Anda di halaman 1dari 122

BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


REPUBLIK INDONESIA

PANDUAN

Pembelajaran dan
Asesmen
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA

PANDUAN

Pembelajaran dan
Asesmen
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah

2022
Panduan Pembelajaran dan Asesmen
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Pengarah
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Anindito Aditomo

Penanggung Jawab
Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran
Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Zulfikri

Penyusun
Yogi Anggraena (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)
Dion Ginanto (UIN Jambi)
Nisa Felicia (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan)
Ardanti Andiarti (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan)
Indriyati Herutami (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan)
Leli Alhapip (Badan Riset dan Inovasi Nasional)
Setiyo Iswoyo (Millennia 21st Century Academy)
Yayuk Hartini (SDN Indrasari 1 Kec. Martapura, Kalimantan Selatan)
Rizal Listyo Mahardika (SDN 02 Mampang Prapatan, DKI Jakarta)

Penelaah
Lesyani Yuniarsih (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)
Maria Chatarina (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)
Neneng Kadariyah (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)
Stien Matakupan (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan)

Kontributor
Susanti Sufyadi (Universitas Lambung Mangkurat) Fauzi Eko P. (Direktorat PMPK)
Lambas Tita Srihayati (Direktorat
Tjaturigsih Rosdiana (Badan Riset dan Inovasi Nasional) PMPK) Suprananto (UNSIKA
Fauzan Amin Nur Rochim (Pusat Asesmen Pendidikan) Karawang) Sisilia Mariati
Sandra Novrika (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) (PAUD Mutiara)
Sapto Aji Wirantho (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Sri Kurnianingsih (Himpaudi Jawa Tengah)
Dwi Setiyowati (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Irma Yuliantina (Universitas Panca Sakti
Arina Hasanah (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Bekasi Wariyanto (SMPN 2 Purwokerto)
Fera Herawati (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Indah Lestari (SMPN 115 Jakarta)
Nur Rofika Ayu Shinta Amalia (Pusat Kurikulum dan Taman Firdaus (SMAN 1 Kota Bima)
Pembelajaran) Betty Sekarasih Hadi Yani (SMAN 2 Playen)
Abd. Rohman Hakim (Pusat Kurikulum dan Arifin (SMAN 2 Wonosari Gunungkidul)
Pembelajaran) Fendi (SMK Mikael Solo)
Nina Purnamasari (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Arif Basuki (SMK 2 Salatiga)
Putu Widyarani K. (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Pono Soswanto (SMKN 1 Karawang)
Dona Paramita (Direktorat PAUD) Rani Azis (SLBN 5 Jakarta)
Waluyo (Direktorat SD) Indra Jaya (UNJ)
Elly Wismayanti (Direktorat SMP) Asih Nur Imda (SDS Pantara)
Rina Imayanti (Direktorat SMA) Cucu Sukmana (UPI, Bandung)
Taufiq Dhamarjati (Direktorat SMK) Tri Puas Restiadi (SKB Ungaran)
Eskawati Musyarofah (Direktorat SMK) Kholifah Dwi Untari (SKB Malang)

Ilustrator
Silvi Pratiwi

Layout
M. Firdaus Jubaedi
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas terbitnya Panduan
Pembelajaran dan Asesmen ini. Panduan ini disusun dalam rangka memberikan
inspirasi dalam implementasi pembelajaran dan asesmen pada Kurikulum Merdeka.

Peserta didik seyogianya menjadi fokus utama dalam pembelajaran dan


asesmen. Usaha untuk menjadikan peserta didik menjadi pembelajar yang aktif
akan memudahkan usaha untuk mengaktualisasikan tujuan pendidikan, yaitu
berkembangnya karakter dan kompetensi peserta didik.

Dalam kaitannya dengan pembelajaran dan asesmen yang berpusat dan berpihak
pada peserta didik perlu adanya panduan bagi pendidik pada tingkat satuan
pendidikan dalam pengimplementasian Kurikulum Merdeka. Panduan ini dapat
dijadikan acuan dalam pembelajaran dan asesmen di dalam kelas yang mengacu pada
standar proses dan standar penilaian. Standar proses dan standar penilaian digunakan
sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran dan penilaian yang efektif dan
efisien sehingga mampu untuk mengembangkan potensi, prakarsa, kemampuan, dan
kemandirian peserta didik secara optimal. Selanjutnya, pembelajaran dan asesmen
juga diarahkan untuk memberikan fleksibilitas bagi pendidik dan peserta didik dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen (PPA) merupakan dokumen yang berisi


prinsip, strategi, dan contoh-contoh yang dapat memandu guru dan satuan
pendidikan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran dan
asesmen. Pembelajaran yang dimaksud meliputi aktivitas merumuskan capaian
pembelajaran menjadi tujuan pembelajaran dan cara mencapai tujuan pembelajaran
tersebut. Sementara asesmen adalah aktivitas selama proses pembelajaran untuk
mencari bukti ketercapaian tujuan pembelajaran. Dalam panduan ini, pembelajaran
dan asesmen merupakan satu siklus; di mana asesmen memberikan informasi
tentang pembelajaran yang perlu dirancang, kemudian asesmen digunakan untuk
mengecek efektivitas pembelajaran yang berlangsung. Oleh karena itu, asesmen
yang diutamakan adalah asesmen formatif yang berorientasi pada perkembangan
kompetensi peserta didik.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen pada Kurikulum Merdeka ini akan terus
disempurnakan berdasarkan evaluasi dan umpan balik dari berbagai pihak. Sejalan
dengan proses evaluasi tersebut, Panduan ini juga akan mengalami revisi dan
pembaruan secara berkala.

iii
Akhir kata, saya mengucapkan selamat dan terima kasih kepada seluruh tim penyusun,
penelaah, dan kontributor, beserta tim Kurikulum Pusat Kurikulum dan Pembelajaran,
yang telah bekerja dengan sepenuh hati untuk menghasilkan sebuah panduan yang
menginspirasi.

Kepala Badan Standar, Kurikulum,


dan Asesmen Pendidikan

Anindito Aditomo, Ph.D.

iv
PETA KONTEN DALAM MEMAHAMI PENGIMPLEMENTASIAN KURIKULUM

Langkah 02
Memahami pembelajaran dan asesmen
04

Langkah 04
Memahami pengembangan projek penguatan profil pelajar Pancas
02

Langkah 01 Memahami garis besar Kurikulum Merdeka

03

01 Langkah 03
Memahami pengembangan kurikulum operasional satuan pendidikan dalam Kurikulum Merd

Langkah 1 Langkah 2
Memahami garis besar Kurikulum Merdeka Memahami pembelajaran dan asesmen

• Regulasi mengenai Kurikulum Merdeka yang Panduan Pembelajaran dan Asesmen


berlaku
• Prinsip pembelajaran dan asesmen
• Kajian Akademik Kurikulum untuk Pemulihan
Pembelajaran • Pembelajaran sesuai dengan tahapan peserta
didik
• Perencanaan pembelajaran dan asesmen
(termasuk alur tujuan pembelajaran)
• Merencanakan pembelajaran
• Pengolahan dan pelaporan hasil asesmen

Langkah 3 Langkah 4
Memahami pengembangan kurikulum Memahami pengembangan projek
operasional satuan pendidikan dalam penguatan profil pelajar Pancasila
Kurikulum Merdeka

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil


Satuan Pendidikan Pelajar Pancasila
• Analisis karakteristik satuan pendidikan • Menyiapkan ekosistem sekolah
• Penyusunan visi, misi, dan tujuan satuan • Mendesain projek penguatan profil pelajar
pendidikan Pancasila
• Pengorganisasian pembelajaran • Mengelola projek penguatan profil pelajar
• Perencanaan pembelajaran Pancasila
• Pendampingan, evaluasi, dan pengembangan • Mengolah asesmen dan melaporkan hasil
profesional projek penguatan profil pelajar Pancasila
• Evaluasi dan tindak lanjut projek penguatan
profil pelajar Pancasila

v
Daftar Isi

iii Kata Pengantar

vi Daftar Isi

1 Pendahuluan
1 Latar Belakang
2 Sasaran Pengguna
2 Cara Menggunakan Panduan

3 Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen


4 Prinsip Pembelajaran
8 Prinsip Asesmen

10 Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen


11 Memahami Capaian Pembelajaran (CP)
15 Merumuskan Tujuan Pembelajaran
19 Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran
23 Merencanakan pembelajaran dan asesmen

37 Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen

41 Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen


41 Pengolahan Hasil Asesmen
53 Pelaporan Hasil belajar

65 Refleksi dan Tindak Lanjut Pembelajaran dan Asesmen

68 Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan


Pendidik dan Satuan Pendidikan

78 Daftar Pustaka

79 Lampiran-Lampiran

vi
Pendahulu

1 Pendahuluan

Ringkasan Bab
Latar Belakang Sasaran Pengguna
Cara Menggunakan Panduan

A. Latar Belakang
Panduan Pembelajaran dan Asesmen (PPA) Pemerintah telah menetapkan Capaian
merupakan dokumen yang berisi prinsip, Pembelajaran yang menjadi rujukan
strategi, dan contoh-contoh yang dapat utama dalam pengembangan rancangan
memandu guru dan satuan pendidikan dalam pembelajaran, khususnya untuk kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi intrakurikuler1. Panduan ini memfasilitasi proses
pembelajaran dan asesmen. Pembelajaran berpikir dalam perencanaan dan pelaksanaan
yang dimaksud meliputi aktivitas merumuskan pembelajaran yang dimulai dari menganalisis
capaian pembelajaran menjadi tujuan capaian pembelajaran , tujuan pembelajaran
pembelajaran dan cara mencapai tujuan mengembangkan alur tujuan pembelajaran,
pembelajaran tersebut. Sementara asesmen modul ajar, serta asesmen pada awal
adalah aktivitas selama proses pembelajaran pembelajaran dan pembelajaran terdiferensiasi.
untuk mencari bukti ketercapaian tujuan Dokumen ini juga memuat perencanaan
pembelajaran. Dalam panduan ini, serta pelaksanaan asesmen yang dimulai dari
pembelajaran dan asesmen merupakan satu perencanaan, pelaksanaan, pengolahan, dan
siklus; di mana asesmen memberikan informasi pelaporan hasil penilaian atau asesmen. PPA
tentang pembelajaran yang perlu dirancang, difokuskan untuk pembelajaran dan asesmen
kemudian asesmen digunakan untuk mengecek intrakurikuler, sedangkan panduan untuk projek
efektivitas pembelajaran yang berlangsung. penguatan profil pelajar Pancasila disampaikan
Oleh karena itu, asesmen yang diutamakan dalam dokumen terpisah.
adalah asesmen formatif yang berorientasi pada
perkembangan kompetensi peserta didik.

1 Dalam lampiran Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 56 Tahun 2022 dijelaskan
bahwa struktur Kurikulum Merdeka dibagi menjadi dua, yaitu intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Capaian
Pembelajaran menjadi kompetensi yang ditargetkan untuk intrakurikuler.

1
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Pendahuluan

B. Sasaran Pengguna
■ Untuk pendidik, panduan pembelajaran dan merefleksikan proses pembelajaran
dan asesmen digunakan sebagai panduan (bukan hanya terfokus pada administrasi),
dalam pembelajaran
serta memberikan inspirasi praktik baik
■ Untuk kepala sekolah, panduan ini pelaksanaan pembelajaran dan asesmen
dapat menjadi acuan atas fungsi kepala dari sekolah lain. pengawas juga dapat
sekolah sebagai pemimpin pembelajaran melakukan pendampingan kepada kepala
(instructional leader). Sebagai pemimpin sekolah dan pendidik yang memerlukan
pembelajaran, kepala sekolah menginspirasi konsultasi dalam menyelesaikan
para pendidik untuk berkolaborasi dan permasalahan dan tantangan dalam
berinovasi untuk menciptakan perubahan pembelajaran.
yang dimulai dari dalam kelas.
■ Sebagai bagian dari komunitas belajar,
■ Pengawas diharapkan berperan untuk panduan ini bisa berguna untuk bahan
mendampingi kepala sekolah. Pengawas diskusi, memantik berbagai ide dalam
bersama kepala sekolah mendiskusikan pembelajaran, dll.

C. Cara Menggunakan Panduan


Satuan pendidikan dan pendidik diberikan Dalam penggunaannya, dokumen ini perlu
kebebasan untuk mengembangkan memperhatikan beberapa regulasi lain:
pembelajaran, perangkat ajar, dan asesmen
sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan • Keputusan Mendikbudristek tentang
peserta didik, satuan pendidikan, dan Kurikulum Merdeka;
daerahnya. Satuan pendidikan dan pendidik
• Keputusan Kepala BSKAP tentang Profil
juga memiliki keleluasaan untuk menentukan
Pelajar Pancasila; dan
jenis, teknik, bentuk instrumen, dan waktu
• Keputusan Kepala BSKAP tentang Capaian
pelaksanaan asesmen berdasarkan karakteristik
Pembelajaran.
tujuan pembelajaran.

2
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip

2 Prinsip Pembelajaran dan


Prinsip Asesmen

Ringkasan Bab
Prinsip Pembelajaran Prinsip Asesmen

Pembelajaran dan asesmen merupakan satu memastikan tujuan pembelajaran sudah sesuai
kesatuan yang sebaiknya tidak dipisahkan. dengan tahapan dan kebutuhan peserta didik.
Pendidik dan peserta didik perlu memahami
kompetensi yang dituju sehingga keseluruhan Proses selanjutnya adalah pelaksanaan
proses pembelajaran diupayakan untuk pembelajaran yang dirancang untuk memberi
mencapai kompetensi tersebut. Kaitan antara pengalaman belajar yang berkualitas,
pembelajaran dan asesmen, digambarkan dan interaktif, dan kontekstual. Pada siklus ini,
diilustrasikan melalui ilustrasi berikut: pendidik diharapkan dapat menyelenggarakan
pembelajaran yang : (1) interaktif; (2) inspiratif;
Pembelajaran dapat diawali dengan proses (3) menyenangkan; (4) menantang; (5)
perencanaan asesmen dan perencanaan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
pembelajaran. Pendidik perlu merancang aktif; dan (6) memberikan ruang yang cukup
asesmen yang dilaksanakan pada awal bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai
pembelajaran, pada saat pembelajaran, bakat, minat dan perkembangan fisik, serta
dan pada akhir pembelajaran. Perencanaan psikologis peserta didik (akan dijelaskan
asesmen, terutama pada asesmen awal lebih lanjut pada Bab V). Sepanjang proses
pembelajaran sangat perlu dilakukan karena pembelajaran, pendidik dapat mengadakan
untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar asesmen formatif untuk mengetahui sejauh
peserta didik, dan hasilnya digunakan untuk mana tujuan pembelajaran sudah dicapai oleh
merancang pembelajaran yang sesuai dengan peserta didik.
tahap capaian peserta didik.
Tahapan selanjutnya adalah proses asesmen
Perencanaan pembelajaran meliputi tujuan pembelajaran. Asesmen pembelajaran
pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, diharapkan dapat mengukur aspek yang
dan asesmen pembelajaran yang disusun dalam seharusnya diukur dan bersifat holistik.
bentuk dokumen yang fleksibel, sederhana, Asesmen dapat berupa formatif dan sumatif.
dan kontekstual. Tujuan Pembelajaran Asesmen formatif dapat berupa asesmen
disusun dari Capaian Pembelajaran dengan pada awal pembelajaran dan asesmen
mempertimbangkan kekhasan dan karakteristik pada saat pembelajaran. Asesmen pada
Satuan Pendidikan. Pendidik juga harus awal pembelajaran digunakan mendukung
pembelajaran terdiferensiasi sehingga peserta

3
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen

didik dapat memperoleh pembelajaran sesuai dengan bantuan kolega pendidik, kepala satuan
dengan yang mereka butuhkan. Sementara, pendidikan, atau pengawas sekolah. Oleh
asesmen formatif pada saat pembelajaran karena itu, proses pembelajaran dan asesmen
dapat dijadikan sebagai dasar dalam merupakan satu kesatuan yang bermuara untuk
melakukan refleksi terhadap keseluruhan membantu keberhasilan peserta didik di dalam
proses belajar yang dapat dijadikan acuan kelas.
untuk perencanaan pembelajaran dan
melakukan revisi apabila diperlukan. Apabila Pemerintah tidak mengatur pembelajaran
peserta didik dirasa dan asesmen secara detail dan teknis.
telah mencapai tujuan pembelajaran, maka Namun demikian, untuk memastikan
pendidik dapat meneruskan pada tujuan proses pembelajaran dan asesmen berjalan
pembelajaran berikutnya. Namun, apabila dengan baik, Pemerintah menetapkan
tujuan pembelajaran belum tercapai, pendidik Prinsip Pembelajaran dan Asesmen. Prinsip
perlu melakukan penguatan terlebih dahulu. pembelajaran dan prinsip asesmen diharapkan
Selanjutnya, pendidik perlu mengadakan dapat memandu pendidik dalam
asesmen sumatif untuk memastikan merencanakan dan melaksanakan
ketercapaian dari keseluruhan tujuan pembelajaran yang bermakna agar peserta
pembelajaran. didik lebih kreatif, berpikir kritis, dan inovatif.
Dalam menerapkan prinsip-prinsip
Ketiga tahapan ini akan terus berlangsung pembelajaran, pendidik diharapkan
dalam bentuk siklus seperti gambar di atas. memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Dalam prosesnya, pendidik dapat melakukan
refleksi, baik dilakukan secara pribadi maupun

A. Prinsip Pembelajaran
Tabel 2.1. Prinsip Pembelajaran dan Contoh Pelaksanaannya

Prinsip Pembelajaran Contoh pelaksanaan prinsip pembelajaran


a. Pembelajaran • Pada awal tahun ajaran, pendidik berusaha mencari tahu
dirancang dengan kesiapan belajar peserta didik dan pencapaian sebelumnya.
mempertimbangkan tahap Misalnya, melalui dialog dengan peserta didik, sesi diskusi
perkembangan dan tingkat kelompok kecil, tanya jawab, pengisian survei/angket,
pencapaian peserta didik dan/ atau metode lainnya yang sesuai.
saat ini, sesuai dengan • Pendidik merancang atau memilih alur tujuan
kebutuhan belajar, serta pembelajaran sesuai dengan tahap perkembangan peserta
mencerminkan karakteristik didik, atau pada tahap awal. Pendidik dapat menggunakan
dan perkembangan peserta atau mengadaptasi contoh tujuan pembelajaran, alur
didik yang beragam tujuan pembelajaran dan modul ajar yang disediakan oleh
sehingga pembelajaran Kemendikbudristek.
menjadi bermakna dan
• Pendidik merancang pembelajaran yang menyenangkan
menyenangkan;
agar peserta didik mengalami proses belajar sebagai
pengalaman yang menimbulkan emosi positif.

4
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen

Prinsip Pembelajaran Contoh pelaksanaan prinsip pembelajaran


b. Pembelajaran dirancang • Pendidik mendorong peserta didik untuk melakukan
dan dilaksanakan untuk refleksi untuk memahami kekuatan diri dan area yang
membangun kapasitas perlu dikembangkan.
untuk menjadi pembelajar • Pendidik senantiasa memberikan umpan balik langsung
sepanjang hayat; yang mendorong kemampuan peserta didik untuk
terus belajar dan mengeksplorasi ilmu pengetahuan.
• Pendidik menggunakan pertanyaan terbuka
yang menstimulasi pemikiran yang mendalam.
• Pendidik memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif agar terbangun sikap pembelajar mandiri.
• Pendidik memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai bakat,
minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis
peserta didik.
• Pendidik memberikan tugas atau pekerjaan rumah
ditujukan untuk mendorong pembelajaran yang mandiri
dan untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan dengan
mempertimbangkan beban belajar peserta didik.
• Pendidik merancang pembelajaran untuk mendorong
peserta didik terus meningkatkan kompetensinya
melalui tugas dan aktivitas dengan tingkat kesulitan
yang tepat.
c. Proses pembelajaran • Pendidik menggunakan berbagai metode pembelajaran
mendukung perkembangan yang bervariasi dan untuk membantu peserta didik
kompetensi dan karakter mengembangkan kompetensi, misalnya belajar berbasis
peserta didik secara holistik; inkuiri, berbasis projek, berbasis masalah, dan pembelajaran
terdiferensiasi.
• Pendidik merefleksikan proses dan sikapnya untuk memberi
keteladanan dan sumber inspirasi positif bagi peserta
didik.
• Pendidik merujuk pada profil pelajar Pancasila
dalam memberikan umpan balik (apresiasi maupun
koreksi)
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 5
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen

Prinsip Pembelajaran Contoh pelaksanaan prinsip pembelajaran


d. pembelajaran yang • Pendidik menyelenggarakan pembelajaran sesuai
relevan, yaitu kebutuhan dan dikaitkan dengan dunia nyata, lingkungan,
pembelajaran yang dan budaya yang menarik minat peserta didik.
dirancang sesuai konteks, • Pendidik merancang pembelajaran interaktif untuk
lingkungan, dan budaya memfasilitasi interaksi yang terencana, terstruktur, terpadu,
peserta didik, serta dan produktif antara pendidik dengan peserta didik,
melibatkan orang tua dan sesama peserta didik, serta antara peserta didik dan materi
komunitas sebagai mitra; belajar.
• Pendidik memberdayakan masyarakat sekitar, komunitas,
organisasi, ahli dari berbagai profesi sebagai narasumber
untuk memperkaya dan mendorong pembelajaran yang
relevan.
• Pendidik melibatkan orang tua dalam proses belajar dengan
komunikasi dua arah dan saling memberikan umpan balik.
• Pada PAUD, pendidik menggunakan pendekatan
multibahasa berbasis bahasa ibu juga dapat digunakan,
utamanya bagi peserta didik yang tumbuh di
komunitas yang menggunakan bahasa lokal.
• Pada SMK, terdapat pembelajaran melalui Praktik Kerja
Lapangan (PKL) yang dilaksanakan di dunia kerja atau
tempat praktik di lingkungan sekolah yang telah dirancang
sesuai dengan standar dunia kerja, menerapkan sistem dan
budaya kerja sebagaimana di dunia kerja, dan disupervisi
oleh pendidik/instruktur yang ditugaskan atau memiliki
pengalaman di dunia kerja yang relevan.
• Pada SMK, pendidik dapat menyelenggarakan
pembelajaran melalui praktik-praktik kerja bernuansa
industri di lingkungan sekolah melalui model
pembelajaran industri (teaching factory).

6
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen

Prinsip Pembelajaran Contoh pelaksanaan prinsip pembelajaran


e. pembelajaran berorientasi • Pendidik berupaya untuk mengintegrasikan kehidupan
pada masa depan yang keberlanjutan (sustainable living) pada berbagai kegiatan
berkelanjutan. pembelajaran dengan mengintegrasikan nilai-nilai
dan perilaku yang menunjukkan kepedulian terhadap
lingkungan dan masa depan bumi, misalnya menggunakan
sumber daya secara bijak (hemat air, listrik, dll.), mengurangi
sampah, dsb.
• Pendidik memotivasi peserta didik untuk menyadari
bahwa masa depan adalah milik mereka dan mereka
perlu mengambil peran dan tanggung jawab untuk masa
depan mereka.
• Pendidik melibatkan peserta didik dalam mencari solusi-
solusi permasalahan di keseharian yang sesuai
dengan tahapan belajarnya.
• Pendidik memanfaatkan projek penguatan profil pelajar
Pancasila untuk membangun karakter dan kompetensi
peserta didik sebagai warga dunia masa depan.

7
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen

B. Prinsip Asesmen
Tabel 2.2. Prinsip Asesmen dan Contoh Pelaksanaannya

Prinsip Asesmen Contoh Pelaksanaan Prinsip Asesmen


a. Asesmen merupakan • Pendidik menguatkan asesmen di awal pembelajaran yang
bagian terpadu dari digunakan untuk merancang pembelajaran sesuai
proses pembelajaran, dengan kesiapan peserta didik.
fasilitasi pembelajaran, • Pendidik merencanakan pembelajaran dengan merujuk
dan penyediaan informasi pada tujuan yang hendak dicapai dan memberikan
yang holistik, sebagai umpan balik agar peserta didik dapat menentukan
umpan balik untuk langkah untuk perbaikan kedepannya.
pendidik, peserta didik,
• Pendidik memberikan umpan balik berupa kalimat
dan orang tua/wali agar
dukungan untuk menstimulasi pola pikir bertumbuh.
dapat memandu mereka
• Pendidik melibatkan peserta didik dalam melakukan
dalam menentukan strategi
asesmen, melalui penilaian diri, penilaian antar teman,
pembelajaran selanjutnya;
refleksi diri, dan pemberian umpan balik antar teman.
• Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk berefleksi tentang kemampuan mereka,
serta bagaimana meningkatkan kemampuan
tersebut berdasarkan hasil asesmen.
• Pendidik merancang asesmen untuk mendorong peserta
didik terus meningkatkan kompetensinya melalui
asesmen dengan tingkat kesulitan yang tepat dan umpan
balik yang membangun
• Pada konteks PAUD, yang dipantau tidak hanya
berbagai aspek perkembangan yang ada di CP, namun
juga tumbuh kembang anak secara keseluruhan.

b. asesmen dirancang dan • Pendidik memikirkan tujuan pembelajaran pada


dilakukan sesuai dengan saat merencanakan asesmen dan memberikan
fungsi asesmen tersebut, kejelasan pada peserta didik mengenai tujuan
dengan keleluasaan untuk asesmen di awal pembelajaran.
menentukan teknik dan • Pendidik menggunakan teknik asesmen yang beragam
waktu pelaksanaan asesmen sesuai dengan fungsi dan tujuan asesmen. Hasil dari
agar efektif mencapai asesmen formatif digunakan untuk umpan balik
tujuan pembelajaran; pembelajaran, sementara hasil dari asesmen sumatif
digunakan untuk pelaporan hasil belajar.

8
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen

Prinsip Asesmen Contoh Pelaksanaan Prinsip Asesmen


c. asesmen dirancang secara • Pendidik menyediakan waktu dan durasi yang cukup
adil, proporsional, valid, agar asesmen menjadi sebuah proses pembelajaran dan
dan dapat dipercaya bukan hanya untuk kepentingan menguji.
(reliable) untuk menjelaskan • Pendidik menentukan kriteria sukses dan
kemajuan belajar, menyampaikannya pada peserta didik, sehingga mereka
menentukan keputusan memahami ekspektasi yang perlu dicapai.
tentang langkah dan
• Pendidik berkolaborasi dalam merancang asesmen
sebagai dasar untuk
sehingga dapat menggunakan kriteria yang serupa
menyusun program
dan sesuai dengan tujuan asesmen.
pembelajaran yang sesuai
selanjutnya; • Pendidik menggunakan hasil asesmen untuk menentukan
tindak lanjut pembelajaran.
d. laporan kemajuan belajar • Pendidik menyusun laporan kemajuan belajar secara
dan pencapaian peserta ringkas, mengutamakan informasi yang paling penting
didik bersifat sederhana untuk dipahami oleh peserta didik dan orang tua.
dan informatif, memberikan • Pendidik memberikan umpan balik secara berkala kepada
informasi yang bermanfaat peserta didik dan mendiskusikan tindak lanjutnya bersama-
tentang karakter dan sama beserta orang tua.
kompetensi yang dicapai,
serta strategi tindak lanjut;

e. hasil asesmen digunakan • Pendidik menyediakan waktu bagi guru untuk


oleh peserta didik, membaca, menganalisis, dan melakukan refleksi hasil
pendidik, tenaga asesmen.
kependidikan, dan orang • Pendidik menggunakan hasil asesmen sebagai bahan
tua/wali sebagai bahan diskusi untuk menentukan hal-hal yang sudah berjalan
refleksi untuk baik dan area yang perlu diperbaiki. Satuan pendidikan
meningkatkan mutu memiliki strategi agar hasil asesmen digunakan sebagai
pembelajaran. refleksi oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan,
dan orang tua untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
• Pendidik memberikan umpan balik secara berkala kepada
peserta didik dan mendiskusikan tindak lanjutnya bersama-
sama orang tua.

