Anda di halaman 1dari 209

BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN

PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN,


KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK
INDONESIA

PANDUAN
Pembelajaran dan Asesmen
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN
PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN,
KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK
INDONESIA

PANDUAN
Pembelajaran dan Asesmen
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah

2022
Panduan Pembelajaran dan Asesmen
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah

Pengarah
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi Anindito Aditomo

Penanggung Jawab
Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan
Pembelajaran Badan Standar,
Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi Zulfikri

Penyusun
Yogi Anggraena (Pusat Kurikulum dan
Pembelajaran) Dion Ginanto (UIN Jambi)
Nisa Felicia (Pusat Studi Pendidikan dan
Kebijakan) Ardanti Andiarti (Pusat Studi
Pendidikan dan Kebijakan) Indriyati
Herutami (Pusat Studi Pendidikan dan
Kebijakan) Leli Alhapip (Badan Riset dan
Inovasi Nasional)
Setiyo Iswoyo (Millennia 21st Century Academy)
Yayuk Hartini (SDN Indrasari 1 Kec. Martapura,
Kalimantan Selatan) Rizal Listyo Mahardika (SDN
02 Mampang Prapatan, DKI Jakarta)

Penelaah
Lesyani Yuniarsih (Pusat Kurikulum dan
Pembelajaran) Maria Chatarina (Pusat
Kurikulum dan Pembelajaran) Neneng
Kadariyah (Pusat Kurikulum dan
Pembelajaran) Stien Matakupan (Pusat
Studi Pendidikan dan Kebijakan)

Kontributor
Susanti Sufyadi (Universitas Lambung Pembelajaran)
Mangkurat) Lambas Nur Rofika Ayu Shinta Amalia (Pusat Kurikulum
Tjaturigsih Rosdiana (Badan Riset dan dan Pembelajaran)
Inovasi Nasional) Fauzan Amin Nur Abd. Rohman Hakim (Pusat Kurikulum dan
Rochim (Pusat Asesmen Pendidikan) Pembelajaran)
Sandra Novrika (Pusat Kurikulum dan Nina Purnamasari (Pusat Kurikulum dan
Pembelajaran) Sapto Aji Wirantho Pembelajaran) Putu Widyarani K. (Pusat
(Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Dwi Kurikulum dan Pembelajaran Dona Paramita
Setiyowati (Pusat Kurikulum dan (Direktorat PAUD)
Pembelajaran) Arina Hasanah (Pusat Waluyo (Direktorat SD)
Kurikulum dan Pembelajaran) Fera Elly Wismayanti (Direktorat SMP)
Herawati (Pusat Kurikulum dan Rina Imayanti (Direktorat SMA)
Taufiq Dhamarjati Fauzi Eko P. (Direktorat
(Direktorat SMK) PMPK) Tita Srihayati
Eskawati Musyarofah (Direktorat SMK) (Direktorat PMPK)
Suprananto (UNSIKA
Karawang) Sisilia
Mariati (PAUD Mutiara)
Sri Kurnianingsih (Himpaudi Jawa
Tengah) Irma Yuliantina
(Universitas Panca Sakti Bekasi
Wariyanto (SMPN 2 Purwokerto)
Indah Lestari (SMPN 115
Jakarta) Taman Firdaus
(SMAN 1 Kota Bima)
Betty Sekarasih Hadi Yani
(SMAN 2 Playen) Arifin (SMAN 2
Wonosari Gunungkidul) Fendi
(SMK Mikael Solo)
Arif Basuki (SMK 2 Salatiga)
Pono Soswanto (SMKN 1
Karawang) Rani Azis (SLBN
5 Jakarta)
Indra Jaya (UNJ)
Asih Nur Imda (SDS
Pantara) Cucu Sukmana
(UPI, Bandung) Tri Puas
Restiadi (SKB Ungaran)
Kholifah Dwi Untari (SKB Malang)

Ilustrator
Silvi Pratiwi

Layout
M. Firdaus Jubaedi
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas terbitnya Panduan
Pembelajaran dan Asesmen ini. Panduan ini disusun dalam rangka memberikan
inspirasi dalam implementasi pembelajaran dan asesmen pada Kurikulum Merdeka.

Peserta didik seyogianya menjadi fokus utama dalam pembelajaran dan


asesmen. Usaha untuk menjadikan peserta didik menjadi pembelajar yang aktif
akan memudahkan usaha untuk mengaktualisasikan tujuan pendidikan, yaitu
berkembangnya karakter dan kompetensi peserta didik.

Dalam kaitannya dengan pembelajaran dan asesmen yang berpusat dan berpihak
pada peserta didik perlu adanya panduan bagi pendidik pada tingkat satuan
pendidikan dalam pengimplementasian Kurikulum Merdeka. Panduan ini dapat
dijadikan acuan dalam pembelajaran dan asesmen di dalam kelas yang mengacu
pada standar proses dan standar penilaian. Standar proses dan standar penilaian
digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran dan penilaian yang
efektif dan efisien sehingga mampu untuk mengembangkan potensi, prakarsa,
kemampuan, dan kemandirian peserta didik secara optimal. Selanjutnya,
pembelajaran dan asesmen juga diarahkan untuk memberikan fleksibilitas bagi
pendidik dan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen (PPA) merupakan dokumen yang berisi prinsip,
strategi, dan contoh-contoh yang dapat memandu guru dan satuan pendidikan dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran dan asesmen. Pembelajaran
yang dimaksud meliputi aktivitas merumuskan capaian pembelajaran menjadi tujuan
pembelajaran dan cara mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Sementara asesmen
adalah aktivitas selama proses pembelajaran untuk mencari bukti ketercapaian tujuan
pembelajaran. Dalam panduan ini, pembelajaran dan asesmen merupakan satu siklus;
di mana asesmen memberikan informasi tentang pembelajaran yang perlu dirancang,
kemudian asesmen digunakan untuk mengecek efektivitas pembelajaran yang
berlangsung. Oleh karena itu, asesmen yang diutamakan adalah asesmen formatif
yang berorientasi pada perkembangan kompetensi peserta didik.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen pada Kurikulum Merdeka ini akan terus
disempurnakan berdasarkan evaluasi dan umpan balik dari berbagai pihak. Sejalan
dengan proses evaluasi tersebut, Panduan ini juga akan mengalami revisi dan
pembaruan secara berkala.

iii
Akhir kata, saya mengucapkan selamat dan terima kasih kepada seluruh tim penyusun,
penelaah, dan kontributor, beserta tim Kurikulum Pusat Kurikulum dan Pembelajaran,
yang telah bekerja dengan sepenuh hati untuk menghasilkan sebuah panduan yang
menginspirasi.

Kepala Badan Standar, Kurikulum,


dan Asesmen Pendidikan

Anindito Aditomo, Ph.D.

iv
PETA KONTEN DALAM MEMAHAMI
PENGIMPLEMENTASIAN KURIKULUM MERDEKA

Langkah 02 04
Memahami pembelajaran
dan asesmen

Langkah 04
Memahami pengembangan
02
projek penguatan profil
pelajar Pancasila

Langkah 01
Memahami garis besar
Kurikulum Merdeka 03

01
Langkah 03
Memahami pengembangan
kurikulum operasional
satuan pendidikan dalam
Kurikulum Merdeka

Langkah 1 Langkah 2
Memahami garis besar Kurikulum Memahami pembelajaran dan
Merdeka asesmen

• Regulasi mengenai Kurikulum Panduan Pembelajaran dan Asesmen


Merdeka yang berlaku
• Prinsip pembelajaran dan asesmen
• Kajian Akademik Kurikulum
untuk Pemulihan Pembelajaran • Pembelajaran sesuai dengan
tahapan peserta didik
• Perencanaan pembelajaran
dan asesmen (termasuk alur
tujuan pembelajaran)
• Merencanakan pembelajaran
• Pengolahan dan pelaporan hasil
asesmen

Langkah 3 Langkah 4
Memahami pengembangan Memahami pengembangan
kurikulum operasional satuan projek penguatan profil
pendidikan dalam Kurikulum pelajar Pancasila
Merdeka

Panduan Pengembangan Kurikulum Panduan Pengembangan Projek


Operasional Satuan Pendidikan Penguatan Profil Pelajar Pancasila
• Analisis karakteristik satuan pendidikan • Menyiapkan ekosistem sekolah
• Penyusunan visi, misi, dan • Mendesain projek penguatan
tujuan satuan pendidikan profil pelajar Pancasila
• Pengorganisasian pembelajaran • Mengelola projek penguatan
• Perencanaan pembelajaran profil pelajar Pancasila
• Pendampingan, evaluasi, dan • Mengolah asesmen dan
pengembangan profesional melaporkan hasil projek penguatan
profil pelajar Pancasila
• Evaluasi dan tindak lanjut projek
penguatan profil pelajar Pancasila

v
Daftar Isi

iii Kata Pengantar

vi Daftar Isi

1 Pendahuluan
1 Latar Belakang
2 Sasaran Pengguna
2 Cara Menggunakan Panduan

3 Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen


4 Prinsip Pembelajaran
8 Prinsip Asesmen

10 Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen


11 Memahami Capaian Pembelajaran (CP)
15 Merumuskan Tujuan Pembelajaran
19 Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran
23 Merencanakan pembelajaran dan asesmen

37 Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen

41 Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen


41 Pengolahan Hasil Asesmen
53 Pelaporan Hasil belajar

65 Refleksi dan Tindak Lanjut Pembelajaran dan Asesmen

68 Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan


Satuan Pendidikan

78 Daftar Pustaka

79 Lampiran-Lampiran

vi
Ringkasan Bab
Latar Belakang Sasaran Pengguna Pendahulu
Cara Menggunakan Panduan

1
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pemerintah telah menetapkan
(PPA) merupakan dokumen yang berisi Capaian Pembelajaran yang
prinsip, strategi, dan contoh-contoh menjadi rujukan utama dalam
yang dapat memandu guru dan satuan pengembangan rancangan
pendidikan dalam perencanaan, pembelajaran, khususnya untuk
pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan
pembelajaran dan asesmen. intrakurikuler1. Panduan ini memfasilitasi
Pembelajaran yang dimaksud meliputi proses berpikir dalam perencanaan dan
aktivitas merumuskan capaian pelaksanaan pembelajaran yang dimulai
pembelajaran menjadi tujuan dari menganalisis capaian pembelajaran ,
pembelajaran dan cara mencapai tujuan tujuan pembelajaran mengembangkan
pembelajaran tersebut. Sementara alur tujuan pembelajaran, modul ajar,
asesmen adalah aktivitas selama proses serta asesmen pada awal pembelajaran
pembelajaran untuk mencari bukti dan pembelajaran terdiferensiasi.
ketercapaian tujuan pembelajaran. Dokumen ini juga memuat
Dalam panduan ini, pembelajaran dan perencanaan serta pelaksanaan
asesmen merupakan satu siklus; di asesmen yang dimulai dari
mana asesmen memberikan informasi perencanaan, pelaksanaan,
tentang pembelajaran yang perlu pengolahan, dan pelaporan hasil
dirancang, penilaian atau asesmen. PPA
kemudian asesmen digunakan untuk difokuskan untuk pembelajaran dan
mengecek asesmen
efektivitas pembelajaran yang intrakurikuler, sedangkan panduan untuk
berlangsung. Oleh karena itu, asesmen projek penguatan profil pelajar Pancasila
yang diutamakan adalah asesmen disampaikan dalam dokumen terpisah.
formatif yang berorientasi pada
perkembangan kompetensi peserta
didik.

1 Dalam lampiran Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan


Teknologi Nomor 56 Tahun 2022 dijelaskan bahwa struktur Kurikulum Merdeka
dibagi menjadi dua, yaitu intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Capaian Pembelajaran menjadi kompetensi yang ditargetkan untuk intrakurikuler.

1
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Pendahuluan

B. Sasaran Pengguna
■ Untuk pendidik, panduan dan merefleksikan proses
pembelajaran dan asesmen pembelajaran (bukan hanya
digunakan sebagai panduan dalam terfokus pada administrasi), serta
pembelajaran memberikan inspirasi praktik baik
pelaksanaan pembelajaran dan
■ Untuk kepala sekolah, panduan ini asesmen dari sekolah lain.
dapat menjadi acuan atas fungsi
pengawas juga dapat melakukan
kepala sekolah sebagai pemimpin
pendampingan kepada kepala
pembelajaran (instructional leader).
sekolah dan pendidik yang
Sebagai pemimpin
memerlukan konsultasi dalam
pembelajaran, kepala sekolah menyelesaikan permasalahan dan
menginspirasi para pendidik untuk
tantangan dalam pembelajaran.
berkolaborasi dan berinovasi untuk
■ Sebagai bagian dari komunitas
menciptakan perubahan yang dimulai
belajar, panduan ini bisa berguna
dari dalam kelas.
untuk bahan diskusi, memantik
■ Pengawas diharapkan berperan berbagai ide dalam pembelajaran,
untuk mendampingi kepala dll.
sekolah. Pengawas bersama kepala
sekolah mendiskusikan

C. Cara Menggunakan Panduan


Satuan pendidikan dan pendidik
Dalam penggunaannya, dokumen ini
diberikan kebebasan untuk
perlu memperhatikan beberapa regulasi
mengembangkan pembelajaran,
lain:
perangkat ajar, dan asesmen sesuai
dengan karakteristik dan kebutuhan • Keputusan Mendikbudristek
peserta didik, satuan pendidikan, dan tentang Kurikulum Merdeka;
daerahnya. Satuan pendidikan dan
• Keputusan Kepala BSKAP tentang
pendidik juga memiliki keleluasaan Profil Pelajar Pancasila; dan
untuk menentukan jenis, teknik, bentuk
• Keputusan Kepala BSKAP tentang
instrumen, dan waktu pelaksanaan
Capaian Pembelajaran.
asesmen berdasarkan karakteristik
tujuan pembelajaran.
2
Prinsip Pembelajaran dan
Prinsip Asesmen

Ringkasan Bab
Prinsip Pembelajaran Prinsip Asesmen

Pembelajaran dan asesmen merupakan pembelajaran yang disusun dalam bentuk


satu kesatuan yang sebaiknya tidak dokumen yang fleksibel, sederhana, dan
dipisahkan. Pendidik dan peserta didik kontekstual. Tujuan Pembelajaran
perlu memahami kompetensi yang disusun dari Capaian Pembelajaran
dituju sehingga keseluruhan proses dengan mempertimbangkan kekhasan dan
pembelajaran diupayakan untuk karakteristik Satuan Pendidikan. Pendidik
mencapai kompetensi tersebut. Kaitan juga harus
antara pembelajaran dan asesmen,
digambarkan dan diilustrasikan melalui
ilustrasi berikut:

Pembelajaran dapat diawali dengan


proses perencanaan asesmen dan
perencanaan pembelajaran. Pendidik
perlu merancang asesmen yang
dilaksanakan pada awal
pembelajaran, pada saat
pembelajaran, dan pada akhir
pembelajaran. Perencanaan
asesmen, terutama pada asesmen
awal
pembelajaran sangat perlu dilakukan
karena untuk mengidentifikasi
kebutuhan belajar peserta didik, dan
hasilnya digunakan untuk merancang
pembelajaran yang sesuai dengan tahap
capaian peserta didik.

Perencanaan pembelajaran meliputi


tujuan pembelajaran, langkah-langkah
pembelajaran, dan asesmen
memastikan tujuan pembelajaran lebih lanjut pada Bab V). Sepanjang
sudah sesuai dengan tahapan dan proses pembelajaran, pendidik dapat
kebutuhan peserta didik. mengadakan asesmen formatif untuk
mengetahui sejauh mana tujuan
Proses selanjutnya adalah pembelajaran Prinsip Pembelajaran dan Prinsip
sudah dicapai oleh
pelaksanaan pembelajaran yang peserta didik.
dirancang untuk memberi
pengalaman belajar yang berkualitas, Tahapan selanjutnya adalah proses
interaktif, dan kontekstual. Pada siklus asesmen pembelajaran. Asesmen
ini, pendidik diharapkan dapat pembelajaran diharapkan dapat
menyelenggarakan pembelajaran yang mengukur aspek yang seharusnya
: (1) interaktif; (2) inspiratif; diukur dan bersifat holistik.
(3) menyenangkan; (4) menantang; Asesmen dapat berupa formatif dan
(5) memotivasi peserta didik untuk sumatif. Asesmen formatif dapat
berpartisipasi aktif; dan (6) berupa asesmen pada awal
memberikan ruang yang cukup bagi pembelajaran dan asesmen
prakarsa, kreativitas, kemandirian pada saat pembelajaran. Asesmen
sesuai bakat, minat dan pada awal pembelajaran digunakan
perkembangan fisik, serta psikologis mendukung
peserta didik (akan dijelaskan pembelajaran terdiferensiasi sehingga peserta

3
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip A

didik dapat memperoleh pembelajaran dengan bantuan kolega pendidik, kepala


sesuai dengan yang mereka butuhkan. satuan pendidikan, atau pengawas
Sementara, asesmen formatif pada saat sekolah. Oleh karena itu, proses
pembelajaran dapat dijadikan sebagai pembelajaran dan asesmen merupakan
dasar dalam melakukan refleksi terhadap satu kesatuan yang bermuara untuk
keseluruhan proses belajar yang dapat membantu keberhasilan peserta didik di
dijadikan acuan untuk perencanaan dalam kelas.
pembelajaran dan melakukan revisi
Pemerintah tidak mengatur
apabila diperlukan. Apabila peserta didik
pembelajaran dan asesmen secara
dirasa
detail dan teknis.
telah mencapai tujuan pembelajaran,
Namun demikian, untuk memastikan
maka pendidik dapat meneruskan pada
proses pembelajaran dan asesmen
tujuan pembelajaran berikutnya.
berjalan dengan baik, Pemerintah
Namun, apabila tujuan pembelajaran
menetapkan Prinsip Pembelajaran dan
belum tercapai, pendidik perlu
Asesmen. Prinsip
melakukan penguatan terlebih dahulu.
pembelajaran dan prinsip asesmen
Selanjutnya, pendidik perlu
diharapkan dapat memandu pendidik
mengadakan asesmen sumatif untuk
dalam merencanakan dan melaksanakan
memastikan ketercapaian dari
pembelajaran yang bermakna agar
keseluruhan tujuan pembelajaran.
peserta didik lebih kreatif, berpikir kritis,
Ketiga tahapan ini akan terus dan inovatif. Dalam menerapkan prinsip-
berlangsung dalam bentuk siklus seperti prinsip pembelajaran, pendidik diharapkan
gambar di atas. Dalam prosesnya, memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
pendidik dapat melakukan refleksi, baik
dilakukan secara pribadi maupun

A. Prinsip Pembelajaran

Tabel 2.1. Prinsip Pembelajaran dan Contoh Pelaksanaannya

Prinsip Pembelajaran Contoh pelaksanaan prinsip


pembelajaran
a. Pembelajaran • Pada awal tahun ajaran, pendidik berusaha
dirancang mencari tahu kesiapan belajar peserta didik dan
dengan pencapaian sebelumnya. Misalnya, melalui dialog
mempertimbangkan dengan peserta didik, sesi diskusi kelompok kecil,
tahap perkembangan tanya jawab, pengisian survei/angket, dan/ atau
dan tingkat pencapaian metode lainnya yang sesuai.
peserta didik saat ini, • Pendidik merancang atau memilih alur tujuan
sesuai dengan pembelajaran sesuai dengan tahap perkembangan
kebutuhan belajar, peserta didik, atau pada tahap awal. Pendidik
serta mencerminkan dapat menggunakan atau mengadaptasi contoh
karakteristik dan tujuan pembelajaran, alur tujuan pembelajaran dan
perkembangan peserta modul ajar yang disediakan oleh
didik yang beragam Kemendikbudristek.
sehingga pembelajaran
• Pendidik merancang pembelajaran yang
menjadi bermakna dan menyenangkan agar peserta didik mengalami
menyenangkan; proses belajar sebagai pengalaman yang
menimbulkan emosi positif.

4
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip A

Prinsip Pembelajaran Contoh pelaksanaan prinsip


pembelajaran
b. Pembelajaran • Pendidik mendorong peserta didik untuk
dirancang dan melakukan refleksi untuk memahami kekuatan diri
dilaksanakan untuk dan area yang perlu dikembangkan.
membangun kapasitas • Pendidik senantiasa memberikan umpan balik
untuk menjadi langsung yang mendorong kemampuan peserta
pembelajar sepanjang didik untuk terus belajar dan mengeksplorasi
hayat; ilmu pengetahuan.
• Pendidik menggunakan pertanyaan
terbuka yang menstimulasi pemikiran yang
mendalam.
• Pendidik memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif agar terbangun sikap
pembelajar mandiri.
• Pendidik memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai bakat,
minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis
peserta didik.
• Pendidik memberikan tugas atau pekerjaan
rumah ditujukan untuk mendorong
pembelajaran yang mandiri dan untuk
mengeksplorasi ilmu pengetahuan dengan
mempertimbangkan beban belajar peserta
didik.
• Pendidik merancang pembelajaran untuk
mendorong peserta didik terus meningkatkan
kompetensinya melalui tugas dan aktivitas
dengan tingkat kesulitan yang tepat.
c. Proses pembelajaran • Pendidik menggunakan berbagai metode
mendukung pembelajaran yang bervariasi dan untuk
perkembangan membantu peserta didik mengembangkan
kompetensi dan kompetensi, misalnya belajar berbasis inkuiri,
karakter peserta didik berbasis projek, berbasis masalah, dan
secara holistik; pembelajaran terdiferensiasi.
• Pendidik merefleksikan proses dan sikapnya untuk
memberi keteladanan dan sumber inspirasi positif
bagi peserta didik.
• Pendidik merujuk pada profil pelajar
Pancasila dalam memberikan umpan balik
(apresiasi maupun koreksi)
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesm

Prinsip Pembelajaran Contoh pelaksanaan prinsip


pembelajaran
d. pembelajaran yang • Pendidik menyelenggarakan pembelajaran sesuai
relevan, yaitu kebutuhan dan dikaitkan dengan dunia nyata,
pembelajaran yang lingkungan, dan budaya yang menarik minat
dirancang sesuai peserta didik.
konteks, lingkungan, • Pendidik merancang pembelajaran interaktif untuk
dan budaya peserta memfasilitasi interaksi yang terencana, terstruktur,
didik, serta melibatkan terpadu, dan produktif antara pendidik dengan
orang tua dan peserta didik, sesama peserta didik, serta antara
komunitas sebagai peserta didik dan materi belajar.
mitra;
• Pendidik memberdayakan masyarakat sekitar,
komunitas, organisasi, ahli dari berbagai profesi
sebagai narasumber untuk memperkaya dan
mendorong pembelajaran yang relevan.
• Pendidik melibatkan orang tua dalam proses
belajar dengan komunikasi dua arah dan saling
memberikan umpan balik.
• Pada PAUD, pendidik menggunakan
pendekatan multibahasa berbasis bahasa ibu
juga dapat digunakan, utamanya bagi peserta
didik yang tumbuh di komunitas yang
menggunakan bahasa lokal.
• Pada SMK, terdapat pembelajaran melalui Praktik
Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan di dunia
kerja atau tempat praktik di lingkungan sekolah
yang telah dirancang sesuai dengan standar dunia
kerja, menerapkan sistem dan budaya kerja
sebagaimana di dunia kerja, dan disupervisi oleh
pendidik/instruktur yang ditugaskan atau
memiliki pengalaman di dunia kerja yang relevan.
• Pada SMK, pendidik dapat menyelenggarakan
pembelajaran melalui praktik-praktik kerja
bernuansa industri di lingkungan sekolah melalui
model pembelajaran industri (teaching factory).
6

an dan Prinsip Ases

Prinsip Pembelajaran Contoh pelaksanaan prinsip


pembelajaran
e. pembelajaran • Pendidik berupaya untuk mengintegrasikan
berorientasi pada kehidupan keberlanjutan (sustainable living) pada
masa depan yang berbagai kegiatan pembelajaran dengan
berkelanjutan. mengintegrasikan nilai-nilai
dan perilaku yang menunjukkan kepedulian
terhadap lingkungan dan masa depan bumi,
misalnya menggunakan sumber daya secara bijak
(hemat air, listrik, dll.), mengurangi sampah, dsb.
• Pendidik memotivasi peserta didik untuk
menyadari bahwa masa depan adalah milik
mereka dan mereka perlu mengambil peran dan
tanggung jawab untuk masa depan mereka.
• Pendidik melibatkan peserta didik dalam mencari
solusi- solusi permasalahan di keseharian yang
sesuai dengan tahapan belajarnya.
• Pendidik memanfaatkan projek penguatan
profil pelajar Pancasila untuk membangun
karakter dan kompetensi peserta didik sebagai
warga dunia masa depan.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan
7 Menengah
B. Prinsip Asesmen
Tabel 2.2. Prinsip Asesmen dan Contoh Pelaksanaannya

Prinsip Asesmen Contoh Pelaksanaan Prinsip Asesmen


a. Asesmen merupakan • Pendidik menguatkan asesmen di awal
bagian terpadu dari pembelajaran yang digunakan untuk merancang
proses pembelajaran, pembelajaran sesuai dengan kesiapan peserta
fasilitasi didik.
pembelajaran, dan • Pendidik merencanakan pembelajaran dengan
penyediaan informasi merujuk pada tujuan yang hendak dicapai dan
yang holistik, sebagai memberikan umpan balik agar peserta didik
umpan balik untuk dapat menentukan langkah untuk perbaikan
pendidik, peserta kedepannya.
didik, dan orang
• Pendidik memberikan umpan balik berupa
tua/wali agar dapat kalimat dukungan untuk menstimulasi pola
memandu mereka pikir bertumbuh.
dalam menentukan
• Pendidik melibatkan peserta didik dalam
strategi pembelajaran
melakukan asesmen, melalui penilaian diri,
selanjutnya;
penilaian antar teman, refleksi diri, dan
pemberian umpan balik antar teman.
• Pendidik memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk berefleksi tentang
kemampuan mereka, serta bagaimana
meningkatkan kemampuan tersebut
berdasarkan hasil asesmen.
• Pendidik merancang asesmen untuk mendorong
peserta didik terus meningkatkan kompetensinya
melalui asesmen dengan tingkat kesulitan yang
tepat dan umpan balik yang membangun
• Pada konteks PAUD, yang dipantau tidak hanya
berbagai aspek perkembangan yang ada di CP,
namun juga tumbuh kembang anak secara
keseluruhan.
b. asesmen dirancang dan • Pendidik memikirkan tujuan pembelajaran
dilakukan sesuai pada saat merencanakan asesmen dan
dengan fungsi asesmen memberikan kejelasan pada peserta didik
tersebut, dengan mengenai tujuan asesmen di awal
keleluasaan untuk pembelajaran.
menentukan teknik dan • Pendidik menggunakan teknik asesmen yang
waktu pelaksanaan beragam sesuai dengan fungsi dan tujuan
asesmen agar efektif asesmen. Hasil dari asesmen formatif
mencapai tujuan digunakan untuk umpan balik pembelajaran,
pembelajaran; sementara hasil dari asesmen sumatif
digunakan untuk pelaporan hasil belajar.
8

p Pembelajaran dan Prinsip

Prinsip Asesmen Contoh Pelaksanaan Prinsip Asesmen


c. asesmen dirancang • Pendidik menyediakan waktu dan durasi yang
secara adil, cukup agar asesmen menjadi sebuah proses
proporsional, valid, pembelajaran dan bukan hanya untuk
dan dapat dipercaya kepentingan menguji.
(reliable) untuk • Pendidik menentukan kriteria sukses dan
menjelaskan kemajuan menyampaikannya pada peserta didik, sehingga
belajar, menentukan mereka memahami ekspektasi yang perlu dicapai.
keputusan tentang
• Pendidik berkolaborasi dalam merancang
langkah dan sebagai asesmen sehingga dapat menggunakan kriteria
dasar untuk menyusun yang serupa dan sesuai dengan tujuan asesmen.
program pembelajaran
• Pendidik menggunakan hasil asesmen untuk
yang sesuai
menentukan tindak lanjut pembelajaran.
selanjutnya;
d. laporan kemajuan • Pendidik menyusun laporan kemajuan belajar
belajar dan pencapaian secara ringkas, mengutamakan informasi yang
peserta didik bersifat paling penting untuk dipahami oleh peserta
sederhana dan didik dan orang tua.
informatif, memberikan • Pendidik memberikan umpan balik secara berkala
informasi yang kepada peserta didik dan mendiskusikan tindak
bermanfaat tentang lanjutnya bersama- sama beserta orang tua.
karakter dan
kompetensi yang
dicapai, serta strategi
tindak lanjut;
e. hasil asesmen digunakan • Pendidik menyediakan waktu bagi guru untuk
oleh peserta didik, membaca, menganalisis, dan melakukan refleksi
pendidik, tenaga hasil asesmen.
kependidikan, dan • Pendidik menggunakan hasil asesmen sebagai
orang tua/wali sebagai bahan diskusi untuk menentukan hal-hal yang
bahan refleksi untuk sudah berjalan baik dan area yang perlu diperbaiki.
meningkatkan mutu Satuan pendidikan memiliki strategi agar hasil
pembelajaran. asesmen digunakan sebagai refleksi oleh peserta
didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang
tua untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
• Pendidik memberikan umpan balik secara berkala
kepada peserta didik dan mendiskusikan tindak
lanjutnya bersama- sama orang tua.
Ringkasan Bab
Memahami Capaian Pembelajaran (CP) Merumuskan Tujuan Pembelajaran Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran Meren

Perencanaan Pembelajaran dan

3
Perencanaan Pembelajaran
dan Asesmen
Pemerintah menetapkan Capaian
pembelajaran yang lebih operasional dan
Pembelajaran (CP) sebagai kompetensi
konkret, yang dicapai satu persatu oleh
yang ditargetkan.
peserta didik hingga mereka mencapai
Namun demikian, CP tidak cukup akhir fase. Proses berpikir dalam
konkret untuk memandu kegiatan
merencanakan pembelajaran ditunjukkan
pembelajaran sehari-
dalam Gambar 2 di bawah ini.
hari. CP perlu diurai menjadi tujuan-
tujuan

Memahami
Merumuskan Menyusun alur Merancang
Capaian
tujuan tujuan pembelajaran
Pembelajara
pembelajara pembelajaran dari
n
n tujuan
pembelajaran

Gambar 3.1. Proses Perancangan Kegiatan Pembelajaran

Pendidik dapat (1) mengembangkan


pemerintah menyediakan contoh-
sepenuhnya alur tujuan pembelajaran
contoh alur tujuan pembelajaran,
dan/atau perencanaan pembelajaran, (2)
rencana pelaksanaan pembelajaran atau
mengembangkan alur tujuan
yang sering dikenal sebagai RPP, dan
pembelajaran dan/atau rencana
modul ajar. Dengan kata lain, setiap
pembelajaran berdasarkan contoh-
pendidik perlu menggunakan alur
contoh yang disediakan pemerintah,
tujuan pembelajaran dan rencana
atau (3) menggunakan contoh yang
pembelajaran untuk memandu mereka
disediakan. Pendidik menentukan
mengajar; akan tetapi mereka tidak
pilihan tersebut berdasarkan kemampuan
harus mengembangkannya sendiri.
masing-masing.
Dalam Platform Merdeka Mengajar,

10
Perencanaan Pembelajaran dan Asesme

Proses perancangan kegiatan itu, apabila pendidik menggunakan


pembelajaran dalam panduan ini dibuat contoh, proses ini perlu disesuaikan
dengan asumsi bahwa pendidik akan dengan kebutuhan. Dengan kata lain,
mengembangkan alur tujuan proses dalam Gambar 2 tidak harus
pembelajaran dan rencana pembelajaran dilakukan secara lengkap oleh seluruh
secara mandiri, tidak menggunakan pendidik.
contoh yang disediakan pemerintah.
Oleh karena

A. Memahami Capaian Pembelajaran (CP)


Capaian Pembelajaran (CP) merupakan didik menunjukkan
kompetensi pembelajaran yang harus
dicapai peserta didik pada setiap fase,
dimulai dari fase fondasi pada PAUD. Jika
dianalogikan dengan sebuah perjalanan
berkendara, CP memberikan tujuan
umum dan ketersediaan waktu yang
tersedia untuk mencapai tujuan tersebut
(fase). Untuk mencapai garis finish,
pemerintah membuatnya ke dalam
enam etape yang disebut fase. Setiap fase
lamanya 1-3 tahun.

