Anda di halaman 1dari 70

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

REPUBLIK INDONESIA

PANDUAN

Pembelajaran dan
Asesmen
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA

PANDUAN

Pembelajaran dan Asesmen


Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 2022
Panduan Pembelajaran dan Asesmen
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Pengarah
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Anindito Aditomo

Penanggung Jawab
Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran
Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Zulfikri

Penyusun
Yogi Anggraena (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)
Dion Ginanto (UIN Jambi)
Nisa Felicia (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan)
Ardanti Andiarti (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan)
Indriyati Herutami (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan)
Leli Alhapip (Badan Riset dan Inovasi Nasional)
Setiyo Iswoyo (Millennia 21st Century Academy)
Yayuk Hartini (SDN Indrasari 1 Kec. Martapura, Kalimantan Selatan)
Rizal Listyo Mahardika (SDN 02 Mampang Prapatan, DKI Jakarta)

Penelaah
Lesyani Yuniarsih (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)
Maria Chatarina (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)
Neneng Kadariyah (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)
Stien Matakupan (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan)

Kontributor
Susanti Sufyadi (Universitas Lambung Mangkurat) Lambas Layout
Tjaturigsih Rosdiana (Badan Riset dan Inovasi Nasional) Fauzan Amin Nur Rochim M. Firdaus Jubaedi
(Pusat Asesmen Pendidikan) Sandra Novrika (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Fauzi Eko P. (Direktorat PMPK)
Sapto Aji Wirantho (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Dwi Setiyowati (Pusat Tita Srihayati (Direktorat PMPK)
Kurikulum dan Pembelajaran) Arina Hasanah (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Fera Suprananto (UNSIKA Karawang)
Herawati (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Nur Rofika Ayu Shinta Amalia (Pusat Sisilia Mariati (PAUD Mutiara)
Kurikulum dan Pembelajaran) Sri Kurnianingsih (Himpaudi Jawa Tengah) Irma Yuliantina (Universitas Panca
Abd. Rohman Hakim (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Sakti Bekasi Wariyanto (SMPN 2 Purwokerto)
Nina Purnamasari (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Putu Widyarani K. (Pusat Indah Lestari (SMPN 115 Jakarta)
Kurikulum dan Pembelajaran Dona Paramita (Direktorat PAUD) Taman Firdaus (SMAN 1 Kota Bima) Betty Sekarasih Hadi Yani (SMAN 2
Waluyo (Direktorat SD) Playen) Arifin (SMAN 2 Wonosari Gunungkidul) Fendi (SMK Mikael Solo)
Elly Wismayanti (Direktorat SMP) Arif Basuki (SMK 2 Salatiga)
Rina Imayanti (Direktorat SMA) Pono Soswanto (SMKN 1 Karawang) Rani Azis (SLBN 5 Jakarta)
Taufiq Dhamarjati (Direktorat SMK) Indra Jaya (UNJ)
Eskawati Musyarofah (Direktorat SMK) Asih Nur Imda (SDS Pantara)
Cucu Sukmana (UPI, Bandung)
Tri Puas Restiadi (SKB Ungaran)
Ilustrator Kholifah Dwi Untari (SKB Malang)
Silvi Pratiwi

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas terbitnya Panduan
Pembelajaran dan Asesmen ini. Panduan ini disusun dalam rangka memberikan
inspirasi dalam implementasi pembelajaran dan asesmen pada Kurikulum Merdeka.

Peserta didik seyogianya menjadi fokus utama dalam pembelajaran dan


asesmen. Usaha untuk menjadikan peserta didik menjadi pembelajar yang aktif
akan memudahkan usaha untuk mengaktualisasikan tujuan pendidikan, yaitu
berkembangnya karakter dan kompetensi peserta didik.

Dalam kaitannya dengan pembelajaran dan asesmen yang berpusat dan berpihak pada
peserta didik perlu adanya panduan bagi pendidik pada tingkat satuan pendidikan dalam
pengimplementasian Kurikulum Merdeka. Panduan ini dapat dijadikan acuan dalam
pembelajaran dan asesmen di dalam kelas yang mengacu pada standar proses dan
standar penilaian. Standar proses dan standar penilaian digunakan sebagai pedoman
dalam melaksanakan pembelajaran dan penilaian yang efektif dan efisien sehingga
mampu untuk mengembangkan potensi, prakarsa, kemampuan, dan kemandirian
peserta didik secara optimal. Selanjutnya, pembelajaran dan asesmen juga diarahkan
untuk memberikan fleksibilitas bagi pendidik dan peserta didik dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang ditetapkan.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen (PPA) merupakan dokumen yang berisi prinsip,
strategi, dan contoh-contoh yang dapat memandu guru dan satuan pendidikan dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran dan asesmen. Pembelajaran
yang dimaksud meliputi aktivitas merumuskan capaian pembelajaran menjadi tujuan
pembelajaran dan cara mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Sementara asesmen
adalah aktivitas selama proses pembelajaran untuk mencari bukti ketercapaian tujuan
pembelajaran. Dalam panduan ini, pembelajaran dan asesmen merupakan satu siklus;
di mana asesmen memberikan informasi tentang pembelajaran yang perlu dirancang,
kemudian asesmen digunakan untuk mengecek efektivitas pembelajaran yang
berlangsung. Oleh karena itu, asesmen yang diutamakan adalah asesmen formatif yang
berorientasi pada perkembangan kompetensi peserta didik.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen pada Kurikulum Merdeka ini akan terus
disempurnakan berdasarkan evaluasi dan umpan balik dari berbagai pihak. Sejalan
dengan proses evaluasi tersebut, Panduan ini juga akan mengalami revisi dan
pembaruan secara berkala.

iii
Akhir kata, saya mengucapkan selamat dan terima kasih kepada seluruh tim penyusun,
penelaah, dan kontributor, beserta tim Kurikulum Pusat Kurikulum dan Pembelajaran,
yang telah bekerja dengan sepenuh hati untuk menghasilkan sebuah panduan yang
menginspirasi.

Kepala Badan Standar, Kurikulum,


dan Asesmen Pendidikan

Anindito Aditomo, Ph.D.


iv
PETA KONTEN DALAM MEMAHAMI
PENGIMPLEMENTASIAN KURIKULUM
MERDEKA

Langkah 02 Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan


Memahami pembelajaran
• Analisis karakteristik satuan pendidikan
dan asesmen
• Penyusunan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan
• Pengorganisasian pembelajaran
• Perencanaan pembelajaran
02
• Pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional

03
Langkah 01
04
Langkah 03
Memahami pengembangan
kurikulum operasional
Langkah 04 satuan pendidikan dalam
Memahami pengembangan projek penguatan prol pelajar Pancasila Kurikulum Merdeka

Memahami garis besar


Kurikulum Merdeka Langkah 2
Memahami pembelajaran dan asesmen

01 Panduan Pembelajaran dan Asesmen


• Prinsip pembelajaran dan asesmen
• Pembelajaran sesuai dengan tahapan peserta didik
• Perencanaan pembelajaran dan asesmen (termasuk alur tujuan
pembelajaran)
• Merencanakan pembelajaran
• Pengolahan dan pelaporan hasil asesmen

Langkah 1
Langkah 4
Memahami garis besar Kurikulum Merdeka
Memahami pengembangan projek penguatan profil pelajar
Pancasila
• Regulasi mengenai Kurikulum Merdeka yang berlaku
• Kajian Akademik Kurikulum untuk Pemulihan Pembelajaran

Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


• Menyiapkan ekosistem sekolah
• Mendesain projek penguatan profil pelajar Pancasila
• Mengelola projek penguatan profil pelajar Pancasila
• Mengolah asesmen dan melaporkan hasil projek penguatan profil pelajar
Langkah 3 Pancasila
Memahami pengembangan kurikulum operasional satuan pendidikan • Evaluasi dan tindak lanjut projek penguatan profil pelajar Pancasila
dalam Kurikulum Merdeka

Daftar Isi

iii Kata Pengantar

vi Daftar Isi
1 Pendahuluan
1 Latar Belakang
2 Sasaran Pengguna
2 Cara Menggunakan Panduan

3 Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen


4 Prinsip Pembelajaran
8 Prinsip Asesmen

10 Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen


11 Memahami Capaian Pembelajaran (CP)
15 Merumuskan Tujuan Pembelajaran
19 Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran
23 Merencanakan pembelajaran dan asesmen

37 Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen

41 Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen


41 Pengolahan Hasil Asesmen
53 Pelaporan Hasil belajar

65 Refleksi dan Tindak Lanjut Pembelajaran dan Asesmen

68 Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik


dan Satuan Pendidikan

78 Daftar Pustaka

79 Lampiran-Lampiran

vi
Pendahuluan

1
PendahuluanA. Latar Belakang
Panduan Pembelajaran dan Asesmen (PPA) merupakan dokumen
yang berisi prinsip, strategi, dan contoh-contoh yang dapat
memandu guru dan satuan pendidikan dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran dan asesmen.
Pembelajaran yang dimaksud meliputi aktivitas merumuskan
capaian pembelajaran menjadi tujuan pembelajaran dan cara
Ringkasan Bab mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Sementara asesmen
adalah aktivitas selama proses pembelajaran untuk mencari bukti
Latar Belakang
ketercapaian tujuan pembelajaran. Dalam panduan ini,
Sasaran Pengguna pembelajaran dan asesmen merupakan satu siklus; di mana asesmen
memberikan informasi tentang pembelajaran yang perlu dirancang,
Cara Menggunakan Panduan kemudian asesmen digunakan untuk mengecek efektivitas
pembelajaran yang berlangsung. Oleh karena itu, asesmen yang
diutamakan adalah asesmen formatif yang berorientasi pada
perkembangan kompetensi peserta didik.
Pemerintah telah menetapkan Capaian Pembelajaran yang mengembangkan alur tujuan pembelajaran, modul ajar, serta asesmen
menjadi rujukan pada awal pembelajaran dan pembelajaran terdiferensiasi. Dokumen
utama dalam pengembangan rancangan pembelajaran, khususnya ini juga memuat perencanaan serta pelaksanaan asesmen yang
untuk kegiatan intrakurikuler1. Panduan ini memfasilitasi proses dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengolahan, dan pelaporan
berpikir dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang hasil penilaian atau asesmen. PPA difokuskan untuk pembelajaran dan
dimulai dari menganalisis capaian pembelajaran , tujuan pembelajaran asesmen intrakurikuler, sedangkan panduan untuk projek penguatan
profil pelajar Pancasila disampaikan dalam dokumen terpisah.

1 Dalam lampiran Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 56 Tahun 2022 dijelaskan bahwa struktur
Kurikulum Merdeka dibagi menjadi dua, yaitu intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Capaian Pembelajaran menjadi
kompetensi yang ditargetkan untuk intrakurikuler.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 1
Pendahuluan

B. Sasaran Pengguna dan merefleksikan proses pembelajaran (bukan hanya terfokus


pada administrasi), serta memberikan inspirasi praktik baik
pelaksanaan pembelajaran dan asesmen dari sekolah lain.
■ Untuk pendidik, panduan pembelajaran dan asesmen digunakan pengawas juga dapat melakukan pendampingan kepada kepala
sebagai panduan dalam pembelajaran sekolah dan pendidik yang memerlukan konsultasi dalam
menyelesaikan
■ Untuk kepala sekolah, panduan ini dapat menjadi acuan atas fungsi
permasalahan dan tantangan dalam pembelajaran.
kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran (instructional
leader). Sebagai pemimpin pembelajaran, kepala sekolah ■ Sebagai bagian dari komunitas belajar, panduan ini bisa
menginspirasi para pendidik untuk berkolaborasi dan berinovasi berguna untuk bahan diskusi, memantik berbagai ide dalam
untuk menciptakan perubahan yang dimulai dari dalam kelas. pembelajaran, dll.
■ Pengawas diharapkan berperan untuk mendampingi kepala
sekolah. Pengawas bersama kepala sekolah mendiskusikan

C. Cara Menggunakan Panduan


Satuan pendidikan dan pendidik diberikan kebebasan untuk Dalam penggunaannya, dokumen ini perlu memperhatikan
mengembangkan beberapa regulasi lain:
pembelajaran, perangkat ajar, dan asesmen sesuai dengan karakteristik
dan kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan daerahnya. • Keputusan Mendikbudristek tentang Kurikulum Merdeka;
Satuan pendidikan dan pendidik juga memiliki keleluasaan untuk • Keputusan Kepala BSKAP tentang Profil Pelajar Pancasila; dan
menentukan jenis, teknik, bentuk instrumen, dan waktu pelaksanaan
• Keputusan Kepala BSKAP tentang Capaian Pembelajaran.
asesmen berdasarkan karakteristik tujuan pembelajaran.
2
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen

2
Prinsip Pembelajaran dan
Prinsip Asesmen

Ringkasan Bab
Prinsip Pembelajaran

Prinsip Asesmen

Pembelajaran dan asesmen merupakan satu kesatuan yang memastikan tujuan pembelajaran sudah sesuai dengan tahapan dan
sebaiknya tidak dipisahkan. Pendidik dan peserta didik perlu kebutuhan peserta didik.
memahami kompetensi yang dituju sehingga keseluruhan proses
pembelajaran diupayakan untuk mencapai kompetensi tersebut. Proses selanjutnya adalah pelaksanaan pembelajaran yang dirancang
Kaitan antara pembelajaran dan asesmen, digambarkan dan untuk memberi pengalaman belajar yang berkualitas, interaktif, dan
diilustrasikan melalui ilustrasi berikut: kontekstual. Pada siklus ini, pendidik diharapkan dapat
menyelenggarakan pembelajaran yang : (1) interaktif; (2) inspiratif; (3)
Pembelajaran dapat diawali dengan proses perencanaan asesmen menyenangkan; (4) menantang; (5) memotivasi peserta didik untuk
dan perencanaan pembelajaran. Pendidik perlu merancang asesmen berpartisipasi aktif; dan (6) memberikan ruang yang cukup bagi
yang dilaksanakan pada awal pembelajaran, pada saat prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai bakat, minat dan
pembelajaran, dan pada akhir pembelajaran. Perencanaan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik (akan dijelaskan
asesmen, terutama pada asesmen awal pembelajaran sangat perlu lebih lanjut pada Bab V). Sepanjang proses pembelajaran, pendidik
dilakukan karena untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta dapat mengadakan asesmen formatif untuk mengetahui sejauh mana
didik, dan hasilnya digunakan untuk merancang pembelajaran yang tujuan pembelajaran sudah dicapai oleh peserta didik.
sesuai dengan tahap capaian peserta didik.
Tahapan selanjutnya adalah proses asesmen pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran meliputi tujuan pembelajaran, langkah- Asesmen pembelajaran diharapkan dapat mengukur aspek yang
langkah pembelajaran, dan asesmen pembelajaran yang disusun seharusnya diukur dan bersifat holistik. Asesmen dapat berupa
dalam bentuk dokumen yang fleksibel, sederhana, dan kontekstual. formatif dan sumatif. Asesmen formatif dapat berupa asesmen pada
Tujuan Pembelajaran disusun dari Capaian Pembelajaran dengan awal pembelajaran dan asesmen pada saat pembelajaran. Asesmen
mempertimbangkan kekhasan dan karakteristik Satuan Pendidikan. pada awal pembelajaran digunakan mendukung pembelajaran
Pendidik juga harus terdiferensiasi sehingga peserta

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 3
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen Ketiga tahapan ini akan terus berlangsung dalam bentuk siklus
seperti gambar di atas. Dalam prosesnya, pendidik dapat melakukan
refleksi, baik dilakukan secara pribadi maupun

A. Prinsip Pembelajaran
didik dapat memperoleh pembelajaran sesuai dengan yang mereka
butuhkan. Sementara, asesmen formatif pada saat pembelajaran
dapat dijadikan sebagai dasar dalam melakukan refleksi terhadap
keseluruhan proses belajar yang dapat dijadikan acuan untuk
perencanaan pembelajaran dan melakukan revisi apabila diperlukan.
Apabila peserta didik dirasa telah mencapai tujuan pembelajaran,
maka pendidik dapat meneruskan pada tujuan pembelajaran
berikutnya. Namun, apabila tujuan pembelajaran belum tercapai,
dengan bantuan kolega pendidik, kepala satuan pendidikan, atau
pendidik perlu melakukan penguatan terlebih dahulu. Selanjutnya,
pengawas sekolah. Oleh karena itu, proses pembelajaran dan
pendidik perlu mengadakan asesmen sumatif untuk memastikan
asesmen merupakan satu kesatuan yang bermuara untuk membantu
ketercapaian dari keseluruhan tujuan pembelajaran.
keberhasilan peserta didik di dalam kelas. asesmen diharapkan dapat memandu pendidik dalam merencanakan
dan melaksanakan pembelajaran yang bermakna agar peserta didik
Pemerintah tidak mengatur pembelajaran dan asesmen secara detail lebih kreatif, berpikir kritis, dan inovatif. Dalam menerapkan prinsip-
dan teknis. Namun demikian, untuk memastikan proses pembelajaran prinsip pembelajaran, pendidik diharapkan memperhatikan hal-hal
dan asesmen berjalan dengan baik, Pemerintah menetapkan Prinsip sebagai berikut:
Pembelajaran dan Asesmen. Prinsip pembelajaran dan prinsip

Tabel 2.1. Prinsip Pembelajaran dan Contoh Pelaksanaannya

Prinsip Pembelajaran Contoh pelaksanaan prinsip pembelajaran

a. Pembelajaran • Pada awal tahun ajaran, pendidik berusaha mencari tahu


dirancang dengan kesiapan belajar peserta didik dan pencapaian
mempertimbangkan tahap sebelumnya. Misalnya, melalui dialog dengan peserta
perkembangan dan didik, sesi diskusi kelompok kecil, tanya jawab, pengisian
tingkat pencapaian survei/angket, dan/ atau metode lainnya yang sesuai.
peserta didik • Pendidik merancang atau memilih alur tujuan pembelajaran
saat ini, sesuai dengan sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik, atau
kebutuhan belajar, serta pada tahap awal. Pendidik dapat menggunakan atau
mencerminkan mengadaptasi contoh tujuan pembelajaran, alur tujuan
karakteristik dan pembelajaran dan modul ajar yang disediakan oleh
perkembangan peserta Kemendikbudristek.
didik yang beragam • Pendidik merancang pembelajaran yang menyenangkan
sehingga pembelajaran agar peserta didik mengalami proses belajar sebagai
menjadi bermakna dan pengalaman yang menimbulkan emosi positif.
menyenangkan;

4
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen

Prinsip Pembelajaran Contoh pelaksanaan prinsip pembelajaran

b. Pembelajaran dirancang • Pendidik mendorong peserta didik untuk melakukan refleksi


dan dilaksanakan untuk memahami kekuatan diri dan area yang perlu
untuk dikembangkan.
membangun kapasitas • Pendidik senantiasa memberikan umpan balik langsung
untuk menjadi yang mendorong kemampuan peserta didik untuk terus
pembelajar sepanjang belajar dan mengeksplorasi ilmu pengetahuan.
hayat;
• Pendidik menggunakan pertanyaan terbuka yang
menstimulasi pemikiran yang mendalam.
• Pendidik memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif
agar terbangun sikap pembelajar mandiri.
• Pendidik memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, kemandirian sesuai bakat, minat, dan
perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik. •
Pendidik memberikan tugas atau pekerjaan rumah
ditujukan untuk mendorong pembelajaran yang mandiri
dan untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan dengan
mempertimbangkan beban belajar peserta didik.
• Pendidik merancang pembelajaran untuk mendorong
peserta didik terus meningkatkan kompetensinya melalui
tugas dan aktivitas dengan tingkat kesulitan yang tepat.

c. Proses pembelajaran • Pendidik menggunakan berbagai metode pembelajaran


mendukung yang bervariasi dan untuk membantu peserta didik
perkembangan mengembangkan kompetensi, misalnya belajar berbasis
kompetensi dan karakter inkuiri, berbasis projek, berbasis masalah, dan
peserta didik secara holistik; pembelajaran terdiferensiasi.
• Pendidik merefleksikan proses dan sikapnya untuk memberi
keteladanan dan sumber inspirasi positif bagi peserta didik. •
Pendidik merujuk pada profil pelajar Pancasila dalam
memberikan umpan balik (apresiasi maupun koreksi)

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 5
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen

Prinsip Pembelajaran Contoh pelaksanaan prinsip pembelajaran

d. pembelajaran yang relevan, • Pendidik menyelenggarakan pembelajaran sesuai


yaitu pembelajaran yang kebutuhan dan dikaitkan dengan dunia nyata, lingkungan,
dirancang sesuai konteks, dan budaya yang menarik minat peserta didik.
lingkungan, dan budaya • Pendidik merancang pembelajaran interaktif untuk
peserta didik, serta memfasilitasi interaksi yang terencana, terstruktur, terpadu,
melibatkan orang tua dan dan produktif antara pendidik dengan peserta didik, sesama
komunitas sebagai mitra; peserta didik, serta antara peserta didik dan materi belajar.
• Pendidik memberdayakan masyarakat sekitar, komunitas,
organisasi, ahli dari berbagai profesi sebagai
narasumber untuk memperkaya dan mendorong
pembelajaran yang relevan.
• Pendidik melibatkan orang tua dalam proses belajar dengan
komunikasi dua arah dan saling memberikan umpan balik. •
Pada PAUD, pendidik menggunakan pendekatan multibahasa
berbasis bahasa ibu juga dapat digunakan, utamanya bagi
peserta didik yang tumbuh di komunitas yang menggunakan
bahasa lokal.
• Pada SMK, terdapat pembelajaran melalui Praktik Kerja
Lapangan (PKL) yang dilaksanakan di dunia kerja atau
tempat praktik di lingkungan sekolah yang telah dirancang
sesuai dengan standar dunia kerja, menerapkan sistem
dan budaya kerja sebagaimana di dunia kerja, dan
disupervisi oleh pendidik/instruktur yang ditugaskan atau
memiliki pengalaman di dunia kerja yang relevan.
• Pada SMK, pendidik dapat menyelenggarakan
pembelajaran melalui praktik-praktik kerja bernuansa
industri di lingkungan sekolah melalui model pembelajaran
industri (teaching factory).