9
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Perencanaan Pembelajaran dan

3 Perencanaan Pembelajaran
dan Asesmen

Ringkasan Bab
Memahami Capaian Pembelajaran (CP) Merumuskan Tujuan Pembelajaran Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran Merencanaka

Pemerintah menetapkan Capaian Pembelajaran pembelajaran yang lebih operasional dan


(CP) sebagai kompetensi yang ditargetkan. konkret, yang dicapai satu persatu oleh peserta
Namun demikian, CP tidak cukup konkret didik hingga mereka mencapai akhir fase. Proses
untuk memandu kegiatan pembelajaran berpikir dalam merencanakan pembelajaran
sehari- ditunjukkan dalam Gambar 2 di bawah ini.
hari. CP perlu diurai menjadi tujuan-tujuan

Memahami Merumuskan Menyusun alur Merancang


Capaian tujuan tujuan pembelajaran pembelajaran
Pembelajaran pembelajaran dari tujuan
pembelajaran

Gambar 3.1. Proses Perancangan Kegiatan Pembelajaran

Pendidik dapat (1) mengembangkan pemerintah menyediakan contoh-contoh alur


sepenuhnya alur tujuan pembelajaran tujuan pembelajaran, rencana pelaksanaan
dan/atau perencanaan pembelajaran, (2) pembelajaran atau yang sering dikenal sebagai
mengembangkan alur tujuan pembelajaran RPP, dan modul ajar. Dengan kata lain, setiap
dan/atau rencana pembelajaran berdasarkan pendidik perlu menggunakan alur tujuan
contoh-contoh yang disediakan pemerintah, pembelajaran dan rencana pembelajaran
atau (3) menggunakan contoh yang disediakan. untuk memandu mereka mengajar; akan
Pendidik menentukan pilihan tersebut tetapi mereka tidak harus
berdasarkan kemampuan masing-masing. mengembangkannya sendiri.
Dalam Platform Merdeka Mengajar,

10
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Proses perancangan kegiatan pembelajaran itu, apabila pendidik menggunakan contoh,


dalam panduan ini dibuat dengan asumsi proses ini perlu disesuaikan dengan kebutuhan.
bahwa pendidik akan mengembangkan alur Dengan kata lain, proses dalam Gambar 2 tidak
tujuan pembelajaran dan rencana pembelajaran harus dilakukan secara lengkap oleh seluruh
secara mandiri, tidak menggunakan contoh pendidik.
yang disediakan pemerintah. Oleh karena

A. Memahami Capaian Pembelajaran (CP)


Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensinya, sementara kelas
kompetensi pembelajaran yang harus dicapai menunjukkan kelompok (cohort)
peserta didik pada setiap fase, dimulai dari fase berdasarkan usianya. Dengan demikian,
fondasi pada PAUD. Jika dianalogikan dengan ada kemungkinan peserta didik berada
sebuah perjalanan berkendara, CP memberikan di kelas III SD, namun belajar materi
tujuan umum dan ketersediaan waktu yang pelajaran untuk Fase A (yang umumnya
tersedia untuk mencapai tujuan tersebut untuk kelas I dan II) karena ia belum
(fase). Untuk mencapai garis finish, pemerintah tuntas mempelajarinya. Hal ini berkaitan
membuatnya ke dalam enam etape yang dengan mekanisme kenaikan kelas yang
disebut fase. Setiap fase lamanya 1-3 tahun. disampaikan dalam Bab VII (Mekanisme
Kenaikan Kelas dan Kelulusan).
Berikut ini adalah beberapa contoh
pemanfaatan fase-fase Capaian Pembelajaran ■ Pengembangan rencana pembelajaran
dalam perencanaan pembelajaran: yang kolaboratif. Satu fase biasanya
lintas kelas, misalnya CP Fase D yang
■ Pembelajaran yang fleksibel. Ada kalanya berlaku untuk Kelas VII, VIII, dan IX.
proses belajar berjalan lebih lambat Saat merencanakan pembelajaran di
pada suatu periode (misalnya, ketika awal tahun ajaran, guru kelas VIII perlu
pembelajaran di masa pandemi COVID-19) berkolaborasi dengan guru kelas VII untuk
sehingga dibutuhkan waktu lebih mendapatkan informasi tentang sampai
panjang untuk mempelajari suatu konsep. mana proses belajar sudah ditempuh
Ketika harus “menggeser” waktu untuk peserta didik di kelas VII. Selanjutnya ia
mengajarkan materi-materi pelajaran juga perlu berkolaborasi dengan guru
yang sudah dirancang, pendidik memiliki kelas IX untuk menyampaikan bahwa
waktu lebih panjang untuk mengaturnya. rencana pembelajaran kelas VIII akan
berakhir di suatu topik atau materi
■ Pembelajaran yang sesuai dengan
tertentu, sehingga guru kelas IX dapat
kesiapan peserta didik. Fase
merencanakan pembelajaran berdasarkan
belajar seorang peserta didik
menunjukkan informasi tersebut.

11
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Catatan untuk Pengawas/Penilik:


Pengawas/penilik dapat mendiskusikan • Apakah perencanaan di suatu kelas
dan mendukung proses belajar pendidik memperhatikan topik atau konsep yang
untuk mengembangkan perencanaan sudah dikuasai peserta didik di kelas
pembelajaran. Pada saat berdiskusi dengan sebelumnya?
pendidik, pengawas/penilik perlu fokus pada • Apakah pendidik memperhatikan
bagaimana proses perencanaan dilakukan, perkembangan peserta didik
misalnya: ketika merencanakan
pembelajaran?
• Apakah guru berkolaborasi lintas kelas
• Apakah perencanaan pembelajaran
sebagaimana yang dicontohkan di atas?
memperhatikan perkembangan
peserta didik dan kesinambungan
proses pembelajaran antar kelas?

Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP disusun untuk setiap mata pelajaran. Tabel 3.1
memperlihatkan pembagian fase.

Tabel 3.1. Pembagian Fase

Fase Kelas/Jenjang pada Umumnya


Fondasi PAUD
A Kelas I-II SD/MI
B Kelas III-IV SD/MI
C Kelas V-VI SD/MI
D Kelas VII-IX SMP/MTs
E Kelas X SMA/SMK/MA/MAK
F Kelas XI-XII SMA/MA/MAK
Kelas XI-XII SMK Program 3 tahun
Kelas XI-XII SMK program 4 tahun

Ada beberapa hal yang perlu dipahami tentang kekhasan CP sebelum memahami isi dari capaian
untuk setiap mata pelajaran.

• Dalam CP, kompetensi yang ingin dicapai pengetahuan yang dipelajari peserta didik
ditulis dalam paragraf yang memadukan menjadi suatu rangkaian yang berkaitan.
antara pengetahuan, keterampilan, dan
• CP dirancang dengan banyak merujuk
sikap atau disposisi untuk belajar. Sementara
kepada teori belajar Konstruktivisme
karakter dan kompetensi umum yang ingin
dan pengembangan kurikulum dengan
dikembangkan dinyatakan dalam profil
pendekatan “Understanding by Design”
pelajar Pancasila secara terpisah. Dengan
(UbD) yang dikembangkan oleh
dirangkaikan sebagai paragraf, ilmu
Wiggins & Tighe (2005). Dalam
kerangka teori ini,

12
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

“memahami” merupakan kemampuan yang yaitu secara keseluruhan dan capaian per fase
dibangun melalui proses dan pengalaman untuk setiap elemen. Oleh karena itu,
belajar yang memberikan kesempatan penting untuk pendidik mempelajari CP
kepada mereka untuk dapat menjelaskan, untuk mata pelajarannya secara menyeluruh.
menginterpretasi dan mengaplikasikan
informasi, menggunakan berbagai Memahami CP adalah langkah pertama yang
perspektif, dan berempati atas suatu sangat penting. Setiap pendidik perlu familiar
fenomena. Dengan demikian, pemahaman dengan apa yang perlu mereka ajarkan,
bukanlah suatu proses kognitif yang terlepas dari apakah mereka akan
sederhana atau proses berpikir tingkat mengembangkan kurikulum, alur tujuan
rendah. pembelajaran, atau silabusnya sendiri atau
• Memang apabila merujuk pada Taksonomi tidak. Beberapa contoh pertanyaan reflektif
Bloom, pemahaman dianggap sebagai yang dapat digunakan untuk memandu guru
proses berpikir tahap yang rendah (C2). dalam memahami CP, antara lain:
Namun demikian, konteks Taksonomi Bloom
sebenarnya digunakan untuk perancangan • Kompetensi apa saja yang perlu dimiliki
pembelajaran dan asesmen kelas yang peserta didik untuk sampai di capaian
lebih operasional, bukan untuk CP yang pembelajaran akhir fase?
lebih abstrak dan umum. Taksonomi Bloom • Kata-kata kunci apa yang penting dalam CP?
lebih sesuai digunakan untuk menurunkan/ • Apakah ada hal-hal yang sulit saya pahami?
menerjemahkan CP ke tujuan pembelajaran
• Apakah capaian yang ditargetkan sudah
yang lebih konkret.
biasa saya ajarkan?
• Naskah CP terdiri atas rasional, tujuan,
karakteristik, dan capaian per fase. Rasional Selain untuk mengenal lebih mendalam mata
menjelaskan alasan pentingnya mempelajari pelajaran yang diajarkan, memahami CP juga
mata pelajaran tersebut serta kaitannya dapat memantik ide-ide pengembangan
dengan profil pelajar Pancasila. Tujuan rancangan pembelajaran. Berikut ini adalah
menjelaskan kemampuan atau kompetensi beberapa pertanyaan yang dapat digunakan
yang dituju setelah peserta didik untuk memantik ide:
mempelajari mata pelajaran tersebut secara
keseluruhan. • Bagaimana capaian dalam fase ini akan
Karakteristik menjelaskan apa yang dicapai anak didik?
dipelajari dalam mata pelajaran tersebut, • Materi apa saja yang akan dipelajari dan
elemen-elemen atau domain (strands) seberapa luas serta mendalam?
yang membentuk mata pelajaran dan • Proses belajar seperti apa yang akan
berkembang dari fase ke fase. Capaian per ditempuh peserta didik?
fase disampaikan dalam dua bentuk,

Catatan untuk pimpinan satuan pendidikan:


Berdasarkan umpan balik yang diterima Kemendikbudristek, sebagian pendidik masih mengalami kesulitan untuk memaham

13
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Berikut ini adalah beberapa catatan penting tentang CP untuk jenis/jenjang:


Pada PAUD, CP bertujuan untuk
mata pelajaran yang diajarkan hingga kelas
memberikan arah yang sesuai dengan
XIII.
usia perkembangan pada semua aspek
perkembangan anak sehingga kompetensi
Pada Pendidikan Kesetaraan, penyusunan
pembelajaran yang diharapkan dicapai
alur tujuan pembelajaran memperhatikan
anak pada akhir PAUD dapat dipahami
alokasi waktu didasarkan pada
dengan jelas agar anak siap mengikuti
pemetaan Satuan Kredit Kompetensi
jenjang pendidikan selanjutnya. Lingkup
(SKK) yang ditetapkan oleh satuan
CP di PAUD dikembangkan dari tiga
pendidikan dengan bentuk pembelajaran
elemen stimulasi yang saling terintegrasi
tatap muka, tutorial, mandiri ataupun
dan merupakan elaborasi dari aspek-
kombinasi secara proporsional dari
aspek perkembangan anak, yaitu nilai
ketiganya. Capaian pembelajaran pada
agama dan moral, fisik motorik, kognitif,
mata pelajaran kelompok umum, mata
sosial emosional, bahasa; dan nilai
pelajaran pemberdayaan, dan mata
Pancasila; serta bidang-bidang lain untuk
pelajaran keterampilan mengacu pada
mengoptimalkan tumbuh kembang anak
capaian pembelajaran yang ditetapkan
sesuai dengan kebutuhan pendidikan
oleh Pemerintah. Satuan pendidikan
Abad 21 di Indonesia. Tiga elemen
dapat mengembangkan capaian
stimulasi yang dimaksud, yaitu: 1) Nilai
pembelajaran pada mata pelajaran
Agama dan Budi Pekerti; 2) Jati Diri; dan
keterampilan sesuai dengan kebutuhan
3) Dasar-dasar Literasi, Matematika, Sains,
belajar peserta didik, lingkungan belajar
Teknologi, Rekayasa, dan Seni; diharapkan
dan satuan pendidikan.
dapat mengeksplorasi aspek-aspek
perkembangan anak secara utuh dan tidak Pada Pendidikan Khusus, pembagian fase
terpisah. didasarkan pada usia mental peserta didik.
Bagi peserta didik berkebutuhan khusus
Sementara itu, pada SMK terdapat
dengan hambatan intelektual, dapat
beberapa kekhasan. Pendidik dapat
menggunakan CP pendidikan khusus. CP
melakukan analisis CP mata pelajaran
pada peserta didik berkebutuhan khusus
kejuruan SMK bersama dengan mitra
dengan hambatan intelektual dapat
dunia kerja. Pada jenjang SMK terdapat
dilakukan lintas fase dan lintas elemen,
program empat tahun sebagaimana
sesuai dengan kondisi, kemampuan,
tercantum dalam daftar konsentrasi
hambatan dan kebutuhan. Sementara
keahlian yang telah ditetapkan oleh
peserta didik berkebutuhan khusus tanpa
pemerintah. Pada program empat tahun
hambatan intelektual menggunakan
pembelajaran diselenggarakan hingga
CP reguler dengan menerapkan prinsip
kelas XIII mata pelajaran yang diajarkan
modifikasi kurikulum. Di bawah ini adalah
pada kelas XIII adalah: Matematika,
rumusan fase capaian pembelajaran pada
Bahasa Inggris,
Pendidikan Khusus.
dan Praktik Kerja Lapangan. Capaian
pembelajaran fase F berlaku pada pada

14
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Tabel 3.2. Fase Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Khusus

Fase Jenjang/Kelas pada umumnya Usia Mental

A Kelas I-II SD/MI ≤ 7 tahun

B Kelas III-IV SD/MI


± 8 tahun
C Kelas V-VI SD/MI

D Kelas VII-IX SMP/MTs ± 9 tahun

E Kelas X SMA/SMK/MA/MAK ± 10 tahun

F Kelas XI-XII SMA/SMK/MA/MAK

B. Merumuskan Tujuan Pembelajaran


Setelah memahami CP, pendidik mulai Penulisan tujuan pembelajaran sebaiknya
mendapatkan ide-ide tentang apa yang harus memuat 2 komponen utama, yaitu:
dipelajari peserta didik dalam suatu fase.
Pada tahap ini, pendidik mulai mengolah ide 1. Kompetensi, yaitu kemampuan atau
tersebut, menggunakan kata-kata kunci yang keterampilan yang perlu ditunjukkan/
telah dikumpulkannya pada tahap didemonstrasikan oleh peserta didik.
sebelumnya, untuk merumuskan tujuan Pertanyaan panduan yang dapat
pembelajaran. digunakan pendidik, antara lain: secara
Tujuan pembelajaran yang dikembangkan ini konkret, kemampuan apa yang perlu
perlu dicapai peserta didik dalam satu atau peserta didik tunjukkan? Tahap berpikir
lebih jam pelajaran, hingga akhirnya pada apa yang perlu peserta didik
penghujung Fase mereka dapat mencapai tunjukkan?
CP. Oleh karena itu, untuk CP dalam satu fase, 2. Lingkup materi, yaitu konten dan konsep
pendidik perlu mengembangkan beberapa utama yang perlu dipahami pada akhir
tujuan pembelajaran. satu unit pembelajaran. Pertanyaan
panduan yang dapat digunakan pendidik,
Dalam tahap merumuskan tujuan
antara lain: hal apa saja yang perlu mereka
pembelajaran ini, pendidik belum mengurutkan
pelajari dari suatu konsep besar yang
tujuan- tujuan tersebut, cukup merancang
dinyatakan dalam CP? Apakah lingkungan
tujuan- tujuan belajar yang lebih operasional
sekitar dan kehidupan peserta didik dapat
dan konkret saja terlebih dahulu. Urutan-urutan
digunakan sebagai konteks untuk
tujuan pembelajaran akan disusun pada tahap
mempelajari konten dalam CP (misalnya,
berikutnya. Dengan demikian, pendidik dapat
proses pengolahan hasil panen digunakan
melakukan proses pengembangan rencana
sebagai konteks untuk belajar tentang
pembelajaran langkah demi langkah.
persamaan linear di SMA)

15
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Taksonomi Bloom berguna dalam proses Taksonomi Bloom, dan dinilai lebih relevan
perumusan tujuan pembelajaran. Namun untuk konteks belajar saat ini. Anderson dan
demikian, Taksonomi Bloom ini telah Krathwohl mengelompokkan kemampuan
direvisi seiring dengan perkembangan kognitif menjadi tahapan-tahapan berikut ini,
hasil-hasil penelitian. Anderson dan dengan urutan dari kemampuan yang paling
Krathwohl (2001) mengembangkan dasar ke yang paling tinggi sebagai berikut:
taksonomi berdasarkan

Level Mengingat, termasuk di dalamnya mengingat kembali informasi yang telah dipelajari,
termasuk definisi, fakta-fakta, daftar urutan, atau menyebutkan kembali suatu materi yang pernah diajarkan kepadanya.

1
Level Memahami, termasuk di dalamnya menjelaskan ide atau konsep seperti menjelaskan
suatu konsep menggunakan kalimat sendiri, menginterpretasikan suatu informasi, menyimpulkan, atau membuat parafrasa
2 Menganalisis, termasuk dalam kemampuan ini adalah memecah- mecah informasi
Level menjadi beberapa bagian, kemampuan untuk mengeksplorasi hubungan/korelasi atau membandingkan antara dua hal atau le

4Level Mengaplikasikan, termasuk di dalamnya menggunakan konsep, pengetahuan, atau


3 informasi yang telah dipelajarinya pada situasi berbeda dan relevan

Selain taksonomi di atas, untuk menggunakan informasi untuk menjelaskan


merumuskan tujuan pembelajaran, pendidik atau menjawab pertanyaan. Menurut Tighe

Level Mengevaluasi, termasuk kemampuan untuk membuat keputusan, penilaian,


5 mengajukan kritik dan rekomendasi yang sistematis.

Menciptakan, yaitu merangkaikan berbagai elemen menjadi satu hal baru yang utuh,
Level melalui proses pencarian ide, evaluasi terhadap hal/ide/benda yang ada sehingga kreasi yang diciptakan menjadi salah satu

6
juga dapat merujuk pada teori lain yang dan Wiggins, pemahaman dapat ditunjukkan
dikembangkan oleh Tighe dan Wiggins melalui kombinasi dari enam kemampuan
(2005) tentang enam bentuk pemahaman. berikut ini:
Sebagaimana yang disampaikan dalam
penjelasan tentang CP, pemahaman
(understanding) adalah proses berpikir
tingkat tinggi, bukan sekadar

16
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Penjelasan (explanation) Interpretasi

Mendeskripsikan suatu ide dengan Menerjemahkan cerita, karya seni,


endiri, membangun hubungan, mendemonstrasikan
atau situasi.
hasil kerja,
Interpretasi
menjelaskan
juga berarti
alasan,
memaknai
menjelaskan
sebuah
sebuah
ide, perasaan,
teori, dan atau
menggunakan
sebuah hasil
data.
karya dari satu media ke media

Aplikasi Perspektif

Menggunakan pengetahuan, Melihat suatu hal dari sudut


keterampilan dan pemahaman
pandang yang
mengenai
berbeda,
sesuatu
siswadalam
dapatsituasi
menjelaskan
yang nyata
sisi lain
ataudari
sebuah
sebuah
simulasi
situasi,
(menyerupai
melihat gambaran
kenyataan).
besar, melihat asumsi yang mendasari suatu h

Pengenalan diri
Empati atau refeksi diri

Menaruh diri di posisi orang lain. Memahami diri sendiri; yang


Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain
menjadi
dan/atau
kekuatan,
memahami
area yang
pikiran
perlu
yangdikembangkan
berbeda dengan
sertadirinya.
proses berpikir dan emosi yang terjadi secara internal.

Marzano (2000) mengembangkan untuk melakukan kegiatan pembelajaran agar


taksonomi baru untuk tujuan pembelajaran. mencapai tujuan. Selanjutnya sistem kognitif
Dalam taksonominya, Marzano mengolah semua informasi yang diperlukan
menggunakan tiga sistem dalam domain untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ada 6
pengetahuan. Ketiga sistem tersebut adalah level taksonomi menurut Marzano:
sistem kognitif, sistem metakognitif, dan
sistem diri (self-system).
Sistem diri adalah keputusan yang dibuat
individu untuk merespon instruksi dan
pembelajaran: apakah akan melakukannya atau
tidak. Sementara sistem metakognitif adalah
kemampuan individu untuk merancang strategi

17
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Tingkat 1 Mengenali dan mengingat kembali (retrieval) Mengingat kembali (retrieval) informasi dalam batas men
menentukan akurasi suatu informasi dan menemukan informasi lain yang berkaitan.

Tingkat 2 Pemahaman
Proses pemahaman dalam sistem kognitif berfungsi untuk mengidentifikasi atribut atau karakteristik utama

Tingkat 3 Analisis
Analisis dalam taksonomi baru dari Marzano melibatkan perluasan pengetahuan yang logis (masuk akal). An
(1) mencocokan, (2) mengklasifikasikan, (3) menganalisis
kesalahan, (4) menyamaratakan, dan (5) menspesifikasikan.

Tingkat 4 Pemanfaatan Pengetahuan


Proses pemanfaatan pengetahuan digunakan saat seseorang ingin menyelesaikan tugas tertentu. Contohnya,

Tingkat 5 Metakognisi
Sistem metakognisi berfungsi untuk memantau, mengevaluasi dan mengatur fungsi dari semua jenis pemik

Tingkat 6 Sistem Diri


Sistem diri menentukan apakah seseorang akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu tugas; sistem dir

18
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Panduan ini tidak mendorong pendidik untuk sehari-hari sampai kesiapan memasuki
fokus pada satu teori saja. Sebaliknya, panduan dunia kerja.
ini memperlihatkan bahwa ada beberapa
referensi yang dapat digunakan untuk ■ Pada pendidikan kesetaraan, dalam
merancang tujuan pembelajaran. Pendidik merumuskan tujuan pembelajaran
dapat menggunakan teori atau pendekatan memperhatikan karakteristik peserta didik,
lain dalam merancang tujuan pembelajaran, kebutuhan belajar dan kondisi lingkungan.
selama teori tersebut dinilai relevan dengan ■ Pada satuan pendidikan SMK,
karakteristik mata pelajaran serta tujuan pembelajaran dan alur tujuan
konsep/topik yang dipelajari, karakteristik pembelajaran dapat disusun bersama
peserta didik, dan konteks lingkungan dengan mitra dunia kerja.
pembelajaran.
Pendidik memiliki alternatif untuk merumuskan
tujuan pembelajaran dengan beberapa
Beberapa catatan khusus terkait dengan
alternatif di bawah ini:
perumusan tujuan pembelajaran di jenis dan
jenjang pendidikan tertentu:
■ Alternatif 1. Merumuskan tujuan
■ Pada Capaian Pembelajaran PAUD, pembelajaran secara langsung berdasarkan
CP
penyusunan tujuan pembelajaran
mempertimbangkan laju perkembangan ■ Alternatif 2. Merumuskan tujuan
anak, bukan kompetensi dan konten seperti pembelajaran dengan menganalisis
pada jenjang lainnya. ‘kompetensi’ dan ‘lingkup Materi’ pada
CP.
■ Pada Pendidikan Khusus, selain
kompetensi dan konten, tujuan ■ Alternatif 3. Merumuskan tujuan
pembelajaran juga mencakup variasi pembelajaran Lintas Elemen CP
dan akomodasi layanan sesuai
karakteristik peserta didik. Selain Contoh masing-masing alternatif terdapat di
itu, tujuan pembelajaran diarahkan lampiran, termasuk contoh cara merumuskan
pada CP menjadi tujuan pembelajaran pada jenjang
terbentuknya kemandirian dalam aktivitas PAUD ada di lampiran.

C. Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran


Setelah merumuskan tujuan pembelajaran, pembelajaran ini dapat diperoleh pendidik
langkah berikutnya dalam perencanaan dengan: (1) merancang sendiri berdasarkan CP,
pembelajaran adalah menyusun alur tujuan (2) mengembangkan dan memodifikasi contoh
pembelajaran. Alur tujuan pembelajaran yang disediakan, ataupun (3) menggunakan
sebenarnya memiliki fungsi yang serupa contoh yang disediakan pemerintah.
dengan apa yang dikenal selama ini sebagai
“silabus”, yaitu untuk perencanaan dan Bagi pendidik yang merancang alur tujuan
pengaturan pembelajaran dan asesmen secara pembelajarannya sendiri, tujuan-tujuan
garis pembelajaran yang telah dikembangkan
besar untuk jangka waktu satu tahun. Oleh dalam tahap sebelumnya akan disusun sebagai
karena itu, pendidik dapat menggunakan alur satu alur (sequence) yang berurutan secara
tujuan pembelajaran saja, dan alur tujuan

19
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

sistematis, dan logis dari awal hingga akhir 6. Metode penyusunan alur tujuan
fase. Alur tujuan pembelajaran juga perlu pembelajaran harus logis, dari kemampuan
disusun secara linier, satu arah, dan tidak yang sederhana ke yang lebih rumit,
bercabang, sebagaimana urutan kegiatan dapat dipengaruhi oleh karakteristik mata
pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari. pelajaran, pendekatan pembelajaran yang
Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, ada digunakan (misal: matematik realistik);
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan:
7. Tampilan tujuan pembelajaran diawali
1. Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang dengan alur tujuan pembelajarannya
lebih umum bukan tujuan pembelajaran terlebih dahulu, baru proses
berpikirnya (misalnya, menguraikan
harian (goals, bukan objectives);
dari elemen menjadi tujuan
2. Alur tujuan pembelajaran harus tuntas
pembelajaran) sebagai lampiran agar
satu fase, tidak terpotong di tengah jalan;
lebih sederhana dan langsung ke
3. Alur tujuan pembelajaran perlu intinya untuk guru;
dikembangkan secara kolaboratif, (apabila
8. Karena alur tujuan pembelajaran
guru mengembangkan, maka perlu
yang disediakan Kemendikbudristek
kolaborasi guru lintas kelas/tingkatan
merupakan contoh, maka alur tujuan
dalam satu fase. Contoh: kolaborasi antara
pembelajaran dapat bernomor/huruf
guru kelas I dan II untuk Fase A;
(untuk menunjukkan urutan dan tuntas
4. Alur tujuan pembelajaran dikembangkan penyelesaiannya dalam satu fase);
sesuai karakteristik dan kompetensi yang
9. Alur tujuan pembelajaran menjelaskan
dikembangkan setiap mata pelajaran. Oleh
SATU alur tujuan pembelajaran, tidak
karena itu sebaiknya dikembangkan oleh
bercabang (tidak meminta guru untuk
pakar mata pelajaran, termasuk guru
memilih). Apabila sebenarnya urutannya
yang mahir dalam mata pelajaran
dapat berbeda, lebih baik membuat
tersebut;
alur tujuan pembelajaran lain sebagai
5. Penyusunan alur tujuan pembelajaran variasinya, urutan/alur perlu jelas sesuai
tidak perlu lintas fase (kecuali pilihan/keputusan penyusun, dan untuk itu
pendidikan khusus); dapat diberikan nomor atau kode; dan
10. Alur tujuan pembelajaran fokus pada
pencapaian CP, bukan profil pelajar
Pancasila dan tidak perlu dilengkapi
dengan pendekatan/strategi pembelajaran
(pedagogi).

20
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, pendidik dapat mengacu pada berbagai cara yang
diuraikan pada tabel di bawah ini (Creating Learning Materials for Open and Distance Learning, 2005;
Doolittle, 2001; Morrison, Ross, & Kemp, 2007; Reigeluth & Keller, 2009):

Tabel 3.3. Cara-Cara Menyusun Tujuan Pembelajaran Menjadi Alur Tujuan Pembelajaran

Pengurutan dari Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten
yang Konkret ke yang lebih abstrak dan simbolis. Contoh: memulai pengajaran dengan
yang Abstrak menjelaskan tentang benda geometris (konkret) terlebih dahulu
sebelum mengajarkan aturan teori objek geometris tersebut (abstrak).

Pengurutan Deduktif Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang
spesifik. Contoh: mengajarkan konsep database terlebih dahulu
sebelum mengajarkan tentang tipe database, seperti hierarki atau
relasional.

Pengurutan dari Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit.
Mudah ke yang lebih Contoh: mengajarkan cara mengeja kata-kata pendek dalam kelas
Sulit bahasa sebelum mengajarkan kata yang lebih panjang.

Pengurutan Hierarki Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen


konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum mengajarkan
keterampilan yang lebih kompleks. Contoh: siswa perlu belajar tentang
penjumlahan sebelum mereka dapat memahami konsep perkalian.

Pengurutan Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari


Prosedural sebuah prosedur, kemudian membantu siswa untuk menyelesaikan
tahapan selanjutnya. Contoh: dalam mengajarkan cara
menggunakan t-test dalam sebuah pertanyaan penelitian, ada
beberapa tahap prosedur yang harus dilalui, seperti menulis
hipotesis, menentukan tipe tes yang akan digunakan, memeriksa
asumsi, dan menjalankan tes dalam sebuah perangkat lunak statistik.

Scaffolding Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus


mengurangi bantuan secara bertahap. Contoh: dalam mengajarkan
berenang, guru perlu menunjukkan cara mengapung, dan ketika
siswa mencobanya, guru hanya butuh membantu. Setelah ini,
bantuan yang diberikan akan berkurang secara bertahap. Pada
akhirnya, siswa dapat berenang sendiri.

21
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Di bawah ini adalah ilustrasi pemetaan alur dilakukan pada tahap sebelumnya dan
tujuan pembelajaran dalam satu fase. Setiap alur tujuan pembelajaran adalah tujuan-
kotak tujuan pembelajaran merupakan tujuan pembelajaran yang telah disusun.
hasil perumusan tujuan pembelajaran yang
telah

Tujuan Tujuan
Awal Pembelajaran 1 Pembelajaran 2
Fase

Tujuan Tujuan
Pembelajaran Pembelajaran 3
...