Berikut ini adalah beberapa contoh


pemanfaatan fase-fase Capaian
Pembelajaran dalam perencanaan
pembelajaran:

■ Pembelajaran yang fleksibel. Ada


kalanya proses belajar berjalan lebih
lambat
pada suatu periode (misalnya, ketika
pembelajaran di masa pandemi
COVID-19) sehingga dibutuhkan
waktu lebih
panjang untuk mempelajari suatu
konsep. Ketika harus “menggeser”
waktu untuk mengajarkan materi-
materi pelajaran yang sudah
dirancang, pendidik memiliki waktu
lebih panjang untuk mengaturnya.
■ Pembelajaran yang sesuai
dengan kesiapan peserta didik.
Fase belajar seorang peserta
kompetensinya, sementara kelas Satu fase biasanya lintas kelas,
menunjukkan kelompok (cohort) misalnya CP Fase D yang berlaku
berdasarkan usianya. Dengan untuk Kelas VII, VIII, dan IX.
demikian, ada kemungkinan Saat merencanakan pembelajaran
peserta didik berada di kelas III di awal tahun ajaran, guru kelas
SD, namun belajar materi VIII perlu
pelajaran untuk Fase A (yang berkolaborasi dengan guru kelas VII
umumnya untuk kelas I dan II) untuk mendapatkan informasi
karena ia belum tuntas tentang sampai mana proses belajar
mempelajarinya. Hal ini sudah ditempuh peserta didik di
berkaitan dengan mekanisme kelas VII. Selanjutnya ia juga perlu
kenaikan kelas yang berkolaborasi dengan guru kelas IX
disampaikan dalam Bab VII untuk menyampaikan bahwa
(Mekanisme Kenaikan Kelas dan rencana pembelajaran kelas VIII akan
Kelulusan). berakhir di suatu topik atau materi
tertentu, sehingga guru kelas IX
■ Pengembangan rencana
dapat merencanakan pembelajaran
pembelajaran yang kolaboratif.
berdasarkan informasi tersebut.

11
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Perencanaan Pembelajaran dan Asesme

Catatan untuk Pengawas/Penilik:

Pengawas/penilik dapat • Apakah perencanaan di suatu


mendiskusikan dan mendukung kelas memperhatikan topik atau
proses belajar pendidik untuk konsep yang sudah dikuasai
mengembangkan perencanaan peserta didik di kelas
pembelajaran. Pada saat berdiskusi sebelumnya?
dengan • Apakah pendidik
pendidik, pengawas/penilik perlu memperhatikan
fokus pada bagaimana proses perkembangan peserta didik
perencanaan dilakukan, misalnya: ketika merencanakan
pembelajaran?
• Apakah guru berkolaborasi lintas
• Apakah perencanaan
kelas sebagaimana yang
pembelajaran memperhatikan
dicontohkan di atas?
perkembangan peserta didik dan
kesinambungan proses
pembelajaran antar kelas?

Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP disusun untuk setiap mata


pelajaran. Tabel 3.1 memperlihatkan pembagian fase.

Tabel 3.1. Pembagian Fase

Fase Kelas/Jenjang pada Umumnya


Fondasi PAUD
A Kelas I-II SD/MI
B Kelas III-IV SD/MI
C Kelas V-VI SD/MI
D Kelas VII-IX SMP/MTs
E Kelas X SMA/SMK/MA/MAK
F Kelas XI-XII SMA/MA/MAK
Kelas XI-XII SMK Program 3
tahun Kelas XI-XII SMK
program 4 tahun

Ada beberapa hal yang perlu dipahami tentang kekhasan CP sebelum memahami
isi dari capaian untuk setiap mata pelajaran.

• Dalam CP, kompetensi yang ingin dikembangkan dinyatakan dalam profil pelajar
dicapai ditulis dalam paragraf yang Pancasila secara terpisah. Dengan dirangkaikan
memadukan antara pengetahuan, sebagai paragraf, ilmu
keterampilan, dan sikap atau disposisi
untuk belajar. Sementara karakter dan
kompetensi umum yang ingin
pengetahuan yang dipelajari teori belajar Konstruktivisme dan
peserta didik menjadi suatu pengembangan kurikulum dengan
rangkaian yang berkaitan. pendekatan “Understanding by
• CP dirancang dengan Design” (UbD) yang dikembangkan
banyak merujuk kepada oleh Wiggins & Tighe (2005).
Dalam kerangka teori ini,

12
Perencanaan Pembelajaran dan Asesm

“memahami” merupakan kemampuan yaitu secara keseluruhan dan capaian


yang dibangun melalui proses dan per fase untuk setiap elemen. Oleh
pengalaman belajar yang memberikan karena itu, penting untuk pendidik
kesempatan kepada mereka untuk mempelajari CP untuk mata
dapat menjelaskan, menginterpretasi pelajarannya secara menyeluruh.
dan mengaplikasikan informasi,
menggunakan berbagai perspektif, Memahami CP adalah langkah pertama
dan berempati atas suatu fenomena. yang sangat penting. Setiap pendidik
Dengan demikian, pemahaman perlu familiar dengan apa yang perlu
bukanlah suatu proses kognitif yang mereka ajarkan, terlepas dari apakah
sederhana atau proses berpikir tingkat mereka akan mengembangkan
rendah. kurikulum, alur tujuan pembelajaran,
atau silabusnya sendiri atau tidak.
• Memang apabila merujuk pada
Beberapa contoh pertanyaan reflektif
Taksonomi Bloom, pemahaman
yang dapat digunakan untuk memandu
dianggap sebagai proses berpikir
guru dalam memahami CP, antara lain:
tahap yang rendah (C2). Namun
demikian, konteks Taksonomi Bloom
• Kompetensi apa saja yang perlu
sebenarnya digunakan untuk dimiliki peserta didik untuk
perancangan pembelajaran dan sampai di capaian pembelajaran
asesmen kelas yang akhir fase?
lebih operasional, bukan untuk CP
• Kata-kata kunci apa yang penting dalam CP?
yang lebih abstrak dan umum.
• Apakah ada hal-hal yang sulit saya pahami?
Taksonomi Bloom lebih sesuai
digunakan untuk menurunkan/ • Apakah capaian yang ditargetkan
menerjemahkan CP ke tujuan sudah biasa saya ajarkan?
pembelajaran yang lebih konkret.
Selain untuk mengenal lebih
• Naskah CP terdiri atas rasional, tujuan, mendalam mata pelajaran yang
karakteristik, dan capaian per fase.
diajarkan, memahami CP juga dapat
Rasional menjelaskan alasan
memantik ide-ide pengembangan
pentingnya mempelajari mata
rancangan pembelajaran. Berikut ini
pelajaran tersebut serta kaitannya
adalah beberapa pertanyaan yang
dengan profil pelajar Pancasila. Tujuan
dapat digunakan untuk memantik ide:
menjelaskan kemampuan atau
kompetensi yang dituju setelah • Bagaimana capaian dalam fase ini
peserta didik mempelajari mata akan dicapai anak didik?
pelajaran tersebut secara keseluruhan.
• Materi apa saja yang akan
Karakteristik menjelaskan apa yang dipelajari dan seberapa luas serta
dipelajari dalam mata pelajaran mendalam?
tersebut, elemen-elemen atau
• Proses belajar seperti apa yang
domain (strands) yang membentuk
akan ditempuh peserta didik?
mata pelajaran dan berkembang
dari fase ke fase. Capaian per fase
disampaikan dalam dua bentuk,
Catatan untuk pimpinan satuan pendidikan:
Berdasarkan umpan balik yang diterima Kemendikbudristek, sebagian pendidik masih mengalami kesulitan untuk

13
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Berikut ini adalah beberapa catatan penting tentang CP untuk jenis/jenjang:

Pada PAUD, CP bertujuan untuk berlaku pada pada


memberikan arah yang sesuai
dengan usia perkembangan pada
semua aspek
perkembangan anak sehingga
kompetensi pembelajaran yang
diharapkan dicapai anak pada akhir
PAUD dapat dipahami dengan jelas
agar anak siap mengikuti jenjang
pendidikan selanjutnya. Lingkup CP
di PAUD dikembangkan dari tiga
elemen stimulasi yang saling
terintegrasi dan merupakan elaborasi
dari aspek- aspek perkembangan
anak, yaitu nilai agama dan moral,
fisik motorik, kognitif, sosial
emosional, bahasa; dan nilai
Pancasila; serta bidang-bidang lain
untuk mengoptimalkan tumbuh
kembang anak sesuai dengan
kebutuhan pendidikan Abad 21 di
Indonesia. Tiga elemen stimulasi
yang dimaksud, yaitu: 1) Nilai Agama
dan Budi Pekerti; 2) Jati Diri; dan
3) Dasar-dasar Literasi, Matematika,
Sains,
Teknologi, Rekayasa, dan Seni;
diharapkan dapat mengeksplorasi
aspek-aspek perkembangan anak
secara utuh dan tidak terpisah.

Sementara itu, pada SMK terdapat


beberapa kekhasan. Pendidik dapat
melakukan analisis CP mata
pelajaran kejuruan SMK bersama
dengan mitra dunia kerja. Pada
jenjang SMK terdapat program
empat tahun sebagaimana
tercantum dalam daftar konsentrasi
keahlian yang telah ditetapkan oleh
pemerintah. Pada program empat
tahun pembelajaran diselenggarakan
hingga kelas XIII mata pelajaran
yang diajarkan pada kelas XIII
adalah: Matematika, Bahasa Inggris,
dan Praktik Kerja Lapangan.
Capaian pembelajaran fase F
mata pelajaran yang diajarkan pendidikan dapat mengembangkan
hingga kelas XIII. capaian pembelajaran pada mata
pelajaran keterampilan sesuai
Pada Pendidikan Kesetaraan, dengan kebutuhan belajar peserta
penyusunan alur tujuan didik, lingkungan belajar dan satuan
pembelajaran pendidikan.
memperhatikan alokasi
waktu didasarkan pada Pada Pendidikan Khusus, pembagian
pemetaan Satuan Kredit fase didasarkan pada usia mental
Kompetensi (SKK) yang peserta didik. Bagi peserta didik
ditetapkan oleh satuan berkebutuhan khusus dengan
pendidikan dengan bentuk hambatan intelektual, dapat
pembelajaran tatap muka, menggunakan CP pendidikan
tutorial, mandiri ataupun khusus. CP pada peserta didik
kombinasi secara berkebutuhan khusus dengan
proporsional dari ketiganya. hambatan intelektual dapat dilakukan
Capaian pembelajaran pada lintas fase dan lintas elemen, sesuai
mata pelajaran kelompok dengan kondisi, kemampuan,
umum, mata pelajaran hambatan dan kebutuhan.
pemberdayaan, dan mata Sementara peserta didik
pelajaran keterampilan berkebutuhan khusus tanpa
mengacu pada capaian hambatan intelektual menggunakan
pembelajaran yang CP reguler dengan menerapkan prinsip
ditetapkan modifikasi kurikulum. Di bawah ini
oleh Pemerintah. Satuan adalah rumusan fase capaian
pembelajaran pada Pendidikan Khusus.

14
Tabel 3.2. Fase Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Khusus

Fas Jenjang/Kelas pada umumnya Usia Mental


e
A Kelas I-II SD/MI ≤ 7 tahun

B Kelas III-IV SD/MI


± 8 tahun
C Kelas V-VI SD/MI

D Kelas VII-IX SMP/MTs ± 9 tahun

E Kelas X SMA/SMK/MA/MAK ± 10 tahun

F Kelas XI-XII SMA/SMK/MA/MAK

B. Merumuskan Tujuan Pembelajaran


Setelah memahami CP, pendidik mulai
Penulisan tujuan pembelajaran sebaiknya
mendapatkan ide-ide tentang apa yang
memuat 2 komponen utama, yaitu:
harus dipelajari peserta didik dalam suatu
fase. 1. Kompetensi, yaitu kemampuan
Pada tahap ini, pendidik mulai mengolah atau keterampilan yang perlu
ide tersebut, menggunakan kata-kata ditunjukkan/ didemonstrasikan
kunci yang telah dikumpulkannya pada oleh peserta didik. Pertanyaan
tahap sebelumnya, untuk merumuskan panduan yang dapat digunakan
tujuan pembelajaran. pendidik, antara lain: secara
Tujuan pembelajaran yang konkret, kemampuan apa yang
dikembangkan ini perlu dicapai peserta perlu peserta didik tunjukkan?
didik dalam satu atau lebih jam Tahap berpikir apa yang perlu
pelajaran, hingga akhirnya pada peserta didik tunjukkan?
penghujung Fase mereka dapat
2. Lingkup materi, yaitu konten dan
mencapai konsep utama yang perlu dipahami
CP. Oleh karena itu, untuk CP dalam satu pada akhir satu unit pembelajaran.
fase, pendidik perlu mengembangkan Pertanyaan panduan yang dapat
beberapa tujuan pembelajaran. digunakan pendidik, antara lain: hal
apa saja yang perlu mereka pelajari
Dalam tahap merumuskan tujuan
dari suatu konsep besar yang
pembelajaran ini, pendidik belum
dinyatakan dalam CP? Apakah
mengurutkan tujuan- tujuan tersebut,
lingkungan sekitar dan kehidupan
cukup merancang tujuan- tujuan belajar
peserta didik dapat digunakan
yang lebih operasional dan konkret saja
sebagai konteks untuk mempelajari
terlebih dahulu. Urutan-urutan tujuan
konten dalam CP (misalnya, proses
pembelajaran akan disusun pada tahap
pengolahan hasil panen digunakan
berikutnya. Dengan demikian, pendidik
sebagai konteks untuk belajar
dapat melakukan proses pengembangan
tentang persamaan linear di SMA)
rencana pembelajaran langkah demi
langkah.
Taksonomi Bloom berguna dalam Taksonomi Bloom, dan dinilai lebih
proses perumusan tujuan relevan untuk konteks belajar saat ini.
pembelajaran. Namun demikian, Anderson dan Krathwohl
Taksonomi Bloom ini telah direvisi mengelompokkan kemampuan kognitif
seiring dengan perkembangan hasil- menjadi tahapan-tahapan berikut ini,
hasil penelitian. Anderson dan dengan urutan dari kemampuan yang
Krathwohl (2001) mengembangkan paling dasar ke yang paling tinggi
taksonomi berdasarkan sebagai berikut:

Level Mengingat, termasuk di dalamnya mengingat kembali informasi yang telah dipelajari,

1 termasuk definisi, fakta-fakta, daftar urutan, atau menyebutkan kembali suatu materi yang pernah diajarkan kepadany

Level Memahami, termasuk di dalamnya menjelaskan ide atau konsep seperti menjelaskan
2 suatu konsep menggunakan kalimat sendiri, menginterpretasikan suatu informasi, menyimpulkan, atau membuat paraf

Level Mengaplikasikan, termasuk di dalamnya menggunakan konsep, pengetahuan, atau


3 informasi yang telah dipelajarinya pada situasi berbeda dan relevan

Menganalisis, termasuk dalam kemampuan ini adalah memecah- mecah informasi


Level menjadi beberapa bagian, kemampuan untuk mengeksplorasi hubungan/korelasi atau membandingkan antara dua hal a
4

Level Mengevaluasi, termasuk kemampuan untuk membuat keputusan, penilaian,


5 mengajukan kritik dan rekomendasi yang sistematis.

Menciptakan, yaitu merangkaikan berbagai elemen menjadi satu hal baru yang utuh,
Level melalui proses pencarian ide, evaluasi terhadap hal/ide/benda yang ada sehingga kreasi yang diciptakan menjadi salah

Selain taksonomi di atas, untuk


menggunakan informasi untuk
merumuskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan atau menjawab
pendidik juga dapat merujuk pada
pertanyaan. Menurut Tighe dan
teori lain yang dikembangkan oleh
Wiggins, pemahaman dapat
Tighe dan Wiggins (2005) tentang
ditunjukkan melalui kombinasi dari
enam bentuk pemahaman.
enam kemampuan berikut ini:
Sebagaimana yang disampaikan
dalam penjelasan tentang CP,
pemahaman (understanding) adalah
proses berpikir tingkat tinggi, bukan
sekadar
16

Penjelasan (explanation) Interpretasi

ngan kata-kata sendiri, membangun


Menerjemahkan
hubungan,
cerita,mendemonstrasikan
karya seni, atau situasi.
hasil Interpretasi
kerja, menjelaskan
juga berarti
alasan,
memaknai
menjelaskan
sebuah
sebuah
ide, perasaan,
teori, danatau
menggunakan
sebuah hasil
data.
karya dari satu

Aplikasi Perspektif

pengetahuan,
Melihat keterampilan
suatu hal daridan
sudut
pemahaman
pandang yang
mengenai
berbeda,
sesuatu
siswa
dalam
dapat
situasi
menjelaskan
yang nyata
sisi atau
lain dari
sebuah
sebuah
simulasi
situasi,
(menyerupai
melihat gambaran
kenyataan).
besar, melihat asumsi yang me

Pengenalan diri
Empati atau refleksi diri

diri di posisi orang lain. Merasakan Memahami


emosi yangdiri
dialami
sendiri;
olehyang
pihak
menjadi
lain dan/atau
kekuatan,
memahami
area yangpikiran
perlu dikembangkan
yang berbeda dengan
serta proses
dirinya.
berpikir dan emosi yang terjadi sec

Marzano (2000) mengembangkan dan pembelajaran: apakah akan


taksonomi baru untuk tujuan melakukannya atau tidak. Sementara
pembelajaran. Dalam taksonominya, sistem metakognitif adalah kemampuan
Marzano menggunakan tiga sistem individu untuk merancang strategi
dalam domain pengetahuan. Ketiga
sistem tersebut adalah sistem kognitif,
sistem metakognitif, dan sistem diri
(self-system).
Sistem diri adalah keputusan yang
dibuat individu untuk merespon instruksi
untuk melakukan kegiatan
pembelajaran agar mencapai tujuan.
Selanjutnya sistem kognitif mengolah
semua informasi yang diperlukan
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Ada 6 level taksonomi menurut
Marzano:
Tingkat 1 Mengenali dan mengingat kembali (retrieval)
Mengingat kembali (retrieval) informasi dalam batas mengidentifikasi sebuah informasi secara umum. Kem

Tingkat 2 Pemahaman
Proses pemahaman dalam sistem kognitif berfungsi untuk mengidentifikasi atribut atau karakteristik ut

Tingkat 3 Analisis
Analisis dalam taksonomi baru dari Marzano melibatkan perluasan pengetahuan yang logis (masuk akal
(1) mencocokan, (2) mengklasifikasikan, (3) menganalisis kesalahan, (4) menyamaratakan, dan (5) mens

Tingkat 4 Pemanfaatan Pengetahuan


Proses pemanfaatan pengetahuan digunakan saat seseorang ingin menyelesaikan tugas tertentu. Conto

Tingkat 5 Metakognisi
Sistem metakognisi berfungsi untuk memantau, mengevaluasi dan mengatur fungsi dari semua jenis pe

Tingkat 6 Sistem Diri


Sistem diri menentukan apakah seseorang akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu tugas; sistem di
18

Panduan ini tidak mendorong pendidik sehari-hari sampai kesiapan


untuk fokus pada satu teori saja. memasuki dunia kerja.
Sebaliknya, panduan ini
■ Pada pendidikan kesetaraan, dalam
memperlihatkan bahwa ada beberapa merumuskan tujuan pembelajaran
referensi yang dapat digunakan untuk memperhatikan karakteristik peserta
merancang tujuan pembelajaran. didik, kebutuhan belajar dan kondisi
Pendidik dapat menggunakan teori atau lingkungan.
pendekatan lain dalam merancang
tujuan pembelajaran, selama teori ■ Pada satuan pendidikan SMK,
tersebut dinilai relevan dengan tujuan pembelajaran dan alur
karakteristik mata pelajaran serta tujuan pembelajaran dapat
konsep/topik yang dipelajari, disusun bersama dengan mitra
karakteristik peserta didik, dan konteks dunia kerja.
lingkungan pembelajaran. Pendidik memiliki alternatif untuk
merumuskan tujuan pembelajaran
Beberapa catatan khusus terkait dengan dengan beberapa alternatif di bawah ini:
perumusan tujuan pembelajaran di jenis
dan jenjang pendidikan tertentu: ■ Alternatif 1. Merumuskan tujuan
pembelajaran secara langsung
■ Pada Capaian Pembelajaran PAUD, berdasarkan CP
penyusunan tujuan pembelajaran
mempertimbangkan laju ■ Alternatif 2. Merumuskan tujuan
perkembangan anak, bukan pembelajaran dengan menganalisis
kompetensi dan konten seperti pada ‘kompetensi’ dan ‘lingkup Materi’
jenjang lainnya. pada CP.

■ Pada Pendidikan Khusus, selain ■ Alternatif 3. Merumuskan


kompetensi dan konten, tujuan tujuan pembelajaran Lintas
pembelajaran juga mencakup Elemen CP
variasi dan akomodasi layanan
Contoh masing-masing alternatif terdapat
sesuai karakteristik peserta
di lampiran, termasuk contoh cara
didik. Selain itu, tujuan
merumuskan CP menjadi tujuan
pembelajaran diarahkan pada
pembelajaran pada jenjang PAUD ada di
terbentuknya kemandirian dalam
lampiran.
aktivitas

C. Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran


Setelah merumuskan tujuan Oleh karena itu, pendidik dapat
pembelajaran, langkah berikutnya dalam menggunakan alur tujuan pembelajaran
perencanaan pembelajaran adalah saja, dan alur tujuan
menyusun alur tujuan pembelajaran.
Alur tujuan pembelajaran sebenarnya
memiliki fungsi yang serupa dengan apa
yang dikenal selama ini sebagai “silabus”,
yaitu untuk perencanaan dan pengaturan
pembelajaran dan asesmen secara garis
besar untuk jangka waktu satu tahun.
pembelajaran ini dapat diperoleh Bagi pendidik yang merancang alur
pendidik dengan: (1) merancang tujuan pembelajarannya sendiri, tujuan-
sendiri berdasarkan CP, tujuan pembelajaran yang telah
(2) mengembangkan dan memodifikasi dikembangkan dalam tahap
contoh yang disediakan, ataupun (3) sebelumnya akan disusun sebagai satu
menggunakan contoh yang disediakan alur (sequence) yang berurutan secara
pemerintah.

19
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
sistematis, dan logis dari awal hingga 6. Metode penyusunan alur tujuan
akhir fase. Alur tujuan pembelajaran pembelajaran harus logis, dari
juga perlu disusun secara linier, satu kemampuan yang sederhana ke
arah, dan tidak bercabang, yang lebih rumit,
sebagaimana urutan kegiatan dapat dipengaruhi oleh
pembelajaran yang dilakukan dari hari karakteristik mata pelajaran,
ke hari. pendekatan pembelajaran yang
Dalam menyusun alur tujuan digunakan (misal: matematik
pembelajaran, ada beberapa prinsip realistik);
yang perlu diperhatikan: 7. Tampilan tujuan pembelajaran
diawali dengan alur tujuan
1. Tujuan pembelajaran adalah
pembelajarannya terlebih dahulu,
tujuan yang lebih umum bukan
baru proses berpikirnya (misalnya,
tujuan pembelajaran harian (goals,
menguraikan dari elemen menjadi
bukan objectives);
tujuan pembelajaran) sebagai
2. Alur tujuan pembelajaran harus lampiran agar lebih sederhana
tuntas satu fase, tidak terpotong di dan langsung ke intinya untuk
tengah jalan; guru;
3. Alur tujuan pembelajaran perlu 8. Karena alur tujuan
dikembangkan secara kolaboratif, pembelajaran yang disediakan
(apabila guru mengembangkan, Kemendikbudristek merupakan
maka perlu kolaborasi guru lintas contoh, maka alur tujuan
kelas/tingkatan dalam satu fase. pembelajaran dapat
Contoh: kolaborasi antara guru bernomor/huruf
kelas I dan II untuk Fase A;
(untuk menunjukkan urutan dan
4. Alur tujuan pembelajaran tuntas penyelesaiannya dalam
dikembangkan sesuai karakteristik satu fase);
dan kompetensi yang dikembangkan
9. Alur tujuan pembelajaran
setiap mata pelajaran. Oleh karena menjelaskan SATU alur tujuan
itu sebaiknya dikembangkan oleh pembelajaran, tidak bercabang
pakar mata pelajaran, termasuk (tidak meminta guru untuk
guru yang mahir dalam mata memilih). Apabila sebenarnya
pelajaran tersebut; urutannya dapat berbeda, lebih
5. Penyusunan alur tujuan baik membuat
pembelajaran tidak perlu lintas alur tujuan pembelajaran lain sebagai
fase (kecuali pendidikan khusus); variasinya, urutan/alur perlu jelas sesuai
pilihan/keputusan penyusun, dan untuk
itu dapat diberikan nomor atau kode;
dan
10. Alur tujuan pembelajaran fokus pada
pencapaian CP, bukan profil pelajar
Pancasila dan tidak perlu dilengkapi
dengan pendekatan/strategi
pembelajaran (pedagogi).
Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, pendidik dapat mengacu pada berbagai
cara yang diuraikan pada tabel di bawah ini (Creating Learning Materials for Open and
Distance Learning, 2005; Doolittle, 2001; Morrison, Ross, & Kemp, 2007; Reigeluth &
Keller, 2009):

Tabel 3.3. Cara-Cara Menyusun Tujuan Pembelajaran Menjadi Alur Tujuan Pembelajaran

Pengurutan Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud


dari yang ke konten yang lebih abstrak dan simbolis. Contoh: memulai
Konkret ke pengajaran dengan menjelaskan tentang benda geometris
yang Abstrak (konkret) terlebih dahulu sebelum mengajarkan aturan teori
objek geometris tersebut (abstrak).

Pengurutan Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten


Deduktif yang spesifik. Contoh: mengajarkan konsep database
terlebih dahulu sebelum mengajarkan tentang tipe database,
seperti hierarki atau relasional.

Pengurutan dari Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten


Mudah ke yang paling sulit. Contoh: mengajarkan cara mengeja kata-kata
lebih Sulit pendek dalam kelas bahasa sebelum mengajarkan kata yang
lebih panjang.

Pengurutan Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan


Hierarki komponen konten yang lebih mudah terlebih dahulu
sebelum mengajarkan keterampilan yang lebih kompleks.
Contoh: siswa perlu belajar tentang penjumlahan sebelum
mereka dapat memahami konsep perkalian.

Pengurut Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap


an pertama dari sebuah prosedur, kemudian membantu siswa
Prosedur untuk menyelesaikan tahapan selanjutnya. Contoh: dalam
al mengajarkan cara menggunakan t-test dalam sebuah
pertanyaan penelitian, ada beberapa tahap prosedur yang
harus dilalui, seperti menulis hipotesis, menentukan tipe tes
yang akan digunakan, memeriksa asumsi, dan menjalankan
tes dalam sebuah perangkat lunak statistik.

