PANDUAN
PANDUAN
2022
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk jenjang Pendidikan
Dasar dan Menengah
Penanggung Jawab
Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran
Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen
Pendidikan
Kementerian Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Zulfikri
Penyusun
Fajriatul Hidayah (SDS Pantara)
Maulana Rezi Ramadhana (Telkom University)
Tejarukmi Mutiara (Tim Taskforce SMK)
Nina Purnamasari (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)
Penelaah
Yogi Anggraena (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Rika Rosvianti (Tim Teknis Staf Khusus Menteri Bidang
Awaluddin Tjalla (Universitas Negeri Jakarta) Kompetensi dan Manajemen)
Ardanti Andiarti (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan) Vita Rachim Yudhani (Tim Teknis Staf Khusus Menteri
Bidang Kompetensi dan Manajemen)
Indriyati Herutami (Pusat Studi Pendidikan dan
Kebijakan) Ian Lapoh Simarmata (Pusat Penguatan Karakter)
Ana Susanti (BBGP Jawa Barat) Rusprita Putri Utami (Pusat Penguatan Karakter)
Dhianita Kusuma Pertiwi (Tim Teknis Staf Khusus Menteri Dian Srinursih (Pusat Penguatan Karakter)
Bidang Komunikasi dan Media) Lany Fitriana (Pusat Penguatan Karakter)
Aprida Sondang (Tim Teknis Staf Khusus Menteri Bidang Yulaika Ernawati (Pusat Penguatan Karakter)
Kompetensi dan Manajemen)
Naila Rizqi Zakiah (Tim Teknis Staf Khusus Menteri
Bidang Kompetensi dan Manajemen)
Kontributor
Yudo Hato Balibo T (SALT Academy) Wiwi Yuningsih (TK Mutiara Hati)
Indri Savitri (Sekolah Cikal) Nela Farricha (SLB B YPAC Banda Aceh)
Eny Usmawati (BBGP Jawa Barat) Ria Apriyanti (SMKN 9 BANDUNG)
Sri Kurniati (Tim Taskforce SMK) Yekti Wulancahyani (PKBM Homeschooling Primagama)
Eka Wahyuni (Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia) Abd. Hafid Iskandar (SD Runiah School)
Elih Sudipermana (Universitas Pendidikan Indonesia) Minsih (TK Aisyiyah 21)
Stien Matakupan (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan) Fany Sulistyowati (SMP Negeri 6 Sidoarjo)
Dion Ginanto (UIN Jambi) Heriana (TK Runiah School)
Ari Aryanto (SMAN 2 Cibinong) Wuri Handayani (SMA N 2 Playen)
Aisyah Yuhanida Noor (SD Gagas Ceria) Ni Ketut Sunarti (TK Sai Prema Kumara)
Nyi Mas Ratu Rema (SMP Mutiara Bunda) Wawan Setiawan (PKBM SEKAR)
Ranti Widiyanti (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Julius Denny Kurnia Pratama (SMK Katolik St. Mikael
Lesyani Yuniarsih (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Surakarta)
Maria Chatarina (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Weni Widyaningsih (SMP Muhammadiyah Al Mujahidin)
Feisal Ghozali (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Dedeh Rohayati (SLBN Cicendo kota Bandung)
Narayana Sasrawiguna (Pusat Kurikulum dan Ita Ariyanti (SMPN 2 Cibinong)
Pembelajaran) Diyah Fitriasti Khoirunnisa (SMP M Al Mujahidin)
Safitri Eka Bakti Saputri (SD Negeri Wonosari I) Riky Pangestu Purwanto (SMA Negeri 1 Lembang)
Sapta Mahendra (SMK Pariwisata Metland School)
Ratna Megawati Widharna (PKBM Homeschooling
Bintang Harapan)
Ilustrator
Silvi Pratiwi
Layout
M. Firdaus Jubaedi
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas terbitnya Panduan
Implementasi Bimbingan dan Konseling (BK) ini. Panduan ini disusun dalam rangka
memberikan inspirasi dalam implementasi BK pada Kurikulum Merdeka.
Panduan implementasi BK merupakan dokumen yang berisi prinsip, strategi, dan contoh-
contoh yang dapat memandu guru dan satuan pendidikan dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi layanan BK. Layanan yang dimaksud meliputi layanan dasar, peminatan dan
perencanaan individual, responsif, dan menguatkan tumbuhnya sistem, strategi satuan
pendidikan dalam pencegahan serta penanganan isu penting, termasuk melalui pemberdayaan
keluarga, dan mitra sekolah lain.
Panduan ini merupakan bagian dari panduan pelaksanaan Kurikulum Merdeka, sehingga perlu
digunakan bersama dokumen regulasi tentang Kurikulum Merdeka, Panduan Pembelajaran dan
Asesmen, Panduan Kurikulum Operasional Sekolah, dan Panduan pengembangan Projek Profil
Pelajar Pancasila.
