Anda di halaman 1dari 100

BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


REPUBLIK INDONESIA

PANDUAN

Implementasi Bimbingan dan


Konseling
untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah
BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA

PANDUAN

Implementasi Bimbingan dan


Konseling
untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah

2022
Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk jenjang Pendidikan
Dasar dan Menengah
Penanggung Jawab
Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran
Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen
Pendidikan
Kementerian Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Zulfikri

Penyusun
Fajriatul Hidayah (SDS Pantara)
Maulana Rezi Ramadhana (Telkom University)
Tejarukmi Mutiara (Tim Taskforce SMK)
Nina Purnamasari (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)

Penelaah
Yogi Anggraena (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Rika Rosvianti (Tim Teknis Staf Khusus Menteri Bidang
Awaluddin Tjalla (Universitas Negeri Jakarta) Kompetensi dan Manajemen)
Ardanti Andiarti (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan) Vita Rachim Yudhani (Tim Teknis Staf Khusus Menteri
Bidang Kompetensi dan Manajemen)
Indriyati Herutami (Pusat Studi Pendidikan dan
Kebijakan) Ian Lapoh Simarmata (Pusat Penguatan Karakter)
Ana Susanti (BBGP Jawa Barat) Rusprita Putri Utami (Pusat Penguatan Karakter)
Dhianita Kusuma Pertiwi (Tim Teknis Staf Khusus Menteri Dian Srinursih (Pusat Penguatan Karakter)
Bidang Komunikasi dan Media) Lany Fitriana (Pusat Penguatan Karakter)
Aprida Sondang (Tim Teknis Staf Khusus Menteri Bidang Yulaika Ernawati (Pusat Penguatan Karakter)
Kompetensi dan Manajemen)
Naila Rizqi Zakiah (Tim Teknis Staf Khusus Menteri
Bidang Kompetensi dan Manajemen)

Kontributor
Yudo Hato Balibo T (SALT Academy) Wiwi Yuningsih (TK Mutiara Hati)
Indri Savitri (Sekolah Cikal) Nela Farricha (SLB B YPAC Banda Aceh)
Eny Usmawati (BBGP Jawa Barat) Ria Apriyanti (SMKN 9 BANDUNG)
Sri Kurniati (Tim Taskforce SMK) Yekti Wulancahyani (PKBM Homeschooling Primagama)
Eka Wahyuni (Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia) Abd. Hafid Iskandar (SD Runiah School)
Elih Sudipermana (Universitas Pendidikan Indonesia) Minsih (TK Aisyiyah 21)
Stien Matakupan (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan) Fany Sulistyowati (SMP Negeri 6 Sidoarjo)
Dion Ginanto (UIN Jambi) Heriana (TK Runiah School)
Ari Aryanto (SMAN 2 Cibinong) Wuri Handayani (SMA N 2 Playen)
Aisyah Yuhanida Noor (SD Gagas Ceria) Ni Ketut Sunarti (TK Sai Prema Kumara)
Nyi Mas Ratu Rema (SMP Mutiara Bunda) Wawan Setiawan (PKBM SEKAR)
Ranti Widiyanti (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Julius Denny Kurnia Pratama (SMK Katolik St. Mikael
Lesyani Yuniarsih (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Surakarta)
Maria Chatarina (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Weni Widyaningsih (SMP Muhammadiyah Al Mujahidin)
Feisal Ghozali (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Dedeh Rohayati (SLBN Cicendo kota Bandung)
Narayana Sasrawiguna (Pusat Kurikulum dan Ita Ariyanti (SMPN 2 Cibinong)
Pembelajaran) Diyah Fitriasti Khoirunnisa (SMP M Al Mujahidin)
Safitri Eka Bakti Saputri (SD Negeri Wonosari I) Riky Pangestu Purwanto (SMA Negeri 1 Lembang)
Sapta Mahendra (SMK Pariwisata Metland School)
Ratna Megawati Widharna (PKBM Homeschooling
Bintang Harapan)

Ilustrator
Silvi Pratiwi

Layout
M. Firdaus Jubaedi
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas terbitnya Panduan
Implementasi Bimbingan dan Konseling (BK) ini. Panduan ini disusun dalam rangka
memberikan inspirasi dalam implementasi BK pada Kurikulum Merdeka.

Implementasi layanan BK yang bersifat komprehensif sejalan dengan prinsip Kurikulum


Merdeka, yaitu berpusat pada peserta didik untuk mencapai perkembangan optimal dan
kemandirian secara utuh yang meliputi aspek pribadi, belajar, sosial, dan karir. Dengan
demikian. Setiap komponen layanan sudah disertai dengan rencana dan implementasi yang
terintegrasi dengan pencapaian profil pelajar Pancasila. Profil pelajar Pancasila menjadi
tujuan jangka panjang dan memayungi keseluruhan layanan bimbingan dan konseling dalam
mewujudkan peserta didik menjadi pembelajar sepanjang hayat, yang kompeten,
berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.

Panduan implementasi BK merupakan dokumen yang berisi prinsip, strategi, dan contoh-
contoh yang dapat memandu guru dan satuan pendidikan dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi layanan BK. Layanan yang dimaksud meliputi layanan dasar, peminatan dan
perencanaan individual, responsif, dan menguatkan tumbuhnya sistem, strategi satuan
pendidikan dalam pencegahan serta penanganan isu penting, termasuk melalui pemberdayaan
keluarga, dan mitra sekolah lain.

Panduan ini merupakan bagian dari panduan pelaksanaan Kurikulum Merdeka, sehingga perlu
digunakan bersama dokumen regulasi tentang Kurikulum Merdeka, Panduan Pembelajaran dan
Asesmen, Panduan Kurikulum Operasional Sekolah, dan Panduan pengembangan Projek Profil
Pelajar Pancasila.

Panduan implementasi BK pada Kurikulum Merdeka ini akan terus disempurnakan berdasarkan
evaluasi dan umpan balik dari berbagai pihak. Sejalan dengan proses evaluasi tersebut,
Panduan ini juga akan mengalami revisi dan pembaruan secara berkala. Akhir kata, saya
mengucapkan selamat dan terima kasih kepada seluruh tim penyusun, penelaah, dan
kontributor, beserta tim Kurikulum Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, yang telah bekerja
dengan sepenuh hati untuk menghasilkan sebuah panduan yang menginspirasi.

Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran

Zulfikri Anas, M.Ed

iii
Daftar Isi

Kata Pengantar ................................................................................ iii


Daftar Isi ............................................................................................ iv
Pendahuluan .................................................................................... 1

1 Filosofi dan Prinsip Dasar Bimbingan dan Konseling


dalam Transformasi Kurikulum Merdeka .......................... 2
A. Filosofi Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum Merdeka ...... 2
B. Prinsip Dasar Layanan Bimbingan dan Konseling .............................. 3
C. Etika Kerja Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi di
Sekolah ............................................................................................................ 4
D. Tujuan Layanan BK ...................................................................................... 4

2 Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan


Konseling ................................................................................. 6
A. Strategi Implementasi di Satuan Pendidikan ....................................... 6
B. Strategi Satuan Pendidikan dalam Pencegahan dan
Penanganan Isu Tiga Dosa Besar Pendidikan ...................................... 18

3 Strategi Kerja Sama Keluarga dan Mitra...........................................25


A. Strategi Pemberdayaan Keluarga............................................................ 25
B. Strategi Kerja Sama dengan Mitra .......................................................... 31

Lampiran ........................................................................................... 36
Referensi ........................................................................................... 85

i
Pendahuluan

Panduan Bimbingan dan Konseling (BK)


Penerapan layanan bimbingan dan konseling
merupakan dokumen yang berisi prinsip,
yang komprehensif menunjukkan keberpihakan
strategi dan contoh-contoh yang dapat
kepada kepentingan peserta didik melalui
memandu satuan pendidikan dan pendidik,
pemberian layanan yang terintegrasi. Hal ini
terutama guru Bimbingan dan Konseling
sejalan dengan prinsip Kurikulum Merdeka,
dalam perencanaan, pelaksanaan, serta
yaitu berpusat kepada peserta didik. Dengan
evaluasi bimbingan dan konseling. Panduan
demikian, implementasi layanan bimbingan dan
ini bersifat umum karena dibuat dengan
konseling akan semakin utuh karena di setiap
prinsip bahwa satuan pendidikan dan
komponen layanan sudah disertai dengan
pendidik atau Guru BK adalah pihak yang
rencana dan implementasi yang terintegrasi
mengenali dan memahami situasi peserta
dengan pencapaian profil pelajar Pancasila.
didik, dan terus mengembangkan kapasitas
untuk membuat
keputusan terbaik sesuai perannya (professional
judgement) secara berkomitmen, mandiri, dan
reflektif.

Sasaran Pengguna
Panduan Bimbingan dan Konseling disusun
sebagai sumber inspirasi bagi satuan • Bagi pengawas, panduan ini menjadi
pendidikan, baik Guru BK maupun kepala referensi untuk membantu proses
sekolah dan pendidik lainnya, dalam pendampingan satuan pendidikan.
melakukan bimbingan dan konseling bagi Pengawas bersama kepala satuan pendidikan
peserta didik. perlu mendiskusikan dan merefleksikan
keseluruhan proses pelaksanaan layanan
• Bagi kepala satuan pendidikan, bimbingan dan konseling.
panduan ini menjadi acuan untuk fungsi
pemimpin pembelajaran (instructional leader) Selain peran di atas, panduan ini juga dapat
yakni mendampingi agar proses dijadikan sebagai referensi bagi mitra satuan
pembelajaran berjalan dengan optimal, pendidikan atau komunitas belajar dalam
termasuk di dalamnya memberikan mendukung layanan bimbingan dan konseling.
layanan bimbingan dan konseling bagi
Sebagai bagian dari panduan pelaksanaan
para peserta didik.
Kurikulum Merdeka, dokumen ini perlu
• Bagi Guru BK, panduan ini menjadi referensi digunakan bersama dokumen lainnya, antara
dalam memberikan layanan, termasuk lain:
dalam mengkoordinasikan layanan yang
diberikan oleh pendidik, orang tua, atau • Regulasi tentang Kurikulum Merdeka
tenaga ahli yang dilibatkan. • Panduan Pembelajaran dan Asesmen
• Bagi pendidik secara umum, panduan • Panduan Kurikulum Operasional Sekolah
ini menjadi referensi dalam memberikan • Panduan pengembangan Projek Profil Pelajar
layanan bimbingan dan konseling bagi para Pancasila
peserta didik.

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 1
Filosofi dan Prinsip Dasar Bimbingan dan Konseling dalam Transformasi Kurikulum

1
Filosofi dan Prinsip Dasar
Bimbingan dan Konseling dalam Tran

Ringkasan Bab
Filosofi Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum Merdeka Prinsip Dasar Layanan Bimbingan dan Konseling
Etika Kerja Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi di Sekolah Tujuan Layanan BK

A. Filosofi Bimbingan dan Konseling dalam


Kurikulum Merdeka
Konsep Kurikulum Merdeka sebagai
bersama ialah memerdekakan manusia sebagai
transformasi kebijakan Merdeka Belajar
bagian dari persatuan rakyat (Ki Hadjar
mengedepankan pendekatan yang berpusat
Dewantara, 1928). Oleh karena itu, setiap
pada minat, bakat, dan kemampuan peserta
satuan pendidikan memiliki keleluasaan dalam
didik dalam pembelajarannya. Di tingkat
menyesuaikan kurikulum dengan keragaman
satuan pendidikan, bimbingan dan
dan kebutuhannya.
konseling diharapkan dapat
mengakomodasi peserta didik untuk Dengan kemerdekaan yang telah diberikan
mampu memahami dan menerima diri untuk mengelola manajemennya, satuan
sendiri dan lingkungannya, pendidikan berkewajiban untuk membantu
mengembangkan potensi, merencanakan masa peserta didik mencapai tujuan pendidikan
depan, dan menyelesaikan permasalahan, nasional. Salah satunya adalah dengan
untuk mencapai kemandirian dan mengimplementasikan profil pelajar Pancasila
kemaslahatan peserta didik. sebagai bagian dari pendidikan dan penguatan
karakter peserta didik. Profil pelajar Pancasila
Kurikulum Merdeka yang bersifat fleksibel ini merupakan dasar bagi satuan pendidikan
didasarkan pada pemikiran Ki Hajar Dewantara,
untuk memberikan layanan bimbingan dan
yakni bahwa maksud pengajaran dan
konseling.
pendidikan yang berguna untuk perikehidupan

2
Filosofi dan Prinsip Dasar Bimbingan dan Konseling dalam Transformasi Kurikulum

Gambar 1. Karakteristik Profil Pelajar Pancasila (Kepka BSKAP, 2021)

Hal ini sejalan dengan filosofi pendidikan


mangun karsa; menginspirasi, menguatkan motivasi,
yang dicetuskan oleh Ki Hadjar Dewantara,
serta memfasilitasi setiap peserta didik untuk
bahwa sebagai orang dewasa, pendidik, baik
mencapai tingkat perkembangan yang optimal
Guru BK dan guru lain, harus menjadi
(perkembangan cipta, rasa, dan karsa). Selain itu,
teladan bagi peserta didik (ing ngarsa sung
bimbingan dan konseling berperan sebagai
tuladha); bersama-sama dengan peserta didik
penyambung suara peserta didik tut wuri
sebagai sahabat untuk membangun karsa ing
handayani.
madya

B. Prinsip Dasar Layanan Bimbingan dan


Konseling
Dalam melaksanakan layanan BK dengan capaian terwujudnya profil pelajar Pancasila, berikut
adalah beberapa prinsip yang perlu menjadi acuan.

Membangun Inklusivitas

• Setiap peserta didik berhak mendapat


diberikan melalui proses individual maupun
pelayanan secara profesional sebagai
kelompok sesuai dengan kebutuhan dan
tanggung jawab bersama antara kepala
layanan tambahan bagi peserta didik dengan
satuan pendidikan, guru bimbingan dan
disabilitas.
konseling, pendidik, serta tenaga pendidik
dalam satuan pendidikan. Layanan ini
dapat

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 3
Filosofi dan Prinsip Dasar Bimbingan dan Konseling dalam Transformasi Kurikulum Merdeka

• Layanan bimbingan dan konseling


• Setiap peserta didik memiliki hak
merupakan bagian integral dari proses
untuk dihargai dan diperlakukan sama.
pendidikan;
Layanan diperuntukkan bagi semua
dan tidak diskriminatif.

Mencapai Perkembangan yang Optimal

• Setiap peserta didik memiliki nilai-nilai positif


• Peserta didik didorong untuk
yang perlu dioptimalkan.
mengambil dan merealisasikan
• Setiap peserta didik berhak mendapatkan keputusan secara
layanan Bimbingan dan Konseling guna bertanggung jawab sesuai dengan situasinya.
mengembangkan diri secara optimal
• Bersifat fleksibel dan adaptif
menuju capaian profil pelajar Pancasila
serta berkelanjutan sesuai
kebutuhan
• Setiap peserta didik berhak memiliki pilihan
yang difokuskan pada pengembangan
minat, bakat, dan karir di masa depan.

C. Etika Kerja Bimbingan dan Konseling dalam


Implementasi di Sekolah
Dalam implementasi di sekolah pada setiap jenjangnya, layanan bimbingan konseling oleh Guru
BK, wali kelas, atau guru lainnya yang memberikan layanan BK, diharapkan mengikuti standar
profesional dan etika sebagai berikut:

■ Kerahasiaan. Menjaga informasi tentang diri


peserta didik yang menyangkut ■ Responsif. Tidak menunda-nunda dalam
kehidupan pribadi maupun permasalahan memberikan bantuan dengan
yang sedang dialami. Sesi berbagi berbagai alasan;
informasi tentang peserta didik harus ■ Keaktifan. Terus berusaha membangkitkan
dilakukan seizin peserta didik yang semangat dan kemandirian peserta
bersangkutan sesuai dengan asas didik untuk mampu menyesuaikan diri
kerahasiaan atau pertimbangan etika serta menghadapi tantangan di
profesi dan/atau hukum, serta dilakukan lingkungan;
seizin orang tua/wali dan peserta didik;
■ Kedinamisan. Menguatkan tekad agar
■ Kesukarelaan. Tidak ada unsur paksaan terjadi perubahan pada diri peserta didik
kepada peserta didik untuk ke arah yang lebih baik;
mengikuti program layanan;
■ Kemandirian. Mendorong peserta didik
■ Keterbukaan. Memberikan dan menerima untuk mengenal dan menerima diri dan
informasi untuk pemecahan masalah lingkungan, serta mampu mengambil
peserta didik selama proses layanan; keputusan;

4
Filosofi dan Prinsip Dasar Bimbingan dan Konseling dalam Transformasi Kurikulum

■ Keterpaduan. Menjalin kerja sama dan kebiasaan sehari-hari, serta sesuai dengan
saling membantu antar satuan visi dan misi satuan pendidikan yang selaras
pendidikan, keluarga, maupun pihak lain dengan tujuan pendidikan; dan
yang terlibat guna penyelesaian masalah
■ Keahlian. Mengembangkan diri menjadi
peserta didik berdasarkan data yang
pribadi konselor yang memiliki
terkumpul secara utuh;
pengetahuan, keterampilan, serta sikap
■ Normatif. Menggunakan prosedur dan dan kepribadian yang profesional dan
teknik yang tidak menyimpang dan menunjang proses dan hasil layanan.
sesuai dengan norma agama, adat,
hukum dan

D. Tujuan Layanan BK
Secara umum, tujuan layanan BK adalah membantu peserta didik mencapai perkembangan
optimal dan kemandirian secara utuh yang meliputi aspek pribadi, belajar, sosial, dan karir.
Dalam mewujudkan peserta didik menjadi pembelajar sepanjang hayat yang kompeten,
berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila, profil pelajar Pancasila menjadi tujuan
jangka panjang yang memayungi keseluruhan layanan bimbingan dan konseling. Dalam
menyelaraskan dimensi dan elemen profil pelajar Pancasila dengan layanan, satuan pendidikan
tidak perlu memetakan dimensi dan elemennya untuk masing-masing layanan.

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 5
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan

2
Strategi Implementasi
Layanan Bimbingan dan Konseling

Ringkasan Bab
Strategi Implementasi di Satuan Pendidikan
Strategi Satuan Pendidikan dalam Pencegahan dan Penanganan Isu Tiga Dosa Besar Pendidikan

Dalam upaya memberikan layanan terbaik


Oleh karena itu implementasi layanan BK di
bagi peserta didik dan mendukung pencapaian
satuan pendidikan menggunakan tiga strategi
profil pelajar Pancasila di berbagai lingkup
besar yang meliputi:
pembelajaran, selain menggunakan sumber
daya yang ada dalam satuan pendidikan secara 1. Strategi implementasi di satuan pendidikan
optimal, penting juga untuk menyelaraskan
2. Strategi pemberdayaan keluarga
dengan peran keluarga sebagai pendidik
utama serta berkolaborasi dengan mitra. 3. Strategi kerja sama dengan mitra

A. Strategi Implementasi di Satuan Pendidikan


Strategi pelaksanaan BK perlu dirancang secara
Berbagai layanan BK bertujuan untuk
komprehensif untuk menjawab kebutuhan
memfasilitasi perkembangan peserta didik
peserta didik dengan mengoptimalkan seluruh
agar mampu memelihara dirinya secara
sumber daya yang dimiliki satuan pendidikan.
efektif, independen, kreatif dan
Desain strategi ini dapat berupa program bertanggung jawab di dalam kehidupan dan
baru, penguatan program yang ada, atau
budayanya. Sesuai dengan prinsip inklusif
mengubah program yang ada dengan tujuan
layanan BK adalah hak semua peserta didik.
yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta
Jika satuan pendidikan
didik. Layanan BK dilakukan dengan
tidak memiliki Guru BK atau guru yang memiliki
memahami peserta didik sesuai dengan usia
latar belakang pendidikan BK, tugas dan peran
dan tahap perkembangannya, dan perlu ada
BK dapat diampu oleh wali kelas atau pendidik
strategi diferensiasi untuk memenuhi
lain yang ditugaskan oleh pimpinan satuan
kebutuhan peserta didik yang beragam.
pendidikan, dengan tetap terus mengupayakan
ketersediaan Guru BK yang memadai.

