Habibie
Anggota Kelompok 1 :
• Aryanda Pangestu Nainggolan
• Pungu Parulian Hutapea
• Rafael Renol Trisanto Siringo-ringo
• Syafiq Bramantyo Pasha
Masa Pemerintahan
Keberhasilan Kebijakan
Permasalahan
Masa Pemerintahan BJ Habibie
• Pada tanggal 20 Mei 1998, Presiden
Soeharto mengundang tokoh-tokoh
bangsa Indonesia untuk dimintai
pertimbangannya dalam rangka
membentuk Dewan Reformasi yang akan
diketuai oleh Presiden Soeharto, namun
mengalami kegagalan. Pada tanggal itu
pula, Gedung DPR/MPR semakin penuh
sesak oleh para mahasiswa dengan
tuntutan tetap yaitu reformasi dan
turunnya Soeharto dari kursi
• Pada tanggal 21 Mei 1998, pukul 10.00 WIB
bertempat di Istana Negara, Presiden Soeharto
meletakkan jabatannya sebagai presiden
dihadapan ketua dan beberapa anggota dari
Mahkamah Agung. Pada tanggal itu pula, dan
berdasarkan Pasal 8 UUD 1945. Presiden
menunjuk Wakil Presiden B.J. Habibie untuk
menggantikannya menjadi presiden, serta
pelantikannya dilakukan di depan Ketua
Mahkamah Agung dan para anggotanya. Maka
sejak saat itu, Presiden Republik Indonesia dijabat
oleh B.J. Habibie sebagai presiden yang ke-3.
• Habibie yang menjabat sebagai presiden
menghadapi keberadaan Indonesia yang serba
parah, baik dari segi ekonomi, politik, sosial dan
budaya. Oleh karena itu, langkah-langkah yang
dilakukan oleh Habibie adalah berusaha untuk
mengatasi krisis ekonomi dan politik. Dalam
menghadapi krisis itu, pemerintah Habibie sangat
berhati-hati terutama dalam pengelolaannya, sebab
dampak yang ditimbulkannya dapat mengancam
integrasi bangsa. Untuk menjalankan
pemerintahan, presiden habibie tidak mungkin
dapat melaksanaknnya sendiri tanpa dibantu oleh
menteri-menteri dan kabinetnya. Oleh karena itu,
Habibie membentuk kabinet.
• Pada tanggal 22 Mei 1998, Presiden Republik
Indonesia yang ketiga B.J. Habibie membentuk
kabinet baru yang dinamakan Kabinet Reformasi
Pembangunan. Kabinet itu terdiri atas 16 orang
menteri, dan para menteri itu diambil dari unsur-
unsur militer (ABRI), Golkar, PPP, PDI. Pada
tanggal 25 Mei 1998 diselenggarakan pertemuan
pertama kabinet habibie. Pertemuan ini berhasil
membentuk Komite untuk merancang undang-
undang politik yang lebih longgar dalam waktu
satu tahun dan menyetujui pembatasan masa
jabatan presiden yaitu maksimal 2 periode (satu
periode lamanya 5 tahun).
Kebijakan Pemerintahan BJ Habibie
Bidang Ekonomi
Merekapitulasi perbankan.
Mengesahkan UU No. 5 tahun 1999 tentang
Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan
yang Tidak Sehat
Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap
dollar Amerika serikat hingga dibawah
Rp.10.000,-.
Mengimplementasikan reformasi ekonomi
yang diisyaratkan oleh IMF.
Merekonstruksi perekonomian Indonesia.
Membentuk lembaga pemantau dan
Bidang Politik
Memberi kebebasan pada rakyat untuk
menyalurkan aspirasinya sehingga banyak
bermunculan partai-partai politik yang baru
sebanyak 45 parpol.
Membebaskan narapidana politik seperti Sri
Bintang Pamungkas dan Moch. Pakpahan.
Mencabut larangan berdirinya serikat-serikat
buruh independen
Membentuk tiga undang-undang demokratis
Bidang Pers
Dilakukan pencabutan pembredelan pers dan
penyederhanaan permohonan SIUUP untuk
memberikan kebebasan terhadap pers, sehingga
muncul berbagai macam media massa cetak, baik
surat kabar maupun majalah.
Bidang Hukum
Melakukan rekonstruksi atau pembongkaran
watak hukum Orde Baru, baik berupa Undang-
Undang, peraturan pemerintah, maupun
peraturan menteri.
Melahirkan 69 Undang-undang.
Penataan ulang struktur kekuasaan Kehakiman.
Bidang Hankam
Di bidang Hankam diadakan pembaharuan
dengan cara melakukan pemisahan Polri dan
ABRI.
Kebebasan Menyampaikan pendapat
Presiden B.J. Habibie memberikan kebebasan
dalam menyampaikan pendapat di depan
umum, baik dalam rapat maupun unjuk rasa.
Dan mengatasi terhadap pelanggaran dalam
penyampaian pendapat ditindak dengan UU
No. 28 tahun 1998.
Masalah Dwifungsi ABRI
Jumlah anggota ABRI yang duduk di kursi MPR
dikurangi, dari 75 orang menjadi 35 orang
Polri memisahkan diri dari TNI dan menjadi
Kepolisian Negara
ABRI diubah menjadi TNI yang terdiri dari
Angkatan Udara, Darat, dan Laut.
Pemilihan Umum 1999
Menggunakan asas Luber dan Jurdil (langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil)
Mencabut 5 paket undang-undang tentang politik
yaitu undang-undang tentang Pemilu; Susunan,
Kedudukan, Tugas, dan Wewenang MPR/DPR; Partai
Politik dan Golkar; Referendum; serta Organisasi
Massa
Menetapkan 3 undang-undang politik baru yaitu
Undang-undang Partai Politik; Pemilihan Umum; dan
Susunan serta kedudukan MPR, DPR, dan DPRD
Badan pelaksana pemilihan umum dilakukan oleh
KPU (Komisi Pemilihan Umum) yang terdiri atas wakil
dari pemerintahan dan partai politik serta pemilihan
Permasalahan Pemerintahan BJ Habibie