6
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen

Prinsip Pembelajaran Contoh pelaksanaan prinsip pembelajaran

e. pembelajaran berorientasi • Pendidik berupaya untuk mengintegrasikan kehidupan


pada masa depan yang keberlanjutan (sustainable living) pada berbagai kegiatan
berkelanjutan. pembelajaran dengan mengintegrasikan nilai-nilai dan
perilaku yang menunjukkan kepedulian terhadap
lingkungan dan masa depan bumi, misalnya menggunakan
sumber daya secara bijak (hemat air, listrik, dll.),
mengurangi sampah, dsb.
• Pendidik memotivasi peserta didik untuk menyadari bahwa
masa depan adalah milik mereka dan mereka perlu
mengambil peran dan tanggung jawab untuk masa depan
mereka.
• Pendidik melibatkan peserta didik dalam mencari solusi
solusi permasalahan di keseharian yang sesuai
dengan tahapan belajarnya.
• Pendidik memanfaatkan projek penguatan profil pelajar
Pancasila untuk membangun karakter dan kompetensi
peserta didik sebagai warga dunia masa depan.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 7
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen

B. Prinsip Asesmen
Tabel 2.2. Prinsip Asesmen dan Contoh Pelaksanaannya

Prinsip Asesmen Contoh Pelaksanaan Prinsip Asesmen

a. Asesmen merupakan • Pendidik menguatkan asesmen di awal pembelajaran yang


bagian terpadu dari digunakan untuk merancang pembelajaran sesuai dengan
proses pembelajaran, kesiapan peserta didik.
fasilitasi pembelajaran, • Pendidik merencanakan pembelajaran dengan merujuk
dan penyediaan informasi pada tujuan yang hendak dicapai dan memberikan umpan
yang holistik, sebagai balik agar peserta didik dapat menentukan langkah untuk
umpan balik untuk perbaikan kedepannya.
pendidik, peserta didik, • Pendidik memberikan umpan balik berupa kalimat
dan orang tua/wali agar dukungan untuk menstimulasi pola pikir bertumbuh. •
dapat memandu mereka Pendidik melibatkan peserta didik dalam melakukan
dalam menentukan asesmen, melalui penilaian diri, penilaian antar teman,
strategi pembelajaran
refleksi diri, dan pemberian umpan balik antar teman. •
selanjutnya;
Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk berefleksi tentang kemampuan mereka, serta
bagaimana meningkatkan kemampuan tersebut
berdasarkan hasil asesmen.
• Pendidik merancang asesmen untuk mendorong peserta
didik terus meningkatkan kompetensinya melalui asesmen
dengan tingkat kesulitan yang tepat dan umpan balik yang
membangun
• Pada konteks PAUD, yang dipantau tidak hanya berbagai
aspek perkembangan yang ada di CP, namun juga
tumbuh kembang anak secara keseluruhan.

b. asesmen dirancang dan • Pendidik memikirkan tujuan pembelajaran pada saat


dilakukan sesuai merencanakan asesmen dan memberikan kejelasan
dengan pada peserta didik mengenai tujuan asesmen di
fungsi asesmen tersebut, awal pembelajaran.
dengan keleluasaan • Pendidik menggunakan teknik asesmen yang beragam
untuk menentukan sesuai dengan fungsi dan tujuan asesmen. Hasil dari
teknik dan asesmen formatif digunakan untuk umpan balik
waktu pelaksanaan pembelajaran, sementara hasil dari asesmen
asesmen agar efektif sumatif digunakan untuk pelaporan hasil belajar.
mencapai
tujuan pembelajaran;

8
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen

Prinsip Asesmen Contoh Pelaksanaan Prinsip Asesmen

c. asesmen dirancang secara • Pendidik menyediakan waktu dan durasi yang cukup agar
adil, proporsional, valid, asesmen menjadi sebuah proses pembelajaran dan
dan dapat dipercaya bukan hanya untuk kepentingan menguji.
(reliable) untuk • Pendidik menentukan kriteria sukses dan
menjelaskan kemajuan menyampaikannya pada peserta didik, sehingga
belajar, mereka memahami ekspektasi yang perlu dicapai.
menentukan keputusan
• Pendidik berkolaborasi dalam merancang asesmen
tentang langkah dan
sehingga dapat menggunakan kriteria yang serupa dan
sebagai dasar untuk sesuai dengan tujuan asesmen.
menyusun program • Pendidik menggunakan hasil asesmen untuk menentukan
pembelajaran yang sesuai tindak lanjut pembelajaran.
selanjutnya;

d. laporan kemajuan belajar • Pendidik menyusun laporan kemajuan belajar secara


dan pencapaian peserta ringkas, mengutamakan informasi yang paling penting
didik bersifat sederhana untuk dipahami oleh peserta didik dan orang tua.
dan informatif, • Pendidik memberikan umpan balik secara berkala kepada
memberikan informasi peserta didik dan mendiskusikan tindak lanjutnya bersama
yang bermanfaat tentang sama beserta orang tua.
karakter dan
kompetensi yang dicapai,
serta strategi tindak lanjut;

e. hasil asesmen digunakan • Pendidik menyediakan waktu bagi guru untuk membaca,
oleh peserta didik, pendidik, menganalisis, dan melakukan refleksi hasil asesmen. •
tenaga kependidikan, dan Pendidik menggunakan hasil asesmen sebagai bahan
orang tua/wali sebagai diskusi untuk menentukan hal-hal yang sudah berjalan baik
bahan refleksi untuk dan area yang perlu diperbaiki. Satuan pendidikan memiliki
meningkatkan mutu strategi agar hasil asesmen digunakan sebagai refleksi oleh
pembelajaran. peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua
untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
• Pendidik memberikan umpan balik secara berkala kepada
peserta didik dan mendiskusikan tindak lanjutnya bersama
sama orang tua.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 9
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

3
Perencanaan Pembelajaran
dan Asesmen

Ringkasan Bab
Memahami Capaian Pembelajaran (CP)

Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran

Merencanakan Pembelajaran dan Asesmen

Pemerintah menetapkan Capaian Pembelajaran (CP) sebagai pembelajaran yang lebih operasional dan konkret, yang dicapai satu
kompetensi yang ditargetkan. Namun demikian, CP tidak cukup persatu oleh peserta didik hingga mereka mencapai akhir fase. Proses
konkret untuk memandu kegiatan pembelajaran sehari hari. CP perlu berpikir dalam merencanakan pembelajaran ditunjukkan dalam
diurai menjadi tujuan-tujuan Gambar 2 di bawah ini.
Memahami Capaian Merumuskan tujuan Menyusun alur pembelajaran
Pembelajaran pembelajaran tujuan pembelajaran dari tujuan Merancang pembelajaran

Gambar 3.1. Proses Perancangan Kegiatan Pembelajaran

Pendidik dapat (1) mengembangkan sepenuhnya alur tujuan pemerintah menyediakan contoh-contoh alur tujuan pembelajaran,
pembelajaran dan/atau perencanaan pembelajaran, (2) rencana pelaksanaan pembelajaran atau yang sering dikenal sebagai
mengembangkan alur tujuan pembelajaran dan/atau rencana RPP, dan modul ajar. Dengan kata lain, setiap pendidik perlu
pembelajaran berdasarkan contoh-contoh yang disediakan pemerintah, menggunakan alur tujuan pembelajaran dan rencana pembelajaran
atau (3) menggunakan contoh yang disediakan. Pendidik menentukan untuk memandu mereka mengajar; akan tetapi mereka tidak harus
pilihan tersebut berdasarkan kemampuan masing-masing. Dalam mengembangkannya sendiri.
Platform Merdeka Mengajar,

10
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Proses perancangan kegiatan pembelajaran dalam panduan ini dibuat itu, apabila pendidik menggunakan contoh, proses ini perlu
dengan asumsi bahwa pendidik akan mengembangkan alur tujuan disesuaikan dengan kebutuhan. Dengan kata lain, proses dalam
pembelajaran dan rencana pembelajaran secara mandiri, tidak Gambar 2 tidak harus dilakukan secara lengkap oleh seluruh
menggunakan contoh yang disediakan pemerintah. Oleh karena pendidik.

A. Memahami Capaian Pembelajaran (CP)


Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran ■ Pengembangan rencana pembelajaran yang kolaboratif. Satu
yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari fase fase biasanya lintas kelas, misalnya CP Fase D yang berlaku untuk
fondasi pada PAUD. Jika dianalogikan dengan sebuah perjalanan Kelas VII, VIII, dan IX.
berkendara, CP memberikan tujuan umum dan ketersediaan waktu Saat merencanakan pembelajaran di awal tahun ajaran, guru
yang tersedia untuk mencapai tujuan tersebut (fase). Untuk mencapai kelas VIII perlu berkolaborasi dengan guru kelas VII untuk
garis finish, pemerintah membuatnya ke dalam enam etape yang mendapatkan informasi tentang sampai mana proses belajar
disebut fase. Setiap fase lamanya 1-3 tahun. sudah ditempuh peserta didik di kelas VII. Selanjutnya ia juga
perlu berkolaborasi dengan guru kelas IX untuk menyampaikan
Berikut ini adalah beberapa contoh bahwa rencana pembelajaran kelas VIII akan berakhir di suatu
pemanfaatan fase-fase Capaian Pembelajaran dalam perencanaan topik atau materi tertentu, sehingga guru kelas IX dapat
pembelajaran: merencanakan
pembelajaran berdasarkan informasi tersebut.
■ Pembelajaran yang fleksibel. Ada kalanya proses belajar berjalan
lebih lambat
pada suatu periode (misalnya, ketika pembelajaran di masa
pandemi COVID-19) sehingga dibutuhkan waktu lebih
panjang untuk mempelajari suatu konsep. Ketika harus
“menggeser” waktu untuk mengajarkan materi-materi pelajaran
yang sudah dirancang, pendidik memiliki waktu lebih panjang
untuk mengaturnya.

■ Pembelajaran yang sesuai dengan kesiapan peserta


didik. Fase belajar seorang peserta didik menunjukkan
kompetensinya, sementara kelas
menunjukkan kelompok (cohort)
berdasarkan usianya. Dengan demikian, ada kemungkinan
peserta didik berada di kelas III SD, namun belajar materi
pelajaran untuk Fase A (yang umumnya untuk kelas I dan II)
karena ia belum tuntas mempelajarinya. Hal ini berkaitan
dengan mekanisme kenaikan kelas yang disampaikan dalam
Bab VII (Mekanisme Kenaikan Kelas dan Kelulusan).
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 11
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Catatan untuk Pengawas/Penilik: • Apakah perencanaan di suatu kelas memperhatikan topik atau
konsep yang sudah dikuasai peserta didik di kelas sebelumnya?
Pengawas/penilik dapat mendiskusikan dan mendukung proses belajar
pendidik untuk mengembangkan perencanaan pembelajaran. Pada • Apakah pendidik memperhatikan perkembangan peserta didik
saat berdiskusi dengan pendidik, pengawas/penilik perlu fokus pada ketika merencanakan pembelajaran?
bagaimana proses perencanaan dilakukan, misalnya: • Apakah perencanaan pembelajaran memperhatikan perkembangan
peserta didik dan kesinambungan proses pembelajaran antar
• Apakah guru berkolaborasi lintas kelas sebagaimana yang kelas?
dicontohkan di atas?

Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP disusun untuk setiap mata pelajaran. Tabel 3.1
memperlihatkan pembagian fase.

Tabel 3.1. Pembagian Fase

Fase Kelas/Jenjang pada Umumnya

Fondasi PAUD

A Kelas I-II SD/MI

B Kelas III-IV SD/MI

C Kelas V-VI SD/MI

D Kelas VII-IX SMP/MTs

E Kelas X SMA/SMK/MA/MAK

F Kelas XI-XII SMA/MA/MAK


Kelas XI-XII SMK Program 3 tahun
Kelas XI-XII SMK program 4 tahun

Ada beberapa hal yang perlu dipahami tentang kekhasan CP sebelum memahami isi dari capaian
untuk setiap mata pelajaran.

• Dalam CP, kompetensi yang ingin dicapai ditulis dalam paragraf pengetahuan yang dipelajari peserta didik menjadi suatu
yang memadukan antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap rangkaian yang berkaitan. • CP dirancang dengan banyak merujuk
atau disposisi untuk belajar. Sementara karakter dan kompetensi kepada teori belajar Konstruktivisme dan pengembangan kurikulum
umum yang ingin dikembangkan dinyatakan dalam profil pelajar dengan pendekatan “Understanding by Design” (UbD) yang
Pancasila secara terpisah. Dengan dirangkaikan sebagai paragraf, dikembangkan oleh Wiggins & Tighe (2005). Dalam kerangka teori
ilmu ini,

12
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

“memahami” merupakan kemampuan yang dibangun melalui proses tingkat rendah.


dan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan kepada • Memang apabila merujuk pada Taksonomi Bloom, pemahaman
mereka untuk dapat menjelaskan, menginterpretasi dan dianggap sebagai proses berpikir tahap yang rendah (C2). Namun
mengaplikasikan informasi, menggunakan berbagai perspektif, dan demikian, konteks Taksonomi Bloom sebenarnya digunakan untuk
berempati atas suatu fenomena. Dengan demikian, pemahaman perancangan pembelajaran dan asesmen kelas yang lebih
bukanlah suatu proses kognitif yang sederhana atau proses berpikir
operasional, bukan untuk CP yang lebih abstrak dan umum. pendidik perlu familiar dengan apa yang perlu mereka ajarkan, terlepas
Taksonomi Bloom lebih sesuai digunakan untuk menurunkan/ dari apakah mereka akan mengembangkan kurikulum, alur tujuan
menerjemahkan CP ke tujuan pembelajaran yang lebih konkret. pembelajaran, atau silabusnya sendiri atau tidak. Beberapa contoh
• Naskah CP terdiri atas rasional, tujuan, karakteristik, dan capaian per pertanyaan reflektif yang dapat digunakan untuk memandu guru dalam
fase. Rasional menjelaskan alasan pentingnya mempelajari mata memahami CP, antara lain:
pelajaran tersebut serta kaitannya dengan profil pelajar Pancasila.
Tujuan menjelaskan kemampuan atau kompetensi yang dituju • Kompetensi apa saja yang perlu dimiliki peserta didik untuk
setelah peserta didik mempelajari mata pelajaran tersebut secara sampai di capaian pembelajaran akhir fase?
keseluruhan. Karakteristik menjelaskan apa yang • Kata-kata kunci apa yang penting dalam CP? • Apakah ada hal-hal
dipelajari dalam mata pelajaran tersebut, elemen-elemen atau yang sulit saya pahami? • Apakah capaian yang ditargetkan sudah
domain (strands) yang membentuk mata pelajaran dan biasa saya ajarkan?
berkembang dari fase ke fase. Capaian per fase disampaikan
dalam dua bentuk, Selain untuk mengenal lebih mendalam mata pelajaran yang
diajarkan, memahami CP juga dapat memantik ide-ide
pengembangan rancangan pembelajaran. Berikut ini adalah
beberapa pertanyaan yang dapat digunakan untuk memantik ide:
Catatan untuk pimpinan satuan pendidikan:
yaitu secara keseluruhan dan capaian per fase untuk setiap elemen. • Bagaimana capaian dalam fase ini akan dicapai anak didik?
Oleh karena itu, penting untuk pendidik mempelajari CP untuk mata
• Materi apa saja yang akan dipelajari dan seberapa luas serta
pelajarannya secara menyeluruh.
mendalam?

Memahami CP adalah langkah pertama yang sangat penting. Setiap • Proses belajar seperti apa yang akan ditempuh peserta
didik?

Berdasarkan umpan balik yang diterima Kemendikbudristek, sebagian pendidik masih


mengalami kesulitan untuk memahami CP secara utuh. Oleh karena itu, pendidik dapat
dianjurkan untuk berpartisipasi dalam komunitas di mana mereka dapat mengembangkan
profesionalisme mereka dan belajar lebih jauh tentang CP dan peran mereka untuk
memfasilitasi peserta didik mencapai CP.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 13
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Berikut ini adalah beberapa catatan penting tentang CP untuk jenis/jenjang:


Pada PAUD, CP bertujuan untuk telah ditetapkan oleh pemerintah. Pada program empat tahun
memberikan arah yang sesuai dengan usia perkembangan pada pembelajaran diselenggarakan hingga kelas XIII mata pelajaran yang
semua aspek perkembangan anak sehingga kompetensi diajarkan pada kelas XIII adalah: Matematika, Bahasa Inggris, dan
pembelajaran yang diharapkan dicapai anak pada akhir PAUD dapat Praktik Kerja Lapangan. Capaian pembelajaran fase F berlaku pada
dipahami dengan jelas agar anak siap mengikuti jenjang pendidikan pada
selanjutnya. Lingkup CP di PAUD dikembangkan dari tiga elemen mata pelajaran yang diajarkan hingga kelas XIII.
stimulasi yang saling terintegrasi dan merupakan elaborasi dari aspek
aspek perkembangan anak, yaitu nilai agama dan moral, fisik motorik, Pada Pendidikan Kesetaraan, penyusunan alur tujuan pembelajaran
kognitif, sosial emosional, bahasa; dan nilai Pancasila; serta bidang- memperhatikan alokasi waktu didasarkan pada pemetaan Satuan
bidang lain untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak sesuai Kredit Kompetensi (SKK) yang
dengan kebutuhan pendidikan Abad 21 di Indonesia. Tiga elemen ditetapkan oleh satuan pendidikan dengan bentuk
stimulasi yang dimaksud, yaitu: 1) Nilai Agama dan Budi Pekerti; 2) pembelajaran tatap muka, tutorial, mandiri ataupun
Jati Diri; dan 3) Dasar-dasar Literasi, Matematika, Sains, Teknologi, kombinasi secara proporsional dari ketiganya. Capaian pembelajaran
Rekayasa, dan Seni; diharapkan dapat mengeksplorasi aspek-aspek pada mata pelajaran kelompok umum, mata pelajaran
perkembangan anak secara utuh dan tidak terpisah. pemberdayaan, dan mata pelajaran keterampilan mengacu pada
capaian pembelajaran yang ditetapkan oleh Pemerintah. Satuan
Sementara itu, pada SMK terdapat beberapa kekhasan. Pendidik pendidikan dapat mengembangkan capaian pembelajaran pada mata
dapat melakukan analisis CP mata pelajaran kejuruan SMK bersama pelajaran keterampilan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta
dengan mitra dunia kerja. Pada jenjang SMK terdapat program empat didik, lingkungan belajar dan satuan pendidikan.
tahun sebagaimana tercantum dalam daftar konsentrasi keahlian yang
Pada Pendidikan Khusus, pembagian fase didasarkan pada usia sesuai dengan kondisi, kemampuan, hambatan dan kebutuhan.
mental peserta didik. Bagi peserta didik berkebutuhan khusus Sementara peserta didik berkebutuhan khusus tanpa hambatan
dengan hambatan intelektual, dapat menggunakan CP pendidikan intelektual menggunakan CP reguler dengan menerapkan prinsip
khusus. CP pada peserta didik berkebutuhan khusus dengan modifikasi kurikulum. Di bawah ini adalah rumusan fase capaian
hambatan intelektual dapat dilakukan lintas fase dan lintas elemen, pembelajaran pada Pendidikan Khusus.

14
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Tabel 3.2. Fase Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Khusus

Fase Jenjang/Kelas pada umumnya Usia Mental

A Kelas I-II SD/MI ≤ 7 tahun

B Kelas III-IV SD/MI ± 8 tahun

C Kelas V-VI SD/MI

D Kelas VII-IX SMP/MTs ± 9 tahun

E Kelas X SMA/SMK/MA/MAK ± 10 tahun

F Kelas XI-XII SMA/SMK/MA/MAK

B. Merumuskan Tujuan Pembelajaran


Setelah memahami CP, pendidik mulai mendapatkan ide-ide tentang utama, yaitu:
apa yang harus dipelajari peserta didik dalam suatu fase. Pada tahap
ini, pendidik mulai mengolah ide tersebut, menggunakan kata-kata 1. Kompetensi, yaitu kemampuan atau keterampilan yang perlu
kunci yang telah dikumpulkannya pada tahap sebelumnya, untuk ditunjukkan/ didemonstrasikan oleh peserta didik. Pertanyaan
merumuskan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang panduan yang dapat
dikembangkan ini perlu dicapai peserta didik dalam satu atau lebih digunakan pendidik, antara lain: secara konkret, kemampuan
jam pelajaran, hingga akhirnya pada penghujung Fase mereka dapat apa yang perlu peserta didik tunjukkan? Tahap berpikir apa
mencapai CP. Oleh karena itu, untuk CP dalam satu fase, pendidik yang perlu peserta didik tunjukkan?
perlu mengembangkan beberapa tujuan pembelajaran. 2. Lingkup materi, yaitu konten dan konsep utama yang perlu dipahami
pada akhir satu unit pembelajaran. Pertanyaan panduan yang
Dalam tahap merumuskan tujuan pembelajaran ini, pendidik belum dapat digunakan pendidik, antara lain: hal apa saja yang perlu
mengurutkan tujuan tujuan tersebut, cukup merancang tujuan tujuan mereka pelajari dari suatu konsep besar yang dinyatakan dalam
belajar yang lebih operasional dan konkret saja terlebih dahulu. CP? Apakah lingkungan sekitar dan kehidupan peserta didik dapat
Urutan-urutan tujuan pembelajaran akan disusun pada tahap digunakan sebagai konteks untuk mempelajari konten dalam CP
berikutnya. Dengan demikian, pendidik dapat melakukan proses (misalnya, proses pengolahan hasil panen digunakan sebagai
pengembangan rencana pembelajaran langkah demi langkah. konteks untuk belajar tentang persamaan linear di SMA)
Penulisan tujuan pembelajaran sebaiknya memuat 2 komponen

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 15
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Taksonomi Bloom berguna dalam proses perumusan tujuan
pembelajaran. Namun demikian, Taksonomi Bloom ini telah direvisi
Level 2
seiring dengan perkembangan hasil-hasil penelitian. Anderson dan
Krathwohl (2001) mengembangkan taksonomi berdasarkan
Level
Taksonomi Bloom, dan dinilai lebih relevan untuk konteks belajar saat Mengingat, termasuk di dalamnya mengingat kembali informasi yang telah dipelajari,
ini. Anderson dan Krathwohl mengelompokkan kemampuan kognitif termasuk de nisi, fakta-fakta, daftar urutan, atau menyebutkan kembali suatu materi yang
pernah diajarkan kepadanya.
menjadi tahapan-tahapan berikut ini, dengan urutan dari kemampuan
yang paling dasar ke yang paling tinggi sebagai berikut:
Memahami, termasuk di dalamnya menjelaskan ide atau konsep seperti menjelaskan suatu
konsep menggunakan kalimat sendiri, menginterpretasikan suatu informasi, menyimpulkan,
atau membuat parafrasa dari suatu bacaan.
Level 1

3 Mengaplikasikan, termasuk di dalamnya menggunakan konsep, pengetahuan, atau informasi yang telah
dipelajarinya pada situasi berbeda dan relevan

4
Level
Level Menganalisis, termasuk dalam kemampuan ini adalah memecah- mecah informasi
menjadi beberapa bagian, kemampuan untuk mengeksplorasi hubungan/korelasi atau
membandingkan antara dua hal atau lebih, menentukan keterkaitan antarkonsep, atau
mengorganisasikan beberapa ide dan/atau konsep.

5 Mengevaluasi, termasuk kemampuan untuk membuat keputusan, penilaian, mengajukan kritik


dan rekomendasi yang sistematis.

Menciptakan, yaitu merangkaikan berbagai elemen menjadi satu hal baru yang utuh,

Level 6 pendidik juga dapat merujuk pada teori lain yang dikembangkan
oleh Tighe dan Wiggins (2005) tentang enam bentuk pemahaman.
melalui proses pencarian ide, evaluasi terhadap hal/ide/benda yang ada sehingga kreasi
yang diciptakan menjadi salah satu solusi terhadap masalah yang ada. Termasuk di Sebagaimana yang disampaikan dalam penjelasan tentang CP,
dalamnya adalah kemampuan memberikan nilai tambah terhadap suatu produk yang sudah pemahaman (understanding) adalah proses berpikir tingkat tinggi,
ada.
bukan sekadar
menggunakan informasi untuk menjelaskan atau menjawab
pertanyaan. Menurut Tighe dan Wiggins, pemahaman dapat
Selain taksonomi di atas, untuk merumuskan tujuan pembelajaran, ditunjukkan melalui kombinasi dari enam kemampuan berikut ini:

16
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Penjelasan (explanation) Aplikasi

Mendeskripsikan suatu ide dengan Menggunakan pengetahuan,


kata-kata sendiri, membangun keterampilan dan pemahaman
hubungan, mendemonstrasikan mengenai sesuatu dalam situasi
hasil kerja, menjelaskan alasan, yang nyata atau sebuah simulasi
menjelaskan sebuah teori, dan (menyerupai kenyataan).
menggunakan data.
Empati Perspektif

Menaruh diri di posisi orang lain. Melihat suatu hal dari sudut
Merasakan emosi yang dialami oleh pandang yang berbeda, siswa dapat
pihak lain dan/atau memahami menjelaskan sisi lain dari sebuah
pikiran yang berbeda dengan situasi, melihat gambaran besar,
dirinya. melihat asumsi yang mendasari
suatu hal dan memberikan kritik.

Marzano (2000) mengembangkan taksonomi baru untuk tujuan


Pengenalan diri
pembelajaran. Dalam taksonominya, Marzano menggunakan tiga atau re eksi diri
sistem dalam domain pengetahuan. Ketiga sistem tersebut adalah
sistem kognitif, sistem metakognitif, dan sistem diri (self-system).
Sistem diri adalah keputusan yang dibuat individu untuk merespon Memahami diri sendiri; yang
instruksi dan pembelajaran: apakah akan melakukannya atau tidak. menjadi kekuatan, area yang perlu
Sementara sistem metakognitif adalah kemampuan individu untuk dikembangkan serta proses berpikir
dan emosi yang terjadi secara
merancang strategi internal.
Interpretasi

Menerjemahkan cerita, karya seni, untuk melakukan kegiatan pembelajaran agar mencapai tujuan.
atau situasi. Interpretasi juga berarti
memaknai sebuah ide, perasaan,
Selanjutnya sistem kognitif mengolah semua informasi yang
atau sebuah hasil karya dari satu diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ada 6 level
media ke media lain. taksonomi menurut Marzano:

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 17
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Tingkat 1 Mengenali dan mengingat kembali (retrieval)


Mengingat kembali (retrieval) informasi dalam batas
mengidenti kasi sebuah informasi secara umum. Kemampuan
yang termasuk dalam tingkat 1 ini adalah kemampuan
menentukan akurasi suatu informasi dan menemukan informasi
lain yang berkaitan.

Tingkat 2 Pemahaman
Proses pemahaman dalam sistem kognitif berfungsi untuk
mengidenti kasi atribut atau karakteristik utama dalam
pengetahuan. Berdasarkan taksonomi baru dari Marzano,
pemahaman melibatkan dua proses yang saling berkaitan:
integrasikan dan simbolisasi.

Tingkat 3 Analisis
Analisis dalam taksonomi baru dari Marzano melibatkan perluasan
pengetahuan yang logis (masuk akal). Analisis yang dimaksud
bukan hanya mengidenti kasi karakteristik penting dan tidak
penting, namun analisis juga mencakup generasi informasi baru
yang belum diproses oleh seseorang. Ada lima proses analisis, yaitu:
(1) mencocokan, (2) mengklasi kasikan, (3) menganalisis
kesalahan, (4) menyamaratakan, dan (5) menspesi kasikan.

Tingkat 4 Pemanfaatan Pengetahuan


Proses pemanfaatan pengetahuan digunakan saat seseorang ingin
menyelesaikan tugas tertentu. Contohnya, ketika seorang insinyur
ingin menggunakan pengetahuannya tentang prinsip Bernoulli
untuk menyelesaikan sebuah masalah mengenai daya angkat
dalam desain jenis pesawat baru. Tugas sulit seperti ini adalah
tempat di mana pengetahuan dianggap berguna bagi seseorang. Di
taksonomi baru dari Marzano, ada empat kategori umum
pemanfaatan pengetahuan, yaitu: (1) pengambilan keputusan, (2)
penyelesaian masalah, (3) percobaan, dan (4) penyelidikan.

Tingkat 5 Metakognisi
Sistem metakognisi berfungsi untuk memantau, mengevaluasi dan
mengatur fungsi dari semua jenis pemikiran lainnya. Dalam
taksonomi baru dari Marzano, ada empat fungsi dari metakognisi,
yaitu: (1) menetapkan tujuan, (2) memantau proses, (3) memantau
kejelasan, dan (4) memantau ketepatan.

Tingkat 6 Sistem Diri


Sistem diri menentukan apakah seseorang akan melakukan atau
tidak melakukan sesuatu tugas; sistem diri juga menentukan
seberapa besar tenaga yang akan digunakan untuk mengerjakan
tugas tersebut. Ada empat jenis dari sistem diri yang berhubungan
dengan taksonomi baru dari Marzano, yaitu: (1) memeriksa
kepentingan, (2) memeriksa kemanjuran, (3) memeriksa respon
emosional, dan (4) memeriksa motivasi secara keseluruhan.

