserta didik secara kelompok. Hal ahli untuk memperbaiki komunikasi
ini biasanya terjadi bila ada kasus diantara anggota keluarganya.
yang berkaitan dengan sekelompok Dalam membuat rujukan, diperlukan
peserta didik. Pendidik perlu peka kejelasan tujuan untuk peserta didik
dalam menentukan dan melakukan dan keluarga serta pihak yang akan
pendekatan, di titik mana pendekatan menangani.
perlu dilakukan secara individu dan di 4. Refleksi. Dalam setiap layanan, penting
titik mana pendekatan perlu dilakukan sekali untuk mengajak peserta didik
dalam kelompok. Hal ini dikembalikan merefleksikan permasalahan yang dihadapi
serta mencari solusinya.
Berbagai contoh pemetaan dan analisis kebutuhan, serta strategi dalam memberikan
layanan responsif dapat dilihat pada lampiran 1, 2, 6, dan 7.
14
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling
1. Pada saat terjadi konflik, pendidik atau hal ini, pendidik dan tenaga pendidik perlu
tenaga pendidik dari satuan pendidikan mengambil peran sebagai mediator yang
harus segera menengahi konflik tersebut. netral.
Pelibatan secara kolaboratif wali kelas, 3. Setelah masing-masing pihak memahami
orang tua, dan pimpinan sekolah menjadi masalah dan emosi yang dialami, serta
prioritas. Bila diperlukan, satuan pendidikan memiliki kesadaran untuk memperbaiki
perlu melibatkan tenaga ahli seperti situasi, semua pihak yang berkonflik
psikolog, psikiater, konselor, dokter, dll. dipertemukan. Satuan pendidikan dapat
2. Satuan pendidikan perlu memahami situasi melanjutkan penanganan berupa konseling
secara komprehensif dari berbagai sudut individu, konseling kelompok, layanan
pandang. Pengenalan ini bisa dilakukan rujukan, atau pendekatan lain sesuai
melalui berbagai macam pendekatan, baik kebutuhan.
melalui pengamatan, mengajak diskusi 4. Pada akhir penanganan, penting dilakukan
pihak yang berkonflik, atau meminta refleksi oleh seluruh pihak yang berkonflik
informasi terkait konflik dari berbagai pihak agar situasi tidak berlanjut.
yang mengetahui kejadian tersebut. Dalam
• Kesepakatan tujuan dan sikap yang harus ditampilkan selama mediasi. Kedua belah pihak
mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan: sudut pandang mereka terhadap masalah.
• Mendorong peserta didik merefleksikan penyebab dan dampak dari konflik tersebut
terhadap kedua belah pihak atau dampak terhadap orang lain
• Peserta didik yang terlibat didorong untuk memberikan usulan solusi yang dilanjutkan
dengan komitmen untuk perbaikan.
• Memberikan waktu untuk pertemuan lanjutan bagi kedua belah pihak untuk mengevaluasi
dan merefleksikan tindak lanjut tersebut.
• Memberikan ruang aman, dan memvalidasi perasaan anak
• Melakukan pengamatan dan mencari tahu yang terjadi dari masing-masing anak yang
berkonflik
• Peserta didik dibantu untuk memilih perilaku tepat/tidak tepat dari yang dilakukan, (jika
langsung ke refleksi penyebab dan dampak, lebih sesuai untuk anak yang lebih besar)
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 15
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling
Privasi dan kerahasiaan perlu ditekankan karena peserta didik tidak ingin dilihat lemah atau
tidak mampu di hadapan teman-temannya. Perlu perhatian pada perkembangan remaja yang
berada pada masa paling rentan dalam kehidupan manusia baik dari sisi kognitif, psikologis
maupun fisik/seksual. Untuk itu, sensitivitas guru BK atau pendidik lain yang menangani sangat
penting.
16
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling
• Sistem: Apa saja kebijakan dan sumber daya yang dialokasikan untuk mendukung
inklusivitas?
• Pendukung: Apa saja dukungan yang diberikan kepada pendidik dan peserta didik untuk
belajar di lingkungan yang inklusif?
• Budaya: Bagaimana warga sekolah membangun budaya menghargai keragaman?
• Kemitraan: Bagaimana melibatkan orangtua dan mitra lainnya termasuk organisasi atau
tokoh yang bergerak di bidang disabilitas?
• Monitoring dan Refleksi: Bagaimana strategi untuk memantau dan berefleksi secara
berkala?
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 17
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling
Media dan Teknologi hanya merupakan salah satu pendukung layanan BK. Penting diperhatikan
kecakapan guru, guru BK, dan guru lainnya dalam memberikan layanan dengan memanfaatkan
media, agar tujuan dari layanan dapat tetap tercapai dengan baik.
Tidak hanya menghambat proses belajar peserta didik, tiga hal tersebut juga menimbulkan trauma
besar dan jangka panjang pada peserta didik yang mengalaminya. Pendidik, tenaga kependidikan,
hingga peserta didik perlu mengenali definisi dan bentuk dari setiap kekerasan tersebut.
18
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 19
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling
20
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 21
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling
Definisi intoleransi:
Menurut Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 82
Tahun 2015 tentang Pencegahan
dan Penanggulangan Tindak
Kekerasan di Lingkungan Satuan
Pendidikan, tindak kekerasan
atas dasar diskriminasi terhadap
suku, agama, ras, dan/atau antar
golongan (SARA) merupakan
segala bentuk pembedaan,
pengecualian, pembatasan, atau
pemilihan berdasarkan pada
SARA yang mengakibatkan
pencabutan atau pengurangan
pengakuan, perolehan, atau
pelaksanaan atas hak asasi
manusia dan kebebasan dasar
dalam suatu kesetaraan
22
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling
memproduksi dan menyebarluaskan materi Untuk dapat belajar di lingkungan yang sehat,
edukasi, sosialisasi, dan kampanye sosial aman dan nyaman, ada beberapa hal yang
melalui media sosial dan laman (website) penting untuk dilaksanakan dalam mencegah
yang dapat dilihat di Laman Pusat Penguatan dan menangani isu-isu tersebut. Pertama,
Karakter (Puspeka) Kemendikbudristek upaya tersebut perlu berpegang pada Prinsip
(https://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id). Penanggulangan di Satuan Pendidikan dalam
Sedangkan, dalam aspek penanganan, salah tabel 2.2. Prinsip ini juga harus ditopang
satu langkah konkret penyediaan kanal dengan Prinsip Membantu Korban. Hal tersebut
laporan tindak kekerasan melalui Laman Lapor dikarenakan prioritas penanganan kasus
Kemendikbudristek (https://kemdikbud.lapor. kekerasan adalah pemulihan bagi korban yang
go.id). Bersama 2 (dua) kegiatan tersebut, selaras dengan kebutuhan, keamanan dan
langkah-langkah pencegahan dan penanganan keamanan korban. Kedua, prinsip tersebut
tindak kekerasan secara menyeluruh juga perlu didukung dengan keberadaan
dilakukan secara paralel di lintas satuan kerja persetujuan orang tua atau wali korban anak.
Kemendikbudristek yang bekerja sama dengan Dalam penanganan kasus kekerasan yang
pengelola sekolah, pendidik, dan tenaga menimpa anak, pendampingan dan persetujuan
kependidikan. orang tua atau wali korban anak menjadi
diperlukan. orang tua atau wali tersebut
meliputi orang tua, keluarga, maupun orang
dewasa lainnya yang dapat dipercaya oleh
korban anak.
Kemudian, prinsip tersebut diintegrasikan dengan beberapa layanan yang dapat menunjang
pencegahan dan penanganan, antara lain:
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 23
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling
Catatan Penting
Dalam Kasus kekerasan (baik perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi) yang dilakukan
oleh peserta didik atau seorang anak, anak tersebut juga diperlakukan seperti korban dalam
melaksanakan layanan bantuan dan rehabilitas. Hal tersebut diasumsikan bahwa seseorang
yang berada di bawah usia 18 Tahun dianggap belum mampu mengambil keputusan atas
dirinya sendiri, termasuk dalam melakukan kekerasan
Dalam penanganan kasus seperti ini ini, kasus kekerasan seksual yang melibatkan pelaku anak,
perlu dipastikan diproses menggunakan Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA).