Scaffolding Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa


sekaligus mengurangi bantuan secara bertahap. Contoh:
dalam mengajarkan berenang, guru perlu menunjukkan
cara mengapung, dan ketika siswa mencobanya, guru hanya
butuh membantu. Setelah ini, bantuan yang diberikan akan
berkurang secara bertahap. Pada akhirnya, siswa dapat
berenang sendiri.
Di bawah ini adalah ilustrasi dilakukan pada tahap sebelumnya
pemetaan alur tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran adalah
dalam satu fase. Setiap kotak tujuan tujuan-tujuan pembelajaran yang
pembelajaran merupakan hasil telah disusun.
perumusan tujuan pembelajaran
yang telah

Awal Tujuan Pembelajaran 1Tujuan Pembelajaran 2


Fase

Tujuan Pembelajaran Tujuan Pembelajaran 3


...

Tujuan Tujuan Akhir


Pembelajar
an Pembelajar
an Fase
... (n)

Gambar 3.2. Ilustrasi Alur Tujuan Pembelajaran

Sebagaimana disampaikan pada


untuk Fase A, misalnya, harus disusun
penjelasan tentang CP, setiap fase
untuk 2 tahun (Kelas I dan Kelas II).
terdiri atas 1 sampai 3 kelas. Sebagai
Oleh karena itu, dalam menyusun alur
contoh, pada jenjang SD, satu fase
tujuan pembelajaran,
terdiri atas 2 kelas. Alur tujuan
pendidik perlu berkolaborasi dengan
pembelajaran dikembangkan untuk pendidik lain yang mengajar dalam fase
setiap CP. Dengan demikian, alur
yang sama agar tujuan
tujuan pembelajaran
pembelajarannya berkesinambungan.

Pendidik dapat menggunakan contoh alur tujuan pembelajaran yang telah tersedia, atau memodifikasi contoh alur tu

Catatan khusus untuk jenjang dan jenis tertentu:

Untuk PAUD, esensi alur tujuan perkembangan anak dan dikembangkan oleh
pembelajaran adalah perencanaan masing-masing satuan agar dapat mencapai CP.
pembelajaran berdasarkan laju Satuan pendidikan dapat memilih untuk
menyusun alur tujuan pembelajaran
atau tidak dan alur tujuan pembelajaran
dapat dikembangkan dengan pendekatan
yang paling sesuai pada masing-masing
satuan pendidikan.

22
D. Merencanakan pembelajaran dan asesmen

Rencana pembelajaran dirancang untuk


faktor lainnya, termasuk faktor peserta
memandu guru melaksanakan
didik yang berbeda, lingkungan sekolah,
pembelajaran sehari-hari untuk
ketersediaan sarana dan prasarana
mencapai suatu tujuan pembelajaran.
pembelajaran, dan lain- lain.
Dengan demikian, rencana
pembelajaran disusun berdasarkan alur Setiap pendidik perlu memiliki rencana
tujuan pembelajaran yang digunakan pembelajaran untuk membantu
pendidik sehingga bentuknya lebih mengarahkan proses pembelajaran
rinci dibandingkan alur tujuan mencapai CP. Rencana pembelajaran ini
pembelajaran. Perlu diingatkan kembali dapat berupa: (1) rencana pelaksanaan
bahwa alur tujuan pembelajaran tidak pembelajaran atau yang dikenal
ditetapkan oleh pemerintah sehingga sebagai RPP atau (2) dalam bentuk
pendidik yang satu dapat modul ajar. Apabila pendidik
menggunakan alur tujuan menggunakan modul ajar, maka ia
pembelajaran yang berbeda dengan tidak perlu membuat RPP karena
pendidik lainnya meskipun mengajar komponen-komponen dalam modul
peserta didik dalam fase yang sama. ajar
Oleh karena itu, rencana pembelajaran meliputi komponen-komponen dalam RPP
yang dibuat masing- masing pendidik atau lebih lengkap daripada RPP. Komponen
pun dapat berbeda-beda, terlebih lagi yang dimaksud tertera pada Tabel 3.4. berikut
karena rencana pembelajaran ini ini:
dirancang dengan memperhatikan
berbagai

Tabel 3.4. Perbandingan Antara Komponen Minimum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Modul Ajar

Komponen minimum dalam rencana Komponen minimum dalam modul


pelaksanaan pembelajaran ajar

• Tujuan pembelajaran (salah satu • Tujuan pembelajaran (salah satu


dari tujuan dalam alur tujuan dari tujuan dalam alur tujuan
pembelajaran). pembelajaran).
• Langkah-langkah atau kegiatan • Langkah-langkah atau kegiatan
pembelajaran. Biasanya untuk pembelajaran. Biasanya untuk satu
satu atau lebih pertemuan. tujuan pembelajaran yang dicapai
• Asesmen pembelajaran: Rencana dalam satu atau lebih pertemuan.
asesmen untuk di awal • Rencana asesmen untuk di awal
pembelajaran dan rencana pembelajaran beserta instrumen
asesmen di akhir pembelajaran dan cara penilaiannya.
untuk mengecek ketercapaian • Rencana asesmen di akhir
tujuan pembelajaran. pembelajaran untuk mengecek
ketercapaian tujuan pembelajaran
beserta instrumen dan cara
penilaiannya.
• Media pembelajaran yang
digunakan, termasuk, misalnya
bahan bacaan yang digunakan,
lembar kegiatan, video, atau
tautan situs web yang perlu
dipelajari peserta didik.

23
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Tabel 3.4 menunjukkan perbedaan Modul ajar dalam Kurikulum Merdeka
komponen yang perlu termuat dalam ditujukan untuk membantu pendidik
kedua dokumen perencanaan mengajar secara lebih fleksibel dan
pembelajaran yang digunakan pendidik kontekstual, tidak selalu menggunakan
sehari-hari. Terlihat bahwa komponen buku teks pelajaran. Modul
yang harus ada (komponen minimum) ajar dapat menjadi pilihan lain atau
dalam rencana pelaksanaan alternatif strategi pembelajaran. Oleh
pembelajaran lebih sederhana, fokus karena itu, sebelum merancang modul
mendokumentasikan rencana. ajar, pendidik perlu mempertimbangkan
Sementara dalam modul ajar, beberapa hal berikut.
perencanaan dilengkapi dengan media
yang digunakan, termasuk juga a. Untuk mencapai suatu tujuan
instrumen asesmennya. Oleh karena pembelajaran tertentu, apakah
modul ajar lebih lengkap daripada merujuk pada buku teks saja sudah
rencana pelaksanaan pembelajaran, cukup atau perlu menggunakan
maka pendidik yang menggunakan modul ajar?
modul ajar untuk mencapai satu atau b. Jika membutuhkan modul ajar,
lebih tujuan pembelajaran tidak perlu apakah dapat menggunakan modul
lagi mengembangkan rencana ajar yang telah disediakan,
pelaksanaan pembelajaran. memodifikasi modul ajar yang
disediakan, atau perlu membuat
Pemerintah menyediakan contoh-contoh modul ajar baru?
rencana pelaksanaan pembelajaran dan
modul ajar. Pendidik dapat Apabila berdasarkan kedua
menggunakan dan/ pertanyaan di atas pendidik
atau menyesuaikan contoh-contoh menyimpulkan bahwa modul ajar
tersebut dengan kebutuhan peserta tidak dibutuhkan atau modul ajar
didik. Untuk pendidik yang merancang yang disediakan dapat digunakan
rencana pelaksanaan pembelajarannya dengan penyesuaian-penyesuaian
sendiri, maka komponen- komponen tertentu, maka ia tidak perlu
dalam Tabel 3.4 harus termuat, dan merancang modul ajar yang
dapat ditambahkan dengan komponen baru. Komponen minimum modul ajar
lainnya sesuai dengan kebutuhan telah disampaikan dalam Tabel 3.4, namun
pendidik, peserta didik, dan kebijakan bila diperlukan, pendidik juga dapat
satuan pendidikan. menambah komponen, misalnya dengan
menyusun modul ajar dengan struktur
Merancang Modul Ajar sebagaimana tercantum pada Tabel 3.5
berikut.
Sebagaimana terlihat dalam Tabel 3.4,
modul ajar sekurang-kurangnya yang
berisi tujuan, langkah, media
pembelajaran, asesmen, serta
informasi dan referensi belajar lainnya
yang dapat membantu pendidik dalam
melaksanakan pembelajaran. Satu
modul ajar biasanya berisi rancangan
pembelajaran untuk satu tujuan
pembelajaran berdasarkan alur tujuan
pembelajaran yang telah disusun.
Tabel 3.5. Komponen Modul Ajar Versi Lebih Lengkap

Informasi Umum Komponen Inti Lampira


n
• Identitas penulis modul • Tujuan pembelajaran • Lembar kerja peserta
• Kompetensi awal • Asesmen didik
• Profil pelajar Pancasila • Pemahaman bermakna • Pengayaan dan remedial

• Sarana dan prasarana • Pertanyaan pemantik • Bahan bacaan


pendidik dan
• target peserta didik • Kegiatan pembelajaran
peserta didik
• Model pembelajaran • Refleksi peserta didik
• Glosarium
yang digunakan dan pendidik
• Daftar pustaka

Pendidik memiliki keleluasaan untuk memilih dan memodifikasi contoh-contoh modul ajar yang tersedia atau meng

Pertanyaan-pertanyaan reflektif berikut ini dapat digunakan pendidik dalam


proses perancangan modul ajar.

• Bagaimana agar perhatian


• Bagaimana peserta didik dapat
peserta didik senantiasa fokus
menunjukkan pemahaman mereka dan
dan mereka terus bersemangat
melakukan evaluasi diri yang berarti
sepanjang kegiatan
setelah mempelajari materi ini?
pembelajaran?
• Bagaimana saya akan menyesuaikan
• Bagaimana saya sebagai pendidik langkah dan/atau materi pelajaran
akan membantu setiap individu
berdasarkan keunikan dan kebutuhan
peserta didik memahami
masing-masing peserta didik?
pembelajaran?
• Bagaimana saya akan mengelola
• Bagaimana saya akan mendorong pengalaman belajar yang
peserta didik untuk melakukan
mendorong peserta didik untuk
refleksi, mempelajari lagi,
menjadi pelajar yang aktif dan
memperbaiki, dan berpikir ulang
mandiri?
tentang konsep atau materi pelajaran
yang telah mereka pelajari?
Bagaimana kekhasan modul ajar pada berbagai jenjang?

PAUD. Rencana pembelajaran/modul ajar pada PAUD merupakan dokumen yang setidaknya memuat komponen tuj
Pendidikan Khusus. Pengembangan modul ajar, selain sesuai dengan struktur dan komponen di atas, juga sesuai d

Pendidikan Kesetaraan. Penyusunan langkah-langkah pembelajaran memperhatikan bentuk pembelajaran, yakni tatap
SMK, Pada mata pelajaran kejuruan, khususnya mata pelajaran konsentrasi keahlian, modul ajar dilengkapi dengan ba

Rencana Asesmen dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Atau Modul Ajar


Sebagaimana diperlihatkan dalam Tabel Asesmen dilakukan untuk mencari bukti
3.4, baik dalam rencana pelaksanaan ataupun dasar pertimbangan tentang
pembelajaran maupun modul ajar, ketercapaian tujuan pembelajaran.
rencana asesmen perlu disertakan dalam Maka dari itu, pendidik dianjurkan untuk
perencanaan pembelajaran. Dalam melakukan asesmen-asesmen berikut ini:
modul ajar, rencana asesmen ini
dilengkapi dengan instrumen serta cara 1. Asesmen formatif, yaitu asesmen yang
melakukan penilaiannya. Dalam dunia bertujuan untuk memberikan informasi
pedagogi dan asesmen, terdapat banyak atau umpan balik bagi pendidik dan
teori dan pendekatan asesmen. Bagian peserta didik untuk memperbaiki proses
ini menjelaskan konsep asesmen yang belajar.
dianjurkan dalam Kurikulum Merdeka.

Sebagaimana dinyatakan dalam Prinsip


Pembelajaran dan Asesmen (Bab II),
asesmen adalah aktivitas yang menjadi
kesatuan dalam proses pembelajaran.
a. Asesmen di awal peserta didik yang dilaporkan
pembelajaran yang dalam rapor.
dilakukan untuk b. Asesmen di dalam proses
mengetahui kesiapan pembelajaran yang dilakukan
peserta didik untuk selama proses pembelajaran
mempelajari materi ajar untuk mengetahui
dan mencapai tujuan perkembangan peserta
pembelajaran yang didik dan sekaligus pemberian
direncanakan. Asesmen umpan balik yang cepat. Biasanya
ini termasuk dalam asesmen ini dilakukan sepanjang
kategori asesmen formatif atau di tengah kegiatan/langkah
karena ditujukan untuk pembelajaran, dan dapat juga
kebutuhan guru dalam dilakukan di akhir langkah
merancang pembelajaran, pembelajaran. Asesmen ini juga
tidak untuk keperluan termasuk dalam kategori
penilaian hasil belajar asesmen formatif.

26
dengan memonitor kemajuan
2. Asesmen sumatif, yaitu asesmen yang belajarnya, tantangan yang
dilakukan untuk memastikan dialaminya, serta langkah- langkah
ketercapaian keseluruhan tujuan yang perlu ia lakukan untuk
pembelajaran.
Asesmen ini dilakukan pada akhir
proses pembelajaran atau dapat
juga
dilakukan sekaligus untuk dua atau
lebih tujuan pembelajaran, sesuai
dengan pertimbangan pendidik dan
kebijakan satuan pendidikan.
Berbeda dengan asesmen formatif,
asesmen sumatif menjadi bagian dari
perhitungan penilaian di akhir
semester, akhir tahun ajaran,
dan/atau akhir jenjang.

Kedua jenis asesmen ini tidak harus


digunakan dalam suatu rencana
pelaksanaan pembelajaran atau modul
ajar, tergantung pada cakupan tujuan
pembelajaran.

Pendidik adalah sosok yang paling


memahami kemajuan belajar peserta
didik sehingga pendidik perlu memiliki
kompetensi dan keleluasaan untuk
melakukan asesmen agar sesuai dengan
kebutuhan peserta didik masing- masing.
Keleluasaan tersebut mencakup
perancangan asesmen, waktu
pelaksanaan,

Asesmen Formatif
Penilaian atau asesmen formatif
bertujuan untuk memantau dan
memperbaiki proses pembelajaran, serta
mengevaluasi pencapaian tujuan
pembelajaran. Asesmen ini dilakukan
untuk mengidentifikasi kebutuhan
belajar peserta didik, hambatan atau
kesulitan yang mereka hadapi, dan juga
untuk mendapatkan informasi
perkembangan peserta didik.
Informasi tersebut merupakan umpan
balik bagi peserta didik dan juga pendidik.

■ Bagi peserta didik, asesmen


formatif berguna untuk berefleksi,
Untuk dapat merancang dan
penggunaan teknik dan instrumen melaksanakan pembelajaran dan
asesmen, penentuan kriteria asesmen sesuai arah kebijakan
ketercapaian tujuan pembelajaran, dan Kurikulum Merdeka, berikut ini adalah
pengolahan hasil asesmen. Termasuk penjelasan lebih lanjut tentang asesmen
dalam keleluasaan ini adalah keputusan formatif dan asesmen sumatif sebagai
tentang penilaian tengah semester. acuan.
Pendidik dan satuan pendidikan
berwenang untuk memutuskan perlu
atau tidaknya melakukan penilaian
tersebut. meningkatkan terus capaiannya. Hal
ini merupakan proses belajar yang
Pendidik perlu memahami prinsip-
penting untuk menjadi pembelajar
prinsip asesmen yang disampaikan
sepanjang hayat.
dalam Bab II, di mana salah satu
prinsipnya mendorong ■ Bagi pendidik, asesmen formatif
penggunaan berbagai bentuk berguna untuk merefleksikan
asesmen, bukan hanya tes tertulis, strategi pembelajaran yang
agar pembelajaran bisa lebih terfokus digunakannya, serta untuk
pada kegiatan yang bermakna serta meningkatkan efektivitasnya
informasi atau umpan balik dari dalam merancang dan
asesmen melaksanakan pembelajaran.
tentang kemampuan peserta didik juga Asesmen ini juga
menjadi lebih kaya dan bermanfaat dalam memberikan informasi tentang
proses perancangan pembelajaran kebutuhan belajar individu peserta
berikutnya. didik yang diajarnya.

27
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Agar asesmen memberikan manfaat tulisan, karya atau performa yang diberi
tersebut kepada peserta didik dan umpan balik. Dengan demikian, hasil
pendidik, maka beberapa hal yang perlu asesmen tidak sekadar sebuah angka.
diperhatikan pendidik dalam merancang
asesmen formatif, antara lain sebagai
berikut:

• Asesmen formatif tidak berisiko


tinggi (high stake). Asesmen formatif
dirancang untuk tujuan pembelajaran
dan tidak seharusnya digunakan
untuk menentukan nilai rapor,
keputusan kenaikan kelas, kelulusan,
atau keputusan-keputusan penting
lainnya.
• Asesmen formatif dapat
menggunakan berbagai teknik
dan/atau instrumen. Suatu asesmen
dikategorikan sebagai asesmen
formatif apabila tujuannya adalah
untuk meningkatkan kualitas proses
belajar.
• Asesmen formatif dilaksanakan
bersamaan dengan proses
pembelajaran yang sedang
berlangsung sehingga asesmen
formatif dan pembelajaran menjadi
suatu kesatuan.
• Asesmen formatif dapat
menggunakan metode yang
sederhana, sehingga umpan balik
hasil asesmen tersebut dapat
diperoleh dengan cepat.
• Asesmen formatif yang dilakukan di
awal pembelajaran akan memberikan
informasi kepada pendidik tentang
kesiapan belajar peserta didik.
Berdasarkan asesmen ini, pendidik
perlu menyesuaikan/memodifikasi
rencana pelaksanaan
pembelajarannya dan/ atau membuat
diferensiasi pembelajaran agar sesuai
dengan kebutuhan peserta didik.
• Instrumen asesmen yang digunakan
dapat memberikan informasi
tentang kekuatan, hal-hal yang
masih perlu ditingkatkan oleh
peserta didik dan mengungkapkan
cara untuk meningkatkan kualitas
Contoh-contoh pelaksanaan menjawab pertanyaan, peserta
asesmen formatif. didik diberikan kunci jawabannya
sebagai acuan melakukan penilaian
• Pendidik memulai kegiatan diri.
tatap muka dengan
• Penilaian diri, penilaian antarteman,
memberikan pertanyaan
pemberian umpan balik antar teman
berkaitan dengan konsep
dan refleksi. Sebagai contoh, peserta
atau topik yang telah
didik diminta untuk menjelaskan
dipelajari pada pertemuan
secara lisan atau tulisan (misalnya,
sebelumnya.
menulis surat untuk teman) tentang
• Pendidik mengakhiri kegiatan konsep yang baru dipelajari.
pembelajaran di kelas dengan
• Pada PAUD, pelaksanaan asesmen
meminta peserta didik untuk
formatif dapat dilakukan dengan
menuliskan 3 hal tentang
melakukan observasi terhadap
konsep yang baru mereka
perkembangan anak saat melakukan
pelajari, 2 hal yang ingin
kegiatan bermain-belajar.
mereka pelajari lebih
mendalam, dan 1 hal yang • Pada pendidikan khusus, pelaksanaan
asesmen diagnostik dilakukan untuk
mereka belum pahami.
menentukan fase pada peserta didik
• Kegiatan percobaan dilanjutkan
sehingga pembelajaran sesuai
dengan diskusi terkait proses
dengan kebutuhan dan karakteristik
dan hasil percobaan, kemudian
peserta didik, misalnya: salah satu
pendidik memberikan umpan
peserta didik pada kelas X SMALB
balik terhadap pemahaman
(Fase E) berdasarkan hasil asesmen
peserta didik.
diagnostik berada pada Fase C
• Pendidik memberikan sehingga pembelajaran peserta didik
pertanyaan tertulis, tersebut tetap mengikuti hasil
kemudian setelah selesai asesmen diagnostik yaitu Fase C.

28
Asesmen Sumatif memerlukan konfirmasi
Penilaian atau asesmen sumatif pada
jenjang pendidikan dasar dan
menengah bertujuan untuk menilai
pencapaian tujuan pembelajaran
dan/atau CP peserta didik sebagai dasar
penentuan kenaikan kelas dan/atau
kelulusan dari satuan pendidikan.
Penilaian pencapaian hasil belajar
peserta didik dilakukan dengan
membandingkan pencapaian hasil
belajar peserta didik dengan kriteria
ketercapaian tujuan pembelajaran.

Sementara itu, pada pendidikan anak


usia dini, asesmen sumatif digunakan
untuk mengetahui capaian
perkembangan peserta didik dan bukan
sebagai hasil evaluasi untuk penentuan
kenaikan kelas atau kelulusan. Asesmen
sumatif berbentuk laporan hasil belajar
yang berisikan laporan pencapaian
pembelajaran dan dapat ditambahkan
dengan informasi pertumbuhan dan
perkembangan anak.

Adapun asesmen sumatif dapat


berfungsi untuk:

• alat ukur untuk mengetahui


pencapaian hasil belajar peserta didik
dalam satu atau lebih tujuan
pembelajaran di periode tertentu;
• mendapatkan nilai capaian hasil
belajar untuk dibandingkan dengan
kriteria capaian yang telah
ditetapkan; dan
• menentukan kelanjutan proses
belajar siswa di kelas atau jenjang
berikutnya.

Asesmen sumatif dapat dilakukan


setelah pembelajaran berakhir, misalnya
pada akhir satu lingkup materi (dapat
terdiri atas satu atau lebih tujuan
pembelajaran), pada akhir semester dan
pada akhir fase; khusus asesmen pada
akhir semester, asesmen ini bersifat
pilihan. Jika pendidik merasa masih
atau informasi tambahan untuk
mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didik, maka dapat melakukan
asesmen pada akhir semester.
Sebaliknya, jika pendidik merasa bahwa
data hasil asesmen yang diperoleh
selama 1 semester telah mencukupi,
maka tidak perlu melakukan asesmen
pada akhir semester. Hal yang perlu
ditekankan, untuk asesmen sumatif,
pendidik dapat menggunakan teknik dan
instrumen yang beragam, tidak hanya
berupa tes, namun dapat menggunakan
observasi dan performa (praktik,
menghasilkan produk, melakukan
projek, dan membuat portofolio).

Merencanakan Asesmen
Apabila pendidik menggunakan modul
ajar yang disediakan, maka ia tidak
perlu membuat perencanaan asesmen.
Namun, bagi pendidik yang
mengembangkan sendiri rencana
pelaksanaan pembelajaran dan/atau
modul ajar, ia perlu merencanakan
asesmen formatif yang akan
digunakan.

• Rencana asesmen dimulai dengan


perumusan tujuan asesmen. Tujuan
ini tentu berkaitan erat dengan
tujuan pembelajaran.
• Setelah tujuan dirumuskan,
pendidik memilih dan/atau
mengembangkan instrumen
asesmen sesuai tujuan. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam
memilih/mengembangkan
instrumen, antara lain: karakteristik
peserta didik, kesesuaian asesmen
dengan rencana/ tujuan
pembelajaran dan tujuan asesmen,
kemudahan penggunaan instrumen
untuk memberikan umpan balik
kepada peserta didik dan pendidik.
Berikut adalah contoh instrumen penilaian atau asesmen yang dapat menjadi inspirasi
bagi pendidik, yaitu:

Rubrik Pedoman yang dibuat untuk menilai dan mengevaluasi kualitas


capaian kinerja peserta didik sehingga pendidik dapat
menyediakan bantuan yang diperlukan untuk meningkatkan
kinerja. Rubrik juga dapat digunakan oleh pendidik untuk
memusatkan perhatian pada kompetensi yang harus dikuasai.
Capaian kinerja dituangkan dalam bentuk kriteria atau dimensi
yang akan dinilai yang dibuat secara bertingkat dari kurang sampai
terbaik.

Ceklis Daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik, atau elemen yang dituju.

Catatan
Catatan singkat hasil observasi yang difokuskan pada performa dan
Anekdotal perilaku yang menonjol, disertai latar belakang kejadian dan hasil
analisis atas observasi yang dilakukan.
Grafik
Perkembang Grafik atau infografik yang menggambarkan tahap perkembangan belajar.
an
(Kontinum)
Instrumen asesmen dapat dikembangkan berdasarkan teknik penilaian yang
digunakan oleh pendidik. Di bawah ini diuraikan contoh teknik asesmen yang
dapat diadaptasi, yaitu :

Observasi Penilaian peserta didik yang dilakukan secara berkesinambungan


melalui pengamatan perilaku yang diamati secara berkala.
Observasi dapat difokuskan untuk semua peserta didik atau per
individu. Observasi dapat dilakukan dalam tugas atau aktivitas
rutin/harian.

Kinerja Penilaian yang menuntut peserta didik untuk


mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuannya ke
dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang
diinginkan. Asesmen kinerja dapat berupa praktik, menghasilkan
produk, melakukan projek, atau membuat portofolio.

Projek Kegiatan penilaian terhadap suatu tugas meliputi kegiatan


perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan, yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu.

Tes Tertulis Tes dengan soal dan jawaban disajikan secara tertulis untuk
mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan
peserta didik. Tes tertulis dapat berbentuk esai, pilihan ganda,
uraian, atau bentuk-bentuk tes tertulis lainnya.

30

Pembelajaran dan Ases

Tes Lisan Pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta didik menjawab


secara lisan, dan dapat diberikan secara klasikal ketika
pembelajaran.

Penugasan Pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur


pengetahuan dan memfasilitasi peserta didik memperoleh atau
meningkatkan pengetahuan.`

Portofolio Kumpulan dokumen hasil penilaian, penghargaan, dan karya peserta


didik dalam bidang tertentu yang mencerminkan perkembangan
(reflektif-integratif) dalam kurun waktu tertentu.

Asesmen dapat dilakukan secara autentik sesuai preferensi satuan


berbeda di jenjang tertentu, sesuai pendidikan. Ragam bentuk asesmen
dengan karakteristiknya. Untuk yang dapat dilakukan, antara lain:
jenjang PAUD, teknik penilaian tidak catatan anekdot, ceklis, hasil karya,
menggunakan tes tertulis, melainkan portofolio, dokumentasi, dll.
dengan berbagai cara yang
disesuaikan dengan kondisi satuan
PAUD, dengan menekankan
pengamatan pada anak secara
Untuk pendidikan khusus, asesmen dan/atau uji kompetensi pada
cenderung lebih beragam karena lembaga sertifikasi dan kompetensi.
perlu pendekatan individual. Pada
Pendidikan Kesetaraan, asesmen Sementara itu pada SMK, terdapat
mata pelajaran keterampilan dapat bentuk penilaian atau asesmen
berbentuk observasi, demonstrasi, khas yang membedakan dengan
tes lisan, tes tulis, portofolio, jenjang yang lain, yaitu:

a. Asesmen Praktik Kerja Lapangan (PKL)

• Asesmen/pengukuran terhadap
• Hasil asesmen disampaikan pada
capaian pembelajaran selama
rapor dengan mencantumkan
melaksanakan pembelajaran di
keterangan industri tentang kinerja
dunia kerja, meliputi substansi
secara keseluruhan berdasarkan
kompetensi ataupun budaya
jurnal PKL, sertifikat, atau surat
kerja.
keterangan praktek kerja
• Asesmen dilakukan oleh lapangan dari dunia kerja.
pembimbing/ instruktur dari
• Mendorong peserta didik
dunia kerja dan atau bersama
berkinerja baik saat melakukan
dengan guru pendamping.
pembelajaran di dunia kerja serta
memberikan kebanggaan pada
peserta didik.

31
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

b. Uji Kompetensi Kejuruan


diperoleh pada tahap pembelajaran
• Asesmen terhadap pencapaian
sebelumnya.
kualifikasi jenjang 2 (dua) atau
3 (tiga) pada KKNI yang • Dapat berupa observasi,
dilaksanakan di akhir masa studi demonstrasi, tes lisan, tes tulis,
oleh Lembaga Sertifikasi Profesi dan/atau portofolio sesuai dengan
(LSP-P1/LSP-2/LSP-3), Panitia prosedur yang ditetapkan oleh
Teknis Uji Kompetensi (PTUK), dunia kerja, LSP, dan/atau PTUK.
atau satuan pendidikan yang • Hasil dari uji kompetensi adalah
terakreditasi bersama dengan predikat capaian kompetensi
dunia kerja. sebagaimana ditetapkan oleh
• Dapat memperhitungkan penyelenggara dan sertifikat
paspor keterampilan (skills keahlian untuk menghadapi dunia
passport) yang kerja.

c. Ujian Unit Kompetensi


• Mendorong pendidik
• Asesmen terhadap pencapaian
melaksanakan pembelajaran
satu atau beberapa unit
tuntas (mastery learning) pada
kompetensi untuk mencapai
materi kejuruan. Pembelajaran
kemampuan melaksanakan satu
tuntas dalam hal ini
bidang pekerjaan spesifik.
pembelajaran yang menekankan
• Ujian Unit Kompetensi dapat pada pemenuhan unit atau
mengujikan beberapa unit elemen kompetensi sesuai
kompetensi yang membentuk 1 dengan SKKNI.
(satu) Skema Sertifikasi.
• Hasil dari ujian unit kompetensi
• Ujian Unit Kompetensi dapat adalah predikat capaian
dilaksanakan setiap tahun atau kompetensi sebagaimana
semester oleh satuan pendidikan ditetapkan oleh penyelenggara,
terakreditasi. sertifikat keahlian, dan/atau
• Dapat berupa observasi, skill passport sebagai bekal
demonstrasi, tes lisan, tes tulis, menghadapi Uji Kompetensi Keahlian
dan/atau portofolio. di akhir masa pembelajaran.