18
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Panduan ini tidak mendorong pendidik untuk fokus pada satu teori ■ Pada pendidikan kesetaraan, dalam merumuskan tujuan
saja. Sebaliknya, panduan ini memperlihatkan bahwa ada beberapa pembelajaran
referensi yang dapat digunakan untuk merancang tujuan memperhatikan karakteristik peserta didik, kebutuhan belajar dan
pembelajaran. Pendidik dapat menggunakan teori atau pendekatan kondisi lingkungan.
lain dalam merancang tujuan pembelajaran, selama teori tersebut
■ Pada satuan pendidikan SMK,
dinilai relevan dengan karakteristik mata pelajaran serta konsep/topik
tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran dapat
yang dipelajari, karakteristik peserta didik, dan konteks lingkungan
disusun bersama dengan mitra dunia kerja.
pembelajaran.
Pendidik memiliki alternatif untuk merumuskan tujuan pembelajaran
Beberapa catatan khusus terkait dengan perumusan tujuan dengan beberapa alternatif di bawah ini:
pembelajaran di jenis dan jenjang pendidikan tertentu:
■ Alternatif 1. Merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung
■ Pada Capaian Pembelajaran PAUD, penyusunan tujuan berdasarkan CP
pembelajaran
■ Alternatif 2. Merumuskan tujuan pembelajaran dengan
mempertimbangkan laju perkembangan anak, bukan kompetensi
menganalisis
dan konten seperti pada jenjang lainnya.
‘kompetensi’ dan ‘lingkup Materi’ pada CP.
■ Pada Pendidikan Khusus, selain kompetensi dan
■ Alternatif 3. Merumuskan tujuan pembelajaran Lintas
konten, tujuan
Elemen CP
pembelajaran juga mencakup variasi dan akomodasi
layanan sesuai
Contoh masing-masing alternatif terdapat di lampiran, termasuk
karakteristik peserta didik. Selain itu, tujuan pembelajaran
contoh cara merumuskan CP menjadi tujuan pembelajaran pada
diarahkan pada terbentuknya kemandirian dalam aktivitas
jenjang PAUD ada di lampiran.
sehari-hari sampai kesiapan memasuki dunia kerja.

C. Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran


Setelah merumuskan tujuan pembelajaran, langkah berikutnya dalam pembelajaran. Alur tujuan pembelajaran sebenarnya memiliki fungsi
perencanaan pembelajaran adalah menyusun alur tujuan yang serupa dengan apa yang dikenal selama ini sebagai “silabus”,
yaitu untuk perencanaan dan pengaturan pembelajaran dan asesmen contoh yang disediakan, ataupun (3) menggunakan contoh yang
secara garis besar untuk jangka waktu satu tahun. Oleh karena itu, disediakan pemerintah.
pendidik dapat menggunakan alur tujuan pembelajaran saja, dan alur
tujuan Bagi pendidik yang merancang alur tujuan pembelajarannya sendiri,
pembelajaran ini dapat diperoleh pendidik dengan: (1) merancang tujuan-tujuan pembelajaran yang telah dikembangkan dalam tahap
sendiri berdasarkan CP, (2) mengembangkan dan memodifikasi sebelumnya akan disusun sebagai satu alur (sequence) yang
berurutan secara

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 19
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

sistematis, dan logis dari awal hingga akhir fase. Alur tujuan dipengaruhi oleh karakteristik mata pelajaran, pendekatan
pembelajaran juga perlu disusun secara linier, satu arah, dan tidak pembelajaran yang digunakan (misal: matematik realistik);
bercabang, sebagaimana urutan kegiatan pembelajaran yang 7. Tampilan tujuan pembelajaran diawali dengan alur tujuan
dilakukan dari hari ke hari. Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, pembelajarannya terlebih dahulu, baru proses berpikirnya
ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan: (misalnya, menguraikan dari elemen menjadi tujuan pembelajaran)
sebagai lampiran agar lebih sederhana dan
1. Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang lebih umum bukan
langsung ke intinya untuk guru;
tujuan pembelajaran harian (goals, bukan objectives);
8. Karena alur tujuan pembelajaran yang disediakan
2. Alur tujuan pembelajaran harus tuntas satu fase, tidak terpotong di
Kemendikbudristek merupakan contoh, maka alur tujuan
tengah jalan; 3. Alur tujuan pembelajaran perlu dikembangkan secara pembelajaran dapat bernomor/huruf (untuk menunjukkan
kolaboratif, (apabila guru mengembangkan, maka perlu urutan dan tuntas penyelesaiannya dalam satu fase);
kolaborasi guru lintas kelas/tingkatan dalam satu fase. Contoh:
9. Alur tujuan pembelajaran menjelaskan SATU alur tujuan
kolaborasi antara guru kelas I dan II untuk Fase A;
pembelajaran, tidak bercabang (tidak meminta guru untuk memilih).
4. Alur tujuan pembelajaran dikembangkan sesuai karakteristik dan Apabila sebenarnya urutannya dapat berbeda, lebih baik membuat
kompetensi yang dikembangkan setiap mata pelajaran. Oleh karena alur tujuan pembelajaran lain sebagai variasinya, urutan/alur perlu
itu sebaiknya dikembangkan oleh pakar mata pelajaran, termasuk guru jelas sesuai pilihan/keputusan penyusun, dan untuk itu dapat
yang mahir dalam mata pelajaran tersebut; diberikan nomor atau kode; dan
5. Penyusunan alur tujuan pembelajaran tidak perlu lintas fase 10. Alur tujuan pembelajaran fokus pada pencapaian CP, bukan
(kecuali pendidikan khusus); profil pelajar
6. Metode penyusunan alur tujuan pembelajaran harus logis, dari Pancasila dan tidak perlu dilengkapi dengan pendekatan/strategi
kemampuan yang sederhana ke yang lebih rumit, dapat pembelajaran (pedagogi).

20
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, pendidik dapat mengacu pada berbagai cara yang
diuraikan pada tabel di bawah ini (Creating Learning Materials for Open and Distance Learning, 2005;
Doolittle, 2001; Morrison, Ross, & Kemp, 2007; Reigeluth & Keller, 2009):

Tabel 3.3. Cara-Cara Menyusun Tujuan Pembelajaran Menjadi Alur Tujuan Pembelajaran

Pengurutan dari Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten
yang Konkret ke yang lebih abstrak dan simbolis. Contoh: memulai pengajaran dengan
yang Abstrak menjelaskan tentang benda geometris (konkret) terlebih dahulu
sebelum mengajarkan aturan teori objek geometris tersebut (abstrak).

Pengurutan Deduktif Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang
spesifik. Contoh: mengajarkan konsep database terlebih dahulu
sebelum mengajarkan tentang tipe database, seperti hierarki atau
relasional.

Pengurutan dari Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit.
Mudah ke yang Contoh: mengajarkan cara mengeja kata-kata pendek dalam kelas
lebih Sulit bahasa sebelum mengajarkan kata yang lebih panjang.

Pengurutan Hierarki Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen


konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum mengajarkan
keterampilan yang lebih kompleks. Contoh: siswa perlu belajar tentang
penjumlahan sebelum mereka dapat memahami konsep perkalian.

Pengurutan Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari


Prosedural sebuah prosedur, kemudian membantu siswa untuk menyelesaikan
tahapan selanjutnya. Contoh: dalam mengajarkan cara menggunakan
t-test dalam sebuah pertanyaan penelitian, ada beberapa tahap
prosedur yang harus dilalui, seperti menulis hipotesis, menentukan
tipe tes yang akan digunakan, memeriksa asumsi, dan menjalankan
tes dalam sebuah perangkat lunak statistik.

Scaffolding Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus


mengurangi bantuan secara bertahap. Contoh: dalam mengajarkan
berenang, guru perlu menunjukkan cara mengapung, dan ketika siswa
mencobanya, guru hanya butuh membantu. Setelah ini, bantuan yang
diberikan akan berkurang secara bertahap. Pada akhirnya, siswa
dapat berenang sendiri.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 21
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Di bawah ini adalah ilustrasi pemetaan alur tujuan pembelajaran dilakukan pada tahap sebelumnya dan alur tujuan pembelajaran
dalam satu fase. Setiap kotak tujuan pembelajaran merupakan hasil adalah tujuan-tujuan pembelajaran yang telah disusun.
perumusan tujuan pembelajaran yang telah

Awal Akhir Tujuan


Tujuan Tujuan
Fase
Pembelajaran 1 Pembelajaran 2

Tujuan
Pembelajaran 3

Tujuan
Pembelajaran ...
Tujuan
Pembelajaran ... Pembelajaran (n) Fase
Gambar 3.2. Ilustrasi Alur Tujuan Pembelajaran

Sebagaimana disampaikan pada penjelasan tentang CP, setiap fase Kelas II). Oleh karena itu, dalam menyusun alur tujuan pembelajaran,
terdiri atas 1 sampai 3 kelas. Sebagai contoh, pada jenjang SD, satu pendidik perlu berkolaborasi dengan pendidik lain yang mengajar
fase terdiri atas 2 kelas. Alur tujuan pembelajaran dikembangkan dalam fase yang sama agar tujuan pembelajarannya
untuk setiap CP. Dengan demikian, alur tujuan pembelajaran berkesinambungan.
untuk Fase A, misalnya, harus disusun untuk 2 tahun (Kelas I dan

Pendidik dapat menggunakan contoh alur tujuan pembelajaran yang telah tersedia, atau
memodifikasi contoh alur tujuan pembelajaran menyesuaikan kebutuhan peserta didik,
karakteristik dan kesiapan satuan pendidikan. Selain itu, pendidik dapat menyusun alur tujuan
pembelajaran secara mandiri sesuai dengan kesiapan satuan pendidikan. Tidak ada format
komponen yang ditetapkan oleh pemerintah. Komponen alur tujuan pembelajaran dapat
disesuaikan dengan kebutuhan satuan pendidikan yang mudah dimengerti oleh pendidik.

Catatan khusus untuk jenjang dan jenis tertentu:


Untuk PAUD, esensi alur tujuan pembelajaran adalah perencanaan pembelajaran
pembelajaran berdasarkan laju perkembangan anak dan atau tidak dan alur tujuan pembelajaran dapat dikembangkan dengan
dikembangkan oleh masing-masing satuan agar dapat mencapai CP. pendekatan yang paling sesuai pada masing-masing satuan
Satuan pendidikan dapat memilih untuk menyusun alur tujuan pendidikan.

22
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

D. Merencanakan pembelajaran dan asesmen


Rencana pembelajaran dirancang untuk memandu guru faktor lainnya, termasuk faktor peserta didik yang berbeda, lingkungan
melaksanakan pembelajaran sehari-hari untuk mencapai suatu sekolah, ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran, dan lain
tujuan pembelajaran. Dengan demikian, rencana pembelajaran lain.
disusun berdasarkan alur tujuan pembelajaran yang digunakan
pendidik sehingga bentuknya lebih rinci dibandingkan alur tujuan Setiap pendidik perlu memiliki rencana pembelajaran untuk membantu
pembelajaran. Perlu diingatkan kembali bahwa alur tujuan mengarahkan proses pembelajaran mencapai CP. Rencana
pembelajaran tidak ditetapkan oleh pemerintah sehingga pendidik pembelajaran ini dapat berupa: (1) rencana pelaksanaan
yang satu dapat menggunakan alur tujuan pembelajaran yang pembelajaran atau yang dikenal sebagai RPP atau (2) dalam bentuk
berbeda dengan pendidik lainnya meskipun mengajar peserta didik modul ajar. Apabila pendidik menggunakan modul ajar, maka ia tidak
dalam fase yang sama. Oleh karena itu, rencana pembelajaran yang perlu membuat RPP karena komponen-komponen dalam modul ajar
dibuat masing masing pendidik pun dapat berbeda-beda, terlebih lagi meliputi komponen-komponen dalam RPP atau lebih lengkap
karena rencana pembelajaran ini dirancang dengan memperhatikan daripada RPP. Komponen yang dimaksud tertera pada Tabel 3.4.
berbagai berikut ini:

Tabel 3.4. Perbandingan Antara Komponen Minimum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Modul Ajar

Komponen minimum dalam Komponen minimum dalam modul ajar


rencana pelaksanaan
pembelajaran

• Tujuan pembelajaran (salah satu dari • Tujuan pembelajaran (salah satu dari
tujuan dalam alur tujuan pembelajaran). • tujuan dalam alur tujuan pembelajaran). •
Langkah-langkah atau kegiatan Langkah-langkah atau kegiatan
pembelajaran. Biasanya untuk satu pembelajaran. Biasanya untuk satu tujuan
atau lebih pertemuan. pembelajaran yang dicapai dalam satu
• Asesmen pembelajaran: Rencana atau lebih pertemuan.
asesmen untuk di awal pembelajaran • Rencana asesmen untuk di awal
dan rencana asesmen di akhir pembelajaran beserta instrumen dan
pembelajaran untuk mengecek cara penilaiannya.
ketercapaian tujuan • Rencana asesmen di akhir
pembelajaran. pembelajaran untuk mengecek
ketercapaian tujuan
pembelajaran beserta instrumen dan
cara penilaiannya.
• Media pembelajaran yang digunakan,
termasuk, misalnya bahan bacaan
yang digunakan, lembar kegiatan,
video, atau tautan situs web yang
perlu dipelajari peserta didik.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 23
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Tabel 3.4 menunjukkan perbedaan komponen yang perlu termuat membantu pendidik dalam melaksanakan pembelajaran. Satu modul
dalam kedua dokumen perencanaan pembelajaran yang digunakan ajar biasanya berisi rancangan pembelajaran untuk satu tujuan
pendidik sehari-hari. Terlihat bahwa komponen yang harus ada pembelajaran berdasarkan alur tujuan pembelajaran yang telah
(komponen minimum) dalam rencana pelaksanaan pembelajaran lebih disusun.
sederhana, fokus mendokumentasikan rencana. Sementara dalam Modul ajar dalam Kurikulum Merdeka ditujukan untuk membantu
modul ajar, perencanaan dilengkapi dengan media yang digunakan, pendidik mengajar secara lebih fleksibel dan kontekstual, tidak selalu
termasuk juga instrumen asesmennya. Oleh karena modul ajar lebih menggunakan buku teks pelajaran. Modul ajar dapat menjadi pilihan
lengkap daripada rencana pelaksanaan pembelajaran, maka pendidik lain atau alternatif strategi pembelajaran. Oleh karena itu, sebelum
yang menggunakan modul ajar untuk mencapai satu atau lebih tujuan merancang modul ajar, pendidik perlu mempertimbangkan beberapa
pembelajaran tidak perlu lagi mengembangkan rencana pelaksanaan hal berikut.
pembelajaran.
a. Untuk mencapai suatu tujuan
Pemerintah menyediakan contoh-contoh rencana pelaksanaan pembelajaran tertentu, apakah merujuk pada buku teks saja
pembelajaran dan modul ajar. Pendidik dapat menggunakan dan/ atau sudah cukup atau perlu menggunakan modul ajar?
menyesuaikan contoh-contoh tersebut dengan kebutuhan peserta b. Jika membutuhkan modul ajar, apakah dapat menggunakan modul
didik. Untuk pendidik yang merancang rencana pelaksanaan ajar yang telah disediakan, memodifikasi modul ajar yang
pembelajarannya sendiri, maka komponen komponen dalam Tabel 3.4 disediakan, atau perlu membuat modul ajar baru?
harus termuat, dan dapat ditambahkan dengan komponen lainnya
sesuai dengan kebutuhan pendidik, peserta didik, dan kebijakan Apabila berdasarkan kedua pertanyaan di atas pendidik
satuan pendidikan. menyimpulkan bahwa modul ajar tidak dibutuhkan atau modul ajar
yang disediakan dapat digunakan dengan penyesuaian-penyesuaian
Merancang Modul Ajar tertentu, maka ia tidak perlu merancang modul ajar yang baru.
Komponen minimum modul ajar telah disampaikan dalam Tabel 3.4,
Sebagaimana terlihat dalam Tabel 3.4, modul ajar sekurang- namun bila diperlukan, pendidik juga dapat menambah komponen,
kurangnya yang berisi tujuan, langkah, media pembelajaran, misalnya dengan menyusun modul ajar dengan struktur sebagaimana
asesmen, serta informasi dan referensi belajar lainnya yang dapat tercantum pada Tabel 3.5 berikut.
24
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Tabel 3.5. Komponen Modul Ajar Versi Lebih Lengkap

Informasi Umum Komponen Inti Lampiran

• Identitas penulis • Tujuan pembelajaran • Lembar kerja peserta


modul • Kompetensi • Asesmen didik • Pengayaan dan
awal • Pemahaman remedial • Bahan bacaan
• Profil pelajar Pancasila bermakna • Pertanyaan pendidik dan peserta didik

• Sarana dan prasarana pemantik • Glosarium

• target peserta didik • Kegiatan pembelajaran • • Daftar pustaka

• Model pembelajaran yang Refleksi peserta didik dan


digunakan pendidik

Pendidik memiliki keleluasaan untuk memilih dan memodifikasi contoh-contoh modul ajar yang
tersedia atau mengembangkan modul ajar sendiri, sesuai dengan konteks, kebutuhan, dan
karakteristik peserta didik.

Pertanyaan-pertanyaan reflektif berikut ini dapat digunakan pendidik dalam proses perancangan
modul ajar.

• Bagaimana agar perhatian peserta didik senantiasa fokus • Bagaimana peserta didik dapat menunjukkan pemahaman mereka
dan mereka dan melakukan evaluasi diri yang berarti setelah mempelajari materi
terus bersemangat sepanjang kegiatan pembelajaran? ini?
• Bagaimana saya sebagai pendidik akan membantu setiap • Bagaimana saya akan menyesuaikan langkah dan/atau materi
individu peserta didik memahami pembelajaran? pelajaran berdasarkan keunikan dan kebutuhan masing-masing
• Bagaimana saya akan mendorong peserta didik untuk melakukan peserta didik?
refleksi, mempelajari lagi, memperbaiki, dan berpikir ulang tentang • Bagaimana saya akan mengelola
konsep atau materi pelajaran yang telah mereka pelajari? pengalaman belajar yang mendorong peserta didik untuk
menjadi pelajar yang aktif dan mandiri?

Bagaimana kekhasan modul ajar pada berbagai jenjang?

PAUD. Rencana pembelajaran/modul ajar pada PAUD merupakan dokumen yang setidaknya
memuat komponen tujuan pembelajaran, langkah-langkah kegiatan, serta asesmen yang
dibutuhkan dalam satu unit/topik berdasarkan alur tujuan pembelajaran atau pada rentang
waktu yang telah ditentukan.

Pendidikan Khusus. Pengembangan modul ajar, selain sesuai dengan struktur dan komponen
di atas, juga sesuai dengan kebutuhan peserta didik berdasarkan hasil asesmen diagnostik
sehingga pengembangan modul ajar dimungkinkan dapat terjadi lintas fase dan elemen.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 25
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Pendidikan Kesetaraan. Penyusunan langkah-langkah pembelajaran memperhatikan bentuk


pembelajaran, yakni tatap muka, tutorial, mandiri ataupun kombinasi secara proporsional dari
ketiganya. Pada modul ajar ini, komponen jam pelajaran mengacu pada pemetaan SKK pada
tiap mata pelajaran yang dilakukan oleh satuan pendidikan. Satu SKK adalah satu satuan
kompetensi yang dicapai melalui pembelajaran 1 (satu) jam tatap muka atau 2 (dua) jam tutorial
atau 3 (tiga) jam mandiri, atau kombinasi secara proporsional dari ketiganya. Satu jam tatap
muka yang dimaksud adalah satu jam pembelajaran, yaitu sama dengan 35 (tiga puluh lima)
menit untuk Program Paket A, 40 (empat puluh) menit untuk Program Paket B, dan 45 (empat
puluh lima) menit untuk Program Paket C.

SMK, Pada mata pelajaran kejuruan, khususnya mata pelajaran konsentrasi keahlian, modul ajar
dilengkapi dengan bahan ajar atau lembar kerja atau latihan-latihan sesuai dengan konsentrasi
atau keahlian yang akan dipelajari oleh peserta didik. Modul ajar dapat disusun berdasarkan
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan/atau disusun bersama mitra dunia
kerja.

Rencana Asesmen dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Atau Modul Ajar


Sebagaimana diperlihatkan dalam Tabel 3.4, baik dalam rencana peserta didik untuk memperbaiki proses belajar.
pelaksanaan pembelajaran maupun modul ajar, rencana asesmen perlu a. Asesmen di awal pembelajaran yang dilakukan untuk
disertakan dalam perencanaan pembelajaran. Dalam modul ajar, mengetahui kesiapan peserta didik untuk mempelajari materi ajar
rencana asesmen ini dilengkapi dengan instrumen serta cara dan mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan. Asesmen
melakukan penilaiannya. Dalam dunia pedagogi dan asesmen, terdapat ini termasuk dalam kategori asesmen formatif karena ditujukan
banyak teori dan pendekatan asesmen. Bagian ini menjelaskan konsep untuk kebutuhan guru dalam
asesmen yang dianjurkan dalam Kurikulum Merdeka. merancang pembelajaran, tidak untuk keperluan penilaian
hasil belajar peserta didik yang dilaporkan dalam rapor.
Sebagaimana dinyatakan dalam Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
b. Asesmen di dalam proses
(Bab II), asesmen adalah aktivitas yang menjadi kesatuan dalam
pembelajaran yang dilakukan
proses pembelajaran. Asesmen dilakukan untuk mencari bukti ataupun
selama proses pembelajaran untuk mengetahui
dasar pertimbangan tentang ketercapaian tujuan pembelajaran. Maka
perkembangan peserta didik dan sekaligus pemberian
dari itu, pendidik dianjurkan untuk melakukan asesmen-asesmen
umpan balik yang cepat. Biasanya asesmen ini dilakukan
berikut ini:
sepanjang atau di tengah kegiatan/langkah pembelajaran,
dan dapat juga dilakukan di akhir langkah pembelajaran.
1. Asesmen formatif, yaitu asesmen yang bertujuan untuk
Asesmen ini juga
memberikan informasi atau umpan balik bagi pendidik dan
termasuk dalam kategori asesmen formatif.

26
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

2. Asesmen sumatif, yaitu asesmen yang dilakukan untuk Penilaian atau asesmen formatif bertujuan untuk memantau dan
memastikan ketercapaian keseluruhan tujuan pembelajaran. memperbaiki proses pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian
Asesmen ini dilakukan pada akhir tujuan pembelajaran. Asesmen ini dilakukan untuk mengidentifikasi
proses pembelajaran atau dapat juga dilakukan sekaligus untuk kebutuhan belajar peserta didik, hambatan atau kesulitan yang mereka
dua atau lebih tujuan pembelajaran, sesuai dengan pertimbangan hadapi, dan juga untuk mendapatkan informasi perkembangan peserta
pendidik dan kebijakan satuan pendidikan. Berbeda dengan didik. Informasi tersebut merupakan umpan balik bagi peserta didik
asesmen formatif, asesmen sumatif menjadi bagian dari dan juga pendidik.
perhitungan penilaian di akhir semester, akhir tahun ajaran,
dan/atau akhir jenjang. ■ Bagi peserta didik, asesmen formatif berguna untuk berefleksi,
dengan
Kedua jenis asesmen ini tidak harus digunakan dalam suatu rencana memonitor kemajuan belajarnya,
pelaksanaan pembelajaran atau modul ajar, tergantung pada cakupan tantangan yang dialaminya, serta langkah langkah yang perlu ia
tujuan pembelajaran. lakukan untuk
penggunaan teknik dan instrumen asesmen, penentuan kriteria
Pendidik adalah sosok yang paling memahami kemajuan belajar ketercapaian tujuan pembelajaran, dan pengolahan hasil asesmen.
peserta didik sehingga pendidik perlu memiliki kompetensi dan Termasuk dalam keleluasaan ini adalah keputusan tentang penilaian
keleluasaan untuk melakukan asesmen agar sesuai dengan tengah semester. Pendidik dan satuan pendidikan berwenang untuk
kebutuhan peserta didik masing masing. Keleluasaan tersebut memutuskan perlu atau tidaknya melakukan penilaian tersebut.
mencakup perancangan asesmen, waktu pelaksanaan,
Pendidik perlu memahami prinsip-prinsip asesmen yang disampaikan
dalam Bab II, di mana salah satu prinsipnya mendorong penggunaan
Asesmen Formatif berbagai bentuk asesmen, bukan hanya tes tertulis, agar pembelajaran
bisa lebih terfokus pada kegiatan yang bermakna serta informasi atau meningkatkan terus capaiannya. Hal ini merupakan proses
umpan balik dari asesmen tentang kemampuan peserta didik juga belajar yang penting untuk menjadi pembelajar sepanjang
menjadi lebih kaya dan bermanfaat dalam proses perancangan hayat.
pembelajaran berikutnya.
■ Bagi pendidik, asesmen formatif berguna untuk merefleksikan
strategi pembelajaran yang digunakannya, serta untuk
Untuk dapat merancang dan melaksanakan pembelajaran dan
meningkatkan efektivitasnya
asesmen sesuai arah kebijakan Kurikulum Merdeka, berikut ini adalah
dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran.
penjelasan lebih lanjut tentang asesmen formatif dan asesmen sumatif
Asesmen ini juga
sebagai acuan.
memberikan informasi tentang kebutuhan belajar individu peserta
didik yang
diajarnya.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 27
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Agar asesmen memberikan manfaat tersebut kepada peserta didik • Pendidik memulai kegiatan tatap muka dengan memberikan
dan pendidik, maka beberapa hal yang perlu diperhatikan pendidik pertanyaan berkaitan dengan konsep atau topik yang telah
dalam merancang asesmen formatif, antara lain sebagai berikut: dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
• Pendidik mengakhiri kegiatan pembelajaran di kelas dengan
• Asesmen formatif tidak berisiko tinggi (high stake). Asesmen meminta peserta didik untuk menuliskan 3 hal tentang konsep yang
formatif dirancang untuk tujuan pembelajaran dan tidak seharusnya baru mereka pelajari, 2 hal yang ingin mereka pelajari lebih
digunakan untuk menentukan nilai rapor, keputusan kenaikan kelas, mendalam, dan 1 hal yang mereka belum pahami.
kelulusan, atau
• Kegiatan percobaan dilanjutkan dengan diskusi terkait proses dan
keputusan-keputusan penting lainnya. • Asesmen formatif dapat
hasil percobaan, kemudian pendidik memberikan umpan balik
menggunakan berbagai teknik dan/atau instrumen. Suatu asesmen
terhadap pemahaman peserta didik.
dikategorikan sebagai asesmen formatif apabila tujuannya adalah
untuk meningkatkan kualitas proses belajar. • Asesmen formatif • Pendidik memberikan pertanyaan tertulis, kemudian setelah
dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran yang sedang selesai menjawab
berlangsung sehingga asesmen formatif dan pembelajaran menjadi pertanyaan, peserta didik diberikan kunci jawabannya sebagai
acuan melakukan penilaian diri.
suatu kesatuan. • Asesmen formatif dapat menggunakan metode
yang sederhana, sehingga umpan balik hasil asesmen tersebut dapat • Penilaian diri, penilaian antarteman, pemberian umpan balik antar
diperoleh dengan cepat. teman dan refleksi. Sebagai contoh, peserta didik diminta untuk
menjelaskan secara lisan atau tulisan (misalnya, menulis surat
• Asesmen formatif yang dilakukan di awal pembelajaran akan
untuk teman) tentang konsep yang baru dipelajari.
memberikan informasi kepada pendidik tentang kesiapan belajar
peserta didik. Berdasarkan asesmen ini, pendidik perlu • Pada PAUD, pelaksanaan asesmen formatif dapat dilakukan
menyesuaikan/memodifikasi rencana pelaksanaan dengan melakukan
pembelajarannya dan/ atau membuat diferensiasi pembelajaran observasi terhadap perkembangan anak saat melakukan kegiatan
agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik. bermain-belajar. • Pada pendidikan khusus, pelaksanaan asesmen
diagnostik dilakukan untuk menentukan fase pada peserta didik
• Instrumen asesmen yang digunakan dapat memberikan informasi
sehingga pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik
tentang kekuatan, hal-hal yang masih perlu ditingkatkan oleh
peserta didik, misalnya: salah satu peserta didik pada kelas X SMALB
peserta didik dan mengungkapkan cara untuk meningkatkan
(Fase E) berdasarkan hasil asesmen diagnostik berada pada Fase C
kualitas tulisan, karya atau performa yang diberi umpan balik.
sehingga pembelajaran peserta didik tersebut tetap mengikuti hasil
Dengan demikian, hasil asesmen tidak sekadar sebuah angka.
Contoh-contoh pelaksanaan asesmen formatif. asesmen diagnostik yaitu Fase C.