Panduan implementasi BK pada Kurikulum Merdeka ini akan terus disempurnakan berdasarkan
evaluasi dan umpan balik dari berbagai pihak. Sejalan dengan proses evaluasi tersebut,
Panduan ini juga akan mengalami revisi dan pembaruan secara berkala. Akhir kata, saya
mengucapkan selamat dan terima kasih kepada seluruh tim penyusun, penelaah, dan
kontributor, beserta tim Kurikulum Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, yang telah bekerja
dengan sepenuh hati untuk menghasilkan sebuah panduan yang menginspirasi.
iii
Daftar Isi
Lampiran ........................................................................................... 36
Referensi ........................................................................................... 85
i
Pendahuluan
Sasaran Pengguna
Panduan Bimbingan dan Konseling disusun
sebagai sumber inspirasi bagi satuan • Bagi pengawas, panduan ini menjadi
pendidikan, baik Guru BK maupun kepala referensi untuk membantu proses
sekolah dan pendidik lainnya, dalam pendampingan satuan pendidikan.
melakukan bimbingan dan konseling bagi Pengawas bersama kepala satuan pendidikan
peserta didik. perlu mendiskusikan dan merefleksikan
keseluruhan proses pelaksanaan layanan
• Bagi kepala satuan pendidikan, bimbingan dan konseling.
panduan ini menjadi acuan untuk fungsi
pemimpin pembelajaran (instructional leader) Selain peran di atas, panduan ini juga dapat
yakni mendampingi agar proses dijadikan sebagai referensi bagi mitra satuan
pembelajaran berjalan dengan optimal, pendidikan atau komunitas belajar dalam
termasuk di dalamnya memberikan mendukung layanan bimbingan dan konseling.
layanan bimbingan dan konseling bagi
Sebagai bagian dari panduan pelaksanaan
para peserta didik.
Kurikulum Merdeka, dokumen ini perlu
• Bagi Guru BK, panduan ini menjadi referensi digunakan bersama dokumen lainnya, antara
dalam memberikan layanan, termasuk lain:
dalam mengkoordinasikan layanan yang
diberikan oleh pendidik, orang tua, atau • Regulasi tentang Kurikulum Merdeka
tenaga ahli yang dilibatkan. • Panduan Pembelajaran dan Asesmen
• Bagi pendidik secara umum, panduan • Panduan Kurikulum Operasional Sekolah
ini menjadi referensi dalam memberikan • Panduan pengembangan Projek Profil Pelajar
layanan bimbingan dan konseling bagi para Pancasila
peserta didik.
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 1
Filosofi dan Prinsip Dasar Bimbingan dan Konseling dalam Transformasi Kurikulum
1
Filosofi dan Prinsip Dasar
Bimbingan dan Konseling dalam Tran
Ringkasan Bab
Filosofi Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum Merdeka Prinsip Dasar Layanan Bimbingan dan Konseling
Etika Kerja Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi di Sekolah Tujuan Layanan BK
2
Filosofi dan Prinsip Dasar Bimbingan dan Konseling dalam Transformasi Kurikulum
Membangun Inklusivitas
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 3
Filosofi dan Prinsip Dasar Bimbingan dan Konseling dalam Transformasi Kurikulum Merdeka
4
Filosofi dan Prinsip Dasar Bimbingan dan Konseling dalam Transformasi Kurikulum
■ Keterpaduan. Menjalin kerja sama dan kebiasaan sehari-hari, serta sesuai dengan
saling membantu antar satuan visi dan misi satuan pendidikan yang selaras
pendidikan, keluarga, maupun pihak lain dengan tujuan pendidikan; dan
yang terlibat guna penyelesaian masalah
■ Keahlian. Mengembangkan diri menjadi
peserta didik berdasarkan data yang
pribadi konselor yang memiliki
terkumpul secara utuh;
pengetahuan, keterampilan, serta sikap
■ Normatif. Menggunakan prosedur dan dan kepribadian yang profesional dan
teknik yang tidak menyimpang dan menunjang proses dan hasil layanan.
sesuai dengan norma agama, adat,
hukum dan
D. Tujuan Layanan BK
Secara umum, tujuan layanan BK adalah membantu peserta didik mencapai perkembangan
optimal dan kemandirian secara utuh yang meliputi aspek pribadi, belajar, sosial, dan karir.
Dalam mewujudkan peserta didik menjadi pembelajar sepanjang hayat yang kompeten,
berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila, profil pelajar Pancasila menjadi tujuan
jangka panjang yang memayungi keseluruhan layanan bimbingan dan konseling. Dalam
menyelaraskan dimensi dan elemen profil pelajar Pancasila dengan layanan, satuan pendidikan
tidak perlu memetakan dimensi dan elemennya untuk masing-masing layanan.
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 5
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan
2
Strategi Implementasi
Layanan Bimbingan dan Konseling
Ringkasan Bab
Strategi Implementasi di Satuan Pendidikan
Strategi Satuan Pendidikan dalam Pencegahan dan Penanganan Isu Tiga Dosa Besar Pendidikan
6
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan
Beberapa peran yang dapat diampu Guru BK, sebagaimana diadaptasi dari The Texas Model for
Comprehensive School Counseling (2018), adalah sebagai berikut:
Satuan pendidikan yang tidak memiliki guru BK atau guru yang telah mengikuti pelatihan BK perlu berkoordin
Terdapat 4 (empat) komponen besar dalam layanan bimbingan dan konseling yang meliputi:
1. Layanan Dasar
Layanan dasar ditujukan bagi semua 2. Layanan Peminatan dan Perencanaan
peserta didik bersifat preventif dan Individual
developmental. Implementasinya dapat Layanan peminatan dan perencanaan
dilaksanakan secara klasikal dalam kelas individual dapat dilakukan secara klasikal
besar (minimal 1 JP) atau di luar kelas melalui bentuk bimbingan kelompok,
secara terbuka dengan alat bantu/media konseling kelompok, dan/atau secara
tertentu, dan/atau dilakukan secara pribadi melalui konseling individual dan
berkelompok 4-8 orang peserta didik layanan konsultasi. Umumnya layanan
dengan membahas topik- topik aktual. ini juga memerlukan kolaborasi dengan
tim kurikulum, wali kelas, guru mapel
atau dapat melibatkan orang tua untuk
mendiskusikan tentang arah dan pilihan
minat anaknya.