Menentukan Ketercapaian Tujuan Pembelajaran


Untuk mengetahui apakah peserta menetapkan kriteria atau indikator
didik telah berhasil mencapai tujuan ketercapaian tujuan pembelajaran. Kriteria ini
pembelajaran, pendidik perlu dikembangkan saat pendidik merencanakan
asesmen, yang dilakukan saat
baik dalam bentuk rencana pelaksanaan
pendidik menyusun perencanaan
pembelajaran ataupun modul ajar.
pembelajaran,
Kriteria ketercapaian ini juga menjadi
salah satu pertimbangan dalam
memilih/membuat instrumen asesmen,
karena belum tentu suatu asesmen
sesuai dengan tujuan dan kriteria
ketercapaian tujuan pembelajaran.
Kriteria

32
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

ini merupakan penjelasan (deskripsi) beberapa pendekatan, di antaranya: (1)


tentang kemampuan apa yang perlu menggunakan deskripsi sehingga apabila
ditunjukkan/ didemonstrasikan peserta peserta didik tidak mencapai kriteria
didik sebagai bukti bahwa ia telah tersebut maka dianggap belum mencapai
mencapai tujuan pembelajaran. Dengan tujuan pembelajaran, (2) menggunakan
demikian, pendidik tidak disarankan rubrik
untuk menggunakan angka mutlak yang dapat mengidentifikasi sejauh mana
(misalnya, 75, 80, dan sebagainya) peserta didik mencapai tujuan
sebagai kriteria. Yang paling disarankan pembelajaran,
adalah menggunakan deskripsi, namun (3) menggunakan skala atau interval
jika dibutuhkan, maka pendidik nilai, atau pendekatan lainnya sesuai
diperkenankan untuk menggunakan dengan kebutuhan dan kesiapan
interval nilai (misalnya 70 - 85, 85 - 100, pendidik dalam mengembangkannya.
dan sebagainya). Berikut adalah contoh- contoh
pendekatan yang dimaksud.
Dengan demikian, kriteria yang
digunakan untuk menentukan apakah Contoh salah satu tujuan pembelajaran
peserta didik telah mencapai tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia Fase C:
pembelajaran dapat “peserta didik mampu menulis laporan
dikembangkan pendidik dengan hasil pengamatan dan wawancara”
menggunakan

Pendekatan 1: Menggunakan deskripsi


kriteria pengamatan, dan pengalaman secara
Contohnya, dalam tugas menulis laporan, jelas. Laporan menjelaskan hubungan
pendidik menetapkan kriteria ketuntasan: kausalitas yang logis disertai dengan
Laporan peserta didik menunjukkan argumen yang logis sehingga dapat
kemampuannya menulis teks eksplanasi, meyakinkan pembaca.
hasil

Tabel 3.6. Contoh Deskripsi Kriteria untuk Ketuntasan Tujuan Pembelajaran

Kriteri Tidak Memadai


a memadai
Laporan menunjukkan kemampuan 🗸
penulisan teks eksplanasi dengan runtut.

Laporan menunjukkan hasil pengamatan 🗸


yang jelas.

Laporan menceritakan pengalaman secara 🗸


jelas.
Laporan menjelaskan hubungan kausalitas 🗸
yang logis disertai dengan argumen yang
logis sehingga dapat meyakinkan pembaca.

Kesimpulan: Peserta didik dianggap mencapai tujuan pembelajaran jika minimal 3


kriteria memadai. Jika ada dua kriteria masuk kategori tidak tuntas, maka perlu
dilakukan intervensi agar pencapaian peserta didik ini bisa diperbaiki

33
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan
Menengah
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Pendidik dapat menggunakan rubrik ini untuk kriteria dari tujuan pembelajaran
seperti contoh di atas, atau dapat pula menggunakan tujuan-tujuan pembelajaran
untuk menentukan ketuntasan CP pada satu fase.

Pendekatan 2: menggunakan rubrik

Contohnya, dalam tugas menulis Pendidik menggunakan rubrik ini untuk


laporan, pendidik menetapkan kriteria mengevaluasi laporan yang dihasilkan
ketuntasan yang terdiri atas dua oleh peserta didik.
bagian: Isi laporan dan penulisan.
Dalam rubrik terdapat empat tahap
pencapaian, dari baru berkembang,
layak,
cakap hingga mahir. Dalam setiap
tahapan ada deskripsi yang menjelaskan
performa peserta didik.

Tabel 3.7. Contoh Rubrik untuk Kriteria Ketuntasan Tujuan Pembelajaran

Baru
Layak Cakap Mahir
berkembang

Isi laporan Belum mampu Mampu Mampu Mampu


menulis teks menulis teks menulis teks menulis teks
eksplanasi, eksplanasi, eksplanasi, eksplanasi,
hasil hasil hasil hasil
pengamatan, pengamatan pengamatan pengamatan
dan , , ,
pengalaman dan dan dan
belum jelas pengalaman pengalaman pengalaman
tertuang secara jelas. secara jelas. secara jelas.
dalam tulisan. Laporan Laporan Laporan
Ide menunjukkan menjelaskan menjelaskan
dan informasi hubungan hubungan hubungan
dalam laporan yang jelas di kausalitas yang kausalitas yang
tercampur dan sebagian logis disertai logis disertai
hubungan paragraf. dengan dengan
antara paragraf argumen yang argumen yang
tidak logis sehingga logis sehingga
berhubungan. dapat dapat
meyakinkan meyakinkan
pembaca. pembaca serta
ada fakta-
fakta
pendukung
yang relevan.

34
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Baru
Layak Cakap Mahir
berkembang

Penulisa Belum Sebagian Sebagian Semua


n menggunakan tanda baca besar tanda tanda baca
(tanda tanda baca dan huruf baca dan huruf dan huruf
baca dan huruf kapital kapital kapital
dan kapital atau digunakan digunakan digunakan
huruf sebagian besar secara tepat. secara tepat. secara tepat.
kapital) tidak
digunakan
secara tepat.

Kesimpulan: Peserta didik dianggap sudah mencapai tujuan pembelajaran jika


kedua kriteria di atas mencapai minimal tahap cakap.

Pendekatan 3: menggunakan interval 66 - 85 %


nilai sudah mencapai ketuntasan, tidak perlu
remedial
Untuk menggunakan interval,
pendidik dan/ atau satuan pendidikan
86 - 100%
dapat menggunakan rubrik maupun
sudah mencapai ketuntasan, perlu
nilai dari tes. Pendidik menentukan
pengayaan atau tantangan lebih
terlebih dahulu intervalnya dan tindak
lanjut yang akan dilakukan untuk para
peserta didik.

Contoh a. Untuk nilai yang berasal


dari nilai tes tertulis atau ujian,
pendidik menentukan interval nilai.
Setelah mendapatkan hasil tes,
pendidik dapat langsung menilai hasil
kerja peserta didik dan menentukan
tindak lanjut sesuai dengan
intervalnya.

0 - 40%
belum mencapai, remedial di seluruh
bagian

41 - 65 %
belum mencapai ketuntasan, remedial di
bagian yang diperlukan
• menunjukkan kemampuan
Bila peserta didik dapat mengerjakan penulisan teks eksplanasi dengan
16 dari 20 soal (dengan bobot yang runtut
sama), maka • menunjukkan hasil pengamatan yang jelas
ia mendapatkan nilai 80%. Sehingga • menceritakan pengalaman secara jelas
dapat disimpulkan bahwa peserta
• menjelaskan hubungan kausalitas
didik tersebut sudah mencapai
yang logis disertai dengan argumen
ketuntasan dan tidak perlu remedial.
yang logis sehingga dapat meyakinkan
Contoh b. Pendidik dapat pembaca
menggunakan interval nilai yang
Untuk setiap kriteria terdapat 4 (empat)
diolah dari rubrik. Seperti dalam tugas
skala pencapaian (1-4).
menulis laporan, pendidik dapat
Pendidik membandingkan hasil tulisan
menetapkan empat kriteria
peserta didik dengan rubrik untuk
ketuntasan:
menentukan ketercapaian peserta didik.

35
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Tabel 3.8. Contoh Kriteria Ketuntasan Tujuan Pembelajaran Menggunakan Interval

belum muncul sudah terlihat


Kriteria Ketuntasan sebagian muncul di pada
munc kecil sebagian keseluruh
besar an teks
(2)
ul (1)
(3) (4)

Menunjukkan kemampuan 🗸
penulisan teks eksplanasi
dengan runtut

Laporan menunjukkan hasil 🗸


pengamatan yang jelas

Laporan menceritakan 🗸
pengalaman secara jelas.

Laporan menjelaskan 🗸
hubungan kausalitas yang
logis disertai dengan
argumen yang logis
sehingga dapat
meyakinkan pembaca.

Diasumsikan untuk setiap kriteria 0 - 40%


memiliki bobot yang sama sehingga
belum mencapai, remedial di seluruh bagian
pembagi merupakan total dari jumlah
kriteria (dalam hal ini 4 kriteria) dan nilai 41 - 60%
maksimum (dalam hal ini nilai belum mencapai ketuntasan, remedial di
maksimumnya 4). Satuan pendidikan bagian yang diperlukan
dan/ atau guru dapat memberikan
bobot sehingga penghitungan 61 - 80%
disesuaikan dengan bobot kriteria. sudah mencapai ketuntasan, tidak perlu
remedial
Setelah mendapatkan nilai (baik dari
rubrik ataupun nilai dari tes), pendidik 81 - 100%
dan/atau satuan pendidikan dapat sudah mencapai ketuntasan, perlu
menentukan interval nilai untuk pengayaan atau tantangan lebih
menentukan ketuntasan dan tindak
Pada contoh di atas, pendidik hanya
lanjut sesuai dengan intervalnya.
menggunakan rubrik dan diambil
kesimpulan bahwa peserta didik di atas
sudah menuntaskan tujuan
pembelajaran, karena sebagian besar kriteria sudah tercapai.

36
4
Pelaksanaan Pembelajaran
dan Asesmen

Kurikulum Merdeka menekankan memodifikasi rencana yang dibuatnya


pentingnya keterpaduan pembelajaran dan/ atau membuat penyesuaian
dengan asesmen, terutama asesmen untuk sebagian peserta didik
formatif, sebagai suatu siklus belajar. • Melaksanakan pembelajaran dan
Prinsip Pembelajaran dan Asesmen (Bab menggunakan berbagai metode
II) mengindikasikan pentingnya asesmen formatif untuk memonitor
pengembangan strategi pembelajaran kemajuan belajar
sesuai dengan tahap capaian belajar
peserta didik atau yang
dikenal juga dengan istilah teaching at
the right level (TaRL). Pembelajaran ini
dilakukan dengan memberikan materi
pembelajaran yang bervariasi sesuai
dengan pemahaman peserta didik.
Tujuan dari diferensiasi ini adalah agar
setiap anak dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Dengan
demikian, pembelajaran yang
berorientasi pada kompetensi
membutuhkan asesmen yang bervariasi
dan berkala. Pendekatan pembelajaran
seperti inilah yang sangat dikuatkan
dalam Kurikulum Merdeka.

Berikut ini adalah ilustrasi siklus


perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran dan asesmen:

• Pendidik menyusun rencana


pelaksanaan pembelajaran, termasuk
di dalamnya rencana asesmen formatif
yang akan dilakukan di awal
pembelajaran dan asesmen di akhir
pembelajaran
• Pendidik melakukan asesmen di awal
pembelajaran untuk menilai kesiapan
setiap individu peserta didik untuk
mempelajari materi yang telah
dirancang
• Berdasarkan hasil asesmen, pendidik
• Melaksanakan asesmen di akhir kelas yang terbatas.
pembelajaran untuk mengetahui
ketercapaian tujuan pembelajaran. Memahami adanya tantangan-
Asesmen ini dapat digunakan tantangan tersebut, maka pendidik
sebagai asesmen awal pada sebaiknya menyesuaikan dengandan
Pelaksanaan Pembelajaran

pembelajaran berikutnya. kesiapan pendidik serta kondisi yang


dihadapi pendidik. Beberapa alternatif
Berdasarkan hasil asesmen di awal pendekatan pembelajaran sesuai tahap
pembelajaran, pendidik perlu berupaya capaian peserta didik yang dapat
untuk menyesuaikan strategi dilakukan pendidik adalah sebagai
pembelajaran agar sesuai dengan berikut:
kebutuhan belajar peserta didik.
Namun demikian, bagi sebagian ■ Alternatif 1: Berdasarkan asesmen
pendidik melakukan pembelajaran yang dilakukan di awal
terdiferensiasi bukanlah hal yang pembelajaran, peserta didik di kelas
sederhana untuk dilakukan. Sebagian yang sama dibagi menjadi dua atau
pendidik mengalami tantangan karena lebih kelompok menurut capaian
keterbatasan waktu untuk merancang belajar mereka, dan keduanya
pembelajaran yang berbeda-beda diajarkan oleh guru yang sama atau
berdasarkan kebutuhan individu disertai guru pendamping/asisten.
peserta didik. Sebagian yang lain Selain itu, satuan pendidikan juga
mengalami kesulitan untuk menyelenggarakan program
mengelompokkan peserta didik pelajaran tambahan untuk peserta
berdasarkan kesiapan karena jumlah didik yang belum siap untuk belajar
peserta didik yang banyak dan ruangan sesuai dengan fase di kelasnya.

37
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen

■ Alternatif 2: Berdasarkan asesmen kemampuan untuk belajar sebagaimana


yang dilakukan di awal teman-
pembelajaran, peserta didik di kelas temannya yang lain. Demikian pula pendidik
sering tanpa sadar memiliki harapan atau
yang sama dibagi menjadi dua atau
ekspektasi yang rendah terhadap peserta didik
lebih kelompok menurut capaian
yang sudah dianggap kurang berbakat atau
belajar mereka, dan keduanya
kurang mampu secara akademik. Akibatnya,
diajarkan oleh guru yang sama atau
mereka akan terus terpinggirkan.
disertai guru pendamping/asisten.

■ Alternatif 3: Berdasarkan
asesmen yang dilakukan di awal
pembelajaran, pendidik mengajar
seluruh peserta didik di kelasnya
sesuai dengan hasil asesmen
tersebut. Untuk sebagian kecil peserta
didik yang belum siap, pendidik
memberikan pendampingan setelah
jam pelajaran berakhir.

Pendidik dan satuan pendidikan dapat


memilih strategi pembelajaran sesuai
dengan tahap capaian peserta didik dari
tiga alternatif pilihan di atas maupun
merancang sendiri pendekatan yang
akan digunakannya.
Namun demikian, hal penting yang
perlu diperhatikan dalam melakukan
pembelajaran terdiferensiasi menurut
kesiapan peserta didik tersebut adalah
bahwa pengelompokan peserta didik
berdasarkan capaian atau hasil
asesmen tidak mengarah pada
terbentuknya persepsi tentang
pengkategorian peserta didik ke dalam
kelompok yang “pintar” dan tidak.
Terbentuknya kelompok “unggulan”
hingga kelompok yang dinilai paling
rendah kemampuannya dapat
menyebabkan diskriminasi terhadap
peserta didik. Mereka yang
ditempatkan pada kelompok yang
paling marginal akan cenderung
menilai diri mereka sebagai individu
yang tidak memiliki
Untuk menghindari dampak dengan kompetensi yang menjadi
negatif sebagaimana dijelaskan kekuatan peserta didik, tidak
di atas, hal yang dapat dilakukan permanen sepanjang tahun atau
ketika mengelompokkan peserta semester, dan tidak berlaku di semua
didik untuk keperluan mata pelajaran. Misalnya, di mata
pembelajaran terdiferensiasi pelajaran bahasa Indonesia peserta
sesuai dengan tahap capaian didik A tergabung dalam kelompok
peserta didik, antara lain sebagai yang masih butuh bimbingan, tetapi
berikut. pada pelajaran IPA peserta didik A
tergabung dalam kelompok yang
• Pembelajaran dalam kelompok sudah mahir.
kecil adalah metode yang biasa
• Bagi peserta didik yang sudah mahir
dilakukan peserta didik. Ada
perlu dipikirkan bentuk-bentuk
kalanya pendidik membagi
tantangan yang lebih beragam,
kelompok berdasarkan minat
menjadi tutor sebaya bisa menjadi
(misalnya, kesamaan minat
salah satu opsi, namun perlu dipikirkan
permainan olahraga dalam
bahwa tidak semua siswa memiliki
mata pelajaran PJOK),
kompetensi mengajar dan tanggung
melakukan pengamatan atau
jawab memfasilitasi tetap sepenuhnya
eksperimen dalam mapel IPA
ada di pendidik.
secara berkelompok yang
ditetapkan secara acak oleh • Perlu ada peran-peran beragam yang
bisa dipilih oleh peserta didik untuk
pendidik, dan sebagainya
memperkaya atau mendalami
sehingga pengelompokan
kompetensi yang dibangun. Misalnya,
berdasarkan kemampuan
di awal tahun ajaran pendidik
akademik dalam suatu
mengajak peserta didik berdiskusi
pertemuan adalah hal yang
mengenai peran-peran apa yang
biasa.
dibutuhkan, setiap peran bisa diambil
• Pengelompokan berdasarkan
oleh peserta didik secara bergantian.
kemampuan berubah sesuai

38
Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen

Dalam proses pembelajaran, salah satu


■ Proses (cara mengajarkan). Proses
diferensiasi yang dapat dilakukan
pembelajaran dan bentuk
pendidik adalah diferensiasi
pendampingan dapat didiferensiasi
berdasarkan konten/ materi, proses,
sesuai kesiapan peserta didik, bagi
dan/atau produk yang dihasilkan
siswa yang membutuhkan
peserta didik. Sebagai contoh, ketika
bimbingan pendidik perlu
mengajarkan materi tertentu, peserta
mengajarkan secara langsung, bagi
didik yang perlu bimbingan dapat
peserta didik
difokuskan hanya pada 3 (tiga) poin
yang cukup mahir dapat diawali
penting saja, sementara untuk peserta
dengan Modeling yang dikombinasi
didik yang sudah cukup memahami
dengan kerja mandiri, praktik, dan
materi dapat mempelajari seluruh
peninjauan ulang (review), bagi
topik; dan peserta didik yang mahir
peserta didik yang sangat mahir
dapat melakukan pendalaman materi
dapat diberikan beberapa pemantik
di luar materi yang diajarkan. Begitu
untuk tugas mandiri kepada peserta
juga dengan tagihan atau produk,
didik yang sangat mahir.
peserta didik yang perlu bimbingan
dapat bekerja kelompok dengan ■ Produk (luaran atau performa yang
mengumpulkan satu lembar hasil akan dihasilkan). Diferensiasi
kerja, sementara untuk peserta didik pembelajaran juga dapat dilakukan
yang cukup mahir dapat melalui produk
mengumpulkan 5 (lima) lembar hasil yang dihasilkan. Contohnya, bagi peserta
kerja mandiri, dan peserta didik yang didik yang memerlukan
sudah mahir dapat mempresentasikan bimbingan bisa menjawab
hasil kerja menggunakan power point pertanyaan-pertanyaan
dengan mengenai konten inti materi,
dilengkapi gambar dan grafis. sedangkan bagi peserta didik yang
cukup mahir dapat membuat
Contoh diferensiasi pembelajaran 1 presentasi yang menjelaskan
Dalam melakukan pembelajaran penyelesaian masalah sederhana,
terdiferensiasi pendidik dapat memilih dan bagi peserta yang sangat mahir
salah satu atau kombinasi ketiga cara di bisa membuat sebuah inovasi atau
bawah ini. menelaah permasalahan yang lebih
kompleks.
■ Konten (materi yang akan
diajarkan). Bagi peserta didik yang
memerlukan bimbingan dapat
mempelajari 3 (tiga) hal terpenting
terkait materi, bagi siswa yang cukup
mahir dapat mempelajari
keseluruhan materi dan bagi peserta
didik yang sudah sangat mahir dapat
diberikan pengayaan.
39
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen

Tabel 4.1. contoh diferensiasi pembelajaran 2

Instrumen asesmen awal pembelajaran yang digunakan adalah soal isian singkat
dan soal cerita yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari terkait keliling
segiempat, segitiga, dan lingkaran. Atas jawaban peserta didik, pendidik
mengidentifikasi kesiapan peserta didik di kelasnya, yaitu:

1. Mayoritas peserta didik telah memahami konsep keliling dan dapat


menghitung keliling bangun datar.
2. Beberapa peserta didik dapat memahami konsep keliling, namun belum
lancar dalam menghitung keliling bangun datar.
3. Beberapa peserta didik belum memahami konsep keliling.

Berdasarkan data tersebut, pendidik melakukan pembelajaran terdiferensiasi


sebagai berikut:

Kesiapa Mayoritas Beberapa peserta Beberapa


n peserta didik didik dapat peserta didik
Belajar telah memahami memahami konsep belum
konsep keliling keliling, namun belum memahami
dan dapat lancar dalam konsep keliling.
menghitung menghitung keliling
keliling bangun bangun datar.
datar.

Pembelajaran • Peserta didik • Pendidik menjelaskan cara


terdiferensiasi mengerjakan menghitung keliling bangun
soal- soal yang datar
lebih • Peserta didik diberi latihan untuk
menantang berkelompok menghitung keliling
yang bangun datar dengan menggunakan
mengaplikasik bantuan benda-benda konkret.
an konsep
• Jika mengalami kesulian, peserta
keliling dalam didik diminta mengajukan
kehidupan pertanyaan kepada 3 teman
sehari-hari. sebelum bertanya langsung kepada
• Peserta didik pendidik. Pendidik akan sesekali
bekerja secara mendampingi kelompok untuk
mandiri dan memastikan agar tidak terjadi miskonsepsi.
saling
memeriksa
pekerjaan
masing-
masing.

*Sumber: Diadaptasi dari LMS/Materi Guru Penggerak

40
Ringkasan Bab
Pengolahan Hasil Asesmen Pelaporan Hasil belajar

A. Pengolahan Hasil Asesmen

Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan menganalisis secara kuantitatif dan/atau


kualitatif terhadap hasil asesmen. Hasil asesmen untuk setiap Tujuan Pembelajaran
diperoleh melalui data kualitatif (hasil amatan atau rubrik) maupun data kuantitatif
(berupa angka). Data-data ini diperoleh dengan membandingkan pencapaian hasil
belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran, baik pada
capaian pembelajaran di akhir fase, maupun tujuan-tujuan pembelajaran
turunannya.

1. Mengolah hasil asesmen dalam satu tujuan pembelajaran

Asesmen sumatif dilaksanakan secara mata pelajaran IPAS Fase C: Menyelidiki


periodik setiap selesai satu atau lebih ragam sumber energi
tujuan pembelajaran. Hasil asesmen
perlu diolah menjadi capaian dari
tujuan pembelajaran setiap peserta
didik. Pendidik dapat menggunakan
data kualitatif sebagai hasil asesmen
tujuan pemeblajaran peserta didik.
Namun, dapat juga menggunakan
data kuantitaif dan
mendsikripsikannya secara kualitatif.
Pendidik diberi keleluasaan untuk
mengolah data kuantitatif, baik secara
rerata maupun proporsional.

Contoh:
Pendidik telah melaksanakan asesmen
untuk salah satu tujuan pembelajaran
yang dapat dimanfaatkan di lingkungan kualitas, yaitu: 1) perlu bimbingan, 2)
sekitar, dengan indikator terdiri atas: cukup, 3) baik, dan 4) sangat baik.
1) mampu menguraikan manfaat Pendidik juga dapat menentukan angka
sumber energi; dan kuantitatif pada setiap kualitas yang
Pengolahan dan Pelaporan Hasil
2) mampu melakukan pengamatan sesuai disajikan, misalnya untuk kriteria perlu
prosedur. Indikator 1 menggunakan bimbingan antara 0-60, kriteria cukup
teknik tes tertulis5pilihan ganda atau
Pengolahan dan Pelaporan
essay, indikator 2 menggunakan
antara 61-70, kriteria baik antara 71-80,
dan sangat antara 81-100.Maka rubrik
unjuk kerja. Hasil asesmen sumatif penilaiannya dapat ditunjukkan pada
Hasil Asesmen
peserta didik dipetakan ke dalam 4 tabel di bawah ini.

41
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Tabel 5.1. Rubrik tujuan pembelajaran: Menyelidiki ragam sumber energi yang dapat
dimanfaatkan di lingkungan sekitar

Bukti Perlu Cukup Baik Sangat Baik


(evidence) Bimbing
Tujuan an (0 - (61 - 70) (71 - (81 - 100)
Pembelajaran 60) 80)

1. Mampu Belum mampu Menguraikan Menguraikan Menguraikan


menguraikan menguraikan 1 contoh 2 contoh lebih dari
manfaat manfaat manfaat manfaat 2 contoh
sumber energi sumber energi sumber energi sumber energi manfaat
sumber
energi
2. Mampu Memerlukan Melakukan Melakukan Mampu
melakukan bimbingan prosedur prosedur mengarahkan
pengamatan dalam pengamatan pengamatan teman yang
sesuai melakukan secara secara mandiri lain dalam
mandiri,
prosedur prosedur namun masih dengan tepat melakukan
pengamatan ditemukan prosedur
1 atau 2 kali pengamatan
kesalahan

Pendidik menentukan kriteria


Berdasarkan hasil asesmen pilihan
ketercapaian tujuan pembelajaran pada
ganda/ esai untuk indikator 1 dan
kualitas yang diyakininya, misalkan pada
unjuk kerja untuk indikator 2 yang
kualitas cukup, peserta didik dianggap
telah dilaksanakan pendidik, untuk
telah mencapai kriteria ketercapaian
pengolahan hasil asesmen tujuan
kompetensi.
pembelajaran dapat disajikan seperti
dalam tabel berikut ini.

Tabel 5.1. Hasil asesmen tujuan pembelajaran: Menyelidiki ragam sumber energi
yang dapat dimanfaatkan di lingkungan sekitar

Kualitas
Nama Kualitas Deskri Nilai
Kualitas
Bukti psi
Bukti
(evidenc
(evidence
e) 1
)
Indikator
2
Amar Baik (75) Cukup (69) Mampu menguraikan 2 contoh 72
manfaat sumber energi dan dapat
melakukan prosedur pengamatan
secara mandiri meskipun masih
ditemukan 1 atau 2 kali
kesalahan

Badu Perlu Cukup (63) Belum mampu menguraikan (59)*


bimbinga manfaat sumber energi tetapi
n (55) dapat melakukan prosedur
pengamatan secara mandiri
meskipun masih ditemukan 1 atau
2 kali kesalahan

42
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Kualitas
Nama Kualitas Deskri Nilai
Kualitas
Bukti psi
Bukti
(evidenc
(evidence
e) 1
)
Indikator
2

Candra Sangat Baik (80) Mampu menguraikan lebih dari 2 87,5


Baik (95) contoh manfaat sumber energi
serta dapat melakukan prosedur
pengamatan secara mandiri
dengan tepat
… … … … …

Zakariya Cukup (65) Baik (75) Mampu menguraikan 1 contoh (70)


manfaat sumber energi serta
dapat melakukan prosedur
pengamatan secara mandiri
dengan tepat

* peserta didik belum memenuhi kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.

2. Mengolah capaian tujuan pembelajaran menjadi nilai akhir

Capaian tujuan pembelajaran peserta


untuk deskripsi, pendidik dapat memberikan
didik menjadi bahan yang diolah
penjelasan mengenai kompetensi yang
menjadi nilai akhir mata pelajaran
sudah dikuasai peserta didik, mana
dalam kurun waktu pelaporan
kompetensi yang belum dikuasai, dan dapat
(biasanya satu semester). Untuk
ditambahkan tindak lanjut secara ringkas
mendapatkan nilai akhir mata pelajaran
bila ada.
tersebut, data kuantitatif langsung
diolah, sedangkan
Penting untuk diperhatikan bahwa pendidik tidak mencampur penghitungan dari hasil asesmen formatif dan sum
Asesmen formatif bertujuan untuk memberikan umpan balik pada proses sehingga asesmen formatif bukan menj
Dalam mengolah dan menentukan hasil akhir asesmen sumatif, pendidik perlu membagi asesmennya ke dalam be

43
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Contoh proses pengolahan tujuan pembelajaran menjadi nilai akhir

1) Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan


pembelajaran dengan data kuantitatif (angka pencapaian)

■ Misalnya, dalam 1 semester ada 6


tujuan pembelajaran untuk mapel ■ Ketuntasan ditentukan untuk
setiap tujuan pembelajaran, bukan
IPA, 7 tujuan pembelajaran untuk
hasil akhir pengolahan nilai
B. Indonesia, dan 5 tujuan
sumatif per mata pelajaran.
pembelajaran untuk mapel Agama
Ketidaktuntasan ditandai (*) di
(contoh hanya 3 mapel, namun cara
tujuan pembelajaran tertentu saja.
ini dapat berlaku untuk semua
Hal ini bertujuan untuk
mapel).
mengkomunikasikan
■ Asumsi: satuan pendidikan kepada orang tua dan peserta didik
menggunakan rentang nilai untuk tentang tujuan pembelajaran mana yang
ketercapaian tujuan pembelajaran. belum dituntaskan oleh peserta didik.
Rentang ini bisa sama untuk setiap
mapel atau berbeda, tergantung
kesepakatan para pendidik di satuan
pendidikan.

Contoh: Para pendidik menyepakati bahwa rentang nilai 0-55 belum mencapai
ketuntasan dan 56- 100 sudah mencapai ketuntasan.

Nama Peserta Didik : Didi Kelas/Fase : 7/C

No Mata Pelajaran TP TP TP TP TP TP TP Hasil


. 1 2 3 4 5 6 7 Akhir
1 Ilmu Pengetahuan 55 75 90 83 75,75
Alam (IPA) *
2 Bahasa Indonesia 67 85 53 68 90 55 88
* *
3 Agama 80 60 60 87 *Belum mencapai kriteria ketuntasan

... ...
... ...
... ...
44
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

2) Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan


pembelajaran dengan data kualitatif (skala dengan deskriptor)

a. Perlu bimbingan: peserta didik


masih kesulitan dan sangat b. Cukup: peserta didik masih kesulitan
dalam mencapai sebagian tujuan
bergantung pada bimbingan
pembelajaran dan perlu menguatkan
dalam mencapai tujuan
tujuan pembelajaran yang dipelajari
pembelajaran dan belum siap
sebelum mengikuti pembelajaran
memasuki pembelajaran lebih
selanjutnya dengan penekanan pada
lanjut. Perlu direkomendasikan
aspek-aspek yang belum dikuasai.
untuk menguatkan tujuan
pembelajaran dengan mengikuti
remedial.