28
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Asesmen Sumatif atau informasi tambahan untuk mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didik, maka dapat melakukan asesmen pada akhir semester.
Penilaian atau asesmen sumatif pada jenjang pendidikan dasar dan Sebaliknya, jika pendidik merasa bahwa data hasil asesmen yang
menengah bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran diperoleh selama 1 semester telah mencukupi, maka tidak perlu
dan/atau CP peserta didik sebagai dasar penentuan kenaikan kelas melakukan asesmen pada akhir semester. Hal yang perlu ditekankan,
dan/atau kelulusan dari satuan pendidikan. Penilaian pencapaian untuk asesmen sumatif, pendidik dapat menggunakan teknik dan
hasil belajar peserta didik dilakukan dengan membandingkan instrumen yang beragam, tidak hanya berupa tes, namun dapat
pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian menggunakan observasi dan performa (praktik, menghasilkan produk,
tujuan pembelajaran. melakukan projek, dan membuat portofolio).

Sementara itu, pada pendidikan anak usia dini, asesmen sumatif


digunakan untuk mengetahui capaian perkembangan peserta didik Merencanakan Asesmen
dan bukan sebagai hasil evaluasi untuk penentuan kenaikan kelas
atau kelulusan. Asesmen sumatif berbentuk laporan hasil belajar yang Apabila pendidik menggunakan modul ajar yang disediakan, maka ia
berisikan laporan pencapaian pembelajaran dan dapat ditambahkan tidak perlu membuat perencanaan asesmen. Namun, bagi pendidik
dengan informasi pertumbuhan dan perkembangan anak. yang mengembangkan sendiri rencana pelaksanaan pembelajaran
dan/atau modul ajar, ia perlu merencanakan asesmen formatif yang
Adapun asesmen sumatif dapat berfungsi untuk: akan digunakan.

• alat ukur untuk mengetahui pencapaian hasil belajar peserta didik • Rencana asesmen dimulai dengan perumusan tujuan asesmen.
dalam satu atau lebih tujuan pembelajaran di periode tertentu; Tujuan ini tentu berkaitan erat dengan tujuan pembelajaran.
• mendapatkan nilai capaian hasil belajar untuk dibandingkan dengan • Setelah tujuan dirumuskan, pendidik memilih dan/atau
kriteria capaian yang telah ditetapkan; dan mengembangkan instrumen asesmen sesuai tujuan. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam
• menentukan kelanjutan proses belajar siswa di kelas atau jenjang
berikutnya. memilih/mengembangkan instrumen, antara lain:
karakteristik peserta didik, kesesuaian asesmen dengan
Asesmen sumatif dapat dilakukan setelah pembelajaran berakhir, rencana/
misalnya pada akhir satu lingkup materi (dapat terdiri atas satu atau tujuan pembelajaran dan tujuan asesmen, kemudahan
lebih tujuan pembelajaran), pada akhir semester dan pada akhir fase; penggunaan instrumen untuk memberikan umpan balik kepada
khusus asesmen pada akhir semester, asesmen ini bersifat pilihan. peserta didik dan pendidik.
Jika pendidik merasa masih memerlukan konfirmasi

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 29
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Berikut adalah contoh instrumen penilaian atau asesmen yang dapat menjadi inspirasi bagi pendidik,
yaitu:

Rubrik Pedoman yang dibuat untuk menilai dan mengevaluasi kualitas capaian kinerja peserta didik
sehingga pendidik dapat menyediakan bantuan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja. Rubrik
juga dapat digunakan oleh pendidik untuk memusatkan perhatian pada kompetensi yang harus
dikuasai. Capaian kinerja dituangkan dalam bentuk kriteria atau dimensi yang akan dinilai yang dibuat
secara bertingkat dari kurang sampai terbaik.

Ceklis Daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik, atau elemen yang dituju.

Catatan Perkembangan (Kontinum)


Anekdotal Catatan singkat hasil observasi yang difokuskan pada performa dan
perilaku yang menonjol, disertai latar belakang kejadian dan hasil analisis
atas observasi yang dilakukan.
Grafik
Grafik atau infografik yang menggambarkan tahap perkembangan belajar.
Instrumen asesmen dapat dikembangkan berdasarkan teknik penilaian yang digunakan oleh
pendidik. Di bawah ini diuraikan contoh teknik asesmen yang dapat diadaptasi, yaitu :

Observasi Penilaian peserta didik yang dilakukan secara berkesinambungan melalui pengamatan
perilaku yang diamati secara berkala. Observasi dapat difokuskan untuk semua
peserta didik atau per individu. Observasi dapat dilakukan dalam tugas atau
aktivitas rutin/harian.

Kinerja Penilaian yang menuntut peserta didik untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan
pengetahuannya ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan.
Asesmen kinerja dapat berupa praktik,
menghasilkan produk, melakukan projek, atau membuat portofolio.

Projek Kegiatan penilaian terhadap suatu tugas meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan,
dan pelaporan, yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu.

Tes Tertulis Tes dengan soal dan jawaban disajikan secara tertulis untuk mengukur atau
memperoleh informasi tentang kemampuan peserta didik. Tes tertulis dapat
berbentuk esai, pilihan ganda, uraian, atau bentuk-bentuk tes tertulis lainnya.

30
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Tes Lisan Pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta didik menjawab secara lisan, dan
dapat diberikan secara klasikal ketika pembelajaran.

Penugasan Pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan dan
memfasilitasi peserta didik memperoleh atau meningkatkan pengetahuan.`

Portofolio Kumpulan dokumen hasil penilaian, penghargaan, dan karya peserta didik dalam bidang
tertentu yang mencerminkan perkembangan (reflektif-integratif) dalam kurun waktu
tertentu.

Asesmen dapat dilakukan secara berbeda di jenjang tertentu, sesuai Untuk pendidikan khusus, asesmen cenderung lebih beragam karena
dengan karakteristiknya. Untuk jenjang PAUD, teknik penilaian tidak perlu pendekatan individual. Pada Pendidikan Kesetaraan, asesmen
menggunakan tes tertulis, melainkan dengan berbagai cara yang mata pelajaran keterampilan dapat berbentuk observasi,
disesuaikan dengan kondisi satuan PAUD, dengan menekankan demonstrasi, tes lisan, tes tulis, portofolio, dan/atau uji kompetensi
pengamatan pada anak secara autentik sesuai preferensi satuan pada lembaga sertifikasi dan kompetensi.
pendidikan. Ragam bentuk asesmen yang dapat dilakukan, antara lain:
catatan anekdot, ceklis, hasil karya, portofolio, dokumentasi, dll. Sementara itu pada SMK, terdapat bentuk penilaian atau asesmen
khas yang membedakan dengan jenjang yang lain, yaitu:

a. Asesmen Praktik Kerja Lapangan (PKL)


• Asesmen/pengukuran terhadap capaian pembelajaran selama keterangan industri tentang kinerja secara
melaksanakan pembelajaran di dunia kerja, meliputi substansi keseluruhan berdasarkan jurnal PKL, sertifikat, atau surat
kompetensi ataupun budaya kerja. keterangan praktek kerja lapangan dari dunia kerja.
• Asesmen dilakukan oleh pembimbing/ instruktur dari dunia kerja • Mendorong peserta didik berkinerja baik saat melakukan
dan atau bersama dengan guru pendamping. pembelajaran di dunia kerja serta memberikan kebanggaan pada
• Hasil asesmen disampaikan pada rapor dengan mencantumkan peserta didik.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 31
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

b. Uji Kompetensi Kejuruan terakreditasi. • Dapat berupa observasi, demonstrasi, tes lisan, tes
tulis, dan/atau portofolio.
• Asesmen terhadap pencapaian kualifikasi jenjang 2 (dua) atau 3
(tiga) pada KKNI yang dilaksanakan di akhir masa studi oleh
Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP-P1/LSP-2/LSP-3), Panitia diperoleh pada tahap pembelajaran sebelumnya.
Teknis Uji Kompetensi (PTUK), atau satuan pendidikan yang
• Dapat berupa observasi, demonstrasi, tes lisan, tes tulis, dan/atau
terakreditasi bersama dengan dunia kerja.
portofolio sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh dunia kerja,
• Dapat memperhitungkan paspor keterampilan (skills passport) LSP, dan/atau PTUK.
yang
• Hasil dari uji kompetensi adalah predikat capaian kompetensi
sebagaimana ditetapkan oleh penyelenggara dan sertifikat keahlian
untuk menghadapi dunia kerja.

c. Ujian Unit Kompetensi


• Asesmen terhadap pencapaian satu atau beberapa unit
kompetensi untuk mencapai kemampuan melaksanakan satu • Mendorong pendidik melaksanakan pembelajaran tuntas (mastery
bidang pekerjaan spesifik. learning) pada materi kejuruan. Pembelajaran tuntas dalam hal ini
• Ujian Unit Kompetensi dapat pembelajaran yang menekankan pada pemenuhan unit atau
mengujikan beberapa unit kompetensi yang membentuk 1 (satu) elemen kompetensi sesuai dengan SKKNI.
Skema • Hasil dari ujian unit kompetensi adalah predikat capaian
Sertifikasi. kompetensi sebagaimana ditetapkan oleh
• Ujian Unit Kompetensi dapat penyelenggara, sertifikat keahlian, dan/atau skill passport sebagai
dilaksanakan setiap tahun atau semester oleh satuan pendidikan bekal menghadapi Uji Kompetensi Keahlian di akhir masa
pembelajaran.

Menentukan Ketercapaian Tujuan Pembelajaran


Untuk mengetahui apakah peserta didik telah berhasil mencapai tujuan modul ajar.
pembelajaran, pendidik perlu menetapkan kriteria atau indikator
ketercapaian tujuan pembelajaran. Kriteria ini dikembangkan saat Kriteria ketercapaian ini juga menjadi salah satu pertimbangan dalam
pendidik merencanakan asesmen, yang dilakukan saat pendidik memilih/membuat instrumen asesmen, karena belum tentu suatu
menyusun perencanaan pembelajaran, asesmen sesuai dengan tujuan dan kriteria ketercapaian tujuan
baik dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran ataupun pembelajaran. Kriteria

32

ini merupakan penjelasan (deskripsi) tentang kemampuan apa yang peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran dapat
perlu ditunjukkan/ didemonstrasikan peserta didik sebagai bukti dikembangkan pendidik dengan menggunakan
bahwa ia telah mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian,
pendidik tidak disarankan untuk menggunakan angka mutlak
(misalnya, 75, 80, dan sebagainya) sebagai kriteria. Yang paling Pendekatan 1: Menggunakan deskripsi kriteria
disarankan adalah menggunakan deskripsi, namun jika dibutuhkan,
Contohnya, dalam tugas menulis laporan, pendidik menetapkan
maka pendidik diperkenankan untuk menggunakan interval nilai
kriteria ketuntasan: Laporan peserta didik menunjukkan
(misalnya 70 - 85, 85 - 100, dan sebagainya).
kemampuannya menulis teks eksplanasi, hasil
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Dengan demikian, kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah
beberapa pendekatan, di antaranya: (1) menggunakan deskripsi Contoh salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa
sehingga apabila peserta didik tidak mencapai kriteria tersebut Indonesia Fase C: “peserta didik mampu menulis laporan hasil
maka dianggap belum mencapai tujuan pembelajaran, (2) pengamatan dan wawancara”
menggunakan rubrik yang dapat mengidentifikasi sejauh mana
peserta didik mencapai tujuan pembelajaran, (3) menggunakan
skala atau interval nilai, atau pendekatan lainnya sesuai dengan
kebutuhan dan kesiapan pendidik dalam mengembangkannya.
pengamatan, dan pengalaman secara jelas. Laporan menjelaskan
Berikut adalah contoh contoh pendekatan yang dimaksud.
hubungan kausalitas yang logis disertai dengan argumen yang logis
sehingga dapat meyakinkan pembaca.

Tabel 3.6. Contoh Deskripsi Kriteria untuk Ketuntasan Tujuan Pembelajaran

Kriteria Tidak memadai Memadai

Laporan menunjukkan kemampuan penulisan


teks eksplanasi dengan runtut.

Laporan menunjukkan hasil pengamatan
yang jelas.

Laporan menceritakan pengalaman secara jelas.

Laporan menjelaskan hubungan kausalitas yang
logis disertai dengan argumen yang logis

sehingga dapat meyakinkan pembaca.

Kesimpulan: Peserta didik dianggap mencapai tujuan pembelajaran jika minimal 3 kriteria
memadai. Jika ada dua kriteria masuk kategori tidak tuntas, maka perlu dilakukan intervensi agar
pencapaian peserta didik ini bisa diperbaiki

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 33
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Pendidik dapat menggunakan rubrik ini untuk kriteria dari tujuan pembelajaran seperti contoh di atas,
atau dapat pula menggunakan tujuan-tujuan pembelajaran untuk menentukan ketuntasan CP pada
satu fase.

Pendekatan 2: menggunakan rubrik


Contohnya, dalam tugas menulis laporan, pendidik menetapkan kriteria menjelaskan performa peserta didik.
ketuntasan yang terdiri atas dua bagian: Isi laporan dan penulisan. Pendidik menggunakan rubrik ini untuk mengevaluasi laporan yang
Dalam rubrik terdapat empat tahap pencapaian, dari baru berkembang, dihasilkan oleh peserta didik.
layak, cakap hingga mahir. Dalam setiap tahapan ada deskripsi yang

Tabel 3.7. Contoh Rubrik untuk Kriteria Ketuntasan Tujuan Pembelajaran

Baru Layak Cakap Mahir


berkembang

Isi laporan Belum mampu Mampu Mampu Mampu


menulis teks menulis teks menulis teks menulis teks
eksplanasi, eksplanasi, eksplanasi, eksplanasi,
hasil hasil hasil hasil
pengamatan, pengamatan, pengamatan, pengamatan,
dan dan dan dan
pengalaman pengalaman pengalaman pengalaman
belum jelas secara jelas. secara jelas. secara jelas.
tertuang dalam Laporan Laporan Laporan
tulisan. Ide menunjukkan menjelaskan menjelaskan
dan informasi hubungan hubungan hubungan
dalam laporan yang jelas di kausalitas yang kausalitas yang
tercampur dan sebagian logis disertai logis disertai
hubungan paragraf. dengan dengan
antara paragraf argumen yang argumen yang
tidak logis logis
berhubungan. sehingga dapat sehingga dapat
meyakinkan meyakinkan
pembaca. pembaca serta
ada fakta-fakta
pendukung
yang relevan.

34
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Baru Layak Cakap Mahir


berkembang

Penulisan Belum Sebagian Sebagian besar Semua tanda


(tanda menggunakan tanda baca dan tanda baca dan baca dan
baca dan tanda baca dan huruf kapital huruf kapital huruf kapital
huruf huruf kapital digunakan digunakan digunakan
kapital) atau sebagian secara tepat. secara tepat. secara tepat.
besar tidak
digunakan
secara tepat.

Kesimpulan: Peserta didik dianggap sudah mencapai tujuan pembelajaran jika kedua kriteria di
atas mencapai minimal tahap cakap.

Pendekatan 3: menggunakan interval nilai Bila peserta didik dapat mengerjakan 16 dari 20 soal (dengan
bobot yang sama), maka ia mendapatkan nilai 80%. Sehingga
Untuk menggunakan interval, pendidik dan/ atau satuan pendidikan
dapat disimpulkan bahwa peserta didik tersebut sudah mencapai
dapat menggunakan rubrik maupun nilai dari tes. Pendidik
ketuntasan dan tidak perlu remedial.
menentukan terlebih dahulu intervalnya dan tindak lanjut yang akan
dilakukan untuk para peserta didik.
Contoh b. Pendidik dapat menggunakan interval nilai yang diolah
dari rubrik. Seperti dalam tugas menulis laporan, pendidik dapat
Contoh a. Untuk nilai yang berasal dari nilai tes tertulis atau ujian,
menetapkan empat kriteria ketuntasan:
pendidik menentukan interval nilai. Setelah mendapatkan hasil tes,
pendidik dapat langsung menilai hasil kerja peserta didik dan
• menunjukkan kemampuan penulisan teks eksplanasi dengan
menentukan tindak lanjut sesuai dengan intervalnya.
runtut

0 - 40% • menunjukkan hasil pengamatan yang jelas • menceritakan


belum mencapai, remedial di seluruh bagian pengalaman secara jelas • menjelaskan hubungan kausalitas yang
logis
41 - 65 %
disertai dengan argumen yang logis sehingga dapat meyakinkan
belum mencapai ketuntasan, remedial di bagian yang diperlukan
pembaca

66 - 85 %
Untuk setiap kriteria terdapat 4 (empat) skala pencapaian (1-4).
sudah mencapai ketuntasan, tidak perlu remedial
Pendidik membandingkan hasil tulisan peserta didik dengan rubrik
untuk menentukan ketercapaian peserta didik.
86 - 100%
sudah mencapai ketuntasan, perlu pengayaan atau tantangan lebih
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 35
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Tabel 3.8. Contoh Kriteria Ketuntasan Tujuan Pembelajaran Menggunakan Interval


Kriteria Ketuntasan belum muncul sudah terlihat pada
sebagian muncul di keseluruhan
muncul (1) sebagian teks
kecil (2) besar
(4)
(3)

Menunjukkan kemampuan
penulisan teks eksplanasi

dengan runtut

Laporan menunjukkan hasil


pengamatan yang jelas

Laporan menceritakan
pengalaman secara jelas.

Laporan menjelaskan
hubungan kausalitas yang

logis disertai
dengan argumen yang logis
sehingga dapat meyakinkan
pembaca.

Diasumsikan untuk setiap kriteria memiliki bobot yang sama sehingga 41 - 60%
pembagi merupakan total dari jumlah kriteria (dalam hal ini 4 kriteria) belum mencapai ketuntasan, remedial di bagian yang diperlukan
dan nilai maksimum (dalam hal ini nilai maksimumnya 4). Satuan
pendidikan dan/ atau guru dapat memberikan bobot sehingga 61 - 80%
penghitungan disesuaikan dengan bobot kriteria. sudah mencapai ketuntasan, tidak perlu remedial

Setelah mendapatkan nilai (baik dari rubrik ataupun nilai dari tes), 81 - 100%
pendidik dan/atau satuan pendidikan dapat menentukan interval nilai sudah mencapai ketuntasan, perlu pengayaan atau tantangan lebih
untuk menentukan ketuntasan dan tindak lanjut sesuai dengan
intervalnya. Pada contoh di atas, pendidik hanya
0 - 40% menggunakan rubrik dan diambil kesimpulan bahwa peserta didik di
belum mencapai, remedial di seluruh bagian atas sudah menuntaskan tujuan pembelajaran, karena sebagian besar
kriteria sudah tercapai.

36
Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen

4
Pelaksanaan Pembelajaran
dan Asesmen

Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya keterpaduan pembelajaran dengan asesmen, terutama asesmen formatif, sebagai
suatu siklus belajar. Prinsip Pembelajaran dan Asesmen (Bab II) ketercapaian tujuan pembelajaran. Asesmen ini dapat digunakan
mengindikasikan pentingnya pengembangan strategi pembelajaran sebagai asesmen awal pada pembelajaran berikutnya.
sesuai dengan tahap capaian belajar peserta didik atau yang dikenal
juga dengan istilah teaching at the right level (TaRL). Pembelajaran ini Berdasarkan hasil asesmen di awal
dilakukan dengan memberikan materi pembelajaran yang bervariasi pembelajaran, pendidik perlu berupaya untuk menyesuaikan strategi
sesuai dengan pemahaman peserta didik. Tujuan dari diferensiasi ini pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik.
adalah agar setiap anak dapat mencapai tujuan pembelajaran yang Namun demikian, bagi sebagian pendidik melakukan pembelajaran
diharapkan. Dengan demikian, pembelajaran yang berorientasi pada terdiferensiasi bukanlah hal yang sederhana untuk dilakukan.
kompetensi membutuhkan asesmen yang bervariasi dan berkala. Sebagian pendidik mengalami tantangan karena keterbatasan waktu
Pendekatan pembelajaran seperti inilah yang sangat dikuatkan dalam untuk merancang pembelajaran yang berbeda-beda berdasarkan
Kurikulum Merdeka. kebutuhan individu peserta didik. Sebagian yang lain mengalami
kesulitan untuk mengelompokkan peserta didik berdasarkan
Berikut ini adalah ilustrasi siklus perencanaan dan pelaksanaan kesiapan karena jumlah peserta didik yang banyak dan ruangan kelas
pembelajaran dan asesmen: yang terbatas.