24
Strategi Kerja Sama Keluarga dan Mitra
Ringkasan Bab
Strategi Pemberdayaan Keluarga
Melalui konsep tri sentra Pendidikan, Ki Hadjar hanya belajar di satuan pendidikan saja. Untuk
Dewantara membagi tiga wadah dasar proses itu, satuan pendidikan perlu berkolaborasi
pembentukan pendidikan yang terdiri dari dengan keluarga juga komunitas/masyarakat.
Alam Keluarga, Alam Perguruan dan Alam Satuan pendidikan, keluarga, dan komunitas/
Pergerakan Pemuda (Komunitas/Masyarakat). masyarakat memiliki peran penting dalam
Dilakukan secara sinergis, ketiganya berperan membangun profil pelajar Pancasila dan
dalam mengembangkan pengetahuan, nilai- mengembangkan minat, bakat, serta
nilai dan keterampilan peserta didik. Dalam kemampuan peserta didik.
proses belajarnya, peserta didik tidak cukup
Agar proses pembelajaran berjalan optimal, satuan pendidikan memastikan keterlibatan dan
pendampingan orang tua sesuai dengan tahapan perkembangan dan kondisi keluarga peserta
didik. Penting bagi satuan pendidikan untuk berempati dan memahami kondisi keluarga,
sehingga dapat menjalankan kolaborasi atau memberikan bimbingan yang tepat bagi orang
tua.
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 25
Strategi Kerja Sama Keluarga dan Mitra
Orang tua juga berperan penting dalam peserta didik agar didapatkan pengenalan
mengenali potensi minat, bakat, dan peserta didik yang utuh antara proses belajar di
kemampuan anak dengan mengamati perilaku sekolah maupun di rumah. Nilai, visi, dan misi
anak, memberikan dampingan dan motivasi satuan pendidikan dan keluarga perlu terus
serta sarana dan prasarana yang mendukung diselaraskan selama proses belajar peserta didik
proses belajar anak. Pendampingan orang berlangsung. Beberapa hal yang penting untuk
tua yang tepat juga dapat membantu peserta terus diingat saat mengatasi permasalahan
didik menentukan pilihan-pilihan dan rencana bersama orang tua/keluarga:
masa depan sebagai bekal mereka menjadi
pembelajar sepanjang hayat. 1. Menghargai dan berempati
2. Memiliki hati dan pikiran terbuka
Satuan pendidikan dan keluarga perlu saling
3. Antusias dalam memecahkan persoalan
berbagi informasi mengenai perkembangan
Memiliki hati dan • Apakah satuan pendidikan dan keluarga memiliki dorongan untuk saling
pikiran terbuka mendengar dan belajar?
• Apakah orang tua merasa mendapat perlindungan, dipahami, dan diterima
bila bercerita secara terbuka terkait permasalahan peserta didik?
• Apakah orang tua merasa mendapatkan dukungan yang efektif dari pihak
satuan pendidikan?
• Apakah pendidik mendorong adanya evaluasi dan refleksi selama
mengatasi permasalahan?
• Apakah satuan pendidikan membawa energi positif yang bersahabat ke
dalam hubungan dan pendekatan yang tenang, dan hangat?
26
Strategi Kerja Sama Keluarga dan Mitra
Antusias dalam • Apakah satuan pendidikan meyakini bahwa setiap keluarga dan peserta
memecahkan didik memiliki potensi untuk memecahkan permasalahannya?
persoalan • Apakah satuan pendidikan terus berupaya mencari jalan untuk melibatkan
keluarga yang kesulitan mendapatkan layanan?
• Apakah satuan pendidikan memastikan setiap orang tua mendapatkan
layanan dasar, dan memberikan kesempatan untuk memberikan dukungan
yang lebih intens saat dibutuhkan?
Dalam bermitra dengan orang tua/keluarga, satuan pendidikan perlu melakukan beberapa hal di
bawah ini secara konsisten.
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 27
Strategi Kerja Sama Keluarga dan Mitra
Dalam upaya memberdayakan orang tua terhadap potensi, bakat, minat dan karakteristik
dalam peningkatan dan pengembangaan anak juga berbeda-beda, ada yang menolak,
potensi, bakat, dan minat peserta didik, mengalihkan atau pemberian kompensasi yang
terkadang reaksi atau respons orang tua berlebihan atau menerima anak apa adanya.
tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini Kondisi tersebut menyebabkan orang tua atau
juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor keluarga memberikan respons yang berbeda
misalnya tingkat pendidikan, sosial ekonomi, terhadap komunikasi dan kerjasama yang
dan kepribadiannya. Penerimaan orang tua hendak dibangun.
Beberapa strategi yang dapat digunakan ketika orang tua atau keluarga kurang responsif terhadap
komunikasi atau kerja sama yang diharapkan antara lain:
Pelibatan orang tua dalam layanan BK oleh dan orang tua, terutama dalam membangun
satuan pendidikan hendaknya dilakukan tidak kepercayaan. Menurut Epstein (2009), ada 6
hanya saat peserta didik memiliki masalah. (enam) strategi pelibatan orang tua di satuan
Keterlibatan orang tua sepanjang peserta didik pendidikan yaitu:
belajar menjadi kunci relasi satuan pendidikan
28
Strategi Kerja Sama Keluarga dan Mitra
2. Menjadi relawan di Membuka kesempatan bagi orang tua untuk menjadi sukarelawan.
satuan pendidikan Satuan pendidikan dapat mencoba mencocokkan keterampilan
orang tua sebagai relawan dengan kebutuhan kelas. Di beberapa
satuan pendidikan, orang tua diberi kesempatan untuk membuat
perencanaan program keterlibatan orang tua maupun perencanaan
kontribusi yang mendukung pembelajaran. Pengenalan profesi orang
tua dapat bermanfaat untuk membuka wawasan peserta didik dalam
pengembangan minat, bakat, dan karir, bahkan sejak usia dini. orang
tua juga dapat menjadi relawan untuk menyediakan atau memasak
makanan bergizi di satuan pendidikan untuk para peserta didik.
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 29
Strategi Kerja Sama Keluarga dan Mitra
4. Membangun Komunikasi rutin dan efektif dengan orang tua tentang program
komunikasi dengan satuan pendidikan dan kemajuan peserta didik. Satuan pendidikan
satuan pendidikan dapat mendorong orang tua untuk menghadiri pertemuan atau
kegiatan bersama dengan orang tua. Komunikasi ini bisa dilakukan
melalui berbagai cara seperti buku komunikasi orang tua dengan
satuan pendidikan, pesan singkat melalui gawai, surat elektronik, atau
cara lain sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
5. Terlibat dalam Satuan pendidikan dapat melibatkan orang tua dalam pengembangan
pengambilan satuan pendidikan. Sertakan orang tua dalam membuat kurikulum
keputusan di satuan operasional di satuan pendidikan sebagai narasumber atau mitra
pendidikan berdiskusi, misalnya menjadi narasumber dalam analisis karakteristik
satuan pendidikan.
6. Berkolaborasi dengan Satuan pendidikan dapat membuka kesempatan bagi orang tua
masyarakat untuk ikut membantu dalam kegiatan kolaborasi dengan komunitas
atau masyarakat, seperti membantu menghubungkan pekerjaan
dan sumber daya komunitas bisnis, lembaga, perguruan tinggi dan
universitas, dan kelompok lain untuk memperkuat program satuan
pendidikan, praktik keluarga, dan pembelajaran peserta didik.