6
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan

Beberapa peran yang dapat diampu Guru BK, sebagaimana diadaptasi dari The Texas Model for
Comprehensive School Counseling (2018), adalah sebagai berikut:

1. Pengelola program. Guru BK bersama wali


kelas atau guru mapel merencanakan, 4. Konselor. Guru BK membuka akses
melaksanakan, dan mengevaluasi layanan praktik konseling bagi para peserta
secara kolaboratif dalam rangka didik guna membantu penyelesaian
memenuhi dimensi dan elemen profil masalah,
pelajar Pancasila. penyembuhan, perbaikan, dan pencegahan
masalah yang terkait dengan kehidupan
2. Pembimbing. Guru BK membimbing
pribadi, belajar, sosial, maupun karir.
peserta didik untuk mengenal diri,
memfasilitasi perkembangan dan 5. Konsultasi. Guru BK memberikan informasi
pertumbuhan, penyesuaian diri, serta tentang perkembangan potensi, minat
pengembangan potensi dan minat secara dan kebutuhan lainnya kepada peserta
optimal. didik, wali kelas, dan orang tua/ wali dalam
rangka pencapaian profil pelajar Pancasila.
3. Penilai. Dalam ruang lingkup praktik
layanan, Guru BK menggunakan alat 6. Koordinasi. Untuk mendukung
penilaian formal dan informal, dan pengembangan akademik, dan karir
dapat menjalin kemitraan dengan masa depan peserta didik secara optimal,
psikolog atau tenaga ahli lainnya untuk Guru BK dapat bekerja sama dengan
menafsirkan hasil tes dalam rangka bidang akademik di sekolah, keluarga,
pengambilan keputusan rencana dan masyarakat.
pengembangan peserta didik.

Satuan pendidikan yang tidak memiliki guru BK atau guru yang telah mengikuti pelatihan BK perlu berkoordin

Terdapat 4 (empat) komponen besar dalam layanan bimbingan dan konseling yang meliputi:

1. Layanan Dasar
Layanan dasar ditujukan bagi semua 2. Layanan Peminatan dan Perencanaan
peserta didik bersifat preventif dan Individual
developmental. Implementasinya dapat Layanan peminatan dan perencanaan
dilaksanakan secara klasikal dalam kelas individual dapat dilakukan secara klasikal
besar (minimal 1 JP) atau di luar kelas melalui bentuk bimbingan kelompok,
secara terbuka dengan alat bantu/media konseling kelompok, dan/atau secara
tertentu, dan/atau dilakukan secara pribadi melalui konseling individual dan
berkelompok 4-8 orang peserta didik layanan konsultasi. Umumnya layanan
dengan membahas topik- topik aktual. ini juga memerlukan kolaborasi dengan
tim kurikulum, wali kelas, guru mapel
atau dapat melibatkan orang tua untuk
mendiskusikan tentang arah dan pilihan
minat anaknya.

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 7
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan

3. Layanan Responsif 4. Layanan Dukungan Sistem


Berbeda dengan layanan dasar dan layanan Dukungan sistem merupakan jenis layanan
peminatan, layanan responsif dirancang yang terkait dengan kegiatan manajemen,
untuk memenuhi kebutuhan peserta didik tata kerja infrastruktur, dan pengembangan
yang memerlukan penanganan mendesak profesionalisme Guru BK atau konselor
dan segera. Layanan responsif diberikan secara berkelanjutan dalam mendukung
dengan tujuan menuntaskan masalah proses memberikan bantuan kepada
yang dialami peserta didik. Layanan ini peserta didik.
dapat dilakukan melalui bentuk
konseling individual, konseling
kelompok, dan konseling krisis yang
sewaktu-waktu dapat didukung oleh
tindakan referal ahli, atau mediasi yang
berkolaborasi dengan orang tua.

Secara umum, setiap layanan ini dilakukan melalui siklus berikut

Pemetaan Kebutuhan

Evaluasi dan Refeksi Program atau Kegiatan


Analisis Kebutuhan

Pelaksanaan Program atau Kegiatan


Perencanaan Layanan

Gambar 2.1. Gambaran siklus layanan dalam Bimbingan dan Konseling

8
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan

Terlaksananya bentuk dan siklus tahapan dari


berkolaborasi dengan guru kelas atau guru
keempat layanan tersebut diatas diharapkan
mapel dan koordinator projek penguatan profil
dapat membantu peserta didik untuk
pelajar Pancasila dalam intrakurikuler atau
mencapai perkembangan optimal yang
dalam projek. Masing-masing implementasi
kompeten, berkarakter, dan berperilaku
layanan dijelaskan pada sub-bab berikut ini.
selaras dengan profil pelajar Pancasila.
Sehingga dalam implementasinya,
pelaksanaan layanan dapat

1. Layanan Dasar
memperoleh pemahaman tentang berbagai
Layanan dasar merupakan proses
isu pribadi, belajar, dan sosial, termasuk
membantu peserta didik secara sistematis
perundungan, kekerasan seksual/pelecehan,
untuk mengembangkan pemahaman dan
dan intoleransi. Hal tersebut untuk mencegah
keterampilan peserta didik sesuai tugas
terjadinya tiap bentuk kekerasan di satuan
perkembangannya dan dalam mencapai profil
pendidikan. Layanan dasar ini bersifat preventif,
pelajar Pancasila sesuai fasenya. Layanan
termasuk juga untuk membantu peserta
ini dapat diberikan dalam kelompok besar,
didik baru melalui masa orientasi.
kelompok kecil, atau individu. Tujuan layanan
dasar ini salah satunya agar peserta didik
dapat

Untuk memberikan layanan dasar sesuai dengan kebutuhan, Guru BK berkoordinasi dengan
pendidik dan tenaga kependidikan untuk
Guru BK atau kepala satuan pendidikan juga menganalisis has
1. Membuat pemetaan kebutuhan. Pada
dasarnya, peserta didik memiliki situasi
dan kondisinya masing-masing. Idealnya,
situasi peserta didik dapat ditangani
dengan dampingan wali kelas dan guru
mapel. Namun, dilihat dari jenis situasi, ada
peserta didik yang perlu diamati khusus
dan ditangani secara lebih spesifik. Situasi 2. Membuat analisis kebutuhan. Berdasarkan
hasil pemetaan kebutuhan peserta didik,
inilah yang perlu dipetakan oleh peran
dipilih topik yang berlaku umum di
BK. Pemetaan kebutuhan dapat dilakukan
setiap fase (misalnya sebagian besar
melalui pengamatan atau observasi, atau
peserta
menggunakan berbagai instrumen yang
sesuai dengan kebutuhan, termasuk didik membutuhkan pengembangan di
topik tersebut). Satuan pendidikan juga
survei atau angket. Pemetaan ini dapat
dapat memetakan kebutuhan peserta didik
mencakup berbagai kebutuhan peserta
berdasarkan dimensi, sub elemen, atau
didik, seperti aspek pribadi, sosial, belajar,
elemen dari profil pelajar Pancasila yang
dan karir. Pemetaan kebutuhan juga
perlu dikembangkan.
dapat menggunakan elemen atau sub
elemen dari profil pelajar Pancasila.

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 9
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan

3. Membuat perencanaan layanan dalam direncanakan. Penting bagi peserta didik


bentuk tahunan lalu menurunkannya untuk melakukan refleksi pada akhir
menjadi perencanaan operasional tahunan, kegiatan untuk menguatkan pemahaman
bulanan sampai mingguan dengan alokasi mereka atas topik yang dibahas. Beberapa
sesuai kebutuhan. pendekatan yang dapat dipakai saat
Selain menentukan topik dan jenis melakukan refleksi antara lain:
layanan untuk masing-masing komponen, a. Memberikan pemantik
satuan pendidikan dapat memetakan berdasarkan hal-hal yang terjadi
topik-topik yang penting untuk menjadi dalam kehidupan peserta didik
perhatian seluruh pendidik. Misalnya sesuai dengan tahapan
topik tentang intoleransi dan perkembangannya, sehingga peserta
perundungan perlu disosialisasikan didik merasakan keterkaitan
kepada seluruh pendidik agar mereka antara dirinya dengan topik
dapat lebih memperhatikan dan bahasan.
memberikan respons yang tepat saat ada
b. Peserta didik dapat melakukan
kejadian yang berkaitan. Contoh bermain peran ketika melakukan
perencanaan layanan terlihat pada
refleksi untuk menumbuhkan rasa
lampiran 9.
empati atau mengetahui tingkat
pemahaman peserta didik terhadap
Dalam layanan dasar, satuan pendidikan dapat bekerja sama
satudengan
situasikoordinator
tertentu. dan/atau fasilitator projek peng
Untuk penguatan tentang kesehatan mental atau mencegah kekerasan seksual, satuan pendidikan dapat membuat
c. Menggunakan pertanyaan terbuka
dan Raganya. Namun perlu diperhatikan bahwa tidak semua kegiatan
yang pada
terarah, layanan
sesuai dengandasar secara langsung diakom
konteks topik bahasan, untuk
mendorong peserta didik
memberikan tanggapan secara
deskriptif yang membutuhkan
ekspresi jawaban pelajar lebih
panjang dan mendalam.
d. Pendidik perlu peka terhadap
kebutuhan-kebutuhan individu ketika
ada peserta didik yang mengalami
situasi atau memiliki pemahaman
yang berbeda dengan teman-
teman sekelasnya. Untuk itu
pendidik perlu melakukan
pendekatan individu agar tujuan dari
layanan ini tercapai.
5. Evaluasi program atau kegiatan. Setelah
program atau kegiatan ini berlangsung,
satuan pendidikan melalui Guru BK dan/
4. Pelaksanaan program atau kegiatan. atau pendidik lain yang terlibat perlu
Program atau kegiatan dapat melakukan evaluasi dan refleksi program
memanfaatkan berbagai metode dan guna memastikan pelaksanaan program
media berdasarkan topik yang sudah telah sesuai dengan tujuan. Terkadang
diperlukan kegiatan atau program lanjutan
sebagai respons dari kebutuhan peserta

1
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan
didik.

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 1
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan

Pemantauan secara rutin dilakukan oleh wali kelas bekerja sama dengan guru mata pelajaran serta berkoordi

2. Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual


Pada Kurikulum Merdeka, peserta didik
pengenalan minat dan bakat terutama bila
diharapkan dapat mengenal serta
jenis kegiatannya merupakan pilihan mereka.
mengembangkan diri sesuai minatnya secara
Selain untuk pengenalan minat, bakat, dan
proaktif di semua dimensi profil pelajar
kemampuan, penelitian dari Nandana, Maksum,
Pancasila. Untuk itu, layanan peminatan dan
& Priambodo (2020); Syam (2021), dan
perencanaan individual diharapkan dapat
Irmawati (2022) pun menunjukkan bahwa
mengakomodasi kebutuhan peserta didik
anak yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
dalam mengenali minat, bakat, dan
memiliki pencapaian yang lebih baik, percaya
kemampuannya sejak dini. Peserta didik perlu
diri yang lebih tinggi, disiplin dan terdorong
didorong untuk mengikuti kegiatan
untuk melakukan aktivitas produktif dalam
ekstrakurikuler. Hal ini merupakan salah satu
keseharian mereka secara umum.
cara terbaik untuk

Untuk layanan Peminatan dan Perencanaan Individual, Guru BK beserta guru wali kelas dapat
melakukan beberapa hal berikut:

1. Melakukan pemetaan kebutuhan peserta didik.


Pemetaan dapat dilakukan melalui baik melalui ekstrakurikuler di dalam
berbagai cara, termasuk mengamati dan satuan pendidikan maupun di luar satuan
mencatat hal-hal yang dilakukan peserta pendidikan. Satuan pendidikan juga dapat
didik saat kegiatan bermain-belajar memberikan kesempatan kepada peserta
maupun kegiatan yang antusias didik dalam mengembangkan minat
dengan mengikuti kegiatan kompetisi atau
dilakukan di kegiatan bermain-belajar
kegiatan lain di luar sekolah seperti festival,
dan di waktu luang, ciri pribadi, atau
konferensi peserta didik, dan lain-lain.
potensi kemampuan yang teramati
lainnya. Satuan pendidikan dapat pula 3. Pelaksanaan pengembangan diri.
menggunakan asesmen minat ataupun Setelah mendapatkan masukan dari
menggunakan data asesmen diri peserta satuan pendidikan melalui Guru BK
didik mengenai minatnya. dan wali kelas, peserta didik dapat
melakukan pengembangan diri
2. Merumuskan tujuan area pengembangan diri.
sesuai
Berdasarkan hasil pemetaan tersebut,
Guru BK dan wali kelas bersama-sama dengan kebutuhan dan minatnya dengan
dampingan orang tua. Untuk keutuhan
dengan peserta didik merumuskan
dalam proses pengenalan diri, peserta
tujuan area yang perlu dikembangkan.
didik perlu mendapatkan wawasan luas
Pengembangan diri ini dapat dilakukan
tentang berbagai bidang. Minat peserta

1
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan

didik dapat berkembang dari waktu ke


kunjungan ke berbagai perguruan tinggi
waktu, untuk itu perlu keluasan wawasan
atau kunjungan ke berbagai industri dapat
dan eksplorasi agar peserta didik dapat
dilakukan pula untuk peserta didik SMA/
menguatkan pemahaman mengenai
SMK dan sederjat.
minat, bakat, dan kemampuannya.
Dengan pendampingan, peserta didik
Untuk peserta didik jenjang SMA/SMK
perlu membuat perencanaan-perencanaan
dan sederajat, layanan konsultasi akan
pengembangan diri yang sesuai dengan
lebih banyak mengarah kepada kebutuhan
tujuannya. Beberapa kegiatan yang dapat
peserta didik untuk menentukan
dilakukan oleh satuan pendidikan
keputusan setelah lulus, apakah akan
adalah mengundang narasumber dari
bekerja
berbagai profesi, karya wisata, kunjungan
atau melanjutkan studi sesuai
lapangan, dan sebagainya. Kegiatan
dengan kompetensi dan
magang,
kebutuhannya.

Konsep pemilihan mata pelajaran pada jenjang SMA, di mana peserta didik tidak lagi memilih kelompok pemina
pendidik perlu memperhatikan keragaman metode dan kekayaan konteks dalam mengampu pembelajarannya, b

Melalui layanan peminatan dan perencanaan individual, peserta didik secara bertahap membangun
kompetensi pembelajar sepanjang hayat, seperti:

■ membuat tujuan atau tantangan untuk


■ menganalisis dan mengelola kekuatan
pengembangan diri baik dalam lingkup
dan kelemahan untuk mencapai tujuan-
pribadi maupun sosial. Tujuan dan
tujuan diri, serta mengenali proses yang
tantangan ini dapat dibuat jangka pendek,
tengah dijalani menuju tujuan tersebut;
menengah, maupun jangka panjang;
dan
■ merencanakan masa depan seperti
■ membuat keputusan-keputusan sesuai
pilihan kelanjutan studi, pilihan sekolah,
dengan rencana dan merefleksikan
dan bidang karir;
keputusan-keputusan tersebut.

Berbagai contoh kegiatan dalam layanan peminatan dan individual terlihat pada lampiran 3, 4, 5 dan 10

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 1
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan

3. Layanan Responsif
Layanan responsif merupakan bantuan kepada
peserta didik yang sedang mengalami menyelesaikan masalah kebiasaan belajar yang
kondisi darurat atau membutuhkan kurang mendukung, mengatasi kecemasan
pertolongan segera. Tujuan bantuan ini adalah akademik, mendampingi peserta didik dalam
agar peserta didik memiliki strategi dalam menghadapi konflik dengan teman sebaya,
mengatasi masalah sehingga mereka dapat kesulitan penentuan kelanjutan studi, rasa tidak
memenuhi tahapan perkembangan psikologis percaya diri atau mengentaskan peserta didik
dan kognitif. dari masalah perilaku seperti tindak kekerasan,
yang di antaranya meliputi intoleransi,
Pelaksanaan layanan responsif pada satuan perundungan, kekerasan seksual, dan masalah
pendidikan dilakukan untuk membantu peserta lainnya. Melalui konseling individual, peserta
didik menghadapi masalah belajar, pribadi, didik juga didampingi jika mereka menghadapi
dan sosial, misalnya membantu peserta didik stres.

Dalam memberikan layanan responsif, satuan pendidikan perlu melakukan beberapa hal berikut.

1. Melakukan pemetaan kebutuhan peserta


didik. Fokus dari layanan responsif 2. Analisis kebutuhan untuk penanganan yang
tergantung dari permasalahan peserta tepat. Guru BK, guru wali kelas, dan
didik. Guru BK dan wali kelas dapat pimpinan satuan pendidikan perlu memilah
masalah sesuai dengan jenisnya karena
melakukan identifikasi masalah atas laporan
dari wali kelas, guru mata pelajaran, teman tidak semua masalah dapat diselesaikan di
sebaya, maupun diperoleh dari asesmen satuan pendidikan. Oleh karena itu, dalam
yang dilakukan di awal, dan layanan responsif ada alih penanganan
mengklasifikasi permasalahan peserta didik masalah serta bekerja sama dengan
yang meliputi: pihak yang berkepentingan. Proses
perencanaan layanan responsif dapat
a. Area akademik. Permasalahan yang
berkolaborasi dengan pihak ketiga
terkait dengan motivasi diri yang
seperti psikolog, psikiater, lembaga
mempengaruhi prestasi belajar
terapi, dan pihak lain yang memiliki
dan strategi dalam meningkatkan
keahlian.
kemampuan belajar pada area bidang
studi tertentu. 3. Pelaksanaan layanan. Layanan responsif
dapat dilaksanakan melalui beberapa
b. Area sosial. Permasalahan yang
bentuk yaitu:
terkait dengan keterbukaan
diri, kemampuan adaptasi, dan a. Konseling Individu. Pelaksanaan
kedewasaan menghadapi masalah di konseling individu ditujukan
keluarga dan pertemanan. untuk meningkatkan kesadaran
peserta didik dalam memperbaiki
c. Area kepribadian. Permasalahan
diri serta mencari solusi. Dalam
yang berkenaan dengan kecemasan,
meningkatkan kesadaran diri,
peningkatan kepercayaan diri dan
dibutuhkan pendekatan reflektif
kemampuan regulasi diri.
secara individu antara wali kelas
dan/atau Guru
BK dengan peserta didik untuk

1
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan

mengenali persepsi dan


pada prinsip dan asas bimbingan dan
perasaan. Strategi yang dapat
konseling yang disampaikan di Bab 1.
digunakan dalam layanan ini
misalnya, Guru BK atau guru lain c. Layanan Rujukan. Layanan ini adalah
bentuk kerja sama sekolah dengan
yang membantu dapat
pihak lain yang membantu menangani
menggunakan berbagai cara dan
masalah peserta didik secara lebih
media untuk penanganan yang
menyeluruh. Masalah yang ditangani
optimal sesuai dengan
dalam layanan ini adalah masalah
kebutuhan dan tahap
yang dipandang berat atau
perkembangan peserta didik.
membutuhkan proses penyelesaian
Misalnya peserta didik pada
yang panjang
usia dini dapat menggunakan media
seperti menggambar, bermain dan spesifik sehingga perlu ditangani
oleh pihak profesional. Setelah proses
peran, berbicara, dan lainnya.
penanganan selesai, diperlukan
Media menggambar ini juga dapat
tindak lanjut dari Guru BK dan/atau
diterapkan untuk peserta didik yang
sekolah untuk penanganan peserta
lebih dewasa.
didik di satuan pendidikan. Contoh
b. Konseling kelompok. Serupa layanan rujukan adalah jika ada
dengan konseling individu,
peserta didik yang mengalami
konseling kelompok dilakukan
masalah keluarga yang
untuk meningkatkan kesadaran
membutuhkan penanganan
peserta didik secara kelompok. Hal
ahli untuk memperbaiki komunikasi
ini biasanya terjadi bila ada
diantara anggota keluarganya.
kasus yang berkaitan dengan
Dalam membuat rujukan, diperlukan
sekelompok peserta didik.
kejelasan tujuan untuk peserta didik
Pendidik perlu peka dalam
dan keluarga serta pihak yang akan
menentukan dan melakukan
menangani.
pendekatan, di titik mana pendekatan
perlu dilakukan secara individu dan di 4. Refleksi. Dalam setiap layanan, penting
sekali untuk mengajak peserta didik
titik mana pendekatan perlu
merefleksikan permasalahan yang
dilakukan dalam kelompok. Hal ini
dihadapi serta mencari solusinya.
dikembalikan

Berbagai contoh pemetaan dan analisis kebutuhan, serta strategi dalam memberikan layanan responsif dapat di

Strategi dalam Menangani Konflik pada Peserta Didik


Kasus-kasus konflik di sekolah biasanya fisik, serangan verbal, sampai dengan kekerasan
meliputi perbedaan kebutuhan, harapan, atau
kurangnya kemampuan penyelesaian masalah
yang efektif. Konflik yang menyebabkan
kontak

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 1
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan
akan menyebabkan satu atau kedua
belah pihak merasa tidak nyaman serta
berujung pada keberulangan masalah
jika tidak dituntaskan dengan strategi
yang tepat.