• Pendidik menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, termasuk di Memahami adanya tantangan-tantangan tersebut, maka
dalamnya rencana asesmen formatif yang akan dilakukan di awal pendidik sebaiknya
pembelajaran dan asesmen di akhir pembelajaran menyesuaikan dengan kesiapan pendidik serta kondisi yang dihadapi
• Pendidik melakukan asesmen di awal pembelajaran untuk menilai pendidik. Beberapa alternatif pendekatan pembelajaran sesuai tahap
kesiapan setiap individu peserta didik untuk mempelajari materi capaian peserta didik yang dapat dilakukan pendidik adalah sebagai
yang telah dirancang berikut:
• Berdasarkan hasil asesmen, pendidik memodifikasi rencana yang
■ Alternatif 1: Berdasarkan asesmen yang dilakukan di awal
dibuatnya dan/ atau membuat penyesuaian untuk sebagian
pembelajaran, peserta didik di kelas yang sama dibagi menjadi
peserta didik
dua atau lebih kelompok menurut capaian belajar mereka, dan
• Melaksanakan pembelajaran dan keduanya diajarkan oleh guru yang sama atau disertai guru
menggunakan berbagai metode asesmen formatif untuk memonitor pendamping/asisten. Selain itu, satuan pendidikan juga
kemajuan belajar menyelenggarakan program pelajaran tambahan untuk peserta
• Melaksanakan asesmen di akhir didik yang belum siap untuk belajar sesuai dengan fase di
pembelajaran untuk mengetahui kelasnya.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 37
Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen

■ Alternatif 2: Berdasarkan asesmen yang dilakukan di awal pendidik sering tanpa sadar memiliki harapan atau ekspektasi yang
pembelajaran, peserta didik di kelas yang sama dibagi menjadi rendah terhadap peserta didik yang sudah dianggap kurang berbakat
dua atau lebih kelompok menurut capaian belajar mereka, dan atau kurang mampu secara akademik. Akibatnya, mereka akan terus
keduanya diajarkan oleh guru yang sama atau disertai guru terpinggirkan.
pendamping/asisten. Untuk menghindari dampak negatif sebagaimana dijelaskan di
atas, hal yang dapat dilakukan ketika mengelompokkan peserta
■ Alternatif 3: Berdasarkan asesmen yang dilakukan di awal
didik untuk keperluan pembelajaran terdiferensiasi sesuai dengan
pembelajaran, pendidik mengajar seluruh peserta didik di
tahap capaian peserta didik, antara lain sebagai berikut.
kelasnya sesuai dengan hasil asesmen tersebut. Untuk sebagian
kecil peserta didik yang belum siap, pendidik memberikan
• Pembelajaran dalam kelompok kecil adalah metode yang biasa
pendampingan setelah jam pelajaran berakhir.
dilakukan peserta didik. Ada kalanya pendidik membagi kelompok
berdasarkan minat (misalnya, kesamaan minat permainan olahraga
Pendidik dan satuan pendidikan dapat memilih strategi pembelajaran
dalam mata pelajaran PJOK), melakukan pengamatan atau
sesuai dengan tahap capaian peserta didik dari tiga alternatif pilihan
eksperimen dalam mapel IPA secara berkelompok yang ditetapkan
di atas maupun merancang sendiri pendekatan yang akan
secara acak oleh pendidik, dan sebagainya sehingga
digunakannya. Namun demikian, hal penting yang perlu diperhatikan
pengelompokan berdasarkan kemampuan akademik dalam suatu
dalam melakukan pembelajaran terdiferensiasi menurut kesiapan
pertemuan adalah hal yang biasa.
peserta didik tersebut adalah bahwa pengelompokan peserta didik
berdasarkan capaian atau hasil asesmen tidak mengarah pada • Pengelompokan berdasarkan kemampuan berubah sesuai dengan
terbentuknya persepsi tentang pengkategorian peserta didik ke dalam kompetensi yang menjadi kekuatan peserta didik, tidak permanen
kelompok yang “pintar” dan tidak. Terbentuknya kelompok “unggulan” sepanjang tahun atau semester, dan tidak berlaku di semua mata
hingga kelompok yang dinilai paling rendah kemampuannya dapat pelajaran. Misalnya, di mata pelajaran bahasa Indonesia peserta
menyebabkan diskriminasi terhadap peserta didik. Mereka yang didik A tergabung dalam kelompok yang masih butuh bimbingan,
ditempatkan pada kelompok yang paling marginal akan cenderung tetapi pada pelajaran IPA peserta didik A tergabung dalam
menilai diri mereka sebagai individu yang tidak memiliki kemampuan kelompok yang sudah mahir.
untuk belajar sebagaimana teman temannya yang lain. Demikian pula • Bagi peserta didik yang sudah mahir perlu dipikirkan bentuk-bentuk
tantangan yang lebih beragam, menjadi tutor sebaya bisa menjadi • Perlu ada peran-peran beragam yang bisa dipilih oleh peserta didik
salah satu opsi, namun perlu dipikirkan bahwa tidak semua siswa untuk memperkaya atau mendalami kompetensi yang dibangun.
memiliki kompetensi mengajar dan tanggung jawab memfasilitasi Misalnya, di awal tahun ajaran pendidik mengajak peserta didik
tetap sepenuhnya ada di pendidik. berdiskusi mengenai peran-peran apa yang dibutuhkan, setiap
peran bisa diambil oleh peserta didik secara bergantian.

38
Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen

Dalam proses pembelajaran, salah satu diferensiasi yang dapat terkait materi, bagi siswa yang cukup mahir dapat mempelajari
dilakukan pendidik adalah diferensiasi berdasarkan konten/ materi, keseluruhan materi dan bagi peserta didik yang sudah sangat
proses, dan/atau produk yang dihasilkan peserta didik. Sebagai mahir dapat diberikan pengayaan.
contoh, ketika mengajarkan materi tertentu, peserta didik yang perlu ■ Proses (cara mengajarkan). Proses pembelajaran dan bentuk
bimbingan dapat difokuskan hanya pada 3 (tiga) poin penting saja, pendampingan dapat didiferensiasi sesuai kesiapan peserta didik,
sementara untuk peserta didik yang sudah cukup memahami materi bagi siswa yang membutuhkan bimbingan pendidik perlu
dapat mempelajari seluruh topik; dan peserta didik yang mahir dapat mengajarkan secara langsung, bagi peserta didik
melakukan pendalaman materi di luar materi yang diajarkan. Begitu yang cukup mahir dapat diawali dengan Modeling yang
juga dengan tagihan atau produk, peserta didik yang perlu dikombinasi dengan kerja mandiri, praktik, dan peninjauan ulang
bimbingan dapat bekerja kelompok dengan mengumpulkan satu (review), bagi peserta didik yang sangat mahir dapat diberikan
lembar hasil kerja, sementara untuk peserta didik yang cukup mahir beberapa pemantik untuk tugas mandiri kepada peserta didik
dapat mengumpulkan 5 (lima) lembar hasil kerja mandiri, dan peserta yang sangat mahir.
didik yang sudah mahir dapat mempresentasikan hasil kerja
■ Produk (luaran atau performa yang akan dihasilkan).
menggunakan power point dengan dilengkapi gambar dan grafis.
Diferensiasi pembelajaran juga dapat dilakukan melalui produk yang
dihasilkan. Contohnya, bagi peserta didik yang memerlukan
Contoh diferensiasi pembelajaran 1 bimbingan
bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai konten inti
Dalam melakukan pembelajaran terdiferensiasi pendidik dapat materi, sedangkan bagi peserta didik yang cukup mahir dapat
memilih salah satu atau kombinasi ketiga cara di bawah ini. membuat presentasi yang menjelaskan penyelesaian masalah
sederhana, dan bagi peserta yang sangat mahir bisa membuat
■ Konten (materi yang akan diajarkan). Bagi peserta didik yang sebuah inovasi atau menelaah permasalahan yang lebih
memerlukan bimbingan dapat mempelajari 3 (tiga) hal terpenting kompleks.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 39
Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen
Tabel 4.1. contoh diferensiasi pembelajaran 2

Instrumen asesmen awal pembelajaran yang digunakan adalah soal isian singkat dan soal cerita
yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari terkait keliling segiempat, segitiga, dan
lingkaran. Atas jawaban peserta didik, pendidik mengidentifikasi kesiapan peserta didik di
kelasnya, yaitu:

1. Mayoritas peserta didik telah memahami konsep keliling dan dapat menghitung keliling
bangun datar.
2. Beberapa peserta didik dapat memahami konsep keliling, namun belum lancar dalam
menghitung keliling bangun datar.
3. Beberapa peserta didik belum memahami konsep keliling.

Berdasarkan data tersebut, pendidik melakukan pembelajaran terdiferensiasi sebagai berikut:

Kesiapan Belajar dapat menghitung keliling bangun memahami konsep keliling, namun Beberapa peserta didik belum
Mayoritas peserta didik telah datar. belum lancar dalam menghitung memahami
memahami konsep keliling dan Beberapa peserta didik dapat keliling bangun datar. konsep keliling.

Pembelajaran terdiferensiasi mandiri dan menggunakan bantuan benda-benda konkret.


• Peserta didik saling memeriksa pekerjaan • Jika mengalami kesulian, peserta didik
mengerjakan soal soal yang lebih masing-masing. diminta mengajukan pertanyaan kepada 3
menantang yang mengaplikasikan konsep • Pendidik menjelaskan cara menghitung keliling teman sebelum bertanya langsung kepada
keliling bangun datar pendidik. Pendidik akan sesekali
dalam kehidupan sehari-hari. • Peserta didik diberi latihan untuk berkelompok mendampingi kelompok untuk memastikan
• Peserta didik bekerja secara menghitung keliling bangun datar dengan agar tidak terjadi miskonsepsi.

*Sumber: Diadaptasi dari LMS/Materi Guru Penggerak

40
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

5
Pengolahan dan Pelaporan
Hasil Asesmen

Ringkasan Bab
Pengolahan Hasil Asesmen

Pelaporan Hasil belajar


A. Pengolahan Hasil Asesmen
Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan menganalisis secara kuantitatif dan/atau kualitatif
terhadap hasil asesmen. Hasil asesmen untuk setiap Tujuan Pembelajaran diperoleh melalui data
kualitatif (hasil amatan atau rubrik) maupun data kuantitatif (berupa angka). Data-data ini diperoleh
dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan
pembelajaran, baik pada capaian pembelajaran di akhir fase, maupun tujuan-tujuan pembelajaran
turunannya.

1. Mengolah hasil asesmen dalam satu tujuan


pembelajaran
Asesmen sumatif dilaksanakan secara periodik setiap selesai satu sumber energi
atau lebih tujuan pembelajaran. Hasil asesmen perlu diolah menjadi yang dapat dimanfaatkan di lingkungan sekitar, dengan indikator terdiri
capaian dari tujuan pembelajaran setiap peserta didik. Pendidik atas: 1) mampu menguraikan manfaat sumber energi; dan 2) mampu
dapat menggunakan data kualitatif sebagai hasil asesmen tujuan melakukan pengamatan sesuai prosedur. Indikator 1 menggunakan
pemeblajaran peserta didik. Namun, dapat juga menggunakan data teknik tes tertulis pilihan ganda atau essay, indikator 2 menggunakan
kuantitaif dan mendsikripsikannya secara kualitatif. Pendidik diberi unjuk kerja. Hasil asesmen sumatif peserta didik dipetakan ke dalam 4
keleluasaan untuk mengolah data kuantitatif, baik secara rerata kualitas, yaitu: 1) perlu bimbingan, 2) cukup, 3) baik, dan 4) sangat
maupun proporsional. baik. Pendidik juga dapat menentukan angka kuantitatif pada setiap
kualitas yang disajikan, misalnya untuk kriteria perlu bimbingan antara
Contoh: 0-60, kriteria cukup antara 61-70, kriteria baik antara 71-80, dan
Pendidik telah melaksanakan asesmen untuk salah satu tujuan sangat antara 81-100.Maka rubrik penilaiannya dapat ditunjukkan
pembelajaran mata pelajaran IPAS Fase C: Menyelidiki ragam pada tabel di bawah ini.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah Panduan Pembelajaran dan Asesmen 41
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Tabel 5.1. Rubrik tujuan pembelajaran: Menyelidiki ragam sumber energi yang dapat dimanfaatkan di lingkungan
sekitar

Bukti (evidence) Perlu Cukup Baik Sangat Baik


Tujuan Bimbingan
Pembelajaran (0 - 60) (61 - 70) (71 - 80) (81 - 100)

1. Mampu Belum Menguraikan Menguraikan Menguraikan


menguraikan mampu 1 contoh 2 contoh lebih dari
manfaat menguraikan manfaat manfaat 2 contoh
sumber energi manfaat sumber energi sumber energi manfaat
sumber energi sumber energi

2. Mampu Memerlukan Melakukan Melakukan Mampu


melakukan bimbingan prosedur prosedur mengarahk
pengamatan dalam pengamatan pengamatan an teman
sesuai melakukan secara secara yang
prosedur prosedur mandiri, mandiri lain dalam
pengamatan namun dengan melakukan
masih tepat prosedur
ditemukan pengamatan
1 atau 2 kali
kesalahan

Pendidik menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran pada unjuk kerja untuk indikator 2 yang telah dilaksanakan pendidik, untuk
kualitas yang diyakininya, misalkan pada kualitas cukup, peserta didik pengolahan hasil asesmen tujuan pembelajaran dapat disajikan
dianggap telah mencapai kriteria ketercapaian kompetensi. seperti dalam tabel berikut ini.
Berdasarkan hasil asesmen pilihan ganda/ esai untuk indikator 1 dan
Tabel 5.1. Hasil asesmen tujuan pembelajaran: Menyelidiki ragam sumber energi yang dapat dimanfaatkan di
lingkungan sekitar

Nama Kualitas Kualitas Deskripsi Nilai


Bukti Kualitas
(evidence) Bukti
1 (evidence)
Indikator 2

Amar Baik (75) Cukup (69) Mampu menguraikan 2 contoh manfaat 72


sumber energi dan dapat melakukan
prosedur pengamatan secara mandiri
meskipun masih ditemukan 1 atau 2
kali kesalahan

Badu Perlu Cukup (63) Belum mampu menguraikan manfaat (59)*


bimbingan sumber energi tetapi dapat melakukan
(55) prosedur pengamatan secara mandiri
meskipun masih ditemukan 1 atau 2
kali kesalahan

42
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen
Nama Kualitas Kualitas Deskripsi Nilai
Bukti Kualitas
(evidence) Bukti
1 (evidence)
Indikator 2

Candra Sangat Baik (80) Mampu menguraikan lebih dari 2 87,5


Baik (95) contoh manfaat sumber energi serta
dapat melakukan prosedur
pengamatan secara mandiri dengan
tepat

… … … … …

Zakariya Cukup (65) Baik (75) Mampu menguraikan 1 contoh manfaat (70)
sumber energi serta dapat melakukan
prosedur pengamatan secara mandiri
dengan tepat

* peserta didik belum memenuhi kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.

2. Mengolah capaian tujuan pembelajaran menjadi nilai


akhir
Capaian tujuan pembelajaran peserta didik menjadi bahan yang untuk deskripsi, pendidik dapat memberikan penjelasan mengenai
diolah menjadi nilai akhir mata pelajaran dalam kurun waktu kompetensi yang sudah dikuasai peserta didik, mana kompetensi yang
pelaporan (biasanya satu semester). Untuk mendapatkan nilai akhir belum dikuasai, dan dapat ditambahkan tindak lanjut secara ringkas
mata pelajaran tersebut, data kuantitatif langsung diolah, sedangkan bila ada.

Penting untuk diperhatikan bahwa pendidik tidak mencampur penghitungan dari hasil asesmen
formatif dan sumatif karena asesmen formatif dan sumatif memiliki fungsi yang berbeda. Asesmen
formatif bertujuan untuk memberikan umpan balik pada proses sehingga asesmen formatif bukan
menjadi penentu atau pembagi untuk nilai akhir.

Dalam mengolah dan menentukan hasil akhir asesmen sumatif, pendidik perlu membagi
asesmennya ke dalam beberapa kegiatan asesmen sumatif agar peserta didik dapat
menyelesaikan asesmen sumatifnya dalam kondisi yang optimal (tidak terburu-buru atau tidak
terlalu padat). Untuk situasi ini, nilai akhir merupakan gabungan dari beberapa kegiatan
asesmen tersebut.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah Panduan Pembelajaran dan Asesmen 43
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Contoh proses pengolahan tujuan pembelajaran menjadi nilai akhir

1) Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan


pembelajaran dengan data kuantitatif (angka pencapaian)

■ Misalnya, dalam 1 semester ada 6 tujuan pembelajaran untuk setiap mapel atau berbeda, tergantung kesepakatan para
mapel IPA, 7 tujuan pembelajaran untuk B. Indonesia, dan 5 pendidik di satuan pendidikan.
tujuan pembelajaran untuk mapel Agama ■ Ketuntasan ditentukan untuk setiap tujuan pembelajaran, bukan
(contoh hanya 3 mapel, namun cara ini dapat berlaku untuk hasil akhir pengolahan nilai sumatif per mata
semua mapel). pelajaran. Ketidaktuntasan ditandai (*) di tujuan pembelajaran
tertentu saja. Hal ini bertujuan untuk mengkomunikasikan kepada
■ Asumsi: satuan pendidikan menggunakan rentang nilai untuk
orang tua dan peserta didik tentang tujuan pembelajaran mana
ketercapaian tujuan pembelajaran. Rentang ini bisa sama untuk
yang belum dituntaskan oleh peserta didik.

Contoh: Para pendidik menyepakati bahwa rentang nilai 0-55 belum mencapai ketuntasan dan 56-
100 sudah mencapai ketuntasan.

Nama Peserta Didik : Didi Kelas/Fase : 7/C

No. TP 1 Hasil Akhir


Mata Pelajaran TP 2 TP 3 TP 4 TP 5 TP 6 TP 7

Ilmu Pengetahuan Alam 2 ... ... 75 85 60 83 68 87


... ...
(IPA) 1 3 55* 67 90 75,75
Agama ...
Bahasa Indonesia ... 80 53* 60 90 55* 88

*Belum mencapai kriteria ketuntasan

44
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen
2) Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan
pembelajaran dengan data kualitatif (skala dengan deskriptor)

a. Perlu bimbingan: peserta didik masih kesulitan dan sangat b. Cukup: peserta didik masih kesulitan dalam mencapai sebagian
bergantung pada bimbingan dalam mencapai tujuan pembelajaran tujuan pembelajaran dan perlu menguatkan tujuan
dan belum siap memasuki pembelajaran lebih lanjut. Perlu pembelajaran yang dipelajari sebelum mengikuti pembelajaran
direkomendasikan untuk menguatkan tujuan pembelajaran selanjutnya dengan penekanan pada aspek-aspek yang belum
dengan mengikuti remedial. dikuasai.

Baik: peserta didik sudah menuntaskan sebagian besar indikator tujuan pembelajaran dan perlu siap
mengikuti pembelajaran selanjutnya.

c. Sangat baik: peserta didik mengikuti


pembelajaran selanjutnya dan dilibatkan
diberikan pengayaan atau tantangan lebih.

Nama Peserta Didik : Didi


Kelas/Fase : 7/C
1 Tujuan Pembelajaran 3

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Tujuan Pembelajaran 1 ...

Tujuan Pembelajaran 2 [Mata Pelajaran Lainnya]

Tujuan Pembelajaran 3 Tujuan Pembelajaran 1

... Tujuan Pembelajaran 2

Bahasa Indonesia Tujuan Pembelajaran 3

Tujuan Pembelajaran 1 ...


234
Tujuan Pembelajaran 2

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah Panduan Pembelajaran dan Asesmen 45
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Tanda centang diberikan sesuai dengan rubrik ketercapaian yang ada pada masing-masing tujuan
pembelajaran.
Penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik dilakukan dengan menjelaskan penguasaan kompetensi pada tujuan pembelajaran.
membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria Misalnya, “Peserta didik menguasai semua indikator tanpa banyak
ketercapaian tujuan pembelajaran. Kriteria ini bukan berupa angka, menghadapi kesulitan.”
melainkan kalimat yang

Contoh asesmen formatif dengan teknik observasi


Tujuan pembelajaran yang diukur : Mengukur panjang dengan satuan baku Asesmen formatif
: Observasi pengukuran benda dengan menggunakan penggaris
Instrumen : Lembar observasi pengukuran benda di sekitarku

Lembar observasi kegiatan Pengukuran Benda di Sekitarku

Nama Peserta Didik :


Tanggal Pengamatan :
No. Aspek yang diamati Teramati Tidak teramati

Tujuan pembelajaran mapel Matematika

1. Dapat menggunakan alat ukur yang


sesuai secara mandiri

2. Mampu mengidentifikasi ukuran benda


berdasarkan hasil pengukuran

3. Menuangkan hasil pengukuran dalam


lembar kerja

Dengan menggunakan lembar observasi tersebut, pendidik dapat diberikan apresiasi atau tantangan pembelajaran yang lebih tinggi.
memantau perkembangan dan memberikan umpan balik. Misalnya, Namun demikian, pendidik dapat memberikan
untuk peserta didik yang belum mencapai tujuan pembelajaran, umpan balik lain di luar tujuan pembelajaran yang membangun
diberikan umpan balik seketika dengan memberikan motivasi dan peserta didik secara utuh, bisa perilaku maupun kompetensi lain di
informasi tambahan atau memberikan arahan secara bertahap. Untuk luar mapel yang disasar.
peserta yang telah mencapai atau melebihi pencapaian, dapat

46
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Contoh asesmen formatif dengan rubrik

Penilaian Kinerja : “Ayo Ukur Tinggi Badan Temanmu”


Tujuan pembelajaran : Mengukur tinggi badan dengan menggunakan satuan baku (cm)
Instrumen : Rubrik penilaian kinerja pengukuran tinggi badan dengan satuan baku
Indikator Skor

1 2 3 4

Melakukan Kesulitan Dapat memilih Dapat memilih Dapat memilih


pengukuran untuk alat ukur alat ukur yang dan
memilih dan yang sesuai, sesuai, namun menggunakan
menggunakan namun masih masih kesulitan alat ukur secara
alat ukur kesulitan dalam mandiri
dalam mengukur
menggunaka beberapa objek
n dengan bentuk
alat ukur yang sulit

Hasil Kesulitan Hasil Hasil Dapat


Pengukuran mengidentifika pengukuran pengukuran mengidentifikas
si hasil sebagian besar sebagian kecil i hasil
pengukuran belum akurat belum akurat pengukuran
(untuk objek secara akurat
objek dengan
bentuk yang sulit)

Pendidik menggunakan rubrik untuk mengukur ketercapaian peserta yang diamati. Peserta didik juga dapat diajak berdiskusi tentang apa
didik. Karena asesmen ini merupakan asesmen formatif sehingga yang bisa dilakukan untuk memperbaiki prosesnya. Pendidik dapat
rubrik ini digunakan untuk memberikan umpan balik kepada peserta memberikan rekomendasi yang perlu dilakukan peserta didik untuk
didik. Pendidik juga dapat memberikan rubrik ini sebagai asesmen diri dapat meningkatkan skornya. Bagi peserta didik yang sudah terlatih,
dan mengajak peserta didik untuk merefleksikan prosesnya. mereka dapat menilai diri dan menentukan langkah tindak lanjut atau
Pendidik dapat memberikan umpan balik sesuai dengan kesulitan tantangan lebih.

Pengolahan Hasil Asesmen untuk Rapor


Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan memanfaatkan hasil
formatif dan sumatif. Terdapat 2 jenis data, yaitu data hasil asesmen
yang berupa angka (kuantitatif) serta data hasil asesmen yang berupa
narasi (kualitatif).

Pengolahan hasil asesmen dalam bentuk angka (kuantitatif)


didasarkan hanya pada hasil
asesmen sumatif, sementara asesmen formatif sebagaimana
diuraikan sebelumnya, berupa data atau informasi yang bersifat
kualitatif, digunakan sebagai umpan balik untuk perbaikan
pembelajaran sekaligus sebagai bahan pertimbangan menyusun
deskripsi capaian kompetensi.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah Panduan Pembelajaran dan Asesmen 47
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Contoh Pengolahan Nilai Rapor:


Contoh data kuantitatif

Contoh Pengolahan Data Kualitatif

► SMP
Contoh di bawah ini adalah pada mata pelajaran Informatika SMP yang diberikan dalam bentuk deskripsi kualitatif sesuai
(Fase D) elemen teknologi informasi dan komunikasi, selama satu capaian peserta didik. Nilai akhir semester menggambarkan deskripsi
semester peserta didik mempelajari materi tentang antarmuka grafis, kualitas dari capaian peserta didik yang menunjukkan adanya hal-hal
surat elektronik, peramban web dan mesin telusur, manajemen folder yang belum tercapai dan sudah tercapai oleh peserta didik.
dan file, membuat dokumen dengan aplikasi perkantoran. Guru telah
melakukan lima kali sumatif sesuai tujuan pembelajaran yang dicapai Tabel di bawah ini menunjukkan contoh pengolahan data untuk
pada semester tersebut dan satu kali sumatif akhir semester. Nilai mendapatkan nilai kualitatif pada akhir semester berdasarkan
indikator-indikator yang dicapai oleh setiap peserta didik.