Menjalin komunikasi yang baik dengan orang efisien, penting bagi satuan pendidikan
tua sangatlah penting. Keberhasilan proses untuk membuat kebijakan atau memberikan
belajar peserta didik dapat dipengaruhi oleh pemahaman tentang cara berkomunikasi yang
hubungan antara satuan pendidikan dengan tepat dengan orang tua. Beberapa hal yang
keluarga. Bila satuan pendidikan mengetahui perlu diperhatikan satuan pendidikan dalam
bahwa ada cara-cara komunikasi pendidik berkomunikasi dengan orang tua adalah
dengan orang tua yang kurang efektif atau sebagai berikut.
30
Strategi Kerja Sama Keluarga dan Mitra
Untuk selanjutnya, satuan pendidikan dapat membuat program kegiatan dalam pemberdayaan
keluarga setelah melakukan analisis dan kebutuhan layanan bimbingan konseling. Contoh program
pemberdayaan keluarga dapat dilihat pada lampiran 8.
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 31
Strategi Kerja Sama Keluarga dan Mitra
Berikut adalah contoh kemitraan yang dapat dibangun oleh satuan pendidikan.
Tokoh masyarakat/ adat Memberikan wawasan dan pembinaan tentang kearifan lokal dan
peran yang dapat dilakukan oleh peserta didik dalam melestarikan
dan menjaga kearifan lokal/sosial budaya setempat
Pengusaha/Dunia Kerja Memberikan wawasan mengenai peluang kerja atau usaha sesuai
dengan minat dan potensi yang dimiliki oleh peserta didik, dan
kompetensi (hard skills dan soft skills) yang dibutuhkan peserta didik
pada pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dan rekrutmen di dunia
kerja.
32
Strategi Kerja Sama Keluarga dan Mitra
Dokter/ Tenaga Kesehatan Memberikan penanganan dan tindakan lebih lanjut terkait
kematangan tumbuh kembang (referal penanganan)
Kemitraan dengan konselor atau terapis merupakan langkah lanjutan ketika peserta didik memiliki
masalah di luar kemampuan profesional Guru BK (terkait batas antar profesi) atau satuan pendidikan.
Langkah-langkah kerja sama dengan tenaga ahli tersebut digambarkan sebagai berikut :
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 33
Strategi Kerja Sama Keluarga dan Mitra
3. Evaluasi dan tindak lanjut program atau orang tua/wali. Guru BK memberikan
dengan tenaga ahli untuk mengetahui informasi perkembangan peserta didik
keberhasilan program misalnya dengan kepada pihak-pihak yang membutuhkan
memberikan angket perubahan perilaku, untuk membantu proses perkembangan
angket motivasi belajar, angket tingkat peserta didik di masa depan.
kecemasan kepada peserta didik dan/
Berikut ini adalah beberapa contoh kemitraan dengan industri dan dunia kerja yang dapat dilakukan.
1. Mengajak industri dan dunia kerja untuk 2. Membangun kemitraan dengan industri
menjadi narasumber berbagi pengetahuan dan dunia kerja untuk dapat bekerja sama
dan pengalaman sesuai dengan profesi dan dalam kegiatan magang dan Praktik Kerja
lingkup pekerjaannya. Dalam hal ini, dapat Lapangan bagi peserta didik SMA dan
juga bekerja sama dengan orang tua untuk SMK guna menyiapkan kompetensi yang
berbagi di sekolah. dibutuhkan dunia industri dan dunia kerja.
34
Lampiran
Lampiran
Pemetaan Sebab
Lampiran 1 Akibat
Contoh alur melakukan refleksi ketika peserta didik melanggar aturan
Sebab: Akibat:
• •
Peristiwa
• •
Pendekatan dan contoh-contoh dialog berbasis humanistik oleh wali kelas, guru BK atau guru lainnya
dapat memberikan konseling dengan membantu peserta didik:
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 35
Lampiran
Ini adalah lembar yang dapat digunakan dalam membantu peserta didik membuat rencana aksi
dalam upaya mencapai situasi yang diinginkan.
Penjelasan Penggunaan
1. Minta peserta didik mengidentifikasi situasi langkah konkrit sebagai rencana aksi dan
yang dihadapi saat ini. detilkan dengan menjawab pertanyaan di
2. Minta peserta didik menuliskan situasi yang dalam kolom rencana aksi.
ia inginkan berbeda atau lebih baik dari 5. Jika peserta didik kesulitan dalam
situasi saat ini. memutuskan rencana aksi dalam bentuk
3. Minta peserta didik memikirkan apa saja tertulis, peserta didik bisa menggunakan
hal-hal yang bisa ia lakukan berbeda agar ilustrasi BK-04 untuk menggambarkan dulu
situasi saat ini dapat berubah menjadi saja apapun yang ia pikirkan tentang aksi
situasi yang diinginkan. yang akan dilakukan. Satu kotak berupa
satu ide rencana aksi.
4. Berdasarkan jawaban dari langkah 3 di
atas, minta peserta didik memutuskan satu
36
Lampiran
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 37
Lampiran
38
Lampiran
Judul: PIKIRAN/PERASAANKU
Ini adalah lembar yang dapat digunakan untuk membantu peserta didik mengekspresikan pikiran
dan perasaannya mengenai persoalan/masalah yang sedang terjadi.
Instruksi
1. Minta peserta didik menuliskan masalah 3. Minta peserta didik untuk menggambarkan
yang saat ini terjadi. Masalah tidak selalu pikiran atau perasaannya di dalam
berupa situasi negatif, tapi bisa juga berupa lingkaran. Sampaikan bahwa semua coretan
harapan yang ingin diwujudkan. Untuk benar. Ia boleh menggambarkan apapun
peserta didik yang lebih kecil, dapat dibantu disana, meskipun hanya ia yang akan
dengan visualisasi ekspresi emosi terlebih mengerti apa yang akan digambar. Jika ia
dahulu kemudian menggali situasi yang mau menggambar hal lain di luar lingkaran,
dihadapi. Untuk peserta didik yang lebih diperbolehkan. Semua bagian kertas itu
kecil, dapat dibantu dengan visualisasi boleh ia manfaatkan sesukanya.
ekspresi emosi terlebih dahulu kemudian 4. Minta peserta didik untuk menceritakan
menggali situasi yang dihadapi. hasil gambarnya dan elaborasi lewat
2. Siapkan alat tulis yang beragam seperti pertanyaan terbuka untuk membantu
spidol, krayon, pensil warna, cat air, dll peserta didik bisa bercerita lebih banyak lagi
dengan ragam warna dan biarkan peserta tentang gambarnya.
didik memilih alat tulis mana dan warna apa
yang akan ia gunakan.
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 39
Lampiran
40
Lampiran
Ini adalah lembar yang dapat digunakan untuk membantu peserta didik mengekspresikan apa yang
ia inginkan dari suatu situasi/kondisi/kejadian.
Instruksi
1. Siapkan alat tulis yang beragam seperti menggambarkan apapun disana, meskipun
spidol, krayon, pensil warna, cat air, dll hanya ia yang akan mengerti apa yang akan
dengan ragam warna dan biarkan anak digambar. Jika ia mau menggambar hal lain
memilih alat tulis mana dan warna apa yang di luar lingkaran, diperbolehkan. Semua
akan ia gunakan. bagian kertas itu boleh ia manfaatkan
2. Minta peserta didik untuk mengingat sesukanya.
situasi/kondisi/kejadian yang akan dibahas 4. Minta peserta didik menceritakan hasil
3. Minta peserta didik menggambarkan apa gambarnya dan elaborasi lewat pertanyaan
yang sebenarnya ia inginkan dari situasi/ terbuka untuk membantu peserta didik
kondisi/kejadian tersebut. Sampaikan bisa bercerita lebih banyak lagi tentang
bahwa semua coretan benar. Ia boleh gambarnya.