1
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan

Peran satuan pendidikan dalam mengatasi konflik adalah sebagai berikut.

1. Pada saat terjadi konflik, pendidik atau


hal ini, pendidik dan tenaga pendidik perlu
tenaga pendidik dari satuan pendidikan
mengambil peran sebagai mediator yang
harus segera menengahi konflik tersebut.
netral.
Pelibatan secara kolaboratif wali kelas,
orang tua, dan pimpinan sekolah 3. Setelah masing-masing pihak memahami
masalah dan emosi yang dialami, serta
menjadi prioritas. Bila diperlukan, satuan
memiliki kesadaran untuk memperbaiki
pendidikan perlu melibatkan tenaga ahli
situasi, semua pihak yang berkonflik
seperti psikolog, psikiater, konselor,
dipertemukan. Satuan pendidikan dapat
dokter, dll.
melanjutkan penanganan berupa konseling
2. Satuan pendidikan perlu memahami situasi individu, konseling kelompok, layanan
secara komprehensif dari berbagai sudut
rujukan, atau pendekatan lain sesuai
pandang. Pengenalan ini bisa dilakukan
kebutuhan.
melalui berbagai macam pendekatan, baik
melalui pengamatan, mengajak diskusi 4. Pada akhir penanganan, penting dilakukan
refleksi oleh seluruh pihak yang
pihak yang berkonflik, atau meminta
berkonflik agar situasi tidak berlanjut.
informasi terkait konflik dari berbagai pihak
yang mengetahui kejadian tersebut. Dalam

Tips dalam memediasi peserta didik yang berkonflik adalah sebagai berikut:
Kesepakatan tujuan dan sikap yang harus ditampilkan selama mediasi. Kedua belah pihak mendapatkan kese
Mendorong peserta didik merefleksikan penyebab dan dampak dari konflik tersebut terhadap kedua belah pi
Peserta didik yang terlibat didorong untuk memberikan usulan solusi yang dilanjutkan dengan komitmen unt
Memberikan waktu untuk pertemuan lanjutan bagi kedua belah pihak untuk mengevaluasi dan merefleksikan
Memberikan ruang aman, dan memvalidasi perasaan anak
Melakukan pengamatan dan mencari tahu yang terjadi dari masing-masing anak yang berkonflik
Peserta didik dibantu untuk memilih perilaku tepat/tidak tepat dari yang dilakukan, (jika langsung ke refleks

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 1
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan

Privasi dan kerahasiaan perlu ditekankan karena peserta didik tidak ingin dilihat lemah atau tidak mampu di had

4. Layanan Dukungan Sistem


Dalam membangun lingkungan sekolah yang
hingga membangun budaya satuan pendidikan
sehat dan mendukung proses belajar yang
yang sehat secara menyeluruh. Sebagai sentral
optimal bagi peserta didik, tiga layanan yang
dari peran bimbingan dan konseling, Guru BK
dijelaskan sebelumnya perlu didukung oleh
atau guru yang ditunjuk sebagai koordinator
sistem yang dikelola dengan baik, kegiatan
layanan bimbingan dan konseling di satuan
manajemen, tata kerja, infrastruktur (misalnya
pendidikan menjadi pemegang kunci koordinasi
dukungan teknologi informasi dan komunikasi),
dan kolaborasi ini.
serta pengembangan diri pendidik dan tenaga
kependidikan yang berkelanjutan. Hal ini Dalam mewujudkan satuan pendidikan
secara tidak langsung membantu yang sebagai lingkungan belajar yang aman
perkembangan peserta didik dan dan nyaman serta berpihak pada peserta
mendukung efektivitas dan efisiensi didik, Guru BK bersama jajaran pendidik
pelaksanaan layanan BK. serta pimpinan satuan pendidikan secara
kolaboratif terlibat dalam menjaga iklim satuan
Pada layanan sistem, semua pihak di satuan pendidikan, terutama dalam mengatasi masalah
pendidikan perlu berkolaborasi dalam
perundungan, intoleransi, dan berbagai bentuk
menjalankan peran bimbingan dan konseling
kekerasan. Ketika satuan pendidikan belum
secara menyeluruh baik langsung maupun
memiliki Guru BK, peran ini diampu oleh kepala
tidak langsung guna memastikan
satuan pendidikan dibantu wakil kepala satuan
perkembangan peserta didik mencapai profil
pendidikan dan berkolaborasi bersama wali
pelajar Pancasila. Dukungan ini dilakukan
kelas dan pengampu mata pelajaran.
mulai dari pemetaan kebutuhan, analisis,
pelaksanaan, evaluasi,

Secara sistem, satuan pendidikan perlu melakukan

1. Identifikasi sumber daya. Dalam 2. Koordinasi dan kolaborasi sumber daya. Dari
memberikan layanan bimbingan dan
hasil pemetaan sumber daya, satuan
konseling, satuan pendidikan perlu
pendidikan perlu membuat perencanaan
memetakan sumber daya di dalam dan
untuk mengoptimalkan layanan BK.
di luar satuan pendidikan.
3. Pengelolaan data. Data yang terkelola
dengan baik akan meningkatkan
efektivitas layanan.

1
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan

Beberapa pertanyaan yang dapat membantu merefleksikan inklusivitas satuan pendidikan


Sistem: Apa saja kebijakan dan sumber daya yang dialokasikan untuk mendukung inklusivitas?
Pendukung: Apa saja dukungan yang diberikan kepada pendidik dan peserta didik untuk belajar di lingkungan
Budaya: Bagaimana warga sekolah membangun budaya menghargai keragaman?
Kemitraan: Bagaimana melibatkan orangtua dan mitra lainnya termasuk organisasi atau tokoh yang bergerak
Monitoring dan Refleksi: Bagaimana strategi untuk memantau dan berefleksi secara berkala?

Penggunaan Media/Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai


Pendukung Layanan
Dalam mengoptimalkan layanan BK, satuan
pendidikan dapat menggunakan berbagai telekomunikasi seperti short message service (sms),
telpon, dan video call. Media luring meliputi
media untuk merespons berbagai kondisi.
komputer atau perangkat elektronik lain yang
Layanan BK merupakan interaksi dua arah,
digunakan sebagai media pengolah data serta
sehingga satuan pendidikan perlu mengenali
alat bantu dalam layanan bimbingan dan
latar belakang dan kebutuhan peserta didik
konseling, dengan didukung peralatan lain
dan keluarga untuk dapat memberikan
misalnya video player, media informasi seperti
alternatif layanan yang sesuai.
poster, leaflet, brosur, papan bimbingan, dan lain
Alternatif layanan yang dapat dimanfaatkan sebagainya
adalah media daring (online) dan luring
(offline). Media online/dalam jaringan (daring) Pemilihan media untuk memberikan
layanan bimbingan dan konseling perlu
adalah pemanfaatan gawai (komputer,
mempertimbangkan berbagai aspek, antara
laptop) yang terhubung dengan jaringan
internet. Aplikasi yang dapat dipakai antara lain: 1) mengaktifkan peserta didik secara fisik,
mental dan emosional; 2) alat bantu peraga
lain situs, chatting, email, video conference, ruang
harus membantu pendidik dalam menjelaskan
kelas daring, perpesanan, atau jaringan
suatu konsep; 3) mudah digunakan oleh guru.

Media yang bisa dimanfaatkan dalam layanan BK antara lain:

1. Teknologi informasi dan komunikasi serta


2. Sistem e-counseling (electronic counseling).
media interaktif yang mudah diakses
Layanan dengan sistem ini dapat
oleh peserta didik seperti ,film, video,
dilakukan tanpa bertatap muka dengan
permainan edukatif, dan sebagainya;
Guru BK, misalnya dengan menggunakan
media sosial.

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 1
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan

Media dan Teknologi hanya merupakan salah satu pendukung layanan BK. Penting
diperhatikan kecakapan guru, guru BK, dan guru lainnya dalam memberikan layanan dengan
memanfaatkan media, agar tujuan dari layanan dapat tetap tercapai dengan baik.

B. Strategi Satuan Pendidikan dalam Pencegahan dan


Penanganan Isu Tiga Dosa Besar Pendidikan
Saat ini, sistem pendidikan Indonesia
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
mengalami tantangan besar dengan
Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan
adanya “tiga dosa besar pendidikan”, yaitu
Penanganan Tindak Kekerasan di Lingkungan
perundungan, kekerasan seksual, dan
Satuan Pendidikan (Permendikbud No.82/2015)
intoleransi (Kemdikbudristek, 2021). Ketiganya sebagai:
ialah tindak kekerasan yang didefinisikan dalam

“perilaku yang dilakukan secara fisik, psikis, seksual, dalam jaringan (daring), atau
melalui buku ajar yang mencerminkan tindakan agresif dan penyerangan yang
terjadi di lingkungan satuan pendidikan dan mengakibatkan ketakutan, trauma,
kerusakan barang, luka/cedera, cacat, dan atau kematian.”

Tidak hanya menghambat proses belajar peserta didik, tiga hal tersebut juga menimbulkan
trauma besar dan jangka panjang pada peserta didik yang mengalaminya. Pendidik, tenaga
kependidikan, hingga peserta didik perlu mengenali definisi dan bentuk dari setiap kekerasan
tersebut.

2
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan

Tabel 2.1. Definisi dan Bentuk Kekerasan

No. Bentuk kekerasan Definisi Jenis dan Bentuk

1. Perundungan Perundungan atau bullying Secara umum, terdapat


merupakan perilaku agresif 4 (empat) jenis bentuk
yang dilakukan seseorang perundungan:
atau kelompok ke orang atau
kelompok lain 1. Perundungan verbal,
artinya: mengatakan atau
Tiga pemeran utama dalam menuliskan sesuatu kepada
aksi perundungan, meliputi: korban yang sifatnya
mempermalukan atau
1. Pelaku – orang yang merendahkan
melakukan aksi
2. Perundungan sosial atau
perundungan
relasional, artinya: merusak
2. Korban – orang yang reputasi atau hubungan
menjadi target aksi seseorang di lingkungan
perundungan sosial tertentu
3. Penonton (bystander) – 3. Perundungan fisik, artinya:
orang yang menyaksikan tindakan yang dilakukan
aksi perundungan terjadi. dengan menyakiti korban
secara fisik
4. Perundungan daring
(cyberbullying), artinya:
penggunaan media
sosial, pesan singkat,
e-mail, atau media digital
untuk merendahkan atau
mengucilkan seseorang

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 2
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan

No. Bentuk kekerasan Definisi Jenis dan Bentuk

2. Kekerasan Seksual Definisi mendalam mengenai Dalam Permendikbudristek


(Permendikbudristek kekerasan seksual di No.82/2015, tindak kekerasan
No.30 Tahun 2021) lingkungan pendidikan dapat yang dapat dikategorikan dalam
mengacu pada Peraturan kekerasan seksual, yaitu
Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset dan 1. pelecehan;
Teknologi no. 30 tahun 2021 2. pencabulan; dan
mengenai Pencegahan dan 3. pemerkosaan.
Penanganan Kekerasan
Seksual di Lingkungan
Melalui Permendikbudristek
Perguruan Tinggi
No.30/2021 beberapa jenis
(Permendikbudristek
kekerasan seksual juga diakui
No.30/2021). Hal ini dikarenakan
berdasarkan cara, yaitu
Permendikbud No.82/2015
mendefinisikan tindak kekerasan 1. verbal dengan contoh:
secara umum.
• berperilaku atau
mengutarakan ujaran
bernuansa seksual yang
mendiskriminasi atau
melecehkan penampilan
fisik, tubuh ataupun
identitas gender orang
lain (misal: lelucon
bernuansa seksual, siulan,
dan panggilan yang
bernuansa rayuan, intim,
atau personal);

2
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan

No. Bentuk kekerasan Definisi Jenis dan Bentuk

Menurut Permendikbudristek 2. non fisik dengan contoh:


No.30/2021, Kekerasan Seksual • membujuk, menjanjikan,
adalah setiap perbuatan menawarkan sesuatu, atau
seksual yang bertujuan untuk mengancam seseorang
untuk melakukan transaksi
• merendahkan,
atau kegiatan seksual
• menghina, yang sudah tidak
• melecehkan, disetujui oleh orang
• dan/atau menyerang tubuh, tersebut;

• dan/atau fungsi reproduksi • memandang bagian


seseorang tubuh orang lain
secara terus menerus
karena ketimpangan relasi sehingga membuat
kuasa dan/atau gender, yang orang tersebut tidak
berakibat atau dapat berakibat nyaman;
penderitaan psikis dan/atau fisik • menunjukkan atau
termasuk yang mengganggu memperlihatkan bagian
kesehatan reproduksi seseorang alat kelamin kepada
dan hilang kesempatan seseorang tanpa
melaksanakan pendidikan persetujuan.
dengan aman dan optimal.
3. fisik dengan contoh:
• menyentuh, mengusap,
meraba, memegang,
dan/atau menggosokkan
bagian tubuh pada
area pribadi seseorang;
dan
• memaksakan orang
untuk melakukan
aktivitas seksual atau
melakukan percobaan
pemerkosaan.

4. dalam jaringan/daring atau


melalui teknologi
informasi dan komunikasi
(TIK), dengan contoh:
• mengirimkan teks, foto,
video, audio atau materi
lainnya yang bernuansa
seksual tanpa persetujuan
penerimanya dan/atau
meskipun penerima

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 2
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan

materi sudah menegur


pelaku

2
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan

No. Bentuk kekerasan Definisi Jenis dan Bentuk

3. Intoleransi Definisi toleransi:


Sikap saling menghormati,
saling menerima dan saling
menghargai di tengah
keragaman budaya, berekspresi
dan karakter manusia (United
Nations Educational, Scientific
and Cultural Organization
(UNESCO))

Definisi intoleransi: Menurut


Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 82
Tahun 2015 tentang Pencegahan
dan Penanggulangan Tindak
Kekerasan di Lingkungan Satuan
Pendidikan, tindak kekerasan
atas dasar diskriminasi terhadap
suku, agama, ras, dan/atau
antar golongan (SARA)
merupakan segala bentuk
pembedaan, pengecualian,
pembatasan, atau pemilihan
berdasarkan pada SARA yang
mengakibatkan pencabutan
atau pengurangan pengakuan,
perolehan, atau pelaksanaan
atas hak asasi manusia dan
kebebasan dasar dalam suatu
kesetaraan

Tindak kekerasan yang dilakukan di lingkungan


Dalam menanggulangi situasi tersebut,
satuan pendidikan maupun antar satuan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
pendidikan dapat menimbulkan trauma bagi
Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)
peserta didik. Dibutuhkan perhatian dan
menyediakan inovasi melalui program
kolaborasi serta komitmen bersama oleh
pencegahan dan penanganan tindak
semua pihak untuk mewujudkan
kekerasan di satuan pendidikan. Salah satu
penyelenggaraan pembelajaran yang aman,
kegiatan tersebut adalah dengan penguatan
nyaman, dan menyenangkan melalui upaya-
karakter melalui “memerangi tiga dosa besar
upaya pencegahan dan penanganan tindak
pendidikan”. Dalam aspek pencegahan,
kekerasan di lingkungan satuan pendidikan.
Kemendikbudristek berupaya dengan

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 2
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan

memproduksi dan menyebarluaskan materi


Untuk dapat belajar di lingkungan yang sehat,
edukasi, sosialisasi, dan kampanye sosial
aman dan nyaman, ada beberapa hal yang
melalui media sosial dan laman (website)
penting untuk dilaksanakan dalam mencegah
yang dapat dilihat di Laman Pusat Penguatan
dan menangani isu-isu tersebut. Pertama,
Karakter (Puspeka) Kemendikbudristek
upaya tersebut perlu berpegang pada Prinsip
(https://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id).
Penanggulangan di Satuan Pendidikan dalam
Sedangkan, dalam aspek penanganan, salah
tabel 2.2. Prinsip ini juga harus ditopang
satu langkah konkret penyediaan kanal
dengan Prinsip Membantu Korban. Hal tersebut
laporan tindak kekerasan melalui Laman Lapor dikarenakan prioritas penanganan kasus
Kemendikbudristek (https://kemdikbud.lapor.
kekerasan adalah pemulihan bagi korban yang
go.id). Bersama 2 (dua) kegiatan tersebut,
selaras dengan kebutuhan, keamanan dan
langkah-langkah pencegahan dan penanganan
keamanan korban. Kedua, prinsip tersebut
tindak kekerasan secara menyeluruh
juga perlu didukung dengan keberadaan
dilakukan secara paralel di lintas satuan kerja persetujuan orang tua atau wali korban anak.
Kemendikbudristek yang bekerja sama dengan
Dalam penanganan kasus kekerasan yang
pengelola sekolah, pendidik, dan tenaga
menimpa anak, pendampingan dan persetujuan
kependidikan.
orang tua atau wali korban anak menjadi
diperlukan. orang tua atau wali tersebut
meliputi orang tua, keluarga, maupun orang
dewasa lainnya yang dapat dipercaya oleh
korban anak.

Tabel 2.2. Prinsip Penanggulangan di Satuan Pendidikan

Prinsip Penanggulangan di Satuan Pendidikan

kepentingan pertumbuhan persamaan pendapat tindakan yang perlindungan


terbaik bagi dan hak (tidak peserta didik bersifat edukatif terhadap
peserta didik; perkembangan diskriminatif); dan rehabilitatif hak-hak anak
peserta didik; dan hak
asasi
manusia
sebagaimana
diatur dalam
peraturan
perundang-
undangan.