48
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen
i
r

r
i n
,
s s

e
h s
i
s
t u
a ,
k i
a

s l
u
r
s
A a
n
e l
n s

a k
r n
i n
e
l
r
a
m i
a k
a
m
a
m
l a l
e a
e n m
i t a
r
o n
S b e

b
N a
a
p
b
l a
k
g b
e
a
g
p
a
r
p
l
l r
l

r r

n
a
n
n
e n
a
b
n
n
i
e
e
a
a a
n
m m
n h
r o
o a
a a
a s

g u
u i
n
n b
n d
b t
a a
d n
d
t k
a
k
a
u a
k s

k k
r
i
a
k
r n
n a
i
a
a
a
a
u k
n
d a
n t
k
e
g
l
a a
a i

n n
n a
a
t
k

e l
e n
g k
a a
a
l
m
i l
r p
a n
n
k a
k
n m
k
i
a
a
i
n u
l p
p a
p u
n
a g
n o
n
r
e i
k
l
g
i u
b
r
l
i
u
a p
u a
g s
g
g
a n
r n
i e
i
l
m
n
u i
u g
e
p
r p
o
a
s
p
r
m
s u
s g
s
p
m
l
g m
n
n
g
e
g
d b
,
k
m
a
i
i fi
g a
g m
n
p a
i
a a
a
s n
h l
r l
o n
a n
g r
p m
t
m
m r
i a
e
g e
g m
b
b
p i
a
k a
k e
e
k e
a r
fi a
n p
s n
m
n e
a
i
i
T
a m
p
a p
n n
l b
r m
l a
l d
n d
n a
t g
p
r
a
k
e
a
e
m
m

k
a
a
i
i
e
e
e
r
p
n
p
e
i
e

T
m
p
a
d
d
a
g
b
s
p
t
m
b
m
a
b

i s

r n
,
r i n
s
i

s
,
o i
n
n
h
a

a
e a
s
k a
n
a
n
T n
a
b k
(
A b l
g a
a
t
r a
a
r r n
f
n
o
i b
e
e a
m
b
t o
l
g
t u a
n
r
b
a
s t r
k
a
n

e
e i
n
k
m r
a e

n
m
u a
o
m
g
e
u
g
a g
S
m u
e
a n
n
k b

S t
p
n
n
a
n
k
a i
n
i k
u n
r
r a
i a
l i
u a
m
h
n

a
s

e e
e
m g
a a
g a

s a
a m
n
r a
p k
m
m

g p
p
k n
n
a
n
fi
k
m
a
a e
i n

n
l
i
l
u
n
t
a
a
r
e i
i
l
a
a ,
e u
r u
p h
n

s
s
M m
p
e
a
d s
d h
a
g m

a
g
g

s
a
a

r
a
a
p
m

g
g
k
k

k
l
a
fi
m
a
i
i

n
l
r
l
l
n
r
m
n
t

a
e

e
a
a
e
e
e
e
r
p
p
n

M
p
a
b
p
p
p
a
d
d
a
g

n )

a k
i
s
n
i t
r
n i

t s
k
a a
e
a
s t
j a
k
a n
u
k
a a
a u

t a
l g
r i
m
k
a
k
e i l
P
i
b n
n
( n u
i
b l
u
n
g
l
n

n p
n
s a
5
m a u b
e k
p
a
p n
k
e n
f a a
m a
n k
i a
i
P i
k o
a
t a
d
n
t d

e k a
n a m
d a
d
a i
a
a a b
d
a r
i
m
n r
r
u r s
r e
i r
u
j n
t
s n
a
n
S e
m o
u n
n
a a a
m
l
o s
T d o
a u
s e
a
t
/ s i
i
s
m
u u t
i
e t
t

r t e a
u
u g
a n
a p
e b
a
g n
g r
n n m
t
n
b d
t
m d a
a
p g
a
d g m
p e
a
g
r m u
M u

e r
r k
u s
k
r l
n
m n
k
p a
s a
e
k
m n
n r l
r
u
k r r
u
r u
e e
s
e
k e
u
e
t
a a t
e e a
g o
e r
t e
o e
r
e
n T
e m
fi
p P
i
m d
d d
P p
m m
L d fi
p p
m
fi
p

k a
e
u t
i r
a
l
t s

p a a
a
k g t
e fi
c
r
a
a
s u
g
r e
r
a
m
a
u
P s
k b
l
( n c
e
a
b o
i u
e
a
4 e m
n
n l

l
s
d
p
f
h
e
l m
i r
m u e
a fi
t n r

n
r g
e
a e u
m
o e
m
g
m
a a
k
t
m a l
s a n

f u
d
i
m
u n k
a
u
t l
n e
S
d o
k

r l u
n p
m o
d
k
a
e r
u
e m
f
i
t ,
h
e
l
t
i
u
u m
r
p
s
s
d r n
t g n
a m
a a
d r
e
o
t
a
a
m
l n
u e
k
fi s
d M
u
d l d
d
e t
l
a
r
e a
e
l
e
e
u
t
e
b o
u

m
r f
g b
r m
fi t

t
g
e
m
n
m

n
s
n

r
e
e
e

a
e
a

P
m
m
d
t
m
y

k u n
n
i i
.

p
a a
t i
s n
n

s
k
k k

a a
m
a u
a n

r k u u
g
a
a
P m
m k
u
( m k n

k
n
t
i i
n r
r a
m
a
3
a
l
a
a
a
n b
l
f a n
o
o e
i n
n n
k n
f

t f k
e a
k
i m
d
u a
a
, u
a
i
i
n
n m
a
a
b
m n
d
i
i r
n
d g
m
u i
n b
n
n
S a
n
a
m
, g
l
a a m
d
a c
i h
h u
i
u a
u
p l
i n
r a
b b
a l
a n
a r
r
g r
p
l
g e
a l
t
a
i i e
e
a
e
m
g m
c g
r m
P
m d
p
c m
a
p
e
a
n
n n
m m
u

r a
s
l
n
e r
e
e
r
e
e e
e
e
e
e
P
m e
p
m
m
t
p
m
p
b
m

l
t
k n
.
i
i
i a e
a
t
s

r
u
a
m
k k
a

u
a b
u
u
p k
r s
l
n i

s
P m
e
a m
( n
a n
n
i a
n
e e
r b a
u
2 l
s
a a u
s
i k
d
f
a
e t
s m
i
m
a
t a p

g n
d o
k
a a
n n
k
g
a
u k
i
a
k
m h
i
t u
n r
n
i
s
u e
u
k p
n
,
S d a g
a e
u
e l
p
i
n a
t
u b g
a
m b
m e r
b
r
t
d r
d m
n
n
u a a

y e n

u c
a a
e
,
m
n a
s
u s
n b e

a
a M
m
m
d
n s

u
t
a
p
s

o
r
u
l

a
g

t
k
e
m
e

h
r
n
s
r
n
a

e
e
a
e

u
a

P
m
s
b
d
s
b

k n
a a
s s
i

a i i

d d
k
s s
k

s u u

a a
a
a a
-
r a p p

.
l p p
b b
P

n
(
s r r
e
a m m

n n
j a a
1 e
e e
y
fi a a
f y y
k
a a
n
i n
b b
i
n n
t
- -
n k k
a
n n
a e
o m m
r
a a
a
d a a
m n a a
n n
i n n

p
u g n n
k k
k
k k
e
n n
m
S n n

e e
d e e
i i
s s s
u
l l

n a a
u u
m
i i
i
u u
u n n
n n
a a a
s a a
o
l l
o
l l
m
t d d

p p p

a g g
o o
r o o
r
p
k m m

e e

s s
b g g
a r r
e g g
m j j
p p
p p
n
r
m m
t
m
s a a
fi fi
a n n
n n
n n
e
a
a a
n
e t t
o m m
m m

a a
P a a
m r r
a e e
b e e
d
k
r r
r r
n n
o o
o o

e e

t t
m m
a a
g g
m m
k k
k k
o o

d m

a
a
a

a
k
t
m
B

i
r
h

m
e
d A

i
s
a

e
D

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah Panduan Pembelajaran dan Asesmen 49
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen
r
n n
i
s
r

a i
u
e a
h ,
l

s
t n
n
n
k a
a
r
s n
l
l
a
a
A m
e a a
n n
e a
n
i
o o
b
m a
n
a l
b
g
l a
g
l
a b
, r
e
a
p
i
l
r
n
S r
e
s
n
n
N i
a
e
e g
n
o
a
a
m m
s
h
o g
a u
k b
fi
t
g n
u
i k
n
a
d a
t
i
a
k
k n
k
r
a n
s
a
k a
r k
n
b
i
a e
g
n i
r
n
a e
a a
n k
a l
t
n
e
e p
g n
a a
k
a p
g m
k
n i
k u
a p
u

l
i
p
r
p
i
n
l
n
k ,
m
b
i

a
i s
s
u g
a e
s
u
b
g
r m
i
i
l a
i
s
u r
r m
a
g
p
p
s m
s m
s
g
n u
n
k
e
s k
a
m fi
i a
g l
p n
a
a a
a i
a
r l
a n
u l
g r
p l
r
m
t
m
r

a
g
b e
k
k a
e
b a
k a
a e
m r
n p
a n
i e
i
a

n P
l d
r m
r a
l b
l d
n d
t a
m g
p
r

e
e
m

a
a
e
i
e
e
a
p
n
p
e

T
m
p
a
d
d
a
b
n
b
m
a
b

i
s
n
r
,
r n
i
s
i
s ,
i
o
n a
n
h a

a s
e
a n
k a n
n a
T
k
b
l
( a
b
A g
t
a
a
r a
n
r
r
f o
n b
e
i a
m b
e l
o g
t a

t u r
n
b r
a t k
n
s a

i e
e n
k
r e
m a
m
n
o
a g
u u
m e
g g
a
u
m n
S a n
e
k b
t
n
p a
S n
n
k i
a n

k
i n
u r
a
r a
i i
l a
m
u
n
h
a

s e
e
e
g
m a
a
a
g a
m
a n
a
s
r k

p
m
m
p
p
g n
n
k n
a k
fi a
e
m
n
a
i

i
n
u
l
l
n
a
t
r
i
a
i
e
l
,
a u
a u
e
r h

p
n s
s

m
e
M
p s
h
a
d
m
d
a
g a
g
g

a
a
s
r
a
a
p
m

g
g
k
k

k
l
a
fi
m
a
i
i

n
l
r
l
l
n
r
m
n
t

a
e

e
a
a
e
e
e
e
r
p
p
n

M
p
a
b
p
p
p
a
d
d
a
g

n )

i
i
a k
n
t s
i n i
r
s k
t
e a
a a s
t
a

j k a u n

k
a
u a
a a t
g i
k m
l
r a
k
i l

b i
e n
P n n
u
l u
n i g
(
l n
b
n p
n
a a
s
e
u b
p
k
5
m a
k
p n
a a
m
n
e n a
k
f i a
k i
o
i a
P d a
n d
t t a
e m
k
a
d
i
a a d
n
a b
d a r
i a r
a
r n
s
m
r r e
i
r n
u
s t n
u a
j n
e
m o
n
n
a a a
S m
u l
o s
d o
u
a
e
s
T a t
s i i
s m
u u t
/
e t
t
i a
t e
u
g
u
r a n
a p b
a
g n
g r m
e n n

n d
b
t t
a
m d
g
p
a
d g m
a
p e
a
g
m u
r
u

e r

M r k
u s
k
l
r n n
k m
a
s a
e k
p m n l
n r r
r r
k
u u
r
u e e
s e e
u
e
t t
k a a a
e e o
r
e e
t
g o e
r
e T
e m
fi P
p d
n
m d
d p
P
i m
m fi
d
p
p
m
L fi
p

) e

k u

a m
i fi
s

t
p a
u
g
a
e t a
k
l
l
l
s
n
a g r
a
r
m e
r o
o
k a
l a

P n
e u l
a b
( c
i e
g
a
e
n
b
e
4
d g
n
n
h
g
l s
m i
f a m
n
n u
i
r
n
n
t
e e r
e
o b

g r
a a u
k m
e
a
e
s a
f u t
m i
m m
m
a
d
n
r i
u n
t k
d
k l
m
S r

n
d
a b
a k
e u
u
e u o
i
t k
h ,
l r
c
i f
u
u
r
p u
s p t
d
u
t
r
a l
e
a
d s
e
o t
t n
s
r
l m r
m
k
fi
a
s
u n
d d e
e
a l e
r
e a
l a P
e u
e d
u t
t l

b
u e
o

r
m
g f
r m
fi fi
t

t
g

e
m
n
m

n
s
n

r
e
e
e

a
e
a

P
m
m
d
t
m
y

k u n n
i
.
a a
p n
t
i

k
k
k s a

n
m
u
a
a u
h
g
k
r
a
a k
a k
P
u n n
m n
( l k

t i
a
n a
i
r
a l
m
a a
3 l
b

n n
a k
e e
f o
d n
n n
m
i k

f a
t k a m
i
a
u e
u
a a n i
m i
i m
n n
a b
n
d
m
r
i
s
d g
l
i b
a
n
u
m
a
a
i
n
S u m
, g
i m
a
d a
c
i b u
h i
a
r
u l
p
n
g a
r
b
a l
a n
a r
a
m r
g
m
l g e
a
t m a
r e
i e
d
c e
m
g a
c
r n
P
d
a
p
o m
a n p
e n
n r
n
m r
e
r f

s
e
e
e
a
e
e
e

e n
e
t
p
m
p
P
m p
i
p
m
m

l
k n

m i
i .

e
i
t a a s
t
r

l
a
k
k a
a
u
a a
u
p k
r u s
n
i
s i
d
P a

a
( b n
n
s n
i
e
r
n n
a a
s
2 u
a
s
m
d u
u
k
e k
f

i t
i
e m
a
t
a
t g k
k

a n
n o
a k n
g n n
i u
k
s k
i a
m
m n
t u
i
e r
u
k s
a
u
n u
a
d
a
s
S g
e n e
i u
n
p
u a
a h
m
g
m
b
b u
r
t p
d a
d
a m
u
o n
y a
r
l
n

k c
, b a
e
n m
a
u
e a
n

a r e
a r

m r
M
n c m
a d
u s
t
a e
p e
s
u
e

o
r
m
u s
l b
s
a b
g

t
k
e
m
e

h
r
n
s
r
n
a

e
e
a
e

u
a

P
m
s
b
d
s
b

k a a
n
s s

i
i i
a
t
d d
s s
k

k u u

s
a a
a a
a

p p
a
r
p p
l
b b
.
P
n
r r
(
s
e m m
a
n n
a a
j
e e e
1

y a a
fi y y
a a
k
f
n b b
n
i n n
i k k
n
t a
n n

e m m
a o
r a a
a
d a a
a a
n
n n
m i n n

p
g k k
k n n
u
e k k
m n n
n n
S e e
d e e
i i

s s s
u l l

n a a
u u
m
i i
i
u u
u n n
n n
a a a
s a a
o
l l
o
l l
m
d d
t
p p p
g g
a
o o
r o o
r
p
k m m

e e

s s
b g g
a r r
e g g
m j j
p p
p p
n
r m m
t
m
s a a
fi fi
a n n
n n
n n
e
a
a a
n
e t t
o m m
m m

a a
a a
P
m r r
a e e
b e e
d
k
r r
r r
n n
o o
o o

e e

t t
m m
a a
g g
m m
k k
k k
o o

y … … i

a p n

a
t
e o
k

i
r C Z

m
e
d

i
s
a

e
D

50
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

a n e a

i l

a d
i
a
o
kr

a
a
p
g

p
b
a

a
c i

a m
c
a

y
r
a

e
g
i
a t

r
g
c

ki a r
n

di

d e
e
d s
t

a
m
a
m
t

t
u
r
i
le

la b
e
u

ha g
s
d
k
i

n
e

s u

a
p s

y
i

ks

n n
la

h h
d
- i

la

h
n e
i
t h
i
a i
r
n a
s
r
y
m i a
t

M
e
k
n l
s
o
a

i
a t
n m
ha l

h
d w
e
h o
o

r
a
a a

p
M
b o m
i

t
m

d
le m

b e
o l
n

o
a u
a
a

M
T k a
m k d
kk t

u M
i
r b
r ) r
jn

e m
a k A
k e
d
t i
n i
k i
k ) -
t s
s
i i a
e t i
g

e k r l
e
r
D
n r m
a N
m o
i e a
.
m i P
a r
t a
e
k u
e d
S P s
T c
i s
n
(
S
( n
i
r a
d a
d i i
r l
i e
4
o g
2
i
l
m
t
d g
f
h e
f
r k
o i
a i
i
n
k h a i k
t
n
t .
R s

t r
a r
A
o a e
a
k m
s
o t
e
a i s
i
m m
t s
m
t p t
t
a a
n r
u i
r l u s
n
o
i e l
S o
u S h e
e
J i
p
N
s r r
m
s a
m
a
e
t
a
s o
m
e
a i
p n t
a n m
s
c
k
k
F
i e
a
a o
i
g
l
u a
h e
M
t m
r m r
l

g
i
a k
a
n

t
S
h
e

s
e
d t k
n
h
p
k
d
i
i a

r l
a
a
k t p
n
S n

u
i r
s

t r
L a a
e

k
n
e
r a d

u g
g
o a

t t
n
p
t
b
o n
m
n

e
o
M
M
a e
e
e
n
t
i
f

M
s i
a p
r p
d
u
t
m
a
d e

l
t a
n

a
s t

i
a t i

e
l
s
h

a
m n
a
I
lo e u
g

M
) i
S k

n r

i
h

e r e
r

i t

p
o
a
i
h

e
a

k M
l
T
i

(
A
h
n

f
o
)

i
i
t
k
t n
r
i

n
a
a t
o
r
n
o
e d
m
h o i
a
c
T

u t
( k
) s

S i
i t

a o

r 1
t
j n a
d i

o
l m
n f
r k p
e
i
e

a j
a j
e t a
T

k
kk k
( a i
S d
u d
i

j
t

n m n
3

p m
s
n
i k
k u e
i
f e

a
u s
i
S r

i
g
t m
h
n n e

a i
t
n
e
a
r
k
m e k

i
m p

u m
a
p
k r
S
i r

K h k o

K t
a

M
S n
e

M i i

ki
k o
i r
S
n n

► s i C
i a

k
j
s a

e
r a
a

le
T t
l
i p
a

r
a n ha
da

p w m
t
e
e

h
s t
a e
s

n a
n a
bi
n la
I m
a d
d

i
o
m
h
a
l
h r ki s p e

s
a e
o t

l m r

t s

i m e e
e
ki
o l

t t
di r r
e
r

d
s
e
o

a
t
t

m s

r o

a e

e
la
a
m d
s

m
da n

p
e
e
a

p s

ki

i e

a
bi
r r

d i
p
e

g
hk
t a
a

n
s
c

i
a
e

d y

i
m g

a
e
n

u li

r a i
N

y
u a

li

G
N

u .

t
ki

di
a

a
. d
s

r r a

t
a e

j r
t

a s e

a
le
s
b e

m e

m m

a p

l e e
n

s
s
e
p
a
i
s i

n
a

r p
j

n i
,
a a

ki s a hk
c
a
r

a u
t

j
f
s

i u
u

i
t
fi
L t

a
a
.
a
s
r u

s
a
m
i

a
e
k
a u

s
ga

g s
n
u

e s
n

T
a e

fi
s i
s
t

a
t

k i

fi la

u
n t u

t
k
a a
i

k s

s
m

pi
u

i r
u

k
s
s ks

e
a
a

le
l
d

n
m
k
a

a
i
t
u
l

s d
t
,

t
n n

k
i
r
t
u
e

e
a
b
b

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah Panduan Pembelajaran dan Asesmen 51
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen
r

e 1

t
m

k
s

a i

e
r
h
i
r
t
k
m r
a

i
o
e s
r
a
t t
S i
m m

o l

o k
r
t k
i e
a

r
o
h a
m g

m h
k
r r
o

A a
k
t

i p
a
i a
u

l
o
a t
s s

l m
r
s n
i

a
i r
e
e
N m
f a
r

r o
i
p
d
e
m
t
1 s
a

k
a
h o

k r
k h
i l

i r

g
s e
a a
r a

r t

n a
a t
t
d

a s
s a
s
a

i
u

M a
k
l n
s
S
m
i
f

r r
k

i
e o

t
t t
r

s
s
m i

i o

e
o

r r

t m
m m
l
o
e

e
i i
a
o
) t
e
S
t
s

i r h
k o
r b
r a
m r
m
i
a
l
o
o
a
h
i a
a a
e
t
n m
k r
t

T s
s

h s
(
a e
A o
u a

a
f
r n
f
a
k
i l r
i

m
t

m
i
a i
a
1
a a

m
t
r
m a
h
s
k

s
u k
m
e e
a a

S a i
n
g

f r
n
a d
y
n
t
r a
i

m
s
u

h a

n i

i
S
1 m
a l
s
r

r
a
h

k
o
e
a
i

g
t
t
m

n
t
a
e
o

s
u
a

i
S
m
l
s
m
m

r )

k
a k
n n
i
i
k
k
r r
t i
a a
t

g r r
k r
e e
r
a a
e n n
n
a i g g

t l l
k k
a r
u o o
s
s s
s i i
S P n
a a

i n n
( t t
a e e
d
r r r
l t t
i i
g
4 l
o , ,

e e
t e k k
o o
f r e e
a
e e
n a a
o i a

s n n
t
a a
t
R v v
o d d
a n n
a k k
o
s n n
s
m
t
s s
i t
m m m
a a
r
e e

n n
u
o a a
o
g g
u
e g g
S i a a
p t t
J n n
r
r r

s s
t n n
a n n
d d
m
n n
a
s a a
n
a a
n
u u

a k , ,
k
i n n
a a
F
a a a
i a a
g s s
l
a a a

e k k
u i i
r i i
l n n
t f f
g n n
k
m m
a
r r
n
a l l
t l l
a a
e
S a a
s
e
n a a
p
n n
d o o
k a a
i
r r
i t t
l a a
a a a
r a d d
p i i
n u u
n
t t t
g g
n n
s r
e e
s
i r t t
t t
a , ,
e a a
L c c
k o o
e d d
d d
a
n n
o
r
u u
g
g n n
t t
u a a
o
t u u
n d d
u u
t n n
t
n n
n n n
m
n e e
o
s s
e
g g
o k k
r r
e o o
e
M e
n b b
b b
e e
u u
a a
i M
p p p
p
d
s u a a
m a a
g g
p p
a
k k
l
g g
g g
g g
t t
a i i
r r
h h
t
m m
n n

s r r
w w
s s
n n
n n
n
n n
m m
I n n

u u
e e
t t
r r
i e e

t t
r
e e
e e
e e
u u
e s s
o o
o o
t
o o
i i

a M M
p p
l l
fi fi
p p
f f
m m
k k
M
p p
p p
k k

a n n
r
j
i a a

o
l
r a a

d d
e
j j
a
e
T
r r
k k k
(
d
n n
i i

e e
n
3 t t
p
o o

i k k

e
f e e
t t
s
i

g t t
t
a a
n
n n

a i
n r r
u u

r g g

e
m a a
b b
p
a a
u
p
c c

k
S
i
h h
i i i

m m
r
n s s

m
t r r

e m m
u u
s
a
o o
i a a

n p p

h t t

h h

o r r

r k k
a
a a

a a
p

o a a
l l

t
m t t

m m
m e e

e
o n n

k k
e e
o

o o
M a a
k
m

M M
s s
k k

i
i
k k

r l
i i

o r r
a

, ,
a t t
e
n n
d

T c s s

d d
a a
( n
i i
a
i i
l l
e r r

m
a a
g a a

f r r

k
i k k
i

i o o
t n
w w

r g g
a t t
e
r r
m
t

n n
m o o
s
p o o
a
f f
u i

a a

l n n
S
h
m m
r r
, ,
, ,
r
m
a
a a

a i i
o i i
n n
n n
t
m e e
l l
c

a a
e s s
a a
a
o
a a
m m
i i
r r
t t
M
m
m c c
a a
d d
a a
e e
u u

s s
n n
h h
s s
n n
v v

a a

a a
e e
a a
u u
e e

f f

r r

g g
g g
g g

m m

u u

n n
n n
n n
n n

t t
e e

a a
e e
e e
e e

a a

M M
p p
p p
p p
d d
s s

i
r
k
n
r
i
r
a o
r t
o i

t s
d
e o
o i
a
t
T o
t r
m s
( s
r
i
e
o
o a

a
1 t
n f

m h

f e k
m
s
i u
j

a a
t
t
k a
i r
k
a
i
f a
i
t a

m r
m s
m t
s

i s k
u e
a u a

r i
S k
t i
h
r i
e
k
r

t m
r
a
a
g
e m
k
t
k s
a

i t s
a
m
n
a
k i
r
m
k l
r
k a
e
t h
i

g
a
a s
s
u r

i r a

l
M
r
k
l n r
t o

e t
a m
s
o
a

i
t
e
B o
k
l
s

M
m
r
l … … r

i
a
a
r
a
t
i
k k

i
r

o
fi

m
e l
d
h

i
s u
a
C

e Z
D

52
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

D. Pelaporan Hasil Belajar Rapor peserta didik PAUD minimal meliputi komponen:

1. Identitas peserta Didik,


Pelaporan hasil penilaian atau asesmen dituangkan dalam bentuk 2. Nama satuan pendidikan,
laporan kemajuan belajar, yang berupa laporan hasil belajar, yang
3. Kelompok usia,
disusun berdasarkan pengolahan hasil Penilaian. Laporan hasil
belajar paling sedikit memberikan informasi mengenai pencapaian 4. Semester,
hasil belajar peserta didik. Pada PAUD, selain memuat informasi 5. perkembangan dan pertumbuhan anak, 6. Deskripsi
tersebut, laporan hasil belajar juga memuat informasi mengenai perkembangan capaian pembelajaran, dan
pertumbuhan dan perkembangan anak. 7. Refleksi orang tua.

Satuan pendidikan perlu melaporkan hasil belajar dalam bentuk Komponen rapor peserta didik SD/MI, SMP/ MTs, SMA/MA, dan
rapor. SMK/MAK atau sederajat minimal memuat informasi mengenai:

Sebagaimana diuraikan pada prinsip asesmen di atas, laporan hasil 1. Identitas peserta didik,
belajar hendaknya bersifat sederhana dan informatif, dapat memberikan
2. Nama satuan pendidikan,
informasi yang bermanfaat dan kompetensi yang dicapai, serta strategi
tindak lanjut bagi pendidik, satuan pendidikan dan orang tua untuk 3. Kelas,
mendukung capaian pembelajaran. 4. Semester,
5. Mata pelajaran,
Pada PAUD, laporan hasil belajar dapat juga ditambahkan informasi
tentang tumbuh kembang anak. Dalam format laporan terakhir, selain 6. Nilai,
laporan ketercapaian CP, ada juga informasi tentang tinggi dan berat 7. Deskripsi,
badan anak, kepemilikan NIK serta refleksi orang tua tentang 8. Catatan guru,
perkembangan anak.
9. Presensi, dan
10. Kegiatan ekstrakurikuler.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah Panduan Pembelajaran dan Asesmen 53
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen
Pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK/MAK atau sederajat, mekanisme dan format pelaporan hasil belajar kepada orang tua/wali.
satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk Pelaporan hasil belajar disampaikan sekurang-kurangnya pada setiap
menentukan deskripsi dalam menjelaskan makna nilai yang diperoleh akhir semester. Di samping itu, satuan pendidikan menyampaikan
peserta didik. Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk rapor peserta didik secara berkala melalui e-rapor/dapodik.
menentukan

Terdapat 3 opsi dalam menyusun deskripsi capaian kompetensi pada rapor, ketiga opsi tersebut
sebagai berikut.

Dalam penyusunan deskripsi capaian kompetensi, pendidik harus mengidentikasi capaian kompetensi tertinggi dan
terendah. Untuk melihat capaian kompetensi tertinggi ditandai dengan warna hijau dan capaian kompetensi terendah
ditantai dengan warna merah.