Tujuan Tujuan
Pembelajaran Pembelajaran (n)
Akhir
... Fase

Gambar 3.2. Ilustrasi Alur Tujuan Pembelajaran

Sebagaimana disampaikan pada penjelasan untuk Fase A, misalnya, harus disusun


tentang CP, setiap fase terdiri atas 1 sampai untuk 2 tahun (Kelas I dan Kelas II). Oleh
3 kelas. Sebagai contoh, pada jenjang SD, karena itu, dalam menyusun alur tujuan
satu fase terdiri atas 2 kelas. Alur tujuan pembelajaran,
pembelajaran dikembangkan untuk setiap CP. pendidik perlu berkolaborasi dengan pendidik
Dengan demikian, alur tujuan pembelajaran lain yang mengajar dalam fase yang sama agar
tujuan pembelajarannya berkesinambungan.

Pendidik dapat menggunakan contoh alur tujuan pembelajaran yang telah tersedia, atau memodifikasi contoh alur tujuan pembe

Catatan khusus untuk jenjang dan jenis tertentu:


Untuk PAUD, esensi alur tujuan pembelajaran
atau tidak dan alur tujuan pembelajaran dapat
adalah perencanaan pembelajaran berdasarkan
dikembangkan dengan pendekatan yang paling
laju perkembangan anak dan dikembangkan
sesuai pada masing-masing satuan pendidikan.
oleh masing-masing satuan agar dapat
mencapai CP. Satuan pendidikan dapat memilih
untuk menyusun alur tujuan pembelajaran

22
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

D. Merencanakan pembelajaran dan asesmen


Rencana pembelajaran dirancang untuk faktor lainnya, termasuk faktor peserta didik
memandu guru melaksanakan pembelajaran yang berbeda, lingkungan sekolah, ketersediaan
sehari-hari untuk mencapai suatu tujuan sarana dan prasarana pembelajaran, dan lain-
pembelajaran. Dengan demikian, rencana lain.
pembelajaran disusun berdasarkan alur tujuan
pembelajaran yang digunakan pendidik Setiap pendidik perlu memiliki rencana
sehingga bentuknya lebih rinci dibandingkan pembelajaran untuk membantu mengarahkan
alur tujuan pembelajaran. Perlu diingatkan proses pembelajaran mencapai CP. Rencana
kembali bahwa alur tujuan pembelajaran pembelajaran ini dapat berupa: (1) rencana
tidak ditetapkan oleh pemerintah sehingga pelaksanaan pembelajaran atau yang dikenal
pendidik yang satu dapat menggunakan alur sebagai RPP atau (2) dalam bentuk modul
tujuan pembelajaran yang berbeda dengan ajar. Apabila pendidik menggunakan modul
pendidik lainnya meskipun mengajar peserta ajar, maka ia tidak perlu membuat RPP
didik dalam fase yang sama. Oleh karena itu, karena komponen-komponen dalam modul
rencana pembelajaran yang dibuat masing- ajar
masing pendidik pun dapat berbeda-beda, meliputi komponen-komponen dalam RPP atau
terlebih lagi karena rencana pembelajaran ini lebih lengkap daripada RPP. Komponen yang
dirancang dengan memperhatikan berbagai dimaksud tertera pada Tabel 3.4. berikut ini:

Tabel 3.4. Perbandingan Antara Komponen Minimum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Modul Ajar

Komponen minimum dalam rencana Komponen minimum dalam modul ajar


pelaksanaan pembelajaran

• Tujuan pembelajaran (salah satu dari • Tujuan pembelajaran (salah satu dari
tujuan dalam alur tujuan pembelajaran). tujuan dalam alur tujuan pembelajaran).
• Langkah-langkah atau kegiatan • Langkah-langkah atau kegiatan
pembelajaran. Biasanya untuk satu atau pembelajaran. Biasanya untuk satu tujuan
lebih pertemuan. pembelajaran yang dicapai dalam satu
• Asesmen pembelajaran: Rencana atau lebih pertemuan.
asesmen untuk di awal pembelajaran • Rencana asesmen untuk di awal
dan rencana asesmen di akhir pembelajaran beserta instrumen dan
pembelajaran untuk mengecek cara penilaiannya.
ketercapaian tujuan pembelajaran. • Rencana asesmen di akhir pembelajaran
untuk mengecek ketercapaian tujuan
pembelajaran beserta instrumen dan
cara penilaiannya.
• Media pembelajaran yang digunakan,
termasuk, misalnya bahan bacaan
yang digunakan, lembar kegiatan,
video, atau tautan situs web yang perlu
dipelajari peserta didik.

23
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Tabel 3.4 menunjukkan perbedaan komponen Modul ajar dalam Kurikulum Merdeka ditujukan
yang perlu termuat dalam kedua dokumen untuk membantu pendidik mengajar secara
perencanaan pembelajaran yang digunakan lebih fleksibel dan kontekstual, tidak selalu
pendidik sehari-hari. Terlihat bahwa komponen menggunakan buku teks pelajaran. Modul
yang harus ada (komponen minimum) dalam ajar dapat menjadi pilihan lain atau alternatif
rencana pelaksanaan pembelajaran lebih strategi pembelajaran. Oleh karena itu,
sederhana, fokus mendokumentasikan rencana. sebelum merancang modul ajar, pendidik
Sementara dalam modul ajar, perencanaan perlu mempertimbangkan beberapa hal
dilengkapi dengan media yang digunakan, berikut.
termasuk juga instrumen asesmennya. Oleh
karena modul ajar lebih lengkap daripada a. Untuk mencapai suatu tujuan
rencana pelaksanaan pembelajaran, maka pembelajaran tertentu, apakah merujuk
pendidik yang menggunakan modul ajar untuk pada buku teks saja sudah cukup atau
mencapai satu atau lebih tujuan pembelajaran perlu menggunakan modul ajar?
tidak perlu lagi mengembangkan rencana
b. Jika membutuhkan modul ajar, apakah
pelaksanaan pembelajaran.
dapat menggunakan modul ajar yang telah
disediakan, memodifikasi modul ajar yang
Pemerintah menyediakan contoh-contoh
disediakan, atau perlu membuat modul
rencana pelaksanaan pembelajaran dan modul
ajar baru?
ajar. Pendidik dapat menggunakan dan/
atau menyesuaikan contoh-contoh tersebut Apabila berdasarkan kedua pertanyaan di
dengan kebutuhan peserta didik. Untuk atas pendidik menyimpulkan bahwa modul
pendidik yang merancang rencana pelaksanaan ajar tidak dibutuhkan atau modul ajar
pembelajarannya sendiri, maka komponen- yang disediakan dapat digunakan dengan
komponen dalam Tabel 3.4 harus termuat, dan penyesuaian-penyesuaian tertentu, maka
dapat ditambahkan dengan komponen lainnya ia tidak perlu merancang modul ajar yang
sesuai dengan kebutuhan pendidik, peserta
baru. Komponen minimum modul ajar telah
didik, dan kebijakan satuan pendidikan.
disampaikan dalam Tabel 3.4, namun bila
diperlukan, pendidik juga dapat menambah
Merancang Modul Ajar komponen, misalnya dengan menyusun modul
ajar dengan struktur sebagaimana tercantum
Sebagaimana terlihat dalam Tabel 3.4, modul
pada Tabel 3.5 berikut.
ajar sekurang-kurangnya yang berisi tujuan,
langkah, media pembelajaran, asesmen,
serta informasi dan referensi belajar lainnya
yang dapat membantu pendidik dalam
melaksanakan pembelajaran. Satu modul ajar
biasanya berisi rancangan pembelajaran untuk
satu tujuan pembelajaran berdasarkan alur
tujuan pembelajaran yang telah disusun.

24
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Tabel 3.5. Komponen Modul Ajar Versi Lebih Lengkap

Informasi Umum Komponen Inti Lampiran

• Identitas penulis modul • Tujuan pembelajaran • Lembar kerja peserta didik


• Kompetensi awal • Asesmen • Pengayaan dan remedial
• Profil pelajar Pancasila • Pemahaman bermakna • Bahan bacaan
• Sarana dan prasarana • Pertanyaan pemantik pendidik dan peserta
didik
• target peserta didik • Kegiatan pembelajaran
• Glosarium
• Model pembelajaran • Refleksi peserta didik dan
yang digunakan pendidik • Daftar pustaka

Pendidik memiliki keleluasaan untuk memilih dan memodifikasi contoh-contoh modul ajar yang tersedia atau mengembangkan

Pertanyaan-pertanyaan reflektif berikut ini dapat digunakan pendidik dalam proses perancangan
modul ajar.

• Bagaimana agar perhatian peserta • Bagaimana peserta didik dapat


didik senantiasa fokus dan mereka menunjukkan pemahaman mereka dan
terus bersemangat sepanjang kegiatan melakukan evaluasi diri yang berarti setelah
pembelajaran? mempelajari materi ini?
• Bagaimana saya sebagai pendidik akan • Bagaimana saya akan menyesuaikan langkah
membantu setiap individu peserta didik dan/atau materi pelajaran berdasarkan
memahami pembelajaran? keunikan dan kebutuhan masing-masing
• Bagaimana saya akan mendorong peserta peserta didik?
didik untuk melakukan refleksi, • Bagaimana saya akan mengelola
mempelajari lagi, memperbaiki, dan pengalaman belajar yang mendorong
berpikir ulang tentang konsep atau materi peserta didik untuk menjadi pelajar
pelajaran yang telah mereka pelajari? yang aktif dan mandiri?

Bagaimana kekhasan modul ajar pada berbagai jenjang?

PAUD. Rencana pembelajaran/modul ajar pada PAUD merupakan dokumen yang setidaknya memuat komponen tujuan pemb

Pendidikan Khusus. Pengembangan modul ajar, selain sesuai dengan struktur dan komponen di atas, juga sesuai dengan ke

25
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Pendidikan Kesetaraan. Penyusunan langkah-langkah pembelajaran memperhatikan bentuk pembelajaran, yakni tatap muka, tut

SMK, Pada mata pelajaran kejuruan, khususnya mata pelajaran konsentrasi keahlian, modul ajar dilengkapi dengan bahan ajar at

Rencana Asesmen dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Atau


Modul Ajar
Sebagaimana diperlihatkan dalam Tabel 3.4,
a. Asesmen di awal pembelajaran yang
baik dalam rencana pelaksanaan pembelajaran
dilakukan untuk mengetahui kesiapan
maupun modul ajar, rencana asesmen perlu
peserta didik untuk mempelajari
disertakan dalam perencanaan pembelajaran.
materi ajar dan mencapai tujuan
Dalam modul ajar, rencana asesmen ini
pembelajaran yang direncanakan.
dilengkapi dengan instrumen serta cara
Asesmen ini termasuk dalam kategori
melakukan penilaiannya. Dalam dunia pedagogi
asesmen formatif karena ditujukan
dan asesmen, terdapat banyak teori dan
untuk kebutuhan guru dalam
pendekatan asesmen. Bagian ini menjelaskan
merancang pembelajaran, tidak untuk
konsep asesmen yang dianjurkan dalam
keperluan penilaian hasil belajar
Kurikulum Merdeka.
peserta didik yang dilaporkan dalam
rapor.
Sebagaimana dinyatakan dalam Prinsip
Pembelajaran dan Asesmen (Bab II), asesmen b. Asesmen di dalam proses
adalah aktivitas yang menjadi kesatuan dalam pembelajaran yang dilakukan
proses pembelajaran. Asesmen dilakukan untuk selama proses pembelajaran untuk
mencari bukti ataupun dasar pertimbangan mengetahui perkembangan
tentang ketercapaian tujuan pembelajaran. peserta
Maka dari itu, pendidik dianjurkan untuk didik dan sekaligus pemberian umpan
melakukan asesmen-asesmen berikut ini: balik yang cepat. Biasanya asesmen ini
dilakukan sepanjang atau di tengah
1. Asesmen formatif, yaitu asesmen yang kegiatan/langkah pembelajaran, dan
bertujuan untuk memberikan informasi dapat juga dilakukan di akhir langkah
atau umpan balik bagi pendidik dan pembelajaran. Asesmen ini juga
peserta didik untuk memperbaiki termasuk dalam kategori asesmen
proses belajar. formatif.

26
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

2. Asesmen sumatif, yaitu asesmen yang penggunaan teknik dan instrumen asesmen,
dilakukan untuk memastikan penentuan kriteria ketercapaian tujuan
ketercapaian keseluruhan tujuan pembelajaran, dan pengolahan hasil asesmen.
pembelajaran. Termasuk dalam keleluasaan ini adalah
Asesmen ini dilakukan pada akhir keputusan tentang penilaian tengah semester.
proses pembelajaran atau dapat juga Pendidik dan satuan pendidikan berwenang
dilakukan sekaligus untuk dua atau lebih untuk memutuskan perlu atau tidaknya
tujuan pembelajaran, sesuai dengan melakukan penilaian tersebut.
pertimbangan pendidik dan kebijakan
satuan pendidikan. Berbeda dengan Pendidik perlu memahami prinsip-prinsip
asesmen formatif, asesmen sumatif menjadi asesmen yang disampaikan dalam Bab II,
bagian dari perhitungan penilaian di akhir di mana salah satu prinsipnya mendorong
semester, akhir tahun ajaran, dan/atau penggunaan berbagai bentuk asesmen, bukan
akhir jenjang. hanya tes tertulis, agar pembelajaran bisa
lebih terfokus pada kegiatan yang bermakna
Kedua jenis asesmen ini tidak harus digunakan serta informasi atau umpan balik dari asesmen
dalam suatu rencana pelaksanaan pembelajaran tentang kemampuan peserta didik juga menjadi
atau modul ajar, tergantung pada cakupan lebih kaya dan bermanfaat dalam proses
tujuan pembelajaran. perancangan pembelajaran berikutnya.

Pendidik adalah sosok yang paling memahami Untuk dapat merancang dan melaksanakan
kemajuan belajar peserta didik sehingga pembelajaran dan asesmen sesuai arah
pendidik perlu memiliki kompetensi dan kebijakan Kurikulum Merdeka, berikut ini
keleluasaan untuk melakukan asesmen agar adalah penjelasan lebih lanjut tentang asesmen
sesuai dengan kebutuhan peserta didik masing- formatif dan asesmen sumatif sebagai acuan.
masing. Keleluasaan tersebut mencakup
perancangan asesmen, waktu pelaksanaan,

Asesmen Formatif
Penilaian atau asesmen formatif bertujuan meningkatkan terus capaiannya. Hal ini
untuk memantau dan memperbaiki proses merupakan proses belajar yang penting
pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian untuk menjadi pembelajar sepanjang
tujuan pembelajaran. Asesmen ini dilakukan hayat.
untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar
■ Bagi pendidik, asesmen formatif
peserta didik, hambatan atau kesulitan yang
berguna untuk merefleksikan strategi
mereka hadapi, dan juga untuk mendapatkan
pembelajaran yang digunakannya, serta
informasi perkembangan peserta didik.
untuk meningkatkan efektivitasnya
Informasi tersebut merupakan umpan balik
dalam merancang dan melaksanakan
bagi peserta didik dan juga pendidik.
pembelajaran. Asesmen ini juga
memberikan informasi tentang kebutuhan
■ Bagi peserta didik, asesmen formatif
belajar individu peserta didik yang
berguna untuk berefleksi, dengan
diajarnya.
memonitor kemajuan belajarnya,
tantangan yang dialaminya, serta
langkah- langkah yang perlu ia lakukan
untuk

27
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Agar asesmen memberikan manfaat tersebut Contoh-contoh pelaksanaan asesmen


kepada peserta didik dan pendidik, maka formatif.
beberapa hal yang perlu diperhatikan pendidik
dalam merancang asesmen formatif, antara • Pendidik memulai kegiatan tatap muka
lain sebagai berikut: dengan memberikan pertanyaan berkaitan
dengan konsep atau topik yang telah
• Asesmen formatif tidak berisiko tinggi (high dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
stake). Asesmen formatif dirancang untuk
• Pendidik mengakhiri kegiatan pembelajaran
tujuan pembelajaran dan tidak seharusnya
di kelas dengan meminta peserta didik
digunakan untuk menentukan nilai rapor,
untuk menuliskan 3 hal tentang konsep
keputusan kenaikan kelas, kelulusan, atau
yang baru mereka pelajari, 2 hal yang ingin
keputusan-keputusan penting lainnya.
mereka pelajari lebih mendalam, dan 1 hal
• Asesmen formatif dapat menggunakan yang mereka belum pahami.
berbagai teknik dan/atau instrumen. Suatu
• Kegiatan percobaan dilanjutkan dengan
asesmen dikategorikan sebagai asesmen
diskusi terkait proses dan hasil percobaan,
formatif apabila tujuannya adalah untuk
kemudian pendidik memberikan umpan balik
meningkatkan kualitas proses belajar.
terhadap pemahaman peserta didik.
• Asesmen formatif dilaksanakan bersamaan
• Pendidik memberikan pertanyaan
dengan proses pembelajaran yang sedang
tertulis, kemudian setelah selesai
berlangsung sehingga asesmen formatif dan
menjawab pertanyaan, peserta didik
pembelajaran menjadi suatu kesatuan.
diberikan kunci jawabannya sebagai
• Asesmen formatif dapat menggunakan acuan melakukan penilaian diri.
metode yang sederhana, sehingga umpan
• Penilaian diri, penilaian antarteman,
balik hasil asesmen tersebut dapat
pemberian umpan balik antar teman dan
diperoleh dengan cepat.
refleksi. Sebagai contoh, peserta didik
• Asesmen formatif yang dilakukan di awal diminta untuk menjelaskan secara lisan atau
pembelajaran akan memberikan informasi tulisan (misalnya, menulis surat untuk teman)
kepada pendidik tentang kesiapan belajar tentang konsep yang baru dipelajari.
peserta didik. Berdasarkan asesmen ini,
• Pada PAUD, pelaksanaan asesmen formatif
pendidik perlu menyesuaikan/memodifikasi
dapat dilakukan dengan melakukan
rencana pelaksanaan pembelajarannya dan/
observasi terhadap perkembangan anak saat
atau membuat diferensiasi pembelajaran
melakukan kegiatan bermain-belajar.
agar sesuai dengan kebutuhan peserta
didik. • Pada pendidikan khusus, pelaksanaan
asesmen diagnostik dilakukan untuk
• Instrumen asesmen yang digunakan dapat
menentukan fase pada peserta didik
memberikan informasi tentang kekuatan,
sehingga pembelajaran sesuai dengan
hal-hal yang masih perlu ditingkatkan oleh
kebutuhan dan karakteristik peserta didik,
peserta didik dan mengungkapkan cara
misalnya: salah satu peserta didik pada kelas
untuk meningkatkan kualitas tulisan,
X SMALB (Fase E) berdasarkan hasil
karya atau performa yang diberi umpan
asesmen diagnostik berada pada Fase C
balik. Dengan demikian, hasil asesmen
sehingga pembelajaran peserta didik tersebut
tidak sekadar sebuah angka.
tetap mengikuti hasil asesmen diagnostik
yaitu Fase C.

28
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Asesmen Sumatif
Penilaian atau asesmen sumatif pada jenjang atau informasi tambahan untuk mengukur
pendidikan dasar dan menengah bertujuan pencapaian hasil belajar peserta didik, maka
untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran dapat melakukan asesmen pada akhir semester.
dan/atau CP peserta didik sebagai dasar Sebaliknya, jika pendidik merasa bahwa data
penentuan kenaikan kelas dan/atau kelulusan hasil asesmen yang diperoleh selama 1 semester
dari satuan pendidikan. Penilaian pencapaian telah mencukupi, maka tidak perlu melakukan
hasil belajar peserta didik dilakukan dengan asesmen pada akhir semester. Hal yang perlu
membandingkan pencapaian hasil belajar ditekankan, untuk asesmen sumatif, pendidik
peserta didik dengan kriteria ketercapaian dapat menggunakan teknik dan instrumen yang
tujuan pembelajaran. beragam, tidak hanya berupa tes, namun dapat
menggunakan observasi dan performa (praktik,
Sementara itu, pada pendidikan anak usia dini, menghasilkan produk, melakukan projek, dan
asesmen sumatif digunakan untuk mengetahui membuat portofolio).
capaian perkembangan peserta didik dan
bukan sebagai hasil evaluasi untuk penentuan
kenaikan kelas atau kelulusan. Asesmen sumatif Merencanakan Asesmen
berbentuk laporan hasil belajar yang berisikan
laporan pencapaian pembelajaran dan dapat Apabila pendidik menggunakan modul ajar
ditambahkan dengan informasi pertumbuhan yang disediakan, maka ia tidak perlu membuat
dan perkembangan anak. perencanaan asesmen. Namun, bagi pendidik
yang mengembangkan sendiri rencana
Adapun asesmen sumatif dapat berfungsi pelaksanaan pembelajaran dan/atau modul
untuk: ajar, ia perlu merencanakan asesmen formatif
yang akan digunakan.
• alat ukur untuk mengetahui pencapaian
hasil belajar peserta didik dalam satu atau • Rencana asesmen dimulai dengan
lebih tujuan pembelajaran di periode perumusan tujuan asesmen. Tujuan ini tentu
tertentu; berkaitan erat dengan tujuan pembelajaran.
• mendapatkan nilai capaian hasil belajar • Setelah tujuan dirumuskan, pendidik
untuk dibandingkan dengan kriteria capaian memilih dan/atau mengembangkan
yang telah ditetapkan; dan instrumen asesmen sesuai tujuan. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam
• menentukan kelanjutan proses belajar siswa
memilih/mengembangkan instrumen,
di kelas atau jenjang berikutnya.
antara lain: karakteristik peserta didik,
Asesmen sumatif dapat dilakukan setelah kesesuaian asesmen dengan rencana/
pembelajaran berakhir, misalnya pada akhir tujuan pembelajaran dan tujuan asesmen,
satu lingkup materi (dapat terdiri atas satu atau kemudahan penggunaan instrumen untuk
lebih tujuan pembelajaran), pada akhir semester memberikan umpan balik kepada peserta
dan pada akhir fase; khusus asesmen pada didik dan pendidik.
akhir semester, asesmen ini bersifat pilihan. Jika
pendidik merasa masih memerlukan konfirmasi

29
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Berikut adalah contoh instrumen penilaian atau asesmen yang dapat menjadi inspirasi bagi pendidik,
yaitu:

Rubrik Pedoman yang dibuat untuk menilai dan mengevaluasi kualitas capaian
kinerja peserta didik sehingga pendidik dapat menyediakan bantuan yang
diperlukan untuk meningkatkan kinerja. Rubrik juga dapat digunakan oleh
pendidik untuk memusatkan perhatian pada kompetensi yang harus dikuasai.
Capaian kinerja dituangkan dalam bentuk kriteria atau dimensi yang akan
dinilai yang dibuat secara bertingkat dari kurang sampai terbaik.

Ceklis Daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik, atau elemen yang dituju.

Catatan Catatan singkat hasil observasi yang difokuskan pada performa dan perilaku
Anekdotal yang menonjol, disertai latar belakang kejadian dan hasil analisis atas observasi
yang dilakukan.

Grafik Grafik atau infografik yang menggambarkan tahap perkembangan belajar.


Perkembangan
(Kontinum)

Instrumen asesmen dapat dikembangkan berdasarkan teknik penilaian yang digunakan oleh
pendidik. Di bawah ini diuraikan contoh teknik asesmen yang dapat diadaptasi, yaitu :

Observasi Penilaian peserta didik yang dilakukan secara berkesinambungan melalui


pengamatan perilaku yang diamati secara berkala. Observasi dapat difokuskan
untuk semua peserta didik atau per individu. Observasi dapat dilakukan
dalam tugas atau aktivitas rutin/harian.

Kinerja Penilaian yang menuntut peserta didik untuk mendemonstrasikan dan


mengaplikasikan pengetahuannya ke dalam berbagai macam konteks sesuai
dengan kriteria yang diinginkan. Asesmen kinerja dapat berupa praktik,
menghasilkan produk, melakukan projek, atau membuat portofolio.

Projek Kegiatan penilaian terhadap suatu tugas meliputi kegiatan perancangan,


pelaksanaan, dan pelaporan, yang harus diselesaikan dalam periode/waktu
tertentu.

Tes Tertulis Tes dengan soal dan jawaban disajikan secara tertulis untuk mengukur atau
memperoleh informasi tentang kemampuan peserta didik. Tes tertulis dapat
berbentuk esai, pilihan ganda, uraian, atau bentuk-bentuk tes tertulis
lainnya.

30
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Tes Lisan Pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta didik menjawab secara lisan,
dan dapat diberikan secara klasikal ketika pembelajaran.

Penugasan Pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan dan
memfasilitasi peserta didik memperoleh atau meningkatkan pengetahuan.`

Portofolio Kumpulan dokumen hasil penilaian, penghargaan, dan karya peserta didik
dalam bidang tertentu yang mencerminkan perkembangan (reflektif-integratif)
dalam kurun waktu tertentu.

Asesmen dapat dilakukan secara berbeda Untuk pendidikan khusus, asesmen


di jenjang tertentu, sesuai dengan cenderung lebih beragam karena perlu
karakteristiknya. Untuk jenjang PAUD, pendekatan individual. Pada Pendidikan
teknik penilaian tidak menggunakan tes Kesetaraan, asesmen mata pelajaran
tertulis, melainkan dengan berbagai cara keterampilan dapat berbentuk observasi,
yang disesuaikan dengan kondisi satuan demonstrasi, tes lisan, tes tulis, portofolio,
PAUD, dengan menekankan pengamatan dan/atau uji kompetensi pada lembaga
pada anak secara autentik sesuai preferensi sertifikasi dan kompetensi.
satuan pendidikan. Ragam bentuk asesmen
yang dapat dilakukan, antara lain: catatan Sementara itu pada SMK, terdapat
anekdot, ceklis, hasil karya, portofolio, bentuk penilaian atau asesmen khas yang
dokumentasi, dll. membedakan dengan jenjang yang lain,
yaitu:

a. Asesmen Praktik Kerja Lapangan (PKL)


• Asesmen/pengukuran terhadap capaian
• Hasil asesmen disampaikan pada
pembelajaran selama melaksanakan
rapor dengan mencantumkan
pembelajaran di dunia kerja, meliputi
keterangan industri tentang kinerja
substansi kompetensi ataupun budaya
secara keseluruhan berdasarkan jurnal
kerja.
PKL, sertifikat, atau surat keterangan
• Asesmen dilakukan oleh pembimbing/ praktek kerja lapangan dari dunia kerja.
instruktur dari dunia kerja dan atau
• Mendorong peserta didik berkinerja baik
bersama dengan guru pendamping.
saat melakukan pembelajaran di dunia
kerja serta memberikan kebanggaan
pada peserta didik.

31
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

b. Uji Kompetensi
Kejuruan diperoleh pada tahap pembelajaran
• Asesmen terhadap pencapaian sebelumnya.
kualifikasi jenjang 2 (dua) atau 3 • Dapat berupa observasi, demonstrasi, tes
(tiga) pada KKNI yang dilaksanakan lisan, tes tulis, dan/atau portofolio sesuai
di akhir masa studi oleh Lembaga dengan prosedur yang ditetapkan oleh
Sertifikasi Profesi dunia kerja, LSP, dan/atau PTUK.
(LSP-P1/LSP-2/LSP-3), Panitia Teknis • Hasil dari uji kompetensi adalah
Uji Kompetensi (PTUK), atau satuan predikat capaian kompetensi
pendidikan yang terakreditasi sebagaimana ditetapkan oleh
bersama dengan dunia kerja. penyelenggara dan sertifikat keahlian
• Dapat memperhitungkan paspor untuk menghadapi dunia kerja.
keterampilan (skills passport) yang

c. Ujian Unit Kompetensi


• Asesmen terhadap pencapaian satu • Mendorong pendidik melaksanakan
atau beberapa unit kompetensi untuk pembelajaran tuntas (mastery learning)
mencapai kemampuan melaksanakan pada materi kejuruan. Pembelajaran
satu bidang pekerjaan spesifik. tuntas dalam hal ini pembelajaran
• Ujian Unit Kompetensi dapat yang menekankan pada pemenuhan
mengujikan beberapa unit kompetensi unit atau elemen kompetensi sesuai
yang membentuk 1 (satu) Skema dengan SKKNI.
Sertifikasi. • Hasil dari ujian unit kompetensi
• Ujian Unit Kompetensi dapat adalah predikat capaian kompetensi
dilaksanakan setiap tahun atau semester sebagaimana ditetapkan oleh
oleh satuan pendidikan terakreditasi. penyelenggara, sertifikat keahlian,
• Dapat berupa observasi, demonstrasi, tes dan/atau skill passport sebagai bekal
lisan, tes tulis, dan/atau portofolio. menghadapi Uji Kompetensi Keahlian di
akhir masa pembelajaran.