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 41
Lampiran
42
Lampiran
Judul: AKSIKU
Ini adalah lembar yang dapat digunakan untuk membantu peserta didik mengeksplorasi dan
memunculkan ide terkait aksi yang akan ia lakukan dalam menindaklanjuti suatu situasi. Dapat
digunakan sendiri atau digunakan bersamaan setelah ilustrasi BK-03.
Instruksi
1. Siapkan alat tulis, lebih baik jika spidol. dorongan dengan adanya batasan waktu
2. Minta peserta didik untuk menuliskan dan 1 menit untuk menggambar setiap kotak,
mengingat situasi/kondisi/kejadian yang sehingga setiap waktu satu menit habis ia
akan dibahas. perlu memaksa diri menggambarkan ide
lainnya.
3. Minta peserta didik menggambarkan apa
rencana aksi yang akan dilakukan untuk 4. Minta peserta didik untuk menceritakan
menindaklanjuti situasi/kondisi/kejadian setiap ide rencana aksinya tersebut.
tersebut. Satu kotak menggambarkan Elaborasi lewat pertanyaan, sampai rencana
satu ide rencana aksi. Ia diminta untuk aksi itu jadi lebih konkrit baginya.
menggambarkan 6 ide rencana aksi di 6 5. Minta peserta didik untuk memutuskan
kotak yang berbeda tersebut. Jika peserta mana rencana aksi yang akan ia lakukan
didik kesulitan untuk memunculkan ide, beri terlebih dahulu.
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 43
Lampiran
44
Lampiran
Judul: DIRIKU
Ini adalah salah satu contoh apa saja yang perlu anak kenali dan deskripsikan tentang dirinya. Hal
yang dituliskan di tiap bagiannya bisa diubah sesuai dengan kebutuhan.
Instruksi
1. Gambarkan dirimu, atau sediakan gambar mencapai tujuan, dan dukungan yang kamu
orang seperti contoh ini dimana anak perlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
tinggal menuliskan jawaban di setiap Anak yang berusia lebih muda juga dapat
aspeknya. Untuk anak yang lebih kecil, dibantu untuk mendeskripsikan hal yang
dapat diberikan kegiatan seperti mewarnai disukai dari dirinya.
atau melengkapi figur tertentu. 3. Ceritakan dengan lebih mendetail misi,
2. Ini adalah diriku di kelas ini. Silakan minat dan kelebihanmu, strategi dan
tuliskan apa misi pribadimu, minat dan dukungan yang kamu perlukan untuk
kelebihanmu, strategi yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 45
Lampiran
46
Lampiran
ini adalah media yang dapat anak manfaatkan agar dapat lebih mengenali emosi yang mendasari
perilakunya
Instruksi
1. Tuliskan apa perilaku yang akan dibahas 5. Ceritakan apa yang sudah dituliskan dan
saat ini elaborasi lewat pertanyaan, sehingga di
2. Ingat-ingat saat perilaku itu muncul, apa hal akhir anak bisa mendapatkan pemahaman
yang dipikirkan kala itu yang utuh tentang dirinya saat melakukan
perilaku tertentu. Tuliskan pemahaman
3. Tuliskan apa emosi yang dirasakan
tersebut di bagian kesimpulan tentang
4. Tuliskan apa yang dirasakan di tubuh saat
dirinya
merasakan emosi tersebut
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 47
Lampiran
48
Lampiran
Ini adalah media yang dapat membantu anak lebih kenal dengan emosinya dan menemukan ragam
cara yang dapat dilakukan untuk mengelola setiap jenis emosi tersebut
Instruksi
1. Gambarkan 3 jenis emosi yang paling sering 2. Tuliskan apa saja yang biasa dilakukan
kamu rasakan saat ini, dan tuliskan apa untuk mengelola emosi tersebut dan
nama emosinya. Untuk anak yang lebih membuat diri kembali nyaman. Anak juga
muda, mulai dengan memberikan visualisasi dapat diberikan pilihan visualisasi hal
ekspresi 6 emosi dasar (senang, marah, yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat
sedih, takut, jijik, dan terkejut). Visualisasi merasakan emosi negatif. Selanjutnya, anak
dapat disertai dengan deskripsi singkat dapat didampingi untuk menyampaikan
misalnya senang: wajah tersenyum, tertawa. dengan baik saat merasakan emosi tertentu
Ajak anak untuk memilih emosi yang dan memilih kegiatan yang tidak merugikan
dirasakan. diri sendiri maupun orang lain.
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 49
Lampiran
50
Lampiran
Ini adalah lembar yang dapat membantu anak mengukur seberapa baik ia sudah melakukan
aktivitas-aktivitas yang penting untuk hidup sehat seimbang.
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 51
Lampiran
52
Lampiran
a. Apa saja yang langkah-langkah yang 7. Orang dewasa perlu memiliki kesabaran
perlu dilakukan untuk menyelesaikan dalam menghadapi pelajar, apalagi yang
masalah ini? memasuki usia remaja,. Oleh karena itu,
tetaplah mendekati mereka, mengajak
b. Apa cara yang berbeda yang dapat
mengobrol, dan melakukan pemantauan
kamu lakukan untuk memperbaiki?
berkala.
Fokus bantuan layanan pengembangan minat di jenjang SD sampai SMA dapat men-
gacu pada:
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 53
Lampiran
Pada fase pertumbuhan, Guru BK dan wali untuk berprestasi pada mata pelajaran yang
kelas berperan memotivasi peserta didik menjadi minat dan keunggulan maupun
untuk memiliki orientasi pada masa depan, pengembangan kualitas kepribadian yang
mengembangkan ciri kepribadian dan sikap mempersiapkan peserta didik untuk memiliki
belajar yang penuh motivasi, bersemangat, cara kerja yang efektif.
dan optimistis, serta mendorong peserta didik
54
Lampiran
Pada Fase Eksplorasi: Peran Guru BK dan wali didik jenjang SMP dan SMA/SMK tentang
kelas adalah memberikan paparan terhadap kegiatan ekskul yang diminati, kesempatan
hal yang dapat menjadi minat peserta didik. mengikuti kompetisi, serta penguatan
Umumnya peserta didik sudah memiliki kemampuan akademik pada mata pelajaran
minat spesifik ketika memasuki jenjang SMP. yang dikuasai dan diminati akan mempertajam
Oleh karena itu, pemaparan kepada peserta perkembangan minatnya.
Berikut ini adalah contoh kegiatan yang sesuai untuk peserta didik SMP dan SMA/SMK:
■ Pengenalan diri peserta didik yang dikaitkan mengamati pekerjaan salah satu orang
dengan rencana masa depan; tuanya selama beberapa hari. Selanjutnya,
peserta didik mendapatkan kesempatan
■ Pemaparan tentang masa depan dalam
untuk melakukan satu atau dua peran di
konteks karier;
pekerjaan tersebut;
■ Pengenalan beragam profesi oleh
■ Kegiatan magang bagi peserta didik kelas
narasumber praktisi yang relevan. Bagi
XI dan XII perlu diarahkan ke bidang yang
peserta didik SMP awal masih memerlukan
menjadi aspirasi pilihan karir mereka.
contoh-contoh konkret yang dapat disajikan
Dalam hal ini, satuan pendidikan dapat
dengan bantuan media visual seperti foto
berkolaborasi bersama pihak ketiga agar,
dan video;
peserta didik mendapatkan pengalaman
■ Perlu memperhatikan aspek rasio peserta magang di bidang yang diminati;
didik dan narasumber seperti yang telah
■ Guru BK perlu melaksanakan sosialisasi
didiskusikan pada Layanan Dasar serta peran
bidang-bidang perkuliahan melalui
fasilitator pendamping guru;
kolaborasi dengan perguruan tinggi terkait
■ Saat diskusi mengenai karir masa depan untuk peserta didik kelas X sampai XII;
dengan peserta didik, narasumber perlu
■ Khusus kelas XII Guru BK dapat berkolaborasi
menekankan pada perjalanan karier dan
dengan untuk melaksanakan uji coba
pesan-pesan penting yang menumbuhkan
persiapan peserta didik dalam persiapan
motivasi peserta didik mengenai pentingnya
studi lanjut;
mengembangkan potensi dan membangun
karier. Oleh karena itu, refleksi pada fase ini ■ Guru BK, wali kelas, dan/atau guru
perlu dilakukan secara lebih mendalam; mapel lain yang memberikan layanan BK
perlu memberikan pendampingan dan
■ Bagi peserta didik kelas IX SMP dan jenjang
rekomendasi dalam pemilihan konsentrasi
SMA, perlu diperkenalkan kegiatan magang
keahlian oleh peserta didik kelas XI di jenjang
dengan berkolaborasi bersama orang tua.