Sumber: Permendikbud No.82 Tahun 2015

Kemudian, prinsip tersebut diintegrasikan dengan beberapa layanan yang dapat menunjang
pencegahan dan penanganan, antara lain:

2
Strategi Implementasi Layanan Bimbingan dan

Layanan Dasar Layanan Responsif Dukungan Sistem

• Menumbuhkan dan • Bersegera menangani • Kebijakan sekolah yang


menjaga budaya sekolah isu yang terjadi di ramah bagi peserta didik,
yang dilandaskan profil satuan pendidikan, tercermin dari
pelajar Pancasila dimulai dari budayanya.
• Memberikan wawasan dan pencarian informasi yang • Ada prosedur yang jelas
pemahaman tentang isu-isu menyeluruh. dalam menangani isu-isu
intoleransi, kekerasan, dan • Bersikap netral dan penting dan dilakukan
perundungan, baik melalui objektif dalam secara konsisten oleh
kegiatan khusus maupun penanganan isu. seluruh warga sekolah
membahas topik tersebut • Pendampingan secara • Sosialisasi kebijakan
saat berkaitan dengan intensif bagi peserta didik sekolah kepada semua
materi yang dipelajari di yang berkaitan dengan pihak
kelas. isu permasalahan dan • Sosialisasi dan
• Mengajak peserta didik melibatkan keluarga, pemanfaatan
untuk merefleksikan dan dan profesional dalam berbagai program
secara proaktif menjaga penanganan bila diperlukan Kemendikbudristek
lingkungan belajar yang • Komitmen bersama sehingga upaya
sehat di satuan pendidikan berkomunikasi dan mewujudkan “Pelajar
• Mengajak dan memantau untuk perbaikan Sepanjang Hayat” dengan
Mengupayakan secara yang berkelanjutan harapan “Banyak Karya,
bertahap, bertingkat, • Komitmen program dan Banyak Coba, dan Banyak
dan berkelanjutan bagi komunikasi kolaborasi agar Tanya”
peserta didik, keluarga, nantinya satuan pendidikan,
dan masyarakat untuk keluarga, dan masyarakat
dapat merubah mau sadar, paham,
paradigma dan perilaku bergabung, dan melakukan
dengan penguatan penguatan karakter
karakter

Catatan Penting
Dalam Kasus kekerasan (baik perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi) yang dilakukan oleh peserta didik
Dalam penanganan kasus seperti ini ini, kasus kekerasan seksual yang melibatkan pelaku anak, perlu dipastikan d

Pelaksanaan penanganan kekerasan dapat diintegrasikan dengan langkah-langkah layanan dasar


dan responsif bersama dukungan secara sistem yang dijabarkan pada lampiran 11.

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 2
Strategi Kerja Sama Keluarga dan

3
Strategi Kerja Sama Keluarga
dan Mitra

Ringkasan Bab
Strategi Pemberdayaan Keluarga Strategi Kerja Sama dengan Mitra

Melalui konsep tri sentra Pendidikan, Ki


hanya belajar di satuan pendidikan saja. Untuk
Hadjar Dewantara membagi tiga wadah dasar
itu, satuan pendidikan perlu berkolaborasi
proses pembentukan pendidikan yang
dengan keluarga juga komunitas/masyarakat.
terdiri dari Alam Keluarga, Alam Perguruan
Satuan pendidikan, keluarga, dan komunitas/
dan Alam Pergerakan Pemuda
masyarakat memiliki peran penting dalam
(Komunitas/Masyarakat). Dilakukan secara
membangun profil pelajar Pancasila dan
sinergis, ketiganya berperan dalam
mengembangkan minat, bakat, serta
mengembangkan pengetahuan, nilai- nilai
kemampuan peserta didik.
dan keterampilan peserta didik. Dalam
proses belajarnya, peserta didik tidak cukup

A. Strategi Pemberdayaan Keluarga


Salah satu sumber belajar utama dan
waktu berinteraksi, memfasilitasi kebutuhan,
mendasar peserta didik tentang interaksi
membimbing dan memberi teladan, termasuk
positif yang mengedepankan rasa empati
juga menyediakan lingkungan belajar yang
dan kepedulian adalah lingkungan keluarga.
sehat bagi anak-anaknya. Selain orang tua,
Oleh karena
wali dan orang dewasa lain juga
itu, keluarga memiliki fungsi sosialisasi dan bertanggung jawab memberikan
pembelajaran yang penting untuk membentuk
pendampingan, mengingat
pengembangan diri anak yang mendukung
beberapa peserta didik juga ada yang tinggal di
pendidikannya di sekolah. Orang tua perlu
asrama atau tinggal bersama kerabat.
membangun komunikasi, menyediakan

Agar proses pembelajaran berjalan optimal, satuan pendidikan memastikan keterlibatan dan pendampingan

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 2
Strategi Kerja Sama Keluarga dan

Orang tua juga berperan penting dalam


peserta didik agar didapatkan pengenalan
mengenali potensi minat, bakat, dan
peserta didik yang utuh antara proses belajar di
kemampuan anak dengan mengamati perilaku
sekolah maupun di rumah. Nilai, visi, dan misi
anak, memberikan dampingan dan motivasi
satuan pendidikan dan keluarga perlu terus
serta sarana dan prasarana yang mendukung
diselaraskan selama proses belajar peserta didik
proses belajar anak. Pendampingan orang
berlangsung. Beberapa hal yang penting untuk
tua yang tepat juga dapat membantu peserta terus diingat saat mengatasi permasalahan
didik menentukan pilihan-pilihan dan rencana
bersama orang tua/keluarga:
masa depan sebagai bekal mereka menjadi
pembelajar sepanjang hayat. 1. Menghargai dan berempati
2. Memiliki hati dan pikiran terbuka
Satuan pendidikan dan keluarga perlu saling
berbagi informasi mengenai perkembangan 3. Antusias dalam memecahkan persoalan

Contoh Pertanyaan untuk Refleksi Bersama

Menghargai dan • Apakah pendidik menunjukkan pemahaman tentang tantangan yang


berempati dihadapi orang tua dalam hidup mereka, dan mampu melihat situasi
dari sudut pandang mereka?
• Apakah satuan pendidikan dan keluarga terus membangun hubungan
yang saling menghargai?
• Apakah satuan pendidikan menghargai orang tua sebagai individu,
percaya pada kemampuan mereka membuat keputusan dalam kehidupan
keluarga mereka?
• Apakah pendidik atau Guru BK menahan dahulu pandangan alternatif, dan
menawarkan pandangan lain bila diperlukan?

Memiliki hati dan • Apakah satuan pendidikan dan keluarga memiliki dorongan untuk
pikiran terbuka saling mendengar dan belajar?
• Apakah orang tua merasa mendapat perlindungan, dipahami, dan diterima
bila bercerita secara terbuka terkait permasalahan peserta didik?
• Apakah orang tua merasa mendapatkan dukungan yang efektif dari
pihak satuan pendidikan?
• Apakah pendidik mendorong adanya evaluasi dan refleksi
selama mengatasi permasalahan?
• Apakah satuan pendidikan membawa energi positif yang bersahabat ke
dalam hubungan dan pendekatan yang tenang, dan hangat?

2
Strategi Kerja Sama Keluarga dan

Antusias dalam • Apakah satuan pendidikan meyakini bahwa setiap keluarga dan
memecahkan peserta didik memiliki potensi untuk memecahkan permasalahannya?
persoalan • Apakah satuan pendidikan terus berupaya mencari jalan untuk
melibatkan keluarga yang kesulitan mendapatkan layanan?
• Apakah satuan pendidikan memastikan setiap orang tua mendapatkan
layanan dasar, dan memberikan kesempatan untuk memberikan
dukungan yang lebih intens saat dibutuhkan?

Satuan pendidikan perlu melakukan


seperti angket, observasi dan wawancara.
pengenalan dengan orang tua atau keluarga
Setelah peserta didik menjadi bagian dari
sejak awal peserta didik mulai proses
satuan pendidikan, keterlibatan orang tua
pembelajaran di satuan pendidikan. Identifikasi
perlu didukung oleh berbagai bentuk strategi
ini dapat dilakukan melalui berbagai
pelibatan dan pemberdayaan.
metode

Dalam bermitra dengan orang tua/keluarga, satuan pendidikan perlu melakukan beberapa hal di
bawah ini secara konsisten.

1. Menjalin komunikasi, baik yang dilakukan


pubertas), pendidikan seksual
secara periodik maupun insidental, yang
(sex education), perundungan,
bertujuan untuk:
penggunaan media sosial, dsb.
a. Memastikan keselarasan visi, misi, dan Pertemuan ini sebaiknya berkolaborasi
kebiasaan baik di sekolah maupun di dengan pihak ahli yang memahami
rumah; topiknya, atau melibatkan orang tua
b. Membantu orang tua memahami yang berprofesi sebagai psikolog atau
potensi, minat, dan bakat serta dokter; dan
kebutuhan peserta didik sesuai e. Menyediakan sarana untuk berbagi
karakteristiknya; pengetahuan dan pengalaman
c. Memberikan kesempatan kepada dengan orang lain.
orang tua/keluarga untuk 2. Menjalin kerja sama dengan orang tua
menyampaikan berbagai kendala untuk:
dalam mengajar dan mendidik anak
a. Menjaga kesehatan fisik dan jiwa
serta bersama-sama mencari solusi dan
anak agar peserta didik siap
pemecahannya;
menerima pembelajaran dan
d. Mengembangkan wawasan pendidikan;
orang tua mengenai topik-topik
b. Menjalin komunikasi dengan peserta
seputar pengasuhan, pemahaman
didik;
perkembangan anak pada usia-
c. Melakukan pengamatan terhadap
usia tertentu (misalnya bagaimana
perilaku peserta didik. orang tua
mendampingi remaja dalam masa
dapat dilatih untuk mengembangkan
kemampuan observasi, kegiatan

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 2
Strategi Kerja Sama Keluarga dan

untuk mengisi waktu luangnya,


kemampuannya. Hal ini penting
kebiasaan, atau hal-hal lain yang
untuk dilakukan sejak dini sehingga
berkaitan dengan proses belajar.
peserta didik mendapatkan wawasan
Hasil pengamatan orang tua dapat dan pengalaman yang kaya dalam
dibagikan kepada guru atau pihak
memahami dirinya sendiri. Penting
lain yang membutuhkan;
bagi satuan pendidikan untuk
d. Menumbuhkan karakter atau menyesuaikan ajakan ini dengan
keterampilan hidup peserta didik kondisi orang tua;
sesuai dengan tahapan usianya,
f. Menghadirkan lingkungan yang aman
misalnya sopan santun,
dan kondusif; dan
kemandirian, keterampilan sosial,
keterampilan bekerja dan g. Menjalankan aktivitas yang disarankan
satuan pendidikan atau pihak
sebagainya;
yang terlibat sebagai program
e. Mendorong orang tua memberikan pengembangan di rumah.
ruang eksplorasi bagi anak
untuk mengenali bakat, minat,
dan

Dalam upaya memberdayakan orang tua


terhadap potensi, bakat, minat dan karakteristik
dalam peningkatan dan pengembangaan
anak juga berbeda-beda, ada yang menolak,
potensi, bakat, dan minat peserta didik,
mengalihkan atau pemberian kompensasi yang
terkadang reaksi atau respons orang tua
berlebihan atau menerima anak apa adanya.
tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal
Kondisi tersebut menyebabkan orang tua atau
ini juga dapat disebabkan oleh beberapa
keluarga memberikan respons yang berbeda
faktor misalnya tingkat pendidikan, sosial
terhadap komunikasi dan kerjasama yang
ekonomi, dan kepribadiannya. Penerimaan
hendak dibangun.
orang tua

Beberapa strategi yang dapat digunakan ketika orang tua atau keluarga kurang responsif terhadap
komunikasi atau kerja sama yang diharapkan antara lain:

a. Mencari informasi mengenai kondisi c. Mendengarkan secara aktif; dan


orang tua atau keluarga peserta didik;
d. Meyakinkan orang tua bahwa pertemuan
b. Menyampaikan tujuan komunikasi atau harus dipandang sebagai kesempatan
kerja sama yang akan dilakukan. Tujuan
berbagi pengalaman untuk memperbaiki
ini perlu fokus pada penyelesaian masalah
proses belajar peserta didik.
dan membantu peserta didik;

Pelibatan orang tua dalam layanan BK oleh pendidikan


satuan pendidikan hendaknya dilakukan tidak
hanya saat peserta didik memiliki masalah.
Keterlibatan orang tua sepanjang peserta
didik belajar menjadi kunci relasi satuan

2
Strategi Kerja Sama Keluarga dan
dan orang tua, terutama dalam
membangun kepercayaan. Menurut
Epstein (2009), ada 6 (enam) strategi
pelibatan orang tua di satuan
pendidikan yaitu:

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 2
Strategi Kerja Sama Keluarga dan

Strategi pelibatan Hal yang dapat dilakukan satuan pendidikan

1. Parenting Memberikan kelas-kelas untuk orang tua. Satuan pendidikan


dapat membuat ruang belajar bersama untuk orang tua tentang
keterampilan mengasuh anak, pentingnya dukungan keluarga,
perkembangan anak dan remaja, dan konteks rumah yang
meningkatkan pembelajaran di setiap tingkat kelas. Wali kelas
dapat menjadi kunci antara satuan pendidikan dan keluarga, dan
dapat mengetahui topik-topik yang dibutuhkan orang tua dalam
mendampingi proses belajar peserta didik.

Membuat kegiatan untuk memberikan kesempatan bagi orang tua


dapat mengenal satu sama lain, tidak hanya mengenal wali kelas atau
warga satuan pendidikan saja.

2. Menjadi relawan di Membuka kesempatan bagi orang tua untuk menjadi sukarelawan.
satuan pendidikan Satuan pendidikan dapat mencoba mencocokkan keterampilan
orang tua sebagai relawan dengan kebutuhan kelas. Di beberapa
satuan pendidikan, orang tua diberi kesempatan untuk membuat
perencanaan program keterlibatan orang tua maupun perencanaan
kontribusi yang mendukung pembelajaran. Pengenalan profesi
orang tua dapat bermanfaat untuk membuka wawasan peserta didik
dalam pengembangan minat, bakat, dan karir, bahkan sejak usia
dini. orang tua juga dapat menjadi relawan untuk menyediakan atau
memasak makanan bergizi di satuan pendidikan untuk para peserta
didik.

3. Membantu Libatkan keluarga dalam kegiatan belajar di rumah. Satuan


pembelajaran di pendidikan dapat merancang kegiatan-kegiatan interaktif termasuk
rumah pekerjaan rumah, atau merancang program yang mendorong
peserta didik untuk meminta bantuan dan/atau berkolaborasi
dengan orang tua mereka. Dalam hal ini, satuan pendidikan perlu
mempertimbangkan bentuk-bentuk kegiatan yang tidak membebani
orang tua, untuk memudahkan keterlibatan orang tua. Penting pula
pendidik menginformasikan orang tua tentang tujuan setiap tugas,
memberikan arahan, dan meminta komentar.

3
Strategi Kerja Sama Keluarga dan

Strategi pelibatan Hal yang dapat dilakukan satuan pendidikan

4. Membangun komunikasi Komunikasi rutin dan efektif dengan orang tua tentang program
dengan satuan pendidikan satuan pendidikan dan kemajuan peserta didik. Satuan pendidikan
dapat mendorong orang tua untuk menghadiri pertemuan atau
kegiatan bersama dengan orang tua. Komunikasi ini bisa dilakukan
melalui berbagai cara seperti buku komunikasi orang tua dengan
satuan pendidikan, pesan singkat melalui gawai, surat elektronik, atau
cara lain sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.

Komunikasi secara individu juga dapat dilakukan tidak hanya saat


peserta didik memiliki masalah, namun pada berbagai kesempatan.
Pendidik perlu mengupayakan waktu pertemuan dengan orang tua
yang nyaman agar orang tua benar-benar dapat hadir.

5. Terlibat dalam Satuan pendidikan dapat melibatkan orang tua dalam pengembangan
pengambilan keputusan di satuan pendidikan. Sertakan orang tua dalam membuat kurikulum
satuan pendidikan operasional di satuan pendidikan sebagai narasumber atau mitra
berdiskusi, misalnya menjadi narasumber dalam analisis karakteristik
satuan pendidikan.

6. Berkolaborasi dengan Satuan pendidikan dapat membuka kesempatan bagi orang tua
masyarakat untuk ikut membantu dalam kegiatan kolaborasi dengan
komunitas atau masyarakat, seperti membantu menghubungkan
pekerjaan dan sumber daya komunitas bisnis, lembaga, perguruan
tinggi dan universitas, dan kelompok lain untuk memperkuat
program satuan pendidikan, praktik keluarga, dan pembelajaran
peserta didik.

Menjalin komunikasi yang baik dengan


efisien, penting bagi satuan pendidikan
orang tua sangatlah penting. Keberhasilan
untuk membuat kebijakan atau memberikan
proses belajar peserta didik dapat
pemahaman tentang cara berkomunikasi yang
dipengaruhi oleh hubungan antara satuan
tepat dengan orang tua. Beberapa hal yang
pendidikan dengan keluarga. Bila satuan
perlu diperhatikan satuan pendidikan
pendidikan mengetahui bahwa ada cara-
dalam berkomunikasi dengan orang tua
cara komunikasi pendidik dengan orang
adalah sebagai berikut.
tua yang kurang efektif atau

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 3
Strategi Kerja Sama Keluarga dan

Daripada melakukan... Lebih baik lakukan...

Menggunakan pendekatan otoritarian atau Menguatkan pentingnya peran orang tua


instruktif dalam proses belajar peserta didik. Orang
tua tidak hanya memberikan
ekspektasinya kepada anak dan atau
guru, tetapi juga ikut serta dalam
proses mencapai tujuan pembelajaran
yang disepakati.

Menunda-nunda dan mengabaikan Berkomunikasi secara berkala dan


komunikasi dengan/dari orang tua memberikan informasi sejak dini bila
pendidik mulai melihat ada permasalahan

Membatasi komunikasi saat Sediakan diri untuk berkomunikasi dalam


ada permasalahan, dan hanya berkomunikasi kondisi apapun
jika
ada situasi baik saja

Menggunakan bahasa kompleks Gunakan bahasa yang mudah dipahami dan


dan berpotensi untuk menimbulkan tidak menimbulkan kesalahpahaman
kesalahpahaman

Membatasi komunikasi hanya dengan satu Buatlah kebijakan berkomunikasi dengan


atau dua cara saja orang tua

Untuk selanjutnya, satuan pendidikan dapat membuat program kegiatan dalam pemberdayaan
keluarga setelah melakukan analisis dan kebutuhan layanan bimbingan konseling. Contoh program
pemberdayaan keluarga dapat dilihat pada lampiran 8.

B. Strategi Kerja Sama dengan Mitra


Kunci keberhasilan dalam pembelajaran di
baik dapat terjalin jika masing-masing pihak
satuan pendidikan salah satunya adalah
memiliki keselarasan pada pemahaman visi
kemitraan yang dijalin dengan berbagai pihak.
dan misi sehingga dapat memberikan layanan
Kemitraan merupakan salah satu langkah yang
yang tepat untuk peserta didik. Harapannya,
dapat dilakukan untuk memenuhi
kemitraan ini menciptakan kebermanfaatan
kebutuhan peserta didik ketika satuan
secara maksimal melalui berbagai sumber daya
pendidikan memiliki keterbatasan sumber
dan kontribusi.
daya. Kemitraan yang

3
Strategi Kerja Sama Keluarga dan

Berikut adalah contoh kemitraan yang dapat dibangun oleh satuan pendidikan.