Menentukan Ketercapaian Tujuan Pembelajaran


Untuk mengetahui apakah peserta didik
baik dalam bentuk rencana pelaksanaan
telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran,
pembelajaran ataupun modul ajar.
pendidik perlu menetapkan kriteria atau
indikator ketercapaian tujuan pembelajaran.
Kriteria ketercapaian ini juga menjadi salah
Kriteria ini dikembangkan saat pendidik
satu pertimbangan dalam memilih/membuat
merencanakan asesmen, yang dilakukan saat
instrumen asesmen, karena belum tentu suatu
pendidik menyusun perencanaan pembelajaran,
asesmen sesuai dengan tujuan dan kriteria
ketercapaian tujuan pembelajaran. Kriteria

32
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

ini merupakan penjelasan (deskripsi) tentang beberapa pendekatan, di antaranya: (1)


kemampuan apa yang perlu ditunjukkan/ menggunakan deskripsi sehingga apabila
didemonstrasikan peserta didik sebagai bukti peserta didik tidak mencapai kriteria tersebut
bahwa ia telah mencapai tujuan pembelajaran. maka dianggap belum mencapai tujuan
Dengan demikian, pendidik tidak disarankan pembelajaran, (2) menggunakan rubrik
untuk menggunakan angka mutlak (misalnya, yang dapat mengidentifikasi sejauh mana
75, 80, dan sebagainya) sebagai kriteria. Yang peserta didik mencapai tujuan
paling disarankan adalah menggunakan pembelajaran,
deskripsi, namun jika dibutuhkan, maka (3) menggunakan skala atau interval nilai,
pendidik diperkenankan untuk menggunakan atau pendekatan lainnya sesuai dengan
interval nilai (misalnya 70 - 85, 85 - 100, dan kebutuhan dan kesiapan pendidik dalam
sebagainya). mengembangkannya. Berikut adalah
contoh- contoh pendekatan yang dimaksud.
Dengan demikian, kriteria yang digunakan
untuk menentukan apakah peserta didik Contoh salah satu tujuan pembelajaran mata
telah mencapai tujuan pembelajaran dapat pelajaran Bahasa Indonesia Fase C: “peserta
dikembangkan pendidik dengan menggunakan didik mampu menulis laporan hasil pengamatan
dan wawancara”

Pendekatan 1: Menggunakan deskripsi


kriteria
pengamatan, dan pengalaman secara jelas.
Contohnya, dalam tugas menulis laporan, Laporan menjelaskan hubungan kausalitas
pendidik menetapkan kriteria ketuntasan: yang logis disertai dengan argumen yang
Laporan peserta didik menunjukkan logis sehingga dapat meyakinkan pembaca.
kemampuannya menulis teks eksplanasi, hasil

Tabel 3.6. Contoh Deskripsi Kriteria untuk Ketuntasan Tujuan Pembelajaran

Kriteria Tidak memadai Memadai

Laporan menunjukkan kemampuan penulisan teks


eksplanasi dengan runtut.
🗸
Laporan menunjukkan hasil pengamatan yang
jelas.
🗸
Laporan menceritakan pengalaman secara jelas.
🗸
Laporan menjelaskan hubungan kausalitas yang
logis disertai dengan argumen yang logis sehingga
🗸
dapat meyakinkan pembaca.

Kesimpulan: Peserta didik dianggap mencapai tujuan pembelajaran jika minimal 3 kriteria
memadai. Jika ada dua kriteria masuk kategori tidak tuntas, maka perlu dilakukan intervensi agar
pencapaian peserta didik ini bisa diperbaiki

33
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Pendidik dapat menggunakan rubrik ini untuk kriteria dari tujuan pembelajaran seperti contoh di
atas, atau dapat pula menggunakan tujuan-tujuan pembelajaran untuk menentukan ketuntasan
CP pada satu fase.

Pendekatan 2: menggunakan rubrik


Contohnya, dalam tugas menulis laporan, Pendidik menggunakan rubrik ini untuk
pendidik menetapkan kriteria ketuntasan mengevaluasi laporan yang dihasilkan oleh
yang terdiri atas dua bagian: Isi laporan dan peserta didik.
penulisan. Dalam rubrik terdapat empat
tahap pencapaian, dari baru berkembang,
layak,
cakap hingga mahir. Dalam setiap tahapan
ada deskripsi yang menjelaskan performa
peserta didik.

Tabel 3.7. Contoh Rubrik untuk Kriteria Ketuntasan Tujuan Pembelajaran

Baru
Layak Cakap Mahir
berkembang

Isi laporan Belum mampu Mampu Mampu Mampu


menulis teks menulis teks menulis teks menulis teks
eksplanasi, hasil eksplanasi, hasil eksplanasi, hasil eksplanasi, hasil
pengamatan, pengamatan, pengamatan, pengamatan,
dan pengalaman dan pengalaman dan pengalaman dan pengalaman
belum jelas secara jelas. secara jelas. secara jelas.
tertuang dalam Laporan Laporan Laporan
tulisan. Ide menunjukkan menjelaskan menjelaskan
dan informasi hubungan yang hubungan hubungan
dalam laporan jelas di sebagian kausalitas yang kausalitas yang
tercampur dan paragraf. logis disertai logis disertai
hubungan antara dengan argumen dengan argumen
paragraf tidak yang logis yang logis
berhubungan. sehingga dapat sehingga dapat
meyakinkan meyakinkan
pembaca. pembaca serta
ada fakta-fakta
pendukung yang
relevan.

34
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Baru
Layak Cakap Mahir
berkembang

Penulisan Belum Sebagian Sebagian besar Semua tanda


(tanda menggunakan tanda baca dan tanda baca dan baca dan
baca dan tanda baca dan huruf kapital huruf kapital huruf kapital
huruf huruf kapital digunakan secara digunakan secara digunakan secara
kapital) atau sebagian tepat. tepat. tepat.
besar tidak
digunakan secara
tepat.

Kesimpulan: Peserta didik dianggap sudah mencapai tujuan pembelajaran jika kedua kriteria di
atas mencapai minimal tahap cakap.

Pendekatan 3: menggunakan interval


nilai
Bila peserta didik dapat mengerjakan 16 dari
Untuk menggunakan interval, pendidik dan/ 20 soal (dengan bobot yang sama), maka
atau satuan pendidikan dapat menggunakan ia mendapatkan nilai 80%. Sehingga dapat
rubrik maupun nilai dari tes. Pendidik disimpulkan bahwa peserta didik tersebut
menentukan terlebih dahulu intervalnya dan sudah mencapai ketuntasan dan tidak perlu
tindak lanjut yang akan dilakukan untuk para remedial.
peserta didik.
Contoh b. Pendidik dapat menggunakan
Contoh a. Untuk nilai yang berasal dari nilai interval nilai yang diolah dari rubrik. Seperti
tes tertulis atau ujian, pendidik menentukan dalam tugas menulis laporan, pendidik dapat
interval nilai. Setelah mendapatkan hasil tes, menetapkan empat kriteria ketuntasan:
pendidik dapat langsung menilai hasil kerja
peserta didik dan menentukan tindak lanjut • menunjukkan kemampuan penulisan teks
sesuai dengan intervalnya. eksplanasi dengan runtut
• menunjukkan hasil pengamatan yang jelas
0 - 40%
• menceritakan pengalaman secara jelas
belum mencapai, remedial di seluruh bagian
• menjelaskan hubungan kausalitas yang logis
41 - 65 % disertai dengan argumen yang logis sehingga
belum mencapai ketuntasan, remedial di dapat meyakinkan pembaca
bagian yang diperlukan
Untuk setiap kriteria terdapat 4 (empat) skala
66 - 85 % pencapaian (1-4).
sudah mencapai ketuntasan, tidak perlu Pendidik membandingkan hasil tulisan peserta
remedial didik dengan rubrik untuk menentukan
ketercapaian peserta didik.
86 - 100%
sudah mencapai ketuntasan, perlu pengayaan
atau tantangan lebih

35
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Tabel 3.8. Contoh Kriteria Ketuntasan Tujuan Pembelajaran Menggunakan Interval

belum muncul muncul sudah muncul terlihat pada


sebagian kecil di sebagian keseluruhan
Kriteria Ketuntasan (1) besar teks
(2)
(3) (4)

Menunjukkan kemampuan
penulisan teks eksplanasi dengan
🗸
runtut

Laporan menunjukkan hasil


pengamatan yang jelas
🗸
Laporan menceritakan pengalaman
secara jelas.
🗸
Laporan menjelaskan hubungan
kausalitas yang logis disertai
🗸
dengan argumen yang logis
sehingga dapat meyakinkan
pembaca.

Diasumsikan untuk setiap kriteria memiliki 0 - 40%


bobot yang sama sehingga pembagi belum mencapai, remedial di seluruh bagian
merupakan total dari jumlah kriteria (dalam hal
ini 4 kriteria) dan nilai maksimum (dalam hal ini 41 - 60%
nilai maksimumnya 4). Satuan pendidikan dan/ belum mencapai ketuntasan, remedial di
atau guru dapat memberikan bobot sehingga bagian yang diperlukan
penghitungan disesuaikan dengan bobot
kriteria. 61 - 80%
sudah mencapai ketuntasan, tidak perlu
Setelah mendapatkan nilai (baik dari rubrik remedial
ataupun nilai dari tes), pendidik dan/atau
satuan pendidikan dapat menentukan interval 81 - 100%
nilai untuk menentukan ketuntasan dan tindak sudah mencapai ketuntasan, perlu pengayaan
lanjut sesuai dengan intervalnya. atau tantangan lebih

Pada contoh di atas, pendidik hanya


menggunakan rubrik dan diambil kesimpulan
bahwa peserta didik di atas sudah
menuntaskan tujuan pembelajaran, karena
sebagian besar kriteria sudah tercapai.

36
Pelaksanaan Pembelajaran dan

4 Pelaksanaan Pembelajaran
dan Asesmen

Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya • Melaksanakan asesmen di akhir


keterpaduan pembelajaran dengan asesmen, pembelajaran untuk mengetahui
terutama asesmen formatif, sebagai suatu siklus ketercapaian tujuan pembelajaran. Asesmen
belajar. Prinsip Pembelajaran dan Asesmen (Bab ini dapat digunakan sebagai asesmen awal
II) mengindikasikan pentingnya pengembangan pada pembelajaran berikutnya.
strategi pembelajaran sesuai dengan tahap
capaian belajar peserta didik atau yang Berdasarkan hasil asesmen di awal
dikenal juga dengan istilah teaching at the pembelajaran, pendidik perlu berupaya untuk
right level (TaRL). Pembelajaran ini dilakukan menyesuaikan strategi pembelajaran agar
dengan memberikan materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik.
yang bervariasi sesuai dengan pemahaman Namun demikian, bagi sebagian pendidik
peserta didik. Tujuan dari diferensiasi ini melakukan pembelajaran terdiferensiasi
adalah agar setiap anak dapat mencapai bukanlah hal yang sederhana untuk dilakukan.
tujuan pembelajaran yang diharapkan. Sebagian pendidik mengalami tantangan
Dengan demikian, pembelajaran yang karena keterbatasan waktu untuk merancang
berorientasi pada kompetensi membutuhkan pembelajaran yang berbeda-beda berdasarkan
asesmen yang bervariasi dan berkala. kebutuhan individu peserta didik. Sebagian
Pendekatan pembelajaran seperti inilah yang yang lain mengalami kesulitan untuk
sangat dikuatkan dalam Kurikulum Merdeka. mengelompokkan peserta didik berdasarkan
kesiapan karena jumlah peserta didik yang
Berikut ini adalah ilustrasi siklus perencanaan
banyak dan ruangan kelas yang terbatas.
dan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen:
Memahami adanya tantangan-tantangan
• Pendidik menyusun rencana pelaksanaan
tersebut, maka pendidik sebaiknya
pembelajaran, termasuk di dalamnya rencana
menyesuaikan dengan kesiapan pendidik serta
asesmen formatif yang akan dilakukan di
kondisi yang dihadapi pendidik. Beberapa
awal pembelajaran dan asesmen di akhir
alternatif pendekatan pembelajaran sesuai
pembelajaran
tahap capaian peserta didik yang dapat
• Pendidik melakukan asesmen di awal dilakukan pendidik adalah sebagai berikut:
pembelajaran untuk menilai kesiapan setiap
individu peserta didik untuk mempelajari ■ Alternatif 1: Berdasarkan asesmen yang
materi yang telah dirancang dilakukan di awal pembelajaran, peserta
• Berdasarkan hasil asesmen, pendidik didik di kelas yang sama dibagi menjadi
memodifikasi rencana yang dibuatnya dan/ dua atau lebih kelompok menurut capaian
atau membuat penyesuaian untuk sebagian belajar mereka, dan keduanya diajarkan
peserta didik oleh guru yang sama atau disertai guru
pendamping/asisten. Selain itu, satuan
• Melaksanakan pembelajaran dan
pendidikan juga menyelenggarakan
menggunakan berbagai metode asesmen
program pelajaran tambahan untuk peserta
formatif untuk memonitor kemajuan belajar
didik yang belum siap untuk belajar sesuai
dengan fase di kelasnya.

37
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen

■ Alternatif 2: Berdasarkan asesmen yang Untuk menghindari dampak negatif


dilakukan di awal pembelajaran, peserta sebagaimana dijelaskan di atas, hal yang
didik di kelas yang sama dibagi menjadi dapat dilakukan ketika mengelompokkan
dua atau lebih kelompok menurut capaian
peserta didik untuk keperluan pembelajaran
belajar mereka, dan keduanya diajarkan
terdiferensiasi sesuai dengan tahap
oleh guru yang sama atau disertai guru
capaian peserta didik, antara lain sebagai
pendamping/asisten.
berikut.
■ Alternatif 3: Berdasarkan asesmen
yang dilakukan di awal pembelajaran, • Pembelajaran dalam kelompok kecil adalah
pendidik mengajar seluruh peserta metode yang biasa dilakukan peserta didik.
didik di kelasnya sesuai dengan hasil Ada kalanya pendidik membagi kelompok
asesmen berdasarkan minat (misalnya, kesamaan
tersebut. Untuk sebagian kecil peserta didik minat permainan olahraga dalam mata
yang belum siap, pendidik memberikan pelajaran PJOK), melakukan pengamatan
pendampingan setelah jam pelajaran atau eksperimen dalam mapel IPA secara
berakhir. berkelompok yang ditetapkan secara acak
oleh pendidik, dan sebagainya sehingga
Pendidik dan satuan pendidikan dapat pengelompokan berdasarkan kemampuan
memilih strategi pembelajaran sesuai dengan akademik dalam suatu pertemuan adalah
tahap capaian peserta didik dari tiga alternatif hal yang biasa.
pilihan di atas maupun merancang sendiri • Pengelompokan berdasarkan kemampuan
pendekatan yang akan digunakannya. berubah sesuai dengan kompetensi yang
Namun demikian, hal penting yang perlu menjadi kekuatan peserta didik, tidak
diperhatikan dalam melakukan pembelajaran permanen sepanjang tahun atau semester,
terdiferensiasi menurut kesiapan peserta dan tidak berlaku di semua mata pelajaran.
didik tersebut adalah bahwa pengelompokan Misalnya, di mata pelajaran bahasa Indonesia
peserta didik berdasarkan capaian atau hasil peserta didik A tergabung dalam kelompok
asesmen tidak mengarah pada terbentuknya yang masih butuh bimbingan, tetapi pada
persepsi tentang pengkategorian peserta pelajaran IPA peserta didik A tergabung
didik ke dalam kelompok yang “pintar” dan dalam kelompok yang sudah mahir.
tidak. Terbentuknya kelompok “unggulan”
• Bagi peserta didik yang sudah mahir perlu
hingga kelompok yang dinilai paling rendah
dipikirkan bentuk-bentuk tantangan yang
kemampuannya dapat menyebabkan
lebih beragam, menjadi tutor sebaya bisa
diskriminasi terhadap peserta didik. Mereka
menjadi salah satu opsi, namun perlu
yang ditempatkan pada kelompok yang
dipikirkan bahwa tidak semua siswa
paling marginal akan cenderung menilai diri
memiliki kompetensi mengajar dan
mereka sebagai individu yang tidak memiliki
tanggung jawab memfasilitasi tetap
kemampuan untuk belajar sebagaimana teman-
sepenuhnya ada di pendidik.
temannya yang lain. Demikian pula pendidik
sering tanpa sadar memiliki harapan atau • Perlu ada peran-peran beragam yang bisa
ekspektasi yang rendah terhadap peserta didik dipilih oleh peserta didik untuk memperkaya
yang sudah dianggap kurang berbakat atau atau mendalami kompetensi yang
kurang mampu secara akademik. Akibatnya, dibangun. Misalnya, di awal tahun ajaran
mereka akan terus terpinggirkan. pendidik mengajak peserta didik berdiskusi
mengenai peran-peran apa yang
dibutuhkan, setiap peran bisa diambil oleh
peserta didik secara bergantian.

38
Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen

Dalam proses pembelajaran, salah satu


■ Proses (cara mengajarkan). Proses
diferensiasi yang dapat dilakukan pendidik
pembelajaran dan bentuk pendampingan
adalah diferensiasi berdasarkan konten/
dapat didiferensiasi sesuai kesiapan peserta
materi, proses, dan/atau produk yang
didik, bagi siswa yang membutuhkan
dihasilkan peserta didik. Sebagai contoh,
bimbingan pendidik perlu mengajarkan
ketika mengajarkan materi tertentu, peserta
secara langsung, bagi peserta didik
didik yang perlu bimbingan dapat difokuskan
yang cukup mahir dapat diawali dengan
hanya pada 3 (tiga) poin penting saja,
Modeling yang dikombinasi dengan kerja
sementara untuk peserta didik yang sudah
mandiri, praktik, dan peninjauan ulang
cukup memahami materi dapat mempelajari
(review), bagi peserta didik yang sangat
seluruh topik; dan peserta didik yang mahir
mahir dapat diberikan beberapa pemantik
dapat melakukan pendalaman materi di luar
untuk tugas mandiri kepada peserta didik
materi yang diajarkan. Begitu juga dengan
yang sangat mahir.
tagihan atau produk, peserta didik yang
perlu bimbingan dapat bekerja kelompok ■ Produk (luaran atau performa yang akan
dengan mengumpulkan satu lembar hasil dihasilkan). Diferensiasi pembelajaran
kerja, sementara untuk peserta didik yang juga dapat dilakukan melalui produk
cukup mahir dapat mengumpulkan 5 (lima) yang dihasilkan. Contohnya, bagi peserta
lembar hasil kerja mandiri, dan peserta didik didik yang memerlukan bimbingan
yang sudah mahir dapat mempresentasikan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan
hasil kerja menggunakan power point dengan mengenai konten inti materi, sedangkan
dilengkapi gambar dan grafis. bagi peserta didik yang cukup mahir dapat
membuat presentasi yang menjelaskan
penyelesaian masalah sederhana, dan
Contoh diferensiasi pembelajaran 1 bagi peserta yang sangat mahir bisa
membuat sebuah inovasi atau menelaah
Dalam melakukan pembelajaran terdiferensiasi
permasalahan yang lebih kompleks.
pendidik dapat memilih salah satu atau
kombinasi ketiga cara di bawah ini.

■ Konten (materi yang akan diajarkan). Bagi


peserta didik yang memerlukan bimbingan
dapat mempelajari 3 (tiga) hal terpenting
terkait materi, bagi siswa yang cukup mahir
dapat mempelajari keseluruhan materi dan
bagi peserta didik yang sudah sangat
mahir dapat diberikan pengayaan.

39
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen

Tabel 4.1. contoh diferensiasi pembelajaran 2

Instrumen asesmen awal pembelajaran yang digunakan adalah soal isian singkat dan soal
cerita yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari terkait keliling segiempat, segitiga,
dan lingkaran. Atas jawaban peserta didik, pendidik mengidentifikasi kesiapan peserta didik di
kelasnya, yaitu:

1. Mayoritas peserta didik telah memahami konsep keliling dan dapat menghitung
keliling bangun datar.
2. Beberapa peserta didik dapat memahami konsep keliling, namun belum lancar dalam
menghitung keliling bangun datar.
3. Beberapa peserta didik belum memahami konsep keliling.

Berdasarkan data tersebut, pendidik melakukan pembelajaran terdiferensiasi sebagai berikut:

Kesiapan Mayoritas peserta Beberapa peserta didik Beberapa peserta


Belajar didik telah dapat memahami konsep didik belum
memahami konsep keliling, namun belum memahami
keliling dan dapat lancar dalam menghitung konsep keliling.
menghitung keliling keliling bangun datar.
bangun datar.

Pembelajaran • Peserta didik • Pendidik menjelaskan cara menghitung


terdiferensiasi mengerjakan soal- keliling bangun datar
soal yang lebih • Peserta didik diberi latihan untuk berkelompok
menantang yang menghitung keliling bangun datar dengan
mengaplikasikan menggunakan bantuan benda-benda konkret.
konsep keliling
• Jika mengalami kesulian, peserta didik
dalam kehidupan
diminta mengajukan pertanyaan
sehari-hari.
kepada 3 teman sebelum bertanya
• Peserta didik langsung kepada pendidik. Pendidik
bekerja secara akan sesekali
mandiri dan mendampingi kelompok untuk memastikan
saling memeriksa agar tidak terjadi miskonsepsi.
pekerjaan
masing-masing.

*Sumber: Diadaptasi dari LMS/Materi Guru Penggerak

40
Pengolahan dan Pelaporan Hasil

5 Pengolahan dan Pelaporan


Hasil Asesmen

Ringkasan Bab
Pengolahan Hasil Asesmen Pelaporan Hasil belajar

A. Pengolahan Hasil Asesmen


Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan menganalisis secara kuantitatif dan/atau kualitatif
terhadap hasil asesmen. Hasil asesmen untuk setiap Tujuan Pembelajaran diperoleh melalui data
kualitatif (hasil amatan atau rubrik) maupun data kuantitatif (berupa angka). Data-data ini diperoleh
dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan
pembelajaran, baik pada capaian pembelajaran di akhir fase, maupun tujuan-tujuan pembelajaran
turunannya.

1. Mengolah hasil asesmen dalam satu


tujuan pembelajaran
Asesmen sumatif dilaksanakan secara
yang dapat dimanfaatkan di lingkungan sekitar,
periodik setiap selesai satu atau lebih tujuan
dengan indikator terdiri atas: 1) mampu
pembelajaran. Hasil asesmen perlu diolah
menguraikan manfaat sumber energi; dan
menjadi capaian dari tujuan pembelajaran
2) mampu melakukan pengamatan sesuai
setiap peserta didik. Pendidik dapat
prosedur. Indikator 1 menggunakan teknik
menggunakan data kualitatif sebagai hasil
tes tertulis pilihan ganda atau essay, indikator
asesmen tujuan pemeblajaran peserta didik.
2 menggunakan unjuk kerja. Hasil asesmen
Namun, dapat juga menggunakan data
sumatif peserta didik dipetakan ke dalam 4
kuantitaif dan mendsikripsikannya secara
kualitas, yaitu: 1) perlu bimbingan, 2) cukup, 3)
kualitatif. Pendidik diberi keleluasaan untuk
baik, dan 4) sangat baik. Pendidik juga dapat
mengolah data kuantitatif, baik secara rerata
menentukan angka kuantitatif pada setiap
maupun proporsional.
kualitas yang disajikan, misalnya untuk kriteria
Contoh: perlu bimbingan antara 0-60, kriteria cukup
Pendidik telah melaksanakan asesmen untuk antara 61-70, kriteria baik antara 71-80, dan
salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran sangat antara 81-100.Maka rubrik penilaiannya
IPAS Fase C: Menyelidiki ragam sumber energi dapat ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

41
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Tabel 5.1. Rubrik tujuan pembelajaran: Menyelidiki ragam sumber energi yang dapat dimanfaatkan di lingkungan
sekitar

Bukti (evidence) Perlu Cukup Baik Sangat Baik


Tujuan Bimbingan
Pembelajaran (0 - 60) (61 - 70) (71 - 80) (81 - 100)

1. Mampu Belum mampu Menguraikan Menguraikan Menguraikan


menguraikan menguraikan 1 contoh 2 contoh lebih dari
manfaat manfaat manfaat manfaat 2 contoh
sumber energi sumber energi sumber energi sumber energi manfaat
sumber energi

2. Mampu Memerlukan Melakukan Melakukan Mampu


melakukan bimbingan prosedur prosedur mengarahkan
pengamatan dalam pengamatan pengamatan teman yang
sesuai melakukan secara mandiri, secara mandiri lain dalam
prosedur prosedur namun masih dengan tepat melakukan
pengamatan ditemukan prosedur
1 atau 2 kali pengamatan
kesalahan

Pendidik menentukan kriteria ketercapaian Berdasarkan hasil asesmen pilihan ganda/


tujuan pembelajaran pada kualitas yang esai untuk indikator 1 dan unjuk kerja untuk
diyakininya, misalkan pada kualitas cukup, indikator 2 yang telah dilaksanakan pendidik,
peserta didik dianggap telah mencapai untuk pengolahan hasil asesmen tujuan
kriteria ketercapaian kompetensi. pembelajaran dapat disajikan seperti dalam
tabel berikut ini.

Tabel 5.1. Hasil asesmen tujuan pembelajaran: Menyelidiki ragam sumber energi yang dapat dimanfaatkan di
lingkungan sekitar

Kualitas
Kualitas Bukti Kualitas Bukti
Nama Deskripsi Nilai
(evidence) 1 (evidence)
Indikator 2

Amar Baik (75) Cukup (69) Mampu menguraikan 2 contoh manfaat 72


sumber energi dan dapat melakukan
prosedur pengamatan secara mandiri
meskipun masih ditemukan 1 atau 2 kali
kesalahan

Badu Perlu Cukup (63) Belum mampu menguraikan manfaat (59)*


bimbingan sumber energi tetapi dapat melakukan
(55) prosedur pengamatan secara mandiri
meskipun masih ditemukan 1 atau 2 kali
kesalahan

42
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Kualitas
Kualitas Bukti Kualitas Bukti
Nama Deskripsi Nilai
(evidence) 1 (evidence)
Indikator 2

Candra Sangat Baik (80) Mampu menguraikan lebih dari 2 87,5


Baik (95) contoh manfaat sumber energi serta
dapat melakukan prosedur
pengamatan secara mandiri dengan
tepat
… … … … …

Zakariya Cukup (65) Baik (75) Mampu menguraikan 1 contoh manfaat (70)
sumber energi serta dapat melakukan
prosedur pengamatan secara mandiri
dengan tepat

* peserta didik belum memenuhi kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.

2. Mengolah capaian tujuan pembelajaran


menjadi nilai akhir
Capaian tujuan pembelajaran peserta didik
untuk deskripsi, pendidik dapat memberikan
menjadi bahan yang diolah menjadi nilai
penjelasan mengenai kompetensi yang sudah
akhir mata pelajaran dalam kurun waktu
dikuasai peserta didik, mana kompetensi yang
pelaporan (biasanya satu semester). Untuk
belum dikuasai, dan dapat ditambahkan tindak
mendapatkan nilai akhir mata pelajaran
lanjut secara ringkas bila ada.
tersebut, data kuantitatif langsung diolah,
sedangkan

Penting untuk diperhatikan bahwa pendidik tidak mencampur penghitungan dari hasil asesmen formatif dan sumatif karena a
Asesmen formatif bertujuan untuk memberikan umpan balik pada proses sehingga asesmen formatif bukan menjadi penentu a

Dalam mengolah dan menentukan hasil akhir asesmen sumatif, pendidik perlu membagi asesmennya ke dalam beberapa ke

43
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Contoh proses pengolahan tujuan pembelajaran menjadi nilai akhir

1) Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap


tujuan pembelajaran dengan data kuantitatif (angka
pencapaian)

■ Misalnya, dalam 1 semester ada 6 tujuan ■ Ketuntasan ditentukan untuk setiap


pembelajaran untuk mapel IPA, 7 tujuan tujuan pembelajaran, bukan hasil akhir
pembelajaran untuk B. Indonesia, dan 5 pengolahan nilai sumatif per mata
tujuan pembelajaran untuk mapel Agama pelajaran. Ketidaktuntasan ditandai (*)
(contoh hanya 3 mapel, namun cara ini di tujuan pembelajaran tertentu saja.
dapat berlaku untuk semua mapel). Hal ini bertujuan untuk
mengkomunikasikan
■ Asumsi: satuan pendidikan menggunakan
kepada orang tua dan peserta didik tentang
rentang nilai untuk ketercapaian tujuan
tujuan pembelajaran mana yang belum
pembelajaran. Rentang ini bisa sama untuk
dituntaskan oleh peserta didik.
setiap mapel atau berbeda, tergantung
kesepakatan para pendidik di satuan
pendidikan.

Contoh: Para pendidik menyepakati bahwa rentang nilai 0-55 belum mencapai ketuntasan dan 56-
100 sudah mencapai ketuntasan.

Nama Peserta Didik : Didi Kelas/Fase : 7/C

No. Mata Pelajaran TP 1 TP 2 TP 3 TP 4 TP 5 TP 6 TP 7 Hasil Akhir

1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 55* 75 90 83 75,75

2 Bahasa Indonesia 67 85 53* 68 90 55* 88

3 Agama 80 60 60 87

... ...

... ...

... ...

*Belum mencapai kriteria ketuntasan

44
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

2) Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan


pembelajaran dengan data kualitatif (skala dengan
deskriptor)

a. Perlu bimbingan: peserta didik masih b. Cukup: peserta didik masih kesulitan
kesulitan dan sangat bergantung pada dalam mencapai sebagian tujuan
bimbingan dalam mencapai tujuan pembelajaran dan perlu menguatkan
pembelajaran dan belum siap tujuan pembelajaran yang dipelajari
memasuki pembelajaran lebih lanjut. sebelum mengikuti pembelajaran
Perlu direkomendasikan untuk selanjutnya dengan penekanan pada aspek-
menguatkan tujuan pembelajaran aspek yang belum dikuasai.
dengan mengikuti remedial.