SMK;
Bagi peserta didik SMP kelas IX dan SMA
kelas X, pengenalan kegiatan magang ■ Pada jenjang SMK sebagai kelanjutan studi
ditujukan untuk memberikan pemahaman dari jenjang SMP, Guru BK perlu mengamati
tentang situasi dunia kerja. Pengenalan dan berkomunikasi dengan peserta didik
ini dapat dimulai dengan memberikan dan/atau orang tua untuk mengidentifikasi
kesempatan bagi peserta didik untuk minat peserta didik memilih SMK. Berangkat
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 55
Lampiran
dari identifikasi minat peserta didik, ■ Pada jenjang SMK, Praktik Kerja Lapangan
Guru BK dapat merancang tindak lanjut (PKL) dilakukan saat peserta didik berada
pendampingan yang dapat dilakukan agar di kelas XII. Guru BK perlu melakukan
potensi peserta didik dapat berkembang pendampingan seperti mengajak dialog
secara optimal; dan reflektif agar peserta didik dapat
mengidentifikasi kompetensi (hard skill/soft
skill) yang terasah melalui PKL.
Catatan: untuk Sekolah Luar Biasa (SLB), guru dapat membantu dengan menyederhanakan
bahasanya dan disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. Penggalian minat dan bakat
menekankan pengamatan pada kegiatan belajar sehari-hari atau kegiatan di waktu luang
yang senang dilakukan anak, dengan memberikan kesempatan anak untuk mengeksplorasi
lingkungannya.
A. Sikap Guru
1. Melihat dan mendengarkan. Guru perlu 3. Tidak terlalu cepat atau mudah
melihat karakteristik setiap peserta didik. memberikan nasihat. Dalam proses
Remaja usia SMP, SMA/SMK perlu untuk konseling, hal yang perlu ditekankan
didengarkan aspirasi. Dengan melihat dan adalah bagaimana peserta didik mampu
mendengarkan, guru telah membantu mencari dan menemukan sendiri cara
‘menyelesaikan’ sebagian permasalahan pemecahan atas masalahnya. Oleh karena
remaja yang sangat perlu untuk itu, hendaknya guru tidak memposisikan
didengarkan. diri menjadi orang yang merasa lebih
2. Menahan diri untuk bicara. Guna dewasa atau berpengalaman, sehingga
memahami peserta didik secara mendalam, langsung memberikan saran dan nasihat
guru perlu mengendalikan keinginan untuk peserta didik. Dengan cara ini,
untuk cepat menanggapi atau bahkan peserta didik diharapkan dapat tumbuh
memotong cerita. Oleh karena itu, biarkan menjadi individu yang mandiri, mampu
peserta didik berbicara dan menuntaskan mengelola permasalahan yang ia hadapi
apa yang ingin dia sampaikan. Peserta didik saat ini maupun di masa mendatang, dan
akan lebih menghargai guru yang sabar tidak bergantung kepada orang lain untuk
mendengarkan cerita atau permasalahan menyelesaikan masalah yang ia hadapi.
yang dihadapinya.
56
Lampiran
B. Teknik Konseling
1. Konseling perlu menggali permasalahan memahami peristiwa atau permasalahan
menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang terjadi.
yang terbuka sehingga peserta didik dapat
Akan lebih baik jika pertanyaannya seperti:
bercerita dengan bebas dan tidak hanya
“Menurutmu, apa yang membuat kamu
menjawab dengan singkat dan menyulitkan
tertarik masuk SMK? Coba ceritakan.”
guru untuk menelaah peristiwa yang
Jawaban dari pertanyaan ini akan lebih
terjadi. Hindari pertanyaan-pertanyaan
memperlihatkan alasan dan minat peserta
yang menggunakan kata: apa, siapa, ya atau
didik terhadap pilihannya masuk ke
tidak, atau mengapa?
jenjang SMK. Kemudian jawaban tersebut
Contoh: “mengapa kamu memilih sekolah dapat membantu peserta didik dalam
SMK?” Pertanyaan tertutup seperti ini akan mengeksplorasi minat yang sebenarnya ia
membuat peserta didik hanya menjawab miliki.
dengan singkat. Atau, “siapa yang memulai
Fokus dari konseling adalah membantu
pertengkaran ini?” Jawaban dari pertanyaan
peserta didik untuk memahami proses
ini cenderung mengarah pada saling tuding
kehidupan yang ia alami, cara ia bersikap,
sehingga kurang membantu guru dalam
dan konsekuensi dari setiap keputusan dan/
atau tindakan yang diambil.
C. Membuat Profil
1. Untuk memahami peserta didik, peserta 2. Data peserta didik atau profil peserta didik
didik hendaknya Guru BK atau wali kelas ini bersifat hidup yakni dapat terus menerus
mempunyai data diri peserta didik. Data diperbaharui berdasarkan pengamatan
diri tersebut berisikan informasi mengenai guru.
perilaku sehari-hari peserta didik dan proses 3. Catatan guru terkait peristiwa-peristiwa
perkembangannya, seperti bagaimana yang terjadi, misal pencapaian maupun
peserta didik bersikap di dalam atau di luar kegagalan peserta didik dalam bidang
kelas dan sekolah kepada guru, tenaga akademis dan sosial.
kependidikan, dan sesama teman.
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 57
Lampiran
2. Tanyakan kepada peserta didik apa yang 4. Melakukan evaluasi dan analisis Kegiatan
menjadi minat dan ketertarikannya. seperti yang mengandung unsur kompetisi
renjananya (passion). Dari jawaban peserta ditindaklanjuti dengan meminta peserta
didik, guru bisa membuat pemetaan minat didik membuat evaluasi dan analisis atas
dan renjana peserta didik di kelasnya. kegiatan yang sudah mereka lakukan.
3. Buat kegiatan-kegiatan di kelas yang 5. Mengundang pembicara tamu atau
mengandung unsur kompetisi dengan narasumber untuk berbagi pengalaman
mengangkat beragam tema berdasarkan hidup. Pembicara bisa merupakan orang
pemetaan minat dan renjana dari peserta tua peserta didik, pelaku UMKM, pegawai
didik yang telah dibuat. Tema-tema yang pemerintah, pemilik usaha/toko/bengkel
dapat dieksplorasi meliputi seni dan sastra, di sekitar sekolah, dan lain-lain. Peserta
matematika, sains, dan lain-lain. Sementara didik juga dapat diajak untuk mencari,
untuk jenjang SMK, tema yang dapat mengontak, dan mengundang narasumber
dieksplorasi seperti membuat kompos dari pilihan mereka. Sesi dengan narasumber
sampah rumah tangga, membuat materi dapat dilakukan secara rutin, misalnya satu
promosi untuk produk tertentu, dan lain- kali dalam sebulan.
lain.
CONTOH KASUS 1:
Situasi: sekolah tidak memiliki Guru BK, peserta didik masuk SMK sebagai pilihan terakhir,
peserta didik merasa ragu untuk menyampaikan permasalahannya kepada guru kelas
Ruswandi adalah peserta didik kelas XI di sebuah SMK Otomotif di daerah Jawa Tengah. Di
sekolah Ruswandi tidak terdapat Guru BK dan memiliki sarana dan prasarana yang terbatas.