Capaian tertinggi Capaian terendah

1) Penysunan deskripsi berdasarkan Capaian Pembelajaran

D.
Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Kimia
SMA/MA/Program Paket C Setiap Fase

1.
Fase E (Umumnya untuk kelas X SMA/MA/Program
Paket C)

Pada akhir fase E, peserta didik memliki kemampuan


untuk merespon isu-isu global dan berperan aktif dalam
memberikan penyelesaian masalah. Kemampuan
tersebut antara lain mengidentikasi, mengajukan
gagasan, merancang solusi, mengambil keputusan, dan
mengkomunikasikan dalam bentuk projek sederhana
atau simulasi visual menggunakan aplikasi teknologi
yang tersedia terkait ...

Fase E Berdasarkan Elemen Nama : NISN : Sekolah : Kelas : X


Format Laporan Hasil Belajar (Rapor) Fase : E
Semester : 2
Elemen Capaian Pembelajaran
Pemahaman Biologi menciptakan solusi atas permasalahan-permasalahan Tahun Pelajaran :
Capaian Kompetensi Nilai
Pada akhir Fase E, peserta didik memiliki kemampuan Alamat :
berdasarkan isu lokal, nasional atau Akhir
No.
Mata Pelajaran

Pemahaman Fisika 5. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Menunjukkan kemampuan dalam mengidentikasi,
80
1. serta perubahan lingkungan. berkomunikasi dan mengajukan gagasan, terkait dengan inovasi teknologi
global terkait pemahaman ...
biologi, komponen
keanekaragaman makhluk hidup dan ekosistem, interaksi antarkomponen, dan perubahan lingkungan;
peranannya, virus dan peranannya, Peserta didik mampu mendeskripsikan Ilmu Pengetahuan Alam (Fisika, Kimia, Biologi) menjelaskan fenomena pemanasan global; menuliskan reaksi kimia,
... perubahan iklim dan pemanasan global, serta pencemaran
gejala alam dalam cakupan ... lingkungan.
keterampilan proses dalam pengukuran,
perubahan iklim dan pemanasan global, Perlu bimbingan dalam kemampuan merancang solusi, dan mengambil
... ... keputusan serta penguatan dalam menerapkan hukum-hukum dasar kimia.
inovasi teknologi biologi, komponen pencemaran lingkungan, energi ...
ekosistem, dan interaksi antarkomponen, alternatif, dan pemanfaatannya.

Pemahaman Kimia kehidupan sehari hari; menerapkan konsep kimia dalam pengelolaan menerapkan hukum-hukum dasar kimia; memahami struktur atom dan
Peserta didik mampu mengamati, menyelidiki dan menjelaskan fenomena lingkungan termasuk menjelaskan fenomena pemanasan global; aplikasinya dalam nanoteknologi.
sesuai kaidah kerja ilmiah dalam menjelaskan konsep kimia dalam menuliskan reaksi kimia dan ... ... ... ...

54
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

2) Penyusunan deskripsi berdasarkan alur tujuan pembelajaran

ATP Fisika Fase E Semester 2


Format Laporan Hasil Belajar (Rapor)
5. perubahan iklim, serta pemanasan global dalam kehidupan sehari-hari. Nama : NISN : Sekolah : Alamat :

Menyajikan hasil analisis gejala, penyebab, dampak, dan solusi atas


Kelas : X Fase : E Semester : 2 Tahun Pelajaran :
ATP Kimia Fase E Semester 2 Akhir
No.
Mata Pelajaran
Capaian Kompetensi Nilai

1. 5. ...
...
9. 10.
Menyajikan rumus kimia dan nama senyawa kimia yang Menuliskan persamaan reaksi kimia yang lengkap setara Fisika:
yang berkaitan dengan fenomena alam sehari-hari atau 80
Menunjukkan penguasaan yang sangat baik dalam
isu global.
berkaitan dengan sumber dan/atau solusi permasalahan ... Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
menyajikan hasil analisis gejala, penyebab, dampak, dan solusi atas perubahan iklim, serta pemanasan global
isu global. dalam kehidupan sehari-hari.
...
Kimia:
Ilmu Pengetahuan Alam (Fisika, Kimia, Biologi) Menunjukkan penguasaan yang sangat baik dalam
...
...

11. Menyusun jaring-jaring makanan atau rantai makanan


Menganalisis suatu fenomena alam secara kuantitatif
-
berdasarkan hukum dasar kimia.
12.
Merancang, melaksanakan serta mempresentasikan

-
percobaan kimia dalam penerapan hukum-hukum dasar
-
kimia.
dari hasil pengamatan ekosistem yang ada di lingkungan
menyajikan rumus kimia dan nama senyawa kimia yang berkaitan dengan sumber dan/atau solusi permasalahan isu global; dan
menuliskan persamaan reaksi kimia yang lengkap setara yang berkaitan dengan fenomena alam sehari-hari atau isu global.
sekitar.

ATP Biologi Fase E Semester 2


Perlu penguatan dalam Menganalisis suatu fenomena alam secara kuantitatif berdasarkan hukum dasar kimia,
merancang, melaksanakan serta mempresentasikan percobaan kimia dalam penerapan hukum-hukum dasar kimia.

Biologi:
Menunjukkan penguasaan yang sangat baik dalam
10.
Menganalisis bioteknologi yang dapat diterapkan
dalam pelestarian keanekaragam hayati, khususnya
-
-
mengatasi kelangkaan keanekaragaman hayati dengan 13.
menyajikan bagan proses bioteknologi dari hasil telaah Menganalisis interaksi yang terjadi antar komponen
ekosistem dengan menyajikan data hasil pengamatan

menganalisis bioteknologi yang dapat diterapkan dalam pelestarian keanekaragaman hayati;


mengidentikasi komponen ekosistem dengan menyajikan laporan hasil pengamatan ekosistem di lingkungan sekitarnya;
menyusun jaring-jaring makanan atau rantai makanan dan hasil pengamatan ekosistem yang ada di lingkungan sekitar;
-
menganalisis interaksi yang terjadi antar komponen ekosistem dengan menyajikan data hasil pengamatan di lingkungan sekitar; mengidentikasi perubahan lingkungan yang
artikel. terjadi di sekitarnya dengan menyajikan laporan hasil pengamatan; dan
mendeskripsikan bioteknologi yang dapat diterapkan dalam mengatasi perubahan lingkungan dengan menyajikan diagram dari hasil kajian literatur atau wawancara.
di lingkungan sekitar.

14.
Mengidentikasi perubahan lingkungan yang terjadi di sekitarnya dengan menyajikan laporan hasil
pengamatan.
-
11. 15.
Mengidentikasi komponen ekosistem dengan Menganalisis penyebab dan dampak negatif dari perubahan lingkungan dengan menyajikan data hasil kajian
menyajikan laporan hasil pengamatan ekosistem di literatur atau pengamatan atau wawancara.
lingkungan sekitarnya.
16.
Mendeskripsikan bioteknologi yang dapat diterapkan dalam mengatasi perubahan lingkungan dengan menyajikan
diagram dari hasil kajian literatur atau wawancara.

17.
- Menciptakan solusi terhadap permasalahan lingkungan yang ada di sekitarnya dengan melakukan projek
sederhana.
12. Perlu bimbingan dalam kemampuan menciptakan solusi terhadap permasalahan lingkungan yang ada di sekitarnya dengan melakukan projek sederhana.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah Panduan Pembelajaran dan Asesmen 55
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen
3) Penyusunan deskripsi mengambil dari poin-poin penting dari materi yang
sudah diberikan
Nam Sumatif Lingkup Materi Sumatif Akhir Semester*
a
Muri Cuaca Nama- Konsep Membedak NA No Te NA Sumatif Nilai Rapor
d di nama Hari Waktu an Siang- Sumatif n s Akhir (Rerata S +
Sekita dan Bulan malam (S) Te Semester AS)
rku s (AS)
*pembulatan
normal
Sumatif Sumatif 2 Sumatif Sumatif 4
1 3

Edo 85 76 60 83 76t - 75 75 75,5

Nama : Edo

Ilmu Pengetahuan Alam 75,5 Menunjukkan penguasaan yang baik dalam memprediksi kondisi
cuaca dan membedakan siang-malam.

Perlu pendampingan dalam memahami konsep waktu jam, menit, detik,


perlu pembimbingan lebih lanjut agar kemampuan tersebut dikuasai
secara konsisten.

56
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Contoh Rapor SD

Gambar 5.1. Contoh format rapor SD


Catatan :
1. Format rapor di atas dapat disesuaikan berdasarkan struktur kurikulum masing-masing jenjang. 2.
Deskripsi capaian kompetensi peserta didik berisi informasi tentang kompetensi yang sudah dicapai
dan kompetensi yang perlu ditingkatkan. Deskripsi ditulis menggunakan kalimat positif dan
memotivasi.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah Panduan Pembelajaran dan Asesmen 57
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Untuk melengkapi pelaporan, satuan pendidikan dapat juga menambahkan bentuk laporan lainnya,
seperti portofolio, diskusi/konferensi, pameran karya, dan skill passport.

a. Portofolio
Portofolio bertujuan untuk melihat perkembangan belajar peserta didik melalui dokumentasi hasil
karya peserta didik. Isi portofolio adalah hasil karya yang dipilih oleh peserta didik berdasarkan hasil
diskusi dengan pendidik. Portofolio juga perlu dilengkapi refleksi pendidik dan peserta didik terhadap
pencapaian pembelajaran selama ini.

Gambar 5.2. Contoh Portofolio


(Sumber foto: Sekolah Cikal Cilandak, Jakarta dan SD Negeri Mampang Prapatan 02 Pagi, Jakarta)

58
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen
b. Diskusi/Konferensi
Diskusi/konferensi bertujuan untuk berbagi informasi capaian hasil belajar antara pendidik, peserta
didik, dan orang tua. Diskusi/konferensi dapat dilakukan dalam suasana formal maupun informal.

Gambar 5.3. Contoh Kegiatan Diskusi/ Konferensi


(Sumber foto: Sekolah Cikal Cilandak, Jakarta)

c. Pameran Karya
Pameran karya berperan sebagai bentuk perayaan proses belajar dan juga sebagai asesmen sumatif.
Dalam pelaksanaan pameran karya, orang tua, komunitas sekolah, peserta didik, dan pendidik dari
sekolah lain dapat diundang untuk saling belajar dan mendapatkan umpan balik dari audiens yang
lebih luas.

Gambar 5.4. Contoh Kegiatan Pameran Karya


(Sumber foto: SDN 164 Karangpawulang, Bandung, Jawa Barat)

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah Panduan Pembelajaran dan Asesmen 59
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

d. Skill Pasport
Skill passport merupakan catatan kompetensi yang dikuasai selama peserta didik belajar di SMK dan
dunia kerja. Skill passport memudahkan peserta didik, pendidik, dan dunia kerja untuk menerapkan
pengendalian berbasis identitas melalui catatan uji kompetensi yang dapat diverifikasi.
Mekanisme Kenaikan Kelas dan Kelulusan
Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan kriteria Pembelajaran terdiferensiasi sesuai tahap capaian peserta didik
kenaikan kelas. Penentuan kenaikan kelas dilakukan dengan menjadi salah satu praktik yang dianjurkan dalam Kurikulum Merdeka.
mempertimbangkan laporan kemajuan belajar yang mencerminkan Penggunaan fase dalam Capaian Pembelajaran adalah salah satu
pencapaian peserta didik pada semua mata pelajaran dan alasan mengapa peserta didik dapat terus naik kelas bersama teman
ekstrakurikuler serta prestasi lain selama 1 (satu) tahun ajaran. teman sebayanya meskipun ia dinilai belum sepenuhnya mencapai
kompetensi yang ditetapkan dalam Capaian Pembelajaran di fase
Untuk menilai pencapaian hasil belajar peserta didik sebagai dasar sebelumnya atau tujuan pembelajaran yang ditargetkan untuk dicapai
penentuan kenaikan kelas dapat berdasarkan penilaian sumatif. pada kelas tersebut. Ilustrasi berikut diharapkan dapat menjelaskan
Penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik untuk kenaikan kelas bagaimana proses belajar dalam suatu fase dan lintas fase dapat
dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta berjalan seiring dengan kenaikan kelas.
didik dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.

60
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Ilustrasi 1: kenaikan kelas dalam fase yang sama. Sebagaimana mengidentifikasi kesiapan peserta didik. Dengan demikian, peserta
dijelaskan dalam Bab III, pendidik menyusun alur tujuan pembelajaran didik tadi dapat terus naik kelas, tidak perlu tinggal kelas di Kelas III.
dalam satu fase secara kolaboratif. Sebagai contoh, guru Kelas III Ilustrasi 2: kenaikan kelas antara dua fase yang berbeda. Contoh
perlu berkolaborasi dengan guru Kelas IV dalam menyepakati alur lain adalah kenaikan kelas dari Kelas IV (Fase B) ke Kelas V (Fase C).
tujuan pembelajaran yang akan digunakan. Mereka kemudian Apabila terdapat peserta didik yang belum mencapai kompetensi yang
menyepakati tujuan-tujuan pembelajaran mana yang perlu dicapai di ditetapkan dalam Fase B, hal ini perlu diidentifikasi oleh guru Kelas V
Kelas III, dan tujuan pembelajaran mana yang akan dipelajari di Kelas sejak awal tahun ajaran. Informasi tentang tahap capaian peserta didik
IV. ini perlu dikomunikasikan oleh guru Kelas IV, dan juga diidentifikasi
melalui asesmen di awal pembelajaran Kelas V. Untuk peserta didik
Ketika ada peserta didik yang tidak dapat mencapai tujuan yang belum menuntaskan Fase B, pendidik dapat mengulang konsep
pembelajaran tertentu hingga akhir tahun ajaran di Kelas III, maka atau materi pelajaran yang belum dikuasai peserta didik sebelum
guru kelas III perlu menyampaikan hal tersebut kepada guru Kelas IV peserta didik tersebut mempelajari materi yang terkandung dalam
agar pembelajaran di kelas IV tersebut dapat menyesuaikan dengan Capaian Pembelajaran Fase C. Dengan demikian, peserta didik dapat
kebutuhan peserta didik. Selain itu, pada awal tahun ajaran guru pun terus naik kelas.
dianjurkan untuk melakukan asesmen di awal pembelajaran untuk

Ilustrasi di atas menunjukkan bahwa satuan pendidikan tidak perlu menentukan kriteria dan
mekanisme kenaikan kelas. Kenaikan kelas dilaksanakan secara otomatis (automatic promotion).
Pembelajaran dilaksanakan menggunakan prinsip mastery learning yang sangat sesuai dengan
pembelajaran berdiferensiasi atau pembelajaran sesuai tahap capaian (teaching at the right
level). Setiap peserta didik mempelajari tujuan pembelajaran yang sama dalam setiap
pertemuan, namun bagi peserta didik yang tidak dapat mencapai kriteria ketercapaian tujuan
pembelajaran perlu ditindaklanjuti dengan memberikan perlakukan khusus agar dapat
mencapainya. Dengan kata lain, tindakan untuk peserta didik yang berisiko tidak seharusnya
menunggu hingga tahun ajaran, tetapi perlu segera diberikan.

Apabila terdapat tujuan pembelajaran pada mata pelajaran tertentu dilakukan musyawarah dan pertimbangan yang matang sehingga opsi
yang tidak tercapai sampai saatnya kenaikan kelas, maka pada rapor tidak naik kelas menjadi pilihan paling akhir apabila seluruh
peserta didik tersebut dituangkan nilai aktual yang dicapai dan pertimbangan dan perlakuan telah dilaksanakan. Banyak penelitian
dideskripsikan bahwa peserta didik tersebut masih memiliki tujuan menunjukkan bahwa tinggal kelas tidak memberikan manfaat
pembelajaran yang perlu ditindaklanjuti di kelas berikutnya. signifikan untuk peserta didik, bahkan cenderung memberikan dampak
Dalam proses penentuan peserta didik tidak naik kelas, perlu buruk

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah Panduan Pembelajaran dan Asesmen 61
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

terhadap persepsi diri peserta didik (Jacobs & Mantiri, 2022; OECD, menetapkan mekanisme
2020; Powell, 2010). Di berbagai negara, kebijakan tinggal kelas untuk menetapkan peserta didik tidak naik kelas. Namun demikian,
secara empiris tidak meningkatkan prestasi akademik peserta didik, keputusan ini sebaiknya dipertimbangkan dengan sangat hati-hati
terutama yang mengalami kesulitan belajar. Dalam survei PISA 2018, mengingat dampaknya terhadap kondisi psikologis peserta didik.
skor capaian kognitif peserta didik yang pernah tinggal kelas secara Selain itu, tinggal kelas juga memberatkan secara ekonomi. Hasil tes
statistik lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak pernah tinggal PISA 2018 menunjukkan bahwa di berbagai negara, mayoritas siswa
kelas (OECD, 2021). Hal ini menunjukkan bahwa mengulang pelajaran yang pernah tidak naik kelas adalah siswa dari keluarga kelas
yang sama selama satu tahun tidak membuat peserta didik memiliki menengah ke bawah (OECD, 2020). Ketika mereka tinggal kelas, biaya
kemampuan akademik yang setara dengan teman-temannya, untuk mengulang satu tahun belajar memberatkan keluarga sehingga
melainkan tetap lebih rendah. Hal ini dimungkinkan karena yang mereka semakin rentan putus sekolah.
dibutuhkan oleh peserta didik tersebut adalah pendekatan atau strategi
belajar yang berbeda, bantuan belajar yang lebih intensif, waktu yang Dengan demikian, kebijakan tidak naik kelas adalah kebijakan yang
sedikit lebih panjang, namun bukan mengulang seluruh pelajaran tidak efisien. Peserta didik harus mengulang semua mata pelajaran
selama setahun. untuk jangka waktu satu tahun penuh, padahal mungkin bukan itu
yang menjadi kebutuhan belajar mereka. Berikut ini adalah contoh
Dalam hal terjadi kasus luar biasa, jika terdapat banyak mata contoh isu yang biasanya menjadi faktor pendorong keputusan tidak
pelajaran yang tidak tercapai oleh peserta didik dan/atau terkait isu naik kelas, serta alternatif solusi yang lebih sesuai dengan
sikap dan karakter peserta didik, maka satuan pendidikan dapat perkembangan dan kesejahteraan (well-being) peserta didik.

Contoh isu Pertimbangan yang bisa diambil sekolah

Peserta didik mempunyai tujuan pembelajaran yang belum tuntas (ada Peserta didik dapat dipertimbangkan naik di kelas berikutnya dengan
tujuan-tujuan pembelajaran pendampingan tambahan untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran
yang hasilnya belum memenuhi pencapaian minimum). yang belum tercapai/tuntas.
62
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Contoh isu Pertimbangan yang bisa diambil sekolah

Peserta didik mempunyai masalah absen/ketidakhadiran yang banyak Khusus permasalahan ketidakhadiran, wali kelas harus dapat mendeteksi
(Banyaknya jumlah ketidakhadiran disepakati oleh satuan pendidikan) permasalahan ini sedini mungkin, sehingga tidak terjadi penumpukan
jumlah ketidakhadiran dari peserta didik di akhir semester.

Peserta didi bisa dipertimbangkan untuk naik kelas dengan catatan


peserta didik perlu mendapat bimbingan dalam memahami pelajaran dan/
atau mendapatkan layanan konseling

Untuk menilai pencapaian hasil belajar peserta didik sebagai dasar


kelulusan dapat berdasarkan penilaian sumatif, yang dapat dialkukan
dalam bentuk tes tulis, tugas untuk performa, portofolio, atau
kombinasi. Penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik untuk
kelulusandilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar
Keterlambatan psikologis, perkembangan, dan/atau kognitif peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.

Penilaian sumatif yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan


dilaksanakan pada semester ganjil dan/atau semester genap pada
akhir jenjang dengan mempertimbangkan capaian kompetensi
Mekanisme Kelulusan lulusan.
Dapat dipertimbangkan dengan mengetahui alasan ketidakhadiran. Jika Seperti halnya kenaikan kelas, penentuan kelulusan ditentukan oleh
peserta didik tidak hadir karena kondisi keluarga (siswa yang membantu satuan pendidikan. Penentuan kelulusan dari satuan pendidikan
orang tua bekerja karena alasan ekonomi) atau masalah kesehatan dilakukan dengan mempertimbangkan laporan kemajuan belajar yang
peserta didik, maka dapat dipertimbangkan naik dengan catatan khusus. mencerminkan pencapaian peserta didik pada semua mata pelajaran
dan ekstrakurikuler serta prestasi lain pada:
Jika alasan ketidakhadiran karena “malas”, meskipun kecil kemungkinan
untuk naik kelas; peserta didik tetap dapat dipertimbangkan naik dengan a. kelas V dan kelas VI untuk sekolah dasar atau bentuk lain yang
catatan di rapor bagian sikap yang perlu ditindaklanjuti di kelas sederajat; dan b. setiap tingkatan kelas untuk sekolah menengah
berikutnya. Misalnya, permasalahan ketidakhadiran harus diselesaikan pertama atau bentuk lain yang sederajat dan sekolah menengah atas
dalam jangka waktu satu tahun dengan cara konseling atau behavior atau bentuk lain yang sederajat.
treatment lain.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah Panduan Pembelajaran dan Asesmen 63
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan/ program pendidikan Catatan:


setelah: Kelulusan peserta didik ditetapkan oleh satuan/ program pendidikan
yang bersangkutan.
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran; dan
Peserta didik yang dinyatakan lulus dari satuan/ program pendidikan
b. mengikuti penilaian sumatif yang diselenggarakan oleh satuan
diberikan ijazah. Ijazah diberikan pada akhir semester genap pada
pendidikan.
setiap akhir jenjang. Ketentuan mengenai ijazah dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Untuk PAUD tidak memiliki evaluasi untuk kelulusan, tetapi diharapkan anak yang telah
menyelesaikan fase pondasi (PAUD) dapat mencapai profil peserta didik yang tergambar
dalam STPPA.
• Pendidik perlu memonitor dan mengkomunikasikan sepanjang proses pembelajaran dan
bukan hanya di akhir semester/tahun, misalnya terhadap permasalahan kehadiran,
seharusnya tidak diketahui di akhir tahun; namun sudah ada intervensi sebelumnya.
• Kenaikan kelas/kelulusan bukan menjadi hukuman bagi siswa. Pendidik bekerja sama
dengan orangtua untuk mendeteksi permasalahan di sepanjang proses pembelajaran.
Dengan demikian jika ditemui permasalahan, maka dapat segera diatasi dan diberikan
intervensi.
• Pendidik menggunakan umpan balik/refleksi untuk mengetahui dan menentukan strategi
untuk membantu peserta didik yang mengalami ketertinggalan pada sepanjang proses
pembelajaran.

64
Refleksi dan Tindak Lanjut Pembelajaran dan Asesmen

6
Refleksi dan Tindak Lanjut
Pembelajaran dan
Asesmen

Asesmen tanpa umpan balik hanyalah data administratif yang kurang Dalam melakukan refleksi diri terhadap proses perencanaan dan
bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran dan asesmen. proses pembelajaran, pendidik dapat menggunakan pertanyaan
Hasil asesmen peserta didik pada periode waktu tertentu dapat pertanyaan berikut untuk membantu melakukan proses refleksi.
dijadikan sebagai umpan balik bagi pendidik untuk melakukan refleksi
dan evaluasi. 1. Apa tujuan saya mengajar semester/tahun ini?
2. Apa yang saya sukai dari proses belajar mengajar
semester/tahun ini?

Refleksi Diri
Pendidik perlu melakukan refleksi diri terhadap perencanaan dan Refleksi Sesama Pendidik
pelaksanaan pembelajaran dan asesmen yang telah dilakukan.
Penilaian oleh sesama pendidik merupakan asesmen oleh
Pendidik yang bersangkutan perlu melakukan refleksi paling sedikit
sesama pendidik atas
satu kali dalam satu semester.
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh 5. Apa yang perlu saya lakukan tahun ini untuk hal yang lebih baik
pendidik yang tahun depan? 6. Apa saja tantangan terbesar yang saya hadapi
bersangkutan. Hal ini ditujukan untuk membangun budaya saling dalam semester/tahun ini?
belajar, kerja sama
7. Bagaimana cara saya mengatasi tantangan tantangan tersebut?
Asesmen terhadap perencanaan pembelajaran dapat dilakukan
dengan cara (Permendikbud Nomor 16 Tahun 2022) sebagai berikut. Pertanyaan-pertanyaan ini dapat ditambah dan dikembangkan sendiri
sesuai dengan kebutuhan. Selain untuk refleksi diri, pertanyaan ini
1. Refleksi diri terhadap perencanaan dan proses pembelajaran.
juga dapat digunakan oleh sesama pendidik dan kepala sekolah.
2. Refleksi diri terhadap hasil asesmen yang dilakukan oleh sesama
Pendidik, kepala Satuan Pendidikan, dan/atau Peserta Didik.

dan saling mendukung. Sebagaimana refleksi diri, refleksi sesama


3. Aspek/hal apa dalam pengajaran dan asesmen yang berhasil? pendidik dilakukan paling sedikit satu kali dalam satu semester.

4. Aspek/hal apa dalam pengajaran dan asesmen yang perlu


Berikut adalah tiga hal yang dapat dilakukan oleh sesama peserta
peningkatan?
didik.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah Panduan Pembelajaran dan Asesmen 65
Refleksi dan Tindak Lanjut Pembelajaran dan Asesmen

1. Berdiskusi mengenai proses perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran (dapat menggunakan/


menyesuaikan pertanyaan untuk refleksi diri).
2. Mengamati proses pelaksanaan pembelajaran.
3. Melakukan refleksi terhadap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.