Baik: peserta didik sudah menuntaskan sebagian besar indikator tujuan pembelajaran dan perlu
siap mengikuti pembelajaran selanjutnya.

c. Sangat baik: peserta didik mengikuti


pembelajaran selanjutnya dan dilibatkan
diberikan pengayaan atau tantangan lebih.

Nama Peserta Didik : Didi


Kelas/Fase : 7/C

1 2 3 4

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Tujuan Pembelajaran 1

Tujuan Pembelajaran 2

Tujuan Pembelajaran 3

...

Bahasa Indonesia

Tujuan Pembelajaran 1

Tujuan Pembelajaran 2

Tujuan Pembelajaran 3

...

[Mata Pelajaran Lainnya]

Tujuan Pembelajaran 1

Tujuan Pembelajaran 2

Tujuan Pembelajaran 3

...

45
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Tanda centang diberikan sesuai dengan rubrik ketercapaian yang ada pada masing-masing tujuan
pembelajaran.

Penilaian pencapaian hasil belajar peserta menjelaskan penguasaan kompetensi pada


didik dilakukan dengan membandingkan tujuan pembelajaran. Misalnya, “Peserta didik
pencapaian hasil belajar peserta didik dengan menguasai semua indikator tanpa banyak
kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran. menghadapi kesulitan.”
Kriteria ini bukan berupa angka, melainkan
kalimat yang

Contoh asesmen formatif dengan teknik observasi


Tujuan pembelajaran yang diukur : Mengukur panjang dengan satuan baku
Asesmen formatif : Observasi pengukuran benda dengan
menggunakan penggaris
Instrumen : Lembar observasi pengukuran benda di sekitarku

Lembar observasi kegiatan Pengukuran Benda di Sekitarku

Nama Peserta Didik :


Tanggal Pengamatan :

No. Aspek yang diamati Teramati Tidak teramati

Tujuan pembelajaran mapel Matematika

1. Dapat menggunakan alat ukur yang sesuai


secara mandiri

2. Mampu mengidentifikasi ukuran benda


berdasarkan hasil pengukuran

3. Menuangkan hasil pengukuran dalam lembar


kerja

Dengan menggunakan lembar observasi peserta yang telah mencapai atau melebihi
tersebut, pendidik dapat memantau pencapaian, dapat diberikan apresiasi atau
perkembangan dan memberikan umpan tantangan pembelajaran yang lebih tinggi.
balik. Misalnya, untuk peserta didik yang Namun demikian, pendidik dapat memberikan
belum mencapai tujuan pembelajaran, umpan balik lain di luar tujuan pembelajaran
diberikan umpan balik seketika dengan yang membangun peserta didik secara utuh,
memberikan motivasi dan informasi bisa perilaku maupun kompetensi lain di luar
tambahan atau memberikan arahan secara mapel yang disasar.
bertahap. Untuk

46
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Contoh asesmen formatif dengan rubrik

Penilaian Kinerja : “Ayo Ukur Tinggi Badan Temanmu”


Tujuan pembelajaran : Mengukur tinggi badan dengan menggunakan satuan baku (cm)
Instrumen : Rubrik penilaian kinerja pengukuran tinggi badan dengan satuan baku

Skor
Indikator
1 2 3 4
Melakukan Kesulitan untuk Dapat memilih Dapat memilih Dapat memilih
pengukuran memilih dan alat ukur alat ukur yang dan menggunakan
menggunakan yang sesuai, sesuai, namun alat ukur secara
alat ukur namun masih masih kesulitan mandiri
kesulitan dalam dalam mengukur
menggunakan beberapa objek
alat ukur dengan bentuk
yang sulit
Hasil Kesulitan Hasil pengukuran Hasil pengukuran Dapat
Pengukuran mengidentifikasi sebagian besar sebagian kecil mengidentifikasi
hasil pengukuran belum akurat belum akurat hasil pengukuran
(untuk objek- secara akurat
objek dengan
bentuk yang sulit)

Pendidik menggunakan rubrik untuk mengukur Pendidik dapat memberikan umpan balik sesuai
ketercapaian peserta didik. Karena asesmen dengan kesulitan yang diamati. Peserta didik
ini merupakan asesmen formatif sehingga juga dapat diajak berdiskusi tentang apa yang
rubrik ini digunakan untuk memberikan umpan bisa dilakukan untuk memperbaiki prosesnya.
balik kepada peserta didik. Pendidik juga Pendidik dapat memberikan rekomendasi yang
dapat memberikan rubrik ini sebagai asesmen perlu dilakukan peserta didik untuk dapat
diri dan mengajak peserta didik untuk meningkatkan skornya. Bagi peserta didik
merefleksikan prosesnya. yang sudah terlatih, mereka dapat menilai diri
dan menentukan langkah tindak lanjut atau
tantangan lebih.

Pengolahan Hasil Asesmen untuk Rapor


Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan
asesmen sumatif, sementara asesmen formatif
memanfaatkan hasil formatif dan sumatif.
sebagaimana diuraikan sebelumnya, berupa
Terdapat 2 jenis data, yaitu data hasil
data atau informasi yang bersifat kualitatif,
asesmen yang berupa angka (kuantitatif) serta
digunakan sebagai umpan balik untuk
data hasil asesmen yang berupa narasi
perbaikan pembelajaran sekaligus sebagai
(kualitatif).
bahan pertimbangan menyusun deskripsi
Pengolahan hasil asesmen dalam bentuk angka capaian kompetensi.
(kuantitatif) didasarkan hanya pada hasil

47
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Contoh Pengolahan Nilai Rapor:


Contoh data kuantitatif

Contoh Pengolahan Data Kualitatif

► SMP
Contoh di bawah ini adalah pada mata capaian peserta didik. Nilai akhir semester
pelajaran Informatika SMP (Fase D) elemen
menggambarkan deskripsi kualitas dari
teknologi informasi dan komunikasi, selama
capaian peserta didik yang menunjukkan
satu semester peserta didik mempelajari materi
adanya hal-hal yang belum tercapai dan sudah
tentang antarmuka grafis, surat elektronik,
tercapai oleh peserta didik.
peramban web dan mesin telusur, manajemen
folder dan file, membuat dokumen dengan Tabel di bawah ini menunjukkan contoh
aplikasi perkantoran. Guru telah melakukan pengolahan data untuk mendapatkan nilai
lima kali sumatif sesuai tujuan pembelajaran kualitatif pada akhir semester berdasarkan
yang dicapai pada semester tersebut dan satu indikator-indikator yang dicapai oleh setiap
kali sumatif akhir semester. Nilai yang peserta didik.
diberikan dalam bentuk deskripsi kualitatif
sesuai

48
Lingkup Materi/Tujuan Pembelajaran
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan

Sumatif 1 (Praktik) Sumatif 2 (Praktik) Sumatif 3 (Praktik) Sumatif 4 (Praktik) Sumatif 5 (Praktik)

Nama Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik
mampu menjelaskan mampu menerapkan mampu mampu membuat mampu membuat Sumatif Akhir Nilai Akhir
Peserta
antarmuka surel untuk menggunakan dan mengelola dokumen dan Semester (Teori) Semester
Didik
berbasis grafis berkomunikasi peramban untuk folder dan file presentasi
dan komponen- dengan baik dan mencari, dan dengan terstruktur dengan
komponennya. santun, dengan memilah informasi. sehingga menggunakan
bahasa yang memudahkan akses fitur dasar
sesuai. yang efisien aplikasi
perkantoran
Ahmad terampil mampu membuat terampil melakukan mampu membuat Terampil Memahami Terampil
menggunakan surel, tapi belum pencarian folder, namun menggunakan penggunaan mempraktikan
antarmuka berbasis santun dalam menggunakan belum mampu fitur dasar aplikasi aplikasi peramban, penggunaan
grafis dan mampu berbahasa peramban, namun mengelola file secara perkantoran untuk dan perkantoran aplikasi peramban
menjelaskan belum pandai terstruktur membuat dokumen dalam lingkungan dan perkantoran
komponen- memilah informasi dan presentasi antarmuka berbasis dalam lingkungan
komponennya pada grafis antarmuka berbasis
orang lain grafis, namun perlu
bimbingan dalam
sikap dan karakter
penggunaan
teknologi dan
masih perlu
bimbingan dalam
menggunakan
aplikasi pengelolaan

Pengolahan dan Pelaporan Hasil


berkas

Baim terampil Mampu Perlu bimbingan Mampu membuat Perlu bimbingan Memahami Terampil
menggunakan menggunakan surel dalam melakukan dan mengelola file dalam membuat penggunaan mempraktikan
antarmuka berbasis dan berkomunikasi pencarian dan folder secara dokumen dan aplikasi pengelolaan penggunaan aplikasi
grafis dan mampu secara santun menggunakan terstruktur presentasi berkas, namun pengelolaan berkas,
menjelaskan peramban menggunakan perlu meningkatkan namun masih perlu
komponen- fitur dasar aplikasi pemahaman bimbingan dalam
komponennya pada perkantoran penggunaan menggunakan
orang lain aplikasi peramban, aplikasi peramban,
dan perkantoran dan perkantoran
dalam lingkungan dalam lingkungan
antarmuka berbasis antarmuka berbasis
grafis grafis aplikasi
4

peramban
Lingkup Materi/Tujuan Pembelajaran

Pengolahan dan Pelaporan Hasil


5

Sumatif 1 (Praktik) Sumatif 2 (Praktik) Sumatif 3 (Praktik) Sumatif 4 (Praktik) Sumatif 5 (Praktik)

Nama Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik
mampu menjelaskan mampu menerapkan mampu mampu membuat mampu membuat Sumatif Akhir Nilai Akhir
Peserta
antarmuka surel untuk menggunakan dan mengelola dokumen dan Semester (Teori) Semester
Didik
berbasis grafis berkomunikasi peramban untuk folder dan file presentasi
dan komponen- dengan baik dan mencari, dan dengan terstruktur dengan
komponennya. santun, dengan memilah informasi. sehingga menggunakan
bahasa yang memudahkan akses fitur dasar
sesuai. yang efisien aplikasi
perkantoran
Cepy terampil mampu membuat terampil melakukan mampu membuat Terampil Memahami Terampil
menggunakan surel untuk pencarian folder, namun belum menggunakan penggunaan mempraktikkan
antarmuka berbasis berkomunikasi menggunakan mampu mengelola fitur dasar aplikasi aplikasi peramban, penggunaan
grafis dan mampu secara santun dalam peramban dan file secara perkantoran untuk dan perkantoran aplikasi peramban
menjelaskan berbahasa pandai memilah terstruktur membuat dokumen dalam lingkungan dan perkantoran
komponen- informasi dan presentasi antarmuka berbasis dalam lingkungan
komponennya pada grafis antarmuka
orang lain berbasis grafis,
namun masih perlu
bimbingan dalam
menggunakan
aplikasi pengelolaan
berkas

Zoni terampil Mampu Perlu bimbingan Perlu bimbingan Perlu bimbingan Memahami Perlu bimbingan
menggunakan menggunakan surel dalam melakukan untuk mengelola dalam membuat penggunaan dalam
file
antarmuka berbasis dan berkomunikasi pencarian dan folder secara dokumen dan aplikasi pengelolaan menggunakan
grafis dan mampu secara santun menggunakan terstruktur presentasi berkas, namun aplikasi pengelolaan
menjelaskan peramban menggunakan perlu meningkatkan berkas, peramban,
komponen- fitur dasar aplikasi pemahaman dan perkantoran
komponennya pada perkantoran penggunaan dalam lingkungan
orang lain aplikasi peramban, antarmuka berbasis
dan perkantoran grafis aplikasi
dalam lingkungan peramban
antarmuka berbasis
grafis
► SMK
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan

Contoh dibawah ini adalah pada SMK konsentrasi keahlian Teknik Instalasi menggambarkan deskripsi kualitas dari capaian peserta didik yang
Tenaga Listrik, selama satu semester peserta didik mempelajari materi menunjukkan adanya hal-hal yang belum tercapai dan sudah tercapai
instalasi motor listrik satu fasa jenis rotor sangkar. Guru telah melakukan oleh peserta didik.
empat kali sumatif sesuai tujuan pembelajaran yang dicapai pada semester
tersebut, dan satu kali sumatif akhir semester. Nilai yang diberikan dalam Tabel di bawah ini menunjukkan contoh pengolahan data untuk
bentuk deskripsi kualitatif sesuai capaian peserta didik. Nilai akhir semester mendapatkan nilai kualitatif pada akhir semester.

Materi Instalasi Motor Listrik Satu Fasa Jenis Rotor


Sangkar
Sumatif 1 (Teori) Sumatif 2 (Teori) Sumatif 3 (Teori) Sumatif 4 (Praktik)
Nama
Memahami jenis dan Memahami macam- Memahami prinsip Menerapkan prosedur Sumatif Akhir
Peserta Nilai Akhir Semester
karakteristik motor macam pengendali kerja komponen pemasangan instalasi Semester
Didik
listrik motor listrik pengendali motor listrik pengendali motor listrik (Teori)
dengan elektromagnetik
untuk pengasutan
motor listrik

Abdul Memahami karakteristik Memahami rangkaian Memahami cara kerja Membuat rangkaian Sudah memahami Sudah memahami
motor listrik satu fasa pengendalian sakelar push button dan pengendalian motor materi instalasi motor materi dan praktik
rotor sangkar pengasutan, kontaktor magnetik listrik satu fasa dengan listrik 1 fasa rotor instalasi motor listrik 1
penguncian, forward, fitur pengasutan, sangkar fasa rotor sangkar
dan reverse motor listrik penguncian,
satu fasa forward, dan reverse
menggunakan sakelar
push button dan

Pengolahan dan Pelaporan Hasil


kontaktor magnetik

Bara Memahami karakteristik Memahami rangkaian Memahami cara kerja Hanya mampu Sudah memahami Masih perlu bimbingan
motor listrik satu fasa pengendalian sakelar push button dan membuat rangkaian karakteristik motor listrik dalam instalasi
rotor sangkar pengasutan dan kontaktor magnetik pengendalian motor 1 fasa rotor sangkar motor listrik 1 fasa
penguncian motor listrik listrik satu fasa dengan rangkaian pengasutan rotor sangkar untuk
satu fasa. Namun, masih fitur pengasutan dan penguncian, pengendalian forward
perlu bimbingan untuk dan penguncian namun perlu bimbingan dan reverse
rangkaian forward dan menggunakan sakelar dalam rangkaian
reverse motor listrik satu push button dan forward dan
reverse.
fasa kontaktor magnetik.
Namun belum mampu
untuk fitur forward dan
5

reverse
Materi Instalasi Motor Listrik Satu Fasa Jenis Rotor

Pengolahan dan Pelaporan Hasil


5

Sangkar
Sumatif 1 (Teori) Sumatif 2 (Teori) Sumatif 3 (Teori) Sumatif 4 (Praktik)
Nama
Memahami jenis dan Memahami macam- Memahami prinsip Menerapkan prosedur Sumatif Akhir
Peserta Nilai Akhir Semester
karakteristik motor macam pengendali kerja komponen pemasangan instalasi Semester
Didik
listrik motor listrik pengendali motor listrik pengendali motor listrik (Teori)
dengan elektromagnetik
untuk pengasutan
motor listrik

Choiril Belum memahami Memahami rangkaian Memahami cara kerja Membuat rangkaian Sudah memahami Masih perlu memahami
karakteristik motor pengendalian sakelar push button dan pengendalian motor materi instalasi motor karakteristik motor
listrik satu fasa pengasutan, kontaktor magnetik listrik satu fasa dengan listrik 1 fasa rotor listrik 1 fasa rotor
rotor sangkar penguncian, forward, fitur pengasutan, sangkar namun belum sangkar
dan reverse motor listrik penguncian, memahami karakteristik
satu fasa forward, dan reverse motornya
menggunakan
komponen
pengandalian sakelar
push button dan
kontaktor magnetik

Zulfikar Memahami karakteristik Memahami rangkaian Memahami cara kerja Membuat rangkaian Sudah memahami Sudah memahami
motor listrik satu fasa pengendalian sakelar push button dan pengendalian motor materi instalasi motor materi dan praktik
rotor sangkar pengasutan, kontaktor magnetik listrik satu fasa dengan listrik 1 fasa rotor instalasi motor listrik 1
penguncian, forward, fitur pengasutan, sangkar fasa rotor sangkar
dan reverse motor listrik penguncian,
satu fasa forward, dan reverse
menggunakan
komponen
pengandalian sakelar
push button dan
kontaktor magnetik
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

D. Pelaporan Hasil Belajar


Pelaporan hasil penilaian atau asesmen Rapor peserta didik PAUD minimal meliputi
dituangkan dalam bentuk laporan kemajuan komponen:
belajar, yang berupa laporan hasil belajar,
yang disusun berdasarkan pengolahan hasil 1. Identitas peserta Didik,
Penilaian. Laporan hasil belajar paling sedikit
2. Nama satuan pendidikan,
memberikan informasi mengenai pencapaian
3. Kelompok usia,
hasil belajar peserta didik. Pada PAUD, selain
memuat informasi tersebut, laporan hasil 4. Semester,
belajar juga memuat informasi mengenai 5. perkembangan dan pertumbuhan anak,
pertumbuhan dan perkembangan anak. 6. Deskripsi perkembangan capaian
pembelajaran, dan
Satuan pendidikan perlu melaporkan hasil
7. Refleksi orang tua.
belajar dalam bentuk rapor.

Komponen rapor peserta didik SD/MI, SMP/


Sebagaimana diuraikan pada prinsip asesmen
MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK atau sederajat
di atas, laporan hasil belajar hendaknya
minimal memuat informasi mengenai:
bersifat sederhana dan informatif, dapat
memberikan informasi yang bermanfaat dan
1. Identitas peserta didik,
kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak
2. Nama satuan pendidikan,
lanjut bagi pendidik, satuan pendidikan dan
orang tua untuk mendukung capaian 3. Kelas,
pembelajaran. 4. Semester,
5. Mata pelajaran,
Pada PAUD, laporan hasil belajar dapat juga
6. Nilai,
ditambahkan informasi tentang tumbuh
kembang anak. Dalam format laporan terakhir, 7. Deskripsi,
selain laporan ketercapaian CP, ada juga 8. Catatan guru,
informasi tentang tinggi dan berat badan anak, 9. Presensi, dan
kepemilikan NIK serta refleksi orang tua
10. Kegiatan ekstrakurikuler.
tentang perkembangan anak.

53
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK/MAK mekanisme dan format pelaporan hasil
atau sederajat, satuan pendidikan dan pendidik belajar kepada orang tua/wali. Pelaporan
memiliki keleluasaan untuk menentukan hasil belajar disampaikan sekurang-kurangnya
deskripsi dalam menjelaskan makna nilai yang pada setiap akhir semester. Di samping itu,
diperoleh peserta didik. Satuan pendidikan satuan pendidikan menyampaikan rapor
memiliki keleluasaan untuk menentukan peserta didik secara berkala melalui e-
rapor/dapodik.

Terdapat 3 opsi dalam menyusun deskripsi capaian kompetensi pada rapor, ketiga opsi tersebut
sebagai berikut.

Dalam penyusunan deskripsi capaian kompetensi, pendidik harus mengidentifikasi capaian kompetensi tertinggi
dan terendah. Untuk melihat capaian kompetensi tertinggi ditandai dengan warna hijau dan capaian kompetensi terendah ditantai dengan warna me

Capaian tertinggi Capaian terendah

1) Penysunan deskripsi berdasarkan Capaian Pembelajaran

D. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Kimia


SMA/MA/Program Paket C Setiap Fase

1. Fase E (Umumnya untuk kelas X SMA/MA/Program


Paket C)

Pada akhir fase E, peserta didik memliki


kemampuan untuk merespon isu-isu global dan
berperan aktif dalam memberikan penyelesaian
masalah.
Kemampuan tersebut antara lain mengidentifikasi,
mengajukan gagasan, merancang solusi, mengambil
keputusan, dan mengkomunikasikan dalam bentuk
projek sederhana atau simulasi visual
menggunakan aplikasi teknologi yang tersedia
terkait ...

Format Laporan Hasil Belajar (Rapor)


Fase E Berdasarkan Elemen

Nama Kelas X
: Fase :E
NISN Semester 2
: Tahun Pelajaran :
Sekolah
Elemen Capaian Pembelajaran :
Alamat
:
Pemahaman Pada akhir Fase E, peserta didik
Biologi memiliki kemampuan menciptakan Nilai
No. Mata Pelajaran Capaian Kompetensi
solusi atas permasalahan-permasalahan Akhir
berdasarkan isu lokal, nasional atau 1. Pendidikan Agama dan ... ...
global terkait pemahaman Budi Pekerti
keanekaragaman makhluk hidup dan
... ... ... ...
peranannya, virus dan peranannya,
inovasi teknologi biologi, komponen
5. Ilmu Pengetahuan Alam 80 Menunjukkan kemampuan dalam mengidentifikasi,
ekosistem, dan interaksi antarkomponen, (Fisika, Kimia, Biologi) berkomunikasi dan mengajukan gagasan, terkait
serta perubahan lingkungan. dengan inovasi teknologi biologi, komponen
ekosistem, interaksi antarkomponen, dan perubahan
lingkungan; menjelaskan fenomena pemanasan
global; menuliskan reaksi kimia, perubahan iklim
Pemahaman Peserta didik mampu mendeskripsikan dan pemanasan global, serta pencemaran
Fisika gejala alam dalam cakupan lingkungan.
keterampilan proses dalam pengukuran,
Perlu bimbingan dalam kemampuan merancang
perubahan iklim dan pemanasan solusi, dan mengambil keputusan serta penguatan
global, pencemaran lingkungan, energi dalam menerapkan hukum-hukum dasar kimia.
alternatif, dan pemanfaatannya.
... ... ... ...

Pemahaman Peserta didik mampu mengamati,


Kimia menyelidiki dan menjelaskan fenomena
sesuai kaidah kerja ilmiah dalam
menjelaskan konsep kimia dalam
kehidupan sehari hari; menerapkan
konsep kimia dalam pengelolaan
lingkungan termasuk menjelaskan
fenomena pemanasan global;
menuliskan reaksi kimia dan
menerapkan hukum-hukum dasar kimia;
memahami struktur atom dan
aplikasinya dalam nanoteknologi.

54
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

2) Penyusunan deskripsi berdasarkan alur tujuan pembelajaran

ATP Fisika Fase E Semester 2


Format Laporan Hasil Belajar (Rapor)
5. Menyajikan hasil analisis gejala, penyebab, dampak, dan
solusi atas perubahan iklim, serta pemanasan global dalam kehidupan sehari-hari.
Nama : Kelas :X
NISN : Fase Semester : E
Sekolah Alamat : :2
: Tahun Pelajaran :

Nilai Akhir

ATP Kimia Fase E Semester 2 No.


1. Mata Pelajaran
Pendidikan ... Capaian Kompetensi
Agama dan Budi Pekerti
...

Menyajikan rumus kimia dan nama senyawa kimia yang berkaitan dengan sumber ... dan/atau solusi permasalahan
... isu global.
...
Menuliskan persamaan reaksi kimia yang lengkap setara yang berkaitan dengan fenomena alam sehari-hari atau... isu global.
5. 80
Fisika:
Ilmu Pengetahuan Alam (Fisika, Kimia, Biologi)
Menunjukkan penguasaan yang sangat baik dalam

menyajikan hasil analisis gejala, penyebab, dampak, dan solusi atas perubahan iklim, serta pemanasan global dalam

Kimia:
Menganalisis suatu fenomena alam secara kuantitatif Menunjukkan penguasaan yang sangat baik dalam
berdasarkan hukum dasar kimia.
Merancang, melaksanakan serta mempresentasikan percobaan kimia dalam penerapan hukum-hukum dasar kimia.
menyajikan rumus kimia dan nama senyawa kimia yang berkaitan dengan sumber dan/atau solusi permasalahan isu
menuliskan persamaan reaksi kimia yang lengkap setara yang berkaitan dengan fenomena alam sehari-hari atau isu

Perlu penguatan dalam Menganalisis suatu fenomena alam secara kuantitatif berdasarkan hukum dasar kimia, mera

Biologi:
ATP Biologi Fase E Semester 2 Menunjukkan penguasaan yang sangat baik dalam

Menganalisis bioteknologi yang dapat diterapkan


dalam pelestarian keanekaragam hayati, khususnya mengatasi kelangkaan keanekaragaman hayati dengan menyajikan bagan proses bioteknologi dari hasil telaah artikel.
Mengidentifikasi komponen ekosistem dengan menyajikan laporan hasil pengamatan ekosistem di lingkungan
menganalisissekitarnya.
bioteknologi yang dapat diterapkan dalam pelestarian keanekaragaman hayati;
mengidentiikasi komponen ekosistem dengan menyajikan laporan hasil pengamatan ekosistem di lingkungan sekitarny
menyusun jaring-jaring makanan atau rantai makanan dan hasil pengamatan ekosistem yang ada di lingkungan sek
menganalisis interaksi yang terjadi antar komponen ekosistem dengan menyajikan data hasil pengamatan di lingkunga
Menyusun jaring-jaring makanan atau rantai makanan dari hasil pengamatan ekosistem yang ada di lingkungan sekitar. perubahan lingkungan yang terjadi di sekitarnya dengan menyajikan laporan hasil pengamatan; dan
mengidentiikasi
mendeskripsikan bioteknologi yang dapat diterapkan dalam mengatasi perubahan lingkungan dengan menyajikan d
Perlu bimbingan dalam kemampuan menciptakan solusi terhadap permasalahan lingkungan yang ada di sekitarnya de

Menganalisis interaksi yang terjadi antar komponen ekosistem dengan menyajikan data hasil pengamatan di lingkungan sekitar.

Mengidentiikasi perubahan lingkungan yang terjadi di sekitarnya dengan menyajikan laporan hasil pengamatan.

Menganalisis penyebab dan dampak negatif dari perubahan lingkungan dengan menyajikan data hasil kajian literatur atau pengamatan atau wawancara.
Mendeskripsikan bioteknologi yang dapat diterapkan dalam mengatasi perubahan lingkungan dengan menyajikan diagram dari hasil kajian literatur atau wawancara.

17. Menciptakan solusi terhadap permasalahan lingkungan


yang ada di sekitarnya dengan melakukan projek sederhana.

55
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

3) Penyusunan deskripsi mengambil dari poin-poin penting dari


materi yang sudah diberikan

Sumatif Lingkup Materi Sumatif Akhir Semester*

Cuaca di Nama-nama Konsep Membedakan NA Sumatif Nilai Rapor


NA (Rerata S + AS)
Nama Sekitarku Hari dan Bulan Waktu Siang-malam Non Akhir
Sumatif Tes
Murid Tes Semester
(S) *pembulatan
Sumatif 1 Sumatif 2 Sumatif 3 Sumatif 4 (AS) normal

Edo 85 76 60 83 76t - 75 75 75,5

Nama : Edo

Ilmu Pengetahuan Alam Menunjukkan penguasaan yang baik dalam memprediksi kondisi cuaca
dan membedakan siang-malam.
75,5
Perlu pendampingan dalam memahami konsep waktu jam, menit, detik,
perlu pembimbingan lebih lanjut agar kemampuan tersebut dikuasai secara
konsisten.

56
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Contoh Rapor SD

Gambar 5.1. Contoh format rapor SD

Catatan :
1. Format rapor di atas dapat disesuaikan berdasarkan struktur kurikulum masing-masing jenjang.
2. Deskripsi capaian kompetensi peserta didik berisi informasi tentang kompetensi yang sudah
dicapai dan kompetensi yang perlu ditingkatkan. Deskripsi ditulis menggunakan kalimat
positif dan memotivasi.

57
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Untuk melengkapi pelaporan, satuan pendidikan dapat juga menambahkan bentuk laporan lainnya,
seperti portofolio, diskusi/konferensi, pameran karya, dan skill passport.

a. Portofolio
Portofolio bertujuan untuk melihat perkembangan belajar peserta didik melalui dokumentasi hasil
karya peserta didik. Isi portofolio adalah hasil karya yang dipilih oleh peserta didik berdasarkan
hasil diskusi dengan pendidik. Portofolio juga perlu dilengkapi refleksi pendidik dan peserta didik
terhadap pencapaian pembelajaran selama ini.

Gambar 5.2. Contoh Portofolio


(Sumber foto: Sekolah Cikal Cilandak, Jakarta dan SD Negeri Mampang Prapatan 02 Pagi, Jakarta)

58
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

b. Diskusi/Konferensi
Diskusi/konferensi bertujuan untuk berbagi informasi capaian hasil belajar antara pendidik, peserta
didik, dan orang tua. Diskusi/konferensi dapat dilakukan dalam suasana formal maupun informal.

Gambar 5.3. Contoh Kegiatan Diskusi/ Konferensi


(Sumber foto: Sekolah Cikal Cilandak, Jakarta)

c. Pameran Karya
Pameran karya berperan sebagai bentuk perayaan proses belajar dan juga sebagai asesmen sumatif.
Dalam pelaksanaan pameran karya, orang tua, komunitas sekolah, peserta didik, dan pendidik dari
sekolah lain dapat diundang untuk saling belajar dan mendapatkan umpan balik dari audiens yang
lebih luas.