Ruswandi memiliki cita-cita awal untuk masuk SMA dan meneruskan ke Fakultas Teknik di
jenjang perkuliahan karena ia ingin menjadi sarjana dan insinyur pertama di keluarganya.
Orang tua Ruswandi bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di kantor pemerintah daerah.
Meskipun ekonomi keluarga terbatas, orang tua Ruswandi mau berupaya untuk membiayai
pendidikan anaknya sampai perguruan tinggi. Saat tidak diterima di SMA di kotanya, Ruswandi
memutuskan untuk masuk SMK Otomotif.
Guru kelas dapat mengajak Ruswandi dan apa yang seharusnya mereka lakukan.
melakukan sesi diskusi dengan teman-teman Peserta didik perlu diberi tantangan untuk
di kelasnya tentang apa itu sekolah SMK, membuat surat lamaran pekerjaan yang
bagaimana perasaan peserta didik bersekolah meyakinkan sebuah kantor atau perusahaan
di SMK sesuai jurusan yang saat ini mereka untuk dapat menerimanya. Guru bersama
pilih. Apa yang sudah mereka lakukan yang seluruh peserta didik di kelas kemudian
berhubungan dengan pilihan jurusan di SMK membahas surat lamaran pekerjaan tersebut
58
Lampiran
dan menggali aspirasi mereka. Hal apa saja yang Selepas diskusi, dorong peserta didik untuk
akan mereka sampaikan saat wawancara atau membuat rencana masa depan dengan
lampirkan dalam daftar riwayat hidup. Kegiatan menuliskannya dalam bentuk cerita. Dengan
ini diharapkan dapat menguatkan motivasi cara seperti ini, diharapkan peserta didik terus
dan semangat mereka belajar di SMK. Peserta termotivasi dalam mengejar cita-citanya.
didik juga diminta pendapatnya tentang
bagaimana persiapan melaksanakan PKL di Melalui proses diskusi dan penulisan cerita ini,
beberapa tempat kerja yang tersedia di sekitar guru bisa melihat apakah ada peserta didik
daerah mereka. Saat berdiskusi sebaiknya guru yang mengalami kesulitan untuk membuat
berperan sebagai fasilitator yang memandu perencanaan karir masa depan sehingga
proses diskusi dan memastikan semua peserta membutuhkan pendampingan lebih lanjut.
didik mendapatkan giliran berbicara. Biarkan
Dalam menyelesaikan kasus Ruswandi, guru
cerita peserta didik mengalir tanpa interupsi
telah melaksanakan pendekatan dengan
dari guru. Apabila peserta didik mengalami
cara diskusi dan menulis cerita tentang
kesulitan, guru bisa meminta peserta didik
rencana masa depan sehingga diharapkan
lainnya untuk membantu. Proses ini bisa
guru memahami apa yang dialami Ruswandi.
berlangsung lebih dari satu kali pertemuan
Langkah selanjutnya guru harus mendorong
untuk memastikan bahwa semua peserta
Ruswandi untuk merefleksi pengalaman
didik mendapat kesempatan mengemukakan
belajar apa yang ia peroleh selama di SMK.
pendapatnya oleh karena itu, guru sebaiknya
Apakah pengalaman belajar di SMK membantu
tidak terburu-buru atau mempercepat proses
Ruswandi untuk lebih mempunyai kepercayaan
diskusi ini.
diri akan potensi, bakat dan minatnya. Guru
Alokasikan waktu minimal 10 menit untuk juga perlu membantu memikirkan apa yang
mendorong setiap peserta didik menggali dan akan didapat Ruswandi saat mengikuti PKL,
menceritakan situasi dirinya secara maksimal. kegiatan yang dapat memperkaya wawasan
Bila total peserta didik dalam 1 (satu) kelas ada dan meningkatkan keterampilan.
30 (tiga puluh) orang, maka diperlukan waktu
sedikitnya 300 (tiga ratus) menit. Total alokasi
waktu tersebut perlu dibagi dengan baik agar
dapat memberi ruang bagi peserta didik
melakukan diskusi atau melempar pertanyaan
kepada sesama temannya. Sesi diskusi ini
disarankan untuk dibagi menjadi 3 (tiga)
sesi, masing-masing 10 peserta didik per sesi
dengan alokasi waktu per sesi 100 (seratus) jam.
Upayakan untuk dapat melakukan 1 (satu) sesi
dalam 1 (satu) hari, dan menyelesaikan 3 (tiga)
sesi dalam 1 (satu) minggu. Pengaturan waktu
ini penting untuk menjaga suasana hati dan
keterlibatan semua peserta didik.
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 59
Lampiran
CONTOH KASUS 2:
Situasi: Nur Iman, tidak tahu apa yang mau dilakukan selepas SMA dan berpikir bahwa dia akan
ikut saja keinginan keluarganya untuk melanjutkan usaha dagang sang ayah mengingat usaha
tersebut telah cukup berhasil memberi penghidupan yang layak bagi keluarga mereka. Sekolah
memiliki 1 orang Guru BK yang melayani semua kelas X, XI, dan XII. Sekolah pernah melakukan
sesi penggalian minat dan bakat serta penyebaran informasi tentang perguruan tinggi.
Nur Iman adalah peserta didik kelas XII di sebuah SMA yang berada di satu kota cukup
besar di Sulawesi Selatan. Orang tua Nur Iman adalah pedagang yang berhasil sehingga
mampu menguliahkan anaknya. Namun, dalam keluarga mereka belum ada yang bersekolah
hingga perguruan tinggi karena merasa pendidikan SMA sudah cukup memberi bekal
untuk meneruskan usaha. Tiga orang kakak Iman bersekolah hingga tamat SMA. Dua kakak
perempuannya sudah menikah dan membantu usaha dagang sang ayah, satu kakak laki-laki
menjalankan usaha dagang bersama sang ayah. Ayah Nur Iman merupakan lulusan SMP,
sementara ibunya lulusan SD.
Guru BK dapat meminta bantuan guru kelas Guru kelas dan Guru BK perlu bekerja sama
untuk membuat profil dari setiap peserta untuk merancang sesi eksplorasi minat dan
didik kelas XI (lihat pedoman Membuat Profil bakat peserta didik, terutama 5 (lima) minat
Peserta Didik), kemudian mengelompokkannya besar seperti yang dijelaskan di atas.
menurut minat besar (sastra, seni, ilmu sosial,
ekonomi/bisnis, sains, dll). Untuk studi kasus Nur Iman, melalui
pengelompokkan minat ia terbantu untuk
Guru BK kemudian membuat sesi-sesi mengetahui ketertarikan dan aspirasinya.
pendalaman minat untuk peserta didik yang Apakah ia memang tertarik untuk meneruskan
sesuai dengan masing-masing peminatan usaha dagang ayah dan keluarganya, atau
besar tersebut. Guru BK juga perlu meminta mempunyai minat yang lain. Selain itu, Nur
kehadiran guru-guru kelas XI pada sesi Iman juga terbantu untuk mengidentifikasi
pendalaman bersama dengan peserta didik. risiko dari keputusan yang diambilnya. Apakah
akan ada masalah dengan keluarga bila dia
Sebagai tindak lanjut dari sesi pendalaman, mengambil pilihan untuk tidak meneruskan
peserta didik diminta membuat tulisan tentang usaha keluarga dan mendalami minatnya
apa yang mereka dapatkan dari sesi tersebut pada bidang lain? Dalam hal ini, Guru BK
dalam kaitannya dengan minat mereka masing- dapat membantu Nur Iman untuk menjalin
masing. Peserta didik juga dapat diminta untuk komunikasi dan memberikan pemahaman
mencari tokoh lokal yang mewakili bidang kepada keluarganya. Melanjutkan studi ke
minat yang mereka pilih untuk diwawancarai. perguruan tinggi dapat menjadi pilihan yang
Orang-orang yang diwawancarai tersebut perlu dipastikan bahwa hal tersebut memang
nantinya dapat menjadi narasumber pada merupakan aspirasi Nur Iman dan mendapat
kegiatan “Mengundang Pembicara Lokal”. dukungan keluarga.