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 7
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan
Pemetaan Kebutuhan
8
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan
1. Layanan Dasar
memperoleh pemahaman tentang berbagai
Layanan dasar merupakan proses
isu pribadi, belajar, dan sosial, termasuk
membantu peserta didik secara sistematis
perundungan, kekerasan seksual/pelecehan,
untuk mengembangkan pemahaman dan
dan intoleransi. Hal tersebut untuk mencegah
keterampilan peserta didik sesuai tugas
terjadinya tiap bentuk kekerasan di satuan
perkembangannya dan dalam mencapai profil
pendidikan. Layanan dasar ini bersifat preventif,
pelajar Pancasila sesuai fasenya. Layanan
termasuk juga untuk membantu peserta
ini dapat diberikan dalam kelompok besar,
didik baru melalui masa orientasi.
kelompok kecil, atau individu. Tujuan layanan
dasar ini salah satunya agar peserta didik
dapat
Untuk memberikan layanan dasar sesuai dengan kebutuhan, Guru BK berkoordinasi dengan
pendidik dan tenaga kependidikan untuk
Guru BK atau kepala satuan pendidikan juga menganalisis has
1. Membuat pemetaan kebutuhan. Pada
dasarnya, peserta didik memiliki situasi
dan kondisinya masing-masing. Idealnya,
situasi peserta didik dapat ditangani
dengan dampingan wali kelas dan guru
mapel. Namun, dilihat dari jenis situasi, ada
peserta didik yang perlu diamati khusus
dan ditangani secara lebih spesifik. Situasi 2. Membuat analisis kebutuhan. Berdasarkan
hasil pemetaan kebutuhan peserta didik,
inilah yang perlu dipetakan oleh peran
dipilih topik yang berlaku umum di
BK. Pemetaan kebutuhan dapat dilakukan
setiap fase (misalnya sebagian besar
melalui pengamatan atau observasi, atau
peserta
menggunakan berbagai instrumen yang
sesuai dengan kebutuhan, termasuk didik membutuhkan pengembangan di
topik tersebut). Satuan pendidikan juga
survei atau angket. Pemetaan ini dapat
dapat memetakan kebutuhan peserta didik
mencakup berbagai kebutuhan peserta
berdasarkan dimensi, sub elemen, atau
didik, seperti aspek pribadi, sosial, belajar,
elemen dari profil pelajar Pancasila yang
dan karir. Pemetaan kebutuhan juga
perlu dikembangkan.
dapat menggunakan elemen atau sub
elemen dari profil pelajar Pancasila.
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 9
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan
1
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan
didik.
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 1
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan
Pemantauan secara rutin dilakukan oleh wali kelas bekerja sama dengan guru mata pelajaran serta berkoordi
Untuk layanan Peminatan dan Perencanaan Individual, Guru BK beserta guru wali kelas dapat
melakukan beberapa hal berikut:
1
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan
Konsep pemilihan mata pelajaran pada jenjang SMA, di mana peserta didik tidak lagi memilih kelompok pemina
pendidik perlu memperhatikan keragaman metode dan kekayaan konteks dalam mengampu pembelajarannya, b
Melalui layanan peminatan dan perencanaan individual, peserta didik secara bertahap membangun
kompetensi pembelajar sepanjang hayat, seperti:
Berbagai contoh kegiatan dalam layanan peminatan dan individual terlihat pada lampiran 3, 4, 5 dan 10
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 1
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan
3. Layanan Responsif
Layanan responsif merupakan bantuan kepada
peserta didik yang sedang mengalami menyelesaikan masalah kebiasaan belajar yang
kondisi darurat atau membutuhkan kurang mendukung, mengatasi kecemasan
pertolongan segera. Tujuan bantuan ini adalah akademik, mendampingi peserta didik dalam
agar peserta didik memiliki strategi dalam menghadapi konflik dengan teman sebaya,
mengatasi masalah sehingga mereka dapat kesulitan penentuan kelanjutan studi, rasa tidak
memenuhi tahapan perkembangan psikologis percaya diri atau mengentaskan peserta didik
dan kognitif. dari masalah perilaku seperti tindak kekerasan,
yang di antaranya meliputi intoleransi,
Pelaksanaan layanan responsif pada satuan perundungan, kekerasan seksual, dan masalah
pendidikan dilakukan untuk membantu peserta lainnya. Melalui konseling individual, peserta
didik menghadapi masalah belajar, pribadi, didik juga didampingi jika mereka menghadapi
dan sosial, misalnya membantu peserta didik stres.
Dalam memberikan layanan responsif, satuan pendidikan perlu melakukan beberapa hal berikut.
1
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan
Berbagai contoh pemetaan dan analisis kebutuhan, serta strategi dalam memberikan layanan responsif dapat di
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 1
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan
akan menyebabkan satu atau kedua
belah pihak merasa tidak nyaman serta
berujung pada keberulangan masalah
jika tidak dituntaskan dengan strategi
yang tepat.