Gambar 5.4. Contoh Kegiatan Pameran Karya


(Sumber foto: SDN 164 Karangpawulang, Bandung, Jawa Barat)

59
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

d. Skill Pasport
Skill passport merupakan catatan kompetensi yang dikuasai selama peserta didik belajar di SMK dan
dunia kerja. Skill passport memudahkan peserta didik, pendidik, dan dunia kerja untuk
menerapkan pengendalian berbasis identitas melalui catatan uji kompetensi yang dapat
diverifikasi.

Mekanisme Kenaikan Kelas dan Kelulusan

Satuan pendidikan memiliki keleluasaan Pembelajaran terdiferensiasi sesuai tahap


untuk menentukan kriteria kenaikan kelas. capaian peserta didik menjadi salah satu praktik
Penentuan kenaikan kelas dilakukan dengan yang dianjurkan dalam Kurikulum Merdeka.
mempertimbangkan laporan kemajuan belajar Penggunaan fase dalam Capaian Pembelajaran
yang mencerminkan pencapaian peserta didik adalah salah satu alasan mengapa peserta
pada semua mata pelajaran dan ekstrakurikuler didik dapat terus naik kelas bersama teman-
serta prestasi lain selama 1 (satu) tahun teman sebayanya meskipun ia dinilai belum
ajaran. sepenuhnya mencapai kompetensi yang
ditetapkan dalam Capaian Pembelajaran di fase
Untuk menilai pencapaian hasil belajar peserta
sebelumnya atau tujuan pembelajaran yang
didik sebagai dasar penentuan kenaikan
ditargetkan untuk dicapai pada kelas tersebut.
kelas dapat berdasarkan penilaian sumatif.
Ilustrasi berikut diharapkan dapat menjelaskan
Penilaian pencapaian hasil belajar peserta
bagaimana proses belajar dalam suatu fase
didik untuk kenaikan kelas dilakukan dengan
dan lintas fase dapat berjalan seiring
membandingkan pencapaian hasil belajar
dengan kenaikan kelas.
peserta didik dengan kriteria ketercapaian
tujuan pembelajaran.

60
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Ilustrasi 1: kenaikan kelas dalam fase Ilustrasi 2: kenaikan kelas antara dua fase
yang sama. Sebagaimana dijelaskan dalam yang berbeda. Contoh lain adalah kenaikan
Bab III, pendidik menyusun alur tujuan kelas dari Kelas IV (Fase B) ke Kelas V (Fase C).
pembelajaran dalam satu fase secara Apabila terdapat peserta didik yang belum
kolaboratif. Sebagai contoh, guru Kelas III mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam
perlu berkolaborasi dengan guru Kelas IV Fase B, hal ini perlu diidentifikasi oleh guru
dalam menyepakati alur tujuan pembelajaran Kelas V sejak awal tahun ajaran. Informasi
yang akan digunakan. tentang tahap capaian peserta didik ini perlu
Mereka kemudian menyepakati tujuan-tujuan dikomunikasikan oleh guru Kelas IV, dan
pembelajaran mana yang perlu dicapai di Kelas juga diidentifikasi melalui asesmen di awal
III, dan tujuan pembelajaran mana yang akan pembelajaran Kelas V. Untuk peserta didik yang
dipelajari di Kelas IV. belum menuntaskan Fase B, pendidik dapat
mengulang konsep atau materi pelajaran
Ketika ada peserta didik yang tidak dapat
yang belum dikuasai peserta didik sebelum
mencapai tujuan pembelajaran tertentu
peserta didik tersebut mempelajari materi yang
hingga akhir tahun ajaran di Kelas III, maka
terkandung dalam Capaian Pembelajaran Fase
guru kelas III perlu menyampaikan hal
C. Dengan demikian, peserta didik dapat terus
tersebut kepada guru Kelas IV agar
naik kelas.
pembelajaran di kelas IV tersebut dapat
menyesuaikan dengan kebutuhan peserta
didik. Selain itu, pada
awal tahun ajaran guru pun dianjurkan untuk
melakukan asesmen di awal pembelajaran
untuk mengidentifikasi kesiapan peserta didik.
Dengan demikian, peserta didik tadi dapat
terus naik kelas, tidak perlu tinggal kelas di
Kelas III.

Ilustrasi di atas menunjukkan bahwa satuan pendidikan tidak perlu menentukan kriteria dan mekanisme kenaikan kelas. Ken
promotion). Pembelajaran dilaksanakan menggunakan prinsip mastery learning yang sangat sesuai dengan pembelajaran be

Apabila terdapat tujuan pembelajaran pada Dalam proses penentuan peserta didik tidak
mata pelajaran tertentu yang tidak tercapai naik kelas, perlu dilakukan musyawarah dan
sampai saatnya kenaikan kelas, maka pada pertimbangan yang matang sehingga opsi tidak
rapor peserta didik tersebut dituangkan nilai naik kelas menjadi pilihan paling akhir apabila
aktual yang dicapai dan dideskripsikan bahwa seluruh pertimbangan dan perlakuan telah
peserta didik tersebut masih memiliki tujuan dilaksanakan. Banyak penelitian menunjukkan
pembelajaran yang perlu ditindaklanjuti di bahwa tinggal kelas tidak memberikan
kelas berikutnya. manfaat signifikan untuk peserta didik, bahkan
cenderung memberikan dampak buruk

61
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

terhadap persepsi diri peserta didik (Jacobs & untuk menetapkan peserta didik tidak naik
Mantiri, 2022; OECD, 2020; Powell, 2010). Di kelas. Namun demikian, keputusan ini sebaiknya
berbagai negara, kebijakan tinggal kelas dipertimbangkan dengan sangat hati-hati
secara empiris tidak meningkatkan prestasi mengingat dampaknya terhadap kondisi
akademik peserta didik, terutama yang psikologis peserta didik. Selain itu, tinggal kelas
mengalami kesulitan belajar. Dalam survei juga memberatkan secara ekonomi. Hasil tes
PISA 2018, skor capaian kognitif peserta didik PISA 2018 menunjukkan bahwa di berbagai
yang pernah tinggal kelas secara statistik lebih negara, mayoritas siswa yang pernah tidak
rendah dibandingkan mereka yang tidak naik kelas adalah siswa dari keluarga kelas
pernah tinggal kelas (OECD, 2021). Hal ini menengah ke bawah (OECD, 2020). Ketika
menunjukkan bahwa mengulang pelajaran yang mereka tinggal kelas, biaya untuk mengulang
sama selama satu tahun tidak membuat satu tahun belajar memberatkan keluarga
peserta didik memiliki kemampuan akademik sehingga mereka semakin rentan putus sekolah.
yang setara dengan teman-temannya,
melainkan tetap lebih rendah. Hal ini Dengan demikian, kebijakan tidak naik kelas
dimungkinkan karena yang dibutuhkan oleh adalah kebijakan yang tidak efisien. Peserta
peserta didik tersebut adalah pendekatan atau didik harus mengulang semua mata pelajaran
strategi belajar yang berbeda, bantuan belajar untuk jangka waktu satu tahun penuh, padahal
yang lebih intensif, waktu yang sedikit lebih mungkin bukan itu yang menjadi kebutuhan
panjang, namun bukan mengulang seluruh belajar mereka. Berikut ini adalah contoh-
pelajaran selama setahun. contoh isu yang biasanya menjadi faktor
pendorong keputusan tidak naik kelas, serta
Dalam hal terjadi kasus luar biasa, jika alternatif solusi yang lebih sesuai dengan
terdapat banyak mata pelajaran yang tidak perkembangan dan kesejahteraan (well-being)
tercapai oleh peserta didik dan/atau terkait isu peserta didik.
sikap dan karakter peserta didik, maka satuan
pendidikan dapat menetapkan mekanisme

Contoh isu Pertimbangan yang bisa diambil sekolah

Peserta didik mempunyai tujuan Peserta didik dapat dipertimbangkan naik di kelas berikutnya
pembelajaran yang belum tuntas dengan pendampingan tambahan untuk menyelesaikan
(ada tujuan-tujuan pembelajaran tujuan pembelajaran yang belum tercapai/tuntas.
yang hasilnya belum memenuhi
pencapaian minimum).

62
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Contoh isu Pertimbangan yang bisa diambil sekolah

Peserta didik mempunyai Dapat dipertimbangkan dengan mengetahui alasan


masalah absen/ketidakhadiran ketidakhadiran. Jika peserta didik tidak hadir karena kondisi
yang banyak (Banyaknya jumlah keluarga (siswa yang membantu orang tua bekerja karena
ketidakhadiran disepakati oleh alasan ekonomi) atau masalah kesehatan peserta didik, maka
satuan pendidikan) dapat dipertimbangkan naik dengan catatan khusus.

Jika alasan ketidakhadiran karena “malas”, meskipun kecil


kemungkinan untuk naik kelas; peserta didik tetap dapat
dipertimbangkan naik dengan catatan di rapor bagian sikap
yang perlu ditindaklanjuti di kelas berikutnya. Misalnya,
permasalahan ketidakhadiran harus diselesaikan dalam
jangka waktu satu tahun dengan cara konseling atau
behavior treatment lain.

Khusus permasalahan ketidakhadiran, wali kelas harus dapat


mendeteksi permasalahan ini sedini mungkin, sehingga
tidak terjadi penumpukan jumlah ketidakhadiran dari peserta
didik di akhir semester.

Keterlambatan psikologis, Peserta didi bisa dipertimbangkan untuk naik kelas


perkembangan, dan/atau dengan catatan peserta didik perlu mendapat bimbingan
kognitif dalam memahami pelajaran dan/ atau mendapatkan
layanan konseling

Mekanisme Kelulusan
Untuk menilai pencapaian hasil belajar
peserta didik sebagai dasar kelulusan dapat Seperti halnya kenaikan kelas, penentuan
berdasarkan penilaian sumatif, yang dapat kelulusan ditentukan oleh satuan pendidikan.
dialkukan dalam bentuk tes tulis, tugas untuk Penentuan kelulusan dari satuan pendidikan
performa, portofolio, atau kombinasi. Penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan
pencapaian hasil belajar peserta didik untuk laporan kemajuan belajar yang
kelulusandilakukan dengan membandingkan mencerminkan pencapaian peserta didik
pencapaian hasil belajar peserta didik dengan pada semua mata pelajaran dan
kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran. ekstrakurikuler serta prestasi lain pada:

Penilaian sumatif yang diselenggarakan oleh a. kelas V dan kelas VI untuk sekolah
satuan pendidikan dilaksanakan pada semester dasar atau bentuk lain yang sederajat;
ganjil dan/atau semester genap pada akhir dan
jenjang dengan mempertimbangkan capaian b. setiap tingkatan kelas untuk sekolah
kompetensi lulusan. menengah pertama atau bentuk lain yang
sederajat dan sekolah menengah atas atau
bentuk lain yang sederajat.

63
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Peserta didik dinyatakan lulus dari Kelulusan peserta didik ditetapkan oleh satuan/
satuan/ program pendidikan setelah: program pendidikan yang bersangkutan.

a. menyelesaikan seluruh Peserta didik yang dinyatakan lulus dari


program pembelajaran; dan satuan/ program pendidikan diberikan ijazah.
b. mengikuti penilaian sumatif yang Ijazah diberikan pada akhir semester genap
diselenggarakan oleh satuan pendidikan. pada setiap akhir jenjang. Ketentuan
mengenai ijazah dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Catatan:

Untuk PAUD tidak memiliki evaluasi untuk kelulusan, tetapi diharapkan anak yang telah menyelesaikan fase pondasi (PAUD) da
Pendidik perlu memonitor dan mengkomunikasikan sepanjang proses pembelajaran dan bukan hanya di akhir semester/tahun, m
Kenaikan kelas/kelulusan bukan menjadi hukuman bagi siswa. Pendidik bekerja sama dengan orangtua untuk mendeteksi perma
Pendidik menggunakan umpan balik/refleksi untuk mengetahui dan menentukan strategi untuk membantu peserta didik yang me

64
Refleksi dan Tindak Lanjut Pembelajaran dan

6 Refleksi dan Tindak Lanjut


Pembelajaran dan Asesmen

Asesmen tanpa umpan balik hanyalah data Asesmen terhadap perencanaan pembelajaran
administratif yang kurang bermanfaat untuk dapat dilakukan dengan cara (Permendikbud
peningkatan kualitas pembelajaran dan Nomor 16 Tahun 2022) sebagai berikut.
asesmen. Hasil asesmen peserta didik pada
periode waktu tertentu dapat dijadikan sebagai 1. Refleksi diri terhadap perencanaan
umpan balik bagi pendidik untuk melakukan dan proses pembelajaran.
refleksi dan evaluasi. 2. Refleksi diri terhadap hasil asesmen yang
dilakukan oleh sesama Pendidik, kepala
Satuan Pendidikan, dan/atau Peserta Didik.

Refleksi Diri
Pendidik perlu melakukan refleksi diri terhadap 3. Aspek/hal apa dalam pengajaran
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen yang berhasil?
dan asesmen yang telah dilakukan. Pendidik 4. Aspek/hal apa dalam pengajaran
yang bersangkutan perlu melakukan refleksi dan asesmen yang perlu
paling sedikit satu kali dalam satu semester. peningkatan?

Dalam melakukan refleksi diri terhadap proses 5. Apa yang perlu saya lakukan tahun ini
perencanaan dan proses pembelajaran, untuk hal yang lebih baik tahun
pendidik dapat menggunakan pertanyaan- depan?
pertanyaan berikut untuk membantu 6. Apa saja tantangan terbesar yang saya
melakukan proses refleksi. hadapi dalam semester/tahun ini?
7. Bagaimana cara saya mengatasi tantangan-
1. Apa tujuan saya mengajar semester/tahun tantangan tersebut?
ini?
2. Apa yang saya sukai dari proses Pertanyaan-pertanyaan ini dapat ditambah
belajar mengajar semester/tahun ini? dan dikembangkan sendiri sesuai dengan
kebutuhan. Selain untuk refleksi diri,
pertanyaan ini juga dapat digunakan oleh
sesama pendidik dan kepala sekolah.

Refleksi Sesama Pendidik


Penilaian oleh sesama pendidik merupakan dan saling mendukung. Sebagaimana refleksi
asesmen oleh sesama pendidik atas diri, refleksi sesama pendidik dilakukan paling
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran sedikit satu kali dalam satu semester.
yang dilakukan oleh pendidik yang
bersangkutan. Hal ini ditujukan untuk Berikut adalah tiga hal yang dapat
membangun budaya saling belajar, kerja sama dilakukan oleh sesama peserta didik.

65
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Refleksi dan Tindak Lanjut Pembelajaran dan Asesmen

1. Berdiskusi mengenai proses perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran (dapat menggunakan/


menyesuaikan pertanyaan untuk refleksi diri).
2. Mengamati proses pelaksanaan pembelajaran.
3. Melakukan refleksi terhadap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.

Refleksi oleh Kepala Sekolah


Penilaian oleh kepala sekolah bertujuan sebagai berikut:

1. Membangun budaya reflektif, 2. Memberi umpan balik yang konstruktif,


merupakan kegiatan yang dilakukan untuk merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
mendorong terjadinya refleksi atas proses kepala Satuan Pendidikan untuk memberi
pembelajaran secara terus menerus dan masukan, saran, dan keteladanan kepada
menjadi pendidik untuk peningkatan kualitas
bagian yang menjadi bagian yang tidak pembelajaran.
terpisahkan dari proses pembelajaran itu
sendiri.

Untuk Kepala Sekolah:


Kepala sekolah dapat memfasilitasi pendidik dalam proses refleksi. Dengan mengadakan diskusi tentang apa yang perlu dilakuk

Untuk Pengawas:
Pada saat Pengawas melakukan kunjungan, diharapkan dapat mendampingi Pendidik dalam melakukan refleksi. Refleksi ini bis

Refleksi oleh Peserta Didik


Penilaian oleh peserta didik bertujuan sebagai berikut.

1. Membangun kemandirian dan tanggung 3. Membangun suasana pembelajaran yang


jawab dalam proses pembelajaran dan partisipatif dan untuk memberi umpan
kehidupan sehari-hari. balik kepada pendidik dan peserta didik.
2. Membangun budaya transparansi, 4. Melatih peserta didik untuk mampu
objektivitas, saling menghargai, dan berpikir kritis.
mengapresiasi keragaman pendapat dalam
menilai proses pembelajaran.

66
Refleksi dan Tindak Lanjut Pembelajaran dan Asesmen

Dalam pelaksanaannya pendidik dapat Setelah pendidik melakukan refleksi dan


membuat questioner yang dapat memberikan mendapatkan masukan dari sesama
informasi tentang evaluasi perencanaan dan pendidik, kepala sekolah, pengawas/penilik,
pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan refleksi dan peserta didik; pendidik kemudian
ini paling sedikit dilakukan satu kali dalam menyusun rencana perbaikan-perbaikan
satu semester. kualitas pembelajaran.
Dengan demikian, pendidik akan terus
meningkatkan kualitas pengajaran yang
bermuara pada kualitas/mutu peserta didik.

67
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan

7 Tahapan Implementasi
Kurikulum Merdeka
Sesuai Kesiapan Pendidik
dan Satuan Pendidikan

Implementasi perubahan kebijakan dalam mengimplementasikan kurikulum.


pendidikan, termasuk kurikulum, adalah suatu Kemampuan untuk terus belajar merupakan
proses modal penting bagi pendidik, termasuk dalam
yang kompleks. Pemerintah memandang mengimplementasikan kurikulum. Ia tidak
bahwa implementasi kurikulum adalah harus langsung fasih dalam menerapkannya,
suatu proses pembelajaran yang panjang melainkan melalui tahapan-tahapan.
sehingga pendidik dan satuan pendidikan
diberikan kesempatan untuk Tahapan-tahapan ini dikembangkan sebagai
mengimplementasikan Kurikulum Merdeka langkah atau proses belajar untuk
sesuai dengan kesiapan masing-masing. melakukan perubahan atas praktik
Seperti halnya peserta pembelajaran dan asesmen yang perlu
didik belajar sesuai dengan tahap kesiapan dilakukan pendidik
dan tahap capaian mereka, pendidik dan saat mereka menggunakan Kurikulum
satuan pendidikan juga perlu belajar Merdeka. Secara teknis pendidik dapat
mengimplementasikan Kurikulum Merdeka mengimplementasikan Kurikulum Merdeka
sesuai dengan kesiapan masing-masing, pada tahap yang berbeda. Namun demikian,
dan berangsur-angsur semakin mahir dalam secara filosofis setiap tahapan dirancang agar
menggunakannya. pendidik tetap mengacu pada prinsip-prinsip
pembelajaran dan asesmen (Bab II).
Seperti halnya Capaian Pembelajaran (CP) Sebagai contoh yang diperlihatkan dalam
yang dirancang per fase dan dimulai dari Tabel 7.1, pembelajaran sesuai tahap
kompetensi yang paling sederhana, tahapan- capaian peserta didik perlu dilakukan.
tahapan implementasi kurikulum juga Namun demikian, implementasinya tidak
dikembangkan untuk membantu pendidik harus langsung pada pengelompokkan
dan satuan pendidikan dalam menetapkan peserta didik. Sebagian pendidik yang
target implementasi Kurikulum Merdeka. kesulitan untuk melakukan
Kesiapan pendidik dan satuan pendidikan pengelompokan, dapat mempelajarinya dengan
tentu berbeda-beda, oleh karena itu tahapan menerapkan model yang paling sederhana,
implementasi ini dirancang agar setiap yaitu dengan melakukan asesmen di awal
pendidik dapat dengan percaya diri pembelajaran dan kemudian menjadi peka akan
mencoba mengimplementasikan Kurikulum adanya kebutuhan belajar yang berbeda-beda.
Merdeka. Rasa percaya diri yang dimaksud
merupakan keyakinan bahwa pendidik dapat Tabel 7.1 memperlihatkan bagaimana aspek-
terus belajar dan mengembangkan aspek dalam Kurikulum Merdeka dapat
kemampuan dirinya untuk melakukan yang diterapkan secara bertahap. Tabel ini dapat
terbaik
68
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan Pendidikan

digunakan oleh satuan pendidikan dan/atau


■ Tahapan-tahapan ini digunakan sebagai
pemerintah serta organisasi atau lembaga
bahan refleksi diri tentang kesiapan
yang berperan dalam mendukung
pendidik dan/atau satuan pendidikan
implementasi kurikulum di satuan pendidikan
sehingga tidak digunakan sebagai alat/
dan daerah.
instrumen untuk mengukur kinerja
Adanya pentahapan ini menunjukkan
pendidik dan/atau satuan pendidikan
bahwa satuan pendidikan dapat mulai
yang membawa dampak pada karier atau
mengimplementasikan pada tahap yang
kesejahteraan mereka. Implementasi sesuai
lebih rendah dibandingkan dengan satuan
tahapan yang disepakati bersama tidak
pendidikan lain, namun pelaksanaannya tetap
seharusnya memberikan dampak apapun
berpegang pada prinsip-prinsip perancangan
terhadap penilaian kinerja pendidik atau
kurikulum yang berlandaskan pada filosofi
satuan pendidikan.
Merdeka Belajar dan mengarah pada
penguatan kompetensi dan karakter yang ■ Tahapan-tahapan ini digunakan sebagai
telah ditetapkan. bahan diskusi antar pendidik dalam
satuan pendidikan dan dalam komunitas
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam belajar di mana pendidik menjadi
menggunakan tahapan-tahapan implementasi bagiannya.
dalam Tabel 7.1: Diskusi tersebut membahas hal-hal
teknis apa yang perlu dilakukan untuk
■ Tahapan-tahapan dalam Tabel 7.1 mengimplementasikan Kurikulum Merdeka
bukanlah suatu ketetapan yang baku sesuai tahap masing-masing.
atau terstandarisasi. Satuan pendidikan
■ Pimpinan satuan pendidikan serta
dan/atau pemerintah daerah dapat
mengembangkan tahapan-tahapan pemerintah daerah perlu mendukung
implementasi yang lebih sesuai dengan pendidik dalam mengimplementasikan
kondisi dan kekhasan masing-masing. Kurikulum Merdeka sesuai dengan tahap
kesiapan pendidik, serta memberikan
dukungan agar berangsur-angsur
pendidik meningkatkan tahap
implementasinya.

69
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Tabel 7.1. Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka

Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan


7

Tahap Awal Tahap Berkembang Tahap Siap Tahap Mahir

Perancangan Menggunakan contoh Melakukan penyesuaian Melakukan perombakan Mengembangkan “alur


alur tujuan “alur tujuan pembelajaran” terhadap alur tujuan terhadap alur tujuan tujuan pembelajaran” secara
pembelajaran yang disediakan oleh pembelajaran yang pembelajaran yang mandiri dengan merujuk
untuk pendidikan Kemendikbudristek disediakan oleh disediakan oleh pada Capaian Pembelajaran
anak usia Kemendikbudristek Kemendikbudristek
dini, jenjang Guru memahami (misalnya mengubah bahan Koordinator kurikulum
pendidikan dasar kompetensi esensial yang bacaan, asesmen formatif, Koordinator kurikulum di satuan pendidikan
dan menengah harus dikuasai siswa dsb.) di satuan pendidikan memimpin proses
dari materi ajar yang memimpin proses perancangan, memonitor
disampaikannya perancangan, memonitor implementasi, dan memimpin
implementasi, dan proses evaluasi kurikulum
memimpin proses evaluasi mata pelajaran
kurikulum mata pelajaran

Penggunaan dan Menggunakan buku teks* Guru bisa memilah dan Pembelajaran di beberapa Pembelajaran bervariasi
pengembangan dan modul ajar sebagai memilih materi dari buku mata pelajaran/muatan antara menggunakan buku
perangkat ajar sumber utama pengajaran teks dan perangkat ajar pembelajaran bervariasi teks pelajaran dan perangkat
untuk pendidikan dan perangkat ajar lainnya lainnya supaya sesuai antara menggunakan buku ajar lainnya yang diperoleh
anak usia sebagai referensi tambahan konteks lokal dan kebutuhan teks pelajaran dan perangkat dari berbagai sumber yang
dini, jenjang siswa ajar lainnya, berdasarkan tervalidasi, berdasarkan
pendidikan dasar keputusan logis guru keputusan logis guru
dan menengah dan merujuk pada tujuan
*Untuk PAUD, buku teks merujuk Sebagian guru menambah pembelajaran
pada 6 buku panduan guru.
referensi dari sumber lain
yang tervalidasi, selain dari Sebagian besar guru mampu
Platform Merdeka Mengajar membuat perangkat ajarnya
sendiri yang kontekstual
Sebagian guru mampu dan membagikannya ke
membuat perangkat ajarnya komunitas belajar dan atau
sendiri secara daring dalam Platform
Merdeka Mengajar
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan

Tahap Awal Tahap Berkembang Tahap Siap Tahap Mahir

Penerapan Guru secara percaya diri Guru menggunakan Guru menggunakan Membedakan pembelajaran
pembelajaran menggunakan metode metode pembelajaran yang lebih banyak metode sesuai dengan kebutuhan,
pengajaran yang bervariasi bervariasi dan berpusat pembelajaran dengan lebih performa, dan minat siswa.
namun belum berpusat pada siswa terampil, sesuai dengan
pada siswa tujuan pembelajaran yang Menggunakan hasil
dituju, kebutuhan dan minat asesmen untuk merancang

Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan


siswa. pembelajaran yang berbeda
antara dua atau lebih
Guru mulai berperan kelompok siswa
sebagai fasilitator dengan
memberikan lebih banyak Guru terbiasa memfasilitasi
kesempatan untuk dengan memberikan lebih
siswa belajar mandiri, banyak kesempatan untuk
bertanggung jawab atas siswa belajar mandiri,
proses belajar mereka bertanggung jawab atas
proses belajar mereka
7
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan
Tahap Awal Tahap Berkembang Tahap Siap Tahap Mahir
7

Keterpaduan Guru melakukan asesmen Guru melakukan asesmen Guru melakukan asesmen Guru melakukan asesmen
penilaian dalam pada awal pembelajaran pada awal pembelajaran pada awal pembelajaran dan pada awal pembelajaran
pembelajaran namun tidak digunakan dan hasilnya digunakan hasilnya digunakan untuk dan hasilnya digunakan
untuk merancang untuk merancang merancang pembelajaran. untuk merancang
pembelajaran. pembelajaran. pembelajaran.
Asesmen berfungsi untuk
Asesmen berfungsi untuk Asesmen berfungsi untuk mendapatkan umpan balik Guru mampu melakukan
mendapatkan umpan balik mendapatkan umpan balik untuk siswa dan untuk guru penyesuaian sepanjang
untuk siswa. untuk siswa dan untuk guru sudah melakukan tindak proses pembelajaran agar
tapi belum ada tindak lanjut. lanjut. semua siswa mencapai tujuan
Guru mulai memperhatikan pembelajaran.
kesesuaian antara Menggunakan asesmen Satuan pendidikan
asesmen dengan tujuan yang bervariasi dan mengembangkan kebijakan Guru menggunakan
pembelajaran. sesuai dengan tujuan yang mendorong guru untuk hasil asesmen untuk
pembelajaran serta merencanakan asesmen mengidentifikasi kebutuhan
Menggunakan asesmen kompetensi esensial yang yang sesuai dengan tujuan siswa sehingga dapat
yang sesuai untuk menilai beragam. pembelajaran. “mengajar di level yang
kompetensi esensial dari sesuai”.
mata pelajaran*
Sekolah mengembangkan
*Untuk konteks PAUD, kebijakan yang mendorong
kompetensi esensial dalam
penggunaan hasil asesmen
elemen capaian pembelajaran) .
untuk mendesain kurikulum
dan instruksi.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan

Tahap Awal Tahap Berkembang Tahap Siap Tahap Mahir

Pembelajaran Berdasarkan asesmen Berdasarkan asesmen Berdasarkan asesmen Berdasarkan asesmen


sesuai tahap formatif, guru mengajar formatif, guru mengajar pada awal pembelajaran, pada awal pembelajaran,
capaian belajar seluruh siswa di kelasnya seluruh siswa di kelasnya siswa di kelas yang sama siswa di kelas yang sama
peserta didik sesuai dengan fase capaian sesuai dengan fase capaian dibagi menjadi dua dibagi menjadi dua atau
belajar* mayoritas siswa di belajar mayoritas siswa kelompok menurut lebih kelompok menurut
kelasnya. di kelasnya dan dengan capaian belajar mereka, capaian belajar mereka, dan

Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan


memberikan perhatian dan keduanya diajarkan keduanya diajarkan oleh
khusus terhadap siswa yang oleh guru yang sama. guru yang sama.
membutuhkan perlakuan Dengan demikian, setiap
*untuk konteks PAUD: yang Sekolah menyelenggarakan
yang berbeda. siswa dapat belajar sesuai
sesuai dengan tahapan
dengan fase capaian berbagai program seperti
perkembangan mayoritas anak di
belajarnya. pelajaran tambahan
kelasnya.
untuk siswa yang belum
Sekolah menyelenggarakan siap untuk belajar sesuai
program pelajaran dengan kelasnya dan untuk
tambahan untuk siswa siswa yang membutuhkan
yang belum siap untuk pengayaan atau tantangan
belajar sesuai dengan lebih.
kelasnya.
7
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan
Tahap Awal Tahap Berkembang Tahap Siap Tahap Mahir
7

Kolaborasi antar Guru berkolaborasi untuk Guru berkolaborasi untuk Guru berkolaborasi untuk Guru berkolaborasi untuk
guru untuk keperluan projek profil keperluan projek profil keperluan projek profil keperluan projek profil
keperluan Pancasila. Pancasila dan berkoordinasi Pancasila dan berkolaborasi Pancasila dan kurikulum
kurikulum dan dalam rapat perencanaan dalam pembelajaran operasional satuan
pembelajaran dan evaluasi kurikulum. di awal (perencanaan) pendidikan.
dan sepanjang semester,
misalnya melalui berbagi Ada kebijakan dan
praktik baik, berbagi info mekanisme yang
tentang perangkat ajar, dsb. mendorong kolaborasi
guru untuk kegiatan belajar
intrakurikuler dan juga projek
profil, misalnya melalui
observasi kelas, kegiatan
refleksi pembelajaran,
kegiatan berbagi praktik
baik, dsb.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan

Tahap Awal Tahap Berkembang Tahap Siap Tahap Mahir

Kolaborasi Orang tua mendapatkan Orang tua mendapatkan Informasi yang diberikan Orang tua memberikan
dengan orang informasi seputar kurikulum informasi kurikulum dan kepada orang tua lebih umpan balik terhadap
tua/keluarga dan pembelajaran.* pembelajaran di awal dan mendetail dan orang tua kurikulum dan pembelajaran.
akhir semester termasuk berkesempatan untuk
Guru memberikan informasi projek profil di semester terlibat dalam proses Projek penguatan profil
tentang isu yang dialami tersebut. pembelajaran, seperti pelajar Pancasila dirancang

Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan


siswa. menjadi narasumber. dengan melibatkan orang
Guru membuka komunikasi tua dan masyarakat.
dua arah dengan orang Guru membuka komunikasi
tua untuk mendiskusikan dengan orang tua Komunikasi antara guru-
*untuk konteks PAUD, siswa-orang tua untuk
perkembangan belajar anak, untuk mendiskusikan
informasi meliputi informasi
tanpa kesepakatan tindak perkembangan belajar siswa mendiskusikan tahapan
tentang pertumbuhan dan
perkembangan anak lanjut. dan tindak lanjut yang perlu belajar dan tindak lanjut
dilakukan. yang perlu dilakukan untuk
membantu siswa.