■ Kemitraan dalam Layanan Dasar dan Dukungan Sistem

Mitra Contoh Kontribusi

Tokoh masyarakat/ adat Memberikan wawasan dan pembinaan tentang kearifan lokal dan
peran yang dapat dilakukan oleh peserta didik dalam
melestarikan dan menjaga kearifan lokal/sosial budaya setempat

Tokoh agama Memberikan penguatan dan pembimbingan sesuai dengan keyakinan


peserta didik

Psikolog/dokter Memberikan wawasan kepada peserta didik ataupun orang tua


tentang tugas perkembangan atau isu-isu yang relevan

Lembaga Swadaya Masyarakat Memberikan wawasan atau mengajak peserta didik untuk
berkontribusi di lingkungan/komunitas

Ahli Pendidikan Memberikan wawasan dan penguatan terkait keterampilan belajar


sebagai persiapan masa depan

Perguruan Tinggi Memberikan wawasan lebih mendalam mengenai berbagai fakultas


dan jurusan ilmu, proses, dan persiapan yang perlu dilakukan peserta
didik untuk pendidikan lanjutan sesuai dengan minat dan potensinya

Pengusaha/Dunia Kerja Memberikan wawasan mengenai peluang kerja atau usaha sesuai
dengan minat dan potensi yang dimiliki oleh peserta didik, dan
kompetensi (hard skills dan soft skills) yang dibutuhkan peserta didik pada
pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dan rekrutmen di dunia kerja.

Memberikan wawasan mengenai proses bisnis yang terdapat


di dunia kerja, dan memberikan kesempatan peserta didik untuk
mengembangkan soft skill untuk bekerja dengan orang dewasa saat
Praktik Kerja Lapangan dan lulus sekolah.

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 3
Strategi Kerja Sama Keluarga dan

■ Kemitraan dalam Layanan Responsif dan Perencanaan Individu

Mitra Contoh Kontribusi

Psikolog/biro psikologi Membantu satuan pendidikan melakukan identifikasi minat, bakat,


dan kemampuan peserta didik

Memberikan konseling yang bersifat kuratif/penyelesaian terhadap


peserta didik yang memerlukan (referal penanganan)

Dokter/ Tenaga Kesehatan Memberikan penanganan dan tindakan lebih lanjut terkait
kematangan tumbuh kembang (referal penanganan)

Terapis Memberikan arahan dan perlakuan khusus terkait pengembangan


kondisi yang diperlukan oleh peserta didik berkebutuhan khusus
(referal penanganan)

■ Kerja Sama dengan Tenaga Ahli (Psikolog, Konselor, dan/atau Terapis) di Luar
Sekolah

Kemitraan dengan konselor atau terapis merupakan langkah lanjutan ketika peserta didik memiliki
masalah di luar kemampuan profesional Guru BK (terkait batas antar profesi) atau satuan
pendidikan.

Langkah-langkah kerja sama dengan tenaga ahli tersebut digambarkan sebagai berikut :

1. Melakukan identifikasi dan analisis


kebutuhan melalui observasi mendalam lebih berkompeten untuk menyelesaikan
dan menggunakan beberapa instrumen masalah psikologis peserta didik seperti
yang sesuai dengan situasi atau depresi, kepribadian ganda, skizofrenia,
kebutuhan oleh wali kelas dan/atau fobia sosial, cemas berlebih, dan lain-lain;
Guru BK; • Informasi ini menjadi bahan
pertimbangan dalam merencanakan dan
2. Dari hasil analisis tersebut, dipetakan
menentukan bimbingan konseling yang
kebutuhan layanan untuk peserta didik.
sesuai dengan peserta didik dalam
Bentuk layanan dapat berupa bimbingan
upaya membantu proses
(preventif), konseling (kuratif) yang bisa
perkembangannya secara optimal; dan
dilakukan bersama dengan profesi lain
seperti terapis, psikolog (konselor) dan • Peserta didik dengan disabilitas
psikiater. Contoh: intelektual dapat diberi rekomendasi
layanan bantuan yang berkaitan proses
• Peserta didik yang memerlukan
belajar dengan tujuan pembelajaran
layanan psikolog akan diberikan
yang lebih sesuai dengan minat, bakat,
layanan psikologi. Hal ini penting
dan kemampuannya.
karena diperlukan referal
penanganan yang

3
Strategi Kerja Sama Keluarga dan

3. Evaluasi dan tindak lanjut program atau orang tua/wali. Guru BK memberikan
dengan tenaga ahli untuk mengetahui informasi perkembangan peserta didik
keberhasilan program misalnya dengan kepada pihak-pihak yang membutuhkan
memberikan angket perubahan untuk membantu proses perkembangan
perilaku, angket motivasi belajar, peserta didik di masa depan.
angket tingkat kecemasan kepada
peserta didik dan/

Tenaga ahli berkewajiban menginformasikan


berbagai jenis profesi, lingkup pekerjaan,
perkembangan peserta didik kepada Guru
dan perkembangan pekerjaan terkini dapat
BK/pihak sekolah. Guru BK berkewajiban
memberikan perspektif yang lebih luas
mendampingi proses kerja sama dengan
kepada peserta didik dalam menentukan
tenaga ahli. Selain itu, Guru BK juga harus
rencana jangka pendek bahkan jangka
memberikan informasi kepada guru-guru lain
panjang akademiknya. Bukan hanya peserta
agar seluruh pihak membantu proses
didik, kepala satuan pendidikan, Guru BK,
pengembangan peserta didik.
wali kelas dan guru mata pelajaran lainnya
juga dapat memperoleh informasi mengenai
Kemitraan dengan industri atau dunia kerja
memiliki peranan penting dalam mendukung perkembangan industri dan dunia kerja saat ini
sehingga dapat menyelaraskan layanan BK yang
pengembangan minat dan bakat peserta didik.
diberikan kepada peserta didik.
Semakin terpaparnya peserta didik dengan

Berikut ini adalah beberapa contoh kemitraan dengan industri dan dunia kerja yang dapat
dilakukan.

1. Mengajak industri dan dunia kerja untuk


2. Membangun kemitraan dengan industri
menjadi narasumber berbagi pengetahuan
dan dunia kerja untuk dapat bekerja sama
dan pengalaman sesuai dengan profesi
dalam kegiatan magang dan Praktik Kerja
dan lingkup pekerjaannya. Dalam hal ini,
Lapangan bagi peserta didik SMA dan
dapat juga bekerja sama dengan orang tua
SMK guna menyiapkan kompetensi
untuk berbagi di sekolah.
yang dibutuhkan dunia industri dan dunia
kerja.

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 3
Lampiran Lampir

PemLaemtapairnanSe1bab Akibat
Contoh alur melakukan refleksi ketika peserta didik melanggar aturan

Sebab: Akibat:
• •
• Peristiwa •

Apa yang sudah kamu lakukan Bagaimana perasaanmu Apa yang harus dilakukan/solusi

1. Peserta didik diajak diskusi tentang peristiwa yang


Buat perjanjian untuk menerapkan solusi/ konsekuensi
terjadi/kegiatan
2. Peserta didik diajak untuk mengidentifikasi hal-hal
yang menjadi akibatnya
3. Peserta didik dipandu untuk menyebutkan akibatnya
4. Bimbing peserta didik untuk menemukan solusinya

Pendekatan dan contoh-contoh dialog berbasis humanistik oleh wali kelas, guru BK atau guru
lainnya dapat memberikan konseling dengan membantu peserta didik:

1. mengidentifikasi masalah yang dihadapi;


2. fokus pada masalah yang dihadapi;
3. menemukan alternatif solusi;
4. dapat mendengar dan menerima masukan atau pendapat orang lain;
5. mengevaluasi solusi yang akan diambilnya;
6. menerapkan solusinya; dan
7. mengevaluasi hasilnya.

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 3
Lampir

► Lampiran 2 Contoh Lembar Refleksi

Judul: LEMBAR RENCANA AKSI

Ini adalah lembar yang dapat digunakan dalam membantu peserta didik membuat rencana aksi
dalam upaya mencapai situasi yang diinginkan.

Penjelasan Penggunaan

1. Minta peserta didik mengidentifikasi situasi


langkah konkrit sebagai rencana aksi dan
yang dihadapi saat ini.
detilkan dengan menjawab pertanyaan di
2. Minta peserta didik menuliskan situasi yang dalam kolom rencana aksi.
ia inginkan berbeda atau lebih baik dari
5. Jika peserta didik kesulitan dalam
situasi saat ini.
memutuskan rencana aksi dalam bentuk
3. Minta peserta didik memikirkan apa saja tertulis, peserta didik bisa menggunakan
hal-hal yang bisa ia lakukan berbeda ilustrasi BK-04 untuk menggambarkan dulu
agar situasi saat ini dapat berubah saja apapun yang ia pikirkan tentang
menjadi situasi yang diinginkan. aksi yang akan dilakukan. Satu kotak
4. Berdasarkan jawaban dari langkah 3 di berupa satu ide rencana aksi.
atas, minta peserta didik memutuskan
satu

3
Lampiran

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 3
3
Lampir

Judul: PIKIRAN/PERASAANKU

Ini adalah lembar yang dapat digunakan untuk membantu peserta didik mengekspresikan pikiran
dan perasaannya mengenai persoalan/masalah yang sedang terjadi.

Instruksi

1. Minta peserta didik menuliskan masalah


3. Minta peserta didik untuk menggambarkan
yang saat ini terjadi. Masalah tidak selalu
pikiran atau perasaannya di dalam
berupa situasi negatif, tapi bisa juga
lingkaran. Sampaikan bahwa semua coretan
berupa harapan yang ingin diwujudkan.
benar. Ia boleh menggambarkan apapun
Untuk peserta didik yang lebih kecil, dapat
disana, meskipun hanya ia yang akan
dibantu dengan visualisasi ekspresi emosi
mengerti apa yang akan digambar. Jika ia
terlebih dahulu kemudian menggali
mau menggambar hal lain di luar lingkaran,
situasi yang dihadapi. Untuk peserta
diperbolehkan. Semua bagian kertas itu
didik yang lebih kecil, dapat dibantu
boleh ia manfaatkan sesukanya.
dengan visualisasi ekspresi emosi terlebih
dahulu kemudian menggali situasi yang 4. Minta peserta didik untuk menceritakan
hasil gambarnya dan elaborasi lewat
dihadapi.
pertanyaan terbuka untuk membantu
2. Siapkan alat tulis yang beragam seperti peserta didik bisa bercerita lebih banyak lagi
spidol, krayon, pensil warna, cat air, dll
tentang gambarnya.
dengan ragam warna dan biarkan peserta
didik memilih alat tulis mana dan warna
apa yang akan ia gunakan.

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 3
4
Lampir

Judul: YANG KUINGINKAN

Ini adalah lembar yang dapat digunakan untuk membantu peserta didik mengekspresikan apa yang
ia inginkan dari suatu situasi/kondisi/kejadian.

Instruksi

1. Siapkan alat tulis yang beragam seperti


menggambarkan apapun disana, meskipun
spidol, krayon, pensil warna, cat air, dll
hanya ia yang akan mengerti apa yang akan
dengan ragam warna dan biarkan anak
digambar. Jika ia mau menggambar hal lain
memilih alat tulis mana dan warna apa
di luar lingkaran, diperbolehkan. Semua
yang akan ia gunakan.
bagian kertas itu boleh ia manfaatkan
2. Minta peserta didik untuk mengingat sesukanya.
situasi/kondisi/kejadian yang akan dibahas
4. Minta peserta didik menceritakan hasil
3. Minta peserta didik menggambarkan apa gambarnya dan elaborasi lewat pertanyaan
yang sebenarnya ia inginkan dari terbuka untuk membantu peserta didik
situasi/ kondisi/kejadian tersebut. bisa bercerita lebih banyak lagi tentang
Sampaikan bahwa semua coretan gambarnya.
benar. Ia boleh

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 4
4
Lampir

Judul: AKSIKU

Ini adalah lembar yang dapat digunakan untuk membantu peserta didik mengeksplorasi dan
memunculkan ide terkait aksi yang akan ia lakukan dalam menindaklanjuti suatu situasi. Dapat
digunakan sendiri atau digunakan bersamaan setelah ilustrasi BK-03.

Instruksi

1. Siapkan alat tulis, lebih baik jika spidol.


dorongan dengan adanya batasan waktu
2. Minta peserta didik untuk menuliskan 1 menit untuk menggambar setiap kotak,
dan mengingat situasi/kondisi/kejadian sehingga setiap waktu satu menit habis
yang akan dibahas. ia perlu memaksa diri menggambarkan
3. Minta peserta didik menggambarkan apa ide lainnya.
rencana aksi yang akan dilakukan 4. Minta peserta didik untuk menceritakan
untuk menindaklanjuti setiap ide rencana aksinya tersebut.
situasi/kondisi/kejadian tersebut. Satu Elaborasi lewat pertanyaan, sampai rencana
kotak menggambarkan satu ide aksi itu jadi lebih konkrit baginya.
rencana aksi. Ia diminta untuk
5. Minta peserta didik untuk memutuskan
menggambarkan 6 ide rencana aksi di
mana rencana aksi yang akan ia
6 kotak yang berbeda tersebut. Jika
lakukan terlebih dahulu.
peserta
didik kesulitan untuk memunculkan ide, beri

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 4
4
Lampir

Judul: DIRIKU

Ini adalah salah satu contoh apa saja yang perlu anak kenali dan deskripsikan tentang dirinya. Hal
yang dituliskan di tiap bagiannya bisa diubah sesuai dengan kebutuhan.

Instruksi

1. Gambarkan dirimu, atau sediakan gambar


mencapai tujuan, dan dukungan yang kamu
orang seperti contoh ini dimana anak
perlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
tinggal menuliskan jawaban di setiap
Anak yang berusia lebih muda juga dapat
aspeknya. Untuk anak yang lebih kecil,
dibantu untuk mendeskripsikan hal yang
dapat diberikan kegiatan seperti mewarnai
disukai dari dirinya.
atau melengkapi figur tertentu.
3. Ceritakan dengan lebih mendetail
2. Ini adalah diriku di kelas ini. Silakan misi, minat dan kelebihanmu,
tuliskan apa misi pribadimu, minat
strategi dan dukungan yang kamu
dan
perlukan untuk mencapai tujuan
kelebihanmu, strategi yang dilakukan untuk tersebut.

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 4
4
Lampir

Judul: Lembar Kenal Emosi

ini adalah media yang dapat anak manfaatkan agar dapat lebih mengenali emosi yang mendasari
perilakunya

Instruksi

1. Tuliskan apa perilaku yang akan


5. Ceritakan apa yang sudah dituliskan
dibahas saat ini
dan elaborasi lewat pertanyaan,
2. Ingat-ingat saat perilaku itu muncul, apa sehingga di akhir anak bisa mendapatkan
hal yang dipikirkan kala itu pemahaman yang utuh tentang dirinya
3. Tuliskan apa emosi yang dirasakan saat melakukan perilaku tertentu.
4. Tuliskan apa yang dirasakan di tubuh Tuliskan pemahaman tersebut di bagian
saat merasakan emosi tersebut kesimpulan tentang dirinya

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 4
4
Lampir

Judul: Emosi dan Caraku Mengelolanya/Bersahabat dengan Emosi

Ini adalah media yang dapat membantu anak lebih kenal dengan emosinya dan menemukan ragam
cara yang dapat dilakukan untuk mengelola setiap jenis emosi tersebut

Instruksi

1. Gambarkan 3 jenis emosi yang paling


2. Tuliskan apa saja yang biasa dilakukan
sering kamu rasakan saat ini, dan
untuk mengelola emosi tersebut dan
tuliskan apa nama emosinya. Untuk anak
membuat diri kembali nyaman. Anak juga
yang lebih muda, mulai dengan
dapat diberikan pilihan visualisasi hal
memberikan visualisasi ekspresi 6 emosi
yang boleh dan tidak boleh dilakukan
dasar (senang, marah, sedih, takut, jijik,
saat
dan terkejut). Visualisasi dapat disertai
merasakan emosi negatif. Selanjutnya, anak
dengan deskripsi singkat misalnya
dapat didampingi untuk menyampaikan
senang: wajah tersenyum, tertawa. Ajak
dengan baik saat merasakan emosi tertentu
anak untuk memilih emosi yang
dan memilih kegiatan yang tidak merugikan
dirasakan.
diri sendiri maupun orang lain.

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 4
5
Lampir

Judul: Lembar Asesmen Hidup Sehat Seimbang

Ini adalah lembar yang dapat membantu anak mengukur seberapa baik ia sudah
melakukan aktivitas-aktivitas yang penting untuk hidup sehat seimbang.

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 5
5
Lampir

► Lampiran 3 Contoh Refleksi Selama Konseling Berdasarkan Glasser


(1965) sebagai Berikut:
1. Menjalin hubungan baik
c. Dukungan seperti apa yang
2. Fokus pada perilaku saat ini diperlukan dari orang tua atau guru
dengan pertanyaan “ Apa yang
dalam melakukan langkah-langkah
terjadi?”
untuk memperbaiki diri?
3. Membantu peserta didik dalam
5. Membuat komitmen atas solusi yang
mengevaluasi perilaku yang ditampilkan
disepakati. Pendekatan dalam membuat
apakah perilaku tersebut membantu
komitmen bukan berdasarkan
peserta didik dalam bersikap lebih baik
paksaan dari Guru BK atau orang
atau tidak, dengan pertanyaan :
dewasa lain. Pertanyaan-pertanyaan
a. Apakah yang mungkin kamu yang membantu adalah:
lakukan untuk mencapai situasi
a. Kapan kamu akan memulai melakukan
yang kamu inginkan?” atau
langkah-langkah itu?
b. Apakah situasi yang kamu
b. Apakah kamu sudah
inginkan dari masalah ini?
memikirkan rencanamu secara
4. Membantu peserta didik dalam lebih detail?
mengembangkan strategi mencari solusi.
6. Mengajak peserta didik menyepakati
Pertanyaan yang dapat diberikan antara
konsekuensinya jika peserta didik tidak
lain:
melakukan rencana yang telah dibuat.
a. Apa saja yang langkah-langkah yang
7. Orang dewasa perlu memiliki kesabaran
perlu dilakukan untuk menyelesaikan
dalam menghadapi pelajar, apalagi yang
masalah ini?
memasuki usia remaja,. Oleh karena itu,
b. Apa cara yang berbeda yang dapat tetaplah mendekati mereka, mengajak
kamu lakukan untuk memperbaiki? mengobrol, dan melakukan pemantauan
berkala.

► Lampiran 4 Contoh Kegiatan Pengembangan Minat yang Dapat


Dilakukan di jenjang SD sampai SMA/SMK (Layanan Peminatan dan
Perencanaan Individual)

Fokus bantuan layanan pengembangan minat di jenjang SD sampai SMA dapat men-
gacu pada:

1. Teori perkembangan karier oleh Donald


E. Super, dkk. (1996) melalui dua fase usia b. Fase Eksplorasi (usia 14 sampai 24
peserta didik, yaitu: tahun atau peserta didik SMA sampai
usia 19/20 tahun)
a. Fase Pertumbuhan (usia 4 sampai
13 tahun), dan 2. Teori minat karier oleh John Holland
(1959) yang mengelompokkan enam
tipe minat diri, antara lain:

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 5
Lampir

a. Realistic (contoh: minat rumpun


d. Social (contoh: minat rumpun ilmu-
keteknikan dan lapangan),
ilmu sosial),
b. Investigative (contoh: minat rumpun
e. Enterprising (contoh: minat
bidang sains),
bidang manajemen, wirausaha dan
c. Artistic (contoh: minat rumpun seni kepemimpinan), dan
dan bahasa),
f. Conventional (contoh: minat bidang
keadministrasian, akuntansi dan
komputerisasi).