1
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan
Tips dalam memediasi peserta didik yang berkonflik adalah sebagai berikut:
Kesepakatan tujuan dan sikap yang harus ditampilkan selama mediasi. Kedua belah pihak mendapatkan kese
Mendorong peserta didik merefleksikan penyebab dan dampak dari konflik tersebut terhadap kedua belah pi
Peserta didik yang terlibat didorong untuk memberikan usulan solusi yang dilanjutkan dengan komitmen unt
Memberikan waktu untuk pertemuan lanjutan bagi kedua belah pihak untuk mengevaluasi dan merefleksikan
Memberikan ruang aman, dan memvalidasi perasaan anak
Melakukan pengamatan dan mencari tahu yang terjadi dari masing-masing anak yang berkonflik
Peserta didik dibantu untuk memilih perilaku tepat/tidak tepat dari yang dilakukan, (jika langsung ke refleks
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 1
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan
Privasi dan kerahasiaan perlu ditekankan karena peserta didik tidak ingin dilihat lemah atau tidak mampu di had
1. Identifikasi sumber daya. Dalam 2. Koordinasi dan kolaborasi sumber daya. Dari
memberikan layanan bimbingan dan
hasil pemetaan sumber daya, satuan
konseling, satuan pendidikan perlu
pendidikan perlu membuat perencanaan
memetakan sumber daya di dalam dan
untuk mengoptimalkan layanan BK.
di luar satuan pendidikan.
3. Pengelolaan data. Data yang terkelola
dengan baik akan meningkatkan
efektivitas layanan.
1
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 1
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan
Media dan Teknologi hanya merupakan salah satu pendukung layanan BK. Penting
diperhatikan kecakapan guru, guru BK, dan guru lainnya dalam memberikan layanan dengan
memanfaatkan media, agar tujuan dari layanan dapat tetap tercapai dengan baik.
“perilaku yang dilakukan secara fisik, psikis, seksual, dalam jaringan (daring), atau
melalui buku ajar yang mencerminkan tindakan agresif dan penyerangan yang
terjadi di lingkungan satuan pendidikan dan mengakibatkan ketakutan, trauma,
kerusakan barang, luka/cedera, cacat, dan atau kematian.”
Tidak hanya menghambat proses belajar peserta didik, tiga hal tersebut juga menimbulkan
trauma besar dan jangka panjang pada peserta didik yang mengalaminya. Pendidik, tenaga
kependidikan, hingga peserta didik perlu mengenali definisi dan bentuk dari setiap kekerasan
tersebut.
2
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 2
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan
2
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 2
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan
2
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 2
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan
Kemudian, prinsip tersebut diintegrasikan dengan beberapa layanan yang dapat menunjang
pencegahan dan penanganan, antara lain:
2
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan
Catatan Penting
Dalam Kasus kekerasan (baik perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi) yang dilakukan oleh peserta didik
Dalam penanganan kasus seperti ini ini, kasus kekerasan seksual yang melibatkan pelaku anak, perlu dipastikan d
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 2
Strategi Kerja Sama Keluarga dan
3
Strategi Kerja Sama Keluarga
dan Mitra
Ringkasan Bab
Strategi Pemberdayaan Keluarga Strategi Kerja Sama dengan Mitra
Agar proses pembelajaran berjalan optimal, satuan pendidikan memastikan keterlibatan dan pendampingan
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 2
Strategi Kerja Sama Keluarga dan
Memiliki hati dan • Apakah satuan pendidikan dan keluarga memiliki dorongan untuk
pikiran terbuka saling mendengar dan belajar?
• Apakah orang tua merasa mendapat perlindungan, dipahami, dan diterima
bila bercerita secara terbuka terkait permasalahan peserta didik?
• Apakah orang tua merasa mendapatkan dukungan yang efektif dari
pihak satuan pendidikan?
• Apakah pendidik mendorong adanya evaluasi dan refleksi
selama mengatasi permasalahan?
• Apakah satuan pendidikan membawa energi positif yang bersahabat ke
dalam hubungan dan pendekatan yang tenang, dan hangat?
2
Strategi Kerja Sama Keluarga dan
Antusias dalam • Apakah satuan pendidikan meyakini bahwa setiap keluarga dan
memecahkan peserta didik memiliki potensi untuk memecahkan permasalahannya?
persoalan • Apakah satuan pendidikan terus berupaya mencari jalan untuk
melibatkan keluarga yang kesulitan mendapatkan layanan?
• Apakah satuan pendidikan memastikan setiap orang tua mendapatkan
layanan dasar, dan memberikan kesempatan untuk memberikan
dukungan yang lebih intens saat dibutuhkan?
Dalam bermitra dengan orang tua/keluarga, satuan pendidikan perlu melakukan beberapa hal di
bawah ini secara konsisten.