Kolaborasi Guru sudah merancang Guru melibatkan komunitas/ Guru melibatkan Guru melibatkan jaringan
dengan pelibatan masyarakat/ industri hanya untuk masyarakat/komunitas/ masyarakat/komunitas/
masyarakat/ komunitas/industri dalam mendukung suatu acara industri dengan jangkauan industri sesuai dengan
industri proses pembelajaran yang tidak berkelanjutan. yang lebih luas dalam konteks dan kebutuhan
atau acara, namun belum beberapa kegiatan proses pembelajaran
terlaksana. pembelajaran peserta peserta didik, berdasarkan
didik, namun masih perencanaan pembelajaran.
bersifat insidental.
7
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan
Tahap Awal Tahap Berkembang Tahap Siap Tahap Mahir
7

Refleksi, evaluasi Refleksi dan evaluasi Refleksi dan evaluasi Refleksi dan evaluasi Refleksi dan evaluasi sudah
dan peningkatan satu arah dari pimpinan dilakukan sebagian pendidik dilakukan sebagian menjadi budaya satuan
kualitas satuan pendidikan, dan merujuk pada Rapor guru, berdasarkan data pendidikan, berdasarkan
implementasi belum berbasis data. Pendidikan. yang didapat dari Rapor data yang didapat dari
kurikulum Pendidikan dan diperkaya Rapor Pendidikan dan
Sebagian pendidik bekerja oleh pengalaman para diperkaya dengan umpan
dalam tim kecil (kelompok guru. balik dari warga satuan
mata pelajaran atau pendidikan.
Fase) untuk melakukan Bekerja dalam tim kecil
perencanaan pembelajaran (kelompok mata pelajaran Bekerja dalam tim kecil
berdasarkan hasil refleksi. atau Fase) untuk melakukan (kelompok mata pelajaran
perencanaan pembelajaran atau Fase) untuk melakukan
berdasarkan hasil refleksi. perencanaan pembelajaran
berdasarkan hasil refleksi.
Terdapat kebijakan satuan
pendidikan mengenai Terdapat kebijakan satuan
refleksi dan evaluasi pendidikan mengenai refleksi
kurikulum (contohnya dan evaluasi kurikulum
pertemuan rutin guru, (contohnya pertemuan rutin
umpan balik siswa). guru, umpan balik siswa).
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan Pendidikan

Catatan untuk pengawas/penilik:


Sebagai fasilitator, pengawas/penilik
• Apa yang menjadi pertimbangan pendidik
mendukung satuan pendidikan dalam
dan/atau kepala satuan pendidikan untuk
mengimplementasikan Kurikulum Merdeka
mengimplementasikan aspek-aspek
sesuai dengan kesiapan mereka. Saat
Kurikulum Merdeka pada tahap yang
berdiskusi dengan kepala satuan pendidikan
dipilihnya?
dan/atau pendidik, pengawas/penilik perlu
bertanya target dan rencana implementasi • Strategi apa yang disepakati oleh pendidik
yang akan dilakukan pada semester atau dalam satuan pendidikan tersebut untuk
tahun ajaran tersebut. Implementasi setiap mengimplementasikan Kurikulum Merdeka
pendidik dan/atau satuan pendidikan dapat sesuai tahapnya?
beragam, sesuai dengan kesiapan dan rasa • Strategi apa yang akan digunakan
percaya diri pendidik/satuan pendidikan. satuan pendidikan untuk meningkatkan
tahap implementasi di masa yang akan
Apabila implementasi aspek-aspek Kurikulum datang?
Merdeka masih pada tahap awal, tidak
• Dukungan apa yang dibutuhkan pendidik
apa-apa karena seiring waktu mereka akan
dan/atau kepala satuan pendidikan untuk
semakin mahir dan bergerak ke tahap
mengimplementasikan Kurikulum Merdeka
berikutnya. Pertanyaan-pertanyaan yang
sesuai tahapnya?
dapat digunakan untuk memantik diskusi
• Dukungan apa yang dibutuhkan pendidik
bersama kepala satuan pendidikan
dan/atau kepala satuan pendidikan untuk
dan/atau pendidik, antara lain:
dapat mengimplementasikan Kurikulum
Merdeka pada tahap berikutnya atau
yang lebih mahir?

77
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Daftar Pustaka
Pengolahan dan Pelaporan Hasil

Anderson, L.W., & Krathwohl, D.R. (2001). A


OECD (2020). PISA 2018 results (Volume
Taxonomy for learning, teaching, and
V): Effective policies, successful
asessing: A Revision of Bloom’s taxonomy
schools. PISA, OECD Publishing, Paris,
of educational Objectives. A Bridged
https:// doi.org/10.1787/ca768d40-en
Edition. New York: Addison Wesley
Longman, Inc. Powell, P. J. (2010). Repeating views on grade
retention. Childhood Education. 87:2, 90-
Creating Learning Materials for Open and
93, DOI: 10.1080/00094056.2011.10521451
Distance Learning (2005). Retrieved
December 6, 2016, fromhttp://www. Reigeluth, C. M., & Keller, J. B. (2009).
oerafrica.org/system/files/7824/creating- Understanding instruction. In C. M.
lerarning-materials-handbook-authors- Reigeluth & A. A. Carr-Chellman (Eds.),
and-instructional-designers.114f5f85- Instructional-design theories and models:
1baf-42dd-8e37-d195c2565255_0. pdf? Building a common knowledge base (pp.
file=1&type=node&id=7824 27-39). New York, NY: Taylor & Francis.

Doolittle, P. E. (2001). Instructional design for Wiggins, G. dan McTighe, J (2005). Understanding
web-based instruction. Retrieved from by Design” (UbD). US: Association for
http://staff.washington.edu/rel2/geog100- Supervision and Curriculum Development
UW/Archive/instructionalsequence.pdf

Jacobs, J., & Mantiri, O. (2022). Grade Retention


and Social Promotion Dichotomy. 8ISC
Abstract Proceedings, , 59. Retrieved
from http://ejournal.unklab.ac.id/index.
php/8ISCABS/article/view/752

Marzano, R. J. (2000). Designing a new


taxonomy of educational objectives.
Thousand Oaks, CA: Corwin Press.

Morrison, G. R., Ross, & Kemp, J. E. (2007).


Designing Effective Instruction (5th
Edition). Hoboken, NJ: John Wiley & Sons.
ISBN13: 978-0-470-07426-8

Nordlund, M. (2003). Differentiated instruction:


Meeting the educational needs of all
students in your classroom. The Scarecrow
Press, Oxford.

78
Lampiran-Lampiran
Lampiran-

Contoh Perencanaan, Pelaksanaan, Pembelajaran, dan Pengolahan, serta


1 Pelaporan Hasil Asesmen PAUD/RA

Contoh Perencanaan, Pelaksanaan, Pembelajaran, dan Pengolahan, serta


2 Pelaporan Hasil Asesmen SD/MI/Paket A

Contoh Perencanaan, Pelaksanaan, Pembelajaran, dan Pengolahan, serta


3 Pelaporan Hasil Asesmen SMP/MTs/Paket B

Contoh Perencanaan, Pelaksanaan, Pembelajaran, dan Pengolahan, serta


4 Pelaporan Hasil Asesmen SMA/MA/Paket C

Contoh Perencanaan, Pelaksanaan, Pembelajaran, dan Pengolahan, serta


5 Pelaporan Hasil Asesmen SMK/MAK

Contoh Perencanaan, Pelaksanaan, Pembelajaran, dan Pengolahan, serta


6 Pelaporan Hasil Asesmen SDLB, SMPLB, dan SMALB

79
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

Merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung


berdasarkan CP

Alternatif 1

Menganalisis Capaian Pembelajaran Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Elemen Pada akhir Fase B, peserta didik • Menyajikan nilai tempat dan urutan
Bilangan menunjukkan pemahaman dan intuisi pada bilangan cacah sampai
bilangan (number sense) pada bilangan 1.000.
cacah sampai 10.000. Mereka dapat • Melakukan operasi hitung penjumlahan
membaca, menulis, menentukan nilai dan pengurangan bilangan cacah
tempat, membandingkan, mengurutkan, sampai dengan 1.000.
menggunakan nilai tempat, serta
melakukan komposisi dan dekomposisi → • Menghubungkan gambar dengan nilai
pecahan.
bilangan tersebut. Mereka juga dapat
menyelesaikan masalah berkaitan dengan
uang menggunakan ribuan sebagai satuan.
Peserta didik dapat melakukan operasi
penjumlahan dan pengurangan bilangan
cacah sampai 1.000, dan seterusnya.

Elemen Pada akhir Fase B, peserta didik dapat • Mengisi nilai yang belum diketahui
Aljabar mengisi nilai yang belum diketahui dalam dalam sebuah kalimat matematika
sebuah kalimat matematika yang berkaitan yang berkaitan dengan penjumlahan
dengan penjumlahan dan pengurangan pada bilangan cacah sampai 100.
pada bilangan cacah sampai 100 (contoh: • Mengisi nilai yang belum diketahui
10 + … = 19, 19 - … = 10). Peserta didik dalam sebuah kalimat matematika
dapat mengidentifikasi, meniru, dan yang berkaitan dengan pengurangan
mengembangkan pola gambar atau pada bilangan cacah sampai 100.
obyek sederhana dan pola bilangan
• Mengidentifikasi, meniru, dan
membesar dan mengecil yang melibatkan
mengembangkan pola gambar atau
penjumlahan dan pengurangan pada
bilangan cacah sampai 100.
→ obyek sederhana pada bilangan cacah
sampai 100.
• Mengidentifikasi, meniru, dan
mengembangkan pola bilangan
membesar dan mengecil yang
melibatkan penjumlahan dan
pengurangan pada bilangan
cacah sampai 100.

80
Lampiran-lampiran

Menganalisis Capaian Pembelajaran Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Elemen Pada akhir Fase B, peserta didik dapat • Mengukur panjang dan berat benda
Pengukuran mengukur panjang dan berat benda menggunakan satuan baku.
menggunakan satuan baku. Mereka dapat • Menentukan hubungan antar-satuan
menentukan hubungan antar-satuan baku
panjang (cm, m). Mereka dapat mengukur → baku panjang (cm, m).
• Mengukur dan mengestimasi luas dan
dan mengestimasi luas dan volume
volume menggunakan satuan tidak baku
menggunakan satuan tidak baku dan
dan satuan baku berupa bilangan
satuan baku berupa bilangan cacah.
cacah.

Elemen Pada akhir Fase B, peserta didik dapat • Mendeskripsikan ciri berbagai bentuk
Geometri mendeskripsikan ciri berbagai bentuk bangun datar (segiempat, segitiga, segi
bangun datar (segiempat, segitiga, banyak).
segi banyak). Mereka dapat menyusun
(komposisi) dan mengurai (dekomposisi)
→ • Menyusun (komposisi) dan mengurai
(dekomposisi) berbagai bangun
berbagai bangun datar dengan lebih dari datar dengan lebih dari satu cara
satu cara jika memungkinkan. jika memungkinkan.

Elemen Pada akhir Fase B, peserta didik dapat • Mendeskripsikan ciri berbagai bentuk
Analisis Data mendeskripsikan ciri berbagai bentuk bangun datar (segiempat, segitiga, segi
dan Peluang bangun datar (segiempat, segitiga, banyak).
segi banyak). Mereka dapat menyusun
(komposisi) dan mengurai (dekomposisi)
→ • Menyusun (komposisi) dan mengurai
(dekomposisi) berbagai bangun
berbagai bangun datar dengan lebih dari datar dengan lebih dari satu cara
satu cara jika memungkinkan. jika memungkinkan.

81
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

Merumuskan tujuan pembelajaran dengan


menganalisis ‘kompetensi’ dan ‘lingkup materi’
pada CP

Alternatif 2

► Contoh: Matematika Fase B

Elemen Kompetensi Lingkup Materi

Bilangan 1. Memahami 1. Bilangan cacah sampai


2. Menentukan 10.000
Pada akhir Fase B, peserta
didik menunjukkan 3. Membandingkan 2. Nilai tempat
pemahaman dan intuisi 4. Mengurutkan 3. Komposisi dan
bilangan (number sense) dekomposisi bilangan
5. Mengidentifikasi
pada bilangan cacah 4. Menggunakan ribuan
sampai 10.000. Mereka 6. Melakukan
sebagai satuan
dapat membaca, menulis, 7. Menyelesaikan masalah
5. Operasi penjumlahan
menentukan nilai tempat,
dan pengurangan
membandingkan,
bilangan cacah sampai
mengurutkan, menggunakan
nilai tempat, melakukan 1.000
komposisi, dan dekomposisi
bilangan tersebut. Mereka
juga dapat menyelesaikan
masalah berkaitan dengan
uang menggunakan ribuan
sebagai satuan.peserta
didik dapat melakukan
operasi penjumlahan dan
pengurangan bilangan cacah
sampai 1.000, dan seterusnya.

Tujuan Pembelajaran:

B1.1 Menyajikan nilai tempat dan urutan pada bilangan cacah sampai 1.000.

B1.2 Melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah


sampai dengan 1.000.

B1.3 Menghubungkan gambar dengan nilai pecahan

Dan seterusnya.

82
Lampiran-lampiran

Elemen Kompetensi Lingkup Materi

Aljabar 1. Mengisi 1. Penjumlahan dan


2. Mengidentifikasi pengurangan pada
Pada akhir Fase B,
bilangan cacah sampai
peserta didik dapat
100 (contoh: 10 + … =
mengisi nilai yang belum
19,
diketahui dalam sebuah
19 - … = 10).
kalimat matematika yang
berkaitan dengan 2. Pola gambar atau
penjumlahan obyek sederhana dan
dan pengurangan pada pola bilangan
bilangan cacah sampai 100 membesar dan
(contoh: 10 + … = 19, 19 - … mengecil melibatkan
= 10). Peserta didik dapat penjumlahan dan
mengidentifikasi, meniru, pengurangan pada
dan mengembangkan bilangan cacah sampai
pola gambar atau obyek 100.
sederhana dan pola bilangan
membesar dan mengecil yang
melibatkan penjumlahan dan
pengurangan pada bilangan
cacah sampai 100.

Tujuan Pembelajaran:

A1.1 Mengisi nilai yang belum diketahui dalam sebuah kalimat matematika yang
berkaitan dengan penjumlahan pada bilangan cacah sampai 100.

A1.2 Mengisi nilai yang belum diketahui dalam sebuah kalimat matematika yang
berkaitan dengan pengurangan pada bilangan cacah sampai 100.

A1.3 Mengidentifikasi, meniru, dan mengembangkan pola gambar atau obyek


sederhana pada bilangan cacah sampai 100.

A1.4 Mengidentifikasi, meniru, dan mengembangkan pola bilangan membesar dan


mengecil yang melibatkan penjumlahan dan pengurangan pada bilangan cacah
sampai 100.

83
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

Elemen Kompetensi Lingkup Materi

Pengukuran 1. Mengukur 1. Menggunakan satuan


2. Menentukan hubungan baku.
Pada akhir Fase B, peserta
didik dapat mengukur 3. Mengukur dan 2. Hubungan antar-satuan
panjang dan berat benda mengestimasi baku panjang (cm, m).
menggunakan satuan baku. 3. Luas dan volume
Mereka dapat menentukan menggunakan satuan
hubungan antar-satuan tidak baku dan
baku panjang (cm, m). satuan baku berupa
Mereka dapat mengukur bilangan cacah.
dan mengestimasi luas dan
volume menggunakan satuan
tidak baku dan satuan baku
berupa bilangan cacah.

Tujuan Pembelajaran:

P1.1 Mengukur panjang dan berat benda menggunakan satuan baku.


P1.2 Menentukan hubungan antar-satuan baku panjang (cm, m).
P1.3 Mengukur dan mengestimasi luas dan volume menggunakan satuan tidak baku
dan satuan baku berupa bilangan cacah.

Geometri 1. Mendeskripsikan 1. Ciri berbagai bentuk


2. Menyusun bangun datar
Pada akhir Fase B, peserta
(segiempat, segitiga, segi
didik dapat mendeskripsikan
banyak).
ciri berbagai bentuk bangun
datar (segiempat, segitiga, 2. Komposisi) dan
segi banyak). Mereka dapat dekomposisi berbagai
menyusun (komposisi) dan bangun datar
mengurai (dekomposisi)
berbagai bangun datar
dengan lebih dari satu cara
jika memungkinkan.

Tujuan Pembelajaran:

G1.1 Mendeskripsikan ciri berbagai bentuk bangun datar (segiempat, segitiga, segi banyak).

G1.2 Menyusun (komposisi) dan mengurai (dekomposisi) berbagai bangun datar dengan
lebih dari satu cara jika memungkinkan.

84
Lampiran-lampiran

Elemen Kompetensi Lingkup Materi

Analisis Data dan Peluang 1. Mengurutkan 1. Data


Pada akhir fase B, peserta 2. Membandingkan 2. Tabel
didik dapat mengurutkan, 3. Menyajikan 3. Diagram gambar
membandingkan, 4. Menganalisis 4. Piktogram
menyajikan, menganalisis
5. Menginterpretasi 5. Diagram batang
dan menginterpretasi data
(skala satu satuan
dalam bentuk tabel, diagram
gambar, piktogram, dan
diagram batang (skala satu
satuan

Tujuan Pembelajaran:

-ADP1. ..

-ADP2…

Dan seterusnya.

Catatan:

Penomoran pada tujuan pembelajaran tidak ada ketentuan baku, lebih diarahkan untuk memudahkan
pendidik dalam membaca dan menggunakan alur tujuan pembelajaran.

85
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

Merumuskan tujuan pembelajaran lintas elemen CP

Alternatif 3

► Contoh Matematika Fase B


(dalam contoh ini diambil 2 Elemen: Pengukuran dan Geometri)

Capaian Pembelajaran Tujuan Pembelajaran

Elemen Pengukuran 1. Menentukan hubungan antar-


satuan baku panjang (cm, m).
Pada akhir Fase B, peserta didik dapat
mengukur panjang dan berat benda 2. Menjelaskan cara mengukur
menggunakan satuan baku. Mereka dapat panjang benda menggunakan
menentukan hubungan antar-satuan baku satuan baku.
panjang (cm, m). Mereka dapat mengukur dan 3. Menjelaskan ciri berbagai bentuk
mengestimasi luas dan volume menggunakan bangun datar (segiempat, segitiga,
satuan tidak baku dan satuan baku berupa segi banyak).
bilangan cacah. 4. Menentukan ciri bagian-bagian dari
bangun datar (segiempat, segitiga,
Elemen Geometri
segi banyak).
Peserta didik dapat mendeskripsikan ciri berbagai 5. Mengukur bangun datar
bentuk bangun datar (segiempat, segitiga, segi (segiempat, segitiga, segi banyak)
banyak). Mereka dapat menyusun (komposisi) dan menggunakan satuan baku
mengurai (dekomposisi) berbagai bangun datar
dengan lebih dari satu cara jika memungkinkan

Penting untuk diperhatikan: dapat mengembangkan dengan cara lain selama Capaian Pembelajaran
di akhir fase tercapai.

► Contoh RPPM/RPPH untuk PAUD


Modul ajar ini terdiri dari 3 komponen yaitu Tujuan Pembelajaran, Langkah-langkah
Pembelajaran dan Asesmen. Contoh modul ajar dapat diakses di platform merdeka belajar.

86
Lampiran-lampiran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAUD ……

Kelompok/Usia : B/ 5-6 Tahun

Topik : Banten tempat

tinggalku Semester/Minggu : …… / ……

Hari/Tanggal : …………………………

Tujuan Pembelajaran:
• Anak menghargai ciptaan Allah
• Anak menghargai orang lain dan menyayangi makhluk hidup ciptaan Tuhan
• Menunjukkan kemampuan yang bersifat eksploratif dan menyelidik
• Menunjukkan sikap kreatif dalam menyelesaikan masalah (ide, gagasan di luar kebiasaan)
• Memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekspresikan ide pada orang lain
• Memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf

Kegiatan Pembelajaran:
A. Pembukaan
• Kegiatan bercakap-cakap tentang Banten
• Diskusi tentang alam di Banten
• Membaca cerita Banten

B. Kegiatan Inti
• Membuat hasil karya yang • Bermain peran sesuai kondisi
menggambarkan lingkungan di Banten lingkungan di Banten
• Membuat buku tentang Banten • dll
• Melukis

C. Penutupan
• Menguatkan pengetahuan/keterampilan • Membuat refleksi bersama anak
yang telah dibangun anak selama mengenai keberhasilan atau hal
bermain. positif yang telah
• Memberikan apresiasi atas perilaku • dilakukan oleh dirinya atau teman lain.
positif yang telah dilakukan anak. • Mendiskusikan ide bermain mereka esok
hari

Penilaian:
Dilakukan dengan cara sebagai berikut.

• Mengobservasi anak selama proses kegiatan • Melakukan pencatatan dengan berbagai


bermain-belajar. teknik.
• Mendokumentasikan proses kegiatan • Melakukan analisa terhadap hasil observasi,
bermain-belajar dan hasil karya anak. pencatatan dan hasil karya anak.

87
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

► Contoh RPP SD (FASE A)

Sekolah : SDN Jagakarsa 09

Kelas /Semester :1/1 (Satu)

Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila

Elemen : Pancasila

Alokasi Waktu : 2 JP

A. Tujuan Pembelajaran
1. Menemukan informasi mengenai simbol-simbol Pancasila.
2. Menyebutkan simbol-simbol Pancasila dan Lambang Negara Garuda Pancasila.
3. Memahami hubungan simbol-simbol Pancasila dengan sila-sila Pancasila dari sila ke-1 sampai
dengan sila ke-5.

B. Langkah-Langkah Pembelajaran

KEGIATAN DESKRIPSI ALOKASI WAKTU

Pendahuluan 1. Melakukan pembukaan dengan salam dan 10 menit


membaca doa dipimpin seorang peserta
didik.
2. Mengaitkan materi sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari dan
pengalaman peserta didik.
3. Memberikan gambaran tentang tujuan
pembelajaran, dikaitkan dengan kehidupan
sehari-hari.

88
Lampiran-lampiran

KEGIATAN DESKRIPSI ALOKASI WAKTU

Kegiatan Inti 1. Pendidik bersama peserta didik membaca 50 menit


bersama teks Pancasila.
2. Mendiskusikan makna setiap sila dan
kaitannya dalam kehidupan sehari-hari
(penguatan elemen akhlak kepada
manusia dan elemen kepedulian).
3. Pendidik memberikan penjelasan akan
pentingnya menghafal, memahami dan
menerapkan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari.
4. Pendidik mengajak peserta didik bermain
kartu “Mencari Kata untuk Pancasila”.
Kartu ini ini dapat didesain sendiri oleh
Pendidik sesuai kreativitas untuk
mempermudah mengenalkan kata pada
setiap sila Pancasila (penguatan elemen
berpikir kritis).
5. Pendidik membagi peserta didik menjadi
beberapa kelompok dan menerapkan metode
jigsaw. Setiap kelompok akan mencari kata
dan menyusun setiap sila Pancasila (penguatan
elemen kolaborasi).
6. Pendidik membagikan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) sebagai panduan aktivitas
pembelajaran menyusun kalimat sila Pancasila.
7. Pendidik memandu setiap kelompok yang
sudah mampu menyusun untuk dapat
bergabung membentuk sila yang utuh
(penguatan elemen berbagi).
8. Dipandu oleh pendidik, peserta didik
membacakan kalimat sila yang telah disusun.
9. Pendidik memfasilitasi dan memotivasi peserta
didik untuk membaca dan menghafal sila
Pancasila kembali.

89
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

KEGIATAN DESKRIPSI ALOKASI WAKTU

Penutup 1. Pendidik memberikan penguatan dengan 10 menit


pertanyaan “Bagaimana anak-anak, dapatkah
anak-anak menghafal sila Pancasila?”. Guru
meminta peserta didik untuk terus berlatih
menyusun kalimat sila Pancasila di rumah.
2. Pendidik meminta peserta didik untuk
membawa LKPD ke rumah masing-masing,
dan meminta peserta didik untuk berlatih
membaca teks Pancasila di rumah bersama
orang tua/keluarga.
3. Ditutup dengan doa secara mandiri dan
motivasi untuk bersemangat dalam
belajar

C. Asesmen
1. Asesmen Awal Pembelajaran: Menyebutkan simbol-simbol Pancasila sesuai kartu simbol
Pancasila
2. Asesmen formatif: Observasi kelas atas partisipasi peserta didik dalam kerja kelompok.
3. Asesmen sumatif: Presentasi tugas

► CONTOH RPP SMP

Nama Sekolah : SMP ……………

Kelas/Sem : VII/1

Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila

Tahun Pelajaran : 2021/2022

Materi Pokok : Bentuk-bentuk praktik ideal

Pancasila Alokasi Waktu : 4JP/2 Minggu

A. Tujuan Pembelajaran
• Menelaah, mempraktikkan, dan meneladani sikap positif para pendiri bangsa dalam
perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara.

90
Lampiran-lampiran

B. Langkah Pembelajaran
Pendahuluan

• Pendidik melakukan pembukaan dengan • Menyampaikan motivasi tentang apa


salam pembuka dan berdoa untuk memulai yang dapat diperoleh (tujuan dan
pembelajaran, memeriksa kehadiran peserta manfaat) dengan mempelajari materi
didik sebagai sikap disiplin. meneladani sikap positif para pendiri
• Pendidik memastikan tugas sebelumnya bangsa.
sudah selesai untuk mengetahui kesulitan
yang dihadapi peserta didik tentang materi
sebelumnya yaitu menghargai usulan
konsep rumusan dasar negara yang
disampaikan para pendiri negara.

Kegiatan Inti

• Peserta Didik dibagi menjadi 8 kelompok • Peserta didik mengamati grafik, dan
untuk melakukan telaah video (https://www. memperoleh informasi tentang
youtube.com/watch?v=5l5lNHaJbvk) dan persentase kenaikan kasus Covid-19 di
atau materi tentang sikap positif para pendiri Indonesia.
bangsa dalam perumusan dan penetapan
• Peserta didik menganalisis kasus Covid-19
Pancasila sebagai dasar negara.
dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan
• Peserta didik memastikan diri sudah dalam lembar kerja.
menerima LKPD yang berisi grafik
• Peserta didik membuat laporan hasil tugas.
tentang kasus Covid-19.

Penutup

• Peserta didik melakukan refleksi diri tentang sikap positif para pendiri bangsa dalam
perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara.

C. Asesmen Formatif dan Sumatif


• Melalui pengamatan terhadap respon, dan • Tes tertulis tentang kebenaran konsep dan
sikap yang teramati selama berinteraksi hasil tugas analisis kasus penderita Covid-19.
baik dalam proses telaah video/materi, • Produk/hasil penugasan dengan kriteria
diskusi, maupun dalam proses atau rubrik penilaian yang sesuai.
penyelesaian tugas.