Refleksi oleh Kepala Sekolah


Penilaian oleh kepala sekolah bertujuan sebagai berikut:

1. Membangun budaya reflektif, merupakan kegiatan yang dilakukan Untuk Kepala Sekolah:
untuk mendorong terjadinya refleksi atas proses pembelajaran 2. Memberi umpan balik yang konstruktif, merupakan kegiatan
secara terus menerus dan menjadi yang dilakukan oleh kepala Satuan Pendidikan untuk memberi
bagian yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses masukan, saran, dan keteladanan kepada pendidik untuk
pembelajaran itu sendiri. peningkatan kualitas
pembelajaran.

Kepala sekolah dapat memfasilitasi pendidik dalam proses refleksi. Dengan mengadakan diskusi
tentang apa yang perlu dilakukan sekolah untuk membantu proses pembelajaran. Kepala Sekolah
dapat pula memberikan pertanyaan-pertanyaan pemantik untuk peningkatan kualitas
pembelajaran dan asesmen. Kepala sekolah dapat juga secara acak masuk untuk observasi untuk
melihat langsung proses pembelajaran di dalam kelas.

Untuk Pengawas:
Pada saat Pengawas melakukan kunjungan, diharapkan dapat mendampingi Pendidik dalam
melakukan refleksi. Refleksi ini bisa dalam bentuk refleksi dialogis dan bersifat nonjudgmental.
Dengan kata lain, guru diajak berdialog dan berpikir terbuka namun tanpa harus menghakimi
atau menyalahkan. Dalam proses refleksi, pengawas tidak dianjurkan meminta laporan
administrasi yang membebani Pendidik.

Refleksi oleh Peserta Didik


Penilaian oleh peserta didik bertujuan sebagai berikut.

1. Membangun kemandirian dan tanggung jawab dalam proses pembelajaran.


pembelajaran dan kehidupan sehari-hari. 3. Membangun suasana pembelajaran yang partisipatif dan untuk
2. Membangun budaya transparansi, objektivitas, saling menghargai, memberi umpan balik kepada pendidik dan peserta didik.
dan mengapresiasi keragaman pendapat dalam menilai proses 4. Melatih peserta didik untuk mampu berpikir kritis.

66
Refleksi dan Tindak Lanjut Pembelajaran dan Asesmen

Dalam pelaksanaannya pendidik dapat membuat questioner yang sesama pendidik, kepala sekolah, pengawas/penilik, dan peserta
dapat memberikan informasi tentang evaluasi perencanaan dan didik; pendidik kemudian menyusun rencana perbaikan-perbaikan
pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan refleksi ini paling sedikit kualitas pembelajaran. Dengan demikian, pendidik akan terus
dilakukan satu kali dalam satu semester. meningkatkan kualitas pengajaran yang bermuara pada kualitas/mutu
Setelah pendidik melakukan refleksi dan mendapatkan masukan dari peserta didik.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah Panduan Pembelajaran dan Asesmen 67
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan Pendidikan

7
Tahapan Implementasi
Kurikulum Merdeka
Sesuai Kesiapan
Pendidik dan Satuan
Pendidikan

Implementasi perubahan kebijakan pendidikan, termasuk kurikulum, belajar merupakan modal penting bagi pendidik, termasuk dalam
adalah suatu proses yang kompleks. Pemerintah memandang bahwa mengimplementasikan kurikulum. Ia tidak harus langsung fasih
implementasi kurikulum adalah suatu proses pembelajaran yang dalam menerapkannya, melainkan melalui tahapan-tahapan.
panjang sehingga pendidik dan satuan pendidikan diberikan
kesempatan untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sesuai Tahapan-tahapan ini dikembangkan sebagai langkah atau proses
dengan kesiapan masing-masing. Seperti halnya peserta didik belajar belajar untuk melakukan perubahan atas praktik pembelajaran dan
sesuai dengan tahap kesiapan dan tahap capaian mereka, pendidik asesmen yang perlu dilakukan pendidik saat mereka menggunakan
dan satuan pendidikan juga perlu belajar mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Secara teknis pendidik dapat
Kurikulum Merdeka sesuai dengan kesiapan masing-masing, dan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka pada tahap yang berbeda.
berangsur-angsur semakin mahir dalam menggunakannya. Namun demikian, secara filosofis setiap tahapan dirancang agar
pendidik tetap mengacu pada prinsip-prinsip pembelajaran dan
Seperti halnya Capaian Pembelajaran (CP) yang dirancang per fase asesmen (Bab II). Sebagai contoh yang diperlihatkan dalam Tabel 7.1,
dan dimulai dari kompetensi yang paling sederhana, tahapan pembelajaran sesuai tahap capaian peserta didik perlu dilakukan.
tahapan implementasi kurikulum juga dikembangkan untuk Namun demikian, implementasinya tidak harus langsung pada
membantu pendidik dan satuan pendidikan dalam menetapkan pengelompokkan peserta didik. Sebagian pendidik yang kesulitan
target implementasi Kurikulum Merdeka. Kesiapan pendidik dan untuk melakukan pengelompokan, dapat mempelajarinya dengan
satuan pendidikan tentu berbeda-beda, oleh karena itu tahapan menerapkan model yang paling sederhana, yaitu dengan melakukan
implementasi ini dirancang agar setiap pendidik dapat dengan asesmen di awal pembelajaran dan kemudian menjadi peka akan
percaya diri mencoba mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. adanya kebutuhan belajar yang berbeda-beda.
Rasa percaya diri yang dimaksud merupakan keyakinan bahwa
pendidik dapat terus belajar dan mengembangkan kemampuan Tabel 7.1 memperlihatkan bagaimana aspek aspek dalam
dirinya untuk melakukan yang terbaik Kurikulum Merdeka dapat diterapkan secara bertahap. Tabel ini
dalam mengimplementasikan kurikulum. Kemampuan untuk terus dapat

68
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan Pendidikan

digunakan oleh satuan pendidikan dan/atau pemerintah serta Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan tahapan-
organisasi atau lembaga yang berperan dalam mendukung tahapan implementasi dalam Tabel 7.1:
implementasi kurikulum di satuan pendidikan dan daerah. Adanya
pentahapan ini menunjukkan bahwa satuan pendidikan dapat mulai ■ Tahapan-tahapan dalam Tabel 7.1 bukanlah suatu ketetapan
mengimplementasikan pada tahap yang lebih rendah dibandingkan yang baku atau terstandarisasi. Satuan pendidikan dan/atau
dengan satuan pendidikan lain, namun pelaksanaannya tetap pemerintah daerah dapat
berpegang pada prinsip-prinsip perancangan kurikulum yang mengembangkan tahapan-tahapan implementasi yang lebih
berlandaskan pada filosofi Merdeka Belajar dan mengarah pada sesuai dengan kondisi dan kekhasan masing-masing.
penguatan kompetensi dan karakter yang telah ditetapkan. ■ Tahapan-tahapan ini digunakan sebagai bahan refleksi diri
tentang kesiapan pendidik dan/atau satuan pendidikan sehingga mana pendidik menjadi bagiannya. Diskusi tersebut membahas hal-
tidak digunakan sebagai alat/ instrumen untuk mengukur kinerja hal
pendidik dan/atau satuan pendidikan yang membawa dampak teknis apa yang perlu dilakukan untuk mengimplementasikan
pada karier atau kesejahteraan mereka. Implementasi sesuai Kurikulum Merdeka sesuai tahap masing-masing.
tahapan yang disepakati bersama tidak seharusnya memberikan
■ Pimpinan satuan pendidikan serta pemerintah daerah perlu
dampak apapun terhadap penilaian kinerja pendidik atau satuan
mendukung pendidik dalam mengimplementasikan Kurikulum
pendidikan.
Merdeka sesuai dengan tahap kesiapan pendidik, serta
■ Tahapan-tahapan ini digunakan sebagai bahan diskusi antar memberikan dukungan agar berangsur-angsur pendidik
pendidik dalam satuan pendidikan dan dalam komunitas belajar di meningkatkan tahap implementasinya.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 69
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan Pendidikan
r

i
t
n

i
h
u
a
m
a
a n
r a
p

y
a p
M a u
u
k
r h
r
m
g
c
o
p
i
n
k k
a
m
a a g
e
o
f
e

h j n
m
t r

u n
s l
a
r t
u

m l

T i t
u
j n
l i
a
a
a
l a
a
u
e

a
m
e o
a
n
a
u s
l n
u j

e b
a
n
r y
n r
u l

o
k
k
a u

l
r
m
u
i
a
b
a a
e a
m
a
j
“ n

e
i
r P
r
u
r

m t
k n
n e

s
k
i
a
m
r
n
t
u
a
k
m u
u
a
s
e
e
p
i
u
a r
j a
e

e y
d r
k i
a t
p
r
a
a
i k
s d
n r
a
d
r
i m
P b
m k
k
a
l

n
u
v
u
d
n
k
,
d e
a s
s a
o a
r
, u
i
n
g
a
e
a
k
r
r
a j

n t
l
a
n
n
g
g m
g
s
a
n
a
r
a
n d
b g

r g
p
e
a n
e a
u j
a
a
n
n
a a
i
s
a
u
a n
l
d
t a
o d
j r
n
p i
e b
m u
n a
a g
g s
t
a k
d
b r
o
i
a a
n l

e
i
d
l
p
p a
v
a
n
a g
n i
g
r
p n
e
n
i k
n
m
e
p
e n
a e
e s
a
n y
a g
g

a
r
e
i o
k
e
c g
i e
p a
m a
m b
C a
s e
u l
b
n
a
i g

n
d r
g r
n
t
d r
e a
e g
p
a u
r ,
a n
a i
l
b
s
j
a i
a
s
n
b
n
n
t
m M
a
a
u r
o y
d
r n
p a
s a
e
j
t
o
e
j
a
j
e
s
a
j

a
o u
i a
a
a
e
r a
n
n
u
b
m a
a
a
M t
t a
m a
p
r
K
m
d
m a
p
i y
p s
m l
m
i
l
r
l
d
a

n
k

u
e
e

d
i
i
i
e
e
u
e
n
e
i

e
a
r

b
l
a
t
a
g
i

p
r
b
b
u
m
m
b
l
r

a
u

d
i
a
r
s
m
a
r
v

r
n
n
m
t
m
m
p
b

n
c
e
k
r
e
a

a
a
a
e
n
j
e
e
o
e

e
e
e
e

P
a
t
a
d
t
k
d
p
S
m
s
d
k
s
M

i t
a

s
i r
r
a
n
a
S
a

o i
a
a y
n
u
k
p t
j
r
u
r
i h
a
a
a
l
n
k

h a g
a
m a
k
a n
r
j
a
a
n

T n
n p

a u
u i
i
v
n
a
g
n
o
d
a
l
l b
s
n
k
a a
a
e
b j
a
a
b
g a

n
u
e r

m l
k u
e a
n a
k
u r
s
s
a
i
n
n
k i
m
t
e
p
j
m t
i
e
r
i e
a n
r
p
e
e e
r
s u
d t
a
a
r
a
u a
o a
i
i a
e
s b
s
a r
d a
l
y p
h
M
m a
r
t s
r
m
n

u
t k
u
e
, b
d v
o
e
o
u
, k
e
a
i
e e
a
r
n
d r
k a
r a
r
a s
l b
n
g
n
g
s
m
n
d
p m
u k
u a
r e
p
p ,
a i
o n

r
e
m
l m
a i
/

s
n
a
m
r
e
u

b d
t b
o i
d
n s
a u
p
e
n
n
n
n
g
a
s
a
t
u
i u
i d
k
j a
n g
a g
r
i
i
a
b
m n
n a
a n
p r
n r
r
p n
p
a
e
k r
r
k d
e
d
o
l
,
u g
a
a
n a
a
e
a
a
l u
u
u i
i l
a
c r
e a
a
n
r
m l
m
m
r
d a
i p
u n
i j
i
k g
u g

d
a
n
a
e
a
t
b y
e

a d
n
r a
d M
l e
k t
a
j
a
a j
a
i
l j
m
m v
l
h
i
e
o a
n
m n
m n
r
p a
r a
s a
r
e a
r
s
e
e s
s l
m
e
l
e
o l
i a
i a
e m
e
n
u
u
e
e
m i
i
i
M
i
t
p n
d r
K e
K e
d
u
m
p p
i e
m
k t
a
r

b
t

a
g
g
e
i
o
r
p
b
b
l

a
r
f

a
a
u
g
d
a
s
t
m
t
r

m
t
m
p
b
b
n
n
k
f
a
e
a
a

e
l
n
j
e
e
e
e
a
e
e
e

P
m
p
a
t
a
k
S
r
y
P
S
m
s

n n n

,
a a
a

h
b
i

u
t
u
m n
a
t
k
a
r
e

b n

k u
i
a
u
r
m
j

a i
a
e
h
r b
b
n
B a

u a
a
d
k
o
i
a
e
p g
s
t
f
u
a
e r
b
k

u
h
h
n
e s
a
t
j a
a

u a
n e
T
y n
s k
a
l
u d
i
s

g
i
e
y a
h
g
n
t
i
r

d
e a
n n
e
m
r
d
l e
n l
m y

a
e
e
p
t
s
u
r
u
a
a
a
o

l a

e
r k

e m
p
b
m
n
a
p
s o

u
n
m
a

a
k l
j
a

i s
a
s
a
a

n
p
s
i
a h
k

, i
y
a
k
d a
l k
l
a
b

u
i
n
a y
n
e e
n d

d a
i
l
t
k u
n
a

e s
b m

a r
a
) n
d n
a w

a k
. e

l i
s
u
s
h
e
o
i
m i
c e
m
a
b
e G
r m
t
s
l
k
s
e
i
a
s
e

e
m

M
t
p
d
K
(
b
d


k
a
n

n
u
a
w g
a
j
a n

A r
y
n

u
s
h
a a
a
p
j r
h
r
n
a y .
k
i
a a
h h
e
o
a
l
u
l
a n
g
e
a a
t b
T
j
e
i
k r
a
e t

n m
l

i
n g
a
e u
a
w

b s
a l
s m
o
a
t u
i
g
o
s g

k
y
i a
n r
s
k
b
c
e
a
n
m t
i n
n
s
a

r t
m
u
e e

r a
y j
i
e e
i
a
s
n
s s
a u
a u
b
a
d
j
n p
k
a
p
a
k
e
r
d
h n

t
s
a
n
u
a
n
u
a
a
i
n
k
e

i a
j
a
n
a
a r
i b
s a
a
b
k
a
a
r m
d ,
a k
u e
p
k
n
k

m
l
n
f
i g
e a
i D
e a
u
k u
e t

t e
e u
j n
i
U
s
a n
u k
d r
t
u
i

a a
d
u
d A
p u
g
u
e i
n
r
m
r
d
P
t
o
b

a
s g
g
e e
m
e
p

k
r
m
6
g
u
g
g
m
i p
u
n b

r u

a
u
m
a
r
r t
m a
n
n
l
e n
n
s

m
u
n
e d
a b
i e
a

o
a a
a
a
a

U
M u
“ e
y
K
G
k *
h p
d M
d d
s
d
s

n n
r r

n
a
a a
a

s
n
k a

h s

k
i
h
r
a
i
a a

d
n
a
d

d a
n a
i
d
g g
j
a
d
g i

n
r
g
a

d
g
n
n
n
a
n
n
d
a a
g
n
n n
e
n
a a
j
t
a
a
a
a n
j e
n a
e
a
k
i b
a a
n a

j
u
i e
l n
k
s i
a n
n
j k
p i
e
s
n
e p
d m
c u
e
u
e
u g
i d

u
j e
k
i
b e
t g
m
n
j
k

n
m
d
,
k

u g
d
i ,
a k
r g

u
t
a
n
m i
n
a
t
r
n
n
n r
n
u
a
n
i
a
e n
e
n
l i
n a
e e
e
e
n
n
P e
a
p
u
a
d P
p p
d p
u
a
d
p
d

ke

dr

ki

is

lp

pa

.
1

le

70
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan Pendidikan
r

a
n
h

.
i

a
,
s
d
M
g

a
k

h
r

p
a
i
e
n
a n

a
t
h s
w

a
j
a
b
t
i
b
T a

s
l
a
r

i
c
a
i
e
h
n
t

s
s
e
,

u
a
u
a
i
e
h

a
t

b
t
r
n
i
a
k

l
f
i
b
r
n
i
a
b
u
a
e
b

g
s
d
e
a
r
a
n
k
m
b
e
m

i
i
t
n
a
l
n
e

e
r
e
m
w
a
a
h
a

a
m
k

e
u

p
a
y

p
m
k

a
n

b
m

n
r
n
w

u
t
n
n
a
a
m
g
s
r
t
a
a
a

s
a
a
m
i
a
j
k
e

a
n
r
n
s
d
g
a
k
e
j
s
a

a
i
a

l
,
u
a
u
n
a
a
e
k
j

n
b
l
u
e
m
a

g
e
k
d

a
r
o
n

u
e
d
l
b

g
d
e

n
e
m
p
k
e

g
b
e

t
s
i
r
n

a
b
a

g
r
b
e
a
m
a
m
a
o

y
g
u

s
t
f
a
s
m
n

u
r
o

n
n
r
r
m
t

w
l

o
e
s
e
e

u
s
e
a
e
e
e
r
s
n
e

e
i

M
s
p
M
a
p
a
k
G
d
b
s
b
p

t
a

h
i
S

k
i
n
p

a
n
s
a
a
h
e

l
a y
a
a
n
T

n
a

,
n

a
n
n

a
i

e
g
a
r
n
e
a
n
k

i
n
b

b
d
n
d
a
a
d
e
g

d
a
r
r
k
r
a
e
o

r
n
h

n
k
t
a
n
e
i
e
u
d
j
e
w
o

a
t
a
e
a
p
b
i
t
a

a
d
m
r
l
h
n
n
j

e
a
a

m
m
l
e
r
e

t
u
u

n
u

i
g
t
r
a
b
l
k
b
s
g
n
a
j

i
n
a
n
u
i
r
a
e
s
a
j
g
a

a
m
l
s
a
y
u
a
b

k
a
a

t
l
j
n

i
e
,
l
e
f
e
n
g
l

a
r
a
e
u

i
e
i
p
l
k
b
a
g

a
p
,

b
e

m
m
s
b
n
.

n
b

g
u
b
m
e
a
a
a
j
a
m

u
u
h

s
a
t
e
m
i

r
r
a
u
u
r
m

w
w
s
j
o
b
r
e
t
b
u
u
s
s
i
e
e
r

i
e
i
e
u

G
l
p
t
t
d
s
G
s
m
k
s
b
p

n g

a n

b a

y
t
m

a
e

s
k

r a

r
e n

p
B
a
a

j
r

k
p

a
e
a
l
a

h b

n
a

T b
n
u

a
g

d
g
a
e

p
s

s
a

e
i
i

r
s
m

o
a
u

r
d

e
a

G
m
b
p

a
w

A i

t
r

p
i
a
e

a
a

v
d
h
s
d

a r

u
T o

a
e

p
y

e
r

c
g

a
m
y

u
a

l
n
a
r
a

e
a

a
n

b
c

s
a

i
e
j

g
n

s
s
a

u
g

a
g
u

d
n
m

e
a
a

G
m
p
n
p

n
a

l
p

e
a

m
n

e
e

P
p

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 71
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan Pendidikan
r

h
n

a
a
n

g
m
M

u
n
a
.

p j
d

a n
n
u

k
e
h
n
h
n
l
a
u

T
a
n
o
n
u
e
t
a
u
u
r

m
t
k
g
r
a
t
a
g
g
i

k
s

r
o
a
m
n
i
k
g
a

a
u
n
n

j
t
e

r
s

a
d
u
u
n
s
j
a
a
p
b
n
a

e
u
j
k
n
l
k
n
a
y
a
a
a
e
s
a
n
p

l
n
a
u
e
a
e
l
r

c
l
b
k
a
l
a
t
a
i

a
k

b
e
a
i
n
n
s
e
k
j
m
i
n
d
b
m
a
s
n
v
p

e
a

a
a
a
m
u
e
a
a
e
n
e
l
.
m
a
g

s
l
h
m

n
e
s
k

k
m

g
e
.
u

n
g
n

i
n
e
e
i
u
u
p

fi
u
n
n
b
g
a

n
s
a
a
e
g
i
d
d
p

p
r
g

k
a

e
t
y
k
a
g
i
g
n
l
r

n
i
m
w
a
a
i
m
a

n
u
j
m
l
n
n
d
a
s
a
e
m
s
a
n
e

r
i
j
h
n

e
a
e
a
e
a

t
e
a
s
l
.
u
a
p
w
a
e

u
h
m
c

d
s
s
s

k

y
s
e
i

a
m
m
m
s
i
g
a

a
g
n

n
e
k
a
l

b
g
i
e
a
j
a
n
u
l
l
a
a

y
g
u
u
u
i
u
s
o
i
i

r
n
u
r
r
r
e

t
n
d
n
m
n
s
s

w
b
k

o
m
s
e
e

u
u
u
s
a
a
e
r
e
e
a
a
n

e
e
m
e
i
e

G
p
h
m
G
p
p
s
p
G
h
m
s

s
S
k
p
u
d

a
k
i n

n
S
u
u
a

k
r
p
t
.

a n
a
i
d

h
l
k

u
a n
n
k
n
T k
a

a
k
u
n
e
g
a
u
a
u
u

t
j
j
r
t
b
a
a

k
e
r
u
m
n
a
u
n
d

b
j
r
s
n
t
a
u

j
u
m
n
e
a

t
e
a
u

i
l
s
i
a
n
k
s
t
n
n
l
p
g

e
s

n
e

a
a

a
u
e

s
n
g
b
n
a

g
m
g
k

a
b
a
n
k
a
n
n

n
i
u
n
a

k
a

k
.

u
a
n
m
e
o
d
n
e

k
f
g
n
i
u
r
n

a
d
e
r
d
u
p

u
a
k
n

d
a

o
k

i
p
e

a
r
g
k
k

a
a

n
a
i
g
d
l
l
a
t
b
a
a

b
e
w
j
l
n
n
d
a
n
e
u
a

n
a
s
e
p
a
a
e
i

l
p
m

a
w
m

s
e
c
c
e

y
e
a
e
.
n
a
m
s
m

n
n

k
h

n
m
b
d
g
a

l
e
a
a
u
u
s
g
g
a
u
i

r
n
n
r
u
j

t
d
m
s
e
t
n
n
d

e
e
e
e

n
u
s

a
e
a
n

a
a
a
u

G
p
h
m
A
m
u
s
l
S
m
y
m
y
p

g .

u
a

k
r

b j

u
m
n
k
n
g
e

a
n

k e
g
u
a
r n
n

n
e l

t
b
a
B

k
r
p e
m

n
k
a
k
y
s
n
h a
u

a
j
a
u
T
l
m
a
t
e
a

s
i
a
s
d
a
n
n
a
n

l
p
i
s
u
e
t
a
n
j
a
s
u
u
e

s
r
g
i
g

u
d
t
n
g
b
n
a
e
n

n
i
n
t

u
i
s
e

a
a
.

u
a
s
d
n
s
m

n
k
c
f
n
n
d
n

a
d
a
e
e
r
i

u
n
a
a
a
a
a
i
k
r
p
e

a
r
r
k
g
a
k

s
y

a
a
l
r
t
b
a
a
a
n
.

n
n
m
w
v
j
j
l
a
n
e
l
a

r
s
e
i
e
n
a
a
u
e
i
u

m
l
l
p
l
t
s
w
e

d
m
s
e

g
a
e
e
a
e
e
a
a
m
i
b

k
k

g
m
g
b
b
d
b
p
h
a

u
s
g
u
u
i
a
n
n

u
r

t
t
n
r
d
m
m
m
e
n
s
e
p
e

u
s

a
e
a
e
e
n
n

o
a
e
a

G
p
d
u
p
A
m
u
t
M
y
s
p
k
b

a
.
n

k
w

)
i
i
a
A
l

n
k
n

p
a
k
i

a
a
l
i
n
a
h
e
r
u
i
a
n
t
n
r
T
n

t
b
a

n
a
a
a
r
a
e
m
j
m
n

d
e
s
n
k
a
h
a
u

j
l
u
j
l
l
m
r
e
a
a

e
s
i
m
a
a
,
s
a
u

l
p
n
i
s
b
t
e
d

a
D

s
k
p
a
e

u
s
g
l
g

r
m
m
U

n
n
u
a
b
*
n
a
g
n
n
i
e
m
a

i
u
A
a
e
s
a

t
a
.
.
n
p
u
e
P
n
s
m
n

n
g
k
c
f

n
n
n
n
a
s
a
e
e
n
e
r
.
u

n
m
u
n
k
a

a
k
a
a
s

a
i
k
i

p
e
i
a
i
r
r
a
e
k
a
e
k
a

e
s

j
a

l
a
t
a
r
n
t
b
a
i
a
a
a
d
d

n
l
w
j
j
a
l
s

a
n
n
p
i
e
u
a
a
l

s
i
e
n
t
a
a
a
n
s
e
u
o
i
n
u

e
l
l
p
t
w
c
a
k
e
m
s
e
e

g
t
e
e
a
n
e
p
a
m
m
s
u

n
k

e
k
k

g
m
b
b
u
d
s
p

m
e
u
a
a
u
u
p
s
g
u
u
t
s
n
e
t
n

r
r

t
t
d
m
m
m
m
m
e
s
n
n
e
m
e
e
a

u
u
s
e
a
e
e
a
n
n
s
e
o
a
l
o
U

*
k
e
G
p
n
u
p
A
m
u
G
k
a
p
M
y
k
m

n
l

a
a

a
r

n
d

a
a

r
b
l

t
n
m

e
e
e

K
p
p

72

Anda mungkin juga menyukai