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 2
Strategi Kerja Sama Keluarga dan
Beberapa strategi yang dapat digunakan ketika orang tua atau keluarga kurang responsif terhadap
komunikasi atau kerja sama yang diharapkan antara lain:
2
Strategi Kerja Sama Keluarga dan
dan orang tua, terutama dalam
membangun kepercayaan. Menurut
Epstein (2009), ada 6 (enam) strategi
pelibatan orang tua di satuan
pendidikan yaitu:
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 2
Strategi Kerja Sama Keluarga dan
2. Menjadi relawan di Membuka kesempatan bagi orang tua untuk menjadi sukarelawan.
satuan pendidikan Satuan pendidikan dapat mencoba mencocokkan keterampilan
orang tua sebagai relawan dengan kebutuhan kelas. Di beberapa
satuan pendidikan, orang tua diberi kesempatan untuk membuat
perencanaan program keterlibatan orang tua maupun perencanaan
kontribusi yang mendukung pembelajaran. Pengenalan profesi
orang tua dapat bermanfaat untuk membuka wawasan peserta didik
dalam pengembangan minat, bakat, dan karir, bahkan sejak usia
dini. orang tua juga dapat menjadi relawan untuk menyediakan atau
memasak makanan bergizi di satuan pendidikan untuk para peserta
didik.
3
Strategi Kerja Sama Keluarga dan
4. Membangun komunikasi Komunikasi rutin dan efektif dengan orang tua tentang program
dengan satuan pendidikan satuan pendidikan dan kemajuan peserta didik. Satuan pendidikan
dapat mendorong orang tua untuk menghadiri pertemuan atau
kegiatan bersama dengan orang tua. Komunikasi ini bisa dilakukan
melalui berbagai cara seperti buku komunikasi orang tua dengan
satuan pendidikan, pesan singkat melalui gawai, surat elektronik, atau
cara lain sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
5. Terlibat dalam Satuan pendidikan dapat melibatkan orang tua dalam pengembangan
pengambilan keputusan di satuan pendidikan. Sertakan orang tua dalam membuat kurikulum
satuan pendidikan operasional di satuan pendidikan sebagai narasumber atau mitra
berdiskusi, misalnya menjadi narasumber dalam analisis karakteristik
satuan pendidikan.
6. Berkolaborasi dengan Satuan pendidikan dapat membuka kesempatan bagi orang tua
masyarakat untuk ikut membantu dalam kegiatan kolaborasi dengan
komunitas atau masyarakat, seperti membantu menghubungkan
pekerjaan dan sumber daya komunitas bisnis, lembaga, perguruan
tinggi dan universitas, dan kelompok lain untuk memperkuat
program satuan pendidikan, praktik keluarga, dan pembelajaran
peserta didik.
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 3
Strategi Kerja Sama Keluarga dan
Untuk selanjutnya, satuan pendidikan dapat membuat program kegiatan dalam pemberdayaan
keluarga setelah melakukan analisis dan kebutuhan layanan bimbingan konseling. Contoh program
pemberdayaan keluarga dapat dilihat pada lampiran 8.
3
Strategi Kerja Sama Keluarga dan
Berikut adalah contoh kemitraan yang dapat dibangun oleh satuan pendidikan.
Tokoh masyarakat/ adat Memberikan wawasan dan pembinaan tentang kearifan lokal dan
peran yang dapat dilakukan oleh peserta didik dalam
melestarikan dan menjaga kearifan lokal/sosial budaya setempat
Lembaga Swadaya Masyarakat Memberikan wawasan atau mengajak peserta didik untuk
berkontribusi di lingkungan/komunitas
Pengusaha/Dunia Kerja Memberikan wawasan mengenai peluang kerja atau usaha sesuai
dengan minat dan potensi yang dimiliki oleh peserta didik, dan
kompetensi (hard skills dan soft skills) yang dibutuhkan peserta didik pada
pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dan rekrutmen di dunia kerja.
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 3
Strategi Kerja Sama Keluarga dan
Dokter/ Tenaga Kesehatan Memberikan penanganan dan tindakan lebih lanjut terkait
kematangan tumbuh kembang (referal penanganan)
■ Kerja Sama dengan Tenaga Ahli (Psikolog, Konselor, dan/atau Terapis) di Luar
Sekolah
Kemitraan dengan konselor atau terapis merupakan langkah lanjutan ketika peserta didik memiliki
masalah di luar kemampuan profesional Guru BK (terkait batas antar profesi) atau satuan
pendidikan.
Langkah-langkah kerja sama dengan tenaga ahli tersebut digambarkan sebagai berikut :
3
Strategi Kerja Sama Keluarga dan
3. Evaluasi dan tindak lanjut program atau orang tua/wali. Guru BK memberikan
dengan tenaga ahli untuk mengetahui informasi perkembangan peserta didik
keberhasilan program misalnya dengan kepada pihak-pihak yang membutuhkan
memberikan angket perubahan untuk membantu proses perkembangan
perilaku, angket motivasi belajar, peserta didik di masa depan.
angket tingkat kecemasan kepada
peserta didik dan/
Berikut ini adalah beberapa contoh kemitraan dengan industri dan dunia kerja yang dapat
dilakukan.
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 3
Lampiran Lampir
PemLaemtapairnanSe1bab Akibat
Contoh alur melakukan refleksi ketika peserta didik melanggar aturan
Sebab: Akibat:
• •
• Peristiwa •
Apa yang sudah kamu lakukan Bagaimana perasaanmu Apa yang harus dilakukan/solusi
Pendekatan dan contoh-contoh dialog berbasis humanistik oleh wali kelas, guru BK atau guru
lainnya dapat memberikan konseling dengan membantu peserta didik:
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 3
Lampir
Ini adalah lembar yang dapat digunakan dalam membantu peserta didik membuat rencana aksi
dalam upaya mencapai situasi yang diinginkan.