Baik: peserta didik sudah menuntaskan sebagian besar indikator tujuan pembelajaran
dan perlu siap mengikuti pembelajaran selanjutnya.

c. Sangat baik: peserta didik mengikuti


pembelajaran selanjutnya dan
dilibatkan diberikan pengayaan atau
tantangan lebih.
: Didi
Nama Peserta Didik Kelas/Fase
: 7/C

1 2 3 4
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Tujuan
Pembelajaran 1
Tujuan
Pembelajaran 2
Tujuan
Pembelajaran 3
...
Bahasa Indonesia
Tujuan
Pembelajaran 1
Tujuan
Pembelajaran 2
Tujuan
Pembelajaran 3
...
[Mata Pelajaran Lainnya]
Tujuan
Pembelajaran 1
Tujuan
Pembelajaran 2
Tujuan
Pembelajaran 3
...

45
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Tanda centang diberikan sesuai dengan rubrik ketercapaian yang ada pada
masing-masing tujuan pembelajaran.

Penilaian pencapaian hasil belajar


menjelaskan penguasaan kompetensi
peserta didik dilakukan dengan
pada tujuan pembelajaran. Misalnya,
membandingkan pencapaian hasil belajar
“Peserta didik menguasai semua indikator
peserta didik dengan kriteria ketercapaian
tanpa banyak menghadapi kesulitan.”
tujuan pembelajaran. Kriteria ini bukan
berupa angka, melainkan kalimat yang

Contoh asesmen formatif dengan teknik observasi


Tujuan pembelajaran yang diukur : Mengukur panjang dengan satuan baku
Asesmen formatif : Observasi pengukuran benda dengan
menggunakan penggaris
Instrumen : Lembar observasi pengukuran benda di sekitarku

Lembar observasi kegiatan Pengukuran Benda di

Sekitarku Nama Peserta Didik :


Tanggal Pengamatan :

No. Aspek yang diamati Teramati Tidak teramati

Tujuan pembelajaran mapel Matematika

1. Dapat menggunakan alat ukur yang


sesuai secara mandiri

2. Mampu mengidentifikasi ukuran


benda berdasarkan hasil
pengukuran

3. Menuangkan hasil pengukuran dalam


lembar kerja

Dengan menggunakan lembar memberikan motivasi dan informasi tambahan


observasi tersebut, pendidik dapat atau memberikan arahan secara bertahap. Untuk
memantau perkembangan dan
memberikan umpan balik. Misalnya,
untuk peserta didik yang belum
mencapai tujuan pembelajaran,
diberikan umpan balik seketika dengan
peserta yang telah mencapai pendidik dapat memberikan umpan balik
atau melebihi pencapaian, lain di luar tujuan pembelajaran yang
dapat diberikan apresiasi atau membangun peserta didik secara utuh,
tantangan pembelajaran yang bisa perilaku maupun kompetensi lain di
lebih tinggi. Namun demikian, luar mapel yang disasar.

46
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Contoh asesmen formatif dengan rubrik

Penilaian Kinerja : “Ayo Ukur Tinggi Badan Temanmu”


Tujuan pembelajaran : Mengukur tinggi badan dengan menggunakan satuan baku (cm)
Instrumen : Rubrik penilaian kinerja pengukuran tinggi badan dengan satuan baku

Sko
Indikator r

Melakukan Kesulitan untuk Dapat memilih Dapat memilih Dapat memilih


pengukuran memilih dan alat ukur alat ukur yang dan
menggunakan
menggunakan yang sesuai, sesuai, namun alat ukur secara
alat ukur namun masih masih kesulitan mandiri
kesulitan dalam dalam
mengukur
menggunakan beberapa objek
alat ukur dengan bentuk
yang sulit
Hasil Kesulitan Hasil Hasil Dapat
pengukuran pengukuran
Pengukuran mengidentifikasi sebagian besar sebagian kecil mengidentifikasi
hasil belum akurat belum akurat hasil
pengukuran (untuk objek- pengukuran
secara akurat
objek dengan
bentuk yang
sulit)

Pendidik menggunakan rubrik untuk


Pendidik dapat memberikan umpan balik
mengukur ketercapaian peserta didik.
sesuai dengan kesulitan yang diamati.
Karena asesmen ini merupakan asesmen
Peserta didik juga dapat diajak berdiskusi
formatif sehingga rubrik ini digunakan
tentang apa yang bisa dilakukan untuk
untuk memberikan umpan balik kepada
memperbaiki prosesnya. Pendidik dapat
peserta didik. Pendidik juga dapat
memberikan rekomendasi yang perlu
memberikan rubrik ini sebagai asesmen
dilakukan peserta didik untuk dapat
diri dan mengajak peserta didik untuk
meningkatkan skornya. Bagi peserta didik
merefleksikan prosesnya.
yang sudah terlatih, mereka dapat menilai
diri dan menentukan langkah tindak
lanjut atau tantangan lebih.

Pengolahan Hasil Asesmen untuk Rapor


Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan memanfaatkan hasil formatif dan
sumatif.
asesmen sumatif, sementara asesmen
Terdapat 2 jenis data, yaitu data hasil formatif sebagaimana diuraikan
asesmen yang berupa angka (kuantitatif)
sebelumnya, berupa data atau informasi
serta data hasil asesmen yang berupa
yang bersifat kualitatif, digunakan
narasi (kualitatif).
sebagai umpan balik untuk perbaikan
pembelajaran sekaligus sebagai bahan
Pengolahan hasil asesmen dalam bentuk
angka (kuantitatif) didasarkan hanya pertimbangan menyusun deskripsi
pada hasil capaian kompetensi.

47
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Contoh Pengolahan Nilai Rapor:


Contoh data kuantitatif

Contoh Pengolahan Data Kualitatif

► SMP

Contoh di bawah ini adalah pada mata capaian peserta didik. Nilai akhir semester
pelajaran Informatika SMP (Fase D) menggambarkan deskripsi kualitas dari
elemen teknologi informasi dan capaian peserta didik yang menunjukkan
komunikasi, selama satu semester adanya hal-hal yang belum tercapai dan
peserta didik mempelajari materi tentang sudah tercapai oleh peserta didik.
antarmuka grafis, surat elektronik,
peramban web dan mesin telusur, Tabel di bawah ini menunjukkan
manajemen folder dan file, membuat contoh pengolahan data untuk
dokumen dengan aplikasi perkantoran. mendapatkan nilai kualitatif pada
Guru telah melakukan lima kali sumatif akhir semester berdasarkan
sesuai tujuan pembelajaran yang indikator-indikator yang dicapai oleh
dicapai pada semester tersebut dan satu setiap peserta didik.
kali sumatif akhir semester. Nilai yang
diberikan dalam bentuk deskripsi
kualitatif sesuai
48
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan

Lingkup Materi/Tujuan
Pembelajaran
Nam Sumatif 1 Sumatif 2 Sumatif 3 Sumatif 4 Sumatif 5 Sumatif Nilai
a (Praktik) (Praktik) (Praktik) (Praktik) (Praktik) Akhir Akhir
Pese Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik Semester Semes
rta mampu mampu mampu mampu mampu (Teori) ter
Didik menjelaskan menerapkan menggunakan membuat dan membuat
antarmuka surel untuk peramban mengelola dokumen
berbasis berkomunikas untuk mencari, folder dan file dan
grafis dan i dengan baik dan memilah dengan presentasi
komponen- dan santun, informasi. terstruktur dengan
komponen dengan bahasa sehingga menggunak
nya. yang sesuai. memudahkan an fitur dasar
akses yang aplikasi
efisien perkantoran
Ahmad terampil mampu terampil mampu Terampil Memahami Terampil
menggunakan membuat melakukan membuat menggunakan penggunaan memprakt
surel, tapi pencarian folder, ikan
belum namun
antarmuka santun dalam menggunakan belum mampu fitur dasar aplikasi penggunaan
berbasis aplikasi peramban,
grafis dan berbahasa peramban, mengelola file perkantoran dan aplikasi

Pengolahan dan Pelaporan Hasil


mampu namun belum secara untuk perkantoran peramban
menjelaskan pandai terstruktur membuat dalam dan
komponen- memilah dokumen dan lingkungan perkantoran
komponennya informasi presentasi antarmuka dalam
pada orang berbasis lingkungan
lain grafis antarmuka
berbasis
grafis, namun
perlu
bimbingan
dalam
4

sikap dan
karakter
penggunaan
teknologi dan
masih perlu
bimbingan
dalam
menggunakan
aplikasi
pengelolaan
berkas
Baim terampil Mampu Perlu Mampu Perlu Memahami Terampil
menggunakan menggunakan bimbingan membuat dan bimbingan penggunaan memprakt
surel dalam mengelola file dalam ikan
melakukan membuat
antarmuka dan pencarian dan folder dokumen dan aplikasi penggunaan
berbasis berkomunikasi secara pengelolaan aplikasi
grafis dan secara santun menggunakan terstruktur presentasi berkas, pengelolaan
mampu peramban menggunakan namun perlu berkas,
menjelaskan fitur dasar meningkatkan namun masih
komponen- aplikasi pemahaman perlu
bimbingan
dalam
komponennya perkantoran penggunaan menggunakan
pada orang aplikasi aplikasi
lain peramban, peramban,
dan dan
perkantoran perkantoran
dalam dalam
lingkungan lingkungan
antarmuka antarmuka
berbasis berbasis
grafis grafis
aplikasi
peramba
n
Pengolahan dan Pelaporan Hasil
5

Lingkup Materi/Tujuan
Pembelajaran
Nam Sumatif 1 Sumatif 2 Sumatif 3 Sumatif 4 Sumatif 5 Sumatif Nilai
a (Praktik) (Praktik) (Praktik) (Praktik) (Praktik) Akhir Akhir
Pese Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik Semester Semes
rta mampu mampu mampu mampu mampu (Teori) ter
Didik menjelaskan menerapkan menggunakan membuat dan membuat
antarmuka surel untuk peramban mengelola dokumen
berbasis berkomunikas untuk mencari, folder dan file dan
grafis dan i dengan baik dan memilah dengan presentasi
komponen- dan santun, informasi. terstruktur dengan
komponen dengan bahasa sehingga menggunak
nya. yang sesuai. memudahkan an fitur dasar
akses yang aplikasi
efisien perkantoran
Cepy terampil mampu terampil mampu Terampil Memahami Terampil
menggunakan membuat melakukan membuat menggunakan penggunaan memprakti
surel untuk pencarian folder, namun kkan
belum
antarmuka berkomunikasi menggunakan mampu fitur dasar aplikasi penggunaan
berbasis mengelola aplikasi peramban,
grafis dan secara santun peramban dan file secara perkantoran dan aplikasi
mampu dalam untuk perkantoran peramban
menjelaskan berbahasa pandai terstruktur membuat dalam dan
komponen- memilah dokumen dan lingkungan perkantoran
komponennya informasi presentasi antarmuka dalam
pada orang berbasis lingkungan
lain grafis antarmuka
berbasis
grafis,
namun masih
perlu
bimbingan
dalam
menggunakan
aplikasi
pengelolaan
berkas


Zoni terampil Mampu Perlu Perlu Perlu Memahami Perlu
menggunakan menggunakan bimbingan bimbingan bimbingan penggunaan bimbingan
surel dalam untuk dalam dalam
melakukan mengelola file membuat
antarmuka dan pencarian dan folder dokumen dan aplikasi menggunakan
berbasis berkomunikasi secara pengelolaan
grafis dan secara santun menggunakan terstruktur presentasi berkas, aplikasi
mampu peramban menggunakan namun perlu pengelolaan
menjelaskan fitur dasar meningkatkan berkas,
komponen- aplikasi pemahaman peramban,
dan
perkantoran
komponennya perkantoran penggunaan dalam
pada orang aplikasi lingkungan
lain peramban, antarmuka
dan berbasis
perkantoran grafis aplikasi
dalam peramban
lingkungan
antarmuka
berbasis
grafis
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan

► SMK

Contoh dibawah ini adalah pada SMK konsentrasi keahlian menggambarkan deskripsi kualitas dari capaian peserta didik
Teknik Instalasi Tenaga Listrik, selama satu semester peserta yang menunjukkan adanya hal-hal yang belum tercapai dan
didik mempelajari materi instalasi motor listrik satu fasa jenis sudah tercapai oleh peserta didik.
rotor sangkar. Guru telah melakukan empat kali sumatif sesuai
Tabel di bawah ini menunjukkan contoh pengolahan
tujuan pembelajaran yang dicapai pada semester tersebut, dan
data untuk mendapatkan nilai kualitatif pada akhir
satu kali sumatif akhir semester. Nilai yang diberikan dalam
semester.
bentuk deskripsi kualitatif sesuai capaian peserta didik. Nilai
akhir semester

Materi Instalasi Motor Listrik Satu Fasa


Jenis Rotor Sangkar
Nam Sumatif 1 Sumatif 2 Sumatif 3 Sumatif 4 Sumatif Akhir Nilai Akhir
a (Teori) (Teori) (Teori) (Praktik) Semester Semester
Pese Memahami Memahami Memahami Menerapkan (Teori)
rta jenis dan macam- prinsip kerja prosedur
Didik karakteristik macam komponen pemasangan
motor listrik pengendali pengendali motor instalasi

Pengolahan dan Pelaporan Hasil


motor listrik listrik pengendali motor
listrik dengan
elektromagnetik
untuk
pengasutan
motor listrik
Abdul Memahami Memahami Memahami cara Membuat Sudah Sudah
karakteristik motor rangkaian kerja sakelar push rangkaian memahami memahami
listrik satu fasa pengendalian button dan pengendalian materi instalasi materi dan
motor motor praktik
rotor sangkar pengasutan, kontaktor listrik satu fasa listrik 1 fasa instalasi motor
5

penguncian, magnetik dengan fitur rotor listrik 1 fasa rotor


forward, pengasutan, sangkar sangkar
dan reverse motor penguncian,
listrik
satu fasa forward, dan
reverse
menggunakan
sakelar
push button dan
kontaktor
magnetik
Bara Memahami Memahami Memahami cara Hanya mampu Sudah memahami Masih perlu
karakteristik motor rangkaian kerja sakelar push membuat karakteristik motor bimbingan
listrik satu fasa pengendalian button dan rangkaian listrik dalam instalasi
rotor sangkar pengasutan dan kontaktor pengendalian 1 fasa rotor motor listrik 1 fasa
penguncian motor magnetik motor sangkar rotor sangkar
listrik listrik satu fasa rangkaian untuk
dengan pengasutan
satu fasa. Namun, fitur pengasutan dan penguncian, pengendalian
masih namun forward
perlu bimbingan dan penguncian perlu bimbingan dan reverse
untuk menggunakan dalam
rangkaian forward sakelar rangkaian forward
dan dan
reverse motor push button reverse.
listrik satu fasa dan kontaktor
magnetik.
Namun belum
mampu
untuk fitur
forward dan
reverse
Pengolahan dan Pelaporan Hasil
5

Materi Instalasi Motor Listrik Satu Fasa


Jenis Rotor Sangkar
Nam Sumatif 1 Sumatif 2 Sumatif 3 Sumatif 4 Sumatif Akhir Nilai Akhir
a (Teori) (Teori) (Teori) (Praktik) Semester Semester
Pese Memahami Memahami Memahami Menerapkan (Teori)
rta jenis dan macam- prinsip kerja prosedur
Didik karakteristik macam komponen pemasangan
motor listrik pengendali pengendali motor instalasi
motor listrik listrik pengendali motor
listrik dengan
elektromagnetik
untuk
pengasutan
motor listrik
Choiril Belum memahami Memahami Memahami cara Membuat Sudah Masih perlu
karakteristik rangkaian kerja sakelar push rangkaian memahami memahami
motor pengendalian button dan pengendalian materi instalasi karakteristik
motor motor motor
listrik satu fasa pengasutan, kontaktor listrik satu fasa listrik 1 fasa rotor listrik 1 fasa
rotor sangkar penguncian, magnetik dengan fitur sangkar namun rotor
forward, pengasutan, belum sangkar
dan reverse motor penguncian, memahami
listrik karakteristik
satu fasa forward, dan motornya
reverse
menggunakan
komponen
pengandalian
sakelar
push button dan
kontaktor
magnetik

Zulfikar Memahami Memahami Memahami cara Membuat Sudah Sudah


karakteristik motor rangkaian kerja sakelar push rangkaian memahami memahami
listrik satu fasa pengendalian button dan pengendalian materi instalasi materi dan
motor motor praktik
rotor sangkar pengasutan, kontaktor listrik satu fasa listrik 1 fasa instalasi motor
magnetik
penguncian, dengan fitur rotor listrik 1 fasa rotor
forward, pengasutan, sangkar sangkar
dan reverse motor penguncian,
listrik
satu fasa forward, dan
reverse
menggunakan
komponen
pengandalian
sakelar
push button dan
kontaktor
magnetik
Pengolahan dan Pelaporan
Hasil Asesmen

D. Pelaporan Hasil Belajar

Pelaporan hasil penilaian atau Rapor peserta didik PAUD minimal


asesmen dituangkan dalam bentuk meliputi komponen:
laporan kemajuan belajar, yang berupa
laporan hasil belajar, yang disusun 1. Identitas peserta Didik,
berdasarkan pengolahan hasil 2. Nama satuan pendidikan,
Penilaian. Laporan hasil belajar paling
3. Kelompok usia,
sedikit memberikan informasi
4. Semester,
mengenai pencapaian hasil belajar
peserta didik. Pada PAUD, selain 5. perkembangan dan pertumbuhan
memuat informasi tersebut, laporan anak,
hasil belajar juga memuat informasi 6. Deskripsi perkembangan
mengenai pertumbuhan dan capaian pembelajaran, dan
perkembangan anak. 7. Refleksi orang tua.

Satuan pendidikan perlu melaporkan Komponen rapor peserta didik SD/MI,


hasil belajar dalam bentuk rapor. SMP/ MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK atau
sederajat minimal memuat informasi
Sebagaimana diuraikan pada prinsip
mengenai:
asesmen di atas, laporan hasil belajar
hendaknya bersifat sederhana dan 1. Identitas peserta didik,
informatif, dapat memberikan informasi
2. Nama satuan pendidikan,
yang bermanfaat dan kompetensi yang
3. Kelas,
dicapai, serta strategi tindak lanjut bagi
pendidik, satuan pendidikan dan orang 4. Semester,
tua untuk mendukung capaian 5. Mata pelajaran,
pembelajaran. 6. Nilai,
7. Deskripsi,
Pada PAUD, laporan hasil belajar dapat
juga ditambahkan informasi tentang 8. Catatan guru,
tumbuh kembang anak. Dalam format 9. Presensi, dan
laporan terakhir, selain laporan 10. Kegiatan ekstrakurikuler.
ketercapaian CP, ada juga informasi
tentang tinggi dan berat badan anak,
kepemilikan NIK serta refleksi orang tua
tentang perkembangan anak.
53
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan
Menengah
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan mekanisme dan format pelaporan hasil
SMK/MAK atau sederajat, satuan belajar kepada orang tua/wali.
pendidikan dan pendidik memiliki Pelaporan hasil belajar disampaikan
keleluasaan untuk menentukan deskripsi sekurang-kurangnya pada setiap akhir
dalam menjelaskan makna nilai yang semester. Di samping itu, satuan
diperoleh peserta didik. Satuan pendidikan menyampaikan rapor
pendidikan memiliki keleluasaan untuk peserta didik secara berkala melalui e-
menentukan rapor/dapodik.

Terdapat 3 opsi dalam menyusun deskripsi capaian kompetensi pada rapor, ketiga
opsi tersebut sebagai berikut.

Dalam penyusunan deskripsi capaian kompetensi, pendidik harus mengidentifikasi capaian kompetensi tertinggi dan terendah. Untuk me

Capaian tertinggi Capaian terendah

1) Penysunan deskripsi berdasarkan Capaian Pembelajaran

D. Capaian Pembelajaran
Mata Pelajaran Kimia
SMA/MA/Program
Paket C Setiap Fase

1. Fase E (Umumnya untuk


kelas X SMA/MA/Program
Paket C)
Pada akhir fase E, peserta
didik memliki kemampuan
untuk merespon isu-isu
global dan berperan aktif
dalam memberikan
penyelesaian masalah.
Kemampuan tersebut antara
lain mengidentifikasi,
mengajukan gagasan,
merancang solusi,
mengambil keputusan, dan
mengkomunikasikan dalam
bentuk projek sederhana
atau simulasi visual
menggunakan aplikasi
teknologi yang tersedia terkait
...
Format Laporan Hasil Belajar
Fase E Berdasarkan Elemen (Rapor)
Elemen Capaian Pembelajaran
Nama
Pemahaman Pada akhir Fase E, peserta didik memiliki : Kelas X
Biologi kemampuan menciptakan solusi atas
permasalahan-permasalahan NISN Fase : E
berdasarkan isu lokal, nasional atau
: Semester 2
global terkait pemahaman
keanekaragaman makhluk hidup dan
Sekola Tahun Pelajaran :
peranannya, virus dan peranannya,
inovasi teknologi biologi, komponen
ekosistem, dan interaksi
h
antarkomponen, serta perubahan :
lingkungan.
Alamat .

Pemahaman Peserta didik mampu mendeskripsikan


Fisika gejala alam dalam cakupan : Mata Pelajaran Nilai Capaian Kompetensi
Akhir .

keterampilan proses dalam pengukuran, ...


Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
perubahan iklim dan pemanasan
global, pencemaran lingkungan, energi N o ... ...
alternatif, dan pemanfaatannya.
Menunjukkan
80 Kimia,
Ilmu Pengetahuan Alam (Fisika, Biologi) kemampuan dalam mengidentifikasi, berkomunikasi dan mengajukan gagasan, terkait dengan ino
Perlu bimbingan dalam kemampuan merancang solusi, dan mengambil keputusan serta penguatan dalam men
Pemahaman Peserta didik mampu mengamati, 1
Kimia menyelidiki dan menjelaskan fenomena
sesuai kaidah kerja ilmiah dalam
.
menjelaskan konsep kimia dalam
kehidupan sehari hari; menerapkan
konsep kimia dalam pengelolaan 5.
lingkungan termasuk menjelaskan
fenomena pemanasan global;
menuliskan reaksi kimia dan
menerapkan hukum-hukum dasar kimia; ... ...

memahami struktur atom dan


aplikasinya dalam nanoteknologi.

.. .

54
Pengolahan dan Pelaporan
Hasil Asesmen

2) Penyusunan deskripsi berdasarkan alur tujuan pembelajaran

ATP Fisika Fase E


Semester 2 Format Laporan Hasil Belajar
(Rapor)
5. Menyajikan hasil analisis
gejala, penyebab, dampak, dan Kelas X
Nama
solusi atas perubahan iklim, : Fase : E
serta pemanasan global dalam NISN Semester 2
kehidupan sehari-hari. : Tahun Pelajaran :
Sekola
h
:
Alamat

ATP Kimia Fase E Semester 2 No. Mata Pelajaran Nilai Capaian Kompetensi
Akhir

9. Menyajikan rumus kimia dan ...


1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
.

nama senyawa kimia yang ... ... ...


.

berkaitan dengan sumber Ilmu Pengetahuan


Alam (Fisika, Kimia,
Fisika:
Menunjukkan penguasaan yang sangat baik dalam
dan/atau solusi permasalahan Biologi)
menyajikan hasil analisis gejala, penyebab, dampak, dan solusi atas perubahan iklim, serta pemanasan glo

isu global.
Kimia:
Menunjukkan penguasaan yang sangat baik dalam
menyajikan rumus kimia dan nama senyawa kimia yang berkaitan dengan sumber dan/atau solusi permasa

10. Menuliskan persamaan reaksi 5 8 menuliskan persamaan reaksi kimia yang lengkap setara yang berkaitan dengan fenomena alam sehari-hari
Perlu penguatan dalam Menganalisis suatu fenomena alam secara kuantitatif berdasarkan hukum dasar kim

kimia yang lengkap setara Biologi:


Menunjukkan penguasaan yang sangat baik dalam

yang berkaitan dengan


fenomena alam sehari-hari menganalisis bioteknologi yang dapat diterapkan dalam pelestarian keanekaragaman hayati;

atau isu global. mengidentifikasi komponen ekosistem dengan menyajikan laporan hasil pengamatan ekosistem di lingkung
menyusun jaring-jaring makanan atau rantai makanan dan hasil pengamatan ekosistem yang ada di lingkun
menganalisis interaksi yang terjadi antar komponen ekosistem dengan menyajikan data hasil pengamatan d
mengidentifikasi perubahan lingkungan yang terjadi di sekitarnya dengan menyajikan laporan hasil pengam
mendeskripsikan bioteknologi yang dapat diterapkan dalam mengatasi perubahan lingkungan dengan men
Perlu bimbingan dalam kemampuan menciptakan solusi terhadap permasalahan lingkungan yang ada di sek

11. Menganalisis suatu


fenomena alam secara
kuantitatif berdasarkan
hukum dasar kimia.
12. Merancang, melaksanakan
serta mempresentasikan
percobaan kimia dalam
penerapan hukum-hukum
dasar kimia.

ATP Biologi Fase E Semester 2

10. Menganalisis
bioteknologi yang dapat
diterapkan dalam pelestarian
keanekaragam hayati,
khususnya mengatasi
kelangkaan keanekaragaman
hayati dengan
menyajikan bagan proses bioteknologi dari hasil telaah
artikel.
11. Mengidentifikasi
komponen ekosistem
dengan menyajikan laporan
hasil pengamatan
ekosistem di lingkungan
sekitarnya.
12. Menyusun jaring-jaring
makanan atau rantai makanan
dari hasil pengamatan
ekosistem yang ada di
lingkungan sekitar.
13. Menganalisis interaksi
yang terjadi antar komponen
ekosistem dengan
menyajikan data hasil
pengamatan di lingkungan
sekitar.
14. Mengidentifikasi
perubahan lingkungan yang
terjadi di sekitarnya dengan
menyajikan laporan hasil
pengamatan.
15. Menganalisis
penyebab dan dampak
negatif dari perubahan
lingkungan dengan
menyajikan data hasil kajian
literatur atau pengamatan
atau wawancara.
16. Mendeskripsikan
bioteknologi yang dapat
diterapkan dalam mengatasi
perubahan lingkungan
dengan menyajikan diagram
dari hasil kajian literatur atau
wawancara.

17. Menciptakan solusi


terhadap permasalahan
lingkungan yang ada di
sekitarnya dengan melakukan
projek sederhana.

55
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan
Menengah
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

3) Penyusunan deskripsi mengambil dari poin-poin penting dari materi


yang sudah diberikan

Sumatif Lingkup Materi Sumatif Akhir Semester*


Nilai
Na Cuaca Nama- Kons Membeda NA NA Rapor
ma di nama Hari ep kan No Te Sumatif (Rerata S
Sumati n
Mur Sekitar dan Bulan Wakt Siang- f (S) Te s Akhir + AS)
id ku u malam Semest
s *pembul
er (AS) atan
Sumati Sumatif Sumati Sumatif
normal
f1 2 f3 4
Edo 85 7 60 8 76t - 75 75 75,5
6 3

Nama : Edo
Ilmu Pengetahuan Menunjukkan penguasaan yang baik dalam
Alam 75, memprediksi kondisi cuaca dan membedakan
5 siang-malam.
Perlu pendampingan dalam memahami konsep waktu
jam, menit, detik, perlu pembimbingan lebih lanjut agar
kemampuan tersebut dikuasai secara konsisten.
56
Pengolahan dan Pelaporan
Hasil Asesmen

Contoh Rapor SD

Gambar 5.1. Contoh format rapor SD


Catatan
:
1. Format rapor di atas dapat disesuaikan berdasarkan struktur kurikulum masing-
masing jenjang.
2. Deskripsi capaian kompetensi peserta didik berisi informasi tentang kompetensi
yang sudah dicapai dan kompetensi yang perlu ditingkatkan. Deskripsi ditulis
menggunakan kalimat positif dan memotivasi.
57
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan
Menengah
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Untuk melengkapi pelaporan, satuan pendidikan dapat juga menambahkan bentuk


laporan lainnya, seperti portofolio, diskusi/konferensi, pameran karya, dan skill passport.

a. Portofolio
Portofolio bertujuan untuk melihat perkembangan belajar peserta didik melalui
dokumentasi hasil karya peserta didik. Isi portofolio adalah hasil karya yang dipilih
oleh peserta didik berdasarkan hasil diskusi dengan pendidik. Portofolio juga perlu
dilengkapi refleksi pendidik dan peserta didik terhadap pencapaian pembelajaran
selama ini.

Gambar 5.2. Contoh Portofolio


(Sumber foto: Sekolah Cikal Cilandak, Jakarta dan
SD Negeri Mampang Prapatan 02 Pagi, Jakarta)
58
Pengolahan dan Pelaporan
Hasil Asesmen

b. Diskusi/Konferensi
Diskusi/konferensi bertujuan untuk berbagi informasi capaian hasil belajar antara
pendidik, peserta didik, dan orang tua. Diskusi/konferensi dapat dilakukan dalam
suasana formal maupun informal.