60
Lampiran
CONTOH KASUS 3
Situasi: Dewanto dianggap sebagai peserta didik bermasalah. Pada saat yang sama, ia
menunjukkan capaian pembelajaran yang baik. Sekolah hanya memiliki 1 (satu) Guru BK yang
melayani seluruh peserta didik dari kelas X sampai XII, sehingga Dewanto tidak mendapatkan
prioritas khusus.
Dewanto adalah peserta didik kelas XI di sebuah SMA di salah satu kota besar di pulau
Sumatera. Ia merupakan siswa yang pandai tetapi cukup sering membuat masalah dengan
teman-teman di sekolahnya. Orang tua tidak mengerti mengapa anaknya berperilaku seperti
itu di sekolah karena hal tersebut tidak terjadi di rumah. sehingga orang tua Dewanto
menyerahkan hal ini pada pihak sekolah berdasarkan anggapan bahwa masalahnya berkaitan
dengan sekolah.
Dewanto sudah beberapa kali dipanggil ke ruang Guru BK sejak kelas X untuk ditegur dan
diberi nasihat agar tidak mengulang perbuatannya. Anto menganggap panggilan ke ruang
Guru BK sebagai selingan dari kegiatan belajar di kelas dan semua teguran dan nasihat tidak
berarti baginya. Anto tetap merasa tidak ada yang peduli alasan sebenarnya dari tindakannya.
Guru kelas membuat profil untuk semua peserta mencari perhatian, sampai ingin membuktikan
didik. Guru BK dapat mempelajari semua profil diri bahkan ada peserta didik tidak merasa
peserta didik dan mengelompokkannya dalam bahwa telah melakukan kenakalan sehingga
kelompok kelas X, XI, dan XII, serta melihat guru harus mendengarkan semua cerita
apakah ada kesamaan profil dengan Dewanto. mereka tanpa menyela, cermati cerita mereka
dan berperan sebagai fasilitator selama
Berdasarkan hasil reviu profil dan proses konseling kelompok. Guru dapat
pengelompokkan kesamaan profil dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka
Anto, Guru BK bisa melakukan konseling yang disarankan untuk membuka percakapan.
kelompok dengan Anto dan teman-temannya. Contoh pertanyaan terbuka yang dapat
Guru dapat menggunakan pendekatan diajukan misalnya “Bagaimana perasaanmu jika
yang dianjurkan terkait 3 (tiga) sikap guru kamu kehilangan uang, sedangkan uang itu
pada awal lampiran ini. Peserta didik diberi adalah uang yang sudah dikumpulkan orang
kesempatan untuk menceritakan apa yang tuamu dengan susah payah untuk membayar
mereka pikirkan dan rasakan setelah dianggap kegiatan sekolah? Apa yang akan kamu
melakukan kesalahan atau kenakalan. Beberapa lakukan jika temanmu juga merasakan hal yang
peserta didik kadang merasa kesulitan untuk sama ?” Selanjutnya, biarkan peserta didik saling
menyampaikan perasaan atau pendapatnya bercerita. Jika ada peserta didik yang terlihat
secara lisan, oleh karena itu sebaiknya peserta menonjol dan mampu merangkul teman-
didik diperbolehkan untuk menyampaikannya temannya, maka peserta didik tersebut dapat
secara tertulis. Alasan yang disampaikan dijadikan sebagai rekan fasilitator.
peserta didik bisa bervariasi, mulai dari iseng,
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 61
Lampiran
1. Peserta didik. Apakah aspek perkembangan dalam proses pembelajaran yang terhambat
bersifat mendasar? perkembangan cepat, lambat, atau mundur?
62
Lampiran
FAKTOR
Penanganan guru Situasi masih bisa Perlu penanganan/ Perlu perhatian intensif
ditangani melalui pendampingan khusus yang mengurangi porsi
program kelas dan individu pendampingan kelas
obrolan ringan oleh guru
individual
PENDAMPINGAN/PENDEKATAN
Cakupan Wali kelas/guru lain, Pegangan khusus Guru Ajuan kerja sama
pendampingan berkonsultasi dengan BK dengan pihak ahli
Guru BK (psikolog, terapis, dll.)
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 63
Lampiran
Lembar ini merupakan lembar satu halaman yang digunakan untuk berkoordinasi dalam layanan
responsif peserta didik. Lembar ini berisi:
• Penyebab internal, terdiri dari penyebab • Dugaan penyebab lain yang perlu
aspek fisik/motorik, karakter, dan kognitif dikonfirmasi;
yang terkonfirmasi dengan data; • Harapan/target setelah permasalahan
• Penyebab eksternal, terdiri dari penyebab terselesaikan. Dapat berisi harapan/target
dari lingkungan rumah/keluarga dan/atau jangka pendek, jangka menengah, atau
lingkungan sekolah yang terkonfirmasi jangka panjang; dan
dengan data; • Strategi terdiri dari strategi peserta didik
• Perilaku yang teramati terkait dengan yang akan dijalankan dengan dampingan
permasalahan peserta didik; orang tua di rumah atau dampingan guru /
• Dampak yang ditimbulkan dari perilaku pihak lain di sekolah.
tersebut;
64
Lampiran
Saat seorang peserta didik teridentifikasi mengalami masalah, wali kelas mengajukan kepada Guru
BK untuk melakukan tindak lanjut. Pertama, wali kelas perlu melakukan pemetaan masalah dengan
menuliskan hal-hal berikut:
1. Perilaku yang saling berkaitan ditulis dalam 2. Dampak dari perilaku yang dimunculkan
satu kelompok. Catatan perilaku ini ditulis peserta didik. Dampak ini dapat
secara berurut sesuai dengan prioritas mempengaruhi individu peserta didik dan/
penanganan. Untuk perilaku terkait yang atau dinamika pembelajaran di kelas;
menjadi kekuatan/keunggulan peserta 3. Dugaan sementara dapat dilengkapi jika
didik, beri tanda (+), sedangkan perilaku Guru BK sudah mampu menduga penyebab
yang diduga menjadi pokok permasalahan dari perilaku yang muncul. Kolom ini
diberi tanda (-). Kriteria penulisan perilaku: bersifat opsional;
• Sudah merupakan pola perilaku 4. Faktor penyebab. Tuliskan faktor internal
(frekuensi kerap muncul dalam dan faktor eksternal, terutama yang diduga
keseharian, bukan sesekali); dan berkaitan dengan perilaku yang menjadi
• Berdampak besar bagi dirinya dan/atau permasalahan. Sesuaikan dengan nomor
orang di sekitarnya. Kelompok Perilaku yang terkait. Faktor ini
terdiri dari:
Contoh penulisan
• Faktor internal, bila penyebab berupa
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 65
Lampiran
Setelah mendapat informasi dari wali kelas, Setelah terkonfirmasi, Guru BK bersama
Guru BK perlu melakukan observasi dan wali kelas dan orang tua berdiskusi untuk
berdiskusi dengan pihak-pihak terkait untuk menentukan strategi dan realisasinya,
mengonfirmasi pemetaan masalah dan data- serta pihak-pihak yang perlu terlibat secara
data tersebut. Hal-hal yang perlu dikonfirmasi intensif dalam melakukan strategi tersebut.
meliputi termasuk ketepatan amatan Dalam diskusi juga dapat ditentukan apakah
perilaku, analisis perilaku dan penyebab, serta penanganan situasi membutuhkan pihak ketiga,
kesimpulan akar permasalahan. yakni pihak ahli yang dapat membantu peserta
didik menyelesaikan masalahnya.