Penjelasan Penggunaan
3
Lampiran
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 3
3
Lampir
Judul: PIKIRAN/PERASAANKU
Ini adalah lembar yang dapat digunakan untuk membantu peserta didik mengekspresikan pikiran
dan perasaannya mengenai persoalan/masalah yang sedang terjadi.
Instruksi
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 3
4
Lampir
Ini adalah lembar yang dapat digunakan untuk membantu peserta didik mengekspresikan apa yang
ia inginkan dari suatu situasi/kondisi/kejadian.
Instruksi
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 4
4
Lampir
Judul: AKSIKU
Ini adalah lembar yang dapat digunakan untuk membantu peserta didik mengeksplorasi dan
memunculkan ide terkait aksi yang akan ia lakukan dalam menindaklanjuti suatu situasi. Dapat
digunakan sendiri atau digunakan bersamaan setelah ilustrasi BK-03.
Instruksi
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 4
4
Lampir
Judul: DIRIKU
Ini adalah salah satu contoh apa saja yang perlu anak kenali dan deskripsikan tentang dirinya. Hal
yang dituliskan di tiap bagiannya bisa diubah sesuai dengan kebutuhan.
Instruksi
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 4
4
Lampir
ini adalah media yang dapat anak manfaatkan agar dapat lebih mengenali emosi yang mendasari
perilakunya
Instruksi
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 4
4
Lampir
Ini adalah media yang dapat membantu anak lebih kenal dengan emosinya dan menemukan ragam
cara yang dapat dilakukan untuk mengelola setiap jenis emosi tersebut
Instruksi
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 4
5
Lampir
Ini adalah lembar yang dapat membantu anak mengukur seberapa baik ia sudah
melakukan aktivitas-aktivitas yang penting untuk hidup sehat seimbang.
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 5
5
Lampir
Fokus bantuan layanan pengembangan minat di jenjang SD sampai SMA dapat men-
gacu pada:
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 5
Lampir
5
Lampir
Pada Fase Eksplorasi: Peran Guru BK dan wali didik jenjang SMP dan SMA/SMK tentang
kelas adalah memberikan paparan kegiatan ekskul yang diminati, kesempatan
terhadap hal yang dapat menjadi minat mengikuti kompetisi, serta penguatan
peserta didik. Umumnya peserta didik kemampuan akademik pada mata pelajaran
sudah memiliki minat spesifik ketika yang dikuasai dan diminati akan mempertajam
memasuki jenjang SMP. Oleh karena itu, perkembangan minatnya.
pemaparan kepada peserta
Berikut ini adalah contoh kegiatan yang sesuai untuk peserta didik SMP dan SMA/SMK:
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 5
Lampir
memilih SMK. Berangkat
5
Lampir
Catatan: untuk Sekolah Luar Biasa (SLB), guru dapat membantu dengan menyederhanakan bahasanya dan disesua
A. Sikap Guru
1. Melihat dan mendengarkan. Guru perlu
3. Tidak terlalu cepat atau mudah memberikan
melihat karakteristik setiap peserta didik.
nasihat. Dalam proses konseling, hal
Remaja usia SMP, SMA/SMK perlu
yang perlu ditekankan adalah
untuk didengarkan aspirasi. Dengan
bagaimana peserta didik mampu
melihat dan mendengarkan, guru telah
mencari dan menemukan sendiri cara
membantu ‘menyelesaikan’ sebagian
pemecahan atas masalahnya. Oleh karena
permasalahan remaja yang sangat perlu
itu, hendaknya guru tidak
untuk didengarkan.
memposisikan diri menjadi orang yang
2. Menahan diri untuk bicara. Guna merasa lebih dewasa atau
memahami peserta didik secara
berpengalaman, sehingga langsung
mendalam, guru perlu mengendalikan
memberikan saran dan nasihat untuk
keinginan untuk cepat menanggapi atau
peserta didik. Dengan cara ini, peserta
bahkan memotong cerita. Oleh karena itu,
didik diharapkan dapat tumbuh
biarkan peserta didik berbicara dan
menjadi individu yang mandiri, mampu
menuntaskan apa yang ingin dia
mengelola permasalahan yang ia
sampaikan. Peserta didik akan lebih
hadapi saat ini maupun di masa
menghargai guru yang sabar
mendatang, dan tidak bergantung kepada
mendengarkan cerita atau permasalahan
orang lain untuk menyelesaikan masalah
yang dihadapinya.
yang ia hadapi.
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 5
Lampir
B. Teknik Konseling
1. Konseling perlu menggali permasalahan
menggunakan pertanyaan-pertanyaan memahami peristiwa atau permasalahan
yang terbuka sehingga peserta didik dapat yang terjadi.
bercerita dengan bebas dan tidak hanya
Akan lebih baik jika pertanyaannya seperti:
menjawab dengan singkat dan menyulitkan “Menurutmu, apa yang membuat kamu
guru untuk menelaah peristiwa yang tertarik masuk SMK? Coba ceritakan.”
terjadi. Hindari pertanyaan-pertanyaan Jawaban dari pertanyaan ini akan lebih
yang menggunakan kata: apa, siapa, ya memperlihatkan alasan dan minat
atau tidak, atau mengapa? peserta didik terhadap pilihannya masuk
ke
Contoh: “mengapa kamu memilih
sekolah SMK?” Pertanyaan tertutup jenjang SMK. Kemudian jawaban tersebut
seperti ini akan membuat peserta didik dapat membantu peserta didik dalam
hanya menjawab dengan singkat. Atau, mengeksplorasi minat yang sebenarnya
“siapa yang memulai pertengkaran ini?” ia miliki.