Gambar 5.3. Contoh Kegiatan Diskusi/ Konferensi


(Sumber foto: Sekolah Cikal Cilandak, Jakarta)

c. Pameran Karya
Pameran karya berperan sebagai bentuk perayaan proses belajar dan juga sebagai
asesmen sumatif. Dalam pelaksanaan pameran karya, orang tua, komunitas sekolah,
peserta didik, dan pendidik dari sekolah lain dapat diundang untuk saling belajar
dan mendapatkan umpan balik dari audiens yang lebih luas.

Gambar 5.4. Contoh Kegiatan Pameran Karya


(Sumber foto: SDN 164 Karangpawulang, Bandung, Jawa
Barat)

59
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan
Menengah
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

d. Skill Pasport
Skill passport merupakan catatan kompetensi yang dikuasai selama peserta didik
belajar di SMK dan dunia kerja. Skill passport memudahkan peserta didik, pendidik,
dan dunia kerja untuk menerapkan pengendalian berbasis identitas melalui catatan
uji kompetensi yang dapat diverifikasi.

Mekanisme Kenaikan Kelas dan Kelulusan

Satuan pendidikan memiliki belajar peserta didik untuk kenaikan kelas


keleluasaan untuk menentukan kriteria dilakukan dengan membandingkan
kenaikan kelas. pencapaian hasil belajar peserta didik
Penentuan kenaikan kelas dilakukan dengan kriteria ketercapaian tujuan
dengan mempertimbangkan laporan pembelajaran.
kemajuan belajar yang mencerminkan
pencapaian peserta didik pada semua
mata pelajaran dan ekstrakurikuler serta
prestasi lain selama 1 (satu) tahun ajaran.

Untuk menilai pencapaian hasil belajar


peserta didik sebagai dasar penentuan
kenaikan
kelas dapat berdasarkan penilaian
sumatif. Penilaian pencapaian hasil
Pembelajaran terdiferensiasi sesuai kompetensi yang ditetapkan dalam
tahap capaian peserta didik menjadi Capaian Pembelajaran di fase
salah satu praktik yang dianjurkan sebelumnya atau tujuan pembelajaran
dalam Kurikulum Merdeka. yang ditargetkan untuk dicapai pada
Penggunaan fase dalam Capaian kelas tersebut. Ilustrasi berikut
Pembelajaran adalah salah satu diharapkan dapat menjelaskan
alasan mengapa peserta didik dapat bagaimana proses belajar dalam suatu
terus naik kelas bersama teman- fase
teman sebayanya meskipun ia dan lintas fase dapat berjalan seiring
dinilai belum sepenuhnya mencapai dengan kenaikan kelas.

60
Pengolahan dan Pelaporan
Hasil Asesmen

Ilustrasi 1: kenaikan kelas dalam fase


Ilustrasi 2: kenaikan kelas antara dua
yang sama. Sebagaimana dijelaskan
fase yang berbeda. Contoh lain adalah
dalam Bab III, pendidik menyusun alur
kenaikan kelas dari Kelas IV (Fase B) ke
tujuan pembelajaran dalam satu fase
Kelas V (Fase C). Apabila terdapat peserta
secara kolaboratif. Sebagai contoh, guru
didik yang belum mencapai kompetensi
Kelas III perlu berkolaborasi dengan
yang ditetapkan dalam Fase B, hal ini
guru Kelas IV dalam menyepakati alur
perlu diidentifikasi oleh guru Kelas V
tujuan pembelajaran yang akan
sejak awal tahun ajaran. Informasi
digunakan.
tentang tahap capaian peserta didik ini
Mereka kemudian menyepakati tujuan- perlu dikomunikasikan oleh guru Kelas
tujuan pembelajaran mana yang perlu IV, dan
dicapai di Kelas III, dan tujuan juga diidentifikasi melalui asesmen di
pembelajaran mana yang akan dipelajari awal pembelajaran Kelas V. Untuk
di Kelas IV. peserta didik yang belum menuntaskan
Fase B, pendidik dapat mengulang
Ketika ada peserta didik yang tidak konsep atau materi pelajaran
dapat mencapai tujuan pembelajaran
yang belum dikuasai peserta didik sebelum
tertentu hingga akhir tahun ajaran di
peserta didik tersebut mempelajari
Kelas III, maka guru kelas III perlu
materi yang terkandung dalam Capaian
menyampaikan hal tersebut kepada
Pembelajaran Fase
guru Kelas IV agar pembelajaran di
C. Dengan demikian, peserta didik dapat
kelas IV tersebut dapat menyesuaikan
terus naik kelas.
dengan kebutuhan peserta didik. Selain
itu, pada
awal tahun ajaran guru pun dianjurkan
untuk melakukan asesmen di awal
pembelajaran untuk mengidentifikasi
kesiapan peserta didik. Dengan demikian,
peserta didik tadi dapat terus naik kelas,
tidak perlu tinggal kelas di Kelas III.

Ilustrasi di atas menunjukkan bahwa satuan pendidikan tidak perlu menentukan kriteria dan mekanisme kenaikan
promotion). Pembelajaran dilaksanakan menggunakan prinsip mastery learning yang sangat sesuai dengan pembela

Apabila terdapat tujuan pembelajaran tercapai sampai saatnya kenaikan kelas,


pada mata pelajaran tertentu yang tidak maka pada rapor peserta didik tersebut
dituangkan nilai aktual yang dicapai dan
Dalam proses penentuan peserta didik
dideskripsikan bahwa peserta didik
tidak naik kelas, perlu dilakukan
tersebut masih memiliki tujuan
musyawarah dan pertimbangan yang
pembelajaran yang perlu ditindaklanjuti
matang sehingga opsi tidak naik kelas
di kelas berikutnya.
menjadi pilihan paling akhir apabila
seluruh pertimbangan dan perlakuan
telah dilaksanakan. Banyak penelitian
menunjukkan bahwa tinggal kelas tidak
memberikan
manfaat signifikan untuk peserta didik,
bahkan cenderung memberikan dampak
buruk

61
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan
Menengah
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

terhadap persepsi diri peserta didik untuk menetapkan peserta didik tidak
(Jacobs & Mantiri, 2022; OECD, 2020; naik kelas. Namun demikian, keputusan
Powell, 2010). Di berbagai negara, ini sebaiknya dipertimbangkan dengan
kebijakan tinggal kelas secara empiris sangat hati-hati mengingat dampaknya
tidak meningkatkan prestasi akademik terhadap kondisi psikologis peserta didik.
peserta didik, terutama yang mengalami Selain itu, tinggal kelas juga memberatkan
kesulitan belajar. Dalam survei PISA 2018, secara ekonomi. Hasil tes PISA 2018
skor capaian kognitif peserta didik yang menunjukkan bahwa di berbagai negara,
pernah tinggal kelas secara statistik lebih mayoritas siswa yang pernah tidak
rendah dibandingkan mereka yang tidak naik kelas adalah siswa dari keluarga kelas
pernah tinggal kelas (OECD, 2021). Hal ini menengah ke bawah (OECD, 2020).
menunjukkan bahwa mengulang Ketika mereka tinggal kelas, biaya untuk
pelajaran yang sama selama satu tahun mengulang satu tahun belajar
tidak membuat peserta didik memiliki memberatkan keluarga sehingga mereka
kemampuan akademik yang setara semakin rentan putus sekolah.
dengan teman-temannya, melainkan
tetap lebih rendah. Hal ini dimungkinkan Dengan demikian, kebijakan tidak naik
karena yang dibutuhkan oleh peserta kelas adalah kebijakan yang tidak efisien.
didik tersebut adalah pendekatan atau Peserta didik harus mengulang semua
strategi belajar yang berbeda, bantuan mata pelajaran untuk jangka waktu satu
belajar yang lebih intensif, waktu yang tahun penuh, padahal mungkin bukan
sedikit lebih panjang, namun bukan itu yang menjadi kebutuhan belajar
mengulang seluruh pelajaran selama mereka. Berikut ini adalah contoh-
setahun. contoh isu yang biasanya menjadi faktor
pendorong keputusan tidak naik kelas,
Dalam hal terjadi kasus luar biasa, jika serta alternatif solusi yang lebih sesuai
terdapat banyak mata pelajaran yang dengan perkembangan dan
tidak tercapai oleh peserta didik kesejahteraan (well-being) peserta didik.
dan/atau terkait isu sikap dan karakter
peserta didik, maka satuan pendidikan
dapat menetapkan mekanisme

Contoh isu Pertimbangan yang bisa diambil sekolah

Peserta didik mempunyai Peserta didik dapat dipertimbangkan naik di kelas


tujuan pembelajaran yang berikutnya dengan pendampingan tambahan untuk
belum tuntas (ada tujuan- menyelesaikan tujuan pembelajaran yang belum
tujuan pembelajaran yang tercapai/tuntas.
hasilnya belum memenuhi
pencapaian minimum).
62
Pengolahan dan Pelaporan
Hasil Asesmen

Contoh isu Pertimbangan yang bisa diambil sekolah

Peserta didik mempunyai Dapat dipertimbangkan dengan mengetahui alasan


masalah ketidakhadiran. Jika peserta didik tidak hadir karena
absen/ketidakhadiran yang kondisi keluarga (siswa yang membantu orang tua
banyak (Banyaknya jumlah bekerja karena alasan ekonomi) atau masalah
ketidakhadiran disepakati kesehatan peserta didik, maka dapat
oleh satuan pendidikan) dipertimbangkan naik dengan catatan khusus.

Jika alasan ketidakhadiran karena “malas”,


meskipun kecil kemungkinan untuk naik kelas;
peserta didik tetap dapat dipertimbangkan naik
dengan catatan di rapor bagian sikap yang perlu
ditindaklanjuti di kelas berikutnya. Misalnya,
permasalahan ketidakhadiran harus diselesaikan
dalam jangka waktu satu tahun dengan cara
konseling atau behavior treatment lain.
Keterlambatan
psikologis, Khusus permasalahan ketidakhadiran, wali kelas
perkembangan, harus dapat mendeteksi permasalahan ini sedini
dan/atau kognitif mungkin, sehingga tidak terjadi penumpukan jumlah
ketidakhadiran dari peserta didik di akhir semester.

Peserta didi bisa dipertimbangkan untuk naik kelas


dengan catatan peserta didik perlu mendapat
bimbingan dalam memahami pelajaran dan/ atau
mendapatkan layanan konseling

Mekanisme Kelulusan hasil belajar peserta didik dengan kriteria


ketercapaian tujuan pembelajaran.
Untuk menilai pencapaian hasil belajar
peserta didik sebagai dasar kelulusan
Penilaian sumatif yang diselenggarakan
dapat berdasarkan penilaian sumatif,
oleh satuan pendidikan dilaksanakan pada
yang dapat dialkukan dalam bentuk
semester ganjil dan/atau semester genap
tes tulis, tugas untuk
pada akhir jenjang dengan
performa, portofolio, atau kombinasi. mempertimbangkan capaian kompetensi
Penilaian pencapaian hasil belajar
lulusan.
peserta didik untuk kelulusandilakukan
dengan membandingkan pencapaian
serta prestasi lain pada:
Seperti halnya kenaikan kelas,
penentuan kelulusan ditentukan oleh a. kelas V dan kelas VI untuk sekolah
dasar atau bentuk lain yang
satuan pendidikan. Penentuan
sederajat; dan
kelulusan dari satuan pendidikan
dilakukan dengan b. setiap tingkatan kelas untuk sekolah
mempertimbangkan laporan menengah pertama atau bentuk lain
kemajuan belajar yang mencerminkan yang sederajat dan sekolah
pencapaian peserta didik pada semua menengah atas atau bentuk lain
mata pelajaran dan ekstrakurikuler yang sederajat.

63
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan
Menengah
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Peserta didik dinyatakan lulus dari Kelulusan peserta didik ditetapkan oleh
satuan/ program pendidikan setelah: satuan/ program pendidikan yang
bersangkutan.
a. menyelesaikan seluruh
program pembelajaran; Peserta didik yang dinyatakan lulus dari
dan satuan/ program pendidikan diberikan
b. mengikuti penilaian sumatif yang ijazah. Ijazah diberikan pada akhir
diselenggarakan oleh satuan semester genap pada setiap akhir
pendidikan. jenjang. Ketentuan mengenai ijazah
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Catatan:
Untuk PAUD tidak memiliki evaluasi untuk kelulusan, tetapi diharapkan anak yang telah menyelesaikan fase pondas
Pendidik perlu memonitor dan mengkomunikasikan sepanjang proses pembelajaran dan bukan hanya di akhir seme
Kenaikan kelas/kelulusan bukan menjadi hukuman bagi siswa. Pendidik bekerja sama dengan orangtua untuk mende
Pendidik menggunakan umpan balik/refleksi untuk mengetahui dan menentukan strategi untuk membantu peserta d
64
Asesmen tanpa umpan balik hanyalah dilakukan oleh pendidik yang
data administratif yang kurang bersangkutan. Hal ini ditujukan untuk
bermanfaat untuk peningkatan kualitas membangun budaya saling belajar, kerja
pembelajaran dan asesmen. Hasil sama
asesmen peserta didik pada periode
waktu tertentu dapat dijadikan sebagai
umpan balik bagi pendidik untuk
melakukan refleksi dan evaluasi.

Refleksi Diri
Pendidik perlu melakukan refleksi diri
terhadap perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran dan asesmen yang telah
dilakukan. Pendidik yang bersangkutan
perlu melakukan refleksi paling sedikit
satu kali dalam satu semester.

Dalam melakukan refleksi diri terhadap


proses perencanaan dan proses
pembelajaran, pendidik dapat
menggunakan pertanyaan- pertanyaan
berikut untuk membantu melakukan
proses refleksi.

1. Apa tujuan saya mengajar


semester/tahun ini?
2. Apa yang saya sukai dari proses
belajar mengajar semester/tahun
ini?

Refleksi Sesama Pendidik


Penilaian oleh sesama pendidik
merupakan asesmen oleh sesama
pendidik atas perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran yang
Asesmen terhadap perencanaan tahun ini untuk hal yang lebih
pembelajaran dapat dilakukan dengan baik tahun depan?
cara (Permendikbud Nomor 16 Tahun 6. Apa saja tantangan terbesar
2022) sebagai berikut. yang saya hadapi dalam
Refleksi dan Tindak Lanjut Pembelajaran dan
semester/tahun ini?
1. Refleksi diri terhadap
7. Bagaimana cara saya mengatasi
6 perencanaan dan proses
Refleksi dan Tindak Lanjut
pembelajaran.
tantangan- tantangan tersebut?

Refleksi diri terhadap hasil asesmen


Pembelajaran dan Asesmen
2. Pertanyaan-pertanyaan ini dapat
yang dilakukan oleh sesama ditambah dan dikembangkan sendiri
Pendidik, kepala Satuan sesuai dengan
Pendidikan, dan/atau Peserta kebutuhan. Selain untuk refleksi diri,
Didik. pertanyaan ini juga dapat digunakan oleh
sesama pendidik dan kepala sekolah.

3. Aspek/hal apa dalam


pengajaran dan asesmen yang dan saling mendukung. Sebagaimana
berhasil? refleksi diri, refleksi sesama pendidik
4. Aspek/hal apa dalam dilakukan paling sedikit satu kali dalam
pengajaran dan asesmen yang satu semester.
perlu peningkatan?
Berikut adalah tiga hal yang dapat
5. Apa yang perlu saya lakukan
dilakukan oleh sesama peserta didik.

65
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan
Menengah
Refleksi dan Tindak Lanjut Pembelajaran dan Asesmen

1. Berdiskusi mengenai proses perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran (dapat


menggunakan/ menyesuaikan pertanyaan untuk refleksi diri).
2. Mengamati proses pelaksanaan pembelajaran.
3. Melakukan refleksi terhadap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.

Refleksi oleh Kepala Sekolah


Penilaian oleh kepala sekolah bertujuan sebagai berikut:

1. Membangun budaya reflektif,


merupakan kegiatan yang dilakukan 2. Memberi umpan balik yang
untuk mendorong terjadinya refleksi konstruktif, merupakan kegiatan
yang dilakukan oleh kepala Satuan
atas proses pembelajaran secara terus
Pendidikan untuk memberi
menerus dan menjadi
masukan, saran, dan keteladanan
bagian yang menjadi bagian yang kepada pendidik untuk
tidak terpisahkan dari proses peningkatan kualitas
pembelajaran itu sendiri. pembelajaran.

Untuk Kepala Sekolah:


Kepala sekolah dapat memfasilitasi pendidik dalam proses refleksi. Dengan mengadakan diskusi tentang apa yang
Untuk Pengawas:
Pada saat Pengawas melakukan kunjungan, diharapkan dapat mendampingi Pendidik dalam melakukan refleksi. Refl

Refleksi oleh Peserta Didik


Penilaian oleh peserta didik bertujuan sebagai berikut.

1. Membangun kemandirian dan mengapresiasi keragaman pendapat


tanggung jawab dalam proses dalam menilai proses pembelajaran.
pembelajaran dan kehidupan
sehari-hari.
2. Membangun budaya transparansi,
objektivitas, saling menghargai, dan
3. Membangun suasana peserta didik.
pembelajaran yang partisipatif 4. Melatih peserta didik untuk
dan untuk memberi umpan mampu berpikir kritis.
balik kepada pendidik dan

66
Refleksi dan Tindak Lanjut Pembelajaran
dan Asesmen

Dalam pelaksanaannya pendidik dapat Setelah pendidik melakukan refleksi


membuat questioner yang dapat dan mendapatkan masukan dari
memberikan informasi tentang evaluasi sesama pendidik, kepala sekolah,
perencanaan dan pelaksanaan pengawas/penilik, dan peserta didik;
pembelajaran. Kegiatan refleksi ini pendidik kemudian menyusun rencana
paling sedikit dilakukan satu kali dalam perbaikan-perbaikan kualitas
satu semester. pembelajaran.
Dengan demikian, pendidik akan terus
meningkatkan kualitas pengajaran yang
bermuara pada kualitas/mutu peserta
didik.
67
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan
Menengah
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan

7
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan
Satuan Pendidikan

Implementasi perubahan kebijakan


dalam mengimplementasikan
pendidikan, termasuk kurikulum, adalah
kurikulum. Kemampuan untuk terus
suatu proses
belajar merupakan modal penting bagi
yang kompleks. Pemerintah pendidik, termasuk dalam
memandang bahwa implementasi
mengimplementasikan kurikulum. Ia
kurikulum adalah suatu proses
tidak harus langsung fasih dalam
pembelajaran yang panjang sehingga
menerapkannya, melainkan melalui
pendidik dan satuan pendidikan
tahapan-tahapan.
diberikan kesempatan untuk
mengimplementasikan Kurikulum Tahapan-tahapan ini dikembangkan
Merdeka sesuai dengan kesiapan sebagai langkah atau proses belajar
masing-masing. Seperti halnya peserta untuk melakukan perubahan atas praktik
didik belajar sesuai dengan tahap pembelajaran dan asesmen yang perlu
kesiapan dan tahap capaian mereka, dilakukan pendidik
pendidik dan satuan pendidikan juga saat mereka menggunakan Kurikulum
perlu belajar mengimplementasikan Merdeka. Secara teknis pendidik dapat
Kurikulum Merdeka sesuai dengan mengimplementasikan Kurikulum
kesiapan masing-masing, dan Merdeka pada tahap yang berbeda.
berangsur-angsur semakin mahir Namun demikian, secara filosofis setiap
dalam menggunakannya. tahapan dirancang agar pendidik tetap
mengacu pada prinsip-prinsip
Seperti halnya Capaian Pembelajaran pembelajaran dan asesmen (Bab II).
(CP) yang dirancang per fase dan
Sebagai contoh yang diperlihatkan
dimulai dari kompetensi yang paling
dalam Tabel 7.1, pembelajaran sesuai
sederhana, tahapan- tahapan
tahap capaian peserta didik perlu
implementasi kurikulum juga
dilakukan. Namun demikian,
dikembangkan untuk membantu
implementasinya tidak harus langsung
pendidik dan satuan pendidikan dalam
pada pengelompokkan peserta didik.
menetapkan target implementasi
Sebagian pendidik yang kesulitan untuk
Kurikulum Merdeka.
melakukan
Kesiapan pendidik dan satuan
pengelompokan, dapat mempelajarinya
pendidikan tentu berbeda-beda, oleh
dengan menerapkan model yang paling
karena itu tahapan implementasi ini
sederhana, yaitu dengan melakukan
dirancang agar setiap pendidik dapat
asesmen di awal pembelajaran dan
dengan percaya diri mencoba
kemudian menjadi peka akan adanya
mengimplementasikan Kurikulum
kebutuhan belajar yang berbeda-beda.
Merdeka. Rasa percaya diri yang
dimaksud merupakan keyakinan Tabel 7.1 memperlihatkan bagaimana
bahwa pendidik dapat terus belajar aspek- aspek dalam Kurikulum Merdeka
dan mengembangkan kemampuan dapat diterapkan secara bertahap. Tabel
dirinya untuk melakukan yang terbaik ini dapat
68
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan
Pendidik dan Satuan Pendidikan

digunakan oleh satuan pendidikan ■ Tahapan-tahapan ini digunakan


dan/atau pemerintah serta organisasi sebagai bahan refleksi diri tentang
atau lembaga yang berperan dalam kesiapan pendidik dan/atau satuan
mendukung implementasi kurikulum di pendidikan sehingga tidak
satuan pendidikan dan daerah. digunakan sebagai alat/ instrumen
Adanya pentahapan ini menunjukkan untuk mengukur kinerja pendidik
bahwa satuan pendidikan dapat dan/atau satuan pendidikan yang
mulai mengimplementasikan pada membawa dampak pada karier atau
tahap yang lebih rendah kesejahteraan mereka. Implementasi
dibandingkan dengan satuan sesuai tahapan yang disepakati
pendidikan lain, namun pelaksanaannya bersama tidak seharusnya
tetap berpegang pada prinsip-prinsip memberikan dampak apapun
perancangan kurikulum yang terhadap penilaian kinerja pendidik
berlandaskan pada filosofi Merdeka atau satuan pendidikan.
Belajar dan mengarah pada penguatan
■ Tahapan-tahapan ini digunakan
kompetensi dan karakter yang telah
sebagai bahan diskusi antar
ditetapkan.
pendidik dalam satuan pendidikan
dan dalam komunitas belajar di
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam menggunakan tahapan-tahapan mana pendidik menjadi bagiannya.
implementasi dalam Tabel 7.1: Diskusi tersebut membahas hal-hal
teknis apa yang perlu dilakukan
■ Tahapan-tahapan dalam Tabel 7.1 untuk
bukanlah suatu ketetapan yang mengimplementasikan Kurikulum
baku atau terstandarisasi. Satuan Merdeka sesuai tahap masing-masing.
pendidikan dan/atau pemerintah
■ Pimpinan satuan pendidikan serta
daerah dapat mengembangkan pemerintah daerah perlu
tahapan-tahapan implementasi mendukung pendidik dalam
yang lebih sesuai dengan kondisi mengimplementasikan Kurikulum
dan kekhasan masing-masing. Merdeka sesuai dengan tahap
kesiapan pendidik, serta memberikan
dukungan agar berangsur-angsur
pendidik meningkatkan tahap
implementasinya.
69
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan
Menengah
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan
7

Tabel 7.1. Tahapan Implementasi


Kurikulum Merdeka

Tahap Awal Tahap Berkembang Tahap Siap Tahap Mahir

Perancang Menggunakan contoh Melakukan penyesuaian Melakukan Mengembangkan “alur


an alur “alur tujuan terhadap alur tujuan perombakan terhadap tujuan pembelajaran”
tujuan pembelajaran” yang pembelajaran yang alur tujuan secara mandiri dengan
pembelajar disediakan oleh disediakan oleh pembelajaran yang merujuk pada Capaian
an Kemendikbudristek Kemendikbudristek disediakan oleh Pembelajaran
untuk (misalnya mengubah Kemendikbudristek
pendidikan Guru memahami bahan bacaan, asesmen Koordinator
anak usia kompetensi esensial formatif, dsb.) Koordinator kurikulum di
yang harus dikuasai kurikulum di satuan pendidikan
dini, jenjang
pendidikan siswa satuan pendidikan memimpin proses
dasar dan dari materi ajar yang memimpin proses perancangan, memonitor
menengah disampaikannya perancangan, implementasi, dan
memonitor memimpin proses
implementasi, dan evaluasi kurikulum mata
memimpin proses pelajaran
evaluasi kurikulum
mata pelajaran

Penggunaan Menggunakan buku Guru bisa memilah dan Pembelajaran di Pembelajaran bervariasi
dan teks* dan modul ajar memilih materi dari beberapa mata antara menggunakan
pengembanga sebagai sumber utama buku teks dan pelajaran/muatan buku teks pelajaran dan
n perangkat pengajaran dan perangkat ajar lainnya pembelajaran bervariasi perangkat ajar lainnya
ajar untuk perangkat ajar lainnya supaya sesuai konteks antara menggunakan yang diperoleh dari
pendidikan sebagai referensi lokal dan kebutuhan buku teks pelajaran dan berbagai sumber yang
anak usia tambahan siswa perangkat ajar lainnya, tervalidasi, berdasarkan
dini, jenjang berdasarkan keputusan keputusan logis guru
pendidikan logis guru dan merujuk pada tujuan
dasar dan *Untuk PAUD, buku pembelajaran
menengah teks merujuk pada 6
buku panduan guru. Sebagian guru Sebagian besar guru
menambah referensi dari mampu membuat
sumber lain yang perangkat ajarnya
tervalidasi, selain dari sendiri yang kontekstual
Platform Merdeka dan membagikannya ke
Mengajar komunitas belajar dan
atau secara daring dalam
Sebagian guru mampu Platform Merdeka
membuat perangkat Mengajar
ajarnya sendiri
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan

Tahap Awal Tahap Berkembang Tahap Siap Tahap Mahir

Penerapan Guru secara percaya Guru menggunakan Guru Membedakan


pembelajar diri menggunakan metode pembelajaran menggunakan pembelajaran sesuai
an metode pengajaran yang bervariasi dan lebih banyak dengan kebutuhan,
yang bervariasi namun berpusat pada siswa metode performa, dan minat
belum berpusat pada pembelajaran dengan siswa.

Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan


siswa lebih terampil, sesuai
dengan tujuan Menggunakan hasil
pembelajaran yang asesmen untuk
dituju, kebutuhan dan merancang
minat siswa. pembelajaran yang
berbeda antara dua
Guru mulai berperan atau lebih kelompok
sebagai fasilitator siswa
dengan memberikan
lebih banyak Guru terbiasa
kesempatan untuk memfasilitasi dengan
memberikan lebih
siswa belajar mandiri,
bertanggung jawab banyak kesempatan
atas proses belajar untuk siswa belajar
mereka mandiri, bertanggung
jawab atas proses belajar
mereka
7
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan
7

Tahap Awal Tahap Berkembang Tahap Siap Tahap Mahir

Keterpaduan Guru melakukan Guru melakukan Guru melakukan Guru melakukan


penilaian asesmen pada awal asesmen pada awal asesmen pada awal asesmen pada awal
dalam pembelajaran namun pembelajaran dan pembelajaran dan pembelajaran dan
pembelajara tidak digunakan untuk hasilnya digunakan hasilnya digunakan hasilnya digunakan
n merancang untuk merancang untuk merancang untuk merancang
pembelajaran. pembelajaran. pembelajaran. pembelajaran.