(pembahsan lebih lanjut tentang RIASEC pada lampiran 10)

Pada fase pertumbuhan, Guru BK dan wali


untuk berprestasi pada mata pelajaran yang
kelas berperan memotivasi peserta didik
menjadi minat dan keunggulan maupun
untuk memiliki orientasi pada masa depan,
pengembangan kualitas kepribadian yang
mengembangkan ciri kepribadian dan
mempersiapkan peserta didik untuk memiliki
sikap belajar yang penuh motivasi,
cara kerja yang efektif.
bersemangat, dan optimistis, serta
mendorong peserta didik

Contoh-contoh kegiatan bagi peserta didik meliputi antara lain:

■ Memperkenalkan konsep kehidupan


■ Interaksi dengan peserta didik di
masa depan melalui berbagai media
jenjang SD dapat menggunakan media
dengan materi pembelajaran yang sudah
visual yang
disetujui oleh sekolah;
menarik dan mudah dipahami peserta didik,
■ Memperkenalkan tentang profesi-profesi seperti foto-foto tentang jenis dan tempat
yang ada di sekitar kehidupan peserta didik kerja atau video singkat tentang pekerjaan
sampai dengan profesi-profesi yang kekinian; tertentu;

■ Mengajak peserta didik melakukan ■ Setiap akhir kegiatan selalu disertai


kunjungan lapangan (field trip) dalam dengan refleksi untuk mengukur
memahami konteks dunia kerja; pemahaman dan proses belajar peserta
didik; dan
■ Memperkenalkan peserta didik dengan
profesi-profesi dengan mengundang ■ Dalam pengembangan minat, mendorong
narasumber dari profesi tertentu peserta didik di setiap jenjang untuk
untuk berbagi pengetahuan dan aktif mengikuti ekstrakurikuler yang
pengalaman kepada peserta didik diminati dan dipilih sendiri.
sejak usia SD;

■ Perlu memperhatikan aspek rasio peserta


didik dan narasumber seperti yang
sebagaimana dibahas pada Layanan
Dasar, serta peran fasilitator
pendamping guru;

5
Lampir

Pada Fase Eksplorasi: Peran Guru BK dan wali didik jenjang SMP dan SMA/SMK tentang
kelas adalah memberikan paparan kegiatan ekskul yang diminati, kesempatan
terhadap hal yang dapat menjadi minat mengikuti kompetisi, serta penguatan
peserta didik. Umumnya peserta didik kemampuan akademik pada mata pelajaran
sudah memiliki minat spesifik ketika yang dikuasai dan diminati akan mempertajam
memasuki jenjang SMP. Oleh karena itu, perkembangan minatnya.
pemaparan kepada peserta

Berikut ini adalah contoh kegiatan yang sesuai untuk peserta didik SMP dan SMA/SMK:

■ Pengenalan diri peserta didik yang


mengamati pekerjaan salah satu orang
dikaitkan dengan rencana masa depan;
tuanya selama beberapa hari. Selanjutnya,
■ Pemaparan tentang masa depan dalam peserta didik mendapatkan kesempatan
konteks karier; untuk melakukan satu atau dua peran di
pekerjaan tersebut;
■ Pengenalan beragam profesi oleh
narasumber praktisi yang relevan. Bagi ■ Kegiatan magang bagi peserta didik
peserta didik SMP awal masih kelas XI dan XII perlu diarahkan ke
memerlukan contoh-contoh konkret yang bidang yang menjadi aspirasi pilihan
dapat disajikan dengan bantuan media karir mereka. Dalam hal ini, satuan
visual seperti foto dan video; pendidikan dapat berkolaborasi bersama
pihak ketiga agar, peserta didik
■ Perlu memperhatikan aspek rasio peserta
mendapatkan pengalaman magang di
didik dan narasumber seperti yang telah
bidang yang diminati;
didiskusikan pada Layanan Dasar serta
peran fasilitator pendamping guru; ■ Guru BK perlu melaksanakan sosialisasi
bidang-bidang perkuliahan melalui
■ Saat diskusi mengenai karir masa depan
kolaborasi dengan perguruan tinggi
dengan peserta didik, narasumber perlu
terkait untuk peserta didik kelas X
menekankan pada perjalanan karier dan
sampai XII;
pesan-pesan penting yang
menumbuhkan motivasi peserta didik ■ Khusus kelas XII Guru BK dapat
mengenai pentingnya mengembangkan berkolaborasi dengan untuk melaksanakan
potensi dan membangun karier. Oleh uji coba persiapan peserta didik dalam
karena itu, refleksi pada fase ini perlu persiapan studi lanjut;
dilakukan secara lebih mendalam;
■ Guru BK, wali kelas, dan/atau guru
■ Bagi peserta didik kelas IX SMP dan jenjang mapel lain yang memberikan layanan BK
SMA, perlu diperkenalkan kegiatan magang perlu memberikan pendampingan dan
dengan berkolaborasi bersama orang rekomendasi dalam pemilihan konsentrasi
tua. Bagi peserta didik SMP kelas IX dan keahlian oleh peserta didik kelas XI di
SMA kelas X, pengenalan kegiatan jenjang SMK;
magang ditujukan untuk memberikan
■ Pada jenjang SMK sebagai kelanjutan
pemahaman tentang situasi dunia kerja.
studi dari jenjang SMP, Guru BK perlu
Pengenalan
mengamati dan berkomunikasi dengan
ini dapat dimulai dengan memberikan peserta didik dan/atau orang tua untuk
kesempatan bagi peserta didik untuk
mengidentifikasi minat peserta didik

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 5
Lampir
memilih SMK. Berangkat

5
Lampir

dari identifikasi minat peserta didik,


■ Pada jenjang SMK, Praktik Kerja Lapangan
Guru BK dapat merancang tindak lanjut (PKL) dilakukan saat peserta didik berada
pendampingan yang dapat dilakukan agar
di kelas XII. Guru BK perlu melakukan
potensi peserta didik dapat
pendampingan seperti mengajak dialog
berkembang secara optimal; dan
reflektif agar peserta didik dapat
mengidentifikasi kompetensi (hard skill/soft skill)
yang terasah melalui PKL.

► Lampiran 5 Contoh Skenario Dampingan Penggalian Minat dan


Bakat

Catatan: untuk Sekolah Luar Biasa (SLB), guru dapat membantu dengan menyederhanakan bahasanya dan disesua

Beberapa prinsip dasar yang berlaku untuk semua skenario.

A. Sikap Guru
1. Melihat dan mendengarkan. Guru perlu
3. Tidak terlalu cepat atau mudah memberikan
melihat karakteristik setiap peserta didik.
nasihat. Dalam proses konseling, hal
Remaja usia SMP, SMA/SMK perlu
yang perlu ditekankan adalah
untuk didengarkan aspirasi. Dengan
bagaimana peserta didik mampu
melihat dan mendengarkan, guru telah
mencari dan menemukan sendiri cara
membantu ‘menyelesaikan’ sebagian
pemecahan atas masalahnya. Oleh karena
permasalahan remaja yang sangat perlu
itu, hendaknya guru tidak
untuk didengarkan.
memposisikan diri menjadi orang yang
2. Menahan diri untuk bicara. Guna merasa lebih dewasa atau
memahami peserta didik secara
berpengalaman, sehingga langsung
mendalam, guru perlu mengendalikan
memberikan saran dan nasihat untuk
keinginan untuk cepat menanggapi atau
peserta didik. Dengan cara ini, peserta
bahkan memotong cerita. Oleh karena itu,
didik diharapkan dapat tumbuh
biarkan peserta didik berbicara dan
menjadi individu yang mandiri, mampu
menuntaskan apa yang ingin dia
mengelola permasalahan yang ia
sampaikan. Peserta didik akan lebih
hadapi saat ini maupun di masa
menghargai guru yang sabar
mendatang, dan tidak bergantung kepada
mendengarkan cerita atau permasalahan
orang lain untuk menyelesaikan masalah
yang dihadapinya.
yang ia hadapi.

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 5
Lampir

B. Teknik Konseling
1. Konseling perlu menggali permasalahan
menggunakan pertanyaan-pertanyaan memahami peristiwa atau permasalahan
yang terbuka sehingga peserta didik dapat yang terjadi.
bercerita dengan bebas dan tidak hanya
Akan lebih baik jika pertanyaannya seperti:
menjawab dengan singkat dan menyulitkan “Menurutmu, apa yang membuat kamu
guru untuk menelaah peristiwa yang tertarik masuk SMK? Coba ceritakan.”
terjadi. Hindari pertanyaan-pertanyaan Jawaban dari pertanyaan ini akan lebih
yang menggunakan kata: apa, siapa, ya memperlihatkan alasan dan minat
atau tidak, atau mengapa? peserta didik terhadap pilihannya masuk
ke
Contoh: “mengapa kamu memilih
sekolah SMK?” Pertanyaan tertutup jenjang SMK. Kemudian jawaban tersebut
seperti ini akan membuat peserta didik dapat membantu peserta didik dalam
hanya menjawab dengan singkat. Atau, mengeksplorasi minat yang sebenarnya
“siapa yang memulai pertengkaran ini?” ia miliki.
Jawaban dari pertanyaan ini cenderung
Fokus dari konseling adalah membantu
mengarah pada saling tuding sehingga peserta didik untuk memahami proses
kurang membantu guru dalam kehidupan yang ia alami, cara ia bersikap,
dan konsekuensi dari setiap keputusan dan/
atau tindakan yang diambil.

C. Membuat Profil
1. Untuk memahami peserta didik, peserta
didik hendaknya Guru BK atau wali 2. Data peserta didik atau profil peserta didik
kelas mempunyai data diri peserta ini bersifat hidup yakni dapat terus
didik. Data diri tersebut berisikan menerus diperbaharui berdasarkan
informasi mengenai pengamatan guru.

perilaku sehari-hari peserta didik dan proses 3. Catatan guru terkait peristiwa-peristiwa
perkembangannya, seperti bagaimana yang terjadi, misal pencapaian maupun
peserta didik bersikap di dalam atau di luar kegagalan peserta didik dalam
kelas dan sekolah kepada guru, tenaga bidang akademis dan sosial.
kependidikan, dan sesama teman.

D. Beberapa Langkah yang Dapat Dilakukan oleh Guru dan Peserta


Didik untuk Mengeksplorasi Minat dan Bakat Peserta Didik:
1. Guru mengamati hobi yang dilakukan
peserta didik. Cara yang dapat dilakukan tentang hobi mereka dan bagaimana cara
salah satunya adalah menggunakan angket mereka menjalankan hobi tersebut. Guru
sederhana untuk menggali bakat dan minat dapat melihat minat dan bakat peserta
peserta didik. Peserta didik menuliskan didik melalui bagaimana mereka melakukan
hobinya.

5
Lampir

2. Tanyakan kepada peserta didik apa yang


4. Melakukan evaluasi dan analisis
menjadi minat dan ketertarikannya. seperti
Kegiatan yang mengandung unsur
renjananya (passion). Dari jawaban peserta
kompetisi ditindaklanjuti dengan
didik, guru bisa membuat pemetaan minat
meminta peserta didik membuat
dan renjana peserta didik di kelasnya.
evaluasi dan analisis atas kegiatan yang
3. Buat kegiatan-kegiatan di kelas yang sudah mereka lakukan.
mengandung unsur kompetisi dengan
5. Mengundang pembicara tamu atau
mengangkat beragam tema berdasarkan
narasumber untuk berbagi pengalaman
pemetaan minat dan renjana dari
hidup. Pembicara bisa merupakan orang
peserta didik yang telah dibuat. Tema-
tua peserta didik, pelaku UMKM,
tema yang dapat dieksplorasi meliputi
pegawai pemerintah, pemilik
seni dan sastra, matematika, sains, dan
usaha/toko/bengkel di sekitar sekolah,
lain-lain. Sementara untuk jenjang SMK,
dan lain-lain. Peserta didik juga dapat
tema yang dapat dieksplorasi seperti
diajak untuk mencari, mengontak, dan
membuat kompos dari sampah rumah
mengundang narasumber pilihan mereka.
tangga, membuat materi promosi untuk
Sesi dengan narasumber dapat dilakukan
produk tertentu, dan lain- lain.
secara rutin, misalnya satu kali dalam
sebulan.

CONTOH KASUS 1:

Situasi: sekolah tidak memiliki Guru BK, peserta didik masuk SMK sebagai pilihan terakhir, peserta didik merasa

Ruswandi adalah peserta didik kelas XI di sebuah SMK Otomotif di daerah Jawa Tengah. Di sekolah Ruswandi tid

Contoh Pendekatan yang Dapat Dilakukan:

Guru kelas dapat mengajak Ruswandi


melakukan sesi diskusi dengan teman-teman dan apa yang seharusnya mereka
lakukan. Peserta didik perlu diberi
di kelasnya tentang apa itu sekolah SMK,
tantangan untuk membuat surat lamaran
bagaimana perasaan peserta didik
pekerjaan yang meyakinkan sebuah kantor
bersekolah di SMK sesuai jurusan yang saat
atau perusahaan untuk dapat
ini mereka pilih. Apa yang sudah mereka
menerimanya. Guru bersama seluruh
lakukan yang berhubungan dengan pilihan
peserta didik di kelas kemudian
jurusan di SMK
membahas surat lamaran pekerjaan

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 5
Lampir
tersebut

6
Lampir

dan menggali aspirasi mereka. Hal apa saja


Selepas diskusi, dorong peserta didik untuk
yang akan mereka sampaikan saat
membuat rencana masa depan dengan
wawancara atau lampirkan dalam daftar
menuliskannya dalam bentuk cerita. Dengan
riwayat hidup. Kegiatan ini diharapkan dapat
cara seperti ini, diharapkan peserta didik terus
menguatkan motivasi
termotivasi dalam mengejar cita-citanya.
dan semangat mereka belajar di SMK. Peserta
didik juga diminta pendapatnya tentang Melalui proses diskusi dan penulisan cerita ini,
bagaimana persiapan melaksanakan PKL di guru bisa melihat apakah ada peserta didik
beberapa tempat kerja yang tersedia di yang mengalami kesulitan untuk membuat
sekitar daerah mereka. Saat berdiskusi perencanaan karir masa depan sehingga
sebaiknya guru berperan sebagai fasilitator membutuhkan pendampingan lebih lanjut.
yang memandu proses diskusi dan
memastikan semua peserta didik Dalam menyelesaikan kasus Ruswandi, guru
mendapatkan giliran berbicara. Biarkan cerita telah melaksanakan pendekatan dengan
peserta didik mengalir tanpa interupsi dari cara diskusi dan menulis cerita tentang
guru. Apabila peserta didik mengalami rencana masa depan sehingga diharapkan
kesulitan, guru bisa meminta peserta didik guru memahami apa yang dialami Ruswandi.
lainnya untuk membantu. Proses ini bisa Langkah selanjutnya guru harus mendorong
berlangsung lebih dari satu kali pertemuan Ruswandi untuk merefleksi pengalaman
untuk memastikan bahwa semua peserta belajar apa yang ia peroleh selama di SMK.
didik mendapat kesempatan mengemukakan Apakah pengalaman belajar di SMK membantu
pendapatnya oleh karena itu, guru Ruswandi untuk lebih mempunyai kepercayaan
sebaiknya tidak terburu-buru atau diri akan potensi, bakat dan minatnya. Guru
mempercepat proses diskusi ini. juga perlu membantu memikirkan apa yang
akan didapat Ruswandi saat mengikuti PKL,
Alokasikan waktu minimal 10 menit untuk kegiatan yang dapat memperkaya wawasan
mendorong setiap peserta didik menggali dan dan meningkatkan keterampilan.
menceritakan situasi dirinya secara maksimal.
Bila total peserta didik dalam 1 (satu) kelas ada
30 (tiga puluh) orang, maka diperlukan waktu
sedikitnya 300 (tiga ratus) menit. Total alokasi
waktu tersebut perlu dibagi dengan baik agar
dapat memberi ruang bagi peserta didik
melakukan diskusi atau melempar pertanyaan
kepada sesama temannya. Sesi diskusi ini
disarankan untuk dibagi menjadi 3 (tiga)
sesi, masing-masing 10 peserta didik per sesi
dengan alokasi waktu per sesi 100 (seratus) jam.
Upayakan untuk dapat melakukan 1 (satu) sesi
dalam 1 (satu) hari, dan menyelesaikan 3 (tiga)
sesi dalam 1 (satu) minggu. Pengaturan waktu
ini penting untuk menjaga suasana hati dan
keterlibatan semua peserta didik.

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 6
Lampir

CONTOH KASUS 2:
Situasi: Nur Iman, tidak tahu apa yang mau dilakukan selepas SMA dan berpikir bahwa dia akan ikut saja keingin
Nur Iman adalah peserta didik kelas XII di sebuah SMA yang berada di satu kota cukup besar di Sulawesi Selatan
mampu menguliahkan anaknya. Namun, dalam keluarga mereka belum ada yang bersekolah hingga perguruan t
untuk meneruskan usaha. Tiga orang kakak Iman bersekolah hingga tamat SMA. Dua kakak perempuannya suda

Contoh Pendekatan yang Dilakukan:

Guru BK dapat meminta bantuan guru kelas


untuk membuat profil dari setiap peserta Guru kelas dan Guru BK perlu bekerja
sama untuk merancang sesi eksplorasi
didik kelas XI (lihat pedoman Membuat Profil
minat dan bakat peserta didik, terutama 5
Peserta Didik), kemudian
(lima) minat besar seperti yang dijelaskan
mengelompokkannya menurut minat besar
di atas.
(sastra, seni, ilmu sosial, ekonomi/bisnis,
sains, dll).
Untuk studi kasus Nur Iman, melalui
pengelompokkan minat ia terbantu untuk
Guru BK kemudian membuat sesi-sesi
mengetahui ketertarikan dan aspirasinya.
pendalaman minat untuk peserta didik yang
Apakah ia memang tertarik untuk meneruskan
sesuai dengan masing-masing peminatan
usaha dagang ayah dan keluarganya, atau
besar tersebut. Guru BK juga perlu meminta
mempunyai minat yang lain. Selain itu, Nur
kehadiran guru-guru kelas XI pada sesi
Iman juga terbantu untuk mengidentifikasi
pendalaman bersama dengan peserta didik.
risiko dari keputusan yang diambilnya.
Sebagai tindak lanjut dari sesi pendalaman, Apakah akan ada masalah dengan keluarga
peserta didik diminta membuat tulisan tentang bila dia mengambil pilihan untuk tidak
apa yang mereka dapatkan dari sesi tersebut meneruskan usaha keluarga dan
dalam kaitannya dengan minat mereka mendalami minatnya pada bidang lain?
masing- masing. Peserta didik juga dapat Dalam hal ini, Guru BK dapat membantu
diminta untuk mencari tokoh lokal yang Nur Iman untuk menjalin komunikasi dan
mewakili bidang minat yang mereka pilih memberikan pemahaman kepada
untuk diwawancarai. keluarganya. Melanjutkan studi ke
Orang-orang yang diwawancarai tersebut perguruan tinggi dapat menjadi pilihan
nantinya dapat menjadi narasumber pada yang perlu dipastikan bahwa hal tersebut
kegiatan “Mengundang Pembicara Lokal”. memang merupakan aspirasi Nur Iman dan
mendapat dukungan keluarga.