Jawaban dari pertanyaan ini cenderung
Fokus dari konseling adalah membantu
mengarah pada saling tuding sehingga peserta didik untuk memahami proses
kurang membantu guru dalam kehidupan yang ia alami, cara ia bersikap,
dan konsekuensi dari setiap keputusan dan/
atau tindakan yang diambil.
C. Membuat Profil
1. Untuk memahami peserta didik, peserta
didik hendaknya Guru BK atau wali 2. Data peserta didik atau profil peserta didik
kelas mempunyai data diri peserta ini bersifat hidup yakni dapat terus
didik. Data diri tersebut berisikan menerus diperbaharui berdasarkan
informasi mengenai pengamatan guru.
perilaku sehari-hari peserta didik dan proses 3. Catatan guru terkait peristiwa-peristiwa
perkembangannya, seperti bagaimana yang terjadi, misal pencapaian maupun
peserta didik bersikap di dalam atau di luar kegagalan peserta didik dalam
kelas dan sekolah kepada guru, tenaga bidang akademis dan sosial.
kependidikan, dan sesama teman.
5
Lampir
CONTOH KASUS 1:
Situasi: sekolah tidak memiliki Guru BK, peserta didik masuk SMK sebagai pilihan terakhir, peserta didik merasa
Ruswandi adalah peserta didik kelas XI di sebuah SMK Otomotif di daerah Jawa Tengah. Di sekolah Ruswandi tid
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 5
Lampir
tersebut
6
Lampir
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 6
Lampir
CONTOH KASUS 2:
Situasi: Nur Iman, tidak tahu apa yang mau dilakukan selepas SMA dan berpikir bahwa dia akan ikut saja keingin
Nur Iman adalah peserta didik kelas XII di sebuah SMA yang berada di satu kota cukup besar di Sulawesi Selatan
mampu menguliahkan anaknya. Namun, dalam keluarga mereka belum ada yang bersekolah hingga perguruan t
untuk meneruskan usaha. Tiga orang kakak Iman bersekolah hingga tamat SMA. Dua kakak perempuannya suda
6
Lampir
CONTOH KASUS 3
Situasi: Dewanto dianggap sebagai peserta didik bermasalah. Pada saat yang sama, ia menunjukkan capaian p
Dewanto adalah peserta didik kelas XI di sebuah SMA di salah satu kota besar di pulau Sumatera. Ia merupak
Dewanto sudah beberapa kali dipanggil ke ruang Guru BK sejak kelas X untuk ditegur dan diberi nasihat agar
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 6
Lampir
1. Peserta didik. Apakah aspek perkembangan dalam proses pembelajaran yang terhambat
bersifat mendasar? perkembangan cepat, lambat, atau mundur?
6
Lampir
FAKTOR
Penanganan guru Situasi masih bisa Perlu penanganan/ Perlu perhatian intensif
ditangani melalui pendampingan khusus yang mengurangi porsi
program kelas dan individu pendampingan kelas
obrolan ringan oleh guru
individual
PENDAMPINGAN/PENDEKATAN
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 6
Lampir
Lembar ini merupakan lembar satu halaman yang digunakan untuk berkoordinasi dalam layanan
responsif peserta didik. Lembar ini berisi:
6
Lampir
Saat seorang peserta didik teridentifikasi mengalami masalah, wali kelas mengajukan kepada
Guru BK untuk melakukan tindak lanjut. Pertama, wali kelas perlu melakukan pemetaan masalah
dengan menuliskan hal-hal berikut:
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 6
Lampir
pendidikan.