Asesmen berfungsi Asesmen berfungsi untuk Asesmen berfungsi untuk Guru mampu melakukan
untuk mendapatkan mendapatkan umpan mendapatkan umpan penyesuaian sepanjang
umpan balik untuk balik untuk siswa dan balik untuk siswa dan proses pembelajaran
siswa. untuk guru tapi belum untuk guru sudah agar semua siswa
ada tindak lanjut. melakukan tindak lanjut. mencapai tujuan
Guru mulai pembelajaran.
memperhatikan Menggunakan Satuan pendidikan
kesesuaian antara asesmen yang mengembangkan Guru
asesmen dengan tujuan bervariasi dan sesuai kebijakan yang menggunakan hasil
pembelajaran. dengan tujuan mendorong guru untuk asesmen untuk
pembelajaran serta merencanakan asesmen mengidentifikasi
Menggunakan asesmen kompetensi esensial yang sesuai dengan kebutuhan siswa
yang sesuai untuk yang beragam. tujuan pembelajaran. sehingga dapat
menilai kompetensi “mengajar di level yang
esensial dari mata sesuai”.
pelajaran*
Sekolah
*Untuk konteks PAUD, mengembangkan
kompetensi esensial kebijakan yang
dalam elemen capaian mendorong penggunaan
pembelajaran) . hasil asesmen untuk
mendesain kurikulum
dan instruksi.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan

Tahap Awal Tahap Berkembang Tahap Siap Tahap Mahir

Pembelajara Berdasarkan asesmen Berdasarkan asesmen Berdasarkan asesmen Berdasarkan asesmen


n sesuai formatif, guru formatif, guru pada awal pada awal
tahap mengajar seluruh siswa mengajar seluruh siswa pembelajaran, siswa di pembelajaran, siswa
capaian di kelasnya sesuai di kelasnya sesuai kelas yang sama dibagi di kelas yang sama
belajar dengan fase capaian dengan fase capaian menjadi dua kelompok dibagi menjadi dua

Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan


peserta didik belajar* mayoritas siswa belajar mayoritas siswa menurut capaian atau lebih kelompok
di kelasnya. di kelasnya dan dengan belajar mereka, dan menurut
memberikan perhatian keduanya diajarkan capaian belajar mereka,
khusus terhadap siswa oleh guru yang sama. dan keduanya diajarkan
*untuk konteks PAUD: yang membutuhkan Dengan demikian, oleh guru yang sama.
yang sesuai dengan perlakuan yang setiap siswa dapat
tahapan perkembangan berbeda. belajar sesuai dengan Sekolah
mayoritas anak di fase capaian menyelenggarakan
kelasnya. belajarnya. berbagai program
seperti pelajaran
Sekolah tambahan
menyelenggarakan untuk siswa yang
program pelajaran belum siap untuk
tambahan untuk siswa belajar sesuai dengan
yang belum siap untuk kelasnya dan untuk
belajar sesuai dengan siswa yang
kelasnya. membutuhkan
pengayaan atau
tantangan lebih.
7
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan
7

Tahap Awal Tahap Berkembang Tahap Siap Tahap Mahir

Kolaborasi Guru berkolaborasi untuk Guru berkolaborasi Guru berkolaborasi Guru berkolaborasi
antar guru keperluan projek profil untuk keperluan projek untuk keperluan projek untuk keperluan projek
untuk Pancasila. profil Pancasila dan profil Pancasila dan profil Pancasila dan
keperluan berkoordinasi dalam berkolaborasi dalam kurikulum operasional
kurikulum rapat perencanaan dan pembelajaran satuan pendidikan.
dan evaluasi kurikulum. di awal
pembelajara (perencanaan) dan Ada kebijakan dan
n sepanjang semester, mekanisme yang
misalnya melalui mendorong kolaborasi
berbagi praktik baik, guru untuk kegiatan
berbagi info belajar
tentang perangkat ajar, intrakurikuler dan juga
dsb. projek profil, misalnya
melalui observasi kelas,
kegiatan refleksi
pembelajaran, kegiatan
berbagi praktik baik, dsb.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan

Tahap Awal Tahap Berkembang Tahap Siap Tahap Mahir

Kolaborasi Orang tua mendapatkan Orang tua Informasi yang Orang tua memberikan
dengan informasi seputar mendapatkan diberikan kepada umpan balik terhadap
orang kurikulum dan informasi kurikulum orang tua lebih kurikulum dan
tua/keluar pembelajaran.* dan pembelajaran di mendetail dan orang pembelajaran.
ga awal dan akhir tua berkesempatan

Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan


Guru memberikan semester termasuk untuk terlibat dalam Projek penguatan profil
informasi tentang isu projek profil di proses pembelajaran, pelajar Pancasila
yang dialami siswa. semester tersebut. seperti menjadi dirancang dengan
narasumber. melibatkan orang tua
Guru membuka dan masyarakat.
*untuk konteks komunikasi dua arah Guru membuka
PAUD, informasi dengan orang komunikasi dengan orang Komunikasi antara
meliputi informasi tua guru- siswa-orang tua
tua untuk mendiskusikan
tentang perkembangan belajar untuk mendiskusikan
untuk mendiskusikan
pertumbuhan dan anak, tanpa kesepakatan perkembangan belajar tahapan belajar dan
perkembangan anak tindak lanjut. siswa dan tindak lanjut tindak lanjut yang
yang perlu dilakukan. perlu dilakukan untuk
membantu siswa.

Kolaborasi Guru sudah Guru melibatkan Guru melibatkan Guru melibatkan


dengan merancang pelibatan komunitas/ industri masyarakat/komunita jaringan
masyarakat/ masyarakat/ hanya untuk s/ industri dengan masyarakat/komunita
industri komunitas/industri mendukung suatu acara jangkauan yang lebih s/ industri sesuai
dalam proses yang tidak luas dalam beberapa dengan konteks dan
pembelajaran berkelanjutan. kegiatan pembelajaran kebutuhan proses
atau acara, namun belum peserta didik, namun pembelajaran peserta
terlaksana. masih bersifat didik, berdasarkan
7

insidental. perencanaan
pembelajaran.
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan
7

Tahap Awal Tahap Berkembang Tahap Siap Tahap Mahir

Refleksi, Refleksi dan evaluasi Refleksi dan evaluasi Refleksi dan evaluasi Refleksi dan evaluasi
evaluasi dan satu arah dari pimpinan dilakukan sebagian dilakukan sebagian sudah menjadi budaya
peningkatan satuan pendidikan, dan pendidik merujuk pada guru, berdasarkan satuan pendidikan,
kualitas belum berbasis data. Rapor Pendidikan. data yang didapat berdasarkan data yang
implementasi dari Rapor didapat dari Rapor
kurikulum Sebagian pendidik Pendidikan dan Pendidikan dan
bekerja dalam tim diperkaya oleh diperkaya dengan
kecil (kelompok mata pengalaman para guru. umpan balik dari warga
pelajaran atau satuan pendidikan.
Fase) untuk melakukan Bekerja dalam tim kecil
perencanaan (kelompok mata Bekerja dalam tim kecil
pembelajaran berdasarkan pelajaran atau Fase) (kelompok mata
hasil refleksi. untuk melakukan pelajaran atau Fase)
perencanaan untuk melakukan
pembelajaran perencanaan
berdasarkan hasil refleksi. pembelajaran
berdasarkan hasil
Terdapat kebijakan refleksi.
satuan pendidikan
mengenai refleksi dan Terdapat kebijakan satuan
evaluasi kurikulum pendidikan mengenai
(contohnya pertemuan refleksi dan evaluasi
rutin guru, umpan balik kurikulum (contohnya
siswa). pertemuan rutin guru,
umpan balik siswa).
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan
Pendidikan

Catatan untuk pengawas/penilik:

Sebagai fasilitator, pengawas/penilik • Apa yang menjadi pertimbangan


mendukung satuan pendidikan dalam pendidik dan/atau kepala satuan
mengimplementasikan Kurikulum pendidikan untuk
Merdeka sesuai dengan kesiapan mengimplementasikan aspek-aspek
mereka. Saat berdiskusi dengan Kurikulum Merdeka pada tahap
kepala satuan pendidikan dan/atau yang dipilihnya?
pendidik, pengawas/penilik perlu • Strategi apa yang disepakati oleh
bertanya target dan rencana pendidik dalam satuan pendidikan
implementasi yang akan dilakukan tersebut untuk
pada semester atau tahun ajaran mengimplementasikan Kurikulum
tersebut. Implementasi setiap Merdeka sesuai tahapnya?
pendidik dan/atau satuan pendidikan • Strategi apa yang akan digunakan
dapat beragam, sesuai dengan satuan pendidikan untuk
kesiapan dan rasa percaya diri meningkatkan tahap implementasi
pendidik/satuan pendidikan. di masa yang akan datang?
• Dukungan apa yang dibutuhkan
Apabila implementasi aspek-aspek
pendidik dan/atau kepala satuan
Kurikulum Merdeka masih pada tahap
pendidikan untuk
awal, tidak
mengimplementasikan Kurikulum
apa-apa karena seiring waktu mereka
Merdeka sesuai tahapnya?
akan semakin mahir dan bergerak ke
tahap berikutnya. Pertanyaan- • Dukungan apa yang dibutuhkan
pertanyaan yang dapat digunakan pendidik dan/atau kepala satuan
untuk memantik diskusi bersama pendidikan untuk dapat
kepala satuan pendidikan dan/atau mengimplementasikan Kurikulum
pendidik, antara lain: Merdeka pada tahap berikutnya atau
yang lebih mahir?
77
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Daftar Pustaka

Anderson, L.W., & Krathwohl, D.R. NJ: John Wiley & Sons. ISBN13: 978-0-470-
(2001). A Taxonomy for learning, 07426-8
teaching, and asessing: A Revision of
Bloom’s taxonomy of educational Nordlund, M. (2003). Differentiated instruction:
Objectives. A Bridged Edition. New Meeting the educational needs of all
York: Addison Wesley Longman, Inc. students in your classroom. The Scarecrow
Press, Oxford.
Creating Learning Materials for Open
and Distance Learning (2005).
Retrieved December 6, 2016,
fromhttp://www.
oerafrica.org/system/files/7824/cre
ating- lerarning-materials-
handbook-authors- and-
instructional-designers.114f5f85-
1baf-42dd-8e37-
d195c2565255_0. pdf?
file=1&type=node&id=7824

Doolittle, P. E. (2001). Instructional design


for web-based instruction. Retrieved
from
http://staff.washington.edu/rel2/geog
100-
UW/Archive/instructionalsequence.
pdf

Jacobs, J., & Mantiri, O. (2022). Grade


Retention and Social Promotion
Dichotomy. 8ISC Abstract Proceedings,
, 59. Retrieved
from
http://ejournal.unklab.ac.id/index.
php/8ISCABS/article/view/752

Marzano, R. J. (2000). Designing a new


taxonomy of educational objectives.
Thousand Oaks, CA: Corwin Press.

Morrison, G. R., Ross, & Kemp, J. E.


(2007). Designing Effective
Instruction (5th Edition). Hoboken,
OECD (2020). PISA 2018 results Reigeluth, C. M., & Keller, J. B. (2009).
(Volume V): Effective policies, Understanding instruction. In C. M.
successful schools. PISA, OECD Reigeluth & A. A. Carr-Chellman
Publishing, Paris, https:// (Eds.), Instructional-design theories
doi.org/10.1787/ca768d40
Pengolahan dan Pelaporan Hasil and models: Building a common
-en
knowledge base (pp. 27-39). New
York, NY: Taylor & Francis.
Powell, P. J. (2010). Repeating
views on grade retention.
Wiggins, G. dan McTighe, J (2005).
Childhood Education. 87:2,
Understanding by Design” (UbD). US:
90-
Association for Supervision and
93, DOI: 10.1080/00094056.2011.10521451
Curriculum Development

78
Lampiran-Lampiran Lampiran-

Contoh Perencanaan, Pelaksanaan, Pembelajaran, dan Pengolahan, serta


1
Pelaporan Hasil Asesmen PAUD/RA

Contoh Perencanaan, Pelaksanaan, Pembelajaran, dan Pengolahan, serta


2
Pelaporan Hasil Asesmen SD/MI/Paket A

Contoh Perencanaan, Pelaksanaan, Pembelajaran, dan Pengolahan, serta


3
Pelaporan Hasil Asesmen SMP/MTs/Paket B

Contoh Perencanaan, Pelaksanaan, Pembelajaran, dan Pengolahan, serta


4
Pelaporan Hasil Asesmen SMA/MA/Paket C

Contoh Perencanaan, Pelaksanaan, Pembelajaran, dan Pengolahan, serta


5
Pelaporan Hasil Asesmen SMK/MAK

Contoh Perencanaan, Pelaksanaan, Pembelajaran, dan Pengolahan, serta


6
Pelaporan Hasil Asesmen SDLB, SMPLB, dan SMALB

79
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

Merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung berdasarkan CP

Alternatif 1

Menganalisis Capaian Merumuskan Tujuan


Pembelajaran Pembelajaran
Elemen Pada akhir Fase B, peserta didik • Menyajikan nilai tempat
Bilangan menunjukkan pemahaman dan dan urutan pada bilangan
intuisi bilangan (number sense) cacah sampai 1.000.
pada bilangan cacah sampai • Melakukan operasi hitung
10.000. Mereka dapat penjumlahan dan
membaca, menulis, pengurangan bilangan cacah
menentukan nilai tempat, sampai dengan 1.000.
membandingkan,
• Menghubungkan gambar
mengurutkan, dengan nilai pecahan.
menggunakan nilai tempat, serta
melakukan komposisi dan dekomposisi

bilangan tersebut. Mereka juga
dapat menyelesaikan masalah
berkaitan dengan uang
menggunakan ribuan sebagai
satuan. Peserta didik dapat
melakukan operasi
penjumlahan dan pengurangan
bilangan cacah sampai 1.000,
dan seterusnya.

Elemen Pada akhir Fase B, peserta • Mengisi nilai yang belum


Aljabar didik dapat mengisi nilai yang diketahui dalam sebuah
belum diketahui dalam sebuah kalimat matematika yang
kalimat matematika yang berkaitan dengan
berkaitan dengan penjumlahan penjumlahan pada bilangan
dan pengurangan pada cacah sampai 100.
bilangan cacah sampai 100 • Mengisi nilai yang belum
(contoh: 10 + … = 19, 19 - … = diketahui dalam sebuah
10). Peserta didik dapat kalimat matematika yang
mengidentifikasi, meniru, dan berkaitan dengan
mengembangkan pola gambar pengurangan pada bilangan
atau cacah sampai 100.
obyek sederhana dan pola • Mengidentifikasi, meniru,
bilangan membesar dan dan mengembangkan pola
mengecil yang melibatkan gambar atau obyek
penjumlahan dan pengurangan pada sederhana pada bilangan
bilangan cacah sampai 100.
→ cacah sampai 100.
• Mengidentifikasi,
meniru, dan
mengembangkan pola
bilangan membesar dan
mengecil yang
melibatkan penjumlahan
dan pengurangan pada
bilangan cacah sampai
100.

80
Lampiran-lampiran

Menganalisis Capaian Merumuskan Tujuan


Pembelajaran Pembelajaran
Elemen Pada akhir Fase B, peserta • Mengukur panjang dan
Penguku didik dapat mengukur panjang berat benda
ran dan berat benda menggunakan menggunakan satuan
satuan baku. Mereka dapat baku.
menentukan hubungan antar-satuan
baku • Menentukan hubungan

panjang (cm, m). Mereka dapat antar-satuan baku
mengukur
panjang (cm, m).
dan mengestimasi luas dan
volume menggunakan satuan • Mengukur dan mengestimasi
tidak baku dan satuan baku luas dan volume
berupa bilangan cacah. menggunakan satuan tidak
baku dan satuan baku
berupa bilangan cacah.

Eleme Pada akhir Fase B, peserta • Mendeskripsikan ciri


n didik dapat berbagai bentuk bangun
Geom mendeskripsikan ciri datar (segiempat, segitiga,
etri berbagai bentuk bangun segi banyak).
datar (segiempat, segitiga, • Menyusun (komposisi) dan
segi banyak). Mereka dapat mengurai (dekomposisi)
menyusun →
(komposisi) dan mengurai berbagai bangun datar
(dekomposisi) dengan lebih dari satu
berbagai bangun datar cara jika memungkinkan.
dengan lebih dari satu cara
jika memungkinkan.

Elemen Pada akhir Fase B, peserta • Mendeskripsikan ciri


Analisis didik dapat berbagai bentuk bangun
Data dan mendeskripsikan ciri datar (segiempat, segitiga,
Peluang berbagai bentuk bangun segi banyak).
datar (segiempat, segitiga, • Menyusun (komposisi) dan
segi banyak). Mereka dapat mengurai (dekomposisi)
menyusun →
(komposisi) dan mengurai berbagai bangun datar
(dekomposisi) dengan lebih dari satu
berbagai bangun datar cara jika memungkinkan.
dengan lebih dari satu cara
jika memungkinkan.
81
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

Merumuskan tujuan pembelajaran dengan menganalisis ‘kompetensi’ dan


‘lingkup materi’ pada CP

Alternatif 2

► Contoh: Matematika Fase B

Eleme Kompetensi Lingkup Materi


n
Bilangan 1. Memahami 1. Bilangan cacah
2. Menentukan sampai 10.000
Pada akhir Fase B,
peserta didik 3. Membandingkan 2. Nilai tempat
menunjukkan 4. Mengurutkan 3. Komposisi dan
pemahaman dan dekomposisi
5. Mengidentifikasi
intuisi bilangan bilangan
(number sense) pada 6. Melakukan
4. Menggunakan
bilangan cacah sampai 7. Menyelesaikan ribuan sebagai
10.000. Mereka dapat masalah satuan
membaca, menulis,
5. Operasi
menentukan nilai
penjumlahan dan
tempat,
pengurangan
membandingkan,
bilangan cacah
mengurutkan, sampai 1.000
menggunakan nilai
tempat, melakukan
komposisi, dan
dekomposisi bilangan
tersebut. Mereka juga
dapat menyelesaikan
masalah berkaitan
dengan uang
menggunakan ribuan
sebagai satuan.peserta
didik dapat melakukan
operasi penjumlahan dan
pengurangan bilangan
cacah sampai 1.000, dan
seterusnya.
Tujuan Pembelajaran:

B1.1 Menyajikan nilai tempat dan urutan pada bilangan cacah sampai 1.000.

B1.2 Melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan


cacah sampai dengan 1.000.

B1.3 Menghubungkan gambar dengan nilai pecahan

Dan seterusnya.

82
Lampiran-lampiran

Eleme Kompetensi Lingkup Materi


n
Aljabar 1. Mengisi 1. Penjumlahan dan
2. Mengidentifikasi pengurangan pada
Pada akhir Fase B,
peserta didik dapat bilangan cacah
mengisi nilai yang sampai 100 (contoh:
belum diketahui dalam 10 + … = 19, 19 - …
sebuah kalimat = 10).
matematika yang 2. Pola gambar atau
berkaitan dengan obyek sederhana
penjumlahan dan pola bilangan
dan pengurangan pada membesar dan
bilangan cacah sampai mengecil melibatkan
100 (contoh: 10 + … = penjumlahan dan
19, 19 - … pengurangan pada
= 10). Peserta didik bilangan cacah
dapat sampai 100.
mengidentifikasi,
meniru, dan
mengembangkan
pola gambar atau
obyek
sederhana dan pola
bilangan membesar dan
mengecil yang melibatkan
penjumlahan dan
pengurangan pada
bilangan cacah sampai 100.

Tujuan Pembelajaran:

A1.1 Mengisi nilai yang belum diketahui dalam sebuah kalimat matematika
yang berkaitan dengan penjumlahan pada bilangan cacah sampai 100.

A1.2 Mengisi nilai yang belum diketahui dalam sebuah kalimat matematika
yang berkaitan dengan pengurangan pada bilangan cacah sampai 100.

A1.3 Mengidentifikasi, meniru, dan mengembangkan pola gambar atau


obyek sederhana pada bilangan cacah sampai 100.

A1.4 Mengidentifikasi, meniru, dan mengembangkan pola bilangan membesar


dan mengecil yang melibatkan penjumlahan dan pengurangan pada
bilangan cacah sampai 100.
83
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

Eleme Kompetensi Lingkup Materi


n
Pengukuran 1. Mengukur 1. Menggunakan
2. Menentukan hubungan satuan baku.
Pada akhir Fase B,
peserta didik dapat 3. Mengukur 2. Hubungan antar-
mengukur panjang dan dan satuan baku panjang
berat benda mengestima (cm, m).
menggunakan satuan si 3. Luas dan volume
baku. Mereka dapat menggunakan
menentukan hubungan satuan tidak baku
antar-satuan baku dan satuan baku
panjang (cm, m). berupa bilangan
Mereka dapat cacah.
mengukur dan
mengestimasi luas dan
volume menggunakan
satuan tidak baku dan
satuan baku berupa
bilangan cacah.

Tujuan Pembelajaran:

P1.1 Mengukur panjang dan berat benda menggunakan satuan baku.


P1.2 Menentukan hubungan antar-satuan baku panjang (cm, m).
P1.3 Mengukur dan mengestimasi luas dan volume menggunakan satuan
tidak baku dan satuan baku berupa bilangan cacah.

Geometri 1. Mendeskripsikan 1. Ciri berbagai bentuk


2. Menyusun bangun datar
Pada akhir Fase B,
peserta didik dapat (segiempat, segitiga,
mendeskripsikan ciri segi banyak).
berbagai bentuk bangun 2. Komposisi) dan
datar (segiempat, dekomposisi
segitiga, segi banyak). berbagai bangun
Mereka dapat menyusun datar
(komposisi) dan
mengurai (dekomposisi)
berbagai bangun datar
dengan lebih dari satu
cara jika
memungkinkan.

Tujuan Pembelajaran:
G1.1 Mendeskripsikan ciri berbagai bentuk bangun datar (segiempat, segitiga, segi
banyak).

G1.2 Menyusun (komposisi) dan mengurai (dekomposisi) berbagai bangun datar


dengan lebih dari satu cara jika memungkinkan.

84
Lampiran-lampiran

Eleme Kompetensi Lingkup Materi


n
Analisis Data dan Peluang 1. Mengurutkan 1. Data
Pada akhir fase B, 2. Membandingkan 2. Tabel
peserta didik dapat 3. Menyajikan 3. Diagram gambar
mengurutkan, 4. Menganalisis 4. Piktogram
membandingkan,
5. Menginterpretasi 5. Diagram batang
menyajikan,
(skala satu satuan
menganalisis dan
menginterpretasi data
dalam bentuk tabel,
diagram gambar,
piktogram, dan diagram
batang (skala satu
satuan

Tujuan Pembelajaran:
-ADP1. ..
-ADP2…
Dan seterusnya.

Catatan:
Penomoran pada tujuan pembelajaran tidak ada ketentuan baku, lebih diarahkan untuk
memudahkan pendidik dalam membaca dan menggunakan alur tujuan pembelajaran.
85
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

Merumuskan tujuan pembelajaran lintas elemen CP

Alternatif 3

► Contoh Matematika Fase B


(dalam contoh ini diambil 2 Elemen: Pengukuran dan Geometri)

Capaian Pembelajaran Tujuan Pembelajaran

Elemen Pengukuran 1. Menentukan hubungan


antar- satuan baku
Pada akhir Fase B, peserta didik dapat
mengukur panjang dan berat benda panjang (cm, m).
menggunakan satuan baku. Mereka dapat 2. Menjelaskan cara
menentukan hubungan antar-satuan baku mengukur panjang benda
panjang (cm, m). Mereka dapat mengukur menggunakan satuan
dan mengestimasi luas dan volume baku.
menggunakan satuan tidak baku dan 3. Menjelaskan ciri berbagai
satuan baku berupa bilangan cacah. bentuk bangun datar
(segiempat, segitiga, segi
Elemen Geometri banyak).
Peserta didik dapat mendeskripsikan ciri 4. Menentukan ciri bagian-
berbagai bentuk bangun datar (segiempat, bagian dari bangun datar
segitiga, segi banyak). Mereka dapat (segiempat, segitiga, segi
menyusun (komposisi) dan mengurai banyak).
(dekomposisi) berbagai bangun datar
5. Mengukur bangun datar
dengan lebih dari satu cara jika (segiempat, segitiga, segi
memungkinkan banyak) menggunakan
satuan baku

Penting untuk diperhatikan: dapat mengembangkan dengan cara lain selama Capaian
Pembelajaran di akhir fase tercapai.

► Contoh RPPM/RPPH untuk PAUD


Modul ajar ini terdiri dari 3 komponen yaitu Tujuan Pembelajaran, Langkah-langkah
Pembelajaran dan Asesmen. Contoh modul ajar dapat diakses di platform merdeka
belajar.
86
Lampiran-lampiran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAUD ……

Kelompok/Usia : B/ 5-6 Tahun

Topik : Banten tempat

tinggalku Semester/Minggu : …… / ……

Hari/Tanggal : …………………………

Tujuan Pembelajaran:
• Anak menghargai ciptaan Allah
• Anak menghargai orang lain dan menyayangi makhluk hidup ciptaan Tuhan
• Menunjukkan kemampuan yang bersifat eksploratif dan menyelidik
• Menunjukkan sikap kreatif dalam menyelesaikan masalah (ide, gagasan di luar kebiasaan)
• Memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekspresikan ide pada orang lain
• Memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf

Kegiatan Pembelajaran:
A. Pembukaan
• Kegiatan bercakap-cakap tentang Banten
• Diskusi tentang alam di Banten
• Membaca cerita Banten

B. Kegiatan Inti

• Membuat hasil karya yang • Mendokumentasikan proses


menggambarkan lingkungan di kegiatan bermain-belajar dan
Banten hasil karya anak.
• Membuat buku tentang Banten
• Melukis

C. Penutupan

• Menguatkan
pengetahuan/keterampilan yang
telah dibangun anak selama
bermain.
• Memberikan apresiasi atas
perilaku positif yang telah
dilakukan anak.

Penilaian:
Dilakukan dengan cara sebagai berikut.

• Mengobservasi anak selama proses


kegiatan bermain-belajar.
• Bermain peran sesuai kondisi • Mendiskusikan ide bermain
lingkungan di Banten mereka esok hari
• dll

• Melakukan pencatatan dengan


• Membuat refleksi bersama berbagai teknik.
anak mengenai keberhasilan • Melakukan analisa terhadap hasil
atau hal positif yang telah observasi, pencatatan dan hasil karya
• dilakukan oleh dirinya atau teman lain. anak.

87
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

► Contoh RPP SD (FASE A)

Sekolah : SDN Jagakarsa 09

Kelas /Semester :1/1 (Satu)

Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila

Elemen : Pancasila

Alokasi Waktu : 2 JP

A. Tujuan Pembelajaran

1. Menemukan informasi mengenai simbol-simbol Pancasila.


2. Menyebutkan simbol-simbol Pancasila dan Lambang Negara Garuda Pancasila.
3. Memahami hubungan simbol-simbol Pancasila dengan sila-sila Pancasila dari sila
ke-1 sampai dengan sila ke-5.

B. Langkah-Langkah Pembelajaran

KEGIATAN DESKRIP ALOKASI WAKTU


SI
Pendahulua 1. Melakukan pembukaan dengan salam 10 menit
n dan membaca doa dipimpin seorang
peserta didik.
2. Mengaitkan materi sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari
dan pengalaman peserta didik.
3. Memberikan gambaran tentang
tujuan pembelajaran, dikaitkan
dengan kehidupan sehari-hari.
88
Lampiran-lampiran

KEGIATAN DESKRIP ALOKASI WAKTU


SI
Kegiatan 1. Pendidik bersama peserta didik 50 menit
Inti membaca bersama teks Pancasila.
2. Mendiskusikan makna setiap sila dan
kaitannya dalam kehidupan sehari-hari
(penguatan elemen akhlak kepada
manusia dan elemen kepedulian).
3. Pendidik memberikan penjelasan
akan pentingnya menghafal,
memahami dan menerapkan nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Pendidik mengajak peserta didik
bermain kartu “Mencari Kata untuk
Pancasila”. Kartu ini ini dapat
didesain sendiri oleh Pendidik sesuai
kreativitas untuk mempermudah
mengenalkan kata pada setiap sila
Pancasila (penguatan elemen berpikir
kritis).
5. Pendidik membagi peserta didik
menjadi beberapa kelompok dan
menerapkan metode jigsaw. Setiap
kelompok akan mencari kata dan
menyusun setiap sila Pancasila
(penguatan elemen kolaborasi).
6. Pendidik membagikan Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) sebagai panduan
aktivitas pembelajaran menyusun
kalimat sila Pancasila.
7. Pendidik memandu setiap
kelompok yang sudah mampu
menyusun untuk dapat bergabung
membentuk sila yang utuh
(penguatan elemen berbagi).
8. Dipandu oleh pendidik, peserta didik
membacakan kalimat sila yang telah
disusun.
9. Pendidik memfasilitasi dan memotivasi
peserta didik untuk membaca dan
menghafal sila Pancasila kembali.

89
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

KEGIATAN DESKRIP ALOKASI WAKTU


SI
Penutup 1. Pendidik memberikan penguatan 10 menit
dengan pertanyaan “Bagaimana anak-
anak, dapatkah anak-anak menghafal
sila Pancasila?”. Guru meminta peserta
didik untuk terus berlatih menyusun
kalimat sila Pancasila di rumah.
2. Pendidik meminta peserta didik
untuk membawa LKPD ke rumah
masing-masing, dan meminta
peserta didik untuk berlatih
membaca teks Pancasila di rumah
bersama orang tua/keluarga.
3. Ditutup dengan doa secara mandiri
dan motivasi untuk bersemangat
dalam belajar

C. Asesmen

1. Asesmen Awal Pembelajaran: Menyebutkan simbol-simbol Pancasila sesuai


kartu simbol Pancasila
2. Asesmen formatif: Observasi kelas atas partisipasi peserta didik dalam kerja kelompok.
3. Asesmen sumatif: Presentasi tugas

► CONTOH RPP SMP

Nama Sekolah : SMP ……………

Kelas/Sem : VII/1

Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila

Tahun Pelajaran : 2021/2022

Materi Pokok : Bentuk-bentuk praktik ideal

Pancasila Alokasi Waktu : 4JP/2 Minggu

A. Tujuan Pembelajaran
• Menelaah, mempraktikkan, dan meneladani sikap positif para pendiri bangsa
dalam perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara.

90
Lampiran-lampiran

B. Langkah Pembelajaran

Pendahuluan
• Menyampaikan motivasi tentang apa
• Pendidik melakukan pembukaan
dengan salam pembuka dan berdoa yang dapat diperoleh (tujuan dan
untuk memulai pembelajaran, manfaat) dengan mempelajari
memeriksa kehadiran peserta didik materi meneladani sikap positif para
sebagai sikap disiplin. pendiri bangsa.

• Pendidik memastikan tugas


sebelumnya sudah selesai untuk
mengetahui kesulitan yang dihadapi
peserta didik tentang materi
sebelumnya yaitu menghargai usulan
konsep rumusan dasar negara yang • Peserta didik mengamati grafik, dan
disampaikan para pendiri negara. memperoleh informasi tentang
persentase kenaikan kasus Covid-19
Kegiatan Inti di Indonesia.
• Peserta Didik dibagi menjadi 8 • Peserta didik menganalisis kasus
kelompok untuk melakukan telaah Covid-19 dengan menjawab
video (https://www. pertanyaan-pertanyaan dalam
youtube.com/watch?v=5l5lNHaJbvk) lembar kerja.
dan atau materi tentang sikap positif • Peserta didik membuat laporan hasil tugas.
para pendiri bangsa dalam perumusan
dan penetapan Pancasila sebagai
dasar negara.
• Peserta didik memastikan diri sudah
menerima LKPD yang berisi grafik
tentang kasus Covid-19.

Penutup

• Peserta didik melakukan refleksi diri tentang sikap positif para pendiri bangsa
dalam perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara.