6
Lampir

CONTOH KASUS 3
Situasi: Dewanto dianggap sebagai peserta didik bermasalah. Pada saat yang sama, ia menunjukkan capaian p
Dewanto adalah peserta didik kelas XI di sebuah SMA di salah satu kota besar di pulau Sumatera. Ia merupak
Dewanto sudah beberapa kali dipanggil ke ruang Guru BK sejak kelas X untuk ditegur dan diberi nasihat agar

Bimbingan Konseling yang Disarankan:

Guru kelas membuat profil untuk semua


peserta didik. Guru BK dapat mempelajari mencari perhatian, sampai ingin
membuktikan diri bahkan ada peserta didik
semua profil peserta didik dan
tidak merasa bahwa telah melakukan
mengelompokkannya dalam kelompok kelas
kenakalan sehingga guru harus
X, XI, dan XII, serta melihat apakah ada
mendengarkan semua cerita mereka tanpa
kesamaan profil dengan Dewanto.
menyela, cermati cerita mereka dan berperan
sebagai fasilitator selama
Berdasarkan hasil reviu profil dan
pengelompokkan kesamaan profil dengan proses konseling kelompok. Guru dapat
Anto, Guru BK bisa melakukan konseling menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka
kelompok dengan Anto dan teman-temannya. yang disarankan untuk membuka percakapan.
Contoh pertanyaan terbuka yang dapat
Guru dapat menggunakan pendekatan
yang dianjurkan terkait 3 (tiga) sikap guru diajukan misalnya “Bagaimana perasaanmu jika
pada awal lampiran ini. Peserta didik diberi kamu kehilangan uang, sedangkan uang itu
kesempatan untuk menceritakan apa yang adalah uang yang sudah dikumpulkan orang
mereka pikirkan dan rasakan setelah dianggap tuamu dengan susah payah untuk membayar
melakukan kesalahan atau kenakalan. Beberapa kegiatan sekolah? Apa yang akan kamu
peserta didik kadang merasa kesulitan untuk lakukan jika temanmu juga merasakan hal yang
menyampaikan perasaan atau pendapatnya sama ?” Selanjutnya, biarkan peserta didik saling
secara lisan, oleh karena itu sebaiknya peserta bercerita. Jika ada peserta didik yang terlihat
didik diperbolehkan untuk menyampaikannya menonjol dan mampu merangkul teman-
secara tertulis. Alasan yang disampaikan temannya, maka peserta didik tersebut dapat
peserta didik bisa bervariasi, mulai dari iseng, dijadikan sebagai rekan fasilitator.

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 6
Lampir

Selanjutnya, minta peserta didik untuk


berdasarkan kesepakatan bersama setelah
memikirkan bersama langkah-langkah yang
kelompok merasa telah mengutarakan hal-hal
ingin mereka ambil. Saat sesi ini, Guru BK perlu
yang ingin mereka sampaikan dan didengarkan
mengobservasi dan mencatat dinamika yang
dengan baik.
terjadi selama proses konseling kelompok,
serta menahan diri untuk tidak memberikan Pada kebanyakan kasus, peserta didik
nasihat. Buatlah laporan observasi individual seperti Dewanto ingin didengar dan
untuk diberikan kepada masing-masing guru dipahami oleh orang-orang di sekitarnya.
kelas sebagai referensi untuk memahami Oleh karena itu, penting bagi Guru BK
peserta didik secara lebih mendalam. memberikan kesempatan baginya untuk
menyampaikan pemikiran dan aspirasinya
Proses untuk melakukan konseling kelompok sebagai upaya untuk menyadarkan Dewanto
memerlukan waktu yang cukup panjang.
tentang tindakannya. Guru BK sebaiknya
Idealnya, pertemuan ini dilakukan secara menjalin kerja sama dengan orang tua
rutin setiap 2 (dua) minggu dengan alokasi
untuk menyamakan persepsi bagaimana
waktu per sesi minimal 30 (tiga puluh) menit
penyikapan yang tepat terhadap perilaku
sampai 1 (satu) jam. Konseling kelompok
Dewanto.
dihentikan

► Lampiran 6 Contoh Pemetaan Situasi Peserta Didik (Individu dan


Kelompok)
Contoh pemetaan berikut dilakukan setelah
dilakukan pengamatan menyeluruh melalui Penting untuk diingat bahwa yang menjadi
fokus adalah perkembangan peserta didik
pengamatan rutin atau insidental.
dalam proses pembelajaran. Guru perlu
Situasi khusus adalah kondisi ketika peserta berperan sebagai fasilitator yang mendampingi
didik mengalami kesulitan untuk mencapai peserta didik dalam menghadapi situasi
sasaran pembelajaran dengan optimal di dan tantangan dalam proses pembelajaran.
sekolah. Tujuan dari pemetaan ini adalah Guru BK atau pihak lain yang menjalankan
memfokuskan pendampingan peserta didik peran BK perlu melakukan observasi untuk
, bukan untuk melabeli peserta didik. Kode mengonfirmasi laporan wali kelas atau guru
pewarnaan digunakan untuk memudahkan sehingga ada sudut pandang lain dalam melihat
penentuan alokasi waktu dan intensitas kondisi peserta didik.
penanganan sekolah dalam penanganan
situasi.

Berikut ini adalah faktor penting dalam kriteria status situasi.

1. Peserta didik. Apakah aspek perkembangan dalam proses pembelajaran yang terhambat
bersifat mendasar? perkembangan cepat, lambat, atau mundur?

6
Lampir

2. Kelas. Apakah dampaknya berkisar di 3. Porsi dampingan guru. Apakah dapat


lingkup individu atau mulai berdampak ditangani melalui program kelas dan/
pada kelas? Apakah diperlukan atau sesi diskusi individual. Perlu
penanganan/kesepakatan khusus dengan dipertimbangkan apakah
peserta didik yang bersangkutan? diperlukan
perhatian yang lebih besar dari guru dalam
mendampingi kelas secara utuh.

Hijau Kuning Merah

Frekuensi dan Insidental Sering muncul Selalu atau konsisten


intensitas perilaku muncul
situasi khusus

FAKTOR

Peserta didik • Secara umum, • Aspek yang • Aspek yang


perkembangan terhambat terhambat adalah
peserta didik merupakan aspek aspek yang mendasar
baik. mendasar dan mulai dan banyak/sangat
• Hanya ada satu atau mempengaruhi memengaruhi aspek
sedikit aspek yang aspek lainnya. lainnya.
terhambat, dan • Perkembangan • Perkembangan
bukan merupakan belum terlihat sangat lambat atau
aspek mendasar. konsisten pada bahkan mundur.
• Perkembangan peserta didik.
cepat/mudah
ditangani.

Kelas Dinamika kelas tidak Perlu pengkondisian/ Sangat mengganggu


banyak terpengaruh kesepakatan khusus atau konsisten
terkait situasi peserta memengaruhi dinamika
didik kelas

Penanganan guru Situasi masih bisa Perlu penanganan/ Perlu perhatian intensif
ditangani melalui pendampingan khusus yang mengurangi porsi
program kelas dan individu pendampingan kelas
obrolan ringan oleh guru
individual

PENDAMPINGAN/PENDEKATAN

Cakupan Wali kelas/guru Pegangan khusus Guru Ajuan kerja sama


pendampingan lain, berkonsultasi BK dengan pihak ahli
dengan Guru BK (psikolog, terapis, dll.)

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 6
Lampir

► Lampiran 7 Contoh Lembar Koordinasi Layanan Responsif (Rumah


Belajar Semi Palar, Bandung)

BAGAN ANALISIS SITUASI


Nama: Kelas: Disusun tanggal:
Wali Kelas Guru BK

Panduan pengisian Bagan Analisis Situasi

Lembar ini merupakan lembar satu halaman yang digunakan untuk berkoordinasi dalam layanan
responsif peserta didik. Lembar ini berisi:

• Penyebab internal, terdiri dari


penyebab aspek fisik/motorik, karakter, • Dugaan penyebab lain yang perlu
dan kognitif yang terkonfirmasi dengan dikonfirmasi;
data; • Harapan/target setelah permasalahan
• Penyebab eksternal, terdiri dari penyebab terselesaikan. Dapat berisi harapan/target
dari lingkungan rumah/keluarga dan/atau jangka pendek, jangka menengah, atau
lingkungan sekolah yang terkonfirmasi jangka panjang; dan
dengan data; • Strategi terdiri dari strategi peserta didik
• Perilaku yang teramati terkait dengan yang akan dijalankan dengan
permasalahan peserta didik; dampingan orang tua di rumah atau
dampingan guru / pihak lain di sekolah.
• Dampak yang ditimbulkan dari perilaku
tersebut;

6
Lampir

Alur layanan responsif

Saat seorang peserta didik teridentifikasi mengalami masalah, wali kelas mengajukan kepada
Guru BK untuk melakukan tindak lanjut. Pertama, wali kelas perlu melakukan pemetaan masalah
dengan menuliskan hal-hal berikut:

1. Perilaku yang saling berkaitan ditulis dalam


satu kelompok. Catatan perilaku ini ditulis 2. Dampak dari perilaku yang dimunculkan
secara berurut sesuai dengan prioritas peserta didik. Dampak ini dapat
penanganan. Untuk perilaku terkait yang mempengaruhi individu peserta didik
menjadi kekuatan/keunggulan peserta dan/ atau dinamika pembelajaran di
didik, beri tanda (+), sedangkan perilaku kelas;
yang diduga menjadi pokok permasalahan 3. Dugaan sementara dapat dilengkapi jika
diberi tanda (-). Kriteria penulisan Guru BK sudah mampu menduga penyebab
perilaku: dari perilaku yang muncul. Kolom ini
• Sudah merupakan pola perilaku bersifat opsional;
(frekuensi kerap muncul dalam 4. Faktor penyebab. Tuliskan faktor internal
keseharian, bukan sesekali); dan dan faktor eksternal, terutama yang
• Berdampak besar bagi dirinya diduga berkaitan dengan perilaku yang
dan/atau orang di sekitarnya. menjadi permasalahan. Sesuaikan
dengan nomor Kelompok Perilaku yang
Contoh penulisan terkait. Faktor ini terdiri dari:
• Faktor internal, bila penyebab berupa
kondisi jasmaniah, karakter tertentu (kuat
1 Fokus mudah teralih (-),
pendirian, soliter), atau berkaitan dengan
Sering salah menangkap instruksi (-) kemampuan kognitif. : seperti mudah
lelah, emosi tidak stabil, sulit fokus dst.
Pemahaman materi tidak utuh (-)
• Faktor eksternal, terdiri dari:
Masih sangat tergantung minat → Faktor rumah/keluarga. Penyebab
yang berasal dari situasi rumah (pola
Kapasitas olah pikir baik namun
asuh, kebiasan/rutin di rumah).
belum optimal (+/-)
Pihak yang terlibat meliputi orang
tua, atau jika ada anggota keluarga
2 Sering melakukan gerakan
tidak terarah (-) lain yang berperan dalam
pendampingan anak seperti
Energi tinggi (+/-) nenek/kakek, paman/bibi,
pengasuh, dan lain-lain.
Spontan berkomentar yang tidak
kontekstual (-) → Faktor sekolah. Penyebab yang berasal
dari situasi sekolah (kegiatan rutin di
Ekspresif, dominan di kelas (+/-) sekolah, pengkondisian kelas, relasi
dengan warga sekolah). Pihak yang
Kerap terlibat konflik
terlibat meliputi teman (sekelas,
karena mengejek teman (-)
berbeda kelas satu angkatan, atau
kakak/adik kelas), guru-guru, tenaga
kependidikan, atau pihak-pihak lain
yang beraktivitas di lingkungan satuan

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 6
Lampir
pendidikan.

6
Lampir

Contoh penulisan: • Peserta didik di sekolah. Tuliskan ide/


gagasan upaya yang bisa dilakukan
Faktor internal: oleh pihak sekolah kepada peserta didik
untuk mencapai sasaran yang tertulis
Suasana hati mudah berubah
di Harapan/Target. Cantumkan pihak
Tulang punggung tidak kuat sekolah yang terlibat langsung
dalam pelaksanaannya;
Faktor eksternal:
• Anak di rumah. Tuliskan ide/gagasan
upaya yang bisa dilakukan orang tua/
Rumah: Pengkondisian belajar yang
belum konsisten dan optimal di rumah pendamping di rumah bersama anak
(orang tua bekerja, lingkungan sekitar untuk mencapai sasaran yang tertulis di
bising) Harapan/Target. Cantumkan orang yang
terlibat dalam pelaksanaannya: anak
Sekolah: Teman dekat sering mengajak dan orang tua, atau anggota keluarga
ngobrol saat pembahasan materi di lain yang berperan dalam
kelas pendampingan anak (nenek/kakek,
5. Harapan/target. Tuliskan harapan/target paman/bibi, pengasuh); dan
spesifik berdasarkan situasi anak. Hal • Rumah dan sekolah. Tuliskan ide/
ini akan menjadi fokus sasaran utama gagasan upaya yang bisa dilakukan
perbaikan situasi anak. Kaitkan harapan/ pihak sekolah dengan orang tua atau
target dengan Faktor Penyebab situasi, baik pendamping utama anak. Tujuan dari
internal maupun eksternal. Bagian ini bisa kolaborasi ini adalah penyelarasan
dibagi menjadi 2 (dua) bagian berdasarkan prinsip-prinsip konseptual dan bentuk
jangka waktu yang realistis, yakni jangka pendampingan yang sesuai dengan
pendek (< 6 bulan/1 semester) dan jangka kebutuhan anak. Cantumkan pihak-pihak
panjang (> 6 bulan); yang terlibat dalam pelaksanaannya,
6. Strategi. Strategi terbagi menjadi 3 (tiga) antara lain orang tua dan/atau
bagian berdasarkan ruang kerja sama, anggota keluarga lain yang berperan
yakni: dalam pendampingan anak, serta pihak
sekolah yang terlibat.

Proses Tindak Lanjut

Setelah mendapat informasi dari wali


kelas, Guru BK perlu melakukan observasi Setelah terkonfirmasi, Guru BK bersama
wali kelas dan orang tua berdiskusi untuk
dan berdiskusi dengan pihak-pihak terkait
menentukan strategi dan realisasinya,
untuk mengonfirmasi pemetaan masalah dan
serta pihak-pihak yang perlu terlibat secara
data- data tersebut. Hal-hal yang perlu
dikonfirmasi meliputi termasuk ketepatan intensif dalam melakukan strategi tersebut.
Dalam diskusi juga dapat ditentukan apakah
amatan perilaku, analisis perilaku dan
penanganan situasi membutuhkan pihak ketiga,
penyebab, serta kesimpulan akar
yakni pihak ahli yang dapat membantu peserta
permasalahan.
didik menyelesaikan masalahnya.

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 6
Lampir

► Lampiran 8 Alternatif Kegiatan untuk Pelibatan dan


Pemberdayaan Orang Tua

Bentuk Tujuan Materi Pihak yang terlibat

Pertemuan

Seminar • Mengenalkan profil Sesuai kebutuhan, Guru koordinator


pelajar Pancasila misalnya kelas, komite, ahli
sebagai capaian yang berkompeten di
besar peserta didik • pendidikan seks bidangnya

• Meningkatkan • cara membimbing


pemahaman orang anak di rumah
tua terhadap tumbuh dalam belajar,
kembang, potensi mengembangkan
dan bakat minimum sikap sesuai Profil
anak Pelajar Pancasila
(misalnya: mandiri,
Diskusi Saling berbagi kreatif, bergotong-
Kelompok pengalaman dalam royong, berakhlak
Terpumpun pendidikan dan mulia, dsb)
penanganan masalah • cara mengenali bakat
peserta didik dan minat anak

Lokakarya Meningkatkan
tentang keterampilan orang tua
parenting untuk membimbing,
mendidik, menemukenali
dan mengembangkan
potensi, bakat, dan minat
putra-putrinya

Kerja sama

Memeriksa Memantau kegiatan Misalnya kegiatan yang Orang tua/wali, guru


buku peserta didik akan dilakukan anak di kelas, dan peserta
komunikasi sekolah, perlengkapan didik
yang harus dibawa,
catatan kejadian yang
berhubungan dengan
anak

7
Lampir

Bentuk Tujuan Materi Pihak yang terlibat

Sharing Menentukan Sesuai kebutuhan, Guru, orang tua/


Session bentuk intervensi misalnya tentang wali, serta ahli
atau solusi bersama problem belajar, yang berkompeten
untuk menangani penyalahgunaan
atau memecahkan narkoba, tindak
permasalahan peserta kekerasan, perundungan,
didik karir masa depan, dan
lain-lain

Pemeriksaan Meningkatkan atau Pemeriksaan kesehatan UKS Puskesmas


Kesehatan mencari pemecahan mata, telinga, gigi,
solusi belajar, potensi, paru-paru, jantung, dan
serta minat dan bakat aspek kesehatan jasmani
yang berhubungan lainnya
dengan kesehatan

Kunjungan Pemberdayaan Pemanfaatan sumber Guru, orang tua/wali,


rumah lingkungan rumah daya yang sudah dan peserta didik
sebagai lingkungan dimiliki atau
pembelajaran dan pemberdayaan
peningkatan potensi dan keterbatasan yang ada
bakat minat peserta didik untuk mendukung
terwujudnya lingkungan
belajar yang sesuai
kebutuhan peserta didik

… …

► Lampiran 9 Contoh Rencana Aksi Layanan Bimbingan dan


Konseling
1. Satuan pendidikan melalui Guru BK (bila
ada) atau kepala satuan pendidikan 2. Hasil pemetaan digunakan untuk
menyusun program kerja satu tahun ajaran.
membuat pemetaan kebutuhan. Pemetaan
ini bisa melalui angket, survei, maupun 3. Dalam pelaksanaan program kerja, Guru
wawancara dan ajuan dari wali kelas BK perlu berkoordinasi dengan wali kelas,
atau guru lainnya. guru mata pelajaran, dan pendidik
lainnya.

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 7
Lampir

Program/kegiatan Sasaran Q1 Q2 Q3 Q4
Observasi rutin I Koordinasi dengan
seluruh wali kelas dan
guru mapel

Pemetaan kebutuhan kelas peserta Peserta didik Agt


didik
Pemetaan kebutuhan kelas orang tua orang tua Agt

Pembekalan tentang pubertas orang tua kelas 7


(diselaraskan dengan program
untuk peserta didik)
Seminar I (topik dari hasil pemetaan) Seluruh orang tua

Observasi rutin II, cek tindak lanjut Koordinasi dengan


observasi rutin I seluruh wali kelas dan
guru mapel

Kelas orang tua: pengenalan orang tua


profesi (dilaksanakan pada
minggu kedua dan keempat
setiap bulan)
Kelas pembekalan (dengan topik Peserta didik
sesuai pemetaan)

Penyebaran angket tentang bakat


dan minat peserta didik
Analisis hasil angket

Pelaksanaan konseling berdasarkan


hasil analisis angket

Observasi rutin III, cek tindak lanjut Koordinasi dengan


observasi rutin II seluruh wali kelas dan
guru mapel

Seminar II (topik hasil Seluruh orang tua


pemetaan, opsional)
… (isi dengan kegiatan lain)

Observasi IV, cek tindak lanjut Koordinasi dengan


observasi rutin III, persiapan untuk seluruh wali kelas dan
komunikasi akhir tahun. guru mapel
… (isi dengan kegiatan lain)

7
Lampir

► Lampiran 10 Pemetaan Minat dan Bakat Peserta Didik


Menggunakan Metode RIASEC
Bakat dan minat dapat dikatakan sesuai ketika kemampuan dan minat kesenangan bersatu. Pahami
jenis keterampilan yang sesuai dengan kemampuan bakat dan minat diri sendiri.

Peserta didik yang termasuk kategori Realistic umumnya terampil


R Realistic secara mekanik dan/atau pekerjaan yang mengutamakan keterampilan
fisik, dan kekuatan otot.

Peserta didik yang termasuk kategori Investigative cenderung


I Investigative memiliki ketertarikan/minat untuk mengobservasi, belajar,
menganalisis dan memecahkan masalah.

Peserta didik yang termasuk kategori Artistic memiliki minat bekerja


A Artistic pada situasi-situasi yang tidak terstruktur, dimana mereka dapat
dengan leluasa memanfaatkan kreativitas mereka.

Peserta didik yang termasuk kategori Social memiliki minat bekerja


S Social
dengan individu lain dibandingkan dengan peralatan.

Peserta didik yang termasuk kategori Enterprising memiliki minat


E Enterprising bekerja dengan individu lain, serta mempersuasi orang lain dan tampil
di muka umum.

Peserta didik yang termasuk kategori Conventional memiliki minat


C Conventional terhadap hal-hal yang mendetail, terorganisir, dan berkaitan
dengan data.