6
Lampir
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 6
Lampir
Pertemuan
Lokakarya Meningkatkan
tentang keterampilan orang tua
parenting untuk membimbing,
mendidik, menemukenali
dan mengembangkan
potensi, bakat, dan minat
putra-putrinya
Kerja sama
7
Lampir
… …
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 7
Lampir
Program/kegiatan Sasaran Q1 Q2 Q3 Q4
Observasi rutin I Koordinasi dengan
seluruh wali kelas dan
guru mapel
7
Lampir
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 7
Lampir
REALISTIC
Doers
Organizers Thinkers
Persuaders Creators
Helpers
SOCIAL
7
Lampir
2 4 6 2 3 4 6
1. Aku suka mengulik peralatan D D D D D D 22. Aku suka merangkaikan atau merakit benda D D D D D D
2. Aku suka mengerjakan puzzle D D D D D D 23. Aku adalah orang yang kreatif D D D D D D
3. Aku suka bekerja mandiri D D D D D D 24. Aku suka memperhatikan detail D D D D D D
4. Aku suka bekerja dalam kelompok D D D D D D 25. Aku suka merapikan catatan atau LKS D D D D D D
5. Aku suka membuat target untuk diriku sendiri D D D D D D 26. Aku suka mencari tahu penyebab suatu kejadian D D D D D D
6. Aku suka merapikan barang-barang (buku, alat tulis, 27. Aku suka memainkan alat musik atau bernyanyi D D D D D D
D D D D D D
kamar) 28. Aku suka mempelajari budaya berbagai daerah D D D D D D
7. Aku suka menyusun balok/ LEGO® D D D D D D 29. Aku ingin membuka usaha sendiri suatu saat nanti D D D D D D
8. Aku suka membaca buku tentang seni dan musik D D D D D D 30. Aku suka memasak D D D D D D
9. Aku suka mengerjakan hal-hal dengan instruksi yang 31. Aku suka bermain peran/drama D D D D D D
D D D D D D
jelas 32. Aku suka mempraktikkan hal-hal yang aku pelajari D D D D D D
10. Aku suka meyakinkan teman untuk mengikuti caraku D D D D D D 33. Aku suka mengerjakan soal matematika atau grafik D D D D D D
11. Aku suka melakukan percobaan/eksperimen D D D D D D 34. Aku suka mendiskusikan hal-hal yang terjadi di
D D D D D D
12. Aku suka menjelaskan sesuatu kepada teman D D D D D D sekitarku
13. Aku suka membantu orang lain memecahkan persoalan D D D D D D 35. Aku suka merapikan kamarku D D D D D D
14. Aku suka memelihara binatang D D D D D D 36. Aku suka memimpin kelompok atau kelas D D D D D D
15. Aku tidak berkeberatan bekerja melebihi waktu yang 37. Aku suka berkegiatan di luar ruangan D D D D D D
D D D D D D
ditentukan 38. Aku suka berkegiatan di dalam ruangan dengan
D D D D D D
16. Aku suka menjual sesuatu D D D D D D meja-kursi
17. Aku suka membuat karya berbentuk tulisan D D D D D D 39. Aku suka menghitung D D D D D D
18. Aku suka sains D D D D D D 40. Aku suka menolong orang D D D D D D
19. Aku suka mendapatkan tantangan baru D D D D D D 41. Aku suka menggambar D D D D D D
20. Aku suka menghibur teman D D D D D D 42. Aku suka berbicara di depan umum D D D D D D
21. Aku suka mencari tahu cara kerja sebuah alat D D D D D D Jumlah
2 3 4 6
Jumlah
□□□ □
2 4 6
Jumlah Total
3 4
□□
6
Lampir
Instrumen ini adalah opsi atau pilihan bagi guru BK atau wali kelas untuk mendukung hasil yang
peserta didik peroleh dari instrumen RIASEC 1. Hasil dari instrumen kedua ini dapat dibandingkan
dengan hasil identifikasi instrumen pertama. Bila ada perbedaan hasil dari kedua instrumen
tersebut, pendidik dapat mengajukan pertanyaan kepada peserta didik untuk menggali kode mana
yang lebih sesuai.
Langkah pengisian:
1. Minta peserta didik untuk memilih 8 hal yang mereka rasa paling bisa dilakukan tanpa kesulitan.
2. Dengan bantuan kunci jawaban (bisa dibantu oleh guru), hitung berapa banyak untuk
masing- masing kode dari 8 hal yang dipilih tersebut, isikan pada bagian bawah form.
3. Identifikasi 3 kode peminatan yang skornya paling tinggi.
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 7
7
Lampiran
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 7
7
Lampiran
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 7
Lampir
7
Lampir
• Bisnis • Bisnis
• Real Estate • Pekerja sosial
• Pemasaran • Seni
E • Hukum • Komunikasi
• Sosial Politik
• Perdagangan internasional
• Finansial/perbankan
Pencegahan
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 7
Lampir
Perundungan (Bullying)
Pencegahan aksi perundungan membutuhkan peran aktif seluruh pihak di lingkungan satuan
pendidikan melalui:
Kekerasan Seksual
Dalam upaya mencegah tindak kekerasan seksual terhadap peserta didik, langkah penting yang
perlu diambil adalah membuka ruang diskusi mengenai definisi dan bentuknya. Beberapa langkah
yang dapat diterapkan untuk peserta didik dalam lingkup satuan pendidikan dasar dan menengah
berkenaan dengan pencegahan kekerasan seksual adalah sebagai berikut:
Intoleransi
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dilakukan satuan pendidikan untuk mencegah intoleransi di
lingkungan satuan pendidikan:
8
Lampir
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 8
Lampir
Facebook
YouTube
Cerdas Berkarakter Kemdikbud RI
Cerdas Berkarakter Kemdikbud RI
Instagram
Tiktok
@cerdasberkarakter.kemdikbudri
@cerdasberkarakter
APK E-Learning
APK
belajarbersama
cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id
Portal Praktik Baik
cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/
sahabatkarakter
Laman
cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id
Laman
merdekadarikekerasan.kemdikbud.go.id
Penanganan
Dalam upaya penanganan, tindak kekerasan di lingkungan satuan pendidikan dapat dilaporkan oleh
semua lapisan masyarakat melalui laman Portal Lapor, yaitu https://kemdikbud.lapor.go.id. Alur
proses pengaduan adalah sebagai berikut.
8
Lampir
Klik
“Pilih Kategori Laporan Anda”
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 8
Lampir
Langkah-langkah tersebut wajib untuk dilaksanakan oleh pihak pengelola sekolah, pendidik, dan
tenaga kependidikan apabila terjadi kasus kekerasan di lingkungan satuan pendidikan. Pelaksanaan
penanganan kekerasan dapat diintegrasikan dengan langkah-langkah layanan dasar dan responsif
bersama dukungan secara sistem yang dijabarkan pada subbab 2.2 panduan ini.
8
Referensi Refere
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 8
Refere