C. Asesmen Formatif dan Sumatif

• Melalui pengamatan terhadap • Tes tertulis tentang kebenaran


respon, dan sikap yang teramati konsep dan hasil tugas analisis kasus
selama berinteraksi baik dalam proses penderita Covid-19.
telaah video/materi, diskusi, maupun • Produk/hasil penugasan dengan
dalam proses penyelesaian tugas. kriteria atau rubrik penilaian yang
sesuai.
91
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

► CONTOH RPP SMK

Bidang Keahlian : Teknologi Manufaktur dan

Rekayasa Program Keahlian : Teknik Mesin

Mata Pelajaran : Dasar-dasar Teknik Mesin

Disusun oleh Fendy Wijarwanto

Kompetensi awal -

Sarana Prasarana • Peralatan gambar : penggaris segitiga (set),


pensil 2H, kertas gambar
• Laptop dan Proyektor
• Video tutorial

Target peserta didik Siswa Fase E

Model pembelajaran Project Based Learning atau Teaching Factory

Tujuan Pembelajaran 3.4 Peserta didik memahami pembuatan gambar kerja

Alokasi Waktu 6 JP
92
Lampiran-lampiran

Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan (15 menit)

• Peserta didik berdoa dan menyiapkan diri serta


peralatan yang diperlukan, termasuk melakukan
kegiatan cleaning meja kerja.
• Guru memberikan pertanyaan pemantik atau
pertanyaan kunci tentang materi yang akan
dipelajari oleh siswa.

Apersepsi (30 menit)

Guru memberikan apersepsi tentang materi


pembuatan gambar kerja, serta kaitan dengan materi-
materi sebelumnya, yaitu membuat garis, gambar
proyeksi tunggal, dan proyeksi majemuk.

Kegiatan Inti (195 menit)

• Guru memberikan penjelasan tentang pembuatan


gambar kerja dan hal penting yang harus
diperhatikan, penjelasan dapat dilakukan kurang
lebih selama 45 menit.
• Peserta didik akan melakukan praktikum dengan
membuat kerja berupa komponen dan juga
gambar rakitan. Produk yang akan digambar,
yaitu ragum.

Kegiatan Penutup (30 menit)

• Guru memberikan evaluasi atas proses pekerjaan


siswa yang telah dilakukan. Selain itu, guru
memberikan hal-hal yang sudah dicapai dan
yang harus ditingkatkan.
• Siswa melakukan refleksi atas proses pembelajaran
praktik.
• Menutup dengan doa.

Asesmen 1. Asesmen awal pembelajaran non kognitif:


memberikan pertanyaan kepada siswa tentang
dukungan yang diperlukan supaya dapat
berkembang dalam tahap capaian
pembelajaran ini.
2. Asesmen Formatif: memantau perkembangan
siswa dalam mengerjakan tugas
3. Asesmen sumatif: penilaian produk
(portofolio). Kriteria yang dinilai:
• Kesesuaian gambar dengan standar yang
digunakan
• Waktu pengerjaan gambar

93
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

Refleksi Peserta didik dan pendidik merefleksikan kegiatan


pembelajaran pada materi ini tentang kendala yang
dihadapi, kesulitan yang dihadapi, dan
perkembangan peserta didik

Lampiran

1. Job sheet kerja praktik gambar 1


2. Daftar Bacaa :
• Sato, G. Takeshi. 2000. Menggambar Mesin: menurut standar ISO. Jakarta:
PT. Pradnya Paramita

LAMPIRAN

1. JOB SHEET (GAMBAR LATIHAN)

Tugas siswa.

Buatlah gambar kerja (seperti pada contoh). Silakan melakukan pengukuran pada
ragum yang ada di bengkel, kemudian dibuat gambar kerja seperti contoh
94
Lampiran-lampiran

LEMBAR PENILAIAN (asesmen sumatif)

Nama

Nomor Siswa

Estimasi 4 jp (180 menit)

Aspek Hasil (60%)

Hal yang dinilai Bobot Nilai Nilai x Bobot

Kesesuaian pandangan 30%

Kesesuaian penggunaan garis 30%

Kesesuaian pemberian ukuran 20%

Kesesuain penentuan 20%


potongan

Total Nilai Aspek Hasil

Total Nilai Aspek Hasil x Bobot (70%)

Aspek Proses (40%)

Hal yang dinilai Bobot Nilai Nilai x Bobot

Kerapian gambar 20%

Keterbacaan gambar 20%

Gambar tidak menimbulkan 20%


multi tafsir

Kreativitas dalam proses 10%


pengerjaan

Sikap kerja selama proses 30%


pengerjaan

Total Nilai Aspek Proses

Nilai Aspek Proses x Bobot (30%)

Nilai total (Aspek Hasil + Aspek Proses)

95
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SMA

Nama Penyusun : Taman Firdaus,

M.Pd Mata Pelajaran : PPKn

Fase/Kelas/SMT : E / 10 / Genap

Alokasi Waktu : 4 JP (4 X 45 = 180 Menit)

Materi : Mengenali, Menyadari dan Menghargai Keragaman Identitas

Tujuan 10.11. Mengidentifikasi pengaruh keanggotaan kelompok lokal,


Pembelajar regional, nasional, dan global terhadap pembentukan
an identitas

Kegiatan PERTEMUAN 1 (2 JP)


Pembelajar
an Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)

1. Peserta didik mempersiapkan kelas agar lebih kondusif


untuk proses belajar mengajar, kerapian dan kebersihan
ruang kelas.
2. Peserta didik memimpin doa bersama yang dilanjutkan
dengan membaca Al-quran secara bersama selama 5 menit.
3. Peserta didik memperhatikan penjelasan tujuan yang harus
dikuasi di akhir pembelajaran dan sekenario penilaian selama
proses pembelajaran
4. Pendidik meminta peserta pendidik untuk mengisi grafik TIK
atau tabel KWL dengan pertanyaan sebagai panduan.
a. Apa yang kalian ketahui tentang interaksi dan
sosialisasi identias budaya sebagai salah satu cara
untuk mengenali dan menghargai keragaman identitas?
b. Tuliskan apa yang ingin kalian ketahui tentang mengenali,
menyadari dan menghargai keragaman identitas.
5. Pendidik menyajikan pertanyaan kunci terkait materi sebagai
berikut:
96
Lampiran-lampiran

Kegiatan Inti (60 Menit)

1. Pendidik menyajikan secara singkat materi pembelajaran dan


meminta peserta didik yang kompetensi awalnya masih
kurang untuk untuk membaca lebih lanjut materi melalui
buku guru maupun melalui internet dengan pendampingan
intensif guru. Sementara siswa lain yang kompetensi awalnya
sudah optimal diminta untuk menjadi tutor sebaya selama
proses belajar mandiri. Peserta didik diberikan keleluasaan
untuk
memilih materi yang diminati untuk didalami dan berbagi
informasi dalam mendalami materi tersebut dan materi lainnya
dengan tutor sebaya.
2. Pendidik meminta peserta didik untuk menonton video
tentang “Gus Dur-Keragaman Bangsa melalui link
https://www.youtube.com/ watch?v=ESNyoOUrq_o
3. Setelah menonton video siswa diminta untuk memberikan
pendapat dan jawaban terkait dengan pertanyaan pemantik
diskusi, yaitu:
a. Apakah ada dari peserta didik yang bertetangga dengan
mereka yang berbeda agama atau suku?
b. Bagaimana kehidupan keseharian dijalani?

c. Bagaimana tanggapan kalian terhadap pelabelan terhadap


kelompok tertentu?
4. Pendidik membagi kelas menjadi tiga sampai empat kelompok
besar yang terdiri atas 5 sampai dengan 7 peserta didik
berdasarkan kesamaan minat.
5. Pendidik meminta setiap kelompok memberi nama pada
kelompok berdasarkan minatnya pada etnik tertentu.
6. Pendidik meminta setiap kelompok membuat simbol kelompok.
7. Pendidik meminta peserta didik mendiskusikan filosofi dari
gambar yang menjadi lambang atau simbol bagi kelompok
tersebut.
8. Pendidik meminta setiap kelompok untuk membuat
presentasi kerja kelompok (Presentasi kerja kelompok dapat
berupa PPT, video animasi, atau simulasi drama atau media
presentasi lain).
9. Sebelum presentasi tugas kelompok, ruang kelas ditata
dengan model kelas U.
10. Mempresentasikan hasil diskusinya secara bergantian di depan
kelas.
11. Pendidik menjelaskan maksud dari aktivitas yang telah
dilakukan oleh peserta didik yang merupakan gambaran
dari wajah Indonesia yang beragam, kemudian disatukan
dalam satu wadah negara bangsa yang bernama Indonesia.

97
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

Penutup (15)

1. Sebelum mengakhiri pelajaran, pendidik bersama siswa


menyimpulkan materi.
2. Pendidik meminta siswa untuk menyampaikan lesson learned
dari proses pembelajaran yang telah dilakukan dengan
memeriksa pemahaman peserta didik dengan meminta
mereka menjawab pertanyaan kunci pada awal diskusi
dengan menggunakan bahasa sederhana yang mudah
dipahami. Peserta didik dapat menuliskannya di kolom
refleksi (buku siswa) atau menyampaikannya secara lisan.
a. Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah ...
b. Dari proses belajar hari ini, hal yang belum saya pahami
adalah/saya ingin menge tahui lebih dalam tentang ...
c. Dari proses belajar hari ini, hal yang akan saya
lakukan dalam kehidupan sehari-hari ...
3. Pendidik meminta peserta didik untuk mengekspresikan
perasaannya selama proses pembelajaran dengan
mencentang emoji sesuai dengan perasaan yang dirasakan.
4. Pendidik mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan
rasa syukur kepada Allah SWT, Tuhan YME bahwa
pertemuan kali ini telah berlangsung dengan baik dan
lancar.

Asesmen 1. Asesmen di awal pembelajaran: Meminta peserta didik


(Instrumen untuk mengisi tabel KWL.
Terlampir) 2. Asesmen Formatif:
Observasi kelas, penilaian diri, penilaian antarteman, refleksi,
mengobervasi efektivitas penyajian presentasi dalam kelas,
partisipasi dalam diskusi, mengobservasi partisipasi dalam
diskusi, dan uji pemahaman.
3. Asesment Sumatif: Presentasi tugas dan tes tertulis.
98
Lampiran-lampiran

► Contoh cara merumuskan CP menjadi tujuan pembelajaran pada


jenjang PAUD

Pada Fase Pondasi (PAUD) cara merumuskan CP menjadi tujuan pembelajaran


dengan cara memetakan CP ke dalam tujuan pembelajaran dengan memperhatikan
visi, misi, dan karakteristik satuan PAUD, serta laju perkembangan anak.

Elemen Capaian Pembelajaran Contoh Tujuan


Pembelajaran
Nilai Anak percaya kepada Tuhan Yang 1. Mengenali
Agama Maha Esa, mulai mengenal dan kewajiban
dan Budi mempraktikkan ajaran pokok agamanya.
Pekerti sesuai dengan agama dan 2. Mempraktikkan
kepercayaanNya. Anak kewajiban agamanya.
berpartisipasi aktif dalam menjaga
3. Mengenali perintah
kebersihan, kesehatan dan agama untuk
keselamatan diri sebagai bentuk memelihara alam
rasa sayang terhadap dirinya
4. dan seterusnya.
dan rasa syukur pada Tuhan Yang
Maha Esa. Anak menghargai 5. dst…
sesama manusia dengan berbagai
perbedaannya dan mempraktikkan
perilaku baik dan berakhlak
mulia. Anak menghargai alam
dengan cara merawatnya dan
menunjukkan rasa sayang
terhadap makhluk hidup yang
merupakan ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa.

Jati Diri Anak mengenali, 1. Menjaga kebersihan diri.


mengekspresikan, dan mengelola 2. Menunjukkan sikap
emosi diri serta membangun positif dalam berbagai
hubungan sosial secara sehat. Anak kegiatan fisik.
mengenal dan memiliki perilaku
3. Berpartisipasi dalam
positif terhadap diri dan
berbagai kegiatan
lingkungan (keluarga, sekolah,
fisik.
masyarakat, negara, dan dunia)
4. dst……..
serta rasa bangga sebagai anak
Indonesia yang berlandaskan
Pancasila. Anak menyesuaikan
diri dengan lingkungan, aturan,
dan norma yang berlaku. Anak
menggunakan fungsi gerak
(motorik kasar, halus, dan taktil)
untuk mengeksplorasi dan
memanipulasi berbagai objek dan
lingkungan sekitar sebagai bentuk
pengembangan diri.

99
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

Dasar- Anak mengenali dan memahami Contoh tujuan


dasar berbagai informasi, pembelajaran untuk
Literasi, mengomunikasikan perasaan dan membangun literasi,
Matematik pikiran secara lisan, tulisan, atau antara lain:
a, Sains, menggunakan berbagai media
Teknologi, serta membangun percakapan. 1. Membangun
Rekayasa, Anak menunjukkan minat, percakapan,
dan Seni kegemaran, dan berpartisipasi mendengarkan dan
dalam kegiatan pramembaca dan menanggapi sesuai
pramenulis. Anak mengenali dan konteks pembicaraan;
menggunakan konsep 2. Mengkomunikasikan
pramatematika untuk pikiran secara lisan;
memecahkan masalah di dalam 3. tertulis, atau
kehidupan sehari-hari. Anak menggunakan berbagai
menunjukkan kemampuan dasar media;
berpikir kritis, kreatif, dan
4. Mengkomunikasik
kolaboratif. an perasaan secara
Anak menunjukkan rasa ingin tahu lisan;
melalui observasi, eksplorasi, dan
5. tertulis, atau
eksperimen dengan menggunakan
menggunakan berbagai
lingkungan sekitar dan media
media;
sebagai sumber belajar, untuk
6. dst.
mendapatkan gagasan mengenai
fenomena alam dan sosial. Anak
menunjukkan kemampuan awal Contoh tujuan
menggunakan dan merekayasa pembelajaran untuk
teknologi serta untuk mencari membangun dasar
informasi, gagasan, dan matematika, sains,
keterampilan secara teknologi, rekayasa dan
seni, antara lain:
aman dan bertanggung jawab. Anak
mengeksplorasi berbagai proses seni,
1. Mengenal konsep
mengekspresikannya serta
bilangan dan waktu,
mengapresiasi karya seni.
serta penerapannya
dalam kehidupan
sehari-hari;
2. Mengenal konsep
banjir, termasuk
sebab akibatnya dan
membangun perilaku
menjaga lingkungan;
3. dst.
100
Lampiran-lampiran

► Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk jenjang SD/MI,


Matematika Fase B

RPP ini terdiri atas 3 komponen yaitu


tujuan pembelajaran, langkah-langkah RPP ini dikembangkan berdasarkan teknik
menganalisis capaian pembelajaran
pembelajaran dan asesmen. Contoh
menuju tujuan pembelajaran dan alur
modul ajar dapat diakses di Platform
tujuan pembelajaran pada bab
Merdeka Belajar.
sebelumnya.

I. Tujuan Pembelajaran
1.8 Mengukur bangun datar (segiempat, segitiga, segi banyak) menggunakan satuan baku.

II. Langkah-langkah Pembelajaran dengan tepat dan tidak berbeda-beda


hasilnya adalah dengan menggunakan
■ Pendidik memberikan penggaris. Penggaris disebut dengan
pertanyaan pemantik:
pengukur panjang satuan baku karena
• Apakah peserta didik pernah dalam penggaris terdapat satuan baku
mengukur sesuatu dengan yang sama yaitu cm.
menggunakan jengkal?
• Apakah ukuran jengkal setiap
orang itu sama?
• Alat apakah yang dapat
digunakan untuk mengukur
panjang benda dengan
ukuran yang sama?
■ Untuk menjawab pertanyaan
pemantik di atas, pendidik
mengajak peserta didik
untuk melakukan kegiatan secara
langsung dengan mengukur sesuatu
menggunakan jengkal masing-
masing.

■ Setelah peserta didik melihat


bahwa hasil pengukuran
menggunakan jengkal
menghasilkan ukuran yang berbeda-
beda, pendidik menunjukan satu
buah penggaris dan memberikan
pemahaman bahwa benda yang
dapat mengukur sebuah benda
beberapa bangun datar dengan
■ Peserta didik melakukan praktik ukuran yang lebih panjang, misalnya
pengukuran. Adapun benda yang ukuran pintu dan jendela kelas,
diukur adalah benda-benda berupa sedangkan siswa dengan kecepatan
bangun datar yang terdapat di belajar rendah cukup mengukur satu
sekitar peserta didik. Pengukuran atau 2 benda berukuran
menggunakan alat dengan satuan sedang/pendek di sekitar mereka,
baku cm, yaitu penggaris. misalnya kursi dan meja.

■ Pendidik menjelaskan ragam ■ Peserta didik diminta menuliskan hasil


bangun datar (segiempat, segitiga, praktek pengukuran pada lembar
segi banyak) yang dapat ditemukan kerja yang telah disediakan.
siswa di sekitar ruangan kelas. Pendidik menilai kegiatan
berdasarkan rubrik penilaian berupa
■ Peserta didik dengan kecepatan
observasi dan tes hasil lembar kerja
belajar yang lebih tinggi dapat
siswa.
diberikan penugasan mengukur

101
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

III. Asesmen

■ Penilaian formatif berupa penilaian performa dengan mengisi lembar kerja


praktik pengukuran benda dengan menggunakan penggaris.
■ Disediakan rubrik untuk menilai.

► Contoh alternatif 1. Rubrik ketercapaian tujuan pembelajaran (umum)

Tujuan Perlu
Cuku Baik Sangat Baik
Pembelajar Bimbing p
an an
Tuliskan tujuan Belum Menunjukkan Menunjukkan Menunjukkan
pembelajaran menunjukkan sebagian kecil sebagian besar penguasaan
di sini penguasaan penguasaan penguasaan pada semua
kompetensi kompetensi kompetensi (atau melebihi)
dan lingkup dan lingkup dan lingkup kompetensi
materi yang materi yang ada materi yang dan lingkup
ada ada
pada tujuan pada tujuan pada tujuan materi yang ada
pembelajaran pembelajaran pembelajaran pada tujuan
pembelajar
an

Catatan: diharapkan melakukannya dengan penuh


pertimbangan yang dilengkapi dengan
■ Rubrik ini sangat sederhana dan
bukti berupa kinerja dan/atau ada produk
bersifat umum. Disarankan hanya
yang dihasilkan peserta didik.
digunakan bagi pendidik untuk
berlatih memahami,
menyusun dan menerapkan rubrik
kriteria ketercapaian .

■ Pada tahap selanjutnya,


diharapkan pendidik berlatih
menggunakan rubrik yang
terinci.

■ Penamaan kriteria di atas (perlu


bimbingan, cukup, baik, atau sangat
baik) dapat diubah atau diadaptasi
sesuai kebutuhan.

■ Dalam memetakan peserta didik ke


dalam 4 kriteria tersebut, pendidik
• Cukup: peserta mengikuti
remedial sebelum mengikuti
■ Hasil yang diperoleh dari pembelajaran selanjutnya
rubrik ini digunakan untuk dengan penekanan pada
melakukan pembelajaran aspek-aspek yang belum
terdiferensiasi, misalnya: dikuasai.

• Perlu bimbingan: peserta • Baik: peserta didik


didik mengikuti remedial mengikuti pembelajaran
pada keseluruhan materi selanjutnya.
sebelum memasuki • Sangat baik: peserta didik
pembelajaran lebih lanjut, mengikuti pembelajaran
atau mempelajari tujuan selanjutnya dan dilibatkan
pembelajaran yang lebih menjadi tutor sebaya atau
rendah. diberikan pengayaan.

102
Lampiran-lampiran

► Contoh alternatif 2. Lembar ceklis

Tujuan Pembelajaran Kelas X (Fase E)


Menguraikan tentang identitas pada aspek jenis dan pembentukannya, serta mampu
memberikan contoh masing-masing jenis identitas dan mengaitkan konsep identitas
tersebut dengan Pancasila.

Indikator Tujuan Pembelajaran Ya Tida


k
1. Menguraikan tentang identitas

2. Memberikan contoh tentang identitas

3. Menghubungkan konsep identitas dengan


Pancasila

Catatan :

• Rubrik ini lebih rinci dibanding


• Dalam memetakan peserta didik ke
alternatif 1, dapat menjadi alternatif
dalam 2 kriteria tersebut, pendidik
bagi pendidik yang telah lancar
diharapkan
dalam menggunakan
melakukannya dengan penuh
alternatif 1.
pertimbangan yang dilengkapi dengan
• Penamaan dan banyaknya 2 kriteria
bukti berupa kinerja dan atau ada
di atas (Ya/Tidak) dapat diubah atau
produk yang dihasilkan peserta didik.
diadaptasi sesuai kebutuhan.
Misalnya, dengan menggunakan 3 • Hasil yang diperoleh dari rubrik ini

kriteria (Perlu peningkatan, cukup, digunakan untuk melakukan


baik). diferensiasi pembelajaran.
Misalnya, peserta didik dengan
• Banyaknya indikator tujuan
kriteria (Ya) dapat melanjutkan
pembelajaran, menyesuaikan dengan
pada tujuan
kompetensi dan ruang lingkup materi
pembelajaran berikutnya, sementara
pada tujuan pembelajaran.
peserta didik dengan kriteria (Tidak)
dapat diberikan remedial sesuai
dengan indikator yang belum
dikuasai.
103
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

► Contoh alternatif 3 A. Rubrik terinci

Tujuan Pembelajaran IPAS Fase C: Menyelidiki ragam sumber energi yang dapat
dimanfaatkan di lingkungan sekitar.

Indikator Tujuan Perlu


Cukup Baik Sangat Baik
Pembelajaran Bimbing
an
1. Mampu Belum mampu Menguraikan Menguraikan Menguraikan
menguraikan menguraikan 1 contoh 2 contoh lebih dari
manfaat manfaat manfaat manfaat 2 contoh
sumber
energi sumber energi sumber energi sumber energi manfaat
sumber
energi
2. Mampu Memerlukan Melakukan Melakukan Mampu
melakukan bimbingan prosedur prosedur mengarahkan
pengamatan dalam pengamatan pengamatan teman yang
sesuai prosedur melakukan secara mandiri, secara mandiri lain dalam
prosedur namun masih dengan tepat melakukan
pengamatan ditemukan prosedur
1 atau 2 kali pengamatan.
kesalahan

Catatan : dalam jenis kriteria tersebut, pendidik


diharapkan melakukannya dengan penuh
■ Rubrik ini lebih lebih rinci dibanding
alternatif 1 dan 2, dapat digunakan pertimbangan yang dilengkapi dengan
bagi pendidik yang telah terbiasa bukti berupa kinerja dan atau ada produk
menggunakan rubrik. yang dihasilkan peserta didik.

■ Banyaknya indikator tujuan


pembelajaran menyesuaikan
dengan kompetensi
dan ruang lingkup materi pada
tujuan pembelajaran.

■ Penamaan dan banyaknya 4 kriteria


di atas (perlu bimbingan, cukup,
baik, atau sangat baik) dapat diubah
atau diadaptasi sesuai kebutuhan.
Jumlah jenis kriteria juga dapat
disesuaikan dengan kebutuhan;
misalnya, dapat menggunakan 5
jenis kriteria.

■ Dalam memetakan peserta didik ke


• Cukup: peserta mengikuti
■ Hasil yang diperoleh dari remedial sebelum mengikuti
rubrik ini digunakan untuk pembelajaran selanjutnya
melakukan pembelajaran dengan penekanan pada
terdiferensiasi, misalnya: aspek-aspek yang belum
dikuasai.
• Perlu bimbingan: peserta
didik mengikuti remedial • Baik: peserta didik
pada keseluruhan materi mengikuti pembelajaran
sebelum memasuki selanjutnya.
pembelajaran lebih lanjut, • Sangat baik: peserta didik
atau mempelajari tujuan mengikuti pembelajaran
pembelajaran yang lebih selanjutnya dan dilibatkan
rendah. menjadi tutor sebaya atau
diberikan pengayaan.

104
Lampiran-lampiran

► Contoh alternatif 3 B. Rubrik terinci

Tujuan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Pancasila kelas X (Fase E)


Menguraikan tentang identitas pada aspek jenis dan pembentukannya, serta
mampu memberikan contoh masing-masing jenis identitas dan mengaitkan
konsep identitas tersebut dengan Pancasila.

Kriteria
Indikator Ketercapaian
Tujuan
Interven
Pembelajaran Dasa Cakap Mahi
si r r
Khusu
s
1. Menguraikan Tidak tepat Mampu Mampu Mampu
tentang menguraikan menguraikan menguraikan menguraikan
identitas tentang tentang identitas yang identitas dari

identitas identitas berasal dari berbagai


dengan beberapa sumber tanpa
sumber bimbingan
bimbingan
dengan
bimbingan
2. Memberikan Tidak mampu Hanya mampu Mampu Mampu
contoh tentang memberikan memberikan 2 memberikan memberikan
3-4
identitas contoh contoh contoh lebih dari 5
tentang tentang tentang contoh
identitas identitas identitas tentang
identitas
3. Tidak dapat Mampu Mampu Mampu
Menghubungkan
konsep membuat membuat 1 membuat 2-3 membuat
identitas lebih
dengan hubungan hubungan hubungaan dari 3
Pancasila hubungan
antara konsep antara konsep antara konsep antara konsep
identitas identitas identitas identitas
dengan dengan dengan dengan
Pancasila Pancasila Pancasila Pancasila

Catatan : ■ Banyaknya indikator tujuan


pembelajaran, menyesuaikan
■ Rubrik ini lebih rinci dibanding
alternatif 1 dan 2, dapat dengan kompetensi
digunakan bagi pendidik yang dan ruang lingkup materi pada
telah terbiasa menggunakan tujuan pembelajaran.
rubrik.
■ Penamaan dan banyaknya 4
kriteria di atas (intervensi khusus, ■ Dalam memetakan peserta didik
dasar, cakap, atau ke dalam jenis kriteria tersebut,
mahir) dapat diubah atau pendidik diharapkan
diadaptasi sesuai kebutuhan. melakukannya dengan penuh
Jumlah jenis kriteria juga dapat pertimbangan yang dilengkapi
disesuaikan dengan kebutuhan, dengan bukti berupa kinerja dan
misalnya dapat menggunakan 5 atau ada produk yang dihasilkan
jenis kriteria. peserta didik.

105
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

■ Hasil yang diperoleh dari rubrik ini


• Cakap: diberikan materi
digunakan untuk melakukan
pembelajaran selanjutnya dan
pembelajaran terdiferensiasi,
pendampingan secara
misalnya: berkelompok untuk memperkuat
• Intervensi Khusus: peserta penguasaan terhadap materi
didik mengikuti pembelajaran pembelajaran
ulang secara mandiri dengan • Mahir: mengikuti pembelajaran
bantuan Unit Kegiatan Belajar selanjutnya, diberikan materi
Mandiri (UKBM) dan pengayaan dan dilibatkan
tutor sebaya pada keseluruhan secara aktif sebagai tutor sebaya.
materi pembelajaran.
• Dasar: mempelajari beberapa
materi melalui diskusi terfokus
dengan tutor sebaya
106
Lampiran-lampiran
107
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran
108
Lampiran-lampiran

Format Laporan Hasil Belajar (Rapor) Jenjang SD

Nama Peserta Didik : Kela :


NISN : s IV
Fase :
Sekolah : Semester :
Alamat : Tahun :
Pelajaran

Nila
No Mata Pelajaran Capaian Kompetensi
. i
Akhi
r
1 Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti
2 Pendidikan Pancasila
3 Bahasa Indonesia
4 Matematika
5 Ilmu Pengetahuan Alam dan
Sosial
6 Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan
7 Senin Musik
8 Bahasa Inggris
9 Muatan Lokal

No. Ekstrakurikuler Keterang


an
1 Pramuka
2 Silat
dst
.

Ketidakhadiran
Tempat, Tanggal rapor
Sakit . . . hari
Izin . . . hari
Tanpa Keterangan . . . hari

TTD Orang Tua Peserta Didik TTD Wali Kelas


TTD Kepala Sekolah

109
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

Format Laporan Hasil Belajar (Rapor) Jenjang SMP

Nama Peserta Didik : Kela :


NISN : s VII
Fase :
Sekolah : Semester :
Alamat : Tahun :
Pelajaran

Nila
No Mata Pelajaran Capaian Kompetensi
. i
Akhi
r
1 Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti
2 Pendidikan Pancasila
3 Bahasa Indonesia
4 Matematika
5 Ilmu Pengetahuan Alam
6 Ilmu Pengetahuan Sosial
7 Bahasa Inggris
8 Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan
9 Informatika
10 Senin Tari

No. Ekstrakurikuler Keterang


an
1 Pramuka
2 Paskibra
dst
.

Ketidakhadiran
Tempat, Tanggal rapor
Sakit . . . hari
Izin . . . hari
Tanpa Keterangan . . . hari

TTD Orang Tua Peserta Didik TTD Wali Kelas


TTD Kepala Sekolah

110
Lampiran-lampiran

Format Laporan Hasil Belajar (Rapor) Jenjang SMA

Nama Peserta Didik : Kela :X


NISN : s :
Fase
Sekolah : Semester :
Alamat : Tahun :
Pelajaran

Nila
No. Mata Pelajaran Capaian Kompetensi
i
Akhi
r
1 Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti
2 Pendidikan Pancasila
3 Bahasa Indonesia
4 Matematika
5 Ilmu Pengetahuan Alam
(Fisika, Kimia, Biologi)
6 Ilmu Pengetahuan Sosial
(Sosiologi, Ekonomi, Sejarah,
Geografi)
7 Bahasa Inggris
8 Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan
9 Informatika
10 Prakarya dan Kewirausahaan

No. Ekstrakurikuler Keterang


an
1 Pramuka
2 Jurnalistik
dst
.

Ketidakhadiran
Tempat, Tanggal rapor
Sakit . . . hari
Izin . . . hari
Tanpa Keterangan . . . hari
TTD Orang Tua Peserta Didik TTD Wali Kelas

TTD Kepala Sekolah

111
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah

Anda mungkin juga menyukai