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 7
Lampir

REALISTIC

Doers

Organizers Thinkers

Persuaders Creators

Helpers

SOCIAL

Gambar 1. Dimensi RIASEC

Contoh Instrumen RIASEC 1

1. Peserta didik mengisi kuesioner bagian


A, ingatkan untuk menekankan bahwa hal- 2. Cantumkan jumlah kotak yang
dicentang sesuai kolomnya : kolom 1 = R,
hal ini adalah hal yang mereka “suka”,
2 = I, 3 = A, 4
bukan mereka “bisa” (yang akan
ditanyakan di bagian B). = S, 5 = E, 6 = C
3. Identifikasi 3 poin yang terbesar ada di
tipe yang mana, dan cek pada tabel
untuk minat/bakat dan profesi yang
sesuai

7
Lampir

Pemetaan Minat, Bakat, dan Aspirasi Nama Tanggal Pengisian :


Siswa
Kelas
--'--'--
A. Beri tanda centang di kotak yang sesuai bila kamu setuju dengan pernyataan di bawah

2 4 6 2 3 4 6

1. Aku suka mengulik peralatan D D D D D D 22. Aku suka merangkaikan atau merakit benda D D D D D D
2. Aku suka mengerjakan puzzle D D D D D D 23. Aku adalah orang yang kreatif D D D D D D
3. Aku suka bekerja mandiri D D D D D D 24. Aku suka memperhatikan detail D D D D D D
4. Aku suka bekerja dalam kelompok D D D D D D 25. Aku suka merapikan catatan atau LKS D D D D D D
5. Aku suka membuat target untuk diriku sendiri D D D D D D 26. Aku suka mencari tahu penyebab suatu kejadian D D D D D D
6. Aku suka merapikan barang-barang (buku, alat tulis, 27. Aku suka memainkan alat musik atau bernyanyi D D D D D D
D D D D D D
kamar) 28. Aku suka mempelajari budaya berbagai daerah D D D D D D
7. Aku suka menyusun balok/ LEGO® D D D D D D 29. Aku ingin membuka usaha sendiri suatu saat nanti D D D D D D
8. Aku suka membaca buku tentang seni dan musik D D D D D D 30. Aku suka memasak D D D D D D
9. Aku suka mengerjakan hal-hal dengan instruksi yang 31. Aku suka bermain peran/drama D D D D D D
D D D D D D
jelas 32. Aku suka mempraktikkan hal-hal yang aku pelajari D D D D D D
10. Aku suka meyakinkan teman untuk mengikuti caraku D D D D D D 33. Aku suka mengerjakan soal matematika atau grafik D D D D D D
11. Aku suka melakukan percobaan/eksperimen D D D D D D 34. Aku suka mendiskusikan hal-hal yang terjadi di
D D D D D D
12. Aku suka menjelaskan sesuatu kepada teman D D D D D D sekitarku

13. Aku suka membantu orang lain memecahkan persoalan D D D D D D 35. Aku suka merapikan kamarku D D D D D D
14. Aku suka memelihara binatang D D D D D D 36. Aku suka memimpin kelompok atau kelas D D D D D D
15. Aku tidak berkeberatan bekerja melebihi waktu yang 37. Aku suka berkegiatan di luar ruangan D D D D D D
D D D D D D
ditentukan 38. Aku suka berkegiatan di dalam ruangan dengan
D D D D D D
16. Aku suka menjual sesuatu D D D D D D meja-kursi

17. Aku suka membuat karya berbentuk tulisan D D D D D D 39. Aku suka menghitung D D D D D D
18. Aku suka sains D D D D D D 40. Aku suka menolong orang D D D D D D
19. Aku suka mendapatkan tantangan baru D D D D D D 41. Aku suka menggambar D D D D D D
20. Aku suka menghibur teman D D D D D D 42. Aku suka berbicara di depan umum D D D D D D
21. Aku suka mencari tahu cara kerja sebuah alat D D D D D D Jumlah
2 3 4 6
Jumlah

□□□ □
2 4 6

Jumlah Total
3 4
□□
6
Lampir

Contoh Instrumen RIASEC 2

Instrumen ini adalah opsi atau pilihan bagi guru BK atau wali kelas untuk mendukung hasil yang
peserta didik peroleh dari instrumen RIASEC 1. Hasil dari instrumen kedua ini dapat dibandingkan
dengan hasil identifikasi instrumen pertama. Bila ada perbedaan hasil dari kedua instrumen
tersebut, pendidik dapat mengajukan pertanyaan kepada peserta didik untuk menggali kode mana
yang lebih sesuai.

Langkah pengisian:

1. Minta peserta didik untuk memilih 8 hal yang mereka rasa paling bisa dilakukan tanpa kesulitan.
2. Dengan bantuan kunci jawaban (bisa dibantu oleh guru), hitung berapa banyak untuk
masing- masing kode dari 8 hal yang dipilih tersebut, isikan pada bagian bawah form.
3. Identifikasi 3 kode peminatan yang skornya paling tinggi.

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 7
7
Lampiran

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 7
7
Lampiran

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 7
Lampir

Interpretasi bidang profesi sesuai dengan kode peminatan

Bidang profesi yang mendukung minat dan


Jalur bimbingan karir yang terkait:
bakat antara lain:

• Pertanian • Sumber daya alam


• Asisten kesehatan • Pelayanan kesehatan
• Komputer • Teknik industri
R
• Konstruksi • Rekayasa teknologi
• Mekanik • Seni pertunjukan
• Pariwisata

• Ilmuwan kelautan • Layanan kesehatan


• Teknik • Bisnis
• Ilmuwan Kimia • Pekerja sosial
• Kedokteran hewan • Teknik Industri
• Peternakan • Rekayasa teknologi
• Kedokteran
I
• Ekonomi
• Psikologi
• Ilmuwan fisika
• Matematika
• Ilmuwan biologi
• Hukum

• Komunikasi • Pekerja sosial


• Kecantikan • Seni
• Seni • Komunikasi
• Sastra
A • Fotografi
• Penyiaran
• Desain interior
• Arsitektur
• Desain komunikasi visual

7
Lampir

Bidang profesi yang mendukung minat dan


Jalur bimbingan karir yang terkait:
bakat antara lain:

• Konseling • Layanan kesehatan


• Keperawatan • Pekerja sosial
• Terapi fisik
S • Layanan wisata
• Periklanan
• Public Relation
• Pendidikan

• Bisnis • Bisnis
• Real Estate • Pekerja sosial
• Pemasaran • Seni
E • Hukum • Komunikasi
• Sosial Politik
• Perdagangan internasional
• Finansial/perbankan

• Akuntansi • Layanan kesehatan


• Asuransi • Bisnis
C • Administrasi • Teknik Industri
• Banking • Teknologi Informasi
• Data processing

► Lampiran 11 Pencegahan dan Penanganan 3 (Tiga) Dosa Besar di


Satuan Pendidikan

Pencegahan

Dalam aspek pencegahan, pengelola sekolah,


keselamatan, dan kenyamanan peserta didik
pendidik, dan tenaga kependidikan perlu
dalam pelaksanaan kegiatan/pembelajaran di
untuk memastikan upaya menciptakan
lingkungan satuan pendidikan.
lingkungan satuan pendidikan yang bebas
dari tindak kekerasan melalui berbagai
kegiatan. Seluruh unsur sekolah wajib
menjamin keamanan,

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 7
Lampir

Pada tahap ini, pengelola sekolah, pendidik


kekerasan. Perlu dipahami bahwa masing-
dan tenaga kependidikan perlu terbuka
masing bentuk kekerasan memiliki karakteristik
dengan orang tua/wali untuk berbagi informasi
pencegahannya masing-masing.
mengenai mekanisme pencegahan tindak

Perundungan (Bullying)

Pencegahan aksi perundungan membutuhkan peran aktif seluruh pihak di lingkungan satuan
pendidikan melalui:

1. Peningkatan pemahaman warga sekolah


tentang perundungan. Melaksanakan 3. Jalur komunikasi yang terbuka untuk
kegiatan untuk mendiskusikan bentuk- pelaporan kasus. Menetapkan mekanisme
bentuk serta cara pencegahan dan dan standar operasional untuk jalur
penanganan perundungan di sekolah komunikasi pelaporan yang aman dan
sensitif;
2. Peningkatan pemahaman dan sensitivitas
terhadap situasi dan kebutuhan korban. 4. Kebijakan sekolah terkait aksi
Tindakan pencegahan dan penanganan perundungan; dan
perlu mengedepankan perlindungan 5. Inisiatif atau kegiatan pencegahan kekerasan.
korban dengan memberikan perhatian lebih Melaksanakan program- program
terhadap sikap dan tingkah laku peserta sekolah yang menyebarkan pesan
didik. Penawaran bantuan kepada korban dan perilaku kebaikan untuk membangun
juga perlu dilakukan tanpa paksaan dan norma anti perundungan.
menjaga kerahasiaan korban;

Kekerasan Seksual

Dalam upaya mencegah tindak kekerasan seksual terhadap peserta didik, langkah penting yang
perlu diambil adalah membuka ruang diskusi mengenai definisi dan bentuknya. Beberapa langkah
yang dapat diterapkan untuk peserta didik dalam lingkup satuan pendidikan dasar dan menengah
berkenaan dengan pencegahan kekerasan seksual adalah sebagai berikut:

1. Mengajarkan batasan tubuh dan pubertas


3. Memberikan pemahaman tentang
yang akan atau sedang dialami peserta
kekerasan dan pelecehan seksual
didik;
dengan bahasa yang mudah dipahami
2. Mengajarkan cara berkomunikasi dan peserta didik dan warga sekolah lain.
berperilaku yang tepat dalam konteks relasi
teman sebaya; dan

Intoleransi

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dilakukan satuan pendidikan untuk mencegah intoleransi di
lingkungan satuan pendidikan:

8
Lampir

1. Membuat kegiatan perjumpaan dan dialog


serta menghargai perbedaan dan
antar peserta didik dengan latar belakang
keberagaman. Pelajar Pancasila
berbeda yang menciptakan interaksi yang
mampu mengapresiasi perbedaan dan
positif dan menyenangkan;
keberagaman serta menjadikannya
2. Membuat kegiatan-kegiatan kolaboratif sebagai pemersatu ketika ada
yang meruntuhkan prasangka (pandangan perdebatan atau konflik. Ia juga
negatif terhadap kelompok tertentu); mendengarkan dengan baik pendapat
3. Mengembangkan keterampilan sosial yang berbeda dari pendapatnya,
seperti empati, kemampuan komunikasi dan menghargainya, dan menganalisisnya
rekonsiliasi, dsb.; secara kritis tanpa memaksakan
4. Meningkatkan kemampuan berpikir pendapatnya sendiri.
kritis peserta didik dengan mengacu pada
b. Berkebinekaan Global
Modul 6 Keterampilan Jitu Menuju
Masyarakat Abad 21 untuk Memperkuat
Pelajar Indonesia mempertahankan
Proyek Profil Pelajar Pancasila; dan
budaya luhur, lokalitas dan
5. Mengembangkan kegiatan-kegiatan identitasnya, dan tetap berpikiran
dengan tema Profil Pelajar Pancasila terbuka dalam berinteraksi dengan
guna memastikan tahap perkembangan budaya lain, sehingga menumbuhkan
anak sesuai dengan elemen-elemen profil rasa saling menghargai dan
Pelajar Pancasila. Di antara enam profil kemungkinan terbentuknya dengan
Pelajar Pancasila, tiga di antaranya budaya luhur yang positif dan tidak
berkaitan erat dengan pencegahan bertentangan dengan budaya
intoleransi, antara lain:
luhur bangsa. Elemen dan kunci
kebhinekaan global meliputi mengenal
a. Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang
dan menghargai budaya, kemampuan
Maha Esa dan Berakhlak Mulia, sub-
komunikasi interkultural dalam
elemen akhlak kepada manusia)
berinteraksi dengan sesama, dan
refleksi dan tanggung jawab terhadap
Pelajar Indonesia yang beriman,
pengalaman kebhinekaan.
bertakwa kepada Tuhan YME, dan
berakhlak mulia adalah pelajar yang
c. Bernalar Kritis
berakhlak dalam hubungannya
dengan Tuhan Yang Maha Esa. Pelajar yang bernalar kritis
mampu memproses informasi
Ia memahami ajaran agama dan
kualitatif dan kuantitatif secara
kepercayaannya serta menerapkan
objektif, membangun
pemahaman tersebut dalam
keterkaitan antara berbagai
kehidupannya sehari-hari. Sebagai
informasi, menganalisis
anggota masyarakat, Pelajar Pancasila
informasi, mengevaluasi dan
menyadari bahwa semua manusia
menyimpulkannya. Elemen-
setara di hadapan Tuhan. Akhlak
elemen dari bernalar kritis adalah
mulianya bukan hanya tercermin
memperoleh dan memproses
dalam rasa sayangnya pada diri sendiri
tetapi juga dalam budi luhurnya pada informasi dan gagasan, menganalisis
sesama manusia. Dengan demikian dan mengevaluasi penalaran,
merefleksikan pemikiran dan proses
ia mengutamakan persamaan dan
kemanusiaan di atas perbedaan berpikir, dan mengambil keputusan.

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 8
Lampir

Untuk menunjang aktivitas-aktivitas pencegahan dan penanganan tindak kekerasan di satuan


pendidikan, sekolah dan peserta didik juga dapat mengakses materi-materi kampanye anti-
perundungan yang terdapat di laman/media sosial berikut.

Media Sosial Puspeka

Facebook
YouTube
Cerdas Berkarakter Kemdikbud RI
Cerdas Berkarakter Kemdikbud RI

Instagram
Tiktok
@cerdasberkarakter.kemdikbudri
@cerdasberkarakter

APK E-Learning
APK
belajarbersama
cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id
Portal Praktik Baik
cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/
sahabatkarakter

Laman
cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id

Pusat Penguatan Karakter


Laman
puspeka.kemdikbud.go.id

Laman
merdekadarikekerasan.kemdikbud.go.id

Sumber: Pusat Penguatan Karakter Kemendikbudristek, 2022

Penanganan

Dalam upaya penanganan, tindak kekerasan di lingkungan satuan pendidikan dapat dilaporkan oleh
semua lapisan masyarakat melalui laman Portal Lapor, yaitu https://kemdikbud.lapor.go.id. Alur
proses pengaduan adalah sebagai berikut.

8
Lampir

Gunakan layanan LAPOR di tautan:


https://kemdikbud.lapor.go.id

Klik
“Pilih Kategori Laporan Anda”

Sumber: Pusat Penguatan Karakter Kemendikbudristek, 2022

Di samping pengaduan melalui Portal Lapor


1. Memberikan pertolongan terhadap korban
Kemendikbudristek, penanganan tindak
tindakan kekerasan di satuan
kekerasan di Satuan Pendidikan dapat
pendidikan;
menerapkan langkah-langkah penanggulangan
yang diatur dalam Peraturan Menteri 2. Melaporkan kepada orang tua/wali peserta
Pendidikan dan Kebudayaan No. 82 Tahun didik setiap tindak kekerasan yang
2015 tentang Pencegahan dan melibatkan peserta didik baik sebagai
Penanggulangan Tindak Kekerasan di korban maupun pelaku;
Lingkungan Satuan Pendidikan. Langkah- 3. Melakukan identifikasi fakta kejadian
langkah tersebut meliputi: tindak kekerasan, menindaklanjuti kasus
tersebut secara proporsional;
4. Berkoordinasi dengan pihak/lembaga
terkait dalam rangka penyelesaian
tindak kekerasan;

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 8
Lampir

5. Menjamin hak peserta didik untuk 6. Melaporkan kepada


a. mendapatkan Pendidikan, memfasilitasi a. Dinas Pendidikan setempat dengan
peserta didik (baik sebagai korban segera apabila terjadi tindak kekerasan
maupun pelaku) untuk mendapatkan yang mengakibatkan luka fisik yang
hak perlindungan hukum, dan cukup berat/berdampak pada fungsi
b. memberikan rehabilitasi dan/atau tubuh/kematian untuk dibentuknya tim
fasilitasi kepada peserta didik independen oleh Pemerintah Daerah;
yang mengalami tindakan b. aparat penegak hukum (APH) setempat
kekerasan; apabila terjadi tindak kekerasan
yang mengakibatkan luka fisik yang
cukup berat/berdampak pada fungsi
tubuh/ kematian.

Langkah-langkah tersebut wajib untuk dilaksanakan oleh pihak pengelola sekolah, pendidik, dan
tenaga kependidikan apabila terjadi kasus kekerasan di lingkungan satuan pendidikan. Pelaksanaan
penanganan kekerasan dapat diintegrasikan dengan langkah-langkah layanan dasar dan responsif
bersama dukungan secara sistem yang dijabarkan pada subbab 2.2 panduan ini.

8
Referensi Refere

Buku dan Jurnal Ilmiah Glasser, W. (1965).


Super, D. E., Savickas, M. L., & Super, C. M.
Reality Therapy: A new approach to psychiatry.
(1996). “The life-span, life-space approach
New York: Harper & Row.
to careers” dalam D. Brown & L. Brooks
(Eds.), Career choice and development (Edisi ketiga,
Holland, J. L. (1959). “A theory of vocational
hal. 121-178). San Francisco: Jossey- Bass.
choice” dalam Journal of Counseling
Psychology, 6(1), 35.
Syam, S. (2021). Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler
terhadap Pembentukan Karakter peserta didik SMPN
Irmawati, R. H. (2022). Pengaruh Kegiatan
22 Makassar (Disertasi …, Universitas Negeri
Ekstrakurikuler Pramuka terhadap Kedisiplinan
Makassar)
Peserta Didik di Madrasah Tsanawiyah Roudlotul
Hidayah Kota Bangun (Disertasi …, Universitas
Hawaii public schools. (2022) Which Career
Islam Negeri Sultan Kasim Riau).
Pathway is right for you? The RIASEC
Test.
Nandana, D. D., Maksum, A., & Priambodo, A.
https://www.hawaiipublicschools.org/
(2020). “Pengaruh latihan pencak silat
DOE%20Forms/CTE/RIASEC.pdf. Diakses
terhadap pembentukan konsep diri dan
pada 22 Juli 2022 pukul 9.00 wib
kepercayaan diri peserta didik” dalam
Multilateral Jurnal Pendidikan Jasmani dan
Laman Dalam Jaringan Pusat Penguatan
Olahraga, 19(1), 23-31. Karakter Kemendikbudristek. (2022).
“Apa itu Kekerasan Seksual?” https://
Kemendikbudristek. (2021).
merdekadarikekerasan.kemdikbud.go.id.
“Kemendikbudristek Hadirkan Pokja
Diakses pada 13 Juli 2022.
Pencegahan dan Penanganan
Kekerasan di Bidang Pendidikan”.
Pusat Penguatan Karakter Kemendikbudristek
https://www.
(2022). Merdeka dari Perundungan, https://
kemdikbud.go.id/main/blog/2021/12/
cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/
kemendikbudristek-hadirkan-pokja-
merdekadariperundungan/. Diakses pada
pencegahan-dan-penanganan-kekerasan-
14 Juli 2022.
di-bidang-pendidikan. Diakses pada 1 Juli
2022 pukul 9.00 wib

Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan 8
Refere

Peraturan Perundang-Undangan Kementerian


Pendidikan dan Kebudayaan. Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan
dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan
Satuan Pendidikan.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,


Riset, dan Teknologi. Peraturan Menteri
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Republik Indonesia Nomor 30
Tahun 2021 tentang Pencegahan dan
Penanganan Kekerasan Seksual di
Lingkungan Perguruan Tinggi.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,


Riset, dan Teknologi. Keputusan Kepala
Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen
Pendidikan Nomor 009/H/KR/2022 Tahun 2022 tentang
Dimensi, Elemen, dan Subelemen Profil Pelajar
Pancasila Pada Kurikulum Merdeka

Anda mungkin juga menyukai