66
Lampiran
Pertemuan
Lokakarya Meningkatkan
tentang keterampilan orang tua
parenting untuk membimbing,
mendidik, menemukenali
dan mengembangkan
potensi, bakat, dan minat
putra-putrinya
Kerja sama
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 67
Lampiran
… …
68
Lampiran
Program/kegiatan Sasaran Q1 Q2 Q3 Q4
Observasi rutin I Koordinasi dengan
seluruh wali kelas dan
guru mapel
Pemetaan kebutuhan kelas peserta Peserta didik Agt
didik
Pemetaan kebutuhan kelas orang tua orang tua Agt
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 69
Lampiran
S
Peserta didik yang termasuk kategori Social memiliki minat bekerja
Social
dengan individu lain dibandingkan dengan peralatan.
70
Lampiran
REALISTIC
Doers
IN
NA
VE
TI O
ST
EN
IG
AT
NV
IV
CO
E
Organizers Thinkers
Persuaders Creators
EN
TIC
TE
RP
TIS
RIS
AR
IN
G
Helpers
SOCIAL
1. Peserta didik mengisi kuesioner bagian A, 2. Cantumkan jumlah kotak yang dicentang
ingatkan untuk menekankan bahwa hal-hal sesuai kolomnya : kolom 1 = R, 2 = I, 3 = A, 4
ini adalah hal yang mereka “suka”, bukan = S, 5 = E, 6 = C
mereka “bisa” (yang akan ditanyakan di 3. Identifikasi 3 poin yang terbesar ada di
bagian B). tipe yang mana, dan cek pada tabel untuk
minat/bakat dan profesi yang sesuai
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 71
Lampiran
72
Lampiran
Instrumen ini adalah opsi atau pilihan bagi guru BK atau wali kelas untuk mendukung hasil yang
peserta didik peroleh dari instrumen RIASEC 1. Hasil dari instrumen kedua ini dapat dibandingkan
dengan hasil identifikasi instrumen pertama. Bila ada perbedaan hasil dari kedua instrumen tersebut,
pendidik dapat mengajukan pertanyaan kepada peserta didik untuk menggali kode mana yang lebih
sesuai.
Langkah pengisian:
1. Minta peserta didik untuk memilih 8 hal yang mereka rasa paling bisa dilakukan tanpa kesulitan.
2. Dengan bantuan kunci jawaban (bisa dibantu oleh guru), hitung berapa banyak untuk masing-
masing kode dari 8 hal yang dipilih tersebut, isikan pada bagian bawah form.
3. Identifikasi 3 kode peminatan yang skornya paling tinggi.
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 73
Lampiran
74
Lampiran
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 75
Lampiran
76
Lampiran
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 77
Lampiran
78
Lampiran
• Bisnis • Bisnis
• Real Estate • Pekerja sosial
• Pemasaran • Seni
E • Hukum • Komunikasi
• Sosial Politik
• Perdagangan internasional
• Finansial/perbankan
Pencegahan
Dalam aspek pencegahan, pengelola sekolah, keselamatan, dan kenyamanan peserta didik
pendidik, dan tenaga kependidikan perlu untuk dalam pelaksanaan kegiatan/pembelajaran di
memastikan upaya menciptakan lingkungan lingkungan satuan pendidikan.
satuan pendidikan yang bebas dari tindak
kekerasan melalui berbagai kegiatan. Seluruh
unsur sekolah wajib menjamin keamanan,
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 79
Lampiran
Pada tahap ini, pengelola sekolah, pendidik kekerasan. Perlu dipahami bahwa masing-
dan tenaga kependidikan perlu terbuka masing bentuk kekerasan memiliki karakteristik
dengan orang tua/wali untuk berbagi informasi pencegahannya masing-masing.
mengenai mekanisme pencegahan tindak
Perundungan (Bullying)
Pencegahan aksi perundungan membutuhkan peran aktif seluruh pihak di lingkungan satuan
pendidikan melalui:
Kekerasan Seksual
Dalam upaya mencegah tindak kekerasan seksual terhadap peserta didik, langkah penting yang
perlu diambil adalah membuka ruang diskusi mengenai definisi dan bentuknya. Beberapa langkah
yang dapat diterapkan untuk peserta didik dalam lingkup satuan pendidikan dasar dan menengah
berkenaan dengan pencegahan kekerasan seksual adalah sebagai berikut:
Intoleransi
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dilakukan satuan pendidikan untuk mencegah intoleransi di
lingkungan satuan pendidikan:
80
Lampiran
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 81
Lampiran
Facebook YouTube
Cerdas Berkarakter Kemdikbud RI Cerdas Berkarakter Kemdikbud RI
Instagram Tiktok
@cerdasberkarakter.kemdikbudri @cerdasberkarakter
Laman
cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id
Pusat
Penguatan
Karakter
Laman
puspeka.kemdikbud.go.id
Laman
merdekadarikekerasan.kemdikbud.go.id
Penanganan
Dalam upaya penanganan, tindak kekerasan di lingkungan satuan pendidikan dapat dilaporkan oleh
semua lapisan masyarakat melalui laman Portal Lapor, yaitu https://kemdikbud.lapor.go.id. Alur
proses pengaduan adalah sebagai berikut.
82
Lampiran
https://kemdikbud.lapor.go.id
Klik
“Pilih Kategori Laporan Anda”
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 83
Lampiran
Langkah-langkah tersebut wajib untuk dilaksanakan oleh pihak pengelola sekolah, pendidik, dan
tenaga kependidikan apabila terjadi kasus kekerasan di lingkungan satuan pendidikan. Pelaksanaan
penanganan kekerasan dapat diintegrasikan dengan langkah-langkah layanan dasar dan responsif
bersama dukungan secara sistem yang dijabarkan pada subbab 2.2 panduan ini.
84
Referensi
Referensi
Buku dan Jurnal Ilmiah Glasser, W. (1965). Super, D. E., Savickas, M. L., & Super, C. M.
Reality Therapy: A new approach to (1996). “The life-span, life-space approach
psychiatry. New York: Harper & Row. to careers” dalam D. Brown & L. Brooks
(Eds.), Career choice and development (Edisi
Holland, J. L. (1959). “A theory of vocational ketiga, hal. 121-178). San Francisco: Jossey-
choice” dalam Journal of Counseling Bass.
Psychology, 6(1), 35.
Syam, S. (2021). Pengaruh Kegiatan
Irmawati, R. H. (2022). Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler terhadap Pembentukan
Ekstrakurikuler Pramuka terhadap Karakter peserta didik SMPN 22 Makassar
Kedisiplinan Peserta Didik di Madrasah (Disertasi …, Universitas Negeri Makassar)
Tsanawiyah Roudlotul Hidayah Kota Bangun
(Disertasi …, Universitas Islam Negeri Sultan Hawaii public schools. (2022) Which Career
Kasim Riau). Pathway is right for you? The RIASEC Test.
https://www.hawaiipublicschools.org/
Nandana, D. D., Maksum, A., & Priambodo, A. DOE%20Forms/CTE/RIASEC.pdf. Diakses
(2020). “Pengaruh latihan pencak silat pada 22 Juli 2022 pukul 9.00 wib
terhadap pembentukan konsep diri dan
kepercayaan diri peserta didik” dalam Laman Dalam Jaringan Pusat Penguatan
Multilateral Jurnal Pendidikan Jasmani dan Karakter Kemendikbudristek. (2022).
Olahraga, 19(1), 23-31. “Apa itu Kekerasan Seksual?” https://
merdekadarikekerasan.kemdikbud.go.id.
Kemendikbudristek. (2021). Diakses pada 13 Juli 2022.
“Kemendikbudristek Hadirkan Pokja
Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Pusat Penguatan Karakter Kemendikbudristek
di Bidang Pendidikan”. https://www. (2022). Merdeka dari Perundungan, https://
kemdikbud.go.id/main/blog/2021/12/ cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/
kemendikbudristek-hadirkan-pokja- merdekadariperundungan/. Diakses pada
pencegahan-dan-penanganan-kekerasan- 14 Juli 2022.
di-bidang-pendidikan. Diakses pada 1 Juli
2022 pukul 9.00 wib
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 85
Referensi
86