91
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

► CONTOH RPP SMK

Bidang Keahlian : Teknologi Manufaktur dan Rekayasa

Program Keahlian : Teknik Mesin

Mata Pelajaran : Dasar-dasar Teknik Mesin

Disusun oleh Fendy Wijarwanto

Kompetensi awal -

Sarana Prasarana • Peralatan gambar : penggaris segitiga (set), pensil 2H,


kertas gambar
• Laptop dan Proyektor
• Video tutorial

Target peserta didik Siswa Fase E

Model pembelajaran Project Based Learning atau Teaching Factory

Tujuan Pembelajaran 3.4 Peserta didik memahami pembuatan gambar kerja

Alokasi Waktu 6 JP

92
Lampiran-lampiran

Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan (15 menit)

• Peserta didik berdoa dan menyiapkan diri serta


peralatan yang diperlukan, termasuk melakukan
kegiatan cleaning meja kerja.
• Guru memberikan pertanyaan pemantik atau
pertanyaan kunci tentang materi yang akan dipelajari
oleh siswa.

Apersepsi (30 menit)

Guru memberikan apersepsi tentang materi pembuatan


gambar kerja, serta kaitan dengan materi-materi sebelumnya,
yaitu membuat garis, gambar proyeksi tunggal, dan proyeksi
majemuk.

Kegiatan Inti (195 menit)

• Guru memberikan penjelasan tentang pembuatan


gambar kerja dan hal penting yang harus diperhatikan,
penjelasan dapat dilakukan kurang lebih selama 45
menit.
• Peserta didik akan melakukan praktikum dengan
membuat kerja berupa komponen dan juga gambar
rakitan. Produk yang akan digambar, yaitu ragum.

Kegiatan Penutup (30 menit)

• Guru memberikan evaluasi atas proses pekerjaan siswa


yang telah dilakukan. Selain itu, guru memberikan hal-
hal yang sudah dicapai dan yang harus ditingkatkan.
• Siswa melakukan refleksi atas proses pembelajaran praktik.
• Menutup dengan doa.
Asesmen 1. Asesmen awal pembelajaran non kognitif:
memberikan pertanyaan kepada siswa tentang
dukungan yang diperlukan supaya dapat berkembang
dalam tahap capaian pembelajaran ini.
2. Asesmen Formatif: memantau perkembangan siswa dalam
mengerjakan tugas
3. Asesmen sumatif: penilaian produk (portofolio).
Kriteria yang dinilai:
• Kesesuaian gambar dengan standar yang digunakan
• Waktu pengerjaan gambar

93
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

Refleksi Peserta didik dan pendidik merefleksikan kegiatan


pembelajaran pada materi ini tentang kendala yang dihadapi,
kesulitan yang dihadapi, dan perkembangan peserta didik

Lampiran

1. Job sheet kerja praktik gambar 1


2. Daftar Bacaa :
• Sato, G. Takeshi. 2000. Menggambar Mesin: menurut standar ISO. Jakarta: PT.
Pradnya Paramita

LAMPIRAN

1. JOB SHEET (GAMBAR LATIHAN)

Tugas siswa.

Buatlah gambar kerja (seperti pada contoh). Silakan melakukan pengukuran pada ragum yang
ada di bengkel, kemudian dibuat gambar kerja seperti contoh

94
Lampiran-lampiran

LEMBAR PENILAIAN (asesmen sumatif)

Nama

Nomor Siswa

Estimasi 4 jp (180 menit)

Aspek Hasil (60%)

Hal yang dinilai Bobot Nilai Nilai x Bobot

Kesesuaian pandangan 30%

Kesesuaian penggunaan garis 30%

Kesesuaian pemberian ukuran 20%

Kesesuain penentuan potongan 20%

Total Nilai Aspek Hasil

Total Nilai Aspek Hasil x Bobot (70%)

Aspek Proses (40%)

Hal yang dinilai Bobot Nilai Nilai x Bobot

Kerapian gambar 20%

Keterbacaan gambar 20%

Gambar tidak menimbulkan multi 20%


tafsir

Kreativitas dalam proses 10%


pengerjaan

Sikap kerja selama proses 30%


pengerjaan

Total Nilai Aspek Proses

Nilai Aspek Proses x Bobot (30%)

Nilai total (Aspek Hasil + Aspek Proses)

95
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SMA

Nama Penyusun : Taman Firdaus,

M.Pd Mata Pelajaran : PPKn

Fase/Kelas/SMT : E / 10 / Genap

Alokasi Waktu : 4 JP (4 X 45 = 180 Menit)

Materi : Mengenali, Menyadari dan Menghargai Keragaman Identitas

Tujuan 10.11. Mengidentifikasi pengaruh keanggotaan kelompok lokal, regional,


Pembelajaran nasional, dan global terhadap pembentukan identitas

Kegiatan PERTEMUAN 1 (2 JP)


Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)

1. Peserta didik mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses


belajar mengajar, kerapian dan kebersihan ruang kelas.
2. Peserta didik memimpin doa bersama yang dilanjutkan dengan membaca
Al-quran secara bersama selama 5 menit.
3. Peserta didik memperhatikan penjelasan tujuan yang harus dikuasi di
akhir pembelajaran dan sekenario penilaian selama proses pembelajaran
4. Pendidik meminta peserta pendidik untuk mengisi grafik TIK atau
tabel KWL dengan pertanyaan sebagai panduan.
a. Apa yang kalian ketahui tentang interaksi dan sosialisasi
identias budaya sebagai salah satu cara untuk mengenali dan
menghargai keragaman identitas?
b. Tuliskan apa yang ingin kalian ketahui tentang mengenali,
menyadari dan menghargai keragaman identitas.
5. Pendidik menyajikan pertanyaan kunci terkait materi sebagai berikut:

96
Lampiran-lampiran

Kegiatan Inti (60 Menit)

1. Pendidik menyajikan secara singkat materi pembelajaran dan meminta


peserta didik yang kompetensi awalnya masih kurang untuk untuk
membaca lebih lanjut materi melalui buku guru maupun melalui
internet dengan pendampingan intensif guru. Sementara siswa lain
yang kompetensi awalnya sudah optimal diminta untuk menjadi tutor
sebaya selama proses belajar mandiri. Peserta didik diberikan keleluasaan
untuk
memilih materi yang diminati untuk didalami dan berbagi informasi dalam
mendalami materi tersebut dan materi lainnya dengan tutor sebaya.
2. Pendidik meminta peserta didik untuk menonton video tentang “Gus
Dur-Keragaman Bangsa melalui link https://www.youtube.com/
watch?v=ESNyoOUrq_o
3. Setelah menonton video siswa diminta untuk memberikan pendapat
dan jawaban terkait dengan pertanyaan pemantik diskusi, yaitu:
a. Apakah ada dari peserta didik yang bertetangga dengan mereka
yang berbeda agama atau suku?
b. Bagaimana kehidupan keseharian dijalani?
c. Bagaimana tanggapan kalian terhadap pelabelan terhadap
kelompok tertentu?
4. Pendidik membagi kelas menjadi tiga sampai empat kelompok besar
yang terdiri atas 5 sampai dengan 7 peserta didik berdasarkan kesamaan
minat.
5. Pendidik meminta setiap kelompok memberi nama pada
kelompok berdasarkan minatnya pada etnik tertentu.
6. Pendidik meminta setiap kelompok membuat simbol kelompok.
7. Pendidik meminta peserta didik mendiskusikan filosofi dari gambar
yang menjadi lambang atau simbol bagi kelompok tersebut.
8. Pendidik meminta setiap kelompok untuk membuat presentasi kerja
kelompok (Presentasi kerja kelompok dapat berupa PPT, video animasi,
atau simulasi drama atau media presentasi lain).
9. Sebelum presentasi tugas kelompok, ruang kelas ditata dengan model
kelas U.
10. Mempresentasikan hasil diskusinya secara bergantian di depan kelas.
11. Pendidik menjelaskan maksud dari aktivitas yang telah dilakukan
oleh peserta didik yang merupakan gambaran dari wajah Indonesia
yang beragam, kemudian disatukan dalam satu wadah negara
bangsa yang bernama Indonesia.

97
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

Penutup (15)

1. Sebelum mengakhiri pelajaran, pendidik bersama siswa menyimpulkan


materi.
2. Pendidik meminta siswa untuk menyampaikan lesson learned dari
proses pembelajaran yang telah dilakukan dengan memeriksa
pemahaman peserta didik dengan meminta mereka menjawab
pertanyaan kunci pada awal diskusi dengan menggunakan bahasa
sederhana yang mudah dipahami. Peserta didik dapat menuliskannya di
kolom refleksi (buku siswa) atau menyampaikannya secara lisan.
a. Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah ...
b. Dari proses belajar hari ini, hal yang belum saya pahami adalah/saya
ingin menge tahui lebih dalam tentang ...
c. Dari proses belajar hari ini, hal yang akan saya lakukan dalam
kehidupan sehari-hari ...
3. Pendidik meminta peserta didik untuk mengekspresikan perasaannya
selama proses pembelajaran dengan mencentang emoji sesuai dengan
perasaan yang dirasakan.
4. Pendidik mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan rasa
syukur kepada Allah SWT, Tuhan YME bahwa pertemuan kali ini telah
berlangsung dengan baik dan lancar.

Asesmen 1. Asesmen di awal pembelajaran: Meminta peserta didik untuk


(Instrumen mengisi tabel KWL.
Terlampir) 2. Asesmen Formatif:
Observasi kelas, penilaian diri, penilaian antarteman, refleksi,
mengobervasi efektivitas penyajian presentasi dalam kelas, partisipasi
dalam diskusi, mengobservasi partisipasi dalam diskusi, dan uji
pemahaman.
3. Asesment Sumatif: Presentasi tugas dan tes tertulis.

98
Lampiran-lampiran

► Contoh cara merumuskan CP menjadi tujuan pembelajaran


pada jenjang PAUD

Pada Fase Pondasi (PAUD) cara merumuskan CP menjadi tujuan pembelajaran dengan cara
memetakan CP ke dalam tujuan pembelajaran dengan memperhatikan visi, misi, dan karakteristik
satuan PAUD, serta laju perkembangan anak.

Elemen Capaian Pembelajaran Contoh Tujuan Pembelajaran

Nilai Agama Anak percaya kepada Tuhan Yang Maha 1. Mengenali kewajiban
dan Budi Esa, mulai mengenal dan mempraktikkan agamanya.
Pekerti ajaran pokok sesuai dengan agama dan 2. Mempraktikkan kewajiban
kepercayaanNya. Anak berpartisipasi agamanya.
aktif dalam menjaga kebersihan,
3. Mengenali perintah agama
kesehatan dan keselamatan diri sebagai
untuk memelihara alam
bentuk rasa sayang terhadap dirinya
4. dan seterusnya.
dan rasa syukur pada Tuhan Yang
Maha Esa. Anak menghargai sesama 5. dst…
manusia dengan berbagai
perbedaannya dan mempraktikkan
perilaku baik dan berakhlak mulia. Anak
menghargai alam dengan cara
merawatnya dan menunjukkan rasa
sayang terhadap makhluk hidup yang
merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa.

Jati Diri Anak mengenali, mengekspresikan, dan 1. Menjaga kebersihan diri.


mengelola emosi diri serta membangun 2. Menunjukkan sikap positif
hubungan sosial secara sehat. Anak dalam berbagai kegiatan
mengenal dan memiliki perilaku positif fisik.
terhadap diri dan lingkungan (keluarga,
3. Berpartisipasi dalam
sekolah, masyarakat, negara, dan
berbagai kegiatan fisik.
dunia) serta rasa bangga sebagai anak
4. dst……..
Indonesia yang berlandaskan Pancasila.
Anak menyesuaikan diri dengan
lingkungan, aturan, dan norma yang
berlaku. Anak menggunakan fungsi
gerak (motorik kasar, halus, dan taktil)
untuk mengeksplorasi dan memanipulasi
berbagai objek dan lingkungan sekitar
sebagai bentuk pengembangan diri.

99
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

Dasar-dasar Anak mengenali dan memahami Contoh tujuan pembelajaran


Literasi, berbagai informasi, mengomunikasikan untuk membangun literasi,
Matematika, perasaan dan pikiran secara lisan, antara lain:
Sains, tulisan, atau menggunakan berbagai
Teknologi, media serta membangun percakapan. 1. Membangun percakapan,
Rekayasa, dan Anak menunjukkan minat, kegemaran, mendengarkan dan
Seni dan berpartisipasi dalam kegiatan menanggapi sesuai konteks
pramembaca dan pramenulis. Anak pembicaraan;
mengenali dan menggunakan konsep 2. Mengkomunikasikan pikiran
pramatematika untuk memecahkan secara lisan;
masalah di dalam kehidupan sehari-hari. 3. tertulis, atau menggunakan
Anak menunjukkan kemampuan dasar berbagai media;
berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif.
4. Mengkomunikasikan
Anak menunjukkan rasa ingin tahu
perasaan secara lisan;
melalui observasi, eksplorasi, dan
eksperimen dengan menggunakan 5. tertulis, atau menggunakan
lingkungan sekitar dan media sebagai berbagai media;
sumber belajar, untuk mendapatkan 6. dst.
gagasan mengenai fenomena alam dan
sosial. Anak menunjukkan kemampuan
awal menggunakan dan merekayasa Contoh tujuan pembelajaran
teknologi serta untuk mencari informasi, untuk membangun dasar
gagasan, dan keterampilan secara matematika, sains, teknologi,
aman dan bertanggung jawab. Anak rekayasa dan seni, antara lain:
mengeksplorasi berbagai proses seni,
mengekspresikannya serta mengapresiasi 1. Mengenal konsep
karya seni. bilangan dan waktu,
serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-
hari;
2. Mengenal konsep banjir,
termasuk sebab akibatnya
dan membangun perilaku
menjaga lingkungan;
3. dst.

100
Lampiran-lampiran

► Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk jenjang


SD/MI, Matematika Fase B

RPP ini terdiri atas 3 komponen yaitu tujuan RPP ini dikembangkan berdasarkan teknik
pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran menganalisis capaian pembelajaran menuju
dan asesmen. Contoh modul ajar dapat diakses tujuan pembelajaran dan alur tujuan
di Platform Merdeka Belajar. pembelajaran pada bab sebelumnya.

I. Tujuan Pembelajaran

1.8 Mengukur bangun datar (segiempat, segitiga, segi banyak) menggunakan satuan baku.

II. Langkah-langkah Pembelajaran

■ Pendidik memberikan pertanyaan ■ Peserta didik melakukan praktik


pemantik: pengukuran. Adapun benda yang diukur
• Apakah peserta didik pernah adalah benda-benda berupa bangun datar
mengukur sesuatu dengan yang terdapat di sekitar peserta didik.
menggunakan jengkal? Pengukuran menggunakan alat dengan
satuan baku cm, yaitu penggaris.
• Apakah ukuran jengkal setiap orang
itu sama? ■ Pendidik menjelaskan ragam bangun datar
• Alat apakah yang dapat (segiempat, segitiga, segi banyak) yang
digunakan untuk mengukur dapat ditemukan siswa di sekitar ruangan
panjang benda dengan ukuran kelas.
yang sama? ■ Peserta didik dengan kecepatan belajar
■ Untuk menjawab pertanyaan pemantik yang lebih tinggi dapat diberikan
di atas, pendidik mengajak peserta penugasan mengukur beberapa bangun
didik datar dengan ukuran yang lebih panjang,
untuk melakukan kegiatan secara langsung misalnya ukuran pintu dan jendela kelas,
dengan mengukur sesuatu menggunakan sedangkan siswa dengan kecepatan belajar
jengkal masing-masing. rendah cukup mengukur satu atau 2
■ Setelah peserta didik melihat bahwa benda berukuran sedang/pendek di
hasil pengukuran menggunakan sekitar mereka, misalnya kursi dan meja.
jengkal ■ Peserta didik diminta menuliskan hasil
menghasilkan ukuran yang berbeda-beda, praktek pengukuran pada lembar kerja
pendidik menunjukan satu buah penggaris yang telah disediakan. Pendidik menilai
dan memberikan pemahaman bahwa kegiatan berdasarkan rubrik penilaian
benda yang dapat mengukur sebuah berupa observasi dan tes hasil lembar kerja
benda dengan tepat dan tidak berbeda- siswa.
beda hasilnya adalah dengan
menggunakan penggaris. Penggaris
disebut dengan pengukur panjang satuan
baku karena dalam penggaris terdapat
satuan baku yang sama yaitu cm.
101
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

III. Asesmen

■ Penilaian formatif berupa penilaian performa dengan mengisi lembar kerja praktik pengukuran
benda dengan menggunakan penggaris.

■ Disediakan rubrik untuk menilai.

► Contoh alternatif 1. Rubrik ketercapaian tujuan pembelajaran (umum)

Tujuan Perlu
Cukup Baik Sangat Baik
Pembelajaran Bimbingan

Tuliskan tujuan Belum Menunjukkan Menunjukkan Menunjukkan


pembelajaran menunjukkan sebagian kecil sebagian besar penguasaan
di sini penguasaan penguasaan penguasaan pada semua
kompetensi kompetensi kompetensi (atau melebihi)
dan lingkup dan lingkup dan lingkup kompetensi
materi yang ada materi yang ada materi yang ada dan lingkup
pada tujuan pada tujuan pada tujuan materi yang ada
pembelajaran pembelajaran pembelajaran pada tujuan
pembelajaran

Catatan:

■ Rubrik ini sangat sederhana dan ■ Hasil yang diperoleh dari rubrik ini
bersifat umum. Disarankan hanya digunakan untuk melakukan pembelajaran
digunakan bagi pendidik untuk berlatih terdiferensiasi, misalnya:
memahami,
menyusun dan menerapkan rubrik kriteria • Perlu bimbingan: peserta didik
ketercapaian . mengikuti remedial pada keseluruhan
materi sebelum memasuki
■ Pada tahap selanjutnya, diharapkan pembelajaran lebih lanjut, atau
pendidik berlatih menggunakan rubrik mempelajari tujuan pembelajaran yang
yang terinci. lebih rendah.
■ Penamaan kriteria di atas (perlu bimbingan, • Cukup: peserta mengikuti remedial
cukup, baik, atau sangat baik) dapat sebelum mengikuti pembelajaran
diubah atau diadaptasi sesuai kebutuhan. selanjutnya dengan penekanan pada
■ Dalam memetakan peserta didik ke aspek-aspek yang belum dikuasai.
dalam 4 kriteria tersebut, pendidik • Baik: peserta didik mengikuti
diharapkan melakukannya dengan pembelajaran selanjutnya.
penuh pertimbangan yang dilengkapi • Sangat baik: peserta didik
dengan mengikuti pembelajaran selanjutnya
bukti berupa kinerja dan/atau ada produk dan dilibatkan menjadi tutor sebaya
yang dihasilkan peserta didik. atau diberikan pengayaan.

102
Lampiran-lampiran

► Contoh alternatif 2. Lembar ceklis

Tujuan Pembelajaran Kelas X (Fase E)

Menguraikan tentang identitas pada aspek jenis dan pembentukannya, serta mampu memberikan
contoh masing-masing jenis identitas dan mengaitkan konsep identitas tersebut dengan Pancasila.

Indikator Tujuan Pembelajaran Ya Tidak

1. Menguraikan tentang identitas

2. Memberikan contoh tentang identitas

3. Menghubungkan konsep identitas dengan Pancasila

Catatan :

• Rubrik ini lebih rinci dibanding alternatif 1, • Dalam memetakan peserta didik ke
dapat menjadi alternatif bagi pendidik yang dalam 2 kriteria tersebut, pendidik
telah lancar dalam menggunakan diharapkan
alternatif 1. melakukannya dengan penuh pertimbangan
• Penamaan dan banyaknya 2 kriteria di atas yang dilengkapi dengan bukti berupa kinerja
(Ya/Tidak) dapat diubah atau diadaptasi dan atau ada produk yang dihasilkan
sesuai kebutuhan. Misalnya, dengan peserta didik.
menggunakan 3 kriteria (Perlu • Hasil yang diperoleh dari rubrik ini
peningkatan, cukup, baik). digunakan untuk melakukan diferensiasi
• Banyaknya indikator tujuan pembelajaran, pembelajaran.
menyesuaikan dengan kompetensi dan ruang Misalnya, peserta didik dengan
lingkup materi pada tujuan pembelajaran. kriteria (Ya) dapat melanjutkan pada
tujuan
pembelajaran berikutnya, sementara peserta
didik dengan kriteria (Tidak) dapat diberikan
remedial sesuai dengan indikator yang
belum dikuasai.

103
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

► Contoh alternatif 3 A. Rubrik terinci

Tujuan Pembelajaran IPAS Fase C: Menyelidiki ragam sumber energi yang dapat dimanfaatkan di
lingkungan sekitar.

Indikator Tujuan Perlu


Cukup Baik Sangat Baik
Pembelajaran Bimbingan

1. Mampu Belum mampu Menguraikan Menguraikan Menguraikan


menguraikan menguraikan 1 contoh 2 contoh lebih dari
manfaat sumber manfaat manfaat manfaat 2 contoh
energi sumber energi sumber energi sumber energi manfaat
sumber energi

2. Mampu Memerlukan Melakukan Melakukan Mampu


melakukan bimbingan prosedur prosedur mengarahkan
pengamatan dalam pengamatan pengamatan teman yang
sesuai prosedur melakukan secara mandiri, secara mandiri lain dalam
prosedur namun masih dengan tepat melakukan
pengamatan ditemukan prosedur
1 atau 2 kali pengamatan.
kesalahan

Catatan :

■ Rubrik ini lebih lebih rinci dibanding ■ Hasil yang diperoleh dari rubrik ini
alternatif 1 dan 2, dapat digunakan bagi digunakan untuk melakukan pembelajaran
pendidik yang telah terbiasa terdiferensiasi, misalnya:
menggunakan rubrik.
• Perlu bimbingan: peserta didik
■ Banyaknya indikator tujuan mengikuti remedial pada keseluruhan
pembelajaran menyesuaikan dengan materi sebelum memasuki
kompetensi
pembelajaran lebih lanjut, atau
dan ruang lingkup materi pada tujuan
mempelajari tujuan pembelajaran yang
pembelajaran.
lebih rendah.
■ Penamaan dan banyaknya 4 kriteria di • Cukup: peserta mengikuti remedial
atas (perlu bimbingan, cukup, baik, atau sebelum mengikuti pembelajaran
sangat baik) dapat diubah atau diadaptasi selanjutnya dengan penekanan pada
sesuai kebutuhan. Jumlah jenis kriteria aspek-aspek yang belum dikuasai.
juga dapat disesuaikan dengan
• Baik: peserta didik mengikuti
kebutuhan; misalnya, dapat menggunakan
pembelajaran selanjutnya.
5 jenis kriteria.
• Sangat baik: peserta didik
■ Dalam memetakan peserta didik ke mengikuti pembelajaran selanjutnya
dalam jenis kriteria tersebut, pendidik dan dilibatkan menjadi tutor sebaya
diharapkan melakukannya dengan atau diberikan pengayaan.
penuh pertimbangan yang dilengkapi
dengan bukti berupa kinerja dan atau
ada produk yang dihasilkan peserta
didik.

104
Lampiran-lampiran

► Contoh alternatif 3 B. Rubrik terinci

Tujuan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Pancasila kelas X (Fase E)

Menguraikan tentang identitas pada aspek jenis dan pembentukannya, serta mampu memberikan
contoh masing-masing jenis identitas dan mengaitkan konsep identitas tersebut dengan Pancasila.

Kriteria Ketercapaian
Indikator Tujuan
Pembelajaran Intervensi
Dasar Cakap Mahir
Khusus
1. Menguraikan Tidak tepat Mampu Mampu Mampu
tentang identitas menguraikan menguraikan menguraikan menguraikan
tentang tentang identitas yang identitas dari
identitas identitas dengan berasal dari berbagai
bimbingan beberapa sumber tanpa
sumber dengan bimbingan
bimbingan

2. Memberikan Tidak mampu Hanya mampu Mampu Mampu


contoh tentang memberikan memberikan 2 memberikan 3-4 memberikan
identitas contoh tentang contoh tentang contoh tentang lebih dari 5
identitas identitas identitas contoh tentang
identitas

3. Menghubungkan Tidak dapat Mampu Mampu Mampu


konsep identitas membuat membuat 1 membuat 2-3 membuat lebih
dengan Pancasila hubungan hubungan hubungaan dari 3 hubungan
antara konsep antara konsep antara konsep antara konsep
identitas dengan identitas dengan identitas dengan identitas dengan
Pancasila Pancasila Pancasila Pancasila

Catatan :

■ Rubrik ini lebih rinci dibanding alternatif 1 ■ Dalam memetakan peserta didik ke
dan 2, dapat digunakan bagi pendidik yang dalam jenis kriteria tersebut, pendidik
telah terbiasa menggunakan rubrik.
diharapkan melakukannya dengan penuh
■ Banyaknya indikator tujuan pertimbangan yang dilengkapi dengan
pembelajaran, menyesuaikan dengan bukti berupa kinerja dan atau ada produk
kompetensi yang dihasilkan peserta didik.
dan ruang lingkup materi pada tujuan
pembelajaran.

■ Penamaan dan banyaknya 4 kriteria di


atas (intervensi khusus, dasar, cakap, atau
mahir) dapat diubah atau diadaptasi
sesuai kebutuhan. Jumlah jenis kriteria
juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan,
misalnya dapat menggunakan 5 jenis
kriteria.

105
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

■ Hasil yang diperoleh dari rubrik ini


• Cakap: diberikan materi
digunakan untuk melakukan pembelajaran
pembelajaran selanjutnya dan
terdiferensiasi, misalnya:
pendampingan secara berkelompok
• Intervensi Khusus: peserta didik untuk memperkuat penguasaan
mengikuti pembelajaran ulang terhadap materi pembelajaran
secara mandiri dengan bantuan Unit
• Mahir: mengikuti pembelajaran
Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM)
selanjutnya, diberikan materi
dan
pengayaan dan dilibatkan secara aktif
tutor sebaya pada keseluruhan materi
sebagai tutor sebaya.
pembelajaran.
• Dasar: mempelajari beberapa
materi melalui diskusi terfokus
dengan tutor sebaya

106
Lampiran-lampiran

107
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

108
Lampiran-lampiran

Format Laporan Hasil Belajar (Rapor) Jenjang SD

Nama Peserta Didik : Kelas : IV


NISN : Fase :
Sekolah : Semester :
Alamat : Tahun Pelajaran :

Nilai
No. Mata Pelajaran Capaian Kompetensi
Akhir
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
2 Pendidikan Pancasila
3 Bahasa Indonesia
4 Matematika
5 Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial
6 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan
7 Senin Musik
8 Bahasa Inggris
9 Muatan Lokal

No. Ekstrakurikuler Keterangan

1 Pramuka
2 Silat
dst.

Ketidakhadiran
Tempat, Tanggal rapor
Sakit . . . hari
Izin . . . hari
Tanpa Keterangan . . . hari

TTD Orang Tua Peserta Didik TTD Wali Kelas

TTD Kepala Sekolah

109
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran

Format Laporan Hasil Belajar (Rapor) Jenjang SMP

Nama Peserta Didik : Kelas : VII


NISN : Fase :
Sekolah : Semester :
Alamat : Tahun Pelajaran :

Nilai
No. Mata Pelajaran Capaian Kompetensi
Akhir
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
2 Pendidikan Pancasila
3 Bahasa Indonesia
4 Matematika
5 Ilmu Pengetahuan Alam
6 Ilmu Pengetahuan Sosial
7 Bahasa Inggris
8 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan
9 Informatika
10 Senin Tari

No. Ekstrakurikuler Keterangan

1 Pramuka
2 Paskibra
dst.

Ketidakhadiran
Tempat, Tanggal rapor
Sakit . . . hari
Izin . . . hari
Tanpa Keterangan . . . hari

TTD Orang Tua Peserta Didik TTD Wali Kelas

TTD Kepala Sekolah

110
Lampiran-lampiran

Format Laporan Hasil Belajar (Rapor) Jenjang SMA

Nama Peserta Didik : Kelas :X


NISN : Fase :
Sekolah : Semester :
Alamat : Tahun Pelajaran :

Nilai
No. Mata Pelajaran Capaian Kompetensi
Akhir
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
2 Pendidikan Pancasila
3 Bahasa Indonesia
4 Matematika
5 Ilmu Pengetahuan Alam (Fisika,
Kimia, Biologi)
6 Ilmu Pengetahuan Sosial (Sosiologi,
Ekonomi, Sejarah, Geografi)
7 Bahasa Inggris
8 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan
9 Informatika
10 Prakarya dan Kewirausahaan

No. Ekstrakurikuler Keterangan

1 Pramuka
2 Jurnalistik
dst.

Ketidakhadiran
Tempat, Tanggal rapor
Sakit . . . hari
Izin . . . hari
Tanpa Keterangan . . . hari

TTD Orang Tua Peserta Didik TTD Wali Kelas

TTD Kepala Sekolah

111
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah

Anda mungkin juga menyukai